Negara: Republik Rakyat Cina

  • Geliat Pasar Antik Terbesar di Beijing

    Geliat Pasar Antik Terbesar di Beijing

    Foto Bisnis

    Reuters & Getty Images – detikFinance

    Jumat, 13 Sep 2024 18:00 WIB

    China – Pasar Antik Panjiayuan merupakan pasar antik terbesar di Beijing. Setiap hari, ratusan penjual menawarkan beragam koleksi barang antik yang menarik pengunjung.

  • Jack Ma Muncul Kembali, Akui Alibaba Bisa Kalah

    Jack Ma Muncul Kembali, Akui Alibaba Bisa Kalah

    Jakarta

    Jack Ma muncul lagi walau tidak secara fisik. Pendiri Alibaba itu mengirim surat pada para karyawan dalam rangka ulang tahun ke-25 raksasa e-commerce yang ia dirikan di Kota Hangzhou, China itu.

    Pria berusia 60 tahun itu minta karyawan kerajaan bisnis yang ia ciptakan percaya pada masa depan di tengah persaingan yang kian ketat. Di surat yang dipublikasikan situs internal Alibaba, Ma mengatakan banyak bisnis Alibaba berpotensi dikalahkan di tengah kebangkitan kembali teknologi dan persaingan ketat di berbagai industri.

    “Ini keniscayaan (kekalahan Alibaba), karena tidak ada perusahaan yang selalu dapat berada di puncak dalam bidang apa pun selamanya,” tulis Ma, yang sangat jarang muncul di depan publik dalam beberapa tahun terakhir.

    “Kita harus terus-menerus diingatkan untuk tidak kehilangan diri kita sendiri di tengah tekanan persaingan,” tambahnya yang dikutip detikINET dari SCMP, Jumat (13/9/2024).

    Ia mengatakan Alibaba terbuat dari semangat idealis yang percaya pada masa depan dan percaya pada pasar. Jack Ma, yang telah mengundurkan diri dari semua peran di Alibaba, tetap menjadi pemegang saham utama dan pemimpin spiritual grup tersebut.

    Alibaba saat ini memang tidak sama perkasa seperti di masa silam. Mereka menghadapi rivalitas besar dengan PDD Holdings dan Douyin milik ByteDance, versi China dari TikTok.

    Ma, pengusaha teknologi paling terkenal di China, secara terbuka mengkritik regulator China dalam pidato bulan Oktober 2020, sehingga menggagalkan penjualan saham perusahaan fintech Ant Group, yang juga ia dirikan. Itu diikuti dengan tindakan keras terhadap sektor teknologi China, termasuk denda USD 2,8 miliar untuk Alibaba.

    Jack Ma pun menarik diri dari kehidupan publik. Ia sempat menghabiskan sebagian besar waktu di luar negeri. Akan tetapi awal tahun silam, dia mulai sering berada di China walau jarang sekali muncul ke publik.

    (fyk/fay)

  • NASA Diprediksi di Ambang Krisis, Ada Apa Nih?

    NASA Diprediksi di Ambang Krisis, Ada Apa Nih?

    Jakarta

    Dalam sebuah laporan baru, sekelompok ahli kedirgantaraan menyatakan bahwa NASA akan berada di titik kritis. Salah langkah, maka badan ini bisa tamat.

    Diberitakan oleh Washington Post, laporan baru berjudul ‘NASA at a Crossroads’ diterbitkan atas permintaan Kongres oleh Akademi Nasional Sains, Teknik, dan Kedokteran, menyoroti dengan jelas betapa parahnya kondisi yang dihadapi NASA.

    Selama beberapa waktu terakhir, NASA kehilangan banyak talenta terbaiknya. Para insinyur handalnya pensiun atau berpindah ke pekerjaan di sektor swasta yang menawarkan gaji lebih tinggi.

    Hal ini terjadi di tengah pemotongan anggaran yang terus-menerus. NASA masih mengerjakan misi yang rumit dan menarik perhatian, seperti peluncuran Teleskop Luar Angkasa James Webb. Namun misi lain, seperti Mars Sample Return mengalami penundaan dan memberi peluang bagi saingan seperti China untuk maju. Hal ini membuat AS tertinggal dalam kompetisi luar angkasa.

