Negara: Qatar

  • Truk Bantuan Masuk Gaza, Nama 90 Warga Palestina yang Akan Dibebaskan Diumumkan – Halaman all

    Truk Bantuan Masuk Gaza, Nama 90 Warga Palestina yang Akan Dibebaskan Diumumkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Truk-truk yang membawa bantuan kemanusiaan mulai memasuki Gaza pada hari Minggu (19/1/2025) setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku.

    “Truk-truk pertama yang berisi pasokan mulai masuk beberapa menit setelah gencatan senjata dimulai pada hari Minggu pagi,” kata pejabat bantuan PBB, Jonathan Whittall, kepala sementara badan bantuan PBB OCHA untuk wilayah Palestina, di X.

    Sementara itu, tiga sandera Israel telah dibebaskan oleh Hamas sebagai bagian dari gencatan senjata.

    “Ketiga sandera wanita tersebut secara resmi diserahkan kepada Palang Merah di Lapangan Al-Saraya di lingkungan Al-Rimal, Kota Gaza bagian barat,” kata pejabat Hamas.

    “Penyerahan ini dilakukan setelah seorang anggota tim Palang Merah bertemu dengan mereka dan memastikan kesejahteraan mereka.”

    Sebagai ganti atas tiga warga Israel yang dibebaskan, 90 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel akan dibebaskan.

    Sebanyak 90 nama warga Palestina telah diumumkan, menurut The New Arab.

    Di antara mereka yang diperkirakan akan dibebaskan adalah Khalida Jarrar, anggota Dewan Legislatif Palestina dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina.

    Khalida Jarrar, anggota Dewan Legislatif Palestina dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina.

    Menurut pantauan Tribunnews, saat ini keluarga tahanan Palestina sedang menunggu di luar Penjara Ofer di Tepi Barat.

    Al Jazeera berbicara dengan ayah dari seorang tahanan yang akan dibebaskan hari ini.

    Ia menyatakan bahwa ia telah menunggu sejak pukul 3 sore waktu setempat di luar penjara, tetapi belum menerima informasi mengenai kapan mereka akan bertemu dengan anak-anak mereka.

    Ia juga mengungkapkan keprihatinan bahwa pasukan Israel bereaksi keras terhadap setiap ekspresi kegembiraan yang ditunjukkan oleh warga Palestina yang menunggu di luar penjara.

    Hamas akan patuhi gencatan senjata sesuai ‘komitmen musuh’

    Sayap bersenjata kelompok Palestina Hamas mengatakan pada hari Minggu (19/1/2025), mereka akan mematuhi gencatan senjata di Gaza selama Israel melakukan hal yang sama, beberapa jam setelah gencatan senjata mulai berlaku.

    “Kami dan faksi-faksi perlawanan menyatakan komitmen penuh kami terhadap perjanjian gencatan senjata, sambil menekankan bahwa semua ini bergantung pada komitmen musuh,” kata Abu Obeida, juru bicara sayap bersenjata Ezzedine al-Qassam, dalam sebuah pesan video.

    Obeida juga memperingatkan bahwa pendudukan Israel yang berkelanjutan atas tanah Palestina akan memengaruhi seluruh wilayah dan dunia.

    Ia menambahkan, keterlibatan masyarakat internasional dalam apa yang disebutnya pendudukan Gaza akan menjadi bencana bagi pendudukan dan semua pendukungnya.

    Rincian Gencatan Senjata

    Gencatan senjata Israel-Hamas terbagi menjadi tiga tahap, dan saat ini kedua belah pihak baru menyepakati tahap pertama.

    Tahap pertama gencatan senjata akan berlangsung selama enam minggu.

    Pada tahap ini, sejumlah pertukaran tahanan, penarikan sebagian pasukan Israel dari Gaza, dan pengiriman bantuan ke wilayah tersebut akan dilakukan.

    Sebanyak 33 tahanan Israel, termasuk wanita, anak-anak, dan warga sipil berusia di atas 50 tahun, akan dibebaskan.

    Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan tahanan Palestina, termasuk tahanan yang menjalani hukuman seumur hidup.

    Bersamaan dengan pertukaran tahanan, Israel akan menarik pasukannya dari pusat-pusat populasi di Gaza ke wilayah-wilayah yang berjarak tidak lebih dari 700 meter dari perbatasan Gaza dengan Israel.

    Namun, hal ini mungkin tidak mencakup Koridor Netzarim, sabuk militer yang membelah Jalur Gaza dan mengendalikan pergerakan di sepanjang wilayah tersebut.

    Penarikan pasukan dari Netzarim diharapkan dilakukan secara bertahap.

    Israel akan mengizinkan warga sipil untuk kembali ke rumah mereka di wilayah utara Gaza yang terkepung, di mana badan-badan bantuan memperingatkan bahwa kelaparan mungkin telah terjadi.

    Bantuan akan ditingkatkan hingga 600 truk per hari.

    Israel juga akan mengizinkan warga Palestina yang terluka untuk meninggalkan Jalur Gaza guna mendapatkan perawatan.

    Penyeberangan Rafah akan dibuka tujuh hari setelah dimulainya pelaksanaan tahap pertama.

    Pasukan Israel akan mengurangi kehadirannya di Koridor Philadelphia, wilayah perbatasan antara Mesir dan Gaza, dan kemudian menarik diri sepenuhnya paling lambat pada hari ke-50 setelah kesepakatan ini mulai berlaku.

    Rincian tahap kedua dan ketiga, meskipun disebutkan telah disetujui secara prinsip, baru akan dinegosiasikan selama tahap pertama.

    Presiden AS, Joe Biden, menyatakan gencatan senjata akan terus berlanjut bahkan jika negosiasi pada tahap kedua dan ketiga memakan waktu lebih lama dari enam minggu yang dialokasikan untuk tahap pertama.

    Israel menegaskan, tidak ada jaminan tertulis yang diberikan untuk mengesampingkan kemungkinan dimulainya kembali serangannya setelah tahap pertama selesai dan semua warga sipil yang ditawan telah dipulangkan.

    Namun, menurut sumber dari Mesir yang dikutip oleh kantor berita Associated Press, ketiga mediator yang terlibat dalam perundingan – Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat – telah memberikan jaminan lisan kepada Hamas bahwa negosiasi akan terus berlanjut.

    Ketiganya juga akan mendesak agar kesepakatan untuk tahap kedua dan ketiga dilaksanakan sebelum jangka waktu awal enam minggu habis.

    (Tribunnews.com)

  • Hamas Lanjutkan Pembebasan Sandera Israel Sabtu Pekan Depan.

    Hamas Lanjutkan Pembebasan Sandera Israel Sabtu Pekan Depan.

    Jakarta

    Pejabat senior Hamas menyampaikan pembebasan sandera berikutnya akan dilakukan Sabtu pekan depan. Pembebasan tersebut bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

    “Pembebasan tahanan (sandera) Israel gelombang kedua akan dilakukan pada Sabtu malam depan, hari ketujuh sejak dimulainya perjanjian gencatan senjata,” kata pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya dilansir AFP, Senin (20/1/2025).

    Sementara, keluarga dari tiga sandera wanita yang dibebaskan menjerit, melompat kegirangan dan menangis ketika mereka menyaksikan kerabat mereka kembali ke Israel. Ekspresi tersebut terlihat dari video yang dirilis oleh militer Israel.

    Berkumpul di ruang konferensi di lokasi yang dirahasiakan bersama personel militer, keluarga-keluarga tersebut sangat gembira saat mereka menyaksikan berakhirnya 471 hari penahanan kerabat mereka.

    Sebelumnya, gencatan senjata di Gaza sempat terhambat daftar sandera yang hendak dibebaskan oleh Hamas. Dilansir Al-Jazeera dan AFP, Minggu (19/1/2025), gencatan senjata ini disetujui setelah satu tahun mediasi intensif oleh Qatar dan Mesir. Hal ini menjadi langkah awal dalam proses panjang dan rapuh yang bertujuan untuk mengakhiri perang selama 15 bulan di Gaza.

    Perang besar di Gaza meletus sejak 7 Oktober 2023. Israel mengklaim serangannya di Gaza dilakukan untuk menghancurkan Hamas yang menyerang mereka dan menewaskan 1.200 orang di wilayah Israel.

    Gencatan senjata di Gaza rencananya dimulai pada pukul 08.30 waktu setempat, Minggu (19/1). Namun, pelaksanaannya terhambat penyerahan daftar tiga sandera yang hendak dibebaskan oleh Hamas sebagai bagian kesepakatan dengan Israel.

    Hamas sendiri telah menyatakan komitmen untuk menyediakannya. Namun, Hamas beralasan ada kendala teknis sehingga daftar itu sulit diselesaikan tepat waktu.

    (dek/dek)

  • 3 Wanita Sandera Israel yang Dibebaskan Hamas Telah Bersama Ibu

    3 Wanita Sandera Israel yang Dibebaskan Hamas Telah Bersama Ibu

    Jakarta

    Hamas telah membebaskan tiga sandera wanita Israel. Militer Israel mengatakan ketiga sandera itu telah dipertemukan dengan ibu mereka di Israel.

    Pembebasan dilakukan pada Mingu (19/1/2025) waktu setempat. Pembebasan dilakukan usai adanya kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

    “Ketiga orang yang kembali tersebut baru saja tiba di titik penerimaan awal di wilayah Gaza, dan mereka sekarang bertemu dengan ibu mereka,” kata pihak militer Israel dilansir AFP, Senin (20/1/2025).

    Sebelumnya, gencatan senjata di Gaza sempat terhambat daftar sandera yang hendak dibebaskan oleh Hamas. Dilansir Al-Jazeera dan AFP, Minggu (19/1/2025), gencatan senjata ini disetujui setelah satu tahun mediasi intensif oleh Qatar dan Mesir. Hal ini menjadi langkah awal dalam proses panjang dan rapuh yang bertujuan untuk mengakhiri perang selama 15 bulan di Gaza.

    Perang besar di Gaza meletus sejak 7 Oktober 2023. Israel mengklaim serangannya di Gaza dilakukan untuk menghancurkan Hamas yang menyerang mereka dan menewaskan 1.200 orang di wilayah Israel.

    Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 45 ribu orang yang mayoritas merupakan perempuan dan anak. Ada ratusan ribu orang yang terluka akibat serangan itu. Jutaan penduduk Gaza juga terpaksa mengungsi akibat perang.

    Hamas sendiri telah menyatakan komitmen untuk menyediakannya. Namun, Hamas beralasan ada kendala teknis sehingga daftar itu sulit diselesaikan tepat waktu.

    Hamas menyatakan anggotanya berkomunikasi secara fisik melalui utusan. Hal itu disebut membutuhkan waktu untuk menyetujui nama-nama dan lokasi para sandera ketika pesawat militer Israel masih berada di atas mereka.

    (dek/dek)

  • 3 Sandera Israel Dibebaskan Hamas Usai Gencatan Senjata Terwujud

    3 Sandera Israel Dibebaskan Hamas Usai Gencatan Senjata Terwujud

    Jakarta

    Militer Israel menyampaikan tiga sandera telah dibebaskan oleh Hamas. Ketiga sandera yang telah dibebaskan berada bersama pasukan mereka di Jalur Gaza.

    Tiga sandera dibebaskan pada Minggu (19/1/2025) waktu setempat. Ketiganya akan menjalani pemeriksaan medis sebelum kembali kepada keluarga.

    “Ketiga sandera yang dibebaskan didampingi oleh pasukan khusus IDF dan pasukan ISA saat mereka kembali ke wilayah Israel, di mana mereka akan menjalani pemeriksaan medis awal,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP, Senin (20/1/2025).

    Gencatan senjata di Gaza sempat terhambat daftar sandera yang hendak dibebaskan oleh Hamas. Dilansir Al-Jazeera dan AFP, Minggu (19/1/2025), gencatan senjata ini disetujui setelah satu tahun mediasi intensif oleh Qatar dan Mesir. Hal ini menjadi langkah awal dalam proses panjang dan rapuh yang bertujuan untuk mengakhiri perang selama 15 bulan di Gaza.

    Perang besar di Gaza meletus sejak 7 Oktober 2023. Israel mengklaim serangannya di Gaza dilakukan untuk menghancurkan Hamas yang menyerang mereka dan menewaskan 1.200 orang di wilayah Israel.

    Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 45 ribu orang yang mayoritas merupakan perempuan dan anak. Ada ratusan ribu orang yang terluka akibat serangan itu. Jutaan penduduk Gaza juga terpaksa mengungsi akibat perang.

    Hamas sendiri telah menyatakan komitmen untuk menyediakannya. Namun, Hamas beralasan ada kendala teknis sehingga daftar itu sulit diselesaikan tepat waktu.

    Hamas menyatakan anggotanya berkomunikasi secara fisik melalui utusan. Hal itu disebut membutuhkan waktu untuk menyetujui nama-nama dan lokasi para sandera ketika pesawat militer Israel masih berada di atas mereka.

    (dek/dek)

  • Gencatan Senjata di Gaza Terwujud Usai Terhambat Daftar Sandera

    Gencatan Senjata di Gaza Terwujud Usai Terhambat Daftar Sandera

    Gaza

    Gencatan senjata di Gaza, Palestina, terwujud hari ini. Gencatan senjata di Gaza sempat terhambat daftar sandera yang hendak dibebaskan oleh Hamas.

