Negara: Republik Rakyat Cina

  • Provinsi baru, langkah strategis jaga kedaulatan di perbatasan Natuna

    Provinsi baru, langkah strategis jaga kedaulatan di perbatasan Natuna

    Natuna (ANTARA) – Dengan iringan musik Melayu, Ketua Komisi II DPR RI asal Riau, Rifqinizamy Karsayuda, bersama Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, dan Bupati Natuna, Cen Sui Lan, memasuki Gedung Sri Serindit.

    Di dalam gedung, tampak ratusan masyarakat Natuna mengenakan pakaian adat. Ada yang memakai baju kurung lengkap dengan kain songket dan tanjak, ada pula yang mengenakan peci, songkok, serta jilbab bagi perempuan.

    Sambil tersenyum, sebagian masyarakat menjabat tangan para pemimpin yang mereka harapkan dapat membawa perubahan bagi wilayah perbatasan.

    Kedatangan Rifqi dan Ansar ke Natuna pada pekan ketiga April 2025 itu, bukan semata untuk kunjungan kerja atau rekreasi guna melepas penat dari hiruk-pikuk kota besar, melainkan untuk tujuan yang lebih strategis.

    Mereka hadir dalam rangka mengikuti diskusi publik mengenai percepatan pembentukan Provinsi Khusus Kepulauan Natuna-Anambas, dalam perspektif integrasi dan kedaulatan bangsa di perbatasan. Kehadiran mereka juga menjadi bukti keseriusan dalam mendorong agar aspirasi masyarakat segera terwujud.

    Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas tengah diperjuangkan untuk disatukan dalam pembentukan provinsi baru, dengan tujuan utama menjaga kedaulatan dan keamanan negara, karena kedua wilayah ini berbatasan langsung dengan China, Malaysia, dan beberapa negara lainnya.

    Para tokoh di wilayah ini membentuk Badan Perjuangan Pemekaran Provinsi Khusus Kepulauan Natuna Anambas (BP3K2NA), sebagai wadah untuk bergerak.

    Para tokoh masyarakat di Natuna berpendapat Natuna dan Anambas, yang merupakan etalase Indonesia di wilayah utara, wajib diperhatikan dan disejahterakan agar negara tetangga segan dan menghargai keberadaan Indonesia, terlebih di Laut Natuna Utara yang kerap menjadi lokasi operasi kapal ikan asing (KIA) ilegal dan kapal penjaga pantai China.

    Natuna-Anambas diyakini lamban mencapai kemakmuran karena kewenangan otonomi yang masih bergantung pada regulasi dari pemerintah provinsi dan pusat, baik dalam perencanaan pembangunan, penganggaran, maupun kebijakan strategis.

    Faktor lain yang menyebabkan keterlambatan pembangunan adalah letak geografis Natuna dan Anambas yang jauh dari Ibu Kota Provinsi Kepri (Tanjungpinang) serta minim akses transportasi yang memadai ke Tanjungpinang dan wilayah lainnya, termasuk ke pusat pemerintahan di Jakarta.

    Natuna hanya dapat diakses melalui laut dan udara. Jika diukur dalam garis lurus, jaraknya ke ibu kota provinsi, Tanjungpinang, mencapai 700 hingga 800 kilometer.

    Perjalanan udara menuju Natuna memakan waktu sekitar 1,5 jam. Harga tiket pesawat, jika beruntung, bisa sekitar Rp1,3 juta, namun bisa juga mencapai Rp2 juta. Penerbangan tersedia satu kali sehari, dan hanya dua kali dalam sepekan (Selasa dan Kamis), namun mulai pekan kedua Mei 2025, penerbangan hanya tersedia satu kali setiap hari.

    Sementara itu, jalur laut lebih hemat hanya ratusan ribu rupiah ditambah biaya perbekalan, namun waktu tempuh bisa mencapai satu hari dua malam, dengan jadwal kapal yang tersedia setiap tiga hari sekali, dan risiko menggunakan transportasi ini cukup tinggi, sebab tidak jarang laut Natuna mengamuk dengan mencipta gelombang tinggi mencapai empat hingga enam bahkan sembilan meter.

    Dengan menjadi provinsi, Natuna-Anambas diyakini akan lebih cepat berkembang karena rentang kendali dapat diperpendek dan kewenangan bisa lebih optimal dijalankan dari pusat pemerintahan yang lebih dekat secara geografis.

    Rekomendasi

    Keseriusan para pemimpin di Kepulauan Riau untuk memekarkan kedua daerah ini bukan hanya omong kosong, namun telah dibuktikan dengan rekomendasi tertulis yang dimulai dari Bupati Natuna periode 2021-2025 Wan Siswandi, pada Juli 2023 kepada Badan Perjuangan Pemekaran Provinsi Khusus Kepulauan Natuna Anambas (BP3K2NA).

    Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, pada awal 2024 juga telah menyetujui dan menandatangani rekomendasi tersebut. Terbaru, rekomendasi ini ditandatangani oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepri, Imam Setiawan.

    Persetujuan dari ketiga tokoh ini didasarkan pada urgensi kedaulatan atau keamanan. Sebab, jika mengacu pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, secara administrasi, Natuna dan Anambas belum memenuhi syarat untuk membentuk daerah otonom baru (DOB), karena jumlah kabupaten hanya dua, sementara yang dibutuhkan minimal lima kabupaten dan kota.

