Negara: Republik Rakyat Cina

  • iPhone Seharga Rp 33 Triliun Meluncur Gegara Tarif Trump

    iPhone Seharga Rp 33 Triliun Meluncur Gegara Tarif Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penyuplai utama Apple di India, Foxconn dan Tata, menerbangkan 600 ton iPhone senilai hampir US$2 miliar (Rp33,6 triliun) ke Amerika Serikat (AS) pada Maret 2025. Ini adalah pengapalan dalam jumlah terbesar yang dilakukan dalam sebulan.

    Penerbangan iPhone skala besar itu dilakukan sebagai respons atas kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan Presiden AS Donald Trump beberapa saat lalu. Namun, aturan itu kemudian ditangguhkan hingga 90 hari.

    Hanya China yang tetap dihantam dengan tarif resiprokal sebesar 145%, kecuali untuk smartphone, komputer, dan chip yang dipisahkan dan akan dikenakan tarif dengan skema penghitungan berbeda.

    Hal ini menunjukkan kepanikan luar biasa raksasa teknologi dalam menghadapi teror tarif Trump. Saat pertama kali diumumkan, penyuplai Apple di India langsung menggenjot produksi dan memesan pesawat kargo untuk menerbangkan 600 ton iPhone ke AS.

    Sebelum tarif resiprokal ditangguhkan selama 90 hari, India dikenakan tarif 26%. Memang tak setinggi China, tetapi tetap berdampak besar.

    Foxconn yang merupakan penyuplai utama Apple di India mengekspor iPhone senilai US$1,31 miliar pada Maret 2025. Nilai pengapalan itu setara dengan penggabungan Januari dan Februari, menurut data bea cukai yang dilihat Reuters, dikutip Rabu (16/4/2025).

    Adapun tipe iPhone yang dikapalkan adalah iPhone 13, 14, 16, dan 16e. Pengiriman terbaru ini membuat total pengapalan iPhone dari Foxconn India ke AS mencapai US$5,3 miliar sepanjang 2025.

    Sementara itu, nilai ekspor dan Tata yang merupakan penyuplai sekunder Apple sebesar US$612 juta pada Maret 2025. Angka itu lebih tinggi 63% ketimbang bulan sebelumnya dan sudah termasuk model iPhone 15 dan 16.

    Apple, Foxconn, dan Tata, tidak segera merespons permintaan komentar dari Reuters.

    Menurut data bea cukai, pengiriman iPhone dari Foxconn India ke AS pada Maret diterbangkan dari terminal bandara Chennai Air Cargo. Tujuannya beragam, termasuk Los Angeles dan New York. Chicago menjadi destinasi untuk mayoritas pengiriman iPhone dari India.

    Untuk mempercepat pengiriman, Apple melobi otoritas bandara India untuk memangkas waktu yang dibutuhkan dalam proses birokrasi bea cukai di bandara Chennai di negara bagian selatan Tamil Nadu, menjadi 6 jam dari 30 jam.

    Setidaknya 6 pesawat kargo digunakan dalam operasi tersebut, yang menurut salah satu sumber merupakan cara untuk memitigasi dampak tarif.

    (fab/fab)

  • Tak Ada Takut-takutnya China Perang Dagang Lawan AS

    Tak Ada Takut-takutnya China Perang Dagang Lawan AS

    Jakarta

    China benar-benar tidak takut untuk terlibat perang dagang melawan Amerika Serikat (AS). China tak takut dengan ancaman AS dan menyerukan jalur dialog.

    Sebagaimana Presiden AS Donald Trump memulai perang tarif dengan sejumlah neara. Namun, AS secara khusus menargetkan tarif yang tinggi untuk China.

    Dilansir BBC, ketika Trump pertama kali mengumumkan skema pajak impornya, China dikenai tarif resiprokal sebesar 34%. Beijing membalas dengan mengenakan tarif sebesar 34% terhadap barang-barang Amerika.

    AS menanggapi dengan menaikkan tarif mereka hingga total 104%, sehingga China menaikkan tarif mereka menjadi 84%. AS merespons lagi, dan sebagaimana keadaannya saat ini, tarif AS terhadap barang-barang China adalah sebesar 125%.

    Namun tarif AS terhadap Beijing dapat meningkat lebih jauh, hingga 145% untuk beberapa produk karena pungutan sebelumnya telah dikenakan pada perusahaan yang memproduksi fentanil.

    Pada Rabu (09/04), Kementerian Luar Negeri China menggambarkan tindakan Gedung Putih sebagai “tirani perdagangan” di media pemerintah.

    Beijing “dengan tegas menentang dan tidak akan pernah menerima praktik hegemonik dan intimidasi seperti itu,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian kepada wartawan.

    Kementerian Perdagangan China sebelumnya menyebut pungutan tambahan AS tersebut sebagai “kesalahan di atas kesalahan” dan mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah menerima “aksi pemerasan” AS.

    Sementara itu, Presiden AS menuduh China tidak menghormati AS dan “merampok” AS.

    Bagaimana ancaman Trump kepada China? Baca halaman selanjutnya.

    Ancaman Trump

    Foto: Donald Trump (AP/Jose Luis Magana)

    Trump terus melontarkan ancaman kepada China. Pada hari Selasa (15/4) waktu setempat, Trump mengatakan bahwa “bola ada di tangan China.”

    “China perlu membuat kesepakatan dengan kita. Kita tidak harus membuat kesepakatan dengan mereka,” kata Trump dalam pernyataan yang disampaikan Sekretaris Pers Karoline Leavitt.

