Negara: Republik Rakyat Cina

  • Samsung Ungkap dampak Kebijakan Tarif AS terhadap Bisnis TV

    Samsung Ungkap dampak Kebijakan Tarif AS terhadap Bisnis TV

    Bisnis.com, JAKARTA —Samsung Electronics mengungkapkan bahwa bisnis televisi mereka tidak akan terlalu terpengaruh oleh tarif baru yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS).

    Melansir dari Reuters, Senin (7/4/2025), Yong Seok-woo, Presiden Bisnis Tampilan Visual Samsung mengatakan tidak berpengaruhnya tarif tersebut terhadap Samsung karena sebagian besar televisi yang dijual di pasar Amerika Utara diproduksi di Meksiko.

    Menurut Yong, meskipun ada perubahan kebijakan tarif AS, Samsung akan terus memantau dan menyesuaikan strategi produksinya di sekitar 10 basis produksi global mereka.

    Meksiko, sebagai lokasi utama produksi televisi Samsung untuk pasar Amerika Utara, sebagian besar terhindar dari tarif dasar baru sebesar 10% yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump.

    Selain itu, Meksiko juga terhindar dari tarif timbal balik yang lebih tinggi yang dikenakan pada banyak mitra dagang lainnya.

    Adapun Korea Selatan, yang merupakan negara asal merek dagang Samsung ini, dikenakan reciprocal tariff sebesar 25% oleh Donald Trump.

    Sebaliknya, China akan dikenakan tarif AS sebesar 34%, yang merupakan tambahan dari 20% tarif yang sudah berlaku sejak awal tahun ini, sehingga total tarif yang dikenakan pada produk asal Tiongkok menjadi 54%.

    Namun, Samsung tidak hanya menghadapi tantangan di sektor televisi. Perusahaan ini juga harus bersiap menghadapi dampak tarif AS terhadap bisnis lainnya, seperti cip memori dan smartphone, yang diprediksi dapat mengalami penurunan permintaan akibat kebijakan tersebut.

    Di tengah ketidakpastian tersebut, saham Samsung Electronics turun 4,3% pada hari Senin, seiring dengan aksi jual yang lebih luas di pasar global yang dipicu oleh kekhawatiran terhadap kebijakan tarif AS.

    Persaingan di pasar televisi global, terutama dengan produsen asal Tiongkok seperti TCL dan Hisense, juga semakin ketat, menambah tantangan bagi raksasa teknologi asal Korea Selatan ini.

  • Menko Perekonomian: RI Gak Bakal Balas Trump, Tapi Negosiasi

    Menko Perekonomian: RI Gak Bakal Balas Trump, Tapi Negosiasi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumpulkan beberapa pemangku kebijakan dan pihak-pihak yang bakal terdampak dari kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump, diantaranya Menteri Perdagangan Budi Santoso, Wamenperin Faisol Riza, Wamen Keuangan Anggito Abimanyu, termasuk dengan kalangan pengusaha.

    “Barusan kami berkoordinasi dengan lebih dari 100 asosiasi dan gimana dapat masukan terkait kebijakan tarif AS oleh presiden Trump,” kata Airlangga di Kemenko Perekonomian, Senin (7/4/2025).

    “Mulai kemarin AS menerapkan 10% dan tanggal 9 hanya 3 hari dari sekarang tambahan resiprokal Indonesia kena 32%. Pengenaan tarif ASEAN lain ada yang lebih tinggi dari kita misalnya Vietnam Kamboja Thailand, ada yang lebih rendah seperti Malaysia, Filipina, Singapura lebih rendah Penerapan tarif ini ada beberapa sektor kena shoes and Apparel yang kena,” lanjutnya.

    Sehingga Ia menyebut suara dari Pengusaha di APINDO dan Asosiasi terkait juga didengar untuk meminta saran kebijakan yang bakal diterapkan.

