Negara: Prancis

  • Instagram Enzo Fernandez Banjir Kritik Pedas Usai Aksi Rasisme

    Instagram Enzo Fernandez Banjir Kritik Pedas Usai Aksi Rasisme

    Jakarta

    Enzo Fernandez meminta maaf atas selebrasinya yang berbau pelecehan rasial. Gelandang Timnas Argentina itu mengaku khilaf. Instagram-nya pun langsung diserbu oleh para netizen yang mengecam tindakannya.

    Dalam perayaan usai mengalahkan Kolombia di final Copa America 2024, Fernandez kedapatan memimpin chant yang berbau pelecehan rasial. Salah satu lirik yang terdengar adalah menyindir pemain Prancis dari Angola, di mana gelandang Eduardo Camavinga lahir di sana. Sebelum sampai ke bagian lain, siaran live langsung dimatikan Fernandez tapi sudah kadung direkam dan disebarkan netizen.

    Lirik itu sendiri dinyanyikan fans Timnas Argentina usai menjuarai Piala Dunia 2022. Isinya menyindir asal usul pemain Prancis yang kebanyakan imigran dan secara khusus menyerang Kylian Mbappe, yang diisukan memacari seorang model transgender.

    Aksi Fernandez itu mendapat kecaman banyak pihak, termasuk Federasi Sepakbola Prancis (FFF) yang secara terbuka melayangkan protes kepada FIFA dan Federasi Sepakbola Argentina (AFA). Rekannya sesama pemain juga banyak mengecamnya.

    Dalam salah satu foto terbaru Enzo di mana dia mencium trofi Copa America dan mendapat Like jutaan kali, banyak komentar yang mengkritiknya meskipun Enzo sudah meminta maaf. Video, momen, dan kata-kata itu sama sekali tidak menggambarkan diri saya sebenarnya. Saya benar-benar minta maaf,” tulisnya di Stories.

    “Wajah rasisme,” demikian salah satu komentar yang menyerangnya di Instagram. “Kamu baru saja kehilangan rasa hormat dan kamu bermain di tim yang memiliki banyak pemain berkulit hitam. Bagaimana mereka akan memandang kamu?” tulis yang lain.

    “Cara untuk menodai kemenangan dan warisan. Inilah yang akan diingat dan itu tidak bagus. Perilaku bodoh dan busuk serta tidak sedikitpun sadar diri sebagai pemain internasional di tim internasional. Sayang sekali,” kecam yang lain.

    “Membuat cerita meminta maaf setelah seharian hanya menunjukkan bahwa keyakinannya memang sesuai dengan video tersebut. Salah satu alasan terburuk yang pernah saya lihat,” kritik netizen berikutnya di kolom komentar.

    (fyk/fyk)

  • Guk Guk! Bahasa Anjing Mau Dipelajari Pakai Teknologi AI

    Guk Guk! Bahasa Anjing Mau Dipelajari Pakai Teknologi AI

    Jakarta

    Para peneliti menggunakan model AI yang dilatih dengan ucapan manusia untuk memecahkan kode bahasa rahasia anjing. Studi ini berasal dari para peneliti di University of Michigan, Institut Astrofisika Nasional Meksiko, dan Institut Optik dan Elektronik.

    Hasilnya yang telah dipresentasikan di sebuah konferensi internasional, menunjukkan bagaimana model AI saat ini dapat menjadi kunci untuk memahami bahasa hewan, setidaknya sampai tingkat tertentu.

    “Masih banyak yang belum kita ketahui tentang hewan-hewan yang berbagi dunia ini dengan kita,” kata Rada Mihalcea, Direktur Laboratorium AI Universitas Michigan yang dikutip detikINET dari Gizmodo, Minggu (13/7/2024).

    “Kemajuan AI dapat digunakan untuk merevolusi pemahaman kita tentang komunikasi hewan, dan temuan kami menunjukkan bahwa kita mungkin tidak perlu memulai dari awal,” lanjutnya.

    Penelitian ini diketahui menggunakan model ucapan AI yang canggih, Wav2Vec2, untuk mengidentifikasi emosi, jenis kelamin, dan ras anjing di balik gonggongan tertentu.

    Para peneliti menggunakan dua set data yang berbeda untuk pelatihan dan membandingkan hasilnya. Pertama dilatih dari awal hanya dengan gonggongan anjing, dan satu lagi dilatih dengan ucapan manusia dan kemudian disesuaikan dengan gonggongan anjing.

    Model yang telah dilatih sebelumnya dengan hampir 1.000 jam rekaman suara manusia bekerja lebih baik. Para peneliti kemudian menyempurnakan model tersebut pada kumpulan data yang terdiri dari vokalisasi (gonggongan) dari 74 anjing yang terdiri dari 42 Chihuahua, 21 Pudel Prancis, dan 11 Schnauzer.

    Model AI yang dilatih pada manusia dan anjing ini mampu mengidentifikasi emosi anjing dengan akurasi 62%, ras dengan akurasi 62%, jenis kelamin dengan akurasi 69%, dan mengidentifikasi anjing tertentu dari sekumpulan anjing dengan akurasi 50%.

    Semua skor ini melampaui model AI yang baru saja dilatih pada anjing, yang menunjukkan bahwa suara dan pola yang berasal dari ucapan manusia berpotensi menjadi dasar untuk memahami hewan.

    Dalam mencoba mengurai emosi di balik gonggongan anjing, para peneliti berhipotesis bahwa vokalisasi anjing terkait dengan konteksnya. Bukti yang ada menunjukkan bahwa suara yang dikeluarkan monyet dan anjing padang rumput dapat diprediksi berdasarkan konteks situasi yang mereka hadapi.

    Beberapa emosi yang coba peneliti tetapkan pada anjing dalam penelitian ini adalah gonggongan agresif, gonggongan normal, pekikan negatif, dan dengusan negatif. Meskipun anjing mungkin mengalami lebih banyak emosi, suara-suara ini sebagian besar tersedia dalam kumpulan data mereka.

    “Dengan menggunakan model pemrosesan suara yang awalnya dilatih pada ucapan manusia, penelitian kami membuka jendela baru tentang bagaimana kami dapat memanfaatkan apa yang telah kami bangun sejauh ini dalam pemrosesan suara untuk mulai memahami nuansa gonggongan anjing,” kata Mihalcea.

    Ke depannya, para peneliti mengatakan bahwa mereka ingin menguji lebih banyak ras, emosi, dan spesies untuk memahami sejauh mana teknologi ini. Ini adalah pertama kalinya model ucapan manusia digunakan untuk memecahkan kode komunikasi hewan, dan ini bisa menjadi dasar untuk memahami bahasa hewan.

    Meskipun penelitian ini tentu saja tidak definitif dalam mengurai makna dari semua gonggongan anjing, para peneliti melihatnya sebagai langkah yang menjanjikan ke arah itu.

    (jsn/fay)

  • Kejutan Kemenangan Aliansi Kiri, Mampukah Mereka Memimpin Prancis?

    Kejutan Kemenangan Aliansi Kiri, Mampukah Mereka Memimpin Prancis?

    Jakarta

    Setelah pemilihan parlemen Eropa pada Juni, pemilih Perancis menyaksikan dua perkembangan mengejutkan di dalam negeri. Pertama, mengingat kekalahan yang dideritanya dalam pemilu Eropa, Presiden Prancis Emmanuel Macron memutuskan untuk membubarkan parlemen Prancis, Majelis Nasional, dan menggelar pemilu cepat.

    Sehari kemudian, kelompok kiri politik Perancis, yang biasanya terpecah menjadi beberapa partai kecil, mengumumkan, mereka membentuk aliansi baru, Front Populer Baru / New Popular Front (NFP) untuk mencegah National Rally (RN) yang berhaluan sayap kanan untuk menang dalam pemilu.

    Kelompok kiri tampaknya telah mencapai tujuan tersebut, setelah berhasil memenangkan pemilu putaran kedua pada Minggu (07/7) dengan perolehan kursi terbanyak di parlemen. “Front Populer Baru siap untuk memerintah,” kata Jean-Luc Melenchon, ketua partai terbesar NFP, partai sayap kiri France Unbowed (LFI), pada Minggu malam.

    Marine Tondelier, presiden Partai Hijau dan salah satu penggagas aliansi NFP, mendukung klaim Melenchon, “Kami menang, dan sekarang, kami akan memerintah,” katanya menanggapi hasil pemilu.

    Dia didukung oleh Olivier Faure, ketua Partai Sosialis, yang mengatakan, “Front Populer Baru harus memimpin babak baru dalam sejarah kita.” Pidatonya juga mengungkapkan hambatan apa yang mungkin ada di depan aliansi kiri. Faure tidak ingin berkolaborasi dengan aliansi ramah bisnis yang didukung oleh kelompok tengah yang diinisiasi Macron, “Together”.

    Siapa yang berada di aliansi kiri?

    Dalam aliansi NFP, Partai Sosialis memiliki pengalaman paling banyak dalam pemerintahan, dengan Francois Mitterrand (1981-1995) dan Francois Hollande (2012-2017), keduanya pernah menjabat sebagai presiden.

    Partai ini juga mempunyai pengalaman memerintah berdasarkan peraturan pembagian kekuasaan yang dikenal di Perancis sebagai “kohabitasi,” dimana partai yang dipimpin oleh presiden tidak memiliki mayoritas mutlak di parlemen dan harus bekerja sama dengan pemerintah oposisi. Hal ini terjadi antara tahun 1997 dan 2002, ketika Perdana Menteri Sosialis Lionel Jospin bertugas di bawah Presiden Konservatif Jacques Chirac.

    Di masa lalu, Melenchon menuai kritik dengan pernyataan tentang operasi militer Israel di Gaza yang ditafsirkan sebagai antisemit. Sebelum invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, ia mengaku memahami klaim Moskow yang merasa terancam oleh perluasan aliansi militer NATO.

    Secara keseluruhan, Melenchon mengkritik komando militer terpadu NATO, dan ia berulang kali merekomendasikan Prancis untuk mundur dari aliansi militer itu.

    Di belakang LFI dan Sosialis, Partai Hijau, yang secara resmi dikenal sebagai Ekologi Eropa – Partai Hijau (EELV), adalah partai terkuat berikutnya dalam aliansi tersebut. Diikuti oleh Partai Komunis Perancis (PCF) dan sejumlah partai kecil lainnya, termasuk sebuah faksi kecil yang memperjuangkan kemerdekaan wilayah seberang laut Polinesia Prancis di Pasifik Selatan.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Akankah aliansi baru ini mengalami nasib yang sama seperti pendahulunya?

    Aliansi baru ini kini bergabung dengan daftar panjang upaya serupa di masa lalu yang menyatukan kelompok kiri untuk memerintah. Pada tahun 2022, misalnya, Melenchon meminta partai-partai sayap kiri Prancis untuk berkampanye bersama ketika Presiden Macron berhadapan dengan populis sayap kanan Marine Le Pen dari National Rally (RN) dalam pemilu terakhir di negara itu.

    Saat itu, Persatuan Ekologis dan Sosial Populer (NUPES) yang dipimpin Melenchon menjadi kelompok terkuat kedua di parlemen, namun gagal mewujudkan posisinya menjadi kekuatan politik, karena kaum Sosialis, Komunis, dan Hijau terbukti enggan mengorbankan kedaulatan partainya masing-masing untuk bergabung dengan kelompok tersebut yang beraliansi oposisi formal di bawah kepemimpinan Melenchon.

    Namun keadaannya berbeda kali ini. Melenchon tidak lagi menjadi tokoh utama dalam aliansi tersebut. Sebaliknya, para ketua dari masing-masing partai dalam aliansi tersebut telah berkumpul untuk membentuk kepemimpinan kolektif.

    Sophie Pornschlegel, pakar kebijakan di lembaga intelektual Eropa Jacques Delors yang berbasis di Brussels, yakin aliansi baru ini memiliki peluang keberhasilan yang lebih baik dibandingkan pendahulunya.

    “Mereka mempunyai alasan yang lebih baik untuk tetap bersatu,” jelasnya, “karena mereka sebenarnya mempunyai kesempatan untuk membentuk pemerintahan dan menjalankan kekuasaan eksekutif.” Dia juga menunjukkan bahwa Partai Sosialis telah memperoleh pengaruh yang lebih besar dalam aliansi tersebut setelah pemilu, dan bahwa generasi muda dari politisi yang tidak terlalu egosentris kini telah mengambil alih kekuasaan di partainya masing-masing.

    Akankah aliansi menjadi koalisi?

    Masih harus dilihat apakah aliansi sayap kiri yang baru akan mampu mengubah keberhasilan pemilu hari Minggu menjadi kekuatan politik yang nyata. Sebelum pemilu, perwakilan dari beberapa partai dalam aliansi tersebut telah berbicara tentang sikap mendukung pemerintahan yang bersatu dengan Macron dan menentang Le Pen.

    Meskipun LFI yang dipimpin Melenchon tampaknya tidak mau berkompromi dengan beberapa tuntutan politiknya, Macron telah memberi isyarat bahwa ia tidak mau bekerja sama dengan Melenchon.

    “Pertanyaannya sebenarnya adalah, siapa yang akan menerima posisi apa di pemerintahan baru,” kata Pornschlegel. “Tidak mungkin [France Unbowed] akan menunjuk perdana menteri berikutnya, karena Macron tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Namun negosiasi masih berlangsung, jadi masih sulit untuk mengatakan apa yang akan terjadi.”

    Aliansi NFP mengatakan mereka ingin memilih calon perdana menteri minggu ini. Namun Tondelier menambahkan, pertanyaan yang lebih penting adalah, “Kebijakan apa yang akan diambil oleh pemerintahan baru?” (rs/as)

    (ita/ita)

  • Meleset dari Prediksi, Sayap Kiri Prancis Unggul dalam Pemilu

    Meleset dari Prediksi, Sayap Kiri Prancis Unggul dalam Pemilu

    Selamat hari Senin! Selalu sehat dan semangat memulai pekan yang baru ini.

    Berikut sejumlah informasi pilihan dari berbagai negara yang terjadi selama 24 jam terakhir yang telah kami rangkumkan untuk Anda.

    Dunia Hari Ini, edisi 8 Juli 2024, kami awali dari benua Eropa.

    Kejutan dari Pemilu Prancis

    Pemungutan suara di Prancis sudah ditutup, dengan proyeksi koalisi sayap kiri yang tak terduga memenangkan kursi parlemen terbanyak dalam pemilihan putaran kedua.

    Proyeksi mengejutkan ini menempatkan aliansi tengah Presiden Emmanuel Macron di posisi kedua dan sayap kanan di posisi ketiga.

    Partai sayap kanan Nasional secara drastis meningkatkan jumlah kursi di parlemen, namun masih jauh dari harapan.

    Tidak adanya suara mayoritas dalam aliansi mana pun diprediksi akan menempatkan Prancis ke dalam kekacauan politik dan ekonomi.

    Serangan Israel tewaskan petinggi Hamas

    Layanan Darurat Sipil Gaza mengatakan pejabat senior Hamas Ehab al-Ghussein tewas bersama tiga orang lainnya dalam serangan udara di sebuah sekolah, yang dikelola gereja di bagian barat Kota Gaza, juga tempat menampung keluarga-keluarga pengungsi.

    Ehab, usia 45 tahun, adalah wakil menteri tenaga kerja yang ditunjuk Hamas di wilayah kantong Palestina.

    Sebelumnya ia adalah juru bicara kementerian dalam negeri yang dikelola Hamas, dan tetap menjadi tokoh administratif utama.

    Istri dan anak Ehab juga dilaporkan tewas akibat serangan Israel pada bulan Mei.

    Sepuluh Polisi diduga aniaya warga di Bali

    Kepala Bidang Humas Polda Bali Jansen Avitus Panjaitan mengatakan laporan terhadap 10 polisi tersebut bermula ketika jajaran Satreskrim Polres Klungkung membongkar dugaan jaringan pencurian atau penggelapan kendaraan bodong, dengan menyita 30 kendaraan bodong dan menangkap dua orang tersangka yang berperan membuat STNK palsu.

    Dalam operasi tersebut, polisi juga mendalami keterlibatan seseorang berinisial IWS, yang di rumahnya ditemukan 5 unit mobil.

    “Namun dalam proses interogasi mungkin ada perlakuan yang tidak sesuai prosedur terhadap IWS, hingga IWS mengaku disekap dan mendapatkan kekerasan hingga mengalami cacat permanen pada telinga sebelah kiri,” kata Jansen.

    Direktur LBH Bali Rezky Pratiwi mengatakan saat diperiksa, korban mengaku polisi memperlakukannya secara tidak manusiawi, mulai dari pakaiannya dilucuti, mata ditutupi lakban, dan tindakan penyiksaan lainnya.

    Jansen mengatakan pihaknya telah mendalami laporan IWS dengan memeriksa sejumlah saksi termasuk korban, dan telah meminta keterangan dokter serta meneliti hasil Visum Et Repertum, juga mendatangi tempat kejadian perkara untuk memproses kasus ini.

    Inggris dan Belanda bertemu di semifinal Euro 2024

    Kesebelasan Inggris mengalahkan Swiss 5-3 melalui adu penalti setelah bermain imbang 1-1 membawa tim itu ke semifinal Euro2024 dan selangkah lagi ke final luar negeri pertama mereka.

    “Luar biasa. Banyak latihan yang dilakukan untuk mencapai momen itu,” kata Alexander-Arnold tentang penalti yang dia lakukan ke sudut atas gawang.

    Di semifinal yang akan berlangsung di Dortmund, Inggris akan bertemu tim oranye, Belanda.

    Dalam pertandingan Turki melawan Belanda, Turki sebenarnya memimpin pada menit ke-35 setelah Belanda gagal menyapu tendangan sudut.

    Tapi gol yang dicetak oleh Mert Muldur berhasil membawa Belanda ke babak selanjutnya setelah mengalahkan Turki 2-1, hari Sabtu kemarin.

    “Kami selangkah lebih dekat,” kata kapten Belanda, Virgil van Dijk.

  • Tak Terduga, Partai Kiri Menang Besar di Putaran Kedua Pemilu Prancis

    Tak Terduga, Partai Kiri Menang Besar di Putaran Kedua Pemilu Prancis

    Jakarta

    Prancis akan hadapi kemungkinan parlemen yang menggantung setelah pemilihan pada Minggu (07/07), di mana aliansi sayap kiri secara tak terduga berhasil memenangkan perolehan suara, tetapi belum ada aliansi yang mendapatkan suara mayoritas mutlak.

    Aliansi kiri New Popular Front (NFP) diperkirakan mendapat 172-215 kursi dalam parlemen, sementara di posisi kedua ada aliansi tengah Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mendapat 150-180 kursi.

    Para pemilih memberikan kemunduran besar bagi partai nasionalis ultrakanan Marine Le Pen, Rassemblement Nasional (RN). Jajak pendapat sebelumnya memperkirakan RN akan memenangkan putaran kedua, tapi partai itu justru berada di posisi ketiga, dengan 120-152 kursi di parlemen.

    PM Attal akan segera undur diri

    PM Gabriel Attal akan menawarkan pengunduran dirinya kepada Presiden Macron pada Senin (08/07), setelah partainya berada di posisi kedua.

    Attal juga mengatakan, jika pengunduran dirinya ditolak, dia siap untuk tetap menjabat “selama tugas menuntut,” di mana Olimpiade Paris 2024 akan segera dimulai dalam tiga minggu mendatang.

    Hasil putaran kedua ini juga menjadi pukulan telak bagi Presiden Prancis Emmanuel Macron yang berhaluan sentris, di mana sebelumnya dia menyerukan dilangsungkannya pemilihan cepat untuk menjernihkan situasi politiknya setelah partainya kalah dalam pemilihan Parlemen Eropa bulan lalu.

    Mantan Presiden Francois Hollande melaju ke Parlemen

    Mantan Presiden Prancis Francois Hollande akan menjadi salah satu anggota baru Majelis Nasional sebagai bagian dari aliansi NFP.

    “Saya tidak akan menjadi anggota parlemen pada umumnya, itu sudah jelas,” aku Hollande, mengingat latar belakangnya.

    Pria berusia 70 tahun itu bersaing memperebutkan kursi Correze di sebelah timur Bordeaux, dan mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa keputusannya untuk kembali berakar pada “situasi luar biasa” yang diciptakan ketika Emmanuel Macron menyerukan pemilihan cepat.

    Dia mengklaim proyeksi 43,1% suara pada putaran kedua, dibandingkan dengan 31,4% untuk kandidat RN Maitey Pouget, dan sekitar 25% untuk kandidat kanan-tengah Francois Dubois.

    Petahana Dubois adalah salah satu kandidat yang menolak mundur dari pemungutan suara putaran kedua meski menempati posisi ketiga pada putaran pertama. Di banyak daerah pemilihan, kandidat peringkat ketiga menarik diri agar tidak memecah belah suara yang lebih berhaluan kiri melawan RN.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Belum ada aliansi dengan suara mayoritas mutlak

    Di pemilihan legislatif kali ini, tidak ada satu pun partai yang mendapatkan cukup kursi untuk menjadi suara mayoritas mutlak di parlemen.

    Itu berarti, parlemen akan terbagi menjadi tiga kelompok politik utama, kiri, tengah, dan kanan, dengan sikap yang sangat berbeda terhadap berbagai isu dan tidak adanya rekam jejak kerja sama di antara ketiganya.

    Parlemen yang menggantung ini bisa mengancam kekacauan pada politik Prancis, untuk menentukan siapa yang akan menjabat sebagai perdana menteri berikutnya.

    Presiden Macron mungkin akan memimpin negara ini bersama dengan perdana menteri yang akan banyak menentang kebijakan-kebijakan sentralnya.

    Apa komentar para pemimpin politik Prancis?

    Pemimpin aliansi kiri Jean-Luc Melenchon menyebut hasil pemilu ini adalah “kelegaan yang luar biasa bagi sebagian besar orang di negara kita.”

    Olivier Faure, dari Partai Sosialis yang tergabung dalam aliansi NFP, juga mengatakan “kita harus memulihkan negara ini dengan dasar yang lebih jelas dan NFP harus memimpin dalam babak baru sejarah itu.”

    Faure menambahkan seharusnya tidak ada “koalisi yang berlawanan” yang dibangun di atas kebijakan-kebijakan Macron.

    Sementara Presiden Sayap Kanan Jordan Bardella mengklaim bahwa “Prancis sedang dilempar ke tangan sayap kiri” dan mengutuk sayap kiri itu “aliansi yang tidak bermoral.” Sebelumnya, Bardella berharap menjadi kandidat kuat untuk jadi PM Prancis berikutnya.

    Bardella juga menuduh Macron “mendorong Prancis ke dalam ketidakpastian dan ketidakstabilan.” Le Pen mengatakan “kemenangan kami ini hanya tertunda.”

    Kantor Presiden Macron bahkan mengatakan pihaknya akan “menunggu” sebelum mengambil langkah untuk membentuk pemerintahan baru.

    kp/rs (Reuters, AP, AFP, dpa)

    (ita/ita)

  • Usia 28 Tahun, Jordan Bardella Berpeluang Jadi PM Prancis Termuda

    Usia 28 Tahun, Jordan Bardella Berpeluang Jadi PM Prancis Termuda

    Paris

    Jordan Bardella dari partai sayap kanan jauh (far-left), National Rally (RN) baru berusia 28 tahun. Dia berpeluang menjadi Perdana Menteri Prancis termuda jika partainya menang pemilu.

    Dilansir AP, Minggu (7/7/2024), Bardella sudah membantu partainya meraih posisi terkuat saat ini.

    Partai RN, partainya Marine Le Pen, sudah menang di pemilu legislatif putaran pertama. Partai ini menonjol karena sikap nasionalisnya yang anti-imigran. Hari ini, Pileg Prancis putaran kedua sedang berlangsung.

    Dilansir BBC, Bardella punya karier politik yang cepat meroket, dari anak tidak lulus sekolah dan pengangguran dari pinggiran utara Paris ke partainya Le Pen, dan akhirnya menjadi Presiden Partai RN itu. Bardella berasal dari daerah Seine-Saint-Denis, wilayah tertinggal yang diliputi masalah narkoba, kemiskinan, dan ketidakteraturan kedatangan imigran.

    “Saya di politik karena segala yang saya lalui di hidup saya. Untuk menghentikan masalah itu menjadi kenormalan di seluruh Prancis. Karena apa yang terjadi di situ tidak normal,” ujar Bardella.

    Secara garis keturunan, Bardella sebenarnya juga punya nasab luar Prancis. Kedua orang tuanya adalah keturunan Italia, dan bapaknya punya nenek orang Aljazair. Namun, Bardella selanjutnya diasuh oleh ibunya.

    Usia dan pengalaman agaknya tidak diperhitungkan di kancah politik Prancis kiwari. Presiden Prancis Emmanuel Macron kini berusia 46 dan Perdana Menteri Prancis kini Gabriel Attal berusia 35 tahun.

    (dnu/imk)

  • Imbas PDNS Tumbang, Pemerintah Percanggih Pusat Data Nasional

    Imbas PDNS Tumbang, Pemerintah Percanggih Pusat Data Nasional

    Jakarta

    Imbas dari tumbangnya Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2, pemerintah kini meningkatkan kemampuan Pusat Data Nasional (PDN) yang sekarang masih dalam proses pembangunan.

    Adapun, PDN yang dimaksud itu berada di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Proyek yang dikerjakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) itu ditargetkan dapat beroperasi pada Agustus 2024.

    Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto, mengatakan bahwa pemerintah mengatasi tumbangnya PDNS 2 yang terkena serangan ransomware Brain Cipher ini ditangani dengan serius.

    “Kita serius untuk menangani permasalahan PDNS 2 di Surabaya,” ujar Hadi dalam konferensi pers, Jumat, (5/7/2024).

    Bukti keseriusan tersebut, Hadi menyebutkan bahwa pemerintah telah memulihkan layanan digital yang terdampak setelah PDNS 2 tumbang sejak Kamis (20/6).

    “Untuk pelayanan masyarakat yang menggunakan (layanan) digital per 1 Juli kemarin sudah berjalan normal. Layanan masyarakat sudah bisa oleh masyarakat walaupun kita terus meningkatkan kemampuan,” jelasnya.

    Salah satu bentuk peningkatan yang dimaksud, yaitu kemampuan Pusat Data Nasional (PDN) yang masih dalam tahapan pembangunan akan lebih canggih daripada PDNS.

    “Pemerintah saat ini terus meningkatkan kemampuan PDN pengganti PDNS 2 di Surabaya untuk bisa memiliki kemampuan backup berganda, backup berlapis dengan pengamanan yang baik. Sekarang terus dilakukan,” tuturnya.

    Sebagai informasi, PDN Cikarang dibangun di atas luas 5.000 hektar dengan total luas bangunan mencapai 16.000 meter persegi. Pusat data ini pun dirancang ramah lingkungan untuk memenuhi green data center.

    Diberitakan sebelumnya, groundbreaking pembangunan PDN Cikarang ini dilakukan sejak 9 November 2022 dengan masa pengerjaan selama 24 bulan. Kominfo menganggarkan investasi senilai 164,5 juta Euro atau sekitar Rp 2,5 triliun untuk proyek ini.

    Kominfo mulai melakukan pembangunan PDN Cikarang di kawasan Deltamas, Cikarang, Jawa Barat. PDN yang dibangun memiliki prosesor 25.000 core, storage 40 petabyte dan memori 200 terabyte. Pusat data ini dibangun sesuai standar internasional Tier 4 dan watercooling system.

    Pembangunan PDN Cikarang ini melalui pembiayaan 85% oleh Pemerintah Prancis dan 15% APBN rupiah murni. Proyek PDN merupakan tonggak sejarah baru bagi Indonesia dalam mendukung Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).

    (agt/fyk)

  • Partai Buruh Bakal Menang Telak di Pemilu Inggris!

    Partai Buruh Bakal Menang Telak di Pemilu Inggris!

    London

    Setelah sekian lama, Partai Buruh diprediksi kuat bakal meraih kemenangan di Pemilu Inggris. Hasil exit poll menunjukkan partainya Keir Starmer itu bakal mengungguli Partai Konservatif (Tory) yang selama ini berkuasa.

    Dilansir AFP, Jumat (5/7/2024), pemungutan suara pemilu Inggris baru saja digelar atau pada Kamis (4/7) waktu setempat.

    Berdasarkan exit poll Pemilu Inggris 2024, partai oposisi utama Inggris itu bakal menang telak. Partai Buruh akan berkuasa setelah 14 tahun menjadi oposisi.

    Ketika tempat pemungutan suara ditutup pada pukul 22.00 (21.00 GMT), survei untuk lembaga penyiaran Inggris menunjukkan bahwa Partai Buruh yang berhaluan kiri-tengah akan memenangkan 410 kursi di House of Commons yang memiliki 650 kursi, sedangkan Tories (Konservatif) hanya memperoleh 131 kursi.

    Sayap kiri (Partai Buruh) menang, sayap kanan (Konservatif) kalah. Kelompok sayap tengah (sentris/moderat) juga dapat suara dan diprediksi menjadi oposisi kecil. Demokrat Liberal akan memperoleh 61 kursi, namun Partai Reformasi Inggris yang anti-imigrasi pimpinan Nigel Farage dapat memperoleh 13 kursi.

    British political party logos are seen on a ballot paper in a postal voting pack for Britain’s 2024 parliamentary election, in this photo illustration taken June 28, 2024. REUTERS/Toby Melville/Illustration/File Photo Purchase Licensing Rights Foto: REUTERS/Toby Melville/Illustration/File Photo Purchase Licensing Rights

    Penghitungan surat suara sedang berlangsung di seluruh negeri, dengan hasil resmi diharapkan mulai Kamis malam hingga Jumat, menempatkan pemimpin Partai Buruh Keir Starmer di jalur yang tepat untuk menggantikan Rishi Sunak sebagai perdana menteri.

    Jika hasilnya benar, maka hal ini akan berlawanan dengan tren positif di antara sekutu-sekutu terdekat Inggris, dengan Partai Nasional sayap kanan di Prancis yang diprediksi bakal meraih kekuasaan, dan Donald Trump tampaknya akan kembali berkuasa di Amerika Serikat.

    Lihat juga Video: Kaisar Jepang Siap Kunjungi Inggris untuk Tingkatkan Hubungan Bilateral

    (dnu/zap)

  • Ratusan Caleg Prancis Undur Diri Demi Kalahkan Kandidat Populis Kanan

    Ratusan Caleg Prancis Undur Diri Demi Kalahkan Kandidat Populis Kanan

    Jakarta

    Jumlah kandidat yang mengundurkan diri dari pemilihan umum legislatif di Prancis bersumber pada pantauan dan penghitungan kantor berita AFP, hingga berakhirnya tenggat pendaftaran pada Selasa (2/7) malam lalu.

    Karena tingginya angka partisipasi pada pencoblosan di hari Minggu (30/6), lebih dari 300 dari 577 daerah pemilihan meloloskan tiga kandidat yang kini harus beradu di putaran kedua.

    Dengan mengundurkan diri, kandidat di peringkat ketiga memperbesar peluang caleg lain untuk mengalahkan kandidat partai populis sayap kanan Rassemblement National, RN, yang saat ini memimpin di hampir separuh daerah pemilihan.

    Menurut perkiraan situs berita “Le Grand Continent”, pengunduran diri masal berpotensi menggagalkan peluang RN merebut mayoritas absolut di putaran kedua. Namun demikian, hasil pemilu sulit diperkirakan karena bergantung pada tingkat partisipasi dan besarnya jumlah pemilih mengambang.

    “Pada akhirnya, pemilih Prancis akan mengambil keputusan berdasarkan hati nurani mereka dan bukan berdasarkan rekomendasi pemilu,” kata seorang penasihat Presiden Emmanuel Macron. “Tetapi secara matematis, risiko mayoritas absolut untuk RN berkurang.”

    Tekad berkuasa Marine Le Pen

    Kantor Berita AFP melaporkan, daftar caleg yang mengundurkan diri mencakup 131 kandidat dari aliansi sayap kiri New Popular Front dan 82 dari aliansi tengah Together for the Republic. Beberapa kandidat dari partai politik lain juga mengundurkan diri karena berbagai alasan.

    Sementara itu, Rassemblement National bersikeras membentuk pemerintahan selanjutnya di Paris meski tanpa mayoritas absolut. Pemimpin RN Marine Le Pen mengklaim pihaknya akan bekerja sama dengan partai politik lain dan melibatkan berbagai kelompok.

    Pernyataannya itu menjauhkan Le Pen dari koridor yang digariskan Ketua Umum RN Jordan Bardella, yang menegaskan hanya akan mengklaim jabatan perdana menteri jika mendapat suara mayoritas.

    “Jika kami memiliki sekitar 270 kursi dan masih membutuhkan 19 anggota parlemen, maka kami akan mendekati yang lain,” kata Le Pen. “Beberapa anggota parlemen sayap kanan dan sayap kiri telah menunjukkan kedekatan dengan posisi kami.”

    Aliansi melawan populisme kanan

    Pembagian kursi di Majelis Nasional akan diputuskan dalam pemilihan putaran kedua Minggu depan. Untuk mencapai mayoritas absolut, dibutuhkan 289 dari 577 kursi di parlemen.

    Pemilu dini di Prancis diumumkan Presiden Emmanuel Macron pada 9 Juni lalu. Dia membubarkan parlemen setelah aliansi populis kanan National Rally memenangkan lebih dari 31 persen suara dalam pemilihan Parlemen Eropa, mengalahkan blok sentris yang dipimpinnya.

    Jajak pendapat oleh lembaga riset Toluna Harris Interactive yang dirilis pada Rabu (3/7), memperkirakan RN hanya akan meraih 190 hingga 220 kursi di parlemen. Adapun aliansi sayap kiri yang disebut Front Populer Baru diprediksi mendapat antara 159 dan 183 kursi, sementara kubu presiden yang berhaluan tengah meraih 110 hingga 135 kursi.

    Demi mengalahkan RN, Macron membentuk “Fron Republik” dengan niat menyatukan kekuatan demi menghadang populisme kanan.

    “Ada satu blok yang dapat memperoleh mayoritas mutlak dan digolongkan sebagai kelompok ekstrim kanan,” kata Perdana Menteri Gabriel Attal kepada radio France Inter. “Apa yang dipertaruhkan di pemilu putaran kedua pada Minggu malam adalah melakukan segalanya agar kelompok ekstrem kanan tidak mendapatkan mayoritas mutlak,” katanya.

    “Adalah hal menjengkelkan bagi banyak pemilih Prancis untuk memberikan suara secara terpaksa demi mencegah RN, imbuhnya. “Tapi ini sudah merupakan tanggung jawab kita semua.”

    rzn/as (afp,dpa)

    (ita/ita)

  • Hasil Pemilu di Prancis Ancaman Bagi Poros Paris-Berlin?

    Hasil Pemilu di Prancis Ancaman Bagi Poros Paris-Berlin?

    Jakarta

    Setelah putaran pertama pemilu di Prancis, kekhawatiran di kalangan politik Jerman makin meningkat. Ricarda Lang dari Partai Hijau dan Mario Voigt dari CDU dalam wawancara mengatakan, Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan kesalahan ketika memutuskan pembubaran parlemen dan pemilu baru.

    Menjelang pemilu, pemimpin partai ultra kanan Rassemblement National (RN) Jordan Bardella mengatakan, sebagai kepala pemerintahan dia tidak akan langsung mengubah apapun dalam hubungan Prancis-Jerman.

    Tapi pakar Prancis dari Berlin Science and Politics Foundation SWP, Ronja Kempin, tidak yakin. RN selalu “sangat kritis terhadap Jerman, terkadang hampir anti-Jerman. Macron dituduh menjual kepentingan Prancis ke Jerman dan mereka ingin membalikkan hal tersebut segera setelah ada opsi untuk berkuasa,” kata Kempin.

    RN juga selama ini menolak proyek pesawat dan tank tempur gabungan Jerman-Prancis, dan menuntut proyek-proyek itu harus diakhiri. Tapi Jordan Bardella sekarang mengatakan bahwa mereka akan menghormati kewajiban internasional Prancis.

    Banyak potensi konflik

    Marc Ringel, direktur Institut Jerman-Prancis di Ludwigsburg, Jerman, juga melihat kesulitan dalam hubungan bilateral, jika benar terbentuk pemerintahan RN di Paris. Pertanyaannya, apakah pemerintah Prancis yang baru akan mematuhi perjanjian-perjanjian bilateral? “Ada banyak ketidakpastian,” kata Marc Riegel.

    Beberapa hal yang ada dalam program pemilu RN memang bisa menjadi sumber konflik dengan Uni Eropa (UE) dan Jerman. Misalnya pengurangan kontribusi Prancis untuk UE, keluarnya Prancis dari pasar listrik UE, penghentian pakta migrasi, atau pembatasan kebebasan bepergian bagi orang asing non-UE. Selain itu, RN juga menuntut dukungan Prancis terhadap Ukraina dikurangi.

    Tapi, bagaimana RN bisa menang besar di Prancis? “Frustrasi umum masyarakat terhadap politik dan semakin meningkatnya perasaan tertinggal. RN telah menyerap ketidakpuasan ini dengan sangat cerdik,” kata Marc Riegel.

    Presiden Macron tolak mundur

    Pemilu putaran kedua yang menentukan akan digelar pada 7 Juli. Para pemimpin blok kiri moderat dan kubu Macron mengatakan mereka akan bekerja sama, dan menarik kandidat mereka di distrik-distrik, di mana kandidat lain memiliki peluang lebih besar demi menghadangkan kubu ultra kanan.

    Tapi kesepakatan untuk menghadang RN mencapai mayoritas absolut belum tentu berhasil. Sekalipun Presiden Emmanuel Macron akan tetap menjadi presiden, karena dia dipilih secara langsung dalam pemilu presiden dan akan berkuasa sampai 2027. Macron juga sudah menyatakan tidak akan mengundurkan diri, sekalipun parlemen nantinya dikuasai oleh kubu lawan.

    Sekalipun RN nantinya gagal mencapai mayoritas absolut setelah pemilu putaran kedua, tidak berarti jalan akan mulus bagi Macron. Karena kemungkinan akan terjadi kebuntuan di parlemen, ketika kekuatan kanan dan kiri saling menghalangi.

    Bagi pemimpin partai RN Jordan Bardella, pemerintahan di bawah kepemimpinannya hanya akan menjadi tujuan sementara. Dalam pemilihan presiden tahun 2027, di mana Macron tidak dapat lagi mencalonkan diri, RN akan mengusung kandidat utama mereka Marine Le Pen untuk menjadi presiden Prancis.

    Jika hal ini terjadi, “kita pasti akan memiliki Eropa yang sangat berbeda,” kata Ronja Kempin. Prancis bahkan bisa saja keluar dari Uni Eropa atau dari mata uang bersama euro. Tapi pengamat politik Marc Riegel, di sisi lain, lebih percaya bahwa Marine Le Pen akan berubah. “Seperti Giorgia Meloni di Italia, Marine Le Pen juga akan tetap berada di Uni Eropa untuk mengubah Uni Eropa, melemahkannya, dan membentuknya kembali menurut ide-ide dia”, katanya.

    (hp/as)

    (ita/ita)