Negara: Palestina

  • Houthi Yaman Ancam Gempur Israel Jika Agresi ke Jalur Gaza Lanjut

    Houthi Yaman Ancam Gempur Israel Jika Agresi ke Jalur Gaza Lanjut

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok pemberontak Houthi di Yaman bersumpah akan menyerang Israel habis-habisan jika Tel Aviv kembali melancarkan agresi militernya ke Jalur Gaza Palestina ketika masa gencatan senjata berakhir.

    “Kami tak akan ragu untuk memperluas operasi militer terhadap entitas Israel termasuk target-target yang tidak akan mereka sangka di darat dan laut,” ucap juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, dalam unggahannya di X pada Jumat (1/12).

    Ancaman itu diutarakan Houthi menyusul pernyataan Perdana Menteri Israel Netanyahu yang berjanji peperangan akan tetap berlanjut ketika gencatan senjata selesai.

    Netanyahu bersumpah bahwa Israel akan “berjuang sampai akhir”.

    “Selama beberapa hari terakhir saya telah mendengar pertanyaan ‘akan kah Israel kembali berperang setelah memaksimalkan fase pembebasan warga kami yang disandera? Jadi jawaban saya tegas: Ya,” kata Netanyahu pada Rabu (29/11) seperti dikutip CNN.

    “Ini adalah kebijakan saya, seluruh kabinet mendukungnya, seluruh pemerintah Israel mendukungnya, tentara Israel mendukungnya, rakyat pun mendukungnya. Itu lah yang akan kami lakukan,” paparnya menambahkan.

    Militer Israel bahkan menyatakan bakal menggempur lagi Gaza dari segala sisi baik darat, laut, maupun udara.

    Sementara itu, Houthi memang sudah ikut-ikutan menyerang Israel sejak negara Zionis itu melancarkan agresi brutal ke Jalur Gaza pada 7 Oktober lalu. Agresi Israel ini terjadi imbas serangan dan penyanderaan yang dilakukan milisi Hamas di hari yang sama.

    Dikutip Al Jazeera, Houthi mengklaim telah menyerang wilayah utara Israel sebanyak lebih dari tiga kali sejak 7 Oktober lalu. Baru-baru ini, Houthi juga membajak sebuah kapal kargo Israel di lepas pantai Yaman.

    Saree sebelumnya menyatakan serangan ini ditujukan untuk kemenangan bangsa Palestina.

    “Kami akan terus melakukan operasi militer untuk mendukung rakyat Palestina, hingga agresi Israel di Gaza berhenti,” kata Saree seperti dikutip Reuters.

    Houthi bahkan mengultimatum Israel bahwa kelompoknya akan melancarkan serangan susulan yang lebih dahsyat ke negara itu dengan menembakkan rudal balistik dalam jumlah besar.

    Houthi masih menduduki Ibu Kota Sanaa di Yaman setelah melancarkan kudeta dan pemberontakan pada akhir 2014 hingga memicu perang sipil di negara tersebut hingga hari ini.

    Kelompok Houthi menguasai sebagian besar wilayah utara dan pusat populasi besar lainnya di Yaman. Sementara itu, pemerintah yang diakui secara internasional bermarkas di Aden.

    Houthi merupakan milisi yang tergabung dalam “Poros Perlawanan”, kelompok-kelompok militan di Timur Tengah yang diyakini didukung oleh Iran.

    Houthi memang telah lama mendukung Palestina dan menentang Israel serta sekutunya, terutama Amerika Serikat.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Israel Beri Syarat Gencatan sampai Selandia Baru soal Pilot Susi Air

    Israel Beri Syarat Gencatan sampai Selandia Baru soal Pilot Susi Air

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perpanjangan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza Palestina masih menjadi perhatian pemberitaan global.

    Tanggapan terbaru Selandia Baru soal penyanderaan pilot Susi Air, Philip Mehrtens, oleh KKB Papua juga tak luput dari sorotan. Berikut kilas berita internasional pada Kamis (30/1):

    Israel Sebut Syarat jika Gencatan Senjata Mau Terus Diperpanjang

    Israel mengungkapkan syarat-syarat yang diperlukan jika kelompok perlawanan Palestina, Hamas, ingin terus memperpanjang gencatan senjata.

    Penasihat senior Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Mark Regev mengatakan posisi mereka soal perpanjangan gencatan senjata “sangat jelas.”

    “Setiap hari, kami sepakat memperpanjang [gencatan senjata] untuk pembebasan 10 sandera. [Sebanyak] 10 sandera yang masih hidup,” kata Regev pada Kamis (30/11) kepada CNN.

    Hamas Klaim Tanggung Jawab atas Penembakan di Yerusalem

    Kelompok Hamas mengaku bertanggung jawab atas penembakan di Yerusalem yang menewaskan setidaknya tiga orang dan melukai belasan lainnya, Kamis (30/11).

    Dalam sebuah pernyataan yang dirilis beberapa jam usai insiden, Hamas menyebut serangan itu merupakan “tanggapan alami terhadap kejahatan penjajah (Israel) yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza dan terhadap anak-anak di Jenin (Tepi Barat, Palestina).”

    Hamas menyebut dua pelaku penembakan yakni dua bersaudara Murad Nemr (38) dan Ibrahim Nemr (30). Mereka adalah anggota sayap bersenjata Hamas yang berbasis di Yerusalem Timur, demikian dikutip dari AFP.

    Selandia Baru Buka Suara soal 9 Bulan Pilot Susi Air Disandera OPM

    Selandia Baru buka suara soal salah satu warganya yang merupakan pilot Susi Air, Philip Mehrtens, masih disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) sejak Februari 2022 atau sembilan bulan lalu.

    Mehrtens merupakan warga negara Selandia Baru yang menikah dengan warga negara Indonesia beberapa tahun lalu. Ia diculik OPMpada 7 Februari sesaat setelah mendaratkan pesawat di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

    juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan (MFAT) Selandia Baru mengatakan pihaknya masih terus mengupayakan segala cara untuk membebaskan Mehrtens dengan selamat dan aman, termasuk bekerja sama dengan otoritas Indonesia.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Iron Dome Israel Siaga di Tengah Gencatan Senjata Gaza, Ada Apa?

    Iron Dome Israel Siaga di Tengah Gencatan Senjata Gaza, Ada Apa?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel disebut telah mengaktifkan kembali sistem pertahanan rudal Iron Dome, di wilayah Israel selatan pada Kamis (30/11) malam waktu setempat.

    Pengaktifan sistem Iron Dome Israel dilakukan di hari ketujuh gencatan senjata dengan kelompok Hamas di Gaza.

    Dilansir Al Jazeera, belum diketahui apa yang memicu pengaktifan kembali sistem pertahanan tersebut.

    Namun saat ini gencatan senjata, yang di dalamnya termasuk kesepakatan jeda pertempuran di seluruh wilayah Gaza, masih berlangsung.

    Mediator kesepakatan yakni Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat juga disebut tengah melakukan perundingan secara intens, demi memperpanjang gencatan senjata dan membebaskan lebih banyak sandera Israel dan tahanan Palestina.

    Pengaktifan Iron Dome dilakukan nyaris sebulan usai sistem pertahanan Israel itu terekam mengalami malafungsi dan menyerang situs-situs di Tel Aviv.

    Middle East Monitor melaporkan rudal pencegat yang diluncurkan dari sistem perlindungan udara itu berputar-putar di langit dan mendarat di Kota Rishon LeZion, selatan Tel Aviv, hingga merusak bangunan setempat pada 6 November lalu.

    Israel tercatat punya sepuluh baterai Iron Dome yang ditempatkan di seluruh negeri untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur penting. Masing-masing baterai mampu mempertahankan hingga hampir 60 mil persegi tanah.

    Sistem pertahanan itu ditugaskan untuk mencegat ancaman yang diluncurkan dari jarak hingga 43 mil.

    (dna/dan)

  • Gencatan Senjata Hari ke-7, Hamas Bebaskan 8 Sandera Israel

    Gencatan Senjata Hari ke-7, Hamas Bebaskan 8 Sandera Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Total delapan sandera Israel telah dibebaskan kelompok Hamas pada Kamis (30/11) malam waktu setempat, di menit-menit terakhir gencatan senjata Gaza.

    Dua sandera perempuan telah dibebaskan terlebih dahulu pada hari yang sama, dan telah diserahkan ke militer Israel. Dua sandera itu diidentifikasi sebagai Mia Schem (21) dan Amit Soussana (40) yang juga memiliki kewarganegaraan Prancis.

    Beberapa jam berselang, enam sandera kembali dilepas Hamas dan diserahkan kepada Palang Merah. Dalam tayangan di televisi memperlihatkan beberapa perempuan muda berjalan menuju ambulans, usai tiba di wilayah Israel.

    Enam sandera yang baru dibebaskan terdiri dari empat orang dewasa dan dua remaja yang merupakan warga Arab Bedouin di Israel.

    Meskipun Israel mengharuskan Hamas melepaskan 10 sandera setiap hari untuk melanjutkan gencatan senjata, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan hanya delapan sandera yang akan dibebaskan pada Kamis, sementara Israel akan membebaskan 30 warga Palestina.

    Para pejabat Israel juga telah menerima delapan alih-alih 10 sandera, sebab pada hari sebelumnya Hamas telah membebaskan 12 sandera termasuk dua perempuan berkewarganegaraan Israel-Rusia.

    Saat ini, gencatan senjata di Gaza telah memasuki hari ketujuh sejak dimulai pada Jumat (24/11) lalu. Mediator kesepakatan gencatan senjata yakni Mesir dan Qatar, saat ini disebut masih terus mengupayakan perpanjangan jeda pertempuran, demi membebaskan lebih banyak sandera dan tahanan dari penjara Israel.

    Sejauh ini, seperti dilansir Reuters, Hamas telah membebaskan 97 sandera selama gencatan senjata. Di antaranya 70 perempuan, remaja, dan anak-anak Israel, ditambah 27 sandera warga negara asing yang dibebaskan berdasarkan perjanjian paralel dengan pemerintah masing-masing.

    Sementara itu, Israel telah membebaskan 210 tahanan Palestina dari ribuan warga sipil yang ditahan di penjara-penjara Israel selama beberapa tahun terakhir.

    (dna/dan)

    [Gambas:Video CNN]

  • WNI Relawan Beber Kondisi di Gaza Lebih Tenang selama Gencatan Senjata

    WNI Relawan Beber Kondisi di Gaza Lebih Tenang selama Gencatan Senjata

    Jakarta, CNN Indonesia

    Fikri Rofiul Haq, warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi relawan di Jalur Gaza, Palestina, mengungkap kondisi daerah kantong itu di saat gencatan senjata dengan Israel berlangsung nyaris sepekan ini.

    Ia mengatakan tidak ada serangan-serangan dari pasukan militer Israel di Gaza, terutama di wilayah selatan tempatnya tinggal, berbeda dari sebelumnya. Selain itu, tidak ada pula penangkapan warga.

    Fikri hingga kini memutuskan tetap di Gaza bersama Reza Aldilla Kurniawan, sesama relawan WNI, usai dievakuasi dari Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya. RS tersebut hancur akibat gempuran dan serbuan Israel.

    “Seperti sekolahan-sekolahan pengungsi lainnya, tidak ada penangkapan karena tentara mereka banyak ditarik mundur dalam gencatan senjata ini. Serangan masih belum terdengar,” kata Fikri kepada CNNIndonesia.com, Kamis (30/11).

    Fikri berujar yang terjadi saat ini di Gaza ialah pembebasan tawanan Hamas. Namun demikian, ia tidak mengetahui pasti soal pembebasan tersebut lantaran hal itu terjadi kota Khan Younis.

    “Pembebasan tawanan Hamas baru terjadi di Jalur Gaza. Sampai saat ini aku juga masih mencari lokasinya. Soalnya, aku lihat di Al Jazeera [pembebasan] di kota Khan Younis, sedangkan aku ada di sini [di sekolah dekat rumah sakit Eropa],” ucap dia.

    Sejak Israel dan kelompok Hamas melakukan gencatan senjata pada 24 November, kedua pihak memang sepakat untuk tidak saling serang dan menangkap warga sipil.

    Israel dan Hamas juga sepakat untuk membebaskan ratusan sandera atau tahanan dari masing-masing pihak sebagai bagian dari kesepakatan jeda pertempuran.

    Hamas sejauh ini telah membebaskan 97 sandera, yang terdiri dari perempuan dan anak-anak warga Israel maupun warga negara asing. Sementara, Israel telah melepaskan total 210 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara negara itu.

    Namun, di tengah gencatan senjata di Gaza ini, pasukan Negeri Zionis nyatanya masih tetap menyerang Palestina dan menewaskan sejumlah orang, termasuk dua anak usia 8 tahun dan 15 tahun. Keduanya tewas dalam serangan Israel di Tepi Barat.

    Israel memang ‘mengalihkan’ serangan mereka ke Tepi Barat selama gencatan senjata dengan Hamas berlangsung.

    Pada Rabu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan menegaskan bakal melanjutkan peperangan di Jalur Gaza jika gencatan senjata dengan Hamas berakhir.

    “Selama beberapa hari terakhir saya telah mendengar pertanyaan ‘akan kah Israel kembali berperang setelah memaksimalkan fase pembebasan warga kami yang disandera?’ Jadi jawaban saya tegas: Ya,” kata Netanyahu pada Rabu (29/11).

    “Ini adalah kebijakan saya, seluruh kabinet mendukungnya, seluruh pemerintah Israel mendukungnya, tentara Israel mendukungnya, rakyat pun mendukungnya. Itu lah yang akan kami lakukan,” paparnya menambahkan.

    Hingga kini, agresi Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 15.000 warga Palestina, termasuk lebih dari 6 ribu anak-anak dan lebih dari 4 ribu perempuan.

    (blq/pra)

  • Elon Musk Tolak Undangan Hamas Kunjungi Gaza Tengok Kekejaman Israel

    Elon Musk Tolak Undangan Hamas Kunjungi Gaza Tengok Kekejaman Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Miliarder raksasa teknologi Elon Musk menolak undangan pentolan kelompok Hamas untuk mengunjungi Jalur Gaza, Palestina, agar bisa menyaksikan hasil kekejaman agresi Israel di wilayah tersebut.

    Penolakan Musk mencuat saat dia membalas unggahan salah satu netizen di X (dulu Twitter) pada Kamis (30/11). Dia menolak undangan karena menilai kondisi Gaza “berbahaya”.

    “Tampaknya sedikit berbahaya ke sana sekarang. Namun, saya yakin betul Gaza yang makmur dalam jangka panjang akan membawa kebaikan,” cuit Musk.

    Kelompok Hamas melalui juru bicaranya, Osama Hamdan, sebelumnya mengundang Elon Musk ke Jalur Gaza agar bisa menyaksikan sendiri kehancuran wilayah tersebut imbas kekejaman Israel.

    “Kami mengundang dia [Musk] untuk menyaksikan sejauh mana pembantaian dan kehancuran yang dilakukan terhadap rakyat Gaza,” ujar Hamdan saat konferensi pes di Beirut, London, pada Selasa (28/11).

    [Gambas:Twitter]

    Undangan ini disampaikan usai Musk mengunjungi wilayah kibbutz bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Kibbutz merupakan wilayah selatan Israel yang menjadi target serangan dadakan Hamas pada 7 Oktober lalu.

    Elon Musk merupakan salah satu miliarder AS yang mendukung agresi Israel dan deklarasi perang mereka ke Hamas.

    “Mereka yang berniat membunuh harus dilucuti. Propaganda untuk melatih orang menjadi pembunuh di masa depan harus dihentikan,” ujar dia.

    Kunjungan Musk ke kibbutz berlangsung saat Israel dan Hamas sedang melakukan gencatan senjata.

    Kedua pihak sepakat melancarkan gencatan senjata pada 24-28 November. Kemudian diperpanjang pada 29-30 November.

    Israel dan Hamas juga kembali sepakat menerapkan gencatan senjata untuk 24 jam ke depan yang dimulai pada hari ini, Kamis (30/11).

    Perpanjangan gencatan senjata yang kedua kali ini sempat terancam batal setelah Hamas mengklaim Israel menolak tawaran pembebasan sandera tambahan.

    Hamas juga telah memerintahkan pasukannya untuk siaga tempur menyusul belum ada tanda dari Israel menyetujui perpanjangan gencatan senjata.

    Kesepakatan gencatan senjata ini muncul usai puluhan hari Israel melancarkan agresi ke Palestina sejak 7 Oktober. Imbas serangan mereka, lebih dari 15.000 warga Palestina meninggal dunia, termasuk 6 ribu anak-anak dan 4 ribu perempuan.

    (isa/pra)

  • VIDEO: Momen Presiden Turki Sebut Netanyahu ‘Tukang Jagal Gaza’

    VIDEO: Momen Presiden Turki Sebut Netanyahu ‘Tukang Jagal Gaza’

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan bahwa PM Israel Benjamin Netanyahu akan selalu diingat sebagai ‘tukang jagal Gaza’, Rabu (29/11).

    Erdigan di depan parlemen juga menambahkan bahwa siapa pun yang selalu mendukung Netanyahu memiliki kesalahan yang sama dan tidak akan bisa dihapuskan.

    Turki sendiri mendukung penyelesaian konflik beradab-abad Israel-Palestina dengan solusi 2 negara. Turkey juga tidak memandang Hamas sebagai kelompok teroris.

  • Penembakan di Yerusalem, 3 Orang Tewas dan 16 Luka-luka

    Penembakan di Yerusalem, 3 Orang Tewas dan 16 Luka-luka

    Jakarta, CNN Indonesia

    Setidaknya tiga orang meninggal dunia dan 16 lainnya luka-luka dalam insiden penembakan di Yerusalem, Kamis (30/11).

    Polisi Israel mengatakan tiga dari 16 orang yang terluka kini dalam kondisi serius.

    Penembakan itu terjadi di sebuah halte bus di pintu masuk Yerusalem. Berdasarkan penyelidikan awal, dua orang Palestina melepaskan tembakan dari senapan M-16 dan sebuah pistol ke arah warga sipil.

    “Dua teroris tiba di tempat kejadian dengan kendaraan bersenjatakan senjata api, para teroris ini melepaskan tembakan ke arah warga sipil di halte bus dan kemudian dinetralisir oleh pasukan keamanan dan warga sipil terdekat,” demikian keterangan polisi Israel, seperti dikutip Reuters, Kamis (30/11).

    Menurut Komandan Distrik Polisi Yerusalem Doron Turgemen, para penyerang ini berasal dari Yerusalem Timur.

    Keduanya kini tewas usai ditembak oleh aparat kepolisian.

    Dilansir dari Al Jazeera, ketiga warga sipil yang meninggal dunia di antaranya yakni seorang perempuan usia 24 tahun dan pria usia 73 tahun.

    Serangan ini terjadi di saat Israel dan kelompok Hamas sepakat memperpanjang gencatan senjata hingga Jumat (1/12). Israel dan Hamas telah melakukan jeda pertempuran sejak 24 November.

    Namun demikian, di saat gencatan senjata sementara tengah berlangsung di Gaza, pasukan militer Israel justru menyerbu habis-habisan Tepi Barat, Palestina.

    Pada Rabu (29/11), Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan Adam al-Ghul, anak berusia 8 tahun dan Bassem Abu el-Wafa yang berusia 15 tahun “terbunuh oleh peluru dari penjajah (Israel)”.

    (bac/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • VIDEO: Pasukan Israel Tahan Anak 12 Tahun di Kamp Pengungsi Tepi Barat

    VIDEO: Pasukan Israel Tahan Anak 12 Tahun di Kamp Pengungsi Tepi Barat

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pasukan Israel menahan seorang anak berusia 12 tahun di Jericho, Tepi Barat, Palestina, pada Rabu (29/11).

    Hal itu dilakukan pasukan Israel agar ayahnya menyerahkan diri.

    Menurut Al Jazeera, Israel telah menahan lebih dari 12 ribu anak-anak Palestina dalam dua dekade terakhir. Sebanyak 500-700 anak-anak Palestina ditahan Israel setiap tahun tanpa pengadilan yang jelas.

  • Tentara Israel Ubah Bangunan Warga di Gaza Jadi Sinagoge Yahudi

    Tentara Israel Ubah Bangunan Warga di Gaza Jadi Sinagoge Yahudi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pasukan militer Israel dilaporkan mengubah bangunan warga di Jalur Gaza, Palestina, menjadi sebuah sinagoge untuk mereka ibadah.

    The Jerusalem Post melaporkan militer Negeri Zionis mendirikan sebuah sinagoge di jantung Gaza kala mereka meluncurkan invasi darat di daerah kantong ini.

    Rumah ibadah itu dibangun dari salah satu bangunan di Gaza. Bahkan mereka turut menambahkan bangku dan meja untuk keperluan doa.

    Menurut dokumentasi kantor pers pemerintah Israel, bangunan itu sebelumnya adalah Abraham Temple. Bangunan itu memiliki tanda yang menunjukkan waktu berdoa yang diperbarui setiap hari.

    Pada awal November, tentara Israel disebut pernah berdoa di sebuah sinagoge abad ke-6 di Gaza, ibadah pertama yang diizinkan untuk orang Yahudi di tempat suci tersebut.

    Sinagoge kuno yang berasal dari tahun 508 masehi itu ditemukan pada 1965.

    “Terletak di tempat yang dulunya merupakan kota pelabuhan Gaza yang ramai, yang dikenal sebagai ‘Maiuma’ atau El Mineh (pelabuhan) pada saat itu, situs bersejarah ini sekarang berada di distrik Rimal Kota Gaza,” tulis The Jerusalem Post.

    Sejak Israel meluncurkan agresi merespon serangan Hamas 7 Oktober lalu, pasukan militer Negeri Zionis membombardir segala fasilitas sipil mulai dari rumah sakit, sekolah, hingga tempat ibadah.

    Banyak masjid hingga gereja yang hancur karena gempuran Israel. Salah satunya Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius.

    (blq/bac)