    “Kompetitor kita Bangladesh, China di atas kita, jadi bagi Indonesia kesempatan karena market besar. Dan Kedubes Indonesia di AS udah koordinasi dengan USTR dan USTR menunggu proposal konkrit Indonesia,” sebut Airlangga.

    Adapun sehari sebelum bertemu perdana menteri Anwar Ibrahim, Airlangga sudah berkomunikasi dengan Presiden Prabowo Subianto. Arahan Prabowo ialah setelah hari ini memberi masukan ke AS untuk bisa memberi respon dan harapan.

    “AS mengenakan ke seluruh negara pada waktu sama, maka seluruh negara ingin ketemu AS maka Indonesia ingin mendorong beberapa kesepakatan, dan dengan beberapa menteri Asean kita sudah komunikasi, baik dengan malaysia Singapura dan lain,” sebut Airlangga.

    “Mendag akan ketemu tanggal 10 bersama Menteri ASEAN dan akan mengutamakan negosiasi sehingga nggak mengambil retaliasi tapi Indonesia, Malaysia, dan negara ASEAN lebih memilih negosiasi,” lanjutnya.

    (ayh/ayh)

  • Taiwan Tunduk Patuh ke AS, Dukung Kebijakan Tarif Impor 32 Persen

    Taiwan Tunduk Patuh ke AS, Dukung Kebijakan Tarif Impor 32 Persen

    PIKIRAN RAKYAT – Pemimpin Taiwan Lai Ching-te menyatakan bahwa negaranya akan tunduk pada tarif impor yang ditetapkan Amerika Serikat, Minggu, 6 April 2025. Pekan sebelumnya, Donald Trump mengumumkan tarif impor minimal 10 persen ditambah biaya timbal balik bagi sejumlah negara.

    “Taiwan tidak memiliki rencana untuk mengambil tindakan tarif balasan terhadap tarif timbal balik Amerika Serikat,” ujar Lai. Ia juga menegaskan bahwa investasi perusahaan Taiwan di AS tetap berjalan tanpa perubahan besar.

    Presiden AS Donald Trump.

    Setelah pengumuman tarif tersebut, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyarankan negara-negara terdampak agar tidak langsung membalas. Ia meminta agar mereka diam dan mengamati perkembangan situasi terlebih dahulu.

    Scott memperingatkan bahwa akan terjadi peningkatan ketegangan jika negara-negara tersebut membalas. “Karena jika kalian membalas, maka akan terjadi eskalasi,” tegasnya.

    Produk impor Taiwan kini dikenai tarif sebesar 32 persen. Lai Ching-te mengakui bahwa kebijakan ini berpengaruh terhadap perekonomian. Namun, ia mengimbau masyarakat tetap tenang.

    Selain tidak melakukan pembalasan, Lai mengatakan pihaknya akan membentuk tim negosiasi untuk berdiskusi dengan pemerintah Trump. Tujuan pembentukan tim ini adalah untuk mengurangi dampak dari kebijakan perdagangan tersebut.

    Dukungan penuh

    Lai juga menegaskan bahwa pemerintah Taiwan tetap mendukung investasi perusahaan dalam negeri di Amerika Serikat. Fokus utama investasi berada di sektor elektronik, teknologi informasi dan komunikasi, petrokimia, serta gas alam.

    Sementara itu, China mengambil langkah berbeda dari Taiwan. Pemerintah China secara tegas membalas kebijakan tarif AS.

    Produk dari Amerika Serikat akan dikenai tarif sebesar 34 persen. Sebelumnya, Trump telah memberlakukan tarif sebesar 54 persen terhadap produk China.

    China juga melaporkan kebijakan ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Negeri Tirai Bambu itu menilai langkah Trump bertentangan dengan aturan perdagangan internasional.

    Di sisi lain, pemerintah Indonesia masih menghitung dampak kebijakan tarif impor Amerika. Pemerintah juga tengah menyiapkan sejumlah langkah untuk menghadapinya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • 21,7 Juta Penumpang Naik KA Jarak Jauh hingga LRT Selama Libur Lebaran

    21,7 Juta Penumpang Naik KA Jarak Jauh hingga LRT Selama Libur Lebaran

    Jakarta

    KAI Group telah mengangkut 21.680.970 pelanggan selama periode Angkutan Lebaran 2025/1446 H yang berlangsung pada 21 Maret hingga 6 April. Selama periode tersebut, KAI Group menyediakan 59,1 juta tempat duduk yang tersebar pada berbagai jenis layanan.

    Sebagian besar atau sekitar 98% daru jumlah tersebut merupakan tempat duduk kelas ekonomi, termasuk untuk KA Jarak Jauh Ekonomi dan KA Lokal Ekonomi. Layanan ini mencakup kereta api jarak jauh, kereta lokal, Commuter Line, LRT Sumatera Selatan, KA Bandara, LRT Jabodebek, serta KA Perintis Makassar-Parepare.

    Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan, penyelenggaraan angkutan Lebaran 2025 berjalan dengan lancar. Seluruh entitas dalam KAI Group juga menjalankan perannya masing-masing untuk memastikan pelanggan dapat bepergian dengan aman dan nyaman.

    “Seluruh upaya ini ditujukan agar layanan kereta api semakin dapat diakses dan digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat, sekaligus mendukung integrasi antarmoda di berbagai wilayah,” ujar Anne dalam keterangan tertulis, Senin (7/5/2025).

    Selama masa Angkutan Lebaran hingga tanggal 6 April pukul 24.00 WIB, berbagai layanan di bawah KAI Group menunjukkan performa operasional yang solid. Layanan kereta api jarak jauh dan lokal yang dioperasikan langsung oleh KAI mencatatkan total 3.634.782 pelanggan. Layanan Commuter Line dan kereta lokal yang dikelola KAI Commuter melayani 16.289.993 pelanggan.

    Sementara itu, LRT Sumatera Selatan mencatat 267.973 pelanggan, dan KAI Bandara yang melayani rute ke dan dari bandara mencatat 362.629 pelanggan. Layanan wisata yang dikelola oleh KAI Wisata juga berkontribusi dalam melayani 15.684 pelanggan.

    Berikutnya, ada layanan kereta cepat Whoosh yang dioperasikan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), tercatat telah mengangkut sebanyak 272.904 pelanggan selama periode Angkutan Lebaran.

    “Pada 6 April 2025, Whoosh mencatat jumlah pelanggan harian tertinggi dengan 23.462 pelanggan dalam satu hari. Hingga 7 April pagi, total tiket Whoosh yang terjual sejak 21 Maret hingga 11 April telah mencapai 291.488 tiket,” papar Anne.

    Layanan LRT Jabodebek juga menunjukkan penjualan cukup baik, dengan jumlah pelanggan mencapai 824.135 orang. Di sisi lain, layanan KA Perintis Makassar-Parepare, yang relatif baru, terus menunjukkan pertumbuhan dengan melayani 12.870 pelanggan selama masa Lebaran hingga 6 April Pukul 24.00 WIB.

    Pencapaian ini menunjukkan bahwa transportasi kereta api, dalam seluruh bentuk dan layanannya, terus menjadi pilihan utama masyarakat untuk mobilitas selama masa libur panjang. Kehadiran berbagai moda dalam satu ekosistem yang saling terhubung juga memperkuat peran KAI Group.

    “Sejalan dengan visi menggerakkan transportasi berkelanjutan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, KAI Group akan terus menghadirkan inovasi dan peningkatan layanan untuk menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat yang dinamis dan beragam,” tutup Anne.

    Lihat juga Video: H+5 Lebaran, 21 Ribu Penumpang Tinggalkan Jakarta via Stasiun Pasar Senen

    (shc/ara)

  • Tarif Trump 32%, Menko Airlangga: RI Harus Tingkatkan Perdagangan di Luar AS

    Tarif Trump 32%, Menko Airlangga: RI Harus Tingkatkan Perdagangan di Luar AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Indonesia harus meningkatkan perdagangan di negara luar AS, menyusul kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menetapkan tarif bea masuk 32% atas barang impor dari Indonesia.

    Airlangga menjelaskan, AS ‘hanya’ berkontribusi ke 13% ke perdagangan global. Oleh sebab itu, kenaikan pengenaan tarif di AS harus menjadi pendorong meningkatkan perdagangan dengan negara-negara lain.

    “Perekonomian dunia itu 83% non-Amerika, 13% itu AS. Kita harus meningkatkan yang 83% itu,” ujar Airlangga seperti yang disimak Bisnis melalui Zoom dalam paparannya di acara Sosialisasi dan Masukan Asosiasi Usaha terkait tarif timbal balik Trump, Senin (7/4/2025).

    Sementara itu, berdasarkan keterangan situs resmi United State Trade Representative (USTR), AS adalah negara perdagangan terbesar ke-2 di dunia setelah China. Nilai ekspor dan impor barang-jasa AS senilai lebih dari US$7,0 triliun pada tahun 2022.

    Untuk ekspor barang, AS merupakan pengekspor terbesar ke-2 di dunia setelah China. Kontribusi ekspor barang AS ke dunia mencapai US$2,1 triliun pada 2022.

    Untuk impor barang, AS merupakan negara pengimpor terbesar di dunia. Total impor barang AS dari dunia mencapai US$3,2 triliun pada 2022.

    Untuk ekspor jasa, AS merupakan pengekspor terbesar di dunia. Pada 2022, ekspor jasa AS mencapai US$926,0 miliar,

    Untuk impor jasa, AS merupakan negara pengimpor terbesar di dunia. Pada 2022, impor jasa AS mencapai US$680,3 miliar.

    Lebih lanjut, dalam kesempatan berbeda, Airlangga memastikan pemerintah tidak akan membalas Trump dengan tarif resiprokal atau tarif balasan. Pemerintah, sambungnya, akan memilih jalur diplomasi dan negosiasi untuk mencari solusi yang saling menguntungkan bagi kedua negara.

    Bahkan, dia mengungkapkan Presiden Prabowo Subianto meminta agar pemerintah Indonesia segera mengirim surat ke pemerintahan AS sebelum tarif Trump tersebut berlaku atau sebelum 9 April 2025.

    Oleh sebab itu, Airlangga mengaku pemerintah terus melakukan kajian dan perhitungan terhadap implikasi fiskal dari berbagai langkah kebijakan yang tengah dipertimbangkan sehingga stabilitas APBN bisa tetap terjaga dalam jangka menengah dan panjang.

    Politisi Partai Golkar itu menyampaikan pemerintah juga menyiapkan langkah strategis menyambut pembukaan pasar Eropa. Bagaimanapun, lanjutnya, Eropa merupakan merupakan pasar terbesar setalah China dan Amerika Serikat.

    “Ini juga bisa kita dorong, sehingga kita punya alternatif market yang lebih besar,” ujar Airlangga dalam keterangannya, Minggu (6/4/2025).

  • Ini Alasan Harga iPhone 16 Bisa Naik lebih dari 40 Persen Imbas Tarif Trump – Page 3

    Ini Alasan Harga iPhone 16 Bisa Naik lebih dari 40 Persen Imbas Tarif Trump – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Konsumen di Amerika Serikat (AS) terancam harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli iPhone karena Presiden AS Donald Trump memberlakukan serangkaian tarif besar-besaran pada sejumlah negara.

    Hal ini diprediksi dapat mengubah lanskap perdagangan global secara drastis. Menurut sejumlah analis, barang-barang konsumen seperti iPhone bisa kena imbas paling besar, dengan kenaikan sebesar 30% hingga 40% jika Apple membebankan tarif tersebut kepada konsumen.

