Negara: Republik Rakyat Cina

  • Imbas Perang Dagang, Harta Kekayaan Donatur Trump Merosot

    Imbas Perang Dagang, Harta Kekayaan Donatur Trump Merosot

    Jakarta

    Harta kekayaan sejumlah donatur yang mendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Trump dalam masa kampanye kini menurun tajam.

    Penurunan ini disebabkan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Trump, salah satunya yakni kebijakan pengenaan tarif resiprokal ke sejumlah negara. Penurunan tersebut terjadi tiga bulan pertama masa kepemimpinan Trump.

    Sejumlah donatur tersebut merupakan bos-bos dari perusahaan teknologi terbesar di AS, seperti CEO Meta Mark Zuckerberg, CEO Apple Tim Cook, CEO Google Sundar Pichai, CEO Tesla Elon Musk, dan pendiri Amazon Jeff Bezos.

    Berdasarkan CNN business dikutip, Kamis (10/4/2025), Elon Musk mengalami kerugian yang cukup besar. Dari data Bloomberg Billionaires Index, harta kekayaan Elon Musk anjlok US$ 143 miliar atau setara Rp 2.408 triliun (asumsi kurs Rp 16.805 per dolar AS) sejak awal tahun 2025.

    Penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh penurunan tajam saham Tesla sebesar 28% dan kapitalisasi pasarnya turun US$ 376,6 miliar atau Rp 6.343 triliun sejak awal tahun ini pada penutupan pasar pada 9 April.

    Kemudian kekayaan bersih Bos Meta, Zuckerberg juga turun sebesar US$ 26,5 miliar atau Rp 446 triliun sejak awal tahun 2025. Harga saham Meta telah merosot hampir 2,25% tahun ini, menurunkan valuasi perusahaan sebesar $35,8 miliar.

    Lalu, harta kekayaan Bos Amazon Bezos juga mengalami penurunan sebesar US$ 47,2 miliar atau setara Rp 7,9 triliun sejak awal tahun ini. Saham Amazon juga turun 13% year-to-date, sehingga total valuasi perusahaan turun sebesar US$ 316,8 miliar atau Rp 5.336 triliun sejak awal tahun ini.

    CEO Google, Sundar Pichai bergabung dengan parade para CEO yang mengunjungi Mar-a-Lago beberapa minggu setelah pemilu. Google mendonasikan $1 juta untuk dana pengukuhan Trump dan menyiarkan acara tersebut secara langsung di YouTube.

    Harga saham Google kini telah anjlok 16,2%, dan valuasinya turun US$ 386,7 miliar atau setara Rp 6.513 triliun sejak awal tahun ini.

    Kemudian Tim Cook dari Apple, secara pribadi turut menyumbangkan US$ 1 juta atau setera Rp 16,8 miliar kepada komite pelantikan Trump. Ia juga bertemu dengan Trump di Mar-a-Lago setelah pemilu untuk membahas tarif dan peraturan teknologi Eropa.

    Apple juga memberikan kemenangan politik kepada Trump awal tahun ini ketika Apple mengumumkan investasi senilai US$ 500 miliar atau Rp 5.422 triliun di fasilitas AS selama empat tahun ke depan.

    Namun demikian, kebijakan tarif Trump bakal berdampak besar produk Apple yang diproduksi di pasar luar negeri seperti Tiongkok, Vietnam, dan India. Harga saham Apple alami penurunan 18,5% dari awal tahun ini, dan menurunkan nilai pasarnya sebesar US$ 684 miliar atau Rp 11.521 triliun.

    (kil/kil)

  • Hadapi Tarif 32%, Taiwan Mulai Negosiasi dengan AS – Page 3

    Hadapi Tarif 32%, Taiwan Mulai Negosiasi dengan AS – Page 3

    Sebelumnya, ponsel pintar dan komputer termasuk di antara banyak perangkat dan komponen teknologi yang akan dikecualikan dari tarif timbal balik atau resiprokal yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal itu berdasarkan panduan baru dari Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS.

    Mengutip CNBC, Sabtu (12/4/2025), panduan tersebut yang dikeluarkan pada Jumat malam waktu setempat muncul setelah Trump awal bulan ini mengenakan tarif 145% pada produk dari China. Hal ini langkah yang mengancam akan merugikan raksasa teknologi seperti Apple yang membuat iPhone dan sebagian besar produk lainnya di China.

    Panduan tersebut juga mencakup pengecualian untuk perangkat dan komponen elektronik lainnya, termasuk semikonduktor, sel surya, layar TV panel datar, flash drive, dan kartu memori.

    Produk-produk ini pada akhirnya dapat dikenakan bea tambahan, tetapi kemungkinan besar akan jauh lebih rendah daripada tarif 145% yang diberlakukan Trump pada barang-barang dari Tiongkok.

    Pengecualian tersebut merupakan kemenangan bagi perusahaan teknologi seperti Apple, yang membuat sebagian besar produknya di China. Negara tersebut memproduksi 80% iPad dan lebih dari setengah komputer Mac yang diproduksi, menurut Evercore ISI.

    “Ini adalah skenario impian bagi para investor teknologi,” kata Kepala Riset Wedbush Securities, Dan Ives, kepada CNBC.

    “Ponsel pintar dan chip yang dikecualikan merupakan skenario pengubah permainan dalam hal tarif China.”

    Ia menambahkan, tarif telah menjadi “awan hitam bagi teknologi sejak hari pembebasan, karena tidak ada sektor yang akan lebih dirugikan daripada teknologi besar.”

    “Saya pikir pada akhirnya para CEO teknologi besar berbicara dengan lantang, dan Gedung Putih harus memahami dan mendengarkan situasi bahwa ini akan menjadi bencana bagi teknologi besar jika diterapkan,” kata Ives.

    Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar CNBC.

  • Trump Bebaskan Smartphone dan Chip dari Tarif Impor China, Apple hingga Nvidia Akhirnya Nafas Lega? – Page 3

    Trump Bebaskan Smartphone dan Chip dari Tarif Impor China, Apple hingga Nvidia Akhirnya Nafas Lega? – Page 3

    Sejumlah analis teknologi menyambut keputusan ini sebagai agin segar para investor, khususnya di bidang teknologi. Dan Ives, Kepala Riset Teknologi Global di Wedbush Securities, mengatakan, langkah ini sebagai “skenario impian” bagi sektor teknologi.

    “Ponsel pintar dan chip yang dikecualikan merupakan skenario pengubah permainan dalam hal tarif China,” tulis Dan Ives di akun X pribadinya.

    Pihak Gedung Putih menjelaskan, pengecualian ini bukan berarti melemahkan kebijakan kemandirian teknologi, melainkan sebagai masa transisi.

    “Presiden Trump telah menegaskan, Amerika tidak dapat bergantung pada Tiongkok untuk memproduksi teknologi penting seperti semikonduktor, chip, telepon pintar, dan laptop,” ujar Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, dalam pernyataan resmi.

    Ia juga menambahkan, perusahaan-perusahaan teknologi telah didorong untuk segera memindahkan lini produksinya ke dalam negeri.

  • Tarif Trump Ancam Ekonomi Dunia, AHY Ungkap Dampaknya bagi Indonesia

    Tarif Trump Ancam Ekonomi Dunia, AHY Ungkap Dampaknya bagi Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu (2/4/2025) lalu dianggap mengancam ekonomi dunia.

    Menurut Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), kebijakan tarif Trump berpotensi menimbulkan perpecahan global dan memicu resesi dunia, yang pada akhirnya membuat situasi ekonomi dan geopolitik internasional menjadi tidak menentu.

    Terlebih, saat ini ketegangan perang dagang antara AS dan China semakin memanas.

    AS menetapkan tarif impor 145% untuk semua produk China, sementara China membalas dengan menerapkan bea masuk 125% atas produk-produk AS.

    “Kebijakan tarif tinggi Trump bukan sekadar strategi ekonomi, tetapi juga pendekatan realisme ofensif melalui pendekatan yang ingin menegaskan dominasi AS di panggung dunia,” kata AHY saat membuka panel diskusi The Yudhoyono Institute atau TYI bertema ‘Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan dan Ekonomi Global’ di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (13/4/2025).

    Ketua Umum Partai Demokrat itu menuturkan, kebijakan tarif Trump memiliki dampak yang luas dan signifikan, termasuk terhadap pasar keuangan dan sektor riil, serta berpotensi mendorong lonjakan resesi global.

    Hal ini juga bisa membawa dunia ke dalam perlawanan kolektif yang menjauhi AS dengan membentuk blok baru.

    “Kita menghadapi risiko fragmentasi, bukan hanya secara ekonomi, tetapi juga secara politik dan keamanan. Aliansi baru akan terbentuk, polarisasi akan semakin tajam, konflik lama berpotensi membesar dengan negara-negara besar saling berebut kolam,” ungkap Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan itu.

    Menurutnya, jika strategi Trump efektif, maka dunia akan makin tunduk pada satu kekuatan hegemoni, yakni AS.

    Adapun serangan perang tarif Trump terus mengerucut ke China dengan tarif sebesar 145%. Sementara itu, Indonesia dikenakan tarif 32%.

    Dampak Tarif Trump bagi Indonesia

    Pengenaan tarif Trump sebesar 32% diperkirakan akan secara langsung memengaruhi daya saing ekspor Indonesia.

    Meski demikian, Trump masih menangguhkan penerapan tarif ini selama 90 hari, kecuali terhadap China, guna membuka peluang bagi proses negosiasi.

    AHY menekankan bahwa tarif sebesar 32% yang diberlakukan Trump terhadap Indonesia bukanlah angka yang remeh. Kebijakan ini berpotensi memberikan dampak langsung terhadap perekonomian nasional.

  • VIDEO: Pemandangan Pelabuhan Jakarta di Tengah Ketidakpastian Tarif Internasional

    VIDEO: Pemandangan Pelabuhan Jakarta di Tengah Ketidakpastian Tarif Internasional

    Operasi di pelabuhan terbesar di Indonesia di ibukota Jakarta tampak berjalan seperti biasa pada hari Jumat, meskipun ada kekhawatiran mengenai masa depan perdagangan global dan meningkatnya ketegangan antara AS dan China.

    Ringkasan

  • Perang Dagang AS-China, The Yudhoyono Institute Kasih Rekomendasi ke Pemerintah

    Perang Dagang AS-China, The Yudhoyono Institute Kasih Rekomendasi ke Pemerintah

    Jakarta

    The Yudhoyono Institute (TYI) menilai langkah Pemerintah Indonesia mengirim delegasi ke Amerika Serikat untuk melakukan negosiasi terkait kebijakan tarif timbal balik (Reciprocal Tariff) sebesar 32% terhadap Indonesia yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump sudahlah tepat. Menurutnya langkah tersebut merupakan diplomasi yang reaktif.

    AHY mengatakan dalam kondisi perang dagang ini, Indonesia harus bekerja keras untuk mempertahankan kedaulatannya. Kemudian, Indonesia harus terus memperjuangkan masa depannya yang gemilang.

    “Kita mengapresiasi langkah Bapak Presiden Prabowo Subianto yang telah menjalankan dual track diplomasi. Pertama, mengirim tim negosiasi ke Washington DC. Yang kedua, sekaligus dengan membangun komunikasi dengan para pemimpin Asia dan juga para pemimpin dunia lainnya. Inilah wajah diplomasi strategis yang adaptif dan juga tanggal,” kata Direktur Eksekutif TYI Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam Panel Discussion The Yudhoyono Institute di Grand Sahid Jakarta, Minggu (13/4/2025).

    AHY mengatakan, TYI memiliki sejumlah pandangan untuk Pemerintah dalam merespon perang dagang Amerika Serikat – China yang semakin memanas. Pertama, perlunya memperkuat struktur ekonomi domestik.

    “Ketika ekspor kita sedang menghadapi tekanan yang serius, kita harus kerja keras mempertahankan pertumbuhan ekonomi kita dengan menjaga daya-daya masyarakat, juga stabilitas harga. Di samping itu, kita juga harus terus mendatangkan investasi untuk melanjutkan pembangunan dan membuka lapangan pekerjaan,” katanya.

    Kedua, AHY mengatakan Pemerintah Indonesia harus bisa mengambil peluang dalam krisis yang ada. Dalam hal ini, Ia mengingatkan untuk mendorong transformasi ekonomi kita, mempercepat hilirisasi dan digitalisasi.

    “Kemudian kita juga segera membutuhkan ekonomi hijau, termasuk energi, termasuk transisi energi yang terbarukan,” katanya.

    Ketiga, AHY mengatakan perlu adanya diversifikasi pasar dan mitra strategis. Ia mengatakan Indonesia harus aktif mengembangkan perdagangan di sejumlah kawasan potensial, seperti Eropa, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, dan negara-negara Global South lainnya.

    “Bersama mitra-mitra strategis, Indonesia harus terus memperkuat sistem perdagangan dan kerjasama multilateral yang tidak diskriminatif dan juga saling menguntungkan,” katanya.

    Terakhir yakni, memperkuat solidaritas negara-negara ASEAN. AHY bilang hal ini penting agar tidak adanya perpecahan yang malah menambah kekacauan yang ada dengan agenda masing-masing.

    “ASEAN harus bersuara satu, membela prinsip perdagangan yang adil dan terbuka,” katanya.

    (kil/kil)

  • Tarif Impor Trump Bisa Pecah Dunia ke 2 Arah Ekstrem

    Tarif Impor Trump Bisa Pecah Dunia ke 2 Arah Ekstrem

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan sekaligus Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengkritisi kebijakan terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menerapkan tarif impor minimal 10 persen terhadap seluruh produk impor dari semua negara.

    Menurut AHY, langkah sepihak ini berpotensi memecah dunia dalam dua blok besar dan menciptakan ketegangan ekonomi hingga geopolitik.

    Dalam sambutannya di acara The Yudhoyono Institute Panel Discussion di Jakarta, Minggu (13/4/2025), AHY menyampaikan kebijakan tarif impor Trump dapat memicu perlawanan kolektif atau bahkan memperkuat dominasi AS secara global.

    “Kebijakan sepihak Amerika Serikat ini tentu bisa membawa dunia menuju dua arah yang ekstrem. Pertama, terjadinya perlawanan kolektif di mana negara-negara akan menjauhi dominasi Amerika Serikat dan membangun blok ekonomi baru. Yang kedua, apabila kebijakan ini terbukti efektif, maka dunia justru akan semakin tunduk pada satu kekuatan yang semakin hegemonik, yaitu Amerika Serikat,” kata AHY.

    Menurutnya, kebijakan tersebut bisa menciptakan fragmentasi global, tidak hanya dalam aspek ekonomi, tetapi juga politik dan keamanan. Polarisasi geopolitik pun dikhawatirkan akan semakin tajam dan konflik lama berpotensi membesar.

    “Dengan negara-negara besar saling berebut pengaruh Asia Pasifik, termasuk kita akan menjadi panggung utama dinamika ini,” kata AHY.

    Indonesia juga akan merasakan dampak dari kebijakan tarif AS. Salah satunya adalah potensi penerapan tarif impor sebesar 32% yang saat ini masih ditangguhkan. Sementara itu, China sebagai rival utama AS justru langsung membalas kebijakan tarif tersebut, yang menyebabkan beban tarif terhadap produk China melonjak hingga 145 persen.

    “Tarif impor 32% bukan angka yang kecil walaupun saat ini masih ditangguhkan,” kata AHY.

    Untuk merespons situasi ini, AHY menekankan pentingnya memperkuat struktur ekonomi domestik. Hal ini bertujuan agar Indonesia mampu bertahan saat ekspor tertekan, melalui penguatan daya beli masyarakat serta menjaga stabilitas harga.

    “Di samping itu, kita juga harus terus mendatangkan investasi untuk melanjutkan pembangunan dan membuka lapangan pekerjaan,” sambung dia.

    AHY juga mengutip pesan dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), agar krisis global ini dijadikan momentum untuk mendorong transformasi ekonomi nasional, termasuk percepatan hilirisasi,

    AHY menyerukan pentingnya memperkuat sistem perdagangan dan kerja sama multilateral yang adil dan tidak diskriminatif. Ia mendorong diversifikasi pasar dan mitra strategis Indonesia, khususnya di kawasan Eropa, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin, dan negara-negara lainnya.

    “Bersama mitra-mitra strategis Indonesia harus terus memperkuat sistem perdagangan dan kerja sama multilateral yang tidak diskriminatif dan juga saling menguntungkan,” kata AHY terkait upaya merespons tarif impor Trump. 

  • Apple-NVIDIA Bisa Napas, Smartphone-Chip dari China Tak Kena Tarif 145%

    Apple-NVIDIA Bisa Napas, Smartphone-Chip dari China Tak Kena Tarif 145%

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Donald Trump memberikan pengecualian dari tarif resiprokal atau “tarif balasan” 145% untuk produk smartphone, barang elektronik, hingga chip yang diimpor dari China. 

    Keputusan itu memberikan angin segar bagi perusahaan teknologi seperti Apple, Dell, dan NVIDIA yang bergantung pada produk impor, terutama dari China dan Taiwan. 

    Dilansir dari Reuters pada Minggu (13/4/2025), Badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS menerbitkan daftar kode tarif yang dikecualikan dari pajak impor. Pengecualian ini berlaku surut hingga 5 April 2025 pukul 12:01 pagi EDT (0401 GMT). 

    CBP AS mencantumkan 20 kategori produk, termasuk kode 8471 yang luas untuk semua komputer, laptop, drive disk, dan pemrosesan data otomatis. Daftar tersebut juga mencakup perangkat semikonduktor, peralatan, chip memori, dan layar panel datar.

    Pemberitahuan tersebut tidak memberikan penjelasan atas langkah tersebut, tetapi pengecualian pada tengah malam itu memberikan kelegaan bagi perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Apple, Dell Technologies, dan banyak importir lainnya.

    Tindakan Trump juga mengecualikan barang-barang elektronik tertentu dari tarif “dasar” 10% untuk barang-barang dari sebagian besar negara selain China, mengurangi biaya impor untuk semikonduktor dari Taiwan dan iPhone yang diproduksi di India.

    Analis Wedbush Securities Dan Ives menyebut pengumuman tersebut sebagai berita paling bullish yang bisa didengar akhir pekan ini.

    “Masih ada ketidakpastian dan volatilitas yang jelas di depan dengan negosiasi-negosiasi China ini. Namun, erusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Apple, Nvidia, Microsoft, dan industri teknologi yang lebih luas dapat bernapas lega pada akhir pekan ini hingga hari Senin,” kata Ives dikutip dari Reuters. 

    Banyak CEO perusahaan teknologi telah merangkul Trump saat ia memulai masa jabatan keduanya, menghadiri pelantikannya pada tanggal 20 Januari 2024 di Washington DC dan merayakannya bersama Trump.

    CEO Apple Tim Cook bahkan menjadi tuan rumah pesta pra-pelantikan dan mengunjungi Trump di rumahnya di Florida.

    Pengecualian produk impor China hanya berlaku untuk tarif resiprokal, yang naik menjadi 125% minggu ini, menurut seorang pejabat Gedung Putih. Bea masuk 20% sebelumnya yang diberlakukan Trump untuk semua impor China, yang menurutnya, terkait dengan krisis fentanil AS tetap berlaku.
    Namun, pejabat tersebut mengatakan bahwa Trump akan segera meluncurkan investigasi perdagangan keamanan nasional baru terhadap semikonduktor yang dapat mengarah pada tarif baru lainnya.

    Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Trump telah menjelaskan bahwa AS tidak dapat bergantung pada China untuk memproduksi teknologi penting seperti semikonduktor, chip, ponsel pintar, dan laptop.
    Namun dia mengatakan bahwa atas arahan Trump, perusahaan teknologi besar, termasuk Apple dan pembuat chip Nvidia dan Taiwan Semiconductor.

    “Mereka harus bergegas untuk melakukan produksi di Amerika Serikat sesegera mungkin,” ujarnya. 

  • Awal Mula Pria China Kena Infeksi Jamur Paru, Punya Kebiasaan Cium Kaus Kaki Kotor

    Awal Mula Pria China Kena Infeksi Jamur Paru, Punya Kebiasaan Cium Kaus Kaki Kotor

    Jakarta

    Seorang pekerja kantoran setengah baya dari Chongqing, China, dirawat di Rumah Sakit Army Medical University setelah mengeluhkan batuk yang terus-menerus. Pria tersebut memberi tahu dokter bahwa batuk yang dialaminya semakin parah dalam beberapa hari terakhir meskipun sudah minum obat batuk.

    Pria yang tak disebutkan namanya itu juga mengalami mata merah yang mendorongnya untuk mencari pertolongan medis. Setelah melakukan pemeriksaan CT Scan dan MRI, dokter menemukan bayangan mencurigakan di paru-paru kanan bawahnya.

    Pria tersebut pun kemudian menjalani bronkoskopi atau prosedur medis untuk melihat saluran pernapasan dan paru-paru. Hasilnya, pria tersebut mengidap paru-paru akibat jamur yang disebabkan oleh infeksi Aspergillus.

    Setelah menanyakan tentang kemungkinan penyebab infeksi, dokter mengetahui bahwa pria itu punya kebiasaan mencium kaus kakinya sendiri yang kotor setiap kali pulang kerja sebelum memasukkannya ke dalam mesin cuci.

    Untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti, dokter menganalisis sepasang kaus kaki kotor miliknya. Hasil analisis menunjukkan adanya jejak jamur Aspergillus, dan dokter menyimpulkan bahwa kebiasaan kurang higienis pasien tersebut menjadi penyebab infeksi yang dialaminya.

    Kaus kaki yang sudah usang cenderung menyimpan keringat, garam, dan urea. Ditambah lagi, kondisi hangat dan lembap di dalam sepatu menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan jamur.

    Kebiasaan mencium kaus kaki kotor, bahkan jika itu milik sendiri, dapat meningkatkan risiko menghirup spora jamur dan bakteri berbahaya.

    Jika mikroorganisme tersebut masuk melalui hidung dan tenggorokan, mereka dapat mencapai paru-paru dan berpotensi menyebabkan infeksi jamur yang berdampak serius dalam jangka panjang.

    (suc/suc)

  • Harga Emas Antam, UBS dan Galeri24 di Pegadaian, Mana Paling Mahal? – Page 3

    Harga Emas Antam, UBS dan Galeri24 di Pegadaian, Mana Paling Mahal? – Page 3

    Sebelumnya, harga emas menguat menyambut akhir pekan. Harga emas naik  melewati posisi USD 3.200 pada Jumat, 11 April 2025. Hal itu seiring dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah dan perang dagang AS-China memicu kkehawatiran resesi yang mendorong investor berbondong-bondong mencari emas.

    Mengutip CNBC, Sabtu (12/4/2025), harga emas spot naik hampir 2% menjadi USD 3.232,89 per ounce, setelah mencapai rekor tertinggi USD 3.245,28 pada awal sesi perdagangan. Harga emas batangan telah naik lebih dari 6% pada pekan ini. Di sisi lain, harga emas berjangka AS naik 2,1% menjadi USD 3.244,6.

    Sementara itu, harga perak spot naik 2,7% menjadi USD 32,05 per ounce, sedangkan platinum bertambah 0,2% menjadi USD 939,80. Paladium bertambah 0,6 persen menjadi USD 913,65.

    “Emas jelas terlihat sebagai aset safe haven yang disukai di dunia yang kacau akibat perang dagang Trump. Dolar AS telah terdepresiasi dan obligasi pemerintah AS mengalami aksi jual besar-besaran, karena kepercayaan terhadap AS sebagai mitra dagang yang dapat diandalkan telah berkurang,” ujar Commodities Strategist WisdomTree, Nitesh Shah.

    Sementara itu, China menaikkan tarif impor AS menjadi 125% pada Jumat pekan ini sehingga meningkatkan taruhan dalam konfrontasi antara dua ekonomi terbesar di dunia.

    Dolar AS melemah terhadap mata uang lainnya, membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS lebih murah bagi pembeli luar negeri.

    Selain itu, sejumlah faktor juga mendukung reli harga emas pada 2025. Faktor itu mulai aksi beli oleh bank sentral, harapan penurunan suku bunga the Federal Reserve (the Fed), ketidakstabilan geopolitik dan lonjakan arus investor ke ETF.