Negara: Prancis

  • Jumlah Korban Jiwa Kecelakaan Mobil BMW di Surabaya Jadi 2 Orang, Sopir Terpengaruh Alkohol – Halaman all

    Jumlah Korban Jiwa Kecelakaan Mobil BMW di Surabaya Jadi 2 Orang, Sopir Terpengaruh Alkohol – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Terjadi kecelakaan maut di kawasan Makam Pahlawan, Jalan Mayjend Sungkono, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/4/2025) dini hari.

    Kecelakaan tersebut melibatkan sebuah mobil BMW dan tiga pengendara sepeda motor.

    Terkini, korban tewas dalam kecelakaan tersebut bertambah, jumlahnya menjadi dua orang.

    Awalnya, kecelakaan ini hanya menyebabkan satu orang pemotor tewas dan dua lainnya mengalami luka berat.

    Akan tetapi, korban luka berat berinisial SN (71), pengendara motor Honda Astrea dengan nomor polisi (nopol) L-9970-OZ dikabarkan meninggal dunia.

    Warga Jember, Jawa Timur tersebut meninggal dunia saat menjalani perawatan di RS Bhayangkara Surabaya, Senin (14/4/2025) dini hari. 

    “Iya, korban meninggal dalam perawatan,” ujar Kasat Lantas Polrestabes Surabaya AKBP Herdiawan Arifianto saat dihubungi Surya Malang, Senin.

    Saat disinggung terkait dugaan penyebab kecelakaan, Arifianto menyatakan, sopir mobil BMW berinisial AA (25) mengemudi dalam keadaan terpengaruh minuman beralkohol. 

    “Berdasarkan hasil pemeriksaan alkohol portable didapatkan hasil 0,030 atau ±30 persen,” ungkapnya. 

    Namun, mengenai penetapan tersangka terhadap sopir asal Jalan Hayam Wuruk, Purworejo, Pasuruan ini, Arifianto menyebut pihaknya akan melakukan gelar perkara.

    “Untuk penetapan (status hukum) insyaallah hari ini (Senin, 14 April 2025),” tuturnya.

    Kejadian Kecelakaan  

    Kanit Laka Satlantas Polrestabes Iptu Suryadi mengatakan, pada hari kejadian, kecelakaan itu mengakibatkan pemotor Honda Beat dengan nomor polisi L-4788-BAS, berinisial AFN (20), warga Babatan, Wiyung, Surabaya, meninggal dunia di lokasi. 

    Lalu pemotor ojek online Honda Scoopy bernopol L-3836-SM yang dikendarai MTS (24) yang membonceng penumpang warga negara asing (WNA) Prancis, RPM (27) juga mengalami luka ringan.

    Kronologi kecelakaan berawal ketika mobil BMW berjalan dari arah timur ke barat di Jalan Mayjen Sungkono. 

    Setibanya di TKP, pengemudi mobil BMW diduga tidak konsentrasi sehingga menabrak tiga pengendara motor yang melaju searah di depannya. 

    Masing-masing ialah motor Honda Beat bernopol L-4788-BAS, motor Honda Astrea bernopol L-4970-OZ, dan motor Honda Scoopy bernopol L-3836-SM.

    “Kemudian Mobil BMW oleng ke kiri menabrak pohon depan TMP.”

    “Akibat laka lantas tersebut Aditya Febriansyah Nur Fauzi meninggal dunia di TKP,” ujar Suryadi.

    Salah satu korban selamat, Sukirman mengatakan, dirinya sempat melihat pengemudi mobil BMW tersebut setelah kecelakaan. 

    Menurutnya, pengemudi tampak seperti orang yang kehilangan kesadaran. 

    “Setelah menabrak, dia keluar dari mobilnya dengan langkah sempoyongan, seolah-olah sedang mabuk berat,” ujar Sukirman, Minggu.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Kecelakaan Maut BMW Seruduk 3 Pemotor di Surabaya Diduga karena Sopir Mabuk, Korban Tewas Bertambah.

    (Tribunnews.com/Deni)(SuryaMalang.com/Luhur Pambudi)

  • Netanyahu Geram Prancis Akan Akui Negara Palestina: Macron Salah Besar!

    Netanyahu Geram Prancis Akan Akui Negara Palestina: Macron Salah Besar!

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengecam keras Presiden Prancis Emmanuel Macron atas rencananya untuk memberikan pengakuan bagi negara Palestina. Netanyahu menyebut Macron “salah besar” dengan rencana tersebut.

    “Presiden Macron salah besar dalam terus mempromosikan gagasan negara Palestina di jantung tanah kami — sebuah negara yang aspirasi satu-satunya adalah menghancurkan Israel,” kata Netanyahu dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Senin (14/4/2025).

    Netanyahu menanggapi pernyataan Macron pekan lalu, ketika sang Presiden Prancis mengatakan negaranya dapat mengakui negara Palestina dalam beberapa bulan ke depan.

    “Sampai hari ini, tidak ada satu pun tokoh dalam Hamas atau Otoritas Palestina yang mengutuk kengerian pembantaian terburuk terhadap orang Yahudi sejak Holocaust,” ucapnya merujuk pada serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang Gaza.

    Netanyahu menggambarkan hal ini sebagai “keheningan yang menyingkapkan sikap mereka yang sebenarnya terhadap negara Yahudi”.

    “Kami tidak akan membahayakan keberadaan kami karena ilusi yang terpisah dari kenyataan, dan kami tidak akan menerima ceramah moral tentang pembentukan negara Palestina yang akan mengancam kelangsungan hidup Israel — terutama dari pihak-pihak yang menentang pemberian kemerdekaan kepada Corsica, Kaledonia Baru, Guyana Prancis, dan wilayah-wilayah lainnya, yang kemerdekaannya tidak akan memberikan ancaman apa pun bagi Prancis,” sebutnya.

    Macron, dalam wawancara dengan televisi France 5 yang disiarkan pada Rabu (9/4) lalu, mengatakan bahwa Prancis dapat mengambil langkah tersebut selama konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada Juni mendatang.

    Dia mengatakan dirinya mengharapkan hal ini akan memicu pengakuan timbal balik atas Israel oleh negara-negara Arab.

    “Kita harus bergerak menuju pengakuan, dan kita akan melakukannya dalam beberapa bulan mendatang,” kata Macron pada saat itu.

    “Saya akan melakukannya karena saya meyakini bahwa suatu saat nanti, hal itu akan benar dan karena saya juga ingin berpartisipasi dalam dinamika kolektif, yang juga harus memungkinkan semua orang yang membela Palestina untuk mengakui Israel pada gilirannya, yang banyak dari mereka tidak melakukannya,” ucapnya.

    Pernyataan itu memicu kritikan dari kelompok sayap kanan di Prancis, yang membuat Macron mengklarifikasi pernyataan awalnya.

    “Saya mendukung hak sah warga Palestina untuk memiliki negara dan perdamaian, sama seperti saya mendukung hak warga Israel untuk hidup dalam kedamaian dan keamanan, keduanya diakui oleh tetangga-tetangga mereka,” ujarnya.

    Lihat juga Video ‘Israel Telah Menguasai 50 Persen Wilayah Gaza’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rudal Rusia Hantam Sumy Saat Warga ke Gereja Rayakan Minggu Palma, 34 Tewas Termasuk Anak-Anak – Halaman all

    Rudal Rusia Hantam Sumy Saat Warga ke Gereja Rayakan Minggu Palma, 34 Tewas Termasuk Anak-Anak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Serangan rudal balistik Rusia di Kota Sumy, Ukraina, pada Minggu (13/4/2025) pagi, menewaskan sedikitnya 34 orang dan melukai 83 lainnya.

    Dikutip dari The Guardian, dua rudal menghantam pusat kota yang ramai saat warga sedang menuju gereja untuk merayakan Minggu Palma.

    Salah satu rudal menghantam sebuah bus listrik penuh penumpang. Dua anak-anak termasuk di antara korban tewas.

    Prancis, Jerman, Inggris dan Italia Mengecam

    Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyebut serangan ini sebagai bukti bahwa Rusia secara terang-terangan menolak perdamaian dan menghina upaya diplomatik.

    “Semua orang tahu bahwa hanya Rusia yang menginginkan perang ini,” ujar Macron dalam pernyataan yang dikutip berbagai media Prancis.

    “Hari ini jelas bahwa Rusia sendiri ingin melanjutkannya, menunjukkan penghinaannya terhadap kehidupan manusia, hukum internasional, dan upaya diplomatik yang dilakukan oleh Presiden (Donald) Trump,” katanya.

    Macron menegaskan langkah-langkah tegas diperlukan untuk mendorong gencatan senjata.

    “Prancis bekerja tanpa lelah untuk mencapai tujuan ini, bersama para mitranya,” tambahnya.

    Kanselir Jerman, Friedrich Merz juga mengecam keras serangan tersebut.

    Dalam wawancara dengan penyiar ARD, Merz menyebutnya sebagai “tindakan pengkhianatan” dan “kejahatan perang yang disengaja dan terencana”.

    Menurutnya, niat baik negara-negara Barat untuk berdiskusi dengan Rusia malah ditafsirkan sebagai kelemahan oleh Presiden Vladimir Putin.

    Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni menyebut serangan itu sebagai aksi “pengecut” dan “menghancurkan semua peluang keterlibatan nyata demi perdamaian”.

    Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengecam keras serangan rudal Rusia yang menewaskan puluhan warga sipil di Kota Sumy, Ukraina.

    Dalam pernyataan resminya yang dipublikasikan di platform X, Starmer menyampaikan belasungkawa dan menyerukan gencatan senjata segera.

    “Saya terkejut dengan serangan mengerikan Rusia terhadap warga sipil di Sumy, dan pikiran saya tertuju pada para korban serta orang-orang yang mereka cintai di masa tragis ini,” tulisnya.

    Starmer menegaskan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menunjukkan komitmen terhadap perdamaian.

    Menurutnya, kini giliran Presiden Rusia Vladimir Putin untuk bertindak.

    “Putin sekarang harus menyetujui gencatan senjata penuh dan segera tanpa syarat,” tegas Starmer.

    Pernyataan ini menambah daftar panjang kecaman internasional terhadap serangan yang terjadi saat umat Kristen Ukraina tengah merayakan Minggu Palma.

    Insiden tersebut memicu reaksi keras dari sejumlah pemimpin dunia yang menilai aksi Rusia sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

    Reaksi Amerika

    Presiden Amerika Serikat, Donald Trump turut mengomentari insiden tersebut saat berbicara kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One.

    “Saya pikir itu hal yang mengerikan. Dan saya diberitahu mereka melakukan kesalahan,” kata Trump seperti dilaporkan Agence France-Presse.

    Ketika ditanya lebih lanjut soal apa yang ia maksud dengan “kesalahan”, Trump menjawab, “Anda akan bertanya kepada mereka,” tanpa memberikan kejelasan lebih lanjut.

    Kecaman juga datang dari Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio.

    Dalam unggahan di akun resminya di platform X, Rubio menulis:

    “Amerika Serikat menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada para korban serangan rudal Rusia yang mengerikan hari ini di Sumy. Ini adalah pengingat tragis mengapa Presiden Trump dan pemerintahannya meluangkan begitu banyak waktu dan upaya untuk mencoba mengakhiri perang ini dan mencapai perdamaian yang adil dan abadi.”

    Utusan Khusus AS untuk Ukraina, Keith Kellogg, juga mengecam keras insiden ini.

    “Serangan Minggu Palma hari ini oleh pasukan Rusia terhadap sasaran sipil di Sumy melewati batas kesopanan apa pun,” katanya.

    Analis The Guardian, Dan Sabbagh, menilai bahwa jumlah korban sipil yang tinggi di Sumy dapat mendorong pemerintahan Trump untuk bersikap lebih tegas dalam negosiasi damai dengan Moskow.

    Selama dua bulan terakhir, pembicaraan damai berjalan lambat, sementara Washington memilih strategi dialog langsung dengan Rusia namun cenderung bungkam atas serangan terhadap warga sipil.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Menteri Energi AS Pede Harga Minyak Lebih Rendah pada Masa Pemerintahan Trump

    Menteri Energi AS Pede Harga Minyak Lebih Rendah pada Masa Pemerintahan Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi Amerika Serikat (AS), Chris Wright, optimistis harga minyak pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump akan lebih rendah dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya.

    “Di bawah kepemimpinan Presiden Trump dalam empat tahun ke depan, kita hampir pasti akan melihat harga energi rata-rata yang lebih rendah daripada yang kita lihat dalam empat tahun terakhir pemerintahan sebelumnya,” kata Wright dalam sebuah pengarahan dengan wartawan di Riyadh dikutip dari Bloomberg, Senin (14/4/2025).

    Meski demikian, Wright menolak berkomentar mengenai target harga tertentu.

    AS di bawah Biden sering berselisih dengan Arab Saudi mengenai kebijakan energi setelah AS merasa permohonannya untuk meningkatkan produksi dan menurunkan harga untuk mengatasi inflasi diabaikan. Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah rata-rata sekitar US$83 per barel antara 2017 dan 2021.

    “Saya tidak dapat berkomentar mengenai harga minyak saat ini atau ke mana arahnya, tetapi jika Anda mengurangi hambatan investasi, mengurangi hambatan untuk membangun infrastruktur, Anda dapat menurunkan biaya pasokan energi,” kata Wright.

    Harga minyak telah menurun baru-baru ini setelah Arab Saudi dan negara-negara penghasil minyak lainnya berjanji untuk meningkatkan produksi dan Trump mengguncang pasar dengan tarif yang luas. 

    Minyak mentah turun menjadi kurang dari US$65 per barel, level terendah sejak pandemi virus corona dan jauh di bawah level di mana Arab Saudi menyeimbangkan anggarannya. Itu dapat mengancam kemampuan kerajaan untuk terus mendanai rencana transformasi ekonominya yang besar, menurut Goldman Sachs.

    Namun, Wright menyebut, AS dan Arab Saudi saling berhadapan di pasar energi.

    “Presiden Trump — dan saya pikir Arab Saudi — ingin melihat peningkatan permintaan energi di seluruh dunia dan kami ingin melihat peningkatan pasokan,” ujarnya.

    AS dan Arab Saudi juga sedang mengerjakan perjanjian awal untuk bekerja sama dalam produksi tenaga nuklir sipil dan berharap untuk membuat kemajuan pada tahun ini, kata Wright. Kedua negara berada di ‘jalur’ menuju kesepakatan yang akan melibatkan non-proliferasi dan pengendalian teknologi nuklir, katanya.

    Arab Saudi perlu menandatangani Perjanjian 123 atau 123 agreement, yang mencakup berbagai bidang termasuk masalah proliferasi nuklir dan transfer teknologi, kata Wright. AS juga memandang penting untuk Arab Saudi tidak berusaha bermitra dengan China dalam pengembangan program nuklirnya. 

    “Pandangan itu dianut kedua negara dan fakta bahwa hal itu mungkin diragukan mungkin menunjukkan hubungan yang tidak produktif antara Amerika Serikat dan Arab Saudi selama beberapa tahun terakhir,” katanya. 

    Arab Saudi sebelumnya telah mencari tawaran dari pengembang asing termasuk perusahaan Rusia dan China, bersama dengan perusahaan Prancis dan Korea Selatan, untuk membangun reaktor tenaga nuklir.

    Di bawah pemerintahan Biden, kerja sama AS dalam program tenaga nuklir Arab Saudi telah dibicarakan sebagai bagian dari kesepakatan yang lebih luas yang juga akan membuat kedua negara menandatangani pakta pertahanan dan memperdalam hubungan perdagangan. Itu juga akan melibatkan Arab Saudi yang setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. 

    Namun, rencana tersebut tak terealisasi setelah serangan 7 Oktober di Israel oleh Hamas dan tanggapan militer Israel.

    Wright berada di Riyadh sebagai bagian dari tur ke beberapa negara Timur Tengah dan yang mencakup pertemuan dengan Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz Bin Salman.

  • Ramadan yang Kaya di Turki dan Jejak Ottoman

    Ramadan yang Kaya di Turki dan Jejak Ottoman

    Jakarta, Beritasatu.com – Khidmat Ramadan tidak hanya ada di Indonesia, tetapi juga di Turki. Negeri dengan 99 persen penduduknya beragama Islam itu, juga menyambut Ramadan dengan kekhasan budaya peninggalan Kekaisaran Ottoman. 

    Masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan negeri ini. Apalagi beberapa tahun belakangan terdapat kabar Hagia Sophia yang dikembalikan fungsinya sebagai masjid setelah bertahun-tahun dijadikan museum. Lalu Cappadocia (Kapadokya), yang menjadi “It’s my dream” masyarakat Indonesia.

    Pada pertengahan Maret lalu, Beritasatu berkesempatan menikmati Ramadan Karim di negeri peninggalan kerajaan Islam terbesar dalam sejarah tersebut.

    Beritasatu akan berbagi budaya Ramadan yang kaya di Turki dan jejak peninggalan Ottoman. Hagia Sophia menjadi salah satunya. Sayangnya tak ada Cappadocia. Beritasatu melewatkannya agar tetap menjadi “It’s my dream mas”.

    Ramadan di Turki: Tradisi, Kehangatan, dan Keunikan yang Tak Tergantikan

    Bulan Ramadan di Turki pada tahun ini jatuh pada tanggal 1 Maret hingga 29 Maret. Tepat pada awal musim semi, setelah sekitar tiga bulan mengalami musim dingin.

    Budaya Turki menyebut Ramadan sebagai Sultan Eleven Months. Dalam bahasa setempat disebut On Bir Ayın Sultanı. Mengapa? Karena bulan ini merupakan bulan bagi muslim melakukan introspeksi, pengendalian diri, berbagi, pengabdian, dan tentunya berpuasa. 

    Bulan Ramadan di Turki bukan sekadar soal menahan lapar dan haus. Ini adalah tentang kebersamaan, tradisi yang turun-temurun, dan suasana magis yang menyelimuti negeri dua benua ini. Saat bulan suci tiba, Turki berubah menjadi tempat yang begitu hidup, hangat, dan penuh warna. Dari gemerlap lampu-lampu masjid hingga aroma manis güllaç di setiap sudut kota.

    Begitu Ramadan dimulai, ritme kehidupan di Turki ikut menyesuaikan. Jalanan jadi lebih tenang di siang hari, tapi menjelang matahari terbenam, kota-kota mulai bergeliat lagi. Taman-taman kota dan alun-alun berubah jadi tempat kumpul warga untuk berbuka puasa bareng, lengkap dengan meja panjang yang penuh makanan khas.

    Masyarakat Turki merayakan bulan ini secara khusus, dengan adat dan budaya Islam. Dengan berusaha menunjukkan cinta, amal, dan toleransi, adalah beberapa cara yang dilakukan mereka.

    Spanduk besar bercahaya terbentang di antara dua menara masjid-masjid, disebut mahya. Di bulan Ramadan ini, mahya bertuliskan asma Allah dan pesan spiritual. Cahaya mahya yang bersinar di langit malam, menonjolkan suasana spiritual dan simbol kehangatan Ramadan versi Turki.

    Ada budaya Turki selama Ramadan yang cukup akrab dengan budaya Indonesia, yakni membangunkan masyarakat untuk sahur. Di Turki, ada davulcu. Davulcu adalah para penabuh drum tradisional yang keliling kampung jelang sahur sambil menyanyikan lagu-lagu khas serta membacakan puisi Ramadan. Mirip ya? Meskipun zaman sudah modern, tradisi ini tetap dilestarikan, dan bahkan jadi momen yang dinanti warga.

    Pada waktu berbuka (iftar) juga terdapat kekhasan yang mirip dengan beberapa daerah di Indonesia bekas wilayah kerajaan Islam jaman baheula. Jika sahur dengan tabuhan drum, maka berbuka dengan letusan meriam.

    Ya, tradisi menandai waktu berbuka dengan suara letusan meriam masih dilakukan di masjid-masjid di Turki, meski tidak selalu setiap hari. Sayangnya Beritasatu melewatkan kesempatan melihat tradisi ini di pelataran Masjid Biru (Blue Mosque/Masjid Sultan Ahmed).

    Berbuka dengan yang manis, tidak berlaku di negeri dua benua ini. Kebiasaan mereka berbuka dengan seteguk air, beberapa buah zaitun atau kurma. Setelah itu menu-menu lezat khas tradisional dihamparkan. Roti Ramadan bertabur wijen menjadi salah satu yang khas.

    Kalau bicara soal makanan Ramadan di Turki, ada beberapa menu yang cuma muncul setahun sekali, seperti pide Ramadan, roti pipih yang empuk dan harum, jadi andalan saat berbuka. Ada juga güllaç, dessert khas Ramadan dari lapisan tipis tepung beras yang direndam susu dan diberi taburan delima serta pistachio. Rasanya? Segar, lembut, dan manisnya pas banget!

    Buka Puasa Bersama di Masjid dan Taman, serta Berbelanja

    Masjid-masjid besar di Turki sering menggelar buka puasa massal. Siapa pun boleh datang, duduk bersama, dan menikmati hidangan sederhana namun penuh berkah. 

    Ini adalah momen yang mempererat solidaritas dan menghapus sekat-sekat sosial. Bahkan banyak turis pun diajak bergabung, menjadikan Ramadan sebagai jembatan budaya yang indah.

    Setelah berbuka, suasana semakin meriah dengan Ramadan bazaar yang buka hingga larut malam. Di sini, pengunjung bisa menemukan aneka camilan, kerajinan tangan, dan pertunjukan seni tradisional. 

    Anak-anak berlarian sambil memegang balon, orang dewasa menikmati teh sambil ngobrol hangat, dan seluruh kota terasa hidup.

    Ramadan di Turki bukan cuma soal ibadah, tapi juga soal merayakan kehidupan dalam kebersamaan. Dengan kombinasi antara tradisi kuno, kuliner lezat, dan semangat gotong royong, Ramadan di negeri ini memberikan pengalaman yang sulit dilupakan. 

    Jadi, kalau punya rencana mengunjungi Turki di bulan suci, siapkan hati untuk jatuh cinta pada suasananya yang begitu khas dan memikat.

    Bukan hanya merasakan Ramadan-nya, Beritasatu juga berkesempatan mengunjungi berbagai lokasi yang menarik di Kota Istanbul dan Bursa. Berbagai lokasi wisata ini sebagian besar merupakan peninggalan atau jejak Kekaisaran Ottoman. 

    Istanbul: Kota Pewaris Dua Peradaban

    Istanbul bukan sekadar kota, dia adalah pengalaman. Bayangkan sebuah tempat di mana dua benua bertemu, Asia dan Eropa, dipisahkan oleh selat Bosporus yang memesona. 

    Kota ini punya ritme sendiri, kadang terasa seperti mozaik waktu, di mana sejarah ribuan tahun bisa berdampingan dengan hiruk-pikuk modernitas. Jalan-jalan sempit berkelok yang dipenuhi aroma kopi dan roti hangat bisa tiba-tiba membuka ke panorama masjid megah atau gedung pencakar langit.

    Dalam sejarahnya, Istanbul punya perjalanan panjang dan penuh warna. Dulu dikenal sebagai Byzantion saat masih menjadi koloni Yunani, lalu berubah menjadi Konstantinopel saat jadi ibu kota Kekaisaran Romawi Timur. Setelah ditaklukkan oleh Sultan Mehmed II pada 1453, kota ini menjadi pusat Kekaisaran Ottoman dan berkembang jadi salah satu kota paling berpengaruh di dunia. 

    Pergantian nama menjadi “Istanbul” secara resmi baru terjadi setelah berdirinya Republik Turki, meskipun sebutan itu sudah digunakan oleh masyarakat sejak lama.

    Setiap sudut Istanbul punya cerita. Dari Hagia Sophia yang dulunya gereja, lalu jadi masjid, kemudian museum, dan sekarang kembali menjadi masjid, hingga Grand Bazaar yang masih berdetak seperti jantung perdagangan sejak ratusan tahun lalu. Di kota ini, jejak Romawi, Bizantium, dan Ottoman berpadu dalam satu lanskap yang kaya dan hidup. Sambil menyusuri jalan berbatu, sejarah terasa begitu dekat dan nyata.

    Tapi Istanbul bukan cuma tentang masa lalu. Kehidupan malam di kawasan Karaköy atau Galata, galeri seni independen di Cihangir, kafe-kafe hipster di Balat, semuanya menunjukkan sisi kota yang penuh energi dan terus berubah. Musik, seni, dan kuliner jadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tak sulit menemukan tempat untuk bersantai sambil menyeruput teh apel atau mencicipi baklava segar.

    Yang membuat Istanbul begitu spesial adalah keberagamannya. Di satu sisi, ada azan yang menggema dari menara masjid, di sisi lain, terdengar tawa anak-anak bermain bola di taman. Orang-orangnya hangat dan penuh semangat, sering kali menyapa dengan senyum atau ajakan minum teh, bahkan pada orang asing. Kehidupan di sini terasa akrab, meski bagi yang baru datang sekalipun. Katanya, Istanbul tahu caranya membuat siapa pun jatuh hati, pelan, tapi pasti.

    Beyoğlu dan Jalan İstiklal: Jantungnya Istanbul yang Selalu Hidup

    Kalau ada satu tempat di Istanbul yang bisa menggambarkan semangat kota ini, mungkin jawabannya ada di Beyoğlu, terutama di Jalan İstiklal. Jalan panjang yang selalu ramai ini bukan cuma tempat belanja, tapi juga jalur nostalgia. Di sinilah trem merah ikonik mondar-mandir di antara lautan pejalan kaki, membawa kenangan lama sekaligus semangat baru.

    Dulu, jalan ini dikenal sebagai Grand Rue de Pera, karena memang berada di kawasan Pera yang dihuni banyak warga asing dan komunitas non-Muslim selama masa Kekaisaran Ottoman. Tapi setelah Republik Turki berdiri pada tahun 1923, namanya diubah menjadi “İstiklal Caddesi” yang berarti “Jalan Kemerdekaan.” 

    Nama ini diberikan sebagai penghormatan atas perjuangan rakyat Turki dalam Perang Kemerdekaan. Jadi, selain penuh warna dan cerita, jalan ini juga punya makna historis yang dalam.

    Jalan Istiklal, geliat aktivitas masyarakat hingga tengah malam menjadi simbol kehidupan metropolis Kota Istanbul. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Sering muncul pertanyaan: apakah ada hubungannya antara Jalan İstiklal dan Masjid Istiqlal di Jakarta? Jawabannya: tidak secara langsung. Meski nama keduanya sama-sama berarti “kemerdekaan” dan lahir dari semangat perjuangan masing-masing bangsa, penamaan ini berdiri di konteks dan sejarah yang berbeda. 

    Tetapi tetap menarik melihat bagaimana semangat “istiqlal” atau “istiklal” jadi simbol penting, baik di Istanbul maupun di Jakarta, dua kota besar dengan sejarah panjang dan semangat nasionalisme yang kuat.

    Hingga sekarang, Jalan İstiklal tetap jadi pusat budaya dan hiburan. Deretan gedung neoklasik berdiri megah di kiri-kanan jalan, menyimpan ratusan toko, restoran, galeri seni, museum, hingga kedai manisan dan pub bergaya klasik. Di sini, aroma roti simit hangat, kopi Turki, dan musik jalanan berpadu jadi satu.

    Beberapa bangunan bersejarah bisa ditemukan di sepanjang jalur ini, seperti Gereja St Antoine yang masih aktif, Sekolah Galatasaray yang melegenda, dan penginapan Narmanlı yang penuh cerita. 

    Tak jauh dari situ, berdiri Museum Pera dan Salt Beyoğlu yang jadi ruang pamer karya seniman lokal maupun internasional. Kalau melangkah ke ujung jalan, Taksim Square menyambut dengan ramai, lengkap dengan Pusat Kebudayaan Atatürk yang kini tampil lebih modern.

    Masjid Taksim: Sentuhan Modern di Tengah Suasana Klasik

    Begitu sampai di ujung Jalan İstiklal, perhatian langsung tertuju pada sebuah bangunan megah dengan kubah besar, itulah Masjid Taksim. Masjid ini tergolong baru kalau dibandingkan dengan masjid-masjid tua di Istanbul, tapi kehadirannya langsung jadi ikon. Lokasinya yang strategis, tepat di Taksim Square, bikin masjid ini seakan menyapa semua yang melintas di pusat kota.

    Desainnya unik, karena menggabungkan gaya arsitektur masjid tradisional dengan elemen-elemen modern yang terinspirasi dari bangunan-bangunan abad ke-19 di kawasan Beyoğlu. Jadi, meskipun bentuknya klasik dengan kubah dan menara, ada kesan segar yang bikin masjid ini beda dari yang lain. Mihrab dan mimbarnya pun dibuat dengan pendekatan modern, tapi tetap menjaga akar tradisi.

    Kaligrafi yang menghiasi interiornya tampil dengan warna-warna dominan seperti hijau, merah marun, dan hitam. Nuansa yang tenang, tapi tetap terasa kuat dan anggun. Masjid ini juga cukup luas, kapasitasnya bisa menampung sekitar 4.000 jemaah sekaligus, jadi sering ramai terutama saat salat Jumat dan hari besar keagamaan.

    Masjid Taksim yang berada di pangkal Jalan Istiklal dan Taksim Square. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Yang menarik, Masjid Taksim bukan hanya tempat ibadah, tapi juga ruang budaya. Ada ruang bawah tanah yang digunakan untuk pameran dan kegiatan sosial, menunjukkan bahwa masjid ini memang hadir untuk menjawab kebutuhan spiritual sekaligus kultural masyarakat kota.

    Di tengah riuhnya kawasan Taksim, masjid ini seperti oase yang menawarkan ketenangan. Cocok banget jadi tempat berhenti sejenak setelah menjelajah hiruk-pikuk Jalan İstiklal.

    Pierre Loti: Tempat Nongkrong Santai dengan Pemandangan Klasik Istanbul

    Kalau lagi pengin menikmati Istanbul dari ketinggian sambil duduk santai dan minum teh, Bukit Pierre Loti adalah tempat yang pas banget. Bukit ini terletak di kawasan Eyüp, bagian barat kota tua, dan jadi salah satu spot favorit warga lokal maupun wisatawan buat ngadem sambil menikmati pemandangan Tanduk Emas (Golden Horn) yang legendaris itu.

    Namanya diambil dari Julien Viaud, seorang penulis asal Prancis yang dikenal dengan nama pena Pierre Loti. Dia jatuh cinta sama Istanbul dan sering nongkrong di kafe yang sekarang jadi landmark di puncak bukit ini. Dari situlah nama bukit ini berasal, sebuah penghormatan kecil untuk pengagum Istanbul dari negeri seberang.

    Bersantai dengan secangkir kopi sambil menikmati pemandangan Tanduk Emas. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Cara ke sini juga asyik, bisa naik kereta gantung dari bawah bukit, atau kalau lagi semangat, bisa juga naik tangga sambil menikmati suasana sekitar yang rindang. Begitu sampai di atas, pemandangannya langsung bikin terdiam sejenak. Bentangan kota tua, masjid-masjid dengan menara tinggi, dan gemerlap air Tanduk Emas jadi latar yang sulit dilupakan.

    Tempat ini juga cocok buat yang suka suasana tenang dan klasik. Banyak pengunjung duduk santai di kafe, menikmati teh Turki dalam gelas kecil sambil ngobrol atau sekadar melamun menatap kota. Di sore hari, suasananya makin syahdu, apalagi saat matahari mulai turun dan langit Istanbul berubah warna.

    Pierre Loti bukan tempat yang mewah atau ramai, tapi justru itu daya tariknya. Rasanya seperti melangkah keluar dari keramaian dan masuk ke halaman kecil dalam buku harian yang penuh kenangan.

    Masjid Sultan Eyüp: Tempat yang Penuh Makna dan Ketenteraman

    Masih di kawasan Eyüp, tak jauh dari Bukit Pierre Loti, berdiri megah Masjid Sultan Eyüp yang menjadi salah satu masjid paling penting dan dihormati di Istanbul. Tempat ini bukan cuma destinasi wisata religi, tapi juga lokasi penuh sejarah dan spiritualitas yang dalam banget buat banyak orang, baik dari Turki sendiri maupun dari luar negeri.

    Masjid ini pertama kali dibangun pada tahun 1458, hanya lima tahun setelah Istanbul ditaklukkan oleh Kesultanan Ottoman. Namanya diambil dari Abu Ayyub al-Ansari (Sultan Eyüp dalam bahasa Turki), seorang sahabat Nabi Muhammad yang diyakini wafat saat ikut dalam pengepungan Konstantinopel di abad ke-7. Makamnya ada di kompleks masjid ini, dan sampai sekarang jadi tempat ziarah yang ramai.

    Masjid Sultan Eyup. Berasal dari nama sahabat Nabi Muhammad SAW yang wafat dalam pengepungan Konstantinopel. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Satu tradisi unik yang masih hidup sampai sekarang adalah upacara sunatan anak-anak di masjid ini. Anak-anak laki-laki yang akan disunat biasanya datang ke sini dengan pakaian ala pangeran Ottoman lengkap dengan jubah, tongkat kecil, dan mahkota lucu di kepala. 

    Mereka datang bersama keluarga besar, lalu berdoa di makam Sultan Eyüp sebelum prosesi sunat. Tradisi ini dianggap membawa berkah, sekaligus menjadi momen penting dalam kehidupan seorang anak laki-laki Turki.

    Masjidnya sendiri punya arsitektur khas Ottoman yang anggun dan tenang. Dikelilingi taman rindang dan kompleks makam para tokoh penting, suasana di sini terasa khidmat, tapi tetap nyaman buat duduk santai atau sekadar berjalan-jalan sore. Bangunan masjid juga sempat direnovasi beberapa kali, tapi nuansa aslinya tetap dijaga dengan baik.

    Kalau mampir ke sini, rasanya seperti menyelami sisi lain Istanbul yang penuh nilai, tradisi, dan penghormatan terhadap sejarah. Bukan cuma indah dilihat, tapi juga kaya makna.

    Semenanjung Bersejarah: Jantung Kota Tua yang Penuh Cerita

    Kalau bicara soal Istanbul, mustahil melewatkan Semenanjung Bersejarah atau yang juga dikenal sebagai kota tua. Tempat ini dulunya adalah pusat pemerintahan dan kehidupan sosial Kekaisaran Romawi Timur, lalu dilanjutkan oleh Kesultanan Ottoman. Sekarang, kawasan ini jadi semacam museum terbuka raksasa, di mana setiap langkah terasa seperti melangkah ke masa lalu.

    Secara geografis, area ini dikelilingi oleh tiga perairan penting: Tanduk Emas di utara, Selat Bosporus di timur, dan Laut Marmara di selatan. Kombinasi itu bikin tempat ini strategis banget dari dulu sampai sekarang. Di sinilah berdiri bangunan-bangunan ikonik seperti Hagia Sophia, Masjid Biru, Istana Topkapı, Hippodrome, dan Masjid Süleymaniye, semuanya cuma berjarak jalan kaki dari satu sama lain.

    Selain jadi pusat kekuasaan, kawasan ini juga pernah jadi jantung perdagangan, seni, dan keagamaan. Tidak heran, UNESCO memasukkan Semenanjung Bersejarah ke dalam daftar Warisan Dunia sejak tahun 1985. Bangunan-bangunan tua yang megah, tembok kota yang masih berdiri di beberapa sisi, hingga jejak-jejak arsitektur Bizantium dan Ottoman, semuanya bisa dinikmati sambil santai jalan kaki.

    Tanduk Emas, salah satu sudut dari Semenanjung Bersejarah dilihat dari Bukit Pierre Loti. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Salah satu pengalaman paling seru di sini adalah keliling Hippodrome, alun-alun luas yang dulunya tempat balap kereta kuda dan pertunjukan akbar. Sekarang, tempat ini jadi taman terbuka yang dikelilingi monumen kuno seperti Obelisk Mesir dan Kolom Ular, semua masih berdiri gagah di tengah hiruk-pikuk kota modern.

    Semenanjung ini benar-benar menggambarkan karakter Istanbul: kota yang enggak pernah melupakan akarnya, tapi tetap terus bergerak maju. Setiap sudutnya menyimpan cerita, dan setiap bangunannya seperti ingin bercerita pada siapa pun yang lewat.

    Hagia Sophia: Simbol Keagungan, Iman, dan Arsitektur

    Kalau Istanbul punya satu bangunan yang benar-benar jadi simbolnya kota, Hagia Sophia pasti masuk daftar teratas. Bayangkan, gedung megah ini sudah berdiri sejak tahun 537 M, dan masih berdiri kokoh sampai sekarang! 

    Dibangun sebagai gereja oleh Kaisar Justinianus saat Kekaisaran Romawi Timur masih berjaya, Hagia Sophia sempat jadi gereja terbesar di dunia selama hampir seribu tahun.

    Ngomong-ngomong soal nama, “Hagia Sophia” bukan nama orang, lho! Nama ini berasal dari bahasa Yunani: Hagía Sophía, yang berarti “Kebijaksanaan Suci” (Holy Wisdom). Dalam ajaran Kristen Ortodoks, ini adalah salah satu atribut dari Tuhan, bukan nama santo atau tokoh tertentu. 

    Jadi saat pertama kali dibangun, Hagia Sophia memang didedikasikan untuk Kebijaksanaan Ilahi, bukan untuk seseorang bernama Sophia. Nama ini memperkuat makna spiritual bangunan ini, yang sejak awal memang dimaksudkan sebagai pusat ibadah dan refleksi keagamaan.

    Ruang utama Hagia Sophia. Seluruh ornamen peninggalan gereja secara perlahan digantikan simbol-simbol keislaman. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Arsitektur Hagia Sophia luar biasa. Kubah utamanya yang menjulang setinggi lebih dari 55 meter jadi pusat perhatian siapa pun yang masuk. Teknologi arsitektur yang dipakai di zamannya benar-benar melampaui waktu, pendetive, yakni struktur penopang kubah yang bikin bangunan ini tetap stabil dan elegan dari segala sudut. 

    Dari luar memang megah, tapi justru bagian dalamnya yang bikin banyak orang terkesima. Ada mozaik emas, lukisan dinding kuno, dan kaligrafi raksasa yang menggambarkan jejak percampuran budaya selama berabad-abad.

    Saat Ottoman menaklukkan Konstantinopel tahun 1453, Hagia Sophia diubah jadi masjid. Beberapa elemen Kristen ditutup dengan plester, tapi banyak yang masih bertahan dan akhirnya ditemukan kembali di era modern. Di masa itu, juga ditambahkan unsur Islam seperti mimbar, mihrab, dan tentu saja menara-menara yang jadi ciri khas masjid.

    Kemudian, di tahun 1935, atas keputusan pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Atatürk, Hagia Sophia diubah jadi museum. Ini bikin tempat ini jadi simbol keberagaman dan toleransi budaya. Tapi pada tahun 2020, statusnya kembali berubah dan ditetapkan lagi sebagai masjid, meskipun tetap terbuka untuk wisatawan dari seluruh dunia.

    Yang bikin Hagia Sophia istimewa bukan cuma karena umurnya yang panjang, tapi juga karena perannya sebagai saksi perubahan zaman, dari gereja, jadi masjid, lalu museum, dan kembali jadi masjid. Bangunan ini juga masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO, sebagai bagian dari Kawasan Bersejarah Istanbul.

    Masuk ke Hagia Sophia seperti menyentuh sejarah dengan tangan sendiri. Dari lantainya yang aus oleh jutaan langkah kaki, sampai cahaya yang menembus jendela-jendela tinggi dan memantul di dinding mozaik emas. Semuanya terasa hidup.

    Di bulan Ramadan, Masjid Hagia Sophia lebih spesial. Ada mukabalah, yakni pembacaan ayat suci Al-Qur’an menjelang salat zuhur dan asar. Kegiatan ini hanya berlaku di bulan Ramadan saja. 

    Masjid Biru: Keindahan Ubin İznik dan Suara yang Menjawab Langit

    Tepat di seberang Hagia Sophia, berdiri saudaranya yang lebih “muda”, tapi tidak kalah megah: Masjid Sultan Ahmed, atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Biru. Dibangun pada awal abad ke-17 oleh Sultan Ahmed I, masjid ini jadi lambang keagungan arsitektur Ottoman. Enam menaranya yang menjulang dan ratusan jendela berukir bikin siapa pun terdiam waktu menengadah.

    Yang paling ikonik dari Masjid Biru tentu saja bagian dalamnya. Dipenuhi lebih dari 20.000 ubin İznik berwarna biru yang bikin suasana terasa sejuk dan damai. Bukan cuma tempat ibadah, masjid ini juga jadi ruang kontemplasi di tengah hiruk pikuk kota tua Istanbul.

    Satu hal yang bikin momen di sini makin berkesan adalah tradisi azan bersahutan. Setiap waktu salat tiba, suara muazin dari Masjid Biru dan Hagia Sophia saling menyapa. Bukan rebutan, tapi lebih ke harmoni. Saling memberi jeda, saling menghormati.

    Museum Sejarah Hagia Sophia: Menyusuri 1700 Tahun dalam Sekejap

    Berlokasi cuma beberapa langkah dari Hagia Sophia, museum ini bukan sekadar tempat lihat-lihat artefak. Di sini, sejarah terasa hidup. Museum Sejarah dan Pengalaman Hagia Sophia hadir untuk mengajak pengunjung menyelami perjalanan panjang bangunan megah ini, dari basilika Bizantium, masjid Ottoman, hingga museum dan kembali jadi masjid.

    Begitu masuk, pengunjung langsung disambut teknologi imersif, lampu, suara, dan visual yang bikin seolah sedang berdiri di tengah-tengah masa lalu. Di lantai dasar, ada artefak-artefak asli dari Hagia Sophia yang dulu sempat disimpan di gudang. Beberapa bagian bahkan menampilkan potongan arsitektur asli yang bisa dilihat dari dekat.

    Museum ini terbagi dalam beberapa zona waktu. Lantai dua mengajak pengunjung ke era Ottoman, lengkap dengan elemen budaya dan keagamaan yang dulu menghiasi Hagia Sophia saat fungsinya berubah jadi masjid. Lantai tiga menyajikan kisah era Kekaisaran Romawi Timur dengan cara yang modern, yakni memakai teknologi proyeksi dan suara tiga dimensi yang bikin suasana terasa nyata.

    Ada juga bagian keren yang menampilkan tangki air kuno dari masa Romawi Timur, bisa dilihat lewat jendela kaca tanpa bingkai di lantai dasar. Ruang ini tenang dan agak mistis, seolah menyimpan rahasia yang belum semuanya terungkap.

    Intinya, museum ini bukan cuma tempat belajar, tapi juga tempat merasakan dan meresapi kemegahan Hagia Sophia dengan pancaindra. Dari lantunan musik sakral hingga detail ubin tua, semuanya dibalut dengan presentasi modern. Cocok buat yang ingin memahami bukan cuma bentuk fisiknya, tapi juga jiwa Hagia Sophia.

    Museum Sejarah Sains dan Teknologi dalam Islam: Bukti Kalau Ilmuwan Muslim Enggak Kalah Keren

    Di balik kemegahan bangunan dan kisah para sultan, Istanbul juga punya sisi lain dari sejarah Islam, yaitu sains. Museum Sejarah Sains dan Teknologi dalam Islam yang berada di Taman Gülhane ini adalah bukti bahwa dunia Islam pernah jadi pusat ilmu pengetahuan dunia.

    Museum ini dibuka tahun 2008 atas inisiatif sejarawan Fuat Sezgin, dan sejak itu jadi tempat favorit buat yang ingin melihat bagaimana para ilmuwan Muslim menciptakan berbagai penemuan canggih jauh sebelum era modern dimulai. Mulai dari astronomi, kedokteran, matematika, hingga teknologi perang, semuanya dipajang dalam bentuk replika alat-alat kuno yang keren dan penuh detail.

    Ada jam air, astrolabe, alat bedah, peta dunia abad pertengahan, dan berbagai benda yang memperlihatkan betapa majunya ilmu pengetahuan saat itu. Bagian menariknya, semua ini disusun dengan cara yang ramah pengunjung. Cocok buat semua usia, dari yang sekadar jalan santai sampai yang nerd sains banget.

    Jadi, museum ini bukan cuma tempat “lihat barang lama”, tapi juga ruang buat menghargai kontribusi ilmuwan Muslim dalam perkembangan ilmu pengetahuan dunia.

    Istana Topkapı: Rumah para Sultan dan Rahasia di Baliknya

    Setelah puas dengan sains, sekarang saatnya menyelami kehidupan para sultan di Topkapı Palace, istana megah yang dulu jadi pusat pemerintahan Kekaisaran Ottoman selama hampir 400 tahun. Letaknya di ujung Semenanjung Bersejarah, menghadap langsung ke pertemuan Selat Bosporus, Tanduk Emas, dan Laut Marmara. Pemandangannya? Enggak main-main.

    Masuk ke Topkapı itu seperti masuk ke dunia lain, dunia penuh rahasia kerajaan, kisah para selir di harem, hingga pusaka peninggalan Rasulullah SAW yang disimpan dengan penuh kehormatan. Istana ini terdiri dari banyak paviliun, taman hijau, aula pertemuan, dan museum yang menampilkan berbagai koleksi emas, perhiasan, hingga senjata antik.

    Salah satu bagian yang paling bikin merinding adalah Paviliun Relikui Suci, tempat menyimpan jubah, pedang, dan jenggot Nabi Muhammad SAW. Suasana di sini tenang dan khidmat, karena ada pembacaan Al-Qur’an nonstop yang bergema lembut di ruangan.

    Topkapı juga punya dapur kerajaan yang luar biasa besar, tempat masak buat ribuan orang setiap hari. Koleksi porselen Tiongkok dan keramik İznik yang dipajang di sana pun menunjukkan betapa kaya dan beragam pengaruh budaya di lingkungan istana.

    Beykoz dan Makam Nabi Yuşa: Ketika Keheningan Bertemu Keagungan

    Kalau memutuskan jalan-jalan ke sisi Asia Istanbul dan pengin cari suasana yang jauh dari hiruk pikuk kota, Beykoz adalah salah satu tempat yang cocok banget buat itu. Kawasan ini dikelilingi oleh hutan lebat, udara segar, dan pemandangan Bosphorus dari sudut yang jarang dijamah wisatawan biasa.

    Tapi ada satu tempat di Beykoz yang punya aura spiritual kuat banget: Makam dan Masjid Nabi Yuşa (Hz. Yuşa Türbesi). Menurut tradisi, di sinilah diyakini bersemayam Nabi Yuşa Ibn Nun atau Yosua dalam tradisi Yahudi dan Kristen, yang merupakan penerus Nabi Musa. 

    Gerbang menuju makam dan Masjid Nabi Yusa bin Nun. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Walaupun tidak semua sejarawan sepakat soal lokasinya, makam ini tetap jadi tempat ziarah penting, baik bagi umat Islam maupun mereka yang tertarik dengan sejarah dan spiritualitas lintas agama.

    Uniknya, makam Nabi Yuşa ini panjangnya luar biasa, sekitar 17 meter, yang bikin banyak pengunjung tertegun waktu pertama kali melihatnya. Panjang ini dipercaya sebagai simbol penghormatan terhadap kebesaran nabi tersebut, bukan ukuran tubuh literal. Karena letaknya di puncak bukit Yuşa, pengunjung bisa sekaligus menikmati pemandangan Bosphorus yang dramatis dari ketinggian, sunyi, megah, dan bikin hati tenang.

    Di samping makam, berdiri masjid sederhana yang juga punya atmosfer khusyuk. Banyak pengunjung yang datang bukan cuma untuk berdoa, tapi juga untuk menyepi sejenak dari dunia luar. Tempat ini sering dikunjungi saat Ramadan atau hari-hari keagamaan, tapi suasananya tetap tenang dan damai.

    Kalau Hagia Sophia adalah simbol megahnya perpaduan budaya dan sejarah Istanbul, maka Makam Nabi Yuşa di Beykoz adalah pengingat lembut tentang kesunyian, spiritualitas, dan refleksi. Dua-duanya mencerminkan sisi berbeda dari kota ini, yang satu megah dan penuh cahaya, yang satu lagi tenang dan bersahaja.

    Masjid Yeni: Siluet di Tepi Tanduk Emas

    Kalau berjalan di kawasan Eminönü, Istanbul, tak mungkin melewatkan siluet megah Masjid Yeni yang berdiri anggun di tepi Tanduk Emas. Nama “Yeni” berarti “baru,” meskipun usianya sudah lebih dari 350 tahun, dibangun mulai tahun 1597 dan selesai pada 1665. Tetapi dibanding masjid-masjid klasik Ottoman lain seperti Süleymaniye atau Sultanahmet, ia memang salah satu yang lebih muda, dan punya cerita unik di balik pembangunannya.

    Masjid ini bukan dibangun oleh seorang sultan, tapi oleh seorang wanita kuat di istana, Safiye Sultan, ibu dari Sultan Mehmed III. Pembangunan masjid ini penuh tantangan, mulai dari konflik politik, dana yang tersendat, hingga pergantian kekuasaan. Baru di masa Turhan Hatice Sultan (ibu Sultan Mehmed IV), pembangunannya dirampungkan dan hasilnya luar biasa.

    Masjid Yeni berdiri megah di atas podium yang menghadap laut, lengkap dengan menara-menara ramping, kubah berundak, dan halaman luas. Di dalam, langit-langitnya dipenuhi ubin İznik yang kaya warna, dengan motif bunga dan kaligrafi indah. Kesan mewah dan lembut berpadu dalam satu atmosfer sakral.

    Uniknya, di kompleks Masjid Yeni juga terdapat makam (türbe) keluarga kerajaan, termasuk Turhan Hatice Sultan sendiri. Di sekitarnya, kamu juga bisa menjumpai Pasar Rempah-rempah (Mısır Çarşısı), menandakan peran penting masjid ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga sebagai pusat kehidupan sosial dan ekonomi kota.

    Masjid Yeni menjadi salah satu contoh terbaik arsitektur transisi Ottoman klasik ke gaya barok awal, yang bisa kamu lihat dari lengkungan jendela, bentuk kubah, dan ornamen interiornya yang mulai mengeksplorasi keindahan visual yang lebih berani. Di sinilah kita melihat bagaimana masjid bukan hanya sebagai ruang spiritual, tapi juga sebagai manifestasi seni, budaya, dan kekuasaan.

    Grand Bazaar: Surga Belanja dan Seni Tawar-Menawar

    Bayangkan pasar besar, beratap, isinya ribuan toko kecil dengan lorong-lorong yang seolah tidak ada habisnya. Itulah Grand Bazaar alias Kapalıçarşı dalam bahasa Turki. Pasar ini udah ada sejak abad ke-15, dibangun tak lama setelah Istanbul jatuh ke tangan Kesultanan Ottoman. Selain jadi pusat ekonomi, tempat ini juga saksi bisu perjalanan panjang kota.

    Masuk ke Grand Bazaar rasanya seperti diseret ke dunia lain. Di kiri dan kanan ada penjual karpet dengan motif rumit, perhiasan emas yang mengilap, lampu kaca warna-warni yang cantik, sampai rempah-rempah yang aromanya langsung menusuk hidung. Semuanya dijajakan dengan semangat khas pedagang Istanbul: ramah, kadang agak memaksa, tapi justru itu yang bikin seru.

    Yang bikin Grand Bazaar beda dari pasar biasa adalah suasananya. Toko-tokonya kecil, tapi dihias elegan. Kubah atapnya tinggi, dengan desain ala arsitektur Ottoman klasik. Meski ramai, tempat ini terasa adem, dan aura historisnya masih kerasa kuat. Setiap sudutnya kayak punya cerita sendiri.

    Nah, satu hal yang wajib diingat kalau belanja di sini: tawar-menawar itu wajib hukumnya! Enggak usah malu. Justru pedagangnya senang kalau pengunjung ikut main “negosiasi harga”. Kadang proses tawar-menawar ini malah jadi hiburan tersendiri. Bisa mulai dari teh ditawari gratis, sampai ngobrol ngalor-ngidul hingga akhirnya sepakat harga.

    Grand Bazaar bukan cuma tempat belanja, tapi tempat ikut merasakan denyut asli Istanbul. Di sinilah seni, budaya, dan semangat hidup warga kota bercampur jadi satu.

    Istanbul, Kota Rasa yang Tidak Ada Habisnya

    Kalau bicara soal kuliner Turki, rasanya seperti menyelam ke lautan rasa yang kaya dan dalam. Setiap suapan punya cerita. Warisan panjang dari Anatolia, Romawi Timur, sampai kejayaan Kesultanan Ottoman semuanya berbaur di atas meja makan. Jadi jangan heran kalau makanan di Turki bukan cuma buat kenyang, tapi juga jadi bagian penting dari budaya.

    Kalau ada satu kota yang bisa dibilang jadi panggung utama buat semua cita rasa itu, jawabannya pasti: İstanbul. Di sinilah semua rasa berkumpul, dari kebab yang berasap menggoda, meze segar yang cocok buat sharing, sampai olahan sayuran dengan minyak zaitun khas Mediterania. Istanbul itu ibarat taman bermainnya para pencinta makanan.

    Nama Istanbul makin bersinar di mata dunia waktu Panduan MICHELIN masuk dan mulai mengulas restoran-restoran di kota ini sejak tahun 2022. Sejak saat itu, kota ini masuk ke dalam daftar destinasi gastronomi dunia. Panduan tahun 2023 dan 2024 jadi bukti kalau dunia kuliner Istanbul tidak pernah sepi inovasi, selalu berkembang, penuh warna, dan tidak takut eksperimen.

    Menariknya, bukan cuma Istanbul yang disorot. Izmir dan Bodrum juga ikut masuk radar MICHELIN di tahun-tahun berikutnya. Hasilnya? Turki makin dikenal sebagai negara yang tidak main-main soal makanan. Dan lewat edisi 2025, Istanbul kembali mencuri perhatian sebagai kota dengan “mosaik rasa” yang bikin penasaran siapa pun yang datang.

    Buat angka-angkanya, Istanbul punya 77 restoran yang direkomendasikan, termasuk satu restoran dengan dua Bintang MICHELIN, tujuh lainnya dengan satu bintang, dan 14 yang masuk kategori Bib Gourmand (alias enak tapi ramah di kantong). Ditambah lagi ada restoran Green Star yang fokus ke keberlanjutan, dan juga penghargaan khusus buat para profesional di balik dapur dan layanan dari sommelier sampai chef muda berbakat.

    Bursa: Tempat di Mana Hati Bisa Rehat Kota Bursa – (Beritasatu/Ist)

    Coba ambil napas dalam-dalam dan bayangkan tempat yang punya udara sejuk, makanan enak, sejarah panjang, dan pemandangan yang bikin hati adem. Nah, itu semua bisa ketemu di satu kota: Bursa. 

    Kota ini seperti oase buat siapa saja yang ingin rehat sejenak dari keramaian hidup. Di sini, semua terasa pas, cuacanya bersahabat, makanannya menggoda, dan warganya hangat banget.

    Bursa punya semuanya. Mau santai di pemandian air panas alami? Bisa. Mau eksplor bangunan bersejarah sambil membayangkan zaman keemasan Kesultanan Utsmaniyah? Ada. Mau wisata kuliner? Wah, jangan ditanya. 

    Buat yang doyan salju, Uludag—gunung bersalju yang jadi spot ski favorit—tak jauh dari pusat kota. Dan yang paling penting, suasana di sini tuh tenang tapi hidup, klasik tapi enggak kuno.

    Buat yang suka tempat damai dan penuh makna, jangan lupa singgah ke Iznik, kota kecil yang cantik dan jadi anggota jaringan Cittaslow sejak 2021. Dengan danau yang tenang, reruntuhan kuno, dan keramahan penduduk lokalnya, Iznik terasa kayak dunia kecil yang berdetak dengan ritme damai. 

    Dan yang bikin makin asyik, Bursa cuma sekitar tiga jam naik mobil dari Istanbul. Jadi, cocok banget buat short getaway di akhir pekan.

    Masjid Ulu (Agung)

    Ini bukan sekadar masjid, tapi juga lambang kejayaan masa lalu. Dibangun antara tahun 1396 hingga 1400 oleh Sultan Bayezid I setelah kemenangan di Perang Niğbolu, Masjid Ulu jadi salah satu bangunan ikonik di Bursa. Masjid ini punya 20 kubah besar yang berdiri megah di atas 12 pilar, sebuah desain arsitektur yang luar biasa untuk zamannya.

    Begitu masuk, suasana tenang langsung menyelimuti. Cahaya matahari masuk lembut dari jendela-jendela tinggi, memantul di dinding-dinding yang dihiasi kaligrafi klasik. Ada sekitar 192 karya kaligrafi di dalamnya, ditulis oleh 41 kaligrafer berbeda, membuat masjid ini serasa museum seni Islam.

    Masjid Agung Ulu. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Selain tempat ibadah, masjid ini juga menyimpan jam kuno, tempat lilin bersejarah, dan salinan Al-Qur’an klasik. Dua menaranya dibangun di masa yang berbeda. Bagian barat saat Bayezid I, dan yang timur atas perintah Sultan Mehmed I. 

    Ada hal menarik di masjid ini. Ada taman di dalam masjidnya sendiri. Atau lebih tepatnya, sebuah kolam air mancur (şadırvan) yang terletak di dalam ruang utama salat.

    Biasanya, air mancur untuk wudu itu ditempatkan di luar masjid, di halaman. Tapi Ulu Camii beda sendiri, şadırvan-nya justru ada di dalam, tepat di tengah ruang utama. Dikelilingi cahaya alami yang masuk dari atap kaca (kubah terbuka) di atasnya, bagian ini terasa sejuk, tenang, dan bikin suasana salat jadi benar-benar khusyuk.

    Kolamnya berbentuk segi delapan, dengan air jernih yang mengalir pelan dan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitarnya ada beberapa bangku marmer, tempat orang bisa duduk sebentar, berwudu, atau sekadar merenung. Cahaya matahari yang menembus dari atas sering kali menciptakan pantulan indah di permukaan air, bikin suasananya seperti taman rahasia di dalam rumah ibadah.

    Keberadaan kolam atau şadırvan di dalam Ulu Camii bukan sekadar estetika atau kenyamanan. Ini berkaitan langsung dengan sejarah pembangunan masjid dan makna spiritual yang dibawa oleh sang pendiri, Sultan Yıldırım Bayezid.

    Sebuah kolam air mancur (şadırvan) yang terletak di dalam ruang utama Masjid Agung Ulu. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Menurut beberapa sumber sejarah, Ulu Camii dibangun sebagai hasil dari nazar Sultan Bayezid, yang saat itu berjanji membangun 20 masjid jika menang dalam Perang Niğbolu. Setelah menang, sang sultan memutuskan untuk membangun satu masjid besar dengan 20 kubah, yang mewakili 20 masjid itu. Karena itu, arsitektur Ulu Camii sangat luas dan terbuka, hampir menyerupai bangunan bazaar.

    Di tengah struktur besar ini, dipilihlah sebuah şadırvan dalam ruangan sebagai pusatnya sebagai simbol pembersihan diri, baik secara lahir maupun batin, sebelum menghadap Tuhan. Peletakan air mancur di tengah masjid juga dianggap sebagai metafora taman surga (jannat) dalam ajaran Islam, tempat di mana air mengalir dan kedamaian abadi terasa.

    Praktis, secara fungsi, şadırvan ini digunakan untuk berwudu. Namun secara spiritual, ia menciptakan suasana kontemplatif, pusat kedamaian dalam sebuah ruang ibadah yang megah. Tak heran jika hingga kini, pengunjung dari seluruh dunia selalu terkesan saat memasuki Ulu Camii dan menemukan taman kecil di tengah kesunyian masjid.

    Cumalıkızık: Desa Ottoman yang Terjebak dalam Waktu

    Kalau berkunjung ke Bursa, jangan cuma berhenti di pusat kota saja. Coba deh belok sedikit ke kaki Gunung Uludağ. Ada permata kecil yang seperti terjebak di masa lalu, Cumalıkızık namanya.

    Desa ini adalah salah satu desa Ottoman tertua dan paling terawat di Turki. Begitu masuk ke jalan-jalan berbatu kecil yang sempit, dikelilingi rumah-rumah tua berwarna kuning, biru, dan ungu pastel dengan jendela kayu yang khas, rasanya kayak masuk ke film zaman kerajaan. Bukan cuma pemandangannya yang klasik, tapi atmosfernya juga tenang, damai, dan penuh keramahan lokal.

    Cumalıkızık sendiri berdiri sejak abad ke-14, dan hingga sekarang masih dihuni! Warga lokalnya menjaga gaya hidup dan arsitektur lama, bahkan banyak rumah di sini yang masih asli seperti dulu, dari susunan batu, kayu, hingga atapnya. Karena keasliannya, desa ini juga masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO, lho.

    Selain jalan-jalan dan foto-foto estetik, kamu juga bisa sarapan tradisional Turki di rumah-rumah warga. Bayangkan makan roti hangat dari tungku, zaitun, keju lokal, madu, dan teh panas sambil mendengar suara burung dan desiran angin dari pegunungan.

    Setiap sudut Cumalıkızık seakan punya cerita, tentang masa lalu, tentang keluarga, dan tentang hidup yang sederhana tapi penuh makna.

    Cumalıkızık sendiri berdiri sejak abad ke-14, dan hingga sekarang masih dihuni! – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Grand Bazaar Bursa

    Selain di Istanbul, di kota ini pun ada Grand Bazaar. Berbelanja di Kapalı Çarşı Bursa alias Grand Bazaar bisa jadi pengalaman budaya. Tiap sudut toko punya cerita. Bazar ini berdiri sejak masa Orhan Gazi, putra dari pendiri Kekaisaran Ottoman, Osman Gazi. Seperti bazar-bazar klasik lainnya di Turki, tempat ini beratap dan penuh lorong-lorong yang padat dengan toko-toko.

    Di sini, pengunjung bisa menemukan segala macam produk lokal, mulai dari tekstil khas Bursa, kerajinan tangan, perhiasan, hingga oleh-oleh lucu untuk dibawa pulang. Suasana bazarnya juga terasa autentik, pedagang ramah, pengunjung lalu-lalang, dan wangi kopi serta rempah di udara. Sempurna buat berburu kenang-kenangan sambil cuci mata.

    Kozahan

    Kalau Grand Bazaar bikin lelah, tinggal melipir sedikit ke Kozahan buat istirahat sambil ngopi atau minum teh Turki. Bangunan ini didirikan tahun 1492 oleh Sultan Bayezid II, dan dulunya jadi pusat perdagangan sutra. Nama “Koza” sendiri artinya kepompong, karena tempat ini memang jadi titik utama jual beli sutra dan produk turunannya.

    Arsitekturnya cantik banget, dua lantai dengan balkon mengelilingi halaman tengah yang luas. Di tengah halaman, ada musala kecil dan air mancur yang bikin suasana makin tenang. Lantai atasnya masih digunakan sebagai toko-toko sutra, dan beberapa kafe dengan suasana klasik juga bisa ditemukan di sekitar halaman.

    Kalau mau beli syal sutra asli, atau sekadar duduk sambil menikmati suasana Bursa tempo dulu, Kozahan adalah tempat yang sempurna.

    Kuliner Bursa: Surga Rasa dari Puncak Uludağ

    Bursa tidak cuma soal bangunan bersejarah dan pemandian air panas. Kota ini juga punya kekayaan rasa yang bikin lidah jatuh cinta sejak gigitan pertama. Dari kebab legendaris sampai camilan manis dari lereng Uludağ, semua ada di sini. 

    Bicara kuliner Bursa, nama Kebab İskender pasti muncul duluan. Hidangan ini pertama kali dibuat oleh İskender Efendi pada tahun 1867. Ceritanya, beliau punya ide brilian, yakni memisahkan daging domba dari urat dan tulangnya, lalu menumpuknya secara vertikal di depan tungku berdiri. Daging itu kemudian dimasak sambil diputar, baru setelah itu diiris tipis dan disajikan di atas potongan pide yang sudah dipanggang. Kemudian, disiram dengan saus tomat hangat dan mentega leleh. Hasilnya? Perpaduan rasa gurih, manis, dan sedikit smoky yang bikin nagih!

    Di sudut Kayhan Bazaar yang bersejarah, ada satu menu alternatif dari döner yang tak kalah enaknya: Pideli Köfte. Ini adalah bakso daging sapi lembut yang disajikan di atas potongan roti pita (pide), lalu disiram mentega panas dan saus tomat. Menariknya, bakso di sini nyaris tanpa bumbu. Rahasianya justru ada di mentega dan tekstur daging yang juicy.

    Buat yang suka manis-manis di pagi hari, coba saja pide tahini. Kudapan satu ini sudah eksis di Bursa selama lebih dari 100 tahun, dan jadi favorit di meja sarapan orang lokal. Roti dengan adonan ragi dipanggang setelah dilumuri campuran tahini, molase, dan gula. Hasilnya, renyah di luar, lembut dan legit di dalam. Pas banget buat temen teh atau kopi panas.

    Naik sedikit ke atas gunung, tepatnya di Uludağ, ada buah kastanye yang jadi bahan utama camilan khas Bursa: kastanye manisan. Kastanye yang sudah dikupas dibungkus kain tipis, direbus pelan-pelan, lalu direndam dalam sirup manis. Teksturnya lembut, rasanya legit, dan jadi oleh-oleh paling dicari wisatawan. Cocok buat penutup hari setelah kulineran berat.

    Satu lagi yang cuma bisa ditemukan di Bursa: selai angelika. Selai ini terbuat dari batang tanaman angelica, yang masih saudara dengan peterseli dan adas, dan tumbuh liar di kaki Uludağ. Selain punya rasa yang khas, perpaduan segar dan herbal, selai ini juga dipercaya punya manfaat kesehatan. 

    Kuliner TurkiAda tiga hal utama yang membuat masakan Turki begitu istimewa: resep yang turun-temurun, bahan segar lokal, dan filosofi tanpa limbah. – (Beritasatu/Hariyanto Kurniawan)

    Masakan Turki adalah cerminan kekayaan budaya Anatolia yang telah berkembang selama ribuan tahun. Tak hanya soal rasa, kuliner Turki juga menyimpan nilai-nilai tradisi, kesehatan, dan keberlanjutan yang diwariskan lintas generasi. Setiap sajian menyimpan kisah, dari resep nenek yang diwariskan, hingga teknik memasak yang menjaga cita rasa aslinya tetap hidup hingga kini.

    Ada tiga hal utama yang membuat masakan Turki begitu istimewa: resep yang turun-temurun, bahan segar lokal, dan filosofi tanpa limbah. Di dapur khas Turki, tak ada yang terbuang sia-sia, sisa sayuran jadi kaldu, kulit buah masuk adonan kue, dan nasi sisa diolah jadi sup. Buah dan sayuran musim panas dikeringkan atau dibekukan untuk musim dingin, mencerminkan semangat keberlanjutan dalam kuliner.

    Kesehatan juga menjadi prioritas. Masakan Turki banyak menggunakan minyak zaitun, hasil bumi organik, serta metode memasak seperti mengukus dan memanggang, yang menjaga kandungan nutrisi. Aneka meze dan masakan rumahan di lokanta (warung makan lokal) bukan hanya lezat, tapi juga menyehatkan.

    Tak lengkap membicarakan kuliner Turki tanpa menyebutkan sarapannya. Meja sarapan Turki adalah pesta mini: keju, zaitun, selai, madu, krim, telur dalam berbagai bentuk, dan kue-kue tradisional, semuanya disajikan bersama teh hitam Turki yang tak pernah habis diisi ulang. Karena kekayaannya, budaya sarapan ini bahkan diajukan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO.

    Produk khas seperti pastırma (daging sapi yang dikeringkan dan dibumbui) serta sucuk (sosis pedas) biasa dinikmati saat sarapan. Aneka keju lokal juga mudah ditemukan dan cocok dipadukan dengan anggur Turki.

    Hidangan berbasis minyak zaitun adalah pilar penting kuliner Turki, cocok bagi vegetarian dan sering disajikan sebagai pembuka. Biasanya disantap dingin, hidangan ini sangat umum di meja makan bersama seafood dan rakı.

    Turki yang dikelilingi tiga laut, Laut Hitam, Aegea, dan Mediterania, yang memiliki kekayaan hasil laut luar biasa. Tiap wilayah punya andalan: teri dan ikan turbot dari Laut Hitam, bluefish dari Bosporus, udang Iskenderun dari selatan, hingga trout dan ikan air tawar dari danau pedalaman.

    Musim tangkap ikan diatur ketat demi kelestarian, dan masyarakat tahu persis kapan waktu terbaik menyantap jenis ikan tertentu. Ikan biasanya dimasak sederhana, dipanggang atau digoreng utuh agar rasa alaminya tetap dominan.

    Di masa lalu, pasar ikan Istanbul menjual tidak hanya ikan mentah, tetapi juga berbagai sajian siap santap. Tradisi ini terus hidup lewat penjual kaki lima yang menjajakan sandwich ikan dan kerang goreng isi, serta meze laut seperti lakerda (ikan asin), cumi goreng, dan salad gurita.

    Turki yang dikelilingi tiga laut, Laut Hitam, Aegea, dan Mediterania, yang memiliki kekayaan hasil laut luar biasa. – (Beritasatu/Ist)

    Kuliner Ikonik Turki

    Ringkasnya, ini kuliner yang ikonik dari Turki:

    Kebap: Daging domba, ayam, atau sapi yang dipanggang dan disajikan dengan nasi atau roti.Dolma & Sarma: Sayuran atau daun anggur isi nasi dan rempah.Yogurt & Ayran: Yogurt Turki menjadi dasar banyak hidangan dan minuman khas seperti ayran.Meze: Aneka hidangan pembuka seperti cacık (yogurt dengan mentimun), fava (kacang tumbuk), dan haydari (yogurt berbumbu).Pide & Simit: Roti pipih isi topping, dan simit, roti wijen bundar khas sarapan.Tarhana: Sup tradisional dari sayur dan rempah kering.Makanan Penutup Susu: Sütlaç (puding nasi), kazandibi, dan sakızlı muhallebi.Baklava & Lokum: Makanan manis berbahan kacang dan gula, khas untuk tamu dan hari raya.Teh & Kopi Turki: Dua budaya minum yang sangat kuat. Khusus kopi Turki, ada tradisi membaca nasib dari ampasnya!Şerbet & Sahlep: Minuman dingin dan hangat khas musim tertentu.Rakı: Minuman beralkohol rasa adas manis, biasanya disantap bersama meze.Kestane (Chestnut panggang): Camilan musim dingin yang bisa ditemui di banyak sudut kota seperti İstiklal dan Bahariye.Kumpir: Kentang panggang isi keju dan berbagai topping, sangat populer di kawasan Ortaköy.

    Pekan Kuliner Turki (21–27 Mei)

    Setiap tahun, Turki merayakan kekayaan kulinernya lewat Pekan Kuliner Turki. Acara ini berlangsung di seluruh dunia lewat kerja sama dengan perwakilan Turki dan komunitas internasional. Tahun 2024 menyoroti menu bergaya Aegea, yang memadukan warisan sejarah, budaya, dan kekayaan alam. Untuk info lebih lanjut, kunjungi: turkishcuisineweek.com

    Turki dalam Program Pariwisata Berkelanjutan

    Turki bukan hanya tentang pemandangan indah, sejarah megah, dan kuliner menggoda. Negara ini juga sedang melangkah mantap menuju masa depan yang lebih hijau lewat Program Pariwisata Berkelanjutan Turki, sebuah inisiatif ambisius yang menjadikannya negara pertama di dunia yang menandatangani perjanjian kerja sama di tingkat pemerintah dengan Global Sustainable Tourism Council (GSTC).

    Lewat program ini, Turki membuktikan keseriusannya dalam mewujudkan sektor pariwisata yang tidak hanya menarik, tapi juga bertanggung jawab. Program ini memberi penghargaan bagi para pelaku industri yang benar-benar menerapkan praktik berkelanjutan, sekaligus membangun kepercayaan di kalangan wisatawan global. Ini juga sejalan dengan komitmen Turki terhadap Perjanjian Iklim Paris dan memperkuat posisinya sebagai pelopor pariwisata ramah lingkungan di dunia.

    Program ini dirancang berdasarkan standar internasional, dan mendorong destinasi serta fasilitas wisata untuk terus berkembang ke arah yang lebih berkelanjutan. Fasilitas akomodasi yang ingin berpartisipasi bisa mengikuti proses sertifikasi bertahap, yang diawasi oleh lembaga audit independen berskala internasional.

    Semua fasilitas yang telah lolos verifikasi atau sertifikasi dicantumkan secara terbuka di situs Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Turki serta di laman resmi GoTürkiye, portal pariwisata nasional. Logo GSTC juga tertera dalam dokumen fasilitas yang telah tersertifikasi, menandakan kepatuhan penuh terhadap standar global.

    Hingga 10 Maret 2025, sebanyak 1.614 fasilitas di Turki telah berhasil tersertifikasi melalui Program Pariwisata Berkelanjutan Nasional, semuanya memenuhi 100% kriteria GSTC. Targetnya, seluruh fasilitas akomodasi di Turki akan bertransisi penuh ke praktik berkelanjutan dan memenuhi standar internasional pada tahun 2030.

    Tak hanya itu, Turki juga:

    Menempati peringkat ketiga dunia dalam jumlah pantai Bendera Biru (penghargaan untuk pantai bersih dan aman).Antalya menjadi kota dengan jumlah pantai Bendera Biru terbanyak di dunia.Turki masuk dalam dua besar negara dengan item terbanyak dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO, dengan 30 elemen budaya yang diakui.

    Turki kini tak hanya menawarkan pengalaman wisata yang memikat, tapi juga menunjukkan kepada dunia bahwa pelestarian lingkungan dan budaya bisa berjalan seiring dengan industri pariwisata yang maju. Inisiatif ini mengajak semua pihak, yakni pengelola, wisatawan, hingga komunitas lokal untuk jadi bagian dari perjalanan menuju masa depan pariwisata yang berkelanjutan.

    Antusiasme Wisatawan Indonesia ke Turki

    Seiring dengan berkembangnya pariwisata berkelanjutan di Türki, antusiasme wisatawan Indonesia terhadap negeri dua benua ini juga menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. 

    Tak hanya karena keindahan alam dan kekayaan budayanya, tetapi juga karena kemudahan akses dan layanan maskapai nasional Turki, Turkish Airlines, yang dapat terbang 12 jam dari Jakarta ke Istanbul tanpa transit. 

    Jumlah wisatawan Indonesia yang melakukan perjalanan ke Türki mengalami lonjakan yang luar biasa setelah pandemi. Dari hanya sekitar 39 ribu penumpang pada tahun 2020, jumlahnya melonjak menjadi lebih dari 200 ribu penumpang pada tahun 2024. Ini bukan angka kecil, dan jadi sinyal kuat bahwa hubungan udara antara Jakarta dan Istanbul makin solid.

    antusiasme wisatawan Indonesia terhadap negeri dua benua ini juga menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan. – (Beritasatu/Ist)

    Menariknya, peningkatan jumlah penumpang ini tidak hanya terjadi di Jakarta. Menurut Mahmut Yayla, Sales President of Turkish Airlines, yang ditemui Beritasatu di kantornya, Denpasar (Bali) juga mulai menunjukkan tren positif sejak dua frekuensi penerbangan dialihkan dari Jakarta ke sana. Bali, sebagai magnet wisata global, ternyata juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pasar potensial.

    Apalagi, Denpasar kini tak hanya dilihat sebagai titik keberangkatan, tapi juga destinasi favorit wisatawan internasional, yang membuat posisi Indonesia makin menarik.

    Menarik dan makin mudah ke Turki ya? Jadi, kapan merasakan Ramadan di Turki?

  • Tupperware Resmi Angkat Kaki dari Indonesia – Page 3

    Tupperware Resmi Angkat Kaki dari Indonesia – Page 3

    Sebelumnya, Tupperware comeback setelah menghentikan produksinya tahun lalu. Selama beberapa dekade, wadah merek tersebut bukan hanya tentang menyimpan makanan, tapi juga barang yang wajib dimiliki di rumah.

    Namun pada akhir 2024, melansir Says, Rabu (2/4/2025), perusahaan menghentikan operasinya, membuat para penggemar setianya kecewa. Setelah bertahun-tahun mengalami kesulitan keuangan akibat meningkatnya persaingan dan perubahan preferensi konsumen, perusahaan tersebut resmi mengajukan kebangkrutan pada September 2024.

    Pihaknya melaporkan utang yang melebihi 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Setelah kebangkrutan tersebut, Tupperware mengumumkan rencana restrukturisasi, mengalihkan fokus ke pasar-pasar utama, seperti Brasil, Kanada, China, India, Malaysia, Meksiko, Korea Selatan, dan AS. Sementara itu, operasi di beberapa negara Eropa ditutup karena meningkatnya utang, menurut The Brussels Times.

    Kini, pengusaha Prancis Cédric Meston telah mengakuisisi Tupperware Prancis dan memimpin upaya meluncurkan kembali merek tersebut di seluruh Eropa. Rencananya meliputi pemasaran dan strategi produk baru, serta kembali ke daya tahan khas merek tersebut dalam jangka waktu paling cepat bulan ini. Prancis, Belgia, Jerman, Italia, dan Polandia berada di urutan pertama untuk kembali memproduksi Tupperware.

    Meston menargetkan pendapatan yang besar, yaitu 100 juta euro (sekitar Rp1,8 triliun) pada akhir 2025. Perusahaan juga menargetkan 20 ribu tenaga penjualan independen yang membantu memperkenalkan kembali merek wadah makanan tersebut pada konsumen.

    Negosiasi dengan perusahaan induk AS sedang berlangsung untuk mengamankan hak lisensi. Meston yakin bahwa persetujuan akan segera datang. “Hanya tinggal hitungan jam atau hari sebelum kami mendapatkan lampu hijau,” katanya, menurut East Coast Radio.

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.145: Serangan Drone Rusia Rusak Situs Nuklir Chernobyl – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.145: Serangan Drone Rusia Rusak Situs Nuklir Chernobyl – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Rusia-Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022 telah memasuki hari ke-1.145 pada Minggu (13/4/2025).

    Ukraina tengah berupaya memperbaiki kerusakan pada bejana penahan di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl akibat serangan pesawat nirawak Rusia.

    Diplomat tinggi Rusia dan Ukraina saling melempar tuduhan atas pelanggaran gencatan senjata terbatas dalam sebuah konferensi di Turki pada Sabtu (12/4/2025), dikutip dari Politico.

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.145:
    Serangan Drone Rusia Rusak Struktur Penahan di Chernobyl, Ukraina Bergegas Cari Solusi

    Ukraina tengah berupaya memperbaiki kerusakan pada bejana penahan di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl akibat serangan pesawat nirawak Rusia.

    Kerusakan itu terjadi setelah serangan drone pada 14 Februari 2025 yang menimbulkan lubang besar di bagian luar struktur penahan dan menyebabkan ledakan di bagian dalam.

    Menteri Lingkungan Hidup Ukraina, Svitlana Hrynchuk, mengatakan bahwa pemerintah sedang bekerja sama dengan para ahli untuk menentukan langkah pemulihan terbaik.

    “Kami secara aktif mengerjakan ini,” ujar Hrynchuk, seperti dikutip Reuters pada Sabtu (12/4/2025).

    Ia menekankan bahwa memulihkan struktur penahan—yang juga dikenal sebagai “lengkungan”—merupakan prioritas utama demi mencegah potensi kebocoran radiasi.

    “Karena memastikan keselamatan nuklir dan radiasi adalah tugas utama,” tambahnya.

    Struktur lengkungan itu sendiri dipasang pada tahun 2019 untuk menutupi sarkofagus lama yang dibuat secara darurat pascabencana nuklir Chernobyl pada 1986.

    Sarkofagus tersebut telah mengalami kebocoran, sehingga struktur baru diperlukan untuk menahan radiasi lebih efektif.

    Serangan drone bulan Februari lalu menimbulkan kekhawatiran baru terhadap keamanan situs nuklir bersejarah ini, yang hingga kini masih memerlukan pengawasan ketat.

    Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata Energi

    Diplomat tinggi Rusia dan Ukraina saling melempar tuduhan atas pelanggaran gencatan senjata terbatas dalam sebuah konferensi di Turki pada Sabtu (12/4/2025), dikutip dari Politico.

    Kesepakatan sementara yang ditengahi Amerika Serikat itu bertujuan menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi di kedua negara.

    Namun, Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, menuduh Rusia tetap melanjutkan serangan harian meskipun telah menyetujui jeda terbatas.

    Sybiha menyebut sejak gencatan disepakati, Rusia telah menembakkan hampir 70 rudal, lebih dari 2.200 drone peledak, dan lebih dari 6.000 bom udara berpemandu ke wilayah Ukraina, sebagian besar menyasar warga sipil.

    Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, membantah tudingan tersebut.

    Ia menegaskan bahwa Moskow tetap mematuhi ketentuan gencatan senjata terbatas selama 30 hari.

    Kementerian Pertahanan Rusia juga melaporkan bahwa Ukraina justru melakukan lima serangan terhadap infrastruktur energi Rusia hanya dalam satu hari terakhir.

    Lavrov Puji Trump Soal Konflik Ukraina

    Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, memuji Donald Trump karena dinilai memiliki pemahaman yang lebih baik tentang konflik Ukraina dibandingkan pemimpin Barat lainnya.

    Pernyataan itu disampaikan Lavrov dalam Forum Diplomasi Antalya di Turki selatan pada Sabtu (12/4).

    “Presiden Trump adalah yang pertama dan, sejauh ini, hampir satu-satunya di antara para pemimpin Barat yang berulang kali dan dengan keyakinan menyatakan bahwa menarik Ukraina ke NATO adalah kesalahan besar,” kata Lavrov, dikutip dari The Guardian.

    Trump sebelumnya memang pernah menyatakan bahwa kecil kemungkinan Ukraina bisa merebut kembali seluruh wilayah yang diduduki Rusia.

    Ia juga mengatakan dirinya “OK” jika Ukraina tidak menjadi anggota NATO.

    Pernyataan ini sejalan dengan sikap Rusia yang sejak lama menolak perluasan aliansi militer Barat ke wilayah bekas Uni Soviet, termasuk Ukraina.

    Utusan AS Bantah Dukung Pemisahan Ukraina

    Utusan khusus Amerika Serikat untuk Ukraina, Keith Kellogg, membantah bahwa dirinya mendukung gagasan pemisahan Ukraina sebagai bagian dari solusi damai.

    Klarifikasi ini muncul setelah pernyataannya dalam wawancara dengan The Times disorot tajam.

    Dalam wawancara tersebut, Kellogg mengatakan bahwa Ukraina bisa saja dibagi “hampir seperti Berlin setelah Perang Dunia Kedua”.

    Pernyataan itu memicu spekulasi bahwa Washington membuka peluang bagi pembagian wilayah Ukraina dalam proses negosiasi damai.

    Namun, lewat unggahan di platform X (dulu Twitter), Kellogg menegaskan bahwa komentarnya telah disalahartikan.

    Ia menjelaskan bahwa maksudnya adalah soal penempatan pasukan ketahanan pasca-gencatan senjata untuk mendukung kedaulatan Ukraina.

    Menurut Kellogg, di bawah rencana tersebut, pasukan Rusia akan tetap berada di wilayah yang kini dikuasai Moskow.

    Sementara itu, pasukan Inggris dan Prancis akan ditempatkan di Kyiv dan sejumlah wilayah lain di Ukraina.

    Pernyataan ini dilaporkan oleh The Times dan dikutip kembali oleh sejumlah media internasional.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Ramai Visa Warga Asing Dicabut, Ini Imbauan KBRI untuk Mahasiswa di AS

    Ramai Visa Warga Asing Dicabut, Ini Imbauan KBRI untuk Mahasiswa di AS

    Jakarta

    Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington DC memberikan imbauan kepada mahasiswa Indonesia yang berada di Amerika Serikat sehubungan dengan meningkatnya pengawasan dan penegakan aturan terhadap visa pelajar internasional. KBRI meminta seluruh mahasiswa Indonesia untuk mematuhi aturan yang berlaku di sana.

    Imbauan terhadap mahasiswa Indonesia di AS ini disampaikan oleh KBRI lewat akun Instagram @indonesiaindc seperti dilihat Minggu (13/4/2025). KBRI mengingatkan agar WNI di Amerika Serikat selalu menjaga status visa F-1 atau J-1 dengan baik.

    “Sehubungan dengan meningkatnya pengawasan dan penegakan aturan terhadap visa pelajar internasional oleh otoritas imigrasi Amerika Serikat, seluruh mahasiswa Indonesia pemegang visa F-1 dan/atau J-1 diimbau untuk lebih berhati-hati dan memastikan kepatuhan terhadap seluruh ketentuan imigrasi yang berlaku,” tulis imbauan KBRI.

    KBRI juga menyampaikan visa dapat dicabut apabila terdapat pelanggaran antara lain, melakukan pekerjaan tanpa izin resmi (di luar OPT/CPT), tidak mempertahankan status sebagai mahasiswa penuh waktu (full-time student) dan terlibat dalam aktivitas yang melanggar hukum, baik hukum lokal maupun federal.

    Adapun konsekuensi pencabutan visa F-1 dan J-1 mencakup antara lain: tidak dapat kembali ke Amerika Serikat meskipun form I-20 masih aktif, visa dinyatakan tidak berlaku dan tidak dapat digunakan, dan penolakan masuk kembali saat pemeriksaan imigrasi.

    Atas hal tersebut, KBRI menyampaikan imbauan untuk mahasiswa di AS sebagai berikut:

    Visa Mahasiswa hingga Peneliti Asing di AS Dicabut

    Imbauan KBRI itu disampaikan setelah banyaknya kasus mahasiswa hingga peneliti asing di AS yang dicabut tanpa alasan jelas. Salah satunya yaitu kasus warga negara Rusia, Kseniia Petrova.

    Wanita yang bekerja sebagai peneliti di Harvard Medical School itu ditahan lantaran membawa embrio katak ‘non-berbahaya’ tanpa mendeklarasikannya di formulir bea cukai saat kembali ke AS dari Prancis. Alih-alih dikenai denda, visa kunjungan pertukaran miliknya dicabut dan dia dibawa ke tahanan.

    CNN meminta tanggapan dari Departemen Keamanan Dalam Negeri terkait hal tersebut namun tidak memberikan komentar. Kendati demikian, departemen tersebut menyampaikan kepada pesan ABC News mengenai alasan penahanan Petrova.

    “Pesan-pesan yang ditemukan di ponsel (Petrova) mengungkap bahwa ia berencana menyelundupkan material tersebut melewati bea cukai tanpa mendeklarasikannya,” tulis pesan tersebut.

    Namun kasus Petrova itu bukan satu-satunya. Berdasarkan laporan CNN setelah meninjau dokumen pengadilan, pernyataan dari pengacara, dan pengumuman dari lebih dari 80 universitas dan perguruan tinggi di seluruh negeri mengonfirmasi bahwa lebih dari 525 mahasiswa, dosen, dan peneliti telah visanya dicabut tahun ini.

    Menteri Luar Negeri Marco Rubio bulan lalu mengatakan bahwa Departemen Luar Negeri, di bawah kepemimpinannya, telah mencabut lebih dari 300 visa, sebagian besar adalah visa mahasiswa.

    (knv/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tanpa Alasan Jelas, Visa 500 Mahasiswa hingga Peneliti Asing di AS Dicabut

    Tanpa Alasan Jelas, Visa 500 Mahasiswa hingga Peneliti Asing di AS Dicabut

    Jakarta

    Warga negara Rusia, Kseniia Petrova, yang bekerja sebagai peneliti di Harvard Medical School ditahan lantaran membawa embrio katak ‘non-berbahaya’ tanpa mendeklarasikannya di formulir bea cukai saat kembali ke Amerika Serikat (AS) dari Prancis. Alih-alih dikenai denda, visa kunjungan pertukaran miliknya dicabut dan dia dibawa ke tahanan.

    Dilansir CNN, Minggu (13/4/2025), pengacara Petrova, Greg Romanovsky menyebut tindakan yang dilakukan otoritas AS itu sebagai hukuman yang tidak sebanding. Greg mengatakan apa yang dilakukan kliennya hanya sebagai kesalahan yang tidak disengaja.

    CNN meminta tanggapan dari Departemen Keamanan Dalam Negeri terkait hal tersebut namun tidak memberikan komentar. Kendati demikian, departemen tersebut menyampaikan kepada pesan ABC News mengenai alasan penahanan Petrova.

    “Pesan-pesan yang ditemukan di ponsel (Petrova) mengungkap bahwa ia berencana menyelundupkan material tersebut melewati bea cukai tanpa mendeklarasikannya,” tulis pesan tersebut.

    Saat ini Petrova mendekam di fasilitas tahanan Imigrasi dan Bea Cukai di Louisiana. Menurut catatan ICE, dia menunggu sidang pada 9 Juni yang bisa berakhir dengan deportasinya ke Rusia.

    Menurut pengacaranya, Petrova kemungkinan akan segera ditangkap karena sikap vokalnya menentang invasi Rusia ke Ukraina.

    “Penahanannya tidak hanya tidak perlu, tapi juga tidak adil,” ujar Romanovsky.

    Menteri Luar Negeri Marco Rubio bulan lalu mengatakan bahwa Departemen Luar Negeri, di bawah kepemimpinannya, telah mencabut lebih dari 300 visa, sebagian besar adalah visa mahasiswa.

    Kasus-kasus yang pertama kali menjadi sorotan publik menarget individu yang dituduh mendukung organisasi teroris, seperti penangkapan Mahmoud Khalil setelah aksi protes pro-Palestina di Universitas Columbia.

    Namun saat ini semakin banyak ancaman deportasi terhadap mahasiswa terjadi karena alasan yang relatif sepele-seperti pelanggaran kecil yang sudah lama terjadi, menurut pengacara imigrasi-atau bahkan tanpa alasan yang jelas.

    Penargetan terhadap warga negara asing yang terafiliasi dengan universitas-universitas ternama AS ini terjadi di tengah tindakan keras imigrasi yang lebih luas oleh pemerintahan Trump, termasuk penggunaan kewenangan luas untuk menyatakan sejumlah migran sebagai anggota geng dan mendeportasi mereka tanpa sidang.

    “Semua instrumen dalam undang-undang imigrasi sebenarnya sudah ada sebelumnya, tapi sekarang digunakan dengan cara yang menimbulkan kepanikan massal, kekacauan, dan ketakutan, dengan harapan para mahasiswa tidak mendapatkan bantuan hukum yang memadai dan pada akhirnya akan meninggalkan negara ini secara sukarela,” kata Jeff Joseph, presiden terpilih Asosiasi Pengacara Imigrasi Amerika.

    Lihat juga Video Trump Teken Aturan Deportasi Mahasiswa yang Ikut Aksi Pro-Palestina

    (knv/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hasil Perundingan Program Nuklir Iran di Oman: AS dan Iran Sepakat Bertemu Lagi Minggu Depan – Halaman all

    Hasil Perundingan Program Nuklir Iran di Oman: AS dan Iran Sepakat Bertemu Lagi Minggu Depan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Iran dan Amerika Serikat sepakat untuk mengadakan putaran perundingan nuklir Iran selanjutnya pada minggu depan, tepatnya pada Sabtu (19/4/2025).

    Dengan mediasi Oman, putaran pertama perundingan tidak langsung antara Iran dan AS digelar di ibu kota Oman, Muscat, pada Sabtu (12/4/2025).

    Mengutip PressTV, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dan Steve Witkoff, Utusan Khusus Presiden AS untuk Urusan Timur Tengah, memimpin jalannya perundingan tersebut.

    Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Iran menyampaikan bahwa kedua belah pihak saling bertukar pandangan mengenai program nuklir damai Iran, terutama terkait pencabutan sanksi terhadap negara tersebut.

    Disebutkan pula bahwa perundingan berlangsung dalam suasana yang konstruktif dan dilandasi rasa saling menghormati.

    Di sela-sela pertemuan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, mengatakan kepada IRIB News di Muscat bahwa Iran memiliki satu tujuan yang sangat jelas dalam perundingan ini, yaitu untuk melindungi kepentingan nasionalnya.

    “Kami memberikan kesempatan yang tulus dan jujur kepada diplomasi. Melalui perundingan ini, kami berharap dapat memajukan tidak hanya isu nuklir, tetapi yang lebih penting bagi kami, isu pencabutan sanksi,” ujar Baghaei.

    Menlu Oman: Pembicaraan Iran-AS Kondusif bagi Perdamaian Regional

    Menteri Luar Negeri Oman, Badr bin Hamad Al Busaidi, menyambut baik negosiasi antara Iran dan AS yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan yang adil dan mengikat.

    Dalam sebuah unggahan di akun X miliknya, Al Busaidi mengatakan bahwa pembicaraan tidak langsung antara Araghchi dan Witkoff berlangsung dalam suasana bersahabat.

    “Pertemuan tersebut kondusif untuk menjembatani berbagai sudut pandang dan, pada akhirnya, mewujudkan perdamaian, keamanan, serta stabilitas regional dan global,” tulis Al Busaidi.

    Ia juga menegaskan bahwa Oman akan terus bekerja sama dan melakukan upaya lebih lanjut guna membantu pencapaian tujuan tersebut.

    Isu Program Nuklir Iran

    Program nuklir dan persenjataan rudal Iran menarik perhatian internasional di tengah meningkatnya ketegangan dengan Israel.

    Mengutip Council on Foreign Relations, banyak pakar kebijakan luar negeri berpendapat bahwa jika Iran berhasil memperoleh senjata nuklir, hal itu dapat menyebabkan ketidakstabilan di Timur Tengah dan wilayah sekitarnya.

    Kekhawatiran utama adalah bahwa kepemilikan senjata nuklir oleh Iran akan menjadi ancaman besar bagi Israel, musuh bebuyutannya sejak lama.

    Beberapa pakar juga memperingatkan bahwa jika Iran meluncurkan serangan nuklir ke Israel, hal tersebut justru akan membawa kehancuran bagi dirinya sendiri.

    Apa pun skenarionya, terdapat risiko salah perhitungan yang dapat memicu pertukaran nuklir, menurut para analis.

    Kekhawatiran lainnya adalah bahwa kepemilikan senjata nuklir oleh Iran dapat mendorong negara-negara pesaing di kawasan, termasuk Arab Saudi, untuk mengembangkan program senjata nuklir mereka sendiri.

    Pengawasan internasional terhadap program nuklir dan rudal Iran semakin intensif pada akhir tahun 2024, menyusul terjadinya konflik militer antara Iran dan Israel, serta terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden AS.

    Pada masa jabatan pertamanya, Trump secara sepihak menarik Amerika Serikat dari perjanjian nuklir Iran tahun 2015 (JCPOA) dan memberlakukan sanksi berat terhadap Iran.

    JCPOA adalah perjanjian internasional yang bertujuan membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pelonggaran sanksi dan sejumlah ketentuan lainnya.

    Perjanjian ini disepakati di Wina pada 14 Juli 2015 antara Iran dan P5+1, yaitu lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB (China, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat) ditambah Jerman, serta Uni Eropa.

    Kini, pemerintahan Trump menyatakan kesediaannya untuk melanjutkan perundingan dengan Iran, untuk pertama kalinya sejak AS menarik diri dari kesepakatan tersebut tujuh tahun lalu.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)