Negara: Qatar

  • Iran Memberi Tahu Sebelum Serang Pangkalan di Qatar, Trump Berterima Kasih

    Iran Memberi Tahu Sebelum Serang Pangkalan di Qatar, Trump Berterima Kasih

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut serangan balasan Iran yang menargetkan pangkalan militer AS di Qatar sebagai “sangat lemah”. Trump mengatakan bahwa Iran telah menyampaikan “pemberitahuan awal” sebelum melancarkan serangan rudal itu, dan oleh karenanya dia berterima kasih untuk itu.

    “Iran secara resmi telah menanggapi Penghancuran Fasilitas Nuklir mereka dengan respons yang sangat lemah, yang kami sudah nantikan, dan telah kami lawan dengan sangat efektif,” tulis Trump di media sosial Truth Social miliknya, setelah beberapa rudal diluncurkan ke pangkalan al-Udeid di Qatar.

    “Saya ingin berterima kasih kepada Iran karena telah memberikan pemberitahuan awal pada kami, yang memungkinkan tidak ada nyawa yang hilang, dan tidak ada yang terluka,” ujar Trump, seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (24/6/2025).

    Trump meminta Iran untuk mengupayakan perdamaian dengan Israel, dengan mengatakan bahwa ia tidak mengharapkan pembalasan lebih lanjut dari Teheran terhadap Amerika Serikat setelah serangannya terhadap pangkalan al-Udeid di Qatar.

    “Iran telah mengeluarkan semuanya dari ‘sistem’ mereka, dan mudah-mudahan, tidak akan ada lagi KEBENCIAN,” kata Trump.

    “Mungkin Iran sekarang dapat melanjutkan ke Perdamaian dan Harmoni di Kawasan, dan saya akan dengan antusias mendorong Israel untuk melakukan hal yang sama,” imbuh Trump.

    Sebelumnya, militer Iran mengatakan pihaknya melakukan serangan rudal terhadap pangkalan udara AS, al-Udeid di Qatar pada hari Senin (23/6), setelah ledakan terdengar di seluruh ibu kota Qatar menyusul ancaman Teheran untuk membalas serangan udara AS ke situs-situs nuklirnya.

    Militer Iran menyebut serangan itu “menghancurkan dan dahsyat”. Namun, para pejabat AS mengatakan tidak ada personel AS yang tewas atau terluka dalam serangan di pangkalan udara tersebut, yang merupakan instalasi militer AS terbesar di Timur Tengah.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perang Iran-Israel, Apakah Keterlibatan AS Bakal Picu Perang Dunia III?

    Perang Iran-Israel, Apakah Keterlibatan AS Bakal Picu Perang Dunia III?

    Jakarta

    Khalayak dunia, termasuk Indonesia, khawatir konflik Iran-Israel akan meningkat menjadi Perang Dunia III setelah Amerika Serikat menyerang tiga fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/06). Namun, para pengamat mengatakan Perang Dunia III belum tentu akan terjadi dan masyarakat diimbau “tidak perlu khawatir”.

    Meski AS sudah terlibat dalam konflik Iran-Israel, dosen hubungan internasional Universitas Padjajaran, Dina Sulaeman, menilai “belum ada eskalasi yang mengarah ke perang yang lebih besar”.

    Pengamat geopolitik dan hubungan internasional, Dian Wirengjurit, mengimbau warga “tidak perlu khawatir” sebab para pemimpin dunia akan melakukan “upaya diplomasi” agar konflik tidak meningkat dan memakan lebih banyak korban.

    Uni Eropa, Kerajaan Bersatu (United Kingdom/UK), Jepang, Prancis, Qatar, Arab Saudi, dan negara-negara lainnya, meminta Iran dan Israel untuk kembali ke jalur diplomasi.

    Pascaserangan AS, Iran meluncurkan serangan balasan ke Israel. Menteri luar negeri Iran juga tengah berada di Moskow untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin tentang “tantangan dan ancaman bersama”.

    Apakah serangan AS bisa memicu Perang Dunia III?

    Dua pakar geopolitik dan hubungan internasional, Dina Sulaeman dan Dian Wirengjurit, sama-sama memprediksi Perang Dunia III tidak akan pecah setelah AS menyerang Iran untuk membela Israel.