    Dilansir Al-Jazeera dan AFP, Minggu (19/1/2025), gencatan senjata ini disetujui setelah satu tahun mediasi intensif oleh Qatar dan Mesir. Hal ini menjadi langkah awal dalam proses panjang dan rapuh yang bertujuan untuk mengakhiri perang selama 15 bulan di Gaza.

    Perang besar di Gaza meletus sejak 7 Oktober 2023. Israel mengklaim serangannya di Gaza dilakukan untuk menghancurkan Hamas yang menyerang mereka dan menewaskan 1.200 orang di wilayah Israel.

    Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 45 ribu orang yang mayoritas merupakan perempuan dan anak. Ada ratusan ribu orang yang terluka akibat serangan itu. Jutaan penduduk Gaza juga terpaksa mengungsi akibat perang.

    Gencatan senjata di Gaza rencananya dimulai pada pukul 08.30 waktu setempat, Minggu (19/1). Namun, pelaksanaannya terhambat penyerahan daftar tiga sandera yang hendak dibebaskan oleh Hamas sebagai bagian kesepakatan dengan Israel.

    Hamas sendiri telah menyatakan komitmen untuk menyediakannya. Namun, Hamas beralasan ada kendala teknis sehingga daftar itu sulit diselesaikan tepat waktu.

    Hamas menyatakan anggotanya berkomunikasi secara fisik melalui utusan. Hal itu disebut membutuhkan waktu untuk menyetujui nama-nama dan lokasi para sandera ketika pesawat militer Israel masih berada di atas mereka.

    Menurut rencana, Hamas akan membebaskan tiga tawanan perempuan yang masih hidup sebagai ganti 95 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel di mana sebagian besar adalah perempuan dan anak. Pertukaran akan dimulai setelah pukul 4 sore hari pertama gencatan senjata. Pembebasan tawanan akan difasilitasi oleh Palang Merah.

    Israel Serang Gaza Selama Penundaan Gencatan Senjata

    Foto: Ilustrasi asap membubung di Gaza akibat serangan Israel (AFP/JOHN WESSELS)

    Israel sebenarnya telah menarik sejumlah pasukannya dari Rafah yang terletak di selatan Gaza menjelang gencatan senjata. Pasukan Israel menuju ke daerah yang disebut koridor Philadelphi, di sepanjang perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.

    Namun, Israel tetap menyerang wilayah utara dan tengah Gaza. Dilansir Al-Jazeera dan AFP, Minggu (19/1), Israel meluncurkan serangan artileri dan serangan udara di Khan Younis selatan dan Nuseirat tengah meski telah masuk waktu gencatan senjata yang disepakati.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan gencatan senjata tak akan terlaksana sebelum Hamas menyerahkan daftar nama sandera yang akan dibebaskan.

    “Tentara Israel terus bersiap untuk pertahanan dan serangan dan tidak akan membiarkan keamanan penduduk Negara Israel dirugikan,” ujar pemerintah Israel.

    Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan Israel telah menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai lebih dari 25 orang. Juru bicara badan tersebut Mahmud Bassal mengatakan tiga orang tewas di Gaza utara dan lima orang di Kota Gaza.

    Hamas Serahkan Daftar Sandera, Gencatan Senjata Terwujud

    Foto: Warga Gaza yang mengungsi mulai berjalan kembali ke kediaman mereka saat gencatan senjata dimulai (AFP/EYAD BABA)

    Hamas pun merilis nama tiga sandera asal Israel yang akan dibebaskan pada hari pertama gencatan senjata di Gaza. Israel menyatakan akan melanjutkan kesepakatan yang sempat ditunda beberapa jam.

    Dilansir Al-Jazeera, pengumuman nama-nama sandera yang akan dibebaskan itu disampaikan juru bicara sayap bersenjata Hamas Brigade Qassam, Abu Obeida.

    “Sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tawanan, kami memutuskan untuk membebaskan hari ini Romi Gonen (24) Emily Damari (28) dan Doron Shtanbar Khair (31),” ujarnya.

    Hamas mengatakan telah menyerahkan nama-nama itu kepada mediator. Israel juga mengonfirmasi menerima daftar tawanan yang akan dibebaskan hari ini

    Kantor Perdana Menteri Israel menyatakan telah menerima daftar berisi nama-nama tawanan yang akan dibebaskan. Israel mulai memberi tahu keluarga dari tiga wanita yang akan dibebaskan.

    Israel menyatakan gencatan senjata dengan Hamas di Gaza akan dimulai pada pukul 11.15 waktu setempat. Awalnya, gencatan senjata ditargetkan dimulai pukul 08.30 waktu setempat.

    Warga Gaza Sambut Gencatan Senjata

    Warga Gaza rayakan gencatan senjata (Foto: REUTERS/Mohammed Salem)

    Salah satu warga yang mengungsi, Souad Warshaga, mengatakan bahwa dia merasa sangat bahagia. Dia berharap dapat pulang ke tempat tinggalnya di Gaza utara.

    “Kami sedang mempersiapkan barang-barang kami untuk kembali ke daerah dan lingkungan kami yang sangat kami rindukan. Kami tidak sabar menunggu hingga saat perjanjian gencatan senjata akan resmi berlaku. Saya ingin menjadi salah satu orang pertama yang meninggalkan tempat ini dan kembali ke rumah kami,” ujarnya.

    Pengungsi lainnya, Latifa Qashqash, juga merasa bahagia. Namun, dia merasa takut karena khawatir Israel melanggar perjanjian dan melakukan serangan mendadak.

    “Saya bahagia karena saya akan kembali ke daerah dan tempat asal saya. Saya juga takut. Karena saya tidak percaya kepada orang Israel. Saya juga sedih karena kehilangan orang-orang yang kami cintai dan harta benda kami. Kami akan meninggalkan tenda di sini untuk tinggal di tenda di sana,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 4

    (haf/haf)

  • Gencatan Senjata Dimulai, Warga Gaza Berbondong-bondong Kembali ke Rumah – Halaman all

    Gencatan Senjata Dimulai, Warga Gaza Berbondong-bondong Kembali ke Rumah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah 470 hari dibombardir tanpa henti oleh Israel, Gaza akhirnya kembali bangkit, Minggu (19/1/2025).

    Ketika gencatan senjata dimulai, penduduk yang mengungsi kembali ke rumah mereka di Jalur Gaza.

    Mereka pulang dengan semangat meskipun banyak daerah yang telah hancur akibat serangan udara Israel.

    Di berbagai wilayah Gaza, dari Rafah hingga kota-kota di utara Gaza seperti Jabalia, Beit Lahia, dan Beit Hanoun, keluarga-keluarga yang sebelumnya terpaksa mengungsi kini mulai kembali ke rumah mereka yang telah hancur menjadi puing-puing akibat serangan udara Israel.

    Gambar kendaraan militer yang mundur dari kota-kota utara menjadi simbol kemenangan, setelah mereka gagal menembus pertahanan dan ketahanan warga Gaza.

    Selain itu, di Jalur Gaza bagian tengah, keluarga-keluarga kembali ke kamp pengungsi Nuseirat.

    Puluhan ribu pengungsi yang terpaksa meninggalkan rumah mereka juga kembali ke Kota Rafah di Selatan, dikutip dari Al Mayadeen.

    Kembalinya warga ke rumah yang telah rusak dan hancur bukan hanya sekadar pulang, tapi juga sebagai simbol kemenangan dan ketahanan. 

    Masyarakat Gaza, yang sebelumnya hidup dalam kekerasan dan kehancuran, kembali merebut rumah dan martabat mereka.

    Sementara itu, usaha Israel selama 15 bulan melenyapkan kelompok perlawanan tidak melemahkan kelompok militan seperti Brigade Al-Qassam.

    Pasukan ini tetap merayakan kemenangan dengan kendaraan militer.

    Kedatangan mereka disambut dengan sorak-sorai dan teriakan kekaguman dari masyarakat yang tetap setia pada situasi meskipun sulit.

    Solidaritas dan loyalitas masyarakat Gaza terhadap pemimpin Hamas, Mohammad Deif, tampak jelas melalui berbagai aksi yang menanamkan slogan-slogan dukungan terhadapnya.

    Sebagai informasi, gencatan senjata di Gaza telah dimulai Minggu (19/1/2025) hari ini pada pukul 11.15 waktu setempat.

    Sebelumnya, gencatan senjata yang awalnya dijadwalkan pada pukul 8.30 waktu setempat sempat tertunda.

    Israel mengatakan bahwa gencatan senjata ditunda lantaran Hamas belum menyerahkan daftar sandera yang akan dibebaskan.

    Namun setelah Hamas menyerahkan nama dari 3 tawanan, gencatan senjata sudah mulai berlaku.

    Adapun ketiga nama tawanan tersebut adalah  Romi Gonen (24 tahun) Emily Damari (28 tahun), dan Doron Steinbrecher (31 tahun).

    Perjanjian yang mencakup penghentian permusuhan dan pertukaran tahanan sejalan dengan jangka waktu yang disepakati oleh mediator Qatar, Mesir, dan AS.

    Tahapan Gencatan Senjata

    Berikut rincian kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas:

    1. Pertukaran Tahanan dan Sandera

    Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera Israel, dan 50 tahanan Palestina lainnya untuk setiap tentara wanita Israel yang ditahan di Gaza.

    Untuk tahapan ini, yang akan menjadi prioritas adalah sandera perempuan dan mereka yang berusia di bawah 19 tahun, dikutip dari Al-Arabiya.

    Dalam 42 hari pertama kesepakatan, 33 warga Israel diperkirakan akan dibebaskan.

    Sebagai informasi, jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan bisa mencapai 1.650.

    2. Negosiasi tentang Koridor Philadelphia

    Israel akan secara bertahap menarik diri dari Koridor Netzarim dan Philadelphi.

    Awalnya, Israel menginginkan peran pengawasan di Koridor Philadelphia, tetapi permintaan ini ditolak dalam kesepakatan akhir.

    Tuntutan Israel untuk perwakilan tetap di Penyeberangan Rafah juga tidak diterima.

    3. Fase Kedua

    Negosiasi untuk tahap kedua kesepakatan akan dimulai pada hari keenam belas gencatan senjata.

    Tahap ini mencakup pembebasan semua sandera yang tersisa dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.

    4. Bantuan Kemanusiaan

    Sebanyak 600 truk bantuan kemanusiaan akan memasuki Gaza setiap hari selama periode enam minggu gencatan senjata.

    Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyambut baik kesepakatan ini dan menekankan pentingnya menghilangkan hambatan dalam pengiriman bantuan.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Gencatan Senjata di Gaza

  • Qatar Konfirmasi Gencatan Senjata: Diharapkan Akhiri Konflik Israel-Hamas – Halaman all

    Qatar Konfirmasi Gencatan Senjata: Diharapkan Akhiri Konflik Israel-Hamas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada hari Minggu (19/1/2025), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, mengonfirmasi bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah resmi dimulai.

    Pengumuman ini disampaikan di tengah harapan akan berakhirnya konflik yang telah menimbulkan banyak korban jiwa.

    Apa yang Terjadi Sebelum Gencatan Senjata Dimulai?

    Dalam pernyataannya, al-Ansari mengindikasikan bahwa tiga sandera akan dibebaskan pada hari yang sama, dan nama-nama mereka telah diserahkan kepada pihak Israel. “Tawanan tersebut adalah tiga warga negara Israel, salah satunya berkebangsaan Rumania dan yang lainnya berkebangsaan Inggris,” ujarnya, seperti dikutip dari Al Jazeera.

    Hal ini menjadi momen penting dalam proses gencatan senjata yang telah ditunggu-tunggu.

    Bagaimana Proses Gencatan Senjata Berlangsung?

    Menurut laporan dari CNN, Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga mengkonfirmasi bahwa gencatan senjata di Gaza telah berlaku, dimulai pada pukul 1:15 pagi waktu setempat (04:15 ET).

    Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa gencatan senjata ini sempat mengalami penundaan hampir tiga jam.

    Hamas menyebutkan penundaan tersebut disebabkan oleh “alasan teknis” terkait dengan pembebasan nama tiga sandera yang disebutkan sebelumnya.

    Dalam situasi yang tegang ini, serangan Israel di Gaza terus berlanjut menjelang waktu yang direncanakan untuk gencatan senjata.

    Juru Bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, melaporkan bahwa setidaknya 19 orang tewas dan 36 orang terluka akibat serangan tersebut, dengan rincian korban berasal dari berbagai wilayah termasuk Rafah, Khan Yunis, dan Kota Gaza.

    Apa Dampak dari Gencatan Senjata Ini?

    Dengan dimulainya gencatan senjata, ribuan truk bantuan siap memasuki Gaza.

    United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) menyatakan bahwa sekitar 4.000 truk bantuan telah disiapkan, dengan setengah dari jumlah tersebut memuat makanan dan tepung.

    Ketersediaan bantuan ini menjadi harapan bagi banyak penduduk Gaza yang terdampak oleh konflik berkepanjangan.

    Apa Selanjutnya bagi Wilayah Gaza?

    Meskipun gencatan senjata telah dimulai, tantangan tetap ada.

    Proses pemulihan pasca-konflik dan distribusi bantuan akan memerlukan perhatian dan kerja sama dari berbagai pihak.

    Dengan demikian, masyarakat internasional akan memantau perkembangan situasi di wilayah tersebut dan berharap akan tercapainya perdamaian yang berkelanjutan.

    Dengan demikian, gencatan senjata ini menjadi titik awal yang penting, tidak hanya untuk menghentikan kekerasan tetapi juga untuk memfasilitasi bantuan yang sangat dibutuhkan bagi rakyat Gaza.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Qatar Konfirmasi Gencatan Senjata: Diharapkan Akhiri Konflik Israel-Hamas – Halaman all

    Pembebasan Sandera Gaza: 3 Dibebaskan Hari Ini, Empat Lainnya Dalam Seminggu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengumumkan, pembebasan tiga tawanan yang ditahan di Gaza akan dilakukan setelah pukul 14:00 GMT atau sekitar pukul 21.00 WIB.

    Dalam pernyataan tersebut juga dikatakan, empat sandera perempuan lainnya yang masih hidup akan dibebaskan dalam waktu tujuh hari mendatang, dikutip dari Al-Jazeera.

    Sebelumnya, kelompok Hamas telah merilis tiga nama tawanan wanita Israel yang akan dibebaskan pada Minggu (19/1/2025) hari ini.

    Juru bicara sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, Abu Obaide mengatakan, ketiga tawanan tersebut adalah Romi Gonen (24 tahun) Emily Damari (28 tahun), dan Doron Steinbrecher (31 tahun) dikutip dari Anadolu Anjansi.

    Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kantor Perdana Menteri Israel Netanyahu.

    Ia mengatakan telah menerima daftar warga Israel yang akan dibebaskan pada hari Minggu berdasarkan perjanjian tersebut.

    Penananggung jawab utama pemerintah Israel dalam pemulangan sandera, Gal Hirsch mengatakan telah memberitahukan kabar ini kepada keluarga tiga sandera.

    Sebelumnya, kantor Netanyahu mengatakan gencatan senjata sempat ditunda lantaran Hamas belum menyerahkan daftar sandera.

    Perjanjian tersebut awalnya dijadwalkan mulai berlaku pada pukul 8.30 waktu setempat (06.30 GMT).

    Namun setelah Hamas menyerahkan nama dari 3 tawanan, gencatan senjata akan mulai berlaku pada pukul 11.15 waktu setempat.

    Perjanjian yang mencakup penghentian permusuhan dan pertukaran tahanan sejalan dengan jangka waktu yang disepakati oleh mediator Qatar, Mesir, dan AS.

    Tahapan Gencatan Senjata

    Berikut rincian kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas:

    1. Pertukaran Tahanan dan Sandera

    Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera Israel, dan 50 tahanan Palestina lainnya untuk setiap tentara wanita Israel yang ditahan di Gaza.

    Untuk tahapan ini, yang akan menjadi prioritas adalah sandera perempuan dan mereka yang berusia di bawah 19 tahun, dikutip dari Al-Arabiya.

    Dalam 42 hari pertama kesepakatan, 33 warga Israel diperkirakan akan dibebaskan.

    Sebagai informasi, jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan bisa mencapai 1.650.

    2. Negosiasi tentang Koridor Philadelphia

    Israel akan secara bertahap menarik diri dari Koridor Netzarim dan Philadelphi.

    Awalnya, Israel menginginkan peran pengawasan di Koridor Philadelphia, tetapi permintaan ini ditolak dalam kesepakatan akhir.

    Tuntutan Israel untuk perwakilan tetap di Penyeberangan Rafah juga tidak diterima.

    3. Fase Kedua

    Negosiasi untuk tahap kedua kesepakatan akan dimulai pada hari keenam belas gencatan senjata.

    Tahap ini mencakup pembebasan semua sandera yang tersisa dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.

    4. Bantuan Kemanusiaan

    Sebanyak 600 truk bantuan kemanusiaan akan memasuki Gaza setiap hari selama periode enam minggu gencatan senjata.

    Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyambut baik kesepakatan ini dan menekankan pentingnya menghilangkan hambatan dalam pengiriman bantuan.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Gencatan Senjata di Gaza

  • Mediator Qatar Konfirmasi Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza Telah Dimulai – Halaman all

    Mediator Qatar Konfirmasi Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza Telah Dimulai – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dalam sebuah pernyataan, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari mengonfirmasi bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah dimulai pada Minggu (19/1/2025).

    “Terkait laporan mengenai waktu dimulainya gencatan senjata di Gaza, kami mengonfirmasi bahwa nama-nama tiga sandera yang akan dibebaskan hari ini telah diserahkan kepada pihak Israel,” kata Jubir Kemenlu Qatar, dikutip dari Al Jazeera.

    Al-Ansari menambahkan tawanan tersebut adalah tiga warga negara Israel, salah satunya berkebangsaan Rumania dan yang lainnya berkebangsaan Inggris.

    “Dengan demikian, gencatan senjata telah dimulai.”

    Dikutip dari CNN, Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan mengumumkan bahwa gencatan senjata di Gaza telah berlaku.

    Gencatan senjata Israel-Hamas untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza dimulai pada pukul 11.5 pagi waktu setempat (04.15 ET).

    Gencatan senjata Gaza sempat ditunda selama hampir tiga jam.

    Hamas menyebut penundaan ini karena alasan “teknis” dalam perilisan nama tiga sandera yang akan dibebaskan kepada Israel pada Minggu (19/1/2025).

    Bahkan, tadi menjelang gencatan senjata yang direncanakan pada pukul 08.30 pagi (01.30 pagi ET), serangan Israel tak berhenti menggempur Gaza.

    Dikutip dari Al Jazeera, Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal mencatat setidaknya 19 orang tewas dan 36 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza, dengan 36 orang terluka.

    “Satu orang tewas di Rafah, enam orang tewas di Khan Yunis, sembilan tewas di Kota Gaza dan tiga di utara,” katanya dalam sebuah pernyataan.

    Gencatan Senjata Dimulai, Ribuan Truk Bantuan Siap Masuki Gaza

    United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) mengatakan 4.000 truk bantuan siap memasuki Gaza.

    Dalam pernyataan tentang X, UNRWA mengatakan setengah dari mereka membawa makanan dan tepung.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Tolak Gencatan Senjata Gaza, Menteri Kontroversial Israel Mundur

    Tolak Gencatan Senjata Gaza, Menteri Kontroversial Israel Mundur

    Tel Aviv

    Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, dan dua menteri lainnya dari partai nasionalis-religiusnya telah mengundurkan diri dari kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Mereka mundur karena menolak kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

    Dilansir Al-Jazeera, Jumat (19/1/2025), Partai Otzma Yehudit atau Kekuatan Yahudi tidak lagi menjadi bagian dari koalisi yang berkuasa. Tetapi, mereka mengatakan tidak akan mencoba menjatuhkan pemerintahan Netanyahu.

    Ben-Gvir merupakan pemukim di Kiryat Arba yang menjadi salah satu permukiman paling radikal di Tepi Barat yang diduduki Israel. Ben-Gvir juga pernah dihukum karena hasutan rasisme, merusak properti, memiliki materi propaganda organisasi ‘teroris’ dan mendukung organisasi ‘teroris’ atau kelompok terlarang Kach milik Meir Kahane yang ia ikuti saat berusia 16 tahun.

    Namun dalam pemilihan umum Maret 2021, partai Jewish Power milik Ben-Gvir berhasil memasuki Parlemen Israel dengan bergabung bersama Partai National Union milik Bezalel Smotrich. Koalisi mereka menjadi kubu Zionisme Religius atas perintah PM saat itu Benjamin Netanyahu, kalah dalam pemilihan umum melawan gabungan kubu Naftali Bennet dan Yair Lapid.

    Ben-Gvir menjadi salah satu menteri yang kerap melontarkan pernyataan ataupun melakukan hal kontroversial. Dia pernah dihujat oleh dunia internasional usai melontarkan keinginan membangun sinagoge di kompleks Al-Aqsa.

    Gencatan senjata di Gaza disetujui setelah satu tahun mediasi intensif oleh Qatar dan Mesir. Gencatan senjata menjadi langkah pertama dalam proses panjang dan rapuh yang bertujuan untuk mengakhiri perang selama 15 bulan.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menginstruksikan militer bahwa gencatan senjata tidak akan dimulai sampai Israel memiliki daftar sandera yang akan dibebaskan. Hamas sendiri menyatakan berkomitmen untuk menyediakannya. Namun, Hamas beralasan ada kendala teknis sehingga daftar itu sulit diselesaikan tepat waktu.

    Israel pun terus menyerang Gaza pada Minggu (19/1) meski telah masuk waktu gencatan senjata. Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan Israel telah menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai lebih dari 25 orang. Juru bicara badan tersebut Mahmud Bassal mengatakan tiga orang tewas di Gaza utara dan lima orang di Kota Gaza.

    Perang di Gaza telah terjadi sejak 7 Oktober 2023. Israel berdalih serangan ke Gaza untuk menghabisi Hamas yang melakukan serangan ke wilayah mereka.

    Serangan Hamas itu menewaskan 1.200 orang di Israel. Selain itu, ada ratusan orang yang ditahan dan menjadi sandera Hamas.

    Sementara, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 46 ribu orang di Gaza. Selain itu, ada ratusan ribu orang terluka dan jutaan orang menjadi pengungsi akibat serangan Israel.

    (haf/imk)