    Laporan sekitar 200 halaman ini berisi rekomendasi dari komite yang terdiri dari puluhan ahli, baik dari entitas publik maupun swasta, termasuk SpaceX, Planetary Society, dan beberapa universitas.

    Menurut Washington Post, konsensus yang dicapai oleh para pakar ini adalah bahwa NASA terlalu fokus pada tujuan jangka pendek dan kurang dalam merencanakan strategi jangka panjang.

    “Seseorang cenderung mengabaikan hal-hal yang mungkin kurang glamor tetapi akan menentukan kesuksesan di masa depan,” kata Norman Augustine, mantan CEO Lockheed Martin yang juga ketua tim penyusun laporan tersebut.

    Untuk mengatasi kekurangan talenta dan anggaran, NASA dalam satu dekade terakhir semakin bergantung pada sektor swasta. Hasilnya beragam, seperti yang terlihat saat NASA memberikan kontrak kepada Boeing untuk menerbangkan astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional menggunakan pesawat Starliner. Namun, karena Starliner belum siap, NASA terpaksa meminta SpaceX untuk membawa mereka kembali dengan kapsul Crew Dragon.

    “NASA akan kesulitan merekrut insinyur yang inovatif dan kreatif. Insinyur yang inovatif dan kreatif tidak ingin hanya mengawasi pekerjaan orang lain,” ujar Norman.

    Administrator NASA Bill Nelson, sangat menekankan persaingan luar angkasa antara AS dan China serta merupakan pendukung kuat kemitraan NASA dengan sektor swasta. Dia mengatakan bahwa laporan tersebut sejalan dengan upaya mereka untuk memastikan bahwa mereka memiliki infrastruktur, tenaga kerja, dan teknologi yang dibutuhkan NASA untuk dekade-dekade mendatang.

    Namun, tampaknya Nelson mungkin melewatkan hal-hal penting dari laporan tajam ini atau dalam hal ini, bintang-bintang di balik pesawat luar angkasa.

    *Artikel ini ditulis oleh Dita Aliccia Armadani, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

    (fay/fyk)

  • Pangkalan di Bulan Selesai Dibangun 2035

    Pangkalan di Bulan Selesai Dibangun 2035

    Jakarta

    China telah mengumumkan rencana baru untuk proyek pangkalan Bulan yang ambisius. Proyek ini akan dikembangkan dalam dua tahap. Pangkalan tersebut, yang merupakan bagian dari proyek International Lunar Research Station (ILRS), dipimpin oleh China, dengan kontribusi awal dari Rusia.

    Gagasan pertama untuk ILRS diungkap pada Juni 2021, dengan rencana untuk membangun pangkalan Bulan robotik dasar. Ini akan membutuhkan lima peluncuran roket kelas berat antara tahun 2030 hingga 2035. Namun, pada sebuah konferensi di Anhui, China, pada 5 September 2024, China membagikan rencana terbaru yang lebih terperinci untuk proyek tersebut.

    Jaringan ini akan memiliki pusat di orbit Bulan dan mencakup stasiun eksplorasi di permukaan Bulan, seperti di kutub selatan, khatulistiwa, dan sisi terjauh Bulan.

    Seperti dikutip dari Times of India, ILRS akan menggunakan tenaga surya, radioisotop, dan generator nuklir. Rencana tersebut juga mencakup pembuatan jaringan komunikasi antara Bulan dan Bumi, serta sistem komunikasi berkecepatan tinggi di Bulan itu sendiri. Berbagai jenis kendaraan Bulan akan digunakan, seperti penjelajah dan kendaraan otonom jarak jauh.

    Menurut Wu Yanhua, kepala perancang proyek eksplorasi luar angkasa China, jaringan pangkalan Bulan yang diperluas ini akan membantu mendukung misi manusia masa depan ke Mars.

    China juga berupaya menarik mitra internasional untuk ILRS. Baru-baru ini, Senegal menjadi negara ke-13 yang bergabung dengan proyek tersebut.

    Pada saat yang sama, badan antariksa Amerika Serikat NASA tengah mengerjakan program terpisah yang disebut Artemis. Tujuan misi ini adalah mengembalikan manusia ke Bulan. Baik China maupun NASA berencana untuk mengirim astronaut ke Bulan sebelum dekade ini berakhir.

    (rns/fay)

  • Virus Baru Ditemukan di China, Dapat Merusak Otak

    Virus Baru Ditemukan di China, Dapat Merusak Otak

    Jakarta

    Sebuah virus baru yang disebut Wetland Virus (WELV) ditemukan oleh ilmuwan China. Virus ini menyebar melalui gigitan kutu dan menyebabkan masalah pada otak.

    WELV memiliki gejala, seperti demam, sakit kepala, pusing, nyeri otot, kelelahan, serta gangguan neurologi. Kasus pertama terjadi pada seorang pria berusia 61 tahun, di Mongolia, pada tahun 2019. Namun, penelitian soal virus ini baru dipublikasikan di The New England Journal of Medicine minggu lalu.

    Pria tersebut mengalami demam berkepanjangan serta gangguan fungsi organ. Tim peneliti dari Institut Mikrobiologi dan Epidemiologi Beijing berhasil mengisolasi virus dari pasien tersebut dan mengidentifikasinya sebagai Wetland virus.

    Berdasarkan laporan, virus ini juga terdeteksi pada 17 pasien lain dengan gejala serupa. Beberapa pasien juga mengalami petechiae, yaitu bintik-bintik kecil pada kulit akibat perdarahan kapiler.

    “Pasien yang tidak diketahui identitasnya, mengalami demam, sakit kepala, dan muntah-muntah lima hari setelah kunjungannya (di taman),” dikutip dari New York Post, Kamis (12/9/2024).

    Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa delapan pasien yang sembuh memiliki peningkatan signifikan pada antibodi spesifik terhadap virus WELV. Semua pasien menerima pengobatan antivirus, antibiotik, atau terapi imunoglobulin, dan berhasil sembuh tanpa efek kesehatan jangka panjang.

    Wetland virus memiliki kemiripan dengan demam berdarah Krimea-Kongo, yang juga menyebabkan gejala seperti demam, muntah, diare, dan perdarahan kulit, serta dalam kasus terparah, dapat menyebabkan gagal hati.

    Penelitian juga menemukan RNA dari virus ini pada lima spesies kutu yang berbeda, serta pada domba, kuda, babi, dan hewan pengerat di wilayah timur laut China.

    Percobaan pada tikus dan hamster menunjukkan bahwa virus ini dapat menyebabkan kerusakan otak dan kematian. Namun, mendiagnosis Wetland virus bisa menjadi sulit karena gejalanya mirip dengan penyakit-penyakit lain yang tidak spesifik.

    Dikutip dari News.com Australia, peneliti mengatakan, “Kasus tersebut meningkatkan pengawasan dan deteksi untuk orthonairovirus yang baru muncul akan memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang efek virus ini terhadap kesehatan manusia.”

    Penelitian ini didanai oleh National Natural Science Foundation of China dan Chinese Academy of Medical Sciences Innovation Fund for Medical Sciences. Siapa pun yang mengalami gejala setelah digigit kutu diimbau untuk segera menghubungi tenaga medis.

    Semoga virus ini tidak menyebar ke negara lain ya, detikers.

    *Artikel ini ditulis oleh Dita Aliccia Armadani, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

    (fay/fay)

  • 60 Negara Dukung Penggunaan AI pada Militer, China Abstain

    60 Negara Dukung Penggunaan AI pada Militer, China Abstain

    Jakarta

    Setidaknya 60 negara, termasuk Amerika Serikat (AS), pada Selasa (10/09) telah menandatangani “cetak biru tindakan” untuk mengatur penggunaan kecerdasan buatan (AI) di medan perang agar lebih bertanggung jawab.

    Namun, sekitar 30 negara yang mengirimkan perwakilan ke KTT di Korea Selatan itu, termasuk Cina, tidak mendukung dokumen pedoman tersebut.

    Pedoman ini berisikan semua penerapan AI di bidang militer yang akan lebih “etis dan berorientasi pada kemanusiaan.” Dokumen itu juga memeriksa penilaian risiko terhadap apa yang harus dilakukan dan seberapa pentingnya peran pengawasan manusia.

    “Keterlibatan manusia juga perlu dipertahankan dalam pengembangan, pengerahan, dan penggunaan AI di ranah militer ini, termasuk langkah-langkah yang tepat dan saling berkaitan dengan penilaian dan pengawasan manusia dalam penggunaan kecerdasan buatan ini,” katanya.

    Pemerintah Belanda mengatakan bahwa fokus pertemuan itu adalah rancangan pedoman yang “berorientasi pada tindakan”, termasuk diskusi tentang perkembangan teknologi di dunia saat ini, seperti pesawat tak berawak berkemampuan AI yang diluncurkan oleh Ukraina.

    Kebutuhan untuk menghentikan penggunaan AI agar tidak dimanfaatkan untuk mengembangkan senjata pemusnah massal oleh berbagai entitas, termasuk kelompok teroris, juga menjadi rincian yang ditambahkan ke dokumen terbaru tersebut.

    Ukraina termasuk di antara negara-negara yang ikut menandatangani pedoman terbaru ini, begitu juga anggota-anggota NATO seperti Prancis, Jerman, dan Inggris. Namun, akibat dari invasinya ke Ukraina, Rusia tidak diundang ke pertemuan tersebut dan tidak juga ikut menandatanganinya.

    Seberapa realistiskah kesepakatan baru ini?

    “Kami sedang membuat langkah konkret lebih lanjut,” kata Menteri Pertahanan (Menhan) Belanda Ruben Brekelmans kepada kantor berita Reuters. “Tahun lalu … lebih banyak tentang penciptaan pemahaman bersama, kali ini kami lebih mengarah pada pengambilan tindakan.”

    “Kita juga harus realistis bahwa kita tidak akan pernah bisa memaksa seluruh dunia untuk ikut bergabung,” tambah Brekelmans, menanggapi jumlah negara yang tidak ikut menandatangani pedoman tersebut.

    “Bagaimana kita menghadapi kenyataan bahwa tidak semua pihak akan patuh? … Itu adalah dilema rumit yang juga harus kita bahas,” ungkapnya.

    “Langkah maju yang bertahap”

    “Belum ada prinsip dan kesepakatan,” unggah Brekelmans pada akunnya di media sosial X/Twitter. “Hal ini diperlukan untuk menggunakan AI secara bertanggung jawab. Dan untuk menghadapi negara-negara yang melanggar aturan.”

    Giacomo Persi Paoli, kepala Program Keamanan dan Teknologi di Institut Penelitian Perlucutan Senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDIR), mengatakan bahwa mungkin akan menjadi kontraproduktif jika kita terburu-buru membuat peraturan yang tidak disetujui semua pihak.

    “Cetak biru ini merupakan langkah kemajuan yang bertahap,” kata Paoli, seraya menambahkan, “dengan melangkah terlalu kedepan, terlalu cepat, ada risiko yang sangat tinggi kalau banyak negara tidak ingin terlibat.”

    KTT di Seoul ini digelar bersama-sama oleh Belanda, Singapura, Kenya, dan Inggris untuk memungkinkan diskusi antarpemangku kepentingan yang tidak didominasi oleh satu negara atau entitas tertentu.

    (kp/hp)

    (ita/ita)

  • iOS 18 Akan Rilis 16 September, Apple Intelligence Bulan Depan

    iOS 18 Akan Rilis 16 September, Apple Intelligence Bulan Depan

    Jakarta

    Selain memperkenalkan iPhone 16 series, Apple juga mengumumkan tanggal ketersediaan iOS 18 dan update sistem operasi lainnya. iOS 18 akan tersedia untuk iPhone yang memenuhi syarat pada pekan depan, tepatnya 16 September.

    iOS 18 akan tersedia untuk iPhone SE (generasi kedua dan ketiga), iPhone XR, iPhone XS, iPhone XS Max, iPhone 11 series, iPhone 12 series, iPhone 13 series, iPhone 14 series, dan iPhone 15 series. iPhone 16 series akan dijual perdana pada 20 September dan langsung menjalankan iOS 18.

    Update ini akan membawa banyak fitur baru untuk iPhone, termasuk opsi untuk mengubah posisi aplikasi dan widget di home screen serta mengubah tampilannya. Apple juga merilis tampilan baru untuk Control Center, aplikasi manajer password baru, dan dukungan untuk SMS menggunakan satelit.

    Aplikasi Photos turut dirombak di iOS 18 yang memudahkan pengguna mencari foto favorit. Pengguna juga bisa mengubah tombol kontrol yang ada di bagian bawah lock screen dan mengelola inbox di aplikasi Mail.

    Namun, Apple Intelligence tidak akan dirilis bersama iOS 18. Fitur-fitur awal Apple Intelligence akan tersedia sebagai bagian dari update iOS 18.1 yang akan dirilis pada bulan Oktober.

    Kloter pertama fitur Apple Intelligence yang diluncurkan hanya akan tersedia dalam Bahasa Inggris Amerika Serikat, yang akan diperluas untuk Bahasa Inggris versi Australia, Kanada, Selandia Baru, Afrika Selatan, dan Inggris. Tahun depan Apple Intelligence akan mendukung Bahasa China, Prancis, Jepang, dan Spanyol.

    Beberapa fitur Apple Intelligence yang akan tersedia pada bulan Oktober adalah Writing Tools, membuat film berdasarkan deskripsi di fitur Memories di aplikasi Photos, Clean Up yang bisa menghilangkan orang atau benda di foto, Smart Reply di aplikasi Mail, dan lain-lain.

    Siri versi baru yang bisa memahami perintah dalam bentuk teks dan bahasa yang lebih alami dan fleksibel juga akan menjadi bagian dari update ini. Begitu juga dengan opsi untuk merekam, transkripsi, dan merangkum audio di aplikasi Notes dan Phone, seperti dikutip dari keterangan resmi Apple, Selasa (10/9/2024).

    Kemudian dalam beberapa bulan ke depan Apple akan merilis fitur seperti Image Playground untuk membuat gambar dan emoji, Image Wand untuk menciptakan gambar dari sketsa kasar, dan Siri akan menggunakan konteks pengguna untuk memberikan hasil yang dirancang khusus untuk pengguna. Integrasi ChatGPT ke Siri juga akan hadir di kloter kedua ini.

    Apple Intelligence hanya akan tersedia untuk iPhone 16, iPhone 16 Plus, iPhone 16 Pro, iPhone 16 Pro Max, iPhone 15 Pro, iPhone 15 Pro Max, serta iPad dan Mac yang menjalankan chip M1 atau lebih baru.

    (vmp/vmp)

  • Pertamina Ungkap 6 Inisiatif Bisnis Hijau yang Bisa Bikin RI Moncer

    Pertamina Ungkap 6 Inisiatif Bisnis Hijau yang Bisa Bikin RI Moncer

    Jakarta

    Dunia saat ini bertransisi menuju penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan. Indonesia menargetkan bisa mencapai nol emisi atau Net Zero Emission pada 2060.

    SVP Business Development PT Pertamina (Persero), Wisnu Medan Santoso menilai, Indonesia punya potensi besar dalam mengembangkan sumber energi baru dan terbarukan (EBT). Pertamina telah menyusun peta jalan sebagai upaya mencapai target NZE 2060.

    Peta jalan ini terdiri atas dua pilar, pertama mengurangi karbon dari bisnis-bisnis yang sudah ada. Kedua, membangun bisnis baru yang sifatnya lebih hijau. Terkait bisnis hijau, menurutnya ada 6 inisiatif bisnis hijau yang punya potensi besar untuk dijajaki. Pertama adalah biofuel.

    “Apa sih bisnis-bisnis baru yang muncul dari bisnis dekarbonisasi? Seperti misalnya itu bisnis biofuel. Bisnis biofuel kita lihat akan sangat besar. Peranannya ke depan yang semua yang bersifat biobased,” kata Wisnu dalam acara Media Briefing bertema Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas, di Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (10/9/2024).

    Kedua, EBT. Menurutnya, EBT paling besar di Indonesia bersumber dari panas bumi. Selain itu, solar juga menjadi salah satu alternatif lainnya yang bisa dioptimalkan.

