Negara: Republik Rakyat Cina

  • Perang Dagang AS China Kian Agresif, Ini Saran untuk Investor Saham

    Perang Dagang AS China Kian Agresif, Ini Saran untuk Investor Saham

    Tangerang, Beritasatu.com – Menghadapi ketidakpastian kebijakan tarif Trump, investor saham diminta untuk melakukan aksi speculative buy atau buy on weakness saat harga saham berfluktuasi. Harapannya, harga saham yang dibeli akan meningkat di masa depan.

    Hal ini dikatakan Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata seusai hadir sebagai panelis Forum Group Discussion BeritaSatu Spesial bertema “Meracik Portofolio Investasi di Tengah Ketidakpastian Tarif Trump” di Tokyo Hub PIK2, Kabupaten Tangerang, Kamis (17/4/2025).

    “Buat saya kalau harga saham saat ini sedang menarik, at least lakukan speculative buy atau buy on weakness,” ujar Liza kepada Beritasatu.com di Tokyo Hub PIK2, Kabupaten Tangerang, Kamis (17/4/2025).

    Kendati demikian, Liza mengatakan investor saham juga perlu memperhatikan manajemen keuangan yang cukup disiplin. Dia menyarankan, setidaknya menyisihkan 30% dana dari total dana trading masing-masing.

    Di sisi lain, Liza menyampaikan investor perlu merencanakan strategi pembelian saham dalam jangka pendek (short term investment) dan jangka panjang (long term investment). Hal ini melihat harga saham yang kian menarik, bahkan berada pada support bottom.

    “Untuk jangka panjang, mereka juga boleh melakukan akumulasi harga saat ini untuk ditahan misalkan sampai akhir tahun. Siapa tau nanti The Fed akan memotong suku bunganya, walaupun sekarang higher or longer,” tambah Liza.

    Teranyar, China tak mau terseret gimik dalam perang tarif terbaru yang dilancarkan Amerika Serikat. Beijing menegaskan sikapnya untuk tidak terpancing pada permainan angka tarif yang diumumkan Gedung Putih, termasuk bea masuk fantastis yang bisa mencapai 245% untuk produk asal China.

    Dalam pernyataan resmi pada Kamis (17/4/2025), Kementerian Luar Negeri China menyebut bahwa satu-satunya jalan keluar dari konflik dagang adalah melalui negosiasi yang adil, dengan prinsip saling menghormati. 
    Sementara itu, China juga melayangkan keluhan resmi baru ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), menuding tindakan tarif sepihak AS sebagai pelanggaran serius terhadap aturan perdagangan global.

    Langkah ini muncul setelah Gedung Putih merilis rincian struktur tarif baru, termasuk bea balasan 125%, tambahan 20%  untuk merespons krisis fentanyl, serta tarif lain antara 7,5%  hingga 100%  untuk produk tertentu.

    Secara total, tarif yang dibebankan pada China bisa menyentuh angka 245%, yang oleh banyak pihak dinilai lebih sebagai manuver politik ketimbang strategi dagang. Kondisi ini turut menjadi perhatian serius bagi investor saham, karena potensi eskalasi perang dagang dapat memicu volatilitas pasar dan mengganggu sentimen investasi global.

  • China Jadi Superpower Tanah Jarang, Ini Penyebabnya

    China Jadi Superpower Tanah Jarang, Ini Penyebabnya

    Jakarta

    China dan Xi Jinping punya kartu yang ampuh dalam perang dagang dengan Amerika Serikat, yaitu tanah jarang, mineral sangat penting dalam berbagai industri. China menambang 70% tanah jarang di dunia dan memproses 90% pasokan global. Kok bisa?

    Di tengah ancaman tarif AS terhadap China, Beijing awal bulan ini memberlakukan pembatasan ekspor tujuh elemen tanah jarang dan magnet yang digunakan dalam teknologi pertahanan, energi, dan otomotif.

    Menilik sejarah, China memulai lebih awal dalam ekstraksi tanah jarang, dimulai tahun 1950-an, tapi industri tersebut baru benar-benar mulai berkembang akhir 1970-an. Waktu itu, China mengandalkan biaya tenaga kerja yang rendah dan standar lingkungan relatif longgar serta adopsi teknologi asing.

