Negara: Perancis

  • PSG Kecam Federasi Perancis atas Cedera Dembele dan Doue, Inginkan Protokol Baru

    PSG Kecam Federasi Perancis atas Cedera Dembele dan Doue, Inginkan Protokol Baru

    JAKARTA – Paris Saint-Germain (PSG) mengecam Federasi Sepak Bola Perancis (FFF) atas cedera serius yang dialami pemain bintang Ousmane Dembele dan Desire Doue. Mereka menuntut agar protokol baru dibuat antara klub dan tim nasional.

    Dembele dan Doue akan absen masing-masing selama enam dan empat minggu setelah mengalami cedera otot dalam pertandingan Tim Nasional (Timnas) Perancis melawan Ukraina.

    Padahal, cedera tersebut bisa dihindari. Tak heran, PSG sangat marah kepada pelatih Didier Deschamps.

    Dalam pernyataan tegas pada akhir pekan, PSG mengecam Timnas Perancis karena menyebabkan konsekuensi olahraga yang signifikan bagi klub dan para pemain setelah cedera tersebut. Mereka mendesak tindakan korektif yang cepat dan segera.

    Juara Ligue 1 tersebut mengatakan mereka telah memberikan informasi medis yang konkret kepada FFF mengenai beban kerja yang dapat ditanggung para pemainnya dan risiko cedera serta.

    Les Parisiens pun menyesalkan fakta bahwa rekomendasi medis ini tidak dipertimbangkan oleh staf medis Timnas Perancis serta kurangnya konsultasi dengan tim medis klub.

    Pernyataan tersebut menambahkan bahwa PSG sangat mendesak protokol koordinasi medis baru antara klub dan tim nasional untuk menjadikan kesehatan para pemain serta dukungan medis mereka sebagai prioritas utama.

    “Paris Saint-Germain, yang memantau kebutuhan medis para pemainnya sepanjang tahun dan memiliki akses ke informasi yang tepat dan terperinci, telah memberikan informasi medis yang konkret kepada FFF.”

    “Bahkan, kami memberikan informasi sebelum dimulainya sesi latihan Timnas Perancis, mengenai beban kerja yang dapat ditanggung para pemainnya dan risiko cedera.”

    “Paris Saint-Germain, yang ingin menegaskan kembali komitmennya terhadap misi FFF dan Timnas Prancis, berharap bahwa peristiwa yang disesalkan ini akan membuka jalan bagi pembentukan kerangka kerja formal baru untuk koordinasi medis, yang menjamin pertukaran yang sistematis, terdokumentasi, dan timbal balik antara staf medis klub dan tim nasional, serta penghormatan terhadap prinsip kehati-hatian yang diperkuat dalam pemanggilan dan penggunaan pemain, terutama ketika mereka menunjukkan patologi yang sedang dirawat.”

    “Insiden serius dan yang dapat dihindari baru-baru ini harus menghasilkan tindakan korektif yang cepat dan segera.”

    “Klub siap berkontribusi aktif dalam upaya kolektif ini, demi kepentingan para pemain dan sepak bola profesional secara keseluruhan,” bunyi pernyataan PSG.

    Dembele dimasukkan saat turun minum melawan Ukraina pada Sabtu, 6 September 2025 WIB, sebelum ditarik keluar pada menit ke-81 karena cedera hamstring kanannya.

    PSG mengonfirmasi bahwa calon peraih Ballon d’Or tersebut mengalami cedera hamstring serius.

    Doue juga mengalami cedera dan ditarik keluar saat turun minum melawan Ukraina. Ia mengalami cedera otot betis kanan dan akan absen selama sekitar empat minggu.

    Kedua pemain tersebut akan absen dalam pertandingan Liga Champions melawan Barcelona pada 1 Oktober 2025 serta beberapa pertandingan penting lainnya di tingkat benua dan domestik.

    Namun, Didier Deschamps bersikeras bahwa Dembele fit dan bisa dimainkan.

    “Saya yakin dia mampu bermain di pertandingan tingkat tinggi. Kalau tidak, saya tidak akan memainkannya.”

    “Kali ini, cedera paha yang lain (dibandingkan saat melawan Toulouse). Dia fit. Sangat disayangkan baginya, tetapi bisa saja terjadi kepada pemain lain,” kata Deschamps tentang Dembele.

  • 3 Pesawat Rafale Akan Tiba Awal Tahun 2026, Bakal Ditempatkan di Pekanbaru
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        13 September 2025

    3 Pesawat Rafale Akan Tiba Awal Tahun 2026, Bakal Ditempatkan di Pekanbaru Nasional 13 September 2025

    3 Pesawat Rafale Akan Tiba Awal Tahun 2026, Bakal Ditempatkan di Pekanbaru
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) Marsekal Tonny Harjono mengatakan, tiga jet tempur buatan Prancis, Rafale, yang dipesan Indonesia akan tiba awal tahun 2026.
    Dia mengatakan, tiga pesawat tersebut rencananya akan tiba pada Februari-Maret 2026 mendatang.
    “Jadi, kita sedang bersiap untuk menerima kedatangan pesawat Rafale, pesawat buatan Perancis. Rencananya antara Februari atau Maret, kita akan menerima batch pertama tiga pesawat dulu,” kata Tonny, saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Sabtu (13/9/2025).
    Tonny mengatakan, disposisi awal dari tiga jet tempur Rafale ini akan ditempatkan di Pekanbaru.
    “Sejauh ini kita sedang menyiapkan sarana-prasarana infrastruktur yang ada di Pekanbaru untuk bisa menerima pesawat Rafale. Silakan kalau mau lihat ke Pekanbaru datang,” ucap dia.
    Untuk kedatangan selanjutnya, Tonny mengatakan, akan dilakukan pada triwulan kedua 2026.
    “Tapi nanti di bulan April selanjutnya, tiga bulan kemudian, itu tiga pesawat lagi,” kata dia.
    Sebelumnya diberitakan, Indonesia dan Dassault Aviation membuka peluang bagi penambahan pesanan jet tempur Rafale di luar kontrak awal yang diteken pada 2022.
    Sebelumnya, kontrak tersebut mencakup pembelian 42 unit Rafale dengan nilai mencapai 8,1 miliar dollar AS, atau setara dengan sekitar Rp 132 triliun.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 1
                    
                        Habis Nepal Terbitlah Perancis dan Pelajaran bagi Indonesia
                        Nasional

    1 Habis Nepal Terbitlah Perancis dan Pelajaran bagi Indonesia Nasional

    Habis Nepal Terbitlah Perancis dan Pelajaran bagi Indonesia
    Maheswara (Pengajar Utama) Pancasila, Pemerhati Hubungan Internasional dan Perlindungan WNI
    UNGKAPAN
    “Habis Nepal Terbitlah Perancis” belakangan muncul di media sosial Indonesia untuk menggambarkan rentetan kerusuhan besar di dua negara berbeda.
    Ungkapan ini jelas diadaptasi dari judul buku legendaris R.A. Kartini
    Habis Gelap Terbitlah Terang
    , tetapi dipelintir menjadi semacam satire politik.
    Sekilas, analogi itu memang terasa pas. Nepal dan Perancis sama-sama diguncang gelombang kemarahan rakyat terhadap penguasa.
    Di Nepal, generasi muda turun ke jalan karena merasa kebebasan mereka dibungkam dan masa depan dicurangi oleh praktik korupsi serta nepotisme.
    Di Perancis, ribuan orang memenuhi jalanan Paris dan kota-kota lain dalam aksi nasional “Bloquons tout” atau “Block Everything”, menolak kebijakan penghematan yang dianggap membebani rakyat kecil.
    Namun jika ditelaah lebih dalam, jelas terlihat perbedaan fundamental antara keduanya.
    Kerusuhan di Nepal dipicu larangan penggunaan media sosial, yang oleh publik dianggap membungkam kebebasan berekspresi.
    Ditambah lagi, maraknya kasus korupsi dan nepotisme membuat generasi muda, terutama Gen Z, kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah.
    Mereka tidak sekadar menuntut perbaikan ekonomi, tetapi juga menginginkan reformasi politik yang lebih mendasar. Tindakan represif aparat justru memperburuk keadaan, menjadikan jalanan Kathmandu dan kota-kota lain medan bentrokan berkepanjangan.
    Sementara di Perancis, gelombang protes 10 September 2025, yang dikenal dengan
    Bloquons tout
    berakar dari persoalan ekonomi dan sosial yang sangat spesifik, yaitu rencana anggaran 2026.
    Pemerintahan Perdana Menteri François Bayrou, yang akhirnya tumbang akibat tekanan publik dan parlemen, mengusulkan pemangkasan anggaran 44 miliar euro, penghapusan dua hari libur nasional, pembekuan kenaikan pensiun, dan pemangkasan dana kesehatan.
    Di tengah biaya hidup yang kian mencekik, kebijakan ini dipandang sebagai bentuk arogansi kekuasaan yang tidak memahami penderitaan rakyat.
    Dari sini tampak jelas bahwa perlawanan di Perancis bukanlah tuntutan revolusi total seperti di Nepal.
    Bloquons tout
    lebih merupakan gerakan penolakan kebijakan domestik, walau tuntutan “Macron mundur” bergema keras.
    Seruan itu bersifat simbolis sekaligus konkret. Simbolik sebagai bentuk penolakan terhadap ketidakpekaan elite politik, konkret sebagai desakan agar presiden bertanggung jawab atas kebijakan yang dinilai menambah beban rakyat.
    Maka, mengaitkan peristiwa Nepal dan Perancis dalam satu ungkapan “Habis Nepal Terbitlah Prancis” sebenarnya terlalu menyederhanakan realitas.
    Memang ada kesamaan wajah, yaitu adanya tuntutan rakyat akan perubahan, penguasa dianggap gagal mendengar suara bawah. Namun, rohnya berbeda.
     
    Di Nepal, krisis berakar pada keruntuhan legitimasi politik akibat korupsi, represi, dan hilangnya ruang kebebasan. Di Perancis, krisis muncul dari kebijakan ekonomi yang dianggap tidak adil di tengah tekanan hidup yang makin berat.
    Walau ada perbedaan, namun kedua peristiwa ini memberi satu pelajaran penting, yaitu legitimasi politik tidak hanya ditentukan oleh prosedur formal seperti pemilu, tetapi juga oleh rasa keadilan sosial yang dirasakan di tanah rakyat.
    Sebab sekali keadilan itu dianggap hilang, rakyat tidak segan mengubah jalan raya menjadi panggung perlawanan.
    Nepal adalah cermin frustrasi generasi muda terhadap masa depan yang dikunci rapat oleh oligarki dan nepotisme.
    Sementara Perancis adalah peringatan bahwa negara demokrasi mapan pun bisa goyah ketika pemerintah mengabaikan sensitivitas sosial-ekonomi warganya.
    Membaca peristiwa yang terjadi di Nepal dan Perancis, terdapat pelajaran penting bagi Indonesia, yaitu negara ini juga tidak kebal dari dinamika semacam ini.
    Jangan menganggap bahwa demokrasi elektoral dan stabilitas politik sudah cukup menjadi “jaminan keamanan”.
    Pengalaman Nepal dan Perancis menunjukkan bahwa stabilitas hanya bertahan sejauh rakyat merasakan keadilan sosial, ruang kebebasan tetap terbuka, dan kebijakan ekonomi berpihak pada mereka yang paling rentan.
    Oleh karena itu, ada beberapa catatan penting yang perlu dilakukan Indonesia.
    Pertama, menjaga ruang kebebasan berekspresi. Di era digital, generasi muda memandang kebebasan bersuara sebagai bagian dari hak hidup. Membungkam suara justru menyalakan api perlawanan.
    Kedua, melawan korupsi dan nepotisme. Apa yang terjadi di Nepal menjadi alarm keras. Generasi muda bisa kehilangan kepercayaan total bila melihat kekuasaan hanya berputar di lingkaran yang sama. Sekali kepercayaan runtuh, sangat sulit membangunnya kembali.
    Ketiga, peka terhadap keadilan sosial-ekonomi. Kasus Perancis memberi pelajaran bahwa rakyat di negara demokrasi mapan pun bisa marah jika merasa terbebani oleh kebijakan ekonomi yang dianggap tidak adil.
    Indonesia, dengan tantangan inflasi, harga pangan, dan lapangan kerja, harus ekstra hati-hati. Kebijakan ekonomi yang tidak memperhatikan rasa keadilan hanya akan memperlebar jurang ketidakpuasan.
    Keempat, legitimasi politik tidak berhenti di pemilu, tetapi setiap hari diuji oleh kebijakan yang diambil. Pemimpin yang abai bisa kehilangan kepercayaan bahkan sebelum masa jabatannya usai.
    Akhirnya, ungkapan “Habis Nepal Terbitlah Perancis” mungkin rapuh sebagai analisis, tetapi cukup kuat sebagai peringatan.
    Ungkapan ini mengingatkan bahwa suara rakyat bisa datang tiba-tiba, dengan cara yang mengejutkan, bahkan di negara yang dianggap stabil sekalipun.
    Bagi Indonesia, pelajaran ini seharusnya jelas, yaitu jangan pernah bermain-main dengan rasa keadilan sosial dan jangan jadikan keadilan sosial sebagai anak tiri.
    Sebab begitu rakyat merasa kehilangan keadilan, tak ada pagar kekuasaan yang cukup kokoh untuk menahan derasnya gelombang perlawanan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ketika Jalanan Jadi Parlemen Baru
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        12 September 2025

    Ketika Jalanan Jadi Parlemen Baru Nasional 12 September 2025

    Ketika Jalanan Jadi Parlemen Baru
    Dosen tetap di Jurusan Hubungan Internasional FISIP Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Koordintor Pusat Riset Kebijakan Strategis Asia Tenggara, LPPM UNSOED
    DARI
    Jakarta hingga Paris, dari Kathmandu hingga Manila, dunia sedang bergolak. Gedung-gedung parlemen dibakar, perdana menteri dipaksa mundur, dan jutaan orang turun ke jalan dengan kemarahan membara.
    Sekilas, pemandangan ini mengingatkan kita pada momen-momen bersejarah demokratisasi dunia: Revolusi Anyelir di Portugal 1974, kejatuhan Tembok Berlin 1989, atau reformasi Indonesia 1998. Namun, ada yang berbeda kali ini.
    Fundamentally
    berbeda.
    Samuel Huntington, ilmuwan politik legendaris dari Harvard, pernah mendokumentasikan apa yang disebutnya “Gelombang Ketiga Demokratisasi”, periode luar biasa antara 1974-1990-an ketika lebih dari 60 negara bertransisi dari kediktatoran menuju demokrasi.
    Optimisme meluap-luap. Francis Fukuyama bahkan memproklamirkan “akhir sejarah”, seolah demokrasi liberal telah memenangkan pertarungan ideologi untuk selamanya.
    Namun, gelombang protes yang menyapu dunia hari ini, menceritakan kisah yang sama sekali berbeda.
    Para demonstran di Jakarta tidak menuntut hak memilih, mereka sudah memilikinya sejak 1998.
    Generasi Z di Kathmandu tidak berjuang melawan monarki absolut. Nepal sudah menjadi republik sejak 2008.
    Massa yang membakar gedung parlemen bukanlah pejuang demokrasi dalam pengertian klasik. Mereka adalah warga negara yang marah terhadap demokrasi mereka sendiri yang gagal memenuhi janji.
    Inilah paradoks zaman kita: protes massa terbesar justru terjadi di negara-negara yang sudah demokratis, setidaknya secara prosedural.
    Pertanyaannya kemudian: apakah kita sedang menyaksikan “Gelombang Keempat” demokratisasi, atau sesuatu yang sama sekali berbeda?
    Mari kita bedah apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Di Indonesia, percikan awalnya tampak sepele: tunjangan perumahan Rp 50 juta untuk anggota DPR di tengah pemotongan anggaran pendidikan dan kesehatan.
    Namun, kemarahan yang meledak mengungkap luka yang lebih dalam, yaitu persepsi tentang elite yang korup dan terputus dari realitas rakyat.
    Ketika Affan Kurniawan, pengemudi ojek online berusia 21 tahun, tewas terlindas kendaraan taktis polisi, protes semakin masif dan meluas.
    Lebih dari 1.240 orang ditahan, gedung-gedung pemerintah dibakar. Tunjangan kontroversial tersebut akhirnya dihentikan.
    Protes berdarah yang menewaskan 19 demonstran berakhir dengan pengunduran diri Perdana Menteri K.P. Sharma Oli.
     
    Namun, ini bukan kemenangan demokrasi, tapi upaya putus asa untuk menekan tombol reset pada sistem yang telah gagal total.
    Filipina menyajikan inovasi menarik: “lifestyle policing” melalui media sosial. Aktivis menggunakan TikTok dan Instagram untuk menyandingkan foto liburan mewah keluarga politisi dengan gambar korban banjir akibat proyek infrastruktur korup.
    Taktik ini mentransformasi konsep abstrak “korupsi” menjadi ketidakadilan yang kasat mata, viral, dan memicu kemarahan.
    Thailand menghadirkan kompleksitas berbeda. Negara ini memiliki pemilu, parlemen, dan konstitusi (20 konstitusi sejak 1932, tepatnya).
    Namun, ketika partai pemenang pemilu 2023 diblokir membentuk pemerintahan oleh Senat yang ditunjuk militer, rakyat memahami kebenaran pahit: suara mereka tidak berarti.
    Protes yang menuntut reformasi monarki—tabu tertinggi dalam politik Thailand—adalah jeritan frustasi terhadap “veto-krasi” yang membuat demokrasi menjadi sandiwara kosong.
    Bahkan Perancis, benteng demokrasi Barat, tidak kebal. Gerakan “Block Everything” melawan kebijakan penghematan Macron menunjukkan bahwa krisis kepercayaan ini bersifat global, melampaui batas antara demokrasi “muda” dan “matang.”
    Huntington berbicara tentang “efek bola salju”, bagaimana kesuksesan demokratisasi di satu negara menginspirasi tetangganya.
    Spanyol menginspirasi Portugal, Polandia menginspirasi Hongaria. Namun, efek bola salju hari ini berbeda. Ia tidak lagi dibatasi geografis atau membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menyebar.
    Istilah “nepo babies” yang muncul di Filipina dalam hitungan hari diadopsi aktivis Nepal. Taktik “lifestyle policing” menyebar seperti virus lintas benua.
    Solidaritas tidak lagi membutuhkan kedekatan fisik, “Milk Tea Alliance” menyatukan aktivis Thailand, Hong Kong, dan Taiwan melalui meme dan tagar.
    Bola salju modern adalah algoritma yang memviralkan ketidakadilan, mentransformasi kemarahan lokal menjadi pemberontakan global dalam hitungan jam, bukan tahun.
    Jika protes-protes ini bukan gelombang demokratisasi baru, lalu apa? Jawabannya memerlukan paradigma baru.
    Kita sedang menyaksikan apa yang dapat disebut “respons imun demokrasi global”, satu bentuk reaksi organik dari masyarakat sipil terhadap patogen yang menggerogoti demokrasi dari dalam: korupsi sistemik, elite yang terputus, institusi yang membusuk, dan apa yang ilmuwan politik sebut “democratic backsliding” (kemunduran demokrasi).
    Seperti sistem kekebalan tubuh yang menyerang virus, protes-protes ini adalah mekanisme pertahanan terakhir ketika institusi formal gagal.
     
    Ketika parlemen tidak lagi mewakili rakyat, jalanan menjadi parlemen alternatif. Ketika sistem peradilan gagal menghukum koruptor, media sosial menjadi pengadilan rakyat.
    Ketika pemilu tidak menghasilkan perubahan bermakna, protes menjadi satu-satunya “suara” yang didengar.
    Ini menjelaskan mengapa pola yang sama muncul di konteks berbeda. Demonstran di Jakarta dan Paris, meski hidup dalam sistem politik yang sangat berbeda, berbagi frustrasi yang sama: pemerintah tidak responsif, kebijakan menguntungkan elite, dan institusi kehilangan legitimasi. Krisis kepercayaan adalah pandemi politik abad ke-21.
    Implikasi dari diagnosis ini sangat mendalam. Jika tantangan utama bukan lagi membangun institusi demokratis, tetapi mempertahankan kualitas dan legitimasinya, maka resep kebijakan harus berubah total.
    Tidak cukup mengadakan pemilu berkala. Tidak cukup memiliki parlemen dan konstitusi. Demokrasi abad ke-21 harus menemukan cara untuk memulihkan kepercayaan, memerangi korupsi sistemik, dan membuat institusi benar-benar responsif terhadap aspirasi rakyat.
    Protes-protes ini, meski sering berdarah dan kacau, sebenarnya adalah tanda harapan. Masyarakat sipil masih memiliki vitalitas untuk melawan pembusukan.
    Bahwa generasi muda tidak akan diam melihat masa depan mereka dicuri. Bahkan dalam era sinisme politik, masih ada yang peduli untuk berjuang.
    Namun, respons imun saja tidak cukup. Seperti demam yang terlalu tinggi dapat membunuh pasien, protes yang terus-menerus tanpa reformasi institusional dapat menghancurkan tatanan sosial.
    Pertanyaan kritisnya adalah: akankah elite politik di Jakarta, Kathmandu, Manila, Bangkok, dan Paris mendengar peringatan ini dan melakukan reformasi sejati?
    Atau akankah mereka terus bermain sandiwara demokrasi hingga jalanan benar-benar menjadi satu-satunya parlemen yang tersisa?
    Sejarah belum selesai ditulis. Namun satu hal sudah jelas: kita tidak sedang menyaksikan gelombang baru demokratisasi.
    Kita sedang menyaksikan perjuangan untuk jiwa demokrasi itu sendiri, satu bentuk perjuangan antara harapan akan pemerintahan yang akuntabel dan realitas elite yang tercerabut dari akarnya.
    Hasil dari perjuangan ini akan menentukan apakah demokrasi abad ke-21 dapat memperbarui dirinya, atau akan tenggelam dalam krisis kepercayaan yang semakin dalam.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mendag Resmikan Desa BISA Ekspor, Dorong Produk Lokal Tembus Pasar Global

    Mendag Resmikan Desa BISA Ekspor, Dorong Produk Lokal Tembus Pasar Global

    Jakarta

    Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso meresmikan Program Desa Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor di Kabupaten Jembrana, Bali, kemarin. Budi menyebut, Desa BISA Ekspor menjadi gerakan kolaboratif antara pemerintah dan swasta untuk menjadikan desa sebagai motor penggerak ekspor Indonesia.

    “Hari ini, kita bersinergi meluncurkan Program Desa BISA Ekspor. Keberhasilan ekspor tidak bisa dicapai sendirian, melainkan melalui kerja sama erat pemerintah, swasta, koperasi, dan masyarakat. Mari kita bersama-sama menjadikan desa sebagai motor penggerak ekspor Indonesia,” ujar Budi dalam keterangan tertulis, Rabu, (10/9/2025).

    Menurut Budi, Desa BISA Ekspor yang merupakan kolaborasi Kementerian Perdagangan, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Pertanian, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank, Astra, serta pihak-pihak terkait lainnya dapat menggali potensi produk unggulan lokal yang ada di desa. Program ini diyakini akan membawa kesejahteraan nyata bagi masyarakat desa.

    “Saat ini, kita patut berbangga karena beberapa desa telah berhasil mengekspor produk mereka. Ini adalah capaian awal yang membanggakan dan semoga terus meningkat di masa mendatang,” kata Budi.

    Selain itu, program Desa BISA Ekspor menyinergikan berbagai inisiatif pemerintah yang telah lebih dulu berjalan, meliputi Program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (BISA Ekspor) dari Kemendag; Program Desa Ekspor dari Kemendes PDT; Program Desa Organik dari Kementerian Pertanian; Program Desa Devisa dari LPEI; serta Program Desa Sejahtera Astra.

    Ke depannya, Budi berharap Program Kampung Nelayan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) diharapkan dapat bergabung dalam program ini. Budi menjelaskan, hingga September 2025, pemerintah bersama mitra-mitra strategis berhasil memetakan 2.357 desa ke dalam dua klaster. Tercatat, 741 desa masuk dalam Klaster 1 yang sudah siap ekspor, sementara 1.616 desa berada di Klaster 2 yang butuh pendampingan untuk menjadi siap ekspor.

    “Kemendag bersama Kemendes PDT, Kementan, LPEI, dan Astra telah memetakan 2.357 desa. Sebanyak 741 desa terkategori siap ekspor dan sisanya desa yang perlu pembinaan lanjutan. Semua ini akan difasilitasi dengan pelatihan, klinik bisnis, hingga dukungan agregator dari BUMN dan sektor swasta,” terang Budi.

    Di kesempatan yang sama, Wamendes PDT, Ariza Patria mengatakan saat ini setidaknya ada lebih dari 55.941 Badan Usaha Milik (BUM) Desa aktif dan 80.000 lebih KDMP yang mengelola berbagai unit usaha. Unit-unit usaha ini termasuk sektor perdagangan, pertanian, peternakan, energi terbarukan, industri kreatif, pariwisata, logistik, hingga layanan publik.

    Ariza menuturkan kehadiran BUM Desa dan KDMP akan menjadi tulang punggung ekonomi desa. Jika dikelola dengan baik, BUM Desa dan KDMP dapat menjadi motor pertumbuhan nasional yang inklusif dan berkeadilan.

    “Hari ini, kita meluncurkan Desa BISA Ekspor, sebuah inisiatif kolaboratif yang telah melakukan pemetaan terhadap lebih dari 2.300 desa binaan dengan klasifikasi desa yang siap ekspor maupun desa yang masih perlu pendampingan,” ujar Ariza.

    Dari Kakao hingga Hortikultura, Produk Desa Devisa Tembus Pasar Dunia

    Foto: dok. Kemendag

    Pelepasan Ekspor Produk Desa Devisa Peluncuran program Desa BISA Ekspor juga ditandai dengan pelepasan ekspor simbolis dari Desa Devisa binaan LPEI. Desa Devisa Kakao Jembrana melepas ekspor kakao fermentasi senilai Rp 2,4 miliar ke Prancis, Desa Devisa Benih Bandeng Buleleng mengekspor benih bandeng senilai Rp45 juta ke Filipina, sementara Desa Devisa Benih Hortikultura Bali mengekspor buah, sayur, dan bunga senilai Rp6 juta ke Singapura.

    Plt. Direktur Eksekutif LPEI, Sukatmo Padmosukarso menjelaskan program perdana di Desa Devisa Kakao Jembrana telah melibatkan 13 desa dan 609 petani, termasuk petani perempuan, yang berfokus pada produk kakao fermentasi. Produk tersebut telah berhasil menembus pasar Prancis, Jerman, Belanda, Belgia, Jepang, dan Australia.

    “Desa Devisa Kakao Jembrana resmi berkolaborasi dengan berbagai kementerian dan lembaga untuk pendampingan berkelanjutan agar semakin mendunia. Melalui sinergi lintas kementerian, pemerintah daerah, dan mitra strategis, kami berkomitmen memastikan desa binaan LPEI mampu meningkatkan produksi sekaligus memperluas pasar global secara berkesinambungan. Manfaatnya tidak hanya berupa peningkatan ekspor, tetapi juga pembentukan ekosistem ekspor yang berkelanjutan, pemberdayaan desa, penciptaan lapangan kerja, serta peningkatan kesejahteraan komunitas lokal,” jelas Sukatmo.

    Sementara itu, Pembina Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS), Agung Widiastuti mengungkapkan pihaknya telah melakukan pendampingan kepada petani kakao di Jembrana untuk meningkatkan kualitas produksi, khususnya pada biji kakao fermentasi (BKF). Upaya ini membuahkan hasil dengan berhasil menembus pasar ekspor ke berbagai negara.

    “Keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran besar Kemendag yang hadir sebagai fasilitator, terutama melalui dukungan Atase Perdagangan RI yang menjadi jembatan penting dalam memperluas akses pasar global,” kata Agung.

    Agung menambahkan, Koperasi KSS berhasil menjalin kolaborasi dengan produsen cokelat ternama dunia, yaitu Valrhona di Perancis. Kendala regulasi ekspor yang sempat dihadapi dapat diatasi berkat fasilitasi penuh Atase Perdagangan RI di Paris.

    “Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi koperasi lokal dengan pemerintah mampu mengangkat potensi kakao Jembrana ke pasar internasional,” imbuh Agung.

    Kolaborasi Lintas Pihak untuk Ekspor Desa Berkelanjutan

    Sebagai wujud dukungan, telah diluncurkan pula Logo Desa BISA Ekspor. Logo Desa BISA Ekspor merupakan kombinasi TUNESA (Tunas Desa) dan ANYASA (Anyaman Desa). TUNESA menggambarkan desa sebagai benih dengan daya tumbuh besar. Melalui kolaborasi, digitalisasi, keberanian bertransformasi, peran pemerintah dan swasta, benih desa dapat berkembang menjadi kekuatan ekonomi bangsa yang mampu bersaing di pasar global.

    ANYESA menggambarkan simpul yang kuat seperti desa, pelaku usaha, pemerintah, swasta dan mitra global yang terhubung dalam satu ekosistem kolaboratif. Selain itu terdapat Dashboard Desa BISA Ekspor yang menyajikan data komoditas dari setiap desa di seluruh Indonesia. Dashboard ini akan terus diperbarui sehingga mampu menampilkan data suplai yang akurat dan transparan, sekaligus menjadi panduan penting bagi pelaku usaha khususnya agregator, pemerintah dan pembina desa.

    Lebih rinci, penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Berdayakan Desa Dalam ditandatangani oleh oleh Kemendag, Kemendes PDT, dan LPEI terkait pemberdayaan desa dalam pengembangan ekspor nasional. Kerja sama ketiga lembaga juga akan meliputi fasilitasi pengembangan desa melalui empat pilar pendampingan, yaitu peningkatan sumber daya ekspor; promosi produk ke pasar global; perluasan akses permodalan atau pembiayaan; serta penguatan logistik, rantai pasok, dan digitalisasi.

    Dalam perjanjian ini, beberapa ruang lingkup strategis diikutsertakan, termasuk pertukaran data dan informasi antarinstansi sebagai dasar pengembangan desa berorientasi ekspor, pemetaan dan klasterisasi desa ekspor yang dilakukan sesuai pedoman yang telah ditetapkan, serta penetapan desa percontohan yang akan menjadi model pembinaan Desa BISA Ekspor.

    Para pihak juga sepakat mendorong kemitraan pemasaran dalam ekosistem ekspor desa dan membuka ruang bagi berbagai kegiatan lain yang relevan dengan aktivitas pengembangan ekspor.

    Selanjutnya, untuk desa yang sudah siap ekspor, sejumlah langkah promosi telah dilakukan, meliputi integrasi data 15 eksportir dan agregator ke dalam platform ekspor INAEXPORT milik Kemendag agar dapat dihubungi calon buyer luar negeri, memfasilitasi business pitching antara 31 perusahaan eksportir dan perwakilan perdagangan RI di luar negeri, serta penjajakan bisnis (business matching) antara dua eksportir desa dan buyer asal India dan Australia.

    Sementara itu, desa yang perlu pembinaan lanjutan akan mendapatkan pendampingan intensif untuk memperkuat ekosistem ekspor. Program ini meliputi pengembangan kualitas dan kuantitas produk, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), perluasan akses pemasaran, dukungan pembiayaan, serta pendampingan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing desa.

    Turut hadir pada acara ini, yaitu Wamendes PDT Ahmad Riza Patria, Direktur Jenderal (Dirjen) Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Fajarini Puntodewi, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Iqbal Shoffan Shofwan, Irjen Kemendag Putu Jayan Danu Putra, Sekretaris Jenderal Kemendes Taufik Madjid, Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Daerah Tabrani, Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta, Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna, Plt. Direktur Eksekutif LPEI Sukatmo Padmosukarso, serta Head of Corporate Social Responsibility Astra Diah Suran Febrianti.

    (prf/ega)

  • 5 Produk Apple yang Baru Rilis: iPhone 17 hingga AirPods Pro 3

    5 Produk Apple yang Baru Rilis: iPhone 17 hingga AirPods Pro 3

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple merilis sejumlah produk baru pada Selasa malam (9/9/2025). Salah satunya adalah debut seri ponsel anyar iPhone 17, termasuk kehadiran model Air yang menjadi HP tertipis milik perusahaan.

    Selain ponsel, Apple juga menghadirkan beberapa model jam pintar baru. Airpods Pro 3 ikut diluncurkan tadi malam.

    Berikut rangkuman semua perangkat yang diluncurkan Apple:

    iPhone 17

    Foto: Seorang wanita mengambil gambar produk Apple selama acara Apple di Steve Jobs Theater di Cupertino, California, AS, 9 September 2025. (REUTERS/Manuel Orbegozo)
    Seorang wanita mengambil gambar produk Apple selama acara Apple di Steve Jobs Theater di Cupertino, California, AS, 9 September 2025. (REUTERS/Manuel Orbegozo)

    Apple seakan membawa angin segar untuk iPhone 17. Karena perusahaan melakukan perubahan signifikan, jajaran produk, hingga beberapa signifikan pada seri tersebut.

    Kali ini, Apple menghadirkan model Air yang memiliki ketebalan hanya 5,6 mm. Selain itu desain pelat kamera juga mengalami perubahan tak lagi berbentuk kotak seperti seri-seri sebelumnya.

    Untuk kameranya sendiri, iPhone 17 memiliki kamera utama 48MP Fusion dengan telefoto zoom optik 2x dan ultrawide 48MP. Pada seri Pro, terdapat tiga kamera yang semuanya beresolusi 48MP dan memiliki kemampuan zoom optik 8x serta zoom digital 40x.

    Chipsetnya, Apple menyematkan A19 untuk model dasar sementara A19 Pro untuk varian Air, pro dan Pro Max dengan fabrikasi 3nm.

    Berikut harga semua model iPhone 17 saat diluncurkan tadi malam:

    iPhone 17 mulai US$799 (Rp13 jutaan)

    iPhone 17 Air mulai US$999 (Rp16,5 jutaan)

    iPhone 17 Pro mulai US$1.099 (Rp17 jutaan)

    iPhone 17 Pro Max mulai US$1.199 (Rp18,5 jutaan)

    Airpods Pro 3

    Foto: YouTube Apple
    AirPods Pro 3

    Aipord Pro 3 dilengkapi dengan Adaptive EQ generasi berikutnya, untuk mengubah respons bass, memperluas jangkauan suara dan menghadirkan suara yang lebih jernih pada frekuensi yang lebih tinggi untuk musik, acara dan panggilan.

    Mikrofon perangkat mengalami peningkatan dengan kebisingan sangat rendah. Adapula Voice Isolation untuk mengurangi suara dari lara belakang dan saat menelepon serta fitur Adaptive Audio yang mengkombinasikan Active Noice Cancellation dengan Transparency pada level berikutnya untuk suara terdengar lebih alami.

    AirPods Pro 3 memiliki fitur terjemahan langsung dalam beberapa bahasa yakni Inggris, Perancis, Jerman, Portugis, dan Spantol. Pada akhir tahun akan diperluas yakni Italia, Jepang, Korea dan China.

    Perangkat ini dijual dengan harga US$249 atau Rp 4 jutaan.

    Watch SE 3

    Foto: YouTube Apple
    Apple Watch SE

    Apple menghadirkan sejumlah fitur untuk Watch SE3, seperti skor tidur, pemberitahuan gejalan sleep apnea, dan sensor suhu tubuh. Selain itu juga ada fitur kebugaran workout buddy untuk memberikan motivasi yang dipersonalisasi.

    Selain itu, Watch SE3 dilengkapi layar Always-on dan kaca penutup yang 4 kali lebih tahan retas dari generasi sebelumnya. Sementara baterainya diklaim tahan hingga 18 jam dan disematkan pengisian daya cepat untuk pertama kalinya.

    Apple Watch SE 3 tersedia dengan ukuran 40 mm dan 44 mm dengan warna midnight dan starlight alumunium. Harganya dimulai dari US$249.

    Watch Series 11

    Foto: YouTube Apple
    Apple Watch Series 11

    Watch Series terbaru ini memiliki baterai yang tahan hingga seharian. Selain itu terdapat dukungan pengisian daya cepat, dengan 15 menit charger juga bisa digunakan hingga 8 jam.

    Apple juga menyematkan sejumlah fitur termasuk skor tidur dan juga workout buddy. Pengguna juga bisa mendengarkan musik dan podcast dengan menyiapkannya melalui aplikasi Olahraga.

    Pada Watch Seri 11 memiliki tali jam dengan opsi warna termasuk forest, neon yellow, anchor blue, dan purple fog. Ukuran layar mulai dari 42 mm dan 46mm dengan warna jet black, rose gold, silver dan space gray alumunium.

    Harganya dijual mulai dari US$399 (Rp 6,5 jutaan) untuk versi GPS berukruan 42mm.

    Watch Ultra 3

    Foto: YouTube Apple
    Apple Watch Ultra 3

    Watch Ultra 3 menghadirkan fitur yang lebih premium dibandingkan kedua jam tangan lain. Misalnya memiliki daya tahan baterai 42 jam dan 72 jam saat dalam mode daya rendah.

    Produk ini juga dilengkapi dengan pengisian daya cepat, saat mengisi 15 menit diklaim bisa tahan hingga 12 jam.

    Selain sejumlah fitur olahraga dan kesehatan, Watch Ultra 3 juga dilengkapi fitur komunikasi satelit dua arah bawaan. Jadi tetap bisa terhubung saat beraktivitas di daerah dengan jaringan yang tidak terlalu baik.

    Watch Ultra 3 hadir dengan warna natural dan black titanium. Di Amerika Serikat (AS) produk ini dijual mulai dari US$799 (Rp 13,1 jutaan).

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 8 Rekomendasi Situs Manhwa Web Terbaik yang Legal dan Lengkap

    8 Rekomendasi Situs Manhwa Web Terbaik yang Legal dan Lengkap

    Jakarta

    Membaca komik menjadi hiburan tersendiri bagi kebanyakan orang untuk mengisi waktu luang. Apalagi belakangan ini, ada beragam judul komik mancanegara yang seru dan menarik. Salah satunya yang banyak diminati adalah komik manhwa asal Korea.

    Saat ini ada berbagai situs manhwa web legal dengan terjemahan yang bisa diakses melalui browser. Berikut beberapa rekomendasi situs manhwa web legal yang buat detikers yang hobi baca manhwa.

    8 Rekomendasi Situs Manhwa Web Legal

    Dikutip dari laman BalTimes dan Learning Today, berikut deretan situs manhwa web legal terbaik dengan koleksi judul manhwa yang lengkap:

    1. Tapas

    Tapas merupakan situs baca manhwa online yang menawarkan berbagai genre manhwa. Mulai dari fantasi, drama, romance, misteri, slice of life, komedi, action, dan masih banyak lagi.

    Di situs ini, pembaca bisa mengumpulkan poin untuk membuka tiap episode komik dengan syarat sudah menonton video atau mengundang teman. Situs ini juga memberikan hadiah poin bagi pengguna baru apabila login berturut-turut selama 7 hari.

    2. Tappytoon

    Situs Tappytoon tidak hanya menyediakan manhwa, tapi juga menawarkan berbagai judul novel. Keunggulan lainnya adalah pembaca bisa mendapatkan fitur tiket gratis dan Time Till Free, untuk mengakses tiap bab komik yang terkunci secara gratis. Sayangnya, situs Tappytoon baru menyediakan terjemahan dalam Bahasa Inggris, Perancis, dan Jerman.

    3. Lezhin Comics

    Lezhin comics adalah situs manhwa web yang menawarkan lebih banyak koleksi manhwa ‘dewasa’ dibanding platform sejenis lainnya. Melalui platform ini, pembaca dapat menikmati konten manhwa berkualitas tinggi dalam bahasa Inggris, Jepang, dan Korea. Untuk bab komik yang terkunci, pembaca bisa membukanya secara gratis selama 24 jam menggunakan fitur ‘Wait Until Free’ yang tersedia pada platform ini.

    4. Webtoon

    Webtoon merupakan platform baca komik legal ciptaan perusahaan Korea, Naver Corporation, yang populer digunakan di Indonesia. Saat ini, ada berbagai judul manhwa Korea terkenal yang dirilis di Webtoon dan sudah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Detikers bisa mengakses platform Webtoon melalui browser ataupun mengunduh aplikasinya di App store dan Play Store.

    5. Manta Comics

    Manta comics juga termasuk salah satu platform manhwa web milik perusahaan korea, yang diluncurkan tahun 2020. Walaupun termasuk pendatang baru, konten manhwa di platform ini terbilang cukup lengkap. Lebih asyiknya lagi, pembaca bisa menikmati berbagai variasi komik manhwa tanpa gangguan iklan.

    6. Toomics

    Platform Toomics bisa menjadi solusi bagi detikers yang ingin membaca manhwa dengan aman dan legal. Laman Toomics menghadirkan karya manhwa bergenre action, fantasi, horror, dan sejarah dengan lisensi resmi. Judul manga Jepang dan manhwa Korea terbaru juga bisa ditemukan disini.

    7. MangaDex

    Lagi kehabisan stok bacaan manhwa? Tenang saja, karena di website ini kamu bisa bebas mengeksplor lebih dari 10.000 konten manhwa secara gratis dan terjamin aman. Legalitas situs Mangadex juga tak perlu diragukan. Meski merupakan platform gratis, website ini tetap memberikan hak royalti kepada para komikus dengan menyalurkan donasi dan dana yang didapat dari pembaca.

    8. Netcomics

    Netcomics adalah situs manhwa web populer yang direkomendasikan khususnya bagi pemula. Di sini pengguna bisa menemukan beragam koleksi manhwa Korea, mulai dari yang populer hingga yang underrated atau masih jarang dibaca. Beda dengan platform manhwa pada umumnya, Netcomics menerapkan sistem rental yaitu, pembaca dapat menyewa bacaan manhwa dalam waktu 72 jam dengan harga terjangkau.

    Nah, itu dia sejumlah situs manhwa web legal terbaik dan terlengkap yang bisa jadi referensi bagi detikers penggemar manhwa. Untuk saat ini, sebagian besar website di atas hanya menyediakan terjemahan dalam Bahasa Inggris.

    (fyk/fay)

  • Pindah ke Lille, Calvin Verdonk Buat Sejarah Jadi Pemain Indonesia Pertama di Ligue 1

    Pindah ke Lille, Calvin Verdonk Buat Sejarah Jadi Pemain Indonesia Pertama di Ligue 1

    JAKARTA – Calvin Verdonk sudah dipastikan bergabung dengan klub Ligue 1, LOSC Lille. Kepindahan ini mencatatkan sejarah bahwa ia menjadi pemain Indonesia pertama yang berkarier di kompetisi teratas Perancis tersebut.

    Verdonk sudah menjalani pertandingan terakhirnya bersama NEC Nijmegen pada Minggu, 31 Agustus 2025. Namun, penutupan itu tak berjalan manis karena timnya kalah 2-3 melawan Fortuna Sittard.

    Setelah pertandingan Sittard vs NEC, Verdonk langsung terbang ke Lille, Perancis, untuk melakukan tes kesehatan sebelum benar-benar berseragam klub barunya itu.

    “Saya akan terbang ke sana (Perancis) langsung hari ini. Kemudian, saya akan menjalani tes medis (Senin, 1 September 2025).”

    “Saya pikir saya siap untuk langkah selanjutnya, keluar dari zona nyaman saya. Saya benar-benar penasaran,” ucap Verdonk dikutip dari ESPN, Senin, 1 September 2025.

    Meski sudah mencapai kesepakatan dengan Lille akhir pekan lalu, Verdonk nyatanya masih memaksa untuk tetap memperkuat NEC ketika menghadapi Fortuna Sittard.

    “Saya tidak melihat ada masalah mengenai kondisi fisik. Saya ingin mengakhiri di klub dengan catatan baik dan tentu saya berbicara dengan pelatih (Dick Schreuder).”

    “Pelatih membutuhkan saya dan mengatakan saya harus bermain. Saya punya hubungan baik dengan pelatih. Jadi, saya harus melakukan apa yang dikatakan pelatih,” ujar Verdonk.

    Untuk kepindahan Verdonk, Lille dan NEC Nijmegen dikabarkan mencapai kata sepakat di angka 3 juta euro atau setara Rp57,9 miliar. Verdonk pun akan menjadi pemain pertama Indonesia yang bermain di klub Ligue 1.

    Usai menyelesaikan kepindahan ke Lille, Verdonk akan langsung terbang ke Surabaya untuk memperkuat Timnas Indonesia melawan China Taipei dan Lebanon pada FIFA Matchday.

    Dua laga itu dijadwalkan akan berlangsung pada 5 dan 9 September 2025 di Stadion Gelora Bung Tomo. Dua uji coba itu dilakukan sebagai persiapan untuk Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Oktober 2025.

  • Debut Alwi Farhan di Kejuaraan Dunia 2025 Berjalan Mulus

    Debut Alwi Farhan di Kejuaraan Dunia 2025 Berjalan Mulus

    JAKARTA – Alwi Farhan menjalani debut di Kejuaraan Dunia BWF 2025 (BWF World Championships 2025) dengan gemilang.

    Tunggal putra Indonesia itu mengalahkan wakil Vietnam Nguyen Hai Dang dua gim langsung dengan skor 22-20 dan 21-13 di Adidas Arena, Paris, Perancis, Selasa, 26 Agustus 2025, malam WIB.

    Alwi harus bangkit pada gim pertama. Sempat kejar-mengejar angka, pebulu tangkis 20 tahun itu tertinggal di interval 9-11.

    Dia lalu tertinggal jauh dari Nguyen Hai Dang dengan selisih 9-16. Namun, setelah mendapat poin ke-10, perlahan Alwi mengejar.

    Dia menyetop perolehan poin Nguyen Hai Dang di angka 19 dan meraih empat poin beruntun untuk menyamakan kedudukan.

    Keduanya kemudian bersaing sengit pada poin-poin akhir hingga akhirnya memaksa deuce. Pada momen ini, Alwi berhasil tampil tenang untuk mendapat dua angka beruntun yang menutup set pertama.

    Pada set kedua, Alwi yang belajar dari gim pertama sudah menemukan permainan terbaik. Dia benar-benar tak memberikan kesempatan tunggal Vietnam itu berkembang.

    Sepanjang gim kedua, poin Alwi benar-benar tak bisa diidentikkan oleh Nguyen Hai Dang.

    Kemenangan itu membawa Alwi ke babak kedua untuk menghadapi tunggal China Taipei, Lin Chun-yi, yang merupakan unggulan ke-12 di turnamen.

    Tak lama setelah kemenangan Alwi Farhan, Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi juga berhasil melangkah ke babak kedua Kejuaraan Dunia 2025 usai menekuk ganda putri Skotlandia Julie Macpherson/Ciara Torrance dua gim langsung, 21-14 dan 21-17.

    Indonesi masih bisa menambah tiket ke babak kedua turnamen melalui Putri Kusuma Wardani yang belum bermain.

    Sejauh ini, hanya Anthony Sinisuka Ginting yang tersingkir di babak pertama Kejuaraan Dunia 2025 dari 12 wakil Indonesia yang turun.

  • Negara Barat Sudah Kecanduan Produk China, Ini Buktinya

    Negara Barat Sudah Kecanduan Produk China, Ini Buktinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – TikTok, aplikasi di bawah ByteDance asal China, dicintai banyak orang di negara Barat. Di tengah ancaman pemblokiran di Amerika Serikat (AS), ternyata antusiasme masyarakat negara-negara Eropa terhadap TikTok tak ciut.

    Pendapatan TikTok dilaporkan mengalami kenaikan signifikan di pasar Eropa. Laporan Companies House menyebutkan pendapatan TikTok di luar AS melonjak 38% menjadi US$6,3 miliar atau Rp 102,3 triliun.

    Platform besutan ByteDance itu mengantongi pendapatan lebih dari dua kali sejak 2022 lalu di Inggris, Amerika Latin, dan Eropa, dikutip dari Forbes, Senin (25/8/2025).

    Pada tahun 2024, kerugian sebelum pajaknya menyempit menjadi US$616 juta (Rp 10 triliun). Ini turun dari US$1,47 miliar (Rp 23,8 triliun) setahun sebelumnya.

    Semua ini terjadi saat AS memerintahkan ByteDance menjual TikTok untuk operasional di negara tersebut atau diblokir. Namun perintah tersebut belum dilakukan, sebab Presiden AS Donald Trump sudah berulang kali menangguhkannya.

    TikTok juga mendapatkan banyak tuntutan hukum. Bahkan perusahaan mengalokasikan US$1 miliar (Rp 16,2 triliun) untuk menutupi denda di masa depan dari pemerintah Eropa.

    Komisi Eropa membuka proses hukum pada TikTok akhir tahun lalu. Lembaga itu menuding platform berbagi video gagal mengurangi risiko integritas pemilu dengan mengizinkan akun palsu memiliki dampak hasil pemilu presiden 2024.

    Sementara regulator Inggris tengah melakukan penyelidikan apakah TikTok menyalahgunakan data anak-anak. Di Spanyol, otoritas setempat menyelidiki dugaan perusahaan terlibat pada penargetan iklan ilegal serta parlemen Perancis memeriksa bahaya aplikasi pada psikologis anak.

    TikTok juga diminta membayar denda US$1 miliar pada April lalu oleh otoritas perlindungan data Irlandia. Lembaga itu melakukan penyelidikan apakah ByteDance memfasilitas akses tidak sah dari China untuk data pengguna di Eropa.

    TikTok menanggulangi masalah ini dengan inisiatif Project Clover. Perusahaan meluncurkan pusat data di Norwegia pada awal tahun dan rencana pembangunan pusat data kedua di Finlandia.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]