Negara: Qatar

  • Sean Gelael Bawa Pertamax Turbo ke Kelas Dunia Lewat FIA WEC 2025

    Sean Gelael Bawa Pertamax Turbo ke Kelas Dunia Lewat FIA WEC 2025

    Jakarta: Sean Gelael kembali mengharumkan nama Indonesia di ajang balap ketahanan dunia, FIA World Endurance Championship (WEC) 2025. 
     
    Mengendarai McLaren GT3 EVO untuk tim United Autosport di kelas LMGT3, Sean mendapat dukungan penuh dari Pertamax Turbo, bahan bakar unggulan Pertamina yang siap bersaing di kancah internasional.
     
    Sean Gelael mengungkapkan bahan bakar berkualitas tinggi ini memberikan kepercayaan diri lebih saat menghadapi delapan putaran FIA WEC 2025, yang dimulai pada 28 Februari di Lusail International Circuit, Qatar.

    “Balap ketahanan seperti FIA WEC membutuhkan performa optimal dari mesin dan bahan bakar yang mampu mendukung kecepatan serta efisiensi,” kata Sean dalam keterangan tertulis, Selasa, 18 Februari 2025.
     

    Pertamax Turbo untuk kompetisi global
    Pertamax Turbo bukan sekadar bahan bakar biasa. Dengan standar Euro 4 dan teknologi Ignition Boost Formula (IBF), produk ini dirancang khusus untuk kendaraan berperforma tinggi. 
     
    Hasil kolaborasi dengan tim motorsport Eropa, Pertamax Turbo memastikan pembakaran lebih sempurna, tenaga lebih maksimal, dan emisi lebih rendah—kombinasi ideal untuk balap tingkat dunia.
     
    Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menegaskan, dukungan kepada Sean Gelael adalah bagian dari strategi memperkenalkan keunggulan Pertamax Turbo di pasar global.
     
    “Kami bangga dapat menjadi bagian dari perjalanan Sean Gelael di FIA WEC 2025 melalui kerja sama sponsorship ini. Selain memperkuat citra Pertamax Turbo sebagai bahan bakar performa tinggi, kolaborasi ini juga menjadi ajang pembuktian bahwa produk dalam negeri mampu bersaing di tingkat global,” ujar Heppy.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Tentara Lebanon Dikerahkan ke Wilayah yang Ditinggalkan Israel Saat Batas Waktu Berakhir – Halaman all

    Tentara Lebanon Dikerahkan ke Wilayah yang Ditinggalkan Israel Saat Batas Waktu Berakhir – Halaman all

    Tentara Lebanon Dikerahkan ke Wilayah yang Ditinggalkan Israel Saat Batas Waktu Berakhir

    TRIBUNNEWS.COM- Pasukan pendudukan Israel terus menduduki lima titik di desa-desa perbatasan, meskipun batas waktu penarikan mereka berakhir pada 18 Februari.

    Pasukan pendudukan Israel telah menyelesaikan penarikan mereka dari Lebanon Selatan sambil tetap berada di lima lokasi di pinggiran desa perbatasan, Radio Angkatan Darat Israel melaporkan pada Selasa pagi. 

    Koresponden Al Mayadeen juga melaporkan bahwa Tentara Lebanon kini dikerahkan ke wilayah-wilayah yang ditinggalkan oleh pasukan pendudukan, karena batas waktu penarikan penuh mereka telah resmi tiba.

    Pasukan pendudukan Israel telah menduduki desa-desa Lebanon selatan di bagian timur perbatasan, termasuk Meis al-Jabal, Kfar Kila, Houla, Blida, dan Mhaibib, yang semuanya telah dibombardir secara intensif oleh pasukan pendudukan. 

    Meskipun batas waktu penarikan pasukan semula dijadwalkan pada 27 Januari 2024, perpanjangan pada menit-menit terakhir hingga 18 Februari diberikan kepada rezim Israel.

    Selama periode perjanjian gencatan senjata, pasukan pendudukan Israel menghancurkan puluhan rumah di desa-desa tersebut sambil juga menembaki warga sipil yang mencoba mencapai kampung halaman mereka atau mengambil jenazah kerabat mereka yang tewas. 

    Meskipun ada upaya untuk mengamankan penarikan pasukan pendudukan, pasukan Israel akan menduduki lima “titik strategis” di dalam wilayah Lebanon melewati batas waktu. 

    “Berdasarkan situasi saat ini, kami akan menempatkan sejumlah kecil pasukan sementara di lima titik strategis di sepanjang perbatasan di Lebanon sehingga kami dapat terus melindungi penduduk kami dan memastikan tidak ada ancaman langsung,” kata juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Nadav Shoshani kepada wartawan pada hari Senin.

    Poin-poin tersebut antara lain posisi di Lebanon Selatan; al-Hamames, al-Azziyah, al-Owaidah, Jabal Blat, dan al-Labouneh.

    Pejabat Lebanon belum mengeluarkan tanggapan terhadap keputusan Israel tersebut, meskipun lima komite yang terdiri dari Amerika Serikat, Prancis, Mesir, Arab Saudi, dan Qatar berjanji untuk menekan “Israel” agar menarik diri dari seluruh wilayah Lebanon paling lambat hari Selasa.  

     

    SUMBER: AL MAYADEEN

  • Analis Israel: 5 Indikator Netanyahu Mau Lanjut Perang Gaza dan Ogah Negosiasi Tahap 2 dengan Hamas – Halaman all

    Analis Israel: 5 Indikator Netanyahu Mau Lanjut Perang Gaza dan Ogah Negosiasi Tahap 2 dengan Hamas – Halaman all

    Media Israel: 5 Indikator Netanyahu Lanjut Perang Gaza dan Ogah Negosiasi Tahap Dua dengan Hamas
     
     
    TRIBUNNEWS.COM – Surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth mengungkapkan dalam sebuah laporan pada Minggu (16/2/2025) kalau pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tengah berupaya menggagalkan tahap kedua negosiasi kesepakatan pertukaran sandera-tahanan demi gencatan senjata di Gaza.

    Laporan tersebut menyebut kalau ada lima indikator pihak Netanyahu terindikasi tak ingin tahap dua negosiasi dengan gerakan pembebasan Palestina, Hamas, terjadi.

    “Netanyahu menggunakan taktik politik, manuver media, memanipulasi informasi, melanggar perjanjian, dan mengecualikan (tidak menyertakan) para profesional di tim negosiasi,” tulis laporan tersebut dikutip dari Khaberni, Senin (17/2/2025).

    Laporan tersebut, yang ditulis oleh analis militer, Ronen Bergman, menyimpulkan kalau “negosiasi tidak dapat dilanjutkan jika salah satu pihak tidak berminat,”.

    Simpulan ini mengacu pada penolakan pemerintah Israel untuk memulai secara serius tahap kedua negosiasi tersebut.

    GAZA UTARA – Tangkapan Layar YouTube Al Jazeera English pada Jumat (14/2/2025) yang menunjukkan warga Palestina dan truk bantuan untuk bergerak bebas melalui penyeberangan dari Gaza Utara pada 9 Februari 2025. Menteri Luar Negeri Italia pada hari Jumat (14/2/2025) mengatakan akan menerima 14 pasien anak Palestina dari Gaza untuk mendapatkan perawatan medis. (Tangkapan Layar YouTube Al Jazeera English)

    Israel Sengaja dan Enggan Bernegosiasi Lagi

    Analisis Bergman merujuk pada pengakuan Omer Dostri, juru bicara perdana menteri Israel, kalau Israel saat ini tidak sedang merundingkan fase kedua kesepakatan tersebut, meskipun sebelumnya telah melontarkan komitmen.

    Bergman juga mengatakan kalau pernyataan ini mengonfirmasi kecurigaan kalau pemerintah Israel memang dengan sengaja menghalangi kemajuan nyata dalam negosiasi.

    Seorang sumber keamanan senior yang mengetahui rincian negosiasi tersebut dikutip, mengatakan kalau pemerintah Israel tidak mematuhi perjanjian yang ditandatangani.

    “Perjanjian menetapkan perlunya memulai negosiasi mengenai fase kedua dengan Hamas paling lambat pada hari ke-16 gencatan senjata, yaitu dua minggu yang lalu. Dan bahwa negosiasi tahap dua tersebut seharusnya berakhir dalam waktu 35 hari sejak dimulainya perjanjian gencatan senjata,” .

    Sumber itu juga mengatakan, “Bahkan jika semua pihak bersemangat untuk mencapai kesepakatan, tidak ada peluang untuk menyelesaikan semua rincian dalam waktu satu minggu, apalagi jika salah satu pihak tidak tertarik sama sekali,”

    Argumen ini secara jelas merujuk pada keengganan pemerintah Israel untuk memulai kembali negosiasi tahap kedua.

    Bergman mengutip pernyataan pejabat keamanan senior lain Israel, “Melanggar dan menghindar dari penerapan perjanjian tersebut dapat menyebabkan kegagalan tahap pertama, dan dengan demikian kegagalan untuk menyelesaikan pembebasan semua tahanan,”.

    “Hal ini berujung pada risiko keamanan yang dapat mendorong Israel ke dalam siklus kekerasan baru, tanpa keuntungan strategis yang signifikan,” kata laporan tersebut.

    SIAP MASUK GAZA – Foto file yang diambil dari Khaberni, Rabu (12/2/2025) menunjukkan tank-tank pasukan Israel bersiap memasuki Gaza pada Oktober 2023 setelah Operasi Banjir Al-Aqsa terjadi. Israel bersiap memasuki Gaza lagi pada pertengahan Februari 2025 seiring mandeknya negosiasi gencatan senjata dengan Hamas. (khaberni/tangkap layar)

    Menolak Negosiasi

    Laporan juga menyatakan kalau para analis militer Israel percaya kalau tahap kedua negosiasi sangat penting.

    Begitu pentingnya sampai-sampai itu tak cuma menyangkut nasib para tahanan Israel, namun mencakup masa depan hubungan antara Israel dan seluruh kawasan.

    “Menyelesaikan tahap ini dapat menjadi awal dari kesepakatan yang lebih luas tentang masa depan Jalur Gaza, sementara kegagalannya dapat menyebabkan kembalinya eskalasi militer, yang tampaknya menjadi salah satu tujuan Netanyahu untuk tetap berkuasa,” menurut uraiannya.

    Laporan juga menyebut kalau sumber-sumber diplomatik yang memiliki informasi juga melaporkan kalau Netanyahu menghadapi tekanan internal yang besar dari kelompok ekstrem kanan.

    Tokoh-tokoh ultranasionalis Israel macam Bezalel Smotrich dan Itamar Ben-Gvir memang secara lantang menolak kesepakatan apa pun yang tidak mencakup pembongkaran kemampuan militer Hamas.

    Di sisi lain, laporan menunjukkan kalau ada penentangan atas suara Smotrich Cs ini dari dalam badan keamanan Israel.

    “Banyak pemimpin militer yakin bahwa kegagalan negosiasi akan menyebabkan dampak keamanan yang serius bagi Israel,” kata laporan itu.

    Menurut sumber keamanan yang sama, “Netanyahu dan orang-orangnya terjebak dalam perangkap, dan mereka tidak peduli dengan apa yang terjadi di luar perhitungan politik internal. Oleh karena itu, mereka menyangkal adanya negosiasi, tetapi mereka tidak secara langsung menuduh Hamas menghalanginya negosiasi), karena itu secara implisit berarti bahwa Israel tertarik pada negosiasi.”

    MOBILISASI – Pasukan dan tank Israel (IDF) dimobilisasi untuk menginvasi Rafah, Gaza Selatan. Kabinet Perang Israel, Jumat (10/5/2024) memutuskan untuk memperluas operasi serangan ke Rafah dari yang tadinya mengklaim cuma operasi terbatas. (tangkap layar/shfq)

    5 Indikator Israel Mau Lanjut Perang

    Menurut sumber-sumber yang terpercaya, wartawan Israel itu menyebutkan lima indikator utama yang menunjukkan bahwa Netanyahu secara sistematis berupaya mengganggu berlangsungnya tahap kedua negosiasi tersebut.

    “Upaya tersebut di antaranya secara sengaja menunda dimulainya kembali perundingan, tidak menyertakan para profesional ke dalam tim perunding, membocorkan informasi palsu ke media, meyakinkan bahwa Amerika Serikat pada akhirnya akan mengatur segalanya, dan menetapkan syarat-syarat yang mustahil untuk perundingan,” kata laporan itu.

    Analis militer tersebut mengemukakan, keluarga para tahanan menyadari kalau  pemerintah tidak serius menangani persoalan tahanan, sehingga meningkatkan tekanan di forum internasional.

    Di tingkat internasional, Bergman yakin bahwa tekanan terhadap Israel meningkat dari Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir.

    Namun, ia yakin bahwa “tekanan-tekanan tersebut tidak berhasil memecahkan kebuntuan, karena Netanyahu bertaruh bahwa ia dapat menunda hingga kondisi politik yang lebih baik tercapai.”

    Analis politik Israel itu menegaskan kalau tahap kedua kesepakatan itu sejatinya telah ditunda, menurut pernyataannya, bukan karena komplikasi teknis atau keamanannya, tetapi karena keputusan politik pemerintah Netanyahu, yang mengutamakan prioritas elektoralnya di atas pertimbangan kemanusiaan atau strategis apa pun.

     

    (oln/khbrn/*)

     
     
     
     

  • Pertama Kali, Delegasi Taliban Berkunjung ke Jepang, Bahas Apa?

    Pertama Kali, Delegasi Taliban Berkunjung ke Jepang, Bahas Apa?

    Tokyo

    Delegasi pemerintah Taliban yang berkuasa di Afghanistan melakukan kunjungan ke Jepang untuk pertama kalinya pada Senin (17/2) waktu setempat. Ini menjadi kunjungan diplomatik yang langka oleh Taliban ke luar kawasan Timur Tengah.

    Delegasi pemerintah Taliban ini, seperti dilansir AFP, Senin (17/2/2025), berangkat dari Kabul, ibu kota Afghanistan, pada Sabtu (15/2) waktu setempat.

    Laporan media lokal Afghanistan menyebut kunjungan delegasi Taliban ini akan berlangsung selama satu minggu dan melibatkan para pejabat dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perekonomian.

    “Kami mengupayakan interaksi yang bermartabat dengan dunia untuk mewujudkan Afghanistan yang kuat, bersatu, maju, sejahtera dan berkembang, serta menjadi anggota aktif komunitas internasional,” ucap wakil menteri pada Kementerian Perekonomian, Latif Nazari, yang menjadi bagian delegasi tersebut.

    Pemerintah Taliban melakukan kunjungan rutin ke negara-negara tetangga dan negara-negara di kawasan, termasuk ke Asia Tengah, Rusia dan China.

    Namun mereka baru secara resmi melakukan kunjungan ke Eropa tahun 2022 dan tahun 2023 lalu saat menghadiri pertemuan puncak diplomasi di Norwegia.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Kedutaan Besar Jepang di Kabul dipindahkan untuk sementara ke Qatar setelah pemerintah Afghanistan sebelumnya yang didukung internasional kolaps dan Taliban mengambil alih kekuasaan pada tahun 2021 lalu.

    Tapi sejak itu, Tokyo telah membuka kembali dan melanjutkan aktivitas diplomatik dan kemanusiaan di Afghanistan.

    Laporan televisi terkemuka Jepang, NHK, yang mengutip sumber diplomatik Afghanistan yang tidak disebut namanya, menyebut delegasi Taliban dari Afghanistan berencana untuk “bertukar pandangan dengan para pejabat pemerintah Jepang selama mereka berkunjung”.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Israel Kembali Gempur Gaza, 3 Polisi Tewas

    Israel Kembali Gempur Gaza, 3 Polisi Tewas

    Gaza City

    Kelompok Hamas melaporkan serangan udara terbaru Israel menghantam wilayah di dekat Rafah, Jalur Gaza bagian selatan. Gempuran militer Tel Aviv itu menewaskan sedikitnya tiga polisi di area tersebut.

    Serangan udara Israel itu, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (17/2/2025), menghantam wilayah Jalur Gaza bagian selatan pada Minggu (16/2) tersebut, atau sehari setelah Hamas dan Tel Aviv melakukan pertukaran sandera-tahanan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang berlaku sejak 19 Januari lalu.

    Kementerian Dalam Negeri Hamas awalnya melaporkan dua polisi tewas dalam gempuran militer Israel itu, dengan satu polisi lainnya mengalami luka kritis.

    Namun dalam pernyataan lanjutan, dilaporkan bahwa polisi ketiga akhirnya meninggal dunia akibat luka-luka yang dideritanya.

    Ketiga polisi yang tewas itu dikerahkan ke area al-Shouka, sebelah timur Rafah, untuk mengamankan proses penyaluran bantuan kemanusiaan.

    Militer Israel, dalam pernyataan yang dirilisnya, menyatakan Angkatan Udaranya melancarkan satu serangan udara terhadap wilayah Jalur Gaza, yang menargetkan “beberapa individu bersenjata”.

    “Sebelumnya pada hari ini (16/2), beberapa individu bersenjata yang bergerak ke arah pasukan (Israel) di Jalur Gaza bagian selatan diserang oleh pesawat (Angkatan Udara Israel),” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    Sementara Hamas, dalam pernyataan terpisah, menyebut serangan udara Israel yang menewaskan tiga polisi itu sebagai “pelanggaran serius” terhadap gencatan senjata yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, sejak pertengahan Januari lalu.

    “Tembakan yang berbahaya yang dilakukan oleh drone Zionis pagi hari ini di sebelah timur kota Rafah, menargetkan elemen kepolisian yang bertugas mengamankan masuknya bantuan (kemanusiaan)… dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap perjanjian gencatan senjata,” sebut Hamas.

    Gencatan senjata yang rapuh antara Hamas dan Israel telah menghentikan sebagian besar pertempuran yang berkecamuk selama lebih dari 15 bulan terakhir di Jalur Gaza.

    Namun awal bulan ini, Tel Aviv melancarkan setidaknya satu serangan udara lainnya di Gaza, yang diklaim menargetkan “kendaraan mencurigakan” di wilayah Jalur Gaza bagian tengah.

    Gencatan senjata Gaza nyaris diakhiri ketika Hamas mengumumkan akan menunda pembebasan sandera Israel pekan lalu dan menuduh Israel melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan mereka, terutama mengenai aliran bantuan kemanusiaan.

    Merespons pengumuman Hamas, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengancam untuk melanjutkan “pertempuran sengit” di Jalur Gaza kecuali Hamas membebaskan para sandera pada Sabtu (15/2) waktu setempat.

    Dengan adanya mediasi intensif oleh Qatar dan Mesir, pertukaran sandera-tahanan akhirnya dilakukan pada Sabtu (15/2), dengan Hamas membebaskan tiga sandera Israel yang ditukarkan dengan ratusan tahanan Palestina yang dibebaskan dari penjara-penjara Israel pada hari yang sama.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pengalaman Menyedihkan Para Sandera Palestina yang Dibebaskan Israel – Halaman all

    Pengalaman Menyedihkan Para Sandera Palestina yang Dibebaskan Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Israel baru-baru ini membebaskan 369 warga Palestina pada Sabtu, 15 Februari 2025, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

    Namun, dari jumlah tersebut, empat di antaranya dilaporkan berada dalam kondisi kritis.

    Kondisi Para Sandera

    Bulan Sabit Merah Palestina menyatakan bahwa para sandera yang dibebaskan saat ini dirawat di rumah sakit di Ramallah, Tepi Barat.

    Meskipun sebagian besar tawanan Israel umumnya dalam kondisi baik, banyak dari mereka menunjukkan tanda-tanda fisik yang memprihatinkan.

    Banyak yang kehilangan berat badan secara drastis dan mengalami kesulitan berjalan akibat penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi selama penahanan.

    Menurut laporan Kantor Media Tahanan Palestina, kondisi yang dialami oleh para tahanan menunjukkan pelanggaran hak asasi manusia yang serius.

    Beberapa mantan tahanan menceritakan kengerian yang mereka alami di penjara Israel, di mana sebagian besar dari mereka dipenjara tanpa tuduhan.

    Pengalaman Menyedihkan

    Amir Abu Radah, salah satu warga Palestina yang dibebaskan, mengungkapkan pengalamannya selama 18 bulan di penjara gurun Nafha.

    Ia menyatakan bahwa selama di sana, pihak berwenang memutus aliran air dan listrik, sehingga membuat kondisi penjara semakin sulit. “Kami tidak memiliki sarana komunikasi apa pun dan terisolasi dari dunia luar,” ungkapnya.

    Hazem Rajab, warga Palestina lainnya yang dibebaskan, juga berbagi pengalaman buruknya.

    Ia menceritakan bahwa sejak awal penangkapannya pada Desember 2023, ia dan tahanan lainnya dipukuli secara brutal. “Orang Israel mengatakan kepada kami, ‘Selamat datang di neraka’. Itu benar-benar neraka,” kenangnya.

    Laporan dari Nour Odeh dari Al Jazeera menyebutkan bahwa warga Palestina yang dibebaskan berada dalam kondisi sangat buruk dan menderita kekurangan gizi akibat menahan lapar selama 15 bulan terakhir.

    Mereka hanya diizinkan mandi setiap 10 hari, yang semakin memperburuk kondisi kesehatan mereka.

    Penahanan Tanpa Bukti

    Salah satu mantan tahanan, Mohammed el-Halabi, yang merupakan mantan kepala World Vision di Gaza, dipenjara selama hampir sembilan tahun sebelum dibebaskan pada 15 Februari 2025.

    Ia mengungkapkan bahwa ia dihukum tanpa bukti yang jelas dan menjadi sasaran penyiksaan fisik serta psikologis yang semakin parah sejak dimulainya perang di Gaza.

    Berat badannya turun drastis dari 95 kilogram menjadi hanya 45 kilogram.

    Gencatan Senjata dan Pertukaran Sandera

    Dikutip dari CNN, pada awal minggu ini, Hamas sempat menunda pembebasan sandera setelah menuduh Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata.

    Namun, setelah berdiskusi dengan mediator dari Mesir dan Qatar, Hamas akhirnya memutuskan untuk melanjutkan proses pembebasan sandera.

    Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengucapkan terima kasih atas pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump yang mendukung pembebasan sandera.

    Pernyataan tersebut dianggap membantu mendorong Hamas untuk melanjutkan proses pembebasan.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Populer Internasional: Hamas Pamer Peralatan IDF Saat Bebaskan 3 Sandera – Sosok Sasha Troufanov – Halaman all

    Populer Internasional: Hamas Pamer Peralatan IDF Saat Bebaskan 3 Sandera – Sosok Sasha Troufanov – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

    Hamas telah membebaskan 3 sandera Israel sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata.

    Selama pembebasan sandera tersebut, Hamas memamerkan peralatan IDF yang mereka sita selama pertempuran.

    Sementara itu, potensi perundingan perdamaian antara Ukraina dan Rusia juga mulai terlihat.

    Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

    1. Sambil Bebaskan Tiga Sandera Israel, Hamas Pamer Peralatan IDF yang Berhasil Disita

    Hamas telah membebaskan tiga sandera Israel sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata pada Sabtu (15/2/2025) siang waktu setempat.

    Ketiga sandera Israel tersebut adalah Iair Horn, Sagui Dekel-Chen dan Sasha (Alexander) Troufanov.

    Dikutip dari The Jerusalem Post, ada momen unik ketika Hamas membebaskan para sandera di Khan Younis, Gaza.

    Saat melakukan pembebasan sandera untuk diserahkan kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC), Hamas memamerkan peralatan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang berhasil mereka sita.

    Peralatan-peralatan yang berhasil Hamas sita dari IDF di antaranya adalah senjata hingga seragam.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Zelensky Hanya Mau Negosiasi Langsung dengan Putin Tanpa Diwakili, Berharap AS Bela Ukraina

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Presiden Vladimir Putin adalah satu-satunya pihak Rusia yang ingin ia ajak bernegosiasi.

    Ia mengesampingkan format apa pun yang akan melibatkan perwakilan Rusia lainnya dalam negosiasi tersebut.

    “Saya tidak akan bertemu dengan Rusia. Saya hanya akan bertemu dengan satu orang Rusia – dengan Putin,” kata Zelensky di hadapan peserta Konferensi Keamanan Munich pada Jumat (14/2/2025).

    Zelensky percaya diri mengatakan hal tersebut setelah sekutunya di Eropa memiliki rencana untuk mendukung Ukraina ketika berunding dengan Rusia.

    “Saya akan duduk bersama Putin, dan kami akan menghentikan perang,” kata Zelensky.

    Presiden Ukraina juga membahas pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang mengatakan Putin ingin menghentikan perang, yang menurutnya tidak benar.

    “Dia (Donald Trump) berbicara dengan Putin. Dia mengatakan kepada saya bahwa Putin ingin menghentikan perang.”

    “Saya katakan kepadanya bahwa dia (Putin) adalah pembohong, saya harap Anda (Donald Trump) akan menekan dia (Putin),” kata Zelensky, seperti diberitakan Pravda.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Beri Pesan ke Pemerintah Israel, Sandera Sagui Dekel-Chen Kirim Kode Soal Terowongan Hamas?

    Ketiga sandera Israel yang baru saja dibebaskan Hamas pada putaran ke-6 pertukaran sandera dan tahanan, di Khan Yunis, Gaza Selatan, Sabtu (15/2/2025) mengirim pesan ke pada pemerintah Israel.

    Ketiganya, Sagui Dekel-Chen, Yair Horn, dan Sasha Trubunov—telah meminta pemerintah Israel untuk mengambil tindakan segera guna memastikan kelanjutan kesepakatan pertukaran tawanan dan pembebasan semua tawanan yang tersisa.

    “Sagui Dekel-Chen mendesak pemerintah untuk melakukan segala yang mungkin untuk menjaga kesepakatan tersebut,” kata laporan RNTV, Sabtu.

    Laporan The New York Times melansir, Sagui, yang dibawa ke panggung prosesi pembebasan sebelum dibebaskan, juga menyiratkan kegembiraannya melihat sinar matahari lagi.

    Pernyataan Sagui Dekel-Chen ini ditafsirkan sebagai isyarat kalau selama ini dia ditahan di dalam terowongan Hamas.

    “Saya akhirnya keluar di bawah sinar matahari, menuju cahaya,” kata Sagui Dekel-Chen.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. Sosok Sasha Troufanov, Sandera Israel yang Buat Gempar karena Jalan-Jalan & Mancing di Pantai Gaza

    Seorang sandera Israel bernama Alexandre Sasha Troufanov (29) membuat gempar karena muncul video yang memperlihatkan dia sedang berjalan-jalan dan memancing di pantai Gaza.

    Menurut media-media Israel, video itu dirilis hari Jumat, (14/2/2025), oleh kelompok Jihad Islam Palestina.

    Dalam video itu Troufanov juga terlihat menulis sebuah pesan yang diduga berisi ucapan terima kasih kepada pihak yang menyanderanya.

    Keluarga Troufanov meminta media Israel untuk tidak mempublikasikan video itu atau menggunakannya.

    Menurut media Israel, video itu sengaja dikeluarkan untuk tujuan propaganda kelompok perlawanan Palestina.

    Troufanov sendiri dijadwalkan dibebaskan oleh Hamas hari ini bersama dengan dua sandera bernama Sagui Dekel Chen dan Iair Horn.

    Pembebasan itu merupakan pertukaran sandera dengan tahanan putaran keenam selama gencatan senjata Hamas-Israel.

    Hamas mengatakan ketiganya akan dibebaskan lewat juru penengah dari Mesir dan Qatar. Sebelumnya, Hamas sempat mengaku menunda pembebasan sandera karena Israel melanggar perjanjian gencatan.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • UI Juara Ajang Shell Eco Marathon Asia-Pacific and Middle East Qatar

    UI Juara Ajang Shell Eco Marathon Asia-Pacific and Middle East Qatar

    DEPOK – Tim Supermileage Vehicle (SMV) Universitas Indonesia (UI) kembali menjadi kebanggaan Indonesia setelah meraih kemenangan dalam kompetisi Shell Eco Marathon Asia-Pacific and Middle East 2025.

    Tim Nakoela meraih Juara 1 untuk Kategori Prototype Hydrogen Vehicle, sedangkan Tim Arjuna memperoleh Juara 4 untuk Kategori Urban Battery Electric.

    Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah di Depok, Sabtu, (15/2) menyebut prestasi yang diraih oleh SMV UI membuktikan bahwa mahasiswa UI tidak hanya unggul di bidang akademis, tetapi juga non-akademis.

    Prestasi yang diraih SMV UI ini bukanlah yang pertama. Tahun lalu, di ajang yang sama, Tim Nakoela dan Arjuna juga mengukir prestasi dengan berada di peringkat atas.

    “UI bangga dengan raihan di tingkat internasional ini, semoga kemenangan SMV UI dapat menghidupkan semangat mahasiswa lain untuk turut melahirkan inovasi yang impactful bagi negeri,” ujar Prof. Heri.

    Pada ajang yang dilaksanakan di Lusail International Circuit, Qatar, 8–12, SMV UI mengirimkan dua tim, yakni Nakoela dan Arjuna, yang keduanya berhasil membawa prestasi membanggakan.

    Dalam kompetisi tersebut, SMV UI mengeksplorasi setiap aspek desain dan teknologi dengan menggunakan keterampilan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) untuk membangun mobil ultra-efisien dan membawanya ke lintasan balap dalam kompetisi.

    Berkat inovasinya, SMV UI berhasil unggul dari 750 partisipan yang tergabung dalam 61 tim yang berasal dari 16 negara di Asia-Pasifik dan Timur Tengah.

    Dalam perlombaan itu, Tim Nakoela beranggotakan sebelas orang, yakni Haidar Satrio W. (Team Manager), Haydar Mahdi K. F, Orlean Timothy, Rafi Evansyah S., Timothy Jonathan, M. Rafa Rizkia, M. Daffa W., Taqiyya Najla S., Raisya Putri R., Naysilla Salsabillah, dengan F. X Godwin sebagai pembalapnya.

    Sementara, Tim Arjuna terdiri atas sembilan orang, yaitu Rafael Sinema H. (Team Manager), Jericho Christian P., Rainer Rakha E., Ahmad Fatih F., Kaisar Syaddad D., Fathia Ainina J., Ahmad Fariz K., Keyla Arista, dengan Bimo Putra D. sebagai pembalapnya.

  • Beri Pesan ke Pemerintah Israel, Sandera Sagui Dekel-Chen Kirim Kode Soal Terowongan Hamas? – Halaman all

    Beri Pesan ke Pemerintah Israel, Sandera Sagui Dekel-Chen Kirim Kode Soal Terowongan Hamas? – Halaman all

    Beri Pesan ke Pemerintah Israel, Sandera Sagui Dekel-Chen Kirim Kode Soal Terowongan Hamas?

     

    TRIBUNNEWS.COM – Ketiga sandera Israel yang baru saja dibebaskan Hamas pada putaran ke-6 pertukaran sandera dan tahanan, di Khan Yunis, Gaza Selatan, Sabtu (15/2/2025) mengirim pesan ke pada pemerintah Israel.

    Ketiganya, Sagui Dekel-Chen, Yair Horn, dan Sasha Trubunov—telah meminta pemerintah Israel untuk mengambil tindakan segera guna memastikan kelanjutan kesepakatan pertukaran tawanan dan pembebasan semua tawanan yang tersisa.

    “Sagui Dekel-Chen mendesak pemerintah untuk melakukan segala yang mungkin untuk menjaga kesepakatan tersebut,” kata laporan RNTV, Sabtu.

    Laporan The New York Times melansir, Sagui, yang dibawa ke panggung prosesi pembebasan sebelum dibebaskan, juga menyiratkan kegembiraannya melihat sinar matahari lagi.

    Pernyataan Sagui Dekel-Chen ini ditafsirkan sebagai isyarat kalau selama ini dia ditahan di dalam terowongan Hamas.

    “Saya akhirnya keluar di bawah sinar matahari, menuju cahaya,” kata Sagui Dekel-Chen.

    NYTimes mengulas, belum jelas apakah Sagui berbicara secara metaforis atau harfiah soal ‘sinar matahari’ dan ‘cahaya’ tersebut.

    “Banyak sandera telah ditahan untuk waktu yang lama di jaringan terowongan bawah tanah Hamas,” kata laporan tersebut.

    Sementara itu, lansiran RNTV menyebut, sandera Yair Horn memberi pesan yang menekankan perlunya membawa semua tawanan pulang, dengan menyatakan bahwa “tidak ada waktu lagi yang tersisa.”

    Adapun, Sasha Trubunov mengingatkan masyarakat untuk tidak melupakan mereka yang masih ditawan.

    PEMBEBASAN SANDERA ISRAEL – Tangkapan layar Telegram Quds News Network pada Sabtu (15/2/2025) menunjukkan pejuang Hamas membebaskan tiga sandera Israel. Setelah Hamas membebaskan tiga sandera, kini gantian Israel membebaskan 369 tahanan Palestina. (Telegram Quds News Network)

    Sempat Memancing Sebelum Bebas

    Soal nama terakhir yang disebutkan di atas, Alexandre Sasha Trubunov, mengejutkan publik setelah munculnya video yang memperlihatkan dirinya sedang berjalan-jalan dan memancing di pantai Gaza.

    Sandera berkebangsaan Israel-Rusia berusia 29 tahun, tampak sangat rileks dalam video tersebut.

    Times of Israel menyebut video itu dirilis oleh kelompok Jihad Islam Palestina pada hari Jumat, 14 Februari 2025.

    Dalam video yang beredar, Trubunov terlihat menulis pesan yang diduga berisi ucapan terima kasih kepada pihak yang menyandera dirinya.

    Keluarganya meminta media Israel untuk tidak mempublikasikan video tersebut, yang mereka anggap sebagai alat propaganda oleh kelompok perlawanan Palestina.

    Trubunov hari ini dibebaskan oleh Hamas bersamaan dengan dua sandera lainnya, Sagui Dekel Chen dan Iair Horn, sebagai bagian dari pertukaran sandera dalam gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

    Latar Belakang Trubunov

    Trubunov, yang berkebangsaan Israel dan Rusia, diculik bersama anggota keluarganya oleh kelompok perlawanan Palestina saat Operasi Banjir Al Aqsa pada 7 Oktober 2023.

    Ayahnya, Vitaly Trubunov, dilaporkan tewas dalam peristiwa tersebut.

    Sebelumnya, tiga wanita dalam keluarganya telah dibebaskan pada November 2023 sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

    Menurut keluarganya, Trubunov bekerja sebagai insinyur di divisi cloud Amazon. Mereka pindah dari Uni Soviet ke Israel 25 tahun lalu.

    Rusia telah berulang kali mendesak pembebasan Trubunov, termasuk saat gencatan senjata diumumkan pada Januari lalu.

    Harapan Keluarga

    Ibunya, Yelena, menyatakan harapannya untuk berkumpul kembali dengan putranya.

    Dalam video yang diunggah ke media sosial, ia meminta agar semua orang menyalakan lilin Shabbat dengan kegembiraan dan berdoa agar semua sandera segera pulang ke rumah.

    Forum Keluarga Sandera juga menyambut baik kabar pembebasan ketiga sandera, yang akan ditukar dengan 369 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

    Hingga saat ini, 21 sandera dan 730 tahanan Palestina telah dibebaskan selama gencatan senjata terbaru.

    Gencatan Senjata dan Ancaman

    Gencatan senjata saat ini memasuki tahap kedua yang dijadwalkan pada 1 Maret mendatang, meskipun rincian lebih lanjut masih dalam perundingan.

    Sebelumnya, Hamas mengeklaim bahwa Israel telah melanggar kesepakatan gencatan. Hamas mengancam akan menunda pembebasan sandera selanjutnya.

    Israel, di sisi lain, mengancam akan melanjutkan perang di Gaza jika sandera tidak dibebaskan sesuai dengan kesepakatan, tetapi tidak memberikan komentar atas tuduhan Hamas.

    Hamas juga dilaporkan sedang melakukan pembicaraan di Kairo dengan pejabat Mesir dan Perdana Menteri Qatar untuk membahas pengiriman bantuan ke Gaza.

    Pertukaran tiga warga Israel dengan 369 warga Palestina meredakan kekhawatiran bahwa perjanjian gencatan senjata dapat runtuh sebelum akhir tahap pertama.

    Ketiga sandera Israel itu dibawa ke panggung dengan militan Hamas Palestina yang bersenjatakan senapan otomatis berdiri di setiap sisi mereka di Khan Younis, Gaza.

    Di panggung serah terima, para sandera diminta memberikan pernyataan singkat dalam bahasa Ibrani dan para militan memberikan salah satu dari mereka, Iair Horn, sebuah jam pasir dan foto sandera Israel lainnya yang masih berada di Gaza dan ibunya, yang bertuliskan “waktu hampir habis (bagi para sandera yang masih berada di Gaza)”.

    “Sekarang, kami bisa bernapas sedikit. Iair kami telah pulang setelah selamat dari neraka di Gaza.”

    “Sekarang, kami harus membawa Eitan kembali agar keluarga kami benar-benar bisa bernapas,” kata keluarga Horn, dikutip dari Al Arabiya.

    Tak lama kemudian, bus pertama yang membawa tahanan dan tahanan Palestina yang dibebaskan berangkat dari penjara Ofer Israel di Tepi Barat yang diduduki Israel.

    Bus itu tiba di Ramallah dengan kerumunan yang bersorak-sorai, beberapa melambaikan bendera Palestina.

    Sementara di Lapangan Sandera di Tel Aviv, orang-orang bersorak dan menangis ketika mereka mendengar Palang Merah Internasional sedang dalam perjalanan untuk menyerahkan ketiga sandera kepada pasukan militer Israel di Jalur Gaza.

    Mereka tampak lega melihat bahwa ketiganya dalam kondisi fisik yang tampaknya lebih baik daripada tiga lainnya yang dibebaskan minggu lalu yang tampak kurus kering dan lemah.

    Penduduk komunitas kibbutz Israel di dekat perbatasan Gaza berbaris di jalan sambil bersorak dan melambaikan bendera Israel ketika kendaraan yang membawa para sandera keluar dari Gaza lewat.

    Netanyahu Sambut Ketiga Sandera

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa persiapan tengah dilakukan untuk menyambut ketiga sandera yang dibebaskan oleh Hamas.

    Netanyahu menyambut pulang ketiga pria yang telah menghabiskan hampir 500 hari sebagai tawanan setelah diculik dari Israel selatan. 

    “Kami menyambut mereka dengan hangat,” kata Netanyahu, dikutip dari The Jerusalem Post.

    “Kami telah mempersiapkan kepulangan mereka, dan bersama keluarga mereka, kami akan membantu rehabilitasi mereka setelah masa penahanan yang panjang dan menyiksa,” lanjutnya.

    Netanyahu juga mencatat bahwa Hamas mengancam tidak akan membebaskan ketiga orang tersebut – menuduh Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata. 

    “Minggu ini, Hamas kembali berupaya melanggar perjanjian dan menciptakan krisis palsu dengan klaim palsu,” tulis Netanyahu.

    “Kami bekerja sama sepenuhnya dengan Amerika Serikat untuk membebaskan semua sandera kami – yang masih hidup maupun yang sudah meninggal – sesegera mungkin; dan bersiap dengan intensitas penuh untuk apa yang akan terjadi selanjutnya, dalam segala hal,” pungkas Netanyahu.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz menambahkan bahwa “IDF sepenuhnya siap menghadapi skenario apa pun dan upaya apa pun oleh organisasi teroris Hamas untuk melanggar perjanjian dan mencegah pembebasan para sandera”.

     

    (oln/rntv/nyt/tribunnews/*)

     

  • Tiga Tahanan Israel Dibebaskan Hamas, Begini Kondisinya

    Tiga Tahanan Israel Dibebaskan Hamas, Begini Kondisinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tiga orang sandera asal Israel, Iair Horn, Sagui Dekel-Chen, dan Sasha (Alexander) Troufanov telah dibebaskan pada Sabtu (15/2/2025). Pembebasan ini terjadi setelah para mediator dari Mesir dan Qatar membantu melepas kebuntuan yang dapat mengancam gencatan senjata antara Palestina dan Israel.

    Dilansir dari Reuters, ketiga sandera Israel ini digiring ke sebuah panggung, sementara para militan bersenjatakan senapan otomatis berdiri di sisi mereka di Khan Younis. Ketiga sandera dikembalikan dengan imbalan 369 tahanan dan narapidana Palestina. Pertukaran sandera ini dapat meredakan kekhawatiran bahwa perjanjian tersebut dapat runtuh sebelum gencatan senjata Palestina-Israel selama 42 hari berakhir.

    Ketiga sandera tersebut berada dalam kondisi yang tampaknya lebih baik dibandingkan tiga sandera lainnya yang dibebaskan minggu lalu yang terlihat kurus dan lemah.

    Sebagaimana diketahui, Dekel-Chen, seorang warga AS-Israel, kemudian Troufanov, seorang warga Israel berkebangsaan Rusia, dan Horn diculik dan ditangkap di Kibbutz Nir Oz pada 7 Oktober 2023. Kibbutz Nir Oz merupakan salah satu komunitas di sekitar Jalur Gaza yang diserbu oleh kelompok bersenjata Hamas.

    Menurut sumber Hamas, sejumlah pejuang Hamas di lokasi tersebut membawa senapan yang disita dari militer Israel selama serangan 7 Oktober 2023. Troufanov diculik bersama ibu, nenek, dan pacarnya. Mereka semuanya dibebaskan dalam gencatan senjata singkat pada November 2023. Ayah Troufanov terbunuh dalam serangan di Nir Oz.

    Nasib gencatan senjata juga dibayangi oleh seruan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump agar warga Palestina dipindahkan secara permanen dari Gaza dengan tujuan agar daerah kantong tersebut diserahkan kepada AS untuk dibangun kembali. Namun, seruan tersebut tentu ditolak keras oleh kelompok-kelompok Palestina, negara-negara Arab, dan sekutu-sekutu Barat.

    Hamas pun setuju bulan lalu untuk menyerahkan 33 sandera Israel, termasuk wanita, anak-anak dan orang-orang yang sakit, terluka dan lanjut usia, sebagai imbalan atas ratusan tahanan dan narapidana Palestina, selama gencatan senjata selama enam minggu di mana pasukan Israel akan menarik diri dari beberapa posisinya di Gaza.

    Gencatan senjata ini dimaksudkan untuk membuka jalan bagi negosiasi tahap kedua untuk mengembalikan para sandera yang tersisa dan menyelesaikan penarikan pasukan Israel sebelum perang berakhir dan pembangunan kembali Gaza. Saat ini sebagian besar Gaza berada dalam kehancuran, di mana masyarakat di sana menghadapi kekurangan makanan, air bersih, dan listrik.

    (hsy/hsy)