    Trump mengatakan bahwa China sama dengan negara lain. Hanya saja China jauh lebih besar.

    “Tidak ada perbedaan antara China dan negara lain kecuali mereka jauh lebih besar,” imbuhnya.

    Hal ini disampaikan Trump setelah dia mengatakan bahwa China telah “mengingkari” kesepakatan besar dengan raksasa penerbangan AS Boeing. Hal ini menyusul pemberitaan Bloomberg bahwa Beijing memerintahkan maskapai penerbangan China untuk tidak menerima pengiriman jet perusahaan tersebut lebih lanjut.

    China Tak Takut Ancaman AS

    Foto: Ilustrasi perang dagang China dan AS (REUTERS/CHINA DAILY)

    Pemerintah China menyatakan bahwa mereka “tidak takut” untuk berperang dagang dengan Amerika Serikat, dan menegaskan kembali seruan untuk berdialog.

    “Jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah melalui dialog dan negosiasi, AS harus berhenti memberikan tekanan ekstrem, berhenti mengancam dan memeras, dan berbicara dengan China atas dasar kesetaraan, rasa hormat, dan saling menguntungkan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian dilansir kantor berita AFP, Rabu (16/4/2025).

    Beijing mengatakan bahwa “AS-lah yang memulai perang tarif ini”.

    “Posisi China sudah sangat jelas. Tidak ada pemenang dalam perang tarif atau perang dagang,” ujar Lin. “China tidak ingin berperang, tetapi tidak takut berperang,” tandasnya.

    Trump awalnya mengenakan tarif pada impor dari China atas dugaan perannya dalam rantai pasokan fentanil — dan baru-baru ini meningkatkan tarif tersebut secara tajam atas praktik perdagangan yang dianggap tidak adil oleh Washington.

    Lihat Video: Balas Tarif Trump, China Minta Maskapai Setop Terima Boeing

    Halaman 2 dari 3

    (rdp/rdp)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • IHSG ditutup melemah seiring pasar masih dibayangi negosiasi AS-China

    IHSG ditutup melemah seiring pasar masih dibayangi negosiasi AS-China

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG ditutup melemah seiring pasar masih dibayangi negosiasi AS-China
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 16 April 2025 – 19:23 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup melemah seiring pelaku pasar masih dibayangi proses negosiasi antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

    IHSG ditutup melemah 41,63 poin atau 0,65 persen ke posisi 6.400,05. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 5,96 poin atau 0,82 persen ke posisi 717,25.

    “Pasar tampaknya dibayangi ketidakpastian proses negosiasi AS dan China sehubungan dengan tarif dagang terkait posisi kedua negara yang bersikeras dengan posisi masing-masing sehubungan perang tarif dagang,” ujar Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus alias Nico di Jakarta, Rabu.

    Pelaku pasar menilai proses negosiasi antara AS dan China berpotensi akan sulit, pasar khawatir sikap keras kepala kedua negara dapat menghambat proses negosiasi.

    Presiden AS Donald Trump menyerukan kepada China untuk menghubunginya guna memulai negosiasi yang bertujuan menyelesaikan pertikaian dagang yang semakin memanas antara kedua negara.

    “Bola sekarang ada di tangan China. China perlu membuat kesepakatan dengan kami. Kami tidak harus membuat kesepakatan dengan mereka,” ujar Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt.

    Dari dalam negeri, rencana aksi yang akan dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan akan menambah porsi portofolio investasi di pasar modal sebesar 20 persen tentunya memberikan optimisme pelaku pasar terhadap pasar modal dalam neger.

    Selain itu, sejumlah emiten melakukan aksi buyback, sehingga dapat memperkuat kepercayaan investor, serta menyesuaikan diri dengan kondisi pasar dalam mengurangi tekanan, yang dapat menopang pasar keuangan dalam negeri.

    Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor menguat yaitu sektor kesehatan dan sektor energi yang masing-masing naik sebesar 0,30 persen dan 0,23 persen.

    Sedangkan, sembilan sektor melemah yaitu sektor keuangan turun paling dalam minus sebesar 1,20 persen, diikuti oleh sektor transportasi & logistik dan sektor barang konsumen primer yang masing-masing turun sebesar 0,74 persen dan 0,69 persen.

    Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu CENT, DOSS, DWGL, KJEN dan BOAT. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni BTEK, MDRN, ASBI, ECII dan XSSI.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.162.563 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 29,12 miliar lembar saham senilai Rp21,11 triliun. Sebanyak 250 saham naik 331 saham menurun, dan 220 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei melemah 347,14 poin atau 1,01 persen ke 33,920,40, indeks Shanghai menguat 8,34 poin atau 0,26 persen ke 3.276,00, indeks Kuala Lumpur melemah 3,94 poin atau 0,27 persen ke 1.476,92, dan indeks Strait Times menguat 26,59 poin atau 0,73 persen ke 3.651,31.

    Sumber : Antara

  • Petaka Tarif Trump, Ribuan Pabrik Baju China Terancam Bangkrut

    Petaka Tarif Trump, Ribuan Pabrik Baju China Terancam Bangkrut

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ecommerce China yang menjajakan barang super murah seperti Temu dan Shein dalam waktu cepat mendulang popularitas di ranah global. Kendati demikian, perang tarif Trump dan penghapusan kebijakan ‘de minimis’ menjadi tamparan keras bagi kedua perusahaan.

    Temu mengumumkan penutupan iklan Google Shopping di AS pada 9 April lalu. Peringkatnya di toko aplikasi aplikasi langsung merosot tajam dari urutan ke-3 atau ke-4 menjadi ke-58.

    Di saat bersamaan, Shein juga menunjukkan tanda-tanda keterpurukan. Sebagai informasi, Temu dan Shein menggunakan skema penjualan barang langsung dari produsen ke konsumen akhir tanpa perantara, sehingga bisa menjual barang super murah.

    Popularitas Shein telah mendatangkan berkah bagi penduduk di wilayah selatan Guangzhou, China. Bahkan, area itu dijuluki ‘Desa Shein’. Pasalnya, ratusan pabrik memproduksi baju-baju murah untuk dijual dengan harga murah di area tersebut, yakni Distrik Panyu.

    Setiap tahunnya, Shein mampu menjual baju dan item fesyen lainnya senilai US$30 miliar. Selama ini, Shein diuntungkan kebijakan de minimis AS yang membebaskan pajak bagi barang-barang impor di bawah US$800. Namun, kebijakan tersebut dihapus dan berdampak besar bagi mata pencarian warga Desa Shein.

    Dalam kunjungan Reuters baru-baru ini ke Desa Shein, dilaporkan suasananya gelap gulita alias kelam.

    Tiga bos pabrik dan 4 penyuplai hilir lokal mengatakan pemesanan Shein anjlok, dipicu penghapusan kebijakan de minimis dan kekhawatiran tarif Trump.

    Mereka mempertimbangkan untuk mulai memindahkan fasilitas produksi ke Vietnam agar tak terdampak konflik geopolitik China-AS.

    Tarif 145% yang ditetapkan Trump dan kebijakan de minimis yang dihapus untuk barang-barang impor China memunculkan pertanyaan besar terkait masa depan pabrik-pabrik di Guanzhou dan Shein secara umum.

    Salah satu pemilik pabrik bernama Mr Li mengatakan sudah berbisnis sejak 2006. Ia memproduksi pakaian untuk pasar domestik dan internasional. Pabriknya sudah bermitra dengan Shein selama 5 tahun.

    Menurut penuturannya, pemesanan dari Shein pada tahun ini sudah menurun 50%. Pasalnya, pemesanan lebih banyak berpindah ke Vietnam.

    “Dampaknya sangat jelas. Tarif bukan sesuatu yang kami rasa akan berakhir dalam waktu dekat. Kami tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya,” kata dia, dikutip dari Reuters, Rabu (16/4/2025).

    Di Desa Shein, ribuan manufaktur kontrak berskala kecil memproduksi barang-barang dalam jumlah relatif kecil, mulai dari crop top hingga rok mini. Harganya hanya beberapa yuan per item dan dengan cepat dikapalkan ke konsumen di seluruh dunia dengan harga beberapa dolar per item.

    “Sejujurnya, e-commerce cross-border berkembang sangat pesat dalam 2 tahun terakhir. Sebelumnya tak ada bisnis serupa di China,” kata pemilik pabrik lain, Mr Hu.

    “Ini semua berkat Xu Yuangtian dari Shein,” kata dia, merujuk pada pengusahan China-Singapura yang mendirikan Shein.

    Baru-baru ini, Shein telah mendapat persetujuan untuk IPO di Londong, tetapi masih menunggu persetujuan regulator China. Shein juga menggelontorkan investasi senilai 10 miliar yuan untuk proyek industri di China Selatan, termasuk US$500 juta untuk hub rantai pasokan di Distrik Zengcheng, Guangzhou.

    Mr Li dan Mr Hu mengonfirmasi laporan media sebelumnya yang menyebut Shein mulai melakukan diversifikasi penyuplai barang dan menggandeng manufaktur-manufaktur di Vietnam.

    “Sejak Imlek, ketika Trump dilantik sebagai Presiden AS, Shein telah menanyakan banyak pabrik besar untuk mencari cara membuka pabrik di Vietnam,” kata Mr Hu.

    Menurut Mr Hu, pabriknya terhitung kecil untuk menjadi kandidat yang bisa diberikan insentif oleh Shein untuk membuka pabrik di Vietnam. Pabriknya hanya memperkerjakan 100 orang dan memproduksi 200.000-300.000 item per bulan.

    Dalam pernyataannya ke Reuters, Shein membantah peralihan rantai pasokan ke luar China. Perusahaan mengatakan akan memprioritaskan penyuplai di China, bahkan ingin menambah 7.000 di tahun ini dari 5.800 penyulai pada tahun lalu.

    Shein tak menjawab pertanyaan soal isu insentif yang diberikan ke pabrik-pabrik besar untuk membuka fasilitas manufaktur di Vietnam.

    Tantangan Pindah ke Vietnam

    Foto: Pabrik garmen untuk Shein di Guangzhou, provinsi Guangdong, China. (REUTERS/Casey Hall)
    Pabrik garmen untuk Shein di Guangzhou, provinsi Guangdong, China. (REUTERS/Casey Hall)

    Langkah untuk beralih ke Vietnam dapat membantu Shein melanjutkan pengiriman barang ke AS tanpa membayar pajak sama sekali untuk paket-paket di bawah de minimis. Namun, tak ada kepastian hal ini akan selalu berlaku untuk Vietnam.

    Di sisi lain, perpindahan fasilitas ke Vietnam akan menciptakan kondisi yang disebut ‘Catch-22’. Maksudnya, akan ada potensi biaya yang lebih tinggi dan waktu yang lebih lama untuk produksi. Padahal, selama ini Shein mengutamakan bujet murah dan waktu cepat.

    “Diversifikasi basis manufaktur akan membawa perubahan besar bagi model bisnis Shein,” kata Sheng Lu, profesor studi fesyen di University of Delaware.

    Secara singkat, tanpa mengubah model bisnis untuk menggelontorkan ribuan gaya baru dengan pengiriman cepat ke konsumen akhir, Shein tak bisa melakukan diversifikasi fasilitas manufaktur.

    Sementara itu, tanpa diversifikasi pemasok dari China Selatan, Shein juga tak bisa mengirim produk-produk murah langsung ke konsumen AS karena ada tantangan tarif.

    “Model bisnis Shein sangat jenius. Namun, memindahkan model bisnis serupa ke tempat lain akan memicu masalah dalam hal waktu dan biaya,” kata Alison Layfield, direktur pengembangan produk di ePost Global yang membantu bisnis pengiriman cross-border dan persoalan bea cukai.

    “Tentu mereka akan membebankan biaya ke konsumen. Namun, konsumen tak akan lagi melakukan pemesanan dalam kuantitas sama dan harga yang dijual tak akan sama sepertu dulu,” ia menambahkan.

    Menurut Mr Li, pemindahan investasi ke Vietnam bukan pilihan menarik. Sebab, tenaga kerja di sana tidak bisa produktif seperti di China.

    “Di sini, kami bisa menyelesaikan 1.000 baju per hari. Di sana, bisa makan waktu sebulan,” kata dia.

    Mr Li berencana untuk mengubah fokus pabriknya dalam melayani pasar domestik. Untuk sesama pengusaha manufaktur, ia mengatakan opsinya memang tak enak dan menimbulkan dilema.

    “Hanya ada 2 pilihan. Pertama, bangkrut. Kedua, pindah ke Vietnam,” kata dia.

    (fab/fab)

  • Calon Laris! Geely Rilis Mobil Listrik Mungil, Harganya Rp 115 Juta

    Calon Laris! Geely Rilis Mobil Listrik Mungil, Harganya Rp 115 Juta

    Jakarta

    Produsen roda empat asal China, Geely resmi meluncurkan Geely Panda terbaru untuk konsumen domestik. Kendaraan listrik tersebut berasal dari segmen micro EV dan dibanderol cukup terjangkau!

    Disitat dari Carnewschina, Rabu (16/4), Geely Panda terbaru akan bersaing dengan mobil listrik mungil lain, seperti Wuling Air ev atau MG Comet. Kendaraan itu mengalami sejumlah pembaruan dibandingkan model sebelumnya.

    Secara garis besar, tampilan Geely Panda terbaru masih sama seperti model sebelumnya. Dimensinya juga tergolong mirip-mirip, yakni 3085/1522/1600 mm dengan jarak sumbu roda 2015 mm.

    Geely Panda terbaru. Foto: Doc. Geely

    Namun, muka Geely Panda terbaru kini lebih segar. Pabrikan kini memberikan aksen berupa garis penghubung antara dua headlamp bulat. Selain itu, meski tetap minimalis, kini grilnya dirancang lebih segar. Perubahan desain lainnya terlihat di bagian pelek yang sekarang lebih ramai.

    Pada bagian dalam, interior Geely Panda terbaru hadir dalam tiga pilihan warna, yakni merah muda, hitam dan hijau. Konsol tengahnya sedikit didesain ulang dengan blok kontrol iklim fisik menjadi lebih kecil. Kemudian tombol-tombol lain banyak dipindahkan ke posisi tengah.

    Panda terbaru juga mendapat ventilasi udara berbentuk oval dan kluster instrumen LCD baru. Rak di depan penumpang depan dilepas untuk memberi cukup ruang bagi kantung udara. Kendaraan itu memiliki tuas persneling putar, panel instrumen LCD 8 inci, dan layar tengah 9,2 inci, dual airbags dan masih banyak lagi.

    Geely Panda terbaru. Foto: Doc. Geely

    Geely Panda terbaru menggunakan baterai LFP 17 kwh yang dikembangkan Gotion. Pembekalan tersebut membuat mobil mampu melaju sejauh 210 km dalam kondisi penuh. Kemudian untuk mengecasnya dari 30 ke 80 persen hanya memerlukan waktu 30 menit dengan fitur fast charging.

    Sementara motor listriknya terpasang di roda belakang dengan semburan tenaga 40 dk. Kini, Geely Panda terbaru sudah tersedia di dealer resmi di China. Kendaraan tersebut dibanderol mulai 49.900 yuan atau sekira Rp 115 jutaan. Murah sekali, bukan?

    (sfn/lth)

  • Penambang Nikel Keberatan Tarif Royalti Naik, Tawarkan Solusi Lain

    Penambang Nikel Keberatan Tarif Royalti Naik, Tawarkan Solusi Lain

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mengaku prihatin atas terbitnya aturan baru terkait kebijakan penyesuaian tarif royalti mineral dan batu bara (minerba). Pelaku usaha meminta pemerintah mengevaluasi ulang dan mengusulkan revisi formula harga patokan mineral (HPM). 

    Adapun, aturan baru tarif royalti minerba tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 19/2025 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian ESDM. 

    Beleid tersebut diundangkan dan ditandatangani oleh Presiden Prabowo Subianto pada 11 April 2025 dan mulai berlaku efektif 15 hari sejak tanggal pengundangan.

    Sekjen APNI Meidy Katrin mengatakan, pemerintah menaikkan tarif royalti nikel di momen yang tidak tepat. Pasalnya, harga nikel global saat ini turun drastis imbas ketegangan geopolitik dan eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China. 

    “Kenaikan tarif royalti di tengah ketidakpastian ekonomi global dikhawatirkan akan menambah tekanan terhadap industri nikel nasional, baik di hulu maupun di hilir, dan berisiko mengurangi daya saing serta kontribusi sektor ini terhadap perekonomian nasional,” ujar Meidy dalam siaran persnya, Rabu (16/4/2025). 

    Bukan tanpa alasan, APNI mengaku keberatan sebab kenaikan tarif royalti tersebut dinilai tidak realistis dan progresif. Adapun, tarif royalti untuk bijih nikel naik ke kisaran 14-19% dan produk olahan feronikel (FeNi) dan nickel pig iron (NPI) menjadi 5-7%. 

    Menurut dia, angka tersebut tidak mempertimbangkan kondisi riil industri. Saat ini, harga nikel global terus mengalami penurunan sehingga beban royalti yang meningkat justru menggerus margin usaha yang sudah tipis.  

    Tak hanya itu, biaya operasional melonjak akibat kenaikan harga biosolar B40, upah minimum (UMR +6.5%), PPN 12%, dan kewajiban DHE ekspor 100% selama 12 bulan.  

    Dia juga menyoroti dari sisi investasi smelter yang padat modal dan resiko tinggi dengan biaya pembangunan mencapai US$1,5-2 miliar per smelter, belum termasuk biaya reklamasi, PNBP, PPM, dan pajak global (global minimum tax 15%).  

    “Kenaikan tarif royalti akan menekan margin produksi penambang dan smelter secara signifikan, berpotensi mengurangi penerimaan negara dari royalti produk smelter yang tidak dapat terjual karena kurang kompetitifnya harga produk di pasar,” jelasnya. 

    Meidy menegaskan bahwa saat ini industri pertambangan menanggung 13 beban kewajiban yang signifikan, termasuk biaya operasional tinggi, pajak dan iuran (PPN 12%, PBB, PNBP PPKH, iuran tetap tahunan), serta kewajiban non-fiskal seperti reklamasi pascatambang dan rehabilitasi DAS.  

    Oleh karena itu, APNI mengusulkan agar pemerintah untuk merevisi formula HPM bijih nikel, feronikel, dan NPI. 

    “Saat ini, formula HPM dinilai terlalu rendah dibandingkan indeks harga pasar seperti Shanghai Metals Market (SMM) sehingga dalam 2 tahun terakhir berpotensi menyebabkan kerugian nilai pasar hingga US$6,3 miliar,” terangnya. 

    Pihaknya menilai formula HPM perlu diperbarui dengan memasukkan nilai keekonomian dari kandungan besi pada bijih saprolit dan kobalt pada bijih limonit, yang selama ini belum dimonetisasi. 

    Dalam perhitungannya menunjukkan bahwa penyesuaian ini dapat meningkatkan HPM hingga lebih dari 100%, tergantung karakteristik bijih dan efisiensi ekstraksi.

    Meidy juga menerangkan sejumlah dampak positif dari revisi formula HPM, seperti peningkatan penerimaan negara tanpa perlu menaikkan tarif royalti, meningkatnya margin usaha bagi perusahaan tambang untuk eksplorasi dan pengelolaan lingkungan.

    Selain itu, peningkatan cadangan akibat penurunan cut-off grade, kenaikan nilai ekspor produk hilir seperti NPI dan feronikel, serta insentif pengembangan teknologi ekstraksi dan hilirisasi mineral ikutan seperti besi dan kobalt.

    “APNI juga mengusulkan evaluasi atas corrective factor [CF] HPM untuk feronikell yang kini tidak lagi relevan, serta penyesuaian satuan transaksi dari US$/dmt ke US$/ton nikel murni atau US$/nikel unit sesuai praktik pasar internasional,” tuturnya. 

    Dalam hal ini pihaknya juga tetap akan mendukung agenda hilirisasi nasional dan mendorong agar kebijakan fiskal di sektor minerba dapat diarahkan untuk menciptakan iklim usaha yang sehat, berdaya saing, dan berkelanjutan. 

    “Diharapkan, pemerintah bersedia membuka ruang pembahasan lebih lanjut agar implementasi kebijakan PP No. 19 Tahun 2025 dapat dilakukan dengan pendekatan yang lebih adaptif dan kolaboratif,” pungkasnya. 

  • Melawat ke Malaysia, Xi Jinping Bahas Kerja Sama di Bidang Kereta Api hingga AI

    Melawat ke Malaysia, Xi Jinping Bahas Kerja Sama di Bidang Kereta Api hingga AI

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Xi Jinping mendorong perusahaan-perusahaan China untuk berinvestasi dan memulai bisnis di Malaysia. Hal tersebut merupakan upayanya untuk mempererat hubungan di Asia Tenggara di tengah tekanan perang dagang dari AS. 

    Melansir Kantor Berita Xinhua pada Rabu (16/4/2025), Xi Jinping bertemu dengan Raja Malaysia, Sultan Ibrahim Iskandar dan mengatakan Beijing menyambut lebih banyak produk pertanian Malaysia.

    Xi juga meminta kedua negara untuk memajukan proyek-proyek besar seperti East Coast Rail Link pada sektor perkeretaapian dan program Two Countries, Twin Parks. Selain itu, Xi juga menyoroti pentingnya memperkuat kerja sama di bidang-bidang seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), ekonomi digital, dan pembangunan hijau.

    “China dan Malaysia harus memperdalam sinergi strategi pembangunan, memanfaatkan kekuatan masing-masing untuk saling menguntungkan dan mencapai hasil yang saling menguntungkan, serta bersama-sama mengejar modernisasi,” jelas Xi.

    Dia melanjutkan, China juga mendukung Malaysia dalam perannya sebagai ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau Asean.

    Xi menuturkan, China siap bekerja sama dengan Malaysia untuk melaksanakan Prakarsa Pembangunan Global (Global Development Initiative), Prakarsa Keamanan Global (Global Security Initiative), dan Prakarsa Peradaban Global (Global Civilization Initiative).

    China juga siap mendorong upaya negara-negara Selatan untuk mencapai kemajuan kolektif yang didorong oleh solidaritas dan pembangunan bersama.

    Sementara itu, melansir Bloomberg, Kunjungan Xi ke Malaysia menandai persinggahan keduanya di kawasan tersebut saat Beijing berupaya memperkuat hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara yang bergantung pada ekspor yang terguncang oleh perang dagang Presiden Donald Trump yang semakin memanas. 

    Perjalanan tersebut dilakukan saat negara-negara berupaya mencapai kesepakatan mereka sendiri dengan Washington setelah Trump memukul mitra dagang dengan tarif timbal balik. Trump kemudian mengumumkan jeda selama 90 hari. Malaysia, khususnya, berupaya menurunkan tarif 24% dan mengamankan beberapa pengecualian ekspor.

    Dalam unggahan di laman Facebook resminya, Sultan Ibrahim mengatakan dia yakin Malaysia dan China akan terus memperkuat kerja sama meskipun terdapat berbagai kesenjangan geopolitik di seluruh dunia.

    “Ada potensi besar bagi perusahaan dan investor China untuk mengeksplorasi peluang di Malaysia karena sejalan dengan pentingnya konektivitas regional dan pembangunan berkualitas tinggi di bawah program Belt and Road China,” katanya.

    Adapun, Xi mendarat di Malaysia pada Selasa (15/4/2025) malam setelah mengakhiri kunjungan dua hari ke Vietnam dan disambut oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim. Menjelang kedatangannya, pemimpin China tersebut mengatakan dirinya melihat perjalanannya sebagai kesempatan untuk lebih mempererat hubungan bilateral dan memperkuat rasa saling percaya politik. 

    Setelah dari Malaysia, Xi akan singgah ke Kamboja yang menjadi tujuan terakhirnya dalam kunjungan kali ini mulai Kamis (17/6/2025) besok.

    Tur regionalnya menggarisbawahi posisi sulit yang dialami negara-negara Asia Tenggara. Sejak Trump mengenakan tarif tinggi pada China selama masa jabatan pertamanya, banyak dari negara-negara ini telah menjadi rute utama bagi ekspor China untuk mencapai AS. 

    Kini, AS menekan mereka untuk memutus jalur bisnis yang menguntungkan itu dengan mitra dagang terbesar mereka atau menghadapi tarif AS yang melumpuhkan.

    Malaysia menganggap China dan AS sebagai salah satu mitra dagang terbesarnya, dan telah mempertahankan hubungan terbuka dengan kedua negara tersebut. 

    Namun, sebagai negara yang bergantung pada perdagangan, negara ini merasakan tekanan. Pemerintah sedang meninjau perkiraan pertumbuhannya untuk tahun ini karena perang dagang yang meningkat.

    Kunjungan kenegaraan terakhir Xi ke Malaysia adalah pada 2013, ketika kedua negara meningkatkan hubungan mereka menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif. Tahun lalu, mereka merayakan ulang tahun ke-50 pembentukan hubungan diplomatik, yang menyoroti kerja sama yang berkembang selama beberapa dekade.

  • Kejayaan Nvidia Tumbang Seketika Dihantam Blokir Trump

    Kejayaan Nvidia Tumbang Seketika Dihantam Blokir Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nvidia tak kuasa menahan pemerintahan Trump untuk menyetop penjualan chip kecerdasan buatan (AI) H20 ke China. Sebelumnya, CEO Nvidia Jensen Huang dilaporkan makan malam bersama Trump di Mar-a-Lago dalam upaya menyetop rencana pemblokiran tersebut.

    Dikabarkan, Huang berupaya melakukan negosiasi dengan berkomitmen membangun server berbasis AI senilai US$500 miliar atau Rp 8.000 triliun di AS dalam 4 tahun ke depan.

    Namun, upaya itu nyatanya tak serta-merta memuluskan bisnis Nvidia. Pemerintahan Trump tetap membatasi ekspor chip AI H20 ke China. Padahal, Nvidia sengaja merancang H20 yang tidak terlalu canggih untuk melayani permintaan di China.

    Sebagai informasi, chip AI paling canggih buatan Nvidia sudah berbulan-bulan dilarang ekspor ke China, sejak pemerintahan Joe Biden. China merupakan salah satu pasar terpenting Nvidia, sehingga raksasa tersebut rela merancang chip H20 yang untuk mengelabui aturan AS.

    Namun, nyatanya kini chip H20 juga dijegal masuk ke China. Alhasil, pada Selasa (15/4) waktu setempat, Nvidia mengumumkan akan membayar uang tuntutan senilai US$5,5 miliar (Rp92 triliun) untuk mengekspor chip H20 ke China.

