Negara: Qatar

  • Proposal Pembebasan Sandera Ditolak, AS Minta Qatar Usir Hamas

    Proposal Pembebasan Sandera Ditolak, AS Minta Qatar Usir Hamas

    Doha

    Amerika Serikat (AS) meminta Qatar untuk mengusir kelompok Hamas, yang memiliki kantor biro politik di Doha, dari wilayahnya setelah kelompok itu menolak proposal terbaru soal kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza.

    Qatar yang merupakan negara kecil di Teluk Arab, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (9/11/2024), memainkan peran utama bersama AS dan Mesir dalam rentetan perundingan untuk mewujudkan gencatan senjata di Jalur Gaza, yang sejauh ini belum membuahkan hasil.

    Perundingan terbaru yang digelar pada pertengahan Oktober lalu kembali gagal menghasilkan kesepakatan, dengan Hamas menolak proposal yang mengatur soal gencatan senjata jangka pendek tersebut.

    Seorang pejabat senior pemerintahan AS, yang enggan disebut namanya, mengatakan bahwa otoritas AS telah mengatakan kepada Qatar jika kehadiran Hamas di Doha tidak lagi dapat diterima usai penolakan terus diberikan kelompok tersebut.

    “Setelah berulang kali menolak proposal pembebasan sandera, para pemimpin kelompok itu (Hamas-red) seharusnya tidak lagi diterima di ibu kota dari mitra Amerika mana pun,” tegas pejabat senior AS ini dalam pernyataannya pada Jumat (8/11).

    “Kami sudah memperjelas hal tersebut kepada Qatar menyusul penolakan Hamas beberapa minggu lalu terhadap proposal pembebasan sandera lainnya,” ucapnya.

    Menurut pejabat senior AS tersebut, otoritas Qatar telah mengajukan tuntutan itu kepada para pemimpin Hamas sekitar 10 hari lalu.

  • Pesawat Bomber AS Merapat di Saat Timur Tengah Kian Memanas

    Pesawat Bomber AS Merapat di Saat Timur Tengah Kian Memanas

    Jakarta

    Situasi di Timur Tengah (Timteng) makin memanas. Amerika Serikat kini terus mengerahkan pesawat pengebom miliknya ke Timteng.

    Eskalasi yang meninggi itu dipicu hubungan Iran dan Israel yang makin hari terus meruncing. Dalam beberapa waktu terakhir Iran telah secara terbuka mengumumkan untuk menyerang Israel.

    Ancaman itu dilakukan usai Israel menyerang Gedung Konsulat Iran di Damaskus serta pembunuhan tokoh pimpinan Hamas dan Hizbullah yang disebut Iran sebagai ulah Israel.

    6 Pesawat Pengebom AS Digeser ke Qatar

    Citra satelit terbaru menunjukkan enam pesawat pengebom berat B-52 milik Amerika Serikat (AS) telah dipindahkan ke Qatar pekan ini, setelah lebih banyak pasukan dan pertahanan udara AS dikerahkan di Israel menjelang kemungkinan serangan balasan dari Iran terhadap negara Yahudi tersebut.

    Iran telah bersumpah untuk membalas serangan udara Israel terhadap target-target militer di wilayahnya yang menewaskan lima orang pada 26 Oktober lalu. Serangan itu menjadi konfrontasi langsung terbaru antara kedua negara yang saling bermusuhan tersebut.

    Citra satelit terbaru dari Planet Labs yang menunjukkan pengerahan pesawat pengebom B-52 itu, seperti dilansir Iran International, Jumat (8/11/2024), mengindikasikan AS sedang mendorong aset-aset udaranya yang paling kuat semakin dekat ke wilayah Iran.

    “Keenam pesawat pengebom B-52 USAF (Angkatan Udara AS-red) ada di Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar. Gambar luar biasa pada hari ini via teman-teman kita d Planet Labs,” sebut Direktur Proyek Informasi nuklir, Hans Kristensen, dalam pernyataannya via media sosial X.

    AS telah mengirimkan lebih dari 100 tentaranya, selain mengerahkan sistem pencegat rudal THAAD dan puluhan jet tempur untuk kemungkinan pencegatan rudal.

    Peringatan kepada Iran

    Jet-jet tempur F-15 Amerika Serikat tiba di Timur Tengah pada hari Kamis (7/11) waktu setempat. Demikian disampaikan militer AS setelah Washington mengumumkan pengerahan aset tambahan ke wilayah tersebut sebagai peringatan kepada Iran.

    “Hari ini, F-15E Strike Eagle Angkatan Udara AS dari Skuadron Tempur ke-492, RAF Lakenheath, Inggris, tiba di wilayah tanggung jawab Komando Pusat AS,” kata Komando Pusat AS di media sosial, dilansir kantor berita AFP, Jumat (8/11/2024). Komando Pusat AS merupakan komando militer yang bertanggung jawab atas Timur Tengah.

    Sebelumnya, Amerika Serikat mengumumkan pada tanggal 1 November lalu, bahwa mereka akan mengirim pesawat pengebom, pesawat tempur dan tanker serta kapal perusak pertahanan rudal balistik ke Timur Tengah.