    Lalu bisnis ketiga, carbon capture and storage (CCS). Menurutnya, bisnis ini memiliki potensi besar di masa mendatang. Hal ini lantaran, pemerintahan seluruh dunia mulai memperhitungkan carbon capture sebagai upaya dalam mengurangi emisi karbon.

    “Dunia dalam 30 tahun terakhir itu sudah menghabiskan 91% allowance karbon untuk menjaga kenaikan suhu dunia tidak lebih dari 1,5 derajat celcius sehingga carbon capture, jadi kita tangkap karbon yang dari udara itu menjadi sangat penting,” ujar Wisnu.

    “Kita tangkap, lalu kita simpan di dalam reservoir yang ada di dalam dunia. Nah, Indonesia punya potensi reservoir yang sangat banyak, sehingga kita bisa jadi tempat penyimpanan yang sangat baik,” sambungnya.

    Kemudian yang keempat, ada bisnis baterai dan kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Menurutnya saat ini, mobil-mobil EV sudah cukup agresif masuk ke pasar-pasar dunia. Termasuk di antaranya mobil-mobil keluaran China masuk ke Indonesia.

    Kelima, ada bisnis clean energy dan clean fuel seperti hydrogen, ammonia, dan synthetic fuel. Menurutnya, bisnis ini cukup menjanjikan di masa mendatang.

    “Ini kami lihat ke depannya akan mulai jadi bisnis yang keren ke depan, karena konsumen-konsumen di luar itu mereka berkenan membayar premium untuk mendapatkan ini,” kata dia.

    Keenam, carbon related bisnis, seperti trading dari carbon credit. Menurut Wahyu, potensinya akan sangat besar ke depan karena tidak semua kegiatan dekarbonisasi bisa dilakukan di suatu negara.

    “Kadang-kadang negara yang melakukan dekarbonisasinya bisa lebih murah dan lebih efisien, dan untuk itu nanti karbon kreditnya bisa diperdagangkan ke negara-negara industri,” ujar Wahyu.

    (shc/ara)

  • Topan Super Yagi Picu Kehancuran di Vietnam-China, 63 Orang Tewas

    Topan Super Yagi Picu Kehancuran di Vietnam-China, 63 Orang Tewas

    Hanoi

    Topan super Yagi yang menerjang wilayah Vietnam bagian utara dan China bagian selatan pada akhir pekan telah memicu kehancuran. Lebih dari 60 orang dilaporkan tewas atau hilang akibat berbagai insiden yang dipicu oleh topan super itu di kedua negara yang bertetangga tersebut.

    Topan super Yagi yang diwarnai hujan lebat, seperti dilansir BNN Bloomberg, Senin (9/9/2024), telah memicu tanah longsor dan banjir, yang diwarnai pohon tumbang, serta kerusakan pada infrastruktur energi setempat.

    Menurut laporan kantor berita Xinhua yang mengutip Otoritas Meteorologi China, Yagi merupakan topan musim gugur paling kuat yang pernah menerjang wilayah China sejak tahun 1949 silam.

    Laporan televisi pemerintah China, CCTV, menyebut sedikitnya empat orang tewas di Provinsi Hainan akibat terjangan topan super Yagi. Hampir satu juta penduduk di area tersebut dan Provinsi Guangdong di dekatnya, telah dievakuasi saat topan mendekat.

    Di wilayah Vietnam bagian Utara, menurut laporan pemerintah Hanoi, sedikitnya 59 orang tewas atau hilang setelah terjangan topan super Yagi menyebabkan tanah longsor dan banjir di area tersebut.

    Topan super Yagi menerjang wilayah China sebanyak dua kali pada Jumat (6/9) lalu, dengan pertama menghantam area Hainan dan kemudian Guangdong.

    Yagi ditetapkan setara dengan badai kategori 4 ketika menerjang Hainan, yang dianggap sebagai badai besar yang mampu menimbulkan kerusakan besar.

    Pada Minggu (8/9) waktu setempat, seperti dilaporkan Xinhua, topan super Yagi diturunkan levelnya menjadi depresi tropis. Namun Pusat Meteorologi Nasional China mengatakan hujan lebat masih mengancam sebagian wilayah Guangxi dan Yunnan.

    Yagi dilaporkan memicu kerugian besar di sektor pertanian di Hainan, dengan sekitar 93.000 hektare lahan terdampak dan sepertiganya tidak bisa dipanen.

    Di Vietnam bagian utara, menurut laporan VnExpress, banjir yang dipicu Yagi telah menghancurkan lebih dari 120.000 hektare hasil panen padi dan tanaman lainnya. Hujan lebat juga diperkirakan masih menjadi risiko di wilayah tersebut, sekitar 17.000 pohon di area Hanoi dilaporkan tumbang atau rusak.

    Pasokan listrik ke beberapa provinsi dan kota di Vietnam terputus dan saluran komunikasi juga ikut terputus akibat topan super Yagi. Northern Power Crop melaporkan lebih dari 5,7 juta pelanggan terdampak Yagi, meskipun aliran listrik untuk 4,2 juta pelanggan di antaranya telah dipulihkan kembali.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • China Bikin Batu Bata dari Tanah Bulan, Persiapan Bangun Pangkalan

    China Bikin Batu Bata dari Tanah Bulan, Persiapan Bangun Pangkalan

    Jakarta

    China akan mengirimkan sampel batu bata ke stasiun antariksanya dalam beberapa bulan mendatang, untuk menguji ketahanannya dalam kondisi ekstrem dan potensi penggunaannya dalam membangun pangkalan di Bulan.

    Menurut laporan dari media pemerintah China, CCTV, sampel batu bata yang terbuat dari berbagai komposisi dari tiruan tanah Bulan akan diluncurkan ke stasiun antariksa Tiangong dengan menaiki misi kargo Tianzhou 8.

    Batu bata tersebut akan menjalani uji paparan selama tiga tahun di antariksa. Batu bata tersebut akan dibombardir oleh sinar ultraviolet dan sinar kosmik serta mengalami berbagai perbedaan suhu.

    Seperti dikutip dari Space.com, paparan ini akan menguji kekuatan dan ketahanan batu bata di lingkungan ekstrem, dan bagaimana bahan tersebut berperilaku dalam ruang hampa.

    Eksperimen tersebut dirancang untuk memberikan wawasan tentang komposisi dan metode produksi batu bata dari tanah Bulan yang paling cocok untuk membangun struktur di Bulan.

    Salah satu metode untuk membuat batu bata ini, melibatkan pemanasan tiruan hingga lebih dari 1.000 derajat Celsius menggunakan induksi elektromagnetik dalam tungku sintering, yakni memadatkan dan membentuk sebuah massa material yang kuat melalui panas atau tekanan tanpa melelehkan benda tersebut hingga titik pencairan. Proses ini menggabungkan material menjadi struktur padat, menciptakan batu bata sepanjang 18 cm hanya dalam 10 menit.

    Meluncurkan material ke Bulan sangat mahal. Dengan memanfaatkan sumber daya Bulan secara langsung, diklaim akan mengurangi biaya dan meningkatkan kemungkinan eksplorasi Bulan. Hal ini dikenal sebagai in-situ resource utilization (ISRU) atau pemanfaatan sumber daya setempat.

    China berencana membangun pangkalan Bulan di tahun 2030-an yang dikenal sebagai International Lunar Research Station (ILRS). Sebagai persiapan, negara tersebut berencana menguji batu bata hasil cetak 3D di Bulan dengan wahana pendarat dan penjelajah kutub selatan Bulan Chang’e 8. Misi tersebut dijadwalkan akan meluncur sekitar tahun 2028.

    Tak hanya China, Amerika Serikat melalui NASA maupun negara-negara Eropa melalui European Space Agency (ESA) juga melakukan eksperimen serupa. NASA dan ESA berupaya membuat batu bata dari tiruan regolit Bulan.

    NASA sebelumnya telah menguji teknologi pencampuran semen di Stasiun Luar Angkasa Internasional, dengan fokus pada pembuatan material untuk habitat luar angkasa. Namun, eksperimen China tampaknya akan menjadi yang pertama kalinya yang secara langsung menguji ketahanan batu bata dari tanah Bulan di luar angkasa.

    (rns/rns)