Negara: Palestina

  • Sandera Israel Jadi Alasan Netanyahu Lanjutkan Perang di Gaza

    Sandera Israel Jadi Alasan Netanyahu Lanjutkan Perang di Gaza

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa jumlah sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza dalam keadaan hidup “cukup” menjadi alasan untuk dilanjutkannya perang melawan Hamas di wilayah Palestina tersebut.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (12/2/2024), pernyataan itu disampaikan Netanyahu dalam wawancara dengan media terkemuka Amerika Serikat (AS), ABC News, dalam program “This Week” yang disiarkan pada Minggu (11/2) waktu setempat.

    Saat ditanya soal berapa banyak sandera yang masih hidup dan kini ditahan di Jalur Gaza, Netanyahu menjawab: “Cukup untuk menjamin upaya-upaya yang kami sedang lakukan”.

    “Kami akan berusaha melakukan yang terbaik untuk mendapatkan kembali semuanya (sandera Israel-red) yang masih hidup dan, sejujurnya, juga jenazah mereka yang tewas,” ucap Netanyahu dalam wawancara tersebut.

    Diketahui bahwa Hamas menyandera sekitar 250 orang sejak serangan mengejutkan pada 7 Oktober tahun lalu, dengan otoritas Israel menyebut sedikitnya 132 sandera masih ditahan di Jalur Gaza dan sekitar 29 orang di antaranya diperkirakan sudah tewas.

    Dalam wawancara tersebut, Netanyahu juga menyebut bahwa satu warga sipil Palestina terbunuh untuk setiap petempur Hamas yang tewas di Jalur Gaza.

    Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas menyebut sedikitnya 28.176 orang tewas akibat rentetan serangan Israel selama beberapa bulan terakhir. Disebutkan bahwa sekitar 70 persen korban tewas di Jalur Gaza merupakan perempuan atau anak-anak berusia 18 tahun ke bawah.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan sistem Kementerian Kesehatan Palestina dalam pelaporan korban jiwa sebagai “sangat baik” dan badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara teratur mengutip angka korban jiwa tersebut.

    Sementara otoritas Tel Aviv sebelumnya menyebut sekitar 1.200 warga Israel tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang membuat Tel Aviv melancarkan gempuran tanpa henti ke Jalur Gaza.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan Darat ke Rafah Ancam Pembebasan Sandera

    Serangan Darat ke Rafah Ancam Pembebasan Sandera

    Gaza City

    Hamas melontarkan ancaman terbaru terhadap Israel terkait rencananya melancarkan serangan darat ke kota Rafah di ujung selatan Jalur Gaza, yang dipenuhi para pengungsi Palestina. Hamas memperingatkan bahwa serangan ke Rafah akan mengancam perundingan soal pembebasan sandera Israel yang masih ditahan.

    “Setiap serangan yang dilancarkan pasukan pendudukan (Israel) ke kota Rafah akan merusak perundingan soal pertukaran (sandera-tahanan),” tegas salah satu pemimpin senior Hamas, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (12/2/2024).

    Pernyataan Hamas itu disampaikan pada Minggu (11/2) waktu setempat ketika Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu berjanji untuk memperluas operasi militer Israel di Jalur Gaza yang berlangsung sejak Oktober tahun lalu.

    Netanyahu sebelumnya mengatakan dirinya telah memberitahu pasukan Israel untuk bersiap memasuki kota Rafah, sebagai bagian dari tujuan mereka untuk menghancurkan Hamas karena melancarkan serangan mematikan pada 7 Oktober tahun lalu.

    Rencana itu menuai reaksi keras, dengan sejumlah negara menyerukan agar Israel tidak menyerang Rafah, yang terletak dekat dengan perbatasan Mesir dan menjadi tempat perlindungan terakhir bagi warga sipil Palestina yang pengeboman Tel Aviv di wilayah lainnya di Jalur Gaza.

    Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu Israel, dan kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan menyuarakan keprihatinan mendalam soal dampak serangan darat Tel Aviv terhadap warga sipil yang mengungsi di Rafah.

    Sekitar 1,4 juta orang — separuh dari total penduduk Gaza — memadati kota Rafah, dengan banyak orang tinggl di luar bangunan atau di tenda-tenda dengan pasokan makanan, air dan medis semakin langka.

    Netanyahu Janjikan Jalur Aman untuk Warga Sipil Tinggalkan Rafah

    Dalam wawancara dengan stasiun televisi AS, ABC News, yang disiarkan pada Minggu (11/2) waktu setempat, Netanyahu mengatakan bahwa pihak-pihak yang mendesak Israel untuk tidak mengerahkan pasukan darat ke Rafah secara efektif telah memberikan izin kepada Hamas untuk tetap tinggal di wilayah itu.

    Berdasarkan kutipan wawancara yang dipublikasikan, Netanyahu menegaskan bahwa operasi ke Rafah akan terus berjalan “sambil menyediakan jalur aman bagi penduduk sipil sehingga mereka bisa pergi”.

    Hamas menyandera sekitar 250 orang sejak 7 Oktober tahun lalu, dengan otoritas Israel menyebut sedikitnya 132 sandera masih ditahan di Jalur Gaza dan sekitar 29 orang di antaranya diperkirakan sudah tewas.

    Perundingan terbaru untuk gencatan senjata di Jalur Gaza digelar di Kairo, dengan Hamas terbuka untuk gencatan senjata termasuk kemungkinan pertukaran sandera Israel dengan tahanan perempuan dan anak-anak yang kini mendekam di penjara-penjara Israel.

    Militer Israel telah sejak lama menggempur kota Rafah via udara, sedangkan pertempuran sengit terjadi di kota Khan Younis yang berjarak beberapa kilometer dari Rafah pada Minggu (11/2) waktu setempat. Koresponden AFP di lapangan melaporkan rentetan ledakan dan kepulan asap hitam di Khan Younis.

    Dalam pernyataan terpisah, militer Israel mengatakan pasukannya melancarkan “serangan terarah” di area Khan Younis bagian barat, area yang dilaporkan Hamas menjadi lokasi bentrokan hebat.

    Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada Minggu (11/2) waktu setempat bahwa sedikitnya 112 orang tewas dalam 24 jam terakhir di daerah kantong Palestina tersebut. Hamas menambahkan bahwa puluhan serangan udara menghujani Jalur Gaza, termasuk di Rafah.

    Menurut laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza, sedikitnya 28.176 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel selama beberapa bulan terakhir.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Mantan Presiden Chile Meninggal dalam Kecelakaan Helikopter

    Mantan Presiden Chile Meninggal dalam Kecelakaan Helikopter

    Dunia Hari Ini kembali dengan laporan dunia selama 24 jam terakhir dari berbagai belahan dunia.

    Edisi Rabu, 7 Februari 2024 kami mulai dengan Chile.

    Mantan presiden Chile meninggal

    Mantan Presiden Chile Sebastian Pinera tewas dalam kecelakaan helikopter.

    Helikopter yang mengangkut Sebastian, 74 tahun, dan tiga orang lainnya jatuh ke sebuah danau di Chile selatan.

    Mantan presiden tersebut dinyatakan meninggal tak lama setelah petugas penyelamat tiba di lokasi kejadian, sementara tiga penumpang lainnya selamat.

    Dua sumber mengatakan Sebastian adalah pilotnya, meskipun belum dikonfirmasi.

    Presiden Gabriel Boric mengumumkan tiga hari berkabung nasional di Chile.

    Pangeran Harry mengunjungi Raja Charles

    Pangeran Harry tiba di London dan menghabiskan sekitar 45 menit di Clarence House, kediaman ayahnya.

    Harry, yang berselisih dengan ayah dan keluarganya selama beberapa tahun terakhir, terbang dari Los Angeles tak lama setelah kondisi raja diumumkan oleh Istana Buckingham.

    Ia mendarat di Inggris dan langsung menuju kediaman Raja Charles, sekitar pukul 14.45 waktu setempat.