    “Jika Iran, mitra-mitranya, atau proksi-proksinya menggunakan momen ini untuk menargetkan personel atau kepentingan Amerika di wilayah tersebut, Amerika Serikat akan mengambil setiap tindakan yang diperlukan untuk membela rakyat kami,” kata juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder dalam sebuah pernyataan tentang pengerahan tersebut.

    Israel melancarkan serangan terhadap Iran pada tanggal 26 Oktober, menghantam infrastruktur militer, namun menjauhi lokasi nuklir dan minyak yang penting. Serangan yang menewaskan lima orang itu menjadi konfrontasi langsung terbaru antara kedua negara yang saling bermusuhan tersebut. Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah bersumpah bahwa Teheran akan membalas serangan Israel tersebut.

    (ygs/lir)

  • Jet Tempur F-15 AS Tiba di Timur Tengah, Peringatan untuk Iran!

    Jet Tempur F-15 AS Tiba di Timur Tengah, Peringatan untuk Iran!

    Jakarta

    Jet-jet tempur F-15 Amerika Serikat tiba di Timur Tengah pada hari Kamis (7/11) waktu setempat. Demikian disampaikan militer AS setelah Washington mengumumkan pengerahan aset tambahan ke wilayah tersebut sebagai peringatan kepada Iran.

    “Hari ini, F-15E Strike Eagle Angkatan Udara AS dari Skuadron Tempur ke-492, RAF Lakenheath, Inggris, tiba di wilayah tanggung jawab Komando Pusat AS,” kata Komando Pusat AS di media sosial, dilansir kantor berita AFP, Jumat (8/11/2024). Komando Pusat AS merupakan komando militer yang bertanggung jawab atas Timur Tengah.

    Sebelumnya, Amerika Serikat mengumumkan pada tanggal 1 November lalu, bahwa mereka akan mengirim pesawat pengebom, pesawat tempur dan tanker serta kapal perusak pertahanan rudal balistik ke Timur Tengah.

    “Jika Iran, mitra-mitranya, atau proksi-proksinya menggunakan momen ini untuk menargetkan personel atau kepentingan Amerika di wilayah tersebut, Amerika Serikat akan mengambil setiap tindakan yang diperlukan untuk membela rakyat kami,” kata juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder dalam sebuah pernyataan tentang pengerahan tersebut.

    Israel melancarkan serangan terhadap Iran pada tanggal 26 Oktober, menghantam infrastruktur militer, namun menjauhi lokasi nuklir dan minyak yang penting. Serangan yang menewaskan lima orang itu menjadi konfrontasi langsung terbaru antara kedua negara yang saling bermusuhan tersebut.

    Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah bersumpah bahwa Teheran akan membalas serangan Israel tersebut.

    Sementara itu, citra satelit terbaru menunjukkan enam pesawat pengebom berat B-52 milik Amerika Serikat (AS) telah dipindahkan ke Qatar pekan ini, setelah lebih banyak pasukan dan pertahanan udara AS dikerahkan di Israel menjelang kemungkinan serangan balasan dari Iran terhadap negara Yahudi tersebut.

  • Timur Tengah Memanas, 6 Pesawat Pengebom B-52 AS Siaga di Qatar

    Timur Tengah Memanas, 6 Pesawat Pengebom B-52 AS Siaga di Qatar

    Pengerahan semacam itu sebelumnya, sebut Haaretz, “telah membantu (Yordania) — bersama dengan Angkatan Udara Israel dan negara-negara lainnya — untuk mencegat serangan pertama Iran terhadap Israel pada 13 April lalu, yang mencakup puluhan rudal jelajah dan drone, serta rudal balistik yang diluncurkan ke Israel”.

    Usai pembunuhan Nasrallah, Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin memerintahkan kapal perang USS Lincoln untuk tetap siaga di kawasan untuk mencegah Iran melancarkan serangan merespons kematian pemimpin kelompok yang didukungnya tersebut.

    Sejak saat itu, skuadron tambahan juga telah dikerahkan oleh AS dan sejumlah kapal-kapal penghancur rudal, yang mampu mencegat rudal balistik, rudal jelajah dan drone di udara, tetap disiagakan di perairan Laut Merah dan Laut Mediterania.

    Situasi di kawasan semakin tegang setelah bulan lalu, rentetan pengeboman udara Israel selama berjam-jam telah menghancurkan sebagian besar pertahanan udara Iran. Menanggapi pengeboman itu, Teheran bersumpah akan melancarkan serangan pembalasan.

    Ada indikasi bahwa serangan balasan Iran kemungkinan datang dari wilayah Irak, yang diduga melibatkan serangan drone besar-besaran, sementara rudal-rudal balistik terbesar masih berada di wilayah Iran. Kendati demikian, milisi-milisi Irak yang beraliansi dengan Iran juga memiliki kemampuan rudal dan balistik.

