Negara: Republik Rakyat Cina

  • Mantan Agen CIA Akui Bersalah Jadi Mata-mata China

    Mantan Agen CIA Akui Bersalah Jadi Mata-mata China

    Washington DC

    Seorang mantan agen Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS) atau CIA mengaku bersalah atas tuduhan menjadi mata-mata China. Dia mengakui telah memberikan sejumlah besar informasi pertahanan rahasia Washington kepada otoritas Beijing.

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (25/5/2024), Alexander Yuk Ching Ma, yang kini berusia 71 tahun, tadinya merupakan warga Hong Kong yang kemudian dinaturalisasi menjadi warga negara AS. Dia ditangkap sejak tahun 2020 lalu atas tuduhan menjadi mata-mata China.

    Ma telah mengakui bahwa dirinya memberikan “informasi rahasia pertahanan nasional AS dalam jumlah besar” kepada otoritas China tahun 2001 silam, meskipun pada saat itu dia sudah 12 tahun lamanya tidak bekerja untuk CIA.

    Departemen Kehakiman AS dalam pernyataannya pada Jumat (24/5) menyebut pertemuan antara Ma dengan perwakilan Biro Keamanan Negara Shanghai diprakarsai oleh seorang mantan agen CIA lainnya, yang merupakan saudara sedarah Ma yang lahir di Shanghai dan juga menjadi warga naturalisasi AS.

    Mantan agen CIA yang masih kerabat Ma itu diidentifikasi oleh Departemen Kehakiman AS sebagai “co-conspirator #1” atau “CC #1” dalam dakwaan.

    Disebutkan Departemen Kehakiman AS bahwa pada akhir pertemuan ketiga mereka di sebuah hotel di Hong Kong, “sejumlah agen intelijen China memberikan uang tunai sebesar US$ 50.000 kepada CC #1 yang dihitung oleh Ma”.

    “Ma dan CC #1 juga menyepakati pada saat itu untuk terus membantu (agen-agen intelijen China),” sebut Departemen Kehakiman AS.

    Pada tahun 2003, Ma dipekerjakan sebagai ahli bahasa oleh Biro Investigasi Federal (FBI) di Hawaii “sebagai bagian dari rencana investigasi, untuk bekerja di lokasi tertentu di mana aktivitasnya bisa dipantau” dan kontaknya dengan otoritas China bisa diselidiki.

    Tahun 2006, menurut Departemen Kehakiman AS, Ma “meyakinkan CC #1 untuk menyerahkan identitas setidaknya dua individu yang digambarkan dalam foto-foto yang diberikan kepada Ma” oleh para agen intelijen China.

    Ma mengakui bahwa informasi yang telah diberikan oleh dirinya pada tahun 2001 “akan digunakan untuk merugikan Amerika Serikat atau menguntungkan” otoritas China.

    Ma bekerja untuk FBI hingga tahun 2012, dan tidak diketahui secara jelas bagaimana kedoknya sebagai mata-mata bisa dibongkar.

    Ma telah mengakui perjanjian pengakuan bersalah, yang jika diterima oleh pengadilan AS, maka akan memastikan dia bekerja sama dengan otoritas AS dan mungkin mendapatkan hukuman 10 tahun penjara yang bisa dijatuhkan kepadanya pada persidangan 11 September mendatang.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Warga Jerman Tak Risau Akan Perang, Tapi Haruskah Mereka Khawatir?

    Warga Jerman Tak Risau Akan Perang, Tapi Haruskah Mereka Khawatir?

    Berlin

    Poster pemilu yang menampilkan kandidat-kandidat berwajah muram dengan tulisan-tulisan seperti “keamanan” dan “kekuatan” saat ini tampak di setiap sudut jalan di Jerman.

    Para politisi Jerman tampaknya ingin mempersiapkan warga untuk menghadapi masa-masa berbahaya sejak serangan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 lalu, terutama karena Bundeswehr (angkatan bersenjata Republik Federal Jerman), dianggap tidak mampu menjalankan tugas pertahanan.

    Para pejabat tinggi militer Jerman bahkan telah memperingatkan bahwa angkatan bersenjata Jerman tidak akan mampu memenuhi kewajibannya dalam aliansi NATO, serta tidak akan efektif dalam membela dirinya sendiri.

    Perdebatan belanja pertahanan

    Ini pula lah alasan mengapa Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius menyerukan tambahan dana untuk Bundeswehr.

    Pada tahun 2022, tepat setelah perang Ukraina pecah, Kanselir Jerman Olaf Scholz sebenarnya telah mengumumkan sebuah “dana khusus” sebesar €100 miliar (setara dengan Rp1.737 triliun) untuk angkatan bersenjata, meski menambah utang baru bagi Jerman.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Namun, Pistorius menginginkan tambahan dana sebesar €6,5 miliar (setara dengan Rp112,9 triliun) untuk militer Jerman dalam anggaran tahun 2025.

    Dalam sebuah opini hukum yang diterbitkan oleh kementeriannya, Pistorius berargumen bahwa kemampuan Jerman untuk mempertahankan diri memiliki status konstitusional yang lebih tinggi daripada “batas utang.”

    Frank Sauer, seorang profesor politik dan keamanan internasional di Universitas Bundeswehr di München, juga meyakini bahwa meski dengan suntikan dana €100 miliar, Bundeswehr masih kekurangan dana.

    Ia menilai bahwa jika tidak ada dana yang lebih besar pada tahun 2026, tentara Jerman hanya akan mampu “mempertahankan operasi yang sedang berlangsung dengan upaya maksimal,” tidak lebih.

    Namun, Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner sejauh ini masih menolak memberikan tambahan dana miliaran dolar, dan keputusannya tersebut mendapat dukungan dari Kanselir. Perdebatan panas mengenai belanja pertahanan di level tertinggi itu pun tampaknya tinggal sedikit lagi menuju titik kritis.

    Faktor Trump?

    Namun, seberapa mengancam sebenarnya situasinya?

    Ketua Konferensi Keamanan München, Christoph Heugsen, mengatakan pada bulan Februari lalu bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin punya tujuan untuk memulihkan Rusia yang lebih besar di dalam perbatasan bekas Uni Soviet.

    “Jika Putin tidak kalah dalam perang di Ukraina, kita harus memperkirakan bahwa dia akan melanjutkan perang dengan Republik Moldova atau negara-negara Baltik,” demikian prediksi Heusgen.

    Fabian Hoffmann, seorang peneliti strategi nuklir di Universitas Oslo, Norwegia, bahkan mengunggah prediksi yang lebih suram di X (sebelumnya Twitter).

    “Menurut pendapat saya, kita memiliki waktu paling lama dua hingga tiga tahun untuk memulihkan strategi melawan Rusia,” tulisnya di awal tahun ini.

    Sementara dalam sebuah wawancara dengan sebuah surat kabar baru-baru ini, Pistorius mengatakan bahwa militer Jerman memiliki waktu lima hingga delapan tahun untuk mengejar ketertinggalan.

    Sauer di sisi lain belum melihat adanya ancaman serius terhadap negara anggota NATO. Namun, sebuah skenario di mana Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS, menurutnya dapat membuat situasi menjadi lebih berbahaya. Pasalnya, dalam kampanye pemilunya saat ini, Trump beberapa kali mengatakan bahwa masyarakat Eropa yang belum membayar “tagihan” pertahanan mereka, tidak akan mendapat perlindungan lagi.

    Sauer berpendapat bahwa negara-negara Eropa tidak mampu mengambil alih tugas militer tertentu yang selama ini dilakukan AS. Di saat yang sama, karena kurangnya dukungan Barat, wilayah Ukraina mungkin saja akan menyusut, dan ini artinya perang dimenangkan oleh Rusia.