    Menurut Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, jika dilihat dalam konteks strategi nasional, karena wilayah ini merupakan perbatasan negara, maka pembentukan provinsi baru menjadi sangat penting.

    Hal ini juga diungkapkan oleh Bupati Natuna yang saat ini dijabat oleh Cen Sui Lan.

    Ketua Komisi II DPR RI asal Riau, Rifqinizamy Karsayuda saat memberikan sambutan pada diskusi publik dengan tema percepatan pembentukan Provinsi Khusus Kepulauan Natuna-Anambas, dalam perspektif integrasi dan kedaulatan bangsa di perbatasan yang ditaja oleh BP3K2NA di Gedung Sri Serindit, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (23/4/2025). ANTARA/Muhamad Nurman/aa.

    Selain itu, Ketua Komisi II DPR RI, Rifki, juga meyakini urgensi pemekaran wilayah Kepulauan Natuna Anambas, jika dilihat dari sudut pandang menjaga kedaulatan NKRI, memperkuat pertahanan bangsa di kawasan regional ASEAN–Asia, mempercepat kesejahteraan masyarakat, memperpendek jarak antar wilayah, serta pemerataan pembangunan hingga ke pelosok daerah, maka pembentukan Provinsi Natuna Anambas akan lebih mudah didorong pada tingkat nasional.

    Menjadikan Natuna dan Anambas sebagai provinsi baru akan mempermudah pengembangan wilayah yang kaya akan sumber daya perikanan, minyak dan gas ini.

    Pasalnya, Dana Bagi Hasil (DBH) Migas yang selama ini dialokasikan untuk pembangunan di kabupaten dan kota di Provinsi Kepulauan Riau dapat lebih difokuskan ke daerah-daerah yang berada di bawah naungan Provinsi Kepulauan Natuna Anambas, karena sebagian besar pengeboran minyak dekat dengan daerah ini.

    Dengan demikian, Pemerintah Pusat tidak perlu khawatir dalam memekarkan daerah ini, karena mampu mandiri. Terlebih jika Pemerintah Pusat memberikan kewenangan khusus berupa perluasan batas laut melebihi 12 mil laut.

    Potensi PAD

    Bagi daerah kepulauan seperti Kepri, laut merupakan sumber daya utama yang dapat menunjang peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    Lebih dari 90 persen wilayah Kepri berupa laut. Potensi lestari perikanan di wilayah ini diperkirakan mencapai lebih dari 1 juta ton per tahun. Namun, sejauh ini baru sekitar 330 ribu ton yang dimanfaatkan, dan sebagian besar potensi tersebut berada di wilayah Natuna dan Anambas.

    Jika potensi ini dimanfaatkan secara optimal, bukan hanya akan membuat provinsi baru ini menjadi mandiri, tetapi juga akan berdampak positif terhadap perekonomian nasional.

    Terlebih lagi, di Natuna tepatnya di Pulau Serasan telah dibangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang dapat dimanfaatkan sebagai jalur keluar dan masuk komoditas antara Indonesia dan Malaysia, serta berpotensi dikembangkan untuk menjangkau negara lain.

    Dengan dukungan politik dari eksekutif, legislatif, dan masyarakat lokal, serta pertimbangan strategis yang menyangkut kedaulatan, ekonomi, dan pemerataan pembangunan, Natuna dan Anambas telah memenuhi syarat substantif untuk menjadi provinsi baru.

    Pemerintah pusat tidak perlu ragu karena pemekaran ini bukan semata-mata kehendak lokal dan kehausan jabatan, melainkan bagian dari strategi besar menjaga kedaulatan dan menghidupkan wilayah perbatasan.

    Provinsi Kepulauan Natuna Anambas adalah jawaban atas tantangan geopolitik, kesenjangan pembangunan, dan kebutuhan kemandirian daerah.

    Editor: Slamet Hadi Purnomo
    Copyright © ANTARA 2025

  • Top 3 Tekno: Pertimbangan Apple Produksi iPhone di AS hingga Penyebab Punahnya Dinosaurus – Page 3

    Top 3 Tekno: Pertimbangan Apple Produksi iPhone di AS hingga Penyebab Punahnya Dinosaurus – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Apple tengah menjadi sorotan di tengah tingginya tensi hubungan antara Amerika Serikat dan China. Sebagai perusahaan AS, Apple diketahui masih mengandalkan China untuk memproduksi perangkat mereka.

    Terlebih, dengan penetapan tarif impor baru dari pemerintahan Presiden Donald Trump, hingga 145 persen terhadap produk China, wacana agar produksi iPhone bisa dilakukan dalam negeri pun semakin mengemuka.

    Terbaru, pernyataan soal Menteri Perdagangan Amerika Serikat Howard Lutnick tentang syarat yang dibutuhkan Apple untuk memproduksi iPhone di Amerika Serikat pun ternyata menjadi artikel terpopuler yang ada di kanal Tekno Liputan6.com, Sabtu (3/5/2025).

    Selain itu, laporan terbaru mengenai penjualan smartphone secara global juga menarik perhatian para pembaca. Laporan terbaru Canalys mengungkap soal posisi puncak pasar ponsel pintar global di kuartal pertama 2025 (Q1 2025).