    “Banyak teknologi yang mereka bawa dikembangkan di AS, atau Jepang, atau Eropa,” kata Stan Trout, pendiri konsultan tanah jarang Spontaneous Materials yang dikutip detikINET dari CNN.

    Seiring meningkatnya produksi tanah jarang, China mulai memahami pentingnya mineral tersebut secara strategis. “Ada pengakuan bahwa ini bisa menjadi teknologi yang sangat penting bagi mereka untuk dikuasai,” tambah Trout.

    Di 1992, saat berkunjung ke salah satu pusat produksi tanah jarang di Mongolia Dalam, Deng Xiaoping, mantan pemimpin China yang mempelopori reformasi ekonomi negara, melontarkan ucapan terkenal. “Meskipun ada minyak di Timur Tengah, Tiongkok memiliki tanah jarang,” katanya.

    Kini, China telah memenuhi visi Deng dengan mendominasi rantai pasokan tanah jarang. Walau biaya tenaga kerja kini lebih tinggi, kendali China atas industri tersebut diperkuat berkat investasi teknologi, R&D, dan otomatisasi.

    Dulu ada perusahaan AS membuat magnet tanah jarang, namun mereka keluar dari bisnis karena munculnya alternatif China yang lebih murah. “Kita telah kehilangan pengetahuan, kita kehilangan kemampuan sumber daya manusia dan ini adalah operasi sangat padat modal,” katanya.

    Sekarang, sulit untuk bersaing dengan China karena skala ekonomi negara itu lebih besar, serta insentif pemerintah memberi keunggulan tambahan. Antara 2020 dan 2023, AS mengandalkan China untuk 70% impornya atas semua senyawa dan logam tanah jarang.

    Ahli mengatakan kontrol ekspor China membuat seluruh dunia memiliki alternatif sangat terbatas. Namun AS berupaya mengatasi kesenjangan itu. Sejak 2020, Departemen Pertahanan AS memberi lebih dari USD 439 juta untuk membangun rantai pasokan tanah jarang domestik.

    Beberapa perusahaan AS melihat kontrol ekspor China peluang mempercepat produksi domestik. Nicholas Myers, CEO Phoenix Tailings, startup pengolahan tanah jarang di Massachusetts, mengatakan perusahaannya mengembangkan teknologi memurnikan mineral tanah jarang tanpa limbah dan tanpa emisi. Mereka mengambil bahan baku domestik serta dari Kanada dan Australia.

    Perusahaannya saat ini memproduksi 40 metrik ton logam tanah jarang dan paduan logam per tahun dan ingin meningkatkannya hingga 400 ton dengan fasilitas baru di New Hampshire. “Semuanya pengolahan dalam negeri. Kami tak bergantung pada apa pun dari China,” katanya.

    “Amerika Serikat benar-benar memiliki kemampuan memproduksi logam tanah jarang pada waktu yang benar-benar kami butuhkan. Kami hanya perlu memastikan semua pelanggan, semua pembuat kebijakan fokus mendukung industri agar benar-benar meningkat,” imbuh Myers.

    Perusahaan AS lain juga membuat terobosan. USA Rare Earth sedang membangun pabrik magnet di Texas, bertujuan memproduksi 5.000 ton magnet tanah jarang setiap tahun.

    (fyk/fay)

  • Ini Dia Penyebab Harga Emas Terus Ngamuk!

    Ini Dia Penyebab Harga Emas Terus Ngamuk!

    Jakarta

    Harga emas Antam hari ini melonjak tinggi hingga Rp 32.000 dan berada di level Rp 1.975.000 per gram. Bahkan untuk harga emas Antam di Pegadaian ukuran 1 gram per pukul 14.00 WIB sudah naik menjadi Rp 2.037.000, dari sebelumnya Rp 2.004.000 pada pagi hari tadi.

    Harga emas yang terus menguat ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Namun, diikuti kenaikan harga emas dunia yang juga mencapai rekor tertinggi. Belum lagi perubahan harga emas global ini turut menjadi patokan harga logam mulia dalam negeri.

    Melansir dari Reuters, Kamis (17/4/2025), harga emas spot tercatat menguat 3,1% menjadi US$ 3.327,97 per ons pada akhir perdagangan Rabu (16/4) kemarin. Di mana harga emas acuan dunia ini sempat naik hingga mencapai rekor tertinggi US$ 3.332,89 per ons di awal sesi.

