Negara: Prancis

  • Antisipasi Meluasnya Konflik Iran dan Israel, Pertamina Evakuasi Pekerja dari Irak

    Antisipasi Meluasnya Konflik Iran dan Israel, Pertamina Evakuasi Pekerja dari Irak

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) akhirnya mengevakuasi tujuh orang pekerja dari wilayah rawan konflik di Timur Tengah, khususnya di Basra, Irak.

    Proses evakuasi pekerja yang dilakukan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang minyak, gas alam, dan energi dengan lingkup kerja luar neger ini sebagai langkah antisipatif terhadap meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan.

    Plt Direktur Utama PIEP, Julius Wiratno menjelaskan bahwa proses evakuasi telah dimulai secara bertahap sejak 19 Juni 2025, menyusul potensi meluasnya konflik antara Iran dan Israel yang dapat berdampak pada keamanan operasional di Irak dan sekitarnya.

    “Evakuasi dilakukan melalui jalur darat dari Basra ke Kuwait, yang dinilai lebih aman. Selanjutnya, tujuh perwira [pekerja Pertamina] diterbangkan ke Indonesia dan telah tiba dengan selamat di Jakarta pada 23 Juni,” kata Julius dalam keterangannya, Kamis (26/6/2025).

    Terkait dengan pemulangan karyawan ke Indonesia, PIEP sebelumnya telah menjalin komunikasi dan koordinasi erat dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Luar Negeri melalui Direktorat Timur Tengah, KBRI Baghdad dan KBRI Kuwait, serta Kedutaan Kuwait di Jakarta. “Koordinasi juga dilakukan dengan Perlindungan Warga Negara Indonesia [PWNI] untuk memastikan kelancaran evakuasi,” tuturnya.

    Sejalan dengan itu, imbuhnya, PIEP juga terus memantau kondisi geopolitik di wilayah operasi, termasuk lapangan West Qurna 1 di Irak yang dikelola bersama PetroChina, serta lapangan MLN di Aljazair.

    Julius mengungkapkan bahwa untuk saat ini kegiatan operasional di Aljazair masih berjalan normal berdasarkan hasil kajian risiko, tetapi perusahaan tetap memperhitungkan rute perjalanan paling aman dalam setiap rotasi personel.

    Secara keseluruhan, seluruh lapangan di zona operasi PIEP—termasuk di Irak, Aljazair, dan Malaysia—masih beroperasi seperti biasa dengan pengawasan ketat.

    “Peningkatan tensi di Timur Tengah dan global menjadi perhatian serius bagi kami. PIEP terus melakukan pemantauan berkala dan penyesuaian strategi mitigasi risiko, termasuk melalui country risk assessment untuk memastikan keberlangsungan bisnis sekaligus keselamatan para perwira kami,” kata Julius.

    Adapun, PIEP tak hanya fokus pada teknis evakuasi karyawan tetapi juga memberikan perhatian khusus pada keluarga pekerja.

    Syamsu Yudha, Country Manager PT Pertamina Irak EP (PIREP) menerangkan bahwa perusahaan secara intensif menjaga komunikasi dengan keluarga pekerja serta memastikan bahwa setiap anggota keluarga memahami rencana dan tahapan proses evakuasi pekerja.

    “Di tengah ketidakpastian, serta terbatasnya jalur komunikasi di lapangan, komunikasi dengan keluarga menjadi hal yang sangat penting. Kami memahami kekhawatiran mereka, dan berupaya menjaga ketenangan para keluarga di Tanah Air,” tuturnya.

    Salah satu momen yang menyentuh adalah saat keluarga menerima kabar bahwa para perwira Pertamina di Irak telah melintasi perbatasan dengan selamat. “Itu bukan hanya kabar baik, tapi juga kabar yang menenangkan hati mereka,” ujarnya.

    Sebanyak tujuh orang karyawan PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) yang bekerja di Irak berhasil dipulangkan ke Tanah Air. /Istimewa-PIEP

    Setali tiga uang, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menegaskan bahwa Pertamina berkomitmen dalam menjaga keselamatan para perwira di luar negeri, khususnya di wilayah konflik di Irak dan Kawasan Timur Tengah lainnya.

    “Pertamina memastikan perwira yang bertugas di wilayah Timur Tengah sudah tiba di Indonesia dengan aman,” ujarnya.

    Sebagai gambaran, PIEP didirikan berdasarkan kebutuhan untuk mengelola aset-aset internasional dengan fokus utama yaitu mengelola aset luar negeri yang dimiliki Pertamina.

    Didirikan pada 18 November 2013, PIEP melakukan inovasi dalam mengakuisisi dan mengelola lapangan migas overseas serta mencari sumber-sumber migas di berbagai negara.

    Hingga saat ini, Pertamina telah memiliki aset lapangan migas luar negeri yang tersebar di 11 negara yaitu Aljazair, Malaysia, Irak, Prancis, Italia, Tanzania, Gabon, Nigeria, Kolombia, Angola, dan Venezuela.

  • Mengapa Banyak Orang di Dunia Ingin Punya Anak Tapi Takut Punya Anak?

    Mengapa Banyak Orang di Dunia Ingin Punya Anak Tapi Takut Punya Anak?

    PIKIRAN RAKYAT Orang-orang di seluruh dunia semakin sedikit yang memiliki anak, dan ini bukan semata-mata karena mereka tidak menginginkannya.

    Menurut temuan PBB, rata-rata tingkat kesuburan global kini turun hingga kurang dari setengah dari tingkatnya pada tahun 1960. Angka ini telah berada di bawah “tingkat pengganti” yang dibutuhkan untuk menjaga kestabilan jumlah penduduk di sebagian besar negara.

    Di tengah penurunan bersejarah tersebut, hampir 20% orang dewasa usia reproduksi dari 14 negara di seluruh dunia menyatakan bahwa mereka kemungkinan tidak akan bisa memiliki jumlah anak yang mereka inginkan, hal ini disampaikan dalam laporan yang dirilis minggu ini oleh United Nations Population Fund (UNFPA), badan PBB yang menangani kesehatan dan hak reproduksi. Namun, bagi sebagian besar dari mereka, penyebabnya bukan karena kemandulan yang menghalangi mereka untuk melakukan hal tersebut. Mereka menyebut berbagai faktor seperti keterbatasan finansial, hambatan dalam akses pelayanan kesehatan terkait kesuburan atau kehamilan, dan kekhawatiran terhadap kondisi dunia saat ini yang menjadi penghalang mereka dalam mewujudkan keputusan mereka sendiri terkait kesuburan dan reproduksi.

    Seperti dilansir TIME, “Ada banyak orang di luar sana yang bersedia memiliki anak —bahkan lebih banyak dari yang mereka miliki saat ini— jika kondisinya memungkinkan. Dan kewajiban pemerintah untuk menyediakan kesejahteraan dan jaminan sosial yang memungkinkan terciptanya keseimbangan kerja dan kehidupan, pekerjaan yang aman, pengurangan hambatan hukum, serta layanan kesehatan yang lebih baik,” kata Shalini Randeria, Presiden Central European University di Wina sekaligus penasihat eksternal senior dalam laporan UNFPA tersebut. Namun, menurut Randeria, kebijakan yang diterapkan sebagian pemerintah—seperti pemangkasan layanan Medicaid di AS atau pembatasan hak atas kesehatan dan otonomi reproduksi—merupakan langkah mundur bagi hak individu, sekaligus “kontraproduktif dari sudut pandang demografis.”

    Dalam laporan tersebut, UNFPA bekerja sama dengan YouGov melakukan survei terhadap responden dari 14 negara di Asia, Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Afrika—wilayah yang secara keseluruhan mewakili lebih dari sepertiga populasi dunia.

    “Ada kesenjangan antara jumlah anak yang ingin dimiliki seseorang dan jumlah anak yang benar-benar mereka miliki,” kata Randeria. “Bagi kami, penting untuk mencari tahu—dengan bertanya langsung pada mereka—apa yang menyebabkan kesenjangan itu.”

    Faktor Finansial Jadi Hambatan Utama

    Ilustrasi Seorang Pria Tidak Memiliki Uang freepik.com

    Hambatan paling signifikan yang diidentifikasi para responden survei sebagai alasan mereka tidak memiliki jumlah anak yang diinginkan adalah faktor ekonomi: 39% menyebutkan keterbatasan finansial, 19% keterbatasan dalam ketersediaan perumahan, 12% kurangnya layanan pengasuhan anak yang memadai atau berkualitas, dan 21% pengangguran atau ketidakamanan kerja.

    Harga semua jenis barang dan pelayanan telah naik dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir. Inflasi global mencapai tingkat tertinggi sejak pertengahan tahun 1990-an pada Juli 2022, menurut World Bank Group. Meskipun kini sudah menurun, level inflasi saat ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.

    Meningkatnya biaya hidup telah berdampak besar pada perumahan dan pengasuhan anak. Di Amerika Serikat, contohnya, Departemen Keuangan menemukan bahwa harga rumah telah meningkat lebih cepat daripada pendapatan selama dua dekade terakhir, melonjak sekitar 65% sejak tahun 2000 jika disesuaikan dengan inflasi. Riset juga menunjukkan bahwa biaya pengasuhan anak di AS dalam beberapa tahun terakhir bahkan melampaui biaya perumahan atau kuliah bagi banyak keluarga.

    Krisis perumahan saat ini berdampak luas di “semua wilayah dan negara,” menurut laporan Program Pemukiman Manusia PBB (UN-Habitat) tahun lalu, yang memperkirakan bahwa antara 1,6 miliar hingga 3 miliar orang di seluruh dunia tanpa akses perumahan yang layak.   

    Tantangan Akses Reproduksi dan Layanan Kesehatan

    Ilustrasi Wanita Menatap Tes Kehamilan Negatif freepik.com

    Orang-orang mengutip bahwa faktor lain yang menghalangi mereka untuk memiliki jumlah anak yang diinginkan, termasuk hambatan dalam akses terhadap teknologi reproduksi berbantu (seperti IVF, In Vitro Fertilization) dan ibu pengganti (surrogacy)

    Sejumlah negara—termasuk Prancis, Spanyol, Jerman, dan Italia— telah melarang praktik ibu pengganti. Laporan UNFPA juga menunjukkan bahwa banyak negara membatasi atau bahkan melarang akses terhadap reproduksi berbantu dan ibu pengganti bagi pasangan sesama jenis. Di Eropa, contohnya, hanya 17 dari 49 negara yang memperbolehkan inseminasi medis bagi individu, tanpa memandang orientasi seksual atau identitas gender mereka, menurut laporan tersebut.  

    UNFPA mencatat bahwa, di tengah menurunnya angka fertilitas global, beberapa pemerintah mengambil “langkah-langkah drastis untuk mendorong kaum muda mengambil keputusan fertilitas yang sejalan dengan target nasional.” Namun, laporan tersebut menekankan bahwa “krisis yang sebenarnya” adalah “krisis dalam lembaga reproduksi—yaitu kemampuan individu untuk membuat pilihan bebas, terinformasi, dan tidak terkekang dalam segala hal mulai dari berhubungan seks, menggunakan kontrasepsi, hingga memulai sebuah keluarga.”

    Menurut Center for Reproductive Rights, 40% perempuan di usia reproduksi di dunia hidup di bawah hukum aborsi yang ketat. Banyak negara—termasuk Brazil, Filipina, dan Polandia, di antara yang lainnya— memberlakukan pembatasan aborsi. Pada 2022, Mahkamah Agung Amerika Serikat mencabut putusan penting Roe v. Wade, yang menghapuskan hak konstitusional atas aborsi. Sejak saat itu, lebih dari selusin negara bagian di AS telah menerapkan larangan total atau pembatasan aborsi. Ada banyak laporan menyebutkan bahwa perempuan hamil ditolak mendapatkan perawatan kritis karena undang-undang tersebut, dan banyak perempuan mengaku tidak merasa aman untuk hamil di negara bagian yang melarang aborsi.

    Meski semakin banyak perempuan di dunia yang kebutuhan perencanaan keluarganya telah terpenuhi, PBB menemukan bahwa sekitar 164 juta perempuan masih belum mendapatkan akses tersebut hingga tahun 2021, menurut laporan yang dirilis tahun 2022.

    Selain menganggap akses terhadap perencanaan keluarga sebagai hak asasi manusia, PBB juga menekankan bahwa hal ini merupakan kunci dalam upaya pengentasan kemiskinan.

    Ketakutan akan Masa Depan yang Tak Pasti

    Ilustrasi Pasangan Menatap Cakrawala freepik.com

    Sekitar 14% responden dalam laporan UNFPA mengatakan kekhawatiran mereka tentang situasi politik atau sosial, seperti perang dan pandemi, telah atau akan menyebabkan mereka memiliki anak lebih sedikit dari yang diinginkan. Sekitar 9% responden juga menyatakan bahwa kekhawatiran terhadap perubahan iklim atau kerusakan lingkungan telah atau akan mempengaruhi keputusan mereka untuk memiliki lebih sedikit anak dari yang direncanakan.

    Kekerasan dan konflik global meningkat dalam beberapa tahun terakhir.  Periode antara tahun 2021 dan 2023 tercatat sebagai masa paling penuh kekerasan sejak berakhirnya Perang Dingin, menurut World Bank Group. Jumlah korban tewas dalam konflik bersenjata dan jumlah konflik itu sendiri meningkat dalam satu dekade terakhir.

    Kekerasan tersebut turut memicu pada meningkatnya pengungsian global selama bertahun-tahun: Lebih dari 122 juta orang di seluruh dunia terpaksa mengungsi, menurut laporan badan pengungsi PBB pada hari kamis, jumlah tersebut hampir dua kali lipat dari jumlah yang tercatat satu dekade lalu.

    Dampak pandemi global ini semakin terasa, bahkan belum menunjukkan tanda-tanda mereda karena Covid-19 terus menyebar, menghasilkan varian baru, dan berdampak pada jutaan orang dengan masa pemulihan yang bisa berlangsung berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Di luar Covid-19, wabah penyakit menular menjadi semakin umum terjadi—dan para ahli memperkirakan bahwa di tahun-tahun mendatang risiko wabah meningkat menjadi epidemi dan pandemi akan semakin meningkat.

    Dalam survei Program Pembangunan PBB tahun 2024, yang secara statistik mewakili sekitar 87% populasi global, sekitar 56% responden mengatakan mereka memikirkan tentang perubahan iklim harian atau mingguan. Sekitar 53% dari responden juga mengatakan mereka lebih khawatir tentang perubahan iklim sekarang dari tahun sebelumnya. 1/3 dari responden mengatakan bahwa perubahan iklim secara signifikan mempengaruhi keputusan-keputusan besar dalam hidup mereka.

    “Saya ingin punya anak, tapi makin lama makin sulit,” kata seorang perempuan berusia 29 tahun dari Meksiko dalam laporan tersebut. “Hampir mustahil membeli atau menyewa tempat tinggal dengan harga terjangkau di kota saya. Saya juga tidak ingin melahirkan anak di masa perang dan kondisi planet yang memburuk jika itu berarti si anak harus menderita karenanya.” (Naomi Dongoran/PKL Polban) ***

  • IHSG menguat di tengah pasar cermati arah kebijakan The Fed

    IHSG menguat di tengah pasar cermati arah kebijakan The Fed

    Pekerja melintas di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/3/2025). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz/am.

    IHSG menguat di tengah pasar cermati arah kebijakan The Fed
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 26 Juni 2025 – 11:13 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis pagi bergerak menguat di tengah pelaku pasar mencermati arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed). IHSG dibuka menguat 9,71 poin atau 0,14 persen ke posisi 6.841,85.

    Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,36 poin atau 0,05 persen ke posisi 760,62.

    “IHSG hari ini (Kamis) diprediksi bergerak mixed (variatif) dalam range 6.780 sampai 6.900,” ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih di Jakarta, Kamis.

    Dari mancanegara, pelaku pasar mencermati pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell selama dua hari di hadapan Komite Jasa Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS. Pidato Powell di hadapan Kongres menunjukkan sinyal pemangkasan suku bunga, mengingat angka inflasi sudah mendekati target The Fed sebesar 2 persen.

    AS melaporkan inflasi di tingkat konsumen (CPI) sebesar 2,4 persen (yoy) pada Mei 2025 atau di bawah ekspektasi konsensus sebesar 2,5 persen (yoy), namun masih di atas target The Fed sebesar 2 persen. Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump membuat pernyataan berencana menggantikan Powell dari jabatannya saat ini, yang mana masa jabatan Powell seharusnya berakhir pada Mei 2026.

    Dari dalam negeri, pemerintah berupaya menjaga konsumsi domestik melalui stimulus fiskal, salah satunya bantuan subsidi upah (BSU) kepada 17,3 juta pekerja dengan upah minimal Rp3,5 juta per bulan senilai Rp300 ribu per bulan. BSU tersebut akan disalurkan pada bulan ini sekaligus selama 2 bulan (Juni dan Juli) dengan total Rp600 ribu.

    Pada perdagangan Rabu (25/6/2025), bursa saham Eropa ditutup melemah, di antaranya indeks Stoxx Europe 600 melemah 0,87 persen, indeks DAX Jerman menguat 0,61 persen, CAC 40 Prancis menguat 0,76 persen, dan FTSE 100 Inggris ditutup melemah 0,46 persen.

    Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street mengakhiri perdagangan ditutup variatif, indeks S&P stagnan dan mengakhiri sesi di level 6.092,16. Sementara, Nasdaq Composite naik 0,31 persen menjadi 19.973,55, Dow Jones Industrial Average turun 106,59 poin atau 0,25 persen berakhir di 42.982,43.

    Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 404,93 poin atau 1,04 persen ke 39.347,50, indeks Shanghai melemah 6,70 poin atau 0,20 persen ke 3.449,76, indeks Hang Seng turun 200,67 poin atau 0,82 persen ke 24.279,00, dan indeks Strait Times turun 0,08,24 poin atau 0,00 persen ke 3.925,33.

    Sumber : Antara

  • Ini 9 Negara Penguasa Nuklir Terbanyak di Dunia: Rusia Pemegang Utama

    Ini 9 Negara Penguasa Nuklir Terbanyak di Dunia: Rusia Pemegang Utama

    PIKIRAN RAKYAT – Diketahui saat ini situasi memang sudah semakin memanas, dan nuklir menjadi salah satu senjata yang akan selalu masuk dalam pembahasan.

    Namun terkait hal tersebut, perlu untuk dipahami bahwa hingga saat ini ada 9 negara yang disebut telah memiliki senjata nuklir terbanyak di dunia.

    Dilansir dari laman Antara, dikatakan bahwa kesembilan negara ini terbagi menjadi lima negara anggota tetap Depan Keamanan PBB dengan ratifikasi Tratat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), dan empat lainnya memiliki secara de facto.

    Berikut adalah 9 negara yang memiliki hulu ledak nuklir tersebut.

    1. Rusia 

    Menjadi pemegang pertama negara yang paling banyak memiliki nuklir, diketahui Rusia sudah mempunyai sekitar 5.449 hulu ledak.

    Tidak hanya itu, sebanyak 1.718 hulu ledak juga dikabarkan telah siap untuk diluncurkan, dan lainnya masuk dalam cadangan yang disimpan di silo ICBM dan kapal selam.

    2. Amerika Serikat

    Setelah Rusia, Amerika Serikat menjadi pemegang negara yang paling banyak memiliki hulu ledak nuklir, yakni sekitar 5.277.

    Dengan jumlah yang hampir serupa dengan Rusia, negara ini memiliki setidaknya 1.670 hulu ledak yang siap untuk diluncurkan.

    3. China

    Dikenal dengan negara yang berhasil menciptakan berbagai macam teknologi, China saat ini menduduki negara nomor tiga terbanyak pemilik nuklir. Diketahui mereka telah memiliki sekitar 600 hulu ledak, dan sekitar 24 nuklir sudah siap untuk diluncurkan.

    4. Prancis

    Negara yang berada di urutan nomor empat adalah Prancis, yang diketahui saat ini mereka telah memiliki sekitar 290 hulu ledak strategis. Saat ini, dikabarkan hulu ledak tersebut telah tersimpan di kapal selam.

    5. Inggris Raya

    Negara selanjutnya adalah Inggris Raya, yang dikabarkan memiliki sekitar 225 hulu ledak. Tidak hanya sampai disitu, dikabarkan juga bahwa negara ini telah merencanakan untuk meningkatkan stok mereka hingga 260 hulu ledak.

    6. India

    Urutan keenam dipegang oleh India, yang disebut telah memiliki sekitar 180 hulu ledak, yang saat ini dalam proses ekspansi triad pengiriman, dan persiapan siaga. Tentunya ini juga berada dalam jumlah yang banyak.

    7. Pakistan

    Selanjutnya negara Pakistan, yang disebut telah memiliki 170 hulu ledak.

    8. Israel

    Menjadi negara yang hingga saat ini masih menjadi perbincangan hangat, Israel memang tidak menginformasikan secara resmi terkait jumlah hulu ledak yang mereka miliki. Namun dalam perkiraan, kemungkinan negara ini telah memiliki sekitar 90 hulu ledak

    9. Korea Utara

    Negara terakhir yang masuk dalam 9 pemilik nuklir terbanyak adalah Korea Utara, yang diperkirakan memiliki 50 hulu ledak operasional.

    Bahkan saat ini, mereka juga tengah berusaha untuk memperluas jumlahnya hingga mencapai 90 hulu ledak.

    Itulah sembilan negara yang disebut menjadi pemilik nuklir terbanyak, dan tidak sedikit dari itu sudah berada dalam kondisi siap digunakan.***

  • Hacker Curi Data Sensitif 40 Perusahaan, Total Kerugian Rp407 Miliar

    Hacker Curi Data Sensitif 40 Perusahaan, Total Kerugian Rp407 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA — Seorang warga negara Inggris bernama Kai West, juga dikenal di dunia maya sebagai ‘IntelBroker’, didakwa oleh Amerika Serikat (AS) atas pencurian dan penjualan data sensitif yang menyebabkan kerugian sekitar US$ 25 juta atau sekitar Rp407 miliar. 

    Dakwaan tersebut diungkapkan pada Rabu (25/06/25) oleh Kantor Kejaksaan untuk Distrik Selatan New York. Dalam dakwaan tersebut menyebutkan bahwa Kai West (25 tahun) alias IntelBroker beraksi dengan mencuri data perusahaan telekomunikasi, penyedia layanan kesehatan kota, penyedia layanan internet, dan lebih dari 40 korban lainnya.

    Dilansir dari BleepingComputer, data-data curian tersebut diambil oleh West dan rekan konspirator daringnya, lalu dijual seharga lebih dari US$ 2 juta atau Rp32,6 juta (kurs saat ini). BreachForums menjadi forum peretasan yang paling sering digunakan West untuk menjual data.

    Kai West ditangkap di Prancis pada bulan Februari lalu, dan pihak AS sedang mengupayakan ekstradisinya.

    “Pengumuman hari ini seharusnya menjadi peringatan bagi siapa pun yang berpikir bahwa mereka dapat bersembunyi di balik papan ketik dan melakukan kejahatan dunia maya tanpa hukuman; FBI akan menemukan dan meminta pertanggungjawaban Anda di mana pun Anda berada.” Ucap Asisten Direktur Biro Investigasi Federal AS (FBI) terkait didakwanya Kai West atas pencurian dan penjualan data.

    Identitas IntelBroker terungkap setelah pada Januari 2023, seorang agen rahasia FBI diduga membeli kunci API curian dari peretas tersebut. Alamat Bitcoin yang digunakan dalam transaksi tersebut dilacak hingga ke platform perbankan daring, Ramp, yang ternyata mengarah ke akun yang terdaftar pada SIM Inggris atas nama Kai West.

    Akun email yang sama dan digunakan pada akun Ramp ikut dilaporkan terkait dengan Coinbase yang terdaftar atas nama ‘Kyle Northern’, persona West yang lainnya. Di dalamnya, terdapat faktur, email dari Universitas, dan foto lisensi West. Hal tersebut memungkinkan FBI mengaitkan Kai West dengan persona IntelBroker.

    Kai West kini telah didakwa atas empat tuduhan, antara lain persekongkolan untuk melakukan intrusi komputer, terancam hukuman maksimal lima tahun penjara. Persekongkolan untuk melakukan penipuan lewat kawat,terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara

    Kemudian, mengakses komputer yang dilindungi untuk memperoleh informasi, terancam hukuman maksimal lima tahun penjara dan penipuan lewat kawat. Dia terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara.

    Kantor Kejaksaan untuk Distrik Selatan New York menambahkan, jika hukuman maksimum ditetapkan oleh Kongres hanya bersifat informasi, sebab hukuman yang akan dijatuhkan terhadap terdakwa ditentukan oleh hakim.

    Terakhir, mereka juga mengatakan bahwa dakwaan yang tercantum hanya bersifat tuduhan, dan terdakwa Kai West dianggap tidak bersalah kecuali dan sampai terbukti bersalah. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Zelensky Dorong Pengadilan Khusus untuk Putin, Desak Persatuan Eropa-AS

    Zelensky Dorong Pengadilan Khusus untuk Putin, Desak Persatuan Eropa-AS

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin diadili sebagai penjahat perang. Zelensky mengatakan Kyiv harus bisa bersatu dengan Eropa dan Amerika Serikat (AS) untuk memenangkan perang melawan Rusia.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (26/6/2025), Zelensky menandatangani perjanjian dengan Dewan Eropa untuk membentuk pengadilan khusus guna mengadili pejabat tinggi atas invasi Rusia ke Ukraina. Ini merupakan kali pertama Zelensky melakukan kunjungan sejak dimulainya konflik ke badan hak asasi manusia yang berpusat di Prancis tersebut.

    Zelensky nampak bersemangat setelah bertemu dan berbincang dengan Presiden AS Donald Trump di pertemuan puncak KTT NATO di Den Haag. Zelensky menyebut perlu membuat seruan penuh semangat untuk hubungan erat antara Eropa dan Trump.

    “Kita perlu hubungan yang kuat dengan dia (Trump). Kita membutuhkan persatuan antara Eropa dan Amerika Serikat dan kita akan menang,” kata Zelensky.

    Zelensky menerangkan pengadilan khusus tersebut akan mengadili kejahatan agresi dalam invasi skala penuh, yang dilancarkan Rusia pada bulan Februari 2022. Zelensky mengatakan pengadilan itu bisa mengadili tokoh-tokoh senior Rusia termasuk Presiden Putin.

    “Kita perlu menunjukkan dengan jelas bahwa agresi berujung pada hukuman dan kita harus mewujudkannya bersama-sama, seluruh Eropa,” kata Zelensky setelah menandatangani perjanjian dengan sekretaris jenderal Dewan Eropa Alain Berset.

    “Diperlukan keberanian politik dan hukum yang kuat untuk memastikan setiap penjahat perang Rusia diadili, termasuk Putin,” kata Zelensky.

    (whn/eva)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Guncang NATO, ‘Tekuk Lutut’ Eropa Usai Damaikan Israel-Iran

    Trump Guncang NATO, ‘Tekuk Lutut’ Eropa Usai Damaikan Israel-Iran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendapat kemenangan besar dalam KTT NATO di Belanda, setelah para pemimpin aliansi menyepakati peningkatan anggaran pertahanan sesuai tuntutannya, total 5% dari PDB.

    Dalam konferensi pers usai pertemuan, Trump menyebut, “Kami memperoleh kemenangan besar di sini” seraya menambahkan, dana tambahan itu sebaiknya digunakan untuk membeli perangkat militer buatan AS.

    Trump juga menegaskan kembali dukungannya pada Pasal 5 Perjanjian NATO tentang pertahanan kolektif, di mana serangan ke satu anggota lain berarti serangan ke seluruh anggota NATO

    “Saya mendukungnya. Itulah sebabnya saya di sini. Jika saya tidak mendukungnya, saya tidak akan berada di sini,” ujarnya menanggapi keraguan soal komitmennya terhadap prinsip tersebut, seperti dikutip Reuters pada Kamis (26/6/2025).

    Meski begitu, Trump tak segan mengancam Spanyol dengan kesepakatan dagang yang lebih ketat setelah Perdana Menteri (PM) Pedro Sanchez menyatakan tak akan memenuhi target pengeluaran baru 5% dari PDB tersebut.

    “Saya pikir itu mengerikan. Mereka (Spanyol) melakukannya dengan sangat baik… Dan ekonomi itu bisa hancur ketika sesuatu yang buruk terjadi,” kata Trump.

    KTT NATO tahun ini disebut telah diwarnai pendekatan khas Trump yang keras, transaksional, dan berorientasi pada hasil. Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan menyinggung tarif tinggi yang diancamkan Trump dan menyebutnya sebagai penghambat peningkatan pengeluaran.

    “Kita tidak bisa mengatakan akan menghabiskan lebih banyak lalu di saat yang sama meluncurkan perang dagang di dalam NATO,” kritik Macron.

    Namun Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menyebut Trump layak mendapat “semua pujian” atas kesepakatan tersebut. “Kami kini menjadi aliansi yang lebih kuat, lebih adil, dan lebih mematikan,” katanya.

    Target baru pengeluaran pertahanan NATO memang ambisius, yakni 3,5% dari PDB untuk pertahanan inti dan 1,5% untuk keamanan pendukung seperti dunia siber dan infrastruktur.

    Meski dirancang untuk dicapai dalam 10 tahun, lonjakan ini menimbulkan beban besar, terutama bagi negara-negara Eropa yang sedang mengalami tekanan fiskal.

    Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy hanya diundang pada makan malam informal dan tidak hadir dalam pertemuan utama, meski ia sempat bertemu Trump secara terpisah.

    Dari Moskow, Kremlin menuduh NATO sedang berada di jalur militerisasi yang tak terkendali, dan menyebut Rusia dijadikan “iblis neraka” demi membenarkan kenaikan anggaran aliansi.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • IHSG menguat seiring meredanya konflik di Timur Tengah

    IHSG menguat seiring meredanya konflik di Timur Tengah

    Pekerja melintasi layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/4/2025). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.

    IHSG menguat seiring meredanya konflik di Timur Tengah
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 25 Juni 2025 – 11:45 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi bergerak menguat, seiring meredanya konflik geopolitik antara Iran dan Israel di kawasan Timur Tengah. IHSG dibuka menguat 35,53 poin atau 0,52 persen ke posisi 6.904,70. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,87 poin atau 0,64 persen ke posisi 769,28.

    “IHSG tepat untuk teknikal rebound sesuai ekspektasi, tapi masih rentan untuk kembali koreksi sepanjang belum break kembali di atas level 7.000. Manfaatkan untuk take profit jika IHSG kembali melanjutkan kenaikan hari ini,” ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman di Jakarta, Rabu.

    Konflik geopolitik di kawasan Timur Tengah mulai mereda, setelah Iran, Israel dan Amerika Serikat (AS) sementara ini menyepakati gencatan senjata. Di sisi lain, arah konflik geopolitik masih belum pasti akan seperti apa ke depan

    Pelaku pasar beralih mencermati pernyataan baru Ketua The Fed Jerome Powell di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR AS. Powell memberikan sinyal bahwa bank sentral tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga dan akan mencermati dampak tarif AS terhadap perekonomian.

    Kehadiran Powell di Capitol Hill terjadi pada saat krusial, Powell menghadapi desakan agresif dari Gedung Putih untuk menurunkan suku bunga, serta dalam beberapa hari terakhir dua pejabat Fed menyatakan mereka melihat kemungkinan untuk melonggarkan kebijakan pada Juli 2025.

    Pada perdagangan Selasa (24/06), bursa saham Eropa mengakhiri dengan penguatan seiring gencatan senjata antara Iran dan Israel yang tampaknya masih bertahan. Indeks Stoxx Europe 600 naik 1,2 persen, indeks DAX Jerman menguat 1,6 persen, CAC 40 Prancis menguat 1 persen, dan FTSE 100 Inggris ditutup nyaris datar.

    Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Selasa (24/06), indeks Dow Jones Industrial Average naik 1,19 persen ditutup di level 43.089,02, indeks S&P 500 menguat 1,11 persen menjadi 6.092,18, indeks Nasdaq Composite naik 1,43 persen dan berakhir di 19.912,5.

    Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 71,44 poin atau 0,18 persen ke 38.862,50, indeks Shanghai menguat 1,06 poin atau 0,04 persen ke 3.421,76, indeks Hang Seng naik 211,93 poin atau 0,85 persen ke 24.379,00, dan indeks Strait Times menguat 22,24 poin atau 0,58 persen ke 3.928,33.

     

    Sumber : Antara

  • Trump Gelar Pertemuan dengan Iran Pekan Depan, Bahas Perjanjian Nuklir?

    Trump Gelar Pertemuan dengan Iran Pekan Depan, Bahas Perjanjian Nuklir?

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan akan melakukan pertemuan dengan perwakilan Iran pekan depan. Trump mengaku akan ada penandatanganan perjanjian yang melibatkan dua negara.

    “Kami akan berbicara dengan mereka minggu depan, dengan Iran. Kami mungkin menandatangani perjanjian, saya tidak tahu,” kata Trump usai menghadiri pertemuan NATO di Den Haag, Belanda, dilansir CNN, Rabu (25/6/2025).

    Trump juga menyinggung peluang kesepakatan perjanjian nuklir yang melibatkan Iran dan Amerika. Menurutnya, perjanjian itu tidak diperlukan pihak Amerika saat ini.

    “Bagi saya, saya tidak berpikir itu perlu. Maksud saya, mereka berperang, mereka bertempur, sekarang mereka kembali ke dunia mereka. Saya tidak peduli apakah saya memiliki perjanjian atau tidak,” katanya.

    Trump tidak memerinci pembahasan yang akan didiskusikan dalam rencana pertemuannya dengan Iran pekan depan berkaitan dengan perjanjian nuklir. Namun, ia menyinggung situs-situs nuklir Iran yang kini telah hancur.

    “Kami tidak menginginkan nuklir, tetapi kami telah menghancurkan nuklir. Dengan kata lain, nuklir telah hancur. Saya katakan, ‘Iran tidak akan memiliki nuklir.’ Nah, kami telah menghancurkannya. Nuklir telah hancur berkeping-keping, jadi saya tidak begitu yakin akan hal itu. Jika kami mendapatkan dokumennya, itu tidak akan buruk. Kami akan bertemu dengan mereka,” kata Trump.

    Iran dan Israel telah mencapai gencatan senjata untuk menghentikan perang kedua negara yang berlangsung selama 12 hari. Terungkap bahwa beberapa jam sebelum gencatan senjata itu, pemerintah Amerika Serikat telah meminta Prancis untuk menyampaikan kepada Iran tentang ketentuan gencatan senjata yang diusulkan AS.

    Menurut sumber tersebut, pada Senin (23/6) malam lalu, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio menelepon Menlu Prancis Jean-Noel Barrot untuk “memberi tahu dia tentang keinginan AS untuk gencatan senjata asalkan tidak ada pembalasan Iran,” kata sumber Prancis itu.

    “Rubio meminta Jean-Noel Barrot untuk menyampaikan informasi ini kepada Abbas Araghchi (Menlu Iran),” ujar sumber itu.

    “Setelah panggilan telepon tersebut, menteri (Prancis) berbicara kepada mitranya dari Iran tersebut untuk… menyampaikan ketentuan dan rincian diskusi (antara) Amerika dan Israel,” imbuh sumber itu.

    Tonton juga “Saat Trump Berucap F**k dan Wapresnya Acungkan Jari Tengah” di sini:

    (ygs/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Lemhannas apresiasi rencana kenaikan anggaran pertahanan nasional

    Lemhannas apresiasi rencana kenaikan anggaran pertahanan nasional

    Jakarta (ANTARA) – Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) mengapresiasi rencana kenaikan anggaran pertahanan Indonesia yang akan dilakukan secara bertahap.

    Tenaga Profesional Bidang Hubungan Internasional dan Diplomasi Lemhannas Edy Prasetyono mengatakan anggaran merupakan salah satu faktor kekuatan pertahanan suatu negara.

    “Namun, anggaran pertahanan Indonesia tidak masuk dalam peringkat 15 anggaran pertahanan terbesar dunia,” ujar Edy dalam diskusi bertajuk Aktualisasi Astacita untuk Indonesia Emas 2045: Arah Kebijakan Pertahanan Negara Mendorong Percepatan Pembangunan Nasional di Jakarta, Rabu.

    Ia pun mencontohkan bahwa Amerika Serikat (AS), yang memiliki pertahanan sangat kuat mengeluarkan anggaran negara tidak sedikit, yakni 968 miliar dolar AS atau setara dengan Rp15.778 triliun (kurs Rp16.300 per dolar AS). Anggaran pertahanan itu menjadi yang terbesar di dunia pada tahun 2024.

    Setelah AS, anggaran pertahanan terbesar dunia lainnya tercatat pada China sebesar 476,7 miliar dolar AS atau setara Rp7.770 triliun dan Rusia Rp461,6 miliar dolar AS atau setara Rp7.524 triliun.

    Kemudian, disusul Jerman sebesar 86 miliar dolar AS atau setara Rp1.401 triliun; Inggris 81,1 miliar dolar AS atau Rp1.321 triliun; India 74,4 miliar dolar AS atau Rp1.212 triliun; Arab Saudi 71,7 miliar dolar AS atau Rp1.168 triliun; Prancis 64 miliar dolar AS atau Rp1.043 triliun; dan Jepang 53 miliar dolar AS atau 863,9 triliun.

    Lalu, peringkat selanjutnya ditempati Korea Selatan dengan anggaran pertahanan senilai 43,9 miliar dolar AS atau Rp715,57 triliun; Australia 36,4 miliar dolar AS atau Rp593,32 triliun; Italia 35,2 miliar dolar AS atau Rp573,76 triliun; Israel 33,7 miliar dolar AS atau Rp549,31 triliun, serta Ukraina dan Polandia masing-masing 28,4 miliar dolar AS atau Rp462,92 triliun.

    Sementara itu, anggaran pertahanan Indonesia untuk tahun 2025 tercatat sebesar Rp165,16 triliun, yang dialokasikan pada Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rp53,95 triliun; Markas Besar (Mabes) TNI Rp11,16 triliun; TNI Angkatan Darat Rp57 triliun; TNI Angkatan Laut Rp24,75 triliun; serta TNI Angkatan Udara Rp18,28 triliun.

    Selain anggaran, Edy menambahkan bahwa terdapat beberapa faktor lainnya yang bisa mendorong kekuatan pertahanan suatu negara, yang terdiri atas kepentingan strategis, penangkalan, dorongan teknologi, posisi tawar-menawar, serta pengembangan nasional.

    “Nah, jadi kalau kita mau mengembangkan kekuatan pertahanan, unsur-unsur ini harus ketemu,” ungkapnya.

    Sebelumnya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin beserta jajaran memproyeksikan peningkatan anggaran belanja pertahanan dari semula 0,8 persen menjadi 1,5 persen dari pajak domestik bruto (PDB) secara bertahap, dalam Rapat Pimpinan (Rapim) Kemhan di Jakarta, Kamis (16/1).

    “Peningkatan proyeksi anggaran pertahanan nasional, yang sebelumnya 0,8 persen, ini diproyeksikan bisa di atas 1 persen, bahkan sampai 1,5 persen tentunya secara bertahap dan komprehensif,” kata Kepala Biro Informasi Pertahanan (Infohan) Sekretariat Jenderal Kemhan Brigjen TNI Frega F. Wenas Inkiriwang saat jumpa pers dengan wartawan setelah rapat terbatas di Kantor Kemhan.

    Menurut Frega, peningkatan belanja pertahanan di angka 1,5 persen sudah ideal untuk kebutuhan pertahanan seperti membeli alat utama sistem senjata, pembangunan infrastruktur pertahanan, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan pembiayaan strategis lainnya.

    Namun demikian, Frega mengakui untuk mewujudkan hal tersebut tidak mudah. Sebab penetapan belanja pertahanan sebesar 1,5 persen harus didukung oleh kondisi perekonomian yang stabil.

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Benardy Ferdiansyah
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.