Negara: Republik Rakyat Cina

  • Vivo X200 Ultra Bisa Ditambahi Lensa Tambahan Super Telephoto

    Vivo X200 Ultra Bisa Ditambahi Lensa Tambahan Super Telephoto

    Jakarta

    Vivo memamerkan poster terbarunya untuk X200 Ultra menjelang peluncurannya di China tanggal 21 April mendatang. Dalam poster itu terlihat X200 Ultra yang dilengkapi aksesori fotografi.

    Menariknya, photography kit itu tak cuma berisi grip yang berisi baterai 2.300 mAh serta berbagai tombol tambahan, termasuk tombol shutter. Namun juga dilengkapi sebuah lensa zoom yang cukup panjang.

    Lensa zoom ini dibuat bersama Zeiss, dan terpasang menggunakan adaptor custom di depan lensa periskop bersensor 200MP. Lensa panjang ini berisi 13 keping optik dan berfungsi memperpanjang zoom bawaan lensa periskop yang “hanya” 3,7x itu.

    Bukaan lensa zoom eksternal itu adalah f/2.3 dengan focal length setara 200mm, atau kurang lebih 8,7x zoom optik. Jika digabungkan dengan zoom digital, angkanya naik hingga 70x hybrid zoom.

    Vivo malah mengklaim kombinasi X200 Ultra dengan lensa panjang itu bisa menghasilkan gambar yang kualitasnya masih lumayan hingga 800mm (35x). Sementara zoom maksimalnya bisa mencapai 1600mm (70x), demikian dikutip detikINET dari GSM Arena, Sabtu (12/4/2025).

    Klaim Vivo ini dilengkapi dengan postingan foto yang menunjukkan hasil jepretan X200 Ultra dengna lensa tambahan tersebut. Namun sayangnya, Vivo tak mengungkap harga dan ketersediaan untuk aksesori tambahan tersebut.

    Vivo X200 Ultra Foto: Dok. VivoVivo X200 Ultra Foto: Dok. VivoVivo X200 Ultra Foto: Dok. Vivo

    Vivo menggelar acara peluncuran tersebut di China pada 21 April 2025, dan menghadirkan Vivo X200 Ultra, Vivo X200s, Vivo Pad 5 Pro, Vivo Pad SE, serta Vivo Watch 5. Kabar ini tentu saja membuat para penggemar teknologi, khususnya pecinta fotografi mobile, tak sabar menantikan kehadiran flagship terbaru dari Vivo ini.

    Vivo X200 Ultra tampil memikat dengan desain baru yang elegan. Selain varian warna merah yang sudah diperkenalkan sebelumnya, Vivo kini menggoda penggemar dengan warna perak baru yang dilengkapi pola unik pada bodi belakangnya.

    (asj/rns)

  • Siap-Siap Sengsara, HP Ini Diramal Makin Tak Laku di Tahun 2025

    Siap-Siap Sengsara, HP Ini Diramal Makin Tak Laku di Tahun 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Berbagai produsen HP berlomba-lomba menciptakan HP lipat. Lantas, bagaimana trennya ke depan di pasaran?

    Samsung menjadi pemain dominan lewat seri Galaxy Z Flip/Fold. Selain itu, Huawei juga makin gencar menggarap HP lipat setelah bangkit dari keterpurukan pada 2023 lalu.

    Beberapa pabrikan China lainnya juga makin ambisius bersaing dalam pasar HP lipat. Antara lain Honor, Xiaomi, Vivo, hingga Oppo. Bahkan, Apple digadang-gadang akan turut meluncurkan iPhone lipat pada 2026 mendatang.

    Namun, firma riset Counterpoint meramalkan tren HP lipat akan terpuruk pada 2025. Menurut analisa peneliti, pasar HP lipat akan mencatat pertumbuhan negatif single-digit sepanjang tahun ini, yakni 4% dibandingkan 2024.

    “Saya tak melihat banyak hal positif tahun ini. Kami bahkan memprediksi pertumbuhan negatif untuk segmen [HP lipat], yang akan terjadi untuk pertama kalinya,” kata analis Jene Park, dikutip dari laman resmi Counterpoint, Selasa (8/4/2025).

    Kendati demikian, Park mengatakan pertumbuhan segmen HP lipat akan kembali bergairah pada 2026 mendatang. Hal ini dipicu oleh kabar Apple dan beberapa vendor lain akan masuk ke pasar HP lipat.

    Laporan Counterpoint yang spesifik melihat pengapalan panel lipat mendukung prediksi tersebut. Agaknya, 2026 akan menjadi tahun yang baik bagi HP lipat.

    “Rantai pasokan mengatakan kepada kami bahwa orderan sudah menumpuk [untuk 2026],” kata Direktur Peneliti Calvin Lee.

    “Saat ini, situasi tidak tampak seperti pasar yang sedang mencapai titik jenuh. Situasi ini tampak seperti pasar yang akan segera bertransformasi. Hal ini memerlukan banyak perencanaan, sehingga terjadi sedikit kemunduran tahun ini,” ia menambahkan.

    Sebagai informasi, sepanjang 2024 pasar HP lipat mencatat pertumbuhan kecil 2,9% secara tahun-ke-tahun (YoY), menurut laporan Counterpoint. Meskipun beberapa vendor mencatat pertumbuhan double-digit dan triple-digit, tetapi kinerja Samsung yang menurun 33% YoY memicu tren negatif untuk pasar HP lipat.

    Selain itu, Oppo juga memangkas produksi untuk lini HP lipat terjangkau dan membuat pertumbuhannya tercatat anjlok 72% YoY sepanjang 2024.

    Meski kinerja Samsung menurun, tetapi pabrikan asal Korea Selatan itu masih mendominasi pasar HP lipat. Di posisi kedua ada Huawei yang mencatat pertumbuhan positif 54% YoY.

    Kemudian Motorola tumbuh 253% YoY, Honor 106% YoY, Xiaomi 108% YoY, dan Vivo 23% YoY. Oppo berada di bawah Vivo dengan kinerja penjualan ambles 72% YoY.

    (dce)

  • Prabowo Ogah Berpihak Dalam Perang Dagang AS vs China
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        12 April 2025

    Prabowo Ogah Berpihak Dalam Perang Dagang AS vs China Nasional 12 April 2025

    Prabowo Ogah Berpihak Dalam Perang Dagang AS vs China
    Tim Redaksi
    HONG KONG, KOMPAS.com
    – Presiden RI
    Prabowo Subianto
    menegaskan, posisi Indonesia tetap netral dalam menyikapi
    perang dagang
    antara Amerika Serikat (AS) dan China.
    Prabowo berharap
    AS dan China
    akan mencapai kesepakatan terkait perang dagang yang sedang berlangsung saat ini.
    “Saya berharap pada akhirnya, mereka akan mencapai kesepakatan, saya harap,” ujar Prabowo di Turkiye, Jumat (11/4/2025).
     
    “Tidak, tidak. Kami menghormati semua negara,” sambung dia.
    Prabowo mengatakan, Indonesia ingin menjadi jembatan bagi AS dan China.
    Sebab, baik China maupun AS sama-sama memiliki hubungan baik dengan Indonesia.
    “Oh tidak mungkin (putus hubungan dengan China), China sangat dekat dengan Indonesia,” kata Prabowo.
    Sementara itu, Prabowo menyebut dirinya sudah meminta waktu untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump.
    “Saya sudah minta waktu, mudah-mudahan ya,” imbuh dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Investor China Tertarik Garap Proyek Tanggul Raksasa di Pantai Utara Jawa – Halaman all

    Investor China Tertarik Garap Proyek Tanggul Raksasa di Pantai Utara Jawa – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan investor China tertarik menggarap proyek Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall di Pantai Utara Pulau Jawa.

    Akhir Maret 2025 lalu, AHY ke China untuk menjaring potensi investor dan membahas peluang kerjasama Indonesia di proyek tersebut.

    “Ada (investor China) yang menunjukkan ketertarikan,” katanya ketika ditemui di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Sabtu (12/4/2025).

    Menurut AHY, pemerintah membuka peluang ke semua pihak untuk berpartisipasi menggarap proyek ini.

    “Tidak hanya ke salah satu negara atau entitas yang selama ini sudah bekerja sama dengan Indonesia, tetapi kami buka ruang ini secara luas,” ujar AHY.

    “Sesuai arahan Bapak Presiden Prabowo Subianto, kami harus melibatkan banyak pihak. Ini yang membuat kami bisa lebih sustainable,” ucapnya.

    Dia menegaskan, Giant Sea Wall merupakan proyek besar dan belum pernah ada di Indonesia, studi untuk pembangunannya terus dilakukan oleh berbagai pihak.

    “Mereka menghitung dengan baik karena capital yang dibutuhkan agak tidak sedikit dan perlu penguatan kebijakan dan regulasi dari pemerintah kita juga,” kata AHY.

    Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Kewilayahan menjadi leading koordinator dalam pembangunan Giant Sea Wall dan membentuk satuan tugas (satgas) untuk menangani pembangunan Giant Sea Wall.

    Satgas akan menangani keseluruhan pembangunan Giant Sea Wall yang meliputi seluruh provinsi yang dilintasi seperti Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

    Satgas akan melibatkan berbagai kementerian, di antaranya Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), serta Kementerian Lingkungan Hidup.

    Satgas akan dilengkapi berbagai kelompok kerja (pokja), contohnya seperti Kementerian PU yang akan tergabung dalam pokja pembangunan.

    “Kementerian PU di sini sebagai pokja pembangunan. Nanti juga akan ada pokja pembiayaan,” kata Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti ketika ditemui di kantor Kementerian PU, Jakarta Selatan, Rabu (12/3/2025).

    Pembangunan ini nantinya tidak hanya Giant Sea Wall itu sendiri. Namun, akan ada infrastruktur lainnya seperti bendungan dan embung.

    Rencananya ada juga jalan tol yang akan dibangun di atas Giant Sea Wall. Bisa juga berupa jalan dan kawasan permukiman yang maju.

    “Mungkin nanti juga ada kawasan-kawasan permukiman yang maju. Ini konsepnya mesti kita lihat terlebih dulu nantinya. Perencanaannya dijadikan dulu, diintegrasikan dulu,” ujar Diana.

    Untuk pembiayaan pembangunan Giant Sea Wall, pemerintah tidak akan hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tetapi juga dari swasta.

    Menurut Diana, swasta akan menjadi mitra strategis dalam pembangunan Giant Sea Wall. Akan ada banyak peluang investasi di proyek Giant Sea Wall, salah satunya adalah tol yang dibangun di atasnya.

    “Peluang investasi ini juga tentunya akan ada land value capture, pendapatan dari tol di atas tanggul laut, potensi penjualan listrik, dan juga PLTS terapung,” ujar Diana. 

  • PBB: Tarif Trump Bisa Jadi Bencana Besar bagi Negara Berkembang

    PBB: Tarif Trump Bisa Jadi Bencana Besar bagi Negara Berkembang

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Perdagagan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai kebijakan tarif impor yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bisa menjadi bencana besar bagi negara-negara berkembang.

    Dikutip dari Reuters, The International Trade Center (ITC) atau Pusat Perdagangan International menyebutkan bahwa kebijakan tarif Trump dapat berimbas pada perdagangan global yang dapat menyusut hingga 3%—7% dan produk domestik bruto global (global gross domestic bruto/GDP) hingga 0,7%. Dampak tersebut paling berdapak bagi negara-negara berkembang.

    “Ini sangat besar. Jika eskalasi antara China dan AS ini berlanjut, ini akan mengakibatkan pengurangan perdagangan antara kedua negara hingga 80%, dan efek berantainya secara menyeluruh dapat menjadi bencana besar,” kata Direktur Eksekutif Pusat Perdagangan Internasional Pamela Coke-Hamilton kepada Reuters, dikutip pada Sabtu (12/4/2025).

    Seperti diketahui, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif resiprokal pada Rabu (2/4/2025). Selanjutnya pada Kamis (10/4/2025) dini hari Trump mengumumkan kebijakan tersebut akan dihentikan sementara selama 90 hari, kecuali China yang tetap dikenakan tarif sebesar 145%.

    Kebijakan tersebut membuat pasar global bergejolak. Pada Jumat (11/4/2025), China merespons dengan menaikkan bea masuknya pada impor produk AS menjadi 125% dalam perang dagang yang mengancam akan memutus rantai pasokan global tersebut.

    Dampak dari perdang dagang tersebut, Coke-Hamilton memperingatkan bahwa negara-negara berkembang berisiko mengalami kemunduran dari keuntungan ekonomi yang telah mereka peroleh dalam beberapa tahun terakhir.

    “Tarif dapat memiliki dampak yang jauh lebih berbahaya daripada pencabutan bantuan asing,” tandasnya.

    Berdasarkan data ITC, beberapa negara paling tidak berkembang di dunia, termasuk seperti Lesotho, Kamboja, Laos, Madagaskar, dan Myanmar, mungkin berupaya meningkatkan hubungan perdagangan regional untuk menyerap hilangnya sebagian pasar AS untuk ekspor mereka.

    Contohnya seperti Bangladesh, eksportir pakaian jadi terbesar kedua di dunia ini diperkirakan dapat kehilangan US$3,3 miliar dalam ekspor tahunan ke AS pada tahun 2029 jika tarif AS sebesar 37% tetap berlaku setelah jeda 90 hari.

    Sebagai alternatif bagi Bangladesh, Coke-Hamilton menyarankan agar perusahaan itu melirik pasar Eropa sebagai alternatif karena pasar tersebut masih memiliki potensi pertumbuhan. 

  • Perang Dagang AS-China Memanas, Prabowo: Indonesia Ingin Jadi Penengah

    Perang Dagang AS-China Memanas, Prabowo: Indonesia Ingin Jadi Penengah

    PIKIRAN RAKYAT – Setelah menjadi pembicara dalam forum internasional Antalya Diplomacy Forum (ADF), Presiden Prabowo menyampaikan harapannya agar Perang Dagang antara Amerika Serikat dan China bisa diselesaikan melalui kesepakatan damai.

    “Saya harap pada akhirnya mereka akan mencapai semacam kesepakatan, saya harap,” ucap Prabowo pada Jumat, 11 April 2025. Selama ini, kedua negara saling membalas tarif secara resiprokal. Bahkan, China menggugat Amerika Serikat ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Amerika Serikat memulai dengan menaikkan tarif menjadi 54%, lalu dibalas China dengan tarif 34%. Presiden AS saat itu, Donald Trump, kembali menaikkan tarif menjadi 125%, dan China membalas dengan tarif 84%.

    Terbaru, Amerika Serikat menerapkan tarif impor terhadap produk China sebesar 145%. Sebaliknya, China juga menaikkan tarif impor terhadap produk dari Amerika Serikat menjadi 125%.

    Kondisi tersebut membuat tensi Perang Dagang kedua negara makin meningkat. Meski begitu, China disebut-sebut masih terbuka untuk negosiasi.

    Di sisi lain, Donald Trump menunda penerapan tarif baru terhadap sejumlah negara selama 90 hari. Indonesia pun terdampak, dengan tarif impor resiprokal sebesar 32%.

    Indonesia memihak siapa?

    Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia memilih untuk bersikap netral dalam konflik dagang ini. “Tidak, tidak (memihak China atau AS),” tegasnya.

    Ia juga menyebut bahwa baik China maupun Amerika Serikat adalah sahabat dekat bagi Indonesia. “Kami menganggap China sebagai teman baik kami. Kami juga menganggap AS sebagai teman baik,” ucap Prabowo.

    Ia menambahkan bahwa hubungan Indonesia dan China sudah sangat erat, sehingga sulit bagi Indonesia untuk menjauh. “China sudah terlalu dekat dengan Indonesia,” ujarnya.

    Prabowo menyatakan keinginan Indonesia untuk menjadi penengah dalam konflik ekonomi antara dua kekuatan besar dunia ini. “Kami ingin menjadi jembatan,” kata Presiden.

    Sikap netral juga diambil ASEAN. Organisasi ini memilih untuk tidak berseteru dengan Amerika Serikat, melainkan membuka ruang negosiasi. Sebelumnya, China sempat mengajak ASEAN untuk bergabung melawan AS.

    Di tengah memanasnya situasi, Pemerintah Indonesia telah menyiapkan sejumlah tawaran strategis kepada Donald Trump. Tujuannya agar tarif impor dari Amerika Serikat terhadap produk Indonesia dapat diturunkan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Bos BYD Klaim Mobilnya 10 Kali Lebih Bagus dari Rival-rivalnya

    Bos BYD Klaim Mobilnya 10 Kali Lebih Bagus dari Rival-rivalnya

    Jakarta

    Bos Build Your Dreams (BYD) menganggap mobil barunya, BYD Denza Z9 GT merupakan model terbaik di kelasnya. Bahkan, kendaraan asal China itu diklaim 10 kali lebih bagus dibandingkan kompetitor!

    Disitat dari Carscoops, Wakil Presiden Eksekutif BYD, Stella Li mengatakan, Denza Z9 GT jauh lebih unggul ketimbang mobil-mobil premium buatan Audi, Mercedes-Benz, BMW maupun Porsche. Sehingga, dia yakin, kendaraan barunya itu akan memenangkan persaingan di segmen terkait.

    “Mobil ini, sungguh, 10 kali lipat lebih bagus dibandingkan mobil-mobil pesaingnya. Kami (membekalinya) dengan banyak fitur unik yang tak dimiliki model sekelasnya,” ujar Li, dikutip Jumat (11/4).

    Denza Z9 GT Foto: Dok. BYD

    Li menjelaskan, selain lebih canggih, mobil buatannya tersebut juga lebih kencang dan murah. Itulah mengapa, dia yakin, jika konsumen melakukan komparasi sebelum membeli kendaraan, mereka pasti akan menjatuhkan pilihannya ke Denza Z9 GT.

    “Kami yakin bahwa pembeli akan menemukan daya tarik yang khas dan unik dalam perpaduan desain mobil yang canggih dan elegan, performa yang kuat, dan teknologi yang menakjubkan,” kata dia.

    Sebagai catatan, Denza Z9 GT telah meluncur untuk pasar domestik. Kendaraan tersebut dibanderol mulai dari 334.800 yuan atau sekira Rp 770 jutaan. Banderol tersebut jauh lebih murah dibandingkan para pesaingnya seperti Panamera Sport Turismo dan Taycan Cross Turismo.

    Denza Z9 GT merupakan mobil yang didesain langsung mantan desainer Alfa Romeo dan Lamborghini, Woflgang Egger. Kendaraan tersebut hadir dalam opsi listrik dengan tenaga 952 dk dan hybrid dengan tenaga 858 dk.

    Fitur mobil kencang tersebut cukup banyak dan canggih, salah satunya kemampuan bergerak seperti kepiting. Sehingga, pemilik mobil tak perlu repot-repot saat hendak memarkir kendaraan di lokasi ramai.

    (sfn/dry)

  • Komdigi Kaji Dampak Tarif Trump untuk Sektor Teknologi dan Digital – Page 3

    Komdigi Kaji Dampak Tarif Trump untuk Sektor Teknologi dan Digital – Page 3

     Presiden Prabowo Subianto ingin bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membahas soal tarif impor.

    “Saya sudah minta waktu, mudah-mudahan,” kata Prabowo di Turki, seperti dikutip Sabtu (12/4/2025).

    Diketahui, Presiden Prabowo Subianto untuk mengambil jalur negosiasi dalam merespons kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump.

    Menurut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, keputusan ini didasari pertimbangan Amerika Serikat merupakan mitra strategis bagi Indonesia dan dalam berbagai pembicaraan dan rapat, Presiden Prabowo memberikan arahan agar Indonesia tidak mengambil langkah konfrontatif, melainkan menempuh strategi diplomasi ekonomi melalui negosiasi.

    Sementara itu, menyikapi kondisi AS dan China, Prabowo berharap keduanya mencapai titik temu. Sehingga semua pihak tidak ada yang merasa dirugikan.

    “Saya berharap pada akhirnya, mereka akan mencapai kesepakatan, saya harap,” ujar dia.

    Sebagai informasi, Perang dagang antara Amerika Serikat dan China semakin memanas dengan tarif impor balasan yang saling diterapkan kedua negara.

    Donald Trump menargetkan tarif tinggi terhadap barang impor dari China yang mulai berlaku Kamis, 10 April 2025. Seiring hal itu, Gedung Putih mengklarifikasi kalau tarif kumulatif kepada China sebenarnya akan mencapai 145 persen.

    China pun membalas tarif timbal balik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan menaikkan tarif impor atas barang-barang AS menjadi 125 persen dari 84 persen.

  • Korban Baru Tarif Trump, “Kiamat” Ancam Bayi-Bayi di Amerika

    Korban Baru Tarif Trump, “Kiamat” Ancam Bayi-Bayi di Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Donald Trump kembali memicu gejolak dengan kebijakan tarif yang tidak menentu, kali ini berdampak besar pada produk kebutuhan bayi. Di tengah masa jeda 90 hari yang diumumkan Rabu lalu terhadap tarif di lebih dari 75 negara, tarif universal 10% tetap berlaku dan beberapa negara seperti China tidak masuk dalam pengecualian.

    China kini dikenakan tarif impor sebesar 145%, angka yang dinilai menyulitkan berbagai industri termasuk produsen kebutuhan anak. Kondisi ini memperberat anggaran rumah tangga orang tua di AS yang rata-rata sudah menghabiskan lebih dari US$29.000 per tahun per anak, menurut laporan LendingTree.

    Kebutuhan dasar seperti popok, susu formula, tisu basah, pakaian bayi, nutrisi, hingga car seat menjadi beban tambahan yang makin berat di tengah lonjakan harga. Tanpa adanya pengecualian untuk produk bayi dalam kebijakan tarif, harga-harga diperkirakan akan segera meningkat.

    Sebelumnya, AS sempat mencabut tarif impor susu formula pada tahun 2022 melalui Formula Act, sebagai respons terhadap kelangkaan nasional. Namun kali ini, belum ada langkah serupa yang diambil untuk melindungi ketersediaan dan keterjangkauan produk bayi.

    Menurut laporan BabyCenter yang dikutip dari USA TODAY, Sabtu (12/4/2025), kenaikan harga kemungkinan besar akan terjadi, meski kelangkaan barang secara langsung belum diprediksi. Meski begitu, dampak tarif diperkirakan tidak merata bagi semua produsen dan jenis produk.

    Produsen besar kemungkinan masih mampu menyerap atau mendistribusikan beban biaya tambahan. Namun produsen kecil terancam kesulitan menjaga ketersediaan produk serta kestabilan harga di pasaran.

    Orang tua yang mengandalkan susu formula khusus-terutama yang diimpor karena alasan medis seperti alergi-akan terkena dampak lebih besar. Sebagian besar formula khusus ini diproduksi di Eropa, yang sempat ditetapkan tarif 20% sebelum jeda diberlakukan, tetapi kini tetap dikenakan tarif dasar 10%.

    David Warrick, EVP di perusahaan manajemen risiko rantai pasok Overhaul, menyebut bahwa formula impor biasanya datang dalam volume kecil dan biaya distribusinya sudah tinggi sejak awal. Penambahan tarif akan makin membebani harga jual di tingkat konsumen.

    Sektor susu formula AS sangat terpusat dan rentan terhadap gangguan. Sekitar separuh dari pasokan nasional dibeli oleh program bantuan pangan WIC, yang memiliki pembatasan merek dan jenis formula yang bisa dibeli.

    Tahun 2022, penutupan pabrik Abbott di Michigan menyebabkan gangguan 20% dari pasokan nasional, hingga pemerintah mencabut tarif impor demi mendatangkan formula dari Irlandia. Sebelum krisis itu, AS bahkan mengekspor lebih banyak formula dibanding mengimpor, dengan Kanada sebagai pembeli terbesar.

    Untuk produk popok, tidak semua komponen dibuat di AS meskipun produknya mengklaim “Made in USA.” Plastik, kemasan, dan bahan penyerap seperti bubur kayu atau serat bambu banyak diimpor dari negara seperti China, Vietnam, dan India.

    Sebelum masa jeda, impor dari Vietnam dikenakan tarif 46%, sementara dari India 26%, dan China tetap pada angka 145%. Kenaikan tarif terhadap bahan baku ini secara langsung menaikkan ongkos produksi dan akhirnya harga di pasaran.

    Warrick mengatakan, orang tua mungkin akan melihat bentuk penghematan terselubung dari produsen, seperti pengurangan isi kemasan atau hilangnya promo dan diskon. Harga yang sama untuk jumlah produk yang lebih sedikit menjadi cara umum perusahaan menyiasati kenaikan biaya.

    Namun kabar baiknya, kekurangan produk secara nasional belum diperkirakan terjadi untuk popok. Produsen besar seperti Huggies dan Pampers diyakini masih memiliki kapasitas untuk menstabilkan pasokan meski biaya naik.

    Kategori produk yang paling terancam adalah car seat dan stroller, yang sebagian besar dibuat di China. Karena sangat bergantung pada rantai pasok global dan regulasi keamanan dari Consumer Product Safety Commission (CPSC), gangguan tarif bisa menghambat ketersediaannya.

    Asosiasi Produsen Produk Anak (JPMA) sudah mengirim surat kepada pemerintah AS sejak Februari, meminta agar seluruh produk anak dikecualikan dari tarif. Mereka menekankan bahwa produk seperti car seat dan crib sangat penting untuk keselamatan bayi dan tidak boleh terganggu oleh kebijakan perdagangan.

    JPMA menyebut bahwa keluarga AS bisa terpaksa membeli produk bekas yang tidak sesuai standar keamanan bila harga produk baru melambung. “Kematian satu anak akibat tidak tersedianya produk penyelamat jiwa dengan harga terjangkau sudah terlalu banyak,” tulis JPMA dalam suratnya.

    (dce)

  • Hari Sial Elon Musk datang Bertubi-tubi, Protes Tesla dan Doge Termasuk

    Hari Sial Elon Musk datang Bertubi-tubi, Protes Tesla dan Doge Termasuk

    Jakarta

    Tampaknya Elon Musk sedang tidak beruntung. Banyak hal buruk yang menghampirinya, termasuk protes Tesla dan Departemen Efisiensi Pemerintah AS (DOGE).

    Sejak April dimulai, saham Tesla (TSLA) telah mengalami tren penurunan tajam, anjlok lebih dari 18%. Sementara sektor teknologi tampak bangkit kembali selama beberapa jam pada 8 April setelah aksi jual baru-baru ini, TSLA sudah kembali merugi.

    Dikutip dari The Street, sebagian besar perusahaan menghadapi ketidakpastian karena ancaman yang ditimbulkan oleh tarif Presiden AS Donald Trump. Hal ini memicu gejolak pada ekonomi, meski Elon Musk dan Trump kelihatannya sudah jadi besties. Namun, prospeknya sangat suram bagi Tesla karena pembuat mobil tersebut baru-baru ini melaporkan pengiriman Q1 dan hasilnya di bawah estimasi Wall Street.

    Akan tetapi tantangannya bukan cuma protes kinerja dia melakukan efisiensi pada banyak hal penting, kabar terbaru dari China menunjukkan bahwa keadaan akan menjadi jauh lebih buruk bagi Musk dan Tesla.

    Bukan rahasia lagi bahwa sentimen konsumen terhadap Tesla telah menurun baru-baru ini. Harga saham pun terpengaruhi. Protes telah terjadi di seluruh AS dan sekitarnya, sementara yang lain telah melakukan vandalisme untuk memprotes Musk dan afiliasinya dengan DOGE.

    Dengan pangsa pasarnya yang menyusut di AS dan Eropa, Tesla membutuhkan basis konsumen China lebih dari sebelumnya jika ingin menghindari kerugian lebih lanjut. Sayangnya, salah satu pesaingnya membuat langkah signifikan untuk menyalipnya sebagai pemimpin kendaraan listrik (EV) global.

    Sementara saham Tesla mengalami tren penurunan selama enam bulan terakhir, produsen mobil China BYD (BYDDY) telah membuat kemajuan yang lambat namun stabil. Bahkan saat ini berada di zona hijau. Perusahaan tersebut telah mengalahkan Tesla dalam penjualan selama dua kuartal terakhir, suatu prestasi yang dicapainya tanpa akses ke pasar AS. Sekarang, ketika saham Tesla terus menurun, BYD memiliki kesempatan untuk mulai mengunggulinya di pasar saham juga.

    (ask/rns)