Negara: Peru

  • Komisi I DPR Dukung Satgas Bentukan Kemenko Polkam Bersih-bersih Preman Berkedok Ormas – Halaman all

    Komisi I DPR Dukung Satgas Bentukan Kemenko Polkam Bersih-bersih Preman Berkedok Ormas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota DPR Komisi I dari Fraksi PAN, Farah Puteri Nahlia menyebut pembentukan Satgas Terpadu Operasi Penanganan Premanisme dan Ormas oleh Kemenko Polkam sebagai bentuk hadirnya negara untuk menjaga stabilitas nasional, iklim investasi dan ketertiban umum.

    Pembentukan Satgas ini juga diharapkan dapat mengatasi praktik premanisme yang kerap disalahgunakan dengan mengatasnamakan ormas.

    “Saya memberikan dukungan penuh atas inisiatif Menko Polkam untuk membentuk Satgas dalam menangani premanisme dan ormas yang bermasalah. Menurut saya, ini sangat penting untuk menjaga stabilitas nasional dan iklim investasi yang kondusif di Indonesia,” ujar Farah kepada wartawan, Jumat (9/5/2025).

    Sebagai contoh, Farah menyoroti insiden yang sebelumnya menimpa pabrik mobil listrik asal Tiongkok, BYD, yang mengalami gangguan oleh ormas saat pembangunan fasilitas pabriknya di Subang, Jawa Barat. 

    Ia kemudian menyoroti praktik premanisme oleh oknum ormas yang juga mengancam keamanan masyarakat seperti dalam kasus pengeroyokan anggota Polri di Depok, yang berujung pada aksi anarkis termasuk pembakaran mobil yang baru-baru ini terjadi.

    “Peristiwa-peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya tindakan konkret dan cepat dari negara. Kita tidak bisa membiarkan kelompok tertentu merusak tatanan sosial dan mengancam stabilitas,” tegas Farah.

    Menurut Farah, kehadiran ormas sejatinya memiliki tujuan mulia sebagai mitra pembangunan sosial dan demokrasi. Namun, ketika ormas menyimpang dari tujuan tersebut dan menjadi sumber keresahan publik serta hambatan bagi investor, maka negara tidak boleh tinggal diam. 

    Dirinya menilai langkah pembentukan Satgas antipremanisme ini sangat relevan dengan situasi global saat ini, di mana iklim investasi sangat bergantung pada persepsi terhadap stabilitas dan kredibilitas negara.

    “Investasi asing tidak hanya butuh regulasi yang jelas, tapi juga ekosistem sosial yang stabil dan bebas dari intimidasi oleh kelompok tertentu. Negara tidak boleh kalah oleh premanisme yang dibungkus atas nama ormas,” sambungnya.

    Kerugian ekonomi akibat premanisme bukan hanya asumsi, melainkan telah terbukti secara nyata. Himpunan Kawasan Industri (HKI) mencatat bahwa premanisme yang dilakukan oknum ormas telah menyebabkan batalnya investasi senilai ratusan triliun rupiah di Indonesia. 

    Selain menimbulkan kerugian finansial langsung, praktik ini menciptakan ketidakpastian hukum, meningkatkan biaya operasional pelaku usaha, dan menurunkan kepercayaan investor terhadap keamanan berusaha di Tanah Air.

    Fenomena serupa juga terjadi di berbagai negara. Di Peru, pemerasan oleh kelompok kriminal menyebabkan kerugian ekonomi sebesar USD 1,6 miliar per tahun. 

    Di Meksiko, pemalakan oleh ‘kartel’ berdampak langsung pada inflasi, dengan harga barang seperti jeruk nipis dan tortilla naik hingga 20 persen. Sementara di Italia, pendapatan organisasi kriminal dapat mencapai EUR 44 miliar per tahun—sekitar 2,9 persen dari PDB nasional—akibat aktivitas ilegal termasuk pemerasan dan penguasaan proyek publik.

    “Data ini menunjukkan bahwa premanisme adalah ancaman nyata bagi perekonomian negara. Maka, respons tegas dan terstruktur dari pemerintah Indonesia adalah langkah yang sangat tepat,” ujar Farah.

    Ia menambahkan bahwa negara tidak boleh ragu untuk menggunakan instrumen hukum terhadap aktor-aktor non-negara yang telah menyalahgunakan peran sosial ormas menjadi alat tekanan terhadap masyarakat maupun pelaku usaha.

    “Setiap warga negara berhak merasa aman. Investasi tidak akan datang ke tempat yang rawan intimidasi. Pemerintah wajib hadir memastikan ruang publik bebas dari tindakan-tindakan menyimpang yang dapat mengganggu pembangunan nasional,” tambahnya.

    Farah juga mengapresiasi rencana pembentukan kanal pengaduan resmi bagi masyarakat dan pelaku usaha yang merasa dirugikan oleh tindakan ormas tertentu. Menurutnya, ini merupakan cerminan komitmen pemerintah dalam membangun sistem responsif yang berpihak pada korban.

    “Pendekatan represif saja tidak cukup. Pemerintah sudah tepat membuka kanal pengaduan dan membuka peluang pembinaan bagi ormas. Ini akan memperkuat kohesi sosial dan mencegah stigmatisasi,” pungkas Farah.

  • Kisah Robert Francis Prevost, Perjalanan Paus Baru Terpilih dari Chicago hingga Vatikan – Page 3

    Kisah Robert Francis Prevost, Perjalanan Paus Baru Terpilih dari Chicago hingga Vatikan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Dunia menyaksikan sejarah baru terukir pada 8 Mei 2025. Kardinal Robert Francis Prevost, seorang uskup agung asal Chicago, Illinois, Amerika Serikat, terpilih sebagai Paus ke-267.

    Ia pun mengambil nama kepausan Leo XIV, menandai tonggak sejarah sebagai Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat (AS).

    Robert Francis Prevost, yang lahir di Chicago pada 14 September 1955, memiliki darah campuran Prancis, Italia, dan Spanyol.Ia memiliki dua saudara laki-laki yakni Louis Martin dan John Joseph. Ia menghabiskan masa kecil dan remajanya bersama keluarganya dan belajar pertama kali di Seminari Menengah Para Bapa Augustinian.

    Dari pendidikan di Seminari Kecil para Pastor Agustinian dan Universitas Villanova, hingga menjadi misionaris di Peru, setiap langkahnya menorehkan jejak pelayanan yang mendalam.

     

    Pendidikan formal Robert Prevost dimulai di Seminari Kecil para Pastor Agustinian, kemudian dilanjutkan di Universitas Villanova, Pennsylvania, tempat ia meraih gelar sarjana Matematika dan belajar filsafat pada 1977. 

    Pada 1 September tahun yang sama, Prevost masuk novisiat Ordo Santo Agustinus (O.S.A.) di Saint Louis, di Our Lady of Good Counsel Chicago, dan mengucapkan kaul pertamanya pada 2 September 1978. Pada 29 Agustus 1981, ia mengucapkan kaul khidmatnya.

    Paus baru terpilih itu menerima pendidikan teologinya di the Catholic Theological Union di Chicago. Pada usia 27 tahun, ia dikirim oleh atasannya ke Roma untuk mempelajari Hukum Kanon di Pontifical University of Saint Thomas Aquinas (Angelicum).

    Di Roma, ia ditahbiskan sebagai imam pada 19 Juni 1982, di Kolese Agustinian Santa Monica oleh Uskup Agung Jean Jadot, yang saat itu menjabat sebagai wakil presiden Sekretariat untuk Non-Kristen, yang kemudian menjadi Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama dan kemudian Departemen untuk Dialog Antaragama.

    Sebelum terpilih sebagai Paus, Prevost telah menorehkan prestasi gemilang dalam karier gerejawi. Paus Fransiskus mengangkatnya menjadi Uskup pada 2015 dan Kardinal pada 2023.

    Sebagai Prefek Dikasteri untuk Uskup dan Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin, ia berperan penting dalam pemilihan uskup baru dan kunjungan apostolik Paus. 

  • Paus Leo XIV, Pemimpin Gereja Katolik Dunia Baru yang Suka Olahraga Tenis

    Paus Leo XIV, Pemimpin Gereja Katolik Dunia Baru yang Suka Olahraga Tenis

    Jakarta

    Kardinal Robert Francis Prevost dengan nama kepausan Leo XIV terpilih menjadi paus baru untuk memimpin Gereja Katolik dan Kepala Negara Vatikan. Paus Leo XIV merupakan paus pertama asal Amerika Serikat.

    Paus Leo XIV mengikuti jejak pendahulunya, Paus Fransiskus. Tidak hanya dalam hal spiritual, tetapi juga dalam minatnya terhadap olahraga.

    Sebelumnya, Paus Fransiskus mengungkapkan kesukaannya terhadap sepak bola dan dukungan seumur hidupnya terhadap klub Argentina San Lorenzo. Hal itu yang langsung menghubungkannya dengan jutaan penggemar di seluruh dunia.

    Pengabdiannya terhadap olahraga tersebut menjadi simbol sifatnya yang membumi selama bertahun-tahun sebagai Paus Agung. Sekarang, dengan Paus Leo XIV yang memimpin, olahraga yang berbeda dapat menjadi terkenal.

    Paus Leo XIV mengungkapkan kecintaannya pada hobi baru dan keinginannya untuk memainkannya lagi suatu hari nanti. Dalam sebuah wawancara, Paus Leo XIV berbagi kecintaannya pada tenis dan berharap bisa kembali menekuni olahraga tersebut.

    “Saya menganggap diri saya penggemar berat tenis. Sejak saya meninggalkan Peru, saya hanya punya sedikit kesempatan untuk berlatih, jadi saya tidak sabar untuk kembali ke lapangan,” terangnya yang dikutip dari BOLAVIP.

    Dunia tenis kini mengalihkan perhatiannya ke potensi hubungan Paus Leo XIV dengan olahraga tersebut. Dengan banyaknya pemain top yang berkompetisi dalam turnamen Italian Open, para penggemar penasaran untuk mengetahui siapa yang mungkin menjadi pemain favoritnya.

    Selain itu, muncul berbagai pertanyaan soal apakah Paus yang baru tersebut dapat tampil di acara tenis besar di masa mendatang.

    Paus Lain yang Punya Minat di Bidang Olahraga

    Selain Paus Fransiskus dan Paus Leo XIV, ada Paus Agung lainnya yang memiliki minat yang sama terhadap sepak bola. Paus Yohanes Paulus II dikenal sebagai penggemar berat olahraga tersebut di negara asalnya, Polandia.

    Menurut berbagai laporan, ia bahkan senang bermain sebagai penjaga gawang semasa mudanya.

    (sao/kna)

  • Rekam Jejak Digital Paus Leo XIV di Medsos: Kritik Donald Trump dan JD Vance – Halaman all

    Rekam Jejak Digital Paus Leo XIV di Medsos: Kritik Donald Trump dan JD Vance – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, AS – Kardinal asal Amerika Serikat (AS), Robert Francis Prevost, resmi diumumkan sebagai paus baru pada Kamis (8/5/2025) dan memilih nama Leo XIV.

    Pemimpin 1,4 miliar umat Katolik ini berasal dari Chicago meski banyak menghabiskan waktunya di Peru.

    Reaksi Presiden AS Donald Trump

    “Saya melihat asapnya, tetapi saya belum melihat Paus,” kata Trump saat keluar dari sebuah acara di Gedung Putih AS sebelum Paus terpilih.

    Tak lama setelah pernyataan Trump, Kardinal Robert Prevost diumumkan sebagai pengganti Fransiskus.

    Trump bereaksi terhadap terpilihnya Leo dengan menulis di Truth Social: “Selamat kepada Kardinal Robert Francis Prevost, yang baru saja diangkat menjadi Paus. Merupakan suatu kehormatan untuk menyadari bahwa ia adalah Paus Amerika pertama. Sungguh menggembirakan, dan merupakan Kehormatan Besar bagi Negara kita. Saya berharap dapat bertemu dengan Paus Leo XIV. Ini akan menjadi momen yang sangat berarti!”

    Pernah Kritik Donald Trump dan Wakilnya

    Sebelum diangkat jadi Paus, Robert Francis Prevost kerap mengkritik secara positif Donald Trump dan Wakil Presiden AS JD Vance.

    JD Vance, seorang penganut Katolik, adalah penganut Katolik paling terkemuka dalam politik Amerika  menurut Newsweek.

    Pada awal Februari, Robert Prevost membagikan sebuah artikel dari sebuah publikasi Katolik dengan judul, “JD Vance salah: Yesus tidak meminta kita untuk menentukan peringkat kasih kita kepada orang lain.”

    Hal itu terjadi beberapa hari setelah Vance membahas kritik terhadap kebijakan imigrasi pemerintahan Trump.

    Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, dia merujuk pada prinsip Kristen “bahwa Anda mencintai keluarga Anda dan kemudian mencintai tetangga Anda, dan kemudian mencintai komunitas Anda, dan kemudian mencintai sesama warga negara Anda, dan kemudian setelah itu, memprioritaskan seluruh dunia.”

    Menanggapi kritik daring atas posisinya, Vance menulis di X, “Cukup cari di Google ‘ordo amoris.’ Selain itu, gagasan bahwa tidak ada hierarki kewajiban melanggar akal sehat dasar.”

    “Ordo amoris,” sebuah ajaran Katolik yang bersejarah, diterjemahkan menjadi “tatanan cinta.”

    Sepuluh hari setelah unggahan pertamanya, Robert Prevost membagikan tulisan lain dari sebuah publikasi Jesuit, berjudul, “Surat Paus Fransiskus, ‘ordo amoris’ JD Vance, dan apa yang Injil minta dari kita semua tentang imigrasi.”

    Sebelum postingan pertamanya di bulan Februari,  Robert Prevost telah tidak aktif di X sejak Juli 2023.

    Ucapan Selamat

    Setelah terpilihnya Robert Prevost jadi paus baru, Vance mengunggah ucapan selamat atas terpilihnya X, seraya menambahkan, “Saya yakin jutaan umat Katolik Amerika dan umat Kristen lainnya akan berdoa untuk keberhasilannya dalam memimpin Gereja. Semoga Tuhan memberkatinya!”

    Kritik untuk Donald Trump

    Saat kampanye Trump pada Juli 2015, Leo memposting ke X (twitter) sebuah opini di Washington Post yang ditulis oleh Kardinal Timothy Dolan, Uskup Agung New York.

    Opini itu berjudul, “Mengapa retorika anti-imigran Donald Trump begitu bermasalah.”

    Setelah terpilihnya Trump jadi presiden untuk pertama kali pada tahun 2016, Leo mengunggah ulang khotbah yang disampaikan Uskup Agung Los Angeles José Gomez.

    Khotbah  yang menggambarkan ketakutan banyak orang, termasuk anak-anak sekolah yang “berpikir pemerintah akan datang dan mendeportasi orang tua mereka, kapan saja”

    Beberapa hari kemudian, Leo juga mengunggah sebuah artikel dari media Katolik yang mengutip pernyataan dari Demokrat bahwa, dalam kekalahannya, calon dari Demokrat Hillary Clinton “mengabaikan para pendukung pro-kehidupan dan hal ini akan membahayakan dirinya sendiri.”

    Pada bulan September 2017, beberapa bulan setelah Trump memulai masa jabatan pertama, Leo menyebarkan kembali sebuah postingan yang ditulis oleh penulis sekaligus aktivis Sister Helen Prejean yang mengatakan bahwa dia mendukung “para #Dreamers dan semua orang yang tengah berupaya mewujudkan sistem imigrasi yang adil, jujur, dan bermoral.”

    Dia juga mengunggah ulang tulisan penulis sejarah gereja Rocco Palmo dengan cuplikan, “Mengatakan bahwa kalimat ‘orang jahat’ Trump memicu ‘rasisme dan nativisme,’ para uskup Cali mengirimkan serangan pendahuluan terhadap pencabutan DACA.”

    Sumber: AP/Newsweek

     

  • Rekam Jejak Digital Paus Leo XIV di Medsos: Kritik Donald Trump dan JD Vance – Halaman all

    Alasan Robert Prevost Gunakan Nama Paus Leo XIV, Mengambil dari Garis Keturunan Leo yang Agung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah beberapa hari mengadakan konklaf untuk memilih paus baru, Vatikan akhirnya mengumumkan sosok paus baru, Kamis (8/5/2025).

    Sosok tersebut adalah Robert Prevost, orang Amerika Serikat pertama yang menjadi pemimpin Gereja Katolik setelah kematian Paus Fransiskus.

    Dalam pengumuman yang dibuat Vatikan, Robert Prevost akan menggunakan nama Paus Leo XIV selama kepausannya.

    Nama ‘Leo’ diadopsi Robert Prevost menempatkannya dalam garis keturunan yang terkait dengan kepemimpinan yang kuat.

    Selain itu, nama ‘Leo’ mengingatkan pada Paus Leo yang Agung, yang menjabat dari tahun 440 hingga 461.

    Paus Leo I adalah sosok paus yang dikenal dengan aksi heroiknya yang membujuk bangsa Hun untuk tidak menyerang Roma.

    Pemilihan ‘Leo’ sebagai nama kepausan memiliki pengaruh yang kuat secara historis. Nama tersebut telah diadopsi oleh 14 paus.

    Dikutip dari Newsweek, paus terakhir sebelum Prevost adalah Paus Leo XIII, yang memimpin gereja dari tahun 1878 hingga 1903.

    Ia memiliki masa pemerintahan terlama keempat dari semua paus dan menghasilkan ensiklik Rerum Novarum.

    Walaupun Prevost belum secara eksplisit mengonfirmasi alasannya untuk nama tersebut, garis keturunan yang diikutinya mencakup Leo III, yang memahkotai Charlemagne sebagai Kaisar Romawi Suci pada tahun 800, dan Leo X, yang mengucilkan Martin Luther pada tahun 1821.

    Sosok Robert Prevost

    Meski lama hidup di Peru, Robert Prevost lahir di Chicago, Amerika Serikat (AS) pada tahun 1955.

    Orang tua Robert Prevost merupakan keturunan Spanyol dan Prancis-Italia.

    Sebelum pindah ke Peru, ia sempat menjabat sebagai putra altar dan ditahbiskan sebagai pendeta pada tahun 1982.

    Di usia 30 tahun, atau tiga tahun setelah menjadi pendeta, Robert Prevost pindah ke Peru sebagai bagian dari misi Agustinian.

    Dikutip dari BBC, Robert Prevost hidup bertahun-tahun di Peru sebagai misionaris.

    Ia menghabiskan 10 tahun sebagai pendeta paroki setempat dan sebagai guru di sebuah seminari di Trujillo di barat laut Peru.

    Prevost dikenal baik oleh para kardinal karena peran pentingnya sebagai prefek Departemen Uskup di Amerika Latin, yang memiliki tugas penting dalam memilih dan mengawasi para uskup.

    Ia menjadi uskup agung pada waktu yang sama pada bulan Januari 2023 dan dalam beberapa bulan Fransiskus mengangkatnya menjadi kardinal.

    Karena 80 persen kardinal yang ambil bagian dalam konklaf ditunjuk oleh Fransiskus, tidaklah mengherankan bahwa seseorang seperti Prevost terpilih, meskipun ia baru saja ditunjuk.

    Selain menjadi paus pertama dari Amerika Serikat, Paus Leo XIV adalah biarawan Augustinian pertama yang terpilih menjadi paus.

    Ia lulus dari Universitas Villanova, salah satu dari dua universitas Katolik Augustinian di negara itu, pada tahun 1977.

    “Sebagai lembaga Katolik Agustinian, kami merayakan hari penting ini bagi komunitas Universitas dan Gereja global,” kata Pendeta Peter Donohue, presiden universitas, dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, dikutip dari ABC News.

    “Villanova, yang dibangun berdasarkan ajaran St. Augustine, selalu didasarkan pada upaya memajukan pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan mendasar antara iman dan akal budi — antara spiritualitas dan kebijaksanaan.”

    “Dengan terpilihnya Yang Mulia Paus Leo XIV hari ini, saya tidak dapat tidak merenungkan apa arti kepausan Agustiniannya bagi komunitas Universitas dan dunia kita.”

    “Dikenal karena kerendahan hatinya, jiwanya yang lembut, kehati-hatian, dan kehangatannya, kepemimpinan Paus Leo XIV menawarkan kesempatan untuk menegaskan kembali komitmen kita terhadap misi pendidikan kita,” ungkapnya.

    Leo memasuki novisiat Ordo Santo Agustinus di provinsi Our Lady of Good Counsel, di Saint Louis, pada tahun 1977.

    Ia memperoleh diploma dalam teologi dari Catholic Theological Union of Chicago pada tahun 1982.

    Kemudian dirinya mempelajari hukum kanon di Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas dan menerima tahbisan imam pada tanggal 19 Juni 1982, menurut biografinya.

    Setelah menerima gelar sarjananya pada tahun 1984, ia dikirim untuk bekerja di misi Chulucanas, di Piura, Peru, dari tahun 1985 hingga 1986.

    Ia sebagian besar bertugas di Peru hingga kembali pada akhir tahun 1990-an ke Chicago, di mana ia terpilih untuk memimpin provinsi Midwest milik Ordo Augustinian pada tahun 1999.

    Ia kemudian dua kali terpilih menjadi jenderal sebelumnya, atau pemimpin utama, ordo religius Augustinian.

    Paus Leo XIV sempat diajak Paus Fransiskus untuk bekerja di Vatikan setelah pertama kali mengangkatnya pada tahun 2014 untuk menjabat sebagai uskup Chiclayo, Peru.

    Pada bulan April 2020, Fransiskus mengangkatnya menjadi administrator apostolik keuskupan Callao, juga di Peru, kata profilnya.

    Sejak 2023, ia menjabat di Vatikan sebagai Prefek Departemen Uskup, yang bertugas memeriksa nominasi uskup di seluruh dunia.

    Paus Leo mengatakan kepada Vatican News pada bulan Oktober 2024 bahwa “seorang uskup tidak seharusnya menjadi seorang pangeran kecil yang duduk di kerajaannya, melainkan dipanggil secara tulus untuk rendah hati, untuk dekat dengan umat yang dilayaninya, untuk berjalan bersama mereka dan untuk menderita bersama mereka”.

    Dalam wawancara dengan Catholic News Service tahun 2023, ia ditanya bagaimana ia menanggapi masalah dengan para uskup atau keuskupan — dan ia berkata ia mengingatkan para pendeta untuk merenungkan sumpah mereka untuk “hidup dan bekerja dalam persekutuan dengan Bapa Suci”.

    “Semangat sinodalitas mencakup kebutuhan dan keinginan untuk mendengarkan bukan hanya uskup sendiri, tetapi juga banyak orang di keuskupan untuk melihat cara terbaik dalam mempromosikan gereja yang autentik di setiap keuskupan di dunia,” katanya saat itu.

    (*)

  • Paus Leo XIV Jadi Paus Pertama Asal AS, Begini Komentar Trump

    Paus Leo XIV Jadi Paus Pertama Asal AS, Begini Komentar Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berkomentar soal terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevort menjadi Paus. Hal ini disampaikan dalam akun Truth Social miliknya, Jumat (9/5/2025).

    Dalam postingannya, Trump mengatakan bahwa pihaknya senang dan gembira dengan adanya penunjukan ini. Apalagi, Kardinal Prevort, yang merubah namanya menjadi Paus Leo XIV, merupakan warga AS pertama yang menduduki jabatan pemimpin Umat Katolik dunia itu.

    “Selamat kepada Kardinal Robert Francis Prevost, yang baru saja diangkat menjadi Paus. Merupakan suatu kehormatan untuk menyadari bahwa ia adalah Paus Amerika pertama,” tutur Trump dikutip Newsweek.

    “Sungguh menggembirakan, dan merupakan Kehormatan Besar bagi Negara kita. Saya berharap dapat bertemu dengan Paus Leo XIV. Ini akan menjadi momen yang sangat berarti!”

    Trump sebelumnya mengatakan bahwa ia “tidak punya preferensi” tentang siapa yang akan menjadi paus baru. Namun, ia memicu reaksi keras dari beberapa umat Katolik setelah mengunggah gambar dirinya sebagai paus yang dibuat dengan AI ke media sosial.

    Sementara itu, Paus Leo terpilih setelah konklaf yang diadakan para kardinal dunia untuk memilih pengganti Paus Fransiskus, yang baru saja wafat. Paus Leo XIV, adalah orang Amerika pertama yang jadi Paus dalam 2.000 tahun sejarah Gereja Katolik.

    Beliau lahir di Chicago 69 tahun lalu dan menghabiskan masa pelayanannya di Peru. Di sana, ia sempat melayani di berbagai lini, termasuk sebagai misionaris. Ia diangkat sebagai prefek Dikasteri Uskup oleh Paus Fransiskus pada tahun 2023. Lalu, Beliau juga pernah mengisi posisi Prefek Departemen Uskup, presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin di bawah Paus Fransiskus.

    Dalam kata-kata pertamanya sebagai Paus, Leo XIV berbicara dengan penuh kasih tentang pendahulunya, Fransiskus. Beliau menggambarkan Paus Fransiskus sebagai seseorang yang berani dan penyalur berkat yang baik bagi umat manusia.

    “Kita masih mendengar di telinga kita suara Paus Fransiskus yang lemah namun selalu berani yang memberkati kita,” katanya. “Bersatu dan bergandengan tangan dengan Tuhan, mari kita maju bersama,” tambahnya kepada orang banyak yang bersorak.

    (tps/tps)

  • Mengenal Paus Leo XIV: Jalan Hidup – Pandangan dan Kontroversi

    Mengenal Paus Leo XIV: Jalan Hidup – Pandangan dan Kontroversi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kardinal dunia akhirnya telah menemukan kesepakatan terkait paus berikutnya, Kamis (8/5/2025). Ia adalah Robert Prevost, atau Paus Leo XIV, asal Amerika Serikat (AS).

    Penobatannya menjadi pemimpin umat katolik Roma ini pun diumumkan langsung oleh Kardinal Diakon senior dari balkon Basilika Santo Petrus. Pemilihan Prevost menjadi paus pun dilakukan setelah para kardinal dunia melakukan sesi pemilihan paus, atau yang sering dikenal dengan konklaf.

    “Annutio vobis gaudium magnum, Habemus Papam!” yang artinya “Aku mengumumkan kepada kalian kabar sukacita besar, Kita memiliki Paus!”

    “Robert Prevost. Paus Leo XIV!”.

    Mengenal Paus Leo XIV

    Lahir di Chicago pada tahun 1955 dari orang tua keturunan Spanyol dan Prancis-Italia, Prevost menjabat sebagai putra altar dan ditahbiskan sebagai pendeta pada tahun 1982. Meskipun beliau pindah ke Peru tiga tahun kemudian, ia kembali secara berkala ke AS untuk melayani sebagai pendeta dan kepala biara di kota asalnya.

    Beliau juga dilaporkan memiliki kewarganegaraan Peru dan dikenang sebagai tokoh yang bekerja dengan masyarakat terpinggirkan dan membantu membangun jembatan. Diketahui, Paus Leo XIV pernah menghabiskan 10 tahun sebagai pendeta paroki setempat dan sebagai guru di sebuah seminari di Trujillo di Peru barat laut.

    Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai Uskup Chiclayo di Peru setahun setelah menjadi Paus. Beliau dikenal baik oleh para kardinal karena perannya yang menonjol sebagai prefek Dikasteri untuk Para Uskup di Amerika Latin yang memiliki tugas penting untuk memilih dan mengawasi para uskup.

    Di tahun 2023, Paus Leo XIV baru menjadi uskup agung. Dalam beberapa bulan kemudian, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai kardinal. Karena 80% kardinal yang ikut serta dalam konklaf sejatinya ditunjuk oleh Paus Fransiskus, tidaklah mengherankan bahwa seseorang seperti Prevost terpilih, meskipun ia baru saja ditunjuk.

    Dalam kata-kata pertamanya sebagai Paus, Leo XIV berbicara dengan penuh kasih tentang pendahulunya, Fransiskus. Beliau menggambarkan Paus Fransiskus sebagai seseorang yang berani dan penyalur berkat yang baik bagi umat manusia.

    “Kita masih mendengar di telinga kita suara Paus Fransiskus yang lemah namun selalu berani yang memberkati kita,” katanya. “Bersatu dan bergandengan tangan dengan Tuhan, mari kita maju bersama,” tambahnya kepada orang banyak yang bersorak.

    Pandangan dan Kontroversi

    Beliau akan dipandang sebagai tokoh yang mendukung keberlanjutan reformasi Fransiskus di Gereja Katolik. Paus Leo XIV diyakini memiliki pandangan yang sama dengan Fransiskus tentang migran, kaum miskin, dan lingkungan.

    Meskipun Paus XIV adalah orang AS, dan akan sepenuhnya menyadari perpecahan dalam Gereja Katolik, latar belakangnya di Amerika Latin juga merupakan kelanjutan dari seorang Paus yang berasal dari Argentina. Vatikan menggambarkannya sebagai paus kedua dari Amerika, setelah Paus Fransiskus, serta paus Agustinian pertama.

    Sebelum konklaf, juru bicara Vatikan Matteo Bruni mengatakan bahwa selama pertemuan Dewan Kardinal pada hari-hari sebelum konklaf, mereka menekankan perlunya seorang paus dengan “semangat kenabian yang mampu memimpin Gereja yang tidak menutup diri tetapi tahu bagaimana keluar dan membawa terang ke dunia yang ditandai oleh keputusasaan”.

    Selama berada di Peru, Paus Leo XIV tidak luput dari skandal pelecehan seksual yang telah mencoreng Gereja. Namun keuskupannya dengan tegas membantah bahwa ia terlibat dalam upaya menutup-nutupi apa pun.

    (tps/tps)

  • Rekam Jejak Digital Paus Leo XIV di Medsos: Kritik Donald Trump dan JD Vance – Halaman all

    Profil Paus Leo XIV: Perjalanan Panjang Pope dari Chicago hingga Takhta Suci Vatikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN – Vatikan resmi mencatat sejarah baru dalam dunia Gereja Katolik pada 8 Mei 2025, ketika Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat terpilih sebagai Paus ke-267, menggantikan mendiang Paus Fransiskus.

    Dengan nama pontifikal Paus Leo XIV, ia menjadi Paus pertama dalam sejarah Gereja Katolik yang berasal dari Amerika Serikat, menandai era baru bagi umat Katolik di seluruh dunia.

    Pengumuman terpilihnya Paus Leo XIV disampaikan Vatikan melalui laman dan akun media sosial resmi @VaticanNews dengan pernyataan tradisional, “Habemus Papam! Kita punya Paus!”

    “Para kardinal yang berkumpul di Kapel Sistina Vatikan telah memilih Kardinal Robert Francis Prevost sebagai Paus ke-267, yang mengambil nama Paus Leo XIV.”

    PAUS LEO XIV – Robert Francis Prevost atau Paus Leo XIV diperkenalkan ke ribuan umat katolik usai terpilih sebagai Paus ke-267 di balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan, Kamis (8/5/2025).  (The Guardian)

    Euforia menyambut pemimpin baru Gereja Katolik ini terlihat nyata di Lapangan Santo Petrus, setelah asap putih muncul dari cerobong Kapel Sistina pada pukul 18.15 waktu Roma, menandai terpilihnya Paus baru setelah proses konklaf yang diikuti 133 kardinal elektor.

    Setelah terpilih sebagai Paus baru, Paus Leo XIV melambaikan tangan ke hadapan ribuan umat katolik dari balkon Basilika Santo Petrus, Vatikan. 

    Profil Paus Leo XIV

    Paus Leo XIV lahir di Chicago, Illinois, Amerika Serikat pada 14 September 1955 (79 tahun) dan memiliki nama lahir lahir Robert Francis Prevost.

    Ia memiliki latar belakang panjang sebagai rohaniwan, akademisi, serta pemimpin ordo. 

    Ia menyelesaikan pendidikan menengahnya di seminari minor Ordo St Augustine pada 1973.

    Ia memperoleh gelar Sarjana Sains dalam bidang matematika di Universitas Villanova pada tahun 1977.

    Setelah memutuskan untuk menjadi seorang pendeta, pada tahun yang sama, Prevost bergabung dengan Ordo Santo Agustinus, dan mengucapkan kaul khidmat pada 1981, dan ditahbiskan menjadi imam pada 19 Juni 1982.

    Mengutip laman resmi vatican, pendidikan teologi Paus Leo XIV ditempuh di Persatuan Teologi Katolik Chicago dan Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas di Roma pada 1987.

    Pada tahun itu, ia dianugerahi gelar doktor dengan tesis “Peran prior setempat dalam Ordo Santo Agustinus”. Dan pada tahun yang sama ia terpilih sebagai direktur panggilan dan direktur misi provinsi Agustinian “Mother of Good Counsel” di Olympia Fields, Illinois, Amerika Serikat.

    Kiprah Paus Leo XIV DI dunia misi dimulai pada 1985 saat ia dikirim ke Chulucanas, Peru.

    Di sana ia menjabat sebagai pastor paroki, pengajar seminari, vikaris pengadilan, dan direktur pembinaan bagi para calon imam.

    Kontribusinya selama satu dekade di Peru menjadi fondasi penting dalam membangun reputasi pastoral dan kepemimpinannya. Ia juga dikenal sebagai sosok yang aktif membina komunitas Agustinian di wilayah-wilayah terpencil.

    Antara 2001 hingga 2013, Prevost memimpin Ordo Santo Agustinus dari kantor pusat di Roma.

    Kemudian, pada 2015, ia ditunjuk sebagai Uskup Chiclayo di Peru sebelum dipanggil kembali ke Vatikan pada 2023 untuk menjabat sebagai prefek Dikasteri untuk Para Uskup.

    ROBERT FRANCIS PREVOST – Kardinal Robert Francis Prevost bersalaman dengan Paus Fransiskus beberapa waktu lalu. Pada Kamis, 8 Mei 2025, Vatikan mengumumkan Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat resmi terpilih sebagai Paus ke-267, menggantikan mendiang Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025. (vaticannews.va)

    Pada 30 September 2023, Paus Fransiskus mengangkatnya menjadi kardinal.

    Dan 8 Mei 2025, proses konklaf yang diikuti 133 kardinal elektor memutuskan dirinya sebagai Paus ke-267, menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025.

    Robert Francis Prevost atau Paus Leo XIV menjadi paus pertama asal Amerika Serikat

    Sebagai Paus Leo XIV, Robert Francis Prevost kini menjabat sebagai pemimpin spiritual bagi lebih dari satu miliar umat Katolik dan kepala negara Kota Vatikan.

    Terpilihnya dia bukan hanya mencerminkan keberagaman Gereja Katolik global, tetapi juga membuka lembaran baru dalam kepemimpinan yang berakar dari semangat pelayanan, pendidikan, dan misi lintas budaya.

     

  • Paus Leo XIV Paus Pertama Asal Amerika Serikat

    Paus Leo XIV Paus Pertama Asal Amerika Serikat

    Jakarta

    Kardinal Robert Francis Prevost memilih nama Leo XIV terpilih menjadi paus baru untuk memimpin Gereja Katolik dan Kepala Negara Vatikan. Paus Leo XIV merupakan paus pertama asal Amerika Serikat.

    Dilansir AFP, Kardinal Robert Francis Prevost yang dipilih pada Kamis (8/5/2025) waktu setempat merupakan seorang moderat yang dekat dengan Paus Fransiskus dan menghabiskan waktu bertahun-tahun sebagai misionaris di Peru. Ia menjadi paus ke-267 Gereja Katolik, dengan nama kepausan Leo XIV.

    Sebelumnya, asap putih mengepul dari cerobong asap di atas Kapel Sistina, Vatikan, menandakan bahwa 133 kardinal di dalam telah memilih Paus baru.

    Nama Paus Leo XIV diumumkan kepada seluruh umat yang menantikan di Lapangan Basilika Santo Petrus. Paus Leo XIV kemudian tampil di salah satu balkon Basilika Santo Petrus untuk menyapa dan memberi berkat kepada dunia.

    Paus Leo XIV menggantikan Paus Fransiskus–yang wafat pada usia 88 tahun—pada hari kedua pemungutan suara. Para kardinal sebelumnya kembali memberikan suara baru pada hari kedua konklaf untuk menentukan Paus pemimpin tertinggi Gereja Katolik.

    Pemilihan sebelumnya mengeluarkan asap hitam dua kali yang menandakan bahwa mereka belum memilih seorang Paus. Ke-133 kardinal memulai konklaf mereka di Kapel Sistina pada Rabu (7/5) sore, untuk mencari pengganti Paus Fransiskus sebagai kepala 1,4 miliar umat Katolik di dunia.

    Sejak saat itu mereka telah dua kali mengeluarkan asap hitam, yang terakhir pada Kamis Kamis (8/5) siang waktu Vatikan, untuk memberi tahu dunia bahwa belum ada yang memperoleh mayoritas dua per tiga yang dibutuhkan untuk terpilih sebagai paus.

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bikin Tajir! Inilah 7 Tanaman Hias yang Laku Dijual hingga Ratusan Juta

    Bikin Tajir! Inilah 7 Tanaman Hias yang Laku Dijual hingga Ratusan Juta

    JABAR EKSPRES – Tanaman hias tidak lagi sekadar pemanis ruangan atau halaman rumah. Kini, beberapa jenis tanaman hias telah menjelma menjadi aset bernilai tinggi yang bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah. Bahkan, sejumlah tanaman hias langka dijual dengan harga fantastis, menembus ratusan juta hingga miliaran rupiah.

    Popularitas tanaman hias ini meningkat tajam selama beberapa tahun terakhir, terutama saat masa pandemi ketika banyak orang mulai menekuni hobi berkebun. Selain memberikan ketenangan, ternyata tanaman hias juga bisa menjadi ladang bisnis yang menjanjikan.

    Berikut ini daftar tanaman hias termahal yang laku keras di pasar dan bisa bikin kamu tajir mendadak!

    7 Tanaman Hias yang Laku Dijual hingga Ratusan Juta:

    1. Monstera Obliqua 

    Monstera Obliqua sering dijuluki sebagai versi langka dan mahal dari Monstera Adansonii atau yang populer dikenal sebagai janda bolong.

    BACA JUGA: 8 Tanaman Hias dengan Daun Cantik yang Bikin Rumah Makin Adem dan Estetik

    BACA JUGA:3 Tanaman yang Bisa Jadi Pembawa Rezeki Menurut Primbon Jawa

    Tanaman ini berasal dari Peru dan memiliki ciri khas daun tipis dengan lubang-lubang besar alami.

    Karena sangat sulit ditemukan dan membutuhkan perawatan ekstra, harga satu pot Monstera Obliqua bisa mencapai Rp100 juta atau lebih tergantung ukuran dan kondisi daunnya. Tidak heran jika tanaman ini menjadi incaran kolektor kelas atas.

    2. Philodendron Pink Princess 

    Philodendron Pink Princess memiliki daun hijau tua dengan semburat merah muda yang muncul secara acak.

    Corak ini tidak bisa direkayasa dan sangat tergantung pada kondisi tumbuhnya.

    Keunikan warna dan kelangkaannya membuat tanaman ini dihargai mulai dari Rp1,5 juta hingga di atas Rp15 juta.

    BACA JUGA: 5 Tanaman Hias yang Bisa Ciptakan Aura Positif dan Hancurkan Aura Negatif Menurut Fengshui

    BACA JUGA: 7 Tanaman Pemikat Ular yang Harus Dihindari di Sekitar Rumah

    Tanaman ini sangat diminati oleh pecinta tanaman hias di seluruh dunia, terutama yang gemar memamerkan koleksi unik.

    3. Alocasia Azlanii

    Asli dari Kalimantan, Alocasia Azlanii memiliki tampilan eksotis dengan daun berwarna gelap hampir hitam, berpadu kilau metalik dan urat berwarna merah muda keunguan.