    Sementara itu, harga emas berjangka AS ikut naik hingga 3,3% dan ditutup pada US$ 3.324,50 per ons. Kenaikan harga emas ini didorong oleh pelemahan nilai tukar dolar serta meningkatnya ketegangan perdagangan AS-China yang mendorong pasar untuk beralih ke aset safe haven.

    “Emas tetap didukung kuat oleh dolar yang secara umum lebih lemah, ketidakpastian seputar pengumuman tarif, dan kekhawatiran tentang resesi global,” kata Lukman Otunuga selaku analis riset senior di FXTM.

    Lebih lanjut, ia menjelaskan permintaan Presiden Donald Trump untuk menyiapkan kemungkinan pengenaan tarif pada semua impor mineral penting AS, dapat menjadi faktor lain terhadap perselisihan Negeri Paman Sam dengan mitra dagang global mereka lainnya.

    Kondisi ini dinilai dapat menambah ketegangan baru antara Amerika dengan mitra dagangnya, serta memperburuk hubungan dengan China mengingat negara itu mengekspor cukup banyak mineral ke AS. Hal ini turut merusak sentimen di pasar keuangan global, sehingga mendorong investor beralih ke aset safe haven seperti emas.

    Sementara itu, dolar melemah terhadap mata uang lainnya hingga bertahan di dekat level terendah tiga tahun yang dicapai minggu lalu, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

    Atas dasar itu Otunuga memprediksi harga emas global akan terus meningkat ke level US$ 3.400-3.500 per ons. Namun setelah mencapai angka ini, ditakutkan perbaikan perang dagang AS-China hingga aksi ambil untung pelaku pasar dapat menyebabkan penurunan harga logam mulia yang cukup besar.

    “Para investor mungkin menargetkan US$ 3.400-3.500, dan seterusnya. Namun, aksi ambil untung atau perkembangan positif perdagangan AS-China dapat memicu aksi jual,” terangnya lagi.

    Sementara itu, nilai tukar dolar yang terus melemah terhadap mata uang lain hingga bertahan di dekat level terendah tiga tahun, membuat emas lebih menarik bagi para pemegang mata uang lainnya.

    Selain itu harga emas global yang telah naik hampir US$ 700 tahun ini, didukung oleh perselisihan tarif, ekspektasi penurunan suku bunga, dan pembelian bank sentral yang kuat membuat komoditas logam mulia semakin bersinar.

    “Rally harga emas menjadi sedikit tidak terkendali, sehingga berisiko mengalami koreksi. Namun, selama lebih dari setahun ini kami telah melihat koreksi yang dangkal, dengan tawaran yang mendasari menunggu kemunduran apa pun,” kata Ole Hansen selaku kepala strategi komoditas di Saxo Bank.

    (igo/fdl)

  • Video: China Balas Dendam ke AS, Sektor Jasa Jadi Target

    Video: China Balas Dendam ke AS, Sektor Jasa Jadi Target

    Jakarta, CNBC Indonesia- Jalinan konflik perdagangan antara Amerika Serikat dan China makin kusut. Di saat AS menaikkan tarif impor barang dari China hingga 245%, China merespon dengan langkah balasan lain, yaitu dengan menyasar sektor yang jarang disentuh, sektor layanan dan jasa.

    Selengkapnya dalam program Power Lunch CNBC Indonesia (Kamis, 17/04/2025) berikut ini.

  • Video: Serang Balik Trump, China Resmi Boikot Boeing

    Video: Serang Balik Trump, China Resmi Boikot Boeing

    Jakarta, CNBC Indonesia- Ekonomi Amerika Serikat bakal terpukul, China resmi memboikot Boeing. Setidaknya, ada lima kerugian besar yang akan dirasakan AS gara-gara langkah ini.

    Selengkapnya dalam program Power Lunch CNBC Indonesia (Kamis, 17/04/2025) berikut ini.

  • Bisnis Properti Masih Menjanjikan di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

    Bisnis Properti Masih Menjanjikan di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

    Tangerang, Beritasatu.com – Investasi bisnis di sektor properti masih menjadi salah satu pilihan oleh sejumlah kalangan. Terlebih situasi perekonomian di Indonesia tengah menghadapi tantangan, imbas adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

    Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) Clement Francis mengungkapkan, di tengah situasi ekonomi apapun, baik saat keterpurukan imbas pandemi Covid-19 hingga adanya perang dagang di tingkat global, bisnis properti masih menjadi daya tarik masyarakat. Khususnya masyarakat di tingkat menengah dan menengah atas.

    Hal ini diungkapkan Clement dalam Forum Group Discussion bertajuk Meracik Portofolio Investasi di Tengah Ketidakpastian Tarif Trumph, di kantor B-Universe, PIK 2, Tangerang, Banten, Kamis (17/4/2025).

    “Dengan ketidakpastian daripada ekonomi global, kami Arebi melihat investasi properti itu masih menjadi daya tarik yang kuat bagi masyarakat,” ungkap Clement terkait bisnis properti.

    “Especially buat yang kelas menengah, atas, di kawasan-kawasan penunjang daripada kota besar. Itu masih menjadi salah satu daya tarik,” sambungnya.

    Ia mencontohkan, terdapat laporan dari salah satu pengembang properti yang bisnisnya berada di kawasan Tangerang Selatan, Banten, di mana bisnisnya masih meraup nilai penjualan yang cukup besar.

    Bayangkan saja, dalam kurun waktu 3 bulan ke belakang, pengembang tersebut dapat meraup angka penjualan hingga Rp 700 miliar, khusus properti tipe residensial.

    Barusan sebelum saya diminta sebagai narasumber, saya ketemu dengan salah satu developer di daerah Tangerang Selatan. Tiga bulan terakhir mereka bisa menjual residential saja, itu Rp 700 miliar. Dan bulan lalu, khusus residential saja, ini satu developer karena di Tangsel itu banyak sekali developer besar, itu mereka bisa membutuhkan 350 miliar.

    Hal tersebut membuktikan, tren bisnis atau pun investasi di sektor properti masih tergolong menjanjikan.

    Terdapat pula faktor lain yang menandakan prospek bisnis properti cerah. Yakni angka populasi di Indonesia khususnya di kota-kota besar meningkat, yang tentunya mendorong permintaan jenis properti residensial.

    “Artinya, investasi pada bisnis properti ini masih menjadi daya tarik yang bagus. Dengan gonjang-ganjing ekonomi global, yang pasti investor pun juga ada berhati-hati di dalam berinvestasi,” pungkasnya. 

  • China Tak Mau Terseret Gimik meski Diancam Tarif Trump 245 Persen

    China Tak Mau Terseret Gimik meski Diancam Tarif Trump 245 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – China tak mau terseret gimik dalam perang tarif terbaru yang dilancarkan Amerika Serikat. Beijing menegaskan sikapnya untuk tidak terpancing pada permainan angka tarif yang diumumkan Gedung Putih, termasuk bea masuk fantastis yang bisa mencapai 245% untuk produk asal China.

    Dalam pernyataan resmi pada Kamis (17/4/2025), Kementerian Luar Negeri China menyebut bahwa satu-satunya jalan keluar dari konflik dagang adalah melalui negosiasi yang adil, dengan prinsip saling menghormati. Sementara itu, China juga melayangkan keluhan resmi baru ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), menuding tindakan tarif sepihak AS sebagai pelanggaran serius terhadap aturan perdagangan global.

    Langkah ini muncul setelah Gedung Putih merilis rincian struktur tarif baru, termasuk bea balasan 125%, tambahan 20%  untuk merespons krisis fentanyl, serta tarif lain antara 7,5%  hingga 100%  untuk produk tertentu. Secara total, tarif yang dibebankan pada China bisa menyentuh angka 245%, yang oleh banyak pihak dinilai lebih sebagai manuver politik ketimbang strategi dagang.

    Namun, China tak mau terseret gimik semacam itu. Pemerintah di Beijing menilai tarif tinggi semata tidak akan menyelesaikan ketegangan perdagangan, apalagi jika dilandasi motif politik. 

    “Mereka tetap konsisten bahwa penyelesaian hanya bisa dicapai lewat jalur diplomasi, bukan tekanan sepihak,” kutip Reuters, Kamis. 

    Meski Presiden AS Donald Trump sempat membuka peluang kesepakatan dagang baru, ia mensyaratkan agar Beijing terlebih dahulu melakukan “langkah awal”. Di sisi lain, China juga bersikap tegas dengan meningkatkan tarif terhadap barang-barang AS sebagai bentuk balasan.

    Sebagai bagian dari penyesuaian strategi, China pekan ini mengganti kepala negosiator perdagangannya. Wang Shouwen digantikan oleh Li Chenggang, utusan tetap China untuk WTO. Langkah ini dinilai sebagai sinyal bahwa Beijing mulai memetakan ulang pendekatan mereka di tengah perang dagang yang belum reda.

    Meski tekanan dari Washington terus meningkat, China tak mau terseret gimik. Alih-alih bereaksi berlebihan, Beijing memilih fokus pada respons yang terukur dan berbasis hukum internasional.

  • Menlu Sugiono Bilang ke Menlu AS soal Evakuasi 1.000 Warga Gaza, Sejalan Keinginan Trump?

    Menlu Sugiono Bilang ke Menlu AS soal Evakuasi 1.000 Warga Gaza, Sejalan Keinginan Trump?

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah RI kembali menegaskan komitmennya untuk mengevakuasi 1.000 warga Palestina yang berada di Jalur Gaza. 

    Keinginan permintah mengevakuasi warga Gaza sejatinya sejalan dengan keinginan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang pernah mengungkapkan akan merelokasi warga Gaza ke Indonesia. 

    Bedanya pada waktu itu Indonesia sempat menolak. Namun demikian, ide mengenai rencana Indonesia mengevakuasi 1.000 warga Gaza itu terungkap ketika kunjungan Presiden Prabowo Subianto, ke sejumlah negara pasca diancam Trump kena tarif 30%.

    Adapun komitmen tersebut diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam pertemuan bilateral dengan Menlu Amerika Serikat (AS) Marco Rubio di Kementerian Luar Negeri AS Washington D.C pada Rabu (16/4/2025). 

    Sugiono menjelaskan bahwa nantinya 1.000 warga Palestina yang berada di jalur Gaza akan kembali dipulangkan ke Gaza. Mereka menekankan bahwa Indonesia menolak relokasi warga Palestina di Gaza dari Tanah Airnya. 

    “Pemerintah Indonesia juga siap untuk mengevakuasi sementara sekitar 1.000 warga Palestina di Jalur Gaza yang terluka untuk dirawat di Indonesia. Setelah itu, mereka akan dipulangkan kembali ke Gaza,” tuturnya dalam keterangannya. 

    Sebagai informasi, menlu Sugiono merupakan menlu pertama dari negara-negara ASEAN yang diterima oleh Menlu AS di Washington D.C. 

    Selain membahas soal Gaza, kedua negara saling bertemu untuk membahas soal perluasan kemitraan strategis kedua negara di berbagai bidang, mulai dari politik-keamanan, perdagangan dan juga investasi. 

    Dilaporkan, bahwa Sugiono juga menyampaikan berbagai prioritas dan program Presiden Prabowo Subianto, yakni ketahanan pangan dan energi, hilirisasi, serta pembangunan sumber daya manusia.

    Mereka juga membahas soal penguatan kerja sama ekonomi RI-AS, termasuk dalam konteks rantai pasok, dengan mengundang investor AS untuk berinvestasi di sektor mineral kritis, seperti nikel, dan sektor-sektor penting lain.

    Lebih lanjut, Menlu AS menuturkan bahwa pertemuan ini sangat tepat di tengah dinamika geopolitik global. Kedua menlu juga membahas soal isu-isu regional dan global, seperti China Selatan dan Palestina. 

    Kemudian, kedua negara juga menegaskan pentingnya mengedepankan semangat kerja sama dan dialog dalam menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan.

  • Video: AS Kenakan Tarif 245% ke China hingga Babak Baru Harga Emas

    Video: AS Kenakan Tarif 245% ke China hingga Babak Baru Harga Emas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah Amerika Serikat mengenakan tarif impor sebesar 145% untuk barang asal China Dan dibalas dengan tarif 125%, Washington kini mengancam Beijing dengan tarif hingga 245%. Selain itu harga emas semakin menggila dengan kembali mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa.

    Simak informasi selengkapnya dalam program Profit CNBC Indonesia (Kamis, 17/04/2025) berikut ini.

  • Harga Kelapa Parut Meledak dan Langka, Pedagang Tiba-Tiba Sebut China

    Harga Kelapa Parut Meledak dan Langka, Pedagang Tiba-Tiba Sebut China

    Jakarta, CNBC Indonesia – Harga kelapa bulat atau parut di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, melonjak tajam hingga menembus Rp25.000 per butir. Para pedagang mengeluhkan pasokan yang menipis dan menyebut ekspor besar-besaran ke China sebagai penyebab utama kelangkaan barang di dalam negeri.

    Roni, pedagang kelapa bulat di pasar tersebut, menyebut harga kelapa saat ini sudah jauh dari harga normal.

    “Harga kelapa sekarang ada yang Rp20.000, ada yang Rp25.000 per butir. Yang kecil Rp20.000, yang agak besar Rp25.000,” ujar Roni saat ditemui CNBC Indonesia, Kamis (17/4/2025).

    Ia mengatakan, kenaikan harga ini sudah berlangsung sejak sebelum Ramadan Lebaran kemarin. Salah satu penyebabnya adalah pasokan kelapa yang semakin sedikit.

    “Emang lagi mahal sekarang, dari sebelum puasa lah mahalnya. Barangnya dikit dari sananya. Saya biasa nih kalau barang datang, itu dapat banyak, sekarang sedikit-sedikit,” jelasnya.

    Foto: Harga kelapa parut makin mahal di Pasar Rumput, Jakarta Selatan. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
    Harga kelapa parut makin mahal di Pasar Rumput, Jakarta Selatan. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

    Roni menambahkan, kelapa kini menjadi rebutan antara pasar lokal dan ekspor. “Kita nya jadi perebutan sama buat yang dikirim ke China,” kata dia.

    Padahal, permintaan kelapa biasanya meningkat saat Lebaran karena banyak masyarakat yang membuat hidangan khas seperti opor dan rendang. Namun, akibat harga yang tinggi, beberapa pembeli akhirnya memilih alternatif lain. “Jadi kadang ada yang tetap beli, ada yang ya sudah nggak jadi, dia pakai santan instan,” ucap dia.

    Tak hanya harga kelapa bulat yang terkerek naik, Dedi, pedagang kelapa lainnya menyebut harga santan instan seperti merek Kara juga ikut terkerek naik.

    “Kara juga sekarang mahal. Kan biasanya satu pack segitiga harganya Rp3.000, sekarang sudah Rp5.500-Rp6.000,” ungkap Dedi.

    Dedi menyebut penyebab utamanya sama seperti kelapa bulat, yaitu berkurangnya pasokan karena ekspor. “Ini emang karena diekspor ke China, barangnya jadi dikit. Harga beli modalnya juga jadi mahal. Katanya di sana sudah mahal, barangnya dikit, perebutan katanya,” jelasnya.

    Menurut Dedi, saat ini hampir semua pedagang menjual dengan harga yang sama karena harga pasaran memang sudah tinggi. “Coba ditanya ke pedagang yang lain juga pasti harganya sama. Semuanya jual Rp20.000 yang kecil, Rp25.000 yang sedang lah. Padahal biasanya harga normal itu Rp12.000, Rp13.000, sampai Rp15.000 yang besar,” ungkapnya.

    Sementara itu, Mukhlis, pedagang lain di Pasar Rumput, menilai pemerintah perlu turun tangan untuk menjaga kestabilan harga kelapa di dalam negeri.

    “Saya dengar nih, katanya itu ekspor ke China emang banyak banget. Jadi ke pasar kita nya jadi dikit. Gimana sih ini pemerintah? Kelapa itu penting buat ibu-ibu yang masak. Mereka pada ngeluh ke saya, saya ngeluh ke siapa?” keluh Mukhlis.

    Ia menegaskan, seharusnya pemerintah memprioritaskan kebutuhan dalam negeri ketimbang membiarkan harga melonjak akibat ekspor besar-besaran. “Pemerintah harus bertindak, masa mau harga di dalam negeri mahal, sedangkan pengusaha enak-enakan jual kelapa ke China,” katanya.

    (wur)