    “Putin sudah hampir 80 tahun, dan dia sekarang ingin menyelesaikan pekerjaannya dengan membangun Rusia yang lebih besar,” kata Sauer memperluas skenario hipotesisnya.

    “Mungkin dia akan memutuskan untuk menguji terlebih dahulu apakah hal itu mungkin, dan menyerang satu atau lebih negara-negara Baltik. Dan AS akan berkata: ‘Itu bukan masalah kami. Lagi pula, Anda tidak membayar tagihan Anda, dan kami juga sibuk dengan China’,” tambahnya.

    Pakar keamanan tersebut menggarisbawahi bahwa hal itu mungkin belum tentu terjadi dalam lima tahun ke depan, namun kemungkinannya tetap ada.

    Warga Jerman tidak takut

    Menurut survei YouGov baru-baru ini, hanya sekitar sepertiga warga Jerman (36%) yang percaya bahwa serangan Rusia terhadap wilayah NATO pada tahun 2030 mungkin terjadi, sementara 48% lainnya menganggap hal itu tidak mungkin terjadi.

    Terkait Jerman menjadi sasaran serangan Rusia, hanya 23% yang menganggapnya mungkin, dan sekitar 61% menganggapnya tidak mungkin.

    Sementara itu, hanya 2% yang yakin bahwa Bundeswehr punya posisi yang baik untuk pertahanan nasional, 12% melihat posisinya “cukup baik”, dan 39% yakin mereka tidak siap menghadapi serangan.

    Hasil survei lain yang dilakukan oleh Civey Institute pada bulan Maret juga mengungkap bahwa hanya 30% warga Jerman yang siap mengangkat senjata untuk mempertahankan negara jika terjadi serangan militer, sementara lebih dari 50% tidak mau berperang.

    “Kita hidup di era pergolakan sejarah yang masif,” kata Sauer, seraya menambahkan bahwa hal tersebut masih belum diterima oleh masyarakat Jerman.

    “Perlu waktu untuk mengubah pola pikir kita. Dan kita tidak akan mampu mewujudkan hal tersebut dengan cara paksa, atau hanya dengan beberapa pidato atau headline berita,” tambahnya.

    (gtp/yf)

    (nvc/nvc)

  • China Akhiri Latihan Perang Usai 2 Hari, Taiwan: Provokasi Terang-terangan!

    China Akhiri Latihan Perang Usai 2 Hari, Taiwan: Provokasi Terang-terangan!

    Taipei

    China telah mengakhiri latihan perang yang digelar selama dua hari terakhir di sekitar wilayah Taiwan. Otoritas Taipei mengecam keras latihan perang Beijing, yang melibatkan jet tempur membawa amunisi sungguhan dan simulasi merebut pulau tersebut, sebagai “provokasi terang-terangan” terhadap tatanan dunia.

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (25/5/2024), latihan perang dengan nama sandi “Joint Sword-2024A” itu dimulai pada Kamis (24/5) pagi, atau tiga hari setelah Presiden baru Taiwan, Lai Ching-te, resmi menjabat dan menyampaikan pidato pelantikan yang dikecam Beijing sebagai “pengakuan kemerdekaan”.

    Televisi pemerintah China, CCTV, melaporkan bahwa jet-jet tempur dan kapal-kapal Angkatan Laut mengepung Taiwan untuk melaksanakan simulasi serangan terhadap “target-target penting”. Latihan perang itu disebut melibatkan simulasi merebut dan mengisolasi Taipei.

    Laporan Kementerian Pertahanan Taiwan menyebut total 111 pesawat militer dan puluhan kapal Angkatan Laut China dikerahkan dalam latihan perang yang berlangsung selama dua hari terakhir.

    Pada Jumat (24/5) malam, presenter saluran berita militer milik pemerintah China, CCTV-7, mengumumkan bahwa pasukan Beijing telah “berhasil menyelesaikan” operasi “Joint Sword-2024A” tersebut.

    Gambar-gambar yang dirilis militer China menunjukkan “sorotan” dalam latihan perang itu, dengan menampilkan truk peluncur rudal yang siap menembak, jet-jet tempur lepas landas, dan para perwira Angkatan Laut mengamati kapal-kapal militer Taiwan menggunakan teropong.

    Para analis militer China mengatakan kepada media pemerintah bahwa latihan perang itu menyimulasikan serangan yang menargetkan para pemimpin Taiwan, juga pelabuhan dan bandara di pulau tersebut untuk “memotong ‘pembuluh darah’ di pulau tersebut”.

    Simak respons Taiwan terhadap latihan perang China itu di halaman selanjutnya.

    Saksikan juga ‘Wujud Robot Mini ‘Kecoa’ yang Bisa Lakukan Penyelamatan’:

    Sementara juru bicara Kementerian Pertahanan China, Wu Qian, mengatakan pada Jumat (24/5) bahwa Lai telah mendorong Taiwan “ke dalam situasi perang dan bahaya yang penuh risiko”.

    “Setiap kali ‘kemerdekaan Taiwan’ memprovokasi kami, kami akan mendorong tindakan penangkalan kami selangkah lebih maju, hingga reunifikasi penuh tanah air tercapai,” tegasnya.

    Taiwan telah memiliki pemerintahan demokratis sendiri sejak tahun 1949, ketika kaum nasionalis melarikan diri dari China daratan ke pulau tersebut menyusul kekalahan mereka dari Partai Komunis China dalam perang sipil di daratan utama.

    Taiwan Sebut Latihan Perang China ‘Provokasi Terang-terangan’

    Reaksi keras diberikan oleh kantor kepresidenan Taiwan, yang mengecam latihan perang yang digelar China selama dua hari di sekitar wilayahnya itu sebagai “provokasi terang-terangan terhadap tatanan internasional”.

    Kantor kepresidenan Taiwan, dalam pernyataannya, menyebut bahwa “presiden dan tim keamanan nasional telah memahami sepenuhnya soal situasi ini dan memberikan tanggapan yang tepat untuk menjamin keamanan nasional”. Kantor kepresidenan Taiwan juga meminta masyarakat untuk percaya pada pemerintah.

    Juru bicara kantor kepresidenan Taiwan, Karen Kuo, menegaskan kembali bahwa memastikan perdamaian dan stabilitas di seluruh kawasan “berkaitan dengan kepentingan bersama dari komunitas internasional”.

    “Provokasi sepihak China baru-baru ini tidak hanya merusak status quo perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, tetapi juga merupakan provokasi terang-terangan terhadap tatanan internasional, sehingga memicu kekhawatiran dan kecaman serius dari komunitas internasional,” tegas Kuo.

    Pernyataan kantor kepresidenan Taiwan itu dirilis Sabtu (25/5) waktu setempat, setelah Beijing mengakhiri latihan perangnya.

    Lebih lanjut, Kuo mengatakan bahwa Taiwan mengharapkan “China akan mempertimbangkan keselamatan dan kebahagiaan rakyat kedua belah pihak, mengupayakan keuntungan bersama, hidup berdampingan… menghentikan segala jenis intimidasi politik dan militer terhadap Taiwan dan kawasan”.

    Latihan perang terbaru China itu digelar di perairan Selat Taiwan, juga di bagian utara, selatan dan timur pulau tersebut, serta di area-area di sekitar gugus kepulauan yang dikelola Taipei seperti Kinmen, Matsu, Wuqiu dan Dongyin.

    Analis militer China mengatakan kepada kantor berita Xinhua bahwa kapal-kapal militer Beijing berlayar “lebih dekat dibandingkan sebelumnya” dengan pantai-pantai Taiwan selama latihan perang dua hari tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Ada Apa di Balik Ketegangan China-Taiwan yang Semakin Memanas?

    Ada Apa di Balik Ketegangan China-Taiwan yang Semakin Memanas?

    Beijing

    China meluncurkan latihan militer besar-besaran di sekitar Taiwan yang mensimulasikan serangan skala penuh di pulau itu beberapa hari setelah pelantikan presiden baru Taiwan, William Lai.

