Negara: Republik Rakyat Cina

  • Anthony Budiawan: Dunia Dibuat Was-was oleh Aksi Tarif Trump

    Anthony Budiawan: Dunia Dibuat Was-was oleh Aksi Tarif Trump

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies), Anthony Budiawan kembali menyinggung kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

    Pasalnya, Trump diketahui memberlakukan Tarif Resiprokal putaran kedua kepada China.

    Dikatakan Anthony, Trump memberlakukan tarif impor dasar 10 persen kepada semua produk impor dari seluruh negara di dunia pada 2 April kemarin.

    “Ditambah tarif resiprokal yang besarnya berbeda untuk setiap negara,” ujar Anthony kepada fajar.co.id, Rabu (9/4/2025).

    Tambahnya, China dikenakan tarif resiprokal 54 persen yang merupakan tarif tertinggi dari semua negara.

    “Tentu saja China harus menunjukkan kekuatannya. China tidak bisa diperlakukan sewenang-wenang oleh pihak manapun,” ucapnya.

    Dituturkan Anthony, China sejatinya tidak tinggal diam, mereka melakukan pembalasan atau retaliasi dengan mengenakan tarif resiprokal balasan sebesar 34 persen terhadap semua produk Amerika.

    “Retaliasi China dapat dipahami sebagai pengakuan secara tidak langsung bahwa China hanya dapat menerima kenaikan tarif impor sebesar 20 persen. Jangan 54 persen,” sebutnya.

    Kata Anthony, apa yang dilakukan Trump dapat disebut antara hal yang mengejutkan atau sebaliknya, menghidupkan mesin tarif resiprokal putaran kedua kepada China.

    “Besarnya tidak tanggung-tanggung, 50 persen. Sehingga, total tarif impor produk China ke Amerika mencapai 104 persen,” imbuhnya.

    Melihat langkah tersebut, Anthony mengatakan bahwa Trump sangat serius dengan kebijakan tarif resiprokalnya.

  • Elon Musk Ngambek, Blak-Blakan Kritik Tarif Impor yang Diterapkan Presiden Trump – Halaman all

    Elon Musk Ngambek, Blak-Blakan Kritik Tarif Impor yang Diterapkan Presiden Trump – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Elon Musk, miliarder kondang asal AS yang kini menjabat sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) melontarkan kritikan pedas ke Presiden Donald Trump pasca memberlakukan tarif impor ke beberapa negara.

    Dalam media sosial X, Musk secara blak-blakan menolak kebijakan tersebut.

    Ia menuding kebijakan baru yang diterapkan Trump hanya membawa dampak buruk bagi sejumlah industri, termasuk bisnis otomotif miliknya yakni Tesla.

    Ini lantaran banyak komponen Tesla yang harus diimpor dari China, sebagaimana dikutip dari BBC International.

    Tesla yang mengandalkan beberapa komponen dari luar negeri bisa merasakan dampaknya, karena harga bahan baku dan suku cadang menjadi lebih mahal.

    Pada gilirannya kebijakan ini meningkatkan biaya produksi. Dengan adanya tarif tinggi, Tesla dan produsen mobil lainnya mungkin kesulitan bersaing di pasar internasional.

    Membatasi ekspansi mereka ke pasar luar negeri, di mana mereka bergantung pada tarif yang lebih rendah untuk tetap kompetitif dalam harga.

    Tak hanya itu, tarif tinggi yang diberlakukan oleh Trump juga menciptakan ketidakpastian ekonomi yang berdampak pada keputusan investasi jangka panjang.

    Alasan ini yang membuat Elon Musk murka, hingga sepanjang akhir pekan lalu Musk mendorong kebijakan ‘zero-tariff’.

    “Saya berharap akan ada kesepakatan bahwa baik Eropa maupun Amerika Serikat harus bergerak secara ideal, menurut pandangan saya, menuju situasi tanpa tarif, yang secara efektif menciptakan zona perdagangan bebas antara Eropa dan Amerika Utara,” kata Musk.

    “Itulah yang saya harapkan terjadi. Selain itu, kebebasan yang lebih besar bagi orang untuk berpindah antara Eropa dan Amerika Utara jika mereka ingin bekerja di Eropa, jika mereka ingin bekerja di Amerika, menurut saya mereka seharusnya diizinkan melakukannya. Jadi, itu tentu saja merupakan saran saya kepada presiden,” tambahnya.

    Postingan tersebut adalah yang terbaru dalam serangkaian komentar anti-tarif dari Musk.

    Dia berpendapat, Amerika seharusnya membangun sistem “tarif nol” dengan Eropa.

    Lebih lanjut, selain mencuitkan kalimat kritikan, Musk juga membagikan klip video sindiran sarkas atas kebijakan Trump.

    Video yang ditonton lebih dari 6 juta kali itu menunjukkan ekonom konservatif Milton Friedman menjelaskan pentingnya kemudahan dalam impor dan ekspor global dalam menjaga sistem harga.

    Musk Ejek Penasihat Trump

    Tak hanya Trump, dalam beberapa hari terakhir, Musk pun secara terbuka mengecam sesama penasihat Trump, Peter Navarro, yang membantu merancang rencana tarif.

    Ia menyebutnya sebagai seseorang dengan “gelar Ivy League” yang “tidak membangun apa pun”.

    Musk secara langsung mempertanyakan “keahliannya dalam bidang manufaktur dan perdagangan”.

    “Navarro benar-benar orang bodoh. Apa yang dia katakan di sini terbukti salah,” kata Musk di media sosial.

    Hingga kini presiden Trump belum memberikan komentar apapun terkait cuitan Elon Musk.

    Sementara itu Navarro menyebut Trump sebagai “perakit mobil” yang mencoba “mempertahankan kepentingannya”.

    “Dia (Musk) bukan produsen mobil. Dia hanya perakit mobil. Tesla mendapatkan suku cadang mobil dari negara asing,” sindir Navarro, seperti dikutip The Asian Post dari Insider Business.

    “Anak laki-laki akan menjadi anak laki-laki dan kami akan membiarkan pertengkaran publik mereka berlanjut,” tutupnya.

    Elon Musk Rugi Bandar

    Terpisah, pasca presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif impor Kekayaan Elon Musk dilaporkan turun di bawah 300 miliar dolar AS.

    Penurunan ini adalah pertama kalinya yang dialami Musk sejak November 2024.

    Melansir dari Mint, penerapan tarif resiprokal Trump menjadi biang kerok anjloknya harta CEO Tesla tersebut.

    Ini lantaran kebijakan tarif Trump telah menyebabkan anjloknya pasar saham di Negeri Paman Sam dan seluruh dunia.

    Termasuk berdampak terhadap saham Tesla, yang merupakan sebagian besar sumber kekayaan Musk.

    Meski kekayaan bersihnya Musk menyusut turun 135 miliar dolar AS menjadi 298 miliar dolar AS, namun Musk tetap tercatat sebagai orang terkaya di dunia.

    Unggul tipis dengan harga orang terkaya kedua di dunia, yakni CEO Meta Mark Zuckerberg yang saat ini kekayaannya mencapai 144 miliar dolar AS.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Tarif Trump Mulai Berlaku Hari Ini, Uni Eropa-China Balik Melawan

    Tarif Trump Mulai Berlaku Hari Ini, Uni Eropa-China Balik Melawan

    JAKARTA – Tarif timbal balik Presiden AS Donald Trump terhadap puluhan negara mulai berlaku pada Rabu, termasuk bea masuk besar-besaran sebesar 104% terhadap barang-barang China.

    Uni Eropa kini mempersiapkan tindakan balasan, yang meningkatkan perang dagang global.

    Tarif yang diputuskan Trump telah mengguncang tatanan perdagangan global yang telah berlangsung selama puluhan tahun, meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya resesi, dan menghapus triliunan dolar dari nilai pasar perusahaan-perusahaan besar.

    Diulas Reuters, Rabu, 9 April, sejak Trump mengumumkan tarifnya pekan lalu, S&P 500  mengalami kerugian terdalam sejak patokan tersebut dibuat pada tahun 1950-an.

    Sekarang, indeks tersebut mendekati pasar yang melemah, yang didefinisikan sebagai 20% di bawah titik tertinggi terbarunya. Obligasi pemerintah AS juga terjebak dalam gejolak pasar dan memperpanjang kerugian besar pada hari Rabu sebagai tanda investor menjual bahkan aset teraman mereka dan dolar, yang merupakan tempat berlindung yang aman secara tradisional, melemah terhadap mata uang utama lainnya.

    Saham Eropa jatuh dan saham berjangka AS menunjukkan lebih banyak tekanan ke depannya, menyusul sesi yang suram bagi sebagian besar Asia. Namun, saham Tiongkok melawan tren tersebut, karena dukungan negara menopang pasar yang sedang sakit.

    EROPA MELAWAN

    Negara-negara Uni Eropa diperkirakan akan menyetujui tindakan balasan pertama blok tersebut terhadap tarif Trump pada Rabu, bergabung dengan China dan Kanada dalam tindakan balasan.

    Komisi Eropa, yang mengoordinasikan kebijakan perdagangan UE, telah mengusulkan bea masuk tambahan, sebagian besar sebesar 25%, pada berbagai impor AS mulai dari sepeda motor, unggas, buah, kayu, dan pakaian hingga benang gigi, menurut dokumen yang dilihat oleh Reuters.

    Bea masuk akan mulai berlaku secara bertahap – pada tanggal 15 April, 16 Mei, dan 1 Desember.

    Tarif tersebut diperkirakan akan menyebabkan pukulan yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi zona euro daripada yang awalnya diperkirakan oleh Bank Sentral Eropa, meskipun inflasi mungkin juga lebih rendah dalam jangka pendek,

    empat sumber mengatakan kepada Reuters.

    ECB siap untuk memastikan pembiayaan yang sehat bagi ekonomi zona euro dan stabilitas keuangan, kata pembuat kebijakan ECB Prancis Francois Villeroy de Galhau.

    CHINA TOLAK NEGOSIASI

    Para pemimpin tinggi China juga berencana untuk bertemu secepatnya pada Rabu untuk menyusun langkah-langkah guna meningkatkan ekonomi dan menstabilkan pasar modal.

    Trump hampir menggandakan bea masuk atas impor China, yang telah ditetapkan sebesar 54% minggu lalu, sebagai respoons atas tarif balasan dari Beijing, yang telah dijanjikan akan dilawan oleh China.

    “AS terus menyalahgunakan tarif untuk menekan China, China dengan tegas menentang ini dan tidak akan pernah menerima perundungan semacam ini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers.

    Mata uang China telah menghadapi tekanan penurunan yang besar, dengan yuan lepas pantai pada rekor terendah, karena tarif tersebut.

    Tetapi sumber mengatakan kepada Reuters, bank sentral meminta bank-bank besar milik negara untuk mengurangi pembelian dolar AS dan tidak akan membiarkan penurunan tajam yuan.

    Bank-bank sentral di Selandia Baru dan India memangkas suku bunga pada Rabu dalam apa yang dapat menjadi pertanda langkah yang lebih luas oleh para pembuat kebijakan untuk mencoba meredam pukulan tarif terhadap ekonomi mereka.

    Tugas tersebut merupakan argumen lain untuk memangkas suku bunga di Polandia, kata bankir sentral Ludwik Kotecki.

  • Tensi pasar global meningkat, Ekonom: Indonesia punya penyangga kuat

    Tensi pasar global meningkat, Ekonom: Indonesia punya penyangga kuat

    Sumber foto: https://surl.li/bleknt/elshinta.com.

    Tensi pasar global meningkat, Ekonom: Indonesia punya penyangga kuat
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 09 April 2025 – 13:27 WIB

    Elshinta.com – Di tengah tensi global meningkat, pasar domestik Indonesia diyakini memiliki penyangga atau buffer yang kuat. Hal ini diungkapkan oleh Andry Asmoro, Chief Economist Bank Mandiri dalam laporannya pagi ini, Selasa (8/4).

    Andry mengatakan penyangga yang kuat dimiliki Indonesia adalah permintaan di dalam negeri yang stabil selama Ramadan dan kesiapan BI untuk intervensi nilai tukar rupiah dengan cadangan devisa yang berada di level baik.

    “Meskipun tensi global meningkat, pasar domestik punya buffer kuat lewat intervensi Bank Indonesia (BI) dan kestabilan permintaan domestik selama Ramadan,” kata Andry.

    Bank Indonesia diperkirakan akan tetap hadir di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang diproyeksi bergerak di kisaran Rp16.610 hingga Rp16.840 per dolar AS hari ini.

    Nilai tukar rupiah pada penutupan 26 Maret lalu menguat tipis sebesar 0,12% ke level Rp16.560 per dolar AS. Sejauh tahun berjalan, rupiah tercatat melemah sebesar 2,84%. Namun penguatan menjelang libur menunjukkan bahwa pelaku pasar masih melihat fundamental domestik secara positif.

    Sebelum libur panjang, IHSG ditutup menguat 0,59% ke level 6.510,62 dengan aliran dana asing mencatat net inflow sebesar Rp623,6 miliar. Meskipun IHSG masih terkoreksi 8,04% secara year-to-date, penguatan jelang libur menjadi sinyal positif bahwa pelaku pasar masih menaruh kepercayaan terhadap prospek jangka menengah.

    Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah tenor 10 tahun dalam rupiah turun signifikan sebesar 12,2 bps menjadi 7,00%. Di saat yang sama, yield obligasi pemerintah dalam dolar AS naik tipis menjadi 5,32%.

    Meskipun pasar global sedang bergejolak, pembukaan kembali pasar Indonesia hari ini membawa angin segar dan peluang baru. Dengan kebijakan moneter yang responsif dan fundamental ekonomi yang tetap solid, Indonesia berpeluang menjaga stabilitas dan bahkan menarik keuntungan dari perubahan peta perdagangan global.

    “Saat dunia dihantui ketidakpastian, fleksibilitas dan ketahanan domestik justru menjadi nilai jual utama pasar Indonesia,” ujar Andry.

    Setelah libur panjang, pasar keuangan Indonesia kembali dibuka hari ini, Selasa dengan ekspektasi positif meskipun dihadapkan pada tantangan eksternal berupa memanasnya tensi perdagangan global. Investor domestik bersiap mencermati arah pasar setelah dinamika global yang sempat mengguncang pasar saham dunia.

    Salah satu pemicu utama gejolak global adalah pengumuman Presiden AS Donald Trump terkait kebijakan tarif impor baru. Trump menetapkan tarif dasar sebesar 10% untuk semua impor dan tarif lebih tinggi untuk negara-negara tertentu, seperti Tiongkok (34%), Vietnam (46%), dan Uni Eropa (20%). Langkah ini memicu kekhawatiran akan pecahnya perang dagang baru yang berdampak pada inflasi global dan mendorong naiknya imbal hasil obligasi.

    Dalam pernyataannya, Trump menegaskan:

    “We can no longer allow unfair trade practices to hurt American workers. A base tariff of 10% is only the beginning.”

    (Kami tidak bisa lagi membiarkan praktik dagang yang tidak adil merugikan pekerja Amerika. Tarif dasar 10% hanyalah awal.)

    Namun, respons negara-negara terdampak menunjukkan dinamika menarik. Tiongkok merespons dengan memberlakukan tarif 34% untuk semua impor asal AS mulai 10 April. Di sisi lain, Vietnam mengambil pendekatan berbeda.

    “We are ready to remove all tariffs on U.S. imports to ensure stability and cooperation.”

    (Kami siap menghapus semua tarif atas impor dari AS untuk memastikan stabilitas dan kerja sama.)

    Demikian diungkapkan perwakilan Kementerian Perdagangan Vietnam.

    Situasi semakin memanas setelah Trump mengancam akan menaikkan tarif menjadi 50% terhadap impor dari Tiongkok jika Negeri Tirai Bambu tidak mencabut tarif balasan mereka sebelum 8 April. Kondisi ini mendorong volatilitas pasar global, namun di sisi lain juga membuka peluang reposisi strategi perdagangan bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia

    Pasar saham AS sendiri ditutup melemah pada Jumat (7/4), dengan indeks Dow Jones turun 0,91% dan S&P 500 terkoreksi 0,23%, menyusul kekhawatiran atas eskalasi perang dagang. Investor global kini menantikan sejumlah rilis data penting pekan ini, termasuk data inflasi AS (CPI Maret) yang diperkirakan berada di level 2,6% secara tahunan dan inflasi inti 3,0%

    Sumber : Elshinta.Com

  • Rusia Seret China ke Dalam Perang Ukraina

    Rusia Seret China ke Dalam Perang Ukraina

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia menyeret China ke dalam perang dengan Ukraina. Dia menuduh Moskow telah merekrut lebih dari 150 warga negara China untuk berperang terhadap tentaranya.

    “Ini adalah kesalahan kedua Rusia. Yang pertama adalah Korea Utara. Mereka menyeret negara lain ke dalam perang. Saya yakin bahwa mereka sekarang menyeret China ke dalam perang ini,” kata Zelensky kepada wartawan di Kyiv seperti dilansir AFP, Kamis (10/4/2025).

    Zelensky menyebut pihaknya memiliki rincian lebih dari 150 warga negara China yang telah dikerahkan ke garis depan. Hal itu disampaikan sehari setelah mengklaim tentara Ukraina telah menangkap dua warga negara China yang bertempur di wilayah Donetsk timur.

    Dia menambahkan Ukraina siap menukar dua tahanan perang China dengan tentara Ukraina yang ditangkap.

    Kritik baru terhadap Rusia dan China muncul beberapa jam setelah Beijing menolak gagasan bahwa warga negaranya telah direkrut dalam jumlah besar untuk berperang dengan Rusia, dan memperingatkan warga negara China untuk menghindari keterlibatan dalam konflik bersenjata.

    Menurut Kyiv, Korea Selatan, dan intelijen Barat, Pyongyang tahun lalu mengirim lebih dari 10.000 tentaranya untuk mendukung tentara Rusia setelah Ukraina melancarkan serangan lintas batas di wilayah Kursk barat.

    Sebuah dokumen yang dibagikan kepada AFP oleh seorang pejabat senior Ukraina berisi dugaan nama dan detail paspor dari 168 warga negara China yang menurut Kyiv telah direkrut oleh tentara Rusia, menurut intelijennya.

    Zelensky mengatakan dia yakin ada lebih banyak lagi dan bahwa informasi lebih lanjut sedang dikumpulkan.

    “Jelas bagaimana mereka merekrut mereka. Salah satu skemanya adalah melalui media sosial, khususnya TikTok dan jejaring sosial China lainnya, tempat orang Rusia mendistribusikan iklan,” kata Zelensky.

    “Beijing menyadari hal ini,” tambahnya.

    Zelensky juga mengatakan bahwa pasukan Ukraina telah melancarkan serangan terhadap wilayah Belgorod milik Rusia. Serangan itu untuk mencegah Moskow meningkatkan serangannya terhadap wilayah perbatasan Ukraina sendiri.

    “Langkah-langkah yang kami ambil ke arah Belgorod adalah tepat untuk mencegah Rusia melancarkan serangan baru, baik ke arah Kharkiv maupun Sumy,” kata Zelensky.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Performa IHSG lebih baik dari sejumlah negara, pelaku pasar respon positif ketahanan ekonomi RI

    Performa IHSG lebih baik dari sejumlah negara, pelaku pasar respon positif ketahanan ekonomi RI

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Performa IHSG lebih baik dari sejumlah negara, pelaku pasar respon positif ketahanan ekonomi RI
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 09 April 2025 – 13:53 WIB

    Elshinta.com – Pasar global anjlok akibat tarif AS dan retaliasi Tiongkok, mendorong alih investasi ke safe haven assets. Namun demikian, performa pasar Indonesia lebih baik dibandingkan negara-negara lainnya dan bahkan Amerika Serikat (AS) sendiri.

    Hal ini tercermin dari data yang dipaparkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (8/4).

    Dalam paparan itu, Sri Mulyani mencatat IHSG melemah -7,8% per 8 April 2025 terhadap 2 April , yaitu hari pengumuman tarif Presiden Trump di “Liberation Day.” IHSG sendiri pada full day 8 April ditutup -7,9% ke 5.996,14.

    Performa pasar Indonesia ini lebih baik dari pelemahan pasar di Italia yang -14,2%, Argentina -14% Vietnam -13,8%, Prancis -11,9%, Singapura -11,8%, Jerman -11,6%, dan bahkan indeks market AS sendiri yang merosot -10,7%.

    Indonesia juga lebih baik dari Inggris yang merosot -10,5%, Kanada -9,7%, Thailand -9,1%, dan Jepang dengan -8,2%.

    Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pergerakan pasar Indonesia yang lebih baik dari sejumlah negara ini artinya market merespon baik ekonomi Indonesia yang resilien. 

    “Saya akui memang jauh lebih baik, sebab market merespon positif resiliensi perekonomian Indonesia,” kata Nafan kepada wartawan saat diwawancarai, Rabu (9/4).

    Paparan ekspor Indonesia ke AS sendiri hanya 2% dari PDB-terendah di Asia Tenggara (dibanding Thailand 11%, Malaysia 10%).

    Adapun meski produk Indonesia dikenakan tarif 32%, tarif ini masih lebih rendah dibanding negara pesaing seperti Bangladesh, Kamboja, China, Sri Lanka, dan Vietnam yang dikenai bea masuk 37-49%.

    Penerapan tarif resiprokal ke Indonesia oleh AS ini malah bisa memperkuat daya saing Indonesia dalam menarik investasi asing langsung (FDI).

    “Insentif dari pemerintah juga menarik sekali dan ditunggu oleh para pelaku pasar,” kata Nafan.

    Sementara itu, Verdhana Sekuritas dalam catatannya Selasa, menyorot acara Sarasehan yang dihadiri Prabowo yang dilakukan  selama enam jam dengan para pemangku kepentingan utama di sektor bisnis, pasar, dan ketenagakerjaan.

    Acara itu turut dihadiri Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Ketua DEN Luhut Panjaitan, Gubernur BI Perry Warjiyo, dan lain-lain.

    Verdhana mencatat bahwa RI melihat tarif resiprokal AS sebagai peluang strategis dan Indonesia akan menggunakan pendekatan konsiliatif, yaitu mengalihkan impor ke produk-produk AS, seperti pertanian, energi, teknologi. Menurut Verdhana, pendekatan ini sangat dimungkinkan.

    Selain itu insentif fiskal juga akan dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan impor AS dan mempertahankan daya saing ekspor. Adapun kuota, lisensi, dan hambatan impor lainnya akan dihapuskan untuk meningkatkan kemudahan berbisnis.

    “Ini adalah sebuah perkembangan besar yang disambut baik oleh komunitas bisnis. Persyaratan TKDN juga akan beralih dari mandat yang kaku ke kerangka kerja berbasis insentif untuk meningkatkan daya saing,” tulis Verdhana.

    Berdasarkan analisis Verdhana, untuk mengurangi surplus perdagangan dengan AS, Indonesia hanya perlu mengalihkan sejumlah kecil impor ke AS, yang berpotensi menurunkan tarif.

    “Sebaliknya, negara-negara seperti Vietnam perlu meningkatkan impor mereka ke AS sebanyak 11 kali (sekitar 30% dari PDB). Hal ini memberikan peluang bagi perusahaan untuk berinvestasi di Indonesia dengan tarif yang berpotensi lebih rendah ke pasar AS,” jelas Verdhana.

    Selain itu pemerintah juga akan memberikan perlindungan sektor padat karya dalam negeri, misalnya tekstil, garmen, dan alas kaki, baik terhadap tarif maupun impor ilegal. Akan ada pembentukan gugus tugas khusus untuk mengurangi risiko PHK.

    Kebutuhan untuk mengeksplorasi pasar baru, seperti Uni Eropa dan kawasan lain, juga merupakan bagian dari rencana pemerintah. Terakhir, reformasi bea cukai, administrasi pajak, dan penegakan hukum akan diprioritaskan untuk mengatasi impor ilegal dan praktik dumping.

    “Pertemuan hari ini semakin mendukung pandangan kami bahwa aksi jual di pasar terlalu berlebihan. Meskipun masih banyak yang harus diurai dari kebijakan tarif timbal balik Trump, kami percaya Indonesia — dengan salah satu tingkat paparan ekspor terendah ke AS dan perdagangan eksternal lebih terlindungi daripada kebanyakan negara,” jelas Verdhana.

    “Lebih jauh, tanggapan pemerintah, baik yang bernada mendamaikan maupun berfokus pada reformasi untuk meningkatkan kemudahan berbisnis, tepat waktu,” lanjut laporan itu.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Ini bukti ekonomi Indonesia kuat dan tahan guncangan akibat aksi Trump

    Ini bukti ekonomi Indonesia kuat dan tahan guncangan akibat aksi Trump

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (8/4/2025) (ANTARA/Bayu Saputra)

    Ini bukti ekonomi Indonesia kuat dan tahan guncangan akibat aksi Trump
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 09 April 2025 – 14:21 WIB

    Elshinta.com – Kebijakan tarif Amerika Serikat kembali menjadi pusat guncangan pasar global. Kali ini, kebijakan tersebut datang dari pemerintahan Trump yang baru kembali berkuasa. 

    Dalam langkah agresifnya, AS menaikkan tarif impor terhadap produk-produk utama dari Tiongkok, memicu aksi balasan dari Beijing. 

    Efek domino langsung terasa di pasar keuangan global: investor global buru-buru melepas aset berisiko dan memindahkan portofolionya ke safe haven assets seperti dolar AS, emas, dan obligasi negara maju.

    Namun di tengah kepanikan ini, Indonesia justru menunjukkan ketahanan yang relatif baik dibandingkan banyak negara lain.

    Rupiah Stabil, Meski Tertekan

    Dari sisi nilai tukar, data Bloomberg yang diolah Kemenkeu menunjukkan rupiah hanya melemah 0,8% terhadap dolar AS dalam periode 2 hingga 8 April 2025. Ini tergolong stabil jika dibandingkan dengan negara lain seperti Brasil (-4,5%), Meksiko (-2,2%), atau bahkan Euro dan Yen yang masing-masing turun lebih dari 1%.

    Ini menunjukkan bahwa pasar valuta asing tidak terlalu panik terhadap kondisi di Indonesia, bahkan ketika pengumuman kebijakan tarif itu bertepatan dengan masa libur Lebaran di dalam negeri.

    “Nilai tukar rupiah relatif stabil meski ada pelemahan, tetapi dibandingkan negara lain seperti Jepang, kita masih lebih baik,” klaim Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

    IHSG Terkoreksi, Tapi Masih Dalam Kendali

    Meski begitu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi cukup tajam, yaitu -7,8% selama periode yang sama. Namun jika dilihat secara global, koreksi ini masih lebih baik dibandingkan Argentina (-14,0%), Vietnam (-13,8%), atau bahkan indeks Italia dan Jerman yang masing-masing turun lebih dari -10%.

    “Investor portfolio merespons negatif kebijakan RRT. Kita semuanya hari ini adalah hari pertama pembukaan bursa dan kita sudah melihat Indonesia tadi sesi yang kedua di bawah 8%,” sebut Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (8/4/2025).

    Artinya, pasar saham Indonesia masih mampu menahan tekanan eksternal lebih baik dari banyak negara lain, bahkan negara-negara maju.

    Obligasi Masih Diincar Investor

    Yang paling mencolok adalah kinerja pasar obligasi pemerintah Indonesia, yang justru mencatat inflow. Imbal hasil obligasi naik 9 basis poin, mengindikasikan adanya permintaan yang tetap kuat dari investor, terutama saat negara lain seperti Jepang (-24 bps), Arab Saudi (-20 bps), dan bahkan AS (-2 bps) mengalami penurunan yield akibat lonjakan permintaan yang menandakan flight to safety.

    Ini menandakan bahwa Indonesia masih dianggap memiliki daya tarik di mata investor, bahkan di tengah gejolak kebijakan proteksionis AS.

    Kenapa Kebijakan Tarif AS Picu Kepanikan?

    Kebijakan tarif yang diumumkan Trump bertujuan melindungi industri domestik AS, khususnya manufaktur dan teknologi. Namun, langkah ini langsung dibalas oleh Tiongkok dengan menaikkan tarif impor barang-barang dari AS, memperuncing tensi dagang dua ekonomi terbesar dunia.

    Efek langsungnya adalah peningkatan ketidakpastian global, perlambatan perdagangan, dan potensi inflasi karena naiknya harga barang impor. Bagi pasar keuangan, ini adalah sinyal bahaya, terutama bagi negara berkembang yang selama ini bergantung pada ekspor dan aliran modal asing.

    Apa Artinya untuk Indonesia?

    Meskipun IHSG terkoreksi dan rupiah melemah, pasar obligasi yang tetap diminati menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia dinilai cukup kuat oleh investor global. Cadangan devisa yang tinggi, inflasi yang terkendali, serta prospek pertumbuhan yang stabil menjadi bantalan penting di tengah ketidakpastian global.

    “Saya akui memang jauh lebih baik, sebab market merespon positif resiliensi perekonomian Indonesia,” kata Analis Mirae Asset Nafan Aji Gusta Utama.

    Namun, ke depan, pemerintah dan pelaku pasar tetap perlu waspada terhadap risiko lanjutan dari tensi dagang global ini. Koordinasi antara kebijakan fiskal, moneter, dan stabilitas pasar keuangan menjadi kunci menjaga kepercayaan investor di tengah guncangan eksternal.

    Sumber : Elshinta.Com

  • China Ajukan Syarat kepada AS Jika Ingin Negosiasi Soal Tarif Dagang

    China Ajukan Syarat kepada AS Jika Ingin Negosiasi Soal Tarif Dagang

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah China meminta agar Amerika Serikat (AS) dapat memperlakukan negara lain secara setara dan hormat bila benar-benar ingin melakukan negosiasi soal tarif dagang.

    “Jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah melalui dialog dan negosiasi, AS harus menunjukkan kepada orang-orang bahwa mereka siap memperlakukan orang lain dengan kesetaraan, rasa hormat dan saling menguntungkan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dikutip dari Antara, Rabu (9/4/2025).

    Hal itu disampaikan Lin Jian setelah Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara China mengumumkan akan memberlakukan tarif baru, yaitu sebesar 84% terhadap barang-barang asal Amerika Serikat mulai Kamis (10/4) pada 12.00 waktu setempat.

    Besaran tarif tersebut bertambah 50% dari tadinya 34% seperti yang diumumkan pada Rabu (8/4).

    Penerapan tarif tambahan oleh China tersebut berlaku beberapa saat setelah tarif 104% atas barang-barang asal China yang dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump yang efektif mulai Rabu (9/4).

    “Jika AS memutuskan untuk tidak peduli dengan kepentingan AS sendiri, China dan seluruh dunia, dan bertekad untuk melawan perang tarif dan perdagangan, respon China akan terus berlanjut sampai akhir,” tambah Lin Jian.

    AS, ungkap Lin Jian, masih menyalahgunakan tarif dan memberikan tekanan maksimal terhadap China sehingga pemerintah Negeri Tirai Bambu itu dengan tegas menolak dan tidak akan pernah menerima tindakan hegemonik dan intimidasi tersebut.

    “Kami tidak akan menoleransi segala upaya untuk merugikan kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China. Kami akan terus mengambil langkah tegas dan kuat untuk melindungi hak dan kepentingan kami,” tegas Lin Jian.

    Lin Jian pun menyebut ekonomi China memiliki fondasi yang kokoh dan kekuatan pendorong yang cukup untuk pertumbuhan yang stabil melawan segala tantangan, termasuk dengan kepemimpinan yang kuat dari Komite Sentral Partai Komunis China.

    “Dengan upaya bersama dari 1,4 miliar orang, China memiliki keyakinan dan kemampuan untuk mengatasi berbagai risiko dan tantangan. Guncangan eksternal tidak dapat mengubah fundamental ekonomi China yang memiliki fondasi yang stabil, banyak kekuatan, ketahanan yang luar biasa, dan potensi yang besar,” jelas Lin Jian.

    Selain itu, Lin Jian menilai pertumbuhan ekonomi China yang stabil membawa stabilitas yang sangat dibutuhkan bagi dunia yang bergejolak.

    “China, ekonomi terbesar kedua, telah menjadi mesin utama yang berkontribusi sekitar 30% terhadap pertumbuhan ekonomi global selama bertahun-tahun. Sebagai pasar konsumen terbesar kedua dengan populasi berpenghasilan menengah terbesar, China terus membuka potensi konsumsi, yang mengubah semakin banyak permintaan China menjadi peluang bagi dunia,” tambah Lin Jian.

    China, ungkap Lin Jian, juga dengan tegas menegakkan rezim perdagangan multilateral berbasis aturan, memajukan liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi serta membuat kue pembangunan bersama menjadi lebih besar.

    “China menghormati komitmen atas terhadap keterbukaan berstandar tinggi dan terus menjaga lingkungan pro-bisnis yang berorientasi pasar, berbasis hukum, dan berkelas dunia untuk membantu bisnis asing mendapatkan lebih banyak manfaat dari setiap pertumbuhan ekonomi China,” pungkas Lin Jian.

    Donald Trump

    Sebelumnya, Perdana Menteri China Li Qiang dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga sudah melakukan percakapan telepon pada Selasa (8/4) dengan kesepakatan bahwa kedua pihak perlu bersama-sama menjaga perdagangan dan investasi yang bebas, terbuka, menjaga rantai industri dan pasokan global tetap stabil dan memberikan lebih banyak stabilitas dan kepastian bagi perekonomian keduanya.

    Trump awalnya mengenakan tarif 10% untuk semua barang China pada bulan Februari 2025 tanpa pengecualian karena menilai China ikut terlibat dalam membantu imigrasi ilegal dan menyelundupkan fentanil ke AS.

    Pada Maret 2025, Trump mengenakan tarif 20% kepada semua barang asal China dengan alasan yang sama.

    Kemudian pada 2 April, Trump mengumumkan kombinasi tarif universal senilai 10% dan tarif timbal balik terhadap berbagai negara dan entitas, termasuk China yang dikenai tarif 34 persen.

    Atas tindakan Trump tersebut maka pada 4 April, China mengumumkan pengenaan tarif tambahan 34% atas barang-barang asal AS, selain tarif yang sudah berlaku saat ini.

    Karena China membalas dengan tarif 34% yang sama dengan tarif yang ditetapkan Trump atas barang-barang China, maka Trump pun menambahkan bea masuk 50% lagi pada Kamis (9/4) sehingga dengan menghitung pungutan mulai Februari, maka kenaikan tarif kumulatif barang-barang China menjadi 104%.

    Penerapan tarif tersebut dilakukan Trump dengan alasan untuk menghidupkan kembali basis manufaktur Amerika yang hilang dengan memaksa perusahaan untuk pindah ke AS.

    Trump menyebut negosiasi dengan Beijing dapat dilakukan tapi keputusan ada di tangan China, dengan mengatakan Beijing “sangat ingin membuat kesepakatan tetapi mereka tidak tahu bagaimana memulainya.”

    Selain itu Trump mengatakan lebih dari 70 negara telah menghubunginya untuk memulai negosiasi sejak tarif diumumkan.

    “Saya katakan kepada Anda bahwa negara-negara ini menghubungi kami, menjilat pantat saya. Mereka sangat ingin membuat kesepakatan,” katanya dalam satu jamuan makan malam pada Selasa (7/4).

    Sejumlah negara yang menyatakan akan bernegosiasi termasuk Jepang yang terkena pajak impor sebesar 24%, Korea Selatan yang terkena 25% maupun Uni Eropa yang kena tarif 20%.

    Tarif yang dijatuhkan Trump telah mengguncang tatanan perdagangan global yang telah bertahan selama beberapa dekade, menimbulkan kekhawatiran akan resesi dan perusahaan-perusahaan besar mengalami kerugian triliunan dolar di berbagai pasar saham seluruh dunia.

  • Tarif Trump Berisiko Sebabkan Inflasi dan Resesi Ekonomi AS Sendiri – Halaman all

    Tarif Trump Berisiko Sebabkan Inflasi dan Resesi Ekonomi AS Sendiri – Halaman all

    Tarif Trump Berisiko Sebabkan Inflasi dan Resesi Ekonomi AS Sendiri

    TRIBUNNEWS.COM – Tarif timbal balik yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump , yang diumumkannya pada Rabu (9/4/2025) sebagai “Deklarasi Kemerdekaan Ekonomi,” akan mengawali era baru dalam perdagangan global sekaligus meningkatkan kekhawatiran inflasi dan resesi bagi ekonomi AS .

    Trump menandatangani perintah eksekutif untuk mengenakan tarif timbal balik yang luas pada lebih dari 180 negara, mulai dari 10 persen hingga 50%, untuk mengakhiri praktik perdagangan, yang menurut pemerintahannya tidak adil.

    Pemerintahan Trump bermaksud menghasilkan hampir $700 miliar melalui tarif tambahan ini untuk membiayai pemotongan pajak bagi orang kaya.

    Tetapi para ekonom memperingatkan kalau hal ini akan mengakibatkan biaya impor yang lebih tinggi dan menaikkan harga bagi konsumen akhir sekaligus menghambat pertumbuhan ekonomi.

    Trump mengklaim AS “diperas” oleh semua negara, kawan atau lawan, dan bermaksud merevitalisasi produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan asing melalui tarif ini.

    Presiden AS lalu menandatangani perintah eksekutif untuk mengenakan tarif pada sektor otomotif, baja, dan aluminium serta tarif pada Kanada, Meksiko, dan China karena dugaan perdagangan gelap fentanil dan masuknya migran tak berdokumen ke AS.

    Presiden AS juga menunjuk negara-negara yang memiliki defisit perdagangan luar negeri dengan AS, yang menunjukkan kalau mereka tidak cukup membeli produk buatan Amerika.

    Sebagai informasi, Impor AS mencapai $4,1 triliun, dan ekspor mencapai $3,2 triliun tahun lalu, menurut Departemen Perdagangan AS.

    Khusus untuk China, AS awalnya mematok tarif 34% sebelum menaikkannya menjadi 104 persen hanya dalam beberapa hari.

    Adapun Uni Eropa dipatok tarif impor sebesar 20%, Vietnam 46%, Taiwan 32%, Jepang 24%, India 26%, Korea Selatan 25%, Thailand 36%, Swiss 31%, Indonesia 32%, Malaysia 24%,
    Kamboja 49%, Afrika Selatan 30%, Bangladesh 30%, dan Israel 17?lam tarif timbal balik.

    Beberapa negara, seperti Turki, Inggris, Brasil, Australia, Uni Emirat Arab, Selandia Baru, Mesir, dan Arab Saudi, masing-masing dikenakan tarif timbal balik sebesar 10%.

    Hal yang mengejutkan, beberapa negara yang paling terkena sanksi di dunia, yaitu Rusia, Kuba, Belarus, dan Republik Demokratik Korea, tidak dikenakan tarif timbal balik, sementara Kepulauan Heard dan McDonald yang tidak berpenghuni di Australia disertakan.

    PRESIDEN AS – Tangkapan layar YouTube White House pada Rabu (26/3/2025) yang menunjukkan Presiden Trump Singgah Bertemu Duta Besar AS pada Selasa (25/3/2025). Trump menanggapi sebuah artikel di The Atlantic yang mengungkapkan bahwa percakapan pejabat keamanan nasional AS tentang rencana menyerang Houthi Yaman bocor di sebuah grup chat. (Tangkapan layar YouTube White House)

    Dampak Tarif Trump Bagi AS

    Lab Anggaran di Yale memperkirakan kalau tarif Trump akan menyebabkan inflasi meningkat dan membebani biaya rata-rata $3.800 per rumah tangga di AS.

    Anderson Economic Group memperkirakan kalau tarif otomotif sebesar 25% yang diberlakukan Trump akan menambah biaya sebesar $2.500 hingga $5.000 untuk mobil-mobil Amerika berbiaya terendah dan hingga $20.000 untuk beberapa model impor.

    Perkiraan biaya tarif otomotif bagi konsumen akhir di AS adalah $30 miliar untuk tahun pertama.

    Sementara itu, inflasi AS terakhir tercatat sebesar 0,2% secara bulanan dan 2,8% secara tahunan pada bulan Februari.

    Menurut Boston Fed, dampak tarif pada inflasi AS diperkirakan akan menyebabkan peningkatan 1,4 hingga 2,2 poin persentase, yang selanjutnya membatasi kemampuan Fed (Bank Federal AS) untuk memerangi inflasi.

    Kepercayaan konsumen di AS telah menurun sejak Trump menjabat pada 20 Januari, dengan indeks kepercayaan konsumen Universitas Michigan mencapai titik terendah sejak November 2022 di angka 57,9, sementara ekspektasi inflasi konsumen jangka pendek naik menjadi 4,9%, level tertinggi sejak waktu yang sama.

    Mengenai pertumbuhan ekonomi, Fitch Ratings memperkirakan bahwa AS akan tumbuh lebih lambat dari tingkat yang diproyeksikan sebesar 1,7% pada bulan Maret karena adanya tarif Trump, sementara Oxford Economics memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS sebesar 1,4% tahun ini.

    Departemen Perdagangan AS mengatakan ekonomi AS tumbuh 2,8% tahun lalu, menandai perbedaan mencolok dalam proyeksi pertumbuhan tahun ini sejak masa jabatan kedua Trump dimulai pada bulan Januari.

    Analisis lembaga pemikir Tax Foundation yang berkantor pusat di Washington menunjukkan bahwa tarif Trump diperkirakan menghasilkan $3,2 triliun selama dekade berikutnya tetapi mengakibatkan kerugian 0,8?lam produk domestik bruto (PDB) negara tersebut.

     

    (oln/anews/*)

  • Apple Kirim 5 Pesawat Kargo Penuh iPhone dari India ke Amerika

    Apple Kirim 5 Pesawat Kargo Penuh iPhone dari India ke Amerika

    Jakarta

    Dampak tarif baru yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sangat besar bagi Apple. Sampai-sampai, mereka harus menggeber pengiriman produknya termasuk iPhone, ke Amerika Serikat.

    Seorang pejabat senior di Pemerintah India menyebut pada akhir Maret lalu Apple mengirimkan lima pesawat kargo yang dipenuhi iPhone dan berbagai produk Apple lainnya dari India ke Amerika.

    Lima pesawat itu diterbangkan dalam tiga hari pada minggu terakhir Maret 2025 lalu. Tujuannya adalah untuk mengejar deadline pemberlakuan tarif Trump. Jadi iPhone dan produk Apple lain yang sampai di Amerika sebelum 9 April 2025 tak terkena tarif resiprokal 10% yang dikenakan oleh Trump ke India.

    Tarif baru yang mencekik ini diakali dengan menggenjot produksi iPhone dan produk lainnya di berbagai pabrik di India, China, dan lainnya. Padahal, pada kuartal pertama ini lazimnya adalah jumlah produksi cukup rendah karena penjualan memang tak terlalu tinggi.

    “Pabrik di India dan China dan beberapa lokasi kunci lain sudah mengirimkan produk ke Amerika Serikat untuk mengantisipasi tarif lebih tinggi,” ujar seorang sumber yang dikutip Times of India, Rabu (9/4/2025).

    Dengan begitu Apple bisa mempertahankan harga jual yang ada saat ini untuk sementara.

    “Cadangan yang datang dengan biaya lebih rendah akan menjaga perusahaan secara sementara dari harga tinggi yang harus dibayarkan untuk pengapalan baru dengan tarif yang sudah direvisi,” kata sumber tersebut.

    Sebagai informasi, tarif baru dari Trump tersebut baru akan berlaku pada 9 April 2025 dan tidak dikenakan untuk produk yang sudah berada di Amerika Serikat. Jadi, secara teoritis, Apple mungkin akan bisa menahan kenaikan harga iPhone sampai iPhone 17 (mungkin) dirilis pada September 2025 mendatang.

    Apple tengah bersiap untuk mengurangi kenaikan harga itu dengan membatasi keuntungan mereka dari sisi komponen. Ini karena secara rata-rata, Apple mengambil keuntungan hingga 45% dari sisi hardware.

    Selain itu, Apple juga kini tengah memperluas fasilitas perakitannya di negara baru, salah satunya adalah Brasil.

    Aturan tarif baru dari Trump ini berdampak besar untuk banyak perusahaan, salah satunya Apple, yang kapitalisasinya merosot hingga USD 638 miliar atau sekitar Rp 10.761,1 triliun dalam waktu tiga hari sejak tarif baru itu diumumkan.

    (asj/fay)