Negara: Prancis

  • Kualifikasi MotoGP Mandalika 2025: Bezzecchi Pertama, Marquez ke-9!

    Kualifikasi MotoGP Mandalika 2025: Bezzecchi Pertama, Marquez ke-9!

    Jakarta

    Kualifikasi MotoGP Mandalika 2025 telah berakhir, Sabtu (4/10). Pebalap Aprilia asal Italia, Marco Bezzecchi meraih pole position. Sementara Marc Marquez hanya meraih posisi kesembilan!

    Ketika Q2 baru dimulai, Marc Bezzecchi langsung tancap gas dengan mencatatkan waktu terbaik 1 menit 29,396 detik di putaran pertama. Dia dibuntuti Pedro Acosta dan Luca Marini dengan selisih yang tergolong tipis.

    Di saat bersamaan, pebalap Yamaha asal Prancis, Fabio Quartararo mengalami crash di tikungan ke-12 saat Q2 baru berjalan enam menit. Dia kemudian bergegas ke paddock untuk mengambil motor baru.

    Hasil kualifikasi MotoGP Mandalika 2025. Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

    Setelah menyudahi putaran pertama, hampir seluruh pebalap menuju ke paddock. Sebagian ada yang mengganti motor dan ban, namun tak sedikit yang hanya duduk dan berdiskusi dengan kru tim.

    Di putaran pertama, Marc Marquez yang memulai kualifikasi dari Q1, tampil kurang baik. Dia hanya menempati urutan ke-10 dengan gap 1,064 detik dari peringkat pertama. Dia mencoba memperbaikinya di lap kedua.

    Sementara Marco Bezzecchi mampu mengalahkan rekor di putaran pertama dengan catatan waktu 1 menit 28,832 detik. Dia makin nyaman di posisi pertama!

    Hasil kualifikasi MotoGP Mandalika 2025. Foto: REUTERS/Jennifer Lorenzini

    Hingga penghujung kualifikasi kedua, Marc Marquez tak mampu memperbaiki posisinya. Pebalap berjuluk The Baby Alien tersebut hanya mampu menghuni tempat kesembilan. Sementara di barisan terdepan tak ada perubahan, Marco Bezzecchi tetap pole position, sementara Fermin Aldeguer kedua dan Raul Fernandez ketiga!

    Berikut Hasil Kualifikasi MotoGP Mandalika 2025Marco BezzecchiFermin AldeguerRaul FernandezAlex RinsPedro AcostaLuca MariniAlex MarquezFabio QuartararoMarc MarquezMiguel OliveiraFabio DiggiaJoan Mir.

    (sfn/lth)

  • Jurnalis Foto Prancis Tewas Akibat Serangan Drone di Ukraina

    Jurnalis Foto Prancis Tewas Akibat Serangan Drone di Ukraina

    Jakarta

    Serangan drone menghantam wilayah Donbas, Ukraina timur. Seorang jurnalis foto Prancis, Antoni Lallican, yang sedang bertugas tewas akibat serangan itu.

    Dilansir AFP, Sabtu (4/10/2025), Brigade Lapis Baja Keempat Ukraina dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan sebuah drone Rusia menewaskan jurnalis tersebut. Sementara jurnalis Ukraina Georgiy Ivanchenko terluka dalam serangan yang sama.

    Otoritas Ukraina mengatakan kedua jurnalis tersebut berada di dekat wilayah Druzhkivka, sekitar 20 kilometer (12 mil) dari garis depan di wilayah Donetsk.

    Lallican, seorang jurnalis yang berbasis di Paris yang fotonya telah dipublikasikan di surat kabar Le Monde, di antara publikasi Prancis lainnya, berusia 37 tahun.

    Brigade Lapis Baja Keempat mengatakan ia tewas oleh drone musuh.

    Federasi Jurnalis Eropa dan Internasional mengutuk apa yang disebutnya sebagai “kejahatan perang” dan menyerukan penyelidikan.

    “Ini adalah pertama kalinya seorang jurnalis tewas oleh drone di Ukraina,” kata EFJ dan IFJ.

    Termasuk Lallican, setidaknya 17 jurnalis telah tewas sejak Rusia menginvasi Ukraina pada tahun 2022. Di antara mereka, tembakan roket menewaskan jurnalis video AFP, Arman Soldin, pada tahun 2023.

    (lir/lir)

  • Pembunuh Eks Anggota Parlemen Kamboja Dibui Seumur Hidup di Thailand

    Pembunuh Eks Anggota Parlemen Kamboja Dibui Seumur Hidup di Thailand

    Bangkok

    Seorang warga Thailand yang menembak mati seorang mantan anggota parlemen Kamboja di Bangkok, ibu kota Thailand, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pengadilan. Pembunuhan ini sempat memicu spekulasi keterlibatan mantan pemimpin Kamboja karena korban merupakan politisi oposisi di negara asalnya.

    Lim Kimya, yang mantan anggota parlemen dari kubu oposisi di Phnom Penh dan berkewarganegaraan ganda Kamboja-Prancis, ditembak mati pada 7 Januari lalu ketika dia sedang mengunjungi Bangkok bersama istrinya. Ekkalak Paenoi, seorang warga negara Thailand, ditangkap sebagai pelaku penembakan.

    Tokoh-tokoh oposisi di Kamboja menuduh mantan pemimpin negara tersebut yang masih berpengaruh, Hun Sen, sebagai dalang penembakan mematikan itu. Istri Lim, pekan ini, menuntut pertanggungjawaban penuh untuk dalang utama pembunuhan suaminya.

    “Tindakan terdakwa pertama menyebabkan kerugian bagi penggugat,” kata hakim pengadilan pidana Bangkok dalam putusannya, seperti dilansir AFP, Jumat (3/10/2025).

    “Karena dia mengaku, pengadilan mengurangi hukumannya menjadi penjara seumur hidup,” ujar sang hakim saat membacakan putusan.

    Ekkalak ditangkap di Kamboja sehari setelah penembakan, dan mengakui dirinya telah melakukan pembunuhan tersebut dalam sebuah video livestreaming.

    Persidangan kasus ini dimulai tiga hari lalu dengan pemeriksaan saksi, termasuk Anne-Marie Lim yang merupakan istri Lim.

    “Anne-Marie mungkin puas dengan putusan hari ini, tetapi dia masih mempertanyakan siapa yang memerintahkan kejahatan tersebut,” ucap pengacaranya, Nadhthasiri Bergman, kepada wartawan di luar gedung pengadilan Bangkok pada Jumat (3/10).

    “Dia ingin otoritas mengungkap kasus ini sampai tuntas,” imbuhnya.

    Hakim pengadilan Bangkok, dalam putusannya, tidak menyebutkan detail soal motif pembunuhan atau kemungkinan dalang utama di balik pembunuhan tersebut.

    Terdakwa kedua, Chakrit Buakhil yang juga warga Thailand, dibebaskan dari dakwaan, dengan hakim mengatakan “dia hanya seorang sopir dan tidak mengetahui apa yang terjadi”. Chakrit sebelumnya dituduh membawa Ekkalak ke perbatasan Kamboja setelah penembakan.

    Sejumlah media lokal Thailand melaporkan bahwa Ekkalak menerima pembayaran 60.000 Baht (Rp 30 juta) untuk pembunuhan itu. Namun kepolisian setempat mengatakan bahwa Ekkalak mengakui tidak menerima pembayaran apa pun dan menerima pekerjaan itu “untuk membayar utang budi”.

    Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Manet membantah keterlibatan pemerintahannya atau ayahnya, Hun Sen, dalam pembunuhan tersebut.

    Hun Sen memimpin Kamboja selama empat dekade hingga tahun 2023, dengan negara-negara Barat dan kelompok-kelompok HAM sejak lama menuduh pemerintahannya menggunakan sistem hukum untuk menghancurkan oposisi.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Cegat Kapal Terakhir Global Flotilla Sebelum Capai Gaza

    Israel Cegat Kapal Terakhir Global Flotilla Sebelum Capai Gaza

    Tel Aviv

    Kapal terakhir dalam rombongan misi Global Sumud Flotilla yang berlayar ke Jalur Gaza dengan membawa bantuan kemanusiaan, telah dicegat oleh pasukan Israel. Pencegatan terjadi saat kapal bernama Marinette itu berada di perairan berjarak hanya 42,5 mil laut, atau setara 78,71 kilometer, dari pesisir Jalur Gaza.

    Pencegatan kapal Marinette oleh Israel itu, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (3/10/2025), diumumkan oleh penyelenggara Global Sumud Flotilla dalam pernyataan terbaru mereka via Telegram pada Jumat (3/10).

    “Marinette, kapal terakhir yang tersisa dari Global Sumud Flotilla, telah dicegat pada pukul 10.29 pagi waktu setempat (sekitar pukul 07.29 GMT), sekitar 42.5 mil laut dari Gaza,” demikian pernyataan Global Sumud Flotilla.

    Disebutkan oleh Global Sumud Flotilla bahwa pasukan Angkatan Laut Israel telah “secara ilegal mencegat seluruh 42 kapal kami — masing-masing membawa bantuan kemanusiaan, relawan, dan tekad untuk mematahkan pengepungan ilegal Israel atas Gaza”.

    Global Sumud Flotilla menyebut para penumpang kapal-kapal itu “diculik dengan cara yang melanggar hukum”.

    Misi Global Sumud Flotilla, yang melibatkan lebih dari 40 kapal yang membawa para politisi dan aktivis dari berbagai negara termasuk aktivis Swedia Greta Thunberg, berangkat dari Spanyol bulan lalu dengan tujuan menembus blokade Israel atas Jalur Gaza yang sedang dilanda kelaparan.

    Pasukan Angkatan Laut Israel mulai mencegat kapal-kapal tersebut pada Rabu (1/10), dan menahan orang-orang yang ada di dalamnya. Seorang pejabat Israel, yang tidak disebut namanya, mengatakan pada Kamis (2/10) bahwa lebih dari 400 orang yang ada di kapal-kapal itu dicegah mencapai pesisir Jalur Gaza.

    Global Sumud Flotilla dalam pernyataan terpisah, seperti dilansir Anadolu Agency, mengonfirmasi bahwa lebih dari 450 aktivis dari 47 negara telah dipindahkan ke pelabuhan Ashdod di Israel bagian selatan setelah sebagian besar kapal dicegat pasukan Tel Aviv.

    Disebutkan bahwa para aktivis yang ada di kapal-kapal itu berasal dari banyak negara, termasuk Spanyol, Italia, Brasil, Turki, Yunani, Amerika Serikat, Jerman, Swedia, Inggris, Prancis, dan banyak lagi.

    Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa para aktivis yang ditahan itu akan dideportasi ke Eropa setelah dibawa ke pelabuhan Ashdod.

    Marinette menjadi kapal terakhir yang dicegat setelah sebelumnya bertekad untuk melanjutkan perjalanan ke Jalur Gaza. Israel sebelumnya menyebut kapal itu berlayar di posisi yang jauh dari pasukan mereka, dan bersumpah akan mencegahnya mendekati Jalur Gaza.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Putin Olok-olok NATO Soal Tuduhan Drone Rusia Serbu Eropa

    Putin Olok-olok NATO Soal Tuduhan Drone Rusia Serbu Eropa

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin melontarkan olok-olokan terhadap negara-negara NATO, terutama negara Eropa, yang menuduh Moskow mengerahkan drone untuk menyerbu wilayah udara mereka. Putin menyebut NATO justru meningkatkan ketegangan di kawasan dengan tuduhan semacam itu.

    “Saya tidak akan melakukannya lagi — ke Prancis, Denmark, Kopenhagen, Lisbon — ke mana pun mereka bisa menjangkaunya,” celetuk Putin dengan nada bercanda saat berbicara dalam Klub Diskusi Internasional Valdai, forum para pakar kebijakan luar negeri Rusia, seperti dilansir Newsweek, Jumat (3/10/2025).

    Forum diskusi tersebut digelar di kota Sochi, Rusia, pada Kamis (2/10) waktu setempat.

    Lebih lanjut, Putin menggambarkan tuduhan terbaru soal drone-drone Rusia mengudara di wilayah udara Denmark sebagai bagian dari upaya NATO untuk “memicu ketegangan guna meningkatkan anggaran pertahanan”.

    Setidaknya 10 negara Eropa, termasuk Polandia, Prancis, dan Jerman, telah menuduh Rusia menerbangkan drone-drone ke wilayah udara mereka dalam beberapa bulan terakhir. Imbas insiden penyusupan drone yang marak, Uni Eropa meluncurkan inisiatif drone wall untuk memperkuat wilayah timur blok tersebut.

    Putin, dalam forum tersebut, menyinggung soal apa yang disebutnya sebagai “histeria” di kalangan para pemimpin Eropa. Dia menyebut apa yang dikhawatirkan oleh para pemimpin Eropa sebagai “omong kosong”.

    “Para elite penguasa Eropa yang bersatu terus mengobarkan histeria. Ternyata perang dengan Rusia praktis sudah di ambang pintu. Mereka mengulang-ulang omong kosong ini, mantra ini, lagi dan lagi,” sebutnya.

    “Mereka sangat tidak kompeten jika mereka benar-benar mempercayainya, karena mustahil mempercayai omong kosong ini, atau mereka memang tidak jujur,” ucap Putin.

    Beberapa waktu terakhir, para pemimpin Eropa semakin waspada atas meningkatnya provokasi Rusia di kawasan Baltik. Perdana Menteri (PM) Polandia, Donald Tusk, bahkan mendeklarasikan: “Ini adalah perang.”

    Tusk juga menyerukan NATO untuk meninggalkan “ilusi” dan menghadapi apa yang disebutnya sebagai “perang jenis baru”.

    Pernyataan itu disampaikan Tusk dalam pertemuan tingkat tinggi di Kopenhagen yang fokus membahas penguatan pertahanan benua Eropa di tengah gelombang dugaan sabotase dan aktivitas drone.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Dari Sini Sumber Etanol yang Ada di BBM Pertamina – Page 3

    Dari Sini Sumber Etanol yang Ada di BBM Pertamina – Page 3

    Lebih lanjut, Brasil menjadi pelopor penggunaan etanol berbasis tebu, dengan implementasi skala nasional hingga mencapai campuran E27 (27 persen etanol) pada bensin, sehingga membuat Brasil dikenal sebagai salah satu negara dengan kendaraan berbahan bakar etanol terbesar di dunia, dan masyarakatnya sudah terbiasa mengisi BBM dengan etanol sejak puluhan tahun lalu.

    Kawasan Uni Eropa juga mengadopsi campuran etanol dalam BBM melalui kebijakan Renewable Energy Directive (RED II), dengan target bauran energi terbarukan di sektor transportasi.

    Campuran E10 kini telah menjadi standar di banyak negara Eropa seperti Prancis, Jerman dan Inggris, sebagai standar untuk mengurangi polusi udara.

    Asia pun mulai mengadopsi kebijakan serupa, dengan India mendorong program etanol blending hingga 20 persen (E20) pada 2030, sebagai bagian dari roadmap menuju transportasi rendah karbon serta mendukung petani tebu.

    “Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk terus mendukung kebijakan pemerintah dalam menurunkan emisi karbon sesuai target Net Zero Emission 2060,” ucapnya.

     

  • Dilindungi Tentara, Buldoser Israel Bangun Jalan Baru di Tepi Barat

    Dilindungi Tentara, Buldoser Israel Bangun Jalan Baru di Tepi Barat

    Tepi Barat

    Israel mengerahkan sejumlah buldoser untuk membangun ruas jalanan baru di wilayah Tepi Barat. Pembangunan ini mendapat penjagaan langsung oleh tentara-tentara Israel yang siaga dengan senjata api di dekat buldoser-buldoser tersebut.

    Ashraf Samara, salah satu warga Tepi Barat, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (3/10/2025), mengatakan bahwa dirinya melihat sejumlah buldoser di sekitar desa Beit Ur al-Fauqa yang menjadi tempat tinggalnya.

    Dengan dikelilingi oleh para tentara bersenjata, mesin berat yang dikerahkan Israel itu menggali tanah untuk membuat rute baru bagi permukiman Yahudi, membagi wilayah di sekitar desa tersebut dan menciptakan hambatan baru bagi pergerakan warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat.

    “Ini untuk mencegah para penduduk menjangkau dan menggunakan wilayah ini,” kata Samara, yang merupakan anggota dewan desa Beit Ur al-Fauqa.

    Dia mengatakan kepada Reuters bahwa langkah tersebut akan “menjebak desa-desa dan komunitas permukiman” dengan membatasi mereka hanya pada area tempat tinggal mereka.

    Dengan setiap jalanan baru yang memudahkan pergerakan para pemukim Yahudi, warga-warga Palestina di Tepi Barat yang biasanya dilarang menggunakan rute tersebut menghadapi rintangan baru untuk mencapai kota-kota terdekat, tempat kerja mereka, atau lahan pertanian.

    Setelah beberapa negara besar Eropa, termasuk Inggris dan Prancis, pada September lalu bergabung dengan negara-negara lainnya yang mengakui negara Palestina, permukiman Israel di Tepi Barat berkembang pesat di bawah pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu seiring perang Gaza berkecamuk.

    Palestina dan sebagian besar negara di dunia ini menganggap permukiman semacam itu ilegal menurut hukum internasional. Israel menolak hal tersebut.

    Hagit Ofran, salah satu anggota kelompok aktivis Israel, Peace Now, mengatakan bahwa ruas jalanan baru yang dibangun di sekitar Beit Ur al-Fauqa dan wilayah sekitarnya merupakan upaya Israel untuk menguasai lebih banyak tanah Palestina.

    “Mereka melakukannya untuk menetapkan fakta di lapangan. Sebanyak mereka memiliki kemampuan, mereka akan menghabiskan uangnya,” sebutnya, sembari menyebut Israel telah mengalokasikan dana 7 miliar Shekels (Rp 35 triliun) untuk membangun jalan di Tepi Barat sejak serangan Hamas pada Oktober 2023.

    “Yang sedang dilakukan pemerintah sekarang adalah membangun infrastruktur bagi jutaan pemukim yang ingin mereka tarik ke Tepi Barat,” kata Ofran.

    “Tanpa jalan, mereka tidak bisa melakukannya. Jika ada jalan, pada akhirnya, hampir secara alami, para pemukim akan datang,” ucapnya.

    Permukiman Israel, yang semakin luas dan semakin banyak sejak Israel merebut Tepi Barat dalam perang tahun 1967, membentang jauh ke dalam wilayah tersebut, dengan didukung oleh sistem jalan dan infrastruktur lainnya di bawah kendali Tel Aviv.

    Kantor Netanyahu dan militer Israel belum memberikan tanggapan.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Sopir Truk Yordania Tembak Mati 2 Warga Israel di Tepi Barat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (nvc/ita)

  • Prancis Bilang Hamas Harus Mau Menyerah Sesuai Rencana Damai Trump

    Prancis Bilang Hamas Harus Mau Menyerah Sesuai Rencana Damai Trump

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Noel Barrot mengatakan bahwa kelompok Hamas telah kalah dalam pertempuran di Gaza. Dia menyebut Hamas harus menerima “penyerahan diri” berdasarkan rencana perdamaian yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Kelompok militan Palestina tersebut saat ini sedang mempertimbangkan tanggapannya terhadap rencana Trump tersebut, yang telah disetujui secara terbuka oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    “Hamas memikul tanggung jawab yang sangat berat atas bencana yang dialami oleh Palestina,” kata Barrot, dilansir kantor berita AFP, Jumat (3/10/2025) di Arab Saudi, tempat ia menghadiri pertemuan tentang masalah keamanan global.

    “Mereka telah kalah. Mereka harus menerima penyerahan diri mereka sendiri,” tambahnya, merujuk pada resolusi PBB baru-baru ini yang menyerukan agar Hamas dikeluarkan dari kepemimpinan negara Palestina di masa depan.

    Barrot menegaskan kembali dukungan Prancis terhadap rencana Trump tersebut pada hari Kamis (2/10) waktu setempat. Dia mengatakan bahwa pihaknya siap untuk “mengerjakan implementasinya untuk mengakhiri perang, kelaparan, dan penderitaan di Gaza”.

    Ia menolak berspekulasi tentang apa yang mungkin terjadi jika Hamas menolak kesepakatan tersebut.

    Rencana damai Trump di Gaza menyerukan gencatan senjata, pembebasan sandera dalam 72 jam, perlucutan senjata Hamas, dan penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Gaza.

    Hamas belum membuat keputusan akhir terkait proposal tersebut, menurut sumber Palestina yang dekat dengan para pemimpin kelompok tersebut.

    Barrot juga membela keputusan Prancis untuk melanjutkan dialog dengan pemerintah Iran mengenai program nuklirnya, meskipun sanksi PBB dan Eropa baru-baru ini diberlakukan kembali.

    “Prancis akan melakukan upaya terbaiknya menuju solusi yang dinegosiasikan,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Cara Terjemahkan Chat Langsung di WhatsApp, Sudah Ada di HP Ini

    Cara Terjemahkan Chat Langsung di WhatsApp, Sudah Ada di HP Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pengguna WhatsApp tak perlu repot lagi berpindah aplikasi lain jika ingin menerjemahkan percakapan. Fitur baru memungkinkan pengguna bisa melakukannya langsung dari platform milik Meta itu.

    “Kami memahami terkadang bahasa bisa menjadi penghalang menyelesaikan sesuatu atau mengungkapkan perasaan yang sebenarnya. Itu sebabnya kami senang menghadirkan terjemahan pesan ke WhatsApp, jadi Anda bisa berkomunikasi lintas bahasa dengan lebih mudah,” kata WhatsApp, dikutip Jumat (3/10/2025).

    WhatsApp memastikan keamanan fitur ini. Menurut perusahaan, terjemahan dilakukan di dalam perangkat pengguna dan WhatsApp tak bisa melihat hasil apapun.

    “Kami harap fitur dapat menghilangkan masalah bahasa dan memungkinkan pengguna terhubung lebih dalam lagi dengan orang-orang tersayang serta komunitas di dunia,” jelas WhatsApp.

    Untuk melakukan terjemahan, Anda tinggal menekan lama pesan yang diinginkan. Berikutnya akan muncul pengaturan dan pilih opsi Terjemahkan atau Translate.

    Anda tinggal pilih bahasa yang ingin diterjemahkan. Unduh dan simpan bahasa tersebut untuk terjemahan berikutnya.

    Fitur terjemahan ini berlaku untuk semua aktivitas chat personal dan grup. WhatsApp juga membuka opsi terjemahan pada update Channel.

    WhatsApp telah meluncurkan fitur terjemahan secara bertahap ke pengguna Android dan iPhone. Khusus untuk Android, baru tersedia enam bahasa untuk terjemahan dari Inggris, Spanyol, Hindi, Portugis, Rusia dan Arab.

    Sementara iPhone telah mendukung 19 bahasa, termasuk Indonesia, Inggris, Prancis, Arab, Italia, dan Mandarin.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kenapa Global Flotilla Kirim Bantuan Lewat Laut Meski Israel Tutup Akses?

    Kenapa Global Flotilla Kirim Bantuan Lewat Laut Meski Israel Tutup Akses?

    Jakarta

    Angkatan Laut Israel mencegat sejumlah kapal bagian dari Global Sumud Flotilla (GSF) yang membawa bantuan ke Gaza dan menahan para aktivis di dalamnya, termasuk aktivis iklim Swedia Greta Thunberg.

    Pihak berwenang Israel mengatakan para aktivis tersebut dipindahkan ke pelabuhan Israel, tempat proses deportasi mereka akan dimulai.

    Para aktivis yang terlibat dalam pengiriman bantuan kemanusiaan itu mengatakan mereka berada di perairan internasional saat terjadi penangkapan.

    GSF mengatakan beberapa kapal masih dicegat pada Kamis (02/09) pagi.

    Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan telah mencegat semua kapal kecuali satu. Israel mengatakan satu kapal masih “berada di kejauhan”, tapi akan dicegat jika mendekat.

    BBCComplete the translations here: https://tinyurl.com/wj6kfa77Fill-in the commissioning form https://bit.ly/ws_design_form with this title in English: Gaza flotilla tracker map – 1245 BST – 2025100104

    Sebelumnya, pada pekan lalu, para aktivis melaporkan dugaan serangan terhadap armada tersebut.

    “[Pesawat tak berawak] itu mendarat tepat di luar perahu dan mengenai wajah saya, menyebabkan iritasi selama 30 detik, tapi saya berhasil membersihkannya dengan air bersih dan baik-baik saja.”

    Kapal yang ia tumpangi, Yulara, adalah bagian dari GSF, armada yang terdiri dari sekitar 50 kapal dengan 300 aktivis.

    GSF mengatakan sejumlah kapal melaporkan ledakan setelah benda tak dikenal dijatuhkan di dek mereka saat berada di laut selatan Pulau Kreta, Yunani.

    Suara pesawat tanpa awak terdengar di atas kepala dan komunikasi terputus, kata GSF, menuduh Israel melakukan “eskalasi berbahaya”.

    Rekaman video belum diverifikasi yang diberikan kepada BBC oleh seorang peserta GSF tampaknya menunjukkan ledakan di salah satu kapal armada di laut (Yasemin Acar)

    Militer Israel belum memerikan pernyataan tentang serangan terhadap armada ini, tetapi pejabat Kementerian Luar Negeri Israel, Eden Bar Tal, bilang bahwa “Israel tidak akan mengizinkan kapal mana pun memasuki zona pertempuran aktif”.

    “Tujuan sebenarnya dari armada ini adalah provokasi dan melayani Hamas, tentu saja bukan upaya kemanusiaan,” kata Bar Tal.

    Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pemerintah Eropa, Italia dan Spanyol mengirim kapal angkatan laut untuk membantu armada bantuan internasional dalam perjalanan ke Gaza.

    Baik pihak Italia maupun Spanyol menyatakan kapal-kapal mereka tidak akan berlayar mendekat hingga jarak kurang dari 278 km dari wilayah Israel/Gaza.

    Apa itu Global Sumud Flotilla?

    Dinamakan berdasarkan kata Arab Sumudberarti kegigihan atau ketahanan Global Sumud Flotilla (GSF) adalah koalisi kapal yang memuat pasokan bantuan kemanusiaan dan membawa aktivis dari puluhan negara.

    GSF menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk “mematahkan pengepungan ilegal di Gaza melalui laut, membuka koridor kemanusiaan, dan mengakhiri genosida yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina”.

    Kapal-kapal tersebut berlayar dari pelabuhan di Spanyol, Italia, Yunani, dan Tunisia setelah para ahli dari Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) yang didukung PBB mengonfirmasi bahwa terjadi kelaparan di Kota Gaza dan memperingatkan bahwa bencana itu dapat menyebar ke Gaza tengah dan selatan dalam beberapa pekan.

    Peserta GSF di atas kapal Alma, salah satu dari sekitar 50 kapal di armada tersebut. (Yasemin Acar)

    GSF adalah armada ke-38 yang berlayar menuju Gaza dengan tujuan mematahkan blokade maritim, yang telah berlangsung jauh sebelum perang di Gaza.

    Ini merupakan upaya terbesar hingga saat ini dalam upaya yang dimulai pada2008.

    Armada tersebut merupakan upaya gabungan dari Freedom Flotilla Coalition, the Gaza Free Movement, the Maghreb Sumud Flotilla, konvoi yang dipimpin rakyat dari negara-negara Afrika Utara dan Sumud Nusantara, yang diorganisir oleh Malaysia dan sembilan negara lainnya.

    Apa saja upaya sebelumnya untuk mencapai Gaza?

    Pada 2008, setidaknya satu kapal berhasil mencapai Gaza tetapi sejak itu semua misi armada serupa tidak berhasil.

    Pada 2010, pasukan komando Israel mendarat di kapal Mavi Marmara milik Turki, salah satu dari enam kapal yang berjarak sekitar 130 km dari pantai Israel.

    Pasukan komando tersebut melepaskan tembakan dengan peluru tajam mereka mengaku diserang terlebih dahulu dengan pentungan, pisau, dan senjata api yang menewaskan 10 aktivis Turki.

    Ide untuk misi GSF ini lahir pada pertengahan Juli setelah tiga kapal yang tergabung dalam Freedom Flotilla Coalition Conscience, Madleen dan Handala telah mencoba berlayar ke Gaza antara Mei dan Juli tahun ini.

    Nur Photo via Getty ImagesBerbagai kapal dalam armada berlayar dari Barcelona pada 31 Agustus silam.

    Kapal pertama, Conscience, diduga diserang oleh pesawat tak berawak pada Mei di lepas pantai Malta.

    Pemerintah Malta mengonfirmasi bahwa kebakaran di atas kapal telah “dipadamkan semalam”.

    Madleen berlayar pada Juni dengan membawa 12 orang di dalamnya, termasuk Greta Thunberg, dan menjadi sorotan internasional.

    Saat itu, Kementerian Luar Negeri Israel menyebutnya sebagai “kapal pesiar swafoto” yang membawa “kurang dari satu truk penuh bantuan”.

    Kapal pesiar itu dicegat pada dini hari oleh pasukan Israel, sekitar 185 km di sebelah barat Gaza, dan dibawa ke pelabuhan Ashdod di Israel. Thunberg dan yang lainnya kemudian dideportasi.

    Pada Juli, kapal lain, Handala, berangkat dengan 21 orang di dalamnya, tetapi pasukan Israel mencegat dan menaiki kapal tersebut sekitar 75 km dari Gaza.

    Mereka yang berada di kapal mengeluh bahwa mereka berada di perairan internasional pada saat itu, tetapi Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan angkatan laut negara itu menghentikan kapal tersebut “dari memasuki zona maritim pantai Gaza secara ilegal” dan melanggar blokade di sana.

    BBCComplete the translations here: https://tinyurl.com/33uxnr74Fill-in the commissioning form https://bit.ly/ws_design_form with this title in English: Gaza flotilla tracker – map – 2025100103

    Serangan pada Rabu (01/10) bukanlah yang pertama terhadap armada saat ini, menurut GSF, yang mengatakan bahwa kapal mereka juga diserang saat berada di pelabuhan di Tunisia.

    Tindakan pencegahan ekstra kini diberlakukan menyusul serangan minggu ini terhadap armada.

    Abdel Rahman Ghazal, peserta asal Kuwait di atas kapal Spectre, mengatakan kepada BBC dia hanya berjarak setengah meter dari sebuah perangkat yang dijatuhkan oleh pesawat tak berawak meledak pada Rabu lalu.

    “Kami terkena tiga bom. Bom ketiga jatuh di tepi atas kapal lalu jatuh ke laut. Saya berada di koridor antara tempat bom menghantam tepi dan air. Ada gas yang sangat bau. Baunya sangat menyesakkan dan saya hampir tidak bisa bernapas selama beberapa menit.”

    Ia mengatakan ia bereaksi cepat dan secara naluriah menyiramkan air laut ke zat yang dijatuhkan.

    Ghazal dan rekan-rekan relawannya kini mengikuti protokol keselamatan yang lebih ketat di atas kapal.

    Mereka tidak lagi tidur di area terbuka dan selalu membawa rompi pelampung saat beristirahat.

    Kelompok itu mengadakan konferensi pers pada Kamis (02/10), di mana mereka mengatakan mereka memiliki “informasi intelijen yang kredibel” tentang upaya Israel untuk menghentikan armada tersebut dalam 48 jam ke depan.

    “Kami sedang menyelidiki sumber informasi ini – Israel telah mengatakan selama berminggu-minggu bahwa mereka akan melakukan segala yang mereka bisa untuk menghentikan misi ini,” kata juru bicara GSF.

    Dia menambahkan semua peserta telah diancam dengan tuntutan hukum berdasarkan undang-undang antiterorisme dan hukuman penjara yang panjang.

    Siapa saja yang ada di dalam armada itu?

    Aktivis iklim Swedia Greta Thunberg, terlihat di sini bersama Youssef Samour di atas kapal Yulara, sedang melakukan upaya kedua untuk mencapai Gaza (Youssef Samour)

    Dari politisi hingga selebritas, GSF dikelola oleh relawan dari puluhan negara.

    Cucu Nelson Mandela, Mandla Mandela, aktris Amerika Susan Sarandon, aktris Prancis Adele Haenel bersama pejabat terpilih seperti Anggota Parlemen Eropa La France Insoumise Emma Fourreau dan mantan Wali Kota Barcelona Ada Colau semuanya turut ambil bagian.

    GSF mengatakan setiap kapal mewakili “sebuah komunitas dan penolakan untuk tetap diam dalam menghadapi genosida.”

    Thunberg juga ikut serta dalam armada kali ini. Dalam siaran langsung bersama Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk wilayah Palestina, Thunberg menyebut serangan itu sebagai “taktik menakut-nakuti”.

    “Kami menyadari risiko serangan semacam ini, jadi itu bukan sesuatu yang akan menghentikan kami,” ujarnya.

    “Kami sangat, sangat bertekad untuk melanjutkan misi kami.”

    Laporan tambahan oleh Jasmin Dyer dan Mark Shea dari BBC World Service Global Journalism.

    (ita/ita)