    Tak kalah menarik, studi terbaru dari sejumlah peneliti dari University College London tentang penyebab punahnya dinosaurus juga menjadi salah satu artikel yang dicari pembaca. Untuk tahu lebih lengkap, simak informasinya berikut ini:

    1. Apple Pertimbangkan Produksi iPhone di AS, Ini Syarat dari Tim Cook

    Wacana untuk memproduksi iPhone langsung di Amerika Serikat ternyata sudah sempat dibahas bersama CEO Apple Tim Cook. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Perdagangan Amerika Serikat Howard Lutnick.

    Dalam wawancara dengan CNBC seperti dikutip dari Phone Arena, Sabtu (3/5/2025), Howard menuturkan, sempat bertanya langsung pada Tim Cook Apple soal kapan Apple akan mulai memproduksi iPhone di wilayah Amerika Serikat.

    Menjawab hal tersebut, Tim Cook menegaskan ada satu syarat penting agar upaya ambisius itu benar-benar bisa terjadi. Adapun syarat tersebut adalah kehadiran teknologi robotik yang mumpuni.

    Baca selengkapnya di sini. 

  • Prabowo Minta TKDN Diperlonggar, AION Indonesia Tetap Komit Rakit Mobil di RI

    Prabowo Minta TKDN Diperlonggar, AION Indonesia Tetap Komit Rakit Mobil di RI

    Jakarta

    Beberapa waktu lalu, Presiden Prabowo Subianto meminta aturan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) diubah agar lebih fleksibel. Lantas bagaimana tanggapan Indomobil Group sebagai perusahaan yang menaungi merek mobil listrik GAC AION di Indonesia?

    Perlu diingat bahwa Prabowo sempat meminta untuk mengkaji ulang aturan TKDN di Indonesia. Hal ini disampaikannya dalam Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta Pusat awal April 2025.

    “Kita harus realistis. TKDN dipaksakan ini akhirnya kita kalah kompetitif,” ujar Prabowo kala itu.

    Prabowo mengaku setuju seandainya aturan TKDN dibuat fleksibel untuk membuat Indonesia lebih punya daya saing. Namun, dia tidak merinci permintaan yang dimaksud.

    Menanggapi hal ini, Direktur Indomobil Group, Andrew Nasuri menyebutkan bahwa mereka sudah memastikan aturan TKDN tersebut tetap akan ada.

    “Saya sudah bicara dengan (Kementrian) Perindustrian, dan menurut pihak relasi kami di Perindustrian itu (aturan) TKDN tetap akan ada. Jadi tidak ada pergantian. Jadi untuk kendaraan di Indonesia ini peraturan TKDN itu masih sama jadi gaada ganti,” ujar Andrew kepada detikcom di Shanghai, China beberapa waktu lalu.

    Indomobil Group juga sempat menyinggung investasi yang sudah mereka gelontorkan untuk membuat fasilitas produksi dan mengejar target TKDN.

    “Ya kalau enggak (perlu TKDN tinggi), kan, kasian semuanya udah invest,” jelasnya.

    Di sisi lain, Indomobil Group mengklaim sudah paham dengan kemauan pemerintah untuk menyukseskan industri lokal. Hal tersebut yang mendorong mereka untuk tetap menjaga komitmen membuat fasilitas produksi.

    Tak tanggung-tanggung, Indomobil Group juga sudah membuat kesepakatan dengan GAC AION sebelum mereka mulai menjual produknya di Indonesia. Salah satu kesepakatannya adalah merakit mobil asal China tersebut di dalam negeri.

    “Jadi sih kalau kami Indomobil sudah sangat mengerti peraturan dan kemauan pemerintah untuk mendukung industri lokal, jadi dari awal pun AION kami itu sudah bicara sama AION bahwa harus ada CKD di Indonesia, baru kami mau launching mereknya,” jelas Andrew.

    (mhg/lua)

  • Temu Hanya Jual Produk Buatan AS Imbas Aturan Trump, Berkah Pedagang Lokal?

    Temu Hanya Jual Produk Buatan AS Imbas Aturan Trump, Berkah Pedagang Lokal?

    Bisnis.com, JAKARTA — Raksasa e-commerce asal China, Temu, telah menghentikan pengiriman barang-barang murah dari China ke Amerika Serikat (AS), imbas Presiden AS Donald Trump memotong celah perdagangan untuk menghindari tarif dan pemeriksaan bea cukai.

    Temu saat ini hanya menjual produk dari pedagang yang berasal dari AS, yang diperkirakan berdampak pada perekonomian para pedagang lokal.

    Melansir dari New York Post, Minggu (4/5/2025), situs Temu di AS kini hanya menampilkan produk yang mereka sebut sebagai barang “lokal”, yakni produk yang sebelumnya dikirim dalam jumlah besar dari luar negeri dan disimpan di gudang-gudang di AS untuk menghindari tarif Trump.

    “Semua penjualan di AS kini ditangani oleh penjual yang berbasis lokal, dengan pesanan yang dipenuhi dari dalam negeri,” kata juru bicara Temu kepada The Post dalam pernyataan.

    Adapun, berakhirnya pengecualian de minimis menjadi pukulan besar bagi Temu, yang dimiliki oleh PDD Holdings yang berbasis di China, serta pesaingnya Shein.

    Kedua platform ini memanfaatkan celah untuk mengirim paket bernilai kurang dari US$800 ke AS tanpa dikenai bea masuk.

    Namun, seiring dengan meroketnya popularitas dua raksasa e-commerce asal China ini—berkat pengiriman cepat dan murah seperti kaus seharga US$5 atau gaun US$10—penggunaan aturan de minimis juga ikut melonjak.

    Menurut Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS, sebanyak 1,36 miliar pengiriman masuk ke AS melalui pengecualian tersebut pada 2024, atau naik dari 637 juta hanya empat tahun sebelumnya.

    Namun, Trump menghapuskan pengecualian tersebut untuk barang yang dibuat di China dan Hong Kong. Di sisi lain, Temu telah bersiap menghadapi tekanan tarif ini secara bertahap.

    Minggu lalu, mereka mulai menampilkan barang “lokal” di bagian atas laman situs untuk pelanggan AS dan mengumumkan rencana menaikkan harga. Serta, mulai mengenakan “biaya impor” khusus pada produk-produk dari luar negeri.

    Selain menghadapi tarif baru dengan besaran tinggi mencapai 145% untuk barang dari China, paket Temu dan Shein kini juga harus melewati proses bea cukai tanpa adanya pengecualian, yang dapat menyebabkan keterlambatan pengiriman.

    Menurut The Wall Street Journal, pejabat bea cukai kini harus memeriksa secara acak tambahan 1 juta paket per hari, di mana jumlah barang yang dikirim kedua perusahaan tersebut ke AS setiap harinya.

    Namun sekitar satu tahun yang lalu, menurut laporan The Journal, saat bersiap menghadapi berakhirnya celah ini, Temu mulai merekrut penjual asal AS yang mengimpor stok mereka sendiri dari China. Hingga kini, Temu masih secara aktif merekrut penjual-penjual AS.

    Produk-produk Temu sebelumnya 20%—30% dijual lebih murah dibandingkan pesaing AS seperti Amazon, namun kini Temu diperkirakan akan kehilangan sebagian besar keunggulan harganya, terutama karena stok yang tersisa di AS semakin menipis.

  • E-Commerce Temu Hentikan Pengiriman Produk dari China ke AS, Imbas Tarif Trump

    E-Commerce Temu Hentikan Pengiriman Produk dari China ke AS, Imbas Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Platform e-commerce asal China, Temu, menghentikan pengiriman langsung produk dari China ke Amerika Serikat (AS).

    Hal ini dilakukan menyusul perubahan besar dalam kebijakan perdagangan AS terhadap barang-barang impor murah.

    Melansir dari Techcrunch, Minggu (4/5/2025) langkah ini merupakan bagian dari strategi baru perusahaan dalam merespons peningkatan tarif dan berakhirnya aturan de minimis oleh pemerintah AS.

    Melalui perintah eksekutif, Presiden AS Donald Trump menghapus aturan de minimis yang sebelumnya memungkinkan barang senilai hingga US$800 masuk ke AS tanpa dikenakan tarif.

    Dalam sebuah laporan ditemukan pelanggan Temu di AS mulai melihat penambahan biaya impor sebesar 130% hingga 150% pada tagihan mereka. 

    Menghadapi lonjakan biaya ini, Temu memutuskan untuk menghentikan pengiriman produk langsung dari China. Saat ini, hanya produk yang tersedia di gudang dalam negeri AS yang ditampilkan di platform, sementara barang dari China ditandai sebagai stok habis.

    Sebagai bagian dari strategi adaptifnya, Temu kini mulai fokus merekrut penjual lokal di Amerika Serikat. 

    “Temu telah secara aktif merekrut penjual AS untuk bergabung dengan platform tersebut,” ujar juru bicara perusahaan,”

    Sebelumnya, Temu dan Shein dilaporkan memangkas tajam belanja iklan digital mereka di Amerika Serikat.

    Melansir dari Reuters, Kamis (17/4/2025) pemangkasan ini menyusul kebijakan tarif baru dari pemerintah AS yang mengancam model bisnis pengiriman barang murah langsung dari China ke konsumen Amerika.

    Langkah kedua perusahaan ini menandai pukulan tersendiri bagi platform teknologi besar seperti Facebookmilik Meta, YouTube milik Google, serta aplikasi lain seperti TikTok, Snapchat, dan X (dulu Twitter), yang sebelumnya mendapat manfaat besar dari gencarnya iklan Temu dan Shein.

    Perubahan mendadak ini dipicu oleh perintah eksekutif dari Presiden Donald Trump yang menghapus pengecualian tarif untuk barang impor bernilai di bawah US$800 dari China dan Hong Kong, berlaku mulai 2 Mei 2025.

    Aturan ini mengakhiri situasi yang selama ini menjadi celah hukum yang memungkinkan Temu dan Shein mengirimkan produk murah tanpa beban tarif.

    Dampaknya, kedua perusahaan dikabarkan akan menaikkan harga produk mulai pekan depan untuk menyesuaikan dengan meningkatnya biaya impor. 

  • Komdigi Andalkan Pendekatan Sandboxing Dorong Penguatan AI di Sektor Kesehatan

    Komdigi Andalkan Pendekatan Sandboxing Dorong Penguatan AI di Sektor Kesehatan

    Bisnis.com, JAKARTA  — Wakil Menteri Komunikasi dan Digita (Wamenkomdigi), Nezar Patria menegaskan pentingnya pengembangan dan pengawasan teknologi kecerdasan buatan (AI) di sektor kesehatan melalui pendekatan sandboxing.

    Sandboxing adalah teknik yang memungkinkan eksekusi program dalam lingkungan terisolasi, yang disebut “sandbox”. Lingkungan ini membatasi akses terhadap sumber daya lainnya.

    Dalam konteks AI untuk kesehatan maka teknologi AI dapat diterapkan terbatas pada wilayah atau sektor tertentu sebelum akhirnya siap dieksplorasi ke dunia yang lebih luas. 

    Nezar Patria menyatakan sebelum sistem AI diimplementasikan secara luas, sistem tersebut harus melewati tahap pengujian dalam lingkungan terbatas dan terkontrol sebelum terintegrasi ke sistem yang lebih besar.

    “Saya kira penting sekali. AI itu harus lolos dulu dari proses ini. Di situ kita bisa lihat bagaimana sistem itu comply dengan regulasi, mitigasi risikonya seperti apa, dan apakah cocok dengan use case yang diajukan, dengan trial yang dibuat,” kata Nezar, Minggu (4/5/2025).

    Menurut Nezar melalui proses sandboxing, para pemangku kepentingan dapat menilai berbagai aspek teknis dan etis, termasuk kesiapan operasional dan potensi dampaknya terhadap masyarakat.

    Dia mencontohkan China sebagai negara yang unggul dalam pengembangan AI karena menerapkan sandboxing di level domestik sebelum go global.

    “China itu sudah sampai pada level advanced AI-nya, lebih banyak robot diciptakan dengan AI di sana untuk melakukan tugas-tugas. Dan sebelum go global, mereka mencoba di pasar domestik dulu, jadi sandboxing nya sudah berlangsung di negara mereka lebih dulu,” tuturnya.

    Nezar juga mengingatkan tantangan dalam penerapan model Agentic AI yang mampu membuat keputusan sendiri. 

    Risiko ini, lanjutnya, tidak dapat dihindari dalam pengembangan teknologi mutakhir, terutama dalam konteks kesehatan, di mana risiko AI bukan hanya teknis, tetapi juga sosial dan etis.

    “Kalau masih butuh campur tangan manusia, kita harus punya kebijakan soal human in the loop. AI di sektor kesehatan tantangannya besar sekali. Disinformasi misalnya, itu sektor kesehatan adalah yang tertinggi kedua setelah politik. Belum lagi ada bias dengan kepentingan komersial. Bisa saja muncul rekomendasi medis yang tidak pernah melewati uji klinis,” jelasnya.

    Oleh karena itu, Nezar Patria menekankan pentingnya pengembangan AI kesehatan yang berbasis pada data nasional yang telah dikurasi dan divalidasi oleh para ahli dalam negeri.

    “Dengan pendekatan ini, Indonesia bisa membangun sistem AI yang tidak hanya inovatif, tetapi juga aman, etis, dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” tegasnya.

  • 50 Kg Sabu Diungkap Bareskrim di Kaltim Berbungkus Teh China dan Obat Kuat

    50 Kg Sabu Diungkap Bareskrim di Kaltim Berbungkus Teh China dan Obat Kuat

    Jakarta

    Bareskrim Polri menggagalkan upaya penyelundupan narkoba jenis sabu seberat 50 kilogram di wilayah Balikpapan, Kalimantan Timur. Sabu itu dibungkus dalam 50 kantong teh Cina hingga obat kuat.

    “50 kantong teh China warna kuning yang berisi narkotika jenis sabu dengan berat 50 Kg brutto dan menemukan 1 paket obat kuat yang di dalamnya 7 paket plastik klip kecil yang berisi narkotika jenis sabu,” kata Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Eko Hadi Santoso dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (4/5/2025).

    Dari hasil interogasi terhadap tersangka, sabu yang terbungkus dalam kemasan teh China itu akan terlebih dahulu disimpan. Sedangkan paket kecilnya yang terbungkus dalam kemasan obat kuat, didapatkan dari kawasan Samarinda Seberang.

    “Untuk paket kecil didapati oleh kedua tersangka dengan cara membeli di Gang Langgar daerah Samarinda Seberang,” sebutnya.

    Ada 2 pelaku yang diamankan yaitu berinisial R (56) dan N (47). Kedua pelaku yang telah ditetapkan sebagai tersangka beserta barang bukti dibawa ke Bareskrim Polri.

    “Membawa diduga pelaku beserta barang bukti ke kantor Dittipidnarkoba Bareskrim Polri guna dilakukan penyidikan dan penyelidikan lebih lanjut. Mengecek ke laboratorium terkait kandungan dari seluruh BB (barang bukti) yang disita,” ungkapnya.

    “Benar, telah dilakukan pengungkapan kasus tindak pidana narkotika jenis sabu sebanyak kurang lebih 50 kilogram dan 7 plastik klip kecil berisi narkotika jenis sabu,” ujar Brigjen Eko.

    Operasi tersebut digelar pada Sabtu (3/5) sekitar pukul 13.25 WITA, setelah tim kepolisian mendapatkan informasi akan ada transaksi narkoba jenis sabu di Jalan Pemakaman Kilo XVI Dekat Karang Joang, Balikpapan Utara, Balikpapan.

    Setelah dilakukan pemantauan, salah satu orang tersebut membuka dan masuk ke dalam mobil tersebut. Tim kemudian melakukan penangkapan dan penggeledahan badan dan kendaraan di lokasi.

    “Hasil penggeledahan didapati 1 karung besar warna putih dengan list biru dan merah di bagasi belakang mobil yang berisi 50 kantong teh China warna kuning yang berisi narkotika jenis sabu dengan berat 50 kilogram bruto,” paparnya.

    (ial/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kemensos apresiasi Pemda Jatim atasi kemiskinan

    Kemensos apresiasi Pemda Jatim atasi kemiskinan

    Mensos Gus Ipul dalam acara di Sasana Budaya, Universitas Negeri Malang, Jumat (2/5/2025). Foto: Kemensos RI

    Kemensos apresiasi Pemda Jatim atasi kemiskinan
    Dalam Negeri   
    Editor: Nandang Karyadi   
    Sabtu, 03 Mei 2025 – 05:51 WIB

    Elshinta.com – Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul, memberikan apresiasi terhadap Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan jajaran bupati/wali kota dalam upaya pengentasan kemiskinan. Ia menyoroti arahan Presiden Prabowo Subianto ini merupakan sinergi antar pemerintah pusat dan daerah dalam mendukung program kesejahteraan nasional.

    “Saya bersyukur karena Ibu Gubernur dengan bupati/wali kota yang baru ini ada upaya keras untuk bisa menyesuaikan dengan visi misinya Bapak Presiden,” hal ini disampaikan Gus Ipul dalam acara di Sasana Budaya, Universitas Negeri Malang, Jumat (2/5/2025).

    Menurutnya, Presiden Prabowo telah menetapkan target agar kemiskinan ekstrem harus turun menjadi nol persen pada 2026 dan kemiskinan umum ditekan hingga 25 persen pada 2029.

    Untuk mendukung hal itu, Presiden telah menerbitkan instruksi Presiden (Inpres) Inpres Nomor 4 tentang Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dan Inpres Nomor 8 tentang Optimalisasi Pengentasan Kemiskinan Ekstrem.

    “Itu adalah langkah strategis Presiden dalam rangka membimbing seluruh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah, bagaimana kemiskinan ini diatasi secara bersama-sama menghilangkan ego sektoral,” tambahnya.

    Gus Ipul menjelaskan bahwa DTSEN akan menjadi alat penting untuk memastikan bantuan sosial lebih tepat sasaran. Bahkan, ia menyoroti pentingnya program Sekolah Rakyat sebagai upaya memutus mata rantai kemiskinan.

    Ia pun menitipkan kepada Khofifah agar program ini dikawal ketat, khususnya dalam memastikan bahwa siswa yang diterima benar-benar berasal dari keluarga kurang mampu.

    “Gubernur pastikan yang masuk Sekolah Rakyat ada di desil 1 (DTSEN), mereka dilatih supaya tidak rendah diri meski orang tuanya miskin. Mereka dididik agar bisa berkuliah di universitas ternama. Ini cita-cita Presiden,” katanya.

    Dalam kesempatan itu, Gus Ipul dan Khofifah bahkan memakaikan sepatu secara simbolik kepada calon siswa Sekolah Rakyat. Momen penuh kehangatan juga terasa saat keduanya menyanyi dan bersalawat bersama anak-anak.

    Khofifah juga menyapa para siswa sekaligus menyelipkan pesan motivasi. “Apa kabar semua, mudah-mudahan sehat. Sehat lahirnya, sehat batinnya, mudah-mudahan semua sehat dompetnya,” ucap Khofifah.

    Ia menekankan pentingnya menjaga semangat agar masa depan lebih cerah. Dalam gaya khasnya, ia pun mengaitkan semangat tersebut dengan musik dan program pemerintah.

    “Urusan Amerika-Amerika, China-China, Rusia-Rusia. Urusan PKH urusan Gus Ipul. Boleh ada lagunya Tulus, manusia kuat itu adalah kita,” ujarnya.

    Rizky Rian Saputra/Ter

    Sumber : Radio Elshinta

  • E-Commerce China Jadi Korban Trump, Tak Bisa Kirim Barang ke AS

    E-Commerce China Jadi Korban Trump, Tak Bisa Kirim Barang ke AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan e-commerce asal China, Temu, tak lagi mampu mengirimkan barang pesanan pelanggannya di AS secara langsung, imbas efek perang dagang antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.

    Perang dagang melalui pengenaan tarif tinggi itu tak lagi membuat e-commerce pengecer barang murah itu memungkinkan mendapatkan celah tarif de minimis. De minimis merujuk pada ambang batas minimal dari suatu barang kiriman yang bisa tak kena pajak atau bea masuk.

    Dilansir CNBC Internasional, Temu bahkan telah mengubah model bisnisnya di AS saat aturan baru pemerintahan Trump mengenai pengiriman barang bernilai rendah mulai berlaku pada Jumat lalu.

    Temu pun secara tiba-tiba mengubah situs web dan aplikasinya dengan hanya menampilkan daftar produk yang dikirim dari gudang-gudang di AS. Barang-barang yang dikirim langsung dari China, yang sebelumnya memadati situs nya, kini diberi label sebagai stok habis.

    Temu terkenal di AS sebagai tempat tujuan masyarakat untuk mendapat barang-barang dengan potongan harga tinggi yang dikirim langsung dari China. Misalnya, sepatu kets seharga US$ 5 dan alat penghancur bawang putih seharga US$ 1,50.

    Perusahaan ini mampu menjaga harga tetap rendah karena memanfaatkan aturan de minimis, yang telah memperbolehkan barang-barang senilai US$ 800 atau kurang untuk masuk ke wilayah Amerika Serikat tanpa bea masuk sejak 2016.

    Namun, celah itu berakhir pada Jumat pukul 12:01 waktu AS, sebagai akibat dari perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Presiden Donald Trump pada bulan April. Trump sempat menangguhkan aturan de minimis pada Februari sebelum memberlakukan kembali beberapa hari kemudian saat petugas bea cukai berjuang untuk memproses dan memungut tarif pada sejumlah besar paket bernilai rendah.

    Berakhirnya de minimis, serta tarif baru Trump sebesar 145% terhadap China, telah memaksa Temu untuk menaikkan harga, menghentikan periklanan daring yang agresif, dan mengubah pilihan barang yang tersedia bagi pembeli Amerika untuk menghindari pungutan yang lebih tinggi.

    Seorang juru bicara Temu mengonfirmasi kepada CNBC bahwa semua penjualan di AS kini ditangani oleh penjual lokal dan mengatakan bahwa penjualan dilakukan “dari dalam negeri.” Temu mengatakan harga untuk pembeli AS “tetap tidak berubah.”

    “Temu telah aktif merekrut penjual AS untuk bergabung dengan platform ini,” kata juru bicara itu. “Langkah ini dirancang untuk membantu pedagang lokal menjangkau lebih banyak pelanggan dan mengembangkan bisnis mereka.”

    Sebelum perubahan tersebut, pembeli yang mencoba membeli produk Temu yang dikirim dari Tiongkok dihadapkan dengan “biaya impor” antara 130% dan 150%. Biaya tersebut sering kali lebih mahal daripada harga barang satuan dan lebih dari dua kali lipat harga banyak pesanan.

    Temu mengiklankan produk lokal “tidak memiliki biaya impor” dan “tidak ada biaya tambahan saat pengiriman.”

    Perusahaan yang dimiliki oleh raksasa e-commerce China PDD Holdings, secara bertahap membangun inventarisnya di AS selama setahun terakhir untuk mengantisipasi meningkatnya ketegangan perdagangan dan penghapusan de minimis.

    E-commerce asal China, yang menjadi pesaing Temu, yakni Shein juga selama ini diuntungkan oleh celah de minimis. Namun, kini mereka bergerak untuk menaikkan harga sejak pekan lalu.

    Peritel mode cepat daring itu menambahkan label di tempat pembayarannya dengan tulisan, “Tarif sudah termasuk dalam harga yang Anda bayar. Anda tidak perlu membayar ekstra saat pengiriman.”

    Banyak penjual pihak ketiga di Amazon mengandalkan produsen China untuk mendapatkan atau merakit produk mereka. Pesaing perusahaan Temu, yang disebut Amazon Haul, mengandalkan de minimis untuk mengirimkan produk dengan harga US$ 20 atau kurang langsung dari China ke AS

    Amazon mengatakan pada Selasa menyusul keributan dengan Gedung Putih yang membuat pihaknya mempertimbangkan untuk menunjukkan biaya terkait tarif pada produk Haul sebelum pemotongan de minimis tetapi kemudian membatalkan rencana tersebut.

    Sebelum masa jabatan kedua Trump, pemerintahan Biden juga berupaya untuk membatasi ketentuan tersebut.

    Kritikus ketentuan de minimis berpendapat ketentuan ini justru merugikan bisnis Amerika dan memfasilitasi pengiriman fentanil dan zat terlarang lainnya karena menurut mereka, paket tersebut kecil kemungkinannya untuk diperiksa oleh petugas bea cukai.

    (hsy/hsy)

  • Tarif Mencekik Trump Makan Korban Baru: Calon Pengantin!

    Tarif Mencekik Trump Makan Korban Baru: Calon Pengantin!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gaun pernikahan di Amerika Serikat mendadak jadi mahal, imbas tarif dagang yang tinggi telah dikenakan Presiden AS Donald Trump kepada China sebesar 145%.

    Denise Buzy-Pucheu, pendiri sekaligus pemilik The Persnickety Bride, tempat belanja perlengkapan pernikahan di Newton, Amerika Serikat, mengatakan kepada para pelanggannya bahwa harga gaun pernikahan telah naik.

    Berdasarkan laporan CNBC Internasional, Denise juga sudah berbicara langsung kepada para calon pengantin dan pelanggannya dengan menguraikan bagaimana tarif sebesar 145% atas impor China akan mengguncang bisnis pengantin.

    Hampir semua gaun pengantin dibuat di China atau wilayah Asia lainnya. Begitu pula sebagian besar kain, kancing, ritsleting, dan bahan lain yang digunakan.

    Penjahit terampil sulit ditemukan dan sering kali berasal dari generasi tua di AS. Selain itu, produksi di negara lain, yang umumnya biaya tenaga kerja lebih rendah, telah membuat harga gaun pengantin berkualitas tinggi terjangkau bagi banyak masyarakat Amerika.

    “Jenis pekerjaan ini bukan sesuatu yang bisa Anda bawa ke Amerika Serikat,” katanya Denise. “Kami hanya tidak punya teknisi di sini untuk melakukan semua pekerjaan itu.”

    Selain gaun, sebetulnya tarif impor dari China telah berdampak pada berbagai macam barang konsumen di AS, termasuk kaos, furnitur teras, kereta dorong bayi, hingga mainan.

    Namun, bisnis gaun pengantin dan pakaian untuk acara khusus menggambarkan kerugian yang nyata, yang dapat ditimbulkan bea masuk tinggi terhadap usaha kecil di AS yang telah mengakar dalam rantai pasokan global.

    Sebagian besar penjualannya berasal dari toko-toko independen di seluruh negeri yang menyediakan gaun pengantin, tuksedo, gaun pesta, dan banyak lagi.

    Mereka melayani pelanggan dengan tenggat waktu yang singkat, anggaran yang ketat, dan harapan yang tinggi, sering kali membuat pesanan khusus yang dilakukan beberapa minggu atau bulan sebelum barang dibuat atau dikirim.

    Foto: Ilustrasi pernikahan (Photo by Jeremy Wong Weddings on Unsplash)

    Industri penyedia barang-barang pernikahan di AS sangat rentan terhadap tarif. Menurut National Bridal Retailers Association (NBRA), diperkirakan 90% gaun pengantin dibuat di China, meskipun semakin banyak merek yang memindahkan produksi ke wilayah lain di Asia, seperti Myanmar dan Vietnam.

    Kelompok industri ini mewakili sekitar 6.000 toko perlengkapan pernikahan dan acara khusus di seluruh AS.

    Besarnya efek negatif kebijakan tarif resiprokal Trump itu telah membuat NBRA meluncurkan kampanye penolakan tarif selama dua pekan terakhir.

    Pengurus NBRA juga telah bersurat kepada senator dan perwakilan AS untuk mendesak anggota parlemen dan Gedung Putih agar mengizinkan pengecualian terhadap produk pernikahan.

    Namun, seorang juru bicara Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar oleh CNBC Internasional, tentang apakah Trump akan mempertimbangkan pengecualian.

    Beberapa nama besar di dunia gaun pengantin juga telah memulai petisi daring, termasuk Stephen Lang, pendiri dan CEO merek Mon Cheri yang berbasis di Trenton, NJ.

    Lang mengatakan dia tidak bisa tidur karena tarif Trump. Dia khawatir tarif tersebut akan membuat perusahaan dengan 120 karyawan yang dia dirikan pada 1991 – dan banyak toko yang menjual gaunnya – gulung tikar.

    Lang bilang bahwa banyak dari toko-toko tersebut sudah kesulitan untuk menutupi biaya seperti sewa dan gaji karyawan. Dan model bisnis butik tersebut telah terjepit karena beberapa pelanggan menggunakannya sebagai “toko untuk mencoba barang,” hanya untuk membeli alternatif serupa yang lebih murah secara daring.

    Jika toko-toko dan merek pakaian tutup untuk selamanya, katanya, bukan hanya bisnis saja – tetapi juga ritual mencari pakaian untuk acara-acara khusus dan momen penting keluarga – akan hilang.

    “Industri kita akan hancur jika tidak ada perubahan,” katanya.

    Jika tarif tetap berlaku pada tingkat yang sama, toko-toko kecil seperti milik Sandra Gonzalez harus membuat pilihan yang sulit. Gonzalez, wakil presiden NBRA, mengatakan gaun-gaun yang ia jual di tokonya di Sacramento, California, harganya naik antara 5% hingga 25% karena tarif.

    Dia menunda kenaikan harga, tetapi dia berkata tidak yakin berapa lama lagi dia bisa menunggu.

    “Itu dilakukan setiap minggu,” kata Gonzalez.

    Seorang pengantin wanita di AS menghabiskan rata-rata US$ 2.100 untuk gaun pengantin, menurut studi The Knot dalam laporannya berjudul 2025 Real Weddings Study. The Knot sebuah perusahaan global yang menjual layanan terkait pernikahan dan memiliki direktori vendor pernikahan.

    Secara keseluruhan, pengeluaran rata-rata per pernikahan mencapai US$ 31.428, menurut The Wedding Report, sebuah perusahaan riset pasar untuk industri tersebut. Beberapa perkiraan bahkan lebih tinggi: The Knot memperkirakan biaya rata-rata sebesar US$ 33.000, sementara David’s Bridal memperkirakan biaya rata-ratanya sebesar US$ 37.500.

    David’s Bridal, yang memiliki hampir 200 toko di seluruh negeri, telah mempercepat upaya untuk memindahkan semua pabriknya keluar dari China.

    Perusahaan pernikahan yang berbasis di Pennsylvania, yang telah mengalami kebangkrutan dua kali dan tengah berupaya memodernisasi bisnisnya, menjual gaun pengantin dengan harga mulai dari US$ 99 hingga sekitar US$ 6.000.

    Hingga akhir tahun lalu, sekitar 48% barang dagangan perusahaan dibuat di Tiongkok. Pada akhir tahun ini, perusahaan tersebut menargetkan untuk memindahkan hampir semua produksinya dari Tiongkok dan ke negara-negara lain, termasuk Myanmar, Vietnam, dan Sri Lanka, kata CEO perusahaan, Kelly Cook.

    Impor dari negara-negara tersebut menghadapi tarif yang jauh lebih rendah daripada Tiongkok – setidaknya untuk saat ini – setelah Trump mengumumkan penangguhan tarif yang lebih tinggi selama 90 hari untuk beberapa negara pada awal April.

    Cook mengatakan perusahaannya juga berupaya mengirim 300.000 gaun ke AS sebelum tarif diberlakukan dan telah mencari cara untuk memangkas biaya di seluruh bisnis, seperti menggunakan alat kecerdasan buatan baru, sehingga tidak perlu menaikkan harga.

    “Pilihan terakhir kami, benar-benar pilihan terakhir, adalah mengenakan kenaikan tarif kepada pelanggan,” ujarnya.

    (hsy/hsy)