    Latihan militer ini menegaskan inti permasalahan: klaim China atas Taiwan.

    Beijing memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari China dan negara itu tak mengesampingkan penggunaan kekuatan militer dalam upayanya ini.

    Akan tetapi banyak warga Taiwan menganggap diri mereka sebagai bagian yang terpisah dari penduduk China.

    Kendati begitu, sebagian besar dari mereka mendukung status quo, yakni Taiwan tak mendeklarasikan kemerdekaan dari China atau bersatu dengan negara itu.

    BBC

    Bagaimana sejarah antara China dan Taiwan?

    Catatan China pertama kali menyebutkan pulau itu pada tahun 239 M, ketika seorang kaisar mengirimkan pasukan ekspedisi ke sana sebuah fakta yang digunakan Beijing untuk mendukung klaimnya atas teritori ini.

    Setelah masa penjajahan Belanda yang relatif singkat, Taiwan diperintah oleh Dinasti Qing di China, sebelum diserahkan ke Jepang setelah negara itu memenangkan Perang Sino-Jepang Pertama.

    Setelah Perang Dunia Kedua, Jepang menyerah dan melepaskan kendali atas wilayah yang direbutnya dari China.

    Setelah itu, Taiwan secara resmi diduduki oleh Republik China (ROC), yang mulai memerintah dengan persetujuan sekutunya, Amerika Serikat dan Inggris.

    Namun dalam beberapa tahun berikutnya perang saudara pecah di China, dan pasukan pemimpin ROC saat itu, Chiang Kai-shek, dikalahkan oleh tentara Komunis pimpinan Mao Zedong.

    Chiang, sisa-sisa pemerintahan Kuomintang (KMT) dan pendukungnya sekitar 1,5 juta orang melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949.

    Chiang dengan sistem pemerintahan diktatornya memerintah Taiwan hingga tahun 1980-an.

    Setelah kematiannya, Taiwan memulai transisi menuju demokrasi dan mengadakan pemilu pertamanya pada tahun 1996.

    Siapa saja yang mengakui Taiwan?

    Ada perbedaan pendapat tentang status Taiwan.

    Taiwan memiliki konstitusi sendiri dengan pemimpin yang dipilih secara demokratis dan sekitar 300.000 tentara aktif.

    Pemerintahan ROC di pengasingan pada awalnya mengklaim mereka mewakili seluruh China.

    Taiwan sempat menduduki kursi China di Dewan Keamanan PBB dan diakui oleh banyak negara Barat sebagai satu-satunya pemerintahan China.

    Jet Angkatan Udara Taiwan bersiap lepas landas sebagai tanggapan terhadap latihan militer China (Reuters)

    Namun pada 1970-an beberapa negara mulai berargumen bahwa pemerintah Taipei tidak bisa lagi dianggap sebagai perwakilan sejati masyarakat yang tinggal di daratan China

    Pada 1971, PBB mengalihkan pengakuan diplomatik ke Beijing.

    Ketika China mulai membuka perekonomiannya pada 1978, AS menyadari adanya peluang perdagangan dan kebutuhan untuk mengembangkan hubungan.

    AS secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Beijing pada 1979.

    Sejak saat itu, jumlah negara yang mengakui pemerintahan ROC telah menurun drastis dan hanya 12 negara yang mengakui pulau tersebut saat ini.

    China memberikan tekanan diplomatik yang besar terhadap negara-negara lain agar tidak mengakui Taiwan.

    Bagaimana relasi antara Taiwan dan China?

    Hubungan keduanya mulai membaik pada 1980-an ketika Taiwan melonggarkan peraturan mengenai kunjungan dan investasi di China .

    Pada 1991, ROC menyatakan bahwa perang dengan Republik Rakyat China telah berakhir.

    Tiongkok mengusulkan apa yang disebut opsi “satu negara, dua sistem”, yang disebut akan memungkinkan Taiwan mendapatkan otonomi jika Taiwan setuju berada di bawah kendali Beijing.

    Sistem ini juga mendasari kembalinya Hong Kong ke tangan Tiongkok pada 1997 hingga saat ini, ketika Beijing berupaya meningkatkan pengaruhnya.

    Taiwan menolak tawaran tersebut, sehingga membuat Beijing berkukuh bahwa pemerintahan ROC Taiwan tidak sah namun perwakilan tidak resmi dari Tiongkok dan Taiwan masih mengadakan pembicaraan terbatas.

    Kemudian pada tahun 2000, Taiwan memilih Chen Shui-bian sebagai presiden, yang membuat Beijing khawatir.

    Chen dan partainya, Partai Progresif Demokratik (DPP), secara terbuka mendukung “kemerdekaan” Taiwan.

    Setahun setelah Chen terpilih kembali pada tahun 2004, Tiongkok mengesahkan apa yang disebut undang-undang anti-pemisahan, yang menyatakan hak China untuk menggunakan “cara-cara yang tidak damai” terhadap Taiwan jika negara tersebut mencoba “memisahkan diri” dari China.

    Pada 2016, politisi dari DPP Tsai Ing-wen terpilih menjadi presiden. Di bawah pemerintahannya, hubungan China dan Taiwan memburuk.

    China memutus komunikasi resmi dengan Taiwan setelah Tsai menjabat presiden, dengan alasan Tsai menolak mendukung konsep satu negara China.

    Di bawah pemerintahan Tsai Ing-wen hubungan China dan Taiwan memburuk (Reuters)

    Tsai tidak pernah mengatakan dia akan secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan Taiwan, dan bersikeras bahwa Taiwan sudah merdeka.

    Namun masa jabatan Tai juga bertepatan dengan masa jabatan Xi Jinping yang membuat klaim China terhadap Taiwan kian agresif.

    Xi menegaskan kembali bahwa China “pasti akan bersatu kembali” dengan Taiwan, dan telah menetapkan 2049 sebagai target untuk “mencapai impian China”.

    Pada Januari 2024, Taiwan memilih wakil presiden Tsai, William Lai, sebagai presiden seorang pria yang oleh China dicap sebagai “separatis”.

    Latihan militer pada Kamis (23/05) dilakukan pada pekan pertama William Lai menjabat, dengan mengatakan latihan militer itu sebagai “hukuman berat” atas “tindakan separatis” dan menyebut Lai sebagai presiden DPP “terburuk” sejauh ini.

    Apa kaitan AS dengan hubungan China-Taiwan?

    AS mempertahankan hubungan resmi dengan Beijing, dan mengakuinya sebagai satu-satunya pemerintah China yang menerapkan kebijakan “Satu China namun AS juga tetap menjadi pendukung setia Taiwan di dunia internasional.

    Washington terikat oleh hukum untuk menyediakan senjata pertahanan kepada Taiwan dan Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa AS akan menyokong Taiwan dalam hal militer melanggar sikap yang dikenal sebagai ambiguitas strategis.

    Pulau ini telah lama menjadi salah satu isu yang paling diperdebatkan dalam hubungan AS-China, dan Beijing mengutuk segala dugaan dukungan Washington terhadap Taipei.

    Pada 2022 silam, setelah kunjungan Ketua Parlemen AS Nancy Pelosi ke Taiwan, China merespons dengan unjuk kekuatan dengan melakukan latihan militer di sekitar Taiwan sebagai pembalasan.

    Di bawah kepemimpinan Presiden Xi, China meningkatkan “perang zona abu-abu” ini dengan mengirim jet tempur dalam jumlah besar ke dekat Taiwan dan mengadakan latihan militer sebagai respons terhadap perselisihan politik antara AS dan Taiwan.

    Pada 2022, serangan pesawat tempur China ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taiwan meningkat hampir dua kali lipat.

    Hasil pemilu ini akan menentukan jalannya hubungan AS-China dan siapa pun yang keluar sebagai pemenang, akan membawa dampak pada hubungan rumit antara AS, China, dan Taiwan.

    Saksikan juga ‘KuTips: Jaga Kesehatan Bagi Pekerja Shift Malam’:

    (nvc/nvc)

  • 4 Rekomendasi Drama China yang Bucin, Cintanya Ugal-ugalan

    4 Rekomendasi Drama China yang Bucin, Cintanya Ugal-ugalan

    Surabaya (beritajatim.com) – Berikut ini rekomendasi drama China (Drachin) atau yang juga kerap disebut C-drama, dengan kisah seseorang yang sangat bucin dan mencintai secara ugal-ugalan.

    Salah satu drama yang banyak diminati masyarakat Indonesia ialah drama China. Meskipun terkenal dengan episodenya yang cukup banyak, tetapi Drachin cenderung memiliki alur cerita yang lebih ringan dan menarik.

    Soal visual para aktor dan aktrisnya pun tak perlu diragukan lagi. Tentunya hal ini juga dibarengi dengan akting para pemainnya yang kerap membuat penontonnya terbawa perasaan. Beberapa dari drachin ini pun mengisahkan tentang seseorang yang bucin dan cenderung mencintai secara ugal-ugalan.

    1. Amidst a Snowstrom of Love

    Drama yang dibintangi oleh Leo Wu dan Zhao Jinmai sebagai pemeran utamanya, ini sempat ramai dibahas di sosial media pada awal tahun. Terlebih karena banyaknya potongan-potongan video adegan romantisnya yang tersebar. Amidst a Snowstrom of Love ini bisa ditonton di WeTV dan Netflix.

    2. You are My Glory

    You are My Glory merupakan drama China bergenre romantis yang sudah ramai dibahas sejak tahun 2021 lalu. Namun, peminatnya tampaknya masih belum bisa move on. Lantaran visual dan ekting bintang utamanya yang membuat penonton baper. Drama yang dibintangi oleh Dilraba Dilmurat dan Yang Yang rersebut dapat ditonton di WeTV.

    3. Crush

    Kisah cinta seorang penyiar radio dengan penulis tunanetra ini cukup mengharukan. Meskipun begitu suasana romansa antar keduanya tak terelakkan. Tak heran jika para penggemar Drachin menyukai drama yang diperankan oleh Lin Yan Jun dan Wan Peng tersebut. Drama China berjudul Crush ini dapat ditonton di Iqiyi.

    4. Love Me Love My Voice

    Drama China bergenre romantis ini dibintangi oleh Tan Jian Chi dan Zhou Ye. Bercerita tentang mahasiswi yang mengidolakan seorang pengisi suara ternama. Dalam sebuah kesempatan, hubungan keduanya jadi semakin dekat. Drama Love Me Love My Voice ini dapat ditonton di WeTV

    Itulah beberapa rekomendasi drama China dengan kisah romansa yang cenderung bucin dan mencintai secara ugal-ugalan. Cocok ditonton saat waktu senggang. [fyi/aje]

     

  • Narkoba Senilai Rp66 Miliar di Surabaya Dimusnahkan

    Narkoba Senilai Rp66 Miliar di Surabaya Dimusnahkan

    Surabaya (beritajatim.com) – Narkoba senilai Rp66 Miliar hasil tangkapan Polrestabes Surabaya beberapa waktu lalu dimusnahkan, Jumat (17/05/2024). Nominal 66 miliar adalah nilai ekonomis dari 40,8 kilogram sabu dan 26.019 ekstasi yang diamankan oleh Iptu Yoyok Hadianto dan Iptu Idham Malik Salasa pada bulan Maret-April 2024.

    Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce menyampaikan, pemusnahan barang bukti ini sebagai salah satu bentuk transparansi Polri kepada masyarakat. Pasma menyebut, dari pemusnahan ini pihaknya menyelamatkan 230.445 jiwa di Indonesia khususnya di Surabaya.

    “Kita semua harus sepakat untuk terus memerangi narkoba karena membahayakan generasi muda bangsa Indonesia,” kata Pasma, Jumat (17/05/2024).

    Sebelum dimusnahkan, narkotika yang akan dimusnahkan terlebih dahulu diperiksa oleh Bid Labfor Polda Jawa Timur untuk menunjukan keaslian. Setelah selesai diperiksa, seluruh narkotika dimasukan ke dalam incinerator.

    Diketahui, Satres Narkoba Polrestabes Surabaya menggagalkan peredaran sabu seberat 40,8 kilogram, serta 26.019 butir ekstasi beberapa waktu lalu. Barang haram tersebut diamankan dari Sari Diansyah (36) warga Lampung, dan Yan Miller (48) warga Pekanbaru, Riau.

    Kedua pelaku ditangkap di dua lokasi berbeda. Sari Diansyah dibekuk saat tengah menginap di sebuah apartemen di daerah Tangerang Banten.

    Saat ditangkap, tersangka Sari Diansyah kedapatan membawa sabu seberat 23,9 kilogram, yang dikemas dalam 24 bungkus teh cina warna hijau. Serta 20.000 butir pil ekstasi.

    Sementara Yan Miller, ditangkap di Jalan Letjen Sutoyo, Sidoarjo. Yan Miller membawa 16 bungkus sabu dengan berat mencapai 16,9 kilogram. Setelah dilakukan pengembangan, Yan Miller mengaku kalau dirinya masih menyimpan barang bukti lain di sebuah rumah di Majalengka. (ang/kun)

  • PM Lee Hsien Loong Mundur, Berakhirnya Dinasti Lee di Singapura

    PM Lee Hsien Loong Mundur, Berakhirnya Dinasti Lee di Singapura

    Jakarta

    Setelah 20 tahun berkuasa, Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, mengundurkan diri sekaligus menandai berakhirnya era politik keluarga Lee di negara pulau tersebut.

    Lee secara resmi menyerahkan kendali kepada Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Keuangan, Lawrence Wong, pada Rabu (15/05) malam.

    Sejak menjadi negara merdeka pada 1965, Singapura hanya memiliki empat perdana menteri semuanya dari Partai Aksi Rakyat (PAP) yang berkuasa.

    Yang pertama adalah ayah Lee Hsien Loong, Lee Kuan Yew. Dia dianggap sebagai pendiri Singapura modern dan memimpin negara tersebut selama 25 tahun.

    Para analis mengatakan transisi ini menandai sebuah evolusi dalam kepemimpinan politik Singapura ketika negara itu keluar dari bayang-bayang keluarga Lee, meskipun Lee akan tetap berada di kabinet sebagai menteri senior.

    Dalam wawancara terakhirnya sebagai perdana menteri dengan media lokal pada akhir pekan lalu, dia berterima kasih kepada masyarakat Singapura atas dukungan mereka.

    “Saya tidak mencoba berlari lebih cepat dari orang lain. Saya mencoba mengajak semua orang untuk berlari bersama saya,” katanya. “Dan menurut saya, kami berhasil.”

    Lee Hsien Loong masuk ke dunia politik pada 1984 sebagai anggota parlemen ketika ayahnya masih berkuasa.

    Ia naik pangkat di bawah Perdana Menteri kedua Singapura, Goh Chok Tong, sebelum mengambil alih kepemimpinan pada 2004.

    Tahun-tahun pertama karier politiknya ditandai dengan sorotan tajam. Sejumlah kritikus menuduh keluarga Lee melakukan nepotisme dan menciptakan dinasti politik, yang berulang kali dibantah oleh keluarga Lee.

    Itu tak membuat sejumlah warga Singapura berhenti bercanda tentang “politik fami-Lee” serta trinitas “ayah, anak, dan Goh yang suci”.

    Namun setelah dua dekade menjabat sebagai pemimpin Singapura, Lee berhasil mencapai kesuksesan.

    Di bawah kepemimpinannya, perekonomian Singapura tumbuh. Pulau tersebut juga menjadi pusat keuangan internasional dan salah satu tujuan wisata utama dunia. PDB per kapitanya meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir. Pemerintahan Lee juga dinilai kompeten dalam mengarahkan negaranya melalui beberapa resesi, krisis keuangan global, dan pandemi Covid.

    Getty ImagesDi bawah kepemimpinan Lee Hsien Loong, perekonomian Singapura tumbuh. Pulau tersebut juga menjadi pusat keuangan internasional dan salah satu tujuan wisata utama dunia.

    Dalam geopolitik internasional, Lee dengan hati-hati menyeimbangkan hubungan Singapura dengan AS dan China di tengah tarik-menarik persaingan yang semakin ketat antara dua negara adidaya itu untuk mendapatkan loyalitas di Asia.

    Pemerintahannya juga akhirnya mencabut undang-undang anti-seks gay yang kontroversial, setelah bertahun-tahun dilobi kelompok LGBTQ – meskipun kebebasan berbicara masih sangat dibatasi.

    Dengan garis keturunan politik dan citra akademisnya, Lee secara umum sangat disukai oleh warga Singapura. Dia menduduki peringkat teratas dalam survei politisi paling populer di Singapura dan daerah pemilihannya secara konsisten menerima perolehan suara tertinggi dalam pemilu.

    Namun dia tidak luput dari kritik atau kontroversi.

    Baca juga:

    Keputusan Singapura untuk menerima imigran dalam jumlah besar untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja pada akhir tahun 2000-an memicu ketidakbahagiaan yang mendalam. Ketika Singapura menjadi lebih kaya, kesenjangan sosial meningkat dan kesenjangan pendapatan semakin melebar. Di bawah kepemimpinan Lee, PAP memperoleh perolehan suara terendah pada tahun 2011 dan sekali lagi pada tahun 2020.

    “Warisan utama Lee Hsien Loong adalah caranya meningkatkan perekonomian,” kata pakar tata kelola Singapura, Donald Low, yang merupakan akademisi di Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong.

    “Tetapi pada paruh pertama masa jabatannya, hal ini mengakibatkan peningkatan ketidakbahagiaan karena kenaikan kesenjangan, semakin tingginya kehadiran orang asing, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan, kemacetan, dan potensi terkikisnya identitas kewarganegaraan,” tambahnya.

    Pengamat politik, Sudhir Vadaketh, mengatakan pemerintahan Lee “sama sekali tidak siap mengakomodasi tingginya imigrasi yang mereka anggap perlu untuk menjadi kota global”.

    Lantaran “gagal mendapatkan dukungan” dari warga Singapura, kebijakan pemerintah Singapura justru menyebarkan “bentuk rasisme dan kefanatikan yang sangat buruk” yang masih bertahan hingga hari ini, kata Vadaketh yang mengelola majalah berita independen Jom.

    Survei menunjukkan, secara eksternal, semakin banyak warga Singapura yang merasa rasisme adalah sebuah masalah dan hal ini semakin meningkat secara eksternal selama pandemi.

    Beberapa analis juga mengatakan bahwa pemerintahan Lee belum cukup menyelesaikan masalah rumit jangka panjang yang melibatkan perumahan umum, yang merupakan tempat tinggal sebagian besar warga Singapura.

    Banyak tabungan masyarakat yang diinvestasikan di rumah susun yang disewa dari pemerintah selama 99 tahun dan nilainya akan terdepresiasi seiring bertambahnya usia.

    Pemerintah telah mengakui permasalahan ini dan mencoba mengatasinya dengan peraturan yang lebih ketat mengenai imigrasi, skema perumahan baru, dan usulan pembaruan undang-undang anti-rasisme.

    Di sisi pribadi, perselisihan keluarga yang memanas atas rumah milik Lee Kuan Yew terungkap pada tahun 2016, setahun setelah dia meninggal. Lee Hsien Loong terlibat dalam perselisihan publik selama bertahun-tahun dengan saudara-saudaranya, dan masyarakat Singapura menyaksikan sengketa keluarga Lee.

    Baca juga:

    Saudara-saudara Lee pernah menyebutnya sebagai “anak yang tidak terhormat” dan menuduh dia memanfaatkan warisan ayah mereka untuk membangun dinasti politik. Mereka juga menuduh dia menyalahgunakan kekuasaan dan memakai “alat negara” untuk melawan mereka. Beberapa anggota keluarga Lee, termasuk saudara laki-lakinya, sekarang tinggal di luar negeri dalam pengasingan dan mengaku mengalami penganiayaan.

    Lee membantah semua tuduhan ini. Ia juga mengatakan anak-anaknya tidak tertarik terjun ke dunia politik.

    Wajah yang familiar

    Getty ImagesLawrence Wong adalah mantan ekonom dan pegawai negeri.

    Lee kini telah menyerahkan kekuasaan kepada Lawrence Wong, mantan ekonom dan pegawai negeri yang pernah menjabat sebagai sekretaris pribadinya.

    Ini adalah situasi yang belum terpetakan tidak hanya bagi Wong tetapi juga bagi Singapura, yang telah dipimpin oleh keluarga Lee selama 45 dari 59 tahun kemerdekaannya. “Dia adalah PM pertama tanpa menunggu seorang anggota keluarga Lee yang hendak berkuasa, dan ini memungkinkan Singapura menjadi negara demokrasi yang lebih normal,” kata Low.

    “Keluarga Lee selalu mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap Singapura, dan fakta bahwa kita berhasil membalikkan keadaan adalah hal yang baik bagi transisi sosiopolitik kita yang lebih luas,” tambah Vadaketh.

    Bagi PAP, dipilihnya Wong sebagai pengganti Lee sudah diindikasikan dua tahun lalu ketika ia diangkat menjadi wakil PM.

    Namun pria berusia 51 tahun itu bukanlah pilihan yang tepat sejak awal. Ketika dia dan rekan-rekan seangkatannya memulai debut sebagai politisi lebih dari satu dekade yang lalu yang dikenal sebagai “4G” atau kepemimpinan PAP generasi keempat ia dipandang sebagai kuda hitam.

    Menteri lainnya, Heng Swee Keat, dijadwalkan untuk mengambil alih jabatan PM, namun dia mengundurkan diri karena usia dan kesehatannya.

    Baca juga:

    Ketika pandemi melanda Singapura, sudah jelas bahwa Wong akan menjadi pemimpin Singapura. Sebagai salah satu ketua gugus tugas pemerintah, ia menjadi sosok yang akrab di mata warga Singapura dan muncul dalam konferensi pers mingguan dengan tenang menjelaskan langkah-langkah anti-Covid yang berbelit-belit.

    Timnya dan media lokal memuji citranya sebagai orang biasa. Seperti kebanyakan warga Singapura, dia dibesarkan di perumahan umum, dan dia adalah PM pertama yang belajar di sekolah lokal non-elite.

    Seraya mengumandangkan pesan persatuan setelah melakukan konsultasi nasional, ia berjanji untuk membangun Singapura yang lebih inklusif.

    “Ini bukan tentang pengurangan, tapi selalu tentang penambahan. Ini bukan tentang pengurangan, tapi selalu tentang perluasan,” katanya dalam pidato pengukuhannya sebagai perdana menteri pada Rabu malam.

    Dalam wawancara sebelumnya dengan The Economist, ia berjanji bahwa warga negaranya “tidak akan” menjadi minoritas di Singapura dan bahwa imigrasi akan terus dikontrol.

    Dia juga mengisyaratkan tidak ada penyimpangan dalam pendekatannya terhadap salah satu masalah kebijakan luar negeri terbesar bagi Singapura, yaitu hubungan AS-Tiongkok. Dia menegaskan bahwa pemerintah tidak memihak kedua negara adidaya tersebut sebaliknya, katanya, pemerintah akan selalu “pro-Singapura”.

    Pada hari Rabu, ia menjanjikan gaya kepemimpinan “yang akan berbeda dari generasi sebelumnya, kami akan memimpin dengan cara kami sendiri”.

    Pakar tata kelola Singapura, Donald Low, menggambarkan Wong sebagai seorang “konservatif yang berpikiran terbuka” dan bersedia melakukan perubahan “secara bertahap, secara marginal, dan bukan dalam ‘ledakan besar’.”

    Inilah sebabnya mengapa para analis melihat Wong sebagai pilihan aman PAP yang dirancang untuk menekankan kesinambungan sebuah kualitas yang ingin ia tunjukkan juga.

    “Kesinambungan dan stabilitas adalah pertimbangan utama, terutama karena kita mendekati akhir masa pemerintahan ini,” kata Wong pada hari Senin ketika ia mengumumkan susunan kabinetnya.

    Dia mengacu pada fakta bahwa pemerintah harus mengadakan pemilu pada bulan November tahun depan. Ini akan menjadi ujian politik terbesar bagi Wong, yaitu melakukan pemilu untuk pertama kalinya sebagai PM, ketika masyarakat Singapura memutuskan masa depan mereka di era pasca-Lee.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Saling Memuji Antara Putin dan Xi Jinping

    Saling Memuji Antara Putin dan Xi Jinping

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Beijing, China, dan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping. Dalam pertemuan itu, antara Putin dan Xi Jinping saling melempar pujian.

    Dilansir dari Reuters, Putin tiba di Beijing pada Kamis (16/5), pagi. Kremlin mengharapkan pertemuan Putin dan Xi ini bisa memperdalam kemitraan strategis antara kedua negara yang menjadi rival geopolitik paling kuat Amerika Serikat (AS).

    Diketahui, China dan Rusia mendeklarasikan kemitraan “tanpa batas” pada Februari 2022 lalu, ketika Putin mengunjungi Beijing hanya beberapa hari sebelum dia mengirimkan pasukan militer Rusia ke Ukraina yang memicu perang darat paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II.

    China menjadi negara pertama yang didatangi Putin usai dilantik kembali menjadi Presiden Rusia hingga 2030. Putin seolah mengirimkan pesan kepada dunia soal prioritas dan kedalaman hubungan personalnya dengan Xi Jinping.

    Putin Tiba di Beijing

    Tayangan televisi dan media pemerintah Rusia menunjukkan Putin tiba di Beijing pada Kamis (16/5) pagi untuk melakukan kunjungan kenegaraan selama dua hari, di mana dia akan bertemu langsung dengan Xi Jinping.

    Televisi lokal Rusia menayangkan momen Putin disambut oleh para pejabat China dan disambut jajaran pengawal kehormatan saat menuruni tangga pesawat.

    Kantor berita Xinhua mengkonfirmasi kedatangan Putin, dalam apa yang disebut oleh media pemerintah sebagai kunjungan kenegaraan dari seorang “teman lama”.

    Kedatangan Putin dan kunjungannya menjadi top trending di platform media sosial China, Weibo, dengan 1,4 juta permintaan pencarian di tengah banyaknya postingan gambar, video dan komentar.

    Putin dan Xi Jinping disebut akan menghadiri malam gala merayakan 75 tahun sejak Uni Soviet mengakui Republik Rakyat China, yang dideklarasikan oleh Mao Zedong tahun 1949 silam.

    Putin juga akan mengunjungi Harbin di China bagian timur laut. Kota Harbin diketahui memiliki hubungan bersejarah dengan Rusia.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Xi Jinping dan Putin Saling Memuji

    Dalam pertemuan di Beijing, Xi mengatakan kepada Putin bahwa “hubungan China-Rusia tidak hanya demi kepentingan mendasar kedua negara… tapi juga kondusif bagi perdamaian”.

    “China siap bekerja sama dengan Rusia untuk… menegakkan keadilan di dunia,” ucap Xi kepada Putin seperti disampaikan dalam keterangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri China.

    “Hubungan China-Rusia saat ini diperoleh dengan susah payah, dan kedua pihak perlu menghargai dan memeliharanya,” imbuhnya.

    Putin, dalam forum yang sama, mengatakan kepada Xi bahwa hubungan kedua negara “menstabilkan” dunia.

    “Hubungan antara Rusia dan China tidak bersifat oportunis dan tidak ditujukan terhadap siapa pun,” ucapnya seperti terdengar dalam video yang ditayangkan televisi Rusia.

    “Kerja sama kami dalam masalah internasional adalah salah satu faktor yang memicu kestabilan di arena internasional,” cetus Putin.

    Putin tiba di Beijing beberapa jam setelah dia memicu pasukan Rusia yang diklaim mencapai kemajuan di “semua lini” di medan perang di Ukraina, menyusul serangan darat besar-besaran terbaru.

    Xi sendiri baru kembali dari kunjungan ke tiga negara Eropa pekan lalu, dan menegaskan penolakan terhadap kritikan Barat untuk hubungan Beijing dengan Moskow, menikmati impor energi Rusia yang murah dan akses terhadap sumber daya alam yang melimpah, termasuk pengiriman gas yang stabil melalui saluran pipa Power of Siberia.

    Kremlin, pekan ini, mengatakan bahwa kedua pemimpin akan membahas “kemitraan komprehensif dan kerja sama strategis” serta “mendefinisikan bidang-bidang utama pengembangan kerja sama Rusia-China dan bertukar pandangan mengenai isu-isu internasional dan regional”.

    Halaman 2 dari 2

    (aik/aik)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kerja Sama dengan Iran di Teluk Oman, India Ambil Risiko?

    Kerja Sama dengan Iran di Teluk Oman, India Ambil Risiko?

    Jakarta

    India menandatangani sebuah kontrak berdurasi 10 tahun untuk memperpanjang pengembangan dan pengoperasian pelabuhan Chabahar di Teluk Oman Senin (13/05) lalu.

    Perjanjian antara otoritas pelabuhan India dan Iran ini merupakan sebuah Langkah besar dalam ambisi jangka panjang India, untuk mengamankan rute transit bagi barang-barang India ke pasar-pasar di Iran, Afghanistan, Asia Tengah dan sekitarnya.

    Berdasarkan perjanjian yang ditandatangani antara Indian Ports Global Limited (IPGL) dan Ports and Maritime Organization of Iran (PNO) ini, India akan menginvestasikan dana sebesar 370 juta Dolar AS (setara Rp5,897 triliun) untuk pengembangan dan pembiayaan pelabuhan tersebut.

    AS tegur India agar tak berbisnis dengan Iran

    Usai kesepakatan itu ditandatangani di Teheran, Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Vedant Patel, kepada para jurnalis mengatakan, “siapa pun yang mempertimbangkan kesepakatan bisnis dengan Iran” perlu “mewaspadai potensi risiko” dari sejumlah sanksi yang akan diterima.

    “Sanksi-sanksi AS terhadap Iran tetap berlaku dan kami akan terus menegakkannya,” tegas Patel.

    Merespons hal itu, Menteri Luar Negeri India S Jaishankar berkomentar bahwa AS telah “menghargai” “relevansi yang lebih besar” dari pelabuhan ini di masa lalu.

    Pada tahun 2018, AS membebaskan operasi pelabuhan ini dari sanksi, untuk memungkinkan aliran barang dan bahan bakar ke Afghanistan yang dilanda perang. Terminal tersebut telah menangani lebih dari 90.000 unit lalu lintas peti kemas dan 2,5 juta ton gandum serta bantuan lainnya untuk Afghanistan.

    Kesenjangan semakin membesar antara India dan AS

    Kepada DW, pakar kebijakan publik India, Hantie Mariet D’Souza mengatakan, kekhususan tentang bagaimana sanksi tersebut dapat berdampak pada operasi Chabahar masih belum jelas.

    “Sanksi AS dapat meminimalkan potensi penuh Chabahar sebagai pusat perdagangan,” ujar dia.

    “Namun, pilihan kebijakan luar negeri India yang tegas dalam perang Ukraina, impor minyak dan senjata dari Rusia, mendukung Junta militer Myanmar, dan berbisnis dengan Iran, di mana hal itu bertentangan dengan kebijakan Washington, dapat memaksa pemerintahan -Biden untuk memilih kebijakan yang berbeda terhadap New Delhi,” sambungnya.

    Perluasan Chabahar telah menjadi tujuan selama berpuluh tahun

    Minat India untuk mengembangkan pelabuhan Chabahar sejatinya sudah dimulai sejak tahun 2003, ketika sebuah “strategic road map” ditandatangani dengan Iran. Pelabuhan ini pertama kali dibuka selama perang Iran-Irak di tahun 1983.

    Kemudian di tahun 2016, India memulai perbaikan dermaga kargo dan terminal peti kemas. Pada tahun 2018, India mengambil alih operasi di Chabahar.

    “Proyek ini telah berjalan secara bertahap selama lebih dari dua dekade. Ada tekanan juga dari AS ketika sanksi diberlakukan pada pemerintahan Donald Trump di tahun 2018. Namun, India berhasil mendapatkan keringanan, dengan menjadikan Afghanistan sebagai alasannya,” kata Aftab Kamal Pasha, mantan Direktur Studi Teluk di Universitas Jawaharlal Nehru India, kepada DW.

    “Kami perlu menggarisbawahi otonomi strategis dan keyakinan bahwa negara ini tetap penting bagi politik AS di kawasan, terutama sebagai penangkal Cina,” tegas Pasha.

    India berniat mengekang hubungan Cina dan Pakistan

    Implikasi geopolitik dari ekspansi Chabahar menjadi jelas ketika melihat jarak 100 kilometer ke arah pesisir pantai dan melintas ke pelabuhan Gwadar di Pakistan.

    India ingin mengimbangi kemitraan Cina dengan Pakistan dan pengaruh Beijing yang semakin besar di wilayah Teluk Oman. India melihat posisinya sebagai kekuatan regional yang ditantang oleh pelabuhan Gwadar, bersama dengan kerja sama yang erat antara Cina dan Pakistan.

    Cina telah menginvestasikan miliaran dolar pada sejumlah proyek-proyek infrastruktur jalur perdagangan yang dikenal dengan sebutan “China-Pakistan Economic Corridor” di bawah program “Belt and Road Initiative”. Cina berinvestasi di pelabuhan Gwadar agar menjadi pintu gerbang Beijing ke pasar global melalui Samudra Hindia.

    Konflik berkepanjangan India dan Pakistan juga telah menyulitkan New Delhi untuk membangun rute transit yang aman ke pasar-pasar Iran, Afghanistan, Asia Tengah dan wilayah Teluk.

    Pakistan melarang transit darat untuk barang-barang India melintasi wilayahnya. Dengan menanamkan investasi tambahan buat memperluas Pelabuhan Chabahar, India memecahkan masalah akses ini dengan rute transit yang aman.

    Kepada DW, pengajar Senior Departemen Hubungan Internasional di Universitas Teheran, Foad Izadi mengatakan, “pendekatan proaktif India terhadap Chabahar” mencerminkan sebuah langkah yang diperhitungkan untuk menegaskan kehadirannya di kawasan tersebut dan “secara strategis mengimbangi pengaruh Cina”.

    Izadi lebih jauh mengatakan, ekonomi India yang berkembang memberikan banyak peluang bagi negara-negara di kawasan ini, di mana Iran setelah siap untuk memanfaatkannya sebagai titik transit penting menuju Asia Tengah dan Rusia.

    Jadi rute perdagangan baru ke Rusia lewat Iran?

    Jika diperluas, pelabuhan ini juga dapat dimasukkan ke dalam rencana North-South Transport Corridor (INSTC) atau Koridor Transportasi Utara-Selatan, sebuah rute jalan, kereta api dan laut yang telah disepakati India, Iran dan Rusia pada tahun 2022.

    Proyek tersebut direncanakan untuk menghubungkan Samudra Hindia dan Teluk Persia ke Laut Kaspia melalui Iran, dan berujung di Rusia.

    “Chabahar dan integrasi masa depannya dengan INSTC sangat penting bagi India, terutama Ketika prospek proyek India-Middle East-Europe Economi Corridor (IMEC) sedang suram,” ujar D’souza.

    Gulshan Sachdeva, seorang profesor di Sekolah Urusan Internasional Universitas Jawaharlal Nehru mengatakan kepada DW bahwa “penyertaan INSTC yang terhubung dengan Pelabuhan Chabahar akan menjadi penting” dari strategi jangka Panjang India untuk terhubung dengan lebih banyak pasar global.

    “Dengan perdagangan energi India-Rusia yang sangat besar, dan keterlibatan India yang terus meningkat di Kaukasus bagian selatan, khususnya ekspor pertahanan ke Armenia, INSTC dapat menjadi lebih layak,” ujar dia.

    Sachdeva menunjukkan, akibat perang Ukraina, menghubungkan negara-negara Eropa ke Rusia melalui INSTC mungkin tidak dapat dilakukan sekarang, tapi ada beberapa pilihan untuk menghubungkan mereka melalui Iran-Armenia-Georgia dan rute Laut Hitam.

    “Sanksi yang dijatuhkan oleh AS pada Rusia dan Iran telah membuat kerumitan, khususnya bagi perusahaan swasta yang memiliki hubungan dengan Barat. Namun, para pembuat kebijakan India bertekad untuk menemukan cara untuk menghadapi desain politik AS itu,” pungkas Sachdeva

    (mh/as)

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Apa Dampak 2 Tahun Perang Ukraina terhadap Hubungan China-Rusia?

    Apa Dampak 2 Tahun Perang Ukraina terhadap Hubungan China-Rusia?

    Beijing

    Kamis (16/05) ini, Presiden Rusia, Vladimir Putin, memulai kunjungan kenegaraan selama dua hari ke Beijing guna bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping.

    Ini adalah kunjungan kedua Putin ke Tiongkok dalam tujuh bulan serta pertemuan keempat Putin-Xi sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

    Saat ini, Beijing telah menjadi mitra penting bagi Moskow.

    China menolak mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan terus melakukan perdagangan dengan Rusia yang terkena sanksi berat Amerika Serikat dan Uni Eropa.

    Akan tetapi, tampaknya Putin menginginkan lebih. Namun apakah Tiongkok bersedia menanggung akibatnya?

    Hubungan yang menguat

    Mungkin tidak mengejutkan jika Putin memilih China sebagai tujuan kunjungan luar negeri pertamanya sejak dilantik sebagai presiden untuk masa jabatan kelima, pekan lalu.

    Kunjungan kenegaraan dua hari itu terjadi ketika keeratan hubungan mereka mencapai “tingkat tertinggi yang pernah ada”, kata Putin kepada media pemerintah China.

    “Dalam menghadapi situasi internasional yang sulit, hubungan kita masih menguat,” ujarnya.

    Baca selengkapnya:

    Meski Putin membanggakan persahabatan kedua negara, Xi punya alasan untuk khawatir.

    Amerika Serikat baru saja mengumumkan serangkaian sanksi baru terhadap sejumlah bank dan perusahaan Beijing dan Hong Kong yang bekerja sama dengan Moskow, yang diduga membantu menghindari pembatasan terkait rangkaian sanksi.

    Sebab, meski China tidak menjual senjata ke Rusia, Washington dan Brussels yakin China mengekspor teknologi dan komponen penting untuk perang.