    Dian Wirengjurit, yang menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk Iran pada 2012-2016, menilai “tidak mungkin” perang dunia sampai terjadi.

    Menurut dia, negara-negara lainnya apalagi yang berada di kawasan tidak akan rela wilayahnya dijadikan arena peperangan, apalagi mereka “tidak jadi pemain”.

    Api membubung ke langit setelah serangan Israel terhadap depot minyak Shahran pada 15 Juni 2025 di Teheran, Iran. (Getty Images)

    Oleh sebab itu, dia mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu khawatir karena “dunia pun tidak akan diam saja” jika konflik dua negara ini terus meningkat.

    “Geopolitik itu bukan kayak membalikkan tangan. Kalau di sana perang, kita terseret perang. Kalau di sana krisis, kita terseret krisis. Kita aman tenteram puluhan tahun juga krisis terus terjadi setiap waktu,” ujarnya.

    Apa indikasi konflik akan pecah menjadi Perang Dunia III?

    Perang dunia akan terjadi ketika konflik sudah melibatkan “aktor” dari banyak negara di kawasan yang berbeda, kata Dina Sulaeman yang juga menjabat sebagai direktur Indonesia Center of Middle East Studies.

    Keterlibatan AS pun tidak mengindikasikan bahwa perang ini akan berkembang menjadi perang dunia.

    Apalagi, menurut Dina, serangan yang diluncurkan AS untuk membantu Israel dalam konflik dengan Iran hanya merupakan “serangan terbatas” dan “bukan serangan besar-besaran”.

    Dina dan Dian menyebut Perang Dunia III bisa terjadi ketika AS melakukan serangan besar-besaran dan negara-negara lain seperti Rusia dan China yang juga sekutu Iran mulai terlibat langsung.

    “Kalau misalnya betul-betul serangan yang besar-besaran dan Iran juga, misalnya, menutup Selat Hormuz, itu kepentingan Rusia maupun China akan terganggu. Nah, mungkin pada saat itu juga akan ada intervensi,” kata Dina.

    Lantas, apa arti keikutsertaan AS dalam konflik Iran-Israel?

    “Amerika Serikat sendiri doktrin kebijakan luar negerinya itu adalah mengamankan Israel, jadi keamanan nasional Amerika sama dengan keamanan nasional Israel. Itulah sebabnya pemerintah Amerika Serikat sejak lama, bukan hanya Trump saja, betul-betul berusaha menekan pemerintahan-pemerintahan yang terlihat berbahaya buat Israel,” kata Dina memaparkan.

    Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berulang kali meyakinkan Presiden AS Donald Trump untuk menyerang Iran yang menurut Israel sedang mengembangkan senjata nuklir.

    Pada Minggu (22/06), Trump meluncurkan serangan ke tiga fasilitas nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan. Dia mengungkapkan alasannya menyerang fasilitas nuklir Iran melalui pidatonya.

    “Tujuan kami adalah untuk menghancurkan kapasitas pengayaan nuklir Iran dan menghentikan ancaman nuklir yang ditunjukkan oleh negara pendukung teror nomor satu di dunia,” kata Trump.

    Dia juga memperingatkan Iran untuk menghentikan perang dengan Israel, “Jika tidak serangan di masa depan akan jauh lebih besar dan lebih mudah”.

    Bagaimana situasi saat ini?

    Iran telah meluncurkan serangan balasan ke Israel dan Israel juga menyerang Iran.

    Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, langsung mengunjungi Moskow pada Senin (23/06), meminta Presiden Vladimir Putin agar memberikan lebih banyak bantuan dari Rusia pascaserangan AS.

    Dalam sambutannya yang disiarkan langsung di televisi, Presiden Putin mengatakan serangan AS “sama sekali tidak beralasan” dan “tidak dapat dibenarkan”.

    “Saya sangat senang Anda berada di Moskow hari ini. Ini memberi kita kesempatan untuk membahas semua topik yang sulit ini dan berpikir bersama bagaimana menemukan jalan keluar dari situasi saat ini,” Putin menambahkan.

    Awal tahun ini presiden Iran dan Rusia menandatangani “perjanjian kemitraan strategis komprehensif”. Namun, itu bukan aliansi militer dan tidak mewajibkan Rusia untuk membela Teheran.

    Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menekankan bahwa “Teluk Persia dan perairan di sekitarnya merupakan rute perdagangan internasional yang penting”.

    Oleh sebab itu, China mendesak masyarakat internasional untuk “mengintensifkan upaya untuk mendorong de-eskalasi ketegangan”.

    Selain merapat ke Rusia, saat ini Iran juga tengah bersiap menutup Selat Hormuz, jalur perdagangan minyak paling vital di dunia sebagai langkah selanjutnya dalam konflik ini.

    Uni Eropa mendesak Iran untuk tidak memblokir Selat Hormuz. AS bahkan juga meminta China untuk membujuk Teheran agar tidak menutup rute pelayaran utama tersebut.

    Analis mengatakan bahwa bagi Iran, menutup Selat Hormuz merupakan bentuk “daya cegah”mirip dengan kepemilikan senjata nuklir.

    Artinya, pihak luar akan berpikir beberapa kali untuk bertikai dengan Iran karena Teheran mampu menutup Selat Hormuz yang kemudian akan mengganggu perekonomian.

    Bagaimana dampak konflik Iran-Israel untuk Indonesia?

    Indonesia akan merasakan dampak konflik Iran-Israel ketika Selat Hormuz benar-benar ditutup. Jika hal itu terjadi, suplai-suplai minyak dari Timur Tengah tidak bisa keluar dan masuk ke pasar internasional.

    Akibatnya, harga minyak dunia akan naik drastis, menyebabkan harga komoditas lainnya juga naik. Indonesia, sebagai negara pengimpor minyak, tentu akan merasakan dampaknya.

    Harga BBM dan komoditas lainnya juga pasti akan naik.

    Menurut Dian Wirengjurit, tidak ada hal yang bisa lakukan selain menghadapinya karena “tidak ada yang bisa menghindari” dampak ini.

    “Enggak ada yang bisa mengatasi kecuali di pusatnya sana, di Timur Tengahnya, damai, Hormuz dibuka, ya mengalir lagi,” ujar Dian.

    Yang bisa dilakukan hanya “mengetatkan ikat pinggang”.

    Di mana posisi Indonesia dalam konflik Iran-Israel?

    Indonesia belum menyampaikan sikap resmi terhadap konflik Iran-Israel. Namun, Presiden Prabowo Subianto sudah menyampaikan pendapatnya beberapa hari lalu.

    Prabowo menilai pengaruh Rusia lebih besar di kawasan itu, khususnya dengan pemerintah Iran. Dia menegaskan semua negara ingin mencari solusi dalam dan menurunkan suhu konflik yang semakin memanas.

    “Kita ingin semua turunkan suhu. Kita ingin cari penyelesaian jalan keluar yang damai untuk semua pihak,” kata Prabowo, dilansir dari Detik.com.

    Menurut para ahli, Indonesia memang tidak punya “pengaruh” yang cukup untuk berperan sebagai mediator perdamaian dalam konflik ini, tidak seperti Rusia dan China.

    Bahkan, Dian menyebut modal Indonesia sebagai negara Islam terbesar pun “sudah tidak laku”.

    “Kita enggak punya leverage [pengaruh], benahi dalam negeri kita dulu, baru kita bisa dianggap,” kata Dian.

    “Coba lihat China, faksi-faksi Palestina pun diundang ke Beijing datang, padahal dia bukan negara Islam, malah sosial komunis. Yang damaikan Iran sama Arab Saudi siapa? China. Kita yang katanya non-blok, OKI [Organisasi Kerja sama Islam] segala macam, mana? Enggak didengar,” dia menambahkan.

    Meski begitu, bukan berarti tidak ada yang bisa dilakukan oleh Indonesia.

    Menurut Dina Sulaeman keikutsertaan Indonesia dalam proses-proses perdamaian juga ada manfaatnyasemakin banyak suara yang bergabung dalam proses perdamaian tentu lebih baik.

    Dina juga bilang, Indonesia bisa melakukan tekanan ekonomi untuk menyelesaikan konflik Iran-Israel ini, yang disebut Dina akarnya berada di konflik Palestina-Israel.

    “Di level negara, bisa melakukan penundaan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang memang terbukti memberikan suplai logistik ke militer Israel, Cara ini pernah berhasil ketika dulu komunitas internasional berusaha melemahkan Rezim Apartheid Afrika Selatan Di tahun 80an,” ujar Dina.

