Negara: Republik Rakyat Cina

  • IHSG ditutup menguat seiring BI tahan suku bunga acuan

    IHSG ditutup menguat seiring BI tahan suku bunga acuan

    Keputusan kebijakan moneter dalam negeri menjadi perhatian pelaku pasar di tengah ketidakpastian global seiring kebijakan tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS) pasar berharap langkah kebijakan moneter yang diputuskan sebagai upaya menjaga stabil

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup menguat seiring Bank Indonesia (BI) menahan tingkat suku bunga acuannya tetap berada pada level 5,75 persen.

    IHSG ditutup menguat 96,11 poin atau 1,47 persen ke posisi 6.634,38. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 14,47 poin atau 1,98 persen ke posisi 744,78.

    “Keputusan kebijakan moneter dalam negeri menjadi perhatian pelaku pasar di tengah ketidakpastian global seiring kebijakan tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS) pasar berharap langkah kebijakan moneter yang diputuskan sebagai upaya menjaga stabilitas rupiah dari tekanan eksternal,” ujar Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus alias Nico di Jakarta, Rabu.

    Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan April 2025 yang digelar pada Selasa (22/4) dan Rabu (23/4) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap berada pada level 5,75 persen.

    Suku bunga deposit facility tetap berada pada level 5 persen. Begitu pula suku bunga lending facility yang diputuskan untuk tetap berada pada level 6,5 persen.

    Dari mancanegara, pelaku pasar bereaksi pasca komentar Presiden AS Donald Trump yang meredakan kecemasan pasar.

    Trump mengkonfirmasi bahwa tidak berencana untuk menyingkirkan Ketua Fed Jerome Powell, sehingga meredakan kekhawatiran pasar tentang independensi bank sentral dan stabilitas kebijakan. Selain itu, Trump menyatakan bahwa tarif akhir untuk impor China tidak akan setinggi 145 persen.

    Menteri Keuangan AS Bessent menyatakan optimisme tentang penurunan tensi perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia, meskipun Ia memperingatkan bahwa negosiasi dengan China akan menjadi proses yang panjang dan menantang.

    Pelaku pasar memiliki pandangan yang mengisyaratkan bahwa potensi de-eskalasi ketagangan dalam perang dagang AS dan China.

    Dari China, bank sentral mendesak perusahaan-perusahaan milik negara untuk memprioritaskan penggunaan Yuan untuk pembayaran dan penyelesaian dalam operasi luar negeri mereka, sebuah langkah yang dipandang sebagai bagian dari dorongan yang lebih luas untuk mempercepat internasionalisasi mata uang tersebut di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global.

    Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, semua atau sebelas sektor menguat yaitu dipimpin sektor properti yang menguat sebesar 2,5 persen, diikuti oleh sektor kesehatan dan sektor barang konsumen non primer yang masing-masing naik sebesar 1,83 persen dan 1,76 persen.

    Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu CINT, NETV, DGNS, INET dan FORU. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni GEMA, MEJA, STTP, CITY dan SOFA.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.286.754 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 21,93 miliar lembar saham senilai Rp13,62 triliun. Sebanyak 412 saham naik 193 saham menurun, dan 201 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei menguat 648,03 poin atau 1,89 persen ke 34,868,63, indeks Shanghai melemah 3,40 poin atau 0,10 persen ke 3.296,36, indeks Kuala Lumpur menguat 14,94 poin atau 1,01 persen ke 1.501,19, dan indeks Strait Times menguat 37,89 poin atau 1,00 persen ke 3.822,30.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ketidakpastian perekonomian global makin tinggi didorong tarif AS

    Ketidakpastian perekonomian global makin tinggi didorong tarif AS

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    BI: Ketidakpastian perekonomian global makin tinggi didorong tarif AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 23 April 2025 – 14:53 WIB

    Elshinta.com – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa ketidakpastian perekonomian global makin tinggi, didorong oleh kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan Pemerintah  Amerika Serikat (AS).

    Pengumuman kebijakan tarif resiprokal AS awal April 2025 serta langkah retaliasi oleh Tiongkok dan kemungkinan dari sejumlah negara lain meningkatkan fragmentasi ekonomi global dan menurunnya volume perdagangan dunia.

    “Akibatnya pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2025 diperkirakan akan menurun dari 3,2 persen menjadi 2,9 persen,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan April 2025 di Jakarta, Rabu.

    Lebih lanjut, Perry mengatakan bahwa penurunan ekonomi yang terbesar terjadi di AS dan Tiongkok, sejalan dengan dampak perang tarif kedua negara tersebut.

    Pertumbuhan ekonomi di negara maju dan negara berkembang lainnya juga diperkirakan akan melambat dipengaruhi dampak langsung dari penurunan ekspor ke AS dan dampak tidak langsung dari penurunan volume perdagangan dengan negara-negara lain.

    Perang tarif dan dampak negatifnya terhadap penurunan pertumbuhan AS, Tiongkok dan ekonomi dunia memicu peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global serta mendorong perilaku risk aversion pemilik modal.

    Imbal hasil (yield) U.S. Treasury menurun dan indeks mata uang dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia atau DXY melemah di tengah peningkatan ekspektasi penurunan Fed Funds Rate (FFR) di tahun ini maupun tahun depan.

    Aliran modal dunia bergeser dari Amerika Serikat ke negara dan aset yang dianggap aman atau safe haven asset and safe haven countries, terutama aset keuangan di Eropa dan Jepang serta komoditi emas.

    Sementara itu, aliran keluar modal global dari negara berkembang masih berlanjut sehingga memberikan tekanan terhadap pelemahan mata uangnya.

    “Memburuknya kondisi global tersebut memerlukan penguatan respon dan koordinasi kebijakan untuk menjaga ketahanan eksternal, mengendalikan stabilitas, dan tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri,” kata Perry.

    Sumber : Antara

  • Bahlil: Perusahaan China Gantikan LG Investasi Baterai EV di Indonesia – Page 3

    Bahlil: Perusahaan China Gantikan LG Investasi Baterai EV di Indonesia – Page 3

    Konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG memutuskan untuk membatalkan proyek baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia senilai USD 7,7 miliar atau Rp129,9 triliun. Apa alasan LG?

    Melansir Yonhap News Agency, Rabu (23/4/2025) seorang pejabat LG menjelaskan bahwa konsorsium telah memutuskan untuk menarik proyek tersebut, setelah berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia.

    Ini terjadi karena adanya pergeseran dalam lanskap industri, khususnya pada bisnis EV, yang merujuk pada perlambatan sementara atau puncak permintaan EV global.

    “Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut,” kata seorang pejabat dari LG Energy Solution.

    “Namun, kami akan melanjutkan bisnis kami yang ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), usaha patungan kami dengan Hyundai Motor Group,” terangnya.

    Sebelumnya, konsorsium yang meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp. dan mitra lainnya, telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan perusahaan milik negara untuk membangun “rantai nilai menyeluruh” untuk baterai EV.

    Inisiatif tersebut berupaya untuk mencakup seluruh proses mulai dari pengadaan bahan baku hingga produksi prekursor, bahan katode, dan pembuatan sel baterai.

    Indonesia sendiri dikenal sebagai produsen nikel terbesar di dunia, bahan utama dalam baterai EV.

  • Jateng berupaya perluas ekspor ke pasar selain AS

    Jateng berupaya perluas ekspor ke pasar selain AS

    Ekspor tidak hanya pada satu negara tetapi mulai menyebar ke berbagai negara, termasuk Eropa sasarannya

    Semarang (ANTARA) – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya memperluas pasar ekspor ke negara lain seiring dengan kebijakan tarif impor sebesar 32 persen yang bakal diberlakukan Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump terhadap produk Indonesia.

    Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Jateng Sakina Rosellasari di Semarang, Rabu, mengakui bahwa AS merupakan mitra dagang utama bagi Jateng.

    Ia menyebutkan kontribusi AS terhadap ekspor Jateng adalah 41,53 persen dari total ekspor tahun 2024 yang mencapai sebesar 4.470 juta dolar AS.

    Setelah itu, Jepang sebanyak 8,45 persen atau 909 juta dolar AS, dan Republik Rakyat Tiongkok atau China senilai 6,10 persen atau 656 juta dolar AS.

    “Jadi, sekitar 41 persen itu ekspor ke Amerika. Kemudian langsung terjun ke negara lain. Dalam hal ini China nilainya tidak lebih dari 20 persen,” katanya.

    Menurut dia, produk dari Jateng yang diekspor ke AS, antara lain alas kaki atau sepatu dan garmen atau pakaian jadi.

    Kebijakan Trump tersebut, kata dia, sejauh ini belum berdampak langsung pada perdagangan luar negeri di Jateng.

    Ke depan, pihaknya masih berupaya agar efek perang dagang tersebut bisa diminimalkan, salah satunya dengan memperluas pasar ekspor ke negara lain.

    Sakina berupaya agar dampak perang dagang di Jateng dapat ditekan seminimal mungkin dengan perluasan pasar untuk ekspor, termasuk ke Benua Eropa.

    “Ekspor tidak hanya pada satu negara tetapi mulai menyebar ke berbagai negara, termasuk Eropa sasarannya,” katanya.

    Ia mengatakan saat ini sedang melakukan mitigasi melalui koordinasi dan diskusi dengan para pelaku usaha, terutama sektor-sektor padat karya yang mendominasi investasi dan kegiatan industri di Jateng.

    “Strategi yang kami inginkan sebetulnya adalah pangsa pasar tidak hanya Amerika Serikat, tapi terus berkembang ke berbagai negara yang sebetulnya masih menjadi potensi,” kata Sakina.

    Pewarta: Zuhdiar Laeis
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen

    BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 dari yang sebelumnya sebesar 3,2% menjadi 2,9%. Hal ini tidak terlepas dari meningkatnya ketidakpastian global karena kebijakan tarif balasan (resiprokal) Amerika Serikat (AS).

    Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pengumuman kebijakan tarif resiprokal AS awal April 2025, serta langkah retaliasi oleh China dan kemungkinan dari sejumlah negara lain meningkatkan fragmentasi ekonomi global dan menurunnya volume perdagangan dunia.

    “Akibatnya, pertumbuhan ekonomi global pada 2025 diperkirakan akan menurun dari 3,2% menjadi 2,9% dengan penurunan terbesar terjadi di AS dan Tiongkok sejalan dengan dampak perang tarif kedua negara tersebut,” ucap Perry dalam dalam konferensi pers hasil rapat Dewan Gubernur Bulanan April 2025 yang berlangsung secara virtual pada Rabu (23/4/2025).

    Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi global di negara maju dan negara berkembang lainnya juga diperkirakan akan melambat, dipengaruhi dampak langsung dari penurunan ekspor ke AS dan dampak tidak langsung dari penurunan volume perdagangan dengan negara-negara lain.  

    Perang tarif dan dampak negatifnya terhadap penurunan pertumbuhan AS, Tiongkok, dan ekonomi dunia memicu peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global serta mendorong perilaku risk aversion pemilik modal.

    “Yield US Treasury menurun dan indeks mata uang dolar AS terhadap berbagai mata uang dunia (DXY) melemah, di tengah peningkatan ekspektasi penurunan Fed Funds Rate (FFR),” kata dia.

    Aliran modal dunia bergeser dari AS ke negara dan aset yang dianggap aman (safe haven asset), terutama ke aset keuangan di Eropa dan Jepang serta komoditas emas. Sementara itu, aliran keluar modal global dari negara berkembang masih berlanjut sehingga memberikan tekanan terhadap pelemahan mata uangnya.

    “Memburuknya kondisi global tersebut memerlukan penguatan respons dan koordinasi kebijakan untuk menjaga ketahanan eksternal, mengendalikan stabilitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri,” terang Perry.

    Dia mengatakan kebijakan tarif resiprokal AS dan langkah retaliasi yang ditempuh China dan kemungkinan dari negara lain dapat mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.

    BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 sedikit di bawah titik tengah kisaran 4,7-5,5%, dipengaruhi dampak langsung kebijakan tarif AS yang menurunkan ekspor Indonesia ke AS dan dampak tidak langsung akibat penurunan permintaan ekspor dari mitra dagang lain Indonesia, terutama China.

    Oleh karena itu, berbagai kebijakan perlu diperkuat guna memitigasi dampak dari menurunnya prospek pertumbuhan ekonomi dunia, dengan mendorong permintaan domestik dan memanfaatkan peluang peningkatan ekspor.

    BI terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial untuk menjaga stabilitas dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi, didukung dengan percepatan digitalisasi sistem pembayaran.

    “BI terus mempererat sinergi dengan kebijakan stimulus fiskal pemerintah pusat dan daerah, termasuk dukungan penuh terhadap implementasi berbagai program pemerintah dalam Asta Cita,” pungkas Perry terkait ekonomi global.

  • Pembangunan Pabrik BYD Diganggu Ormas, Moeldoko: Tumpas Saja Itu! – Page 3

    Pembangunan Pabrik BYD Diganggu Ormas, Moeldoko: Tumpas Saja Itu! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Tersiar kabar gangguan dari organisasi masyarakat (ormas) berbentuk premanisme pada proyek pembangunan pabrik perusahaan mobil listrik asal China BYD di Subang Jawa Barat. Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko langsung meminta aksi premanisme tersebut ditumpas. 

    “Saya mendukung apa yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat, tumpas saja itu,” ujar Moeldoko dikutip dari Antara, Rabu (23/4/2025).

    Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu menyayangkan tindak premanisme yang terjadi pada pembangunan pabrik yang digadang-gadang akan menjadi pabrik otomotif terbesar di ASEAN tersebut.

    Menurut dia, alih-alih mengganggu, masyarakat seharusnya turut ambil andil dalam menciptakan iklim investasi yang baik, sebab dengan hadirnya investasi akan terbuka pula lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat.

    “Saya mengimbau supaya di tengah situasi iklim dunia usaha yang relatif perlu perhatian, maka kita semua, masyarakat Indonesia harus menciptakan iklim investasi yang baik, jangan sampai pengangguran makin banyak tapi malah, di satu sisi kan ironis, kita perlu peluang untuk bekerja, ada orang (investor) datang memberikan peluang, diganggu sama yang lain,” kata dia.

    “Nah ini enggak benar,” Moeldoko menambahkan.

    Adapun kabar adanya gangguan dari organisasi masyarakat (ormas) berbentuk premanisme pada pabrik perusahaan mobil listrik asal China itu sebelumnya disampaikan Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno.

    Eddy mengungkap pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat sempat diganggu ormas berbentuk aksi premanisme. Kabar ini didapatkan Eddy saat memenuhi undangan Pemerintah China dalam rangkaian kunjungan di Shenzhen, China.

    “Sempat ada permasalahan terkait premanisme ormas yang mengganggu pembangunan dari sarana produksi BYD. Pemerintah perlu tegas untuk kemudian menangani permasalahan ini, jangan sampai investor datang ke Indonesia dan merasa kemudian tidak mendapatkan jaminan keamanan, hal yang paling mendasar bagi investasi untuk masuk ke Indonesia,” imbuh Eddy melalui unggahan video di Instagram dikutip Rabu.

     

  • IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi China hingga India, Imbas Tarif Impor AS – Page 3

    IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi China hingga India, Imbas Tarif Impor AS – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksinya terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia untuk tahun 2025.

    Melansir CNBC International, Rabu (23/4/2025) IMF memangkas proyeksi Asia karena ketegangan perdagangan dan ketidakpastian kebijakan ekonomi.

    IMF memangkas proyeksi PDB 2025 untuk Tiongkok dan India menjadi masing-masing 4% dan 6,2%, turun dari perkiraannya pada Januari 2025 masing-masing sebesar 4,6% dan 6,5%.

    Sementara itu, target pertumbuhan PDB resmi Tiongkok ditetapkan sekitar 5% untuk tahun 2025, dan India menargetkan pertumbuhan 6,5% untuk tahun fiskal 2025 yang berjalan dari April 2025 hingga Maret 2026.

    IMF juga memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Jepang menjadi hanya 0,6% dari 1,1%.

    Jepang sendiri memiliki proyeksi pertumbuhan sebesar 1,1% untuk tahun fiskal 2025, yang juga berlangsung dari April 2025 hingga Maret 2026.

    Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Global

    Di tingkat global, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 2,8% dari 3,3% untuk keseluruhan tahun 2025.

    IMF menjelaskan, kebijakan tarif impor AS terhadap mitra dagangnya berisiko menimbulkan guncangan negatif yang besar terhadap pertumbuhan.

    “Ktidakpastian yang menyertai langkah-langkah ini juga berdampak negatif pada aktivitas ekonomi dan prospek”, jelas IMF.

    Prakiraan IMF muncul di tengah tren yang lebih luas dari perusahaan riset dan bank yang memangkas prakiraan pertumbuhan untuk ekonomi Asia.

    Pada awal April 2025, ekonom Goldman Sachs menurunkan prakiraan untuk produk domestik bruto Tiongkok tahun ini menjadi 4,0% dari 4,5%. Penurunan ini terkait dengan dampak dari peningkatan tarif AS pada barang-barang Tiongkok.

    Natixis juga memangkas perkiraan PDB Tiongkok menjadi 4,2% tahun ini, turun dari 4,7% sebelumnya.

     

  • Perjanjian Pandemi WHO, Dapatkah Capaian Global Menggapai Tatanan Lokal? – Halaman all

    Perjanjian Pandemi WHO, Dapatkah Capaian Global Menggapai Tatanan Lokal? – Halaman all

    Ditengah polarisasi dunia, Perjanjian Pandemi WHO ini menjadi harapan hidupnya multilateralisme, menunjukkan bahwa 194 negara-negara anggotanya masih dapat bekerja sama menghadapi tantangan global dengan lebih terorganisir.

    Hal penting yang dibahas dalam perjanjian tersebut terkait pencegahan dan pengawasan pandemi, pendekatan one health, transfer teknologi, serta akses pembagian data patogen yang disertai sistem pembagian manfaat.

    Prof. drh. Wiku Bakti Bawono Adisasmito, M.Sc., Ph.D., adalah Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat dari Universitas Indonesia yang juga merupakan salah satu delegator perundingan Perjanjian Penanganan Pandemi WHO. Sosok yang terjun langsung dalam penanganan COVID-19 di Indonesia ditunjuk sebagai juru bicara pemerintah hingga memimpin tim pakar satgas Covid-19. Kepada DW Indonesia, Prof Wiku membagikan pandangannya.

    Bagaimana respon Prof. Wiku terkait draf perjanjian pandemi WHO yang baru saja rampung tersebut?

    Perjanjian pandemi WHO ini penting, pencapaian besar dunia global, meski implementasinya masih akan menghadapi banyak tantangan dan rintangan. Untuk mendetilkan operasional perjanjian ini, menuangkannya dalam annex (lampiran) perjanjian tersebut, butuh waktu lama.

    Berdasarkan pengalaman Prof. dalam penanganan COVID-19 di Indonesia, apa saja tantangan implementasi perjanjian ini di Indonesia?

    ‘Nyawa’ perjanjian ini utamanya di pasal 4 – Pandemic prevention and surveillance (pencegahan pandemi dan pengawasan), pasal 5 – One Health Approach to Pandemic Prevention, preparedness and response (pendekatan one health untuk pencegahan pandemi, kesiapan, dan respon), serta pasal 12 – WHO Pathogen Access and Benefit-Sharing System – PABS System (akses patogen dan sistem pembagian manfaat WHO).

    Pada saat melakukan (implementasi) ketiga pasal inti tersebut, sektor yang terlibat tidak hanya sektor kesehatan masyarakat, tapi juga sektor kesehatan hewan dan lingkungan.

    Patogen sebenarnya zoonosis atau berasal dari hewan, dan surveillance (pengawasan) tidak hanya dilakukan oleh kementerian sektor kesehatan masyarakat, tapi juga melibatkan sektor peternakan, dan kesehatan hewan yang berada di bawah komando kementerian pertanian, pembagian sektor ini bisa berbeda-beda di tiap negara.

    Lantas bagaimana melakukan surveillance dan meminta data pada representasi negara di WHO, namun tidak melibatkan kementerian pertanian, kementerian kehutanan mereka? Kementrian pertanian dan kehutanan sebenarnya sudah memiliki kesepakatan tersendiri, contohnya Protokol Nagoya yang dihasilkan dari Convention on Biological Diversity. Protokol Nagoya ini adalah kerangka acuan akses sumber daya genetik dan pembagian manfaat.

    Harmonisasi antar lembaga PBB seperti WHO dengan FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) dan WOAH (Organisasi Kesehatan Hewan Dunia) penting sekali untuk implementasi perjanjian ini, tapi belum dilakukan dengan baik oleh WHO. Perjanjian ini tidak hanya soal kesehatan manusia tapi juga melibatkan sektor lain seperti kesehatan hewan dan lingkungan.

    Harmonisasi ini di level negara anggota WHO pun banyak tantangannya – bagaimana teknis penerapan data sharing di lapangan dan tata kelolanya. Distrik, sub distrik negara-negara di seluruh dunia ini jumlahnya jutaan tapi belum terkoneksi dengan komitmen global.

    Ada ‘jurang’ yang begitu besar antara global, regional, dan lokal. Yang paling penting sebenarnya adalah sektor lokal yang harusnya terharmonisasi atau terhubung dulu.

    Perjanjian Pandemi WHO ini masih jauh dari implementasi yang efektif di seluruh dunia.

    Mungkin di level international, WHO atau WOAH (Organisasi Kesehatan Hewan Dunia) mereka sepakat. Tapi kalau di level lokal tidak sepakat itu tidak akan jalan.

    Bisa Prof. jelaskan lebih detil terkait kesulitan implementasi perjanjian ini di ranah lokal?

    Butuh waktu lama untuk menjadikan perjanjian ini disepakati tiap negara – karena tiap negara itu tata kelolanya berbeda-beda.
    Di ranah global ada WHO, di ranah nasional ada kemenkes, di ranah provinsi ada dinas kesehatan provinsi, di kabupaten namanya sama dinas kesehatan kabupaten/kota. Namun jika kita bicara FAO (Food Agriculture Organisation) dan WOAH (World Organisation for Animal Health) secara global, di ranah nasional namanya menjadi Kementerian Pangan dan Kementerian Pertanian.

    Di Kementerian Pertanian terdapat direktorat jendral peternakan dan kesehatan hewan dan jika direktorat ini diturunkan ke 38 provinsi di Indonesia, dinasnya di provinsi menjadi bervariasi. Dinas peternakan dan kesehatan hewan bukan bagian dari dinas kesehatan, tetapi bagian dinas pertanian dan kelautan, atau bisa juga dinas perkebunan dan kesehatan hewan. 11 Provinsi saja sudah bervariasi dinasnya. Variasi ini berdampak pada ranah kewenangan.

    Kalau di 514 kabupaten kota di seluruh indonesia ada 59 variasi dinas yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan. Bagaimana WHO, FAO, dan WOAH bisa terkoneksi dengan baik ke tingkat distrik lokal ini dan memastikan pengawasan berjalan sama? Juga bagaimana mereka sepakat dengan protokol yang sama?

    Realitanya, sektor di level lokal tidak terkoneksi dan tidak ada koneksi yang baik (ada koneksi tapi tidak baik) antara pusat dengan daerah, hal ini terjadi di seluruh dunia.

    Sebagai contoh, di NTT saya menangani kasus Rabies, dari gigitan anjing dan puluhan manusia jadi korbannya. Tapi penanganan kasus ini terpisah-pisah antar sektor. Sulit penanganannya jika tidak ada kesatuan data. Ini tidak sekedar vaksin hewan lantas selesai. Kita perlu data lengkapnya, berapa jumlah hewan yang terjangkit virus, berapa jumlah hewan yang telah divaksinasi, berapa jumlah manusia yang digigit dan terjangkit virus ini. Dengan data yang komprehensif jadi kita bisa meredam penyebaran virus ini.

    Sebenarnya bisa kita mengusahakan sistem one health (keterkaitan kesehatan manusia-hewan, dan lingkungan) dalam satu database. saya telah mencoba menghubungkan sektor terkait di NTT dan setelah sebulan, akhirnya terbentuklah kesatuan data yang tiap harinya bisa diperbarui tiap oleh tiap sektor terkait disana.

    Adakah cara atau metode untuk membantu data sharing ini di ranah lokal?