    (nvc/ita)

  • Taliban Harap Babak Baru Hubungan Afghanistan-AS Usai Trump Menang Pilpres

    Taliban Harap Babak Baru Hubungan Afghanistan-AS Usai Trump Menang Pilpres

    Kabul

    Donald Trump memenangkan Pilpres Amerika Serikat (AS) 2024. Pemerintahan Taliban Afghanistan pun berharap ada babak baru hubungan AS dengan Afghanistan.

    “Pemerintah berharap pemerintahan Trump di masa depan akan mengambil langkah-langkah realistis menuju kemajuan nyata dalam hubungan antara kedua negara dan kedua negara akan mampu membuka babak baru dalam hubungan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan, Abdul Qahar Balkhi, dalam sebuah postingan di X, dilansir AFP, Rabu (6/11/2024).

    Balkhi menyebut Trump, saat periode pertamanya sebagai Presiden AS, telah memimpin perjanjian damai dengan Taliban yang membuka jalan bagi penarikan pasukan AS pada tahun 2021. Perjanjian itu menandai berakhirnya 20 tahun operasi AS di Afghanistan.

    Perjanjian itu ditandatangani pada 29 Februari 2020 di Doha, Qatar. Perjanjian ditandatangani Taliban dan AS di bawah kepemimpinan Trump, namun tidak melibatkan pemerintah Afghanistan yang saat itu berkuasa.

    Partai Republik telah mengecam penerus Trump, Presiden AS Joe Biden, atas kekacauan yang terjadi selama penarikan pasukan. Penarikan pasukan itu mengakibatkan kematian 13 anggota militer AS dalam serangan bom bunuh diri di Bandara Kabul dan perebutan kembali ibu kota oleh Taliban.

    Biden telah dikritik karena memaksakan penarikan yang disepakati di Doha tanpa memaksa Taliban untuk mematuhi persyaratan seperti kesepakatan gencatan senjata antara militan dan pemerintah di Kabul.

    Trump menjadikan kritik terhadap cara Biden menangani penarikan diri dari Afghanistan sebagai catatan penting dalam kampanyenya melawan calon Presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris.

    “Amerika belum siap untuk menyerahkan kepemimpinan negara besar mereka kepada seorang perempuan,” tulis Inamullah Samangani, kepala departemen informasi dan budaya di kubu bersejarah Taliban di Kandahar, dalam sebuah postingan di X.

    Mantan anggota parlemen di Kabul, Fawzia Koofi, mengucapkan selamat kepada Trump. Namun, dia mengkritik penarikan AS dan kurangnya tekanan terhadap pemerintah Taliban terkait hak-hak perempuan.

    “Sebagai seorang pengusaha, dia harus memahami bahwa tidak ada negara yang dapat berkembang dalam jangka panjang jika tidak memberikan hak kepada separuh penduduknya untuk bekerja dan menerima pendidikan,” ucapnya.

    (fas/haf)

  • Digadang-gadang Jadi Pengganti MotoGP Valencia, Barcelona Juga Kebanjiran

    Digadang-gadang Jadi Pengganti MotoGP Valencia, Barcelona Juga Kebanjiran

    Jakarta

    Sirkuit Catalunya di Barcelona diproyeksikan menjadi venue pengganti MotoGP Valencia 2024 yang batal karena banjir besar. Namun pada Senin (4/11) kemarin, Barcelona ternyata juga mengalami musibah banjir.

    Dikutip dari Crash, pada Senin (4/11) AEMET (Badan Meteorologi negara Spanyol) telah memperingatkan bahwa Baix Llobregat, sekitar 37 km dari Sirkuit Catalunya, dapat mengalami banjir hingga 180 l/m² dalam kurun waktu 24 jam.

    Sejumlah video yang beredar di media sosial memperlihatkan jalanan di Barcelona yang sudah tergenang air, dengan beberapa kendaraan roda empat terjebak situasi banjir.

    ⚠️ AVISO ROJO | Litoral de Barcelona.

    Peligro extremo por lluvias torrenciales: un chubasco muy intenso ha dejado81 l/m² en el aeropuerto de El Prat.
    En el Baix Llobregat pueden acumularse más de 180 l/m² en 24 horas ¡Mucha precaución! ¡No viaje si no es estrictamente necesario! pic.twitter.com/FdDSzOkcwJ

    — AEMET (@AEMET_Esp) November 4, 2024

    Hingga berita ini ditulis, belum ada pengumuman dari pemerintah Spanyol, apakah Sirkuit Catalunya bisa menyelenggarakan seri penutup MotoGP 2024. Jika Catalunya tidak bisa menggelar MotoGP, maka sepertinya Dorna Sports harus mencari opsi sirkuit lain di luar Spanyol.

    Media-media luar mencatat beberapa opsi seri pamungkas MotoGP 2024. Selain Barcelona, ada sirkuit lain di Spanyol yang bisa menjadi opsi, yakni Jerez dan Aragon. Lantas untuk kandidat sirkuit di luar Spanyol, ada nama Portimao di Portugal dan Sirkuit Lusail di Qatar.