    Saham Nvidia langsung ambruk 6% setelah jam kerja.

    Juru bicara Kementerian Perdagangan AS mengatakan pada Selasa (15/4) bahwa pihaknya mengeluarkan persyaratan lisensi baru untuk ekspor chip termasuk H20 Nvidia, AMD MI308, dan yang setara, alias chip yang relatif tidak canggih.

    “Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk bertindak atas arahan Presiden untuk menjaga keamanan nasional dan ekonomi kita,” kata juru bicara Kementerian yang mengawasi kontrol ekspor AS, dikutip dari Reuters, Rabu (16/4/2025).

    AMD tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sahamnya turun 7% dalam perdagangan setelah jam kerja.

    Bagi Nvidia, H20 adalah chip tercanggihnya yang tersedia untuk dijual di China dan merupakan inti dari upayanya untuk tetap terlibat dengan industri AI China yang sedang berkembang pesat.

    Perusahaan China seperti Tencent, Alibaba, dan induk TikTok ByteDance telah meningkatkan pesanan untuk chip H20 karena meningkatnya permintaan untuk model AI berbiaya rendah dari perusahaan rintisan DeepSeek, menurut laporan Reuters pada Februari lalu.

    Meskipun chip H20 tidak secanggih chip Nvidia yang dijual di luar China dalam melatih model AI, chip ini mampu bersaing pada tahap inferensi, di mana model AI menyajikan jawaban kepada pengguna.

    Inferensi dengan cepat menjadi bagian terbesar dari pasar chip AI. Huang bulan lalu berpendapat bahwa Nvidia berada pada posisi yang tepat untuk mendominasi perubahan tersebut.

    Namun, Nvidia mengatakan pada Selasa (15/4) bahwa pemerintah AS membatasi penjualan H20 ke China karena risiko chip tersebut dapat digunakan dalam pengembangan superkomputer. Meskipun H20 memiliki kemampuan komputasi yang lebih rendah daripada chip Nvidia lainnya, kemampuannya untuk terhubung ke chip memori dan chip komputasi lainnya dengan kecepatan tinggi masih mumpuni.

    Aspek memori dan konektivitas tersebut dapat membuat H20 berguna dalam membangun superkomputer di China. AS sendiri telah memberlakukan pembatasan penjualan chip untuk digunakan dalam superkomputer di China sejak tahun 2022.

    Institute for Progress, lembaga think-tank nonpartisan di Washington DC pada Selasa (15/4) menilai pembatasan chip H20 merupakan langkah yang tepat. Ia mengatakan perusahaan China kemungkinan besar sudah membangun sistem semacam itu.

    “Setidaknya salah satu pembeli, Tencent, telah memasang H20 di fasilitas yang digunakan untuk melatih model besar, yang kemungkinan melanggar kontrol yang ada yang membatasi penggunaan chip di superkomputer yang melampaui ambang batas tertentu. Superkomputer DeepSeek yang digunakan untuk melatih model V3 juga kemungkinan melanggar pembatasan yang sama,” kata kelompok tersebut.

    Nvidia mengatakan pemerintah AS memberi tahu pada 9 April bahwa chip H20 akan memerlukan lisensi untuk diekspor ke China. Selanjutnya pada tanggal 14 April, pemerintah memberi tahu Nvidia bahwa aturan tersebut akan berlaku tanpa batas waktu.

    Tidak jelas berapa banyak lisensi yang mungkin diberikan pemerintah AS. Nvidia menolak berkomentar lebih lanjut.

    Biaya sebesar US$5,5 miliar dikaitkan dengan produk H20 untuk inventaris, komitmen pembelian, dan cadangan terkait, menurut penuturan pihak Nvidia.

    (fab/fab)

  • #Indonesiagelap jadi kesempatan untuk dialog

    #Indonesiagelap jadi kesempatan untuk dialog

    Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno saat berdialog dengan para pelajar dan Warga Negara Indonesia (WNI) di KBRI Beijing, China pada Selasa (15/4). (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

    Wakil ketua MPR: #Indonesiagelap jadi kesempatan untuk dialog
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 16 April 2025 – 15:29 WIB

    Elshinta.com – Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno mengungkapkan tagar #Indonesiagelap yang sempat viral di media sosial seharusnya menjadi kesempatan dialog pemerintah dengan masyarakat.

    “Mengenai #Indonesiagelap, setiap pemerintahan pasti punya tantangannya sendiri-sendiri, tapi bukan berarti kalau ada masalah jadi buntu, justru saat di persimpangan seperti ini membuka ruang, diskursus dialog seluas-luasnya dan dengan dialog setidaknya 50 persen masalah bisa terselesaikan tinggal 50 persen sisa eksekusinya,” kata Eddy Soeparno dalam acara “Dialog Bersama” dengan sekitar 50 orang pelajar dan WNI di KBRI Beijing pada Selasa (15/4).

    Tagar #IndonesiaGelap adalah sebuah gerakan protes yang viral di media sosial sejak pertengahan Februari 2025 sebagai bentuk kritik masyarakat terhadap kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat dengan puncaknya adalah demonstrasi pada 20 Februari 2025.

    “Termasuk juga gerakan #Kaburajadulu, kalau mau kabur, harus jelas, kerja di mana, kompetensinya apa? Karena untuk bekerja di luar juga butuh kompetensi yang tinggi,” tambah Eddy.

    Ia juga meminta agar para pelajar menyeleksi informasi yang diterima karena tidak semua informasi dari media sosial kredibel.

    “Jangan mudah terpancing, karena banyak juga pihak yang tidak bertanggung jawab, menyebarkan ‘hashtag’ untuk membuat orang lain terinspirasi untuk kabur, tapi begitu keluar malah bingung mau melakukan apa,” ungkap Eddy.

    Eddy yang datang ke China pada 13-17 April 2025 untuk membahas soal transisi energi dan pemanfaatan energi terbarukan itu juga mengajak para mahasiswa dan WNI untuk terlibat dalam transisi energi.

    “Dengan contoh kecil saja misalnya menggunakan transportasi umum, bukan motor saat ke kampus misalnya, tapi kalau mau menggunakan kendaraan pribadi menggunakan BBM yang oktannya lebih tinggi sehingga gas buang berkurang,” ungkap Eddy.

    Tidak ketinggalan adalah tidak membuang-buang makanan karena sampah rumah tangga sisa makanan bila dimasukkan insinerator hanya menghasilkan kalori yang rendah.

    “Semua dimulai dari hal yang kecil dulu, saya juga terbiasa naik sepeda ke kantor,” tambah Eddy.

    Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto juga sempat menyoroti tagar Indonesia gelap. Tagar Indonesia gelap dengan bantahan dan mengatakan kondisi Indonesia saat ini cerah. “Kalau saya lihat pagi Indonesia cerah, iya kan?” ucap Prabowo.

    Prabowo lantas membeberkan bukti masa depan Indonesia cerah. Ia menyebut, banyak petani yang kini bahagia karena harga pangan naik. Termasuk dirinya telah memotong birokrasi yang menurutnya cukup ruwet.

    Kemudian, Prabowo juga mengatakan pemerintahannya akan menghadapi tantangan yang ada di depan mata. Ia tidak ingin ambil pusing jika masih ada pihak menilai Indonesia gelap.

    Sumber : Antara

  • Viral Sindiran Ketergantungan Amerika Serikat pada Produk ‘Made in China’, Donald Trump Kalah Perang Dagang?

    Viral Sindiran Ketergantungan Amerika Serikat pada Produk ‘Made in China’, Donald Trump Kalah Perang Dagang?

    PIKIRAN RAKYAT – Perang dagang berkepanjangan Amerika Serikat dan China berpotensi memangkas pertumbuhan ekonomi global dan menciptakan resesi, membuat risiko bertambah tinggi.

    Kecenderungan seperti ini tampaknya belum akan segera sirna, apalagi China terus meladeni tantangan perang dagang dari AS. Terutama sejak Presiden Donald Trump melancarkan perang tarif ke banyak negara.

    Donald Trump akan terus menghadapi masalah-masalah besar yang tak diharapkan, yang akan kian membesar seiring sikap keras sejumlah negara, terutama China yang terus meladeni manuver perang tarif.

    China merespons tarif Amerika Serikat dengan mengenakan tarif balasan pada barang-barang impor dari AS termasuk produk pertanian dan teknologi. Ketegangan perdagangan secara umum masih tinggi, negosiasi keduanya menyelesaikan sengketa terus menjadi perhatian.

    Ketergantungan Produk Made in China

    Sejumlah netizen membuat meme atau konten sindiran yang menggambarkan ketergantungan AS pada produk “Made in China” dan bagaimana tarif bisa memengaruhi ketersediaan barang murah.

    Ada juga diskusi dan kritik pada kebijakan tarif yang dianggap merugikan konsumen dan bisnis Amerika Serikat. Banyak yang menyadari sulitnya melepaskan diri dari produk China karena integrasinya dalam rantai pasokan global dan ketersediaan alternatif yang terbatas untuk sejumlah jenis barang.

    Ada persepsi umum di kalangan konsumen Barat, produk “Made in China” identik dengan kualitas rendah. Persepsi ini sebagian berasal dari masa lalu saat China pertama kali menjadi pusat manufaktur global.

    Meskipun masih ada produk berkualitas rendah yang diproduksi di China, banyak pabrikan mereka kini mampu menghasilkan barang-barang berkualitas tinggi, terutama merek-merek internasional yang memiliki standar ketat.

    Perang dagang bisa memperkuat persepsi negatif “Made in China” di kalangan sebagian konsumen AS, meskipun kualitas produk itu sendiri mungkin tak selalu menjadi isu utama dalam sengketa perdagangan.

    Dampak

    Amerika Serikat sangat bergantung pada produk “Made in China” untuk berbagai macam barang seperti elektronik konsumen misalnya smartphone dan laptop, pakaian, mainan serta komponen industri.

    Rantai pasokan perusahaan-perusahaan AS sudah terintegrasi erat dengan manufaktur di China selama beberapa dekade terakhir karena biaya produksi yang lebih rendah.

    Tarif yang dikenakan AS pada barang-barang China secara langsung meningkatkan biaya impor bagi perusahaan-perusahaan Amerika yang mengandalkan produk atau komponen dari sana.

    Selama beberapa dekade sebelum pandemi, konsumen Amerika Serikat menikmati era barang-barang murah sebagian besar karena impor dari China. Perang dagang dan tarif bisa mengakhiri era ini.

    Ketergantungan AS pada manufaktur China berpengaruh besar pada bagaimana tarif berdampak pada ekonomi Amerika, sementara kemampuan dan respons China menentukan dinamika dan potensi eskalasi konflik perdagangan ini.

    Persepsi kualitas produk “Made in China” juga memainkan peran membentuk opini publik dan respons konsumen pada langkah-langkah perdagangan yang diambil kedua negara.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News