    Namun, memberikan tekanan ekonomi itu juga “membutuhkan keberanian”, Dina mengingatkan. Sebab, akan ada dampak yang harus ditanggung.

    Meskipun Indonesia memiliki doktrin kebijakan luar negeri bebas aktif dan non-blok, Undang-Undang Dasar 1945 tetap mengamanatkan Indonesia menjaga perdamaian dunia dan melawan penjajahan.

    Jadi, menurut Dina, “kita harus tetap berpihak dalam membantu pihak-pihak yang memang sedang mengalami penjajahan”.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Drone Tak Dikenal Hantam Pangkalan Militer di Irak, Tak Ada Korban Jiwa

    Drone Tak Dikenal Hantam Pangkalan Militer di Irak, Tak Ada Korban Jiwa

    Jakarta

    Pesawat nirawak tidak dikenal menghantam pangkalan militer di Baghdad, Irak, pagi ini. Serangan pertama menghantam radar di pangkalan Taji yang menyebabkan kerusakan material.

    Dilansir AFP, Selasa (24/6/2025), pesawat nirawak lainnya juga jatuh di distrik Radwaniya yang berjarak sekitar 10 km dari Bandara Internasional Baghdad. Seorang sumber dari keamanan Irak mengatakan di sana adalah tempat pasukan Amerika Serikat (AS) ditempatkan di pangkalan sebagai bagian dari koalisi anti-jihadis.

    Seorang juru bicara keamanan pemerintah Saad Maan mengonfirmasi bahwa di Taji “pesawat nirawak tak dikenal menghantam radar”. Dia juga mengatakan pesawat nirawak lain “jatuh di dekat generator”, tanpa memberikan perincian lebih lanjut.

    Letnan Jenderal Walid al-Tamimi mengatakan kepada Kantor Berita resmi Irak bahwa tidak ada korban yang dilaporkan. Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

    Namun, serangan itu terjadi beberapa jam setelah Iran meluncurkan rudal ke fasilitas militer AS di Qatar sebagai balasan atas pemboman Amerika terhadap fasilitas nuklir Teheran.

    Sumber keamanan Irak mengatakan kepada AFP, bahwa “sejauh ini” Iran belum menyerang pangkalan yang menampung pasukan AS di Irak.

    Lihat juga Video: Radar Pesawat Komersial Hindari Wilayah Iran dan Irak

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Umumkan Gencatan Senjata Israel-Iran, Ancaman PD3 Mereda?

    Trump Umumkan Gencatan Senjata Israel-Iran, Ancaman PD3 Mereda?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara mengejutkan mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Iran pada Senin sore waktu AS. Pernyataan itu ia sampaikan lewat platform media sosial pribadinya, Truth Social, hanya sehari setelah AS ikut serta dalam serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.

    Dalam pernyataan yang diunggah di media sosial, Trump menyebut bahwa gencatan senjata akan dimulai sekitar enam jam dari waktu pengumuman. Gencatan senjata ini akan berlangsung selama 12 jam dan dijadwalkan berakhir dalam 24 jam, saat perang 12 hari antara Israel dan Iran dinyatakan selesai secara resmi.

    “SELAMAT KEPADA SEMUA PIHAK! Telah disepakati secara penuh bahwa akan ada GENCATAN SENJATA total… Pada jam ke-12, Israel akan memulai gencatan senjata, dan pada jam ke-24, perang akan secara resmi berakhir,” tulis Trump, seperti dikutip Al Jazeera.

    Pengumuman Trump muncul hanya sehari setelah AS ikut dalam kampanye militer Israel dengan menyerang fasilitas pengayaan uranium Iran. Aksi ini memicu respons cepat dari Teheran. Pada Senin, Iran membalas dengan meluncurkan rudal ke pangkalan udara AS di Qatar, meskipun serangan itu tidak menimbulkan korban signifikan.

    Namun, ketegangan belum benar-benar surut. Komandan Garda Revolusi Iran (IRGC), Mohammad Pakpour, pada Selasa (24/6/2025) memperingatkan bahwa AS akan menyesal jika mengulangi serangan.

    “Kami memperingatkan Presiden Amerika yang bodoh, bahwa jika agresi terhadap Republik Islam Iran dan tanah para martir kami terulang, ia akan menerima balasan yang lebih menghancurkan dan membuat menyesal,” tegas Pakpour melalui siaran TV pemerintah.

    Lebih dari 80% Warga Amerika Khawatir Konflik Iran

    Sementara itu sebuah jajak pendapat baru oleh Reuters dan Ipsos menunjukkan bahwa 84% warga Amerika khawatir konflik antara AS dan Iran meningkat setelah Trump mengizinkan serangan terhadap situs nuklir Iran selama akhir pekan lalu.

    Dalam jajak pendapat yang dilakukan dari 21 Juni hingga 23 Juni di antara 1.139 orang dewasa AS, 84% warga Amerika khawatir konflik meningkat dibandingkan dengan 15% yang mengatakan tidak khawatir.

    Jajak pendapat menunjukkan bahwa 32% warga Amerika mendukung serangan udara lanjutan terhadap Iran dibandingkan dengan 49% yang tidak. Partai Republik lebih mendukung potensi serangan yang sedang berlangsung, karena jajak pendapat menunjukkan bahwa 62% menyetujui versus 22% yang tidak.

    Hanya 12% warga Demokrat yang mendukung serangan tambahan versus 74% yang tidak. Jajak pendapat memiliki margin kesalahan 3 poin persentase.

    Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan bahwa 36% warga Amerika mendukung serangan terhadap Iran dibandingkan dengan 45% yang tidak mendukung. Demikian pula, lebih banyak warga Republik yang mendukung langkah presiden, dengan 69% menyetujui keputusan tersebut dibandingkan dengan 17% yang tidak. Tiga belas persen warga Demokrat menyetujui serangan tersebut dibandingkan dengan 74% yang tidak mendukung.

    Penolakan publik terhadap perang tidak hanya terlihat dari data survei, tapi juga aksi nyata di jalanan. Di Los Angeles, California, sekelompok warga menggelar demonstrasi menolak keterlibatan militer AS dalam konflik Israel-Iran. Mereka menuntut penghentian segera serangan dan mengkritik keputusan Trump yang dinilai membahayakan stabilitas global.

    Meski pengumuman Trump memberi harapan akan meredanya ketegangan Timur Tengah, sejumlah analis menilai gencatan ini lebih bersifat sementara. Iran belum mengonfirmasi komitmen resmi terhadap gencatan tersebut, sementara potensi serangan balasan dari kelompok proksi di kawasan tetap terbuka.

    Dengan risiko blokade Selat Hormuz dan lonjakan harga minyak global sebagai latar belakang, gencatan ini disebut-sebut analis dapat menjadi momentum diplomatik, atau hanya jeda singkat sebelum babak konflik baru dimulai.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ini Syarat Gencatan Senjata yang Diminta Israel ke Iran

    Ini Syarat Gencatan Senjata yang Diminta Israel ke Iran

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan Israel dan Iran telah sepakat gencatan senjata total mulai hari ini. Israel dilaporkan menerima usulan gencatan senjata asalkan Iran menerima syarat mereka.

    Dilansir CNN, Selasa (24/6/2025), senior Gedung Putih mengatakan Israel menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan syarat Iran menghentikan serangan di Israel. Iran dilaporkan menyetujui persyaratan tersebut, sehingga gencatan senjata total ini diumumkan oleh Trump.

    Selama negosiasi, Presiden AS Donald Trump berkomunikasi langsung dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Sementara itu, Wakil Presiden AS JD Vance, Menteri Luar Negeri dan Penasihat Keamanan Nasional Marco Rubio dan Utusan Khusus Steve Witkoff menegosiasikan persyaratan tersebut, melalui saluran langsung dan tidak langsung, dengan Iran.

    Gedung Putih mengklaim kesepakatan itu hanya mungkin terjadi karena serangan AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada hari Sabtu.

    Setelah Iran setuju gencatan senjata, pejabat itu mengatakan Trump langsung berbicara dengan Emir Qatar Tamim bin Hamad bin Khalifa Al Thani. Trump mengucapkan terima kasih atas bantuannya dalam memediasi perjanjian gencatan senjata.

    Donald Trump mengumumkan bahwa Iran dan Israel telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Kesepakatan yang dimulai Selasa ini akan mengakhiri konflik secara resmi.

    Hingga saat ini belum ada komentar resmi dari pihak Israel maupun Iran mengenai gencatan senjata.

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Qatar Bantu AS Bujuk Iran Agar Mau Gencatan Senjata dengan Israel

    Qatar Bantu AS Bujuk Iran Agar Mau Gencatan Senjata dengan Israel

    Jakarta

    Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani dilaporkan membantu Amerika Serikat (AS) untuk membujuk Iran agar menyetujui gencatan senjata dengan Israel. Sheikh berhasil mendapatkan persetujuan Iran melalui panggilan telepon dengan salah satu pejabat Iran.

    Dilansir Aljazeera, Selasa (24/6/2025), informasi mengenai bantuan Qatar dalam gencatan senjata Iran-Israel itu disampaikan oleh salah satu sumber dari AS. Sumber itu mengatakan sambungan telepon antara Sheikh Mohammed dengan pejabat Iran dilakukan setelah Presiden AS Donald Trump memberitahunya bahwa Israel telah menyetujui gencatan senjata.

    Trump, katanya, meminta bantuan Doha untuk membujuk Teheran agar menyetujui kesepakatan itu.

    Sebelumnya, Trump mengumumkan bahwa Israel-Iran telah menyetujui gencatan senjata. Gencatan itu dilakukan dengan lengkap dan total.

    Perjanjian gencatan senjata dilaporkan tercapai setelah Iran menyerang pangkalan udara AS Al Udeid di Qatar pada Senin (23/6) malam.

    Sementara itu, belum ada konfirmasi resmi yang dikeluarkan oleh Iran atau Israel terkait gencatan senjata tersebut.

    Tonton juga Video Trump Klaim Iran-Israel Sepakat Gencatan Senjata

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Iran Respons Pengumuman Gencatan Senjata Trump, Sebut Ini ke AS

    Iran Respons Pengumuman Gencatan Senjata Trump, Sebut Ini ke AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Garda Revolusi Iran atau IRGC pada Selasa (24/6/2025) memperingatkan bahwa Amerika Serikat (AS) akan menyesali jika kembali melancarkan serangan terhadap Iran.

    “Kami memperingatkan presiden Amerika yang bodoh dan tolol… bahwa jika agresi terhadap Republik Islam Iran dan tanah para martir kami terulang, ia akan menerima balasan yang lebih menghancurkan dan membuat menyesal,” ujar Komandan Garda, Mohammad Pakpour, dikutip televisi pemerintah.

    Peringatan ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump mendadak mengumumkan gencatan senjata total antara Israel dan Iran. Ia mengumumkan hal ini di platform media sosial miliknya Truth Social pada Senin sore waktu AS atau Selasa waktu subuh Indonesia.

    Dengan huruf kapital, Trump menulis bahwa Israel dan Iran telah sepakat gencatan senjata dan ini akan dimulai pada Selasa tengah malam hari.

    “SELAMAT KEPADA SEMUA ORANG!,” ujarnya dengan huruf kapital.

    “Telah disepakati sepenuhnya oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan ada GENCATAN SENJATA SELURUHNYA (dalam waktu sekitar 6 jam dari sekarang, ketika Israel dan Iran telah mereda dan menyelesaikan misi terakhir mereka yang sedang berlangsung!), selama 12 jam, yang pada saat itu Perang akan dianggap BERAKHIR!,” tegasnya.

    “Secara resmi, Iran akan memulai GENCATAN SENJATA dan, pada Jam ke-12, Israel akan memulai GENCATAN SENJATA dan, pada Jam ke-24, AKHIR Resmi dari PERANG 12 HARI akan disambut oleh Dunia,” tambahnya.

    “Selama setiap GENCATAN SENJATA, pihak lain akan tetap DAMAI dan HORMAT. Dengan asumsi bahwa semuanya berjalan sebagaimana mestinya, yang pasti akan terjadi, saya ingin mengucapkan selamat kepada kedua Negara, Israel dan Iran, karena memiliki Stamina, Keberanian, dan Kecerdasan untuk mengakhiri, apa yang seharusnya disebut, “PERANG 12 HARI.” tulisnya lagi.

    “Ini adalah Perang yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun, dan menghancurkan seluruh Timur Tengah, tetapi tidak terjadi, dan tidak akan pernah terjadi! Tuhan memberkati Israel, Tuhan memberkati Iran, Tuhan memberkati Timur Tengah, Tuhan memberkati Amerika Serikat, dan TUHAN memberkati DUNIA!,” tutupnya.

    Rencana gencatan senjata Israel-Iran oleh Trump muncul setelah Tehran menembaki pangkalan militer Washington di Qatar. Ini merupakan balasan Iran atas serangan AS terhadap situs nuklir Republik Islam tersebut.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Trump: Iran-Israel Sepakat Gencatan Senjata

    Trump: Iran-Israel Sepakat Gencatan Senjata

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa Iran dan Israel telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Kesepakatan yang dimulai Selasa ini akan mengakhiri konflik secara resmi.

    “Telah sepenuhnya disepakati oleh dan antara Israel dan Iran bahwa akan ada GENCATAN SENJATA yang Lengkap dan Total,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya, dilansir AFP, Selasa (24/6/2025).

    Namun, tidak ada komentar langsung dari Israel atau Iran yang mengonfirmasi kesepakatan tersebut.

    Seperti yang diuraikan oleh Trump, gencatan senjata akan menjadi proses bertahap selama 24 jam yang dimulai sekitar pukul 04.00 GMT, Selasa (24/6). Dengan Iran menghentikan semua operasi secara sepihak, Israel nantinya akan mengikutinya 12 jam kemudian.

    “Pada jam ke-24, berakhirnya perang 12 hari secara resmi akan disambut oleh dunia,” katanya, seraya menambahkan bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk tetap damai dan saling menghormati selama setiap fase proses tersebut.

    Pengumuman Trump itu muncul beberapa jam setelah Iran melancarkan serangan terhadap pangkalan militer Amerika di Qatar, yang ia gambarkan sebagai balasan ‘lemah’ atas serangan AS pada akhir pekan terhadap situs nuklir Iran.

    Iran dan Israel telah saling melancarkan serangan udara sejak Israel melancarkan serangan militer besar-besaran pada 13 Juni.

    (azh/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Suasana Panik saat Iran Serang Pangkalan Militer AS di Qatar

    Suasana Panik saat Iran Serang Pangkalan Militer AS di Qatar

    Iran meluncurkan serangan balas dendam terhadap pangkalan militer utama Amerika Serikat (AS) Al Udeid di Qatar. Serangan dilancarkan setelah sebelumnya AS menyerang tiga situs nuklir Iran.

    Kepanikan pun terjadi di sejumlah wilayah di Qatar seiring dengan meluncurnya rudal Iran. Di sisi lain, Qatar memastikan pertahanan udaranya telah mencegat rudal yang diarahkan ke pangkalan militer AS.

    Simak berita lainnya terkait memanasnya situasi di Timur Tengah.

  • AS Klaim Tak Ada Korban dalam Serangan Iran di Qatar

    AS Klaim Tak Ada Korban dalam Serangan Iran di Qatar

    Jakarta

    Iran menembakkan rudal balistik ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Qatar. AS mengklaim tidak ada korban dari serangan itu.

    “Saya dapat mengonfirmasi bahwa Pangkalan Udara Al Udeid diserang oleh rudal balistik jarak pendek dan jarak menengah yang berasal dari Iran hari ini. Saat ini, tidak ada laporan tentang korban dari pihak AS,” kata pejabat pertahanan AS, dilansir AFP, Selasa (24/6/2025).

    “Kami tidak mengetahui adanya kerusakan pada instalasi tersebut saat ini,” tambahnya.

    Serangan Iran terjadi setelah pasukan Washington menyerang tiga lokasi nuklir Teheran dengan bom dan rudal selama akhir pekan.

    Sebelumnya, Dewan Keamanan Nasional Iran mengonfirmasi telah menyerang pangkalan militer utama AS di Qatar. Serangan ini disebut sebagai balasan atas serangan AS terhadap fasilitas nuklirnya.

    “Menanggapi tindakan agresif dan kurang ajar AS terhadap situs dan fasilitas nuklir Iran, beberapa jam yang lalu, angkatan bersenjata Republik Islam Iran yang kuat menyerang pangkalan udara AS di Al-Udeid, Qatar,” kata dewan tersebut dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP, Selasa (24/6).

    “Tindakan ini tidak menimbulkan ancaman apa pun bagi negara sahabat dan persaudaraan kami, Qatar,” tambahnya.

    (azh/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini