Negara: Prancis

  • Performa IHSG lebih baik dari sejumlah negara, pelaku pasar respon positif ketahanan ekonomi RI

    Performa IHSG lebih baik dari sejumlah negara, pelaku pasar respon positif ketahanan ekonomi RI

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Performa IHSG lebih baik dari sejumlah negara, pelaku pasar respon positif ketahanan ekonomi RI
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 09 April 2025 – 13:53 WIB

    Elshinta.com – Pasar global anjlok akibat tarif AS dan retaliasi Tiongkok, mendorong alih investasi ke safe haven assets. Namun demikian, performa pasar Indonesia lebih baik dibandingkan negara-negara lainnya dan bahkan Amerika Serikat (AS) sendiri.

    Hal ini tercermin dari data yang dipaparkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (8/4).

    Dalam paparan itu, Sri Mulyani mencatat IHSG melemah -7,8% per 8 April 2025 terhadap 2 April , yaitu hari pengumuman tarif Presiden Trump di “Liberation Day.” IHSG sendiri pada full day 8 April ditutup -7,9% ke 5.996,14.

    Performa pasar Indonesia ini lebih baik dari pelemahan pasar di Italia yang -14,2%, Argentina -14% Vietnam -13,8%, Prancis -11,9%, Singapura -11,8%, Jerman -11,6%, dan bahkan indeks market AS sendiri yang merosot -10,7%.

    Indonesia juga lebih baik dari Inggris yang merosot -10,5%, Kanada -9,7%, Thailand -9,1%, dan Jepang dengan -8,2%.

    Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pergerakan pasar Indonesia yang lebih baik dari sejumlah negara ini artinya market merespon baik ekonomi Indonesia yang resilien. 

    “Saya akui memang jauh lebih baik, sebab market merespon positif resiliensi perekonomian Indonesia,” kata Nafan kepada wartawan saat diwawancarai, Rabu (9/4).

    Paparan ekspor Indonesia ke AS sendiri hanya 2% dari PDB-terendah di Asia Tenggara (dibanding Thailand 11%, Malaysia 10%).

    Adapun meski produk Indonesia dikenakan tarif 32%, tarif ini masih lebih rendah dibanding negara pesaing seperti Bangladesh, Kamboja, China, Sri Lanka, dan Vietnam yang dikenai bea masuk 37-49%.

    Penerapan tarif resiprokal ke Indonesia oleh AS ini malah bisa memperkuat daya saing Indonesia dalam menarik investasi asing langsung (FDI).

    “Insentif dari pemerintah juga menarik sekali dan ditunggu oleh para pelaku pasar,” kata Nafan.

    Sementara itu, Verdhana Sekuritas dalam catatannya Selasa, menyorot acara Sarasehan yang dihadiri Prabowo yang dilakukan  selama enam jam dengan para pemangku kepentingan utama di sektor bisnis, pasar, dan ketenagakerjaan.

    Acara itu turut dihadiri Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Ketua DEN Luhut Panjaitan, Gubernur BI Perry Warjiyo, dan lain-lain.

    Verdhana mencatat bahwa RI melihat tarif resiprokal AS sebagai peluang strategis dan Indonesia akan menggunakan pendekatan konsiliatif, yaitu mengalihkan impor ke produk-produk AS, seperti pertanian, energi, teknologi. Menurut Verdhana, pendekatan ini sangat dimungkinkan.

    Selain itu insentif fiskal juga akan dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan impor AS dan mempertahankan daya saing ekspor. Adapun kuota, lisensi, dan hambatan impor lainnya akan dihapuskan untuk meningkatkan kemudahan berbisnis.

    “Ini adalah sebuah perkembangan besar yang disambut baik oleh komunitas bisnis. Persyaratan TKDN juga akan beralih dari mandat yang kaku ke kerangka kerja berbasis insentif untuk meningkatkan daya saing,” tulis Verdhana.

    Berdasarkan analisis Verdhana, untuk mengurangi surplus perdagangan dengan AS, Indonesia hanya perlu mengalihkan sejumlah kecil impor ke AS, yang berpotensi menurunkan tarif.

    “Sebaliknya, negara-negara seperti Vietnam perlu meningkatkan impor mereka ke AS sebanyak 11 kali (sekitar 30% dari PDB). Hal ini memberikan peluang bagi perusahaan untuk berinvestasi di Indonesia dengan tarif yang berpotensi lebih rendah ke pasar AS,” jelas Verdhana.

    Selain itu pemerintah juga akan memberikan perlindungan sektor padat karya dalam negeri, misalnya tekstil, garmen, dan alas kaki, baik terhadap tarif maupun impor ilegal. Akan ada pembentukan gugus tugas khusus untuk mengurangi risiko PHK.

    Kebutuhan untuk mengeksplorasi pasar baru, seperti Uni Eropa dan kawasan lain, juga merupakan bagian dari rencana pemerintah. Terakhir, reformasi bea cukai, administrasi pajak, dan penegakan hukum akan diprioritaskan untuk mengatasi impor ilegal dan praktik dumping.

    “Pertemuan hari ini semakin mendukung pandangan kami bahwa aksi jual di pasar terlalu berlebihan. Meskipun masih banyak yang harus diurai dari kebijakan tarif timbal balik Trump, kami percaya Indonesia — dengan salah satu tingkat paparan ekspor terendah ke AS dan perdagangan eksternal lebih terlindungi daripada kebanyakan negara,” jelas Verdhana.

    “Lebih jauh, tanggapan pemerintah, baik yang bernada mendamaikan maupun berfokus pada reformasi untuk meningkatkan kemudahan berbisnis, tepat waktu,” lanjut laporan itu.

    Sumber : Elshinta.Com

  • AS Mau Tarik Mundur 10.000 Tentara dari Pintu Rusia, Daya Cegah NATO Melemah di Eropa Timur – Halaman all

    AS Mau Tarik Mundur 10.000 Tentara dari Pintu Rusia, Daya Cegah NATO Melemah di Eropa Timur – Halaman all

    AS Mau Tarik Mundur 10.000 Tentara dari Pintu Rusia, Daya Cegah NATO Melemah di Eropa Timur
     
    TRIBUNNEWS.COM – Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan perubahan signifikan dalam postur militernya dalam konteks peran mereka di aliansi negara-negara NATO.

    AS dilaporkan mempertimbangkan penarikan hingga 10.000 tentara dari Eropa Timur, menurut beberapa sumber yang mengetahui wacana tersebut.

    Eropa Timur merupakan pintu depan Rusia, negara yang diwaspadai negara-negara NATO merujuk aksi ekspansi pasukan Moskow di Ukraina.

    Perkembangan ini, yang dilaporkan oleh NBC News, Selasa (8/4/2025), terjadi hanya tiga tahun setelah pemerintahan Biden memperkuat wilayah tersebut dengan pasukan tambahan pada tahun 2022 untuk melawan invasi Rusia ke Ukraina.

    Para pejabat Eropa telah menyatakan kekhawatiran, memperingatkan kalau langkah tersebut dapat membuat Presiden Rusia Vladimir Putin semakin berani di tengah meningkatnya ketegangan.

    Seth Jones, wakil presiden senior di Pusat Studi Strategis dan Internasional [CSIS], telah memperingatkan bahwa “pengurangan pasukan Amerika akan melemahkan pencegahan,” sebuah pernyataan yang menggarisbawahi risiko besar bagi NATO.

    AS Bukan Lagi Penyelamat NATO

    Potensi penarikan mundur pasukan AS ini menandakan perubahan yang dapat membentuk kembali lanskap operasional NATO dan prioritas strategis Amerika, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang logistik, teknologi, dan papan catur geopolitik yang lebih luas.

    Momen ini bermula pada Februari 2022, ketika invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina memicu respons cepat AS.

    Presiden AS saat itu, Joe Biden mengizinkan pengerahan sekitar 20.000 pasukan tambahan ke Eropa Timur, sehingga total kehadiran Amerika di benua itu menjadi sekitar 100.000.

    Pengerahan pasukan ini, yang terpusat di negara-negara seperti Polandia, Rumania, dan negara-negara Baltik, bertujuan untuk meyakinkan sekutu NATO dan mencegah agresi Rusia lebih lanjut.

    Apa saja rincian pasukan AS di Eropa?

    “Pasukan tersebut mencakup gabungan infanteri, unit lapis baja, dan aset penerbangan, yang dirancang untuk memproyeksikan kekuatan di sepanjang sisi timur NATO,” tulis ulasan situs militer BM.

    Kini, dengan Pentagon yang mempertimbangkan pengurangan hingga setengah dari lonjakan tahun 2022 itu, implikasi terhadap kesiapan militer dan kohesi aliansi menjadi semakin jelas.

    Dari sudut pandang logistik, penarikan 10.000 tentara dari Eropa Timur akan memerlukan pemisahan unit dan peralatan yang cermat.

    Meskipun rincian pastinya masih dirahasiakan, data publik memberikan beberapa petunjuk tentang jejak AS saat ini.

    Pada pertengahan tahun 2024, Komando Eropa Amerika Serikat [EUCOM] mengawasi sekitar 65.000 pasukan AS yang ditugaskan secara permanen, ditambah dengan pasukan rotasi yang meningkatkan jumlah total menjadi lebih dari 100.000 selama puncak penempatan pasukan terkait situasi Perang Ukraina. 

    Polandia menjadi tuan rumah sebagian besar pasukan AS ini, dengan Komando Depan Korps V di Poznań yang berfungsi sebagai pusat perencanaan operasional.

    Sementara itu, Rumania mendukung kehadiran bergilir unit Stryker —pasukan infantri AS yang sangat mobile yang dilengkapi dengan kendaraan lapis baja beroda Stryker, platform seberat 19 ton yang dipersenjatai dengan meriam 30 mm atau rudal anti-tank Javelin, yang mampu melaju hingga kecepatan 60 mil per jam.

    Unit-unit ini, yang dirancang untuk pengerahan cepat, telah menjadi kunci bagi strategi pencegahan NATO.

    “Penarikan pasukan AS dapat berarti pengurangan formasi unit infanteri tersebut, yang berpotensi mengurangi kemampuan Angkatan Darat untuk merespons krisis di wilayah tersebut dengan cepat,” ulas BM menjelaskan risiko yang dihadapi kalau AS benar-benar mengurangi jumlah pasukan mereka di Eropa.

    Pertahanan Eropa Bakal Melemah

    Konsekuensi jika AS menarik sebagian pasukannya ini bukan sekadar angka prajurit, tetap juga memengaruhi kekuatan persenjataan Eropa.

    “Kehadiran AS mencakup kemampuan penting seperti sistem pertahanan udara Patriot, yang dikerahkan di Polandia sejak 2022 untuk melawan ancaman rudal Rusia,” kata BM.

    Patriot, sistem persenjataan jarak jauh dan ketinggian tinggi, dapat melacak dan mencegat rudal balistik pada jarak lebih dari 100 mil, menawarkan perisai terhadap rudal Iskander yang ditempatkan Rusia di Kaliningrad, hanya 300 mil dari Warsawa. 

    “Menghapus sebagian saja dari aset ini dapat meninggalkan celah dalam payung pertahanan NATO, yang memaksa sekutu untuk memikirkan kembali penempatan mereka sendiri,” ulas BM.

    Demikian pula, Resimen Kavaleri ke-2 AS, yang bermarkas di Jerman tetapi sering bergiliran di Eropa Timur, mengerahkan infanteri berkuda Stryker.

    “Penarikannya yang potensial dapat mengurangi kehadiran pasukan darat yang telah menenangkan negara-negara seperti Lithuania, di mana kenangan pendudukan Soviet masih terasa kuat,” kata laporan itu.

    Drone MQ-9 Reaper AS saat terbang di udara. Drone dengan kemampuan pengintaian dan penyerangan ini diklaim kelompok Houthi Yaman sudah lima yang mereka tembak jatuh sejak operasi blokade Laut Merah dilaksanakan. (khaberni/HO)

    Lebih Andalkan Teknologi Ketimbang Pasukan Lapangan

    Selain pengerahkan pasukan di lapangan, Pentagon mengisyaratkan memberi pertimbangan ke NATO untuk kemungkinan pergeseran ke arah solusi yang digerakkan oleh teknologi. 

    Selama dekade terakhir, militer AS telah berinvestasi besar dalam sistem tanpa awak, pengawasan satelit, dan kemampuan serangan presisi untuk mengimbangi tenaga manusia tradisional.

    Drone MQ-9 Reaper, misalnya, telah menjadi andalan operasi Amerika di seluruh dunia.

    Dengan lebar sayap 66 kaki dan jangkauan 1.150 mil, Reaper dapat terbang hingga 24 jam, melepaskan rudal Hellfire atau melakukan penyisiran intelijen.

    Di Eropa Timur, platform semacam itu telah mendukung pemantauan NATO terhadap pergerakan Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina.

    Inisiatif Replicator Pentagon, yang diluncurkan pada tahun 2023, bertujuan untuk mengerahkan ribuan pesawat nirawak berbiaya rendah pada tahun 2026, yang berpotensi memungkinkan AS untuk mempertahankan kewaspadaan situasional bahkan dengan jumlah pasukan yang lebih sedikit.

    “Jika penarikan (pasukan manusia oleh AS) ini berlanjut, hal itu dapat mempercepat penyebaran sistem tersebut, yang mencerminkan tren yang lebih luas dalam menggantikan kehadiran manusia dengan mesin.

    Sistem Rudal Polandia yang di kota Rzeszow yang akan dipindah AS ke Ukraina, namun ditolak karena menjadi pengaman logistik militer untuk Ukraina (CZYTAJRZESZOW.PL – BEZPIECZEŃSTWO)

    Negara-Negara Eropa Tersentak

    Namun, sekutu Eropa mungkin tidak melihat pesawat nirawak dan satelit sebagai pengganti penuh bagi tentara lapangan.

    Wacana AS ini kemudian menyentak negara-negara Eropa untuk lebih mengandalkan kekuatan mereka sendiri.

    Polandia, yang telah muncul sebagai poros pertahanan timur NATO, telah memperkuat militernya sendiri dalam beberapa tahun terakhir.

    Angkatan Bersenjata Polandia kini beranggotakan lebih dari 200.000 personel aktif, didukung oleh anggaran pertahanan sebesar $14 miliar pada tahun 2025—sekitar 4 persen dari PDB, dua kali lipat dari pedoman NATO sebesar 2%.

    Persenjataan Polandia meliputi 250 tank Leopard 2, raksasa buatan Jerman yang beratnya 62 ton, dan dipersenjatai dengan meriam laras halus 120 mm, yang mampu menembus lapisan baja modern pada jarak hingga 3 mil.

    Rumania juga telah melangkah maju, menjadi tuan rumah bagi situs pertahanan rudal Aegis Ashore milik NATO sejak 2016, versi darat dari sistem pencegat SM-3 milik Angkatan Laut.

    Namun, negara-negara ini bergantung pada integrasi AS untuk memaksimalkan efektivitas mereka.

    “Penarikan pasukan AS dapat mendorong mereka untuk mempercepat latihan gabungan atau membeli perangkat keras tambahan, meskipun keterbatasan anggaran dan jadwal produksi dapat membatasi kelincahan mereka.\,” tulis ulasan BM

    Negara-negara Baltik—Estonia, Latvia, dan Lithuania—menghadapi kenyataan yang lebih pahit.

    Dengan jumlah penduduk gabungan hanya 6 juta jiwa, militer mereka kecil tetapi tangguh. Estonia, misalnya, memiliki K9 Thunder, howitzer gerak sendiri Korea Selatan dengan meriam 155 mm dan jangkauan 25 mil, yang diperoleh pada tahun 2024 untuk memperkuat pencegahannya terhadap pasukan Rusia yang berkekuatan 700.000 orang di Ukraina.

    Sebagai konteks, negara-negara ini telah menjadi tuan rumah bagi unit-unit rotasi AS seperti Brigade Lintas Udara ke-173, pasukan terjun payung yang dilatih untuk diterjunkan dengan cepat ke zona-zona yang diperebutkan.

    “Kehilangan pertahanan Amerika itu dapat mengungkap kerentanan, terutama mengingat kedekatan Rusia—perbatasannya dengan Lithuania terletak hanya 150 mil dari Vilnius. NATO telah berjanji untuk beradaptasi, tetapi pertanyaannya tetap apakah pasukan Eropa dapat mengisi kekosongan itu dengan cukup cepat?” ulasan BM menyoroti kerentanan pertahanan negara-negara NATO.

    Fokus AS Berubah

    Secara historis, kehadiran AS di Eropa mengalami pasang surut seiring dengan ancaman global.

    Selama Perang Dingin, Amerika menempatkan lebih dari 300.000 tentara di benua itu, mencapai puncaknya pada 400.000 pada tahun 1950-an sebagai benteng melawan Uni Soviet.

    Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 memicu penarikan pasukan, sehingga mengurangi total pasukan menjadi 62.000 pada tahun 2015.

    Aneksasi Rusia atas Krimea pada tahun 2014 membalikkan tren tersebut, yang mendorong pemerintahan Obama untuk meluncurkan Operasi Atlantic Resolve, serangkaian rotasi yang membawa tank Abrams dan  kendaraan tempur Bradley kembali ke Polandia dan negara-negara Baltik.

    M1A2 Abrams, tank raksasa seberat 68 ton dengan meriam 120 mm dan lapis baja komposit canggih, tetap menjadi simbol komitmen Amerika.

    Mesin turbin gasnya boros bahan bakar—hingga 2 galon per mil—tetapi menghasilkan dominasi medan perang yang tak tertandingi.

    “Lonjakan bantuan dari Biden pada tahun 2022 dibangun di atas fondasi itu, hanya untuk proposal saat ini yang menyarankan pengurangan sebagian,” kata laporan tersebut menyoroti pergeseran sikap AS ke NATO.

    Potensi ditarik mundurnya sebgaian pasukan AS dari Eropa ini tidak terjadi begitu saja.

    Hal ini bertepatan dengan reorientasi strategis ke Indo-Pasifik, di mana peningkatan kekuatan militer Tiongkok menimbulkan tantangan yang semakin besar.

    Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China memiliki 2 juta tentara aktif dan angkatan laut yang terdiri dari 370 kapal, termasuk kapal perusak Tipe 055, kapal seberat 12.000 ton yang dipersenjatai dengan 112 sel peluncur vertikal untuk rudal.

    Sebaliknya, militer Rusia, meskipun tangguh di Eropa, telah digempur oleh Ukraina, kehilangan lebih dari 600.000 korban sejak 2022, menurut perkiraan AS.

    Pentagon mungkin melihat ini sebagai momen untuk mengalihkan sumber daya—mungkin mengalihkan kapal induk seperti USS Gerald R. Ford, dengan 4.500 pelaut dan pesawat tempur F-35C, ke Laut Cina Selatan.

    Langkah tersebut akan sejalan dengan retorika bipartisan selama bertahun-tahun yang memprioritaskan Asia daripada Eropa, sebuah sikap yang digaungkan oleh pidato Menteri Pertahanan Pete Hegseth pada bulan Februari 2025 di Brussels, di mana ia menyatakan bahwa “realitas strategis yang nyata” menuntut fokus untuk melawan Tiongkok.

    “Namun, dampak berantainya bisa melampaui Moskow dan Beijing. Jejak AS yang lebih kecil di Eropa Timur mungkin memberi isyarat kepada sekutu seperti Jepang dan Korea Selatan bahwa komitmen Amerika dapat dinegosiasikan, terutama di bawah pemerintahan yang skeptis terhadap keterlibatan di luar negeri,” tulis BM mengulas efek perubahan sikap dan fokus AS ini.

    Hal itu juga dapat memberanikan aktor yang lebih kecil—Iran, misalnya, yang telah memasok Rusia dengan pesawat nirawak Shahed—atau mempersulit peran Turki di NATO, mengingat posisinya yang berada di antara Timur dan Barat.

    Pentagon bersikeras akan berkonsultasi dengan sekutu, tetapi para pemimpin Eropa sudah mulai kewalahan.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron, berbicara kepada Financial Times pada bulan Februari 2025, menyebut kembalinya pemerintahan Trump sebagai “kejutan listrik” bagi Eropa, dan mendesak UE untuk memperkuat pertahanannya sendiri.

    Pesawat siluman F-35 (OFER ZIDON/FLASH90)

    Eropa Kehilangan Senjata-Senjata Ampuh

    Perangkat keras militer apa yang mungkin akan tetap ada atau disingkirkan seiring wacana AS menarik mundur pasukan dari Eropa? 

    F-35A Lightning II, pesawat tempur siluman dengan jangkauan 1.200 mil dan fusi sensor yang menghubungkannya dengan aset darat dan udara, telah menerbangkan misi pencegahan di atas Polandia sejak 2022.

    Dengan biaya $80 juta per unit, ini adalah aset yang sangat berharga—Su-57 Felon Rusia, pesaing terdekatnya, tertinggal dalam hal kemampuan siluman dan produksi, dengan jumlah yang beroperasi kurang dari 20 unit pada tahun 2025.

    Pengurangan rotasi F-35 dapat menyebabkan hilangnya keunggulan udara, meskipun AS mungkin mengimbanginya dengan pesawat pengebom B-21 Raider, platform siluman generasi berikutnya yang akan mulai beroperasi pada tahun 2027.

    Tank Bradley buatan AS yang dikirim ke Ukraina. /Foto: Militer AS (Via BI)

    Di darat, M2 Bradley, kendaraan tempur infanteri seberat 34 ton dengan senapan rantai 25 mm dan rudal TOW, telah berlatih bersama unit Polandia dan Rumania. Penarikannya akan melemahkan kekuatan lapis baja NATO, terutama terhadap tank T-90 Rusia, yang memiliki lapis baja reaktif dan senapan 125 mm.

    “Ke depannya, langkah Pentagon selanjutnya akan mengungkap kalkulasinya. Dalam 30 hingga 60 hari, kita mungkin akan melihat rotasi pasukan disesuaikan atau kontrak baru ditandatangani—mungkin untuk rudal hipersonik Raytheon, yang melaju dengan kecepatan Mach 5 dan dapat mencapai Moskow dari Polandia dalam hitungan menit,” kata ulasan BM.

    Respons NATO juga akan sama meyakinkannya.

    “Akankah Jerman, dengan Bundeswehr yang beranggotakan 183.000 orang, akhirnya memenuhi janjinya untuk membentuk dua divisi bagi aliansi tersebut? Akankah kenaikan anggaran pertahanan Uni Eropa sebesar €250 miliar, yang diusulkan pada Februari 2025 menurut Bruegel, terwujud? Pertanyaan-pertanyaan ini terus muncul saat AS mempertimbangkan perannya di kawasan yang telah mengandalkan kekuatannya selama delapan dekade,” ulas BM.

    “Pada akhirnya, potensi penarikan pasukan AS ini mencerminkan sebuah negara di persimpangan jalan. Ini bukan hanya tentang 10.000 tentara atau beberapa tank—ini tentang visi Amerika tentang posisi globalnya di era ancaman yang saling bersaing,” lanjut ulasan tersebut.

    Jika benar AS mengeksekusi penarikan pasukannya ini, penurunan logistik, perubahan teknologi, dan pembagian beban dengan sekutu, adalah faktor-faktor yang mengarah pada kalibrasi ulang kekuatan NATO, bukan kemunduran, meski negara-negara Eropa tidak dapat dipungkiri merasa was-was atas wacana AS ini. 

    “Kegelisahan di Warsawa, Bukares, dan Tallinn terasa nyata, sebuah pengingat bahwa pencegahan lebih banyak berkaitan dengan kehadiran daripada kemampuan.”

    “Untuk saat ini, pertimbangan Pentagon menawarkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban: Dapatkah teknologi benar-benar menggantikan pasukan di darat? Akankah Eropa bangkit menghadapi tantangan tersebut? Dan berapa harga yang mungkin harus dibayar jika keseimbangan berubah terlalu jauh dan terlalu cepat? Sejarah menunjukkan bahwa jawaban tersebut akan membentuk lebih dari sekadar nasib Eropa Timur,” tutup ulasan BM.

     

    (oln/bm/*)

     

  • Kerja Sama Sektor Transportasi, Prancis Lirik Proyek BRT Medan hingga LRT Bandung

    Kerja Sama Sektor Transportasi, Prancis Lirik Proyek BRT Medan hingga LRT Bandung

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Prancis menyatakan ketertarikannya untuk memperdalam kerja sama di sektor transportasi Indonesia, mencakup moda darat, laut, udara, dan perkeretaapian.

    Hal ini disampaikan dalam pertemuan antara Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dan Menteri Perdagangan Prancis Laurent Saint-Martin di Jakarta, Rabu (9/4/2025).

    Diskusi kedua pihak juga membahas pengembangan sumber daya manusia, khususnya pelatihan, pendidikan vokasi, serta kerja sama akademik di institusi pendidikan transportasi di bawah Kementerian Perhubungan.

    Pada sektor transportasi darat, Prancis tertarik berpartisipasi dalam pengembangan infrastruktur dan layanan transportasi umum di wilayah perkotaan. Proyek Bus Rapid Transit (BRT) di Medan dan Bandung menjadi salah satu fokus pembahasan untuk meningkatkan mobilitas dan konektivitas perkotaan.

    Kerja sama juga dijajaki di sektor maritim melalui pembaruan nota kesepahaman Certificate of Recognition (COR). MoU tersebut diharapkan berkembang menjadi pengakuan timbal balik terhadap sertifikasi pelaut antara Indonesia dan Prancis.

    “Dengan mengakui sertifikasi kedua negara akan mendorong peluang tenaga kerja, memperkuat kerja sama maritim, meningkatkan manfaat ekonomi bagi kedua negara, serta mendukung efisiensi dan keselamatan operasional industri pelayaran global,” ujar Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi.

    Di sektor penerbangan, dibahas perpanjangan perjanjian kerja sama teknis serta peluang modernisasi peralatan navigasi penerbangan di wilayah udara barat Indonesia. Pemerintah mendorong pelaku industri Prancis untuk berpartisipasi dalam proses pengadaan oleh AirNav Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku.

    Sementara itu, pada sektor perkeretaapian, Prancis menyatakan minat terhadap sejumlah proyek, termasuk pengembangan jaringan kereta Bandung, elektrifikasi lintas Padalarang–Cicalengka, dan percepatan rencana pembangunan LRT Bandung.

    Untuk pengembangan SDM, dibahas kerja sama program magister di bidang Air Navigation Services Management di Toulouse serta pelatihan serupa yang dapat diselenggarakan di Indonesia.

  • Bursa Saham Eropa Babak Belur Gara-gara Tarif Trump

    Bursa Saham Eropa Babak Belur Gara-gara Tarif Trump

    Jakarta

    Sejumlah indeks saham gabungan di Eropa tercatat mengalami penurunan yang cukup signifikan imbas pemberlakuan tarif masuk tambahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke negara-negara di Benua Biru sebesar 20%.

    Melansir dari Reuters, Rabu (9/4/2025), hingga pukul 07.11 GMT atau 14.11 WIB, sejumlah indeks saham unggulan Benua Biru tercatat mengalami penurunan yang cukup signifikan.

    Sebut saja indeks gabungan 17 negara Eropa, STOXX 600, yang merosot 2,5%. Kemudian ada juga indeks acuan Jerman (GDAXI) turun 2,1%.

    Kemudian indeks saham gabungan sektor energi (SXEP) merosot 3,8% karena harga minyak jatuh ke titik terendah dalam empat tahun. Sementara saham pertambangan (SXPP) anjlok 4% karena China selaku eksportir logam terbesar dunia dikenai pungutan besar-besaran sebesar 104%.

    Belum cukup, indeks saham perbankan (SX7P) yang tergolong cukup sensitif terhadap suku bunga merosot 2,8%. Sebab para investor memprediksi adanya penurunan suku bunga dari Bank Sentral Eropa minggu depan untuk menopang ekonomi yang memburuk.

    “Investor juga menjual obligasi pemerintah AS, yang sering dianggap sebagai aset safe haven, karena mereka lari ke tempat yang aman dalam bentuk uang tunai,” tulis Reuters dalam laporannya.

    Sebagai informasi, sebelumnya Trump sudah mengenakan tarif masuk sebesar 25% buat produk baja, aluminium, mobil kepada blok Benua Biru yang beranggotakan 27 negara ini. Belum cukup, Trump kemudian kembali menambah tarif impor dari Uni Eropa sebesar 20% untuk semua barang.

    Menanggapi hal ini, Komisi UE mengusulkan tarif balas dendam pertamanya sebesar 25% pada sejumlah impor AS sebagai respons terhadap tarif baja dan aluminium Trump. Namun, daftar tersebut dipangkas setelah eksekutif Uni Eropa mendapat tekanan dari negara-negara anggotanya.

    Produk seperti, bourbon, anggur, dan susu dikeluarkan dari daftar usai Trump mengancam akan mengenakan tarif balik sebesar 200% pada minuman beralkohol Uni Eropa. Prancis dan Italia yang mana eksportir utama anggur dan minuman beralkohol, sangat khawatir mengenai ancaman Trump tersebut.

    Lebih lanjut para menteri negara-negara Eropa yang mengawasi perdagangan bertemu di Luksemburg pada Senin (7/4) kemarin untuk membahas tanggapan Uni Eropa dan membahas hubungan dengan China. Banyak dari mereka yang menyatakan prioritasnya adalah memulai negosiasi untuk menghapus tarif Trump alih-alih mengambil langkah balas dendam.

    (igo/fdl)

  • Lady Gaga Umumkan Konsernya di Australia Akhir Tahun Ini

    Lady Gaga Umumkan Konsernya di Australia Akhir Tahun Ini

    Saatnya Anda mengikuti rangkuman berita-berita yang bisa meningkatkan ‘mood’ dan membuat semangat.

    Kami akan membawa Anda ke festival multikultural di negara bagian Victoria, dalam Kabar Australia, edisi Rabu, 9 April 2025.

    Merayakan keberagaman budaya di Melbourne

    Saat Anda merasa dunia sedang terpecah akibat sejumlah konflik dan perang, sebuah festival besar di Spotswood, pinggiran barat Melbourne, hadir sebagai pengingat kalau dunia itu indah saat beragam budaya bertemu.

    Melalui seni, musik, makanan, dan cerita, Festival Multikultural Victoria (VMF) menjembatani perbedaan budaya dengan cara merayakannya bersama.

    Festival ini diselenggarakan oleh Komisi Multikultural Victoria, dengan merayakan berbagai budaya bangsa, termasuk budaya Aborigin Australia, kemudian Afrika, Yunani, Italia, Timur Tengah, Meksiko, Prancis, hingga India.

    Kurator Nardia Brancatisano mengikutsertakan musik tradisional Yunani dengan sentuhan kontemporer dalam grup Anagennisi Melbourne; tarian K-Pop dari grup 155cm; pertunjukan oleh grup Arab Marcel Khalife; tarian Bollywood oleh NB Dance; dan grup Afrika Firefly, menampilkan tarian dan permainan drum Afrika Barat, dalam festival yang digelar selama tiga hari tahun ini.

    Laporan selengkapnya bisa dibaca di sini.

    Harapan untuk katak Gippsland yang nyaris punah

    Bukan hanya budaya yang beragam, Australia juga dikenal dengan keberagaman flora dan faunanya.

    Di Kebun Binatang Melbourne, sebuah langkah kecil bagi sains, tetapi lompatan besar bagi dua katak Victoria, tengah berlangsung.

    Spesialis amfibi Zoos Victoria berhasil mengembangbiakkan dua spesies katak Victoria untuk pertama kalinya, yakni katak pohon Watson (Litoria watsonia) dan katak raksasa penggali dari selatan.

    Kedua katak tersebut berasal dari wilayah Gippsland di Victoria timur dan terancam punah.

    Katak pohon Watson terdaftar sebagai spesies yang terancam punah pada tahun 2022 karena kerusakan habitat yang besar yang disebabkan oleh kebakaran hutan.

    Para ilmuwan di Kebun Binatang Melbourne kini berharap bahwa langkah selanjutnya ini akan memastikan kelangsungan hidup spesies tersebut.

    Simak di sini untuk laporannya.

    Lady Gaga umumkan konser di Australia

    Lady Gaga mengumumkan tur dunianya, MAYHEM Ball, akan membawanya ke Australia setelah ia terakhir kali bernyanyi di sini 11 tahun yang lalu.

    Konser tersebut juga akan menjadi konser stadion pertamanya di Australia, dengan jadwal konser di Stadion Marvel Melbourne (5 Desember), Stadion Suncorp Brisbane (9 Desember), dan Stadion Accor Sydney (12 Desember).

    Lady Gaga terakhir kali tampil di Australia selama tur ArtRave: The Artpop Ball tahun 2014.

    Tur MAYHEM Ball, yang diproduksi oleh perusahaan hiburan raksasa Live Nation, akan dimulai di Mexico City pada tanggal 26 April dan akan melewati Singapura, Amerika Utara, Inggris, dan Eropa sebelum berakhir di Australia.

    Bisa diterusin bacanya di sini.

  • Harta Elon Musk hingga Bill Gates Lenyap Rp3.463 Triliun Akibat Tarif Trump

    Harta Elon Musk hingga Bill Gates Lenyap Rp3.463 Triliun Akibat Tarif Trump

    PIKIRAN RAKYAT – Sebanyak 500 orang terkaya di dunia kehilangan sebagian besar kekayaannya dalam waktu singkat akibat kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang kembali mengobarkan perang dagang global.

    Donald Trump secara resmi mengumumkan penerapan tarif impor minimal 10 persen terhadap banyak negara, termasuk Indonesia. Dampaknya, nilai pasar berbagai perusahaan besar merosot tajam, dan kekayaan para miliarder dunia menyusut drastis.

    Total Kekayaan Hilang Setara Rp3.463 Triliun

    Berdasarkan data Bloomberg Billionaires Index per 5 April 2025, total kekayaan yang lenyap dalam sehari mencapai 208 miliar dolar AS, yang jika dikonversi dengan kurs Rp16.652 per dolar AS, setara dengan Rp3.463 triliun. Sebagian besar miliarder yang terdampak adalah warga negara Amerika Serikat.

    Elon Musk Paling Terpukul

    Orang paling terdampak dalam daftar ini adalah Elon Musk, pendiri dan CEO Tesla yang saat ini juga menjabat sebagai penasihat dalam pemerintahan Trump. Dalam sehari, Musk kehilangan kekayaan sebesar 19,9 miliar dolar AS (sekitar Rp331,35 triliun).

    Secara total, penurunan kekayaannya sejak awal tahun (year to date/YTD) mencapai 130 miliar dolar AS, sehingga kini kekayaan bersihnya berada di angka USD 302 miliar (sekitar Rp5.028 triliun).

    Daftar Miliarder yang Kehilangan Harta

    Selain Elon Musk, sejumlah nama besar lainnya juga merugi triliunan rupiah:

    Jeff Bezos – Pendiri Amazon kehilangan 7,59 miliar dolar AS (sekitar Rp126,38 triliun), dengan total kekayaan kini 193 miliar dolar AS (Rp3.213 triliun). Mark Zuckerberg – CEO Meta kehilangan 9,44 miliar dolar AS (Rp157,18 triliun), kekayaannya kini 179 miliar dolar AS (Rp2.978 triliun). Bernard Arnault – Konglomerat asal Prancis yang menaungi Louis Vuitton dan Christian Dior kehilangan 5,23 miliar dolar AS (Rp87 triliun), total kekayaannya tersisa 158 miliar dolar AS (Rp2.630 triliun). Bill Gates – Pendiri Microsoft kehilangan 6,45 miliar dolar AS (Rp107,44 triliun), kini memiliki kekayaan 155 miliar dolar AS (Rp2.580 triliun). Warren Buffett – Bos Berkshire Hathaway kehilangan 10,7 miliar dolar AS (Rp178,18 triliun). Namun, tetap mencatat kenaikan YTD sebesar 12,7 miliar dolar AS (Rp214 miliar), dengan total kekayaan 155 miliar dolar AS (Rp2,6 triliun). Larry Ellison – Mantan CEO Oracle kehilangan 10,1 miliar dolar AS (Rp168,18 triliun), kini memiliki kekayaan 150 miliar dolar AS (Rp2.497 triliun). Larry Page – Pendiri Google kehilangan 4,65 miliar dolar AS (Rp77,41 triliun), dengan total kekayaan 134 miliar dolar AS (Rp2.232 triliun). Steve Ballmer – Mantan CEO Microsoft kehilangan 4,36 miliar dolar AS (Rp72,60 triliun), kekayaannya kini 127 miliar dolar AS (Rp2.113 triliun). Sergey Brin – Pendiri Google lainnya kehilangan 4,38 miliar dolar AS (Rp72,93 triliun), dengan total kekayaan 126 miliar dolar AS (Rp2.096 triliun). Wall Street Terguncang, Pasar Saham Anjlok

    Kebijakan Trump memicu kejatuhan besar di pasar saham AS. Dalam dua hari terakhir, ketiga indeks utama mengalami penurunan tajam:

    Dow Jones turun 9,3% S&P 500 turun 10,5% Nasdaq Composite anjlok 11,4% dan resmi memasuki wilayah bear market — tanda penurunan signifikan dan berkelanjutan di pasar saham.

    Penurunan ini menjadi yang terburuk sejak masa puncak kepanikan pandemi COVID-19 dan menjadi salah satu penurunan kekayaan miliarder terbesar dalam 13 tahun terakhir.

    Tarif Resiprokal dan Dampaknya pada Global

    Pemerintahan Trump memberlakukan tarif resiprokal yang tinggi terhadap banyak negara mitra dagang. Indonesia, misalnya, dikenai tarif impor sebesar 32%, sementara Vietnam mencapai 46% dan Thailand 37%.

    Tarif resiprokal adalah kebijakan di mana tarif impor suatu negara disesuaikan dengan tarif yang diberlakukan negara mitranya. Tujuannya, menurut Trump, adalah untuk menciptakan perdagangan yang lebih adil dan menurunkan defisit perdagangan Amerika.

    Akan tetapi, kebijakan ini justru memicu kekhawatiran resesi global dan menciptakan guncangan besar di pasar modal, terutama karena perusahaan-perusahaan besar AS bergantung pada rantai pasok global dan pasar internasional.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Warga AS Gigit Jari Gara-Gara Tarif Trump, Harga iPhone Terancam Meroket 3 Kali Lipat Sampai Rp59 Juta

    Warga AS Gigit Jari Gara-Gara Tarif Trump, Harga iPhone Terancam Meroket 3 Kali Lipat Sampai Rp59 Juta

    PIKIRAN RAKYAT – Warga Amerika Serikat kini menghadapi kenyataan pahit: harga iPhone bisa meroket hingga tiga kali lipat akibat kebijakan tarif baru dari mantan Presiden Donald Trump.

    Analis memperingatkan, iPhone 16 Pro Max yang sebelumnya dijual seharga 1.599 dolar AS (sekitar Rp25,5 juta) bisa melonjak menjadi 2.300 dolar AS (sekitar Rp36,7 juta), bahkan ada yang memperkirakan bisa mencapai 3.500 dolar AS (sekitar Rp59 juta) jika kenaikan diteruskan sepenuhnya ke konsumen.

    Tarif Trump, Apple, dan Ledakan Harga iPhone

    Kebijakan Tarif Baru: Trump kembali menerapkan tarif besar terhadap impor dari Tiongkok, Vietnam, dan India. Produk dari China — tempat mayoritas iPhone diproduksi — dikenai tarif sebesar 54%, Vietnam 46%, dan India 26%.

    Dampak Langsung ke Harga iPhone:

    iPhone 16 biasa: dari 799 dolar AS (Rp12,7 juta) bisa naik menjadi 1.142 dolar AS (Rp18,2 juta). iPhone 16e: dari 599 dolar AS (Rp9,5 juta) menjadi 856 dolar AS (Rp13,7 juta). iPhone 16 Pro Max 1TB: dari 1.599 dolar AS (Rp25,5 juta) bisa mencapai 2.300 dolar AS (Rp36,7 juta), bahkan diprediksi 3.500 dolar AS (Rp59 juta).

    “Seluruh masalah tarif China ini benar-benar bertentangan dengan ekspektasi kami bahwa ikon Amerika seperti Apple akan mendapatkan perlakuan khusus, seperti sebelumnya,” ujar Barton Crockett, analis dari Rosenblatt Securities.

    Dilema Apple: Serap Biaya atau Bebankan ke Konsumen?

    Apple bisa memilih menyerap sebagian biaya atau membebankannya penuh ke pelanggan. Jika dibebankan sepenuhnya, harga iPhone harus naik 30-43%, menurut Neil Shah dari Counterpoint Research.

    “Matematika cepat kami menunjukkan ini bisa ‘meledakkan’ Apple, berpotensi merugikan hingga 40 miliar dolar AS (Rp674 miliar),” kata Crockett.

    Pelanggan Mulai Berpaling

    Banyak pengguna media sosial mulai menyerukan boikot iPhone. Komentar seperti “Selamat tinggal iPhone, halo Samsung” mulai ramai bermunculan.

    Beberapa menyebut iPhone kini hanya jadi “kemewahan yang tak dibutuhkan.”

    “Pengguna Apple akan mengetahui seperti apa inflasi yang sebenarnya,” tulis seorang pengguna X (dulu Twitter).

    Kondisi Pasar dan Respons Apple Saham Apple anjlok 9,3% pekan lalu, kehilangan 311 miliar dolar AS (Rp5,2 triliun) dalam nilai pasar — hari terburuk sejak Maret 2020. Apple belum memberikan komentar resmi atas kenaikan harga yang diperkirakan ini. Beberapa produksi telah dialihkan ke Vietnam dan India, namun dua negara tersebut juga terdampak tarif.

    “Bahkan jika produksi dipindahkan ke AS, biaya bisa naik 10 kali lipat,” ucap analis TechInsights, Wayne Lam.

    Tarif yang Menyulut Krisis Global Tarif Trump tak hanya menghantam Apple, tapi juga memicu gejolak pasar global. Indeks saham di Eropa dan Asia turun tajam — FTSE 100 Inggris, DAX Jerman, dan CAC 40 Prancis kompak merosot lebih dari 5%.

    Kebijakan tarif “Hari Pembebasan” Donald Trump membawa dampak besar ke Apple dan konsumen. Jika Apple meneruskan biaya tambahan ke pembeli, harga iPhone bisa mencapai rekor tertinggi. Di sisi lain, permintaan yang stagnan dan kritik dari pengguna berpotensi memperburuk posisi raksasa teknologi ini di pasar global.

    “Sulit membayangkan Trump merusak ikon Amerika seperti Apple… Tapi ini terlihat cukup nyata,” ucap Barton Crockett, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Amazon Luncurkan Model Suara AI Baru, Nova Sonic

    Amazon Luncurkan Model Suara AI Baru, Nova Sonic

    Bisnis.com, JAKARTA — Amazon meluncurkan model kecerdasan buatan (AI) generatif terbaru mereka, Nova Sonic. Model ini dirancang untuk memproses suara secara native dan menghasilkan ucapan yang terdengar alami. 

    Melansir dari Techcruch, Rabu (9/4/2025), Nova Sonic hadir sebagai jawaban Amazon terhadap model suara AI terbaru yang dinilai lebih alami dibandingkan model-model suara awal seperti Amazon Alexa. 

    Terobosan teknologi ini menjadikan asisten digital lama, termasuk Alexa dan Siri dari Apple terasa kaku jika dibandingkan dengan model baru ini.

    Model suara Nova Sonic dapat diakses melalui Bedrock, platform pengembang Amazon untuk aplikasi AI perusahaan, melalui API streaming dua arah yang baru. 

    Dalam siaran pers, Amazon menyebut, Nova Sonic sebagai model suara AI yang paling hemat biaya di pasaran, dengan biaya sekitar 80% lebih rendah dibandingkan GPT-4o OpenAI.

    Senior Vice President dan Kepala Ilmuwan AGI Amazon Rohit Prasad mengatakan bahwa komponen Nova Sonic telah terintegrasi dengan Alexa+, versi yang lebih canggih dari asisten suara digital Amazon. 

    Dalam wawancaranya dengan TechCrunch, Prasad menjelaskan bahwa Nova Sonic dibangun di atas keahlian Amazon dalam sistem orkestrasi besar yang menjadi dasar untuk pengembangan Alexa. 

    Salah satu keunggulan Nova Sonic adalah kemampuannya dalam mengarahkan permintaan pengguna ke berbagai API, yang memungkinkan model ini mengetahui kapan perlu mengambil informasi waktu nyata dari internet, menggunakan sumber data internal, atau berinteraksi dengan aplikasi eksternal.

    Nova Sonic juga unggul dalam memahami percakapan dua arah. Selama interaksi, model ini bisa menunggu untuk berbicara “pada waktu yang tepat”, dengan memperhitungkan jeda dan interupsi pembicara. Selain itu, Nova Sonic menghasilkan transkrip teks dari ucapan pengguna yang bisa digunakan oleh pengembang dalam berbagai aplikasi.

    Keunggulan lainnya, Nova Sonic lebih tahan terhadap kesalahan pengenalan ucapan dibandingkan dengan model suara AI lainnya. 

    Amazon mengeklaim bahwa model ini lebih baik dalam memahami maksud pengguna meski mereka berbicara terburu-buru, salah ucap, atau berada di lingkungan bising. 

    Pada tolok ukur Multilingual LibriSpeech, Nova Sonic mencatatkan rasio kesalahan kata (WER) hanya 4,2% untuk bahasa Inggris, Prancis, Italia, Jerman, dan Spanyol. 

    Hal ini menunjukkan bahwa hanya sekitar empat kata dari setiap 100 kata yang diucapkan model ini yang berbeda dari transkripsi manusia.

    Dalam tolok ukur Augmented Multi Party Interaction, yang mengukur interaksi keras dengan banyak peserta, Nova Sonic lebih akurat 46,7% dibandingkan model transkripsi GPT-4o OpenAI. 

    Selain itu, Nova Sonic memiliki latensi terdepan di industri, dengan respons rata-rata 1,09 detik, lebih cepat daripada model GPT-4o yang membutuhkan waktu 1,18 detik untuk merespons.

    Prasad juga menjelaskan bahwa peluncuran Nova Sonic merupakan bagian dari strategi Amazon yang lebih luas untuk membangun AGI (artificial general intelligence), sebuah sistem AI yang dapat melakukan segala hal yang bisa dilakukan manusia di komputer. 

    Ke depannya, Amazon berencana untuk merilis lebih banyak model AI yang mampu memahami berbagai modalitas, seperti gambar, video, suara, dan data sensorik lainnya, serta mengintegrasikan teknologi ini ke dalam dunia fisik.

  • IHSG 9 April 2025 Bakal Lanjutkan Pelemahan? Pasar Tunggu Hasil Negosiasi RI-AS, Tekanan Global Kian Berat

    IHSG 9 April 2025 Bakal Lanjutkan Pelemahan? Pasar Tunggu Hasil Negosiasi RI-AS, Tekanan Global Kian Berat

    PIKIRAN RAKYAT Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka melemah pada perdagangan Rabu pagi, di tengah ketidakpastian global dan sikap investor yang masih menunggu hasil negosiasi dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat.

    Sentimen negatif juga diperparah oleh tekanan eksternal dari bursa global yang turut merosot.

    IHSG dibuka turun 17,70 poin atau 0,30 persen ke posisi 5.978,44, menandai lanjutan dari tren pelemahan yang telah terjadi sejak awal pekan. Indeks LQ45 yang berisi saham-saham unggulan juga sempat turun 1,00 poin atau 0,15 persen ke posisi 666,77.

    “IHSG pun diperkirakan masih akan menghadapi tekanan jual pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi melanjutkan tren pelemahannya,” ucap Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajian pagi ini di Jakarta.

    Sentimen Dalam Negeri: Kekhawatiran Tarif AS dan Reaksi Pemerintah

    Tekanan di pasar domestik terutama dipicu oleh pengumuman bahwa Indonesia termasuk dalam daftar negara yang akan dikenai tarif balasan tinggi oleh AS, yakni sebesar 32 persen. Langkah ini dianggap sebagai bagian dari strategi proteksionisme baru pemerintahan Trump, yang memicu kepanikan di kalangan pelaku pasar.

    Sebagai respons, pemerintah Indonesia disebut tengah menyiapkan delegasi tingkat tinggi untuk menggelar negosiasi langsung dengan AS. Sejumlah usulan seperti relaksasi aturan TKDN, deregulasi Non-Tariff Measures (NTMs), hingga peningkatan impor dari AS telah disiapkan.

    Namun hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari otoritas AS, sementara waktu semakin sempit menuju tenggat pemberlakuan tarif.

    Gejolak Global: Dari AS, China, hingga Eropa

    Dari mancanegara, kondisi pasar juga tengah tidak bersahabat. Di Amerika Serikat, Wall Street ditutup melemah tajam pada perdagangan Selasa 8 April 2025 malam. Investor kehilangan harapan terhadap penundaan penerapan tarif baru oleh AS.

    S&P 500 ditutup anjlok 79,48 poin (1,57%) ke 4.982,77 Dow Jones turun 320,01 poin (0,84%) ke 37.645,59 Nasdaq jatuh 335,35 poin (2,15%) ke 15.267,91

    Kondisi serupa terjadi di Asia. Indeks saham utama regional seperti Nikkei Jepang dan Shanghai Composite China juga mengalami koreksi tajam:

    Nikkei Jepang melemah 820,55 poin (2,49%) Shanghai turun 23,03 poin (0,73%) Kuala Lumpur anjlok 13,46 poin (0,93%) Straits Times Singapura melemah 51,55 poin (1,49%)

    Sementara itu, Gedung Putih telah mengonfirmasi rencana pemberlakuan tarif baru sebesar 104 persen terhadap produk asal China mulai hari ini, Rabu 9 April 2025. Beijing menyebut langkah ini sebagai bentuk “pemerasan” dan menegaskan tidak akan tunduk.

    “Tiongkok tidak akan tunduk pada ancaman pemerasan. Kami akan membela kepentingan nasional kami dengan segala cara,” ujar pernyataan keras dari Kementerian Perdagangan Tiongkok.

    Ketegangan tak berhenti di sana. Di Eropa, Komisi Eropa juga mengusulkan tarif balasan 25 persen terhadap berbagai produk asal AS. Ini merupakan reaksi atas tarif tinggi yang lebih dulu diberlakukan terhadap mobil dan logam asal Eropa.

    Meskipun sempat tertekan selama empat hari berturut-turut, bursa saham Eropa sedikit menguat pada Selasa malam. Namun, investor tetap berhati-hati mengamati reaksi pemerintah masing-masing terhadap kebijakan agresif tarif dari AS.

    STOXX 600 naik 2,72% ke 486,91 DAX Jerman naik 2,48% ke 20.280,26 FTSE 100 Inggris naik 2,71% ke 7.910,53 CAC 40 Prancis naik 2,5% ke 7.100,42 Arah Pasar Selanjutnya: Tergantung Diplomasi

    Kondisi pasar saat ini sangat ditentukan oleh hasil diplomasi perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat. Pelaku pasar akan terus mencermati pernyataan resmi dari Washington D.C. dan kesiapan proposal yang disiapkan oleh delegasi RI.

    “IHSG saat ini sedang berada dalam fase penuh ketidakpastian. Investor wait and see terhadap hasil negosiasi. Jika pemerintah gagal mendapatkan konsesi, tekanan jual bisa berlanjut,” kata Analis Lotus Andalan Sekuritas.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kapal Fregat Angkatan Laut Tetangga Dekat Indonesia Luncurkan Rudal Aster: Sukses Hantam Target – Halaman all

    Kapal Fregat Angkatan Laut Tetangga Dekat Indonesia Luncurkan Rudal Aster: Sukses Hantam Target – Halaman all

    Kapal Fregat Angkatan Laut Tetangga Dekat Indonesia Luncurkan Rudal Aster: Sukses Hantam Target

    TRIBUNNEWS.COM – Berlokasi di lepas pantai Toulon di Perancis beberapa hari lalu, fregat kelas Formidable milik Angkatan Laut Republik Singapura, RSS Formidable melakukan uji peluncuran rudal permukaan-ke-udara, Aster.

    Dalam uji coba yang tidak disebutkan namanya itu, negara tetatangga dekat Indonesia itu memamerkan  rudal permukaan-ke-udara Aster.

    Rudal surface-to-air guided missile itu diluncurkan dari fregat kelas Formidable milik Angkatan Laut Republik Singapura, RSS Formidable.

    Dilaporkan, Rudal Aster berhasil menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak yang menjadi sasaran peluncuran uji coba tersebut.

    “Ini adalah kesempatan penting bagi Angkatan Laut Republik Singapura untuk meningkatkan kemampuan peperangan intensitas tinggi dan memastikan tingkat kesiapan sistem kami,” menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Angkatan Laut Singapura melalui halaman Facebooknya dikutip dari DSA, Selasa (8/4/2025).
      
    Turut menyaksikan uji peluncuran tersebut adalah Panglima Angkatan Laut Singapura Rear Admiral (RADM/bintang dua), Sean Wat dan Panglima Armada RADM, Kwan Hon Chuong.

    “Kami juga menyampaikan apresiasi kepada mitra kami dari Badan Sains dan Teknologi Pertahanan (DSTA), serta mitra Prancis kami, yaitu Angkatan Laut Prancis (Marine Nationale), Défense Méditerranée – Cecmed, dan Direction Générale de l’Armement, atas kerja sama erat mereka dalam melaksanakan uji tembak ini dengan sukses,” kata pernyataan Angkatan Laut Singapura.

    LUNCURKAN RUDAL – Peluncuran rudal Aster 15. Rudal surface-to-air guided missile itu diluncurkan dari fregat kelas Formidable milik Angkatan Laut Republik Singapura, RSS Formidable dalam uji coba baru-baru ini di Pantai Toulon, Perancis.

    Seputar Rudal Aster di Kapal Perang Singapura

    Fregat kelas Formidable milik Angkatan Laut Republik Singapura dilengkapi dengan Rudal Aster 15 dan Rudal Aster 30.

    Ini adalah sistem pertahanan udara jarak menengah yang dirancang untuk memberikan perlindungan komprehensif terhadap berbagai ancaman udara termasuk rudal, pesawat tempur, dan drone.
     
    Rudal Aster 15 memiliki jangkauan efektif sekitar 30 kilometer dan dirancang khusus untuk pertahanan udara jarak menengah dan mampu mencegat ancaman seperti jet tempur, drone, dan rudal yang masuk dengan akurasi tinggi.
     
    Adapun Rudal Aster 30 memiliki jangkauan efektif 120 hingga 150 kilometer, tergantung pada konfigurasi sistem dan jenis target.

    RUDAL ASTER – Rudal dari permukaan ke udara Aster yang diuji coba peluncurannya oleh Singapura. Rudal ini adalah bagian dari sistem pertahanan udara jarak menengah yang dirancang untuk memberikan perlindungan komprehensif terhadap berbagai ancaman udara termasuk rudal, pesawat tempur, dan drone.

    Ia digunakan untuk pertahanan udara jarak jauh dan mampu menghadapi ancaman berkecepatan tinggi termasuk rudal balistik.

    Kedua rudal diluncurkan secara vertikal melalui sistem peluncuran vertikal (VLS), dan dilengkapi dengan sistem pemandu radar aktif dan kemampuan manuver tinggi untuk memastikan efisiensi dalam mencegat target di berbagai ketinggian dan kecepatan.

    Penggunaan rudal permukaan-ke-udara Aster 15 dan Aster 30 pada fregat kelas Formidable menyediakan kemampuan pertahanan udara lapis pertama yang penting, sehingga meningkatkan kemampuan bertahan hidup dan efektivitas tempur kapal di lingkungan operasional berisiko tinggi.

    KAPAL FREGAT – Fregat kelas Formidable milik Singapura. Baru-baru ini Singapura melakukan uji coba peluncuran rudal Aster 15. Rudal surface-to-air guided missile itu diluncurkan dari fregat kelas Formidable milik Angkatan Laut Republik Singapura, RSS Formidable dalam uji coba baru-baru ini di Pantai Toulon, Perancis.

    Jenis Kapal Perang Singapura

    Angkatan Laut Republik Singapura menugaskan fregat kelas Formidable pada tahun 2008-2009.
      
    Terinspirasi oleh fregat kelas “La Fayette” milik Angkatan Laut Prancis, Singapura memberikan kontrak kepada perusahaan Prancis DCN (sekarang Naval Group) untuk membangun enam fregat kelas Formidable, dimulai dengan kapal utama, RSS Formidable, yang dibangun di Prancis.

    RSS Formidable pertama dibangun di Prancis sementara lima fregat kelas Formidable berikutnya dibangun di Singapura di bawah program transfer teknologi dengan ST Marine.

    Kapal pertama RSS Formidable, RSS Intrepid, RSS Steadfast dan RSS Tenacious ditugaskan pada tahun 2008 sedangkan dua kapal terakhir, RSS Stalwart dan RSS Tenacious ditugaskan pada tahun 2009.

    Fregat kelas Formidable milik Angkatan Laut Singapura adalah kapal kelas fregat yang dirancang untuk menjadi “siluman” dengan Radar Cross Section (RCS) yang rendah dan tanda akustik, inframerah, dan elektromagnetik yang sangat rendah.

    Fregat kelas Formidable benar-benar sesuai dengan namanya karena memiliki panjang 114 meter dan berat 3.200 ton – memungkinkan mereka untuk membawa berbagai sistem persenjataan dan peralatan untuk menjaga kepentingan maritim Singapura.

    Kapal ini dilengkapi dengan sistem komunikasi dan elektronik canggih yang sebagian besar dipasok oleh perusahaan lokal, Badan Sains dan Teknologi Pertahanan (DSTA) dan Singapore Technologies Electronics.

    Angkatan Laut Republik Singapura secara resmi telah memulai Program Peningkatan Usia Pertengahan untuk enam fregat kelas Formidable, sebuah langkah yang mencerminkan komitmen negara untuk terus mempertahankan angkatan laut yang modern dan berkemampuan tinggi di tengah meningkatnya tantangan keamanan maritim regional.

    Program MLU bertujuan untuk memastikan fregat tetap relevan dan kompetitif setelah tahun 2040.

    Program peningkatan ini diumumkan pada akhir tahun 2023 dan akan dilaksanakan oleh ST Engineering Marine berdasarkan kontrak dari Kementerian Pertahanan Singapura (MINDEF), dengan dukungan teknis utama dari perusahaan Prancis, Naval Group, yang juga merupakan perancang asli kelas fregat tersebut.

    KAPAL FREGAT – Fregat kelas Formidable milik Singapura. Baru-baru ini Singapura melakukan uji coba peluncuran rudal Aster 15. Rudal surface-to-air guided missile itu diluncurkan dari fregat kelas Formidable milik Angkatan Laut Republik Singapura, RSS Formidable dalam uji coba baru-baru ini di Pantai Toulon, Perancis.

    Spesifikasi Teknis Fregat kelas Formidable Angkatan Laut Republik Singapura

    Berikut ini adalah spesifikasi teknis fregat kelas Formidable milik Angkatan Laut Republik Singapura (TLRS) , yang merupakan salah satu kapal perang permukaan paling mumpuni di Asia Tenggara:

    Spesifikasi Umum:
     
    Kelas Kapal: Fregat kelas Formidable

    Jumlah Kapal: 6 unit
    Asal Desain: Berdasarkan kelas La Fayette (Prancis), dengan modifikasi ekstensif sesuai dengan persyaratan TLRS

    Desainer Asli: Naval Group (sebelumnya DCNS), Prancis

    Pabrikan: Naval Group (kapal pertama), ST Engineering Marine (lima kapal berikutnya)

    Dimensi dan Berat:

    Panjang: 114,8 meter

    Lebar: 16,3 meter

    Perpindahan: Sekitar 3.200 ton

    Ketinggian Air (Draft): 6 meter

    Sistem Tenaga dan Penggerak:
      
    Sistem Propulsi: CODAD (Gabungan Diesel dan Diesel)

    Mesin: 4 × MTU diesel (terpasang ganda)

    Kecepatan Maksimum: 27 knot (sekitar 50 km/jam)

    Jangkauan Operasi: Lebih dari 4.000 mil laut pada kecepatan 15 knot

    Kru: Sekitar 70–90 orang, termasuk perwira dan kru, dengan otomatisasi tinggi

    Kemampuan Perang dan Sistem Elektronik:

    Sistem Manajemen Tempur (CMS): Thales TACTICOS CMS

    Radar Kontrol Udara dan Permukaan:

    Radar Multifungsi 3D Thales Herakles

    Navigasi radar tambahan

    Sistem Manajemen Elektronik dan Perang Elektronik:

    ESM (Tindakan Dukungan Elektronik) dan ECM (Tindakan Penanggulangan Elektronik)
    Sonar:

    Sonar deteksi bawah air (sonar yang dipasang di haluan)

    Sistem untuk operasi perang anti-kapal selam (ASW)

    Persenjataan:

    Sistem Rudal Udara-ke-Udara:

    32 sel peluncur vertikal Sylver A50 untuk rudal SAM Aster 15/Aster 30

    Sistem Rudal Anti-Kapal:

    8 × peluncur Harpoon Block II (akan digantikan oleh Blue Spear dalam program MLU)

    Meriam Utama:

    1 × Senapan Super Cepat OTO Melara 76mm

    Sistem Pertahanan Dekat (CIWS):

    1 × Raytheon Phalanx 20mm Blok 1B CIWS

    Torpedo:

    2 × peluncur torpedo 324mm (Peluncur Tiga Tabung) untuk torpedo anti-kapal selam ringan (seperti Eurotorp MU90 atau sejenisnya)

    Kemampuan Helikopter:

    Hanggar dan Dek Pendaratan:

    Mampu mengoperasikan 1 helikopter laut tipe Sikorsky S-70B Seahawk

    Peran Helikopter:

    Perang anti-kapal selam (ASW), pengawasan, SAR, dan menyerang target permukaan

    Fitur Tambahan:
     
    Desain Siluman:

    Karakteristik penampang radar (RCS) rendah untuk operasi siluman

    Interoperabilitas Tinggi:

    Cocok untuk operasi gabungan dengan angkatan laut AS, Australia, dan FPDA

    Siap untuk Modernisasi:

    Desain modular yang memudahkan peningkatan seperti pada program MLU

    Fregat kelas Formidable dirancang untuk bertindak sebagai kapal komando dalam kelompok penyerang laut dan mampu melakukan operasi multidimensi secara bersamaan, menjadikannya salah satu fregat paling mumpuni di kawasan Indo-Pasifik.

     

    (oln/dsa/*)