Negara: Prancis

  • Bertemu Komite Parlemen Uni Eropa, Ravindra Airlangga Dukung Penyelesaian Indonesia-EU CEPA

    Bertemu Komite Parlemen Uni Eropa, Ravindra Airlangga Dukung Penyelesaian Indonesia-EU CEPA

    Bertemu Komite Parlemen Uni Eropa, Ravindra Airlangga Dukung Penyelesaian Indonesia-EU CEPA
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Rombongan Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI yang terdiri dari Mardani Ali Sera, Ravindra Airlangga, Bramantyo Suwondo, dan Jazuli Juwaini menjalankan beberapa rangkaian pertemuan dengan beberapa pimpinan komite parlemen di
    Uni Eropa

    Rangkaian pertemuan itu merupakan salah satu kegiatan untuk memenuhi undangan Parlemen Uni Eropa di Strasbourg, Prancis, Selasa (11/2/2025).
    Dalam pertemuan tersebut, mereka mendapat pendampingan dari Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Belgia Andri Hadi. 
    Pada kegiatan pertama, rombongan BKSAP bertemu dengan Wakil Ketua Komite Perdagangan Internasional Uni Eropa Luliu Winkler. 
    Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak mendorong percepatan perjanjian Indonesian- European Union Comprehensive Economic Partnership (IEU CEPA).
    Adapun saat ini teks perjanjian yang telah disepakati telah mencapai sekitar 80 persen. 
    Pada kesempatan itu, Ravindra menyatakan, perjanjian tersebut berpotensi meningkatkan nilai perdagangan antara Indonesia Uni Eropa sekitar 2 miliar dollar Amerika Serikat (AS). 
    Pertemuan itu turut membahas kebijakan ReFuel Aviation Uni Eropa yang bertujuan meningkatkan penggunaan
    sustainable aviation fuel
    (SAF) di sektor transportasi udara. 
    Namun, penggunaan
    biofuel
    yang berasal dari
    palm fatty acid distillate
    (PFAD) dikecualikan dalam pemenuhan syarat SAF. 
    Di sisi lain, biofuel yang berasal dari PFAD sudah diakui International Civil Aviation Organization (ICAO) sebagai bahan baku SAF.
    Oleh karenanya, BKSAP meminta biofuel dari minyak nabati Indonesia bisa diterima di pasar aviasi sebagai sumber bahan baku berkelanjutan. 
    Pada pertemuan berikutnya, BKSAP berdiskusi dengan Ketua Komite Internasional Parlemen Eropa David Mcallister. 
    Kemudian, BKSAP bertemu dengan Ketua Relasi ASEAN Wouter Beke. Dalam pertemuan ini, para pihak menyepakati pentingnya peran ASEAN dalam menjaga stabilitas kawasan. 
    Kedua pihak juga mempertegas pentingnya menjaga
    rules based order
    (RBO) dalam tatanan hubungan antarnegara. 
    Salah satu masalah yang dibahas adalah sengketa maritim terkait dengan
    nine dash line
    atau sembilan garis pengakuan wilayah laut China di kawasan Laut China Selatan.
    Kedua pihak sepakat masalah itu dapat diselesaikan sesuai mekanisme United Nations on Law of the Sea (UNCLOS) dan
    five point consensus
    Myanmar harus dilaksanakan. 
    Pada pertemuan terakhir, BKSAP bertemu dengan Wakil Presiden Parlemen Eropa Martin Housik. 
    Dalam pertemuan itu, perwakilan Indonesia/Uni Eropa menyampaikan keyakinannya bahwa proses aksesi Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Indonesia dapat berjalan dengan lancar. 
    Sebagai informasi, bergabungnya Indonesia ke OECD diyakini akan meningkatkan kepercayaan global, arus investasi, dan akses pasar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pernikahan Al Ghazali dan Alyssa Daguise Digelar 16 Juni 2025

    Pernikahan Al Ghazali dan Alyssa Daguise Digelar 16 Juni 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Tanggal pernikahan pasangan Al Ghazali dan Alyssa Daguise akhirnya terjawab. Tanggal pernikahan keduanya, diungkap oleh ayah Al Ghazali, Ahmad Dhani digelar pada 16 Juni 2025.

    “Tanggal 16 Juni itu acara akad nikahnya dan live di salah satu stasiun tv swasta. Pernikahannya di Jakarta,” kata Ahmad Dhani kepada wartawan di kawasan Fatmwati, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2025).

    Setelah menggelar akad pernikahan, Ahmad Dhani menyebut, Al Ghazali dan Alyssa Daguise langsung menggelar acara munduh mantu.

    “Tanggal 17 Juni acara ngunduh mantu saya, dan itu semua dilaksanakan di Jakarta,” tambahnya.

    Pentolan Dewa 19 itu menyebut, pernikahan Al Ghazali dan Alyssa Daguise menggunakan busana adat Jawa.

    “Konsep pernikahannya adat Jawa, busananya adat Jawa,” tutup Ahmad Dhani yang menyebut pernikahan putranya, Al Ghazali dengan Alyssa Daguise digelar pada 16 Juni 2025.