    Xi Jinping dan Vladimir Putin bertemu di Beijing (Getty Images)

    Dalam kunjungannya baru-baru ini ke Beijing, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada BBC bahwa China “membantu ancaman terbesar” keamanan Uni Eropa sejak Perang Dingin.

    Bagi mereka, ini sudah melampaui batas. Tapi China berkukuh pada pendiriannya bahwa ekspornya, yang memiliki kegunaan teknis di luar perang, tidak melanggar aturan.

    Kelompok yang skeptis terhadap China juga semakin keras, mendesak Xi untuk memberikan tekanan lebih besar pada Rusia karena Uni Eropa sendiri sedang mempertimbangkan tarif.

    Faktanya adalah perekonomian China yang lesu tidak mampu menanggung tekanan terhadap Rusia – mitra dagangnya. Permintaan di dalam negeri yang lemah berarti mereka membutuhkan pasar di luar negeri.

    Semua ini membuat Xi berada dalam situasi yang canggung.

    Menemukan batasan

    Beberapa hari sebelum Rusia menyerang Ukraina, kedua pemimpin mengumumkan kemitraan “tanpa batas” untuk meningkatkan kerja sama. Hal ini masuk akal bagi kedua negara yang sama-sama punya ideologi melawan Barat.

    Beijing masih menganggap Moskow sebagai kunci untuk mengubah tatanan dunia yang saat ini dipimpin AS. Perdagangan antara kedua negara berkembang pesat.

    Energi Rusia yang murah, termasuk pengiriman gas secara stabil melalui pipa Siberia, telah memberikan manfaat bagi China.

    Namun, seiring dengan perang yang terus berlanjut, aliansi ini tampaknya tak begitu “tak terbatas”. Analisa BBC menemukan bahwa istilah tersebut hampir hilang dari media pemerintah.

    “Meskipun Tiongkok mendukung tujuan untuk melemahkan pengaruh Barat, namun Tiongkok tidak setuju dengan beberapa taktik Rusia, termasuk ancaman penggunaan senjata nuklir,” kata Zhao Tong, peneliti senior di Carnegie Endowment.

    “China sangat sadar akan dampak reputasi yang ditimbulkan karena memberikan dukungan tanpa syarat kepada Rusia dan terus menyempurnakan upayanya untuk meningkatkan legitimasinya di panggung global.”

    Dalam kunjungannya ke Eropa baru-baru ini, Xi mengatakan negaranya “bukanlah pencipta krisis ini, bukan pihak di dalamnya, atau yang berpartisipasi”.

    Hal ini juga terus-menerus disampaikan China kepada warganya.

    ‘Rakyat Ukraina masih berdarah-darah’

    Meski China membuat klaim bahwa Beijing netral dalam perang Rusia-Ukraina, tidak berarti simpati terhadap Ukraina mudah terlihat di media China yang disensor ketat.

    Media pemerintah China masih membenarkan invasi Rusia, dan menyebutnya sebagai pembalasan cepat Moskow terhadap ekspansi NATO yang didukung AS.

    Ketika seniman Tiongkok Xu Weixin melihat ledakan dahsyat pertama yang melanda ibu kota Ukraina, Kyiv, di televisi pada tahun 2022, dia merasa terdorong untuk mendokumentasikannya.

    “Saya tidak punya senjata, tapi saya punya pena,” katanya kepada BBC dari studionya di AS.

    Gambar pertamanya, potret Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, viral di media sosial.

    “Saya melukis setiap hari sejak perang dimulai. Saya tidak berhenti bahkan satu hari pun. Ketika saya terkena Covid, ketika saya bepergian ke luar negeri, saya masih menggambar setiap hari.”

    Meskipun karya seninya belum disensor di China, reaksi yang muncul mengejutkannya.

    “Ini sangat berbeda dengan pengalaman saya sebelumnya,” katanya.

    “Saat saya melukis tentang penambang batu bara, semua komentar yang saya dapatkan positif. Bahkan lukisan revolusi kebudayaan saya mendapat pujian. Saya hampir tidak mendapat kritik.”

    Tapi kali ini, katanya, dia mendapat respons negatif. “Tidak apa-apa, saya baru saja memblokirnya,” katanya.

    “Beberapa teman saya tidak lagi berteman dengan saya karena mereka mempunyai pandangan berbeda. Tapi apa yang bisa saya lakukan? Saya yakin saya melakukan hal yang benar. Saya ingin menjadi teladan bagi putri saya.”

    Ini adalah tanda harapan bagi orang Ukraina seperti Vita Golod, yang ingin mempengaruhi opini China. Dia berada di Kyiv ketika perang pecah dan memutuskan untuk menggunakan kefasihan berbahasa Mandarinnya untuk menerjemahkan berita Ukraina ke dalam bahasa Mandarin sehingga dia dapat membagikannya di media sosial.

    “Kami ingin masyarakat mengetahui kebenaran mengenai perang ini, karena kami tahu pada saat itu tidak ada kantor media atau outlet Ukraina di Tiongkok,” katanya kepada BBC saat berkunjung ke Beijing.

    Saat ini dia menjabat sebagai ketua Asosiasi Sinolog Ukraina.

    Vita Golod ingin mempengaruhi opini di China lewat berita-berita dan kisah tentang perang di Ukrain (Joyce Liu/ BBC)

    “Sejujurnya sulit secara emosional, dan itu memakan banyak waktu,” katanya.

    Sebuah tim yang terdiri dari sekitar 100 orang menerjemahkan berita resmi, pidato Presiden Zelensky, dan kisah-kisah rakyat biasa Ukraina yang terjebak di zona perang, tambahnya.

    Dia mengatakan bahwa dia berharap dapat mengatur kunjungan para sarjana China ke Ukraina sehingga mereka dapat melihat sendiri kehancuran Ukraina dan akhirnya membantu memberikan tekanan pada Rusia.

    Dia menyadari ini adalah tujuan yang ambisius, namun ingin mencobanya. Kakak laki-lakinya berada di garis depan dan orang tuanya masih tinggal di kampung halaman dekat Bucha.

    “Warga di Ukraina masih menderita, mereka masih bersembunyi di tempat penampungan, masih mengeluarkan darah di parit. Ukraina membutuhkan sanksi terhadap Rusia, bukan kata-kata indah.”

    Sejauh ini, karyanya belum disensor, yang menunjukkan adanya toleransi dari pemerintah China.

    Xi, penjaga perdamaian

    Ada suara-suara lain yang datang dari Beijing yang menunjukkan bahwa keretakan mungkin akan muncul dalam hal sejauh mana sebagian masyarakat Tiongkok, setidaknya, siap untuk mendukung hubungan tanpa batas ini.

    Feng Yujun, direktur Pusat Studi Rusia dan Asia Tengah di Universitas Fudan, baru-baru ini menulis di The Economist bahwa Rusia pasti akan kalah di Ukraina.

    Ini adalah opini yang berani di China.

    Namun kemudian, Xi menyarankan agar dia bisa menjadi penjaga perdamaian.

    Maret silam, hanya beberapa hari setelah kunjungan kenegaraannya ke Moskow, ia menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan menekankan bahwa China “selalu berpihak pada perdamaian”.

    China juga menerbitkan 12 poin rencana perdamaian yang menentang penggunaan senjata nuklir.

    Namun ketika Putin dan Xi bertemu pekan ini, kemungkinan besar keduanya tak akan memberikan sinyal perubahan kebijakan yang signifikan.

    Seiring dengan semakin tidak sabarnya negara-negara Barat terhadap aliansi mereka dan harapan Xi untuk berperan sebagai penjaga perdamaian sejauh ini tidak berhasil, dia akan memperhitungkan risiko untuk terus berdiri “bahu-membahu” dengan negara-negara paria yang pernah dia sebut sebagai kamerad dan “sahabat”.

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini