Negara: Prancis

  • Kesombongan Hegemoni dalam Strategi Keamanan Nasional Baru AS Menyebabkan Kekacauan Aliansi

    Kesombongan Hegemoni dalam Strategi Keamanan Nasional Baru AS Menyebabkan Kekacauan Aliansi

    Pada 4 Desember, Gedung Putih Amerika Serikat merilis laporan baru Strategi Keamanan Nasional, yang memicu tanggapan kuat di Eropa. Sejumlah pejabat dan diplomat Eropa mengkritik pedas isinya, mengungkapkan masalah serius dalam strategi diplomatik AS saat ini.

    Laporan itu menyatakan bahwa karena masalah imigrasi dan rendahnya tingkat kelahiran, Eropa sedang menghadapi “prospek suram punahnya peradaban,” dan memperingatkan bahwa beberapa anggota NATO mungkin “tidak lagi memiliki mayoritas penduduk keturunan Eropa dalam beberapa dekade mendatang.” AS juga mengklaim ingin “membantu Eropa memperbaiki lintasan perkembangannya saat ini” dan “menumbuhkan kekuatan perlawanan” di dalam negara-negara Eropa itu sendiri. Kebijakan AS terhadap Eropa telah bergeser dari “pelindung” menjadi “penekan” dan “intervensi”, menunjukkan campur tangan yang berlebihan.

    Anggota Parlemen Eropa asal Italia, Brando Benifei, menyebut laporan ini sebagai “serangan frontal terhadap Uni Eropa,” sementara mantan Duta Besar Prancis untuk AS, Gérard Araud, mengkritik isinya “seperti selebaran propaganda sayap kanan jauh.” Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, menyatakan: “Eropa sepenuhnya mampu melakukan diskusi independen tentang masalah seperti kebebasan berekspresi. Eropa tidak memerlukan saran eksternal dari siapa pun.” Pernyataan ini merupakan sanggahan tegas terhadap intervensionisme AS dan mengungkap hakikat kebijakan luar negeri AS yang berusaha memaksakan nilai-nilai dan model politiknya pada negara lain. Reaksi-reaksi ini adalah konsekuensi logis dari kecenderungan AS yang telah lama memandang sekutu sebagai alat strategis, bukan mitra yang setara.

    Meskipun Gedung Putih sering mengemas ulang strateginya dengan bungkus baru, intinya tetap logika unilateral “AS Pertama”. Kemarahan yang ditimbulkan laporan strategis ini di Eropa mencerminkan bahwa AS sedang mengubah hubungan sekutu menjadi transaksi, menuntut sekutu memikul lebih banyak tanggung jawab tanpa memberikan rasa hormat dan ruang konsultasi yang setara.

    Penyederhanaan berlebihan terhadap hubungan internasional ini tidak hanya merusak dasar kepercayaan hubungan transatlantik, tetapi juga melemahkan kemampuan kolektif dunia Barat dalam menghadapi tantangan bersama. Ketika AS memperlakukan sekutu sebagai objek yang perlu “dikelola” dan bukan sebagai mitra kerja, mereka justru melemahkan tatanan internasional yang diklaim ingin mereka pertahankan.

    Di bidang-bidang yang benar-benar membutuhkan kerja sama lintas batas negara, seperti perubahan iklim, kesehatan masyarakat global, dan stabilitas ekonomi, laporan strategis ini justru hanya menyentuhnya sekilas. Laporan ini terlalu fokus pada persaingan geopolitik dan mengabaikan bahwa tantangan global memerlukan kerja sama, bukan konfrontasi.

    Sebagai negara besar dunia, strategi keamanan nasional AS seharusnya menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap tata kelola global. Namun, dokumen ini justru memancarkan sinyal berbahaya, dengan mendistorsi persaingan perkembangan yang normal menjadi konfrontasi ideologis. Pemikiran seperti ini tidak diragukan lagi akan memperparah ketegangan internasional. Sikap “ingin ini, ingin itu, dan ingin semuanya” yang bersifat memaksa satu arah ini mengekspos mentalitas hegemoninya. AS sendiri sedang menggoyang sistem aliansi yang dibangunnya sendiri pasca Perang Dunia II, mendorong dunia menuju perkembangan ke arah tatanan multipolar yang lebih terpecah dan penuh konfrontasi.

    Dalam dunia yang semakin multipolar, tidak ada negara yang dapat mencapai keamanan jangka panjang melalui unilateralisme atau logika hegemoni. Reaksi kuat Eropa terhadap laporan strategis ini telah menunjukkan bahwa bahkan sekutu lama pun tidak lagi bersedia menerima dominasi AS tanpa syarat.

    Keamanan nasional yang sejati berasal dari saling menghormati, dialog setara, dan kerja sama yang saling menguntungkan. Jika AS tidak dapat mengesampingkan kesombongan dan pola pikir konfrontatif dalam dokumen strategisnya, mereka tidak hanya akan semakin menjauhkan sekutu, tetapi juga akan terperangkap dalam isolasi diri dalam isu-isu global yang penting. Komunitas internasional mengharapkan sebuah negara besar yang bertanggung jawab dan bersedia bekerja sama secara setara, bukan “guru” yang terobsesi dengan khayalan hegemoni dan membagi dunia ke dalam kubu-kubu yang saling bermusuhan.

  • Katy Perry Pamer Foto Pelukan dengan Mantan PM Kanada Trudeau

    Katy Perry Pamer Foto Pelukan dengan Mantan PM Kanada Trudeau

    Jakarta

    Bintang pop Katy Perry mengunggah foto dirinya berpelukan dengan mantan perdana menteri Kanada Justin Trudeau. Foto tersebut diunggah Perry di akun Instagram resminya, sebuah konfirmasi yang seaman mungkin bahwa keduanya memang berpacaran.

    “California Gurl” berusia 41 tahun itu menyelipkan foto tersebut, yang memperlihatkan pose mesra keduanya dengan latar belakang musim gugur yang penuh warna, ke dalam serangkaian foto di akun Instagram-nya, yang memiliki 202 juta pengikut.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (8/12/2025), keterangan singkatnya untuk rangkaian foto yang diunggah pada Sabtu malam itu — yang juga menyertakan klip video pasangan itu sedang menyantap sushi — hanya berbunyi: “tokyo times on tour and more,” dan menampilkan emoji bunga dan hati merah.

    Baik Perry maupun Trudeau belum memberikan komentar publik tentang hubungan mereka.

    Namun, Trudeau (53) terlihat menghadiri konser Perry pada bulan Juli lalu. Situs web berita selebritas TMZ semakin meramaikan rumor hubungan keduanya ketika menayangkan video pasangan tersebut bergandengan tangan di sebuah malam di Paris, Prancis pada bulan Oktober lalu untuk merayakan ulang tahun penyanyi tersebut.

    Trudeau menjabat sebagai perdana menteri dari tahun 2015 hingga 2025 sebagai pemimpin Partai Liberal. Adapun Perry merupakan penyanyi lagu-lagu hits seperti “Hot n Cold,” “Roar,” dan “I Kissed a Girl”.

    Pada hari Kamis lalu, Trudeau mengunggah ulang foto keduanya berpose dengan mantan perdana menteri Jepang, Fumio Kishida, dan istrinya, Yuko.

    “Senang bertemu denganmu @kishida230. Katy dan saya sangat senang berkesempatan untuk duduk bersama Anda dan Yuko,” tulis Trudeau.

    Tonton juga Video: Katy Perry dan Justin Trudeau yang Udah Nggak Malu-malu Lagi

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Macron Ultimatum China: Siap Kenakan Tarif jika Ketimpangan Neraca Dagang Makin Lebar

    Macron Ultimatum China: Siap Kenakan Tarif jika Ketimpangan Neraca Dagang Makin Lebar

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan Uni Eropa siap menjatuhkan tarif terhadap produk China jika Beijing tak segera mengatasi ketimpangan neraca perdagangan dengan blok tersebut yang terus melebar.

    “Saya mencoba menjelaskan kepada pihak China bahwa surplus perdagangan mereka tidak berkelanjutan karena mereka justru mematikan para mitranya sendiri, terutama dengan hampir tidak lagi mengimpor dari kami,” ujar Macron kepada surat kabar Les Echos sebagaimana dilansir dari Bloomberg, Senin (8/12/2025).

    Macron mengatakan, jika China tidak bereaksi, dalam beberapa bulan ke depan Uni Eropa dapat mengambil langkah tegas dan melakukan decoupling, seperti Amerika Serikat, misalnya melalui tarif atas produk China. Dia juga menambahkan bahwa isu tersebut telah dibahas dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

    Macron baru saja kembali dari kunjungan kenegaraan selama tiga hari ke China, di mana Paris mendorong peningkatan investasi seiring upaya menata ulang hubungan dengan ekonomi terbesar kedua dunia tersebut. 

    Berdasarkan data Kementerian Keuangan Prancis, defisit perdagangan barang Prancis dengan China mencapai sekitar €47 miliar atau US$54,7 miliar pada tahun lalu.

    Sementara itu, surplus perdagangan barang China dengan Uni Eropa melejit hingga hampir US$143 miliar pada paruh pertama 2025, rekor tertinggi untuk periode enam bulan mana pun, menurut data resmi yang dirilis Beijing awal tahun ini.

    Ketegangan antara Prancis dan China meningkat sejak tahun lalu setelah Paris mendukung keputusan UE mengenakan tarif impor terhadap kendaraan listrik (EV) asal China. Beijing merespons dengan memberlakukan batas harga minimum terhadap cognac asal Prancis, memicu kekhawatiran di kalangan produsen daging babi dan produk susu bahwa sektor mereka bisa menjadi target berikutnya.

    Macron menilai pendekatan Amerika Serikat terhadap China justru tidak tepat dan memperburuk posisi Eropa karena mengalihkan arus barang China masuk ke pasar Uni Eropa.

    “Saat ini kami terjepit di antara kedua pihak, dan ini menjadi persoalan hidup atau mati bagi industri Eropa,” ujar Macron, sambil mencatat bahwa Jerman, ekonomi terbesar Eropa, tidak sepenuhnya berbagi pandangan yang sama dengan Prancis.

    Selain meningkatkan daya saing, Macron menilai Bank Sentral Eropa (ECB) juga perlu berperan memperkuat pasar tunggal Eropa. Ia berpendapat kebijakan moneter seharusnya mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, tidak semata fokus pada inflasi.

    Macron juga mengkritik keputusan ECB yang terus menjual obligasi pemerintah dalam portofolionya, karena berpotensi mendorong kenaikan suku bunga jangka panjang dan menekan aktivitas ekonomi. “Eropa harus dan ingin tetap menjadi kawasan dengan stabilitas moneter serta iklim investasi yang kredibel,” tutupnya.

  • Makanan Favorit Warga ‘Blue Zones’, Rahasia di Balik Panjang Umur Sampai 100 Tahun

    Makanan Favorit Warga ‘Blue Zones’, Rahasia di Balik Panjang Umur Sampai 100 Tahun

    Jakarta

    Makanan yang dikonsumsi sehari-hari sejak lama diyakini berpengaruh besar terhadap kesehatan seseorang. Gagasan itu bahkan diungkapkan Jean Anthelme Brillat-Savarin, ahli kuliner asal Prancis, pada 1826 lewat kalimat terkenalnya ‘kamu adalah apa yang kamu makan’.

    Kini, sejumlah penelitian modern menegaskan bahwa pola makan tak hanya menentukan kesehatan, tetapi juga usia harapan hidup.

    Salah satu tokoh yang mendalami kaitan tersebut adalah Dan Buettner, peneliti National Geographic dan penulis buku laris tentang Blue Zone, wilayah di dunia yang penduduknya dikenal berumur panjang dan hidup sehat. Selama dua dekade, Buettner mempelajari pola hidup masyarakat di wilayah tersebut, mulai dari Okinawa (Jepang), Sardinia (Italia), hingga Nicoya (Kosta Rika).

    Salah satu kesimpulannya: pola makan nabati berbasis bahan segar adalah kunci umur panjang.

    “Ini makanan sederhana, makanan rakyat biasa, tapi rasanya luar biasa lezat,” kata Buettner dalam podcast Chasing Life bersama Dr. Sanjay Gupta dari CNN.

    Jelang momen liburan natal dan tahun baru, Buettner merekomendasikan tiga bahan pangan utama kacang-kacangan, jagung, dan labu.

    Ketiga bahan ini juga menjadi makanan pokok di beberapa Blue Zones, seperti Nicoya (Kosta Rika) dan Ikaria (Yunani).

    “Membangun menu dari tiga bahan ini saja, berarti sudah makan seperti para centenarian, orang yang berusia 100 tahun,” ujarnya.

    Meja makan penduduk Blue Zones juga selalu penuh dengan sayuran hijau seperti mustard greens, collard greens, arugula liar, hingga daun fennel. Jenis sayuran bisa disesuaikan dengan ketersediaan pangan di masing-masing negara.

    Selain sayuran, Buettner merekomendasikan mengganti bahan pangan berbasis tepung putih (refined grains) dengan gandum utuh atau whole grains.

    Menurut dia, terlalu banyak menu berbasis tepung putih saat liburan, seperti roti putih, stuffing dari roti olahan, atau nasi putih, dapat meningkatkan lonjakan gula darah dan membuat tubuh cepat lapar kembali.

    “Alih-alih roti putih atau stuffing dari tepung olahan, coba pilih sourdough dari gandum utuh, barley, atau wild rice,” kata Buettner.

    Pilihan biji-bijian ini kaya serat, membantu menjaga kestabilan gula darah, serta membuat kenyang lebih lama dengan kalori lebih rendah.

    Bahan-bahan tersebut juga umum ditemukan dalam pola makan masyarakat Blue Zones, terutama di Sardinia dan Ikaria, yang dikenal rutin mengonsumsi biji-bijian kuno seperti farro, barley, hingga gandum jenis kuno lainnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Studi BRIN Sebut Pola Makan Anak Indonesia Jauh dari Gizi Seimbang”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/naf)

  • Bos BGN Pede 60 Juta Warga Bisa Terima Makan Bergizi Gratis Bulan Ini

    Bos BGN Pede 60 Juta Warga Bisa Terima Makan Bergizi Gratis Bulan Ini

    Liputan6.com, Jakarta – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadab Hindayana memastikan ada 60 juta orang yang menerima makan bergizi gratis (MBG) hingga Desember 2025 ini. Jumlah tersebut bisa didapat setelah terbangun 20 ribu satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG).

    Dadan optimistis 60 juta orang menerima MBG di penghujung 2025 ini. Jumlah itu semakin mendekati target total sebanyak 82,9 juta penerima manfaat.

    “Kita akhir tahun ini mungkin sudah bisa melayani lebih dari 60 juta penerima manfaat, karena kita optimis bisa membentuk 20 ribu SPPG di daerah agglomerasi, dan minimal sekitar 200 di daerah terpencil,” kata Dadan dalam Indonesia Connect Outlook 2026, di The Hall Senayan City, SCTV Tower, Jakarta, dikutip Sabtu (6/12/2025).

    Dia menjelaskan, targetnya ada 8.000 dapur MBG di daerah terpencil. Seluruhnya diharapkan bisa beroperasi pada akhir Januari 2026. Dadan mengatakan, target 60 juta orang menerima MBG setara dengan jumlah penduduk Prancis dan lebih banyak daripada penduduk Korea Selatan.

    “Jadi kita optimis target minimal 60 juta di akhir 2025 akan tercapai, dan itu artinya akan setara dengan penduduk Prancis. Korea Selatan 51 juta (penduduk) dan saya yakin per tengah bulan ini akan terlampaui oleh kita,” jelas Dadan.

    Adapun, target 82,9 juta orang bisa menerima MBG pada Februari-Maret 2026 mendatang. Peningkatan jumlah penerima MBG sejalan dengan semakin banyaknya SPPG yang dibangun.

    Target Nol Keracunan

    Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana menargetkan tidak ada orang lagi yang keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dia pun telah menyusun sejumlah strategi untuk menjaga higienitas makanan sehingga tak berdampak buruk ke penerimanya.

    Dadan tak menampik masih ada kasus keracunan MBG hingga saat ini. Namun, dia bertekad targetnya tidak akan ada lagi kasus keracunan MBG kedepannya.

    “Memang masih ada yang mengalami kejadian dan itu jumlahnya harus kita tekan terus-menerus dan kita targetnya nol kejadian,” kata Dadan dalam Indonesia Connect Outlook 2026, di The Hall Senayan City, SCTV Tower, Jakarta, dikutip Sabtu, 6 Desember 2025.

     

  • Macron Akan Bertemu Pemimpin Jerman-Inggris di London Bahas Situasi Ukraina

    Macron Akan Bertemu Pemimpin Jerman-Inggris di London Bahas Situasi Ukraina

    Paris

    Presiden Prancis Emmanuel Macron akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dan Kanselir Jerman Friedrich Merz di London pada hari Senin mendatang. Pertemuan itu membahas negosiasi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) terkait situasi Ukraina.

    Dilansir AFP, Minggu (7/12/2025), Macron membuat pengumuman tersebut di X, ketika para pejabat Ukraina dan AS mengadakan perundingan hari ketiga berturut-turut di Miami, AS, untuk membahas rencana mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir empat tahun.

    “Saya akan pergi ke London pada hari Senin untuk bertemu dengan Presiden Ukraina, Perdana Menteri Inggris, dan Kanselir Jerman, untuk membahas situasi dan negosiasi yang sedang berlangsung dalam kerangka mediasi AS,” tulis Macron.

    “Kami akan melanjutkan upaya ini dengan Amerika untuk memberikan jaminan keamanan kepada Ukraina, yang tanpanya perdamaian yang kuat dan abadi tidak akan mungkin terwujud,” tambahnya.

    Macron juga mengutuk gelombang serangan Rusia setelah Moskow meluncurkan lebih dari 700 pesawat tak berawak dan rudal pada Sabtu malam ke Ukraina, yang menargetkan fasilitas energi dan kereta api.

    “Kita harus terus menekan Rusia agar memilih perdamaian,” kata Macron.

    (fas/fas)

  • Punya Pacar Brondong, Olla Ramlan Ngaku Tak Takut Dimanfaatkan: Nikmatin Aja

    Punya Pacar Brondong, Olla Ramlan Ngaku Tak Takut Dimanfaatkan: Nikmatin Aja

    GELORA.CO –  Olla Ramlan kini memiliki pacar brondong yang usianya terpaut jauh darinya. Disinggung soal dimanfaatkan, sang artis lebih memilih untuk menikmati apa yang sedang berjalan.

    Olla Ramlan mengaku tengah menjalin hubungan spesial dengan seorang model sekaligus aktor muda Tristan Molina. Ia mengaku sudah berpacaran selama dua bulan.

    Kendati usia keduanya terpaut sangat jauh, hubungan mereka pun jadi sorotan. Bahkan Olla dan Tristan sudah liburan bersama di Pulau Lombok, NTB saat merayakan ulang tahun Tristan.

    Hubungan mereka menjadi kontroversial karena perbedaan usia. Sebab Tristan masih seumuran dengan putra Olla, Sean.

    Tak heran jika muncul spekulasi tudingan Olla hanya dimanfaatkan oleh pacar brondongnya. Mengingat Tristan juga baru terjun ke dunia entertainment belum lama ini.

    Diketahui Tristan baru saja menyelesaikan mini series berjudul “Secret High School”, tempat di mana ia bertemu dengan Olla. Saat disinggung mengenai hal tersebut, Olla lebih memilih untuk santai.

    “Jujur-jujuran ya La, lo ga takut dalam sebuah hubungan kadang ada yang manfaatinnya, yang tulus makin susah dicari, lo ga takut seumpama amit-amit lu dimanfaatin La?

    Berlian lo aja segede-gede gitu. Kita sebagai temen lo kan harus ngejagain ya,” tanya Dave dalam sebuah talk show yang dihadiri Olla, dikutip dari Tribunnews.

    “Kalau relationship ini kita gatau. Hari ini milik kita, besok milik Tuhan, right?” jawab Olla.

    Alih-alih dipusingkan dengan hal-hal yang belum terjadi, Olla lebih memilih untuk menikmati hidupnya. Pahitnya, jika perpisahan benar-benar terjadi, maka ia tinggal menjalani rasa sakit hatinya.

    “Jadi aku ga mau berpikir terlalu jauh, kalaupun sampai dimanfaatin atau kita beeakhir atau relationshipnya akan berpisah.

    People come and go in life so ya udah jalanin aja, nikmatin aja. Kalau sakit, nikmatin sakitnya aja,” jelas Olla.

    Seperti yang telah diketahui, Tristan Molina merupakan artis pendatang baru berdarah campuran Prancis dan Malaysia. Ia belum lama ini terjun ke dunia hiburan.

    Model muda itu berperan sebagai Jarrel dalam serial “Secret High School” yang tayang di Viu dan MaxStream. Sementara Olla berperan sebagai Maria.

    Olla Ramlan kini menjadi sorotan usai memiliki pacar brondong yang usianya terpaut jauh darinya. Disinggung soal dimanfaatkan, sang artis justru lebih memilih untuk menikmati apa yang sedang berjalan saat ini. (*)

  • Geger Drone Misterius Terdeteksi di Pangkalan Kapal Selam Nuklir Prancis

    Geger Drone Misterius Terdeteksi di Pangkalan Kapal Selam Nuklir Prancis

    Paris

    Sejumlah drone misterius terdeteksi mengudara di atas pangkalan Prancis, yang menampung kapal selam balistik nuklir dengan pengamanan ketat. Militer Prancis menggunakan alat pengacau sinyal atau jammer untuk melumpuhkan drone-drone misterius tersebut.

    Ini menjadi insiden terbaru dari serangkaian penampakan drone misterius di atas bandara dan lokasi militer serta kawasan industri sensitif yang marak di kawasan Eropa beberapa waktu terakhir.

    Sekitar 3,5 tahun setelah invasi Rusia ke Ukraina, muncul kekhawatiran yang berkembang bahwa gangguan semacam itu bisa menjadi bagian dari taktik perang hyrbrid Moskow melawan Uni Eropa, yang selama ini mendukung Kyiv.

    Asal drone-drone misterius itu belum bisa dipastikan secara jelas. Jaksa Prancis, seperti dilansir AFP, Sabtu (6/12/2025), telah meluncurkan penyelidikan terhadap kemunculan drone misterius tersebut.

    Insiden itu terjadi di area pangkalan kapal selam di Ile Longue, sebuah semenanjung di lepas pantai Brittany, Prancis bagian barat laut, pada Kamis (4/12) malam waktu setempat.

    “Tidak ada hubungan dengan campur tangan asing sejauh ini,” kata jaksa Prancis, Frederic Teillet, yang terlibat penyelidikan.

    Penyelidikan ini, sebut Teillet, harus “mengonfirmasi apakah ini drone atau bukan” dan menentukan “jenis serta jumlah perangkatnya”.

    Disebutkan jaksa Prancis dalam pernyataannya bahwa tidak ada drone yang ditembak jatuh dan tidak ada pilot yang teridentifikasi sejauh ini. “Marinir menembakkan jammer, bukan menggunakan senjata api,” ucapnya.

    Seorang sumber yang memahami penyelidikan kasus ini mengatakan kepada AFP bahwa setidaknya lima drone terdeteksi mengudara di atas pangkalan itu pada Kamis (4/12), sekitar pukul 18.30 GMT.

    Menurut sumber tersebut, operasi anti drone dan pencarian telah diluncurkan, dengan batalion marinir Prancis, yang melindungi pangkalan tersebut, melepaskan beberapa tembakan anti-drone.

    Juru bicara prefektur maritim setempat, Guillaume Le Rasle, mengatakan kepada AFP bahwa “infrastruktur sensitif tidak terancam” akibat insiden itu.

    Pangkalan Ile Longue merupakan “rumah” bagi empat kapal selam rudal balistik Prancis, yakni Le Triomphant, Le Temeraire, Le Vigilant, dan Le Terrible. Setidaknya satu kapal selam itu berada di lautan secara permanen untuk memastikan pencegahan nuklir.

    Pangkalan itu sangat dijaga ketat, dengan sebanyak 120 petugas kepolisian maritim yang berkoordinasi dengan Marinir melindungi kompleks tersebut.

    Menteri Pertahanan Catherine Vautrine mengatakan kepada televisi TF1 bahwa penerbangan apa pun di atas pangkalan militer dilarang di Prancis. Dia memuji respons personel militer yang ada di pangkalan tersebut.

    “Aduan telah diajukan, penyelidikan sedang dilakukan, dan penyelidikan inilah yang akan menentukan apa sebenarnya motif di balik penerbangan di atas area tersebut,” ucap Vautrine.

    Tonton juga video “Drone Rusia Hantam Kharkiv Ukraina, 32 Orang Luka-luka”

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Jumlah Miliarder Tembus Rekor, Pewaris Kekayaan Dunia Makin Banyak

    Jumlah Miliarder Tembus Rekor, Pewaris Kekayaan Dunia Makin Banyak

    Eksekutif UBS, Benjamin Cavalli, menyebut fenomena meningkatnya miliarder pewaris harta sebagai bukti nyata dari “transfer kekayaan multi-tahun” yang terus menguat. UBS memperkirakan kelompok ultra-kaya akan mewariskan sedikitnya USD 5,9 triliun dalam 15 tahun mendatang.

    Sebagian besar transfer kekayaan tersebut diprediksi berasal dari Amerika Serikat, disusul India, Prancis, Jerman, dan Swiss. Inggris berada di posisi ketujuh dengan estimasi warisan sebesar USD 164 miliar.

    Namun, perpindahan domisili para miliarder disebut dapat menggeser peta warisan global. UBS mencatat banyak miliarder berpindah negara demi kualitas hidup yang lebih baik, stabilitas geopolitik, hingga pertimbangan pajak.

    Sejumlah negara Eropa pun mendapat tekanan untuk menerapkan pajak kekayaan demi menekan ketimpangan sosial yang terus melebar.

  • AS Akan Pasok 3 Kapal Selam Nuklir ke Australia

    AS Akan Pasok 3 Kapal Selam Nuklir ke Australia

    Washington DC

    Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa pihaknya telah menyetujui pakta keamanan tripartit AUKUS dengan Inggris dan Australia. Berdasarkan pakta keamanan itu, Canberra akan mengakuisisi setidaknya tiga kapal selam nuklir kelas Virginia buatan Washington dalam waktu 15 tahun.

    Pemerintahan Presiden Donald Trump mengatakan awal tahun ini bahwa pihaknya sedang meninjau kesepakatan tahun 2021 untuk kapal selam tempur bertenaga nuklir yang ditandatangani di bawah pendahulunya, mantan Presiden Joe Biden.

    Juru bicara Pentagon, Sean Parnell, seperti dilansir AFP, Jumat (5/12/2025), mengumumkan pada Kamis (4/12) bahwa pihaknya telah menyelesaikan peninjauan yang prosesnya berlangsung selama lima bulan, yang hasilnya menyetujui perjanjian AUKUS.

    Parnell juga mengatakan bahwa hasil peninjauan itu menetapkan jika perjanjian AUKUS tersebut “sejalan dengan agenda America First Presiden Trump”.

    “Sesuai dengan arahan Presiden Trump bahwa AUKUS harus bergerak ‘dengan kecepatan penuh’, dengan peninjauan tersebut mengidentifikasi peluang untuk menempatkan AUKUS pada posisi sekuat mungkin,” sebutnya.

    Anggota Kongres AS, Joe Courtney, dari Partai Demokrat yang merupakan anggota subkomite kekuatan laut, mengatakan secara terpisah bahwa penyelesaian peninjauan itu memastikan “kerangka kerja pakta tersebut selaras dengan kepentingan keamanan nasional negara kita”.

    Courtney yang pendukung vokal AUKUS ini mewakili distrik di Connecticut yang menjadi lokasi fasilitas manufaktur kapal selam utama di AS.

    Pakta AUKUS bertujuan untuk mempersenjatai Australia dengan armada kapal selam mutakhir dari AS dan akan menyediakan kerja sama dalam mengembangkan berbagai teknologi peperangan.

    Kapal selam tersebut, yang penjualannya akan dimulai pada tahun 2032 mendatang, merupakan inti dari strategi Australia untuk meningkatkan kemampuan serangan jarak jauh di kawasan Pasifik, terutama terhadap China.

    Kesepakatan ini dapat memakan biaya hingga US$ 235 miliar (Rp 3.915 triliun) selama 30 tahun ke depan bagi Canberra, dan juga akan mencakup teknologi untuk membangun kapal selam sendiri di masa mendatang.

    Menteri Pertahanan Australia, Pat Conroy, dalam tanggapannya pada Jumat (5/12) mengatakan bahwa dirinya senang hasil peninjauan AS telah mengonfirmasi AUKUS “berjalan dengan kecepatan penuh”.

    “Kami akan terlibat secara konstruktif dengan temuan dan rekomendasinya tentang cara meningkatkan AUKUS lebih lanjut,” ucapnya.

    Pakta AUKUS ini sempat membuat Australia berselisih besar dengan Prancis pada tahun 2021, ketika Canberra membatalkan kesepakatan bernilai miliaran dolar untuk membeli armada kapal selam bertenaga diesel dari Paris dan memilih AUKUS sebagai gantinya.

    Tonton juga video “Penjaga Pantai AS Ungkap Hasil Investigasi Tragedi Kapal Selam Titan”

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)