    Sebelumnya pada Minggu (3/11) kemarin, Dorna Sports telah menjatuhkan pilihan kepada Sirkuit Catalunya sebagai pengganti Valencia. Alasannya, Catalunya lokasinya dekat dengan Valencia. Kedua wilayah ini bahkan memiliki garis pantai yang sama.

    “Kami pikir Barcelona adalah tempat terbaik, mengingat lokasinya sangat dekat dengan Valencia. Itu bagus buat para penggemar MotoGP,” ungkap CSO Dorna Sports Carlos Ezpeleta dalam wawancara dengan laman MotoGP.

    Així és troba l’autovia direcció Castelldefels 🚨

    Carretera sapultada d’aigua ⛈️ i el trànsit aturar ⚠️

    Minimitzem els desplaçaments 🙏🏼#Projecte4Estacions pic.twitter.com/1IEDF3DM6p

    — Projecte 4 Estacions (@P4Estacions) November 4, 2024

    Dorna Sports sudah meminta kepada pemerintah Spanyol untuk menyiapkan Sirkuit Catalunya sebagai venue pamungkas MotoGP 2024. Dorna berharap kesediaan Sirkuit Catalunya menggelar seri terakhir MotoGP 2024 bisa dikonfirmasi dalam waktu 48 jam ke depan.

    “Begitu dikonfirmasi, kami akan mulai bekerja sekeras mungkin karena itu benar-benar tantangan yang berat. Kami pikir ada banyak hal baik yang bisa kami lakukan. Kami merasa punya utang kepada para penggemar MotoGP. Dan kami ingin berterima kasih kepada komunitas MotoGP, para pebalap, dan tim atas keaktifan mereka membantu, serta memberi dukungan di masa-masa seperti ini,” bilang Ezpeleta.

    (lua/din)

  • 10
                    
                        Kenapa Negara Arab Tidak Membantu Palestina atau Bersatu Melawan Israel?
                        Internasional

    10 Kenapa Negara Arab Tidak Membantu Palestina atau Bersatu Melawan Israel? Internasional

    Kenapa Negara Arab Tidak Membantu Palestina atau Bersatu Melawan Israel?
    Tim Redaksi
    GAZA, KOMPAS.com
    – “Di mana orang-orang Arab?! Di mana orang-orang Arab?!”
    Pertanyaan itu dilontarkan seseorang yang muncul dari puing-puing seraya menggendong anak-anak yang sudah meninggal. Dia berteriak tanpa daya ke arah kamera yang menyorotnya.
    Pertanyaan ini terus diulang oleh warga Gaza yang keheranan mengapa orang-orang di negara kawasan Arab tidak melindungi mereka dari pengeboman Israel.
    Setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 menewaskan 1.200 warga Israel terbunuh dan 250 orang lainnya diculik, semua mata langsung tertuju pada Timur Tengah.
    Seberapa jauh pembalasan yang akan dilakukan Israel? Bagaimana penduduk dan pemerintah Arab menanggapi guncangan kemanusiaan yang terjadi di wilayah tersebut?
    Pertanyaan pertama masih belum terjawab: Pengeboman Israel telah menghancurkan Jalur Gaza, merenggut nyawa lebih dari 42.500 warga Palestina, tetapi belum ada titik terang.
    Yang kedua adalah benar: Jika ada orang yang mengharapkan adanya protes besar di ibu kota utama dunia Arab, mereka akan kecewa.
    Adapun pemerintah negara-negara itu, “tanggapannya suam-suam kuku atau tidak sama sekali,” menurut Walid Kazziha, profesor ilmu politik di American University in Cairo (AUC), kepada
    BBC Mundo
    .
    Di luar kritik retoris terhadap Israel atau peran mediasi yang diadopsi oleh pemerintah seperti Qatar atau Mesir yang “murni sebagai perantara dan tidak mendukung Palestina,” kata Kazziha, tak satu pun negara-negara Arab memutuskan hubungan dengan Israel atau melakukan tindakan diplomatik dan tekanan ekonomi apa pun untuk mengakhiri perang.
    Mengapa perjuangan Palestina kehilangan relevansinya di antara pemerintah-pemerintah Arab di wilayah ini? Seperti hampir semua hal di Timur Tengah, jawabannya cukup rumit.
    Wilayah Timur Tengah tidak pernah benar-benar menjadi blok yang utuh dan homogen.
    Sepanjang sejarah, masyarakat Arab telah berbagi rasa identitas, bahasa, dan sebagian besar agama, serta kekhawatiran yang timbul dari pengaruh kolonial Eropa di wilayah tersebut.
    Namun, kepentingan pemerintah mereka terkadang berseberangan.
    Hubungan antara Palestina dan negara-negara Arab juga tidak mudah, terutama dengan negara-negara yang menerima sejumlah besar pengungsi setelah proklamasi Negara Israel pada 1948.
    Namun, perjuangan Palestina juga merupakan faktor pemersatu negara-negara Arab selama beberapa dekade.
    Selama periode ini, negara Israel dipandang “sebagai perpanjangan tangan dari kekuatan kolonial sebelumnya, yang telah menarik diri dari Timur Tengah,” menurut profesor kebijakan publik di Institut Pascasarjana Doha, Tamer Qarmout.
    “Israel sengaja ditempatkan di sana sebagai agen untuk melindungi kepentingan mereka, yang sebelumnya merupakan kepentingan Inggris dan Perancis, dan sekarang kepentingan Amerika Serikat,” ujar Tamer Qarmout kepada
    BBC Mundo
    .
    Perang yang dilancarkan terhadap Israel di masa lalu oleh negara-negara seperti Mesir, Suriah, dan Yordania tidak hanya untuk membela kepentingan nasional mereka, tetapi juga kepentingan Palestina, kata para analis.
    Namun, perang tersebut kini telah berlalu. Mesir dan Yordania telah menandatangani perjanjian damai dengan Israel beberapa dekade yang lalu.
    Maroko, Uni Emirat Arab dan Bahrain telah menormalisasi hubungan dengan Israel—negara yang hingga beberapa tahun lalu merupakan negara paria di wilayah tersebut.
    Bahkan Arab Saudi pun hampir melakukan hal yang sama sebelum 7 Oktober dan serangan Hamas.
    Bagi Dov Waxman, direktur Y&S Nazarian Center for Israel Studies di University of California, sejak awal konflik hingga hari ini, selama beberapa dekade terakhir, “masing-masing negara Arab mengikuti kepentingannya sendiri”.
    “Mereka berbicara tentang mendukung Palestina dan solidaritas, dan bukan berarti perasaan itu tidak tulus, tetapi pada akhirnya mereka mengikuti kepentingan nasional mereka.”
    “Ada banyak simpati terhadap bencana kemanusiaan yang dihadapi warga Gaza, dan mereka ingin pemerintah mereka berbuat lebih banyak. Mereka ingin hubungan diplomatik diputus. Mereka ingin para duta besar diusir, setidaknya ada tanggapan semacam itu,” ujar Fakhro.
    Namun, hal ini tidak terjadi.
    Menurut Imad K. Harb, direktur Riset dan Analisis di lembaga riset Arab Center di Washington, DC, “Pemerintah Arab telah lama meninggalkan Palestina.”
    Bagi Tamer Qarmout, ada sebuah titik balik yang telah mengubah seluruh dinamika di kawasan ini: pemberontakan rakyat yang mengguncang Timur Tengah dan Afrika Utara antara tahun 2010 dan 2012, yang dikenal dengan sebutan Kebangkitan Arab
    (Arab Spring).
    “Sejak saat itu, gelombang telah berubah sepenuhnya dan kegagalan pemberontakan ini telah membuat kawasan ini berada dalam ketidakpastian: banyak negara yang masih terbenam dalam konflik sipil, seperti Yaman, Suriah, atau Irak,” kata profesor dari universitas di Qatar ini.
    “Dua negara terakhir, yang merupakan negara sentral dan kuat dengan ide-ide politik yang dapat menantang AS, telah lenyap.”
    Di tengah keadaan krisis permamen ini, kendati bersimpati kepada Palestina, masyarakat Arab “merasa tak berdaya”, menurut Qarmout.
    “Mereka sendiri hidup di bawah tirani, otokrasi, dan kediktatoran. Dunia Arab berada dalam kondisi yang menyedihkan, orang-orang tidak memiliki kebebasan atau kemampuan dan aspirasi untuk hidup bermartabat,” kecam Qarmout.
    Meski begitu, respons sosial jauh lebih kuat daripada respons pemerintah, meskipun hal ini berkembang terutama di media sosial.
    Sejak
    Arab Spring
    , jalan-jalan di banyak negara di kawasan ini, seperti Mesir, menjadi terlarang bagi aktivisme.
    Jika dulu pemerintah otoriter mengizinkan masyarakat untuk melampiaskan rasa frustasi mereka dalam aksi demonstrasi membela Palestina, kini mereka khawatir protes semacam itu akan berujung pada hal yang lebih besar.
    Namun, itu bukan satu-satunya hal yang berubah dalam tahun-tahun penuh gejolak ini, ketika jutaan orang Arab turun ke jalan di negara-negara seperti Tunisia, Mesir, Libya, Suriah, Bahrain, dan Maroko untuk menuntut demokrasi dan hak-hak sosial.

    Arab Spring
    benar-benar merupakan guncangan dan mengubah dinamika dan prioritas banyak negara,” kata Qarmout.
    “Beberapa rezim lama tidak ada lagi dan yang lainnya berpikir bahwa mereka akan tertinggal, sehingga mereka panik, melihat ke kiri dan ke kanan dan mencari perlindungan.”
    “Banyak yang percaya pada gagasan yang dijual oleh Amerika Serikat bahwa Israel, sekutunya di kawasan itu, dapat melindungi mereka,” ujarnya.
    Perjanjian itu menjadi kesepakatan hubungan Barhain dan Uni Emirat Arab dengan Israel—perjanjian ini kemudian diikuti oleh Maroko dan Sudan.
    Lalu, dampak perjanjian ini kemudian datang. Washington, misalnya, mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat, yang membuat referendum penentuan nasib sendiri menjadi tidak mungkin.
    “Ketika kita melihat hubungan yang telah dibangun oleh negara-negara ini dengan Israel, kita melihat bahwa pada dasarnya bermuara pada Israel yang menjual sistem untuk memata-matai penduduk mereka sendiri,” kata Walid Kazziha.
    Dugaan kasus spionase menggunakan program Pegasus—yang dikembangkan oleh perusahaan Israel NSO Group—telah mempengaruhi Maroko, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan bahkan Arab Saudi, meskipun tidak memiliki hubungan resmi dengan Israel.
    Menurut
    The New York Times
    , Riyadh membeli program tersebut pada 2017 dan kehilangan akses ke program tersebut setelah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada tahun berikutnya.
    Namun, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman berhasil memulihkan layanan setelah menelepon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang melakukan intervensi untuk mengizinkan Saudi menggunakan perangkat lunak itu lagi, demikian laporan surat kabar Amerika tersebut.
    Hubungan Hamas dan Hizbullah dengan Iran juga menimbulkan kecurigaan di negara-negara Arab.
    Bagi negara-negara Teluk, misalnya, Iran adalah ancaman yang lebih besar daripada Israel. Banyak pemerintah Arab “telah mengadopsi narasi Israel dan Amerika bahwa gerakan-gerakan ini adalah perpanjangan tangan Iran di wilayah tersebut, dan bahwa mereka diciptakan untuk menyabotase proyek perdamaian regional dengan mengabaikan Palestina,” kata Qarmout.
    Ini adalah narasi yang didorong oleh sebagian besar media resmi di dunia Arab—sebuah wilayah di mana hampir tidak ada media independen, menurut para analis.
    “Bagi media Saudi, misalnya, perhatian utama bukanlah Palestina, tetapi bagaimana Iran mendapatkan tempat,” Kazziha berpendapat.
    Akan tetapi, negara-negara ini kemudian menjadi waspada terhadap kekuatan gerakan yang terus meningkat.
    “Ketika pintu-pintu tertutup bagi mereka dan tidak ada yang mau memberi mereka senjata untuk melawan Israel, mereka bersedia membantu penjahat untuk mendapatkannya,” tambahnya.
    Hal yang sama berlaku untuk Hizbullah dan kelompok-kelompok lain yang menerima dukungan dari Iran, tetapi juga ingin membela Palestina,
    Menurut Kazziha, ketika Iran dikedepankan sebagai promotor, maka orang-orang Arab tidak lagi menjadi tokoh utama.
    “Saya pikir ada beberapa gerakan Arab yang benar-benar tertarik untuk mendukung Palestina dan bahkan mati untuk mereka, seperti Hizbullah, Houthi di Yaman, dan beberapa gerakan Syiah di Irak,” ujar peneliti AUC tersebut.
    Selain kepentingan geostrategis dan krisis di negara-negara Arab, perjuangan Palestina telah dilupakan seiring berlalunya waktu.
    Konsep-konsep yang pernah membuat jantung Timur Tengah berdegup kencang, seperti pan-Arabisme, kini hanya menjadi gema masa lalu.
    “Sebagian besar generasi muda di wilayah ini bersimpati kepada Palestina, tetapi mereka tidak mengetahui dinamika konflik karena hal-hal tersebut tidak lagi diajarkan di sekolah-sekolah,” jelas Qarmout.
    “Pada 1960-an dan 1970-an, banyak negara Arab yang memiliki kurikulum sekolah yang lengkap tentang Palestina, namun saat ini masyarakat telah berubah dengan kekuatan globalisasi, bahkan identitas,” jelas Qarmout,” katanya.
    Hal yang sama juga terjadi pada para pemimpin baru.
    “Di negara-negara Teluk, misalnya, ada generasi pemimpin baru seperti Mohamed Bin Salman dari Arab Saudi, yang sebagian besar berpendidikan Barat, yang tidak pan-Arab dan tidak melihat Palestina sebagai sebuah isu,” jelas Qarmout.
    “Prioritas mereka berbeda dan begitu pula ambisi mereka,” cetusnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penuturan Korban Kekerasan Seksual Mohamed Al Fayed di Inggris

    Penuturan Korban Kekerasan Seksual Mohamed Al Fayed di Inggris

    London

    Korban kekerasan seksual Mohamed Al Fayed di Inggris menyampaikan hal yang mereka alami. Mendiang Al Fayed adalah konglomerat pemilik Harrods Departement Store, hotel Ritz Paris, juga dikenal punya klub sepakbola Fulham.

    Kasus kekerasan seksual ini mencuat ke publik Inggris (dan internasional) belakangan ini setelah BBC menayangkan produk dokumenter dan podcast bertajuk ‘Al Fayed: Predator at Harrods’. Lebih dari 400 terduga korban telah mengontak pengacara kasus ini.

    Dilansir AFP, Senin (4/11/2024), dua korban kekerasan seksual tersebut adalah Jen dan Cheska Hill-Wood.

    “Itu tampak seperti pekerjaan impian,” kata Jen, yang berusia 16 tahun saat bergabung dengan Harrods, department store London yang dianggap sebagai puncak kemewahan. Jen bekerja di toko London tersebut sejak tahun 1986, setahun setelah miliarder itu membelinya, hingga tahun 1991.

    Cheska Hill-Wood berusia 19 tahun pada tahun 1994 ketika ia mulai bekerja untuk mantan taipan tersebut, yang meninggal tahun lalu pada usia 94 tahun. Fayed sudah ada di sana sejak mereka diwawancarai, mereka menjelaskan.

    Cheska, yang merupakan mahasiswa seni, yakin tim Fayed melihat fotonya di sebuah majalah sebelum ia dihubungi oleh Harrods.

    “Saya kira wajah saya sesuai dengan persyaratannya. Saya masih muda dan sangat lugu,” katanya.

    “Dokter itu tidak menutup-nutupi fakta bahwa saya diperiksa untuk memastikan bahwa saya bersih,” kata Jen, yang kini berusia 54 tahun.

    “Dan ketika saya bertanya apa maksudnya, dia berkata bahwa dia perlu tahu bahwa saya masih perawan.”

    Korban lalu ketakutan. Fayed menuntut agar Jen tidak pernah punya pacar. “Kami tidak diizinkan untuk melakukan hubungan seksual dengan siapa pun,” jelasnya.

    Selama lima tahun di Harrods, Jen mengatakan dia mengalami “beberapa serangan seksual” dan percobaan pemerkosaan di kantor Fayed dan di kediamannya di Park Lane, London.

    Harrods mengatakan bahwa pihaknya telah dihubungi oleh lebih dari 250 orang yang ingin menegosiasikan penyelesaian di luar pengadilan. Polisi London mengatakan pihaknya telah dihubungi oleh 60 orang, dengan tuduhan yang sudah ada sejak tahun 1979.

    Jen mengatakan dia “malu” dan “terlalu takut” untuk memberi tahu rekan kerja atau keluarganya tentang serangan tersebut pada saat itu.

    Jen menceritakan ada penyadapan telepon dan kamera di kantor. Ketika dia memiliki hubungan romantis rahasia, Fayed memanggilnya dan memberinya daftar tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi bersama, yang membenarkan ketakutannya akan dibuntuti.

    “Itu membuatku sadar bahwa itu bukan paranoia, itu benar-benar terjadi,” ujar Jen.

    “Aku berharap aku satu-satunya orang yang seperti itu,” kata Jen, seraya menambahkan bahwa dia ‘ngeri’ oleh banyaknya orang yang datang dan mengaku senasib yakni menjadi korban kekerasan seksual oleh Fayed.

    Setelah penayangan tersebut, Harrods, yang diambil alih oleh perusahaan Qatar pada tahun 2010, ‘mengecam’ perilaku mantan pemiliknya dan meminta maaf karena menelantarkan ‘korban’.

    Jen, yang meminta agar nama belakangnya tidak disebutkan, menunggu hingga sehari setelah dokumenter tersebut ditayangkan untuk menceritakan pengalamannya di Harrods kepada suami dan orang tuanya.

    Cheska Hill-Wood langsung memberi tahu ibunya tentang serangan yang dialaminya. Ia adalah seorang calon aktris dan Fayed telah menawarkan diri untuk memperkenalkannya kepada putranya, Dodi, seorang produser.

    Fayed mengajaknya ke kamarnya suatu malam setelah bekerja dan mengaudisinya untuk sebuah film tentang Peter Pan. Ia dipaksa mengenakan pakaian renang di depan kamera dan melafalkan kalimat-kalimat dalam naskah “bawa aku, bawa aku, kumohon”.

    Pria yang saat itu berusia 60 tahun tersebut mencengkeram dan menciumnya dengan kuat, kata Cheska. Ia berhasil melarikan diri dan tidak pernah menginjakkan kaki di kantor atau Harrods lagi.

    Kedua wanita itu berbicara kepada media tak lama setelah itu. Jen menceritakan kisahnya di majalah Vanity Fair pada tahun 1990-an dengan syarat identitasnya dirahasiakan, tetapi seorang petugas keamanan Harrods menghubunginya untuk mengancamnya dan keluarganya.

    Fayed menggugat majalah tersebut atas pencemaran nama baik dan penyelesaian dicapai “sebagai bentuk penghormatan kepada seorang ayah yang berduka” setelah putranya, Dodi, meninggal bersama Putri Diana dalam kecelakaan mobil di Paris pada tahun 1997.

    Cheska berbicara pada tahun 1990-an untuk sebuah film dokumenter yang tidak pernah disiarkan. Ia berbicara lagi pada tahun 2017, dengan wajah terbuka, untuk stasiun televisi Inggris Channel Four.

    “Namun tidak terjadi apa-apa setelah itu. Polisi tidak mengejar” Fayed, katanya, seraya menambahkan bahwa cobaan itu membuatnya putus asa.

    Keduanya berbicara tentang ‘kemarahan’ mereka setelah kematiannya tahun lalu. “Monster yang sangat kejam ini telah jatuh ke tanah, tidak dituntut. Kemarahannya sangat besar,” kata Cheska, yang kini berusia 50 tahun.

    Dia sekarang berharap bahwa “banyak orang yang melakukan pekerjaan kotornya”, seperti mengatur janji temu medis dan merekrut wanita, akan diadili.

    (dnu/yld)

  • Jorge Martin Bisa Juara MotoGP 2024 Hari Ini, Begini Syaratnya

    Jorge Martin Bisa Juara MotoGP 2024 Hari Ini, Begini Syaratnya

    Jakarta

    Jorge Martin makin mendekati gelar juara MotoGP pertamanya. Ini terjadi setelah Martin menjuarai sprint race MotoGP Malaysia 2024 kemarin (2/11). Sementara Francesco Bagnaia sebagai rival terdekatnya, gagal finis lantaran mengalami crash.

    Saat ini Martin kokoh di puncak klasemen sementara MotoGP 2024 dengan 465 poin. Martin unggul 29 poin dari Bagnaia di tempat kedua yang mengemas 436 poin. Dengan perbedaan poin yang lumayan besar itu, peluang Martin menjuarai MotoGP 2024 pada race utama MotoGP Malaysia 2024 hari ini (3/11) sangat besar.

    Francesco Bagnaia Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha

    Martin bisa mengunci gelar juara dunia MotoGP 2024 hari ini asalkan dia bisa mengemas 9 poin lebih banyak dari yang didapatkan Bagnaia. Artinya, Martin masih harus bisa finis di posisi tiga besar jika ingin mengamankan gelar juara dunia pertamanya di kasta tertinggi balap motor itu.

    Berikut skema Jorge Martin Juara MotoGP 2024 di Malaysia

    1. Martin finis kedua, Bagnaia tidak boleh lebih tinggi dari posisi kelima.

    2. Martin finis ketiga, Bagnaia tidak boleh lebih tinggi dari posisi kesembilan.

    3. Martin finis keempat, Bagnaia tidak boleh lebih tinggi dari posisi ke-12.

    4. Martin finis kelima, Bagnaia tidak boleh finis lebih tinggi dari posisi ke-14.

    5. Martin finis keenam, Bagnaia tidak boleh lebih tinggi dari posisi ke-15.

    6. Martin finis ketujuh, Bagnaia tidak boleh mencetak poin.

    Jika Martin finis di posisi kedelapan atau lebih rendah, maka kejuaraan tidak dapat dimenangkan. Artinya, Martin harus berjuang sampai seri terakhir untuk memastikan gelar juara tersebut.

    Sebagai informasi, seri terakhir MotoGP 2024 di Valencia telah dibatalkan lantaran banjir besar yang melanda wilayah tersebut. Ada lima lokasi yang menjadi kandidat utama pengganti MotoGP Valencia, yakni Jerez, Catalunya, Aragon, Losail (Qatar), dan Portimao (Portugal).

    (lua/riar)

  • Pelaku Perdagangan Orang dan 2 Wanita Pekerja Migran Ilegal Diringkus Polisi – Page 3

    Pelaku Perdagangan Orang dan 2 Wanita Pekerja Migran Ilegal Diringkus Polisi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Tim Satgas TPPO Polres Metro Tangerang Kota, berhasil mengamankan seorang pemilik penampungan pekerja migran Indonesia dan menggagalkan dua wanita calon pekerja migran Indonesia yang akan berangkat ke Malaysia.

    “Pada Jumat, 1 November 2024, Satgas TPPO Polres Metro Tangerang Kota di pimpin Kasat Reskrim Kompol David Yunior Kanitero telah berhasil menggagalkan upaya keberangkatan calon pekerja migran Indonesia ke Negara Malaysia,” ujar Kapolres, Sabtu (2/11/2024).

    Berdasarkan hasil penyelidikan, terduga pelaku berinisial AWS (40) ini, ditemukan bersama 2 wanita pekerja migran Indonesia yang akan berangkat ke Malaysia, DM dan Y, secara Illegal dan atau non prosedural melalui Bandara Pekanbaru Riau via Bandara Soekarno Hatta.

    “Pria berinisial AWS dan 2 wanita calon pekerja migran ilegal tersebut berhasil kami amankan di Jalan AMD Neglasari, Kota Tangerang, ketika akan berangkat melalui Bandara Soekarno Hatta,” ungkapnya.

    Dari hasil pemeriksaan sementara, AWS berperan sebagai pemilik penampungan dan juga penyalur pekerja migran Indonesia secara ilegal atau non prosedural. AWS sejak tahun 2020 telah memberangkatkan lebih kurang 100 orang ke berbagai negara, seperti: Bahrain, Arab Saudi, Qatar, Dubai, Abu Dhabi dan Malaysia.