    Reaksi Hamas tentang gencatan senjata

    Perdana Menteri Qatar mengatakan tanggapan kelompok Hamas terhadap rencana gencatan senjata “secara umum positif.”

    Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani mengumumkan hal tersebut dalam konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken yang sedang berkunjung.

    Qatar bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Mesir untuk menengahi gencatan senjata dengan tujuan menghentikan perang dan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.

    Sheikh Mohammed tidak memberikan rincian lebih lanjut, namun mengaku optimis dan mengatakan telah menyampaikan informasi tersebut ke Israel.

    Pejabat senior Hamas, Ghazi Hamad, mengatakan kelompoknya ingin membebaskan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel sebanyak mungkin.

    Temuan terbaru dari pesawat Boeing 737

    Panel pintu yang lepas landas dari jet Boeing 737 MAX 9 di tengah penerbangan tampaknya tidak memiliki empat baut kunci.

    Bukti foto dalam laporan independen Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika (NTSB) menemukan baut hilang dari penutup pintu.

    Hingga saat ini, NTSB belum menemukan bagaimana panel tersebut mempengaruhi pesawat jet yang dioperasikan Alaska Airlines saat pesawat tersebut naik ke ketinggian 16.000 kaki pada 5 Januari.

    Administrasi Penerbangan Federal Amerika melarang terbang 171 pesawat Boeing 737 MAX 9 setelah insiden tersebut, sebagian besar dioperasikan oleh maskapai penerbangan Amerika United dan Alaska Airlines, untuk pemeriksaan.

  • Hamas Usulkan Gencatan Senjata 135 Hari hingga Perang Berakhir di Gaza

    Hamas Usulkan Gencatan Senjata 135 Hari hingga Perang Berakhir di Gaza

    Gaza City

    Kelompok Hamas mengusulkan gencatan senjata yang akan meredam pertempuran di Jalur Gaza total selama 135 hari atau sekitar 4,5 bulan hingga berakhirnya perang. Usulan ini disampaikan Hamas dalam responsnya terhadap proposal yang dikirimkan oleh mediator Qatar dan Mesir pekan lalu.

    Proposal itu sebelumnya telah didukung oleh Israel. Amerika Serikat (AS), sekutu Tel Aviv, yang turut terlibat dalam proses perundingan juga memberikan dukungannya untuk proposal tersebut. Demikian seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (7/2/2024).

    Menurut draf dokumen yang telah dilihat oleh Reuters, usulan tandingan dari Hamas untuk merespons proposal itu melibatkan tiga tahap gencatan senjata di Jalur Gaza, yang masing-masing akan berlangsung selama 45 hari.

    Usulan itu akan membuat militan-militan di Jalur Gaza, termasuk Hamas, menukarkan sandera Israel yang masih ditahan sejak serangan 7 Oktober lalu dengan para tahanan Palestina yang mendekam di penjara-penjara negara Yahudi tersebut.

    Usulan tandingan dari Hamas itu juga membahas soal rekonstruksi Jalur Gaza, penarikan pasukan Israel sepenuhnya dari daerah kantong Palestina, serta soal pertukaran jenazah antara Hamas dan Israel.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken tiba semalam di Israel, setelah sebelumnya bertemu dengan pemimpin Qatar dan Mesir dalam upaya diplomatik paling serius sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza demi mewujudkan gencatan senjata.

    Detail soal usulan tandingan dari Hamas belum pernah diungkapkan ke publik sebelumnya.

    Masih menurut usulan Hamas yang dilihat Reuters, semua sandera perempuan Israel, kemudian sandera laki-laki berusia di bawah 19 tahun, dan para sandera lanjut usia (lansia) serta sandera yang sakit akan dibebaskan selama fase 45 hari pertama gencatan senjata.

    Pembebasan sandera oleh Hamas itu akan dibalas oleh Israel dengan membebaskan para tahanan perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara-penjaranya.

    Para sandera laki-laki yang tersisa, menurut usulan Hamas itu, akan dibebaskan pada fase kedua. Kemudian jenazah-jenazah akan ditukarkan pada fase ketiga.

    Pada akhir fase ketiga gencatan senjata di Jalur Gaza, Hamas berharap kedua pihak telah mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang.

    Kelompok yang menguasai Jalur Gaza itu juga mengatakan dalam adendum proposal yang diusulkannya bahwa mereka menginginkan pembebasan total 1.500 tahanan, yang sepertiganya akan dipilih dari daftar tahanan Palestina yang dijatuhi hukuman seumur hidup oleh Israel.

    Gencatan senjata itu juga akan meningkatkan aliran pasokan makanan dan bantuan lainnya kepada warga sipil Gaza yang putus asa dan menghadapi bencana kelaparan, serta kekurangan pasokan bahan pokok.

    Belum ada tanggapan terbaru dari Israel atas usulan tandingan dari Hamas tersebut.

    Israel mulai menggempur Jalur Gaza setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan 1.200 orang dan membuat lebih dari 250 orang disandera.

    Laporan terbaru Kementerian Kesehatan Gaza menyebut setidaknya 27.585 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel. Ribuan orang lainnya dikhawatirkan tertimbun reruntuhan bangunan yang hancur akibat perang.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pemimpin Houthi Ancam Tingkatkan Serangan Jika Israel Terus Gempur Gaza

    Pemimpin Houthi Ancam Tingkatkan Serangan Jika Israel Terus Gempur Gaza

    Sanaa

    Pemimpin kelompok Houthi, Abdul Malik al-Houthi, mengancam akan meningkatkan serangan jika Israel terus menggempur Jalur Gaza. Kelompok yang didukung Iran ini menyerang kapal-kapal di perairan Laut Merah untuk merespons perang yang berkecamuk antara Tel Aviv dan Hamas di daerah kantong Palestina itu.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (7/2/2024), Houthi yang menguasai ibu kota Yaman, telah melancarkan rentetan serangan drone dan rudal terhadap kapal-kapal di jalur pelayaran internasional di Laut Merah sejak November tahun lalu.

    Dalam pernyataannya, Houthi menyebut serangan mereka sebagai solidaritas untuk warga Palestina yang terus digempur Israel di Jalur Gaza. Serangan Houthi itu memicu serangan balasan dari militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris, yang menggempur Yaman sejak bulan lalu.

    Rentetan serangan Houthi itu mengganggu aktivitas perdagangan maritim di salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, karena perusahaan-perusahaan pengangkut barang terpaksa mengubah rute hingga ke area perairan di sekitar Tanjung Harapan demi menghindari Terusan Suez.

    Dalam pidato terbaru yang disiarkan televisi terkait kelompoknya, Al-Houthi mengancam akan meningkatkan serangan-serangan yang disebut mengganggu itu.

    “(Houthi) Akan berupaya meningkatkan eskalasi jika agresi biadab dan brutal terhadap Gaza tidak berhenti, bersamaan dengan pengepungan terhadap rakyat Palestina yang tidak diberi bantuan dan obat-obatan,” tegas Al-Houthi dalam pidatonya.

    Pada Selasa (6/2) waktu setempat, Houthi menembakkan sejumlah rudal terhadap dua kapal yang berlayar di Laut Merah. Juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea, mengklaim serangan rudal itu memicu kerusakan pada kedua kapal bernama Star Nasia dan Morning Tide, yang berbendera Kepulauan Marshall dan Barbados.

    Kapal Star Nasia yang sebenarnya dimiliki oleh Yunani itu, menurut Sarea, diidentifikasi oleh Houthi sebagai kapal Amerika Serikat (AS). Menurut situs pelacak pelayaran laut, kapal Star Nasia itu membawa muatan batu bara AS ke wilayah India.

    Secara terpisah, laporan Komando Pusat militer AS atau CENTCOM menyebut bahwa tiga rudal yang ditembakkan Houthi terhadap kapal Star Nasia itu hanya memicu kerusakan ringan, tanpa adanya ada korban jiwa.

    Disebutkan juga oleh CENTCOM bahwa sebuah kapal Angkatan Laut AS yang beroperasi di dekat Star Nasia telah menembak jatuh salah satu rudal Houthi itu. Usai serangan itu, sebut CENTCOM, Star Nasia tetap layak berlayar dan telah melanjutkan pelayaran ke tujuannya.

    Sementara untuk kapal Morning Tide yang dimiliki oleh Inggris, CENTCOM menyebut ada tiga rudal yang ditembakkan Houthi dan jatuh di perairan di dekat kapal tersebut, namun tidak menyebabkan kerusakan atau cedera.

    Sebuah perusahaan Inggris bernama Furadino Shipping, yang merupakan pemilik kapal Morning Tide, menuturkan kepada Reuters bahwa kapal tersebut kini berlayar tanpa masalah.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Arab Saudi Tegaskan Tak Ada Diplomasi dengan Israel Tanpa Negara Palestina

    Arab Saudi Tegaskan Tak Ada Diplomasi dengan Israel Tanpa Negara Palestina

    Riyadh

    Arab Saudi kembali menyampaikan penegasan bahwa tidak akan ada hubungan diplomatik yang terjalin dengan Israel tanpa adanya negara Palestina yang merdeka dan diakui. Penegasan ini disampaikan Riyadh kepada Amerika Serikat (AS) yang menjadi penengah dalam upaya normalisasi Saudi dan Israel.

    Seperti dilansir Al Arabiya dan AFP, Rabu (7/2/2024), Kementerian Luar Negeri Saudi secara jelas menegaskan kepada Washington, pekan ini, bahwa negara Palestina yang merdeka itu harus diakui berdasarkan garis perbatasan tahun 1967 silam dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

    Tidak hanya itu, Riyadh juga menegaskan bahwa hubungan diplomatik tidak akan terjalin hingga “agresi” militer Israel terhadap Jalur Gaza dihentikan dan semua pasukan pendudukan Israel ditarik mundur dari daerah kantong Palestina tersebut.

    “Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa mengenai diskusi antara Kerajaan Arab Saudi dan Amerika Serikat mengenai proses perdamaian Arab-Israel, dan mengingat apa yang telah disampaikan kepada juru bicara keamanan nasional AS, Kementerian Luar Negeri menegaskan bahwa posisi Kerajaan Arab Saudi selalu teguh dalam masalah Palestina dan pentingnya saudara-saudara rakyat Palestina mendapatkan hak-hak mereka yang sah,” tegas Kementerian Luar Negeri Saudi dalam pernyataan terbaru yang dirilis Rabu (7/2) waktu setempat, seperti dikutip Saudi Press Agency (SPA).

    “Kerajaan telah mengkomunikasikan posisi teguhnya kepada pemerintah AS bahwa tidak akan ada hubungan diplomatik dengan Israel, kecuali negara Palestina yang merdeka diakui berdasarkan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” tegas pernyataan tersebut.

    “Dan jika agresi Israel terhadap Jalur Gaza dihentikan dan semua pasukan pendudukan Israel ditarik mundur dari Jalur Gaza,” imbuh Kementerian Luar Negeri Saudi.

    Penegasan terbaru Saudi ini disampaikan setelah juru bicara keamanan nasional Gedung Putih AS John Kirby, saat berbicara kepada wartawan pada Selasa (6/2), mengatakan bahwa perundingan normalisasi Saudi-Israel “sedang berlangsung” dan bahwa Washington telah “menerima tanggapan positif dari kedua belah pihak bahwa mereka bersedia melanjutkan diskusi itu”.

    Saudi yang menjadi rumah bagi situs-situs tersuci dalam ajaran Islam, tidak pernah mengakui Israel dan tidak bergabung dengan Perjanjian Abraham tahun 2020 yang dimediasi oleh AS. Beberapa negara Teluk, seperti Bahrain, Uni Emirat Arab dan Maroko, telah menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Israel.

    Pernyataan terbaru Saudi tersebut dirilis setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken berkunjung ke Riyadh dan bertemu dengan putra mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), yang juga menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Saudi, pada Senin (5/2) waktu setempat.

    Pertemuan itu dilaporkan membahas sejumlah isu, termasuk soal situasi kemanusiaan di Jalur Gaza dan upaya mencegah penyebaran konflik di Timur Tengah.

    Saat berbicara kepada wartawan di Doha, Qatar, Blinken mengungkapkan bahwa dalam pembicaraan di Riyadh, MBS “menegaskan kembali minat kuat Arab Saudi dalam mengupayakan” normalisasi dengan Israel.

    “Tapi dia juga memperjelas apa yang telah dia katakan kepada saya sebelumnya, yaitu bahwa untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan dua hal — berakhirnya konflik di Gaza, dan jalur yang jelas dan kredibel dalam jangka panjang menuju pembentukan negara Palestina,” tutur Blinken.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Houthi Tembakkan Rudal ke 2 Kapal di Laut Merah, Picu Kerusakan

    Houthi Tembakkan Rudal ke 2 Kapal di Laut Merah, Picu Kerusakan

    Sanaa

    Kelompok Houthi kembali menembakkan rudal ke arah dua kapal yang berlayar di Laut Merah. Kelompok yang didukung Iran di Yaman itu mengklaim serangan rudal mereka memicu kerusakan pada kedua kapal tersebut.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (7/2/2024), Houthi menargetkan kapal-kapal komersial di Laut Merah dengan serangan drone dan rudal sejak pertengahan November tahun lalu. Dalam pernyataannya, Houthi menyebut serangan itu sebagai solidaritas untuk warga Palestina yang digempur Israel di Jalur Gaza.

    Dalam pernyataan terbaru, juru bicara militer Houthi menyebut pasukannya menembakkan sejumlah rudal angkatan laut ke arah dua kapal bernama Star Nasia dan Morning Tide, yang berbendera Kepulauan Marshall dan Barbados. Houthi mengidentifikasi kedua kapal itu sebagai milik Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

    Namun diketahui bahwa kapal Star Nasia dimiliki oleh Yunani dan dikelola oleh Star Bulk Carrier. Seorang pejabat Kementerian Pelayaran Yunani, yang enggan disebut namanya, melaporkan bahwa kapal Star Nasia diguncang ledakan pada pukul 11.15 GMT pada Selasa (6/2).

    Disebutkan bahwa para awak kapal Star Nasia tidak mengalami luka-luka akibat ledakan tersebut. Menurut pejabat Kementerian Pelayaran Yunani itu, tidak diketahui secara jelas apakah ledakan itu disebabkan oleh ranjau laut atau roket.

    Komando Pusat militer AS atau CENTCOM, dalam pernyataan terpisah, menyebut bahwa Houthi menembakkan tiga rudal ke kapal Star Nasia, yang melaporkan kerusakan ringan namun tidak ada korban jiwa.

    Disebutkan juga oleh CENTCOM bahwa sebuah kapal Angkatan Laut AS yang beroperasi di dekat Star Nasia telah menembak jatuh salah satu rudal Houthi itu. Usai serangan itu, sebut CENTCOM, Star Nasia tetap layak berlayar dan telah melanjutkan pelayaran ke tujuannya.

    Untuk kapal Morning Tide, CENTCOM menyebut ada tiga rudal yang ditembakkan Houthi dan menghantam perairan di dekat kapal tersebut, namun tidak menyebabkan kerusakan atau cedera.

    Sebuah perusahaan Inggris bernama Furadino Shipping, yang merupakan pemilik kapal Morning Tide, menuturkan kepada Reuters bahwa kapal tersebut kini berlayar tanpa masalah.

    Data pelacakan kapal LSEG menunjukkan kapal Morning Tide bergerak menuju ke arah selatan melalui Laut Merah setelah melewati Terusan Suez pada Jumat (2/2) lalu. Sinyal terbarunya menunjukkan kapal tersebut sedang berlayar keluar dari Laut Merah melalui Selat Bab al-Mandab.

    Rentetan serangan di Laut Merah memicu gangguan terhadap pelayaran global dan memaksa perusahaan-perusahaan untuk menempuh rute perjalanan yang lebih lama dan lebih mahal di sekitar Afrika bagian selatan. Situasi itu juga memicu kekhawatiran akan meluasnya perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

    Militer AS dan Inggris menyerang target-target Houthi di Yaman sejak bulan lalu, sebagai respons atas serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Tuding Iran Bantu Houthi Tentukan Kapal yang Diserang di Laut Merah

    AS Tuding Iran Bantu Houthi Tentukan Kapal yang Diserang di Laut Merah

    Washington DC

    Amerika Serikat (AS) menuding Iran membantu kelompok Houthi dalam menentukan kapal-kapal yang menjadi “target yang lebih menguntungkan” untuk diserang di Laut Merah. Houthi telah menjelaskan bahwa serangan mereka merupakan solidaritas untuk warga Palestina di Jalur Gaza yang terus digempur Israel.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (7/2/2024), data Pentagon atau Departemen Pertahanan AS menyebutkan bahwa Houthi telah menyerang dan mengancam pelayaran internasional dan komersial di perairan Laut Merah sebanyak lebih dari 40 kali sejak 19 November 2023.

    “Perasaan yang kami miliki adalah bahwa Iran mendorong pintu yang terbuka di sini bersama Houthi, membantu, bersekongkol, berbagi intelijen, membantu mereka dalam menargetkan kapal-kapal, menentukan target-target mana yang lebih menguntungkan,” sebut Utusan Khusus AS untuk Yaman, Tim Lenderking, dalam sebuah wawancara.

    Houthi, dalam pernyataannya, mengatakan kelompoknya menargetkan kapal-kapal yang keluar-masuk wilayah Israel. Namun pada praktiknya, Houthi juga menyerang kapal-kapal komersial yang tidak ada kaitannya dengan Israel, juga menargetkan kapal perang AS dan Inggris di kawasan tersebut.

    Lenderking mengunjungi kawasan Teluk pekan ini dalam upaya mencari cara menghentikan serangan Houthi di Laut Merah. Dia akan bertemu dengan rekan-rekan regionalnya untuk membahas deeskalasi, menghentikan serangan Houthi dan memperbarui fokus pada upaya menjamin perdamaian jangka panjang bagi rakyat Yaman.

    Menjelang perjalanannya, Lenderking yang merupakan diplomat senior AS itu berbicara dengan Middle East Institute yang berbasis di Washington membahas soal situasi di Yaman dan kelompok Houthi.

    “Sekali lagi, kita melihat peran yang sangat negatif yang dimainkan Iran di kawasan dengan mengobarkan konflik ini,” sebutnya.

    Dia menambahkan bahwa Houthi tidak hanya berdampak pada warga Yaman, tetapi juga “merusak perdamaian di Yaman”.

    “Aktivitas semacam ini membuat para donatur menjauh,” ucap Lenderking.

    Lebih lanjut, Lenderking mengungkapkan bahwa upaya-upaya diplomatik telah “dilakukan untuk mencoba dan memicu kemunduran bagi Houthi yang akan memungkinkan situasinya membaik dan menjauh dari aspek kinetik”.

    “Kita perlu melihat deeskalasi yang serius di Gaza,” cetusnya.

    Dia menambahkan bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken yang juga sedang melakukan tur diplomatik ke kawasan Timur Tengah “sedang mengupayakan sangat keras untuk mencapai hal tersebut”.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Serang 6 Polisi Palestina Pengawal Truk Bantuan hingga Tewas

    Israel Serang 6 Polisi Palestina Pengawal Truk Bantuan hingga Tewas

    Gaza City

    Serangan pesawat Israel dilaporkan menewaskan sedikitnya enam polisi Palestina di wilayah Jalur Gaza. Para polisi Palestina itu diserang oleh militer Israel saat sedang mengawal dan mengamankan jalur yang dilalui sebuah truk pengangkut bantuan kemanusiaan.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (7/2/2024), Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikuasai kelompok Hamas, melaporkan bahwa serangan terhadap para personel kepolisian itu terjadi di area Rafah pada Selasa (6/2) waktu setempat.

    “Enam personel kepolisian Palestina tewas akibat (militer) pendudukan Israel yang menargetkan kendaraan mereka di lingkungan Khirbat al-Adas di Rafah,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza.

    Sejumlah saksi mata menuturkan kepada AFP bahwa polisi-polisi itu sedang mengamankan jalur truk bantuan yang mengangkut tepung ketika pesawat Israel menyerang mobil mereka, hingga membuat para penumpang di dalamnya tercabik-cabik.

    Seorang fotografer AFP yang ada di lokasi melihat darah berceceran pada kendaraan yang hancur akibat diserang Israel, dan terdapat logo kepolisian pada kap mesin kendaraan tersebut.

    Petugas darurat yang pertama tiba di lokasi menutupi jenazah polisi Palestina itu dengan selimut dan memasukkannya ke dalam sebuah ambulans yang rusak.

    Para personel kepolisian Palestina dikerahkan untuk mengawal dan mengamankan konvoi kendaraan pengangkut bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza, di mana para penduduk yang putus asa nekat memanjat truk untuk mencari pasokan penting.

    Rentetan serangan menghujani kendaraan dan gedung-gedung di area Rafah, yang saat ini menjadi tempat berlindung bagi lebih dari separuh penduduk Jalur Gaza yang mengungsi akibat perang.

    Militer Israel melancarkan serangan tanpa henti via udara, darat dan laut sejak 7 Oktober lalu, ketika Hamas melakukan serangan mengejutkan yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Serangan itu membuat Tel Aviv bersumpah untuk menghancurkan Hamas.

    Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 27.585 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Qatar Ungkap Hamas Beri Respons Positif Rencana Gencatan Senjata di Gaza

    Qatar Ungkap Hamas Beri Respons Positif Rencana Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta

    Kelompok Palestina, Hamas, menyerahkan tanggapannya terhadap kesepakatan gencatan senjata yang bertujuan menghentikan perang dengan Israel kepada mediator utama. Qatar mengatakan Hamas memberikan respons positif soal gencatan senjata.

    “Beberapa waktu lalu, gerakan Hamas menyampaikan tanggapannya terhadap kerangka perjanjian tersebut kepada saudara-saudara di Qatar dan Mesir,” kata sebuah pernyataan mengacu pada gencatan senjata yang komprehensif dan penuh dilansir AFP, Rabu (7/2/2024).

    Hamas selama lebih dari seminggu mempertimbangkan kesepakatan yang dibuat ketika mereka tidak hadir dalam perundingan Paris, ketika tekanan internasional meningkat untuk mengakhiri perang empat bulan tersebut.

    Hamas mengatakan usulan tersebut bertujuan untuk “mengakhiri agresi terhadap rakyat kami, mengamankan bantuan dan tempat berlindung, rekonstruksi, mencabut pengepungan di Jalur Gaza, dan menyelesaikan proses pertukaran tahanan”.

    Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani mengatakan Doha telah menerima respons positif dari Hamas terhadap rencana gencatan senjata tersebut.

    Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani berbicara bersama Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang kembali memulai tur krisis di Timur Tengah. Blinken mengatakan tanggapan Hamas telah sampaikan kepada Israel.

    “Saya akan melanjutkan pembicaraan itu besok di Israel ketika saya berada di sana, dan kami akan bekerja sekeras mungkin untuk mencoba mencapai kesepakatan,” kata Blinken kepada wartawan di Doha.

    Hamas juga menyandera sekitar 250 orang. Israel mengatakan 132 orang masih berada di Gaza termasuk 28 orang yang diyakini tewas.

    Kampanye militer Israel telah menewaskan sedikitnya 27.585 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini