Negara: Qatar

  • Gencatan Senjata Diperpanjang 48 Jam, 20 Sandera Dibebaskan dari Gaza

    Gencatan Senjata Diperpanjang 48 Jam, 20 Sandera Dibebaskan dari Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel dan Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata selama dua hari atau 48 jam di Gaza, terhitung mulai Senin (27/11) waktu setempat.

    Kesepakatan yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir ini dicapai, usai masa gencatan senjata tahap pertama yang dimulai sejak Jumat (24/11) lalu, resmi berakhir pada Senin.

    Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari mengatakan akan ada 10 sandera Israel yang akan dibebaskan dari Gaza per harinya.

    “Kami mendapat konfirmasi dari Hamas bahwa 20 sandera tambahan akan dibebaskan dalam dua hari ke depan,” kata Al-Ansari kepada Al Jazeera.

    Dia mengatakan, “Di pihak Palestina, itu berarti sekitar 60 warga Palestina akan dibebaskan dari penjara Israel.”

    Dia juga menyebut pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza akan terus berlanjut, demikian juga dengan jeda pertempuran.

    Sebelumnya Israel setuju untuk menambah satu hari gencatan senjata bagi setiap 10 sandera yang dibebaskan Hamas dari Gaza.

    Sebagai imbalannya, jumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan berjumlah tiga kali lipat dari sandera yang dilepas dari Gaza.

    Pada MInggu (26/11), Hamas membebaskan 17 orang termasuk seorang anak berusia empat tahun sehingga total sandera yang sudah dibebaskan dari Gaza total 58 orang.

    Sementara itu Israel telah membebaskan 117 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel, selama gencatan senjata ini.

    (dna/dna)

  • Qatar: Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza Diperpanjang Dua Hari

    Qatar: Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza Diperpanjang Dua Hari

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel dan kelompok Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata selama dua hari di Jalur Gaza. Qatar selaku mediator kesepakatan, telah mengonfirmasi kabar ini.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed-Al-Ansari mengatakan kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata. 

    “Kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan selama dua hari tambahan di Jalur Gaza,” kata dia dalam sebuah pernyataan, dikutip Al Jazeera.

    Majed Al-Ansari menegaskan dalam sebuah pernyataan bahwa “kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan selama dua hari tambahan di Jalur Gaza”.

    Dilansir Reuters, Layanan Informasi Negara Mesir (SIS) Diaa Rashwan mengatakan perpanjangan gencatan senjata ini akan mencakup pembebasan 20 sandera Hamas di Gaza. Sebagai imbalan, 60 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel juga akan dibebaskan.

    Gencatan senjata tahap pertama selama empat hari yang dimulai sejak Jumat (24/11) lalu, akan berakhir pada Senin (27/11) malam waktu setempat.

    Sebelumnya Hamas disebut menginginkan empat hari perpanjangan gencatan senjata, sementara Israel menginginkan perpanjangan hari demi hari.

    Seorang pejabat Israel menyebut Tel Aviv setuju menambah satu hari gencatan senjata, untuk setiap 10 sandera yang dibebaskan Hamas. Sebagai imbalannya, jumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan akan berjumlah tiga kali lipat dari sandera Israel yang dilepas dari Gaza.

    Pada Minggu (26/11) Hamas membebaskan 17 orang termasuk seorang anak warga Israel-AS berusia 4 tahun, sehingga jumlah total sandera yang dibebaskan kelompok itu sejak Jumat lalu menjadi 58 orang.

    Israel telah membebaskan 39 tahanan remaja Palestina, sehingga menjadikan jumlah warga Palestina yang dibebaskan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata menjadi 117 orang.

    Berdasarkan ketentuan kesepakatan gencatan senjata, Hamas akan membebaskan 50 perempuan dan anak-anak Israel pada fase pertama. Tidak ada batasan dalam kesepakatan mengenai jumlah orang asing yang dapat dibebaskan.

    Juru bicara pemerintah Israel mengatakan saat ini jumlah sandera yang masih ditahan di Gaza adalah 184 orang, termasuk 14 orang asing dan 80 warga Israel dengan kewarganegaraan ganda.

    Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut pihaknya kini sedang meninjau daftar tahanan Palestina yang diterima dari Hamas, untuk dibebaskan pada Senin (27/11).

    Sejak agresi Israel ke Palestina pada 7 Oktober lalu dan berlangsung hingga 49 hari, jumlah warga Palestina yang tewas mencapai 14.800 orang. Akibat agresi ini, ratusan ribu orang juga telah mengungsi.

    (dna/dan)

  • Gencatan Senjata Hari Keempat, Apa yang Akan Terjadi Besok?

    Gencatan Senjata Hari Keempat, Apa yang Akan Terjadi Besok?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Apabila tak ada kesepakatan untuk memperpanjang durasi penghentian perang sementara, maka gencatan senjata Israel dan Hamas bakal selesai hari ini, Senin (27/11).

    Pada Jumat (24/11), Israel dan Hamas sepakat memulai gencatan senjata pada pukul 07.00 waktu Gaza atau 12.00 WIB. Gencatan senjata itu kemudian disusul dengan pembebasan dan pertukaran sandera atau tahanan.

    Berdasarkan kesepakatan, Hamas mesti melepaskan setidaknya 50 sandera Israel. Sebagai balasan, Israel akan membebaskan sekitar 150 tahanan Palestina. Mereka yang dibebaskan utamanya anak-anak dan perempuan.

    Sejauh ini, hingga Senin (27/11) sore waktu Indonesia, Hamas sudah membebaskan kurang lebih 62 orang dengan rincian 40 warga Israel, 17 orang Thailand, seorang warga Filipina, satu orang Israel-Rusia, serta tiga warga negara asing, salah satunya Abigail Edan, anak Amerika-Israel berusia empat tahun.

    Angka total itu melebihi jumlah yang diminta Israel untuk membebaskan 50 sandera dalam empat hari gencatan senjata.

    Sementara itu, Israel baru membebaskan 117 tahanan Palestina.

    Radio Angkatan Darat Israel melaporkan pemerintah Israel saat ini tengah menunggu respons Hamas mengenai perpanjangan kesepakatan gencatan senjata untuk satu hari tambahan.

    Belum ada respons dari Hamas serta detail kesepakatan apabila diperpanjang.

    Hamas pada Minggu (26/11) malam menyatakan ingin memperpanjang gencatan senjata dengan Israel.

    Niat memperpanjang gencatan senjata ini pun disambut baik oleh komunitas internasional. Qatar selaku mediator perjanjian gencatan senjata juga mengungkapkan kemungkinan tersebut.

    Dukungan serupa juga disampaikan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang mengatakan pihaknya berupaya membantu mewujudkan perpanjangan gencatan senjata kedua pihak.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sejauh ini menegaskan akan memberikan tambahan satu hari apabila Hamas mau membebaskan 10 sandera tambahan.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Terkait hal ini, apa yang akan terjadi besok jika gencatan senjata berakhir hari ini?

    Pengamat Palestina Amerika, Sami al-Arian, mengatakan yang terjadi berikutnya tergantung kepada tekanan dari pemerintahan Biden dan publik Israel.

    Arian berujar AS kemungkinan bakal mencoba menghentikan konflik militer untuk mencegah pengaruhnya semakin menurun di Timur Tengah.

    Sementara itu, masyarakat Israel tampaknya akan menekan pemerintah Israel untuk melakukan gencatan senjata lagi agar korban sandera benar-benar dibebaskan seluruhnya dengan selamat.

    “[Tapi] saya pikir Israel akan melanjutkan (serangannya) dan mencoba untuk membuat Hamas bertekuk lutut. Mereka mencoba mengalahkan Hamas. [Namun] saya pikir mereka (Israel) tidak bisa melakukan itu. Yang akan mereka capai hanyalah membunuh lebih banyak warga Palestina,” katanya kepada TRT World. 

    Agresi Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan lebih dari 14.800 orang sejak 7 Oktober lalu. Mayoritas korban anak-anak dan perempuan.

    Menurut Arian hal lain yang mungkin terjadi adalah Israel mengosongkan Gaza. Ini dilakukan dengan mengubah daerah kantong itu menjadi wilayah tak layak huni.

    “Mengosongkan Palestina dari rakyatnya adalah impian orang Israel sehingga mereka dapat mengambil alih Gaza untuk diri mereka sendiri,” ucap Arian yang juga direktur Pusat Islam dan Urusan Global (CIGA) di Universitas Zaim Istanbul.

    Kendati begitu, ‘cita-cita’ Israel itu hingga kini sulit dicapai lantaran negara-negara Arab dan kawasan ogah menerima pengungsi Palestina. Keputusan Arab menolak ini sendiri dilakukan sebagai bentuk solidaritas mereka atas perjuangan Palestina mempertahankan hak tanahnya.

    “Tidak ada kekuatan regional yang ingin menjadi bagian dari rencana pengosongan Palestina,” kata analis militer Turki, Abdullah Agar, kepada TRT World.

    Agar menilai bahkan jika Israel meningkatkan agresi usai gencatan senjata, bakal ada “pertempuran sengit dan kerugian mereka (Israel) [akan] semakin besar setiap hari.”

    Sebagai akhirnya, Israel mau tak mau harus angkat kaki dari Gaza.

    “Israel telah dikalahkan dan saya pikir ini adalah kekalahan strategis pada skala di mana Israel akan merasa sangat sulit untuk mengembalikan citra tentaranya yang tak terkalahkan atau dinas intelijen superior yang tak terkalahkan,” ucap Agar.

    “Semua itu telah hancur. Itu dengan sendirinya merupakan dorongan besar dalam perjuangan untuk pembebasan Palestina,” lanjut Agar.

    [Gambas:Infografis CNN]

    Perubahan strategi perang

    Agar juga mengantisipasi bahwa strategi perang Israel kemungkinan bakal berubah setelah gencatan senjata rampung.

    Pasalnya Hamas mengaku telah menghancurkan lebih dari 200 tank Israel. Apabila angka ini benar, Hamas artinya sudah menghancurkan dua pertiga dari divisi lapis baja Israel yang diboyong dalam agresi.

    Israel sendiri, menurut Agar, telah memasuki Gaza dengan membawa empat divisi. Ini menandakan Hamas telah melumpuhkan lima batalyon tank.

    “Ini merupakan dampak militer besar di segala hal. Di saat Israel telah menimbulkan korban sipil yang mengerikan di Gaza, tidak jelas berapa banyak kehancuran ini yang memengaruhi Hamas,” ucap Agar.

    Agar turut menyinggung banyaknya korban sipil Israel bisa menyebabkan gesekan di antara para prajurit dalam hal kebijaksanaan strategi militer.

    Dalam laporan pertama kepolisian Israel soal serangan Hamas 7 Oktober lalu di festival musik, ditemukan bahwa angkatan udara Israel terbukti menembak secara serampangan tanpa menetapkan target. Akibatnya, 1.200 warga Israel tewas dalam peristiwa itu.

    Serangan tanpa pandang bulu oleh pilot helikopter Israel saat itu disebut berperan penting terhadap banyaknya jumlah korban jiwa di antara warga Israel.

    Lebih jauh demonstrasi anti-Israel besar-besaran di seluruh dunia selama sebulan belakangan juga disebut bisa meningkatkan ketegangan di antara faksi-faksi Tel Aviv.

    Ditambah kekhawatiran rakyat Israel mengenai kerabat mereka yang masih disandera tentu akan mendesak pemerintah Israel melakukan gencatan senjata lain.

    Agar mengatakan psikologi politik Israel yang rapuh ini kemungkinan besar akan memaksa pemerintah Netanyahu untuk mengubah dan melunakkan metode pertempurannya.

    “Akibatnya, membutuhkan perubahan paradigma, Israel mungkin harus beralih ke operasi khusus,” katanya mengacu pada operasi rahasia potensial untuk menghilangkan target bernilai tinggi daripada menggunakan kekuatan militer langsung yang bisa menjatuhkan korban sipil.

    Selain itu beberapa analis Barat juga memperkirakan gencatan senjata empat hari kali ini berpotensi membawa perpanjangan periode perdamaian yang lebih lama antara Hamas dan Israel.

    Kemungkinan serangan di selatan

    Pandangan lain dari Agar adalah Israel kemungkinan bakal melancarkan serangan di Gaza selatan setelah gencatan senjata usai.

    “Israel juga dapat menggunakan jeda ini untuk menyerang selatan Gaza. Mereka dapat menciptakan zona penyangga dua kilometer di Gaza dan menggunakan area ini untuk memantau wilayah dari dalam,” kata Agar.

    Jika ini terjadi, kata dia, Israel mungkin bertujuan mendirikan pemerintahan boneka di sana.

  • Rangkuman Peristiwa 4 Hari Gencatan Senjata Israel-Hamas

    Rangkuman Peristiwa 4 Hari Gencatan Senjata Israel-Hamas

    Jakarta, CNN Indonesia

    Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza sudah berlangsung sejak Jumat (24/11). Selama empat hari gencatan senjata tersebut terjadi sederet kejadian besar.

    Israel dan Hamas sepakat menerapkan gencatan senjata selama empat hari setelah peperangan di Jalur Gaza. Kendati demikian tetap terjadi aksi serangan yang dilakukan Palestina.

    Israel pun menegaskan keinginan untuk tetap menyerang Palestina setelah gencatan senjata. Selain itu ada pula cerita dari tawanan Palestina yang mengungkap kebiadaban selama berada di penjara Israel.

    Berikut deretan kejadian-kejadian besar selama empat hari gencatan senjata di Gaza:

    Sandera Hamas dan tahanan Israel yang sudah dibebaskan

    Sejauh ini, hingga Senin (27/11) sore waktu Indonesia, Hamas sudah membebaskan kurang lebih 62 orang dengan rincian 40 warga Israel, 17 orang Thailand, seorang warga Filipina, satu orang Israel-Rusia, serta tiga warga negara asing, salah satunya Abigail Edan, anak Amerika-Israel berusia empat tahun.

    Angka total itu melebihi jumlah yang diminta Israel untuk membebaskan 50 sandera dalam empat hari gencatan senjata.

    Sementara itu, total 117 tahanan Palestina yang sudah dibebaskan Israel yang terbagi dalam tiga kelompok dengan masing-masing 39 orang.

    Menyoal pertukaran tahanan ini, mereka sepakat bahwa sandera dari Gaza akan dibebaskan 50 orang, sementara dari Israel 150 orang. Pembebasan ini berlangsung secara bertahap.

    Tawanan Palestina Ungkap Kengerian Penjara Israel

    Israel dan Hamas melepaskan beberapa tawanan selama gencatan senjata. Kisah-kisah mencekam keluar dari mulut tawanan Palestina yang mendekam di penjara Israel.

    Seorang tawanan bernama Fareed Najm menjelaskan para tahanan tidak diberi air bersih untuk minum atau makanan yang cukup sehingga menderita selama berada di penjara.

    “Kami sangat menderita di penjara. Kami telah dipermalukan dalam perjalanan pulang. Mereka selalu memperlakukan ami dengan cara yang sangat buruk,” ujar Najm kepada Aljazeera.

    Gencatan senjata mau dimulai, Israel mau gempur Hamas selama dua bulan

    Saat gencatan senjata baru berlangsung, Israel menyatakan operasi militer bakal kembali dilanjutkan hingga dua bulan ke depan.

    Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyebut gencatan senjata selama empat hari yang dimulai pada Jumat (24/11) hanya sekadar jeda singkat. Setelah itu mereka akan menggempur Hamas.

    “Ini hanya akan jadi jeda singkat. Saat gencatan senjata berakhir, pertempuran akan berlanjut dengan lebih hebat dan berpotensi lebih banyak sandera. Perang diperkirakan berlangsung setidaknya dua bulan lagi,” ucapnya seperti diberitakan CNN.

    Israel masih gempur Palestina meski sedang gencatan senjata di Gaza

    Militer Israel masih menggempur wilayah Palestina meski gencatan senjata dengan milisi Hamas sedang berlangsung selama empat hari sejak Jumat (24/11).

    Beberapa video yang diunggah di media sosial menunjukkan pasukan Israel melakukan lebih banyak serangan setiap malam di Tepi Barat Palestina bahkan ketika pertukaran tawanan Hamas dan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel terus berlanjut.

    Sejumlah video itu telah diverifikasi oleh tim investigasi independen Sanad Al Jazeera.

    “Kami menerima laporan bahwa ambulans dicegah oleh pasukan Israel untuk mencapai kamp pengungsi Aqbat Jabr di Jericho untuk membantu warga Palestina yang terluka,” bunyi laporan Al Jazeera pada Senin (27/11).

    Sampai saat ini, belum ada informasi detail terkait kemungkinan korban luka dan tewas kompleks kamp pengungsi tersebut.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Massa Kembali Kepung Rumah Netanyahu: Dia Bencana bagi Israel

    Sejumlah warga Israel kembali melakukan aksi demonstrasi di depan kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem Barat.

    Melansir Al Jazeera, para warga menyerukan bahwa Netanyahu merupakan bencana bagi Israel. Mereka juga membawa sejumlah poster protes dengan tulisan bervariatif.

    Para demonstran juga membawa bendera Israel dihalau ketika mendekat kediaman Netanyahu oleh pasukan polisi.

    Kehidupan Gaza saat Gencatan Senjata

    Jalur Gaza menjadi lebih aman untuk dilalui orang-orang tanpa ada desingan peluru dan dentuman bom selama empat hari gencatan senjata.

    Staf pekerja kemanusiaan dari Dewan Pengungsian Norwegia Yousef Hammash mengatakan kepada CNN warga bisa berjalan keluar menengok kondisi keluarga mereka.

    “Ini untuk kali pertama sejak tujuh pekan (agresi Israel di Gaza), kami bisa berjalan dengan selamat, tidur aman, berada di jalanan tanpa cemas sewaktu-waktu Anda akan kena bom,” tutur Hammash.

    Gencatan Senjata, Israel Masih Kepung 2 RS di Tepi Barat Palestina

    Pasukan Israel mengepung dua rumah sakit di Tepi Barat Palestina saat gencatan senjata selama empat hari diterapkan.

    Bulan Sabit Merah Palestina (PRSC) melaporkan tentara Israel mengepung Rumah Sakit Pemerintah Jenin dan Rumah Sakit Ibnu Sina di Tepi Barat, demikian menurut laporan Al Jazeera, Minggu (26/10).

    Sebelumnya Israel juga sempat menyerang RS Al Shifa dan RS Indonesia.

    IDF: Palang Merah Terima Sandera yang Ditawan di Gaza

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyebut Palang Merah telah menerima 14 sandera yang ditawan di Gaza, Palestina, Minggu (26/11).

    Sementara menurut Aljazeera hingga Senin (27/11) siang, terdapat 175 orang yang sudah dibebaskan dengan perincian 58 dilepas Hamas dan 117 dilepaskan Israel.

    Pelepasan sandera merupakan salah satu kesepakatan antara Israel dan Hamas selama gencatan senjata selain juga jeda pertempuran, dan pembukaan jalur bantuan kemanusiaan ke Gaza.

    [Gambas:Infografis CNN]

    4 Komandan Top Brigade Al Qassam Hamas Tewas Dibunuh Tentara Israel

    Di tengah gencatan senjata, sayap militer Hamas Palestina Brigade Al Qassasm mengatakan ada empat pemimpinnnya yang terbunuh akibat agresi Israel ke Jalur Gaza.

    “Brigade Al Qassam berduka atas (kepergian) sekelompok pemimpin yakni Komandan Ahmed Al Ghandour yang dikenal sebagai Abu Anas, anggota Dewan Militer dan komandan Brigade Utara dan pemimpin lainnya; Wael Rajab, Raafat Salman, dan Ayman Siam,” bunyi pernyataan Brigade Al Qassam seperti dikutip kantor berita Turki, Anadolu, pada Minggu (26/11).

    Dikutip Anadolu, militer Israel sebelumnya telah mengumumkan telah membunuh para pemimpin Hamas dalam serangan udara di Gaza. Namun, sebagian besar serangan Israel itu turut menelan banyak korban warga sipil serta kerusakan infrastruktur besar-besaran di Gaza.

    Wacana Perpanjang Gencatan Senjata

    Milisi Hamas Palestina menyatakan ingin memperpanjang gencatan senjata dengan Israel di Jalur Gaza yang semula berlaku empat hari sejak Jumat pekan lalu.

    Niat memperpanjang gencatan senjata ini pun disambut baik oleh komunitas internasional. Qatar, sebagai mediator perjanjian gencatan senjata ini, juga mengungkapkan kemungkinan tersebut.

    Sementara itu, kabinet perang Israel pun memberi isyarat dukungan atas rencana perpanjangan gencatan senjata sementara ini.

  • Netanyahu Isyarat Lampu Hijau soal Ajakan Hamas Perpanjang Gencatan

    Netanyahu Isyarat Lampu Hijau soal Ajakan Hamas Perpanjang Gencatan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Milisi Hamas Palestina menyatakan ingin memperpanjang gencatan senjata dengan Israel di Jalur Gaza yang semula berlaku empat hari sejak Jumat pekan lalu.

    Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Minggu (26/11) malam, Hamas mengatakan ingin “memperpanjang gencatan senjata setelah periode empat hari berakhir, melalui upaya serius untuk meningkatkan jumlah orang yang dibebaskan dari penjara sebagaimana diatur dalam perjanjian gencatan senjata kemanusiaan.”

    Niat memperpanjang gencatan senjata ini pun disambut baik oleh komunitas internasional.
    Qatar, sebagai mediator perjanjian gencatan senjata ini, juga mengungkapkan kemungkinan tersebut.

    Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga mengatakan pihaknya berupaya membantu mengupayakan perpanjangan gencatan senjata ini.

    Sementara itu, kabinet perang Israel pun memberi isyarat dukungan atas rencana perpanjangan gencatan senjata sementara ini.

    Sumber menuturkan kepada CNN bahwa kesepakatan gencatan senjata tidak berubah, di mana perpanjangan masa jeda pertempuran bisa diterapkan jika Hamas membebaskan lebih banyak sanderanya.

    Sumber tersebut mengatakan syarat perpanjangan gencatan senjata tidak berubah, yang berarti Hamas perlu membebaskan 10 sandera tambahan untuk setiap satu hari gencatan senjata tambahan.

    Selama gencatan senjata berlangsung Israel memang menghentikan sebagian besar gempurannya di Jalur Gaza. Meski begitu, beberapa serangan tetap terjadi bahkan di Tepi Barat Palestina.

    Selain itu, Israel juga masih mengepung dua rumah sakit utama di utara Gaza yakni RS Al Shifa dan RS Indonesia.

    Otoritas kesehatan Palestina mengatakan sekitar 14.800 orang tewas dan sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Gencatan Senjata Hari Keempat, Apa yang Akan Terjadi Besok?

    Hamas Ingin Perpanjang Gencatan Senjata di Jalur Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok militan Palestina, Hamas ingin memperpanjang gencatan senjata empat hari dengan Israel. Ini merupakan upaya Hamas agar sandera yang dibebaskan bisa lebih banyak lagi.

    Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Minggu malam, Hamas mengatakan bahwa mereka ingin “memperpanjang gencatan senjata setelah periode empat hari berakhir, melalui upaya serius untuk meningkatkan jumlah orang yang dibebaskan dari penjara sebagaimana diatur dalam perjanjian gencatan senjata kemanusiaan.”

    Awal pekan ini, Qatar, yang memainkan peran sentral dalam memediasi kesepakatan tersebut, mengatakan bahwa pihaknya juga berharap untuk memperpanjang gencatan senjata, yang mencakup ketentuan perpanjangan satu hari ekstra untuk setiap sepuluh sandera yang siap dibebaskan Hamas.

    “Apa yang kami harapkan adalah bahwa momentum yang telah dibawa dari pembebasan dan dari kesepakatan empat hari ini akan memungkinkan kami untuk memperpanjang gencatan senjata lebih dari empat hari ini, dan oleh karena itu masuk ke dalam diskusi yang lebih serius tentang sisa sandera,” kata juru bicara kementerian luar negeri Qatar, Majed Al-Ansari, melansir CNN.

    Presiden AS Joe Biden mengatakan pemerintahannya bertujuan memperpanjang gencatan senjata di Gaza. Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas sebelumnya hanya menyepakati gencatan senjata selama empat hari.

    Biden mengatakan pihaknya mau memperpanjang masa gencatan senjata di Gaza untuk memungkinkan pembebasan para sandera secara aman dan memungkinkan bantuan yang lebih penting untuk menjangkau warga sipil.

    Dalam sambutannya di Gedung Putih, Biden mengatakan bahwa ia dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan tetap “terlibat secara pribadi untuk memastikan bahwa kesepakatan ini diimplementasikan secara penuh dan bekerja untuk memperpanjang kesepakatan tersebut.”

    “Selama berminggu-minggu saya telah menganjurkan jeda dalam pertempuran untuk dua tujuan: untuk meningkatkan bantuan yang masuk ke warga sipil Gaza yang membutuhkan bantuan, dan untuk memfasilitasi pembebasan sandera.”

    Biden mengatakan bahwa kesepakatan yang dicapai antara Israel dan Hamas “terstruktur sehingga dapat diperpanjang untuk terus membangun hasil-hasil ini.”

    “Itulah tujuan kami: untuk menjaga agar jeda ini terus berlanjut hingga besok,” kata Biden.

    Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Biden bahwa Israel akan melanjutkan serangan di Gaza dengan kekuatan penuh setelah gencatan senjata sementara berakhir.

    Namun, Netanyahu mengaku menyambut baik rencana perpanjangan gencatan senjata jika hal itu dapat memfasilitasi pembebasan sepuluh sandera tambahan setiap hari, seperti yang telah disepakati dalam kesepakatan awal yang ditengahi oleh Qatar.

    Sebelumnya, Israel dan milisi Hamas sepakat gencatan senjata empat hari usai nyaris 50 hari pasukan Zionis menggempur Palestina. Gencatan senjata ini mulai berlaku pada 24 November pukul 07.00 waktu Gaza atau 12.00 WIB.

    Kesepakatan tersebut mencakup jeda pertempuran, lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza, hingga pertukaran tahanan atau sandera dari kedua pihak.

    Menyoal pertukaran tahanan ini, mereka sepakat bahwa sandera dari Gaza akan dibebaskan 50 orang, sementara dari Israel 150 orang. Pembebasan ini berlangsung secara bertahap.

    Ini merupakan gencatan senjata pertama dalam konflik tersebut sejak para pejuang Hamas melakukan serangan di Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang.

    Menanggapi serangan tersebut, Israel bersumpah untuk menghancurkan militan Hamas yang menguasai Gaza, membombardir daerah kantong tersebut dan melancarkan serangan darat di bagian utara.

    Akibat bombardir Israel, otoritas kesehatan Palestina mengatakan sekitar 14.800 orang tewas dan sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Biden Mau Perpanjang Gencatan Senjata, Netanyahu Kasih Sinyal Positif

    Biden Mau Perpanjang Gencatan Senjata, Netanyahu Kasih Sinyal Positif

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden AS Joe Biden mengatakan pemerintahannya bertujuan memperpanjang gencatan senjata di Gaza. Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas sebelumnya hanya menyepakati gencatan senjata selama empat hari.

    Biden mengatakan pihaknya mau memperpanjang masa gencatan senjata di Gaza untuk memungkinkan pembebasan para sandera secara aman dan memungkinkan bantuan yang lebih penting untuk menjangkau warga sipil.

    Dalam sambutannya di Gedung Putih, Biden mengatakan bahwa ia dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan tetap “terlibat secara pribadi untuk memastikan bahwa kesepakatan ini diimplementasikan secara penuh dan bekerja untuk memperpanjang kesepakatan tersebut.”

    “Selama berminggu-minggu saya telah menganjurkan jeda dalam pertempuran untuk dua tujuan: untuk meningkatkan bantuan yang masuk ke warga sipil Gaza yang membutuhkan bantuan, dan untuk memfasilitasi pembebasan sandera.”

    Biden mengatakan bahwa kesepakatan yang dicapai antara Israel dan Hamas “terstruktur sehingga dapat diperpanjang untuk terus membangun hasil-hasil ini.”

    “Itulah tujuan kami: untuk menjaga agar jeda ini terus berlanjut hingga besok,” kata Biden, melansir CNN.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Minggu bahwa ia mengatakan kepada Presiden AS Joe Biden bahwa Israel akan melanjutkan serangan di Gaza dengan kekuatan penuh setelah gencatan senjata sementara berakhir.

    Namun, Netanyahu ia mengaku menyambut baik perpanjangan gencatan senjata jika hal itu dapat memfasilitasi pembebasan sepuluh sandera tambahan setiap hari, seperti yang telah disepakati dalam kesepakatan awal yang ditengahi oleh Qatar.

    Sebelumnya, Israeldan milisi Hamassepakat gencatan senjata empat hari usai nyaris 50 hari pasukan Zionis menggempur Palestina. Gencatan senjata ini mulai berlaku pada 24 November pukul 07.00 waktu Gaza atau 12.00 WIB.

    Kesepakatan tersebut mencakup jeda pertempuran, lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza, hingga pertukaran tahanan atau sandera dari kedua pihak.

    Menyoal pertukaran tahanan ini, mereka sepakat bahwa sandera dari Gaza akan dibebaskan 50 orang, sementara dari Israel 150 orang. Pembebasan ini berlangsung secara bertahap.

    Ini merupakan gencatan senjata pertama dalam konflik tersebut sejak para pejuang Hamas melakukan serangan di Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang.

    Menanggapi serangan tersebut, Israel bersumpah untuk menghancurkan militan Hamas yang menguasai Gaza, membombardir daerah kantong tersebut dan melancarkan serangan darat di bagian utara.

    Akibat bombardir Israel, otoritas kesehatan Palestina mengatakan sekitar 14.800 orang tewas dan sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • VIDEO: Hari Kedua Gencatan Senjata, Hamas Bebaskan 17 Sandera

    VIDEO: Hari Kedua Gencatan Senjata, Hamas Bebaskan 17 Sandera

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok militan Palestina Hamas membebaskan 17 sandera Israel pada Sabtu (25/11) di hari kedua gencatan senjata.

    Jumlah sandera itu terdiri dari enam wanita, tujuh anak dan remaja serta Warga Negara Thailand.

    Sebelumnya sempat terjadi penundaan selama tujuh jam karena Hamas mengklaim Israel telah melanggar kesepakatan gencatan senjata.

    Qatar sebagai mediator Israel-Palestina pun berhasil meredakan konflik tersebut.

    Israel pun telah membebaskan 39 tahanan Palestina yang terdiri dari 6 wanita dan 33 anak-anak.

  • Saat Gencatan Senjata Berakhir, Militer Israel Siap Serang Gaza Lagi

    Saat Gencatan Senjata Berakhir, Militer Israel Siap Serang Gaza Lagi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kepala Staf Militer Israel Letjen Herzi Halevi pada Minggu (26/110 menyatakan tentaranya akan kembali memerangi Hamas dengan semakin gencar setelah gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza Berakhir.

    “Tentara Israel berjuang keras untuk melindungi kehidupan rakyat kami sambil menjunjung tinggi nilai-nilai. Kami telah menciptakan kondisi untuk kerangka pembebasan kelompok pertama yang berisi anak-anak dan ibu yang disandera selama jeda ini,” kata Halevi dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya, Minggu (26/11).

    Setelah proses pembebasan tahanan selesai, kata Halevi, militer Israel akan kembali ke operasi membasmi Hamas dan terus membebaskan para sandera.

    Halevi mengklaim para prajurit dan komandan militer Israel menunjukkan semangat juang dan tekad meski baru menghadapi pertempuran berjam-jam, baik di daratan maupun di bawah tanah.

    Dia mengaku melihat mata para tentara Israel terpancar tujuan besar dalam perang dengan Hamas. “Kami ingin berperang sampai kami mengembalikan para sandera. Jadi kami akan melakukan hal itu,” ujar Halevi.

    Dia menegaskan bahwa militer Israel akan segera kembali menyerang Jalur Gaza setelah jeda kemanusiaan dengan Hamas berakhir.

    “Kami tidak bermaksud, tidak ingin, dan tidak siap menghentikan upaya ini sebelum kami memulangkan semua sandera. Ini adalah tugas moral kami untuk memulangkan mereka,” Halevi berbicara tentang sandera yang ditahan oleh Hamas seperti dikutip Times of Israel.

    Komandan Israel ini mengatakan tentaranya menggunakan jeda dalam pertempuran ini untuk belajar serta lebih mempersiapkan kemampuan militer dan juga beristirahat sebentar.

    “Dan kami akan segera kembali setelah gencatan senjata berakhir untuk menyerang Gaza, untuk bermanuver di Gaza. Kami akan melakukannya untuk membubarkan Hamas dan juga menciptakan tekanan besar untuk kembali secepat mungkin dan membebaskan sandera sebanyak mungkin, hingga yang terakhir,” katanya.

    Hamas telah mengumumkan pada hari Rabu bahwa kesepakatan mengenai jeda kemanusiaan selama empat hari di Jalur Gaza telah dicapai melalui mediasi Qatar dan Mesir.

    Gencatan senjata kemanusiaan tersebut mencakup penghentian seluruh permusuhan dari kedua belah pihak, penghentian seluruh aksi militer Israel di seluruh wilayah Jalur Gaza, ratusan truk yang membawa bantuan kemanusiaan, bantuan, dan bantuan medis akan menjangkau seluruh wilayah Jalur Gaza tanpa kecuali.

    Hamas akan membebaskan 50 sandera dari Jalur Gaza dan sebagai imbalannya, serta 150 tahanan Palestina akan dibebaskan dari penjara Israel.

    (wiw/wiw)

    [Gambas:Video CNN]

  • Fakta-fakta Sandera Israel yang Dibebaskan Hamas

    Fakta-fakta Sandera Israel yang Dibebaskan Hamas

    Jakarta, CNN Indonesia

    Milisi Hamas dan Israel sepakat gencatan senjata selama empat hari. Salah satu perjanjian ini adalah pertukaran sandera dari kedua belah pihak.

    Berdasarkan kesepakatan, Hamas akan membebaskan 50 sandera dari Gaza, sementara Israel melepas 150 tahanan dari penjara di negara itu.

    Berikut fakta-fakta soal tahanan Israel di Gaza yang dirangkum CNNIndonesia.com.

    Hamas bebaskan 13 warga Israel

    Di fase pertama, Hamas melepas 13 warga Israel yang disandera pada Jumat (24/11) sekitar pukul 16.00 waktu Gaza.

    Mayoritas sandera yang dilepas Hamas adalah anak-anak dan perempuan.

    11 WN asing turut dilepas

    Di hari yang sama, milisi Palestina ini membebaskan 10 warga Thailand, dan satu warga negara Filipina.

    Menurut Kementerian Luar Negeri Qatar, pembebasan itu tak termasuk dalam kesepakatan gencatan senjata.

    Sementara itu, Israel melepas 39 warga Palestina yang berada di penjara.

    Tahanan tahap pertama tiba di Israel

    Militer Israel menyatakan 13 tahanan dari Gaza sudah tiba di negara itu di hari yang sama saat pembebasan.

    Mereka disambut Pasukan Pertahanan Israel (IDF) berupa pelukan dan tanda hormat.

    Dibawa ke RS-mendapat perawatan psikologis

    Setibanya di Israel Badan Keamanan Israel mendampingi mereka menuju rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Para sandera ini juga akan mendapat perawatan psikologis.

    Hamas kembali lepas 13 sandera warga Israel

    Di hari kedua gencatan senjata, Hamas melepas 13 tahanan Israel pada Sabtu malam waktu setempat. Dari jumlah ini, tujuh di antaranya merupakan anak-anak.

    Milisi di Palestina ini juga melepas empat warga asing.

    Sebagai imbalan, Israel juga telah membebaskan 39 tahanan Palestina.

    Pembebasan sandera sempat tertunda

    Menurut laporan Al Jazeera pertukaran sandera ini sempat tertunda.

    Hamas sempat mengatakan tak akan membebaskan sandera sebelum bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. Mereka juga mengklaim Israel mencederai kesepakatan gencatan senjata.

    Israel sementara itu, balik mengancam akan kembali menggempur Gaza jika tak ada pembebasan sandera.

    (isa/bac)

    [Gambas:Video CNN]