Harga Emas Anjlok, Warga Kompak Tahan Diri Tak Membeli
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Harga emas batangan kembali melemah pada Rabu (29/10/2025), setelah sempat menjadi primadona dalam dua bulan terakhir.
Namun, penurunan harga pekan ini justru membuat sebagian warga memilih menahan diri untuk membeli.
Berdasarkan data Pegadaian, harga emas Galeri24 turun Rp 25.000 menjadi Rp 2.403.000 per gram.
Emas UBS bahkan anjlok lebih dalam, yakni Rp 38.000 menjadi Rp 2.399.000 per gram.
Sementara itu, harga emas Antam melemah Rp 15.000 menjadi Rp 2.267.000 per gram.
Penurunan ini terjadi di tengah meningkatnya optimisme global terhadap kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China, serta penguatan nilai dolar AS yang menekan permintaan aset safe haven seperti emas.
Salah satu warga Jakarta Barat, Karni (42), mengaku belum berani membeli emas meskipun harganya turun.
Ia menilai harga masih berpotensi turun dalam beberapa hari ke depan.
“Saya lihat harganya turun lumayan, tapi enggak langsung beli. Biasanya kalau lagi turun begini, nanti bisa turun lagi. Mending tahan dulu, lihat seminggu ke depan,” ujar Karni saat ditemui di Tanah Abang, Rabu (29/10/2025).
Karni yang rutin membeli emas batangan kecil untuk tabungan jangka panjang menilai penurunan kali ini belum cukup menarik.
“Buat saya, kalau masih di atas Rp 2 juta per gram tetap mahal. Turun segitu belum cukup bikin langsung beli,” katanya sambil tersenyum.
Sementara itu, Yuda (35), warga Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengaku baru menjual sebagian emasnya dua minggu lalu saat harga masih tinggi.
Kini ia memilih menunggu situasi pasar lebih pasti sebelum membeli lagi.
“Dua minggu lalu saya jual pas harga masih di atas Rp 2,4 juta. Sekarang turun, tapi saya enggak langsung beli lagi. Takut nanti turun lagi, jadi nyesel,” ujarnya.
Yuda mengatakan, banyak rekannya di tempat kerja yang juga bersikap sama.
“Teman-teman juga nahan dulu. Pada bilang, ‘nanti aja kalau udah stabil’. Soalnya harga emas ini kan gampang banget berubah,” katanya.
Meski begitu, Yuda tak menampik bahwa emas tetap menjadi investasi menarik untuk jangka panjang.
“Kalau buat jangka panjang tetap bagus, tapi untuk sekarang lebih baik lihat-lihat dulu,” ujarnya.
Sebelumnya, penurunan harga emas global dipicu oleh aksi ambil untung investor setelah harga dunia naik selama sembilan pekan berturut-turut.
Selain itu, optimisme atas potensi kesepakatan dagang Amerika Serikat dan China membuat permintaan aset safe haven melemah.
Analis Axis Securities, Deveya Gaglani, menilai kemajuan dalam perundingan kedua negara menekan harga emas karena investor beralih ke aset berisiko.
“Harga emas akan sulit naik tajam kecuali muncul ketidakpastian global baru,” katanya, dikutip dari India Today, Senin (27/10/2025).
Sementara CEO Aspect Bullion & Refinery, Darshan Desai, menambahkan, penguatan dolar AS dan sikap hati-hati The Federal Reserve (The Fed) dalam kebijakan suku bunga turut memberi tekanan pada harga emas.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Negara: Republik Rakyat Cina
-
/data/photo/2025/08/26/68ad523f43730.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
7 Harga Emas Anjlok, Warga Kompak Tahan Diri Tak Membeli Megapolitan
-

Trump Berubah Haluan, Hapus Hukuman Tarif untuk Brasil
Jakarta –
Krisis dagang antara Amerika Serikat dan Brasil mulai mereda, setelah pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Brasil Luiz Incio Lula da Silva di sela-sela KTT ASEAN di Malaysia, Minggu (26/10). Washington sebabnya dinilai melunak, usai mengadopsi strategi baru dalam hubungan dagang dengan Brasil.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan, “Kami percaya, dalam jangka panjang Brasil akan diuntungkan dengan menjadikan Amerika Serikat mitra dagang utama, bukan Cina,” dalam sebuah pernyataan resmi di Malaysia.
Tentu saja masih ada beberapa masalah politik dengan Brasil, namun pemerintahan AS yakin hal itu dapat diatasi dan akan menguntungkan kedua belah pihak.
Harus Bergerak Cepat
Negosiasi untuk menormalisasi hubungan dagang kedua negara dimulai pada Minggu malam hingga hari Senin (27/10). Kepada harian Brasil O Globo, Menteri Luar Negeri Brasil Mauro Vieira mengatakan “telah menyusun jadwal pertemuan”, dan bahwa kesepakatan akan bisa dicapai dalam “beberapa minggu” ke depan.
Namun, niat AS untuk kembali menjadi mitra dagang terpenting Brasil masih jauh dari kenyataan. Menurut data resmi, volume perdagangan antara kedua negara tahun lalu hanya mencapai 84 miliar dolar AS (Rp 1,328 triliun).
Cina geser AS
Sebagai perbandingan: nilai perdagangan antara Cina dan Brasil pada tahun 2024 mencapai 151 miliar dolar AS (Rp 2,500 triliun). Sejak tahun 2009, Cina telah ‘menyalip AS’ sebagai mitra dagang terbesar Brasil.
Sejak saat itu, volume perdagangan antara kedua negara meningkat hampir tiga kali lipat, dari 56 miliar menjadi 151 miliar dolar AS. Sedangkan, perdagangan AS dengan Brasil naik dua kali lipat dari 42 miliar dolar AS (2009) menjadi 84 miliar dolar AS (2024).
“Perburuan penyihir terhadap Bolsonaro”
Sementara itu, ekspor AS ke Brasil stabil di kisaran 4,3 miliar dolar AS (Rp 71 triliun) pada bulan Juli dan September 2025. Akibatnya, defisit perdagangan jangka panjang Brasil terhadap AS, yang telah berlangsung sejak 2015 semakin besar.
Alasan tarif hukuman AS terhadap Brasil bukan disebabkan defisit perdagangan yang merugikan AS. Sebaliknya, langkah tersebut digunakan Presiden Trump untuk mengekspresikan ketidaksetujuannya atas vonis mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro oleh Mahkamah Agung Brasil.
Dalam sebuah unggahan di jejaring sosialnya, Truth Social, Trump pada bulan Juli menyebut putusan tersebut sebagai “Perburuan penyihir terhadap mantan presiden dan keluarganya” (AS menggunakan istilah perburuan penyihir untuk menggambarkan perburuan terhadap orang atau kelompok yang dianggap bersalah tanpa bukti yang kuat). Namun, di Malaysia, Trump bersikap lebih tenang. Ia mengatakan dalam konferensi pers bahwa dirinya “selalu menyukai Bolsonaro.”
Lula: “Pertemuan berjalan sangat baik”
Namun, Trump tampaknya juga mulai menyukai Presiden Brasil Lula, meskipun pandangan ideologis keduanya saling bertolak belakang. Dua politisi yang hampir sebaya ini, Lula berusia 80 tahun dan Trump 79 tahun, pertama kali bertemu di Sidang Majelis Umum PBB, September lalu.
Setelah pertemuan singkat itu, Trump mengatakan bahwa ia merasa Lula sebagai sosok yang simpatik, dan mengaku terkesan dengan perjalanan hidup tokoh sosialis tersebut. Selama percakapan telepon menjelang pertemuan di Kuala Lumpur, hubungan kedua pemimpin dikabarkan kian erat.
Lula turut memberi tanggapan positif, “Saya mengakui bahwa pertemuan dengan Trump berlangsung dengan sangat baik,” katanya kepada media internasional. Turut menambahkan bahwa dirinya dan Trump berkomitmen memastikan “hubungan 200 tahun antara Brasil dan Amerika Serikat tetap terjaga.”
Setelah pertemuan antara Trump dan Lula, Menteri Keuangan AS Scott Bessent juga mengumumkan bahwa persiapan perjanjian dagang dengan Cina sudah berada pada tahap lanjutan. Rencananya, Trump dan Xi Jinping akan menyelesaikan negosiasi dalam pertemuan 30 Oktober mendatang di Korea Selatan.
Menurut Bessent, perjanjian mencakup penangguhan tarif tambahan sebesar 100 persen atas impor Cina yang sebelumnya dijadwalkan berlaku pada 1 November mendatang. Selain itu perjanjian juga akan mencakup pencabutan sebagian pembatasan ekspor terhadap Cina.
Sebagai balasannya, Beijing dapat mencabut pembatasan ekspor atas logam tanah jarang dan kembali mengimpor kedelai dari AS.
Sejak Mei tahun ini, menurut Departemen Pertanian AS, Cina sama sekali tidak membeli kedelai dari AS. Sedangkan tahun lalu, impor kedelai Cina dari AS mencapai hampir 13 miliar dolar AS (Rp 215 triliun). Sebagai gantinya, Beijing membeli kedelainya dari Brasil dan Argentina.
Para petani kedelai di AS menyambut dengan lega ‘perubahan haluan’ Trump ini sama halnya dengan industri agrikultur Brasil. Dewan Ekspor Kopi Brasil (Cecafe) menyatakan bahwa mereka menyambut baik dialog antara Trump dan Lula dan menantikan “hasil konkretnya.”
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman
Diadaptasi oleh Sorta Caroline
Editor: Rizki Nugraha
(ita/ita)
-

Pelaku dan korban penganiayaan tewas di Jaktim pakai sabu bareng
Jakarta (ANTARA) – Kepolisian mengungkapkan, pelaku berinisial AAS (37) yang menganiaya rekannya sendiri hingga tewas berinisial HJ (42) di kawasan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, pada Sabtu (25/10) sempat memakai narkotika jenis sabu bersama-sama.
“Pelaku dan korban ini sama-sama pengguna narkoba. Mereka sudah tiga kali menggunakan sabu bersama, dan sebelum kejadian pun masih sempat memakai bareng,” kata Kapolsek Jatinegara Kompol Samsono saat konferensi pers di Mapolsek Jatinegara, Rabu.
Menurut dia, hubungan antara pelaku dan korban sebenarnya cukup dekat karena sama-sama pengguna. Namun, hubungan itu memburuk setelah pelaku merasa dibohongi korban dalam urusan pembelian sabu.
“Pelaku merasa kesal karena beberapa kali korban berbohong soal pembelian sabu. Tiga kali beli bersama, dua kali mereka pakai bersama-sama, dan yang sekali beli dibohongi, korban bilang barangnya tidak ada, tapi ternyata digunakan sendiri. Dari situ pelaku marah dan timbul niat untuk menyerang,” jelas Samsono.
Dia menegaskan, kasus ini menunjukkan betapa berbahayanya penyalahgunaan narkotika yang bisa memicu tindakan kekerasan.
“Awalnya hanya masalah pribadi, tapi karena keduanya pengguna narkoba, emosi tidak terkendali dan berujung pada kematian,” katanya.
Peristiwa bermula ketika pelaku berinisial AAS (37) sedang duduk di rumah kontrakannya di kawasan Perumahan Polonia bersama calon istrinya berinisial E dan temannya G.
Sekitar pukul 18.30 WIB, korban berinisial HJ (42) melintas di depan rumah kontrakan pelaku.
“Calon istrinya sempat berkata kepada pelaku bahwa ‘itu musuhmu lewat’. Mendengar itu, pelaku spontan bangkit, mengambil senjata tajam jenis karambit dari lemari, lalu mengejar korban ke rumahnya yang jaraknya hanya dua rumah dari tempat kontrakannya,” ujar Samsono.
Setibanya di depan rumah korban, pelaku langsung menegur korban dengan nada tinggi dan menuduhnya telah menjerumuskan adiknya.
Korban yang saat itu sedang berjongkok sempat membantah tuduhan tersebut. Namun, pelaku sudah dikuasai emosi dan memukul kepala korban sambil mengayunkan karambit ke arah lehernya.
“Akibat sabetan senjata itu, korban terluka di bagian leher kiri. Dia sempat berjalan keluar rumah sambil menahan luka, tapi tak lama kemudian terjatuh di luar rumah dalam kondisi tertelungkup,” ucapnya.
Melihat korban tersungkur, pelaku sempat melangkahi tubuh korban dan kembali ke kontrakannya untuk menyimpan senjata.
Tak lama setelah itu, warga sekitar datang dan berusaha menolong korban yang sudah bersimbah darah.
Ketika melihat warga mulai ramai, pelaku AAS mencoba melarikan diri menggunakan sepeda motor.
Namun, karena situasi di lokasi semakin ramai dan banyak warga yang berusaha menghadang, pelaku akhirnya meninggalkan motornya dan melarikan diri ke arah Manggarai.
“Pelaku sempat kabur, tapi kami berhasil menangkapnya dalam waktu kurang dari enam jam setelah kejadian. Penangkapan dilakukan oleh tim gabungan Polsek Jatinegara dan Polres Metro Jakarta Timur,” ujar Samsono.
Dari lokasi kejadian, petugas menyita sejumlah barang bukti, antara lain sebilah pisau karambit yang digunakan pelaku, serta pakaian korban yang berlumuran darah.
Barang bukti tersebut kini telah diamankan untuk kepentingan penyidikan lebih lanjut.
Atas perbuatannya, AAS dijerat dengan Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian atau Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Korut Uji Coba Rudal Jelajah: Pesan untuk Musuh-musuh
Pyongyang –
Korea Utara (Korut) melakukan uji coba rudal jelajah di lepas pantai barat Semenanjung Korea, sebelum Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendarat di Korea Selatan (Korsel). Pyongyang menyebut uji coba rudal itu menjadi pesan untuk “musuh-musuhnya”.
Kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA), seperti dilansir AFP dan Reuters, Rabu (29/10/2025), baru merilis pengumuman pada Rabu (29/10) waktu setempat, meskipun uji coba rudal digelar pada Selasa (28/10) waktu setempat.
Menurut laporan KCNA, sejumlah rudal laut-ke-permukaan diluncurkan secara vertikal pada Selasa (28/10) waktu setempat dari Laut Kuning. KCNA mengklaim rudal tersebut mampu mengudara selama 7.800 detik, atau lebih dari dua jam, di sepanjang rute yang telah ditentukan untuk mencapai target.
Wakil Ketua Komisi Militer Pusat Korut, Pak Jong Chon, yang mengawasi uji coba rudal tersebut mengatakan bahwa “keberhasilan penting” sedang dicapai dalam pengembangan “kekuatan nuklir” Korut sebagai pencegah perang.
Pak, seperti dikutip KCNA, menyebut uji coba rudal itu bertujuan untuk menilai “keandalan berbagai sarana ofensif strategis dan menunjukkan kemampuan mereka kepada musuh-musuh”.
“Menjadi misi dan tugas kita yang bertanggung jawab untuk terus memperkuat postur tempur nuklir,” sebut Pak dalam pernyataannya.
Yang paling menonjol dalam uji coba tersebut adalah absennya pemimpin Korut Kim Jong Un, yang biasanya mengawasi peluncuran rudal-rudal penting.
Kepala Staf Gabungan Korsel mengatakan pihaknya mendeteksi rudal jelajah di perairan seberat barat Korut pada Selasa (28/10) sore, sekitar pukul 15.00 waktu setempat. Saat ini, militer Seoul sedang menganalisis detail uji coba rudal Pyongyang tersebut.
Trump tiba di kota Gyeongju pada Rabu (29/10) waktu setempat untuk bergabung dengan para kepala negara dan pemimpin bisnis dalam forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) untuk berbagai pertemuan. Trump juga akan melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping pada akhir pekan nanti.
Trump sebelumnya menyatakan keinginan bertemu Kim Jong Un di sela-sela kunjungan ke Korsel. Namun otoritas Korsel baru-baru ini menyebut potensi pertemuan keduanya tidak akan berlangsung dalam waktu dekat.
Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
-

Inkonsistensi Kebijakan Jokowi Buka Ruang Korupsi
GELORA.CO -Aktivis sekaligus akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, menyoroti inkonsistensi kebijakan pemerintah era Presiden Joko Widodo (Jokowi), khususnya terkait proyek-proyek besar seperti kereta cepat Jakarta–Bandung (KCJB).
Menurut Ubedilah, pola yang kerap muncul dalam berbagai proyek strategis pemerintahan Jokowi selalu sama diawali dengan klaim bahwa proyek dilakukan secara business to business (B2B) dan tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Tapi apa yang terjadi? Kan kemudian berubah,” ujar Ubedilah seperti dikutip redaksi lewat kanal Youtube Abraham Samad, Rabu, 29 Oktober 2025.
Ia mencontohkan proyek kereta cepat Jakarta–Bandung sebagai bukti nyata perubahan arah kebijakan yang janggal.
Awalnya kereta cepat ini mau digarap Jepang, tapi tiba-tiba setelah Jokowi bertemu Xi Jinping mendadak berubah dan proyek tersebut diambil alih oleh China.
“Biasanya kebijakan yang inkonsisten itu cenderung ada ruang koruptif di dalamnya,” katanya.
Menurut dia, dalam berbagai studi sosiologi korupsi, potensi praktik korupsi sering muncul ketika kebijakan dilakukan secara tertutup atau dirahasiakan.
“Di banyak studi tentang sosiologi korupsi memang salah satu potensi besar korupsi itu ketika kebijakan itu ditutupi atau dirahasiakan. Dari situ ketahuan atau indikasinya kuat bahwa pergeseran itu ada sesuatu,” jelasnya.
Ubedilah pun mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menelusuri dugaan adanya transaksi keuangan mencurigakan antara pemerintah Indonesia dan China Development Bank (CDB) selaku pemberi pinjaman proyek kereta cepat.
“Kenapa mereka bergeser dan berani menerima dengan bunga 2 persen bahkan sekarang 3,4 persen? Itu perlu ditelusuri pergeserannya,” tegasnya.
Ia juga menyoroti adanya perubahan peraturan presiden, harga yang tidak wajar, serta pembengkakan biaya proyek yang mencapai sekitar 1,6 miliar dolar AS atau setara 20 triliun rupiah.
“Pembengkakan ini kenapa, kemudian biaya dari mana? Itu perlu dibongkar,” tandas Ubedilah
-
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5382297/original/002921400_1760572271-iPhone_17_Pro_Max_012.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Apple Siapkan iPhone 20 Tanpa Tombol Fisik, Desain Baru untuk Ulang Tahun ke-20
Liputan6.com, Jakarta – Apple dikabarkan sedang menyiapkan inovasi besar-besaran untuk merayakan ulang tahun ke-20 iPhone pada 2027 mendatang lewat peluncuran iPhone 20 series.
Menurut rumor yang beredar di media sosial China, iPhone 20 series tersebut akan tampil tanpa tombol fisik sama sekali.
Informasi ini pertama kali diungkap oleh akun Setsuna Digital di medsos Weibo. Sumber itu menyebut, Apple akan mengganti seluruh tombol dengan sistem kapasitif.
Nantinya, tombol kapasitif itu akan memberi feedback dalam bentuk getaran (haptic feedback) agar tetap terasa seperti tombol biasanya.
Kabarnya, langkah ini menjadi bagian dari desain ulang besar-besaran yang sedang dipersiapkan Apple untuk menandai dua dekade kehadiran iPhone.
Mengutip GSM Arena, Rabu (29/10/2025), iPhone 20 disebut juga bakal membawa sensor kamera baru dan desain bodi dengan rancangan ulang secara total.
Jika benar terwujud, iPhone 20 akan menjadi HP pertama Apple dengan tanpa tombol fisik–termasuk tombol daya dan volume.
Sayangnya, belum ada informasi resmi dari Cupertino. Tapi, rumor ini membuat banyak penggemar penasaran apakah iPhone 20 akan menjadi awal era baru desain iPhone sepenuhnya.
Mengutip laporan ET News, iPhone 20 series akan membawa desain layar penuh tanpa bezel dengan bodi melengkung seperti lembaran kaca utuh. Sumber lain menyebutkan, Apple juga tengah menyiapkan sistem identifikasi baru untuk ponsel teranyarnya itu.
Apple akan melakukan penyesuaian jadwal rilis HP barunya mulai 2026. Model dasar iPhone 18 kabarnya akan dihapus, dan digantikan oleh iPhone 18 Air serta iPhone 18 Pro.
-

IHSG Sesi I Hari Ini 29 Oktober 2025 Turun Tipis
Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak melemah tipis pada akhir sesi I perdagangan Rabu (29/10/2025). IHSG turun 6,05 poin atau 0,07% ke level 8.086,57 setelah bergerak di rentang 8.042–8.115 sepanjang sesi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), total 16,19 miliar saham telah diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,27 triliun dari 1,32 juta kali transaksi. Sebanyak 316 saham menguat, 326 saham melemah, dan 164 saham stagnan.
Mayoritas sektor saham tertekan pada penutupan sesi I. Sektor industri memimpin pelemahan dengan koreksi 1,13%, diikuti sektor teknologi 1,05%, properti 0,45%, infrastruktur 0,44%, dan kesehatan 0,29%.
Sebaliknya, penguatan terjadi pada sektor barang baku yang naik 2,4%, transportasi 1,53%, barang konsumsi non-primer 0,96%, energi 0,4%, dan keuangan 0,26%.
Sementara itu, bursa saham Asia mayoritas bergerak positif. Indeks Nikkei (Jepang) melonjak 2%, Straits Times (Singapura) melemah tipis 0,07%, sementara Shanghai Composite (China) naik 0,39%. Bursa Hong Kong (Hang Seng) hari ini libur perdagangan.
-

Keseriusan China Garap Industri Mobil Global
Chongqing –
Inovasi China di industri otomotif tak perlu diragukan lagi. Tak perlu heran memang, bahkan sebuah provinsi aja memiliki fasilitas pengujian yang lengkap. Salah satu contohnya adalah Provinsi Chongqing yang memiliki fasilitas pengujian mobil alias proving ground yang luasnya mencapai 221 hektare.
Fasilitas ini dikelola oleh Chongqing Xibu Automobile Proving Ground Management Ltd, yang merupakan anak usaha dari China Automotive Engineering Research Institute. Proving ground ini diklaim fasilitas pengujian kendaraan paling lengkap yang ada di barat China.
Chongqing serius garap industri mobil Foto: Zulfi Suhendra/detikOto
Area proving ground 221 hektare itu dilengkapi dengan berbagai macam kondisi dan medan jalan, mulai jalan kering, basah, jalan memutar dinamis, jalan bebatuan, speed bump, jalan dengan kemiringan tinggi hingga jalan menanjak, jalan untuk mengetes ketahanan terhadap genangan banjir, dengan sudut kemiringan tinggi dan lainnya.
Jalan uji tersebut masing-masing telah mendapatkan persetujuan dan otorisasi lokasi inspeksi dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi serta Kementerian Perhubungan China.
Tak hanya buat mobil-mobil pabrikan China, proving ground ini juga dipercaya pabrikan mobil dari negara lain seperti Amerika, Eropa, dan Jepang, termasuk dalam penelitian dan pengembangan produk, pengujian ketahanan, pengujian korosi, pengembangan kinerja, sertifikasi tipe, dan uji regulasi wajib otomotif.
Chongqing serius garap industri mobil Foto: Zulfi Suhendra/detikOto
Xibu Proving Ground ini juga memiliki ruang lingkungan, ruang semprot garam, laboratorium korosi kendaraan dan suku cadang, zer, dan jalan uji korosi khusus, yang dapat menyediakan pelanggan dengan solusi uji ketahanan korosi kendaraan dan suku cadang yang memenuhi standar internasional.
Terlihat saat menjajal proving ground ini menggunakan mobil Changan, detikOto melihat mobil-mobil berseliweran. Kebanyakan dari mobil tersebut juga masih dalam tahap RnD.
Panjang total jalan di proving ground ini 46,5 km, dengan jalan uji sepanjang 43,4 km, termasuk 5,4 km dari 32 jenis permukaan jalan keandalan, 14 jalan uji yang berbeda, 67 jenis permukaan jalan khusus.
(zlf/lua)
-

Pemerintah Targetkan 5G 32% pada 2030, Begini Rekomendasi Mastel
Bisnis.com, JAKARTA— Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) memberikan sejumlah rekomendasi agar target adopsi 5G di Indonesia dapat mencapai 32% pada 2030. Salah satunya, menggabungkan dengan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Sebelumnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menyampaikan pemerintah menargetkan jangkauan koneksi 5G di Indonesia mencapai 32% pada 2030.
Saat ini, ketersediaan koneksi internet 5G di Indonesia masih sangat rendah, baru sekitar 10% dari total populasi per Oktober 2025. Angka tersebut tertinggal jauh dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia, yang sudah mencapai 80%.
Ketua Umum Mastel Sarwoto Atmosutarno menjelaskan jaringan 5G+ bukan merupakan kelanjutan langsung dari infrastruktur internet 4G.
Menurutnya, kasus penggunaan (use cases) 5G berbeda karena secara umum dapat dimanfaatkan untuk layanan Fixed Broadband (FBB), Mobile Broadband (MBB), serta perangkat atau mesin dengan latensi rendah seperti IoT dan robotik.
“Format FMC [Fixed Mobile Convergence] cocok untuk 5G. Juga dengan maraknya AI saat ini, maka 5G+AI adalah keniscayaan,” kata Sarwoto kepada Bisnis, Rabu (29/10/2025).
Kedua, Sarwoto menuturkan penggelaran jaringan 5G membutuhkan ekosistem yang kuat dan saling terhubung antara penyelenggara jaringan, penyedia jasa, data center/cloud, aplikasi, serta teknologi AI. Selain itu, pasar untuk berbagai use case juga harus cukup memadai.
Dia mencontohkan, ponsel berteknologi 5G di Indonesia saat ini belum mencapai 30% populasi. Di sisi lain, belum ada survei pengguna fixed broadband yang membutuhkan kecepatan internet di atas 500 Mbps, padahal angka tersebut merupakan kecepatan optimal 5G di lapangan.
Selain itu, populasi industri yang membutuhkan perangkat cerdas (seperti robotik) juga masih di bawah 15%. “Kesemuanya mempengaruhi kelayakan investasi 5G,” imbuhnya.
Ketiga, Sarwoto menambahkan, berdasarkan studi sukses penggelaran 5G di China, India, dan Malaysia, peran pemerintah dan regulator menjadi kunci utama.
Dia mengatakan regulator 5G di negara-negara tersebut melakukan debottlenecking dengan berani, misalnya melalui aturan akuisisi frekuensi 5G dan biaya lainnya yang memberi insentif, baik dalam bentuk gratis, penurunan tarif, maupun deferred payment (penundaan pembayaran) dengan target pembangunan dan kinerja tertentu.
Menurut Sarwoto, pembangunan dan penggelaran 5G di Indonesia seharusnya dilakukan secara gotong royong oleh seluruh pemangku kepentingan.
Operator 5G, misalnya, dapat diposisikan sebagai operator jaringan netral yang dapat dimanfaatkan oleh semua use case 5G. Dia optimistis sektor GovTech dan bidang lainnya akan menjadi pasar potensial 5G dalam dua hingga tiga tahun mendatang.
Sarwoto memperkirakan dibutuhkan investasi sekitar US$3–4 miliar atau sekitar Rp49,95–66,6 triliun untuk mendukung pembangunan dan operasionalisasi 5G secara masif di Indonesia dalam dua hingga tiga tahun ke depan melalui prinsip gotong royong tersebut.
“Apabila ketiga butir di atas bisa dilakukan, Mastel yakin jaringan 5G+ bisa segera hadir di Indonesia dengan cepat dan bermanfaat,” pungkasnya.
