Prabowo Akan Bayar Utang Whoosh Pakai Uang Negara yang Dikembalikan Koruptor
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden Prabowo Subianto menyebut, bakal menggunakan uang negara hasil pengembalian dari para koruptor untuk membayar utang Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh.
Hal itu disampaikan
Prabowo
saat peresmian Stasiun Tanah Abang Baru di Cideng, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2025).
“Duitnya ada. Duit yang tadinya dikorupsi (setelah diambil negara) saya hemat. Enggak saya kasih kesempatan. Jadi, saudara saya minta bantu saya semua. Jangan kasih kesempatan koruptor-koruptor itu merajalela. Uang nanti banyak untuk kita. Untuk rakyat semua,” ujar Prabowo.
Selain itu, Kepala Negara menyinggung bahwa semua uang yang dipakai negara untuk kepentingan rakyat berasal dari pajak yang dibayarkan rakyat.
Prabowo lantas menjelaskan bahwa pemerintah selama ini juga memberikan subsidi harga tiket kereta kepada masyarakat, sebagai bentuk tanggung jawab menghadirkan transportasi murah.
“Tadi disampaikan Menhub, semua kereta api kita, pemerintah subsidi 60 persen, rakyat bayar 20 persen. Ya ini kehadiran negara, ini kehadiran negara. Dari mana uang itu? dari uang rakyat, dari pajak, dari kekayaan negara. makanya kita harus mencegah semua kebocoran,” kata Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia sanggup membayar utang proyek
Whoosh
tersebut.
Namun, Prabowo tidak menjelaskan lebih lanjut apakah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara bakal dipakai untuk membayar
utang Whoosh
.
Pasalnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya sebelumnya menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menanggung utang proyek Whoosh.
Sebab, menurut Purbaya, utang proyek itu merupakan urusan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terlibat di dalamnya.
Sebelumnya, Prabowo menegaskan bahwa dirinya dan pemerintah mengambil alih tanggung jawab pembayaran utang
“Enggak usah khawatir ribut-ribut Whoosh. Saya sudah pelajari masalahnya. Tidak ada masalah, saya tanggung jawab nanti whoosh semuanya,” tegas Prabowo.
Bahkan, menurut Prabowo, pemerintah akan membayar utang proyek Whoosh sebesar Rp 1,2 triliun per tahun.
“Pokoknya enggak ada masalah, karena itu kita bayar mungkin Rp 1,2 triliun per tahun,” ujar Kepala Negara.
Dia lantas meminta masalah Whoosh tidak hanya dilihat dari untung rugi. Melainkan, dilihat dari manfaat yang dirasakan masyarakat, seperti mengurangi kemacetan dan polusi.
“Manfaatnya, mengurangi macet, mengurangi polusi, mempercepat perjalanan, ini semua harus dihitung,” ujarnya.
Oleh karena itu, Kepala Negara meminta warga tidak ribut-ribut masalah utang Whoosh.
“Dan ini ingat ya, ini simbol kerja sama kita dengan Tiongkok. Jadi, sudahlah, saya sudah katakan presiden Republik Indonesia yang ambil alih tanggung jawab. Jadi tidak usah ribut, Kita mampu. Dan kita kuat,” tandas Prabowo.
Sebagai informasi, KCJB menghadapi beban utang yang cukup berat. KAI bersama dengan tiga BUMN lainnya harus menanggung renteng kerugian dari Whoosh sesuai porsi sahamnya di PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PT PSBI).
Dalam laporan keuangan per 30 Juni 2025 (unaudited) yang dipublikasikan di situs resminya, entitas anak KAI, PT PSBI, tercatat merugi hingga Rp 4,195 triliun sepanjang 2024.
Artinya, dalam sehari saja bila menghitung dalam setahun ada 365 hari, konsorsium BUMN Indonesia harus menanggung rugi dari beban KCIC sebesar Rp 11,493 miliar per hari.
Kerugian itu masih berlanjut tahun ini. Hingga semester I-2025 atau periode Januari–Juli, PSBI sudah membukukan kerugian sebesar Rp 1,625 triliun.
Sebagai pemimpin konsorsium, KAI memegang porsi saham terbesar di PSBI, yakni 58,53 persen, sesuai penugasan yang diberikan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Selain KAI, pemegang saham lain PSBI adalah Wika dengan kepemilikan 33,36 persen, Jasa Marga sebesar 7,08 persen, dan PTPN VIII sebesar 1,03 persen.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Negara: Republik Rakyat Cina
-

Malaysia Bangun Pabrik ‘Harta Karun’ Raksasa Rp 2,3 Triliun
Jakarta, CNBC Indonesia – Malaysia bersiap membangun fasilitas manufaktur super magnet senilai 600 juta ringgit (Rp 2,3 triliun). Pembangunan tersebut dikatakan Perdana Menteri Anwar Ibrahim akan memperkuat sektor tanah jarang dalam negeri.
Pabrik itu akan dibangun berkat kerja sama dari Lynas Rare Earths Australia dan JS Link Korea Selatan pada Juli lalu. Fasilitas manufaktur magnet neodymium sebesar 3.000 ton terletak dekat pabrik material canggih Lynas, distrik Kuantan, Malaysia.
Pemerintah Malaysia, melalui Menteri Perdaganganya dipastikan akan memantau proses pembangunan. Sebab proyek dua perusahaan melibatkan pemrosesan dari tanah jarang yang menjadi ‘harta karun’ dunia.
Anwar mengatakan semua kesiapannya telah siap, termasuk investasi. Tinggal sekarang memproses dengan cepat proyek tersebut.
“JS Link telah membeli lahan dan ingin mulai beroperasi, jadi bukan lagi nota kesepahaman. Investasinya telah masuk, lahan telah siap, jadi ini soal mempercepat prosesnya,” kata Anwar, dikutip Reuters, Selasa (4/11/2025).
Menurut Anwar, kerja sama dua perusahaan bakal memperkuat negaranya pada sektor material canggih dan teknologi bersih. Begiut juga mendukung Malaysia dalam pembangunan rantai pasok mineral penting.
Sebagai informasi, tanah jarang jadi salah satu harta karun penting, khususnya pada manufaktur teknologi tinggi. Tanah jarang merupakan komponen penting untuk memproduksi kendaraan listrik, semikonduktor, serta alat dan persenjataan militer.
Malaysia tengah mencari cara untuk bisa mengolahnya. Reuters mencatat, Malaysia memiliki 1,61 juta metrik ton deposit tanah jarang, namun kesulitan menambang dan mengloahnya karena kekurangan kapasitas teknologi.
Untuk bisa melakukannya, Malaysia tengah gencar mencari investasi asing dan juga peluang untuk berbagi teknologi.
Selain itu, pemerintah telah menghubungi negara lain terkait hal ini. Salah satunya dilaporkan tengah melakukan perundingan pemrosesan tanah jarang dengan China.
Dengan Amerika Serikat (AS), Malaysia telah menandatangani kesepakatan untuk kerja sama diversifikasi rantai pasok mineral penting.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
-

Mahkamah Agung AS Siap Putuskan Nasib Kebijakan Tarif Trump
Bisnis.com, SURABAYA – Mahkamah Agung Amerika Serikat pada Rabu (5/11/2025) waktu setempat akan mulai menguji legalitas penggunaan wewenang darurat oleh Presiden AS Donald Trump untuk memberlakukan tarif impor besar-besaran.
Kasus ini dipandang sebagai ujian hukum penting yang dapat mendefinisikan ulang batas kewenangan presiden dalam kebijakan perdagangan.
Melansir Kantor Berita Anadolu pada Selasa (4/11/2025), koalisi yang terdiri atas sejumlah pelaku usaha kecil dan beberapa negara bagian AS menilai bahwa sebagian besar tarif yang diberlakukan Trump di bawah International Emergency Economic Powers Act (IEEPA) bersifat ilegal dan seharusnya dibatalkan.
Adapun, IEEPA merupakan undang-undang tahun 1977 yang memungkinkan sanksi terhadap ancaman tidak biasa dan luar biasa.
Jika Mahkamah Agung memutuskan mendukung para penggugat, pemerintah federal berpotensi harus mengembalikan sebagian dari total pungutan pajak impor yang mencapai sekitar US$90 miliar sejak kebijakan tarif itu diberlakukan.
Trump pertama kali menggunakan kewenangan darurat pada Februari untuk mengenakan tarif terhadap produk asal China, Meksiko, dan Kanada, sebelum memperluas cakupan kebijakan tersebut pada April hingga mencakup hampir semua mitra dagang AS. Ia menyebut defisit perdagangan AS sebagai darurat nasional.
Melalui platform Truth Social, Trump pada Agustus lalu memperingatkan bahwa pembatalan tarif tersebut akan menghancurkan perekonomian AS. Akhir pekan lalu, dia menegaskan tidak akan menghadiri sidang Mahkamah Agung guna menghindari gangguan.
Namun, Trump memperingatkan bahwa kekalahan dalam kasus ini akan melemahkan posisi AS dan menghambat negosiasi perdagangan di masa mendatang.
Para pengkritik menilai bahwa meskipun IEEPA memberi kewenangan kepada presiden untuk mengatur perdagangan, undang-undang tersebut tidak memberikan wewenang untuk menetapkan tarif, yang menurut mereka merupakan hak konstitusional milik Kongres.
Kasus ini merupakan kelanjutan dari serangkaian putusan di pengadilan tingkat bawah. Pada Agustus, pengadilan banding federal dengan suara 7–4 memutuskan bahwa Trump telah melampaui batas kewenangan hukumnya.
Putusan lain pada 29 Agustus 2025 juga menyatakan bahwa kebijakan tarif tersebut diberlakukan secara tidak sah tanpa persetujuan Kongres.
Keputusan akhir Mahkamah Agung yang dijadwalkan keluar awal tahun depan diperkirakan akan berdampak besar terhadap hubungan dagang AS dengan Uni Eropa dan mitra global lainnya.
-

Prediksi Harga Vivo X300 dan X300 Pro di Indonesia, Cek Spesifikasinya
Jakarta, CNBC Indonesia – Seri Vivo X300 dan X300 Pro akan segera tersedia untuk pasar Tanah Air. Hal ini diketahui dari unggahan di akun Instagram resmi Vivo Indonesia. Tampak materi teaser seri Vivo X300 yang mengandalkan kapabilitas kamera Zeiss, dengan keterangan “Coming Soon” (Segera Tiba).
Tertera pada caption unggahan: “Brace yourself and let the spotlight bow down for the exceptional Kings. Are you ready to experience generational launch?” (Siapkan diri Anda untuk menyambut perangkat ‘Raja’. Apakah Anda siap dengan peluncuran ini?).
Setelah lebih dulu rilis di China, Vivo X300 dan X300 Pro diluncurkan untuk pasar global pada akhir Oktober 2025. Perangkat ini dirilis global dengan mengandalkan sistem operasi OriginOS yang sebelumnya hanya tersedia di China.
OriginOS diperkenalkan di China pada November 2020 lalu dan sekarang sudah tersedia untuk versi 6.0. Selama ini, pengguna di pasar internasional masih mengandalkan Funtouch OS generasi lama.
OriginOS terbaru yang berbasis Android memiliki tampilan lebih segar dan berwarna. Versi ini juga sudah memiliki efek kedalaman yang lebih futuristik dan desain ‘Dynamic Glow’ yang mirip ‘Liquid Glass’ milik iPhone 17.
Ada beberapa spesifikasi mentereng yang ditawarkan Vivo X300 dan X300 Pro. Varian standar memiliki baterai berkapasitas 6.040mAh, sementara Pro lebih jumbo 6.150mAh.
Vivo X300 memiliki layar 6,31-inci dengan refresh rate adaptif 1-120Ghz dan tingkat kecerahan hingga 4.500nits. Sementara Vivo X300 Pro memiliki layar lebih besar 6,78-inci dengan refresh rate adaptif 1-120Ghz dan tingkat kecerahan hingga 4.500nits.
Aspek fotografi menjadi andalan kedua model flagship terbaru Vivo. Varian standar mengandalkan kamera utama 200MP, dibadankan dengan 50MP (telefoto), dan 50MP (ultrawide).
Sementara Vivo X300 Pro mematrikan kamera 200MP untuk kemampuan telefoto, dipadankan dengan dua kamera 50MP untuk kamera utama dan ultrawide. Masing-masing model mendukung kamera depan 50MP dan kompatibel untuk extender telefoto 2,35x dari Zeiss.
Kedua ponsel ditenagai chipset MediaTek Dimensity 9500 yang merupakan pesaing Snapdragon 8 Elite Gen 5. Spesifikasi mewah lainnya adalah perindungan IP68 dan IP69, sensor ultrasonic fingerprint, serta kemampuan pengisian daya cepat 90W (kabel) dan 40W (nirkabel).
Harga Vivo X300 dan Vivo X300 Pro di China
Vivo X300 – mulai 4.399 yuan (Rp10,3 jutaan)
Vivo X300 Pro – mulai 5.299 yuan (Rp12,4 jutaan)
Extender Telefoto Zeiss – 1.299 yuan (Rp3 jutaan)
Harga Vivo X300 dan Vivo X300 Pro di Eropa
Vivo X300 – mulai 1.049 euro (Rp20,1 jutaan)
Vivo X300 Pro – mulai 1.399 euro (26,9 jutaan)
Belum jelas kapan harga Vivo X300 dan Vivo X300 Pro di Indonesia. Namun, yang pasti patokannya akan lebih mahal ketimbang harga di China, karena ada bea masuk untuk barang-barang impor.
Jika dilihat dari pendahulunya, Vivo X200 dibanderol Rp12.999.000 untuk varian RAM/ROM 12/256GB. Sementara Vivo X200 Pro dipatok dengan harga Rp17.999.000 dengan varian RAM/ROM 16/512GB. Kemungkinan harganya tak akan beda jauh, kecuali ada kenaikan harga. Kita tunggu saja!
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
-

Nasib Tragis Balita Tewas Tersedak Boba saat Main Trampolin
Jakarta –
Sebuah insiden tragis menimpa seorang balita berusia tiga tahun di China. Balita tersebut meninggal dunia setelah tersedak gelembung tapioka (boba) saat bermain trampoline.
Diberitakan SCMP, insiden memilukan ini terjadi pada 19 Oktober. Ayah korban, Li, memposting rekaman CCTV dari sebuah pusat perbelanjaan di provinsi Zhejiang, China timur. Dalam klip tersebut, terlihat putranya meminum bubble tea yang dibelikan ibunya sebelum mulai bermain di trampoline.
Semenit kemudian, bocah itu pingsan. Meskipun ibunya berusaha keras memberikan pertolongan pertama (Heimlich manoeuvre), ia gagal menyelamatkan putranya. Balita itu segera dilarikan ke rumah sakit dengan mobil orang tuanya, namun nyawanya tidak tertolong.
Boba Terlalu Besar dan Lengket
Penyebab kematiannya adalah gelembung tapioka dalam minuman tersebut. Boba itu berukuran sekitar 10 mm, dianggap terlalu besar untuk saluran pernapasan balita jika salah tertelan.
Selain itu, sifat tapioka yang terlalu lengket membuat upaya Heimlich manoeuvre yang dilakukan sang ibu menjadi tidak efektif.
Li kemudian memposting video tersebut secara online untuk menuntut tanggung jawab dari toko milk tea dan pusat perbelanjaan. Ia mengklaim bahwa staf toko gagal memasang papan peringatan yang jelas atau memberikan pengingat verbal bahwa boba tidak cocok untuk anak kecil.
Ia juga menuduh pihak playground lalai tidak melarang makanan/minuman masuk dan tidak memberikan pertolongan pertama.
Meskipun demikian, toko milk tea yang merupakan jaringan nasional, mencantumkan peringatan di laman pemesanan online mereka bahwa produk “tidak cocok untuk anak di bawah usia tiga tahun”.
Reaksi di media sosial didominasi oleh kritik terhadap orang tua korban. Kebanyakan netizen berpendapat bahwa tanggung jawab utama berada pada ayah dan ibu balita tersebut.
“Orang tua adalah pihak yang membelikan bubble tea untuk balita mereka, dan pihak yang membiarkannya bermain trampoline sambil meminumnya,” ujar salah seorang netizen.
Para ahli kesehatan sendiri sering memperingatkan bahwa gelembung tapioka harus dikonsumsi secara perlahan karena sulit dicerna dan berpotensi tersangkut di tenggorokan, bahkan bagi orang dewasa.
Halaman 2 dari 2
(kna/kna)
-

Video: Starbuck ‘Dibeli’ Perusahaan China Rp 66 T
Jakarta, CNBC Indonesia – Starbucks mengumumkan sepakat untuk menjual kendali atas operasinya di China kepada perusahaan investasi tirai bambu, Boyu Capital.
Simak informasi selengkapnya dalam program Closing Bell CNBC Indonesia, Selasa (04/11/2025).
-

Prabowo: Nggak Usah Ribut, Pemerintah Siap Bayar Utang Whoosh Rp 1,2 Triliun per Tahun
Jakarta (beritajatim.com) – Presiden republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan bahwa pemerintah akan menanggung penuh kewajiban utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB).
“Manfaatnya, mengurangi macet, mengurangi polusi, mempercepat perjalanan, ini semua harus dihitung,” ujar
Prabowo menyebut, Whoosh juga menjadi simbol kemitraan teknologi antara Indonesia dan Tiongkok.
“Jadi, sudahlah, saya sudah katakan presiden Republik Indonesia yang ambil alih tanggung jawab. Jadi tidak usah ribut, kita mampu dan kita kuat,” tegasnya.
Ia memastikan pemerintah memiliki kemampuan fiskal untuk membayar utang tersebut, yang kini mencapai Rp 1,2 triliun per tahun.
“Duitnya ada. Duit yang tadinya dikorupsi (setelah diambil negara) dan saya hemat. Enggak saya kasih kesempatan. Jadi saya minta bantu saya semua. Jangan kasih kesempatan koruptor-koruptor itu merajalela. Uang nanti banyak untuk kita. Untuk rakyat semua,” pungkas Prabowo.
Sebagai informasi, total nilai investasi KCJB mencapai sekitar US$ 7,27 miliar atau kurang lebih Rp120 triliun. Sekitar 75% berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB) dengan bunga 2% per tahun, dan sisanya ditanggung konsorsium Indonesia-Tiongkok.
Proyek ini dimulai 2016 dan resmi beroperasi pada 2 Oktober 2023, menjadi kereta cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, dengan waktu tempuh Jakarta–Bandung hanya sekitar 36 menit. (ted)
-

China Tahan Logam Tanah Jarang, Industri Militer Jerman Terancam
Jakarta –
Logam tanah jarang (rare earths) adalah elemen logam yang sangat berharga yang tidak hanya digunakan untuk memproduksi smartphone dan mobil listrik, tetapi juga senjata modern. Termasuk ke dalam aplikasinya, logam ini digunakan dalam konstruksi jet tempur dan kapal selam. Selain itu, logam tanah jarang ditemukan dalam amunisi khusus dan kendaraan lapis baja, dalam sistem propulsi, dan teknologi sensor.
Dibutuhkan lebih dari 400 kilogram logam tanah jarang untuk memproduksi satu pesawat siluman F-35 saja.
Sebagian besar logam tanah jarang yang diolah di Jerman berasal dari Cina, dan di sinilah letak masalahnya: Akibat perselisihan tarif dengan Amerika Serikat (AS), Beijing mengumumkan pada awal Oktober bahwa mereka akan kembali memperketat aturan ekspor yang sebelumnya sudah ketat.
Cina mengancam akan menghentikan ekspor logam tanah jarang yang dibutuhkan untuk keperluan militer. Selain itu, perusahaan yang mengajukan izin ekspor di Cina kini diharuskan menyerahkan informasi rinci, beberapa di antaranya bersifat rahasia. Bagi produsen senjata, tuntutan tersebut sama sekali tidak bisa diterima.
“Klausul penggunaan akhir, hambatan birokrasi yang tinggi, dan akses ke perencanaan pasokan pada dasarnya hanyalah spionase industri,” kata Jakob Kullik, ilmuwan politik di Universitas Teknologi Chemnitz, kepada DW.
Federasi Industri Jerman (BDI) juga bersikap kritis: “Aturan baru ini dapat dilihat sebagai serangan langsung terhadap program modernisasi militer Barat,” demikian pernyataan mereka. Baru-baru ini, industri senjata Jerman telah meningkatkan produksi secara masif untuk melengkapi Angkatan Bersenjata Jerman, Bundeswehr, dengan sistem senjata modern. Dukungan berkelanjutan terhadap Ukraina berupa pengiriman senjata juga menjadi alasan penguatan militer, yang kemungkinan akan menjadi duri dalam daging bagi sekutu Rusia, yaitu Cina.
Perusahaan Jerman mengambil langkah antisipasi
Bagaimana industri pertahanan Jerman merespons? “Tidak ada kepanikan di industri,” kata Hans Christoph Atzpodien, CEO Asosiasi Industri Keamanan dan Pertahanan Jerman (BDSV), kepada DW. Dibandingkan dengan industri lain, Atzpodien menunjukkan bahwa industri pertahanan menggunakan “jumlah logam tanah jarang yang relatif kecil.” Selain itu, perusahaan telah mengambil langkah antisipasi agar tidak perlu membatasi produksi dalam beberapa bulan mendatang.
Membangun rantai pasok alternatif tanpa Cina akan memakan waktu bertahun-tahun, bahkan jika dimulai sekarang. “Kami melihat kebutuhan mendesak untuk bertindak agar kita lebih mandiri secara keseluruhan di Eropa,” kata Atzpodien. Eropa harus membangun kapasitas pengolahan logam tanah jarang sendiri. “Ini akan membutuhkan penyederhanaan izin lingkungan yang relevan.”
Bisnis yang kotor dan tidak menguntungkan
Penambangan logam tanah jarang tergolong sulit, kaya limbah, dan berbiaya mahal. Sebanyak 17 elemen kimia ini sebenarnya tidak langka di kerak bumi, tetapi cuma muncul dalam konsentrasi yang sangat rendah. Artinya, diperlukan banyak jumlah batuan dan bijih untuk mengekstraknya, dan sering kali dibutuhkan bahan kimia untuk memisahkan elemen-elemen tersebut.
Cadangan terbesar ditemukan di Cina, Vietnam, Brasil, Rusia, Australia, dan Greenland, tetapi juga di AS. Namun, karena biaya yang tinggi, penambangan acap tidak menguntungkan bagi perusahaan. Sebabnya, banyak tambang di AS dan Australia yang terpaksa ditutup. Di sisi lain, Cina menyadari pentingnya logam tanah jarang sejak awal dan memperluas tambang, kilang, dan fasilitas pengolahannya.
Bagi pemerintah Jerman, tetapi juga bagi ekonomi Jerman, selalu lebih mudah mengandalkan impor logam tanah jarang. “Di masa lalu, kami senang menyerahkan pengolahan ke Cina, tetapi kini hal itu tidak lagi memungkinkan,” catat Asosiasi Industri Keamanan dan Pertahanan Jerman.
Seperti yang terlihat pada 2010, quasi-monopoli Cina memberikannya pengaruh geopolitik yang kuat. Karena sengketa wilayah di Laut Cina Timur, Cina sempat menghentikan pasokan logam tanah jarang ke Jepang. Sejak peringatan tersebut, Jepang telah secara signifikan mengurangi ketergantungannya pada logam tanah jarang dari Cina.
Ini juga jalur yang saat ini ditempuh AS. Presiden Donald Trump dalam beberapa bulan terakhir berupaya mengamankan sumber logam tanah jarang di seluruh dunia. Namun bahkan AS tidak bisa sepenuhnya lepas dari Cina: Dalam pertemuan di Korea Selatan pada akhir Oktober, Trump menyetujui dengan Presiden Cina, Xi Jinping, bahwa pembatasan ekspor logam tanah jarang akan ditangguhkan, setidaknya untuk sementara.
Bisakah tambang dalam negeri Jerman menjadi solusi?
Selama bertahun-tahun, Jerman menyadari bahwa akan lebih aman mendiversifikasi pasokan bahan baku kritis. Namun, sedikit yang telah dilakukan. “Pemerintah dan industri saling lempar tanggung jawab,” kata Kullik. “Kementerian Ekonomi mengatakan, jika industri tidak melakukan apa-apa, kami juga tidak akan melakukan apa-apa. Dan industri mengatakan, jika situasinya tidak genting, maka kami tidak perlu menimbun pasokan dan tidak memerlukan intervensi pemerintah.”
Jadi pertanyaannya tetap: Siapa yang akan bertanggung jawab mengamankan pasokan dari sumber alternatif? Siapa yang akan mengambil risiko dan berinvestasi untuk mengembangkan tambang?
Ada juga deposit logam tanah jarang di Jerman, misalnya di Pegunungan Ore di negara bagian timur Sachsen. Namun, deposit ini hampir tidak dieksplorasi. “Kami tidak lagi memiliki perusahaan tambang besar Jerman dengan keahlian yang dibutuhkan. Artinya, bahkan jika pemerintah federal ingin melakukannya, bahkan jika mereka berinvestasi €10 miliar (sekitar Rp 193 triliun) atau lebih dalam skenario ideal, kenyataannya kami kekurangan mitra yang diperlukan,” jelas Kullik.
Meskipun kontraktor pertahanan besar Jerman menegaskan bahwa pasokan mereka saat ini aman, quasi-monopoli Cina pada logam tanah jarang memberikannya, menurut Kullik, “alat tawar geo-ekonomi yang sempurna.” Jika Cina memutuskan untuk menggunakan alat ini, setidaknya hal itu dapat mempersulit atau menunda upaya militer Jerman dalam melengkapi diri dengan senjata modern.
Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman
Diadaptasi oleh Rahka Susanto
Editor: Rizki Nugraha(ita/ita)
/data/photo/2025/11/04/6909b963846fe.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

