Negara: Polandia

  • Pemimpin Dunia Hadiri Upacara Pemakaman Paus Fransiskus di Basilika St. Mary Maggiore – Halaman all

    Pemimpin Dunia Hadiri Upacara Pemakaman Paus Fransiskus di Basilika St. Mary Maggiore – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Para pemimpin negara dikabarkan akan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus yang dilaksanakan pada hari ini, Sabtu (26/4/2025).

    Daftar hadir pemakaman memperlihatkan setidaknya ada 170 pejabat asing yang akan menghadiri pemakaman tersebut.

    Di antaranya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan hadir bersama istrinya, Melania Trump.

    Selain Trump dan istrinya, Melania, ada sejumlah pemimpin lain yang hadir dalam pemakaman tersebut.

    Pangeran William akan mewakili keluarga kerajaan Inggris di Roma.

    Presiden Brazil Lula da Silva dan istrinya Janja Lula da Silva juga akan menghadiri upacara tersebut.

    Dari Asia Tenggara, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. dan istrinya, Lisa Marcos, juga akan hadir.

    Pemimpin lainnya yang dikabarkan akan hadir di antaranya, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Polandia Andrzej Duda, Presiden Moldova Maia Sandu, Presiden Komisi UE Ursula von der Leyen, dan pemimpin Eropa lainnya.

    Sejumlah pemimpin dunia yang tidak akan menghadiri pemakaman tersebut di antaranya Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, seperti diberitakan Al Jazeera.

    Mereka akan bergabung dengan banyak umat Katolik untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus dalam Misa pemakaman di Lapangan Santo Petrus.

    Selama tiga hari terakhir, sekitar 250.000 orang berjalan melewati jenazah Paus Fransiskus, yang telah dibaringkan dalam peti jenazah di depan altar Basilika Santo Petrus yang luas dan dibangun pada abad ke-16.

    Peti jenazah Paus Fransiskus akan dibawa melewati pintu utama pada hari Sabtu untuk pemakaman di luar ruangan, yang dimulai pukul 10 pagi waktu setempat, dengan barisan pejabat asing yang berkumpul di satu sisi tiang batu, menghadap ratusan kardinal bertopi merah di sisi kursi yang berseberangan, seperti diberitakan Reuters.

    Lebih dari 250.000 pelayat yang diperkirakan akan memenuhi jalan luas berbatu dan rute akses utama menuju basilika untuk mengikuti upacara, yang akan dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re, seorang uskup Italia berusia 91 tahun, menurut pernyataan Vatikan.

    Iring-iringan mobil jenazah Paus Fransiskus akan mengantarnya melewati kota untuk terakhir kalinya, memberi kesempatan kepada warga Roma untuk mengucapkan selamat tinggal.

    Italia telah menutup wilayah udara di atas kota itu dan mengerahkan pasukan tambahan, dengan rudal antipesawat dan kapal patroli untuk menjaga acara tersebut dalam salah satu operasi keamanan terbesar yang pernah dilihat negara itu sejak pemakaman Yohanes Paulus II.

    Paus Fransiskus meninggal dunia dalam usia 88 tahun pada hari Senin, 21 April 2025 pukul 07.35 waktu Vatikan.

    Surat kematiannya menyebutkan penyebab kematian Paus Fransiskus di antaranya stroke, hingga koma dan gagal jantung, serta masalah kesehatan lainnya.

    Sementara itu, surat wasiatnya mengatakan bahwa Paus Fransiskus ingin dimakamkan dengan upacara sederhana dan dimakamkan di tanah serta makamnya hanya akan bertuliskan “Fransiskus”.

    Paus Fransiskus menulis dalam surat tersebut bahwa ia ingin dimakamkan di Basilika St. Mary Maggiore di Roma, sekitar 4 kilometer dari St. Petrus.

    Sebuah replika salib berlapis besi sederhana yang biasa ia pakai di lehernya tergantung di atas lempengan marmer.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Jenazah Paus Fransiskus Akan Dimakamkan Hari Ini

    Jenazah Paus Fransiskus Akan Dimakamkan Hari Ini

    Jakarta

    Misa pemakaman Paus Fransiskus akan dimulai pada pagi waktu Vatikan di Lapangan Basilika Santo Petrus. Misa akan dipimpin oleh Kardinal Re Giovanni Battista dan akan diakhiri dengan pemindahan peti jenazah ke Basilika Santa Maria Maggiore, tempat pemakaman akan dilaksanakan.

    Dilansir Vatican News, Sabtu (26/4/2025), sekitar 250 kardinal, sejumlah uskup, pastor, biarawan dan biarawati akan menghadiri misa pemakaman untuk Paus Fransiskus mulai pukul 10.00 pagi waktu Vatikan atau pukul 15.00 WIB. Peti jenazah Paus yang terbuat dari kayu dan seng, yang telah disegel akan ditempatkan di pelataran depan Basilika Santo Petrus, tepat di depan altar.

    Peti jenazah akan disambangi oleh kerumunan besar, yang diperkirakan berjumlah ratus ribu orang, yang datang dari semua latar belakang geografis, sosial, politik, dan budaya untuk memberikan penghormatan terakhir mereka. Kerumunan yang beragam ini mewakili perjalanan gereja Paus Fransiskus, yang menyambut “setiap orang, setiap orang, setiap orang,” seperti yang diulang-ulangnya tanpa lelah.

    Sebagaimana yang ditetapkan oleh Ordo Exsequiarum Romani Pontificis, misa pemakaman adalah yang pertama dari sembilan misa yang akan diadakan setiap hari di Basilika Santo Petrus hingga Minggu (4/5). Liturgi pemakaman akan dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re, Dekan Dewan Kardinal.

    Para patriark dan kardinal akan dibedakan dari para uskup dengan pakaian liturgi berwarna ungu dan mitra damask putih mereka, sementara para uskup akan mengenakan mitra putih polos.

    Misa akan mencakup bacaan dari Kisah Para Rasul, Surat Santo Paulus kepada orang Farisi, dan Injil Yohanes. Homili, yang disiapkan oleh Dekan Dewan Kardinal, akan diikuti oleh doa umat beriman dalam bahasa Prancis, Arab, Portugis, Polandia, Jerman, dan Mandarin, sebelum liturgi ekaristi, komuni kudus, dan ritus penghargaan akhir. Perayaan akan diiringi oleh Paduan Suara Kapel Sistina, yang bernyanyi untuk Paus Fransiskus untuk terakhir kalinya.

    Sesuai dengan wasiat rohani Paus Fransiskus, peti jenazah kemudian akan dibawa ke Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore. Prosesi pemakaman akan menempuh jarak sekitar 4 kilometer melalui jalan-jalan di Roma dengan kecepatan lambat.

    Setibanya di Basilika Liberia, masih diiringi oleh paduan suara Kapel Sistina yang bergantian menyanyikan antifon dan mazmur, peti jenazah akan disambut oleh “orang-orang terakhir”, sekelompok orang miskin dan terpinggirkan yang selalu memiliki tempat khusus di hati Paus Fransiskus.

    Mereka akan menjadi orang-orang yang memberikan penghormatan terakhir sebelum peti jenazah dibawa ke altar Santa Maria Maggiore. Pemakaman akan dilakukan secara pribadi.

    Kardinal Camerlengo Kevin Farrell akan menandai peti jenazah kepausan dengan stempelnya, bersama dengan stempel dari Prefektur Rumah Tangga Kepausan, Kantor Perayaan Liturgi Paus Agung, dan Kapitel Liberia.

    Jenazah akan dibaringkan di makam dan diperciki dengan air suci. Setelah doa Regina Cæli, notaris Kapitel Liberia akan menyusun akta resmi yang mengonfirmasi penguburan dan akan membacakannya dengan lantang kepada mereka yang hadir. Akta tersebut akan ditandatangani oleh Kardinal Camerlengo, Kepala Rumah Tangga Kepausan, Pemimpin Perayaan Liturgi Kepausan, dan terakhir notaris.

    Misa pemakaman Paus Fransiskus akan disiarkan ke seluruh dunia. Delegasi dari sedikitnya 130 negara dan organisasi internasional diperkirakan hadir, termasuk 12 raja yang sedang berkuasa dan 55 kepala negara, 14 kepala pemerintahan, dan pejabat tinggi lainnya. Untuk meliput acara tersebut, lebih dari 4.000 wartawan telah meminta akreditasi dari Takhta Suci.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Peringatan Holocaust, PM Netanyahu Sebut Hamas ‘Nazi’

    Peringatan Holocaust, PM Netanyahu Sebut Hamas ‘Nazi’

    Jakarta

    Diperingati di Israel dan oleh komunitas Yahudi di seluruh dunia, Hari Peringatan Holocaust tahun ini dimulai dengan sebuah upacara pada Rabu (23/04) malam di Yad Vashem, sebuah museum Holocaust paling terkenal di dunia yang terletak di Yerusalem.

    Upacara tersebut berlangsung di tengah perang yang masih berlangsung di Gaza serta situasi politik di Israel yang berpotensi berkembang menjadi krisis konstitusional yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pejabat Israel, duta besar, dan para penyintas Holocaust turut hadir dalam upacara peringatan itu.

    Sebagian negara di dunia memperingati Hari Peringatan Holocaust Internasional pada 27 Januari, tanggal saat kamp konsentrasi Auschwitz-Birkenau dibebaskan oleh Tentara Merah Soviet. Namun, Israel dan diaspora Yahudi memiliki hari peringatan mereka sendiri, yaitu tanggal 27 Nissan dalam kalender Ibrani. Tanggal itu dipilih karena berkaitan dengan dimulainya Pemberontakan Ghetto Warsawa pada April 1943.

    Netanyahu: Hamas ingin ‘memusnahkan semua orang Yahudi’

    Sama seperti tahun lalu, upacara resmi dan pidato pada Rabu malam (23/04) berfokus pada serangan teroris oleh kelompok militan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang, dan perang yang dimulai Israel di Gaza setelahnya. Hamas telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Israel, Jerman, AS, dan negara-negara lainnya.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang datang terlambat ke upacara tersebut karena mengatakan ada insiden keamanan, sekali lagi mengulang perbandingannya antara anggota Hamas dengan “Nazi, seperti Hitler,” yang bertanggung jawab atas kematian 6 juta orang Yahudi Eropa selama Perang Dunia II.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang terlambat hadir di upacara karena menurut kantornya ada insiden keamanan, sekali lagi membandingkan anggota Hamas dengan “Nazi, seperti Hitler,” yang bertanggung jawab atas kematian 6 juta orang Yahudi selama Perang Dunia II.

    “Mereka ingin membunuh, memusnahkan semua orang Yahudi,” kata Netanyahu. “Mereka secara terbuka menyatakan niat mereka untuk menghancurkan negara Yahudi, dan hal itu tidak akan terjadi.”

    Penyintas Holocaust serukan pembebasan sandera di Gaza

    Beberapa sandera yang dibebaskan dari tawanan Hamas di Gaza juga hadir saat acara Hari Peringatan Holocaust ini dimulai.

    Penyintas lainnya, serta keluarga dari warga Israel yang saat ini masih disandera Hamas di Gaza, berangkat ke Polandia untuk berpartisipasi dalam “March of the Living”, sebuah acara tahunan untuk memperingati perjalanan kematian korban Holocaust dari Auschwitz ke Birkenau.

    Selama upacara resmi di Yerusalem pada Rabu (23/04) malam, penyintas Holocaust kelahiran Tunisia, Gad Fartouk, melanggar protokol dengan berteriak agar para sandera dikembalikan ke rumah mereka sambil menyalakan salah satu dari enam obor sebagai penghormatan bagi orang Yahudi yang dibunuh dalam Holocaust.

    Fartouk, 93, penyintas Holocaust pertama keturunan Afrika Utara yang menyalakan obor peringatan selama upacara resmi, mengatakan kepada media Israel, Ynet, bahwa dia merasa “kosong” jika tidak menyebutkan 59 sandera — dimana sekitar 20 di antaranya diyakini masih hidup — yang hingga kini masih ditahan oleh Hamas di Gaza.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh: Tezar Aditya Rahman

    Editor: Rahka Susanto/Hendra Pasuhuk

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kegetiran Saksi Mata Terakhir dalam Peringatan Kekejaman di Kamp Nazi

    Kegetiran Saksi Mata Terakhir dalam Peringatan Kekejaman di Kamp Nazi

    Jakarta

    Ketika tim penyelamat akhirnya tiba di kamp konsentrasi Sachsenhausen, Jerman, mereka menemukan sekitar 3.000 tahanan, perawat, dan dokter.

    Namun, bagi sekitar 300 tahanan lainnya, pembebasan pada tanggal 22 April 1945 oleh pasukan Polandia dan Soviet berakhir dengan tragis: Tak lama setelahnya, mereka meninggal dunia akibat perlakuan bengis NAZI.

    30.000 tahanan dipaksa mengikuti pawai kematian

    Evakuasi dari kamp konsentrasi yang terletak di utara Berlin dimulai sehari sebelumnya. Lebih dari 30.000 tahanan diarak dalam apa yang dikenal sebagai Pawai Kematian (Todesmarsch)– perjalanan mematikan yang dipaksakan oleh NAZI terhadap para tahanan kamp konsentrasi pada akhir Perang Dunia II, menuju ke kamp-kamp lainnya.

    Beberapa ribu orang tidak selamat dari penderitaan yang mereka alami. Antara tahun 1936 dan 1945, setidaknya 200.000 orang dari sekitar 40 negara telah dijebloskan ke dalam kamp konsentrasi Sachsenhausen dan sejumlah kamp yang ada di sekitarnya.

    Pada akhir Perang Dunia Kedua, puluhan ribu orang tewas—baik akibat kelaparan, penyakit, penganiayaan, eksperimen medis, maupun kerja paksa.

    Pada musim gugur tahun 1941 saja, setidaknya 10.000 tawanan perang asal Soviet, termasuk banyak orang Yahudi, dibunuh di fasilitas khusus yang dilengkapi dengan tembakan di tenggorokan atau dengan gas di dalam truk-truk yang dimodifikasi.

    Sachsenhausen memiliki posisi yang sangat penting, baik sebagai model kamp maupun pusat pelatihan yang berada di sekitar ibu kota Reich, Berlin. Sejak tahun 1938, kantor pusat administrasi untuk seluruh sistem kamp konsentrasi ditempatkan di sana.

    Sebagai bagian dari peringatan 80 tahun pembebasan tawanan di kamp ini, enam penyintas—tiga perempuan dan tiga pria—akan kembali ke Sachsenhausen pada akhir April dan awal Mei.

    Pada tahun-tahun terakhir perang, mereka dideportasi kala masih bocah dan remaja ke kamp konsentrasi pusat atau ke salah satu subkampnya.

    Lima dari penyintas tersebut berasal dari Polandia, sementara Mykola Urban dari Ukraina, yang lahir di Kharkiv pada tahun 1924, adalah yang tertua di antara mereka, dengan usia mencapai 100 tahun.

    Ia akan menghadiri upacara peringatan untuk pertama kalinya dan akan melakukan perjalanan dari Swiss, tempat ia dievakuasi setelah dimulainya perang agresi Rusia terhadap tanah airnya.

    Sebuah percakapan publik dengan Urban sebagai saksi kontemporer direncanakan untuk digelar pada tanggal 30 April di Berlin.

    Urban mendukung perjuangan partisan selama Perang Dunia II dan dideportasi ke kamp konsentrasi Sachsenhausen pada tahun 1942. Di subkamp Falkensee, orang-orang di Deutsche Maschinen AG (DEMAG) menyiksanya sebagai pekerja paksa dalam produksi tank.

    Menjelang akhir perang, ia berhasil kabur bersama dua rekannya. Ketiganya kemudian bergabung dengan resimen Tentara Merah Soviet yang turut serta dalam Pertempuran Berlin pada bulan Mei 1945.

    Bagi para penyintas, ini mungkin kunjungan terakhir mereka

    Kunjungan ke Sachsenhausen ini mungkin merupakan yang terakhir bagi Urban dan para saksi lanjut usia lainnya.

    Pemikiran ini telah lama menghantui Direktur Yayasan Peringatan Brandenburg, “Stiftung Brandenburgische Gedenksttten”, Axel Decroll. Mengingat sebagian besar penyintas kamp konsentrasi kini telah tiada, ia berkata, “Mereka sering berada di samping kami, seperti sahabat ayah dan ibu. Bagi kami, ini adalah titik balik yang sangat mendalam, karena orang-orang ini hampir tidak ada lagi di sini.”

    Untuk mendekatkan diri pada sejarah bekas kamp konsentrasi seperti Sachsenhausen atau kamp konsentrasi perempuan Ravensbrck, tempat-tempat peringatan menyelenggarakan kegiatan seni dan musik selama bertahun-tahun, serta lokakarya untuk kalangan muda.

    “Hal ini sangat penting, karena selain metode pedagogi tradisional dan format pameran klasik, budaya dapat membangun jembatan, mendobrak hambatan, dan meraih orang-orang yang sudah memiliki minat (pada sejarah),” ujar Drecoll, berbagi pengalamannya.

    NAZI mengubah tahanan menjadi angka

    Katrin Grber, yang merupakan cucu dari seorang tahanan di Sachsenhausen, kini menjabat sebagai ketua organisasi peringatan “Frderverein der Gedenksttte” dan museum terkait.

    Ketika lagu-lagu yang pernah ditulis oleh narapidana kamp konsentrasi dinyanyikan dalam acara resmi, para generasi-generasi selanjutnya pun turut terharu.

    “NAZI mengubah para tahanan menjadi angka-angka, namun mereka tetaplah manusia. Lagu-lagu tersebut dapat membantu kita untuk membayangkan orang-orang yang menyanyikannya,”ujar Katrin Grber.

    Kakeknya, Heinrich, adalah seorang pendeta dan anggota Gereja Pengakuan (Bekennende Kirche), yang menentang rezim Sosialis Nasional,NAZI.

    Karena keberaniannya dalam memperjuangkan orang-orang beragama Yahudi, ia dijebloskan ke Sachsenhausen pada tahun 1940 dan kemudian dipindahkan ke kamp konsentrasi Dachau.

    Hubungan keluarga dengan korban kamp konsentrasi

    Sang cucu sempat hidup hingga kakeknya meninggal pada tahun 1975. Melalui cerita sejarah keluarganya, ia dapat menghubungkan masa lalu dengan masa kini.

    Dari kakeknya, Heinrich, ia mengetahui bahwa sang kakek menunjukkan solidaritas kepada sesama tahanan di kamp konsentrasi, namun juga merasakannya sendiri. “Dia hampir mati, tetapi diselamatkan oleh sesama tahanan komunis,” kata cucunya.

    “Itulah sesuatu yang selalu bisa kita kenang di masa kini,” papar Katrin Grber, mengenang tragedi kemanusiaan yang dialami keluarganya. Ia berharap dapat mendiskusikan hal ini dengan para keturunan korban-korban NAZI lainnya saat peringatan 80 tahun pembebasan Sachsenhausen.

    “Kami berharap agar terjalin kontak yang lebih erat lagi setelah hari itu dan agar pertemuan seperti ini dapat diselenggarakan setiap tahun,” ujar ketua kelompok pendukung peringatan tersebut.

    Kritik terhadap perdebatan saat ini mengenai migrasi dan pengungsi

    Menurut Katrin Grber, nilai tempat-tempat autentik seperti Sachsenhausen tidak dapat dianggap remeh: “Tempat-tempat ini menyampaikan pengetahuan, meletakkan nasib individu dalam konteks yang lebih luas. Dan tempat-tempat ini memungkinkan pengunjung untuk merasakan kedalaman sejarahnya,” jelasnya.

    Ia juga menyampaikan keprihatinannya mengenai pergeseran politik yang semakin ke kanan di Jerman. “Bagi saya, salah satu pelajaran sejarah adalah bahwa manusia tidak boleh dikecualikan atau dijadikan kambing hitam. Itulah sebabnya perdebatan saat ini mengenai pengungsi sangat menyakitkan bagi saya.”

    Koalisi pemerintahan baru antara Partai Demokratik Kristen (CDU/CSU) dan Partai Sosial Demokrat (SPD) baru-baru ini sepakat dalam perjanjian koalisi mereka untuk memperketat kebijakan suaka secara drastis.

    Selain itu, partai ekstremis sayap kanan Alternatif untuk Jerman AfD telah berulang kali memprovokasi sentimen anti-imigran, baik terhadap penduduk lokal yang berasal dari luar negeri maupun terhadap orang-orang yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan.

    AfD tidak diperbolehkan meletakkan karangan bunga di Sachsenhausen

    Axel Drecoll juga menyampaikan keprihatinannya terhadap arah perkembangan demokrasi yang semakin terancam di banyak belahan dunia.

    Inilah salah satu alasan mengapa tantangan besar sedang kita hadapi, demikian menurut Direktur Yayasan Peringatan Brandenburg, Drecoll.

    Ia mengungkapkan bahwa AfD tidak akan diperbolehkan untuk meletakkan karangan bunga dalam acara peringatan pembebasan kamp konsentrasi Sachsenhausen. “Kami tidak akan membiarkan AfD melakukan hal itu,” kata Drecoll dengan tegas.

    Namun, pandangannya tidak hanya terfokus pada peringatan pembebasan kamp konsentrasi pada bulan April 1945.

    Pada tahun yang sama, bekas kamp konsentrasi Sachsenhausen diubah menjadi kamp khusus oleh Uni Soviet, yang telah menang dalam Perang Dunia II. Rezim kejam NAZI digantikan oleh pemerintahan teror komunis.

    Peringatan kamp khusus Soviet

    Sampai kamp penggantinya dibubarkan pada tahun 1950, sekitar 60.000 orang dibui. Sebagian besar adalah kaum NAZI, tetapi juga terdapat penentang rezim baru dan orang-orang yang ditahan tanpa peradilan. Sekitar 12.000 dari mereka meninggal karena kelaparan dan penyakit.

    Babak sejarah Sachsenhausen ini juga akan diperingati dengan acara peringatan dan pameran di awal September.

    Artikel ini pertama kali terbit di DW Jerman

    Diadaptasi oleh: Ayu Purwaningsih

    Editor: Hendra Pasuhuk

    Melihat Siluet Tentara di Pantai Inggris untuk Peringati 80 Tahun Pendaratan D-Day:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Denmark Dorong Penyelesaian Perjanjian Dagang IEU-CEPA

    Denmark Dorong Penyelesaian Perjanjian Dagang IEU-CEPA

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Denmark, Lars Løkke Rasmussen menyatakan dukungannya untuk penyelesaian perjanjian perdagangan bebas antara Uni Eropa (UE) dengan Indonesia.

    Rasmussen menuturkan, sebagai salah satu negara anggota Uni Eropa, Denmark mendukung hubungan yang lebih erat antara blok tersebut dengan Indonesia. Oleh karena itu, Denmark sangat mendukung adanya perjanjian perdagangan bebas antara UE dan Indonesia.

    Adapun, saat ini, kedua pihak tengah melakukan negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

    Seiring dengan hal tersebut, Rasmussen menuturkan penyelesaian negosiasi perjanjian tersebut akan menjadi salah satu fokus utama Denmark saat memegang kepresidenan Uni Eropa pada semester II/2025 mendatang. 

    “Saya jamin, ini akan jadi salah satu prioritas utama kami dalam presidensi UE Denmark mendatang,” kata Menlu Rasmussen di Gedung Pancasila, Jakarta, dikutip Rabu (23/4/2025). 

    Sebagai informasi, posisi Ketua atau Kepresidenan Uni Eropa dijalankan selama enam bulan secara bergiliran oleh negara-negara anggotanya. 

    Dalam periode tersebut, negara pemegang kepresidenan UE bertanggung jawab memimpin berbagai rapat pada Dewan Uni Eropa dan memastikan adanya kemajuan pekerjaan dewan tersebut terkait dengan perundang-undangan Uni Eropa.

    Melansir laman resmi Uni Eropa, posisi Ketua blok tersebut saat ini dipegang oleh Polandia yang akan rampung pada Juni 2025. 

    Setelah Polandia, Denmark akan memegang posisi tersebut pada Juli hingga Desember 2025 disusul Siprus pada Januari hingga Juni 2026 kemudian Irlandia (Juli-Desember 2026), Lithuania (Januari-Juni 2027), dan Yunani (Juli-Desember 2027.

  • Jejak Digital Paus Fransiskus: Dari Media Sosial hingga Dialog Dunia – Page 3

    Jejak Digital Paus Fransiskus: Dari Media Sosial hingga Dialog Dunia – Page 3

    Di Spanyol, misalnya, digunakan akun @Pontifex_es yang kini memiliki 18,6 juta pengikut. Sementara itu, akun resmi lainnya mencakup @Pontifex dengan 18,3 juta pengikut; @Pontifex_it (Italia) dengan 5,2 juta; @Pontifex_pt (Portugis) dengan 5 juta; dan @Pontifex_ln, akun berbahasa Latin, yang telah diikuti oleh 1 juta pengguna.

    Paus Fransiskus memanfaatkan Twitter sebagai sarana pewartaan Injil, menyampaikan pesan-pesan yang berfokus pada Yesus sebagai pusat kehidupan umat Kristiani serta nilai-nilai Kristiani yang bersifat universal.

    Cuitan-cuitannya kerap mendorong refleksi dan dialog, menciptakan ruang untuk percakapan dan partisipasi publik.

    Gaya penyampaiannya di media sosial mencerminkan ciri khas komunikasinya: jelas, emosional, penuh harapan, mendalam, dan langsung ke inti.

    Dengan demikian, ia mampu mempertahankan karakter pribadinya sambil menyesuaikan diri dengan tuntutan komunikasi di platform digital yang menuntut pesan singkat dan efektif.

    Luncurkan Kanal YouTube

    Namun, kehadiran digital Paus Fransiskus tak hanya terbatas di Twitter. Pada Desember 2015, ia meluncurkan kanal YouTube bernama “The Pope Video.”

    Lewat kanal ini, setiap bulan Paus menyampaikan video yang berisi intensi doa untuk tema-tema tertentu, seperti keluarga dalam kesulitan, hak atas pendidikan, dan isu pengungsi.

    Kanal ini merupakan bagian dari Jaringan Doa Sedunia Paus (atau Kerasulan Doa), lembaga resmi di bawah Vatikan, dan saat ini memiliki sekitar 49.300 pelanggan.

    Rambah Instagram

    Beberapa bulan setelah resmi hadir di YouTube, Paus mulai merambah Instagram pada Maret 2016. Sejak itu, ia berhasil membentuk komunitas yang solid dengan jumlah pengikut yang kini mencapai 9,9 juta di platform tersebut.

    Berbeda dengan Twitter, di Instagram hanya ada satu akun resmi yang menjadi pusat seluruh aktivitas komunikasi. Dalam setiap keterangan unggahan di Feed, Paus biasanya membagikan pesannya dalam berbagai bahasa, seperti Inggris, Portugis, Spanyol, Italia, Prancis, Polandia, dan Jerman.

  • 4 Calon Pemimpin Gereja Katolik usai Paus Fransiskus Meninggal, Ada yang dari Filipina!

    4 Calon Pemimpin Gereja Katolik usai Paus Fransiskus Meninggal, Ada yang dari Filipina!

    PIKIRAN RAKYAT – Gereja Katolik menghadapi momen yang menentukan saat Dewan Kardinal kembali berkumpul di Kota Vatikan untuk memilih Paus baru.

    Sebanyak 1,3 miliar umat Katolik sedunia untuk pertama kalinya mungkin memiliki pemimpin dari Asia atau Afrika, 2 kawasan yang biasanya kurang terwakili dalam hierarki tertinggi Gereja Katolik.

    Para kardinal berusia di bawah 80 tahun yang memiliki hak pilih akan melakukan sejumlah putaran pemungutan suara hingga seorang calon paus mendapat dua pertiga suara dukungan.

    Proses konklaf yang khidmat dan rahasia dimulai di Kapel Sistina Vatikan usai Paus Fransiskus dimakamkan. Berikut 4 calon pemimpin gereja katolik baru.

    Profil 4 Calon Paus Baru 1. Peter Turkson (Ghana)

    Kardinal Peter Turkson dikenal salah satu pemimpin gereja dari Afrika yang paling energetik dan dihormati di kancah internasional.

    Mantan Uskup Agung Cape Coast berusia 76 tahun itu ditunjuk sebagai Kardinal oleh Paus Yohanes Paulus II tahun 2003.

    Ia memainkan peranan penting di era Paus Fransiskus sebagai kepala Dewan Pontifikal untuk Keadilan dan Perdamaian.

    Turkson dikenal di lingkaran gereja sebagai pembela respons perubahan iklim, kemiskinan, dan keadilan ekonomi.

    Pihaknya ditugaskan Paus Fransiskus sebagai duta perdamaian untuk Sudan Selatan. Jika terpilih, Turkson akan menjadi Paus berkulit hitam pertama dan menjadi langkah bersejarah yang akan semakin mengeratkan jalinan Gereja Katolik dan Afrika.

    2. Luis Antonio Tagle (Filipina)

    Seorang calon kuat lainnya yakni Luis Antonio Tagle, mantan Uskup Agung Manila yang kerap dijuluki Fransiskus dari Asia.

    Kardinal berusia 67 tahun itu kini bertugas sebagai Prefek Kongregasi untuk Evangelisasi Bangsa-Bangsa. Ia dikenal sebagai kardinal yang liberal, Tagle senantiasa membela keadilan sosial, inklusivitas, dan kasih untuk kaum papa dan terpinggirkan.

    Jika terpilih, Tagle akan menjadi Paus pertama dari Benua Asia, titik baru dalam sejarah Gereja Katolik.

    3. Pietro Parolin (Italia)

    Kardinal Pietro Parolin bertugas sebagai Kardinal Sekretaris Negara di bawah Paus Fransiskus sejak tahun 2013. Pihaknya berperan besar dalam negosiasi Vatikan dengan pemerintah China, serta negara-negara Timur Tengah.

    Kardinal berusia 70 tahun ini sudah bertugas di Dewan Kardinal sejak 2014. Ia salah satu pejabat yang paling berpengalaman di Vatikan.

    Parolin dikenal sebagai seorang yang terus membela respons perubahan iklim, kemiskinan serta keadilan ekonomi.

    4. Peter Erdo (Hongaria)

    Seorang kardinal dari Hongaria, Erdo adalah Uskup Agung Esztergom-Budapest sejak 2003.

    Jika terpilih, Ia akan menjadi paus ke-2 yang berasal dari bekas negara komunis Eropa usai Paus Yohanes Paulus II dari Polandia.

    Calon-calon lain yang berpotensi menjadi Paus yakni Robert Sarah dari Guinea, Matteo Zuppi dari Italia serta Mario Grech dari Malta.***

     

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Langkah Sektor Perikanan dalam Menghadapi Tarif Trump

    Langkah Sektor Perikanan dalam Menghadapi Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak langsung dari tarif Trump, semula besaran tarif 32% yang berlaku untuk berbagai komoditas ekspor termasuk sektor unggulan seperti perikanan, tekstil, dan manufaktur ringan.

    Meskipun implementasinya kemudian ditunda selama 90 hari guna membuka ruang negosiasi bilateral, sinyal yang diberikan Amerika Serikat (AS) sudah sangat jelas: proteksionisme bukan lagi bayangan masa lalu. Ketegangan tarif ini merupakan bagian dari strategi “America First Trade Policy” di bawah Trump Administration 2.0 yang mencakup penerapan tarif umum 10% atas semua impor, tarif hingga 60% untuk produk asal China, dan pemangkasan pajak korporasi domestik dari 21% menjadi 15% demi mendorong reshoring industri manufaktur.

    Indonesia pun terkena imbas dalam banyak sisi, terutama pada sektor perikanan yang selama ini menjadi salah satu tulang punggung ekspor non-migas. AS merupakan mitra strategis dengan kontribusi signifikan: pada 2024, Indonesia mengekspor produk perikanan senilai US$2,02 miliar ke AS, menempati peringkat keempat dalam struktur impor perikanan AS.

    Komoditas utama seperti udang, tuna, rajungan, dan cumi-cumi menjadi andalan ekspor. Bahkan Indonesia menjadi pemasok udang terbesar ketiga di AS dengan pangsa pasar 17,1%, bersaing ketat dengan India dan Ekuador.

    Namun, tarif Trump ini bukan sekadar soal harga, juga menyentuh sisi struktural: ketergantungan terhadap pasar tunggal, lemahnya diversifikasi ekspor, dan daya saing logistik yang tertinggal. Data ekspor 2012—2023 menunjukkan tren fluktuatif, di mana volume ekspor Perikanan Indonesia ke AS sempat menyentuh 700 ton (2016), tetapi anjlok tajam pada 2021 hingga hanya 22 ton, dan mulai pulih perlahan pada 2023. Biaya logistik laut kita 25%—30% lebih mahal dibanding Vietnam. Di sisi lain, sertifikasi ekspor perikanan juga berjalan lambat dan tumpang tindih seperti keharusan sertifikat karantina untuk pengiriman ikan beku antar-pulau, yang bahkan tidak diwajibkan oleh negara tujuan ekspor seperti Jepang.

    Dalam lanskap global yang makin menantang ini, sektor perikanan Indonesia harus melangkah dengan empat rekomendasi strategis untuk menjawab tantangan tersebut. Pertama, diversifikasi pasar ekspor seperti ke kawasan Timur Tengah dan Eropa Timur. Negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC) seperti UEA, Arab Saudi, dan Qatar menunjukkan pertumbuhan konsumsi seafood di atas 6% per tahun. Besarnya potensi perikanan Indonesia dan status halal serta citra tropis dapat membuat Indonesia bersaing dengan negara lain. Sementara itu, negara-negara Eropa Timur seperti Polandia dan Rusia mulai terbuka akibat terganggunya suplai dari China dan Vietnam. Strategi penetrasi perlu melibatkan diplomasi G2G, harmonisasi standar halal-seafood, optimalisasi peran diaspora, dan penguatan fungsi Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) sebagai ujung tombak promosi produk.

    Kedua, peningkatan daya saing ekspor perikanan harus dimulai dari dalam negeri. Penyederhanaan regulasi sehingga menurunkan biaya transaksi (20%—30% dari biaya produksi), digitalisasi proses ekspor serta pembangunan dashboard ekspor real-time untuk pelaku UMKM perlu menjadi prioritas. Lebih penting lagi, peninjauan ulang terhadap pungutan perikanan seperti PNBP yang membebani nelayan dan pembudidaya ikan harus menjadi bagian dari reformasi struktural sektor hulu. Kebijakan jangan sampai menjadi penghalang produktivitas dan akses pasar. Salah satu contoh, di saat banyak negara tidak mewajibkan sertifikat karantina untuk produk ikan beku, Indonesia justru menerapkannya untuk pengiriman antar pulau.

    Ketiga, penghiliran produk perikanan tidak lagi bisa ditunda. Lebih dari 70% ekspor perikanan Indonesia ke AS masih berupa produk mentah atau beku, sementara Vietnam telah unggul dalam produk olahan seperti ebi powder, canned tuna, dan breaded shrimp. Komoditas seperti bandeng boneless vacuum pack, rumput laut olahan semi-farmasi, dan frozen fillet kerapu punya potensi tinggi untuk masuk ke pasar hotel dan ritel global. Kawasan industri seperti Bitung dan Banyuwangi difokuskan sebagai klaster penghiliran perikanan yang didukung oleh kolaborasi triple helix (Academics, Businessman, and Government/ABG).

    Keempat, Mendorong lahirnya kebijakan konkret berbasis data dan kebutuhan lapangan. Pemetaan daya saing, penyusunan policy brief lintas kementerian, dan perlunya forum yang dapat menjadi kanal diplomasi teknokratik menghadapi disrupsi global. Dalam konteks ini, setiap strategi dagang tidak boleh mengabaikan prinsip perlindungan dan keberlanjutan usaha domestik. Kita tidak bisa lagi sekadar responsif, tetapi harus proaktif dan sistematis.

    Kebijakan tarif Trump memang menjadi tantangan besar, tetapi sekaligus menjadi panggilan bagi Indonesia untuk memanfaatkan krisis ini sebagai momentum transformatif. Bukan hanya bertahan, tetapi berbenah dan melangkah lebih jauh dalam menata kembali strategi ekspor perikanan berbasis nilai tambah, efisiensi sistem, dan keadilan bagi pelaku usaha domestik.

  • Tegang! Jet Tempur Inggris Cegat Pesawat Intelijen Rusia di Laut Baltik

    Tegang! Jet Tempur Inggris Cegat Pesawat Intelijen Rusia di Laut Baltik

    London

    Militer Inggris mengerahkan dua jet tempurnya untuk mencegat sebuah pesawat intelijen Rusia yang terdeteksi mengudara di atas Laut Baltik, yang dekat dengan wilayah udara aliansi NATO. Aktivitas pencegatan pesawat intelijen Rusia ini terjadi lebih dari satu kali dalam beberapa hari terakhir.

    Kementerian Pertahanan Inggris, seperti dilansir Reuters, Senin (21/4/2025), mengatakan sejumlah jet tempur Typhoon dikerahkan untuk mencegat sebuah pesawat intelijen Rusia jenis Ilyushin Il-20 M “Coot-A” pada Selasa (15/4) pekan lalu.

    Insiden serupa terjadi dua hari kemudian, atau pada Kamis (17/4), dengan dua jet tempur Typhoon lainnya dikerahkan oleh militer Inggris untuk mencegat sebuah pesawat tidak dikenal yang terdeteksi meninggalkan wilayah udara Kaliningrad.

    Kaliningrad merupakan ibu kota provinsi Rusia dengan nama yang sama, yang terletak di antara Polandia dan Lithuania, di sepanjang pantai Baltik.

    Menteri Angkatan Bersenjata Inggris, Luke Pollard, dalam pernyataannya mengatakan bahwa semakin meningkatnya agresi Rusia dan meningkatnya ancaman keamanan, membuat Inggris meningkatkan upaya untuk meyakinkan sekutu-sekutunya, menangkal musuh-musuh, dan melindungi keamanan nasionalnya.

    “Misi ini menunjukkan kemampuan kita untuk beroperasi berdampingan dengan anggota terbaru NATO, Swedia, dan untuk mempertahankan wilayah udara aliansi di mana pun dan kapan pun diperlukan, menjaga kami tetap aman di dalam negeri dan kuat di luar negeri,” katanya dalam sebuah pernyataan.

    Sejauh ini belum ada tanggapan langsung dari Rusia soal laporan Inggris ini.

    Lihat juga Video ‘Ukraina Minta Rusia Setop Serang Infrastruktur Sipil Selama 30 Hari’:

    Insiden ini terjadi saat perang masih berkecamuk di Ukraina, sejak invasi militer Moskow pada Februari 2022. Pada Sabtu (19/4), Presiden Rusia Vladimir Putin menetapkan gencatan senjata sepihak selama 30 jam dalam perang yang berkecamuk di Ukraina.

    Putin berargumen bahwa keberhasilan atau kegagalan penghentian pertempuran itu akan menunjukkan kesiapan dan kapasitas Kyiv untuk mencari penyelesaian damai atas konflik tersebut.

    Sebagai respons, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan negaranya akan meniru tindakan Rusia, dengan menyatakan bahwa Ukraina mengusulkan untuk memperpanjang gencatan senjata selama 30 hari setelah Paskah Ortodoks “jika gencatan senjata sepenuhnya benar-benar terjadi”.

    Gencatan senjata selama 30 jam yang ditetapkan Putin itu dimulai pada pukul 18.00 sore waktu Moskow, dan akan berlanjut hingga Senin (21/4) tengah malam, meskipun Moskow dan Kyiv sejak itu saling menuduh telah melanggarnya.

    Lihat juga Video ‘Ukraina Minta Rusia Setop Serang Infrastruktur Sipil Selama 30 Hari’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia Makin Galak, Negara-Negara NATO Tumpuk Kapal Perang di Laut Baltik: Swedia Siap Perang – Halaman all

    Rusia Makin Galak, Negara-Negara NATO Tumpuk Kapal Perang di Laut Baltik: Swedia Siap Perang – Halaman all

    Rusia Makin Galak, Negara-Negara NATO Tumpuk Kapal Perang di Laut Baltik

    TRIBUNNEWS.COM – Negara-negara anggota aliansi pakta pertahanan NATO yang berbagi laut yang penting secara strategis dengan Rusia, dilaporkan telah meningkatkan kehadiran aset militer mereka di wilayah tersebut dan membeli lebih banyak kapal perang.

    Penumpukan kapal-kapal perang tersebut karena mereka mengamati Rusia dengan waspada yang dinilai makin menjadi ancaman secara serius,” tulis laporan BI, dikutip Minggu (20/4/2025).

    Denmark, yang terletak di muara Laut Baltik, mengumumkan rencana untuk membeli puluhan kapal lagi di tengah meningkatnya ancaman keamanan dari Rusia di Baltik dan Arktik.

    Laut Baltik merupakan jalur perdagangan dan telekomunikasi utama Eropa.

    Wilayah perairan ini dilaporkan yang telah mengalami peningkatan patroli-patroli keamanan dari militer NATO seiring meningkatkatnya dugaan sabotase kabel bawah laut.

    Esklasi yang tampak nyata di kawasan ini terjadi sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022. 

    Banyak pejabat Eropa mengatakan mereka yakin Rusia berada di balik insiden pemutusan kabel tersebut.

    Lithuania, yang berbatasan dengan Rusia dan laut, mengumumkan bulan ini kalau mereka akan membeli dua kapal serang baru.

    Polandia juga sedang membangun fregat baru dan berencana membeli kapal selam. Estonia, yang hanya memiliki delapan kapal dan salah satu angkatan laut terkecil di dunia, bermaksud membeli hingga 12 kapal baru.

    Pasukan Swedia. Stocholm memberikan lampu hijau Swedia ditempati senjata nuklir Amerika Serikat (LSM)

    Swedia Bahkan Sudah Terbitkan Prosedur Penyelamatan Diri ke Warganya

    Swedia, yang bergabung dengan NATO setelah Rusia menginvasi Ukraina, juga membeli lagi empat kapal perang permukaan.

    “Sebagian besar aset dan unit militer Swedia dirancang dengan mempertimbangkan perang melawan Rusia. Swedia bahkan telah menerbitkan buklet kepada warga negaranya yang berisi saran tentang cara mempersiapkan diri menghadapi perang semacam itu,” tulis laporan BI.

    Pål Jonson, menteri pertahanan Swedia, dilansir BI pada Februari, mengatakan kalau Swedia “juga sedang dalam proses pengadaan empat kapal permukaan baru,” dan mengatakan kapal-kapal tersebut akan “secara signifikan lebih besar” daripada korvet kelas Visby yang ada saat ini.

    Bryan Clark, seorang ahli operasi angkatan laut di Hudson Institute yang bertugas di staf markas besar Angkatan Laut AS, mengatakan kapal-kapal tersebut, yang dikombinasikan dengan kapal selam Swedia, akan “sangat berguna untuk menutup Laut Baltik jika mereka menginginkannya.

    “Manuver penutupan Laut Baltik ini dilakukan dengan menggunakan kombinasi kapal selam dan kapal-kapal tempur permukaan tersebut (jika Swedia mau),” kata Clark.

    Administrasi Materiel Pertahanan Swedia mengatakan tahun lalu bahwa dua kapal tersebut direncanakan akan dikirim ke Angkatan Bersenjata Swedia pada tahun 2030.

    Masuknya negara itu ke NATO meningkatkan kehadiran pasukan maritim aliansi tersebut, khususnya di Laut Baltik, yang diapit oleh negara-negara termasuk Swedia, Finlandia, Rusia, Estonia, Latvia, Lithuania, dan Polandia.

    INSIDEN RUSIA-NATO – Peta perairan Laut Baltik. Belakangan, sejumlah insiden melibatkan militer Rusia dan aset-aset militer NATO di wilayah tersebut seiring berlanjutnya perang Ukraina. (wiki)

    Rusia Terjepit di ‘Laut NATO’

    Angkatan laut Rusia pernah bermanuver di Baltik pada Desember 2023.

    Saat itu, Rusia memboyong satu kapal selam serang, lima kapal perusak berpeluru kendali, satu fregat berpeluru kendali, dan 35 kapal yang lebih kecil, menurut Carnegie Endowment for International Peace.

    Akan tetapi, Rusia memindahkan aset angkatan lautnya, mengubah basis di setiap pelabuhan.

    Hal ini membuat posisi Rusia di perairan ini makin terjepit.

    Terlebih, banyak anggota aliansi mulai menyebut Laut Baltik sebagai “Laut NATO,” setelah Swedia dan negara tetangga Finlandia bergabung dengan NATO.

    Hal lain yang membuat Rusia tampaknya bakal keteteran di Laut Baltik adalah Swedia memiliki kemampuan kapal selam yang hanya dimiliki oleh beberapa anggota NATO lainnya di kawasan tersebut.

    Estonia, Latvia, Denmark, Finlandia, dan Lithuania tidak memiliki kapal selam, sementara Polandia hanya memiliki satu kapal selam.

    Menurut para ahli peperangan angkatan laut, kapal selam Swedia juga sangat cocok untuk Laut Baltik khususnya.

    Steven Horrell, mantan perwira intelijen angkatan laut AS dan sekarang menjadi pakar peperangan di Pusat Analisis Kebijakan Eropa, mengatakan kalau kapal selam Swedia yang kecil dan senyap sangat cocok untuk laut dengan “lorong-lorong kecil, pulau-pulau kecil, perairan dangkal kecil.”

    Jonson mengatakan Swedia dapat membawa “kemampuan unik” ke operasi NATO di Laut Baltik, di bawah air dan di permukaan.

    Barisan kapal Rusia yang tergabung dalam Armada Laut Hitam. Rusia memindahkan pangkalan angkatan laut mereka dari Sevastopol Krimea lantaran kerap dihujani drone dan rudal dari militer Ukraina. (Vladimir Zapletin/tangkaplayarBI)

    Swedia Paham Luar-Dalam Laut Baltik

    Faktor lain yang membuat Rusia harus waspada jika berkonfrontasi di Baltik adalah Swedia juga sangat mengenal laut tersebut.

    Jonson menggambarkan operasi di sana sebagai “sesuatu yang telah kami lakukan selama ratusan tahun, dan kami ingin berpikir bahwa kami sangat mengenal Laut Baltik.”

    Ia mengatakan “banyak hal” sedang dilakukan untuk melindungi infrastruktur penting di dasar laut, seraya menambahkan bahwa Swedia menggunakan angkatan laut dan penjaga pantainya sendiri, tetapi NATO juga telah meningkatkan upayanya.

    Swedia merupakan bagian dari operasi Baltic Sentry NATO, yang telah menempatkan lebih banyak kapal dan kapal kontrol di laut. Namun Jonson mengatakan masih banyak yang bisa dilakukan.

    Menteri Pertahanan Swedia tahun lalu memperingatkan bahwa, meskipun pasukan Rusia “terikat” di Ukraina, “Kita tidak dapat mengesampingkan kemungkinan serangan Rusia terhadap negara kita.”

    Selain meningkatkan anggaran pertahanan, Swedia memberikan Ukraina paket dukungan terbesarnya tahun ini, senilai sekitar $1,6 miliar.

    Jonson menggambarkan hal itu sebagai pesan kepada sekutunya: “Kita semua harus maju dan memberikan lebih banyak bantuan kepada Ukraina.”

    Ia menyebut dukungan terhadap Ukraina sebagai “hal yang benar dan cerdas untuk dilakukan karena hal itu juga merupakan investasi bagi keamanan kita sendiri karena taruhannya sangat besar.”

     

    (oln/BI/*)