    Mengapa bisa demikian? Sebagian besar iPhone masih dibuat di China, yang dikenai tarif Trump sebesar 54%. Jika pungutan tersebut terus berlanjut, Apple akan menghadapi pilihan sulit: menanggung biaya tambahan atau membebankannya ke pelanggan.

    Model iPhone 16 termurah di pasar AS dengan harga USD 799 atau Rp 13,5 jutaan (asumsi kurs Rp 16.990 per 1 USD), bisa naik menjadi USD 1.142 (Rp 19,3 jutaan)–menurut proyeksi analis di Rosenblatt Securities–mengatakan harganya bisa naik hingga 43% jika Apple membebankan tarif itu ke konsumen.

    Harga iPhone 16 Pro Max yang lebih mahal, dengan layar 6,9 inci dan penyimpanan 1 terabyte, yang saat ini dijual USD 1.599 (Rp 27 jutaan), bisa menjadi hampir USD 2.300 (Rp 39 jutaan). Demikian sebagaimana dikutip dari New York Post, Senin (7/4/2025).

    Di Indonesia sendiri, sejumlah peritel resmi Apple menjual iPhone 16 Pro Max 1TB dengan harga seragam yaitu Rp 34.999.000.

    Di sisi lain, menurut analis TechInsights, Wayne Lam, biaya komponen iPhone 16 Pro (256GB) diperkirakan naik dari USD 550 (Rp 9,3 jutaan) menjadi USD 820 (Rp 13,9 jutaan).

    Kenaikan ini disebabkan oleh tarif impor sebesar 54% yang dikenakan pada produk-produk dari Tiongkok, tempat sebagian besar iPhone dirakit menggunakan komponen dari berbagai negara di dunia.

    Meskipun Apple sempat mendapatkan pengecualian tarif impor pada masa pemerintahan Trump sebelumnya, hingga saat ini belum ada pengecualian untuk produk tertentu.

     

  • RI jadi Target Tarif Trump dan Perang Dagang, Prabowo: Kita Hadapi dengan Gagah!

    RI jadi Target Tarif Trump dan Perang Dagang, Prabowo: Kita Hadapi dengan Gagah!

    Bisnis.com, MAJALENGKA – Presiden Prabowo Subianto mengimbau kepada seluruh rakyat Indonesia untuk tetap tenang, meskipun dunia tengah digoncang oleh perang dagang yang melibatkan negara-negara besar akibat kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump. 

    Meskipun Indonesia turut terkena dampak dari kebijakan tarif Trump, Prabowo menilai negara ini memiliki kekuatan untuk menghadapi tantangan tersebut.

    “Mungkin sudah mendengar, seluruh dunia digoncang oleh banyak masalah. Di mana-mana. Perseteruan antara negara-negara besar. Yang terakhir, perang dagang, kita juga kena. Tapi kita tenang. Kita punya kekuatan, kita juga nanti akan berunding,” ujar Prabowo usai usai menghadiri agenda penyerapan pengadaan gabah perum Bulog di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Senin (7/4/2025).

    Presiden Ke-8 RI itu menegaskan bahwa Indonesia akan mengambil langkah diplomatik untuk mengatasi situasi ini. Salah satunya, dengan membuka perundingan dengan negara-negara besar, termasuk Amerika Serikat.

    “Kami akan berunding dengan semua negara. Kami akan juga buka perundingan sama Amerika Serikat. Kamk akan menyampaikan, kami ingin hubungan yang baik. Kami ingin hubungan yang adil. Kami ingin hubungan yang setara,” tegasnya.

    Kepala Negara juga menambahkan bahwa dalam setiap perundingan, Indonesia akan menjaga prinsip resiprokal, yaitu saling menghormati dan menghargai kepentingan masing-masing.

    “Pemimpin-pemimpin Amerika memikirkan kepentingan rakyat Amerika. Kita memikirkan kepentingan rakyat kita. Tidak perlu ada rasa kecewa, tidak perlu ada rasa khawatir. Kita percaya dengan kekuatan kita sendiri,” ujarnya.

    Prabowo juga mengingatkan bahwa meskipun ada tantangan yang datang, Indonesia harus tetap menghadapi segala rintangan dengan kepala tegak dan penuh keyakinan.

    “Kalaupun ada tantangan, ya kita hadapi dengan gagah, dengan tegar. Mungkin ada berapa saat, tapi kita yakin bahwa kita akan bangkit. Dengan tingkat yang baik,” pungkas Prabowo.

    Diberitakan Bisnis sebelumnya, Presiden AS Donald Trump akhirnya memberlakukan pengenaan tarif dasar 10% untuk semua produk impor ke Amerika Serikat (AS) dan bea masuk yang lebih tinggi untuk belasan mitra dagang terbesar di negara tersebut. Kaboja dan Vietnam mendapat tarif timbal balik “resiprokal” tertinggi masing-masing 49% dan 46%. Sementara Indonesia kena tarif resiprokal 32% dan China 34%. 

    Kebijakan kontroversial yang diumumkan Trump di Rose Garden, Gedung Putih pada Rabu sore (2/4/2025) waktu setempat memperdalam perang dagang yang ia mulai saat dirinya kembali menjabat sebagai Presiden AS.

    Bea masuk ini akan menimbulkan hambatan baru di negara dengan ekonomi konsumen terbesar di dunia ini, membalikkan liberalisasi perdagangan selama puluhan tahun yang telah membentuk tatanan global, dan menciptakan perang dagang baru.

    Negara-negara yang menjadi mitra dagang AS diperkirakan akan merespons dengan “tindakan balasan” masing-masing yang dapat menyebabkan harga-harga melonjak untuk semua produk, mulai dari sepeda hingga wine. Saham-saham berjangka AS merosot setelah pengumuman Trump. 

    “Ini adalah deklarasi kemerdekaan kita,” kata Trump di Rose Garden, Gedung Putih dilansir dari Reuters.

  • PM Ishiba Desak Trump Pangkas Tarif Resiprokal 24% untuk Jepang

    PM Ishiba Desak Trump Pangkas Tarif Resiprokal 24% untuk Jepang

    Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menyatakan bakal terus meminta Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan tarif impor “resiprokal” terhadap Jepang.

    Meskipun pemerintah Jepang telah meminta Trump untuk memangkas tarif resiprokal, namun Ishiba pesimistis bahwa permintaan itu bakal langsung dikabulkan.

    “[Perubahan tarif impor Trump untuk Jepang] Tidak akan datang dalam semalam,” ujar Ishiba silansir Reuters pada Senin (7/4/2025), 

    PM Ishiba menyatakan bahwa pemerintah harus dapat mencari strategi agar bisa meredam imbas dari kebijakan tarif resiprokal yang dinilai kontroversial tersebut, khususnya terhadap ekonomi Negeri Sakura. 

    Salah satu langkah yang dilakukan, yaitu pemerintah Jepang bakal menawarkan dukungan pendanaan bagi perusahaan domestik dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi pekerjaan.

    Di samping itu, Ishiba juga menyatakan kekecewaannya terhadap kebijakan Trump. Menurutnya, Jepang tidak pernah melakukan tindakan tidak adil terhadap AS.

    “[Tarif impor Trump] Sangat mengecewakan dan disesalkan,” tutur Ishiba.

    Meskipun begitu, dia menekankan bahwa dirinya bersedia untuk mengunjungi AS dan bertemu dengan Trump sesegera mungkin. 

    Rencana itu, kata Shigeru, tentunya harus diikuti dengan langkah-langkah atau strategi yang tepat untuk kepentingan Jepang.

    “Namun, dalam melakukannya, kita harus menyiapkan serangkaian langkah tentang apa yang dapat dilakukan Jepang,” pungkasnya.

    Terpisah, berdasarkan laporan kantor berita Nikkei Jepang, Ishiba juga telah memanggil menteri ekonomi utama, termasuk Menteri Keuangan Katsunobu Kato pada Minggu (6/4/2025) malam.

    Pemanggilan pejabat tinggi pada sektor ekonomi Jepang itu dalam rangka membahas sekaligus menginstruksikan kepada Menteri Ekonomi dan Menteri Keuangan agar selalu waspada dan merespons dengan tepat perkembangan pasar.

    Sekadar informasi, kebijakan Trump telah memberikan pukulan besar bagi ekonomi Jepang yang bergantung pada ekspor. Analis telah memperkirakan bea yang lebih tinggi dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi hingga 0,8%.

    Adapun, imbas tarif Trump juga telah memicu ketakutan akan resesi global juga telah menyebabkan penurunan tajam pada harga saham di seluruh dunia termasuk rata-rata saham Nikkei Jepang, yang anjlok hampir 9% pada Senin (7/4/2025) pagi.

    Presiden AS Donald Trump akhirnya memberlakukan pengenaan tarif dasar 10% untuk semua produk impor ke Amerika Serikat (AS) dan bea masuk yang lebih tinggi untuk belasan mitra dagang terbesar di negara tersebut mulai Rabu (9/4/2025).

    Kamboja mendapat tarif timbal balik “resiprokal” tertinggi 49%, sementara Jepang kena 24% dan China 34%. 

  • Ekonomi Vietnam Melambat, Diprediksi Makin Loyo Imbas Tarif Trump

    Ekonomi Vietnam Melambat, Diprediksi Makin Loyo Imbas Tarif Trump

    Jakarta

    Pertumbuhan ekonomi Vietnam melambat pada kuartal I-2025. Diproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Vietnam pada kuartal berikutnya kembali melambat hingga 3%, disusul kebijakan tarif baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Kantor Statistik Nasional Vietnam melaporkan, PDB kuartal I-2025 tumbuh 6,93% dari periode yang sama tahun lalu. Angka ini melambat dari 7,55% pada kuartal IV-2024.

    Ekspor dan investasi asing dalam manufaktur merupakan pendorong utama ekonomi Vietnam. Namun demikian, sektor tersebut kemungkinan tertekan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif 46% atas ekspor Vietnam ke AS.

    Perdana Menteri (PM) Vietnam Pham Minh Chinh mengatakan, tarif Trump tidak mengubah target pemerintah untuk pertumbuhan minimal 8% tahun ini. Untuk mencapai target tersebut, pertumbuhan untuk kuartal yang tersisa perlu meningkat antara 8,2-8,4%.

    Jika tarif Trump atas barang-barang Vietnam menyebabkan penurunan ekspor 10% ke AS, kantor statistik memperkirakan kondisi ini dapat memangkas pertumbuhan PDB 0,84 poin persentase.

    Pejabat senior di Kantor Statistik, Nguyen Thi Mai Hanh mengatakan sektor garmen, alas kaki, elektronik, dan telepon pintar akan menjadi yang paling terpukul akibat dari kebijakan tarif baru AS ini.

    “Ekspor ke AS merupakan salah satu pendorong utama Vietnam. Tarif tersebut dapat menurunkan investasi asing ke Vietnam, terutama dari mitra Amerika, Korea Selatan, dan China, yang dapat menyebabkan penurunan lapangan kerja dan pendapatan,” kata Nguyen Thi Mai Hanh dikutip dari Reuters, Senin (7/5/2025).

    Di samping itu, data kuartal I-2025 menunjukkan AS tetap menjadi importir terbesar dan surplus perdagangan Vietnam dengan AS naik 22,1% dari tahun sebelumnya menjadi US$ 27,3 miliar. Lalu, produksi industri meningkat 7,8% pada kuartal I secara tahun ke tahun (year-on-year/YoY), melambat dari 11,5% pada kuartal sebelumnya.

    Kemudian ekspor naik 10,6% per tahun pada kuartal I-2025, meningkat dari 7,9% pada kuartal IV-2024. Kantor Statistik Nasional memperingatkan bahwa produksi industri pada kuartal II mungkin menghadapi tantangan karena tarif dan ketidakpastian global.

    Dalam catatan yang diterbitkan pada hari Kamis, firma riset BMI mengatakan tarif AS terhadap Vietnam lebih tinggi dari yang diharapkan dan dapat menyebabkan pertumbuhan PDB meleset dari perkiraannya tahun ini sebesar 7,4% hingga 3 poin persentase.

    “Ini akan secara signifikan merusak model pertumbuhan berbasis ekspor/investasi asing saat ini di Vietnam, yang sangat bergantung pada ekspor ke AS,” kata BMI.

    Sedangkan aktivitas ekonomi di Vietnam, menurut BMI, biasanya melambat pada kuartal I tahun ini karena gangguan dari perayaan Tahun Baru Imlek selama seminggu. Pertumbuhan juga diproyeksikan terdampak tahun ini karena perusahaan menunda keputusan investasi menjelang pengumuman tarif.

    Survei terhadap produsen AS di Vietnam pada Februari menunjukkan perkiraan terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan gangguan pada operasi lokal mereka jika terjadi kenaikan tarif. Sedangkan berdasarkan data kantor statistik, harga konsumen Vietnam naik 3,13% pada Maret dari tahun sebelumnya.

    (shc/ara)

  • Perang Dagang: China Gunakan Mineral Langka untuk Pukul AS

    Perang Dagang: China Gunakan Mineral Langka untuk Pukul AS

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah China menggunakan sejumlah mineral langka atau logam tanah jarang sebagai senjata dalam menghadapi perang dagang dengan Amerika Serikat (AS).

    Dilansir Bloomberg, Senin (7/4/2025) Negara Tirai Bambu itu mengambil langkah untuk membatasi ekspor beberapa komoditas mineral langka dan mengancam rantai pasok global sejumlah material yang digunakan pada industri teknologi secara luas, dari kendaraan listrik hingga persenjataan.

    Sebagai bagian dari tindakan balasan terhadap apa yang disebut tarif timbal balik Presiden Donald Trump atas barang-barang impor China, Beijing mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka akan memperketat kontrol atas ekspor tujuh jenis mineral langka.

    Sebagai informasi, China sejauh ini merupakan pemasok mineral terbesar di dunia, yang terdiri dari 17 unsur dalam tabel periodik.

    Langkah itu mendorong sejumlah saham, yang terkait dengan mineral, melonjak pada perdagangan hari ini. Saham China Rare Earth Holdings Ltd. naik sekitar 10% di Bursa Hong Kong. Sementara, China Northen Rare Earth Group naik 9,2%, dan Lynas Rare Earths Ltd. menguat 5,1%.

    Berdasarkan Survei Geologi AS, China menyumbang hamper 70% dari produksi tanah jarang dunia. Keunggulan ini telah lama dipandang sebagai senjata geopolitik yang potensial, mengingat ketergantungan Amerika pada pasokan China.

    Pemerintah China telah memberlakukan pembatasan serupa pada mineral penting lainnya, seperti galium, germanium, grafit, dan antimon, selama dua tahun terakhir di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan.

    Pembatasan ekspor terbaru bukanlah larangan menyeluruh, tetapi menegaskan setiap pengiriman ke luar negeri akan tunduk pada pengawasan yang lebih ketat atas siapa yang membeli, dan mengapa. Logam lain telah mengalami penurunan volume ekspor hingga nol setelah kontrol diberlakukan, dengan eksportir membutuhkan waktu untuk mendapatkan sertifikasi.

    “Kontrol baru tersebut dapat semakin memperketat pasokan global,” kata analis dari Citic Securities Ltd. dalam sebuah catatan.

    Kebijakan tersebut dinilai sebagai upaya menjaga kepentingan keamanan nasional China dan memperkuat nilai strategis investasi dalam rantai industri tanah jarang.