Negara: Prancis

  • Santa Klaus dan Sinterklas Sama atau Beda? Ini Sejarahnya

    Santa Klaus dan Sinterklas Sama atau Beda? Ini Sejarahnya

    Jakarta

    Bagaimana mungkin satu makhluk bisa membawa hadiah untuk jutaan anak di seluruh dunia saat Natal? Ini soal keimanan. Dan bila bicara soal iman- maka akan sangat berkaitan dengan seperti apa sosok figur kisah Natal yang kita kenal saat ini.

    Ada yang disebut sebagai Papai Noel di Brasil, Santa Klaus atau Santa Claus di AS dan Kanada, Kaled Senelis di Lithuania atau Babbo Natale di Italia, pembawa hadiah berjanggut itu kerap dikaitkan dengan kisah seorang uskup abad ketiga, Santo Nikolas dari Myra, santo pelindung anak-anak. Dan bukan hanya dia. Sekitar 200 tahun kemudian, santo lain dengan nama yang sama muncul: Nikolas dari Sion. Bingung, kan? Kita kupas satu per satu.

    Santo Nikolas, sang dermawan

    Hanya sedikit fakta sejarah tentang mereka yang masih diketahui hingga saat ini, sehingga kisah hidup mereka yang menyatu selama berabad-abad, telah menciptakan legenda Santo Nikolas yang terkenal.

    Ada kisah tentang bongkahan emas, misalnya, di mana Santo Nikolas dikatakan telah menyelamatkan tiga gadis miskin dari pelacuran dengan melemparkan bongkahan emas melalui jendela rumah mereka pada malam hari. Itulah sebabnya Santo Nikolas sering digambarkan dalam karya seni dengan tiga bola atau apel emas. Uskup tersebut dikatakan memiliki sifat dermawan yang kuat dan mewariskan kekayaannya yang besar kepada orang miskin.

    Sebaliknya, kisah ia menolong kebangkitan tiga siswa yang dipotong-potong dan ditempatkan di tong garam mungkin merupakan salah satu dari banyak legenda mukjizat yang telah dicoba oleh gereja, untuk menjaga agar orang-orang tetap patuh pada gereja di Abad Pertengahan.

    Santo Nikolas versus Kristus Anak

    Pesta Santo Nikolas dirayakan pada tanggal 6 Desember, yang mungkin merupakan hari peringatan kematian Nikolas dari Myra. Hal itu membuat jengkel kaum reformis terkenal abad ke-16, Martin Luther, yang telah berselisih dengan Gereja Katolik dan dengan demikian berselisih dengan hampir separuh dunia.

    Ia menolak penyembahan orang-orang kudus oleh umat Katolik dan ingin menghubungkan pembawa hadiah kristiani dengan Natal, kisah kelahiran Yesus Kristus. Ia ingin mengalihkan perhatian orang-orang, terutama anak-anak, dari sosok orang-orang kudus yang tak terhitung jumlahnya, kembali terpusat kepada Yesus. Maka ia bersikukuh bahwa bukan Santo Nikolas, melainkan Kristuslah pembawa hadiah. Keyakinan yang dengan cepat diterima di wilayah-wilayah Protestan.

    Namun, tradisi Santo Nikolas menaruh hadiah di sepatu pada malam tanggal 6 Desember juga tidak punah — lagi pula, pemberian hadiah dapat ditelusuri kembali ke kisah tiga gadis dan bongkahan emas.

    Saat ini, Hari Santo Nikolas masih menjadi hari pemberian hadiah utama di beberapa negara — seperti Belgia atau Belanda, tempat “Sinterklaasfest” atau Festival Sinterklas dirayakan.

    Seorang pendamping yang jahat

    Pada abad ke-16, Santo Nikolas yang baik hati ditemani oleh seorang tokoh antagonis yang agak jahat. Ia disebut “Knecht Ruprecht” atau “Krampus” di Jerman selatan, “Hans Muff” di Rheinland, atau “De zwarte Piet” (Pete Hitam) dalam bahasa Belanda. Ia membawa tongkat yang terbuat dari kayu semak dan dikisahkan menghukum anak-anak yang nakal.

    Sampai hari ini, Knecht Ruprecht menemani Santo Nikolas — tetapi sekarang hanya dianggap sebagai semacam pendamping yang menakutkan.

    Peluangnya untuk benar-benar memukuli anak-anak itu tidak ada, karena tugas yang sebenarnya adalah membantu Santo Nikolas membawa karung hadiah, kadang tampangnya digambarkan ‘bete’ atau cemberut.

    Di sisi lain, Christkind atau Kristus Anak datang tanpa pendamping, tetapi berwajah malaikat dan bersayap. Meskipun kisahnya berasal dari wilayah Protestan, Christkind kini lebih umum di daerah Katolik. Di tempat lain, Christkind telah tergantikan oleh Sinterklas, tokoh yang kisah asalnya merupakan campuran dari legenda Santo Nikolas, dongeng Sinterklas — dan kampanye iklan kapitalisme yang sangat sukses.

    Santa Claus, Papa Noel, dan Jultomte

    Jika melihat peta dunia yang menunjukkan nama-nama berbeda untuk figur Natal, perbedaan regional yang umumnya mencerminkan ciri-ciri bahasa negara-negara kolonial terlihat jelas. Nama yang paling umum adalah gabungan kata untuk “ayah” dan “Natal.” Di negara-negara berbahasa Spanyol dari Eropa hingga Amerika Latin, misalnya, ada berbagai ejaan untuk “Papa Noel.” Di bekas koloni Inggris dan di Inggris Raya, orang-orang menyebutnya “Santa Claus” dan orang Prancis menyebut Sinterklas mereka “Pre Nol.”

    Namun, anak-anak Afrika Selatan menunggu kedatangan Sinterklaas, nama yang diwariskan peninggalan penjajah Belanda, seperti sebutan sama anak-anak di Indonesia, yang lama merupakan koloni Belanda.

    Di negara-negara Eropa Timur dan hingga Mongolia, orang-orang menyebutnya Papa Musim Dingin (Winter) atau Sinterklas. Figur itu berasal dari penyihir musim dingin dari mitologi Slavia dan sangat mirip dengan Sinterklas dalam penggambarannya. Dia adalah personifikasi musim dingin, dan untuk menekankan hal ini, Sinterklas juga memiliki teman di beberapa daerah — kepingan salju dalam bentuk gadis yang lembut.

    Mitos pagan dari utara

    Versi Sinterklas Skandinavia kontemporer memiliki berbagai asal usul, umumnya sebelum kristenisasi, ketika orang-orang merayakan pertengahan musim dingin, yang disebut Yule.

    Ada sosok seorang lelaki tua dengan jubah bulu, tudung kepala, dan janggut, yang melakukan perjalanan melalui pedesaan dengan kereta luncur rusa kutub dan membagikan kacang-kacangan untuk membantu orang-orang bertahan hidup di musim dingin yang keras. Legenda mengatakan bahwa ia adalah keturunan Odin, dewa Nordik yang paling kuat.

    Di Norwegia dan Swedia, ada cerita tentang roh rumah (“Tomte”) yang menjaga rumah dan halaman, tetapi hanya jika ia diberi cukup makanan. Saat ini, Jultomte atau Julenissen-lah yang membawa hadiah pada malam Natal — tentu saja dengan imbalan makanan.

    Joulupukki dari Finlandia dulunya dikisahkan sebagai sosok yang jahat, setengah manusia, setengah kambing, yang berkeliling ke rumah-rumah penduduk untuk meminta makanan, atau dia akan menculik anak-anak mereka. Namun, pada suatu saat, tanduknya menghilang (begitu pula penculikan anak-anak) dan manusia kambing itu berubah menjadi manusia Natal. Itulah sebutannya dalam bahasa Jerman — “Weihnachtsmann.”

    Jadi, dari mana asal usul Sinterklas?

    Mengapa tokoh Natal ini disebut Santa Claus di AS? Para emigran Belanda membawa legenda Sinterklaas mereka ke AS. Santo Nikolas disebut sebagai santo pelindung Nieuw Amsterdam — yang sekarang dikenal sebagai New York. Nama Sinterklaas kemudian menjadi Santa Claus, lelaki tua yang ramah dengan mantel dan topi berbulu, dengan pipi merah, berjanggut putih tebal.

    Pada tahun 1930-an, Coca-Cola mengadopsi tokoh tersebut dan mengubahnya menjadi ikon iklan yang telah membentuk citra Santa Claus hingga saat ini, dibantu oleh film, lagu, dan acara TV dalam mengukuhkan gambaran sosok itu.

    Namun, Santa Claus tidak membawa hadiah pada tanggal 6 Desember seperti rekan-rekannya di Eropa, melainkan pada malam tanggal 24 hingga 25 Desember. Hingga hari ini, setiap anak Amerika mengetahui bahwa Santa Claus turun melalui cerobong asap sambil membawa hadiah sebelum menghilang ke langit lagi dengan cepat memakai kereta luncur yang ditarik rusa kutub, sehingga ia berhasil membawa hadiah untuk jutaan anak di seluruh dunia.

    Diadaptasi dari Artikel DW bahasa Jerman.

    (haf/haf)

  • Eropa: Langka Tenaga Kerja, Warga Suriah Malah Dituntut Pulang? – Halaman all

    Eropa: Langka Tenaga Kerja, Warga Suriah Malah Dituntut Pulang? – Halaman all

    Setelah ambruknya rezim Bashar Assad di Suriah pada 8 Desember silam, pemerintah Jerman bergerak cepat menangguhkan semua permohonan suaka dari pengungsi Suriah yang masuk.

    Hanya 36 jam setelah pemberontak Suriah membebaskan Damaskus, lebih dari 47.000 permohonan suaka dari warga Suriah ditunda untuk waktu yang tidak terbatas. Dalam beberapa jam setelahnya, Prancis, Inggris, Italia, dan beberapa negara Uni Eropa lainnya mengikuti langkah Jerman.

    Keputusan tersebut meningkatkan kegugupan di antara lebih dari 1,5 juta warga Suriah yang telah menetap di Eropa sejak perang saudara dimulai pada tahun 2011.

    Isyarat paling mengkhawatirkan datang dalam dari Menteri Dalam Negeri Austria Gerhard Karner, yang menginstruksikan jajarannya untuk menyiapkan program “pemulangan dan deportasi yang tertib ke Suriah.” Sejumlah politisi Jerman telah membuat seruan serupa jelang pemilihan umum dini.

    Pemerintahan negara Uni Eropa berkesan memanfaatkan momen penggulingan Assad untuk menjawab keresahan pemilih di masing-masing negara terhadap tingginya angka migrasi.

    Bahkan sebelum jeda diumumkan, lebih dari 108.000 kasus suaka dari warga Suriah masih tertunda di seluruh negara Uni Eropa pada akhir Oktober, menurut Badan Suaka Uni Eropa, EUAA.

    Keputusan cepat itu terlihat kontras dengan pembukaan perbatasan di tengah puncak krisis migran Eropa 2015/16. Saat itu, warga Jerman menyambut pengungsi Suriah di stasiun kereta api dengan botol air dan makanan.

    Tidak ada perbaikan cepat untuk Suriah

    Perkembangan di Eropa dinilai meresahkan, mengingat kekacauan yang masih berlangsung di Suriah. Saat ini, kelompok pemberontak terbesar, Hay’at Tahrir al-Sham, HTS, masih berkutat membentuk pemerintahan sementara.

    Tuntutan pemulangan warga Suriah di Eropa dinilai kontraproduktif, karena besarnya kebutuhan tenaga kerja dan tingginya tingkat pendidikan pengungsi Suriah.

    Anastasia Karatzas, seorang analis kebijakan di lembaga pemikir European Policy Center, EPC, di Brussels, mencatat bahwa Uni Eropa baru-baru ini meningkatkan upaya untuk mengembalikan lebih banyak pengungsi ke Suriah sebelum Assad digulingkan.

    “Ada kebutuhan mendesak di seluruh UE untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja, tetapi juga untuk mengatasi eksploitasi tenaga kerja, terutama pekerja migran ilegal. Namun, kini ada risiko bahwa memprioritaskan pemulangan pengungsi dapat mengaburkan prioritas lainnya,” kata Karatzas kepada DW.

    Integrasi warga Suriah ‘lebih baik dari yang diharapkan’

    Mengintegrasikan sejumlah besar pencari suaka (terdapat 972.000 pengugsi Suriah di Jerman), dalam waktu yang singkat merupakan tantangan bagi penduduk dan pemerintah. Namun, Philipp Jaschke, seorang peneliti pasar tenaga kerja di Institut Penelitian Ketenagakerjaan , IAB, di Nuremberg, menganggap integrasi di Jerman „berlangsung jauh lebih baik dari yang diharapkan.”

    “Para pengungsi meninggalkan Suriah secara tiba-tiba. Banyak dari mereka mengalami pengalaman traumatis saat melarikan diri. Ketika mereka tiba, mereka sebagian besar tidak siap untuk pasar tenaga kerja Jerman, dan ada banyak hambatan institusional,” kata Jaschke kepada DW.

    Rintangan tersebut termasuk penundaan yang lama untuk keputusan suaka, belajar bahasa Jerman, menyelesaikan studi, dan memperoleh kualifikasi yang diakui sebelum memasuki dunia kerja, yang membutuhkan waktu bertahun-tahun. Sementara itu, prospek pekerjaan para pengungsi sering kali terbatas pada posisi yang tidak membutuhkan keterampilan tinggi.

    Survei IAB menunjukkan bahwa di negara asal, lebih dari 90% warga Suriah bekerja di bidang pekerjaan yang memerlukan pelatihan kejuruan atau gelar universitas di Jerman. Ketika mereka tiba di Jerman, sekitar sepertiganya awalnya bekerja di pekerjaan yang membutuhkan keterampilan rendah. Enam tahun kemudian, seperempat dari mereka masih bekerja di posisi tersebut.

    Berbagai alasan tingginya pengangguran

    Hingga September 2024, sekitar 287.000 warga Suriah bekerja di Jerman, menurut laporan IAB yang diterbitkan pada 13 Desember lalu. Tingkat pekerjaan rata-rata mereka telah menurun karena banyak dari mereka yang baru tiba dan masih dalam tahap awal proses integrasi.

    Namun, semakin lama pengungsi tinggal di Jerman, semakin besar kemungkinan mereka untuk mendapatkan pekerjaan. IAB menemukan bahwa sekitar 61% pengungsi Suriah membutuhkan tujuh tahun sebelum bisa bekerja.

    Meskipun tingkat pengangguran resmi warga Suriah sebesar 37% jauh lebih tinggi daripada tingkat pengangguran nasional Jerman sebesar 5,9% pada bulan November, faktor budaya dan faktor lainnya telah memainkan peran yang signifikan. Lebih banyak perempuan Suriah daripada laki-laki yang tidak bekerja. Banyak yang memegang peran keluarga tradisional di negara asal dan memiliki kemungkinan lebih rendah untuk memiliki pengalaman kerja sebelumnya. Mereka juga lebih mungkin menjadi ibu bagi anak-anak kecil.

    Karatzas dari EPC mengatakan, diskriminasi dan “kesulitan terus-menerus dalam pengakuan keterampilan dan kualifikasi” adalah isu lainnya, merujuk pada Eropa secara keseluruhan.

    Warga Suriah isi kesenjangan di pasar tenaga kerja

    Di Jerman, hampir 30% pengungsi perempuan bekerja di sektor layanan sosial dan budaya, termasuk pendidikan dan pengasuhan anak. Satu dari 10 bekerja di sektor ritel. Lebih dari seperlima pengungsi laki-laki bekerja di bidang logistik atau manufaktur. Warga Suriah juga memiliki peran penting di sektor perhotelan, perawatan kesehatan, dan konstruksi, menurut IAB.

    “Sektor-sektor ini mengalami kekurangan tenaga kerja yang parah,” kata Jaschke, dengan permintaan pekerja yang tinggi dan pasokan tenaga kerja yang relatif rendah. “Jadi, Jerman akan benar-benar rugi jika orang-orang ini pergi.”

    Mengenai pertanyaan tentang berapa banyak yang sekarang ingin kembali, survei yang dipimpin IAB baru-baru ini menemukan bahwa lebih dari 90% pengungsi kelahiran Suriah yang memasuki Jerman antara tahun 2013 dan 2019 menyatakan, mereka ingin tinggal secara permanen di Jerman. Namun, hal itu dapat berubah sebagai akibat dari perkembangan terbaru di Suriah.

    “Hampir 40% telah tinggal di sini sejak 2015 atau lebih lama. Mereka mencari nafkah di sini, membangun jaringan sosial, banyak yang membawa keluarga mereka, jadi kemungkinan besar banyak yang akan tinggal,” kata Jaschke kepada DW.

    Terlalu dini untuk bicarakan repatriasi?

    Mereka yang belum berintegrasi ke Eropa atau gagal mendapatkan pekerjaan, mungkin terdorong untuk pulang. Banyak lagi yang mungkin ingin membantu membangun kembali ekonomi Suriah dari perang saudara yang berlangsung hampir 14 tahun. Anggota parlemen konservatif Jerman Jens Spahn mengusulkan baru-baru ini, mereka harus ditawari dukungan untuk pulang dan berbicara tentang bonus relokasi sebesar €1.000 per orang, dan diangkut dengan pesawat sewaan pemerintah.

    Namun begitu, Frank Werneke memperingatkan terhadap upaya repatriasi skala besar. Ketua serikat pekerja jasa Jerman Verdi, itu berharap negara-negara UE akan “menanggapi situasi ini dengan kepala dingin.” Dalam wawancara dengan kantor berita Jerman DPA, Werneke mengatakan, penting bagi pemerintah transisi Suriah untuk terlebih dahulu menyusun “kondisi yang paling demokratis sebisa mungkin,” dengan mempertimbangkan kebutuhan banyak kelompok etnis dan agama di negara itu.

    Di tingkat Eropa, Karatzas khawatir bahwa sentimen anti-migran dapat memicu reaksi spontan dari banyak negara Uni Eropa dan memperingatkan mereka agar tidak membuat keputusan yang tergesa-gesa.

    “Kebijakan perlu dibuat untuk memastikan pemulangan dilakukan dengan cara yang dikelola dengan baik, berdasarkan bukti dan data tentang kontribusi para pengungsi terhadap pasar tenaga kerja.”

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

  • Eks Negara Soviet Sebut Perang NATO-Rusia Jadi Awal ‘Kiamat’

    Eks Negara Soviet Sebut Perang NATO-Rusia Jadi Awal ‘Kiamat’

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengungkapkan keprihatinannya terhadap kemungkinan eskalasi ketegangan antara NATO dan Rusia menjadi perang langsung, yang ia gambarkan sebagai skenario bencana global.

    Aliyev menegaskan bahwa perang semacam itu akan membawa kehancuran besar dan tak ada pihak yang dapat mengklaim kemenangan.

    “Memikirkan skenario ini, di mana NATO dan Rusia terlibat dalam perang panas, sama saja dengan membayangkan kiamat,” ujar Aliyev, dilansir RT, Rabu (18/12/2024).

    Ia menambahkan bahwa “tidak ada negara, bahkan yang berada jauh dari kawasan NATO dan Rusia, yang akan merasa aman” jika konflik tersebut terjadi.

    Aliyev menyatakan harapannya bahwa Washington, Moskow, dan para pemimpin global lainnya memiliki kebijaksanaan politik yang cukup untuk mencegah skenario mengerikan itu menjadi kenyataan.

    “Jika diperlukan, kami siap berkontribusi untuk meredakan ketegangan,” imbuhnya.

    Ketegangan antara Rusia dan NATO telah lama dipicu oleh ekspansi aliansi militer tersebut di Eropa, yang menurut Moskow mengancam keamanan nasionalnya. Konflik di Ukraina, yang semakin memanas sejak 2022, sebagian besar disebabkan oleh niat NATO untuk memasukkan negara itu ke dalam keanggotaannya, menurut pejabat Rusia.

    Aliyev juga menyinggung kekhawatiran Azerbaijan terkait NATO, terutama karena keterlibatan aliansi itu dengan Armenia, rival utama Azerbaijan.

    “Infrastruktur NATO sedang dibangun di perbatasan kami di sisi Armenia, dengan dalih pengamat Eropa,” jelas Aliyev.

    Azerbaijan dan Armenia telah terlibat konflik berkepanjangan selama beberapa dekade, terutama terkait wilayah Nagorno-Karabakh, yang memiliki populasi besar etnis Armenia.

    Wilayah tersebut memproklamasikan kemerdekaan setelah runtuhnya Uni Soviet dan menikmati pemerintahan de facto hingga Azerbaijan merebut kembali kendali melalui dua kampanye militer besar pada 2020 dan 2023.

    Konflik ini juga memicu bentrokan langsung di perbatasan kedua negara dalam beberapa tahun terakhir. Armenia, yang sebelumnya mengandalkan Rusia sebagai sekutu tradisional, mulai beralih ke negara-negara Barat seperti Prancis untuk mendapatkan bantuan militer.

    (luc/luc)

  • Penampakan Sebelum dan Sesudah Topan Chido Landa Prancis

    Penampakan Sebelum dan Sesudah Topan Chido Landa Prancis

    Jakarta, CNN Indonesia

    Gambar dari satelit menunjukkan perbandingan wilayah Mayotte, Prancis sebelum dan sesudah dilanda badai topan Chido pada Senin (16/12).

    Petugas darurat melakukan pencarian terhadap korban dan berusaha memulihkan wilayah tersebut.

    Jumlah korban akibat topan ini diperkirakan mencapai ribuan orang dan menjadi badai terburuk yang melanda Samudra Hindia.

    Topan Chido juga menghancurkan bebrapa pulau di timur Afrika dengan angin berkecepatan lebih dari 200 km per jam yang menerbangkan atap rumah warga.

  • Negara Ini Nyaris Bangkrut, China-Prancis Jadi Juru Selamat

    Negara Ini Nyaris Bangkrut, China-Prancis Jadi Juru Selamat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Zambia akan segera memenuhi syarat lagi untuk pembiayaan asing karena negosiasi restrukturisasi utangnya hampir berakhir. Hal ini terjadi saat Negara Afrika itu berada di ujung tanduk kebangkrutan.

    Mengutip AFP, Senin (16/12/2024), Prancis, yang bersama dengan China mengepalai komite kreditor sektor publik untuk Zambia, awal bulan ini menjadi negara pertama yang menandatangani perjanjian restrukturisasi utang bilateral dengan Zambia di bawah apa yang disebut kerangka kerja bersama G20.

    Kerangka kerja bersama diadopsi tahun itu oleh kelompok negara-negara G20 untuk memastikan restrukturisasi utang yang tertib bagi negara-negara berpenghasilan rendah.

    “Prancis hanya memegang sekitar US$100 juta (Rp1,6 triliun) dari US$6,3 miliar (Rp101 triliun) utang sektor resmi yang akan direstrukturisasi. Namun perjanjian bilateral ini membuka jalan bagi semua negara dan semua kreditor,” ungkap seorang diplomat Zambia.

    Zambia, produsen tembaga terbesar di Afrika yang berpenduduk hampir 20 juta orang, adalah negara pertama yang terlilit utang selama pandemi Covid-19, gagal membayar utang luar negerinya sebesar US$18,6 miliar (Rp299 triliun) pada tahun 2020.

    Awal tahun ini, Zambia mencapai kesepakatan untuk merestrukturisasi lebih dari US$ 3,5 miliar (Rp56 triliun) utang sektor swasta di bawah kerangka kerja bersama G20.

    Proses restrukturisasi utang G20 mempertemukan Klub Paris yang terdiri dari kreditor resmi Barat dan negara-negara G20 yang bukan bagian dari kelompok tersebut, khususnya China.

    Namun, prosesnya tidak selalu lancar, tetapi sumber yang dekat dengan Klub Paris mengatakan diskusi dengan Bank Ekspor-Impor China jauh lebih konstruktif tahun ini.

    “Ini membuktikan bahwa multilateralisme berhasil, kredibel, efisien, dan adil,” kata sumber diplomatik tersebut.

    Pengalaman dengan restrukturisasi utang Zambia telah memungkinkan berbagai pihak untuk memperoleh pengalaman dengan proses tersebut yang telah menghasilkan penanganan yang lebih cepat bagi Ghana dan Ethiopia, yang berada dalam prosedur restrukturisasi utang yang serupa.

    Zambia dipandang sebagai kasus uji coba bagi kerangka kerja bersama G20 pada saat ada peningkatan kekhawatiran atas utang di negara-negara berpendapatan rendah.

    (luc/luc)

  • Rusia Masih Jadi Pemasok Utama LNG di UE, Kirim 701,5 Juta Euro pada Oktober 2024 – Halaman all

    Rusia Masih Jadi Pemasok Utama LNG di UE, Kirim 701,5 Juta Euro pada Oktober 2024 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada bulan Oktober 2024, Rusia tetap menjadi salah satu pemasok utama gas alam cair (LNG) Uni Eropa (UE).

    Rusia mengirimkan LNG senilai 701,5 juta euro, menurut data statistik Eurostat dan perhitungan TASS.

    Angka ini merupakan yang tertinggi sejak November 2023.

    Impor LNG dari Rusia pada bulan Oktober, menunjukkan peningkatan yang signifikan, baik secara bulanan maupun tahunan.

    Nilai impor LNG Rusia meningkat 28 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan 26 persen dibandingkan tahun lalu.

    Dengan kontribusi 21,2 persen dari total impor LNG Uni Eropa, Rusia mengungguli Amerika Serikat (19 persen) dan hanya kalah sedikit dari Aljazair (21,6 persen).

    Pembeli utama LNG Rusia pada bulan Oktober, antara lain adalah Prancis (366 juta euro), Spanyol (141,5 juta euro), dan Belanda (93,6 juta euro).

    Uni Eropa juga mengimpor gas pipa Rusia senilai 547,8 juta euro pada periode yang sama, yang merupakan level tertinggi sejak Juni 2024.

    Pembeli utama gas pipa ini adalah Hongaria (231 juta euro), Yunani (150 juta euro), dan Slowakia (124 juta euro).

    Secara keseluruhan, Uni Eropa membayar total 1,3 miliar euro untuk gas Rusia pada bulan Oktober 2024, meningkat 6 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan 21 persen dibandingkan tahun lalu.

    Pasokan gas dari Rusia menyumbang 21,2 persen dari total volume impor gas Eropa dari negara-negara di luar Uni Eropa.

    Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan pangsa 23,76 persen pada bulan September.

    Untuk periode Januari hingga Oktober 2024, Uni Eropa membayar lebih dari enam miliar euro untuk gas pipa Rusia dan 5,7 miliar euro untuk LNG Rusia.

    Impor Gas Rusia ke UE Masih Signifikan

    Dikutip dari Bloomberg, impor bahan bakar fosil Rusia ke Uni Eropa mencapai sekitar $1 miliar per bulan pada akhir tahun 2023.

    Angka ini turun signifikan dari puncaknya sebesar $16 miliar per bulan pada awal tahun 2022, menurut lembaga pemikir Bruegel di Brussels.

    Sebagian besar impor yang tersisa adalah gas alam.

    Rusia masih menyumbang 15 persen dari total impor gas Uni Eropa pada tahun 2023.

    Angka ini berada di belakang Norwegia dan AS, yang masing-masing menyumbang 30 persen dan 19 persen, serta di depan negara-negara Afrika Utara yang menyumbang 14 persen, menurut data dari Komisi Eropa.

    Sebagian besar gas Rusia tersebut, tiba melalui jaringan pipa yang melintasi Ukraina dan Turki.

    Di antara pembeli terbesar adalah Austria, Slowakia, dan Hungaria, yang ekonominya sangat bergantung pada bahan bakar tersebut.

    Konsumen energi besar termasuk Spanyol, Prancis, Belgia, dan Belanda juga masih mengimpor gas alam cair Rusia melalui tanker.

    Sebagian gas tersebut, akhirnya tercampur dengan sumber gas lain di jaringan pipa Eropa.

    Hal ini berarti gas tersebut, berpotensi dikirim ke Jerman, meskipun negara tersebut berjanji untuk menghindari gas Rusia.

    Keadaan Sekarang

    Rusia menyumbang kurang dari 10 persen konsumsi gas Eropa pada tahun 2023, turun dari lebih dari sepertiga sebelum tahun 2022.

    Norwegia telah menggantikan Rusia sebagai penyedia gas pipa terbesar di Eropa.

    Selain itu, berkat fasilitas baru untuk membongkar LNG, AS kini menjadi pemasok utama bahan bakar cair di Eropa.

    Eropa telah mengonsumsi lebih sedikit bahan bakar fosil, sebagian karena beberapa industri mengurangi produksi atau beralih ke barang-barang yang kurang membutuhkan energi.

    Hal ini juga didorong oleh penghematan energi dan rekor pemasangan daya terbarukan.

    Krisis 2022 membuat pemerintah Eropa lebih bertekad untuk mempercepat penerapan energi yang lebih bersih.

    Akibatnya, pembangkit listrik tenaga gas dan batu bara telah turun dalam jumlah yang sangat besar, menurut perusahaan riset energi yang berpusat di London, Ember.

    Pada tahun 2023, untuk pertama kalinya tenaga angin menghasilkan lebih banyak daya daripada gas.

    Permintaan gas Eropa 20 persen di bawah rata-rata sebelum krisis pada periode Januari-Agustus, menurut UBS Group AG.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Pemimpin Eropa Gelar Pertemuan Soal Ukraina Hari Ini, Bahas Penempatan Pasukan Perdamaian?

    Pemimpin Eropa Gelar Pertemuan Soal Ukraina Hari Ini, Bahas Penempatan Pasukan Perdamaian?

    JAKARTA – Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pada Hari Selasa, kemungkinan pengerahan pasukan penjaga perdamaian asing di Ukraina dapat diajukan pada pertemuan para pemimpin Eropa di Brussels, Belgia pada Hari Rabu.

    Para pemimpin dari sejumlah negara Eropa, seperti Jerman, Prancis, Polandia hingga Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan mengadakan pertemuan untuk membahas dukungan bagi Ukraina, hampir tiga tahun setelah invasi skala penuh Rusia, menurut sebuah sumber.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi sosok yang pertama kali menyebut pasukan tersebut pada Bulan Februari.

    Namun, para pemimpin Eropa gagal mencapai konsensus mengenai gagasan Presiden Macron.

    Kemudian, Presiden Zelensky secara terbuka melontarkan gagasan tentang pengerahan pasukan asing hingga Ukraina dapat bergabung dengan NATO selama pertemuan dengan seorang politisi Jerman pada tanggal 9 Desember.

    Ditanya mengei kemungkinan pembahasan hal tersebut dalam pertemuan hari ini, Presiden Zelensky mengatakan, “setiap orang yang akan hadir memiliki hak untuk mengangkat isu ini atau itu”.

    “Mungkin ada pertanyaan bukan hanya tentang kontingen (asing), tetapi juga pertanyaan yang akan diajukan Ukraina,” katanya dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk di Lviv, melansir Reuters 18 Desember.

    Pemimpin Kyiv mengatakan, penguatan Ukraina yang mendesak akan menjadi hal utama yang dibahas. Ia menyebutkan kemampuan pertahanan jarak jauh, investasi sekutu dalam produksi senjata Ukraina, dan jaminan keamanan di antara topik-topik lainnya.

    Pertemuan itu terjadi pada titik krusial karena Ukraina mendesak sekutu-sekutunya untuk mendukungnya, baik di medan perang maupun secara diplomatis sebelum pembicaraan potensial dengan Rusia.

    Terpisah, Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, yang kembali ke Gedung Putih pada Bulan Januari, telah berulang kali menyerukan gencatan senjata, mengatakan Presiden Zelensky harus siap membuat kesepakatan untuk mengakhiri perang.

    https://voi.id/berita/443855/rusia-bawa-serangan-bom-yang-menewaskan-jenderal-kirillov-ke-pertemuan-dewan-keamanan-pbb-lusa

    Sementara itu, PM Tusk menegaskan kembali Polandia tidak mempertimbangkan untuk mengirim pasukan tetapi mengatakan negaranya, salah satu pendukung Ukraina yang paling setia, akan melakukan segala daya untuk menjadikan keanggotaan NATO Kyiv sebagai kemungkinan nyata.

    “Kita semua perlu fokus untuk memastikan bahwa setiap pembicaraan mengenai gencatan senjata tidak dilakukan dari posisi yang kuat di pihak Rusia, yang berarti bahwa Ukraina dapat yakin akan dukungan penuh dari semua negara yang terlibat dalam membantu Ukraina,” kata PM Tusk.

  • HTS Umumkan Rencana Pembubaran Sayap Bersenjata dan Integrasi dengan Militer Nasional Suriah – Halaman all

    HTS Umumkan Rencana Pembubaran Sayap Bersenjata dan Integrasi dengan Militer Nasional Suriah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Panglima militer Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Suriah menyatakan bahwa mereka akan menjadi kelompok pertama yang membubarkan sayap bersenjatanya dan bergabung dengan militer nasional.

    Murhaf Abu Qasra, yang juga dikenal dengan nama samaran Abu Hassan al-Hamawi, mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP bahwa semua unit militer harus diintegrasikan menjadi satu institusi.

    “HTS akan menjadi, jika Tuhan berkehendak, salah satu kelompok pertama yang mengambil inisiatif ini,” ujarnya.

    Abu Qasra juga menambahkan bahwa para pemimpin wilayah Suriah yang dikuasai oleh Kurdi, juga harus diintegrasikan ke dalam pemerintahan baru negara tersebut.

    “Orang-orang Kurdi adalah salah satu komponen rakyat Suriah. Suriah tidak akan terpecah,” kata Qasra.

    Ia turut meminta masyarakat internasional untuk menekan Israel agar menghentikan serangan udara di wilayah Suriah, terutama ketika pemerintahan baru sedang dalam proses pembentukan.

    “Kami menganggap serangan Israel di instalasi militer dan wilayah selatan Suriah sebagai tindakan yang tidak adil,” tegasnya.

    Panglima militer Hayat Tahrir al-Sham Abu Hassan al-Hamwi difoto saat wawancara di kota pelabuhan Latakia, Suriah barat, pada 17 Desember 2024. (AFP)

    Israel menyatakan bahwa mereka hanya menargetkan instalasi militer yang digunakan oleh kelompok militan Hizbullah, dengan izin dari pemerintahan Bashar al-Assad.

    Namun, Israel juga dituduh melakukan perampasan tanah setelah tentaranya mengambil alih zona penyangga demiliterisasi di wilayah Suriah.

    Abu Qasra menambahkan bahwa HTS menyerukan kepada Amerika Serikat dan negara-negara lainnya untuk mencabut status HTS sebagai kelompok teroris.

    HTS memiliki akar sejarah dengan al-Qaeda di Suriah.

    Tetapi dalam beberapa tahun terakhir, HTS telah berusaha memperbaiki reputasinya dan berulang kali berjanji untuk menghormati hak-hak minoritas di negara tersebut.

    Jerman Ikuti Langkah Negara-Negara Lain untuk Membahas Masa Depan Suriah

    Diplomat Jerman baru saja mengadakan pembicaraan di Damaskus dengan pemerintahan transisi baru Suriah, yang dipimpin oleh kelompok HTS, pada Selasa (17/12/2024), dilansir DW.

    Jerman mengikuti langkah sejumlah negara lainnya yang berupaya membangun kembali hubungan dengan Suriah setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad.

    “Pembicaraan difokuskan pada proses transisi politik dan harapan kami mengenai perlindungan kaum minoritas serta hak-hak perempuan, demi mendukung pembangunan damai di Suriah,” kata Kantor Luar Negeri Jerman di Berlin.

    Selain pembicaraan tersebut, delegasi Jerman juga melakukan inspeksi awal terhadap gedung Kedutaan Besar Jerman di Damaskus, menurut pernyataan kementerian luar negeri negara tersebut.

    Dalam unggahan di media sosial X, kementerian itu menyatakan, “Assad telah berulang kali menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri di Suriah.”

    “Sekarang ada peluang untuk penyelidikan penuh dan penghancuran senjata kimia Suriah.”

    “Kami menyediakan dana tambahan untuk Organisasi Pelarangan Senjata Kimia dan juga membahas hal ini hari ini dalam pembicaraan di Damaskus.”

    Tobias Tunkel di Damaskus (X Tobias Tunkel)

    Kunjungan ini dipimpin oleh utusan Jerman untuk Timur Tengah, Tobias Tunkel, dan perwakilan dari Kementerian Pembangunan Jerman.

    Pada Senin (16/12/2024), diplomat Inggris juga mengadakan pembicaraan dengan pemimpin HTS, Ahmad al-Sharaa, yang sebelumnya dikenal sebagai Mohammed al-Jolani.

    Uni Eropa juga mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka akan membuka kembali perwakilan diplomatiknya di Damaskus, setelah melakukan kontak dengan kepemimpinan baru Suriah.

    “Kita harus melangkah maju dan melanjutkan keterlibatan langsung kita dengan HTS dan faksi-faksi lainnya,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam pembicaraannya di Ankara dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

    Namun, Iran masih menutup kedutaannya di Damaskus untuk sementara, dengan alasan persiapan terkait politik dan keamanan, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran yang dikutip oleh kantor berita ISNA.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • 10 Ucapan Selamat Natal dari Berbagai Bahasa di Dunia

    10 Ucapan Selamat Natal dari Berbagai Bahasa di Dunia

    Jakarta: Natal adalah momen yang dirayakan dengan penuh suka cita di berbagai belahan dunia. Sebagai salah satu perayaan terbesar umat Kristiani, Natal menjadi waktu untuk berbagi kasih, kebahagiaan, dan harapan. 

    Salah satu cara sederhana untuk menyebarkan semangat Natal adalah dengan mengucapkan “Selamat Natal” dalam berbagai bahasa, terutama ketika berinteraksi dengan teman, keluarga, atau kolega dari latar belakang budaya yang berbeda. 

    Berikut Medcom.id telah merangkum ucapan Selamat Natal dalam berbagai bahasa, Yuk simak informasinya di bawah ini!

    Ucapan “Selamat Natal” dari Berbagai Bahasa

    1. Bahasa Inggris 

    Dalam bahasa Inggris diucapkan “Merry Chrismas”, bahasa ini menjadi salah satu bahasa internasional yang paling umum digunakan. Ucapan “Merry Christmas” sering terdengar dalam lagu-lagu Natal dan kartu ucapan di seluruh dunia.

    2. Bahasa Spanyol 

    Dalam Bahasa Spanyol diucapkan “Feliz Navidad”, ucapan ini juga digunakan di banyak negara, termasuk Spanyol, Meksiko, dan sebagian besar negara di Amerika Latin. Ucapan ini juga terkenal berkat lagu Natal populer “Feliz Navidad” karya José Feliciano.

    3. Bahasa Prancis 

    Dalam Bahasa Prancis diucapkan “Joyeux Noël”, yang memberikan sentuhan elegan pada ucapan Natal. Frasa ini digunakan di Prancis, Kanada, Belgia, dan negara-negara lainnya yang menggunakan bahasa Prancis.

    4. Bahasa Jerman 

    Dalam Bahasa Jerman diucapkan “Frohe Weihnachten”. Bahasa ini digunakan di Jerman, Austria, dan Swiss. Ucapan ini sering diiringi dengan harapan damai dan kebahagiaan untuk musim liburan.

    5. Bahasa Italia

    Dalam bahasa Italia, “Buon Natale” berarti “Selamat Natal.” Ucapan ini melambangkan kehangatan dan keramahan khas Italia.

    6. Bahasa Jepang

    Di Jepang, selamat Natal diucapkan dengan (Mer? Kurisumasu). Natal lebih merupakan perayaan budaya dibandingkan keagamaan. Ucapan ini diambil dari pelafalan “Merry Christmas” dalam gaya Jepang.

    7. Bahasa Mandarin (Tiongkok dan Taiwan)

    Di Tiongkok dan Taiwan, diucapkan dengan (Shèngdàn Kuàilè). Ucapan ini berarti “Selamat Natal” dalam bahasa Mandarin.

    8. Bahasa Arab

    Di negara-negara berbahasa Arab, diucapkan dengan (Eid Milad Majid), Natal dirayakan oleh komunitas Kristiani dengan ucapan ini, yang berarti “Hari Natal yang Penuh Berkah.”

    9. Bahasa Indonesia 

    Sebagai negara dengan keberagaman budaya, Natal di Indonesia dirayakan dengan semangat persatuan. Ucapan “Selamat Natal” digunakan untuk menyampaikan sukacita kepada sesama.

    10. Bahasa Tagalog (Filipina)

    Sebagai salah satu negara dengan populasi Kristiani terbesar di Asia, Filipina merayakan Natal dengan penuh semangat. Ucapan “Maligayang Pasko” sering diiringi perayaan yang meriah.

    Selamat mencoba mengucapkan Natal dalam bahasa lain, dan semoga semangat kebahagiaan Natal menyatukan kita semua! (Angel Rinella)

    Jakarta: Natal adalah momen yang dirayakan dengan penuh suka cita di berbagai belahan dunia. Sebagai salah satu perayaan terbesar umat Kristiani, Natal menjadi waktu untuk berbagi kasih, kebahagiaan, dan harapan. 

    Salah satu cara sederhana untuk menyebarkan semangat Natal adalah dengan mengucapkan “Selamat Natal” dalam berbagai bahasa, terutama ketika berinteraksi dengan teman, keluarga, atau kolega dari latar belakang budaya yang berbeda. 

    Berikut Medcom.id telah merangkum ucapan Selamat Natal dalam berbagai bahasa, Yuk simak informasinya di bawah ini!

    Ucapan “Selamat Natal” dari Berbagai Bahasa

    1. Bahasa Inggris 

    Dalam bahasa Inggris diucapkan “Merry Chrismas”, bahasa ini menjadi salah satu bahasa internasional yang paling umum digunakan. Ucapan “Merry Christmas” sering terdengar dalam lagu-lagu Natal dan kartu ucapan di seluruh dunia.

    2. Bahasa Spanyol 

    Dalam Bahasa Spanyol diucapkan “Feliz Navidad”, ucapan ini juga digunakan di banyak negara, termasuk Spanyol, Meksiko, dan sebagian besar negara di Amerika Latin. Ucapan ini juga terkenal berkat lagu Natal populer “Feliz Navidad” karya José Feliciano.

    3. Bahasa Prancis 

    Dalam Bahasa Prancis diucapkan “Joyeux Noël”, yang memberikan sentuhan elegan pada ucapan Natal. Frasa ini digunakan di Prancis, Kanada, Belgia, dan negara-negara lainnya yang menggunakan bahasa Prancis.

    4. Bahasa Jerman 

    Dalam Bahasa Jerman diucapkan “Frohe Weihnachten”. Bahasa ini digunakan di Jerman, Austria, dan Swiss. Ucapan ini sering diiringi dengan harapan damai dan kebahagiaan untuk musim liburan.

    5. Bahasa Italia

    Dalam bahasa Italia, “Buon Natale” berarti “Selamat Natal.” Ucapan ini melambangkan kehangatan dan keramahan khas Italia.

    6. Bahasa Jepang

    Di Jepang, selamat Natal diucapkan dengan (Mer? Kurisumasu). Natal lebih merupakan perayaan budaya dibandingkan keagamaan. Ucapan ini diambil dari pelafalan “Merry Christmas” dalam gaya Jepang.

    7. Bahasa Mandarin (Tiongkok dan Taiwan)

    Di Tiongkok dan Taiwan, diucapkan dengan (Shèngdàn Kuàilè). Ucapan ini berarti “Selamat Natal” dalam bahasa Mandarin.

    8. Bahasa Arab

    Di negara-negara berbahasa Arab, diucapkan dengan (Eid Milad Majid), Natal dirayakan oleh komunitas Kristiani dengan ucapan ini, yang berarti “Hari Natal yang Penuh Berkah.”

    9. Bahasa Indonesia 

    Sebagai negara dengan keberagaman budaya, Natal di Indonesia dirayakan dengan semangat persatuan. Ucapan “Selamat Natal” digunakan untuk menyampaikan sukacita kepada sesama.

    10. Bahasa Tagalog (Filipina)

    Sebagai salah satu negara dengan populasi Kristiani terbesar di Asia, Filipina merayakan Natal dengan penuh semangat. Ucapan “Maligayang Pasko” sering diiringi perayaan yang meriah.

    Selamat mencoba mengucapkan Natal dalam bahasa lain, dan semoga semangat kebahagiaan Natal menyatukan kita semua! (Angel Rinella)

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (SUR)

  • Diplomasi Ekonomi dengan Para Dubes Eropa dan Amerika, Anindya: RI Terbuka Terhadap Investasi Asing – Halaman all

    Diplomasi Ekonomi dengan Para Dubes Eropa dan Amerika, Anindya: RI Terbuka Terhadap Investasi Asing – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie berkesempatan menyampaikan kebijakan luar negeri, khususnya ekonomi, Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dengan Duta Besar (Dubes) negara-negara Uni Eropa untuk Indonesia dan kemudian dengan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Kamala Shirin Lakhdhir. 

    “Hari Selasa ini bagi saya serasa Foreign Policy Day. Karena hari ini saya banyak bertemu dengan para Duta Besar negara-negara sahabat,” kata Anin, sapaan akrab Anindya Novyan Bakrie, dikutip Rabu (18/12/2024).

    Anin menjelaskan pertemuannya dengan Dubes negara-negara Uni Eropa. 

    Dalam kapasitasnya sebagai Ketum Kadin Indonesia, Anin diundang makan siang bersama secara khusus oleh para Dubes yang digelar oleh Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, Pekka Kaihilahti. Diketahui, jamuan makan siang itu diadakan di Blue Terrace, Lobby Level, Ayana Midplaza Jakarta, Selasa (17/12/2024) siang.

    Tak sampai acara jamuan makan siang selesai, Anin kemudian melanjutkan acaranya memenuhi undangan makan siang berikutnya dari Duta Besar AS untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdhir di kediaman Dubes Kamala Shirin di Jakarta Pusat.

    Dalam kesempatan makan siang dan bincang dengan para Dubes ini, Anin melakukan diplomasi ekonomi. Anin menjelaskan bagaimana kebijakan luar negeri Presiden Prabowo, khususnya di bidang perekonomian, di mana beliau siap bekerja sama dengan semua negara, secara nonblok, adil, dan saling menguntungkan.

    “Indonesia dengan potensi besar baik mineral penting di dalam tanah, energi baru terbarukan di atas tanah, sampai keanekaragaman hayati, terbuka dan siap bekerja sama baik dengan Uni Eropa maupun Amerika (AS). Indonesia terbuka terhadap investasi asing yang masuk dan menjamin keamanannya,” jelas Anin.

    Anin menambahkan, karena dengan kerja sama ekonomi dan investasi ini, Indonesia dan negara-negara sahabat, khususnya Uni Eropa dan AS, dapat maju bersama guna mencapai kesejahteraan bersama.

    “Terima kasih para Dubes atas makan siang dan diskusinya. Semoga ini dapat memberi sumbangsih pada upaya kerja sama yang baik antara Indonesia dan Eropa maupun Amerika (AS),” demikian cuitan Anin dalam unggahannya.

    Sebagai informasi, turut hadir dalam jamuan makan siang dengan para Dubes negara-negara Uni Eropa di antaranya Dubes Swedia untuk Indonesia Daniel Blockert, Dubes Belgia untuk Indonesia Frank Felix, Dubes Rumania untuk Indonesia Dan Adrian Bălănescu, Dubes Republik Ceko untuk Indonesia Jaroslav Doleček, Dubes Irlandia untuk Indonesia Pádraig Francis, Dubes Belanda untuk Indonesia Marc Gerritsen, dan Dubes Polandia untuk Indonesia Beata Stoczynska.

    Kemudian Dubes Hungaria untuk Indonesia Lilla Karsay, Dubes Prancis untuk Indonesia Fabien Penone, Dubes Denmark untuk Indonesia Sten Frimodt Nielsen, Dubes Republik Siprus untuk Indonesia Nikos Panayiotou, serta Dubes Estonia untuk Indonesia YM Priit Turk.