Negara: Palestina

  • Perang Intensif di Gaza Selatan Akan Berakhir Segera

    Perang Intensif di Gaza Selatan Akan Berakhir Segera

    Tel Aviv

    Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant mengungkapkan bahwa fase perang intensif melawan Hamas di wilayah selatan Jalur Gaza akan segera berakhir. Gallant juga menegaskan bahwa Jalur Gaza pascaperang akan diperintah oleh Palestina, tanpa adanya Hamas berkuasa.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (16/1/2024), militer Israel, dalam beberapa pekan terakhir, meningkatkan operasi militer dan pengeboman di kota-kota di Jalur Gaza bagian selatan, seperti Khan Younis dan Rafah.

    Serangan difokuskan ke bagian selatan daerah kantong Palestina itu setelah Tel Aviv mengklaim struktur militer Hamas di bagian utara telah dihancurkan.

    Dalam pernyataan terbaru, Gallant mengungkapkan bahwa operasi militer Israel terhadap Jalur Gaza bagian selatan itu akan segera berakhir dan perang melawan Hamas akan berlanjut ke fase berikutnya.

    “Kami telah memperjelas bahwa tahap manuver intensif akan berlangsung selama kurang lebih tiga bulan,” ucapnya dalam konferensi pers di Tel Aviv pada Senin (15/1) waktu setempat.

    “Di Gaza bagian selatan, kita akan mencapai pencapaian ini dan itu akan segera berakhir, dan di kedua tempat tersebut, akan tiba saatnya kita akan melanjutkan ke fase berikutnya,” ujarnya.

    Israel mengerahkan operasi darat di Jalur Gaza sejak 27 Oktober tahun lalu, usai melancarkan rentetan serangan udara sejak awal Oktober.

    Lihat juga Video: RI Tegaskan Bakal Bela Palestina di Mahkamah Internasional

    Militer Israel dalam pernyataan via situs resminya menyebut seluruh divisi pasukannya telah menyelesaikan penarikan dari Jalur Gaza pada Senin (15/1) waktu setempat, setelah “menyingkirkan ratusan teroris” dan menghancurkan terowongan berkilo-kilometer di bagian tengah dan utara daerah kantong Palestina itu.

    Israel diketahui mengerahkan empat divisi pasukan yang beroperasi di dalam Jalur Gaza sebelum penarikan pasukan diumumkan, meskipun tidak diketahui secara jelas seberapa banyak tentara yang ditarik mundur.

    Menhan Israel Tegaskan Gaza Akan Diperintah Palestina Pascaperang

    Gallant dalam pernyataannya juga menegaskan bahwa Jalur Gaza akan diperintah oleh Palestina setelah perang melawan Hamas berakhir nantinya. Dia menyebut pemerintahan masa depan di Jalur Gaza harus berasal dari daerah kantong Palestina itu sendiri.

    “Orang-orang Palestina tinggal di Gaza dan oleh karena itu, orang-orang Palestina akan memerintahnya di masa depan. Pemerintahan Gaza di masa depan harus tumbuh dari Jalur Gaza,” tegasnya dalam konferensi pers pada Senin (15/1) waktu setempat.

    “Pada akhir perang tidak akan ada ancaman militer dari Gaza. Hamas tidak akan bisa memerintah dan berfungsi sebagai kekuatan militer di Jalur Gaza,” cetusnya.

    Gallant juga menyebut bahwa pemerintahan masa depan akan menjadi “alternatif sipil” sembari bersikeras menyatakan pasukan militer Israel akan memiliki “kebebasan beroperasi” dengan tujuan melindungi warganya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 3 Warga Palestina Tewas saat Bentrok dengan Tentara Israel di Tepi Barat

    3 Warga Palestina Tewas saat Bentrok dengan Tentara Israel di Tepi Barat

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan tiga warga Palestina tewas di Tepi Barat saat bentrokan terjadi dengan tentara Israel. Bentrokan terjadi di dua lokasi berbeda.

    Dilansir AFP, Selasa (16/1/2024), dua warga Palestina berusia 20-an tewas dalam operasi tentara Israel di Dura, di Tepi Barat bagian Selatan, kata para saksi mata.

    Mereka menggambarkan pemuda Palestina melempar batu dan mendengar suara tembakan. “Tiba-tiba, tentara tiba di kota kami dan mulai menembaki orang-orang tanpa peringatan apa pun,” kata Mohammed Rabaei, kepala rumah sakit Dura.

    Sembilan orang terluka dalam kekerasan tersebut, termasuk empat orang dalam kondisi kritis, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

    Tentara Israel mengatakan sekitar 100 orang melemparkan bom molotov dan memblokir pasukan. Tentara melepaskan tembakan dan salah satu pelempar bom molotov tewas, kata militer.

    Seorang warga Palestina lainnya terbunuh di wilayah utara di provinsi Tulkarem, menurut kementerian kesehatan.

    Sejak dimulainya perang Israel-Hamas di Gaza pada tanggal 7 Oktober, Tepi Barat telah mengalami tingkat kekerasan yang belum pernah terjadi sejak Intifada Kedua, antara tahun 2000 dan 2005.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Terus Serang Gaza, 60 Warga Palestina Tewas dalam Semalam

    Israel Terus Serang Gaza, 60 Warga Palestina Tewas dalam Semalam

    Gaza City

    Lebih dari 60 warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan terbaru Israel terhadap Jalur Gaza dalam semalam. Serangan militer Israel itu dilaporkan menghantam rumah sakit, sekolah dan puluhan rumah di beberapa wilayah Jalur Gaza.

    Seperti dilansir AFP, Senin (15/1/2024), Kementerian Kesehatan Gaza dalam pernyataan terbaru yang dirilis Senin (15/1) pagi menyebut puluhan orang mengalami luka-luka akibat apa yang disebut oleh kantor media Hamas sebagai serangan “intens” Israel dan pengeboman artileri di Jalur Gaza.

    Serangan-serangan Israel itu, menurut kantor media Hamas, menghantam beberapa area di Jalur Gaza bagian selatan, seperti Khan Younis dan Rafah. Namun ada juga serangan yang menghantam area sekitar Gaza City — kota terbesar di Jalur Gaza.

    Disebutkan juga oleh kantor media Hamas bahwa dua rumah sakit, sebuah sekolah khusus perempuan, dan “puluhan” rumah ikut menjadi target serangan Israel.

    Rumah sakit, yang dilindungi oleh undang-undang kemanusiaan internasional, telah berulang kali dihantam serangan Israel di Jalur Gaza sejak perang melawan Hamas berkecamuk pada Oktober tahun lalu.

    Militer Israel menuduh Hamas memiliki terowongan di bawah rumah sakit di Jalur Gaza dan menggunakannya sebagai pusat komando, serta mengeksploitasi infrastruktur sipil secara umum untuk melindungi aktivitasnya. Tuduhan itu telah dibantah keras oleh Hamas yang menguasai Jalur Gaza.

    Perang di Jalur Gaza dimulai ketika Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu. Laporan para pejabat Tel Aviv menyebut sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dalam serangan tersebut.

    Lebih dari 240 orang lainnya, menurut otoritas Israel, telah diculik dari wilayahnya dan disandera di Jalur Gaza. Puluhan sandera di antaranya, terutama perempuan dan anak-anak, telah dibebaskan selama kesepakatan gencatan senjata berlangsung singkat pada November tahun lalu.

    Saat ini, menurut perkiraan Tel Aviv, masih ada sekitar 132 sandera lainnya yang ditahan di daerah kantong Palestina tersebut, termasuk sedikitnya 25 orang yang diyakini terbunuh.

    Israel yang bersumpah untuk menghancurkan Hamas, telah melancarkan rentetan serangan tanpa henti via udara, darat dan laut terhadap Jalur Gaza. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 23.968 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam rentetan serangan Israel.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 100 Hari Perang di Gaza Menodai Kemanusiaan Kita Bersama

    100 Hari Perang di Gaza Menodai Kemanusiaan Kita Bersama

    Jakarta

    Perang antara Israel dan Hamas di Gaza memasuki hari ke-100. Seorang pejabat tinggi PBB mengatakan perang ini telah menodai kemanusiaan.

    Dilansir AFP, Minggu (14/1/2024) Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, Philippe Lazzarini, mengatakan kematian dan kehancuran besar-besaran telah terjadi. Perang ini juga disebut telah menimbulkan kelaparan dan kesedihan.

    “Kematian besar-besaran, kehancuran, pengungsian, kelaparan, kehilangan dan kesedihan dalam 100 hari terakhir menodai kemanusiaan kita bersama,” kata Philippe Lazzarini, dalam sebuah pernyataan saat ia mengunjungi Jalur Gaza.

    Philippe mengatakan, kini konflik tersebut telah terjadi hari 100 hari. Perang ini kata Philippe juga memaksa masyarakat Gaza untuk mengungsi disaat serangan terus menerus terjadi.

    “Sudah 100 hari sejak perang dahsyat dimulai, yang menewaskan dan membuat orang-orang di Gaza terpaksa mengungsi, menyusul serangan mengerikan yang dilakukan Hamas dan kelompok lain terhadap orang-orang di Israel.Sudah 100 hari cobaan dan kecemasan bagi para sandera dan keluarga mereka,” tuturnya.

    Tonton juga Video: Warga Jabar Gelar Aksi di Gedung Sate, Kecam Genosida Terhadap Palestina

    (dwia/dwia)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Laut Merah Makin Panas Usai Serangan Serangan AS-Inggris ke Yaman Dibalas

    Laut Merah Makin Panas Usai Serangan Serangan AS-Inggris ke Yaman Dibalas

    Jakarta

    Belum selesai agresi militer Israel kepada rakyat Palestina di jalur Gaza, konflik lainnya muncul di Laut Merah. Situasi panas itu melibatkan kelompok Houthi dari Yaman dengan pasukan Amerika Serikat dan Inggris.

    Perairan Laut Merah merupakan jalur strategis yang dilalui oleh 12% perdagangan dunia. Di awal pekan ini Houthi melancarkan serangan hingga memantik reaksi dari Amerika dan sekutunya.

    Serangan koalisi AS-Inggris ke Yaman dilancarkan pada Kamis (11/1) waktu setempat. Mereka menargetkan fasilitas logistik dan sistem radar Houthi, kelompok bersenjata yang disokong Iran tersebut.

    Pada serangan militer ini, koalisi AS dan Inggris untuk pertama kalinya menembakkan rudal balistik spesifik mereka. Presiden AS Joe Biden sendiri mengatakan soal penggunaan rudal balistik anti-kapal.

    “Untuk pertama kalinya dalam sejarah,” dilansir AFP, Jumat (12/1/2024). AS dan Inggris mengerahkan jet, sejumlah kapal perang, dan satu kapal selam, untuk menggempur Houthi.

    Kelompok Houthi Balas Serangan Amerika-Inggris

    Kelompok Houthi di Yaman meluncurkan sebuah rudal balistik anti-kapal ke Laut Merah pada hari Jumat (12/1) waktu setempat. Ini sebagai pembalasan atas serangan Amerika Serikat dan Inggris ke Yaman yang menargetkan kelompok pemberontak yang didukung Iran tersebut.

    “Kami tahu bahwa mereka telah menembakkan setidaknya satu rudal sebagai pembalasan, namun rudal tersebut tidak mengenai satu kapal pun,” kata Direktur Staf Gabungan Amerika Serikat, Letnan Jenderal Douglas Sims kepada wartawan, seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (13/1/2024).

    Sims juga mengatakan bahwa penilaian kerusakan akibat serangan Amerika Serikat dan Inggris di Yaman yang menargetkan hampir 30 lokasi dengan menggunakan lebih dari 150 amunisi, masih berlangsung. Namun, dia menekankan bahwa jumlah korban diperkirakan tidak akan banyak.

    “Setiap target yang kami targetkan tadi malam dikaitkan dengan kemampuan yang digunakan untuk menentang kebebasan navigasi di Laut Merah,” katanya.

    Kelompok Houthi telah melancarkan serangan drone dan rudal dalam jumlah besar terhadap rute pelayaran internasional utama melalui Laut Merah sejak perang di Gaza meletus. Houthi mengatakan bahwa mereka bertindak sebagai respons terhadap serangan militer Israel di Gaza.

    Kelompok pemberontak ini telah menguasai sebagian besar wilayah Yaman sejak perang saudara meletus di negara itu pada tahun 2014. Houthi merupakan bagian dari apa yang disebut “poros perlawanan” yang didukung Iran untuk melawan Israel.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:

    Amerika-Inggris Serang Ibu Kota Yaman

    Pasukan Amerika Serikat dan Inggris kembali melancarkan serangan udara ke ibu kota Yaman, Sanaa pada hari Sabtu (13/1). Serangan baru ini dilakukan sehari setelah kedua negara tersebut melancarkan puluhan serangan udara yang menargetkan kelompok pemberontak Houthi di negara tersebut.

    Lewat media resminya, kelompok Houthi yang didukung Iran tersebut mengatakan bahwa serangan terbaru ini menargetkan pangkalan udara Al-Dailami di Sanaa, yang berada di bawah kendali Houthi sejak 2014.

    “Musuh Amerika-Inggris menargetkan ibu kota, Sanaa, dengan sejumlah serangan,” tulis media resmi Houthi, Al-Masirah TV di X, sebelumnya Twitter, mengutip korespondennya di Sanaa.

    “Agresi Amerika-Inggris menargetkan pangkalan Al-Dailami di ibu kota, Sanaa,” tambahnya, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (13/1/2024).

    Militer AS mengonfirmasi serangan tersebut. Militer AS mengatakan pada Jumat (12/1) malam waktu setempat, bahwa pihaknya telah melakukan serangan baru terhadap kelompok pemberontak Houthi di Yaman.

    “Pasukan AS melakukan serangan terhadap sebuah lokasi radar Houthi di Yaman” sekitar pukul 03.45 waktu setempat pada hari Sabtu, kata sebuah pernyataan dari Komando Pusat AS.

    Serangan itu merupakan “tindakan lanjutan terhadap sasaran militer tertentu” terkait dengan serangan hari sebelumnya, imbuh pernyataan itu.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Geger Serangan AS-Inggris ke Houthi di Yaman, Apa Strategi di Baliknya?

    Geger Serangan AS-Inggris ke Houthi di Yaman, Apa Strategi di Baliknya?

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah melancarkan serangan udara terhadap sejumlah basis Houthi di Yaman dengan tujuan untuk menghalau serangan kelompok pemberontak yang didukung Iran tersebut terhadap kapal-kapal kargo yang berlayar melintasi Laut Merah.

    Serangan tersebut didukung oleh sejumlah sekutu AS dan Inggris.

    Rudal diluncurkan pada Kamis (11/01) malam hingga Jumat (12/01), menghantam puluhan lokasi dengan sejumlah korban dilaporkan.

    Kelompok Houthi mengatakan mereka tak tergoyahkan oleh serangan-serangan tersebut, namun AS berpendapat bahwa serangan tersebut telah merusak kemampuan militer kelompok pemberontak tersebut.

    Inilah yang kami ketahui sejauh ini.

    Apa sasaran serangan AS dan Inggris?

    AS mengeklaim telah “melakukan serangan yang disengaja terhadap lebih dari 60 sasaran di 16 lokasi milisi Houthi yang didukung Iran”.

    Pentagon mendeskripsikan target serangannya antara lain sistem radar, tempat penyimpanan dan peluncuran drone, fasilitas penyimpanan dan peluncuran rudal, serta pusat komando dan kendali Houthi.

    Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, serangan Inggris terjadi Bani yang terletak di barat laut Yaman yang menurut Kementerian Pertahanan merupakan lokasi peluncuran rudal dan drone.

    Secara keseluruhan, terjadi 72 serangan, menurut juru bicara militer Houthi.

    Sebuah rudal diluncurkan dari kapal perang dalam operasi koalisi pimpinan AS terhadap sasaran militer di Yaman, 12 Januari 2024 (Reuters)

    Apakah ada korban dari serangan ini?

    Juru bicara Houthi menyebut lima anggotanya terbunuh akibat serangan AS dan Inggris, sementara enam orang lainnya terluka.

    Pentagon menyebut serangan itu tidak menyasar warga sipil, melainkan menyasar target militer dengan “senjata presisi”.

    BBC

    Apa strategi di balik serangan ini?

    Presiden AS Joe Biden mengatakan dia tidak akan ragu untuk mengambil tindakan militer lebih lanjut jika diperlukan. Namun AS juga telah menegaskan bahwa mereka tidak ingin melihat konflik yang semakin meluas di Timur Tengah.

    Hal ini menunjukkan bahwa tindakan militer pimpinan AS di masa depan, jika diperlukan, akan dibatasi.

    Serangan udara dan rudal jelajah jarak jauh merupakan serangan yang paling tidak berisiko dan merugikan bagi Biden pada tahun pemilu.

    Baca juga:

    Ingatlah bahwa AS juga telah melancarkan serangan udara terbatas untuk menargetkan kelompok lain yang didukung Iran di Irak dan Suriah dalam beberapa bulan terakhir.

    Tapi yang terbaik adalah pencegahan. Hal ini tidak akan menghilangkan ancaman tersebut.

    Serangan pada Jumat (12/01) mungkin juga telah menurunkan dan menghancurkan sebagian kemampuan Houthi dalam melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

    Namun kelompok Houthi mampu bertahan dalam keadaan yang jauh lebih buruk termasuk bertahun-tahun menjadi sasaran Angkatan Udara Saudi.

    Setidaknya di depan umum mereka tetap tak tergoyahkan. Mereka masih memiliki kapasitas untuk melancarkan serangan lebih lanjut.

    Satu-satunya pilihan nyata yang tersisa bagi AS dan Inggris adalah melakukan hal yang sama serangan dari jarak jauh.

    AS mempunyai pengalaman pahit baru-baru ini mengenai tindakan militer yang lebih langsung di wilayah tersebut seperti menempatkan pasukan di lapangan.

    Senjata apa yang digunakan Amerika dan Inggris?

    Sebagian besar serangan berasal dari jet AS. AS memiliki kapal induk di Laut Merah, serta pangkalan udara di wilayah tersebut.

    Kapal perang Angkatan Laut AS menembakkan rudal jelajah serangan darat Tomahawk yang dipandu GPS, kata militer AS.

    Meskipun tidak ada angka spesifik yang diberikan mengenai berapa banyak rudal yang ditembakkan, AS mengatakan lebih dari 100 amunisi berpemandu presisi “dari berbagai jenis” digunakan.

    BBC

    Sementara itu, Inggris mengatakan pihaknya mengirim empat jet Typhoon dari Siprus yang membawa bom berpemandu Paveway IV. Belum disebutkan berapa banyak yang ditembakkan.

    Meskipun Angkatan Laut Kerajaan Inggris memiliki dua kapal perang di Laut Merah, keduanya tidak dapat menembakkan rudal serangan darat sehingga tidak terlibat langsung dalam serangan tersebut.

    Bagaimana reaksi kelompok Houthi?

    Menanggapi serangan hari Jumat, pemimpin Houthi Mohammed al-Bukhaiti mengatakan AS dan Inggris akan “segera menyadari” tindakan tersebut adalah “kebodohan terbesar dalam sejarah mereka”.

    “Amerika dan Inggris melakukan kesalahan dalam melancarkan perang terhadap Yaman karena mereka tidak belajar dari pengalaman mereka sebelumnya,” tulisnya di media sosial.

    Dia menambahkan “setiap individu di dunia ini dihadapkan pada dua pilihan berdiri bersama para korban genosida atau membela para pelakunya.”

    Juru bicara lain dari kelompok tersebut mengatakan Amerika dan Inggris salah jika berpikir bahwa mereka dapat menghalangi dukungan Yaman terhadap Palestina.

    Iran, yang mendukung Houthi, mengutuk serangan terhadap Yaman sebagai “pelanggaran nyata terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Yaman” dan pelanggaran hukum internasional.

    Posisi Houthi dalam serangan di Laut Merah adalah mereka mencegah kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel melintasi rute tersebut sebagai imbas dari apa yang terjadi di Gaza.

    Mereka sebelumnya mengatakan bahwa kapal apa pun yang menuju ke Israel atau memiliki hubungan dengan Israel adalah “target yang sah”. Namun, banyak kapal komersial yang menjadi sasaran tampaknya tidak memiliki hubungan tersebut.

    Bagaimana Biden dan Sunak membenarkan serangan tersebut?

    Biden mengatakan serangan itu merupakan “respons langsung” terhadap serangan Houthi di Laut Merah.

    “Serangan-serangan ini telah membahayakan personel AS, pelaut sipil, dan mitra kami, membahayakan perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi,” katanya.

    Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menambahkan bahwa tindakan tersebut “perlu dan proporsional” untuk melindungi pelayaran global.

    “Meskipun ada peringatan berulang kali dari komunitas internasional, Houthi terus melakukan serangan di Laut Merah, termasuk terhadap kapal perang Inggris dan AS pada pekan ini,” katanya.

    “Ini tidak bisa dibiarkan.”

    BBC

    Serangan AS-Inggris didukung oleh koalisi Australia, Bahrain, Kanada, Denmark, Jerman, Belanda, Selandia Baru, dan Korea Selatan.

    Dalam sebuah pernyataan, sekutu mengatakan serangan multilateral dilakukan “sesuai dengan hak yang melekat pada pertahanan diri individu dan kolektif”.

    “Serangan presisi ini dimaksudkan untuk mengganggu dan menurunkan kemampuan yang digunakan Houthi untuk mengancam perdagangan global dan kehidupan pelaut internasional di salah satu jalur perairan paling penting di dunia,” bunyi pernyataan tersebut.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 5 Fakta Gempuran AS dan Inggris di Yaman

    5 Fakta Gempuran AS dan Inggris di Yaman

    Ketegangan di Laut Merah berlanjut. Menyusul aksi Houthi dari Yaman yang menyerang jalur perdagangan ini, Amerika Serikat dan Inggris kemudian menggempur Houthi.

    Perairan Laut Merah merupakan jalur strategis yang dilalui oleh setidaknya 12 persen perdagangan dunia. Karena serangan Houthi, kapal-kapal dagang menjadi ketar-ketir melewati jalur ini. Kepentingan ekonomi-politik AS dan kawan-kawan terganggu. Kondisi ini berlangsung sejak sebelum pergantian tahun.

    Washington pada Desember lalu membentuk koalisi internasional yang bertujuan melindungi lalu lintas maritim di Laut Merah dari serangan Houthi. Singkat cerita, AS dan Inggris menggempur Yaman, basis kekuatan Houthi.

    Dilansir AFP, Kamis (11/1/2024), Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) meloloskan resolusi terbaru yang isinya menuntuk kelompok Houthi dari Yaman untuk segera menghentikan serangan terhadap kapal-kapal yang berlayar di perairan laut merah.

    Resolusi diloloskan pada Rabu (10/1) waktu setempat. Rusia, China, Mozambik, dan Aljazair abstain, sedangkan negara-negra anggota DK PBB lainnya mendukung resolusi tersebut.

    Resolusi yang berhasil diadopsi bersama itu “menuntut agar Houthi segera menghentikan semua serangan yang menghambat perdagangan global dan melemahkan hak dan kebebasan navigasi serta perdamaian dan keamanan regional”.

    2. Awal serangan AS-Inggris ke Houthi Yaman

    Dilansir Al Arabiya, serangan koalisi AS-Inggris ke Yaman dilancarkan pada Kamis (11/1/2024) waktu setempat. Mereka menargetkan fasilitas logistik dan sistem radar Houthi, kelompok bersenjata yang disokong Iran tersebut.

    “Kami mengincar kemampuan yang sangat spesifik di lokasi yang sangat spesifik dengan amunisi yang presisi,” kata seorang pejabat senior militer AS, tidak mau disebutkan namanya.

    3. Houthi Yaman jadi yang pertama digempur rudal balistik

    Pada serangan militer ini, koalisi AS dan Inggris untuk pertama kalinya menembakkan rudal balistik spesifik mereka. Presiden AS Joe Biden sendiri mengatakan soal penggunaan rudal balistik anti-kapal.

    “Untuk pertama kalinya dalam sejarah,” dilansir AFP, Jumat (12/1/2024). AS dan Inggris mengerahkan jet, sejumlah kapal perang, dan satu kapal selam, untuk menggempur Houthi.

    US President Joe Biden speaks during a press conference after meeting with Chinese President Xi Jinping during the Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) Leaders’ week in Woodside, California on November 15, 2023. US President Joe Biden and Chinese President Xi Jinping shook hands and pledged to steer their countries away from conflict on November 15, 2023, as they met for the first time in a year at a high-stakes summit in California. (Photo by Brendan SMIALOWSKI / AFP) Foto: AFP/BRENDAN SMIALOWSKI

    4. Dalih AS-Inggris serang Houthi

    Dalih AS menggempur Houthi sama seperti dalih Israel menggempur Jalur Gaza, yakni menggunakan hak membela diri alias defensif. Presiden AS Joe Biden menyatakan ingin melindungi keamanan warganya dari serangan Houthi.

    “Serangan-serangan ini telah membahayakan para personel AS, pelaut sipil, dan mitra-mitra kami, membahayakan perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi,” ucap Biden dalam pernyataannya.

    “Saya tidak akan ragu untuk mengarahkan langkah-langkah lebih lanjut untuk melindungi rakyat kami dan arus bebas perdagangan internasional jika diperlukan,” tegas Presiden AS yang berusia 81 tahun itu.

    Selanjutnya, Houthi marah:

    5. Houthi dan Hamas marah

    Kelompok Houthi marah atas serangan militer AS dan sekutunya, Inggris, terhadap wilayah Yaman yang sebagian besar dikuasai kelompok pemberontak tersebut. Seorang pejabat senior Houthi menyebut kedua negara Barat itu akan menyesal menyerang Yaman.

    Pejabat senior Houthi itu juga menyebut serangan AS dan Inggris terhadap sejumlah posisi kelompoknya di Yaman sebagai “kebodohan terbesar dalam sejarah mereka”.

    “Amerika dan Inggris melakukan kesalahan dalam melancarkan perang terhadap Yaman karena mereka tidak mengambil pelajaran dari pengalaman sebelumnya,” tegas seorang pejabat senior Houthi, Mohammed al-Bukhaiti, dalam pernyataan berbahasa Inggris via media sosial X, seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (12/1/2024).

    Siapa kelompok pemberontak Houthi di Yaman dan mengapa mereka menyerang kapal-kapal kargo yang menuju Israel? Foto: BBC World

    Bukhaiti kemudian memperingatkan Washington dan London bahwa kedua negara itu akan “menyesal” melancarkan serangan terhadap Yaman.

    “Tidak ada keraguan bahwa Amerika dan Inggris saat ini menyesali kebodohan mereka sebelumnya, dan mereka akan segera menyadari bahwa agresi langsung terhadap Yaman adalah kebodohan terbesar dalam sejarah mereka,” sebutnya.

    Lebih lanjut, Bukhaiti menyebut perang saat ini sedang berlangsung antara “para pendukung genosida di Gaza”, diduga merujuk pada AS, dan pihak-pihak yang menentangnya. Houthi menyerang kapal-kapal pro-Israel di Laut Merah karena untuk mendukung Gaza agar selamat dari gempuran Israel. Houthi ingin serangan Israel ke Gaza dihentikan.

    “Karena tujuan salah satu pihak adalah menghentikan kejahatan genosida di Gaza, diwakili oleh Yaman, sedangkan tujuan pihak lainnya adalah mendukung dan melindungi pelakunya, yang diwakili oleh Amerika dan Inggris,” ujar Bukhaiti dalam pernyataannya.

    “Oleh karena itu, setiap individu di dunia ini dihadapkan pada dua pilihan, tanpa ada pilihan ketiga: membela para korban genosida atau membela para pelaku genosida. Di sisi mana Anda berada?” tanyanya.

    6. Hamas marah

    Hamas juga marah. Kelompok Palestina yang dominan di Jalur Gaza itu menyatakan AS dan Inggris harus bertanggung jawab bila keamanan Laut Merah semakin rusak.

    “Kami mengutuk keras serangan Amerika-Inggris secara terang-terangan di Yaman,” tegas Hamas, yang sedang berperang melawan Israel di Jalur Gaza, dalam pernyataannya via Telegram, seperti dilansir AFP, Jumat (12/1/2024).

    “Kami menganggap mereka bertanggung jawab atas dampaknya terhadap keamanan regional,” imbuh pernyataan tersebut.

    7. Serangan AS-Inggris tewaskan 5 orang

    Juru bicara militer Houthi mengatakan serangan AS-Inggris menewaskan sedikitnya 5 orang dan melukai 6 orang lainnya. Houthi menyebut semua korban tewas sebagai martir atau syahid. Houthi berjanji akan membalas serangan Barat itu.

    “Serangan tersebut menyebabkan kematian lima orang martir dan melukai enam orang lainnya dari angkatan bersenjata kami,” tulis juru bicara militer Houthi Yahya Saree di X, sebelumnya Twitter. Dia pun mengancam tak akan membiarkan begitu saja tindakan AS dan Inggris tersebut.

  • Digugat Afsel, Israel Tegaskan Operasi di Gaza Bukan Kampanye Genosida

    Digugat Afsel, Israel Tegaskan Operasi di Gaza Bukan Kampanye Genosida

    Jakarta

    Israel membantah tuduhan yang diajukan oleh Afrika Selatan (Afsel) di pengadilan tinggi PBB bahwa operasi militernya di Gaza adalah kampanye genosida. Dalam sidang perdananya, Mahkamah Internasional akan mendengarkan argumen Afsel soal tuduhan genosida terhadap Israel.

    Dilansir Reuters, Sabtu (13/1/2024), Israel beralasan bahwa mereka bertindak untuk membela diri dan memerangi Hamas, bukan penduduk Palestina. Israel meminta Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menolak gugatan tersebut karena dianggap tidak berdasar dan menolak permintaan Afrika Selatan untuk memerintahkan mereka menghentikan serangan.

    “Ini bukan genosida,” kata pengacara Malcolm Shaw.

    Afrika Selatan mengatakan kepada pengadilan bahwa serangan udara dan darat Israel yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Palestina dan menewaskan hampir 24.000 orang bertujuan untuk menimbulkan kehancuran penduduk di Gaza.

    Israel menolak tuduhan tersebut, dengan mengatakan pihaknya menghormati hukum internasional dan berhak membela diri. Israel melancarkan perangnya di Gaza setelah terjadi serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023 oleh militan Hamas.

    “Penderitaan mengerikan yang dialami warga sipil, baik Israel maupun Palestina, adalah akibat dari strategi Hamas,” kata penasihat hukum Kementerian Luar Negeri Israel, Tal Becker di pengadilan.

    “Jika ada tindakan genosida, itu dilakukan terhadap Israel. Hamas berupaya melakukan genosida terhadap Israel,” tambahnya.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Jazeera, Kamis (11/1), dalam sidang yang akan berlangsung dua hari ini, para hakim Mahkamah Internasional akan mendengarkan argumen Afsel soal tuduhannya pada Kamis (11/1) waktu setempat dan kemudian mendengarkan respons Israel pada Jumat (12/1) besok.

    Afsel dalam gugatannya menuntut penghentian operasi militer Israel di Jalur Gaza dan menuduh Tel Aviv telah melanggar Konvensi Genosida Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menteri Kehakiman Afsel Ronald Lamola menyampaikan pernyataan pembuka dalam persidangan yang digelar di Den Haag ini.

    “Kekerasan dan kehancuran di Palestina dan Israel tidak dimulai pada 7 Oktober 2023,” ucapnya.

    “Rakyat Palestina telah mengalami penindasan dan kekerasan sistematis selama 76 tahun terakhir, pada 6 Oktober 2023, dan setiap hari sejak 7 Oktober 2023,” tegas Lamola dalam pernyataannya.

    (azh/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 3 Warga Palestina Tewas saat Bentrok dengan Tentara Israel di Tepi Barat

    Militer Israel Mengaku Lindas Mayat Militan Palestina di Tepi Barat

    Tepi Barat

    Militer Israel mengakui bahwa salah satu kendaraan mereka pernah “secara tidak sengaja” melindas jenazah seorang militan Palestina saat baku tembak berlangsung di wilayah Tepi Barat pada awal pekan ini.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (11/1/2024), sejumlah pejabat Palestina menuduh Israel melakukan “kejahatan brutal” setelah rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan sebuah kendaraan militer melindas jenazah militan yang tewas di kota Tulkarem pada Senin (8/1) malam.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut pasukannya pada saat itu membantu polisi dalam operasi kontra-terorisme yang memicu baku tembak dan kematian tiga “teroris”.

    “Kendaraan operasional yang terlihat dalam video itu dikerahkan untuk menjemput pasukan yang terjebak dalam tembakan besar-besaran, dan secara tidak sengaja melintas jenazah teroris,” sebut militer Israel dalam pernyataannya kepada AFP.

    Dalam pernyataannya, militer Israel juga mengatakan pihaknya akan meninjau apa yang terjadi. Ditambahkan militer Israel bahwa video yang beredar “tidak menunjukkan insiden tersebut secara keseluruhan”.

    Tindak kekerasan di Tepi Barat melonjak ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam dua dekade terakhir, sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada awal Oktober tahun lalu.

    Rekaman video yang menunjukkan insiden pada Senin (8/1) waktu setempat, tampaknya diambil dari kamera keamanan dan menunjukkan sebuah kendaraan lapis baja yang perlahan-lahan melaju di atas sesosok jenazah.

    Rekaman video lainnya yang diambil dari kamera keamanan yang sama menunjukkan baku tembak antara pasukan Israel dan militan Palestina.

    Israel menduduki Tepi Barat, yang ditinggali sekitar 3 juta warga Palestina, sejak tahun 1967 silam. Sekitar 490.000 warga Israel tinggal di area-area permukiman Yahudi di Tepi Barat, yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.

    Militer Israel meningkatkan operasi terhadap militan Palestina di Tepi Barat sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza. Para pemukim Yahudi juga terus melakukan penyerangan terhadap warga Palestina. Menurut otoritas kesehatan Palestina di Ramallah, sedikitnya 343 orang tewas di Tepi Barat selama tiga bulan terakhir.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • DK PBB Loloskan Resolusi Tuntut Houthi Setop Serangan di Laut Merah

    DK PBB Loloskan Resolusi Tuntut Houthi Setop Serangan di Laut Merah

    New York

    Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meloloskan resolusi terbaru yang isinya menuntut kelompok pemberontak Houthi yang berasal dari Yaman untuk “segera” menghentikan serangan terhadap kapal-kapal yang berlayar di perairan Laut Merah.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (11/1/2024), resolusi itu diloloskan dalam voting yang digelar Dewan Keamanan PBB pada Rabu (10/1) waktu setempat. Rusia, China, Mozambik dan Aljazair memilih abstain, sedangkan negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB lainnya mendukung resolusi tersebut.

    Resolusi yang berhasil diadopsi bersama itu “menuntut agar Houthi segera menghentikan semua serangan yang menghambat perdagangan global dan melemahkan hak dan kebebasan navigasi serta perdamaian dan keamanan regional”.

    Serangan yang semakin meningkat di Laut Merah telah memaksa perusahaan pelayaran untuk menghindari rute perairan tersebut dan memilih beralih ke rute di sekitar Tanjung Harapan di Afrika Selatan, yang semakin menambah waktu dan biaya perjalanan secara signifikan.

    PBB sebelumnya mengatakan pihaknya “sangat prihatin terhadap situasi di Laut Merah, bukan hanya karena situasi itu sendiri, dan risiko yang ditimbulkannya terhadap perdagangan global”.

    Menurut teks yang dilihat AFP, resolusi terbaru itu “mengecam dengan tegas setidaknya dua lusin serangan Houthi terhadap kapal-kapal niaga dan komersial sejak 19 November 2023, ketika Houthi menyerang dan menyita Galaxy Leader dan awaknya”.

    Rentetan serangan Houthi marak di Laut Merah sejak perang berkecamuk antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza pada awal Oktober tahun lalu. Dalam pernyataannya, Houthi mengklaim bertindak dalam solidaritas dengan warga Palestina di Jalur Gaza.

    Resolusi ini juga menekankan “pelanggaran besar” terhadap embargo senjata pada Houthi, juga menegaskan kembali perlunya semua negara untuk “mematuhi kewajiban mereka”. Resolusi yang diloloskan ini juga “mengecam pasokan senjata” kepada Houthi, yang dekat dengan Iran.

    Rusia memberikan suara abstain setelah tiga usulan amandemen yang diajukannya ditolak. Moskow menuturkan pihaknya khawatir soal koalisi internasional yang dibentuk AS untuk melindungi Laut Merah.

    Diketahui bahwa Washington pada Desember lalu membentuk koalisi internasional yang bertujuan melindungi lalu lintas maritim di Laut Merah dari serangan Houthi. Perairan Laut Merah merupakan jalur strategis yang dilalui oleh setidaknya 12 persen perdagangan dunia.

    “Kami tidak bisa untuk tidak khawatir dengan situasi terkini di Laut Merah… Namun, kami khawatir Amerika Serikat dan sekutunya memilih, seperti yang sering terjadi di masa lalu, untuk mengambil jalur penyelesaian sepihak dengan kekerasan,” ucap Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini