Negara: Peru

  • Badan Penerimaan Negara, Kunci Solusi Fiskal Pemerintah

    Badan Penerimaan Negara, Kunci Solusi Fiskal Pemerintah

    Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pembentukan Badan Penerimaan Negara (BPN) kini memasuki fase krusial. Setelah bertahun-tahun menjadi wacana sejak era Presiden Joko Widodo, pemerintah Presiden Prabowo Subianto melalui pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 dalam Perpres No. 79/2025 secara eksplisit memasukkan agenda pendirian BPN.

    Momentum ini menjadi titik eksekusi nyata reformasi perpajakan dari sekadar optimalisasi teknis menjadi langkah kelembagaan yang lebih radikal. BPN diproyeksikan sebagai lembaga yang memisahkan fungsi penghimpunan penerimaan negara dari Kementerian Keuangan, memberi keleluasaan manajerial untuk merespons dinamika ekonomi dengan cepat.

    Namun, langkah ini memantik perdebatan internal. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengaku belum menerima arahan langsung dari Presiden Prabowo terkait pembentukan BPN.

    “Itu [Badan Penerimaan Negara] belum, itu belum saya sentuh.” (Bisnis.com, 16 September 2025). Ia bahkan menekankan bahwa di banyak negara, otoritas penerimaan tetap berada dalam struktur kementerian. “Kalau kita buat kita sendirian, nanti aneh lagi. Jadi kita akan optimalkan sistem yang ada.” (Kontan.co.id, 8 September 2025).

    Meskipun demikian, argumen ini tidak sepenuhnya tepat. Beberapa negara, seperti Peru dengan lembaga SUNAT (Superintendencia Nacional de Aduanas y de Administración Tributaria), berhasil meningkatkan tax ratio setelah membentuk otoritas yang relatif independen.

    Konteks di balik urgensi BPN adalah krisis penerimaan negara yang nyata. Data awal 2025 menunjukkan penerimaan pajak turun hingga 30,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Penurunan ini menegaskan rapuhnya sistem perpajakan Indonesia, yang terlalu bergantung pada sektor komoditas unggulan seperti batu bara dan minyak sawit. Begitu harga global turun, fiskal negara langsung terguncang.

    Selain itu, basis pajak yang sempit, kepatuhan yang rendah, dan digitalisasi yang gagal melalui Core Tax System menambah beban. Alih-alih menjadi solusi, sistem ini menghadapi masalah integrasi data, gangguan teknis, dan minimnya kesiapan infrastruktur sehingga sebagian proses justru kembali ke mekanisme lama.

    Sejumlah analisis sebelumnya menyinggung akar persoalan ini. Perluasan basis pajak memang menjadi agenda utama, tetapi keterbatasan struktural dari dominasi sektor informal hingga lemahnya kepatuhan membatasi efektivitas reformasi.

    Strategi yang sama terus dipertahankan, namun data menegaskan bahwa ketergantungan pada model lama semakin mem-perlebar kesenjangan fiskal dan ekonomi.

    Salah satu akar masalah adalah kelembagaan. Selama ini, otoritas pajak dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) di bawah Kementerian Keuangan.

    Struktur ini mengekang fleksibilitas birokrasi. DJP sulit merancang organisasi, merekrut SDM, atau mengatur anggaran sendiri.

    BPN ditawarkan sebagai solusi. Lembaga ini bukan sekadar struktur tambahan, tetapi memberi keleluasaan manajerial agar sistem perpajakan bisa beradaptasi cepat dengan dinamika ekonomi. Namun, otonomi tidak otomatis menjamin efektivitas.

    Tanpa transparansi, akuntabilitas, dan mekanisme check and balance, BPN berisiko hanya menjadi birokrasi baru dengan biaya tinggi.

    NEGARA LAIN

    Pengalaman internasio-nal menunjukkan variasi model yang patut dicermati. Australia tetap mempertahankan Australian Taxation Office (ATO) di bawah Kementerian Keuangan, tetapi dengan keleluasaan penuh dalam anggaran dan manaje-men.

    Korea Selatan melalui National Tax Service (NTS) juga relatif independen, dengan fleksibilitas tinggi dalam SDM dan kebijakan. Kenya bahkan membentuk Semi Autonomous Revenue Authority (SARA) yang lebih otonom.

    India sebaliknya masih menempatkan lembaga pajaknya dalam struktur birokrasi, sehingga kurang responsif terhadap perubahan. Tidak ada satu model yang sempurna. Peru dengan SUNAT-nya berhasil memperbaiki tax ratio, tetapi beberapa negara lain justru menemukan tantangan koordinasi setelah pemisahan.

    Jika Indonesia ingin mengubah krisis penerimaan menjadi momentum reformasi, langkahnya tidak bisa setengah hati. Reformasi pajak hanya akan nyata jika Indonesia mampu mengubah krisis penerimaan menja-di momentum perbaikan menyeluruh.

    Upaya perlu dimulai dengan memperluas basis pajak dan mengurangi ketergantungan pada komoditas, sekaligus menggarap potensi dari sektor digital, UMKM, hingga kepemilikan aset besar.

    Di sisi lain, digitalisasi harus diperkuat dengan memastikan Core Tax System berjalan stabil, ditopang oleh infrastruktur yang mumpuni, integrasi data lintas lembaga, serta edukasi wajib pajak yang berkesinambungan.

    Reformasi juga menuntut otonomi kelembagaan yang lebih memadai melalui BPN, agar manajemen perpajakan lebih lincah tanpa terjebak birokrasi yang berbelit. Penyederhanaan sistem pajak menjadi langkah berikutnya, karena kompleksitas hanya membuka celah bagi praktik penghindaran.

    Seluruh proses ini perlu ditu-tup dengan pembangunan transparansi dan akuntabilitas, melalui mekanisme pengawasan kolektif yang melibatkan DPR dan masyarakat sipil, sehingga kepercayaan publik terhadap institusi perpajakan dapat terus diperkuat.

    Pembentukan BPN bisa menjadi tonggak sejarah reformasi perpajakan Indonesia. Namun, jika hanya menambah lapisan birokrasi tanpa menyelesaikan akar masalah, risiko kegagalan tetap tinggi.

    Reformasi pajak adalah mimpi besar yang menuntut keseriusan politik, keberanian kelembagaan, dan kesiapan teknis. Tanpa kombinasi ketiganya, BPN hanyalah nama baru dari masalah lama.

  • Ketika Amerika Serikat Lebih Mirip Emerging Market

    Ketika Amerika Serikat Lebih Mirip Emerging Market

    Bisnis.com, JAKARTA — Apakah 200 bps Spread Terlalu Tipis untuk Bullish? Banyak pelaku pasar buru-buru menyimpulkan bahwa spread yield INDOGB 10 tahun terhadap US Treasury yang kini hanya 200 bps—terendah dalam sejarah—sudah terlalu tipis untuk tetap bullish. Alasannya sederhana: rata-rata dua dekade terakhir ada di kisaran 500 bps. Tapi pasar tidak hidup di masa lalu. Seperti kata Warren Buffett, “If past history was all there was to the game, the richest people would be librarians.”

    Fenomena penyempitan spread bukan hanya terjadi di Indonesia. Filipina, Malaysia, hingga Thailand mengalami hal serupa. Bahkan, di Malaysia dan Thailand, yield 10 tahun obligasi pemerintahnya sudah berada di bawah yield US Treasury. Investor di sana rela menerima negative risk premium. Artinya, rendahnya spread Indonesia bukan tanda valuasi kita sudah tidak menarik, melainkan cerminan bahwa yang “bermasalah” justru ada di Amerika Serikat. Defisit fiskal AS yang terus melebar, ketidakpastian politik, hingga penurunan sovereign rating telah membuat profil pembiayaan AS semakin menyerupai EMs.

    Amerika Semakin Mirip Emerging Market (EM). Gejala ini makin kentara dalam beberapa aspek. Pertama, defisit fiskal yang kronis memaksa pemerintah AS menerbitkan surat utang dalam jumlah masif. Tidak heran kini pasar mulai menaruh perhatian serius pada isu debt sustainability Amerika, persis seperti cara mereka menilai risiko kredit negara-negara EM.

    Kedua, ketidakpastian politik dan kebijakan membuat AS kehilangan citra sebagai safe haven. Pergantian arah kebijakan yang kerap ekstrem—mulai dari tarif impor, perubahan pajak, drama plafon utang, hingga ancaman government shutdown—semua menambah uncertainty premium pada U.S. Treasury.

    Ketiga, tekanan terhadap dolar. Di banyak negara EM, dominasi fiskal sering berujung pada pelemahan mata uang. Pola ini kini juga terlihat di AS. Meski suku bunga sudah naik tajam, dolar justru sempat melemah, mendorong investor global melakukan diversifikasi ke emas, obligasi EM, dan aset berbasis mata uang lokal.

    Keempat, soal kualitas kredit. Dulu AS identik dengan “risk-free premium.” Namun serangkaian penurunan peringkat—dari S&P pada 2011, Fitch pada 2023, hingga Moody’s pada 2024— menunjukkan bahwa posisi kredit AS makin merosot. Akibatnya, Treasuries kini diperdagangkan dengan risk premium yang lebih mirip surat utang negara EM ketimbang negara maju.

    Apakah 200 bps Spread Indonesia Masih Wajar? Lagi-lagi jawabannya tidak cukup hanya dengan mencomot angka historis. Fair spread harus ditimbang dengan kualitas fundamental makro. Kajian dari Chen & Trolle, 2024, Journal of International Money and Finance juga menekankan pentingnya memasukkan variabel “shock absorber” seperti cadangan devisa dan rasio utang saat menilai risk premium negara berkembang.

    Di sinilah kami menggunakan apa yang kami sebut Vulnerability Index heat map— gabungan beberapa indikator kunci seperti, Cadangan devisa, Defisit fiskal, Rasio utang (domestik dan global), Inflasi dan Suku bunga kebijakan. Hasilnya, Indonesia menempati peringkat ke-4 terbaik di antara EMs besar dalam indeks ini — di bawah Peru, South Korea dan Thailand. Maka wajar jika spread INDOGB yang hanya 200 bps tetap bisa bertahan. Justru, kalau Treasuries sudah diperlakukan pasar layaknya obligasi

    EM, maka obligasi EM dengan fundamental kuat—seperti Indonesia—relatif lebih menarik secara risk- adjusted.

    Jangan terlena. Meski spread yield Indonesia terhadap US Treasury sudah menyentuh titik terendah dalam sejarah, ini bukan alasan untuk berpuas diri. Yield SBN kita masih jauh di atas Malaysia, Thailand, Filipina, Korea Selatan, maupun China. Fokusnya kini bukan lagi sekadar bertanya apakah asing mau masuk dengan spread 200 bps, melainkan bagaimana strategi konkret agar biaya utang pemerintah bisa terus ditekan.

    Spread 200 bps mungkin terlihat tipis bila kita hanya terpaku pada sejarah. Tetapi sejarah berubah. Kali ini yang goyah justru Amerika. Dan seperti pernah diingatkan Keynes: “When the facts change, I change my mind. What do you do, sir?”

  • Harga Emas Meroket, Tambang Ilegal Picu “Demam Merkuri” di Sini

    Harga Emas Meroket, Tambang Ilegal Picu “Demam Merkuri” di Sini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Lonjakan harga emas internasional memicu “demam merkuri” di Meksiko tengah, ketika penambang ilegal mengeksploitasi logam beracun itu untuk mengolah emas.

    Melansir The Associated Press pada Selasa (16/9/2025), fenomena ini menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan warga dan lingkungan di kawasan Sierra Gorda, salah satu wilayah dengan keanekaragaman hayati tertinggi di negeri itu.

    Harga merkuri, bahan utama dalam penambangan emas skala kecil, kini meroket ke level US$240-US$350 per kilogram, melambung lebih dari sepuluh kali lipat dalam 15 tahun terakhir.

    “Untuk pertama kalinya dalam hidup mereka, merkuri berharga. Para penambang berkata, ‘Meracuni diri sendiri itu sepadan jika ingin mendapatkan sesuatu,’” ujar Fernando Díaz-Barriga, peneliti medis yang meneliti tambang merkuri di Meksiko.

    Meksiko kini menjadi produsen merkuri terbesar kedua di dunia setelah China dengan produksi sekitar 200 ton per tahun, menurut data PBB. Sebagian besar logam tersebut diselundupkan ke Amerika Selatan, termasuk Kolombia, Peru, dan Bolivia, untuk mendukung operasi penambangan emas ilegal di Amazon.

    “Coyote, begitu kami menyebutnya, membeli merkuri murah di sini lalu menjualnya dengan harga berlipat di Peru,” kata Carlos Martínez, pemimpin salah satu tambang di San Joaquin, Queretaro.

    Namun, keuntungan ekonomi itu dibayar mahal dengan risiko kesehatan. Studi awal menemukan kontaminasi merkuri dalam kadar sangat tinggi di udara, tanah, hingga tubuh para penambang. Gejala yang muncul antara lain tremor, gangguan neurologis, serta keterlambatan perkembangan pada anak-anak.

    “Kami telah melihat kontaminasi besar-besaran pada anak-anak, perempuan, dan lingkungan sekitar. Pada dasarnya, wilayah ini penuh dengan merkuri,” tegas Díaz-Barriga.

    Pemerintah Meksiko sendiri telah menandatangani konvensi PBB untuk melarang penambangan merkuri dengan target penutupan tambang artisanal pada 2032. Namun, implementasi di lapangan masih minim. Program alternatif pekerjaan yang dijanjikan pun belum dirasakan para penambang.

    “Kami dilupakan oleh pemerintah Meksiko. Dengan pekerjaan di sini, kami hanya bisa berusaha memenuhi kebutuhan hidup,” ujar Hugo Flores, penambang generasi ketiga di Sierra Gorda.

    Para peneliti memperingatkan, jika praktik ini dibiarkan, kerusakan permanen bisa meluas ke kawasan lindung Sierra Gorda, habitat spesies langka seperti jaguar, beruang hitam Meksiko, dan macaw militer.

    “Area ini bukan hanya tercemar. Ini wilayah yang diracuni,” kata Díaz-Barriga.

    (tfa/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Paus Leo Tunjuk Elon Musk, Sebut Masalah Besar Manusia

    Paus Leo Tunjuk Elon Musk, Sebut Masalah Besar Manusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Paus Leo menyatakan tawaran upah US$ 1 triliun dari Tesla untuk CEO Elon Musk adalah bagian dari masalah besar, yaitu gaji CEO yang makin jauh di atas gaji karyawan.

    Kegelisahan Paus Leo soal upah CEO disampaikan dalam wawancara dengan Crux, sebuah media online Katolik.

    “CEO sekitar 60 tahun lalu penghasilannya 4 kali hingga 6 kali lipat dari karyawan … sekarang 600 kali lebih besar,” katanya dalam hasil wawancara yang dikutip oleh Reuters (15/9/2025).

    Wawancara tersebut dilakukan pada Juli lalu, tak lama setelah kabar paket kompensasi yang ditawarkan oleh Tesla kepada Musk.

    “Kemarin ada kabar Elon Musk bakal menjadi triliuner pertama di dunia. Apa artinya itu? Jika itu satu-satunya hal yang sekarang punya nilai, kita ada dalam masalah besar,” kata Paus Leo.

    Dalam wawancara untuk artikel biografi tersebut, Paus Leo juga bercerita soal pengalamannya bekerja sebagai misionaris di Peru dan harapannya untuk kedamaian di berbagai belahan dunia.

    Paus Leo dipilih sebagai Paus pada Mei lalu untuk menggantikan Paus Fransiskus yang wafat. Ia adalah paus pertama yang lahir di Amerika Serikat.

    Sebelumnya, Tesla dikabarkan menyiapkan paket kompensasi jumbo untuk CEO Elon Musk yang bisa menjadikannya triliuner pertama di dunia. Nilainya diperkirakan mencapai US$1 triliun atau sekitar Rp16.400 triliun.

    Dalam dokumen resmi, Tesla mengajukan rencana kompensasi berbasis saham untuk Musk jika perusahaan berhasil memenuhi target ambisius selama 10 tahun ke depan.

    Paket tersebut terdiri dari 12 tahap, dengan syarat mencakup peningkatan produksi mobil, lonjakan valuasi perusahaan, hingga pengembangan teknologi robotik dan kecerdasan buatan (AI).

    Supaya Musk mendapat pembayaran penuh, Tesla harus mencapai valuasi pasar US$ 2 triliun, mengirimkan 20 juta kendaraan, menghadirkan satu juta robotaxi yang beroperasi secara komersial, serta mengirimkan satu juta robot AI. Sebagai perbandingan, Tesla hanya mengirim kurang dari 2 juta mobil pada 2024.

    Musk juga diwajibkan bertahan di Tesla setidaknya 7,5 tahun untuk mencairkan sebagian saham, dan 10 tahun penuh untuk mendapatkan keseluruhan kompensasi.

    Rencana tersebut akan diajukan ke pemegang saham dalam rapat tahunan pada 6 November mendatang, demikian dikutip dari Global News, Senin (8/9/2025).

    Saat ini kekayaan bersih Musk mencapai lebih dari US$400 miliar menurut Forbes. Jika target Tesla tercapai, tambahan kompensasi ini bisa membuat kekayaan Musk melonjak hampir US$1 triliun.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Foto pilihan pekan ketiga September 2025, dari banjir Bali hingga pergantian Menkeu

    Foto pilihan pekan ketiga September 2025, dari banjir Bali hingga pergantian Menkeu

    Senin, 15 September 2025 09:21 WIB

    Pengunjung mencoba instalasi interaktif dalam wahana World of Barbie di Agora Mall, Jakarta, Selasa (9/9/2025). Wahana instalasi World of Barbie menghadirkan berbagai ruang interaktif yang menawarkan pengunjung untuk merasakan pengalaman berada di dunia Barbie yang berlangsung hingga 26 Oktober 2025. ANTARA FOTO/Fauzan/bar

    Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) menerima bunga mawar putih dari pegawai Kemenkeu usai serah terima jabatan Menteri Keuangan di Kemenkeu, Jakarta, Selasa (9/9/2025). Sri Mulyani tidak lagi menjabat Menteri Keuangan setalah digantikan dengan Purbaya Yudhi Sadewa yang dilantik Presiden Prabowo Subianto pada Senin (8/9). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/bar

    Petugas menggunakan alat berat melakukan proses pencarian korban di sekitar bangunan ruko yang hancur akibat diterjang banjir di kawasan Jalan Sulawesi, Denpasar, Bali, Kamis (11/9/2025). Berdasarkan data BNPB, hingga Kamis sore sebanyak 16 jenazah korban bencana banjir telah berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan di sejumlah wilayah Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/bar

    Petugas mengevakuasi wisatawan mancanegara yang terjebak banjir di kawasan Kuta, Badung, Bali, Rabu (10/9/2025). Sejumlah wisatawan mancanegara dievakuasi petugas dari sejumlah lokasi di kawasan pariwisata itu karena terendam banjir yang disebabkan hujan yang mengguyur wilayah Bali sejak Selasa (9/9). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/bar

    Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono berjalan di samping peti jenazah Staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lima, Republik Peru, Zetro Leonardo Purba saat penghormatan terakhir di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (11/9/2025). Penghormatan tersebut diberikan Kementerian Luar Negeri kepada Staf KBRI Lima Zetro Leonardo Purba yang meninggal dunia akibat ditembak oleh orang tak dikenal di Lima, Republik Peru pada Senin (1/9/2025) lalu. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/bar

    Massa pendukung Bupati dan Wakil Bupati Jayawijaya Atenius Murib-Ronny Elopere menampilkan Tari Etay saat berjaga di halaman Kantor Bupati Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, Rabu (10/9/2025). Ribuan warga dari 138 kampung di 40 distrik daerah setempat menjaga Kantor Bupati Jayawijaya dari pengunjuk rasa yang menentang kebijakan pemerintah daerah tentang pergantian kepala kampung. ANTARA FOTO/Yudhi Efendi/bar

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengucap sumpah saat mengikuti pelantikan menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (8/9/2025). Presiden Prabowo Subianto melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati, Muktaruddin sebagai Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggantikan Abdul Kadir Karding, Ferry Juliantono sebagai Menteri Koperasi menggantikan Budi Arie Setiadi dan mengangkat Mochamad Irfan Yusuf sebagai Menteri Haji dan Umroh beserta Wakilnya Dahnil Azhar Simanjuntak. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/bar

    Pengunjung menyaksikan film pendek Konferensi Asia Afrika 1955 yang dibuat menggunakan kecerdasan artifisial atau artificial intelligence (AI) di Museum Lotus (Lorong Waktu Sejarah), kawasan The Great Asia Africa Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (8/9/2025). Museum Lotus yang merupakan museum AI pertama di Bandung tersebut menyuguhkan wahana mini teater dengan layar trapezoidal yang menayangkan film sejarah melalui pendekatan ethical AI (AI yang beretika) serta fasilitas interaktif lannya seperti AI generative painting dan wahana foto bersama avatar AI tokoh Konferensi Asia Afrika. ANTARA FOTO/Abdan Syakura/bar

    Pelajar menikmati paket makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Negeri 42, Banda Aceh, Aceh, Kamis (11/9/2025). Pemerintah Provinsi Aceh mencatat capaian realisasi penerima program MBG hingga awal September 2025 telah mencapai 43 persen atau 742.891 orang dari 1.717.980 orang potensi penerima manfaat yang terdiri dari siswa sekolah, ibu hamil, ibu menyusui serta balita yang tersebar di 23 kabupaten dan kota. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/bar

    Aktor film The Hostage’s Hero Robert Chaniago (kanan) berlatih duel dengan Kepala Museum Pusat TNI Angkatan Laut Jalesveva Jayamahe Letnan Kolonel Laut (P) Yudo Ponco Ari (kiri) yang juga merupakan aktor dalam film tersebut saat pengambilan gambar pertama di KRI Dewaruci, Koamada II, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/9/2025). Film yang disutradarai Revo S Rurut itu diangkat dari kisah nyata peristiwa heroik operasi pembebasan 36 orang sandera kapal MT Pematang oleh prajurit KRI Karel Satsuitubun-356 dari aksi pembajakan di perairan Selat Malaka pada tahun 2004. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/bar

    Pemilik kebun hidroponik Anis Fuad Salam (62) membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman padi di Fans Hydro, Taktakan, Kota Serang, Banten, Kamis (11/9/2025). Pemilik memanfaatkan sebagian lahan di pekarangan rumahnya untuk menguji coba inovasi budi daya tanaman padi jenis gogo dengan metode hidroponik yang dapat menghasilkan sebanyak 15-20 kilogram beras dari sekitar 800-1.000 bibit dalam satu kali panen selama 70 hari, di mana hal tersebut dilakukan guna mendukung ketahanan pangan keluarga serta mengedukasi masyarakat. ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/bar

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 5 Anggota Geng Los Maleantes Ditangkap Terkait Pembunuhan Diplomat RI

    5 Anggota Geng Los Maleantes Ditangkap Terkait Pembunuhan Diplomat RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Polisi Peru telah menangkap lima pria asal Venezuela yang diduga terlibat dalam pembunuhan staf Kedutaan Besar Indonesia di Peru, Zetro Leonardo Purba. Kelimanya disebut sebagai anggota geng kriminal Los Maleantes del Cono.

    Menurut kantor berita Peru, Andina yang dikutip dari Detikcom Minggu (14/9/2025), penangkapan dilakukan pada Selasa (9/9). Dalam aksi tersebut, Kepolisian Nasional Peru juga menyita pistol yang diduga digunakan untuk menembak Zetro.

    Stasiun TV Canal N melaporkan, ahli menyimpulkan bahwa peluru dari senjata yang disita identik dengan peluru yang ditemukan di tubuh korban dan lokasi kejadian. Salah satu dari lima tersangka diketahui sebagai pemilik sepeda motor yang diduga digunakan dalam serangan terhadap diplomat tersebut.

    Di hari yang sama, Kepolisian Nasional Peru mengumumkan di media sosial bahwa kelima orang tersebut telah ditahan. Namun, Polisi tidak menyebutkan kewarganegaraan atau mengindikasikan bahwa mereka terkait dengan serangan mematikan terhadap Zetro.

    “Di distrik San Martin de Porres (Lima), setelah operasi intelijen, Polisi menangkap terduga anggota geng kriminal ‘Los Maleantes del Cono’. Sebuah pistol berisi peluru, lima bahan peledak, dan sekring sepanjang 15 meter disita, narkoba, 10 ponsel, dan sebuah sepeda motor juga disita,” tulis polisi Peru.

    Sebagaimana diketahui, korban diserang para pembunuh bayaran di pintu masuk gedung apartemennya di Distrik Lince, Lima, ketika ia baru tiba dengan sepeda. Polisi belum mengungkap secara rinci motif di balik pembunuhan tersebut

    “Keadaan dan motif di balik viktimisasi orang ini belum diketahui, tetapi kemungkinan pembunuhan bayaran tidak dapat dikesampingkan,” ujar Komisaris Kantor Polisi Lince, David Guivar, kepada stasiun TV Peru.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Peru Tangkap 5 Anggota Geng Terkait Pembunuhan Zetro Staf KBRI

    Peru Tangkap 5 Anggota Geng Terkait Pembunuhan Zetro Staf KBRI

    Lima

    Polisi Peru menangkap lima orang pria asal Venezuela atas dugaan keterlibatan dalam pembunuhan diplomat Kedutaan Besar Indonesia di Peru, Zetro Leonardo Purba. Kelima orang itu disebut sebagai anggota geng Los Maleantes del Cono.

    Dilansir kantor berita Peru, Andina, Minggu (14/9/2025), penangkapan dilakukan pada Selasa (9/9) lalu. Kepolisian Nasional Peru juga menyita pistol yang diduga digunakan untuk menembak staf Kedutaan Besar Indonesia tersebut.

    Stasiun TV Canal N melaporkan ahli telah menyimpulkan peluru dari senjata yang disita sama dengan yang ditemukan di tubuh korban dan di tempat kejadian perkara. Salah satu dari lima tersangka itu merupakan pemilik sepeda motor yang diduga digunakan dalam serangan terhadap diplomat tersebut.

    Kepolisian Nasional Peru mengumumkan di media sosial pada hari Selasa yang sama bahwa kelima orang tersebut telah ditahan. Namun, Kepolisian Nasional Peru tidak menyebutkan kewarganegaraan mereka atau mengindikasikan bahwa mereka terkait dengan serangan mematikan terhadap diplomat negara Asia tersebut.

    “Di distrik San Martin de Porres (Lima), setelah operasi intelijen, Polisi menangkap terduga anggota geng kriminal ‘Los Maleantes del Cono’. Sebuah pistol berisi peluru, lima bahan peledak, dan sekring sepanjang 15 meter disita, narkoba, 10 ponsel, dan sebuah sepeda motor juga disita,” tulis polisi Peru.

    Korban diserang oleh para pembunuh bayaran di pintu masuk gedung tempat tinggalnya di distrik Lince, Lima, saat dia tiba dengan sepeda. Polisi belum menjelaskan detail apa motif pembunuhan itu.

    “Keadaan dan motif di balik viktimisasi orang ini belum diketahui, tetapi kemungkinan pembunuhan bayaran tidak dapat dikesampingkan,” ujar Komisaris Kantor Polisi Lince, David Guivar, kepada stasiun TV Peru.

    Stasiun yang sama melaporkan diplomat berusia 40 tahun itu telah tinggal di Peru selama 5 bulan bersama keluarganya di gedung yang sama tempat dia dibunuh pada 1 September. Jenazah Zetro telah dibawa ke Indonesia dan dimakamkan oleh keluarga.

    Tonton juga video “Dubes Peru: Penyelidikan Pembunuhan Zetro Jadi Prioritas Tertinggi” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (haf/imk)

  • 5 Anggota Geng Los Maleantes Ditangkap Terkait Pembunuhan Diplomat RI

    5 Warga Venezuele Ditangkap Terkait Pembunuhan Diplomat RI di Peru

    Jakarta, CNBC Indonesia – Lima orang ditangkap setelah diduga terlibat dalam pembunuhan diplomat Kedutaan Besar Indonesia di Peru, Zetro Leonardo Purba. Semua tersangka itu ditanah di ibu kota Lima.

    Laporan media lokal menyebutkan kelima orang itu berasal dari Venezuela. Sementara kepolisian Peru tak menyebut kewarganegaraan atau terkait dengan serangan pada diplomat tersebut.

    Kepolisian setempat mengatakan menangkap lima orang itu pada Selasa lalu (9/9/2025). Sejumlah barang diamankan dalam penangkapan tersebut.

    Salah satunya adalah sebuah pistol juga disita karena diduga sebagai alat pembunuh Zetro. Seorang ahli menyimpulkan peluru dari senjata yang sama ditemukan pada tubuh korban serta tempat kejadian, mengutip dari Andina, Sabtu (13/9/2025).

    Selain itu, salah satu tersangka diketahui sebagai pemilik motor yang digunakan saat serangan. Dalam rilisnya, kepolisian juga menemukan bahan peledak hingga narkoba.

    “Di distrik San Martin de Porres (Lima) setelah operasi intelijen, polisi menangkap yang diduga sebagai anggota kriminal Los Maleantes del Cono (The Cone Thugs). Disita pistol berisi peluru, lima bahan peledak, dan sekering sepanjang 15 meter, narkoba, 10 ponsel dan sepeda motor,” jelas pihak kepolisian.

    Pembunuhan diplomat 40 tahun itu terjadi pada 1 September 2025. Dia diserang oleh para pembunuh bayaran di pintu masuk tempat tinggalnya, distrik Lince.

    Namun motif kejahatan itu belum diketahui. Komisaris Kantor Polisi Lince, David Guivar mengatakan pihaknya mempertimbangkan alasan balas dendam.

    “Keadaan dan motif di balik kejahatan ini tidak diketahui. Namun tidak dikesampingkan soal kemungkinan balas dendam,” jelasnya.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Staf KBRI Peru Tewas Ditembak, Kemlu RI Janji Perkuat Perlindungan WNI
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 September 2025

    Staf KBRI Peru Tewas Ditembak, Kemlu RI Janji Perkuat Perlindungan WNI Megapolitan 11 September 2025

    Staf KBRI Peru Tewas Ditembak, Kemlu RI Janji Perkuat Perlindungan WNI
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com —
    Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menegaskan komitmen untuk memperkuat perlindungan terhadap warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri, menyusul kematian staf Kedutaan Besar RI (KBRI) di Peru, Zetro Leonardo Purba.
    Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Kemlu, Heru Hartanto Subolo, menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya Zetro.
    Ia menyebutkan, peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi Kemlu untuk bekerja lebih baik dalam menjaga keamanan seluruh WNI, termasuk mereka yang bertugas di perwakilan Indonesia.
    “Ini menjadi bahan penting bagi kami semua untuk bekerja lebih baik, memastikan seluruh kepentingan Republik Indonesia di luar negeri melalui kedutaan besar kita untuk menjaga warga negara Indonesia (WNI),” ujar Heru saat ditemui di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sari Mulya, Babakan, Setu, Tangerang Selatan, Kamis (11/9/2025).
    Heru menambahkan, Kemlu RI terus berkoordinasi dengan Pemerintah Peru terkait penyelidikan penyebab kematian Zetro.
    “Tadi Dubes Peru di Indonesia sudah memastikan bahwa diberikan prioritas tinggi untuk memastikan penyelidikan ini sampai diketahui apa penyebabnya,” kata Heru.
    Meski demikian, Heru memastikan hingga saat ini tidak ada informasi adanya gangguan terhadap WNI lain yang berada di Peru.
    “Sejauh ini tidak ada informasi gangguan terhadap WNI di Peru,” ujarnya.
    Diketahui, Zetro Leonardo Purba menjadi korban penembakan pada Senin (1/9/2025) waktu setempat. Ia ditembak tiga kali oleh orang tak dikenal di kawasan Lince, Lima, tidak jauh dari kediamannya.
    Kepolisian Peru bersama tim forensik telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan berkoordinasi dengan KBRI Lima.
    Wakil Menteri Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, menjelaskan insiden terjadi ketika Zetro hendak memasuki gedung apartemennya.
    “Beliau ditembak oleh orang yang tidak dikenal,” kata Arrmanatha.
    Sementara itu, Wamenlu Anis Matta menduga penembakan tersebut bermotif perampokan.
    “Belum ada (informasi soal dugaan tekanan), kecuali bahwa peristiwa beliau baru mengambil uang dari ATM. Jadi ini ada mirip perampokan,” ujar Anis di Kompleks DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (2/9/2025).
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tangis Haru Mengantar Jenazah Staf KBRI Zetro ke Peristirahatan Terakhir – Page 3

    Tangis Haru Mengantar Jenazah Staf KBRI Zetro ke Peristirahatan Terakhir – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Bentangan Bendera Merah Putih payungi liang lahat, saat peti jenazah Staf KBRI di Peru, Zetro Leonardo, akan masukan ke tempat peristirahatan terakhirnya. Iringan tangis kesedihan keluarga dan kerabat kerja, terdengar sayup selama prosesi pemakaman berlangsung di TPU Sari Mulya, Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (11/9/2025).

    Pendeta dan keluarga yang berpakaian serba hitam terus berdoa. Melantunkan ayat-ayat Alkitab untuk mengantar jenazah almarhum Zetro. 

    Wajah sedih tergambar di wajah istri dan anak almarhum.  Selain ratusan kerabat, terlihat juga beberapa kendaraan milik Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) hadir ke TPU Sari Mulya.  

    Sebelum dimakamkan, perwakilan pihak Kemenlu, Pemkot Tangsel hingga keluarga sempat memberikan sambutan. Mereka yang hadir juga turut menyanyikan lagu pujian untuk almarhum Zetro.

    Perwakilan Kementerian Luar Negeri mengaku sangat kehilangan sosok staf KBRI yang berdedikasi tinggi terhadap tanggung jawabnya.

    “Sebagaimana sudah disampaikan bapak Menteri Luar Negeri, kepergian almarhum Zetro ini kehilangan besar bagi Kementerian Luar Negeri, dan mendoakan kepada Allah SWT, kiranya kepergiaan pak Zetro mendapat tempat yang baik,”ujar Plt. Sekjen Kementerian Luar Negeri Heru Hartanto Subolo. 

    Selain itu juga, kepergian Zetro pun bakal menjadi cambukan bagi Kemenlu, untuk terus berkomitmen menjaga warga negara Indonesia di mana pun berada. 

    “Kami semua bekerja lebih baik, untuk memastikan seluruh Kemenlu yang ada di luar negeri, baik di kedutaan besar kita, untuk menjaga warga negara Indonesia dan untuk memastikan semua berlangsung dengan baik dan lancar,” katanya.