    Bukan soal metode, yang penting adalah willingness to share (keinginan untuk berbagi). Pendekatan One Health disini berarti terkoneksi- adanya kesatuan lintas sektor. Pendekatan One health ini umurnya baru berapa tahun, sedangkan sektor-sektor ini telah berjalan puluhan tahun.
    Para petugas di ranah lokal, tidak memiliki kewajiban untuk sharing data. Belum ada aturan yang mengharuskan hal tersebut. Adanya desentralisasi membuat sektor lokal membagikan data hanya ke top level of governance, yang dalam hal ini kementerian dalam negeri, belum secara lintas sektor. Aturannya harus diperbaiki.

    Kemenkes dan WHO sendiri belum membahas isu politik and governance pada level lokal dalam perundingannya, padahal jika dibicarakan di forum negosiasi mungkin akan ditemukan jalan keluar, sehingga data sharing dapat dilakukan. Jika tidak ada benefit sharing (pembagian manfaat) untuk apa melakukan pengawasan yang membutuhkan anggaran besar? Mekanisme benefit sharing masih perlu didetilkan lagi dalam annex (lampirannya).

    Jadi menurut Prof. saat pengajuan draf perjanjian kepada World Health Assembly (Majelis Kesehatan Dunia) Mei mendatang, akankah negara-negara anggota lantas akan serempak meneken perjanjian ini?

    Jawabannya, bisa ya atau bisa juga tidak. Jika ya berarti negara-negara akan meratifikasi dan menyesuaikan ke hukum nasionalnya, disini perlu waktu lagi untuk adaptasi ke hukum nasional. Bisa juga perjanjian ini fluid, karena negara-negara anggota ingin detil pelaksanaannya diperjelas sebelum menekennya.
    Hal-hal politis di luar perjanjian ini punya pengaruh. AS sendiri telah memutuskan menarik diri dari WHO, karena merasa organisasi ini kurang tegas kapada Cina saat pandemi Covid terjadi. Belum lagi dengan perang dagang US yang tentu berpengaruh pada sektor kesehatan dunia.

    Menurut saya, meski masih jauh dari pelaksanaan yang efektif, masih ada harapan perjanjian dapat diterapkan di ranah global hingga lokal, jika WHO melakukan harmonisasi perjanjiannya dengan lembaga PBB lainnya yang terkait dengan perjanjian ini,dan jika di ranah lokal tiap negara data sharing dengan pendekatan One Health ini sudah berjalan. Dengan demikian global dan lokal bisa terhubung.

    Pewawancara: Sorta Caroline

    Editor: Agus Setiawan

  • Satgas Anti Premanisme Turun Tangan Atasi Ormas yang Ganggu Pembangunan Pabrik BYD Subang – Page 3

    Satgas Anti Premanisme Turun Tangan Atasi Ormas yang Ganggu Pembangunan Pabrik BYD Subang – Page 3

     

    Liputan6.com, Jakarta – Pabrikan mobil listrik asal China BYD tengah membangun pabrik di Subang, Jawa Barat. Namun pembangunan pabrik ini diwarnai dengan aksi premanisme yang dilakukan oleh organisasi kemasyarakatan (ormas).

    Mendengar hal tersebut, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) langsung melakukan komunikasi dengan BYD untuk menyelesaikan persoalan gangguan ormas dalam proses pembangunan pabrik di Subang, Jawa Barat.

    “Hari ini akan coba mengontak kawan-kawan dari BYD bagaimana situasinya,” kata Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan dikutip dari Antara, Rabu (23/4/2025).

    Dikatakan dia, setelah menjalin komunikasi dengan pihak BYD, BKPM bakal berkoordinasi dengan Satgas Anti Premanisme supaya aktivitas meresahkan itu bisa ditangani secara efektif.

    Lebih lanjut, menurut Nurul Ichwan, BKPM secara konsisten menyatakan bahwa aksi premanisme dan juga pungutan liar sangat mengganggu bukan hanya dari sisi kenyamanan bagi pengusaha, namun juga bakal membuat citra buruk iklim investasi Indonesia di mata dunia.

    “Bisa saja dipick-up oleh siapapun tentang Indonesia itu tidak aman, Indonesia itu premanisme,” katanya.

    Nurul Ichwan menyampaikan, dalam kondisi ekonomi global saat ini, seharusnya Indonesia meningkatkan daya saing, supaya lebih mudah menarik minat investor asing.

    “Dalam situasi sekarang, menarik investasi tidak mudah, semua negara makin protektif,” ujar dia.

     

  • Dari Mobil Super Irit, Mobil Terbang, Sampai Robot

    Dari Mobil Super Irit, Mobil Terbang, Sampai Robot

    Shanghai

    Chery turut hadir di pameran Shanghai Auto Show 2025 yang dimulai hari ini, Rabu (23/4/2025). Pabrikan asal China tersebut memamerkan jajaran mobil berteknologi Chery Super Hybrid, hingga mobil terbang dan robot.

    Pameran Shanghai Auto Show 2025 akan berlangsung untuk masyarakat umum pada 25 April-2 Mei 2025 di National Exhibition and Convention Center (NECC), Shanghai, China.

    Pameran otomotif terbesar di dunia ini diikuti oleh 78 merek otomotif dengan lebih dari 1.400 unit kendaraan dipajang di etalase pameran.

    Khusus untuk Chery, merek ini menempati ruang pamer di booth hall 4.1. Chery menghadirkan kemajuan inovasi dan teknologi melalui jajaran mobil irit bahan bakar dengan teknologi Chery Super Hybrid (CSH), hingga robot manusia dan robot anjing.

    Inovasi Chery di Shanghai Auto Show 2025 Foto: Luthfi Anshori/detikcom

    “Dari mesin pertama yang dikembangkan sendiri di China hingga terobosan teknologi baru energi dan kecerdasan buatan saat ini, kami telah menghabiskan 28 tahun terakhir untuk mewujudkan komitmen kami menjadi perusahaan teknologi mobilitas hijau dan cerdas kelas dunia. Tema pameran kami kali ini adalah ‘Merangkul Inovasi, Memenangkan Masa Depan’,” ungkap Yin Tongyue selaku Chairman of Chery Holding Group.

    “Kami memamerkan serangkaian model terbaru yang akan diluncurkan untuk global, dari Chery, Exeed, Jaecoo, Jetour, dan iCAR. Kami juga menyiapkan zona teknologi inovasi khusus, menampilkan kemajuan terbaru kami di bidang mesin, elektrifikasi, dan sistem asisten pengemudi cerdas,” sambung Yin.

    Pada pameran Shanghai Auto Show kali ini, Chery mengangkat tema New Technology, New Integration, dan New Mission. Maka itu, jajaran produk yang ditampilkan pun kebanyakan kendaraan dan teknologi ramah lingkungan.

    Dari jajaran mobil Super Hybrid CSH, misalnya, beberapa model yang ditampilkan antara lain Chery Tiggo 7 CSH, Tiggo 8 CSH, dan Tiggo 9 CSH. Chery juga turut memamerkan dua mobil konsep terbaru mereka, yaitu New QQ dan Tiggo 9L, termasuk mobil otonom Chery iBar. Chery juga meluncurkan mobil pikap kabin ganda terbaru mereka yang dinamakan Himla.

    Chery Himla di Shanghai Auto Show 2025 Foto: Luthfi Anshori/detikcom

    Menariknya, Chery tak hanya menampilkan kemampuan mereka di bidang kendaraan roda empat. Pabrikan yang berbasis di Wuhu ini juga menampilkan ragam teknologi tinggi, dari mobil terbang, robot humanoid AiMOGA, hingga robot anjing bionik yang dinamakan Argos.

    Inovasi Chery di Shanghai Auto Show 2025 Foto: Luthfi Anshori/detikcom

    “Robot humanoid modern dan robot anjing Argos juga turut hadir, menampilkan aplikasi AI dalam empat skenario, mulai dari komputasi yang lebih cerdas hingga mengemudi otonom,” kata Yin lagi.

    Sebagai informasi, Shanghai Auto Show 2025 digelar setiap dua tahun sekali. Ajang eksibisi otomotif ini berlokasi di NECC yang merupakan pusat pameran terbesar di China dengan luas 360.000 meter persegi.

    (lua/rgr)