Negara: Prancis

  • Wow! Bill Gates Berniat Sumbang 99% Kekayaan Hingga 2045

    Wow! Bill Gates Berniat Sumbang 99% Kekayaan Hingga 2045

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri Microsoft Bill Gates mengatakan ia bermaksud menyumbangkan 99% dari kekayaannya yang sangat besar selama 20 tahun ke depan. Hal ini disampaikan dalam sebuah posting blog yang dikutip BBC News, Kamis (8/5/2025).

    Dalam pernyataan itu, Gates mengatakan bahwa ia akan mempercepat pemberiannya melalui yayasannya. Ia juga berencana untuk mengakhiri operasi pembagian kekayaan ini pada tahun 2045.

    “Orang-orang akan mengatakan banyak hal tentang saya ketika saya meninggal, tetapi saya bertekad bahwa ‘dia meninggal dalam keadaan kaya’ tidak akan menjadi salah satu dari mereka,” tuturnya.

    Gates, 69 tahun, mengatakan bahwa yayasannya yang bernama sama telah memberikan US$ 100 miliar (Rp 1.640 triliun) untuk proyek-proyek kesehatan dan pembangunan. Ia berharap yayasan tersebut akan menghabiskan US$ 200 miliar (Rp 3.280 triliun) lagi, tergantung pada pasar dan inflasi, selama dua dekade ke depan.

    Dalam posting blognya, Gates mengutip esai tahun 1889 oleh taipan Andrew Carnegie yang berjudul The Gospel of Wealth, yang menyatakan bahwa orang kaya memiliki kewajiban untuk mengembalikan kekayaan mereka kepada masyarakat.

    “Orang yang meninggal dalam keadaan kaya akan meninggal dalam keadaan malu,” tulisnya.

    Ikrar terbarunya merupakan percepatan dalam pemberian amal. Awalnya, ia dan mantan istrinya Melinda telah merencanakan cara-cara agar Yayasan Gates terus bekerja selama beberapa dekade setelah kematian mereka.

    Ketika ditanya tentang perubahan ini, Gates mengatakan kepada BBC’s Newshour pada hari Kamis bahwa akan ada orang kaya lainnya dalam 20 tahun yang dapat mengatasi tantangan masa depan dengan lebih baik.

    “Ini benar-benar tentang urgensi,” katanya. “Kita dapat menghabiskan lebih banyak uang jika kita tidak berusaha untuk terus-menerus, dan saya tahu bahwa pengeluaran tersebut akan sejalan dengan nilai-nilai saya.”

    Harta Yang Tak Habis

    Menyumbangkan 99% kekayaannya masih bisa menjadikan Gates sebagai miliarder. Dalam data Bloomberg, Gates saat ini masih memiliki kekayaan hingga US$ 108 miliar (Rp 1.787 triliun). Gates juga mengatakan yayasan tersebut akan menarik dana abadinya untuk menyumbangkan US$ 200 miliar.

    Bersama Paul Allen, Gates mendirikan Microsoft pada tahun 1975, dan perusahaan tersebut menjadi kekuatan dominan dalam perangkat lunak komputer dan industri teknologi lainnya. Gates secara bertahap telah mundur dari perusahaan tersebut pada abad ini, mengundurkan diri sebagai kepala eksekutif pada tahun 2000 dan sebagai ketua pada tahun 2014.

    Ia mengatakan bahwa ia terinspirasi untuk menyumbangkan uang oleh investor Warren Buffett dan filantropis lainnya. Ia juga menguraikan tiga tujuan utama yayasannya yakni memberantas penyakit yang dapat dicegah yang membunuh ibu dan anak, memberantas penyakit menular termasuk malaria dan campak, serta memberantas kemiskinan bagi ratusan juta orang.

    Gates juga mengkritik Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis karena memangkas anggaran bantuan luar negeri mereka. Pasalnya, hal ini dapat memperparah program-program jaminan sosial, yang ujungnya menjatuhkan masyarakat pada kemiskinan.

    “Tidak jelas apakah negara-negara terkaya di dunia akan terus membela rakyatnya yang termiskin,” tulisnya. “Namun satu hal yang dapat kami jamin adalah, dalam semua pekerjaan kami, Yayasan Gates akan mendukung upaya untuk membantu orang dan negara keluar dari kemiskinan.”

    Ia lebih tegas dalam wawancara dengan Newshour, saat ditanya tentang komentarnya yang menuduh miliarder teknologi Elon Musk membunuh anak-anak melalui pemotongan bantuan AS yang dilakukan oleh Departemen Efisiensi Pemerintah, atau DOGE.

    “Pemotongan ini tidak hanya akan membunuh anak-anak, tetapi jutaan anak,” jawab Gates. “Anda tidak akan menyangka orang terkaya di dunia akan melakukannya.”

    (tps/tps)

  • Mengenal Paus Leo XIV: Jalan Hidup – Pandangan dan Kontroversi

    Mengenal Paus Leo XIV: Jalan Hidup – Pandangan dan Kontroversi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kardinal dunia akhirnya telah menemukan kesepakatan terkait paus berikutnya, Kamis (8/5/2025). Ia adalah Robert Prevost, atau Paus Leo XIV, asal Amerika Serikat (AS).

    Penobatannya menjadi pemimpin umat katolik Roma ini pun diumumkan langsung oleh Kardinal Diakon senior dari balkon Basilika Santo Petrus. Pemilihan Prevost menjadi paus pun dilakukan setelah para kardinal dunia melakukan sesi pemilihan paus, atau yang sering dikenal dengan konklaf.

    “Annutio vobis gaudium magnum, Habemus Papam!” yang artinya “Aku mengumumkan kepada kalian kabar sukacita besar, Kita memiliki Paus!”

    “Robert Prevost. Paus Leo XIV!”.

    Mengenal Paus Leo XIV

    Lahir di Chicago pada tahun 1955 dari orang tua keturunan Spanyol dan Prancis-Italia, Prevost menjabat sebagai putra altar dan ditahbiskan sebagai pendeta pada tahun 1982. Meskipun beliau pindah ke Peru tiga tahun kemudian, ia kembali secara berkala ke AS untuk melayani sebagai pendeta dan kepala biara di kota asalnya.

    Beliau juga dilaporkan memiliki kewarganegaraan Peru dan dikenang sebagai tokoh yang bekerja dengan masyarakat terpinggirkan dan membantu membangun jembatan. Diketahui, Paus Leo XIV pernah menghabiskan 10 tahun sebagai pendeta paroki setempat dan sebagai guru di sebuah seminari di Trujillo di Peru barat laut.

    Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai Uskup Chiclayo di Peru setahun setelah menjadi Paus. Beliau dikenal baik oleh para kardinal karena perannya yang menonjol sebagai prefek Dikasteri untuk Para Uskup di Amerika Latin yang memiliki tugas penting untuk memilih dan mengawasi para uskup.

    Di tahun 2023, Paus Leo XIV baru menjadi uskup agung. Dalam beberapa bulan kemudian, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai kardinal. Karena 80% kardinal yang ikut serta dalam konklaf sejatinya ditunjuk oleh Paus Fransiskus, tidaklah mengherankan bahwa seseorang seperti Prevost terpilih, meskipun ia baru saja ditunjuk.

    Dalam kata-kata pertamanya sebagai Paus, Leo XIV berbicara dengan penuh kasih tentang pendahulunya, Fransiskus. Beliau menggambarkan Paus Fransiskus sebagai seseorang yang berani dan penyalur berkat yang baik bagi umat manusia.

    “Kita masih mendengar di telinga kita suara Paus Fransiskus yang lemah namun selalu berani yang memberkati kita,” katanya. “Bersatu dan bergandengan tangan dengan Tuhan, mari kita maju bersama,” tambahnya kepada orang banyak yang bersorak.

    Pandangan dan Kontroversi

    Beliau akan dipandang sebagai tokoh yang mendukung keberlanjutan reformasi Fransiskus di Gereja Katolik. Paus Leo XIV diyakini memiliki pandangan yang sama dengan Fransiskus tentang migran, kaum miskin, dan lingkungan.

    Meskipun Paus XIV adalah orang AS, dan akan sepenuhnya menyadari perpecahan dalam Gereja Katolik, latar belakangnya di Amerika Latin juga merupakan kelanjutan dari seorang Paus yang berasal dari Argentina. Vatikan menggambarkannya sebagai paus kedua dari Amerika, setelah Paus Fransiskus, serta paus Agustinian pertama.

    Sebelum konklaf, juru bicara Vatikan Matteo Bruni mengatakan bahwa selama pertemuan Dewan Kardinal pada hari-hari sebelum konklaf, mereka menekankan perlunya seorang paus dengan “semangat kenabian yang mampu memimpin Gereja yang tidak menutup diri tetapi tahu bagaimana keluar dan membawa terang ke dunia yang ditandai oleh keputusasaan”.

    Selama berada di Peru, Paus Leo XIV tidak luput dari skandal pelecehan seksual yang telah mencoreng Gereja. Namun keuskupannya dengan tegas membantah bahwa ia terlibat dalam upaya menutup-nutupi apa pun.

    (tps/tps)

  • Enggan Perang, Ahmed Al-Sharaa Benarkan Suriah Gelar Pembicaraan Tak Langsung dengan Israel – Halaman all

    Enggan Perang, Ahmed Al-Sharaa Benarkan Suriah Gelar Pembicaraan Tak Langsung dengan Israel – Halaman all

    Enggan Perang, Ahmed Al-Sharaa Benarkan Suriah Gelar Pembicaraan Tak Langsung dengan Israel

     

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis (8/5/2025) mengutuk serangan Israel terhadap Suriah, dan mengatakan serangan tersebut tidak akan menjamin “keamanan jangka panjang Israel.”

    “Mengenai pengeboman dan penyerbuan, menurut saya itu praktik yang buruk. Anda tidak dapat menjamin keamanan negara Anda dengan melanggar integritas teritorial negara tetangga Anda,” kata Macron dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa di Paris.

    Al-Sharaa membenarkan kalau Suriah tengah menggelar “pembicaraan tidak langsung” dengan Israel guna meredakan ketegangan antara kedua negara.

    Al-Sharaa menyiratkan pihaknya enggan terlibat dalam perang terbuka menyusul ratusan serangan Israel terhadap Suriah sejak Bashar al-Assad digulingkan.

    “Sehubungan dengan pembicaraan tidak langsung dengan Israel, ada pembicaraan tidak langsung yang dilakukan melalui mediator untuk menenangkan situasi dan mencoba mengendalikan situasi agar tidak mencapai titik di mana hal itu lepas dari kendali kedua belah pihak,” kata Sharaa.

    Sementara itu Macron menyerukan kelanjutan “pencabutan sanksi ekonomi Eropa secara bertahap” jika otoritas baru Suriah mampu menstabilkan negara tersebut.

    Sharaa mengatakan tidak ada pembenaran untuk mempertahankan sanksi Eropa terhadap Suriah.

    Al-Sharaa pada hari Rabu bertemu dengan pemimpin Prancis Emmanuel Macron dalam kunjungan pertamanya ke Eropa sejak menggulingkan penguasa lama Bashar al-Assad, meskipun ada kekhawatiran atas bentrokan mematikan yang telah membayangi bulan-bulan pertama kekuasaan pemerintah baru.

    Menjelang pembicaraan tingkat tinggi di Istana Elysee, Sharaa dan menteri luar negerinya bertemu dengan seorang whistleblower yang membantu mendokumentasikan penyiksaan mengerikan di bawah penguasa lama Bashar al-Assad.

    Sharaa dan Assaad al-Shibani “bertemu dengan Farid al-Madhan, yang dikenal sebagai “Caesar”, kata kepresidenan Suriah.

    Sharaa dan pejabat tinggi Suriah lainnya mendapat tekanan dari Eropa untuk menunjukkan keseriusan mereka dalam melindungi hak asasi manusia sementara Damaskus berupaya mencabut sanksi era Assad sepenuhnya setelah 14 tahun perang yang menghancurkan.

    Madhan mengungkapkan identitasnya pada bulan Februari saat diwawancarai oleh penyiar Al Jazeera. Ia melarikan diri dari Suriah pada tahun 2013 dengan membawa sekitar 55.000 gambar mengerikan termasuk foto-foto yang memperlihatkan tubuh kurus kering dan orang-orang yang matanya dicungkil.

    Foto-foto tersebut menginspirasi undang-undang AS tahun 2020 yang menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Suriah dan proses peradilan di Eropa terhadap rombongan Assad.

    Di Paris bersama Macron, Sharaa akan membahas rekonstruksi pascaperang dan kerja sama ekonomi, kata seorang pejabat pemerintah Suriah.

    “Pertemuan ini merupakan bagian dari komitmen bersejarah Prancis terhadap rakyat Suriah yang mendambakan perdamaian dan demokrasi,” kata Istana Elysee.

    Dengan menyambut Sharaa, Macron berharap dapat membantu pihak berwenang dalam perjalanan menuju “Suriah yang bebas, stabil, dan berdaulat yang menghormati semua komponen masyarakat Suriah”, kata seorang pejabat kepresidenan Prancis kepada AFP.

    Pejabat itu mengatakan Prancis menyadari “masa lalu” sejumlah pemimpin Suriah dan menuntut agar “tidak ada rasa puas diri” terhadap “gerakan teroris” yang beroperasi di Suriah.

    Melawan Impunitas

    “Jika kami mengundang dia (Sharaa) ke sini, itu adalah untuk memintanya bergerak lebih jauh dalam perjuangan melawan impunitas,” kata Menteri Luar Negeri Jean-Noel Barrot kepada penyiar TF1.

    Sharaa memimpin kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang mempelopori kejatuhan Assad setelah 14 tahun perang saudara.

    Ia masih dikenai larangan bepergian PBB dan Prancis kemungkinan besar harus meminta pengecualian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, seperti halnya perjalanan terbarunya ke Turki dan Arab Saudi, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.

    Prancis, bekas penguasa Suriah pada era kolonial, tengah mengincar peluang untuk meningkatkan pengaruhnya di negara itu setelah bertahun-tahun kehadiran Rusia, dengan perusahaan-perusahaan Prancis juga mencari kontrak.

    Minggu lalu, raksasa logistik Prancis CMA CGM menandatangani kontrak 30 tahun untuk mengembangkan dan mengoperasikan pelabuhan Latakia.

    Mehad, sebuah LSM Prancis yang telah beroperasi di Suriah sejak 2011, memperingatkan tentang krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di negara tersebut dan menyerukan “tanggapan yang kuat” dari Prancis.

    “Komitmen kuat Emmanuel Macron kini harus diwujudkan dalam tindakan, tidak hanya dengan mempertahankan anggaran yang dialokasikan untuk bantuan kemanusiaan di Suriah, tetapi juga dengan mencairkannya dengan cepat,” kata direktur Mehad Mego Terzian.

     

    (oln/anews/*)

     

  • Yamaha Pakai Mesin Baru di MotoGP Prancis 2025

    Yamaha Pakai Mesin Baru di MotoGP Prancis 2025

    Jakarta

    Yamaha akan menggunakan mesin baru di MotoGP Prancis 2025 yang berlangsung akhir pekan ini. Hal itu diungkapkan langsung oleh pebalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo.

    “Kami harus fokus pada pekerjaan akhir pekan ini. Hasil positif selama balapan dan tes di Sirkuit Jerez menjadi dorongan yang bagus bagi tim, dan saya tertarik buat melihat bagaimana spesifikasi mesin baru ini bekerja di Le Mans (Prancis). Saya bersemangat untuk memulainya,” ujar Quartararo dikutip dari Crash.

    Fabio Quartararo Foto: REUTERS/Jon Nazca

    Adapun mesin baru yang bakal digunakan Yamaha nanti di MotoGP Prancis 2025 nanti bukanlah mesin konfigurasi V4 yang sedang mereka godok. Melainkan masih memakai mesin 4 silinder segaris atau inline, namun dengan versi yang lebih advance.

    Rekan setim Quartararo, Alex Rins, juga optimis dengan performa mesin terbaru Yamaha M1 tersebut. Hal itu berkaca pada hasil tes Jerez beberapa waktu lalu, di mana Rins mencatat waktu putaran tercepat keempat tepat di belakang Quartararo.

    Alex Rins Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp

    “Kami membuat langkah positif selama tes Jerez minggu lalu,” kata Rins. “Kami akan menguji temuan kami lagi di Le Mans. GP ini akan sangat penting untuk mengumpulkan data, sehingga kami dapat memulai uji privat Misano minggu depan dengan bekal informasi yang memadai,” lanjut pebalap asal Spanyol tersebut.

    Gelaran MotoGP Prancis 2025 yang berlangsung akhir pekan ini bakal menjadi momen yang menyenangkan bagi Quartararo. Sebab dia akan balapan di negara kelahirannya.

    “Le Mans sangat istimewa bagi saya: ini adalah GP kandang saya, dan akan ada banyak penggemar yang mendukung saya. Tidak peduli berapa kali saya melakukannya, saya tetap merinding ketika mereka (pendukung) menyanyikan lagu kebangsaan sebelum balapan,” tukas pebalap berjuluk El Diablo.

    (lua/dry)

  • Pakistan Puji Kehebatan Jet Tempur Buatan China Chengdu J-10C dalam Menjatuhkan 5 Jet Tempur India – Halaman all

    Pakistan Puji Kehebatan Jet Tempur Buatan China Chengdu J-10C dalam Menjatuhkan 5 Jet Tempur India – Halaman all

    Pakistan Puji Kehebatan Jet Tempur Buatan China J-10C dalam Menjatuhkan 5 Jet Tempur India

    TRIBUNNEWS.COM- Pakistan mengatakan pihaknya menggunakan jet tempur J-10C China untuk menjatuhkan lima pesawat tempur India di tengah meningkatnya ketegangan Kashmir, dan memperingatkan konflik yang lebih dalam setelah serangan India.

    untuk menembak jatuh lima pesawat India sebagai tanggapan atas serangan yang dilakukan oleh India di dekat Garis Kontrol, yang menandai peningkatan tajam dalam ketegangan atas wilayah Kashmir yang disengketakan, tulis Bloomberg pada hari Rabu. 

    Menteri Luar Negeri Ishaq Dar mengatakan kepada parlemen bahwa pesawat India tersebut termasuk jet Rafale buatan Prancis , menurut Associated Press Pakistan, meskipun India belum mengonfirmasi kerugian apa pun secara publik. 

    Dar menambahkan bahwa Pakistan terus memberi tahu Beijing tentang tindakannya, dengan Duta Besar China Jiang Zaidong mengunjungi Kantor Luar Negeri Islamabad pada pukul 4 pagi pada hari terjadinya serangan.

    Serangan udara itu terjadi setelah serangan mematikan di Pahalgam pada 22 April yang menewaskan 26 warga sipil di wilayah Kashmir yang dikuasai India. 

    India menyebut insiden itu sebagai tindakan terorisme dan menyalahkan Pakistan karena memfasilitasinya, klaim yang dibantah Islamabad.

    Sebagai tanggapan, India melancarkan serangan udara terkoordinasi pada Rabu pagi terhadap sembilan target di Pakistan, yang digambarkannya sebagai “tepat dan terkendali” dan “tidak bersifat eskalatif.” 

    Namun, militer Pakistan mengatakan bahwa serangan tersebut mengakibatkan kematian 31 warga sipil dan bersumpah akan memberikan tanggapan militer yang kuat. 

    Perdana Menteri Shehbaz Sharif juga mengisyaratkan niat untuk membalas , yang segera diikuti oleh laporan tentang jet tempur India yang ditembak jatuh.

    Militer Pakistan mengklaim telah menembak jatuh tiga Rafale, satu MiG-29, dan satu SU-30, meskipun belum memberikan bukti pendukung. 

    Menteri Luar Negeri India Vikram Misri membahas serangan April dan investigasi yang sedang berlangsung, tetapi tidak mengomentari dugaan penembakan jatuh jet-jet tempurnya.

    Para analis berpendapat bahwa kedua belah pihak mungkin mengelola narasi publik untuk mengendalikan laju eskalasi, dengan beberapa pihak, seperti Ankit Panda dari Carnegie Endowment, menyatakan bahwa paritas dalam tindakan pembalasan dapat mencegah salah satu pihak untuk maju lebih jauh.

    Tiongkok desak Pakistan untuk menahan diri sambil dukung militernya

    China menanggapi dengan menyebut serangan udara India “disesalkan” dan mendesak kedua belah pihak untuk menghindari tindakan lebih lanjut yang dapat memperburuk situasi.

    Beijing tetap menjadi pemasok senjata terbesar Pakistan, yang bertanggung jawab atas 82 persen impor senjatanya antara tahun 2019 dan 2023, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.

    Penggunaan jet tempur J-10C China yang dilaporkan dalam pertempuran langsung dengan cepat menjadi topik hangat di Weibo China, dengan para pengguna memuji kinerja perangkat keras militer dalam negeri .

    Saham perusahaan pertahanan China melonjak karena berita tersebut, sementara Bloomberg Intelligence mencatat bahwa konflik tersebut dapat menjadi tempat uji coba bagi sistem persenjataan China yang relatif belum terbukti dalam pertempuran langsung.

    Hu Xijin, mantan editor Global Times , menulis bahwa jika laporan dari Pakistan akurat, hal itu menunjukkan bahwa manufaktur militer China sekarang melampaui Rusia dan Prancis, dan menyarankan bahwa hasil tersebut seharusnya membuat Taiwan khawatir.

    Taruhan ekonomi meningkat di tengah risiko konfrontasi yang berkepanjangan

    Meskipun kedua negara memiliki kemampuan militer yang tangguh, dinamika ekonominya jauh kurang seimbang.

    PDB India kini delapan kali lebih besar dari PDB Pakistan, menurut data Bank Dunia, kesenjangan yang telah melebar secara signifikan selama dua dekade terakhir. 

    Perekonomian India terus berkembang pesat, sedangkan Pakistan masih bergulat dengan dampak krisis keuangan yang mendalam dan saat ini bergantung pada program $7 miliar untuk Pakistan dari Dana Moneter Internasional .
    Terakhir kali kedua negara hampir berperang dalam skala penuh adalah pada tahun 2019, setelah bom bunuh diri yang menewaskan 40 tentara India. 

    India menanggapi dengan serangan udara pertamanya di wilayah Pakistan sejak 1971, yang mendorong Pakistan untuk menembak jatuh jet India dan menangkap pilotnya, yang kemudian dibebaskan sebagai isyarat yang ditujukan untuk meredakan ketegangan.

    Walaupun pola serupa mungkin muncul kali ini, pengerahan persenjataan canggih dan meningkatnya sentimen nasionalis dapat mempersulit penyelesaian yang cepat.

    Presiden AS Donald Trump, saat berpidato di sebuah acara di Gedung Putih, menggambarkan konflik India-Pakistan yang kembali terjadi sebagai “sangat mengerikan” dan menyampaikan harapan akan adanya de-eskalasi. 

    Ia menambahkan bahwa AS menjaga hubungan baik dengan kedua negara dan menawarkan diri untuk menjadi penengah jika diperlukan, dengan menyatakan, “Mereka saling membalas, jadi mudah-mudahan mereka bisa berhenti sekarang.”

     

    Saham Chengdu Produsen Jet J-10 & JF-17 Melonjak

    Harga saham produsen pembuat jet Cina CAC melonjak setelah laporan PAF menjatuhkan jet Rafale India, sebaliknya harga saham Dassault produsen Rafale jatuh.

    Harga saham Chengdu Aircraft Corporation (CAC) Tiongkok melonjak lebih dari 17 persen pada hari Rabu (7/5/2025) menyusul laporan bahwa Angkatan Udara Pakistan (PAF) telah menembak jatuh beberapa pesawat tempur India, termasuk jet Rafale buatan Prancis.

    CAC, yang memproduksi jet tempur J-10, J-20, dan JF-17 yang digunakan oleh PAF, melihat harga sahamnya di Bursa Efek Shenzhen naik menjadi CNY 71,08, naik 18?ri penutupan sebelumnya.

    Pada saat pelaporan, saham tetap hijau dan diperdagangkan pada CNY 68,88, peningkatan 16,29 persen.

    Menyusul konfirmasi Menteri Pertahanan Pakistan bahwa angkatan udara negara itu telah menembak jatuh lima jet tempur India semalam.

    Menurut pejabat senior pertahanan Pakistan, total enam pesawat India hancur — tiga jet Rafale, satu MiG-29, satu SU-30, dan satu pesawat pengintai Heron.

    Semua pesawat India dilaporkan berupaya menargetkan wilayah Pakistan dengan menggunakan amunisi jarak jauh.

    “Tidak ada pesawat PAF yang rusak. Semua unit kembali dengan selamat ke pangkalan,” kata juru bicara militer Pakistan.

    Saham Dassault Anjlok di Paris

    Sementara itu, saham Dassault Aviation Prancis — pembuat jet tempur Rafale — anjlok di Bursa Efek Paris.

    Saham perusahaan turun EUR 5,40, atau 1,64%, menjadi EUR 324.

    Secara keseluruhan, analis pertahanan mencatat saham Dassault bisa turun 5% lagi di tengah pengawasan atas kinerja Rafale di medan perang.

    Kontras tajam dalam sentimen investor dapat menjadi tanda kepercayaan pasar global terhadap kemampuan PAF dan kinerja jet JF-17 dan J-10C, yang dikembangkan bekerja sama dengan China.

    Perkembangan tersebut juga memicu kembali perdebatan tentang kesiapan tempur dan keandalan armada Rafale India.

    Saham Penerbangan: Dassault Aviation Turun, Chengdu Aircraft Corporation Melonjak Pasca Serangan Udara India-Pakistan

    Setelah insiden Pahalgam, ketegangan antara musuh bebuyutan India dan Pakistan meningkat, yang menyebabkan serangan udara lintas batas. 

    Selama konfrontasi ini, berita tentang tiga Rafale asal Prancis dalam inventaris India yang ditembak jatuh oleh Angkatan Udara Pakistan (PAF) menyebabkan penurunan saham langsung Dassault Aviation, perusahaan pembuat jet tempur Rafale. 

    Sebaliknya, saham Chengdu Aircraft Corporation asal Tiongkok, produsen JF-17 dan J-10 dalam inventaris Pakistan, melonjak. 

    Fluktuasi saham ini menunjukkan bahwa kinerja pesawat ini dalam pertempuran aktif berdampak langsung pada sentimen investor. 

    Perkembangan ini juga membuat kesepakatan senilai $7,4 miliar antara India dan Dassault Aviation pada bulan April dipertanyakan. 

    Akankah Kesepakatan India dengan Dassault Aviation Dievaluasi Ulang?

    India saat ini memiliki 36 jet tempur Rafale, dan berdasarkan kesepakatan yang baru ditandatangani, India bermaksud membeli 26 jet tempur Rafale dari Dassault Aviation, yang akan dikirimkan pada tahun 2030. 

    Saat ini tiga jet tempur Rafale telah ditembak jatuh, potensi jet-jet ini dalam memperkuat kemampuan pertahanan India dan visinya untuk mendiversifikasi pengadaan pertahanannya dari pemasok konvensional, Rusia dan AS, ke negara-negara lain memerlukan evaluasi ulang. 

    Fluktuasi Saham Dassault Aviation 

    Pada tanggal 7 Mei, saham Dassault Aviation diperdagangkan pada  harga €320,20 . 

    Pasar dibuka pada harga €326,80, tetapi saham tersebut menunjukkan volatilitas sepanjang hari dengan penurunan sebesar €4,40 (−1,36%) dari penutupan sebelumnya sebesar €324,60. 

    Penurunan ini menunjukkan bahwa investor bereaksi negatif terhadap berita tentang tiga jet Rafale yang ditembak jatuh. 

    Namun, perusahaan tersebut masih memegang kapitalisasi pasar sebesar €24,98 miliar, yang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempertahankan posisinya sebagai pemain utama dalam industri penerbangan. 
    Sementara itu, saham diperdagangkan pada harga €332,20, mendekati level tertingginya dalam 52 minggu, jauh di atas level terendah €160,90, yang menunjukkan bahwa kinerja jangka panjang perusahaan tersebut kuat meskipun terjadi penurunan baru-baru ini. 

     
    Saham Chengdu Aircraft Corporation Melonjak 

    Berbeda dengan perusahaan Penerbangan Prancis, Perusahaan Pesawat Chengdu China menunjukkan kenaikan saham sebesar 16 persen pada saham yang terdaftar di Shenzhen, setelah serangan udara India-Pakistan. 

    Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak Oktober lalu. Kenaikan saham ini dikaitkan dengan pesawat perusahaan yang digunakan oleh PAF. 

    Meskipun analis pertahanan skeptis tentang pesawat tertentu yang digunakan oleh PAF dalam serangan baru-baru ini, temuan Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) menunjukkan bahwa lebih dari 60% ekspor senjata China dikirim ke Pakistan antara tahun 2020 hingga 2024.

    Oleh karena itu peluang PAF menggunakan pesawat asal China sangat tinggi yang mungkin telah mendatangkan kepercayaan investor pada produsen pertahanan China. Menurut Seth Jones, presiden departemen pertahanan dan keamanan di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS)

    Karena tidak ada konfirmasi dari kedua negara pesaing tentang jumlah dan pesawat yang ditembak jatuh, diharapkan fluktuasi saham bersifat sementara. 

    Dassault Aviation memiliki pangsa pasar yang kuat di industri penerbangan, perusahaan ini akan terus menunjukkan pertumbuhan jika berita tentang Rafale yang ditembak jatuh tidak terbukti. 

    Namun, jika ada konfirmasi dari IAF atau ketegangan antara kedua negara meningkat, yang mengarah pada lebih banyak penembakan jatuh Rafale, diperkirakan akan ada penurunan dalam Dassault Aviation. 

    Kinerja  Chengdu Aircraft Corporation juga diharapkan berbanding terbalik dengan Dassault Aviation jika berita tentang pesawat China yang digunakan oleh PAF semakin matang. 

     

     

    SUMBER: AL MAYADEEN, THE EXPRESS TRIBUNE, TECHI

     

  • Jerman Bakal Lebih Banyak Tolak Pencari Suaka

    Jerman Bakal Lebih Banyak Tolak Pencari Suaka

    Jakarta

    Langkah ini menjadi bagian penting dari rencana kanselir baru Jerman, Friedrich Merz untuk merebut kembali kendali dari partai antiimigrasi Alternative fr Deutschland (AfD), yang menempati posisi kedua raihan suara dalam pemilu bulan Februari lalu, dan dalam jajak pendapat teranyar terus menunjukkan peningkatan jumlah dukungan secara signifikan.

    Merz mengatakan kepada Welt TV, ia telah memberi tahu Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk terlebih dahulu, dan lebih lanjut mengatakan, langkah-langkah “sementara” ini “diperlukan selama tingkat migrasi ilegal di Uni Eropa masih setinggi ini.”

    Jumlah polisi perbatasan diperbanyak

    Pemerintah baru Jerman, yang mulai menjabat pada hari Selasa (07/05), telah mengambil langkah untuk menambah kekuatan petugas kepolisian di perbatasan. “Kami memerintahkan petugas untuk menolak migran tanpa dokumen, termasuk pencari suaka,” demikian ditegaskan Menteri Dalam Negeri Alexander Dobrindt.

    Namun pengecualian akan diberikan kepada “kelompok rentan” termasuk perempuan hamil dan anak-anak, tambahnya.

    Untuk melaksanakan langkah ini, Dobrindt membatalkan keputusan dari tahun 2015 — pada puncak krisis migrasi Eropa — saat Jerman menerima lebih dari satu juta imigran, terutama dari Suriah dan Afganistan.

    Harian Bild melaporkan, Dobrindt telah memerintahkan pengiriman tambahan 2.000 hingga 3.000 petugas polisi federal ke perbatasan Jerman, memperkuat 11.000 petugas yang sudah ditempatkan di sana.

    Media Der Spiegel melaporkan, polisi harus bekerja dalam shift hingga 12 jam per hari untuk menegakkan aturan baru ini.

    Rasa kemanusiaan harus ditegakkan

    Dobrindt mengatakan lebih lanjut, tujuan kebijakan ini adalah untuk menjamin “rasa kemanusiaan dan ketertiban” dalam migrasi, dan bahwa ketertiban harus “diberi bobot dan kekuatan lebih besar daripada yang terlihat di masa lalu.”

    Langkah pemerintah baru ini membuat beberapa negara tetangga kecewa, dengan Swiss menyatakan bahwa mereka “menyesalkan” bahwa langkah-langkah ini diambil “tanpa konsultasi”.

    Berbicara bersama Merz dalam konferensi pers di Warsawa, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mendesak Jerman untuk “memusatkan perhatian pada perbatasan eksternal Uni Eropa” dan menjaga zona Schengen.

    Merz menekankan, Jerman akan menerapkan politik migrasi yang lebih ketat, namun pengendalian ini akan dilakukan “dengan cara yang tidak akan menimbulkan masalah bagi negara tetangga”, dan menambahkan, Jerman ingin “menyelesaikan masalah ini bersama” negara-negara Uni Eropa lainnya.

    Di dalam negeri, Merz berargumen bahwa tindakan tegas diperlukan untuk meredakan kekhawatiran pemilih dan menghentikan kebangkitan AfD.

    AfD mencatat rekor dengan meraih lebih dari 20 persen suara dalam pemilu lalu, dan menempati posisi kedua setelah aliansi konservatif Partai Kristen Demokrat (CDU), Partai Kristen Sosialis (CSU), yang dipimpin Merz, dan sejak itu terus naik dalam jajak pendapat, bahkan kadang menempati posisi pertama.

    Perjanjian aliansi yang picu kontroversi

    Perjanjian koalisi antara CDU/CSU dan Partai Sosial Demokrat (SPD) menyatakan, semua orang yang tiba di perbatasan Jerman tanpa dokumen akan ditolak masuk, termasuk mereka yang mengajukan suaka.

    Poin terakhir ini memicu kontroversi, karena sebagian anggota SPD khawatir, kebijakan tersebut mungkin tidak sesuai dengan hukum Uni Eropa.

    Perjanjian itu juga menyebutkan, pemeriksaan perbatasan yang ditingkatkan akan tetap diberlakukan hingga “perlindungan efektif terhadap perbatasan eksternal UE tercapai.”

    Di tengah serangkaian serangan kekerasan menjelang pemilu Februari, yang sebagian besar pelakunya adalah imigran pencari suaka, Merz menjadikan penindakan terhadap migrasi ilegal sebagai tema utama kampanyenya.

    Pada satu kesempatan, ia bahkan mengandalkan dukungan AfD di parlemen untuk meloloskan mosi yang menuntut pengetatan imigrasi — sebuah langkah yang secara luas dianggap melanggar “tembok api” (prinsip nonkerja sama) terhadap partai tersebut.

    Minggu lalu, badan intelijen dalam negeri Jerman, BfV, menyatakan AfD sebagai organisasi ekstrem kanan.

    Penetapan itu didasarkan pada laporan internal BfV setebal 1100 halaman, yang diserahkan kepada kementerian dalam negeri namun tidak dipublikasikan.

    Media der Spiegel melaporkan, laporan tersebut mengutip pernyataan dari ratusan anggota AfD di berbagai tingkatan, yang menunjukkan bahwa partai ini melakukan “agitasi terus-menerus” terhadap migran, pengungsi, dan muslim.

    Laporan itu juga menyoroti penggunaan slogan “remigrasi” oleh tokoh-tokoh AfD — sebuah istilah yang merujuk pada deportasi massal terhadap warga asing.

    Langkah BfV itu memicu seruan baru untuk melarang partai tersebut, serta memicu reaksi keras dari AfD, yang telah mengajukan gugatan hukum terhadap penetapan itu pada hari Senin (05/05).

    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ada Perubahan Pola Aliran Senjata, India Pakai Senjata AS & Barat, Pakistan Pakai Senjata dari China – Halaman all

    Ada Perubahan Pola Aliran Senjata, India Pakai Senjata AS & Barat, Pakistan Pakai Senjata dari China – Halaman all

    Perbandingan India vs Pakistan Sama dengan Perbandingan AS vs China dalam Hal Penjualan Senjata

    TRIBUNNEWS.COM- Meningkatnya dukungan militer Barat terhadap India, dan dukungan Cina terhadap Pakistan, menandakan adanya pergeseran dalam keberpihakan global — dan titik api potensial lainnya bagi ketegangan internasional.

    Terakhir kali India dan Pakistan berhadapan dalam konfrontasi militer, pada tahun 2019, pejabat AS mendeteksi cukup banyak pergerakan dalam persenjataan nuklir kedua negara sehingga mereka merasa khawatir. 

    Menteri Luar Negeri Mike Pompeo terbangun di tengah malam. Ia menelepon “untuk meyakinkan masing-masing pihak bahwa pihak lain tidak sedang mempersiapkan perang nuklir,” tulisnya dalam memoarnya.

    Bentrokan itu dengan cepat mereda setelah pertikaian awal. 

    Namun enam tahun kemudian, kedua negara Asia Selatan yang bermusuhan itu kembali terlibat dalam konflik militer setelah serangan mematikan terhadap wisatawan di Kashmir yang dikuasai India. 

     

     

     

     

     

     

    Dan kali ini ada unsur ketidakpastian baru karena aliansi militer terpenting di kawasan itu telah dibentuk ulang.

    Perubahan pola dalam aliran senjata menggambarkan penyelarasan baru di sudut Asia yang sangat tidak stabil ini, di mana tiga kekuatan nuklir — India, Pakistan, dan Cina — berdiri dalam jarak yang tidak nyaman.

    India, negara yang secara tradisional tidak memihak dan telah menyingkirkan sejarah keraguannya terhadap Amerika Serikat, telah membeli peralatan senilai miliaran dolar dari Amerika Serikat dan pemasok Barat lainnya. 
    Pada saat yang sama, India telah secara drastis mengurangi pembelian senjata berbiaya rendah dari Rusia, sekutunya di era Perang Dingin.

    Pakistan, yang relevansinya dengan Amerika Serikat telah memudar sejak berakhirnya perang di Afghanistan, tidak lagi membeli peralatan Amerika yang dulu didorong oleh Amerika Serikat untuk dibeli. 

    Pakistan kemudian beralih ke China untuk sebagian besar pembelian militernya.

    Hubungan-hubungan ini telah menyuntikkan politik negara adidaya ke dalam konflik terpanjang dan paling sulit diatasi di Asia Selatan.

    Amerika Serikat telah menjadikan India sebagai mitra dalam melawan China, sementara Beijing telah memperdalam investasinya dalam advokasi dan perlindungannya terhadap Pakistan seiring dengan semakin dekatnya India dengan Amerika Serikat.

    Pada saat yang sama, hubungan antara India dan Cina telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir karena klaim teritorial yang saling bersaing, dengan bentrokan yang terjadi antara kedua militer pada waktu-waktu tertentu. 

    Dan hubungan antara dua kekuatan terbesar dunia, Amerika Serikat dan Cina, telah mencapai titik terendah karena Presiden Trump telah melancarkan perang dagang terhadap Beijing.

    Campuran yang mudah meledak ini menunjukkan betapa rumit dan berantakannya aliansi seiring dengan retaknya tatanan global pasca-Perang Dunia II. 

    Ketidakstabilan ini diperparah oleh sejarah Asia Selatan yang sering terjadi konfrontasi militer, dengan angkatan bersenjata di kedua belah pihak yang rentan melakukan kesalahan, sehingga meningkatkan risiko eskalasi yang bisa menjadi tidak terkendali.

    “AS sekarang menjadi pusat kepentingan keamanan India, sementara China semakin memainkan peran yang sebanding di Pakistan,” kata Ashley Tellis, mantan diplomat yang merupakan peneliti senior di Carnegie Endowment for International Peace.

    Ketika India mengambil tindakan militer terhadap Pakistan, Amerika Serikat telah berada di pihaknya dengan lebih kuat daripada sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir.

    Perdana Menteri India Narendra Modi berbicara dengan Tn. Trump dan Wakil Presiden JD Vance pada hari-hari awal setelah serangan teroris pada tanggal 22 April di Kashmir. 

    Dukungan kuat yang disuarakan oleh pejabat pemerintahan Trump dipandang oleh banyak pejabat di New Delhi sebagai lampu hijau bagi rencana India untuk membalas Pakistan, meskipun pejabat AS mendesak agar menahan diri.

    Indikasi perubahan dinamika tersebut adalah ketidakhadiran Presiden Vladimir V. Putin dari Rusia saat Tn. Modi menerima telepon dari lebih dari selusin pemimpin dunia beberapa hari setelah serangan. 

    Menteri luar negeri Rusia berbicara dengan mitranya dari India seminggu setelah serangan, dan Tn. Modi dan Tn. Putin akhirnya berbicara minggu ini, kata para pejabat.

    Sementara itu, Tiongkok telah memimpin dukungan publik bagi Pakistan, dengan menggambarkannya sebagai “sahabat karib dan mitra kerja sama strategis dalam kondisi apa pun.”

    Tren ini semakin dapat tercermin dalam konflik militer.

    “Jika Anda memikirkan seperti apa konflik masa depan antara India dan Pakistan, konflik itu akan semakin terlihat seperti India yang berperang dengan platform AS dan Eropa dan Pakistan yang berperang dengan platform China,” kata Lyndsey Ford, mantan pejabat senior pertahanan AS yang saat ini menjadi peneliti senior di Observer Research Foundation America. “Mitra keamanan dekat kedua negara telah berkembang secara signifikan dalam dekade terakhir.”

    Hingga beberapa tahun terakhir, perhitungan Perang Dingin telah membentuk aliansi di Asia Selatan.

    India, meskipun memainkan peran utama dalam gerakan nonblok, semakin dekat dengan Uni Soviet. Senjata dan amunisi dari Moskow mencakup hampir dua pertiga peralatan militer India.

    Di sisi lain, Pakistan bersekutu erat dengan Amerika Serikat, menjadi mitra garis depan dalam membantu mengalahkan Soviet di Afghanistan. 

    Pada tahun 1980-an, militer Pakistan memanfaatkan hubungan itu untuk memperkuat persenjataannya, termasuk memperoleh puluhan pesawat tempur F-16 yang didambakan, yang membantu mengikis dominasi udara yang dinikmati India.

    Setelah Perang Dingin, kedua negara menghadapi sanksi Amerika karena menguji senjata nuklir pada tahun 1990-an. Selama lebih dari satu dekade, Pakistan ditolak pengiriman puluhan F-16 yang telah dibayarnya.

    Namun, nasib negara itu berubah lagi setelah serangan 11 September 2001 di New York dan Pentagon, karena sekali lagi menjadi mitra garis depan Amerika Serikat, kali ini dalam perang melawan terorisme.

    Bahkan ketika Pakistan dituduh melakukan permainan ganda, melindungi para pemimpin Taliban di wilayahnya sambil membantu kehadiran militer Amerika di Afghanistan, militer AS menggelontorkan puluhan miliar dolar dalam bentuk bantuan militer. Amerika Serikat menjadi pemasok senjata utama Pakistan, sementara China tetap berada di posisi kedua.

    Ketika pentingnya Pakistan bagi Amerika Serikat telah menurun, Pakistan kemudian beralih ke China, yang telah lama menawarkan pelukan terbuka.

    Beijing, yang hanya menjadi sumber 38 persen senjata Pakistan pada pertengahan tahun 2000-an, telah menyediakan sekitar 80 persen selama empat tahun terakhir, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm, yang mempelajari secara dekat aliran senjata global.

    Pada saat yang sama, India telah memangkas ketergantungannya pada senjata Rusia hingga lebih dari setengahnya. 

    Antara tahun 2006 dan 2010, sekitar 80 persen senjata utama India berasal dari Rusia. 

    Selama empat tahun terakhir, angka tersebut telah turun menjadi sekitar 38 persen, dengan lebih dari setengah impor India berasal dari Amerika Serikat dan sekutu seperti Prancis dan Israel.

    Satu-satunya pengecualian untuk hubungan Pakistan dengan Amerika Serikat adalah program F-16. Pakistan telah memperluas persenjataan F-16-nya selama dua dekade terakhir, dan pemerintahan Biden mendorong kontrak senilai hampir $400 juta untuk layanan dan pemeliharaan jet tempur tersebut.

    Pada tahun 2019, Pakistan menggunakan F-16 untuk menjatuhkan jet India buatan Rusia. 

    New Delhi memprotes bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran perjanjian penjualan AS dengan Pakistan, dengan alasan bahwa perjanjian tersebut hanya mengizinkan misi kontraterorisme.

    Beberapa pejabat Amerika tampaknya mencoba menenangkan India dengan mengatakan bahwa mereka telah menegur Pakistan. 

    Namun, kabel diplomatik AS telah lama menjelaskan bahwa mereka mengetahui niat Pakistan dalam membangun angkatan udaranya: untuk penggunaan potensial dalam konflik dengan India.

    Bentrokan tahun 2019 — di mana salah satu helikopter milik India juga ditembak jatuh, menewaskan setengah lusin personel — mengungkap masalah militernya . 

    Pada tahun-tahun berikutnya, India telah menggelontorkan miliaran dolar untuk memodernisasi pasukannya. Saat India kini berhadapan dengan Pakistan, ancaman yang lebih besar, Tiongkok, tidak hanya mengawasi tetapi juga membantu musuhnya.

    Bagi banyak pejabat Amerika yang mengamati perkembangan tahun 2019 dengan saksama, kesalahan manusia memperjelas bagaimana situasi dapat meningkat di luar kendali.

    Para pejabat AS khawatir bahwa dengan hiper-nasionalisme di India dan Pakistan, di mana dua militer yang dipersenjatai dengan baik beroperasi di koridor udara yang sempit dan di tengah kecurigaan bersama, bahkan kesalahan terkecil atau pelampauan perintah dapat menyebabkan eskalasi bencana.

    “Krisis yang melibatkan serangan udara lintas batas dan pertempuran udara, seperti yang kita lihat pada tahun 2019, membawa risiko eskalasi yang signifikan,” kata Ibu Ford, mantan pejabat pertahanan AS. “Dan itu semakin bermasalah jika melibatkan dua negara tetangga yang bersenjata nuklir.”

     

     

    SUMBER: THE NEW YORK TIMES

  • Ada Perubahan Pola Aliran Senjata, India Pakai Senjata AS & Barat, Pakistan Pakai Senjata dari China – Halaman all

    India dan Pakistan di Ambang Perang, Perbandingan Kekuatan Militer dan Negara Mana Pemasok Senjata? – Halaman all

    India dan Pakistan di Ambang Perang, Perbandingan Kekuatan Militer dan Negara Mana Pemasok Senjata?

    TRIBUNNEWS.COM- Dua negara tetangga yang kini sama-sama sudah melengkapi diri dengan senjata nuklir, India dan Pakistan di ambang perang untuk yang kesekian kali.

    India dan Pakistan sebelumnya telah berperang dua kali dan terlibat konflik terbatas atas Kashmir. 

    Bagaimana kemampuan militer India dan Pakistan? Menurut peringkat kekuatan militer Global Firepower tahun 2025, India adalah kekuatan militer terkuat keempat di dunia, dan Pakistan berada di peringkat terkuat ke-12.

    India adalah negara dengan pengeluaran militer terbesar kelima di dunia. 

    Pada tahun 2024, negara ini menghabiskan $86 miliar (Rp 1,4 kuadriliun) untuk militernya, atau 2,3 ​​persen dari produk domestik bruto (PDB), menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), lembaga riset pertahanan dan persenjataan terkemuka.

    Sebagai perbandingan, Pakistan menghabiskan $10,2 miliar (Rp 164 Triliun), atau 2,7 persen dari PDB-nya, untuk militer pada tahun 2024.

    Kekuatan militer India secara keseluruhan adalah 5.137.550 personel, yang hampir tiga kali lebih besar dari Pakistan yang berjumlah 1.704.000. Di antara kedua negara, tidak ada negara yang mewajibkan wajib militer.

    India memiliki 2.229 pesawat militer, dibandingkan dengan Pakistan yang memiliki 1.399.

    India memiliki 3.151 tank tempur, dibandingkan dengan 1.839 milik Pakistan.

    Angkatan Laut Pakistan meliputi perbatasan pantai selatan sepanjang 1.046 kilometer (650 mil) di Laut Arab dan memiliki 121 aset angkatan laut, sementara pantai daratan India mencakup hampir 6.100 km (3.800 mil) dengan 293 aset angkatan laut.

     

    Perlombaan Senjata Nuklir antara India dan Pakistan

    Menurut Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir (ICANW), sebuah koalisi global untuk melarang senjata nuklir, pada tahun 2023, negara-negara menghabiskan sekitar $91,4 miliar untuk senjata nuklir, dengan India menghabiskan $2,7 miliar dan Pakistan $1 miliar.

    India melaksanakan uji coba nuklir pertamanya pada bulan Mei 1974, dan pada bulan Mei 1998, melaksanakan lima uji coba lainnya, dan mendeklarasikan dirinya sebagai negara pemilik senjata nuklir.

    Pakistan melaksanakan uji coba nuklir pertamanya tak lama setelah India pada tahun 1998, dan secara resmi menjadi negara bersenjata nuklir.

    Semenjak itu, kedua negara yang lahir bersama dan bernasib sial ini telah terlibat dalam perlombaan senjata yang telah merugikan mereka miliaran dolar.

    Menurut Proyek Pertahanan Rudal Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), penangkal nuklir New Delhi terutama ditujukan pada negara-negara pesaingnya, Pakistan dan Cina. 

    India telah mengembangkan rudal jarak jauh dan rudal darat bergerak. Bersama Rusia, India sedang dalam tahap pengembangan rudal kapal dan kapal selam.

    CSIS juga menyatakan bahwa persenjataan Pakistan terutama terdiri dari rudal balistik jarak pendek dan menengah yang dapat bergerak, yang memiliki jangkauan yang cukup untuk menargetkan India. 

    Bantuan teknis signifikan dari Tiongkok pada program nuklir dan rudalnya telah membantu Pakistan dalam beberapa tahun terakhir.

     

    Siapa yang memasok senjata ke India dan Pakistan?

    Menurut SIPRI, ketegangan lintas perbatasan antara kedua negara memicu impor senjata oleh kedua negara.

    India merupakan negara pengimpor senjata terbesar kedua dari tahun 2020-2024, setelah Ukraina, dengan pangsa 8,3 persen dari impor global. 

    Sebagian besar impor India berasal dari Rusia, meskipun telah mengalihkan sumber persenjataannya ke Prancis, Israel, dan Amerika Serikat.

    Di seberang perbatasan, impor senjata dan persenjataan Pakistan meningkat sebesar 61 persen antara tahun 2015–19 dan 2020–24 karena negara itu mulai menerima pengiriman, termasuk pesawat tempur dan kapal perang. 

    Dalam skala global, Pakistan merupakan importir senjata terbesar kelima dengan impor sebesar 4,6 persen pada tahun 2020–24.

    Sejak 1990, pemasok utama Pakistan adalah Tiongkok. 

    Tiongkok memasok 81 persen impor senjata Pakistan pada 2020–24; Rusia memasok 36 persen senjata India selama periode yang sama.

     

    SUMBER: AL JAZEERA

  • Geliat Aksi Hashim Dorong Ambisi RI Bangun Pembangkit Nuklir

    Geliat Aksi Hashim Dorong Ambisi RI Bangun Pembangkit Nuklir

    Bisnis.com, JAKARTA – Adik Presiden Prabowo Subianto sekaligus Utusan Khusus Presiden untuk Energi dan Lingkungan Hashim Djojohadikusumo belakangan getol mendorong terwujudnya rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia.

    Dalam berbagai kesempatan, Hashim nampak mempromosikan rencana ambisius RI untuk memiliki PLTN dengan kapasitas 10 gigawatt (GW) pada 2040. Rencana tersebut terungkap dalam wawancaranya bersama Reuters baru-baru ini.

    Hashim mengatakan bahwa kontrak pengembangan proyek-proyek energi terbarukan, termasuk PLTN akan mulai diberikan dalam 5 tahun ke depan guna mengejar target netralitas karbon sebelum 2050.

    “Sebagian besar kontrak akan diberikan dalam 5 tahun ke depan… terutama kontrak nuklir, karena pembangunannya yang memerlukan waktu panjang,” kata Hashim dalam wawancara dengan Reuters dari New York, dikutip Kamis (1/5/2025).

    Pada 2040, Indonesia menargetkan tambahan kapasitas listrik sebesar 103 GW, yang terdiri atas 75 GW tenaga surya, angin, panas bumi dan biomassa; 10 GW dari tenaga nuklir; dan 18 GW sisanya dari gas.

    Untuk mewujudkan ambisi tersebut, Hashim pun aktif meminta pandangan berbagai tokoh global, seperti pengusaha dan filantropis Bill Gates. Dalam dialog bersama Presiden Prabowo Subianto dan pengusaha nasional dengan Bill Gates, Rabu (7/5/2025), Hashim meminta pendapat Bill soal energi nuklir, lantaran filantropis itu dinilai tertarik pada bidang energi baru dan terbarukan.

    “Saya tahu Anda berinvestasi pada energi nuklir di Wyoming. Anda mungkin tahu bahwa pemerintah kami akan mulai menjajaki program pembangkit listrik tenaga nuklir yang ambisius,” ujarnya kepada Bill di Ruang Oval Istana Kepresidenan, Jakarta.

    Hashim bertanya kepada Bill ihwal apa yang akan dilakukannya pada pembangkit listrik tenaga nuklir miliknya. Dia juga bertanya soal pandangannya terhadap solusi berbasis alam dan isu-isu lingkungan.

    Atas pertanyaan Hashim, Bill mengaku mulai menyadari perlunya negara-negara untuk mengembangkan pembangkit listrik dengan biaya rendah untuk bisa berkembang. Di samping itu, dia menyebut juga teredukasi soal perubahan iklim dan harusnya negara-negara mengurangi emisinya hingga level 0.

    Bill lalu menceritakan sejarah berdirinya TerraPower, perusahaan reaktor nuklir generasi keempat miliknya yang berdiri pada 2006.

    Meski demikian, Bill mengaku bahwa biaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan reaktor nuklir masih tinggi. Dia menyebut, akan sulit memulai desain baru, meski itu akan memberikan keuntungan yang besar.

    Dia pun menyadari banyak negara yang membutuhkan energi nuklir. Oleh karena itu, dia menekankan perlunya membuat ongkos pembangunan reaktor nuklir murah.

    “Dan kami harus menunjukkan bahwa rancangannya sangat aman. Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Prancis, Inggris, mereka memiliki rencana dan keinginan untuk memggunakan energi nuklir. Namun, saat ini rancangannya mahal,” kata Bill.

    Ke depan, lanjut Bill, perusahaannya berharap bisa membangun 20 reaktor nuklir berbiaya rendah. Caranya dengan membangun kemitraan bersama dengan perusahaan-perusahaan global seperti Hyundai dan SK.

    “Pada 2030, reaktor pertama akan menyala. Dan selama dekade tersebut, kami berharap bisa membangun lebih dari 30 gigawatts listrik [dari nuklir],” terangnya.

    Sebelumnya, bersama Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno, Hashim juga bertemu dengan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair untuk membahas isu transisi energi, termasuk pengembangan PLTN. Dalam pertemuan pada Selasa (22/4/2025) di Jakarta tersebut, Tony Blair memperkenalkan perusahaan asal Inggris untuk membahas potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir modular dengan kapasitas kecil di Indonesia.

    Pendekatan Rusia, China, & AS

    Pengembangan PLTN di Indonesia disebut telah dilirik oleh Rusia, China, dan Amerika Serikat (AS). Hashim pernah mengungkapkan bahwa perusahaan asal Rusia, State Atomic Energy Corporation Rosatom (Rosatom) membawa penawaran yang menarik soal rencana investasi PLTN di Indonesia.

    Selain itu, Westtinghouse Electric Corporation asal AS juga berkeinginan untuk membangun PLTN. Lalu, China National Nuclear Corporation (CNNC), perusahaan pelat merah nuklir juga menyatakan minat membangun PLTN.

    “Teman Rusia kita, Rosatom, datang dengan proposal yang bagus,” ujar Hashim dalam forum Indonesia Green Energy Investment Dialogue 2025, Kamis (27/2/2025).

    Namun demikian, pembangunan energi nuklir membutuhkan waktu yang lama. Misalnya saja Cina menawarkan proposal pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) selama paling cepat 140 bulan atau sekitar 12 tahun.

    “Maka kita harus mulai segera, nuklir mungkin tahun ini,” katanya.

    Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Aryo Djojohadikusumo menambahkan komitmen tiga negara untuk pengembangan nuklir itu melibatkan peran anggota Kadin. Ketiga perusahaan yang berminat itu sudah berkomunikasi dengan anggota Kadin ihwal kemungkinan untuk investasi pembangkit nuklir di Indonesia.

    “Kebetulan ketiganya itu melibatkan anggota Kadin,” tuturnya.

    Rencana investasi tiga perusahaan nuklir itu masih dalam tahap negosiasi. Namun, pihak Amerika Serikat sudah menjalin kemitraan dengan anggota Kadin.

    “Masih dalam tahap negosiasi, belum bisa diumumkan,” ujarnya.

    Dia menuturkan pihak Rusia sudah menyatakan bahwa perusahaan negaranya yakni Rosatom tertarik untuk menjalin kerja sama pembangunan PLTN di Tanah Air. Keinginan Rusia untuk investasi pembangkit nuklir disampaikan lewat Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia Sergei Kuzhugetovich Shoigu.

    Sementara itu, minat China melalui China National Nuclear Corporation (CNNC) tertangkap saat Kadin menemani lawatan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke China akhir 2024 lalu.

    “Tiga negara ini sudah berkomunikasi dengan kita di anggota-anggota Kadin sehingga sudah ada pembicaraan yang serius, bukan hanya China, bukan hanya Rusia, tapi juga Amerika Serikat,” ucap Aryo.

    Ambisi RI Bangun PLTN

    Adapun, pemerintah menargetkan pengoperasian PLTN pertama Indonesia paling cepat pada 2032. Pada tahap awal, rencananya akan dibangun dua PLTN dengan kapasitas masing-masing 250 megawatt (MW).

    Pembangunan PLTN pun disebut telah masuk dalam draf Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025-2034.

    Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dari unsur pemangku kepentingan, Agus Puji Prasetyono, mengatakan bahwa lokasi PLTN yang potensial sudah teridentifikasi awal, yaitu ada sebanyak 29 lokasi.

    Namun, untuk entry point pada 2032 prioritas ke empat lokasi, yaitu Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Sulawesi Tenggara, dan Halmahera.

    “Tahun 2032 sesuai rencana harus ada PLTN yang on grid [masuk ke sistem kelistrikan] dengan kapasitas 250 MW paling tidak di dua tempat yaitu Kalimantan Barat dan Bangka Belitung,” ucap Agus kepada Bisnis, Rabu (23/4/2025).

    Dia pun memastikan, setelah 2032 pembangunan PLTN harus masif. Oleh karena itu, pembangunan PLTN di Indonesia pun tak hanya diarahkan dengan small modular reactor (SMR) atau reaktor nuklir yang lebih kecil.

    “Pembangunan diarahkan bukan hanya SMR tetapi juga skala besar tergantung kebutuhan,” tutur Agus.

    Kendati demikian, Agus mengatakan, hingga saat ini, pihaknya belum bisa menentukan siapa yang akan membangun proyek PLTN itu. Sebab, mekanismenya belum ditentukan.

    Di sisi lain, pihaknya memastikan proses lelang pembangunan PLTN bakal dilakukan sesuai aturan.

    Agus mengeklaim, sebagian besar provider PLTN dunia sudah berkomunikasi dengan DEN, Kementerian ESDM, dan PLN. Menurutnya, para provider itu berkomitmen membangun PLTN di Indonesia.

    “Skemanya ada berbagai opsi seperti EPC [engineering, procurement, construction], EPC+F [engineering, procurement, construction, and finance], BOO [build-own-operate], BOT [build-operate-transfer] dan lain-lain, tergantung situasi dan kondisi kita,” jelas Agus.

    Dalam rapat DEN pekan lalu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia selaku ketua harian DEN mengatakan, pembangunan PLTN harus rampung pada 2030 atau 2032.

    “Untuk PLTN itu kita mulai on itu 2030 atau 2032. Jadi mau tidak mau kita harus melakukan persiapan semua regulasi yang terkait dengan PLTN,” jelas Bahlil dikutip dari keterangan resmi, Minggu (20/4/2025).

    Menurutnya, PLTN merupakan energi baru yang murah dan bisa dimanfaatkan untuk menguatkan sistem kelistrikan nasional. Selain itu, penggunaan nuklir juga akan mengurangi pemanfaatan energi listrik berbahan bakar fosil.

    Namun, dia menekankan bahwa pemanfaatan nuklir sebagai sumber pembangkit listrik harus diimbangi dengan sosialisasi kepada masyarakat secara massif. Dengan begitu, masyarakat memahami pemanfaatan nuklir.

  • Pemecatan Massal Ilmuwan Iklim AS Cemaskan Dunia

    Pemecatan Massal Ilmuwan Iklim AS Cemaskan Dunia

    Jakarta

    Rachel Cleetus tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya saat membuka email dari pemerintahan Donald Trump pekan lalu. Pesan elektronik itu memberitahukan bahwa dirinya, bersama hampir 400 ilmuwan dan pakar lainnya, resmi dikeluarkan dari proyek National Climate Assessment (NCA6), laporan utama empat tahunan yang menyoroti dampak perubahan iklim di Amerika Serikat.

    “Rasanya seperti menyaksikan laporan iklim paling komprehensif di negeri ini dihancurkan begitu saja,” kata Cleetus, Direktur Kebijakan Senior di Union of Concerned Scientists, organisasi nirlaba yang berbasis di Amerika Serikat. Dia menyebut pemecatan ini sebagai keputusan sembrono terhadap proyek ilmiah vital yang menyokong pemahaman tentang dampak iklim terhadap ekonomi, infrastruktur, dan kehidupan masyarakat.

    Pemangkasan anggaran sains iklim

    Langkah mengejutkan ini, kata Cleetus, sebenarnya sudah tercium sejak jauh hari. Sebulan sebelumnya, Gedung Putih membekukan pendanaan dan memecat staf program riset iklim federal US Global Change Research Program (USGCRP), lembaga yang bertanggung jawab atas koordinasi penyusunan NCA6.

    Tanpa kejelasan nasib proyek dan dengan semua penulis diberhentikan, masa depan NCA6 yang sedianya terbit pada awal 2028 kini terancam. Cleetus memperingatkan bahwa ada risiko laporan itu akan diganti oleh “ilmu pengetahuan semu” versi pemerintahan Partai Republik yang konservatif dan pro energi fosil.

    Pemecatan ini hanyalah satu dari serangkaian langkah pemerintahan Trump yang menggerus institusi sains iklim AS. Pada Maret lalu, ratusan karyawan diberhentikan dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Lembaga ini sejak lama sudah menjadi salah satu pusat riset cuaca dan iklim yang menjadi acuan di seluruh dunia.

    Sebagai respons, ribuan ilmuwan menandatangani surat terbuka ke Kongres, menyebut pembongkaran lembaga-lembaga tersebut sebagai “pengingkaran kepemimpinan global AS dalam sains iklim.”

    Pembersihan besar-besaran: dari NASA hingga EPA

    Pembersihan juga menyasar Dinas Perlindungan Lingkungan (EPA) dan Departemen Energi, dengan pemecatan massal dan pemotongan hibah riset. Istilah “perubahan iklim” bahkan dihapus dari sejumlah situs lembaga pemerintah. Bahkan, Kepala Ilmuwan NASA sempat dilarang menghadiri pertemuan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) di Cina, forum utama PBB tentang iklim yang menjadi rujukan kebijakan global.

    Dampak internasional tak terhindarkan

    Meski laporan NCA berfokus pada Amerika, Cleetus menegaskan bahwa temuan dan modelnya digunakan secara luas oleh negara lain. Misalnya, riset tentang kenaikan muka laut di Pantai Timur dan Teluk AS juga relevan bagi negara-negara kepulauan kecil dan wilayah pesisir seperti Bangladesh.

    Profesor Walter Robinson dari NC State University menyebut, karena luasnya cakupan geografis dan keragaman iklim AS, temuan NCA6 punya nilai global. Maka tak heran jika komunitas ilmiah internasional ikut bersuara.

    Dukungan dari komunitas ilmiah global

    Sebagai bentuk perlawanan, Serikat Geofisika Amerika dan Masyarakat Meteorologi Amerika menyatakan akan menerbitkan lebih dari 29 jurnal ilmiah terkait iklim untuk memastikan keberlanjutan sains iklim independen.

    Namun dampak negatifnya tak hanya terasa di AS. Menurut Paolo Artaxo, profesor fisika lingkungan dari Universitas São Paulo, Brasil, pemutusan kerja sama ini mengganggu kolaborasi ilmiah antara AS dan berbagai kawasan lain seperti Amerika Latin, Afrika, Asia, dan Eropa.

    Chennupati Jagadish dari Akademi Sains Australia menyebut keputusan ini sebagai sinyal yang merusak kerja sama global. Dia mengaku banyak ilmuwan AS mulai melirik Australia sebagai tempat bernaung baru. Akademi di sana bahkan memiliki program untuk menyerap peneliti dan inovator yang meninggalkan AS.

    Presiden Trump juga mengusulkan pemangkasan besar dalam anggaran sains federal untuk 2026. Bila ini terjadi, menurut Robinson, pusat gravitasi sains iklim akan bergeser dari AS ke Uni Eropa, Cina, dan negara-negara OECD seperti Inggris, Jepang, Korea, dan Australia.

    Eropa bersiap isi kekosongan

    Pekan ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menggelar konferensi untuk merumuskan insentif keuangan bagi ilmuwan, termasuk yang bergerak di bidang iklim dan keanekaragaman hayati.

    Namun, Sissi Knispel de Acosta dari European Climate Research Alliance mengingatkan bahwa Eropa belum sepenuhnya siap mengisi kekosongan yang ditinggalkan AS. “Anggaran riset iklim, baik di negara-negara selatan maupun di Eropa, masih terfragmentasi dan bergantung pada proyek jangka pendek,” katanya.

    Meski Cleetus tetap optimistis para ilmuwan akan terus berkarya, dia mengakui bahwa “tak ada cara untuk langsung menggantikan mesin inovasi ilmiah sekelas AS di tempat lain dalam semalam.”

    Artikel ini terbit pertama kali dalam Bahasa Inggris

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini