Negara: Prancis

  • Jelang 100 Hari Kinerja Prabowo, Menangkan Gugatan Sawit di WTO

    Jelang 100 Hari Kinerja Prabowo, Menangkan Gugatan Sawit di WTO

    Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia memenangkan sengketa dagang akan diskriminasi Uni Eropa terhadap kelapa sawit RI di di Badan Penyelesaian Sengketa Organisasi Dunia atau Dispute Settlement Body World Trade Organization/DSB WTO.

    Kemenangan tersebut memberi catatan manis pada 100 hari pertama Prabowo Subianto menjabat sebagai Presiden Indonesia. 

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan pemerintah menyambut baik Putusan Panel WTO pada 10 Januari 2025 lalu pada sengketa dagang terkait kelapa sawit yang telah diperjuangkan beberapa tahun silam.

    “Pemerintah Indonesia menyambut baik Putusan Panel WTO pada sengketa dagang sawit dengan Uni Eropa yang dikaitkan dengan isu perubahan iklim, sebagai dasar agar Uni Eropa tidak sewenang-wenang dalam memberlakukan kebijakan yang diskriminatif,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip pada Jumat (17/1/2025).

    Budi berharap negara mitra dagang lainnya tidak memberlakukan kebijakan serupa yang berpotensi menghambat arus perdagangan global, utamanya sawit.

    Secara umum, Panel WTO menyatakan bahwa Uni Eropa (UE) melakukan diskriminasi dengan memberikan perlakuan yang kurang menguntungkan terhadap biofuel berbahan baku kelapa sawit dari Indonesia dibandingkan dengan produk serupa yang berasal dari UE seperti rapeseed dan bunga matahari. 

    Uni Eropa juga terbukti membedakan perlakuan dan memberikan keuntungan lebih kepada produk sejenis yang diimpor dari negara lain seperti kedelai.

    Selain itu, Panel WTO menilai UE gagal meninjau data yang digunakan untuk menentukan biofuel dengan kategori alih fungsi lahan kelapa sawit berisiko tinggi (high ILUC-risk) serta ada kekurangan dalam penyusunan dan penerapan kriteria serta prosedur sertifikasi low ILUC-risk dalam Renewable Energy Directive (RED) II. 

    Ilustrasi sawitPerbesar

    Oleh karena itu, UE diwajibkan untuk menyesuaikan kebijakan di dalam Delegated Regulation yang dipandang Panel melanggar aturan WTO.

    “Indonesia melihat kebijakan tersebut sebagai bentuk tindakan proteksionisme dengan dalih menggunakan isu kelestarian lingkungan yang sering didengungkan oleh Uni Eropa,” kata Budi Santoso.  Pada Desember 2019, Indonesia menggugat pertama kali UE di WTO dengan nomor kasus DS593: European Union-Certain Measures Concerning Palm Oil and Oil Palm Crop-Based Biofuels. 

    Gugatan mencakup kebijakan RED II dan Delegated Regulation UE, serta kebijakan Prancis yang menjadi hambatan akses pasar kelapa sawit sebagai bahan baku biofuel. 

    Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan kemenangan Indonesia di World Trade Organization/WTO terkait sengketa kelapa sawit membawa titik terang terhadap penyelesian perjanjian dagang IEU CEPA.

    Saat ini, pemerintah tengah menyelesaikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

    “Dengan kemenangan ini, hambatan yang selama ini menghantui perundingan IEU CEPA ini bisa hilang dan kita dapat segera selesaikan EU CEPA,” ujarnya.

    Perundingan IEU-CEPA mencakup berbagai aspek, antara lain seperti tarif bea cukai, menghilangkan hambatan non-tarif, dan menyederhanakan prosedur kepabeanan untuk memudahkan aliran barang antara kedua wilayah dan lain sebagainya.

    Selain itu, Airlangga menegaskan bahwa kemenangan tersebut turut membuktikan bahwa Eropa terbukti melakukan diskriminasi terhadap produk kelapa sawit dan biodiesel Indonesia. 

    “Sehingga sekarang biodiesel yang kita ambil sebagai sebuah kebijakan, itu mau tidak mau dunia harus menerima. Tidak hanya [mengakui] biodiesel berbasis bunga matahari atau kedelain, tapi juga yang berbasis CPO,” lanjutnya. 

  • RI Menang di WTO, Uni Eropa Terbukti Diskriminasi Kelapa Sawit Indonesia – Halaman all

    RI Menang di WTO, Uni Eropa Terbukti Diskriminasi Kelapa Sawit Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Uni Eropa (UE) terbukti mendiskriminasi Indonesia dalam sengketa dagang kelapa sawit

    Sengketa terjadi di Badan Penyelesaian Sengketa Organisasi Perdagangan Dunia (Dispute Settlement Body World Trade Organization/DSB WTO).

    Bukti tersebut tertuang dalam Laporan Hasil Putusan Panel WTO (panel report) yang disirkulasikan pada 10 Januari 2025.

    Secara umum, Panel WTO menyatakan, UE melakukan diskriminasi dengan memberikan perlakuan yang kurang menguntungkan terhadap biofuel berbahan baku kelapa sawit dari Indonesia dibandingkan dengan produk serupa yang berasal dari UE seperti rapeseed dan bunga matahari.

    UE juga membedakan perlakuan dan memberikan keuntungan lebih kepada produk sejenis yang diimpor dari negara lain seperti kedelai.

    Selain itu, Panel WTO menilai UE gagal meninjau data yang digunakan untuk menentukan biofuel dengan kategori alih fungsi lahan kelapa sawit berisiko tinggi (high ILUC-risk).

    Lalu, ada kekurangan dalam penyusunan dan penerapan kriteria serta prosedur sertifikasi low ILUC-risk dalam Renewable Energy Directive (RED) II.

    Oleh karena itu, UE diwajibkan untuk menyesuaikan kebijakan di dalam Delegated Regulation yang dipandang Panel melanggar aturan WTO.

    Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan, Indonesia melihat kebijakan tersebut sebagai bentuk tindakan proteksionisme dengan dalih menggunakan isu kelestarian lingkungan yang sering didengungkan oleh UE.

    Pemerintah Indonesia pun menyambut baik Putusan Panel WTO pada sengketa dagang terkait kelapa sawit ini.

    “Pemerintah Indonesia menyambut baik Putusan Panel WTO pada sengketa dagang sawit dengan Uni Eropa yang dikaitkan dengan isu perubahan iklim, sebagai dasar agar Uni Eropa tidak sewenang-wenang dalam memberlakukan kebijakan yang diskriminatif,” kata Budi dikutip dari siaran pers pada Jumat (17/1/2025).

    “Kami harap, di masa depan, negara mitra dagang lainnya tidak memberlakukan kebijakan serupa yang berpotensi menghambat arus perdagangan global,” lanjutnya.

    Sebagai informasi, pada Desember 2019, Indonesia menggugat pertama kali UE di WTO dengan nomor kasus DS593: European Union-Certain Measures Concerning Palm Oil and Oil Palm Crop-Based Biofuels.

    Gugatan mencakup kebijakan RED II dan Delegated Regulation UE, serta kebijakan Prancis yang menjadi hambatan akses pasar kelapa sawit sebagai bahan baku biofuel.

    Hambatan tersebut terkait pembatasan konsumsi biofuel berbahan baku kelapa sawit sebesar 7 persen, kriteria (high ILUC-risk), dan ketentuan penghentian penggunaan biofuel berbahan baku kelapa sawit secara bertahap (phase out).

    Langkah Pemerintah Indonesia Selanjutnya

    Berdasarkan peraturan WTO, jika tidak ada keberatan dari para pihak yang bersengketa, panel report akan diadopsi dalam kurun waktu 20-60 hari setelah disirkulasikan kepada Anggota WTO.

    Sehingga, laporan tersebut bersifat mengikat kepada Indonesia dan UE.

    UE kemudian akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mematuhi kewajibannya sesuai putusan Panel WTO.

    Budi mengatakan, Pemerintah Indonesia akan memonitor secara ketat perubahan regulasi UE.

    Hal itu agar sesuai dengan putusan dan rekomendasi DSB WTO, khususnya terkait unsur diskriminasi yang dimenangkan Indonesia.

    Jika diperlukan, Pemerintah Indonesia juga akan menilai kepatuhan (compliance panel) terhadap hal tersebut.

    Secara paralel, Pemerintah Indonesia terus
    berupaya untuk membuka akses pasar produk sawit Indonesia di pasar UE melalui berbagai forum perundingan.

    Budi memastikan keberhasilan Indonesia dalam memenangkan sengketa dagang di WTO merupakan hasil dari langkah proaktif dan koordinasi yang intensif para pemangku kepentingan di dalam negeri. 

    Para pemangku kepentingan itu meliputi kementerian dan lembaga terkait, pelaku industri, asosiasi kelapa sawit Indonesia, tim ahli, dan tim kuasa hukum Pemerintah Indonesia.  

  • Kisah Korban “Brad Pitt” yang Tertipu Rp 13,9 Miliar

    Kisah Korban “Brad Pitt” yang Tertipu Rp 13,9 Miliar

    Jakarta

    Malang betul nasib Anne, wanita 53 tahun asal Prancis. Ia ditipu oleh “Brad Pitt”, dan menyerahkan uang sebesar USD 850 ribu, atau sekitar 13,9 miliar.

    Wanita yang berprofesi sebagai desainer interior itu dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai Jane Etta Pitt, ibu dari artis tenar Brad Pitt. Ia dihubungi oleh si penipu ini setelah memposting foto liburannya di Instagram.

    “Dia bilang kalau anaknya membutuhkan orang seperti saya,” kata Anne, seperti dikutip detikINET dari France 24, Jumat (17/1/2025).

    Pada awalnya, ia menganggap akun yang mengirimi pesan itu adalah penipu. Namun sehari kemudian ada akun lain, yang mengaku sebagai Brad Pitt, menghubungi Anne dan menceritakan kalau ibunya bercerita banyak soal Anne.

    Agar lebih meyakinkan, si penipu ini juga mengirimkan foto dan video — yang kemudian diketahui adalah hasil editan Photoshop dan AI. Foto dan videonya itu, menurut Anne yang mengaku tidak terlalu fasih menggunakan media sosial, terlihat meyakinkan.

    Keduanya kemudian terlibat hubungan asmara online selama dua tahun. Sampai akhirnya si penipu mulai meminta uang ke Anne. Caranya pun bermacam, salah satunya adalah dengan mengaku mengirim tas mewah ke Anne, namun ia harus menebusnya dengan membayar biaya bea cukai yang nilainya adalah USD 9.272.

    Kemudian si penipu juga mengaku kalau dirinya mengidap kanker ginjal. Brad Pitt gadungan ini mengaku tak bisa membayar biaya pengobatan karena rekeningnya masih diblokir karena kasus perceraian dengan Angelina Jolie yang belum selesai.

    Ujungnya bisa ditebak, si penipu meminta Anne untuk membantu pembayaran biaya pengobatan itu. Untuk meyakinkan Anne, si penipu mengirimkan gambar hasil AI yang menunjukkan Brad Pitt sedang dirawat di rumah sakit.

    Anne pun luluh dan mengirimkan uang dalam jumlah besar ke penipu itu.

    “Sangat sedikit pria yang mau menulis hal seperti itu. Saya suka dengan pria yang saya ajak bicara dan dia tahu bagaimana cara berbicara dengan wanita,” jelas Anne saat diwawancara.

    Penipuan ini kemudian berlanjut saat Brad Pitt gadungan mengajak Anne untuk menikah. Namun kemudian Anne sadar kalau ia sedang ditipu karena melihat berita soal hubungan Brad Pitt dengan Ines de Ramon.

    Akhirnya Anne pun melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib. Namun uang yang sudah terlanjur ditransfer ke Brad Pitt gadungan itu, yang jumlahnya mencapai USD 850 ribu, sudah tidak terselamatkan.

    Anne kemudian mengalami depresi dan sampai dirawat di rumah sakit. Dan, dia bukan satu-satunya korban Brad Pitt gadungan ini. Pada September 2024, ada lima orang yang ditangkap di Spanyol karena mengaku-ngaku sebagai Brad Pitt dan menipu dua orang wanita untuk berinvestasi di proyek palsu.

    (asj/rns)

  • Menang di WTO, Pemerintah Desak Eropa Buka Pasar Ekspor Sawit RI

    Menang di WTO, Pemerintah Desak Eropa Buka Pasar Ekspor Sawit RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Indonesia akan mendesak Uni Eropa (UE) untuk membuka pasar ekspor produk minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), seusai Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada 10 Januari 2025 menyatakan UE memberikan perlakuan yang tidak adil atau diskriminatif terhadap biofuel berbahan baku CPO.

    “Dia harus membuka. Kalau tidak membuka ya… 60 hari kan (diberi waktu penyesuaian kebijakan), kita kasih tau Pak Trump,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantornya, Jakarta, Jumat (17/1/2025).

    Airlangga mengakui, potensi UE untuk mengajukan banding terhadap keputusan WTO itu tetap ada. Namun, ia menekankan, hasil keputusan WTO itu sudah menjadi bukti bahwa UE melakukan diskriminasi kebijakan perdagangan terhadap Indonesia.

    “Ya potensi di mana-mana tetap ada (banding). Tapi kan ini sudah membuktikan bahwa Indonesia punya kekuatan dan mereka melakukan diskriminasi. Itu poin pentingnya itu ada di sana,” tegas Airlangga.

    Sebagai informasi, pada tahun lalu, kinerja ekspor minyak mentah kelapa sawit atau CPO dan produk turunannya dari Indonesia anjlok ke Eropa, di tengah naiknya harga CPO di tingkat global.

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dari Indonesia ke negara-negara di kawasan Uni Eropa sudah terjadi sejak kuartal I-2019. Hal ini diduga merupakan dampak dari kampanye negatif sawit yang kerap diluncurkan negara-negara Benua Biru melalui kebijakan Renewable Energy Directive (RED) II yang terbit pada 2018.

    Penurunan ekspor CPO tertinggi terjadi di Belanda mencapai 39% dan Inggris sebesar 22% pada periode Januari-Maret 2019. Penurunan tersebut juga diikuti oleh beberapa negara lain, seperti Jerman, Italia, dan Spanyol.

    Pada Desember 2019 Indonesia akhirnya menggugat pertama kali kebijakan UE yang dianggap menghambat akses pasar kelapa sawit melalui RED II, Delegated Regulation, dan kebijakan Prancis. Kebijakan tersebut meliputi pembatasan konsumsi biofuel berbahan baku kelapa sawit hingga 7%, pengkategorian high ILUC-risk, serta penghentian penggunaan biofuel sawit secara bertahap (phase out). Gugatan ini terdaftar di WTO dengan nomor kasus DS593.

    Dengan kemenangan saat ini, maka berdasarkan aturan WTO, laporan Panel akan diadopsi dalam waktu 20-60 hari jika tidak ada keberatan dari pihak yang bersengketa. Keputusan ini bersifat mengikat, dan UE wajib mematuhi putusan dengan menyesuaikan kebijakannya.

    (arj/mij)

  • Ini Bukti bahwa Indonesia Bisa Fight dan Kita Menang

    Ini Bukti bahwa Indonesia Bisa Fight dan Kita Menang

    Jakarta, Beritasatu.com – Perjalanan panjang melawan diskriminasi Uni Eropa terhadap komoditas kelapa sawit Indonesia di telah menemui titik terang. Melalui Panel Report (Laporan Hasil Putusan Panel) pada 10 Januari 2025 lalu, World Trade Organization (WTO) memutuskan bahwa Uni Eropa telah melakukan diskriminasi dengan memberikan perlakuan yang tidak adil dan merugikan bagi minyak sawit dan biofuel Indonesia.

    “Kemarin kita menang di WTO untuk kelapa sawit. Jadi itu satu hal yang membuktikan bahwa dalam kasus kelapa sawit dan biodiesel, diakui Eropa melakukan diskriminasi terhadap Indonesia. Kemenangan ini merupakan bukti bahwa negara Indonesia kita bisa fight dan kita bisa menang. Kemarin khusus untuk sawit, kita fight di REDD dan kita menang. Sehingga biodiesel yang sekarang kita ambil sebagai sebuah kebijakan, itu mau gak mau dunia harus menerima, bahwa tidak hanya biodiesel berbasis rapeseed, soybean, dan yang lain, tetapi juga yang berbasis daripada CPO,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (17/1/2025).

    Selanjutnya, WTO juga berpendapat bahwa Uni Eropa tidak melakukan evaluasi yang tepat terhadap data yang digunakan untuk menetapkan biofuel yang berasal dari alih fungsi lahan kelapa sawit berisiko tinggi (high ILUC-risk), serta terdapat kekurangan dalam penyusunan dan penerapan kriteria serta prosedur sertifikasi risiko rendah ILUC (low ILUC-risk) dalam Renewable Energy Directive (RED) II.

    Dalam putusan WTO tersebut juga menyebutkan bahwa dalam konteks implementasi dari The French TIRIB (The Incentive Tax Relating to Incorporation Biofuels) atau insentif pajak penggunaan biofuel dalam sistem transportasi Prancis telah terbukti melakukan diskrimisasi terhadap biofuel berbasis kelapa sawit. Pihak Uni Eropa hanya menerapkan insentif pajak bagi biofuel berbasis minyak rapeseed dan soybean.

    Adapun putusan tersebut akan diadopsi dalam waktu 60 hari dan akan mengikat bagi Indonesia dan Uni Eropa. Dengan demikian, Uni Eropa diminta untuk dapat menyesuaikan kebijakan dalam Delegated Regulation terkait hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan dari WTO.

    Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menyebutkan bahwa keputusan tersebut tentu akan berdampak pada kebijakan yang diambil Uni Eropa yakni European Union Deforestation Regulation (EUDR), dimana sebelumnya Uni Eropa secara resmi mengadopsi proposal penundaan implementasi EUDR selama 1 tahun hingga 30 Desember 2025 mendatang yang mengindikasi ketidaksiapan Uni Eropa.

    Keputusan WTO tersebut tentu tambahan kekuatan bagi Indonesia yang tengah berupaya menentang kebijakan EUDR. Indonesia akan terus menentang kebijakan yang bersifat diskriminatif dan tidak pro rakyat, terlebih mempertimbangkan terdapat lebih dari 41% penggarap kebun kelapa sawit di Indonesia merupakan pekebun rakyat.

    Selain itu, Menko Airlangga juga menyebutkan bahwa momen ini dapat memberikan kesempatan bagi Indonesia dan Malaysia untuk kian memperkuat strategi implementasi agar komoditas sawit tidak mengalami diskriminasi kembali.

    “Dengan kemenangan ini, saya berharap bahwa cloud ataupun yang selama ini menghantui perundingan IEU-CEPA ini bisa hilang dan dan kita bisa segera selesaikan IEU-CEРА,” pungkas Menko Airlangga.

  • Sawit RI Menang, Airlangga: Kita Bisa Selesaikan IEU-CEPA

    Sawit RI Menang, Airlangga: Kita Bisa Selesaikan IEU-CEPA

    Jakarta, FORTUNE – Perjuangan panjang Indonesia melawan diskriminasi Uni Eropa terhadap komoditas Kelapa Sawit akhirnya membuahkan hasil. Pada 10 Januari 2025, World Trade Organization (WTO) merilis Panel Report yang menyatakan Uni Eropa telah melakukan diskriminasi terhadap minyak sawit dan biofuel Indonesia.

    Keputusan ini menjadi tonggak penting dalam upaya melindungi komoditas strategis Indonesia di pasar internasional.

    “Kemarin kita menang di WTO untuk kelapa sawit. Ini membuktikan bahwa dalam kasus sawit dan biodiesel, Uni Eropa diakui melakukan diskriminasi terhadap Indonesia. Kemenangan ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu berjuang dan menang di panggung internasional,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam keterangannya, Jumat (17/1).

    Poin-Poin penting putusan WTO

    WTO memutuskan Uni Eropa tidak melakukan evaluasi tepat terhadap data dalam menetapkan biofuel dari alih fungsi lahan kelapa sawit sebagai high ILUC-risk (risiko perubahan penggunaan lahan tidak langsung yang tinggi).

    Selain itu, terdapat kekurangan dalam penyusunan dan penerapan kriteria serta prosedur sertifikasi risiko rendah ILUC (low ILUC-risk) dalam kebijakan Renewable Energy Directive (RED) II.

    Dalam kasus terkait Prancis, WTO juga menyoroti The French TIRIB (“The Incentive Tax Relating to Incorporation Biofuels”) yang terbukti mendiskriminasi biofuel berbasis kelapa sawit. Uni Eropa hanya memberikan insentif pajak untuk biofuel berbasis rapeseed dan soybean, sementara biofuel berbasis crude palm oil (CPO) tidak mendapatkan perlakuan yang sama.

    Putusan ini akan diadopsi dalam waktu 60 hari dan bersifat mengikat bagi Indonesia dan Uni Eropa. Uni Eropa diminta menyesuaikan kebijakan terkait, termasuk Delegated Regulation, agar sesuai dengan aturan WTO.

    Pengaruh pada EUDR dan IEU-CEPA

    Airlangga mengatakan keputusan WTO itu akan berdampak pada kebijakan Uni Eropa lainnya, seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR).

    Sebelumnya, Uni Eropa telah menunda implementasi EUDR selama satu tahun hingga 30 Desember 2025, yang menunjukkan indikasi ketidaksiapan mereka.

    Kemenangan di WTO ini memberikan tambahan kekuatan bagi Indonesia untuk terus menentang kebijakan EUDR yang dianggap diskriminatif. Hal ini penting mengingat lebih dari 41 persen penggarap kebun kelapa sawit di Indonesia merupakan pekebun rakyat.

    “Keputusan ini juga menjadi kesempatan bagi Indonesia dan Malaysia untuk memperkuat strategi agar diskriminasi terhadap sawit tidak terulang. Dengan kemenangan ini, saya berharap hambatan yang selama ini mengganggu perundingan IEU-CEPA bisa hilang dan kita segera merampungkan kesepakatan tersebut,” kata Airlangga.

    Kemenangan ini bukan hanya soal kebijakan perdagangan, tetapi juga menyangkut nasib jutaan pekebun kelapa sawit di Indonesia. Dengan putusan WTO, peluang untuk memperluas akses pasar bagi produk sawit rakyat semakin terbuka. Hal ini menjadi sinyal positif bagi keberlanjutan ekonomi sektor sawit, yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian di berbagai daerah.

  • Dari Gaza hingga Bulan: Daftar 25 Situs yang Terancam Punah Versi World Monuments Watch 2025 – Halaman all

    Dari Gaza hingga Bulan: Daftar 25 Situs yang Terancam Punah Versi World Monuments Watch 2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bulan masuk dalam daftar 25 situs yang terancam punah versi World Monuments Watch (WMW) untuk tahun 2025, bersama dengan warisan budaya Gaza dan patung terakota di sebuah biara di Portugal.

    World Monuments Watch adalah program advokasi unggulan dari organisasi nirlaba swasta berbasis di New York, World Monuments Fund (WMF), yang menyerukan perhatian internasional terhadap warisan budaya di seluruh dunia yang terancam oleh kelalaian, vandalisme, konflik, atau bencana.

    Dikutip dari Euronews, World Monuments Watch menerbitkan daftar dua tahunan situs-situs yang terancam punah, yang menyoroti tidak hanya tempat-tempat di Bumi tetapi, untuk pertama kalinya, satu tempat di luar Bumi, yaitu Bulan.

    Sejak didirikan pada 1996, inisiatif nirlaba ini telah menyoroti 904 situs di 135 negara, termasuk Antartika.

    Daftar yang dikeluarkan WMW bertujuan meningkatkan kesadaran dan menggalang dana guna melindungi tempat-tempat budaya dan sejarah yang terancam.

    Tambahan paling mengejutkan dalam Daftar Pantauan 2025 adalah Bulan.

    Menurut WMF, Bulan kini menghadapi potensi risiko dari aktivitas manusia di masa mendatang, terutama karena semakin diminatinya perjalanan ruang angkasa komersial.

    Misi ke Bulan SpaceX

    “Meskipun Bulan mungkin tampak berada di luar isu-isu ini, Bulan mewakili warisan manusia bersama yang signifikan, mulai dari kehadirannya dalam narasi budaya hingga perannya dalam sejarah terkini. Namun, Bulan kini menghadapi tekanan yang meningkat dari kepentingan pribadi,” kata Presiden dan CEO World Monuments Fund (WMF), Bénédicte de Montlaur, dalam sebuah pernyataan.

    Peringatan ini muncul saat SpaceX meluncurkan dua wahana robotik pribadi ke Bulan pada 15 Januari, hari yang sama saat WMW merilis laporannya.

    Program Artemis NASA juga bertujuan membawa manusia ke Bulan dalam dekade ini, dengan rencana membangun pangkalan permanen di Bulan guna mendukung misi ke Mars.

    Ancaman ini diperparah dengan meningkatnya akumulasi “sampah antariksa” yang mengorbit Bulan, serta maraknya pariwisata antariksa.

    Situs apa lagi yang masuk dalam daftar terancam punah tahun 2025?

    Daftar tahun ini menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi warisan global, termasuk konflik manusia, perubahan iklim, urbanisasi yang cepat, dan pariwisata yang berlebihan.

    Beberapa situs yang terancam perubahan iklim, antara lain Pantai Swahili di Afrika, di mana naiknya permukaan air laut dan cuaca ekstrem membahayakan lanskap budaya berusia berabad-abad, termasuk masjid dan makam.

    Selain itu, ada 67 mercusuar bersejarah di garis pantai Maine, yang menghadapi risiko serupa akibat erosi pantai dan badai yang semakin kuat.

    Bencana alam juga meninggalkan dampak signifikan.

    Kota bersejarah Antakya di Turki termasuk dalam daftar tersebut, yang rusak parah akibat gempa bumi dahsyat berkekuatan M 7,8 pada 2023.

    Daftar ini juga mencakup beberapa lokasi yang terkena dampak konflik manusia, seperti Rumah Guru di Kyiv, Ukraina.

    Bangunan berkubah besar ini, yang menaungi Museum Pedagogis, mengalami kerusakan parah ketika rudal Rusia menghancurkan jendela, pintu, dan kubah kaca ikoniknya pada 2022.

    “Itu adalah salah satu dari ribuan situs budaya Ukraina yang rusak atau hancur sejak perang dengan Rusia dimulai pada tahun 2022,” catat WMF di situs webnya.

    Gaza juga masuk dalam daftar, sebuah wilayah yang hancur akibat konflik.

    Tenda-tenda pengungsian di Gaza (Instagram @anasjamal44 @anas.jamal33)

    Setelah perang pecah pada 7 Oktober 2023, warisan budaya Gaza berada di bawah ancaman besar.

    Namun, kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang diumumkan pada 15 Januari memberikan harapan akan adanya jeda dalam permusuhan dan pembebasan sandera.

    “Seperti yang kita semua tahu, Timur Tengah adalah tempat lahir peradaban. Dan di Gaza, Anda memiliki contoh-contoh dari berbagai komunitas dan warisan mereka yang telah tinggal di sana,” kata Bénédicte de Montlaur.

    Situs terkenal lainnya dalam daftar tersebut adalah patung terakota Biara Alcobaça di Portugal, Kapel Sorbonne yang bersejarah di Prancis, dan Ruang Pertemuan Belfast di Irlandia Utara, Inggris.

    Berikut daftar lengkapnya:

    Biara Lembah Drino, Albania
    Studio Sinema Namibe, Angola
    Qhapaq Ñan, Sistem Jalan Andes, Argentina, Bolivia, Cile, Kolombia, Ekuador, Peru
    Gua Buddha Maijishan dan Yungang, Tiongkok
    Situs Warisan Pantai Swahili, Komoro, Kenya, Mozambik, Tanzania
    Kapel Sorbonne, Prancis
    Bentang Alam Pertambangan Bersejarah Serifos, Yunani
    Sistem Air Bersejarah Bhuj, India
    Bangunan Bersejarah Sungai Musi, India
    Situs Warisan Semenanjung Noto, Jepang
    Biara Buddha Erde Zuu, Mongolia
    Warisan Yahudi Debdou, Maroko
    Rumah Kepala Suku Ogiamien, Nigeria
    Jaringan Perkotaan Bersejarah Gaza, Palestina
    Ladang Pertanian Waru Waru, Peru
    Patung Terakota Biara Alcobaça, Portugal
    Reruntuhan Belchite Lama, Spanyol
    Waduk Air Tunis Medina, Tunisia
    Kota Bersejarah Antakya, Turki
    Rumah Guru Kyiv, Ukraina
    Ruang Pertemuan Belfast, Irlandia Utara, Inggris Raya
    Jalur Perdagangan Besar, Amerika Serikat
    Mercusuar Bersejarah Maine, Amerika Serikat
    Pemandangan Budaya Dataran Banjir Barotse, Zambia
    Bulan

    (Tribunnews.com)

  • Gencatan Senjata Gaza, Harapan Baru untuk Evakuasi Medis 12.000 Pasien ke Eropa – Halaman all

    Gencatan Senjata Gaza, Harapan Baru untuk Evakuasi Medis 12.000 Pasien ke Eropa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa dengan disepakatinya gencatan senjata di Gaza, akan membawa peluang baru bagi ribuan pasien.

    Ghebreyesus mengatakan bahwa nantinya sekitar 12.000 pasien di Gaza akan dievakuasi ke Eropa untuk mendapatkan perawatan medis.

    Dari jumlah tersebut, termasuk anak-anak yang memerlukan perawatan medis.

    “Kesepakatan gencatan senjata menawarkan kesempatan untuk evakuasi medis yang dipercepat bagi lebih dari 12.000 orang, termasuk banyak anak-anak, yang sangat membutuhkan perawatan untuk menyelamatkan nyawa di luar Gaza,” kata Ghebreyesus, dikutip dari Anadolu Anjansi.

    Ia berharap, kesepakatan gencatan ini akan menjadi langkah awal perdamaian di Gaza.

    “Kami berharap kesepakatan ini akan terus berlanjut karena kehidupan bergantung padanya. Perdamaian adalah obat mujarab!,” tegasnya.

    Sementara itu, Ghebreyesus menjelaskan saat ini sekitar 12 pasien telah sampai di Eropa.

    “Sebanyak 12 pasien dari Gaza telah dievakuasi ke Eropa untuk perawatan medis,” katanya.

    Pasien dievakuasi di beberapa negara di Eropa seperti,  Albania, Prancis, Norwegia, dan Rumania.

    Belasan pasien ini tiba di Eropa pada malam hari bersama dengan 35 anggota keluarga mereka.

    “Didampingi oleh 35 anggota keluarga, pasien dari Gaza tiba di Albania, Prancis, Norwegia, dan Rumania pada malam hari untuk menerima perawatan medis khusus di sana,” kata Tedros Adhanom Ghebreyesus pada X.

    Atas dievakuasinya 12 pasien ini, Ghebreyesus berterima kasih kepada negara-negara yang memberikan fasilitas perawatan medis ini untuk mereka.

    “Berterima kasih kepada negara-negara tersebut dan Perlindungan Sipil dan Bantuan Kemanusiaan UE atas kerja sama dan dukungan mereka,” tambahnya.

    Sebagai informasi, Perdana Menteri Qatar dan Menteri Luar Negeri Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengumumkan Rabu malam bahwa para mediator telah mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.

    Kesepakatan itu mencakup pertukaran tahanan dan ketenangan berkelanjutan, yang bertujuan untuk gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

    Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera Israel, dan 50 tahanan Palestina lainnya untuk setiap tentara wanita Israel yang ditahan di Gaza.

    Dalam 42 hari pertama kesepakatan, 33 warga Israel diperkirakan akan dibebaskan.

    Israel juga secara bertahap akan menarik diri dari Koridor Netzarim dan Philadelphia.

    Sementara negosiasi untuk tahap kedua kesepakatan akan dimulai pada hari keenam belas gencatan senjata.

    Konflik Palestina vs Israel

    Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

    Mereka mengabaikan resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata segera dan terus melancarkan serangan tanpa henti hingga saat ini.

    Serangan Israel ini telah menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina.

    Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

    Sejak saat itu, militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, mengusir hampir seluruh penduduknya yang berjumlah 2,3 juta orang dari rumah mereka.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Gencatan Senjata di Gaza

  • Benarkah Dunia Butuh Energi Nuklir demi Capai Target Iklim?

    Benarkah Dunia Butuh Energi Nuklir demi Capai Target Iklim?

    Jakarta

    Ketahanan energi kian menjadi isu di tengah digitalisasi teknologi yang mensyaratkan produksi berkapasitas tinggi.

    Pencarian daring berbasis kecerdasan buatan atau AI, misalnya, menyedot 10 kali lipat lebih besar energi listrik ketimbang melalui mesin pencarian seperti Google.

    Akibatnya, nuklir kembali dilirik, terutama oleh perusahaan teknologi, demi mengamankan pasokan listrik tanpa menambah beban emisi gas rumah kaca, GHG. Partai konservatif terbesar Jerman, CDU, misalnya menetapkan kembalinya riset nuklir sebagai tema kampanye jelang pemilu dini, Februari nanti.

    Henry Preston, juru bicara World Nuclear Association, WNA, meyakini pemerintahan di sejumlah negara telah menjadi lebih “pragmatis” dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, tuntutan saat ini adalah menyeimbangkan ketahanan energi dan krisis iklim, sembari mempertimbangkan peningkatan biaya dan jadwal pembangunan proyek energi bersih dengan “kapasitas besar”.

    Namun, kelompok lingkungan secara konsisten menunjukkan, proyek energi nuklir baru berbiaya mahal, dan biasanya memakan waktu sekitar satu dekade untuk dibangun setelah semua perencanaan dan perizinan. Akibatnya, pembangkit nuklir yang baru tidak bisa beroperasi tepat waktu untuk membantu memenuhi tujuan iklim.

    “Transisi energi memerlukan peralihan teknologi dalam tempo cepat. Sementara jenis solusi yang dapat diluncurkan paling cepat adalah energi terbarukan, terutama tenaga surya dan angin, dengan efisiensi energi, dan fleksibilitas sistem,” kata pegiat iklim global Climate Action Network Europe dalam pemeriksaan fakta daring.

    “Energi terbarukan secara konsisten mengungguli tenaga nuklir dalam hal biaya dan kecepatan distribusi dan oleh karena itu lebih dipilih daripada tenaga nuklir di sebagian besar negara,” demikian bunyi laporan Status Industri Nuklir Dunia, WNISR 2024. Riset tersebut menyebut rencana untuk meningkatkan kapasitas nuklir dalam beberapa dekade mendatang “tidak realistis.”

    Reaktor mini alternatif aman?

    SMR diklaim lebih aman, lebih murah dan lebih cepat dibangun ketimbang reaktor berukuran normal, serta bisa diadopsi oleh pembangkit fosil yang ada. Proyek yang sedang dikerjakan Amazon dan Google, misalnya, direncanakan akan mulai beroperasi awal tahun 2030an.

    Namun, organisasi lingkungan Climate Action Network membantah keunggulan SMR sebagai “janji kosong.” Perkaranya, “teknologi SMR belum diuji pada skala komersial.” Secara global, sejauh ini hanya dua proyek SMR yang telah dibangun, yakni di Rusia dan China dengan desain yang berbeda. Proyek-proyek tersebut terhubung ke jaringan listrik masing-masing pada tahun 2019 dan 2021.

    Laporan WNISR, yang sebagian didanai oleh Kementerian Lingkungan Hidup Jerman, menunjukkan bahwa proyek SMR di kedua negara mengalami penundaan konstruksi yang signifikan, dan memakan waktu dua atau tiga kali lebih lama dari yang direncanakan semula. Proyek-proyek tersebut juga melampaui anggaran dan sejauh ini belum memproduksi listrik hingga kapasitas maksimal.

    Namun, industri nuklir mengatakan penundaan tersebut sudah diantisipasi karena proyek di Rusia dan China baru sekadar percontohan. Proyek-proyek mendatang, yang sekarang dalam tahap perencanaan,”berpotensi bisa beroperasi lebih cepat,” kata Preston dari WNA.

    Walau begitu Mycle Schneider, analis kebijakan nuklir independen dan penerbit laporan WNISR, mengatakan dalam email, hal ini hanya mungkin dilakukan dengan “reproduksi unit yang identik atau hampir identik,” dan bukan SMR dengan desain beragam, seperti di Rusia dan China.

    Schneider mengatakan, produksi panel surya, baterai yang terhubung ke jaringan, dan turbin angin yang meningkat pesat, dengan puluhan ribu unit dibuat setiap tahun, merupakan “manufaktur yang benar-benar modular” yang memungkinkan industri berinovasi dan menurunkan biaya dengan cepat.

    “Industri nuklir telah belajar dari pilot SMR di China dan Rusia bahwa tidak ada yang ingin mereproduksinya, dan tidak ada upaya untuk mendapatkan lisensi di negara Barat mana pun,” kata Schneider.

    Perlukah energi nuklir untuk tujuan iklim?

    Pada pertemuan puncak iklim 2023 di Dubai, energi nuklir untuk pertama kalinya tercantum di antara teknologi rendah emisi yang dibutuhkan untuk mencapai “pengurangan emisi gas rumah kaca yang luas, cepat, dan berkelanjutan.”

    Laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim 2022 PBB juga menyebutkan nuklir, dengan mengatakan bahwa “tidak mungkin semua sistem energi rendah karbon di seluruh dunia akan bergantung sepenuhnya pada sumber energi terbarukan.”

    Meskipun mengakui bahwa angin dan matahari bisa berperan besar dalam mendorong transformasi energi, analis masih mengeluhkan ketidakandalan energi terbarukan, yang bergantung pada ketersediaan matahari dan angin.

    Sejak konferensi iklim Dubai, sebanyak 31 negara — di antaranya negara nuklir utama seperti Prancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Jepang — telah berjanji untuk melipatgandakan kapasitas pada tahun 2050. Negara-negara non-nuklir seperti El Salvador, Jamaika, Moldova, dan Mongolia juga berniat serupa.

    Namun, laporan WNISR 2024 bernada skeptis terhadap janji pengembangan energi nuklir. Dengan mencantumkan serangkaian potensi hambatan seperti biaya tinggi, waktu konstruksi, dan kurangnya kapasitas industri, laporan tersebut menunjukkan bahwa untuk melipatgandakan kapasitas terpasang saat ini, lebih dari 1.000 reaktor baru akan dibutuhkan.

    Bahkan dengan SMR yang menyumbang sejumlah besar energi, “ratusan atau bahkan ribuan pembangkit perlu dibangun untuk mendekati tujuan itu,” kata Schneider dalam wawancara Desember 2023 dengan Bulletin of the Atomic Scientists.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

    (haf/haf)

  • Demi Berantas Malware, FBI Hack Ribuan Komputer

    Demi Berantas Malware, FBI Hack Ribuan Komputer

    Jakarta

    FBI meretas sekitar 4.200 komputer di Amerika Serikat. Mereka mencari dan menghapus PlugX, malware yang dipakai hacker China untuk mencuri data dari korbannya.

    Dalam pengumuman yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum AS, ada surat pernyataan FBI yang baru diungkap ke publik. Dalam surat pernyataan itu, FBI menyebut ada sindikat hacker China yang dikenal dengan nama Mustang Panda dan Twill Typhoon.

    Dua sindikat ini menggunakan PlugX untuk menginfeksi komputer berbasis Windows di Amerika, Asia, dan Eropa setidaknya sejak tahun 2012. Malware tersebut menginfeksi komputer lewat port USB, beroperasi di background, dan membuat hacker bisa mengakses dan mengirimkan perintah secara remote ke komputer korban.

    Cara kerjanya seperti ini, pertama komputer yang terinfeksi akan menghubungi server kontrol yang dijalankan oleh hacker. Alamat IP server ini dibenamkan si hacker ke dalam malware, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Rabu (15/1/2025).

    Dari situ hacker bisa mengakses data-data milik korban, mencuri data-datanya, termasuk alamat IP. Setidaknya ada 45 ribu alamat IP di Amerika yang mengakses server kontrol itu sejak September 2023.

    FBI berkolaborasi dengan penegak hukum Prancis, yang juga melancarkan operasi serupa, untuk mengakses server kontrol tersebut dan mencari daftar alamat IP dari komputer yang terinfeksi.

    Lalu mereka mengirimkan perintah ke PlugX untuk menghapus file yang dibuat di komputer korban, menyetop aplikasi PlugX, dan menghapus diri sendiri.

    Taktik serupa pernah digunakan FBI pada 2024 lalu untuk menggerebek jaringan Quakbot. Yaitu dengan mengambil alih server dan mengirimkan perintah untuk menghapus diri sendiri.

    (asj/fay)