Negara: Prancis

  • Was-was Perang Dunia Ketiga, Industri Otomotif Bisa Suram

    Was-was Perang Dunia Ketiga, Industri Otomotif Bisa Suram

    Jakarta

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) harap eskalasi konflik yang terjadi di Timur Tengah tidak meningkat menjadi perang dunia ketiga. Saat ini industri otomotif global dan Indonesia cukup struggling dalam menghadapi penurunan penjualan mobil akibat krisis yang terjadi sehubungan perang yang terjadi di beberapa negara.

    Konflik Israel vs Iran memasuki babak baru seiring bergabungnya Amerika Serikat yang mengebom tiga fasilitas nuklir di Iran pada Minggu (22/6) dini hari menggunakan pesawat pengebom B-2 Spirit. Bergabungnya AS dalam palagan perang Israel dan Iran dikhawatirkan memicu terjadinya perang dunia ketiga.

    Menurut Ketua Gaikindo Yohannes Nangoi, jika perang dunia ketiga terjadi, maka industri otomotif akan semakin suram, bahkan bisa mencapai titik nadir.

    “Kemarin Pakistan dan India bersitegang. Nah ini terlalu dekat dengan Asia Tenggara. Sekarang di Timur Tengah Israel dengan Hamas mulai agak sedikit mereda, eh dengan Iran malah lebih besar lagi. Kemudian negara pendukung sudah saling menyatakan dukungannya. Dari G7 mereka bilang bahwa Israel punya hak untuk membela diri, kemudian yang namanya Inggris, Prancis, dan juga Amerika mendukung (Israel).Sementara dari China dan Rusia dukungan ke Iran. Jadi kita masih perlu tahu (ke depannya) mudah-mudahan nggak jadi perang yang lebih besar,” ungkap Nangoi di Jakarta (18/6/2025)

    “Karena kalau sampai terjadi perang itu (meluas) bisa-bisa perang dunia ketiga meletus. Kalau itu terjadi ya, selesai lah sebetulnya. Jadi kalau ditanya, kami nggak ada pengalaman (menghadapi situasi perang dunia). Perang dunia kedua itu saya belum lahir. Saya nggak tahu pada saat perang dunia kedua seperti apa kondisi ekonomi dunia. Tapi kalau saya lihat harusnya PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) masih berperan. Perdamaian masih bisa kita wujudkan,” sambung Nangoi.

    Indonesia Jauh dari Pusat Lokasi Konflik

    Di sisi lain, Nangoi pun mengatakan Indonesia beruntung karena jauh dari pusat konflik saat ini. Selain itu, Indonesia masih menjadi salah satu negara tujuan investasi bagi merek-merek otomotif global.

    “Yang membanggakan Indonesia agak jauh dari konflik-konflik tersebut. Ukraina dengan Rusia, Timur Tengah, India dengan Pakistan. Dan yang bikin bangga lagi bahwa kita masih menjadi tempat tujuan investasi, sehingga pabrik-pabrik baru dari teman-teman di sini, ada dari BYD, dari manapun juga masih terus dibangun, masih lagi berjalan, sehingga investasi kita dalam beberapa tahun terakhir mencapai angka Rp 150 triliun untuk otomotif. Jadi kalau ditanya masa depan (industri otomotif Indonesia) seperti apa?Ya bagus,cuma memang akan sedikit melambat,” terang Nangoi.

    Gaikindo sendiri menargetkan penjualan mobil di Indonesia tahun 2025 sebanyak 850 ribu unit. Angka tersebut tak jauh-jauh dari penjualan tahun 2024 lalu yang sukses mencatatkan angka 865.723 unit.

    (lua/dry)

  • Konflik AS-Iran Memanas, Sektor Pelayaran Terancam

    Konflik AS-Iran Memanas, Sektor Pelayaran Terancam

    Bisnis.com, JAKARTA — Industri pelayaran global berada dalam siaga tinggi setelah muncul peringatan bahwa Iran dapat membalas serangan udara Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklirnya dengan menyerang kapal-kapal komersial.

    Salah satu negara dengan kapasitas armada tanker minyak terbesar di dunia, Yunani memperingatkan para pemilik kapal untuk meninjau ulang rencana pelayaran mereka menuju Teluk Persia. 

    Dalam surat edaran yang dikutip dari Bloomberg pada Senin (23/6/2025), Kementerian Perkapalan Yunani meminta kapal-kapal yang hendak melintasi Selat Hormuz agar mengkaji ulang rute pelayaran mereka hingga situasi kembali normal. Pemerintah juga menyarankan agar kapal-kapal menunggu di pelabuhan aman terdekat.

    Peringatan dari Yunani menjadi sinyal terbaru atas tekanan yang meningkat di pasar pelayaran seiring eskalasi serangan terhadap Iran. Pendapatan tanker tercatat melonjak hampir 90% sejak Israel memulai serangan udara pada 13 Juni lalu. 

    Sebagai salah satu negara dengan kepemilikan kapal terbesar di dunia, imbauan kepada pemilik kapal Yunani memiliki dampak besar terhadap pasar pengangkutan komoditas, terutama minyak.

    Meski demikian, tidak tertutup kemungkinan pemilik kapal akan mengabaikan imbauan tersebut karena Teluk Persia merupakan kawasan vital yang tidak mudah dihindari, dan tarif pelayaran yang tinggi bisa mengimbangi risiko yang dihadapi. 

    Kementerian Perkapalan Yunani menambahkan kapal-kapal yang tetap memilih melintasi Hormuz harus menerapkan tingkat keamanan tertinggi dan menjaga jarak sejauh mungkin dari perairan Iran.

    Dalam pernyataan resminya, Kementerian Perkapalan Yunani menyatakan kekhawatiran atas potensi penutupan Selat Hormuz menjadi alasan utama di balik peringatan tersebut.

    Juru bicara pemerintah Yunani, Pavlos Marinakis, mengatakan bahwa melalui Kementerian Perkapalan, pemerintah telah mengimbau kapal berbendera dan/atau dimiliki Yunani yang berada di sekitar Selat Hormuz untuk segera menuju pelabuhan aman sampai situasi kembali stabil.

    Respons industri pelayaran terhadap risiko ini akan menjadi faktor krusial pascaserangan, mengingat kedekatan Iran dengan Selat Hormuz—jalur penting yang dilewati sekitar 20% pasokan minyak dunia dan merupakan akses utama menuju Teluk Persia.

    Sejumlah perusahaan tanker Yunani menyatakan masih menilai perkembangan situasi. Salah satu pejabat mengatakan kemungkinan tetap mengizinkan kapal-kapalnya berlayar ke kawasan tersebut, sementara yang lain menyatakan akan menghindari pelayaran ke wilayah tersebut untuk sementara waktu.

    Perusahaan pelayaran raksasa A.P. Moller – Maersk A/S menyatakan masih melanjutkan pelayaran melalui Selat Hormuz, namun siap mengevaluasi kembali keputusan tersebut seiring perkembangan situasi.

    Pasukan angkatan laut yang beroperasi di kawasan tersebut turut mengingatkan bahwa kapal-kapal, khususnya yang memiliki afiliasi dengan Amerika Serikat, menghadapi peningkatan risiko serangan. 

    Risiko Lebih Luas

    Peringatan juga datang dari kelompok-kelompok angkatan laut internasional. Pusat Informasi Maritim Gabungan (Joint Maritime Information Center/JMIC), yang menjadi penghubung antara angkatan laut dan industri pelayaran niaga di kawasan tersebut, menyatakan serangan udara AS meningkatkan risiko serangan terhadap kapal-kapal komersial dan militer yang terkait dengan AS di Laut Merah dan Teluk Aden.

    Kelompok pemberontak Houthi di Yaman turut mengeluarkan ancaman baru terhadap kapal-kapal AS pada hari yang sama. Sebelumnya, telah tercapai kesepakatan gencatan senjata antara AS dan Houthi pada Mei lalu untuk mengurangi serangan terhadap armada laut AS. 

    Dalam pembaruan informasinya, JMIC menyarankan agar kapal-kapal yang berafiliasi dengan AS mempertimbangkan untuk mengubah jalur pelayaran.

    Meski demikian, beberapa kapal yang terkait dengan AS dilaporkan berhasil melintasi Selat Hormuz dengan aman—yang dinilai sebagai sinyal positif jangka pendek.

    Secara terpisah, Pasukan Angkatan Laut Uni Eropa yang beroperasi di kawasan juga meningkatkan level ancaman terhadap kapal-kapal terkait AS menyusul serangan udara tersebut. Saat ini, mereka menilai kapal yang terhubung dengan AS dan Israel menghadapi ancaman serius, sementara risiko terhadap kapal lain tergolong rendah.

    “Namun hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa seluruh kapal niaga dapat menjadi target di masa mendatang,” tulis peringatan resmi yang dipublikasikan oleh MICA Center, lembaga yang berbasis di Prancis dan bertugas mengoordinasikan keamanan maritim global.

  • Perang Dunia 3 di Depat Mata, Iran Ancam Serang Pangkalan Militer AS

    Perang Dunia 3 di Depat Mata, Iran Ancam Serang Pangkalan Militer AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Iran mengancam akan menyerang pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di kawasan Timur Tengah sebagai respons atas serangan udara besar-besaran yang menurut Washington telah melumpuhkan fasilitas nuklir utama Teheran. Ketegangan meningkat tajam, memicu kekhawatiran akan meluasnya konflik di kawasan.

    “Setiap negara yang wilayahnya digunakan oleh pasukan Amerika untuk menyerang Iran akan kami anggap sebagai target sah,” kata Ali Akbar Velayati, penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, dalam pernyataan yang disiarkan kantor berita IRNA, Minggu waktu setempat, dikutip Senin (23/6/2025).

    “Amerika telah menyerang jantung dunia Islam dan harus menunggu konsekuensi yang tidak bisa diperbaiki.”

    Pernyataan keras Iran ini muncul di tengah eskalasi militer antara Iran dan Israel. Serangan terbaru Israel diklaim menyasar target militer strategis Iran.

    Bersamaan, AS juga meluncurkan operasi udara yang dikatakan telah menghantam situs-situs nuklir Iran di Fordo, Isfahan, dan Natanz. Presiden AS Donald Trump menyebut operasi militer itu sebagai “keberhasilan spektakuler”.

    “Kami mengambil ‘bom’ langsung dari tangan mereka, dan mereka akan menggunakannya jika mereka bisa!” kata Trump di media sosialnya, Truth Social.

    Trump juga melontarkan wacana perubahan rezim di Iran. “Kalau rezim Iran tidak bisa MEMBUAT IRAN HEBAT LAGI, mengapa tidak ada perubahan rezim??? MIGA!!!” tulisnya, merujuk pada slogan ‘Make Iran Great Again’.

    Sementara itu, Presiden Masoud Pezeshkian berjanji bahwa AS akan “menerima tanggapan” atas serangan tersebut. Ali Shamkhani, penasihat lain Khamenei, menegaskan bahwa meski situs fisik dihancurkan, Iran belum kehilangan kemampuan nuklirnya. 

    Di sisi lain, orang-orang berkumpul pada hari Minggu di pusat kota Teheran untuk memprotes serangan AS dan Israel, melambaikan bendera dan meneriakkan slogan-slogan. Di provinsi Semnan di sebelah timur ibu kota, ibu rumah tangga berusia 46 tahun Samireh mengatakan bahwa dia “benar-benar terkejut” oleh serangan tersebut.

    “Provinsi Semnan sangat jauh dari fasilitas nuklir yang menjadi sasaran, tetapi saya sangat khawatir dengan orang-orang yang tinggal di dekatnya,” katanya.

    Perlu diketahui Uni Emirat Arab (UEA), Qatar dan Oman, yang telah memediasi perundingan nuklir Iran-AS, mengkritik serangan AS dan menyerukan de-eskalasi. Sedangkan Prancis, Jerman dan Inggris meminta Teheran “untuk tidak mengambil tindakan lebih lanjut yang dapat mengganggu stabilitas kawasan.”

    Siaga PD 3?

    Ketegangan di Timur Tengah bisa membuat perang dunia 3 muncul. Jika Iran menyerang pangkalan AS di negara lain, maka Amerika juga akan membalasnya.

    Banyak negara akan menganggapnya sebagai serangan terhadap diri mereka sendiri, yang dapat menyebabkan perang yang semakin meluas. Hal ini juga ditegaskan Pakar Urusan Luar Negeri Sushant Sareen, sebagaimana ANI melaporkan.

    Pada Minggu malam waktu AS, Departemen Luar Negeri Trump mengeluarkan “peringatan di seluruh dunia” bagi warga Amerika. AS mengatakan konflik di Timur Tengah dapat meningkatkan risiko keamanan bagi mereka yang bepergian atau tinggal di luar negeri.

    “Ada potensi demonstrasi terhadap warga negara AS dan kepentingan di luar negeri,” kata peringatan keamanan tersebut.

    “Departemen Luar Negeri menyarankan warga negara AS di seluruh dunia untuk lebih berhati-hati.”

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Menlu Iran Bertolak ke Moskow, Bujuk Rusia Lawan AS?

    Menlu Iran Bertolak ke Moskow, Bujuk Rusia Lawan AS?

    GELORA.CO – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dijadwalkan mengunjungi Rusia untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kunjungan ini terkait serangan Amerika Serikat (AS) ke Iran, Ahad.

    Berbicara pada konferensi pers di Istanbul pada Ahad pagi, diplomat top Iran mengumumkan bahwa dia akan mengunjungi Moskow pada Senin. Kunjungan itu untuk melakukan konsultasi serius di Rusia. 

    “Rusia adalah teman Iran dan kami menikmati kemitraan strategis,” katanya. “Kami selalu berkonsultasi satu sama lain dan mengoordinasikan posisi kami,” kata Araghchi.

    Ia menambahkan menyebutkan bahwa Rusia adalah salah satu penandatangan JCPOA. “Saya akan melakukan konsultasi serius dengan Presiden Rusia besok dan kami terus bekerja sama.” Kunjungan Araghchi ke Moskow terjadi di tengah agresi Israel dan AS di wilayah Iran.

    Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran mengatakan Israel dan AS telah “meledakkan” diplomasi dengan serangan udara mereka dalam beberapa pekan terakhir. Ia menegaskan, Iran tak bisa lagi dirayu kembali ke perundingan karena bukan mereka yang meninggalkan meja perundingan itu.

    Hal ini disampaikan Abbas Araghchi menanggapi seruan dari Inggris dan Uni Eropa agar Iran kembali ke meja perundingan. Dalam postingannya di X, dia berkata: “Pekan lalu, kami melakukan negosiasi dengan AS ketika Israel memutuskan untuk menghentikan diplomasi tersebut.”

    “Pekan ini, kami mengadakan pembicaraan dengan E3/EU ketika AS memutuskan untuk menghentikan diplomasi tersebut. Kesimpulan apa yang akan Anda ambil?” Ia tak habis pikir, bagi Inggris dan Perwakilan Tinggi UE, Iranlah yang harus ‘kembali’ ke meja perundingan. “Tapi bagaimana Iran bisa kembali ke diplomasi yang tidak pernah ia tinggalkan, apalagi diledakkannya?”

    Ketika ditanya apakah masih ada ruang untuk diplomasi setelah serangan AS, Araghchi menekankan “tidak sekarang”. “Pintu diplomasi harus selalu terbuka, namun hal tersebut tidak terjadi saat ini,” kata Menteri Luar Negeri Iran. 

    “Negara saya sedang diserang, di bawah agresi, dan kami harus merespons berdasarkan hak sah kami untuk membela diri.” Serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, katanya, “merupakan pelanggaran hukum internasional yang tidak dapat dimaafkan”.

    Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan “mayoritas” negara menentang “tindakan Israel dan Amerika Serikat”. “Trump, yang datang sebagai presiden pembawa perdamaian, memulai perang baru untuk AS,” katanya di saluran Telegram-nya setelah serangan AS terhadap Iran. “Amerika Serikat terlibat dalam konflik baru dengan prospek operasi darat. Dengan keberhasilan seperti ini, Trump tidak akan memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian.”

    Rusia sebelumnya telah memberikan peringatan kepada Amerika Serikat untuk tidak ikut menyerang Iran karena langkah itu akan secara radikal mengganggu stabilitas Timur Tengah. Hal itu diutarakan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov pada Rabu (18/6/2025), sambil menuding serangan Israel ke Iran berisiko memicu sebuah kehancuran nuklir.

    Pada Januari 2025, Rusia dan Iran menandatangani perjanjian kerja sama strategis. Rusia diketahui juga memiliki hubungan diplomatik dengan Israel meski belakangan merenggang lantaran akibat perang Rusia-Ukraina.

    Sementara, Kepala Badan Intelijen Asing Rusia, Sergei Naryshkin, mengatakan situasi ketegangan antara Iran dan Israel saat ini berada dalam kondisi kritis. Adapun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova mengatakan, serangan Israel terhadap infrastruktur nuklir Iran berarti dunia berjarak ‘milimeter’ terhadap kehancuran.

    Sementara, menteri Luar Negeri Perancis mengatakan negaranya tidak ambil bagian dalam serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Jean-Noel Barrot mengatakan dalam sebuah pesan di media sosial pada hari Ahad bahwa Prancis “telah memelajari dengan penuh keprihatinan” atas tindakan militer AS terhadap tiga situs nuklir.

    “Kami tidak terlibat dalam serangan-serangan ini atau dalam perencanaan mereka,” kata Barrot, seraya menambahkan bahwa Perancis “mendesak semua pihak untuk menahan diri guna menghindari eskalasi yang dapat menyebabkan perpanjangan konflik.”

    Barrot juga menegaskan kembali penolakan Perancis terhadap Iran yang mendapatkan akses terhadap senjata nuklir. “Prancis yakin bahwa solusi jangka panjang terhadap masalah ini memerlukan solusi yang dinegosiasikan dalam kerangka Perjanjian Non-Proliferasi,” katanya. “Mereka tetap siap untuk berkontribusi dalam hal ini bersama dengan mitra-mitranya.”

    Menteri Kabinet Jonathan Reynolds mengatakan kepada Sky News bahwa Inggris telah diberitahu AS sebagai sekutu utamanya, meskipun dia tidak mengetahui waktu sebenarnya. Dia mengatakan AS tidak meminta dukungan dan Inggris tidak terlibat.

    “Meskipun pemerintah Inggris tidak terlibat dalam serangan ini, kami telah melakukan persiapan ekstensif untuk segala kemungkinan,” kata Reynolds. Dia mengatakan pemerintah sedang berupaya untuk menjaga warga negara Inggris serta pangkalan militer, personel, dan infrastruktur di wilayah tersebut.

    Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia “sangat khawatir” dengan penggunaan kekuatan Amerika Serikat, dan menyebut serangan itu sebagai “eskalasi yang berbahaya.” Para pemimpin dunia mengeluarkan seruan untuk diplomasi. “Ada peningkatan risiko bahwa konflik ini dapat dengan cepat menjadi tidak terkendali – dengan konsekuensi bencana bagi warga sipil, kawasan ini, dan dunia,” kata Guterres dalam sebuah pernyataan di X. “Saya menyerukan kepada negara-negara anggota untuk melakukan deeskalasi.”

    Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, mengatakan Iran tidak boleh mengembangkan senjata nuklir, namun mendesak untuk menahan diri. “Saya mendesak semua pihak untuk mundur, kembali ke meja perundingan dan mencegah eskalasi lebih lanjut,” katanya dalam postingan media sosial. Kallas akan memimpin pertemuan para menteri luar negeri blok 27 negara tersebut di Brussels pada hari Senin, dengan agenda utama perang Israel-Iran.

    Serangan AS terjadi setelah seminggu konflik terbuka antara Israel dan Iran, yang dipicu oleh rentetan serangan mendadak Israel terhadap struktur nuklir dan militer Iran.

    Serangan Israel dimulai pada 13 Juni. Menargetkan situs militer dan nuklir Iran, mereka membunuh beberapa pejabat tinggi militer dan ilmuwan nuklir. Iran membalas dengan menembakkan ratusan rudal dan drone ke Israel, beberapa di antaranya menembus sistem pertahanan udara multi-tingkat yang dibanggakan negara itu. Perang sejauh ini telah menewaskan ratusan orang dan melukai lebih dari 1.000 orang di Iran, serta menewaskan puluhan  orang dan melukai ratusan lainnya di Israel.

    Iran menegaskan program nuklirnya hanya untuk tujuan damai. Namun Israel memandang program nuklir Iran sebagai ancaman nyata dan mengatakan kampanye militernya diperlukan untuk mencegah Iran membuat senjata atom.

    Meskipun badan-badan intelijen AS telah menilai bahwa Teheran tidak secara aktif membuat bom, Trump dan para pemimpin Israel berpendapat bahwa Teheran dapat dengan cepat membuat senjata nuklir, sehingga menjadikannya ancaman yang segera terjadi.

    Wilayah ini berada dalam ketegangan selama dua tahun terakhir ketika Israel berupaya memusnahkan kelompok militan Hamas, sekutu Iran, di Jalur Gaza, di mana perang masih berkecamuk setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan.

    Presiden Donald Trump mengumumkan “serangan presisi besar-besaran” semalam terhadap situs nuklir Fordo, Isfahan dan Natanz Iran dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih.

    Menggambarkan hal tersebut sebagai “keberhasilan militer yang spektakuler,” ia mengatakan bahwa mereka telah “sepenuhnya melenyapkan” situs-situs nuklir. Iran, katanya, sekarang harus berdamai.

    Organisasi Energi Atom Iran membenarkan serangan tersebut, namun menegaskan program nuklirnya tidak akan dihentikan. Iran dan badan pengawas nuklir PBB mengatakan tidak ada tanda-tanda kontaminasi radioaktif di tiga lokasi setelah serangan tersebut.

    Situs pengayaan bahan bakar nuklir di Fordo terkubur jauh di bawah gunung, dan serangan terhadap situs tersebut menggunakan bom penghancur bunker yang dirancang untuk menembus tanah sebelum meledak, kata seorang pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama saat membahas operasi militer. Hanya Amerika Serikat yang memiliki amunisi seberat 30.000 pon dan pesawat pengebom siluman yang digunakan untuk mengirimkannya.

    Trump memperingatkan akan ada serangan tambahan jika Teheran membalas terhadap pasukan AS, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji keputusan Trump untuk menyerang.

  • Rano Karno: Masa Depan Jakarta Jadi Pusat Perekonomian Nasional dan Global
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        22 Juni 2025

    Rano Karno: Masa Depan Jakarta Jadi Pusat Perekonomian Nasional dan Global Megapolitan 22 Juni 2025

    Rano Karno: Masa Depan Jakarta Jadi Pusat Perekonomian Nasional dan Global
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Gubernur
    Jakarta
    dan Wakil Gubernur Jakarta, Pramono Anung dan
    Rano Karno
    mengadakan resepsi Hari Ulang Tahun (HUT) Jakarta ke-498.
    Dalam resepsi tersebut dihadiri sejumlah duta besar negara tetangga seperti Jepang, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Korea, Singapura, Prancis, Kanada, Swedia, Inggris, Chili, Rumania, dan Guatemala.
    Dalam sambutannya, Rano Karno menyampaikan, Jakarta akan menjadi pusat perekonomian nasional dan dunia.
    “Arah masa depan Jakarta yang akan memasuki babak baru dalam sejarahnya, yaitu menjadi pusat perekonomian nasional dan kota global,” ungkap Rano Karno di Balai Kota Jakarta, Minggu (22/6/2025).
    Menurut Rano, pembangunan Jakarta akan menuju konektivitas dan sinergi antara kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya.
    “Hal tersebut tentunya tidak lepas dari dukungan seluruh pihak dalam penyelenggaraan program yang mendorong pengembangan pengalaman budaya sekaligus peningkatan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata dia.
    Selain itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta terus membuka ruang untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.
    “Jakarta terus membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk komunitas internasional. Kami telah berdialog dan bertukar pandangan dengan sejumlah duta besar,” ujar Rano Karno.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perang Israel Menggila, Nuklir Iran Bikin Satu Dunia Ketakutan

    Perang Israel Menggila, Nuklir Iran Bikin Satu Dunia Ketakutan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kekuatan nuklir Iran membawa kekhawatiran bagi negara-negara dunia. Amerika Serikat (AS) dikatakan sudah beberapa kali ingin berunding dengan Iran, tetapi ditolak mentah-mentah.

    Sementara itu, Inggris, Prancis, dan Jerman, yang dikenal sebagai ‘E3’, telah menggelar perundingan dengan Iran terkait nuklir pada Jumat (20/6) lalu di Jenewa, Swiss. Namun, sejauh ini belum ditemui titik terang.

    Seorang pejabat senior Iran mengatakan usulan yang diajukan oleh negara-negara Eropa sejauh ini dinilai tidak realistis.

    “Diskusi dan usulan yang diajukan oleh pihak Eropa di Jenewa tidak realistis. Jika mereka bersikeras, hal tersebut tidak akan membawa Iran dan Eropa lebih dekat ke kesepakatan,” kata pejabat senior itu kepada Reuters, dikutip Minggu (22/6/2025).

    Kendati demikian, pejabat yang meminta identitasnya dirahasiakan tersebut mengatakan akan tetap meninjau usulan Eropa di Teheran. Mereka akan menyampaikan tanggapan resmi dalam pertemuan berikutnya.

    Iran dan E3 mengisyaratkan siap untuk terus berunding, meskipun belum ada tanggal baru yang ditetapkan untuk pertemuan berikutnya.

    Para diplomat Eropa mengatakan pembicaraan pada pekan lalu bertujuan menguji kesediaan Teheran untuk merundingkan kesepakatan nuklir baru. Kendati demikian, di saat bersamaan Iran masih terus menghadapi perang berdarah melawan Israel.

    Belum ada prospek yang jelas bahwa Israel akan segera menghentikan serangannya. Negara-negara Eropa dan AS hingga sekarang tidak mampu menekan Israel untuk menghentikan serangan ke Iran.

    Meskipun tidak ada pihak yang mengungkapkan perincian terkait apa yang diusulkan E3, dua diplomat Eropa mengatakan E3 tidak yakin Israel akan menerima gencatan senjata dalam waktu dekat.

    Selain itu, sulit bagi Iran dan AS melanjutkan negosiasi setelah Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menegaskan pihaknya tidak akan berunding dengan negara kekuasaan Donald Trump.

    Dengan kata lain, saat ini Eropa menjadi penengah untuk memulai jalur negosiasi dengan Iran. Presiden Prancis Emmanuel Macron juga telah berbicara dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

    Ia mengatakan kedua pihak sepakat untuk mempercepat negosiasi. Lebih lanjut, Macron menekankan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.

    Meskipun selama ini Iran mengatakan program nuklirnya dikembangkan dengan niat damai, namun tetap saja negara-negara Eropa dan AS dibuat ketar-ketir.

    Beberapa petinggi negara Eropa mengatakan bahwa Iran sejatinya lebih siap untuk berbicara terkait masalah di luar program nuklir.

    “Iran menyambut baik diplomasi tetapi tidak di bawah bayang-bayang perang,” kata seorang pejabat.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Khawatir Terhadap Program Nuklir, Macron Akan Percepat Negosasi Iran-Eropa

    Khawatir Terhadap Program Nuklir, Macron Akan Percepat Negosasi Iran-Eropa

    Jakarta

    Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyampaikan akan mempercepat negosiasi antara Eropa dan Iran. Hal itu menyusul percakapan telepon yang dilakukan dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

    “Di sini sekali lagi, posisi saya jelas: Iran tidak boleh memperoleh senjata nuklir, dan terserah Iran untuk memberikan jaminan penuh bahwa niatnya damai,” kata Macron dalam sebuah posting di X dilansir CNN, Sabtu (21/6/2025).

    “Saya yakin bahwa ada jalan untuk mengakhiri perang dan menghindari bahaya yang lebih besar. Untuk mencapai ini, kami akan mempercepat negosiasi yang dipimpin oleh Prancis dan mitra Eropa dengan Iran,” lanjutnya.

    Macron khawatir terhadap program nuklir Iran. Kekhawatiran itu diungkapkan kepada Pezeshkian selama panggilan telepon.

    Pertemuan para menteri luar negeri di Swiss pada Jumat (20/6) waktu setempat, mulai dari Prancis, Inggris, dan Jerman dengan mitra mereka dari Iran berakhir tanpa kesepakatan. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi sebelumnya mengatakan negaranya tidak akan bernegosiasi dengan Amerika Serikat (AS) selama pemboman Israel terus berlanjut, dan memperingatkan bahwa jika AS terlibat dalam perang, hal itu akan “sangat berbahaya bagi semua orang.”

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Bilang Iran Punya 2 Minggu untuk Hindari Potensi Serangan AS

    Trump Bilang Iran Punya 2 Minggu untuk Hindari Potensi Serangan AS

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa Iran memiliki “waktu maksimum” dua minggu untuk menghindari kemungkinan serangan udara AS. Pernyataan ini mengindikasikan Trump dapat mengambil keputusan sebelum batas waktu dua minggu, yang dia tetapkan sebelumnya, berakhir.

    Trump, seperti dilansir AFP, Sabtu (21/6/2025), menambahkan bahwa dirinya kemungkinan tidak akan menghentikan Israel untuk menyerang Iran karena sekutunya itu berada dalam posisi “menang”. Dia juga mengabaikan upaya Eropa untuk melakukan mediasi demi mengakhiri konflik.

    “Saya memberikan mereka waktu, dan saya akan mengatakan dua minggu akan menjadi waktu maksimum,” kata Trump ketika ditanya wartawan, pada Jumat (20/6), apakah dirinya dapat mengambil keputusan untuk menyerang Iran sebelum batas waktu dua minggu berakhir.

    Trump menambahkan bahwa tujuan dari batas waktu itu adalah untuk “melihat apakah orang-orang sadar atau tidak”.

    Dalam pernyataan yang dirilis Gedung Putih sehari sebelumnya, atau pada Kamis (19/6), Trump mengatakan akan “membuat keputusan apakah akan melakukannya atau tidak dalam dua minggu ke depan” karena adanya “peluang besar untuk berunding” dengan Iran.

    Komentar Trump itu dipandang secara luas sebagai jeda dua pekan untuk negosiasi guna mengakhiri perang antara Iran dan Israel, dengan negara-negara Eropa bergegas melakukan pembicaraan dengan Teheran.

    Namun pernyataan terbaru Trump mengindikasikan sang Presiden AS masih dapat mengambil keputusan jika dia merasa tidak ada kemajuan dalam upaya penghentian program nuklir Iran.

    Tonton juga Video Eks Penasihat Keamanan AS Tertawakan Ancaman Trump ke Iran

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Sementara itu, Trump dalam pernyataannya menolak pembicaraan yang digelar negara-negara Eropa, seperti Inggris, Prancis, Jerman dan Uni Eropa dengan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, di Jenewa, Swiss, pada Jumat (20/6).

    “Mereka tidak membantu,” kata Trump merujuk pada upaya yang dilakukan negara-negara Eropa.

    “Iran tidak ingin berbicara dengan Eropa. Mereka ingin berbicara dengan kita. Eropa tidak akan dapat membantu dalam hal ini,” sebutnya.

    Araghchi, setelah pembicaraan di Jenewa, menegaskan bahwa Iran tidak akan melanjutkan perundingan dengan AS sebelum Israel menghentikan serangannya. Namun Trump tampaknya meragukan hal tersebut.

    “Sangat sulit untuk memenuhi permintaan itu sekarang. Jika seseorang dalam posisi menang, sedikit sulit untuk melakukan hal itu dibandingkan jika seseorang dalam posisi kalah, tetapi kami siap, bersedia dan mampu, dan kami telah berbicara dengan Iran, dan kita akan melihat apa yang akan terjadi,” kata Trump.

    Tonton juga Video Eks Penasihat Keamanan AS Tertawakan Ancaman Trump ke Iran

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • SBY Ungkap Peta Geopolitik Dunia

    SBY Ungkap Peta Geopolitik Dunia

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membeberkan permasalahan geopolitik yang kini terjadi karena disebabkan oleh hak veto di PBB.

    SBY mengatakan bahwa PBB memberikan hak veto kepada lima negara yang masuk ke dalam Dewan Keamanan PBB antara lain Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris dan Prancis.

    Menurut SBY, negara super power yang kini memiliki hak veto di PBB tidak bisa diganjar penalti. Ditambah lagi, kata SBY, hak veto yang digunakan PBB juga selalu kandas di hadapan negara super power tersebut.

    “Jadi biang keladi masalah peperangan dan geopolitik saat ini karena ada hak veto dan negara yang punya power juga tidak bisa disanksi karena bisa di veto. Ikhtiar PBB untuk menggunakan hak veto itu selalu kandas,” tutur SBY di channel Youtube Gita Wirjawan yang diakses Sabtu (21/6/2025).

    SBY juga mempertanyakan hubungan antarbangsa saat ini apakah sudah benar-benar adil dan memenuhi kepentingan negara lain atau belum seperti pada isu perubahan iklim yang menjadi masalah di setiap negara

    “Apa mereka tidak peduli dan berkompetisi menjadi new global leader,” katanya.

    SBY juga memberikan dukungannya jika negara yang tergabung dalam PBB ingin membuat tatanan dunia yang baru, namun negara yang membuat aturan baru itu, jangan negara yang banyak dikritik oleh negara lainnya.

    “Jangan-jangan memang ada tatanan absolut yang harus diperbaharui, kita bikin tatanan baru dan aturan baru, lalu siapa yang menulis aturan baru ini? Jangan sampai yang membuat aturan ini adalah negara yang kita kritik,” ujarnya.

  • Makin Banyak Warga Turki yang Ingin Paspor Jerman

    Makin Banyak Warga Turki yang Ingin Paspor Jerman

    Ankara

    Jerman menjadi semakin menarik bagi migran asal Turki – baik untuk tinggal, belajar, atau bekerja. Menurut statistik resmi Jerman Statista, pada tahun 2024, sebanyak 22.525 warga negara Turki yang memperoleh kewarganegaraan Jerman.

    Jumlah ini merupakan peningkatan sekitar 110 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam daftar negara asal, Turki menempati peringkat kedua setelah Suriah.

    Alaz Smer juga memutuskan untuk menjadi warga negara Jerman. Dia datang sekitar delapan tahun lalu untuk meraih gelar master. Pengacara itu sekarang bekerja untuk sebuah organisasi non-pemerintah di Berlin dan sedang menyelesaikan gelar doktornya dalam hukum tata negara.

    Dalam wawancara dengan DW, dia mengatakan bahwa untuk alasan praktis, tujuan hampir setiap migran adalah kewarganegaraan. “Kalau tidak, Anda akan terus-menerus harus berhadapan dengan birokrasi—dan di sini birokrasinya sangat ketat. Bahkan, mendapatkan izin tinggal pun bisa menjadi tantangan berat.”

    Burak Keceli, ilmuwan komputer dan lulusan Universitas Bogazici di Istanbul, datang ke Jerman tahun 2016. Setelah beberapa tahun bekerja di sektor swasta, dia menetap di Berlin – awalnya untuk berkarier.

    “Saya telah tinggal di Jerman selama bertahun-tahun dan fasih berbahasa Jerman. Setelah sekian lama, saya ingin dapat bersuara dalam politik. Paspor Jerman yang kuat juga merupakan faktor penting: Dengan paspor itu, saya dapat bepergian ke banyak negara tanpa visa.”

    Menurut Indeks Paspor Global 2025, paspor Jerman menempati peringkat kelima di dunia – di belakang Uni Emirat Arab, Spanyol, Singapura, dan Prancis. Dengan paspor Jerman, orang dapat bepergian bebas visa atau dengan visa on arrival ke 122 negara, dengan paspor Turki hanya ke 69 negara.

    Kewarganegaraan ganda insentif penting

    Alaz Smer juga tidak ingin menyerahkan paspor Turki miliknya: “Saya tidak ingin kehilangan hak untuk memilih,” katanya. Paspor Turki juga menawarkan keuntungan ketika bepergian ke negara-negara yang memiliki hubungan dekat dengan Turki – keuntungan yang tidak dimiliki paspor Jerman.

    Burak Keceli juga berkewarganegaraan ganda. Dia menggambarkan kemungkinan kewarganegaraan ganda sebagai “sangat positif.” Kemungkinan untuk mempertahankan kewarganegaraan asli adalah hak yang sangat penting bagi banyak orang dengan latar belakang migrasi.

    Hingga kini, kecuali bagi warga negara Uni Eropa dan warga negara Swiss, seseorang harus melepaskan kewarganegaraan sebelum mendapat paspor Jerman. Tapi dengan opsi kewarganegaraan ganda, keputusan naturalisasi jadi lebih mudah. Namun opsi itu hanya bisa ditawarkan, jika negara asal juga mengizinkan kewarganegaraan ganda. Indonesia misalnya, selama ini menolak opsi itu.

    Tekanan politik di Turki makin meningkat, situasi ekonomi memburuk

    Situasi politik, sosial dan ekonomi di Turki juga memainkan peran utama dalam proses naturalisasi. “Saya sebenarnya ingin menjadi akademisi,” kata Alaz Smer.

    “Tetapi saya merasa bahwa hal ini tidak mungkin dilakukan secara bebas di Turki. Ketika situasi terus memburuk, saya memilih tetap tinggal (di Jerman).”

    Organisasi hak asasi manusia secara teratur melaporkan tekanan terhadap kebebasan berekspresi dan kebebasan pers di Turki. Kasus besar terbaru, penangkapan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu pada bulan Maret lalu yang menimbulkan kehebohan – sebuah langkah drastis yang diambil oleh pemerintah Erdogan. Imamoglu dianggap sebagai calon presiden kubu oposisi yang menjanjikan untuk mengganti Erdogan.

    Selain itu, Turki juga telah menghadapi krisis ekonomi akut selama bertahun-tahun: pada tahun 2015, nilai tukar satu euro sekitar 2,3 lira Turki. Saat ini, satu euro sekitar 46 lira Turki.

    Meskipun telah dinaturalisasi dan bertahun-tahun tinggal di Jerman, banyak warga Jerman asal Turki tetap menyebut Turki sebagai kampung halaman mereka. Alaz Smer menekankan bahwa dia “sangat menikmati” kehidupan di Jerman, tetapi dia tidak benar-benar merasa menjadi bagian dari masyarakat.

    Dia menggambarkan pengalaman negatif yang dialami banyak orang dengan latar belakang migran. Dia juga melaporkan rasisme dan diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari. Setelah dinaturalisasi, dia misalnya mencari apartemen tetapi tidak mendapat tanggapan apapun di aplikasi daring karena menggunakan nama aslinya.

    “Jika nama Anda bukan nama Jerman, paspor Jerman tidak akan berguna bagi Anda,” katanya.

    Artikel ini pertama kali dirilis dalam bahasa Jerman
    Diadaptasi oleh: Hendra Pasuhuk
    Editor: Rizki Nugraha

    Tonton juga Video Culture Shock Setelah #KaburAjaDulu ke Jerman

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini