Negara: Republik Rakyat Cina

  • Tesla Setop Pemesanan Model S dan X di China, Efek Perang Dagang AS-China

    Tesla Setop Pemesanan Model S dan X di China, Efek Perang Dagang AS-China

    Bisnis.com, JAKARTA — Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China kian memanas dan mulai menimbulkan dampak langsung ke sektor otomotif. Imbasnya, produsen kendaraan listrik asal AS Tesla Inc. menghentikan layanan pemesanan untuk model S dan model X di pasar China.

    Langkah ini diambil setelah Pemerintah China resmi mengumumkan kenaikan tarif impor terhadap seluruh produk asal AS menjadi 125% mulai 12 April 2025. 

    Adapun, kebijakan ini merupakan respons atas tarif impor balasan setara yang sebelumnya diberlakukan oleh Pemerintah AS, dalam upaya menekan defisit perdagangan dan memberikan sanksi atas tindakan retaliasi Beijing terhadap pajak barang impor AS.

    “Penyesuaian tarif tersebut juga memperhitungkan bea tambahan 20% yang diberlakukan awal tahun ini terkait peran China dalam peredaran fentanil, sehingga total tarif kumulatif yang dikenakan terhadap barang AS menjadi 145%,” tulis laporan Bloomberg, dikutip pada Sabtu (12/4/2025).

    Langkah Tesla ini terekam melalui situs resminya di China, hingga akhir Maret 2025 konsumen masih bisa melakukan pemesanan untuk Model S dan Model X, menurut arsip Wayback Machine. Namun, pada Jumat (11/4/2025), opsi tersebut sudah tidak lagi tersedia. 

    Kendati demikian, unit dalam stok ada yang masih tersedia, termasuk Tesla model S berkelir putih yang ditawarkan dengan harga 759.900 yuan atau sekitar US$103.800.

    Kontribusi China terhadap Kinerja Global Tesla

    Mengacu laman resmi pemerintah China, penjualan kendaraan listrik (EV) Tesla di Negeri Tirai Bambu itu mencapai rekor tertinggi sebanyak 657.000 unit pada 2024, atau naik 8,8% secara tahunan (year on year/YoY).

    Itu artinya, China merupakan pasar penting bagi Tesla, dengan menyumbang sebanyak 36,7% dari total penjualan Tesla secara global sebanyak 1,79 juta unit pada 2024.

    Di Shanghai, pabrik raksasa Tesla yang merakit baterai yang dikenal sebagai Megapack, telah memulai uji coba produksi. Produksi massal di fasilitas ini dimulai sepenuhnya pada kuartal I/2025.

    Adapun pabrik Tesla di Shanghai hanya memproduksi Model 3 dan Model Y, yang sebagian besar dijual di pasar domestik atau diekspor ke wilayah Asia lainnya. Sementara itu, Model S dan X masih diproduksi eksklusif di Fremont, California.

    Persaingan Ketat dan Tekanan Operasional

    Tesla tengah menghadapi tekanan dari sisi permintaan maupun persaingan. Pengiriman kendaraan dari pabrik Tesla di Shanghai anjlok selama enam bulan berturut-turut, dengan penurunan pengiriman sebesar 22% pada kuartal I/2025, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Pada waktu yang sama, BYD Co. kian memperkuat dominasinya. Produsen mobil listrik raksasa asal China itu mencatatkan total pengiriman selama tiga bulan pertama 2025 menembus 986.098 unit.

    Di lain sisi, Tesla juga mengalami tekanan dari sisi pasar global. Pengiriman kendaraan Tesla pada kuartal I/2025 turun ke level terendah sejak 2022, dipengaruhi oleh sentimen negatif terhadap CEO Elon Musk terkait keterlibatannya dalam isu geopolitik.

    Alhasil, kondisi tersebut menciptakan kekhawatiran di kalangan investor. Analis Wall Street memangkas target harga saham Tesla pada awal pekan ini. Sementara itu, harga saham Tesla sempat melemah hingga 2,6% dalam perdagangan pra-pembukaan setelah kabar penghentian pemesanan Model S dan X beredar.

    Langkah Tesla untuk menghentikan penjualan dua model premiumnya di China selain berdampak besar terhadap volume penjualan, juga menjadi indikator bahwa risiko geopolitik dapat mengganggu strategi distribusi dan penetrasi pasar global.

  • Daftar Lengkap Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 12 April 2025, Antam Sentuh Rekor Rp 1,94 Juta – Page 3

    Daftar Lengkap Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 12 April 2025, Antam Sentuh Rekor Rp 1,94 Juta – Page 3

    Harga emas menguat menyambut akhir pekan. Harga emas naik  melewati posisi USD 3.200 pada Jumat, 11 April 2025. Hal itu seiring dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah dan perang dagang AS-China memicu kkehawatiran resesi yang mendorong investor berbondong-bondong mencari emas.

    Mengutip CNBC, Sabtu (12/4/2025), harga emas spot naik hampir 2% menjadi USD 3.232,89 per ounce, setelah mencapai rekor tertinggi USD 3.245,28 pada awal sesi perdagangan. Harga emas batangan telah naik lebih dari 6% pada pekan ini. Di sisi lain, harga emas berjangka AS naik 2,1% menjadi USD 3.244,6.

    Sementara itu, harga perak spot naik 2,7% menjadi USD 32,05 per ounce, sedangkan platinum bertambah 0,2% menjadi USD 939,80. Paladium bertambah 0,6 persen menjadi USD 913,65.

    “Emas jelas terlihat sebagai aset safe haven yang disukai di dunia yang kacau akibat perang dagang Trump. Dolar AS telah terdepresiasi dan obligasi pemerintah AS mengalami aksi jual besar-besaran, karena kepercayaan terhadap AS sebagai mitra dagang yang dapat diandalkan telah berkurang,” ujar Commodities Strategist WisdomTree, Nitesh Shah.

    Sementara itu, China menaikkan tarif impor AS menjadi 125% pada Jumat pekan ini sehingga meningkatkan taruhan dalam konfrontasi antara dua ekonomi terbesar di dunia.

    Dolar AS melemah terhadap mata uang lainnya, membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS lebih murah bagi pembeli luar negeri.

    Selain itu, sejumlah faktor juga mendukung reli harga emas pada 2025. Faktor itu mulai aksi beli oleh bank sentral, harapan penurunan suku bunga the Federal Reserve (the Fed), ketidakstabilan geopolitik dan lonjakan arus investor ke ETF.

  • Prabowo usulkan penambahan anggota tetap Dewan Keamanan PBB

    Prabowo usulkan penambahan anggota tetap Dewan Keamanan PBB

    Presiden Prabowo Subianto saat berbicara di Forum Diplomasi Antalya 2025 bertempat di Gedung Nest Convention Center, Turki, Jumat (11/4/2025). (ANTARA/HO-Antalya Diplomacy Forum)

    Prabowo usulkan penambahan anggota tetap Dewan Keamanan PBB
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 12 April 2025 – 07:29 WIB

    Elshinta.com – Presiden Prabowo Subianto, dalam pidatonya di Forum Diplomasi Antalya 2025, mengusulkan agar Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menambah jumlah anggota tetap.

    Usulan tersebut disampaikan Presiden Prabowo pada Jumat (11/4) di Gedung Nest Convention Center, Turki.

    “Kita sudah memiliki format yang baik. Namun kini, ada tuntutan agar Dewan Keamanan PBB menambah jumlah anggota tetap, untuk mencerminkan realitas dunia saat ini,” katanya diikuti dalam jaringan (daring) Antalya Diplomacy Forum 2025 di Jakarta, Sabtu.

    Menurut Kepala Negara, struktur Dewan Keamanan saat ini sudah tidak lagi mencerminkan realitas geopolitik dunia.

    Presiden menilai, negara-negara besar seperti India, Brasil, dan lainnya memiliki populasi dan peran signifikan, namun belum mendapat tempat yang setara dalam struktur tertinggi PBB.

    Presiden menyebut, tidak perlu membentuk sistem baru secara keseluruhan, melainkan membangun dari lembaga yang sudah terbukti bekerja, sembari memperbaiki kekurangannya.

    “Bangunlah dari yang sudah terbukti baik. Atasi kekurangannya, tingkatkan kualitasnya,” katanya menambahkan.

    Dalam pidatonya, Presiden Prabowo juga memuji kinerja lembaga-lembaga internasional seperti WHO, UNICEF, dan FAO yang dinilai sukses dalam mengatasi tantangan global seperti kelaparan dan penyakit.

    Dewan Keamanan PBB adalah organ utama yang bertanggung jawab menjaga perdamaian dan ketertiban dunia.

    Saat ini, Dewan Keamanan terdiri atas lima negara anggota tetap (AS, Prancis, Inggris, Rusia, dan Tiongkok) dan 10 anggota tidak tetap yang dipilih secara bergilir setiap dua tahun oleh Majelis Umum PBB.

    Reformasi pertama keanggotaan dilakukan pada 1963, dengan menambah jumlah anggota tidak tetap atas enam menjadi 10. Namun, sejak saat itu, belum ada perubahan jumlah anggota tetap.

    Sumber : Antara

  • Tidak Ada Pemenang dalam Perang Tarif

    Tidak Ada Pemenang dalam Perang Tarif

    GELORA.CO – Presiden China Xi Jinping menegaskan bahwa tidak ada pemenang dalam perang tarif dan melawan dunia akan hanya akan mengakibatkan isolasi diri.

    Hal itu diungkap Xi Jinping saat bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sanchez di Beijing pada Jumat (11/4).

    Xi menyampaikan selama lebih dari 70 tahun terakhir, China telah mencapai pembangunan melalui kemandirian dan perjuangan yang sulit, tidak pernah bergantung pada belas kasihan pihak lain, serta tidak takut dengan segala penindasan yang tidak masuk akal.

    Ia menambahkan terlepas dari bagaimana dunia eksternal berubah, China akan tetap percaya diri dan fokus mengelola urusannya dengan baik.

    Seraya mengungkapkan China dan Uni Eropa (UE) merupakan perekonomian utama di dunia sekaligus pendukung kuat globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas, Xi menuturkan kedua pihak telah menjalin hubungan simbiosis ekonomi yang erat dengan output ekonomi gabungan mereka melebihi sepertiga total dunia.

    Ia menyerukan China dan UE agar memenuhi tanggung jawab internasional mereka, bekerja sama untuk melindungi globalisasi ekonomi dan lingkungan perdagangan internasional serta bersama-sama menentang perundungan sepihak.

    Hal tersebut, ucap Xi, tidak hanya melindungi hak dan kepentingan sah China dan UE, tetapi juga berperan untuk menjaga kesetaraan dan keadilan dalam komunitas internasional sembari menegakkan aturan dan tatanan internasional.

    Sanchez mengatakan China merupakan mitra yang penting bagi UE dan Spanyol selalu mendukung pengembangan hubungan UE-China yang stabil.

    Menyatakan bahwa UE berkomitmen terhadap perdagangan terbuka dan bebas, menjunjung tinggi multilateralisme, dan menentang kenaikan tarif sepihak, Sanchez menyampaikan tidak ada pemenang dalam perang dagang.

    Menghadapi situasi internasional yang kompleks dan menantang, kata Sanchez, Spanyol dan UE bersedia memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan China untuk mempertahankan tatanan perdagangan internasional, mengatasi berbagai tantangan termasuk perubahan iklim dan kemiskinan serta melindungi kepentingan bersama masyarakat internasional.

  • Mustahil atau Tidak? Deret Bukti Ini Jawab Nasib iPhone Made in USA

    Mustahil atau Tidak? Deret Bukti Ini Jawab Nasib iPhone Made in USA

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple jadi salah satu yang disorot dengan kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS). Tarif yang dikenakan itu bisa berdampak pada kenaikan harga luar biasa pada iPhone di negara tersebut.

    Sebab, seperti diketahui kebanyakan produk Apple diproduksi di luar AS seperti China dan India. Kedua negara tersebut terdampak kebijakan tarif, termasuk China yang mencapai lebih dari 100%.

    Bukan hanya Apple, banyak perusahaan yang mengandalkan pabrikan luar AS untuk memproduksi produknya.

    Tujuan jangka panjang kebijakan presiden Donald Trump sendiri bisa memindahkan pabrikan teknologi tersebut kembali ke AS. Termasuk produksi iPhone di tanah kelahirannya.

    Namun mungkinkah itu terjadi? Karena bukanlah hal mudah memindahkan sumber daya yang memang sudah ada di pabrikan China.

    iPhone Asli Buatan AS, Mungkinkah?

    Salah satu yang paling realistis, menurut Profesor Emeritus Duke University, Gary Gereffi, adalah dengan merekonstruksi rantai pasokan. Perusahaan bisa mengalihkan manufaktur komponen utama ke Amerika Utara.

    Masalah lain yang jadi sorotan adalah soal tenaga kerja. Perakitan di AS bakal membutuhkan lebih banyak tenaga kerja manusia dan juga robot.

    “Kita mengalami kekurangan tenaga kerja yang sangat parah. Dan telah kehilangan seni manufaktur skala besar,” jelas profesor bisnis Universitas Johns Hopkins, Tinglong Dai, dikutip dari Wall Street Journal.

    Sebagai contoh, pabrikan perakit iPhone di China, Foxconn, memperkerjakan 300 ribu pekerja. Di sisi lain, perekrutan akan menjadi salah satu masalah paling besar yang ada di pabrik-pabrik AS.

    Belum lagi soal uang yang harus digelontorkan Apple. Perlu banyak biaya membangun iPhone asli AS.

    Meski harganya murah jika diproduksi AS, namun kualitasnya akan lebih buruk. Setidaknya pada awal pabrikan AS berjalan.

    “AS memiliki kapasitas memproduksi komponen smartphone di sejumlah area, namun bukan yang terbaik,” jelas Dai.

    (dce)

  • Waspada Jebakan Negosiasi Tarif Trump, AS Tekan Indonesia Cegah Ekspor Produk China

    Waspada Jebakan Negosiasi Tarif Trump, AS Tekan Indonesia Cegah Ekspor Produk China

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat ekonomi dan periset isu internasional, Yanuar Rizky memperingatkan perlunya mewaspadai negosiasi tarif yang diterapkan Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Negosiasi tarif impor dapat menjadi jebakan untuk menekan hubungan kerja sama Pemerintah Indonesia maupun swasta dengan China.

    Yanuar Rizky mengingatkan potensi jebakan tersebut dalam podcast atau siniar yang dipandu mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto dalam program Obrolan Waras, baru-baru ini.

    Bambang membuka topik obrolan dengan menyebut bahwa isu Tarif Impor merupakan permainan Donald Trump. Jika permainan tersebut tidak dibaca secara tajam, bisa masuk dalam jebakan seolah-olah sekadar membangun negosiasi dagang saja dengan Amerika Serikat.

    Menurut Bambang, isu tarif Trump ini bukan sekadar negosiasi tarif resiprokal saja. 

    “Artinya, kalau lu kirim tim diplomasi tetapi dia tidak memahami ide dasarnya, maka akan terjadi masalah,” kata Bambang Widjojanto, dilansir dari kanal YouTube pribadinya, Jumat, (11/4/2025).

    Dia mencontohkan negara Vietnam yang sudah merespon kebijakan tarif Trump dengan membuat kebijakan tarif nol persen. Namun ternyata, Trump tidak hanya menginginkan perubahan tarif saja, tetapi juga terkait kebijakan luar negeri non tarif. 

    Sebagai narasumber yang memiliki bekal riset luar negeri, Yanuar Rizky meluruskan beberapa hal terkait Tarif Trump dan peran presiden Amerika Serikat di dalamnya.

    “Makanya menurut saya, kenapa Amerika juga membiarkan Trump menang (Pilpres AS), karena nyari orang yang agak gila itu kan juga nggak gampang,” Jelas Yanuar Rizky.

  • Donald Trump Batalkan Rencana Pembatasan Chip Nvidia ke China

    Donald Trump Batalkan Rencana Pembatasan Chip Nvidia ke China

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membatalkan rencananya untuk melarang ekspor chip AI H20 ke China. Sebelumnya, pemerintahan Trump berencana melarang ekspor chip AI Nvidia H20 ke China. Padahal, Nvidia sengaja merancang chip H20 yang khusus untuk China. Kenapa bisa begitu ya?

  • Xi Jinping Cari Dukungan 3 Negara Asia untuk Lawan Strategi Trump – Halaman all

    Xi Jinping Cari Dukungan 3 Negara Asia untuk Lawan Strategi Trump – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden China Xi Jinping mengumumkan rencana tur ke tiga negara Asia Tenggara pada pekan depan di tengah memanasnya perang dagang China dengan Amerika Serikat (AS). 

    Tiga negara tersebut yakni Vietnam, Malaysia serta Kamboja. Menurut kantor berita pemerintah, Xinhua rencananya Xi Jinping akan mengunjungi Vietnam pada tanggal 14 hingga 15 April, dan dilanjutkan kunjungan ke Malaysia serta Kamboja pada 15 hingga 18 April.

    Kunjungan ini digelar Xi bertujuan untuk mempererat hubungan China dengan sejumlah negara tetangga, di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat pasca China dikenakan tarif sebesar 145 persen oleh Amerika Serikat.

    Tur ini menjadi upaya diplomatik yang langka, mengingat terakhir kali Xi Jinping mengunjungi Kamboja dan Malaysia masing-masing sembilan dan dua belas tahun lalu.

    Sementara kunjungan terakhirnya ke Vietnam terjadi baru-baru ini, yakni pada Desember 2023.

    Upaya ini juga menunjukan tekad China yang ingin tampil sebagai mitra dagang global yang stabil dan dapat diandalkan, terutama di tengah ketidakpastian akibat kebijakan AS.

    Dengan menawarkan alternatif perdagangan bebas dan multilateral, China berharap dapat menarik sekutu-sekutu AS yang mungkin merasa dirugikan oleh kebijakan tarif tersebut.

    Tak dirinci kesepakatan apa yang akan ditekan China dengan Kamboja, Malaysia dan Vietnam. Namun menurut dua pejabat Vietnam, China dan Vietnam diperkirakan akan menandatangani sekitar 40 kesepakatan.

    Termasuk diantaranya beberapa kerja sama terkait jaringan rel kereta api.

    Sebelumnya, Vietnam sempat mengajukan permintaan kepada China untuk pendanaan dan teknologi guna mengembangkan jaringan kereta api mereka, melansir dari Bloomberg.

    China Hubungi Uni Eropa

    Terpisah, sebelum Jinping melakukan tur ke tiga negara di Asia Tenggara, awal minggu ini Jinping telah lebih dulu membuat pendekatan untuk kerja sama yang lebih erat dengan Uni Eropa.

    “China dan Uni Eropa harus menjalankan tanggung jawab internasional, menjaga tren globalisasi ekonomi dan lingkungan perdagangan internasional, serta bersama-sama menolak tindakan sepihak yang bersifat membully,” kata Xi saat bertemu Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, Jumat (11/4/2025). 

    China dan UE membahas penciptaan lingkungan bisnis yang lebih kondusif bagi perusahaan dan menangani isu-isu terkait transfer perdagangan.

    Kedua pihak sepakat untuk terus memperkuat komunikasi dalam kerangka Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan bersama-sama mempromosikan reformasi WTO.

    Langkah ini diambil sebagai strategi baru China pasca Trump menaikkan tarif impor China menjadi 125 persen setelah Beijing mengumumkan tarif 84 persen untuk barang-barang AS.

    “Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan Tiongkok kepada pasar dunia, dengan ini saya menaikkan tarif yang dibebankan kepada Tiongkok oleh AS menjadi 125 persen, berlaku segera,” kata Trump, dinukil dari CNN International.

    (Tribunnews.com / Namira)

     

  • Ziarah ke Makam Wali Gembyang, Bupati Kendal Ajak Warga Teladani Petuah Ulama 

    Ziarah ke Makam Wali Gembyang, Bupati Kendal Ajak Warga Teladani Petuah Ulama 

    TRIBUNJATENG.COM, KENDAL – Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari berziarah ke makam Wali Gembyang di kompleks Kelurahan Patukangan Kecamatan Kendal.

    Agenda yang dilakukan rutin saban tahun itu, dikemas dalam tradisi haul untuk mendoakan salah satu ulama yang berperan besar dalam penyebaran islam di Kabupaten Kendal.

    Menurut bupati Dyah Kartika, Wali Gembyang merupakan sosok ulama sederhana yang sangat dihormati berkat kesalehannya.

    “Beliau merupakan salah satu ulama yang mengembangkan syiar agama Islam di wilayah Kendal,” katanya, Sabtu (12/4/2025).

    Ia menambahkan, sosok Wali Gembyang dikenal sebagai pribadi yang mampu merangkul masyarakat untuk memeluk ajaran islam.

    Sehingga, Kabupaten Kendal menjadi Kadipaten yang memiliki corak keislaman hingga sekarang ini.

    “Wali Gembyang pernah mensyiarkan Islam di negara Cina. Di sana beliau dipanggil dengan nama Han Byan. Sedangkan nama asli beliau adalah Hamzah,” imbuhnya.

    Bupati pun mengajak masyarakat untuk senantiasa meneladani ajaran dan petuah Wali Gembyang dalam merefleksikan kehidupan.

    “Perjuangan dakwahnya patut kita teladani bersama. Dan juga mari kita menghormati para ulama yang masih hidup dengan mengambil ilmu-ilmunya dan mengamalkannya di kehidupan sehari-hari,” tandasnya. (ags)

  • Trump Pertimbangkan Pengecualian Tarif untuk Sejumlah Negara

    Trump Pertimbangkan Pengecualian Tarif untuk Sejumlah Negara

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengungkapkan pihaknya dapat menawarkan beberapa pengecualian terkait pengenaan tarif impor baru kepada para mitra dagang AS.

    Pekan ini, Trump telah mengumumkan tarif minimum 10% dan tarif resiprokal yang lebih tinggi ke sejumlah negara. Meski akan ada beberapa pengecualian, Trump menekankan bahwa tarif minimum 10% tetap berlaku.

    “Mungkin ada beberapa pengecualian karena alasan yang jelas, tetapi saya akan mengatakan 10% adalah batas bawah,” kata Trump dikutip dari Bloomberg, Sabtu (12/4/2025).

    Namun, dia tak memerinci alasan dan syarat pengecualian yang dimaksud.

    Adapun, kebijakan tarif Trump telah membuat pasar global bergejolak pada pekan ini. Beberapa negara pun merespons tarif Trump dengan negosiasi. Namun, China memilih memberikan tarif balasan.

    Alahasil, Negeri Tirai Bambu pun menaikkan tarif impor untuk semua barang AS menjadi 125%, sementara AS mengenakan tarif kepada China sebesar 145%.

    Belakangan, Trump menangguhkan kebijakan tarif resiprokal itu, kecuali untuk China, hingga 90 hari ke depan. Hal ini dilakukan sebagai tanggapan atas pendekatan dari puluhan negara mitra.

    Di satu sisi, kebijakan Trump memang membuat kegaduhan untuk ekonomi global. Langkah Trump menimbulkan ketidakpastian bagi negara-negara, investor, dan bisnis yang bergulat dengan kebijakan perdagangannya.

    Selain itu, imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun turun jauh pada perdagangan Jumat (11/4/2025). Namun, Trump tampak meremehkan kekacauan pasar.

    Dia mengeklaim pasar masih solid. Trump juga yakin dolar AS masih menjadi menjadi mata uang pilihan.

    “Jika suatu negara mengatakan kita tidak akan bergantung pada dolar, saya akan memberi tahu Anda bahwa dalam satu panggilan telepon mereka akan kembali bergantung pada dolar. Anda harus selalu mempertahankan dolar,” katanya.