    Sebelumnya, Al Ghazali resmi melamar kekasihnya Alyssa Daguise di Danau Como, Italia pada 21 September 2024.

    Tidak hanya itu, ibunda Al Ghazali, Maia Estianty bersama Irwan Mussry telah bertemu dengan orang tua Alyssa Daguise saat berlibur ke Prancis beberapa waktu lalu.

    Pada pertemuan itu, keluarga kedua belah pihak calon mempelai telah sepakat menggelar pernikahan Al dan Alyssa pada Juni 2025 ini.

  • Israel Tolak Usulan Prancis untuk Percepat Penarikan Pasukan dari Lebanon – Halaman all

    Israel Tolak Usulan Prancis untuk Percepat Penarikan Pasukan dari Lebanon – Halaman all

    Israel Tolak Usulan Prancis untuk Percepat Penarikan Pasukan dari Lebanon

    TRIBUNNEWS.COM- Israel telah menolak usulan yang diajukan oleh Prancis yang akan melihat pasukan UNIFIL dan militer Prancis menggantikan pasukan pendudukan Israel di wilayah tertentu di Lebanon selatan, yang ditujukan untuk mempercepat penarikan tentara Israel pada batas waktu yang ditetapkan akan berakhir dalam beberapa hari.

    Perusahaan Penyiaran Israel (KAN) melaporkan awal minggu ini bahwa AS telah mendukung kehadiran tentara Israel “jangka panjang” di Lebanon selatan. 

    Menurut sumber yang dikutip oleh Reuters , Israel telah meminta perpanjangan 10 hari dari batas waktu 18 Februari – yang akan membuat pasukannya ditarik paling lambat 28 Februari. 

    Laporan media Saudi minggu ini juga mengatakan bahwa Israel telah sepakat dengan AS dan Lebanon untuk memperpanjang masa tinggalnya setidaknya selama satu bulan lagi. 

    Hal ini dibantah oleh pejabat Lebanon, termasuk Presiden Joseph Aoun. 

    Aoun menegaskan penolakan Lebanon terhadap perpanjangan lebih lanjut dan membantah apa yang disampaikan oleh saluran Saudi Al-Hadath. 

    Sebuah laporan oleh surat kabar Al-Akhbar yang dirilis pada 12 Februari mengatakan Lebanon juga telah menolak usulan Prancis, dan menentang perubahan apa pun dalam mandat UNIFIL. 

    Saluran 12 Israel melaporkan pada tanggal 10 Februari bahwa Tel Aviv berupaya mempertahankan kehadiran tentaranya di lima titik perbatasan di Lebanon selatan dengan tujuan mempertahankan zona penyangga di daerah tersebut, dan telah meminta AS untuk mendukung perpanjangan baru.

    Mekanisme tripartit yang dipimpin AS yang bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan gencatan senjata mengadakan pertemuan di kota selatan Naqoura pada 14 Februari untuk kelima kalinya. 

    Menurut CENTCOM, “para peserta melaksanakan perencanaan teknis militer untuk pemindahan semua desa yang tersisa di Wilayah Litani Selatan ke kendali penuh [tentara Lebanon] sebelum 18 Februari.” 

    “Kami telah membuat kemajuan signifikan selama beberapa bulan terakhir, dan saya yakin bahwa [Angkatan Bersenjata Lebanon] LAF akan mengendalikan semua pusat populasi di Wilayah Litani Selatan sebelum Selasa depan. Namun, penting untuk diingat bahwa pengaturan Penghentian Permusuhan memiliki banyak komponen dalam 13 paragraf, dan kami akan terus membantu penerapan semua prinsip ini, bahkan setelah tanggal 18 Februari,” kata Mayor Jenderal Jasper Jeffers, wakil ketua Mekanisme AS.

    “Mekanisme ini akan tetap fokus dan melanjutkan kerja sama dengan semua pihak hingga implementasinya tercapai sepenuhnya,” imbuhnya. 

    Sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata, yang didasarkan pada Resolusi PBB 1701, tentara Lebanon seharusnya membubarkan keberadaan dan infrastruktur Hizbullah di selatan Sungai Litani dalam jangka waktu 60 hari, yang berakhir pada tanggal 26 Januari. 

    Pasukan Israel juga diminta untuk mundur dari Lebanon selatan dalam jangka waktu tersebut.

    Namun Tel Aviv mengklaim tentara Lebanon tidak melaksanakan tugasnya dan meminta perpanjangan periode pelaksanaan hingga 18 Februari. 

    Laporan Israel mengklaim Hizbullah berencana membangun kembali kehadirannya di dekat perbatasan setelah tentara Israel mundur.

    Ketika periode implementasi awal berakhir, pasukan Israel membunuh puluhan warga sipil Lebanon saat mereka kembali ke desa-desa tempat mereka mengungsi selama perang.

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Geger Skandal Pelecehan Seksual Dokter: 299 Korban, Umur 1-70 Tahun

    Geger Skandal Pelecehan Seksual Dokter: 299 Korban, Umur 1-70 Tahun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Seorang mantan dokter bedah diadili akhir bulan ini atas tuduhan memperkosa atau melakukan penyerangan seksual terhadap hampir 300 mantan pasien. Ini menjadi skandal yang menggegerkan di negeri itu karena kebanyakan dari korban adalah anak-anak di mana banyak dari mereka tidak sadarkan diri saat peristiwa terjadi.

    Mengutip AFP, pelakunya adalah Joel Le Scouarnec (74). Rata-rata usia korban adalah 11 tahun, tetapi mantan dokter bedah itu juga dituduh memperkosa seorang anak berusia satu tahun dan melakukan kekerasan seksual terhadap seorang pria berusia 70 tahun.

    “Dalam kasus ini, Le Scouarnec adalah satu-satunya terdakwa yang dituduh melakukan kejahatan terhadap ratusan korban,” muat laman itu, dikutip Senin (17/2/2025).

    “Sidang di kota Vannes di Brittany akan diadakan secara terbuka, tetapi kesaksian selama tujuh hari dari para korban yang menjadi sasaran saat masih di bawah umur akan dilakukan secara tertutup,” tambahnya.

    “Tuan Le Scouarnec secara umum mengakui keterlibatannya dalam banyak peristiwa yang dimaksud,” kata jaksa wilayah Stephane Kellenberger.

    Secara rinci, kekerasan seksual dilakukan antara 1989 dan 2014. Saat itu ia bekerja di belasan institusi medis di Prancis bagian barat.

    Le Scouarnec diadili atas 111 pemerkosaan dan 189 penyerangan seksual. Ia menyalahgunakan jabatannya sebagai dokter dan sebagian besar menargetkan anak-anak di mana 256 korban dari 299 korban berusia di bawah 15 tahun.

    Jika terbukti bersalah, Le Scouarnec menghadapi hukuman maksimal 20 tahun penjara. Perlu diketahui, hukum Prancis tidak memperbolehkan hukuman digabungkan meskipun ada banyak korban.

    Le Scouarnec sendiri telah berada di penjara setelah dijatuhi hukuman 15 tahun pada bulan Desember 2020 karena memperkosa dan melakukan penyerangan seksual terhadap empat anak, termasuk dua keponakannya. Banyak korban mengalami trauma saat mengetahui kejadian tersebut, terkadang beberapa dekade kemudian.

    Sebelumnya, asosiasi hak anak, La Voix de l’Enfant (Suara Anak), mengajukan pengaduan pada bulan April 2023 terhadap otoritas kehakiman dan kementerian kesehatan karena “membahayakan nyawa orang lain”. Kasus ini menggema dua bulan setelah warga negara Prancis Dominique Pelicot dihukum karena meminta bantuan puluhan orang asing untuk memperkosa istrinya yang sedang dibius, Gisele Pelicot, sebuah kasus yang menghebohkan dunia.

    (sef/sef)

  • WHO Serukan Label Peringatan Kanker Seperti Rokok pada Minuman Beralkohol di Seluruh Eropa

    WHO Serukan Label Peringatan Kanker Seperti Rokok pada Minuman Beralkohol di Seluruh Eropa

    JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis temuan baru pada Hari Jumat mengenai kurangnya kesadaran yang “mengkhawatirkan” tentang hubungan alkohol dengan kanker di seluruh Eropa, menyerukan peringatan seperti di bungkus rokok yang jelas dan menonjol di wilayah dengan peminum berat di dunia.

    Badan kesehatan global telah berulang kali memperingatkan, alkohol menyebabkan kanker dan telah mendukung pelabelan yang jelas, tetapi belum pernah sereseptif ini dalam seruannya untuk peraturan pemerintah yang baru.

    Awal tahun ini, Kepala Ahli Bedah Umum AS juga menyerukan peringatan risiko kanker pada label minuman beralkohol.

    Alkohol menyebabkan 800.000 kematian di seluruh Eropa setiap tahun tetapi hanya sebagian kecil dari populasi yang menyadari risikonya, kata kantor WHO di Eropa.

    Studi menemukan hanya 15 persen responden yang tahu bahwa alkohol dapat menyebabkan kanker payudara dan 39 persen menyadari hubungannya dengan kanker usus besar.

    “Meskipun kanker menjadi penyebab utama kematian akibat alkohol di Uni Eropa (UE), kesadaran publik tentang hubungan antara alkohol dan kanker masih sangat rendah,” kata WHO, melansir Reuters 15 Februari.

    Bergantung pada regulasi mandiri, seperti yang diinginkan industri, menimbulkan risiko produsen alkohol menggunakan “penempatan yang tidak mencolok dan pesan yang ambigu” atau menggunakan kode QR yang cenderung diabaikan oleh pembeli, katanya.

    Sebaliknya, minuman beralkohol harus menampilkan “peringatan kesehatan yang jelas dan menonjol” dalam format tertulis yang dapat dikombinasikan dengan gambar “untuk memaksimalkan jangkauan dan memberdayakan konsumen dengan informasi yang jelas dan akurat untuk membuat pilihan yang tepat tentang kesehatan mereka,” katanya.

    Piktogram dan pesan teks sederhana bisa sama efektifnya dengan foto yang lebih grafis, kata seorang juru bicara ketika ditanya tentang jenis peringatan.

    Saat ini, hanya tiga dari 27 negara Uni Eropa – Prancis, Lithuania dan Jerman – yang memiliki beberapa bentuk label peringatan, kata WHO.

    Sementara itu, Irlandia berencana untuk memberikan peringatan kanker yang lebih luas pada minuman beralkohol mulai Mei 2026, katanya.

  • Trump-Putin ‘Main Belakang’ di Perang Ukraina, Eropa Uring-uringan

    Trump-Putin ‘Main Belakang’ di Perang Ukraina, Eropa Uring-uringan

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump tampaknya mengubah arah diplomasi global dengan mengutamakan negosiasi langsung dengan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina, sebuah langkah yang membuat para pemimpin Eropa dan pejabat Ukraina khawatir akan tersingkir dari proses tersebut.

    Dilansir The Associated Press, sejumlah pejabat tinggi pemerintahan Trump, termasuk Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, dan utusan khusus Steve Witkoff, dikabarkan akan bertolak ke Arab Saudi dalam waktu dekat untuk melakukan pembicaraan dengan perwakilan Rusia.

    Namun, belum jelas sejauh mana pejabat Ukraina atau Eropa akan dilibatkan dalam perundingan yang direncanakan berlangsung di Riyadh.

    Seorang pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan bahwa Washington masih melihat negosiasi ini sebagai tahap awal dan formatnya masih dapat berubah.

    “Presiden Zelensky akan terlibat dalam negosiasi,” kata Trump kepada wartawan pada Minggu (16/2/2025), tetapi ia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

    Langkah ini muncul setelah pernyataan dari sejumlah penasihat utama Trump, termasuk Wakil Presiden JD Vance, yang menimbulkan kekhawatiran di Kyiv dan berbagai ibu kota Eropa.

    Eropa Merasa Tersingkir dari Proses Negosiasi

    Dalam pidatonya di Munich Security Conference pada Sabtu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan kekecewaannya terhadap pendekatan baru AS yang cenderung mengabaikan Eropa dalam proses perdamaian.

    “Dekade hubungan lama antara Eropa dan Amerika telah berakhir,” ujar Zelensky. “Mulai sekarang, segalanya akan berbeda, dan Eropa harus menyesuaikan diri dengan perubahan ini.”

    Meskipun Gedung Putih membantah bahwa Eropa tidak diajak berkonsultasi, berbagai pertemuan tingkat tinggi yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan Trump masih meninggalkan banyak tanda tanya.

    Dalam kunjungannya ke Eropa, Vance telah berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, serta Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte.

    Namun, banyak pejabat Eropa yang tetap merasa bahwa mereka hanya menjadi penonton dalam strategi baru Trump ini.

    “Mereka mungkin tidak menyukai urutan negosiasi yang sedang berlangsung, tetapi mereka tetap dikonsultasikan,” ujar Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz dalam wawancara dengan Fox News Sunday. “Pada akhirnya, negosiasi ini berada di bawah kepemimpinan Presiden Trump untuk mengakhiri perang ini.”

    Rencana Negosiasi AS-Rusia: Ukraina di Posisi Lemah?

    Laporan terbaru menunjukkan bahwa Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah berbicara melalui telepon minggu lalu, di mana keduanya menyepakati dimulainya pembicaraan tingkat tinggi untuk mengakhiri perang.

    Awalnya, perundingan ini dipresentasikan sebagai dialog dua arah antara Washington dan Moskow, tetapi Trump kemudian mengklarifikasi bahwa Ukraina juga akan terlibat-meskipun tidak dijelaskan di tahap mana mereka akan berpartisipasi.

    Tidak jelas apakah ada perwakilan Ukraina yang akan bergabung dalam pembicaraan di Riyadh. Namun, seorang pejabat Ukraina mengatakan bahwa delegasi Kyiv saat ini sedang berada di Arab Saudi untuk membuka jalan bagi kemungkinan kunjungan Zelensky.

    Sementara itu, Trump mengeklaim bahwa Putin sebenarnya ingin mengakhiri perang tetapi mengingatkan bahwa Rusia tetaplah kekuatan militer yang tangguh.

    “Saya pikir dia ingin menghentikan pertempuran,” kata Trump. “Mereka memiliki mesin perang yang besar dan kuat. Anda tahu, mereka mengalahkan Hitler dan Napoleon. Mereka telah bertempur selama waktu yang sangat lama.”

    Pendekatan baru ini membuat beberapa mantan pejabat AS angkat bicara. Heather Conley, mantan Wakil Asisten Menteri Luar Negeri untuk Eropa Tengah di era Presiden George W. Bush, mengatakan bahwa strategi Trump ini seolah menghidupkan kembali pendekatan geopolitik abad ke-19 dan awal abad ke-20.

    “AS tampaknya berusaha menciptakan pendekatan baru berdasarkan konsep kekuatan besar,” ujar Conley. “Seperti dalam sejarah, hanya negara-negara besar yang memutuskan nasib bangsa lain dan mengambil alih apa yang menguntungkan kepentingan ekonomi serta keamanan mereka, baik melalui pembelian maupun paksaan.”

    Pendekatan ini juga menimbulkan perdebatan internal di dalam pemerintahan Trump sendiri. Beberapa pejabat mendukung rekonsiliasi cepat dengan Rusia, sementara yang lain khawatir bahwa Putin hanya ingin memecah belah aliansi transatlantik dan meningkatkan pengaruh Rusia di Eropa.

    Trump Dorong Rusia Kembali ke G7, Eropa Berang

    Dalam pernyataannya pekan lalu, Trump juga menyebut bahwa ia ingin melihat Rusia kembali bergabung dengan kelompok negara-negara maju G7 (sebelumnya G8 sebelum Rusia dikeluarkan pada 2014).

    “Saya ingin mereka kembali. Saya pikir itu adalah kesalahan untuk mengeluarkan mereka,” ujar Trump. “Ini bukan soal apakah saya suka atau tidak suka Rusia, tetapi saya rasa Putin akan sangat senang jika bisa kembali.”

    Pernyataan ini memicu kemarahan di kalangan pejabat Eropa, yang selama bertahun-tahun telah memberlakukan sanksi terhadap Moskow atas aneksasi Krimea.

    Kesepakatan “Mineral Langka” dengan Ukraina

    Selain itu, ada juga ketegangan yang muncul terkait proposal AS agar Ukraina memberikan akses ke cadangan mineral langka sebagai imbalan atas bantuan militer senilai US$66 miliar yang telah diberikan Washington kepada Kyiv sejak perang dimulai.

    Presiden Zelensky sendiri dikabarkan menolak menandatangani kesepakatan ini untuk saat ini, karena merasa bahwa kesepakatan tersebut terlalu menguntungkan AS dan tidak memberikan jaminan keamanan yang cukup bagi Ukraina.

    Gedung Putih menilai penolakan Zelensky sebagai langkah yang tidak bijaksana dan menegaskan bahwa perjanjian itu justru akan mempererat hubungan ekonomi antara AS dan Ukraina, sesuatu yang tidak diinginkan oleh Moskow.

    Eropa Bersiap Menghadapi Era Baru

    Dalam menghadapi pendekatan baru Trump ini, para pemimpin Eropa mulai menyesuaikan strategi mereka. Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengumumkan bahwa ia akan mengumpulkan pemimpin Eropa di Paris pada Senin untuk mengadakan pertemuan darurat guna membahas langkah selanjutnya terkait Ukraina.

    “Angin persatuan sedang bertiup di Eropa, seperti yang belum pernah kita rasakan sejak masa pandemi Covid-19,” ujar Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noël Barrot kepada media nasional.

    Langkah ini menandakan bahwa Eropa tidak akan tinggal diam menghadapi perubahan kebijakan Washington dan berusaha mencari cara untuk tetap memiliki suara dalam penyelesaian konflik di Ukraina.

    (luc/luc)

  • Eropa Bikin Pertemuan Sendiri soal Ukraina Gara-gara Tak Diajak Trump

    Eropa Bikin Pertemuan Sendiri soal Ukraina Gara-gara Tak Diajak Trump

    London

    Pejabat Amerika Serikat (AS) dan Rusia akan bertemu di Arab Saudi untuk membahas perang Ukraina. Sejumlah negara Eropa pun membuat pertemuan sendiri lantaran tak diajak oleh Presiden AS Donald Trump.

    Dilansir Reuters dan CNN, Minggu (16/2/2025), informasi itu disampaikan oleh seorang anggota parlemen AS dan sumber yang mengetahui rencana tersebut. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang bertemu dengan Wakil Presiden AS JD Vance di Jerman mengatakan Ukraina tidak diundang ke perundingan di Saudi dan Kyiv tidak akan bekerja sama dengan Rusia sebelum berkonsultasi dengan mitra strategis.

    Perwakilan AS Michael McCaul mengatakan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, penasihat keamanan nasional AS Mike Waltz, dan utusan Timur Tengah Gedung Putih Steve Witkoff akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi. Namun, tidak ada penjelasan siapa pihak Rusia yang akan mereka temui.

    Di sela-sela Konferensi Keamanan Munich, McCaul mengatakan tujuan perundingan tersebut adalah untuk mengatur pertemuan antara Presiden AS Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Zelensky demi membawa perdamaian dan mengakhiri konflik.

    Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait rencana perundingan di Saudi. Trump sendiri telah berulang kali berjanji untuk segera mengakhiri perang Ukraina.

    Apa rencana negara-negara Eropa dalam pertemuan tersebut? Baca halaman selanjutnya.

    Upaya Trump Damaikan Ukraina-Rusia

    Foto: Presiden Donald Trump berbicara kepada wartawan di sela-sela menandatangani perintah eksekutif di Ruang Oval Gedung Putih (REUTERS/Kevin Lamarque Purchase Licensing Rights)

    Trump juga telah melakukan panggilan telepon terpisah kepada Putin dan Zelenskiy. Hal itu membuat sekutu-sekutu Washington di Eropa khawatir mereka akan disingkirkan dari proses perdamaian.

    Ketakutan tersebut sebagian besar dikonfirmasi ketika utusan Trump untuk Ukraina mengatakan Eropa tidak akan memiliki tempat di meja perundingan. AS juga mengirimkan kuesioner ke ibu kota-ibu kota Eropa untuk menanyakan apa yang dapat mereka kontribusikan sebagai jaminan keamanan bagi Kyiv.

    Sebelumnya, Menlu AS Rubio juga telah berbicara dengan Menlu Rusia, Sergei Lavrov, pada Sabtu (15/2). Mereka sepakat untuk melakukan kontak rutin guna mempersiapkan pertemuan antara Putin dan Trump.

    Zelensky mengatakan dia akan mengunjungi Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Turki, tetapi tidak mengatakan kapan. Namun, pemimpin Ukraina itu mengatakan bahwa dia tidak berencana untuk bertemu dengan pejabat AS atau Rusia selama kunjungan tersebut.

    Moskow menguasai seperlima wilayah Ukraina dan telah maju perlahan di wilayah timur selama berbulan-bulan, sementara pasukan Kiev yang lebih kecil bergulat dengan kekurangan tenaga kerja dan mencoba untuk mempertahankan sebagian wilayah di Rusia barat.

    Rusia telah menuntut Kiev untuk menyerahkan wilayah dan menjadi netral secara permanen berdasarkan kesepakatan damai apa pun. Ukraina menuntut Rusia untuk menarik diri dari wilayah yang direbutnya dan menginginkan keanggotaan NATO atau jaminan keamanan yang setara untuk mencegah serangan oleh Moskow.

    AS dan Eropa telah memberikan bantuan militer puluhan miliar dolar kepada Ukraina sejak perang dimulai. Trump mengatakan bahwa dia mendukung Ukraina tetapi sedang mencari jaminan untuk pendanaan AS bagi Kyiv.

    AS dan Ukraina saat ini sedang merundingkan kesepakatan yang dapat membuka kekayaan alam Ukraina yang melimpah bagi investasi AS. Tiga sumber mengatakan AS mengusulkan mengambil alih kepemilikan 50% mineral penting Ukraina. Zelensky mengatakan rancangan kesepakatan tersebut tidak memuat ketentuan keamanan yang dibutuhkan Kyiv.

    Harapan Presiden Ukraina

    Foto: Tim Penyelamat Ukraina Berjibaku Padamkan Api Usai Serangan Rudal Rusia (State Emergency Service of Ukraine via REUTERS)

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ingin utusan khusus Donald Trump, Keith Kellogg, mengunjungi garis depan Ukraina timur. Hal itu untuk melaporkan realitas di lapangan kepada presiden AS.

    “Sangat penting bagi saya bahwa ia melihat ini. Saya benar-benar ingin ia menyampaikan semua ini kepada Presiden Trump. Untuk menunjukkan kepadanya, memberi tahu dia,” kata Zelensky di Munich seperti dilansir AFP, Sabtu (16/2/2025).

    Zelensky berharap setelah melihat situasi di lokasi, dia berharap pihak Trump memahami apa yang terjadi. Dia menilai AS membutuhkan pengetahuan tersebut.

    “Dan saya pikir setelah itu kita mungkin akan lebih dekat untuk memahami bagaimana kita melihatnya. Itulah tujuan saya untuk masa depan yang dekat,” kata dia.

    “Pihak Amerika membutuhkan lebih banyak pengetahuan tentang apa yang sedang terjadi,” imbuhnya.

    Eropa Gelar Pertemuan Sendiri

    Foto: PM Inggris Keir Starmer (AFP/OLI SCARFF)

    Para pemimpin Eropa pun berinisiatif untuk menggelar pertemuan darurat soal perang di Ukraina. Sebab, Eropa tak ikut dilibatkan oleh AS.

    Dilansir BBC, Minggu (16/2/2025), Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan pertemuan darurat di Paris itu menjadi ‘momen sekali dalam satu generasi untuk keamanan nasional kita’. Dia mengatakan Eropa harus mengambil peran yang lebih besar di NATO.

    Eropa masih dihantui oleh perjanjian Minsk, yakni kesepakatan gencatan senjata yang gagal antara Ukraina dan Rusia yang dicapai pada tahun 2015. Pembicaraan tersebut, yang ditengahi oleh Prancis dan Jerman, berupaya untuk mengakhiri pertempuran di wilayah Donbas di Ukraina timur.

    Keir Starmer mengaku melihat peran Inggris sebagai upaya menyatukan AS dan Eropa. Dia mengaku ingin untuk memastikan pendekatan yang bersatu untuk perdamaian di Ukraina. Starmer akan mengunjungi Trump di Gedung Putih pada akhir bulan ini.

    Pertemuan lebih lanjut para pemimpin Eropa bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diharapkan terjadi setelah Starmer kembali dari Washington. Starmer menyatakan dirinya ‘berusaha untuk memastikan AS dan Eropa tetap bersatu’ sambil menambahkan keduanya tidak dapat membiarkan perpecahan apa pun dalam aliansi mengalihkan perhatian dari ‘musuh eksternal’.

    “Ini adalah momen sekali dalam satu generasi untuk keamanan nasional kita di mana kita terlibat dengan realitas dunia saat ini dan ancaman yang kita hadapi dari Rusia. Jelas Eropa harus mengambil peran yang lebih besar di NATO saat kita bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk mengamankan masa depan Ukraina dan menghadapi ancaman yang kita hadapi dari Rusia,” ujarnya.

    Menteri luar negeri Polandia Radoslaw Sikorski mengatakan Presiden Prancis Emmanuel Macron telah memanggil para pemimpin Eropa untuk mengadakan pertemuan.

    “Presiden Trump memiliki metode operasi, yang oleh Rusia disebut pengintaian melalui pertempuran. Anda menekan dan melihat apa yang terjadi, lalu Anda mengubah posisi, taktik yang sah. Dan kita perlu merespons,” kata Sikorski.

    Halaman 2 dari 4

    (rdp/rdp)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Modifikasi Tipis, Bikin Mobil Listrik Citroen E-C3 Tampil Manis!

    Modifikasi Tipis, Bikin Mobil Listrik Citroen E-C3 Tampil Manis!

    Jakarta

    Citroen hadir di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 dengan membawa berbagai lini andalannya. Namun satu yang paling menarik perhatian adalah mobil listrik Citroen E-C3 yang dimodifikasi.

    Hadir dengan nama E-C3 All Electric Edition Elegante, mobil listrik andalan Citroen ini dilengkapi dengan beberapa part modifikasi mulai dari livery hingga peleknya.

    Modifikasi Citroen E-C3 All Electric Edition Elegante Foto: Muhammad Hafizh Gemilang

    Bagian paling mencolok dari mobil listrik andalan Citroen ini adalah kaki-kakinya. Penggunaan pelek aftermarket warna putih dan dengan aura balap yang kental membuat tampilan mobil ini langsung berubah.

    Menariknya, kendati memodifikasi pelek bawaannya, Citroen masih tetap mengandalkan ban E-C3. Mobil ini masih pakai ban merek CEAT ukuran 195/65 R15.

    Perlu diingat bahwa modifikasi kaki-kaki pada mobil listrik kerap kali merevisi jarak tempuhnya. Namun, Citroen dalam modifikasi yang ditampilkannya di IIMS 2025 ini masih mengandalkan ban ukuran standar.

    Tampilan Citroen E-CE modifikasi ini juga menarik. Penggunaan warna khas Zesty Orange yang dipadukan dengan warna atap putih Polar White sebenarnya sudah cukup ikonik.

    Namun Citroen rasanya tak ingin membuat bodi mobil ini tampil polos. Pabrikan asal Prancis ini menambahkan livery berupa stiker minimalis yang membuat tampilan keseluruhannya lebih menggugah.

    Pelek Citroen E-C3 All Electric Edition Elegante Foto: Muhammad Hafizh Gemilang

    “Aksen stiker minimalis hitam-putih yang membentang dari pintu depan hingga pilar belakang serta detail bendera Prancis di bawah spion semakin menambah kesan eksklusif. Model ini cocok bagi mereka yang menginginkan tampilan stylish dengan sentuhan modern,” tulis Citroen dalam rilis mereka.

    Citroen mengklaim, dipamerkannya mobil listrik modifikasi resmi ini menunjukkan bahwa E-C3 punya potensi untuk dimodifikasi.

    Terlebih, pada ajang IIMS 2025 ini Citroen menampilkan juga mobil lain yang dimodifikasi dengan tema dinamis atau disebut dengan C3 Edition Dynamique.

    “Kedua model ini tidak hanya mencerminkan kreativitas Citroën dalam desain, tetapi juga menginspirasi konsumen untuk mengeksplorasi berbagai cara mempersonalisasi kendaraan mereka,” tutup Citroen.

    (mhg/rgr)

  • Israel Tolak Usulan Prancis untuk Percepat Penarikan Pasukan dari Lebanon – Halaman all

    Dua Tewas, Tiga Terluka Akibat Serangan Israel di Lebanon – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada Sabtu malam, 15 Februari 2025, serangan pesawat nirawak Israel di Lebanon selatan menewaskan dua orang dan melukai tiga lainnya.

    Insiden ini terjadi di jalan JarjouLouaizeh, wilayah Iqlim al-Tuffah.

    Detil Serangan

    Menurut laporan koresponden Al Mayadeen, kendaraan yang menjadi sasaran serangan tersebut terbakar setelah dihantam rudal berpemandu.

    Sementara itu, pesawat tak berawak Israel juga terpantau terbang di atas Jabal al-Rihane, seperti dilaporkan oleh Jezzine National News Agency.

    Pembongkaran Rumah oleh Pasukan Israel

    Seiring dengan serangan udara, pasukan Israel melaksanakan operasi pembongkaran besar-besaran di beberapa lokasi, termasuk di kota Yaroun di distrik Bint Jbeil.

    Pembongkaran juga terjadi di daerah hutan Labouneh serta di Kfar Kila.

    Dalam waktu kurang dari satu jam setelah serangan di Iqlim al-Tuffah, pasukan Israel kembali melakukan pembongkaran yang menargetkan rumah-rumah tambahan di Yaroun.

    Sebelumnya pada hari yang sama, serangan pesawat tak berawak Israel juga menargetkan lingkungan Aqaba di pinggiran Ainata Bint Jbeil, namun tidak ada korban yang dilaporkan.

    Pelanggaran Gencatan Senjata

    Serangan-serangan ini dianggap sebagai pelanggaran berkelanjutan terhadap perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Lebanon.

    Perjanjian yang mulai berlaku pada 27 November 2024 mengharuskan penghentian semua permusuhan setelah 60 hari.

    Israel seharusnya menarik pasukannya paling lambat pada 26 Januari 2025, dengan perpanjangan hingga 18 Februari 2025.

    Namun, Israel tetap mempertahankan posisinya di Lebanon selatan dan melanjutkan serangan terhadap kota-kota di wilayah tersebut, yang melanggar kesepakatan gencatan senjata serta Resolusi PBB 1701.

    Israel mengeklaim mendapat persetujuan dari pemerintah AS untuk mempertahankan lima pos di Lebanon selatan dan menolak rencana Prancis yang mengusulkan percepatan penarikan pasukannya.

    Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri, menegaskan penolakan Lebanon terhadap kehadiran Israel di lima lokasi tersebut dan menolak perpanjangan batas waktu penarikan pasukan.

    Serangan dan pembongkaran yang dilakukan oleh Israel di Lebanon selatan semakin menambah ketegangan di kawasan yang sudah bergejolak ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • ICRC: 50.000 Orang Hilang dalam Konflik Ukraina-Rusia – Halaman all

    ICRC: 50.000 Orang Hilang dalam Konflik Ukraina-Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang antara Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung sejak Februari 2022 menyebabkan hilangnya banyak orang.

    Komite Palang Merah Internasional (ICRC) melaporkan bahwa hampir 50.000 orang hilang akibat konflik ini.

    Laporan tersebut disampaikan oleh Dusan Vujasanin, kepala Biro Badan Penelusuran Pusat ICRC.

    Vujasanin menyatakan bahwa jumlah orang hilang ini meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu, di mana sebelumnya ICRC mencatat sekitar 23.000 orang hilang pada tahun 2024. “Sejak Februari 2024, jumlah orang hilang yang belum terungkap meningkat lebih dari dua kali lipat mencapai hampir 50.000,” ujar Vujasanin yang dilansir oleh AFP pada Jumat, 14 Februari 2025.

    Profil Orang Hilang

    Sebagian besar orang yang hilang adalah personel militer, terdiri dari prajurit pria dan wanita dari Rusia maupun Ukraina.

    ICRC berusaha untuk mencari tahu kondisi orang-orang ini dan menginformasikan keluarga mereka. “Kami mencoba mencari apakah orang-orang yang hilang tersebut ditahan, dibunuh, atau hilang kontak setelah melarikan diri,” tambah Vujasanin.

    ICRC juga menerima laporan tentang sekitar 16.000 orang yang ditahan sebagai tawanan perang dan warga sipil oleh kedua belah pihak.

    Namun, Vujasanin menekankan bahwa angka tersebut tidak mencerminkan semua tawanan yang masih ditahan, karena beberapa sudah dibebaskan.

    Upaya Perdamaian dan Pertemuan Eropa
    Pertemuan Pemimpin Eropa

    Dalam perkembangan lain, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengusulkan pertemuan darurat antara para pemimpin Eropa pada Sabtu, 15 Februari 2025.

    Pertemuan ini direncanakan berlangsung pada Senin, 17 Februari 2025, untuk membahas berbagai isu penting terkait konflik Ukraina, termasuk upaya Amerika Serikat untuk mengecualikan para pemimpin Eropa dari perundingan perdamaian.

    “Pertemuan ini diharapkan dapat membahas posisi yang harus diambil oleh Eropa terkait keanggotaan Ukraina di NATO di masa depan,” ungkap sumber dari The Guardian.

    Tanggapan dari Pemimpin Eropa

    Presiden Finlandia Alexander Stubb menekankan pentingnya tindakan nyata dari Eropa. “Tidak mungkin kita bisa berdiskusi atau bernegosiasi tentang masa depan Ukraina atau struktur keamanan Eropa tanpa melibatkan pihak Eropa,” kata Stubb kepada wartawan di Munich.

    Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan bahwa perdamaian hanya bisa dicapai jika kedaulatan Ukraina terjamin. “Solusi apapun yang mengarah pada pemisahan keamanan Eropa dan Amerika tidak akan kami terima,” tegas Scholz.

    Perang ini telah menyebabkan peningkatan eksponensial dalam jumlah orang yang hilang, yang kini mencapai antara 1.000 hingga 5.000 kasus per bulan.

    Upaya pencarian dan penyelamatan ini menjadi sangat penting di tengah situasi yang semakin kritis.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).