Negara: Palestina

  • Pemerintah Indonesia Kirim Bantuan ke Palestina dan Sudan

    Pemerintah Indonesia Kirim Bantuan ke Palestina dan Sudan

    Jakarta (beritajatim.com) – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) secara resmi melepas bantuan obat-obatan dan peralatan menuju Palestina dan Sudan di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Rabu (3/4). Bantuan kemanusian ini untuk negara sahabat yang terdampak bencana, baik itu bencana alam maupun krisis kemanusiaan akibat perang.

    Presiden Jokowi mengatakan, pengiriman bantuan ini sebagai bentuk solidaritas dan komitmen pemerintah, salah satunya dalam memelihara perdamaian dunia.

    “Pemerintah Indonesia selalu berkomitmen menjaga perdamaian dunia serta terlibat aktif dalam misi-misi kemanusiaan baik akibat perang maupun karena bencana (alam),” kata Presiden Jokowi.

    “Kita turut prihatin atas persitiwa kemanusiaan yang terjadi di Gaza dan juga konflik internal di Sudan yang menimbulkan banyak korban,” imbuhnya.

    Bantuan kali ini berisikan bantuan yang merupakan permintaan langsung oleh pemerintah setempat, khusus untuk bantuan ke Palestina akan dikirimkan dari Indonesia melalui Mesir dan selanjutnya akan dikirimkan menuju Palestina.

    “Karena itu, untuk kesekian kalinya, kita kembali melakukan misi kemanusiaan ke Mesir dan Sudan untuk membantu saudara – saudara kita yang membutuhkan bantuan. Bantuan kali ini senilai 30 miliar rupiah. Berupa obat-obatan dan peralatan kesehatan, dan juga bantuan yang lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, sesuai dengan permintaan resmi dari Pemerintah Mesir dan Pemerintah Sudan,” tutur Presiden Jokowi.

    Presiden Jokowi menambahkan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto ditunjuk untuk memimpin pengiriman bantuan kemanusiaan ini.

    “Bantuan ini akan diantar langsung ke Mesir dan Sudan, delegasi dipimpin oleh Pak Suharyanto, Kepala BNPB, yang beranggotakan seluruh unsur kementerian dan lembaga mitra pemerintah. Semoga bantuan ini dapat membantu meringankan saudara-saudara kita yang sedang tertmpa musibah di Gaza dan Sudan,” ujarnya.

    Adapun bantuan ini diterbangkan menggunakan dua pesawat Garuda Indonesia dengan tipe Airbus A330-200 menuju Sudan, sedangkan satu pesawat lainnya menggunakan tipe Airbus A330-900 menuju Mesir. Kedua pesawat tersebut direncanakan akan tiba pada Kamis (4/4) waktu setempat.

    Turut hadir dalam pelepasan bantuan ini yaitu, Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Keuangan, Menteri Luar Negeri, Panglima TNI, Kapolri, Wakil Menteri Pertahanan, perwakilan Komisi VIII DPR RI, perwakilan Kementerian Serkretaris Negara, perwakilan BPKP, perwakilan Duta Besar Sudan, Duta Besar Mesir, Kepalat Staf Angkatan Udara, Danlannud Halim, perwakilan Bea Cukai Halim, Direktur Utama Garuda Indonesia dan perwakilan lembaga lain. [hen/beq]

  • Sekjen PBB Geram 7 Relawan di Gaza Tewas Akibat Ulah Israel: Tak Masuk Akal!

    Sekjen PBB Geram 7 Relawan di Gaza Tewas Akibat Ulah Israel: Tak Masuk Akal!

    Jakarta

    Sekjen PBB, Antonio Guterres, mengecam kasus tewasnya tujuh pekerja kemanusiaan akibat serangan udara Israel di Gaza. Guterres mengatakan peristiwa tersebut tidak masuk akal.

    “Insiden ini menjadikan jumlah pekerja bantuan yang tewas dalam konflik ini menjadi 196 orang, termasuk lebih dari 175 anggota staf PBB kami,” kata Guterres dalam pidatonya di Majelis Umum PBB dilansir AFP, Rabu (3/4/2024).

    Tujuh korban tewas merupakan staf dari badan amal bantuan makanan World Center Kitchen. Para korban meninggal ini merupakan pekerja bantuan berkewarganegaraan Australia, Inggris, Palestina, Polandia, dan Amerika Serikat-Kanada.

    Guterres mengatakan tewasnya para relawan di Gaza tidak masuk akal. Namun, hal itu menjadi imbas dari perang yang tidak kunjung selesai di wilayah tersebut.

    “Ini tidak masuk akal. Tapi ini adalah akibat yang tidak bisa dihindari dari cara perang dilakukan,” katanya.

    Sekjen PBB itu juga mendesak kasus tewasnya 7 relawan tersebut dijadikan alarm untuk segera melakukan gencatan senjata di Gaza.

    “Ini sekali lagi menunjukkan perlunya gencatan senjata kemanusiaan segera, pembebasan semua sandera tanpa syarat, dan perluasan bantuan kemanusiaan ke Gaza seperti yang diminta Dewan Keamanan dalam resolusinya,” tutur Guterres.

    “Resolusi tersebut harus dilaksanakan tanpa penundaan,” kata Guterres.

    Dalih PM Israel soal Kematian 7 Relawan di Gaza

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengakui militer Israel melancarkan serangan udara di Gaza dan menyebabkan tujuh pekerja kemanusiaan meninggal dunia. Netanyahu berdalih tewasnya korban akibat ketidaksengajaan pasukannya.

    “Sayangnya, pada hari terakhir ada kasus tragis di mana pasukan kami secara tidak sengaja memukul orang-orang yang tidak bersalah di Jalur Gaza,” kata Netanyahu dilansir AFP.

    “Hal ini terjadi dalam perang, kami akan menyelidikinya sampai akhir… Kami telah melakukan kontak dengan pemerintah dan kami akan melakukan segalanya agar hal ini tidak terjadi lagi,” sambungnya.

    Ketujuh korban yang tewas itu merupakan pekerja kemanusiaan yang bekerja untuk World Central Kitchen (WCK). Mereka merupakan relawan yang bertugas mengirimkan bantuan makanan ke Gaza melalui jalur laut dari Siprus.

    Para korban tewas dalam serangan udara yang dilakukan Israel di Gaza pada Senin (1/4) waktu setempat. Tujuh korban meninggal ini merupakan warga negara Australia, Polandia, Inggris, berkewarganegaraan ganda AS dan Kanada, serta Palestina.

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Kecam Serangan Militer Israel Tewaskan 7 Pekerja Kemanusiaan di Gaza

    AS Kecam Serangan Militer Israel Tewaskan 7 Pekerja Kemanusiaan di Gaza

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) mengecam aksi serangan udara Israel di Gaza hingga menyebabkan tujuh pekerja kemanusiaan tewas. Presiden AS, Joe Biden, mengatakan telah menghubungi koki World Central Kitchen, Jose Andres, usai tujuh pekerjanya tewas akibat serangan militer Israel.

    “Presiden menelepon koki Jose Andres untuk menyatakan bahwa dia sedih mendengar berita tentang serangan udara yang menewaskan tujuh pekerja bantuan dan untuk menyampaikan serta menyampaikan belasungkawa yang terdalam,” kata Sekretaris Pers Karine Jean-Pierre dilansir AFP, Rabu (3/4/2024).

    Pihak Gedung Putih mengatakan Biden segera melakukan komunikasi dengan pihak Israel. Biden disebut akan menegaskan perlindungan kepada pekerja kemanusiaan di jalur Gaza.

    “Presiden menyampaikan bahwa dia akan menjelaskan kepada Israel bahwa pekerja bantuan kemanusiaan harus dilindungi,” katanya dalam sebuah pengarahan.

    Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan negaranya tengah menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan Israel. Kirby menyebut Amerika sangat mengecam tindakan serangan Israel hingga menewaskan para relawan.

    “Kami sangat marah mengetahui serangan itu,” ujar Kirby.

    Netanyahu Berdalih Militernya Tak Sengaja

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengakui militer Israel melancarkan serangan udara di Gaza dan menyebabkan tujuh pekerja kemanusiaan meninggal dunia. Netanyahu berdalih tewasnya korban akibat ketidaksengajaan.

    “Hal ini terjadi dalam perang, kami akan menyelidikinya sampai akhir… Kami telah melakukan kontak dengan pemerintah dan kami akan melakukan segalanya agar hal ini tidak terjadi lagi,” sambungnya.

    Ketujuh korban yang tewas itu merupakan pekerja kemanusiaan yang bekerja untuk World Central Kitchen (WCK). Mereka merupakan relawan yang bertugas mengirimkan bantuan makanan ke Gaza melalui jalur laut dari Siprus.

    Para korban tewas dalam serangan udara yang dilakukan Israel di Gaza pada Senin (1/4) waktu setempat. Tujuh korban meninggal ini merupakan warga negara Australia, Polandia, Inggris, berkewarganegaraan ganda AS dan Kanada, serta Palestina.

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan Israel di Gaza Tewaskan 7 Relawan, Netanyahu Berdalih Tak Sengaja

    Serangan Israel di Gaza Tewaskan 7 Relawan, Netanyahu Berdalih Tak Sengaja

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengakui militer Israel melancarkan serangan udara di Gaza dan menyebabkan tujuh pekerja kemanusiaan meninggal dunia. Netanyahu berdalih tewasnya korban akibat ketidaksengajaan pasukannya.

    “Sayangnya, pada hari terakhir ada kasus tragis di mana pasukan kami secara tidak sengaja memukul orang-orang yang tidak bersalah di Jalur Gaza,” kata Netanyahu dilansir AFP, Rabu (3/2/2024).

    “Hal ini terjadi dalam perang, kami akan menyelidikinya sampai akhir… Kami telah melakukan kontak dengan pemerintah dan kami akan melakukan segalanya agar hal ini tidak terjadi lagi,” sambungnya.

    Ketujuh korban yang tewas itu merupakan pekerja kemanusiaan yang bekerja untuk World Central Kitchen (WCK). Mereka merupakan relawan yang bertugas mengirimkan bantuan makanan ke Gaza melalui jalur laut dari Siprus.

    Para korban tewas dalam serangan udara yang dilakukan Israel di Gaza pada Senin (1/4) waktu setempat. Tujuh korban meninggal ini merupakan warga negara Australia, Polandia, Inggris, berkewarganegaraan ganda AS dan Kanada, serta Palestina.

    Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari sebelumnya mengatakan telah berbicara dengan koki selebriti pendiri WCK Jose Andres untuk menyampaikan “belasungkawa terdalam” mereka. Dia mengatakan penyelidikan akan dilakukan oleh Mekanisme Pencarian Fakta dan Penilaian militer Israel.

    “Dan kami akan membagikan temuan kami secara transparan,” katanya.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (2/4), kematian pekerja kemanusiaan di Jalur Gaza itu diumumkan oleh pendiri organisasi World Central Kitchen, chef Jose Andres, dalam pernyataannya awal pekan ini.

    “Hari ini, World Central Kitchen telah kehilangan beberapa saudara dan saudari akibat serangan militer Israel di Gaza,” sebut Andres dalam pernyataannya.

    World Central Kitchen yang merupakan organisasi yang berkantor pusat di Amerika Serikat (AS), menyebut kematian sejumlah pekerja kemanusiaan itu sebagai “tragedi” dan menegaskan kembali bahwa “pekerja bantuan kemanusiaan dan warga sipil tidak boleh menjadi target”.

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menteri Mundur Massal Buntut Rolex Presiden Peru Curi Perhatian

    Menteri Mundur Massal Buntut Rolex Presiden Peru Curi Perhatian

    Lima

    Presiden Peru, Dina Boluarte, disorot rakyatnya kali ini. Rolex di pergelangan tangan kirinya bikin pemerintahan berguncang! Menteri-menteri mundur.

    Peru adalah negara di Amerika Latin yang punya kondisi politik gonjang-ganjing selama sewindu ini. Bayangkan saja, sudah ada enam presiden berbeda dalam kurun waktu delapan tahun.

    Dina, atau disebut sebagai Boluarte di berita internasional, adalah Presiden Peru pertama yang berasal dari kaum perempuan. Boluarte dilantik menjabat Presiden Peru pada Desember 2022, menggantikan Pedro Castillo yang dimakzulkan dan ditangkap pihak berwenang karena berusaha membubarkan Kongres Peru dan memerintah melalui dekrit. Boluarte mencetak sejarah sebagai wanita pertama yang menjabat Presiden Peru.

    Belakangan, Dina tampil ke publik dengan benda yang mahal atau amat mahal di pergelangan tangan kirinya. Benda itu adalah jam tangan bernama Rolex, barang yang bisa bikin orang melotot sekaligus bisa sangat mencurigakan bila dikenakan oleh orang yang duitnya kurang banyak.

    Gaji Dina Boluarte dalam setahun mencapai US$ 55.000 atau setara Rp 876,2 juta. Dina yang kini berusia 61 tahun sudah pernah menyatakan ke publik bahwa kekayaannya sekarang berasal dari kerja kerasnya sejak masih muda.

    Namun, otoritas negara Peru belum menerima laporan harta kekayaan dari Dina yang meliputi jam tangan Rolex tersebut. Aparat negara bertindak.

    40 Gabungan polisi dan aparat kejaksaan dikerahkan untuk menggeledah rumah sang presiden. Untuk diketahui, orotitas Peru sedang melakukan penyelidikan dugaan korupsi.

    Saat penggerebekan, Boluarte sedang tidak ada di rumahnya. Sebagai informasi, awal bulan ini otoritas Peru meluncurkan penyelidikan terhadap Boluarte menyusul laporan surat kabar setempat soal sang presiden yang mengenakan jam tangan mewah yang asal-usulnya misterius, dan belum dilaporkan secara resmi dalam catatan publik.

    Lihat juga Video ‘Protes Kudeta Eks Presiden Peru, Massa Basar Bangunan Bersejarah!’:

    Halaman selanjutnya, menteri-menteri mundur massal:

    Menteri-menteri mundur massal

    Enam menteri dalam kabinet pemerintahan Peru ramai-ramai mundur dari jabatannya. Pengunduran diri massal para menteri ini diumumkan saat penyelidikan tengah dilakukan terhadap Presiden Dina Boluarte terkait jam tangan Rolex yang kedapatan digunakannya dalam sejumlah acara publik.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (2/4/2024), penyelidikan otoritas berwenang Lima fokus pada bagaimana Boluarte bisa mendapatkan jam tangan mewah tersebut.

    Saat skandal yang dijuluki “Rolexgate” itu mengguncang Peru, Menteri Dalam Negeri Victor Torres menjadi yang pertama mengumumkan pengunduran diri. Dia mundur dua hari setelah para personel kepolisian yang ada di bawah komandonya menggerebek dan menggeledah kediaman juga kantor Presiden Peru.

    Foto ilustrasi: Jam Rolex milik mantan menteri agama Malaysia Datuk Dr Zulkifli Mohamad Al-Bakri yang dilelang untuk donasi Palestina. Foto: X/@drzul_albakri

    Dalam penjelasannya, Torres mengatakan dirinya telah mengkoordinasikan pengunduran dirinya dengan Boluarte. “Saya pergi karena saya meminta kepada wanita itu, dan dia menerimanya,” ucapnya.

    Namun pengunduran diri Torres itu dipandang secara luas sebagai hukuman atas penggerebekan pada akhir pekan yang menargetkan Boluarte. Dia juga mendapat banyak sorotan di Kongres Peru atas peningkatan tajam angka kejahatan di jalanan.

    Lima menteri lainnya dalam kabinet Boluarte mengumumkan pengunduran diri mereka beberapa jam kemudian. Para menteri yang mengundurkan diri itu memegang jabatan di bidang urusan wanita, pendidikan, pembangunan pedesaan, produksi dan perdagangan luar negeri.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kedutaan Israel di Dunia Waspada Buntut Konsulat Iran Dirudal

    Kedutaan Israel di Dunia Waspada Buntut Konsulat Iran Dirudal

    Tel Aviv

    Otoritas Israel meningkatkan langkah-langkah keamanan untuk semua Kedutaan Besar (Kedubes) atau misi diplomatiknya di seluruh dunia menyusul serangan rudal yang menghantam gedung konsulat Iran di Suriah. Kedubes Israel di luar negeri diimbau semakin meningkatkan kewaspadaan.

    Sedikitnya 11 orang, termasuk komandan senior Garda Revolusi Iran, dilaporkan tewas dalam serangan rudal yang menghantam gedung konsuler di kompleks Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah, pada Senin (1/4) sore waktu setempat.

    Seperti dilansir media lokal Israel, Ynetnews, Selasa (2/4/2024), pemerintah Israel mengumumkan pihaknya akan meningkatkan keamanan di sekitar Kedutaan Besar Tel Aviv di seluruh dunia, dan meningkatkan kesiapan Angkatan Bersenjata Israel (IDF) menyusul tewasnya komandan Garda Revolusi Iran di Suriah.

    Kementerian Luar Negeri Israel memutuskan untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan bagi perwakilan diplomatiknya di seluruh dunia, dengan divisi keamanan pada kementerian tersebut merilis instruksi untuk semua diplomat Tel Aviv.

    “Kami mendesak untuk mempertahankan sikap waspada dan meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan sekitar, dengan penekanan pada pergerakan rutin,” demikian bunyi instruksi untuk para diplomat Israel di luar negeri.

    “Kami meminta Anda untuk terus mengambil tindakan pencegahan dan memberikan perhatian lebih selama operasi rutin,” imbuh instruksi tersebut.

    Israel tampaknya khawatir jika Iran berupaya menargetkan Kedutaan Besar Tel Aviv di luar negeri sebagai pembalasan atas serangan di Suriah. Sejak perang berkecamuk melawan Hamas di Jalur Gaza tahun lalu, tingkat kewaspadaan tinggi diterapkan di misi-misi diplomatik Israel di seluruh dunia.

    Sebelumnya, Duta Besar Iran untuk Suriah, Hossein Akbari, menyebut bahwa “jet-jet tempur F-35” menembakkan enam rudal yang menghantam sebuah gedung konsuler di kompleks Kedutaan Besar Iran di Damaskus pada Senin (1/4) waktu setempat.

    Syrian Observatory for Human Rights, kelompok yang memantau konflik di Suriah, melaporkan bahwa sedikitnya 11 orang, yang terdiri atas delapan warga Iran, dua warga Suriah, dan satu warga Lebanon, tewas akibat serangan udara itu.

    Disebutkan Syrian Observatory bahwa tidak ada korban sipil dalam serangan itu, karena semua yang tewas adalah petempur, termasuk beberapa personel Garda Revolusi Iran,

    Garda Revolusi Iran, dalam pernyataannya, mengakui bahwa tujuh personelnya, yang bertugas sebagai penasihat militer di Suriah, tewas dalam serangan udara Israel di Damaskus. Terdapat tiga komandan senior Garda Revolusi Iran di antara personel-personel yang tewas.

    Ada dua jenderal Iran yang tewas dalam serangan di Damaskus, yakni Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi, yang merupakan komandan senior dalam Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran, dan seorang pejabat tinggi lainnya bernama Brigadir Jenderal Mohammad Hadi Haji Rahimi.

    Sosok Zahedi disebut sebagai pemimpin Pasukan Quds untuk Palestina, Suriah dan Lebanon. Pasukan Quds merupakan pasukan elite spionase dan paramiliter asing pada Garda Revolusi Iran.

    “(Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu telah benar-benar kehilangan keseimbangan mental karena kekalahan berturut-turut rezim Israel di Gaza dan kegagalannya mencapai tujuan amibisius Zionis,” sebut Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dalam komentarnya.

    Sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Naser Kanaani, menegaskan bahwa Teheran memiliki hak untuk merespons serangan tersebut. Dia menegaskan bahwa tindakan yang diperlukan harus diambil terhadap agresor.

    “Ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional. Kami berharap masyarakat internasional dan PBB mengutuk keras agresi ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan,” ucapnya.

    “Sementara Iran berhak untuk merespons kejahatan tersebut, Israel memikul tanggung jawab atas dampaknya. Teheran akan memutuskan jenis respons dan hukuman tersebut,” tegas Kanaani.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pria Bersenjata Tembaki Bus Sekolah di Tepi Barat, 3 Orang Luka-luka

    Pria Bersenjata Tembaki Bus Sekolah di Tepi Barat, 3 Orang Luka-luka

    Jakarta

    Aksi penembakan terhadap sebuah bus sekolah terjadi di dekat kota Jericho di Tepi Barat yang diduduki Israel. Petugas medis dan militer Israel mengatakan bahwa tiga orang termasuk seorang anak laki-laki terluka dalam serangan pada hari Kamis (28/3) tersebut.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (28/3/2024), militer Israel mengatakan, setelah adanya laporan bahwa seorang militan melepaskan tembakan ke arah “sejumlah kendaraan”, tentara-tentara Israel dikirim ke tempat kejadian di dekat kota Al-Auja. Militer menambahkan bahwa tentara sedang mengejar tersangka.

    Militer Israel membenarkan bahwa sebuah bus sekolah menjadi sasaran penembakan.

    Seorang pria berusia 30 tahun berada dalam kondisi serius dengan luka tembak, sementara seorang pria berusia 21 tahun mengalami luka ringan dan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun menderita luka pecahan peluru, kata layanan darurat.

    Radio publik Israel mengatakan pria bersenjata yang bertopeng itu mulai menembaki mobil-mobil Israel sekitar pukul 07.00 waktu setempat, mengenai mobil dan bus sekolah.

    Kekerasan telah meningkat di Tepi Barat sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada bulan Oktober. Perang dimulai dengan serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, yang menyebabkan sekitar 1.160 orang tewas.

    Lebih dari 440 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel atau pemukim Israel di Tepi Barat sejak perang pecah, menurut Otoritas Palestina, yang memiliki sebagian kendali administratif di Tepi Barat.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gaza Terus Dibombardir Israel Meski DK PBB Serukan Gencatan Senjata

    Gaza Terus Dibombardir Israel Meski DK PBB Serukan Gencatan Senjata

    Jakarta

    Jalur Gaza bagian selatan terus dibombardir hebat oleh militer Israel pada Rabu (27/3) waktu setempat, meskipun ada tekanan internasional lewat Dewan Keamanan (DK) PBB untuk segera melakukan gencatan senjata di wilayah Palestina tersebut.

    Dilansir AFP dan Al Arabiya, Kamis (28/3/2024), bola api menerangi langit malam di kota Rafah, Gaza selatan, pusat kota terakhir di Gaza yang belum diserang oleh pasukan darat Israel. Sekitar 1,5 juta orang berada di wilayah tersebut saat ini.

    Suara ledakan juga terdengar dan asap terlihat membubung di Kota Gaza di utara, tempat pasukan Israel menyerang rumah sakit terbesar di kota itu selama lebih dari seminggu.

    Kementerian Kesehatan Hamas di Gaza mengatakan pada Rabu pagi waktu setempat bahwa 66 orang tewas dalam semalam, termasuk tiga orang yang tewas dalam serangan udara Israel di Rafah dan sekitarnya.

    Pertempuran terus berlanjut bahkan setelah Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi pertamanya yang menyerukan “gencatan senjata segera” dan mendesak pembebasan sekitar 130 sandera, yang menurut Israel masih berada di Gaza, termasuk 34 tawanan yang diperkirakan tewas.

    Pasukan Israel juga mengepung dua rumah sakit di Khan Younis, di mana Kementerian Kesehatan mengatakan 12 orang, termasuk beberapa anak-anak, tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah kamp pengungsi.

    Organisasi Bulan Sabit Merah Palestina telah memperingatkan bahwa ribuan orang terjebak di rumah sakit Nasser di Khan Younis dan “nyawa mereka dalam bahaya”.

    Perang Israel telah menghancurkan infrastruktur Gaza. Lembaga-lembaga bantuan mengatakan seluruh penduduk Gaza yang berjumlah 2,4 juta jiwa kini membutuhkan bantuan kemanusiaan.

    Badan dana anak-anak PBB, UNICEF, mengatakan lebih banyak bantuan harus disalurkan ke Gaza melalui jalan darat dibandingkan melalui udara atau laut untuk mencegah “kelaparan yang akan segera terjadi”.

    Juru bicara UNICEF James Elder mengatakan bantuan yang diperlukan “hanya berjarak beberapa kilometer” dengan truk-truk berisi bantuan yang menunggu di perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.

    Bombardir terus-menerus Israel telah menewaskan sedikitnya 32.414 orang di Gaza, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Hamas.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Nyatakan Israel Lakukan Genosida, Pakar HAM PBB Dapat Ancaman

    Nyatakan Israel Lakukan Genosida, Pakar HAM PBB Dapat Ancaman

    Jakarta

    Pakar Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Francesca Albanese, mendapatkan ancaman sebagai akibat dari kesimpulannya bahwa Israel melakukan genosida di Jalur Gaza. Namun Francesca tetap maju terus.

    Diberitakan AFP, Kamis (28/3/2024), pelapor khusus (special rapporteur) PBB ini menyatakan punya cukup dasar untuk menyatakan Israel telah melakukan genosida terhadap warga Palestina di kawasan tepi Laut Mediterania tersebut.

    Israel bulan lalu mengumumkan larangan visa terhadap Francesca atas komentar yang menyangkal bahwa serangan Hamas pada 7 Oktober adalah tindakan “anti-Semit”. Israel meggatakan bahwa laporannya “hanya merupakan perpanjangan dari kampanye yang berupaya melemahkan pendirian Negara Yahudi”.

    Francesca yang merupakan pakar independen ditunjuk oleh Dewan HAM PBB pada 2022 itu menyatakan secara pribadi, “Telah diserang sejak awal mandat saya”.

    “Saya memang menerima ancaman,” akunya, namun mengatakan bahwa dia “tidak menerima apa pun yang sejauh ini saya anggap memerlukan tindakan pencegahan ekstra”.

    Dan tekanan tersebut hanya mendorongnya “untuk tidak mundur”, kata Albanese.

    Albanese pada hari Rabu menegaskan bahwa dia tidak “mempertanyakan eksistensi Negara Israel”, namun ingin Israel berperilaku “sesuai dengan hukum internasional”.

    Albanese, yang telah menerima dukungan dari negara-negara Arab dan Muslim sejak merilis laporannya, mengatakan bahwa ketika dia akhirnya meninggalkan jabatannya, hal itu bukan karena kritiknya.

    “Itu bukan karena mereka memfitnah atau menganiaya saya dalam wacana publik.”

    (dnu/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Warga Arab di Israel Hidup dalam Tekanan dan Harapan

    Warga Arab di Israel Hidup dalam Tekanan dan Harapan

    Jakarta

    Issa Fayed adalah pemilik sebuah bengkel mobil di Haifa, sebuah kota di pesisir Mediterania Israel. Dia merupakan warga Arab Israel, atau menurut penuturan Fayed sendiri, ia adalah warga Palestina yang tinggal di Israel.

    Setelah serangan balasan Israel ke Gaza imbas dari serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, Fayed mengunggah sebuah video di akun Instagram-nya, dengan mengatakan bahwa warga Palestina di Israel tidak memiliki kebebasan berbicara.

    “Saya mengatakan bahwa pandangan warga Palestina dan Arab juga penting, dan ini akan tetap menjadi masalah jika mereka [pihak berwenang Israel] menangkap kami,” katanya kepada DW.

    Akibat unggahan video tersebut, Fayed ditangkap oleh pihak berwenang Israel pada 13 Oktober atas tuduhan menghasut terorisme. Namun, tidak ada dakwaan yang dijatuhkan kepadanya, sehingga Fayed dibebaskan setelah beberapa hari. Kisah Fayed ini mencerminkan kehidupan warga Arab Israel lainnya dalam situasi serupa.

    Fayed mengatakan, sejak penangkapannya pada Oktober lalu, dia memilih untuk menyensor sendiri unggahannya di media sosial miliknya. “Sebelum perang, saya tahu bahwa kami adalah warga negara kelas dua. Kini, rasanya seperti kami hidup di bawah penjajahan,” ungkapnya.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    LSM Israel temukan ratusan kasus penangkapan serupa

    Bagi kebanyakan dari sekitar 2 juta warga Arab Israel, perang Israel-Hamas yang masih berlangsung, membuat hubungan kedua pihak yang secara historis sudah rumit dengan negara Israel, juga menjadi semakin sulit untuk dijalani.

    Setelah serangan Hamas, yang diklasifikasikan sebagai kelompok teror oleh Jerman, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, sejumlah warga negara Palestina di Israel mengatakan, mereka telah menghadapi berbagai upaya pembatasan, termasuk penangkapan dan dikeluarkan dari studi akademis mereka, sebagai tanggapan atas unggahan di media sosial tentang perang dan situasi di Gaza.

    “Adalah” sebuah LSM Israel yang mengadvokasi hak-hak hukum kaum minoritas Arab di Israel, melakukan berbagai penelusuran, terkait penyelidikan dan penangkapan yang muncul akibat “penentangan terhadap penargetan warga sipil di Gaza, ungkapan simpati terhadap rakyat Palestina di Gaza, penentangan terhadap hukuman kolektif dan kejahatan perang, serta penyebaran berita mengenai Gaza.”

    Menurut Direktur Hukum Adalah, Suhad Bishara, ratusan warga Palestina di Israel telah ditangkap akibat unggahan mereka di media sosial. Kasus ini masuk dalam kategori kebebasan berbicara dan nyaris sepenuhnya menyasar warga Arab Israel, katanya kepada DW.

    “Kami melihat adanya kemunduran yang cukup drastis dalam kebijakan pemerintah, yang didasarkan pada asumsi yang rasis dan penegakan hukum yang selektif,” ujarnya. ” Kebijakan ini tidak memiliki dasar hukum.”

    Menurut Bishara, pihak berwenang dan politisi Israel menyamaratakan setiap bentuk solidaritas terhadap Gaza yang dilakukan oleh minoritas Arab Israel itu sebagai dukungan terhadap aksi terorisme.

    “Ada proses dehumanisasi terhadap seluruh warga Gaza dalam politik Israel,” katanya.

    Warga Arab Israel mengkhawatirkan masa depan dan kehidupan mereka

    Fayed sepakat dengan sentimen tersebut, dan mengatakan ada standar ganda bagi warga Arab dan Yahudi yang menyuarakan solidaritas mereka untuk warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

    “Jika Anda seorang Yahudi, Anda adalah seorang aktivis sayap kiri,” kata Fayed. “Jika Anda orang Arab, Anda adalah pendukung teroris.”

    Baru-baru ini, sebuah jajak pendapat oleh Institut Demokrasi Israel menunjukkan bahwa apa yang dirasakan Fayed juga dirasakan oleh banyak warga Arab di Israel. Survei pada Desember 2023 menunjukkan, 71% warga Arab yang tinggal di Israel khawatir untuk menyuarakan pandangan mereka di media sosial.

    “Agaknya, hal ini disebabkan oleh fakta bahwa sejak pecahnya perang, telah terjadi peningkatan dalam jumlah pengaduan yang diajukan atau pun tuntutan yang diajukan oleh lembaga penegak hukum atas pelanggaran penghasutan,” tulis survei tersebut.

    Survei ini juga menemukan fakta bahwa 84% responden khawatir akan keselamatan fisik mereka, sementara 86% khawatir akan keamanan ekonomi mereka.

    Setelah unggahan di Facebook mengenai penangkapannya, Fayed mengatakan toko miliknya mengalami vandalisme dengan grafiti, misalnya “kematian bagi orang Arab.” Tak hanya itu, pendapatan dari bisnis bengkel mobilnya juga turun 90%, karena banyak kliennya yang warga Yahudi memboikot bisnisnya.

    Harapan untuk hidup berdampingan secara damai

    Saat ini, kesenjangan antara populasi Yahudi Israel dan populasi Arab sangat lebar. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh ahli statistik Israel, Mano Geva, pada Januari menunjukkan hanya 34% populasi Yahudi Israel yang mengatakan mereka percaya kepada warga Arab di negara itu. Sementara, lebih dari 60% mengatakan, mereka tidak setuju jika partai Arab menjadi bagian dari koalisi pemerintah Israel.

    Terlepas dari situasi sulit imbas perang Israel-Hamas, beberapa kelompok masih berusaha untuk bertahan bahkan memperkuat ikatan yang rumit antara orang Yahudi dan Arab di Israel. Salah satu kelompok itu adalah “Standing Together”, sebuah inisiatif yang dilakukan oleh warga Arab dan Yahudi untuk memperjuangkan kesetaraan dalam masyarakat Israel.

    Kelompok “Standing Together” mengumpulkan banyak bahan makanan untuk warga Palestina di Gaza. Barang-barang yang disumbangkan itu diangkut masuk ke Gaza dengan konvoi mobil yang berangkat dari beberapa kota di Israel dan berkendara menuju pintu penyeberangan perbatasan Kerem Shalom di Israel selatan.

    Meskipun kelompok semacam ini sering dipandang negatif oleh sebagian besar masyarakat sayap kanan Israel, Fayed percaya bahwa tidak ada pilihan lain bagi orang Yahudi dan Arab selain bekerja sama.

    “Anda tidak dapat hidup, tanpa harapan untuk hidup bersama,” katanya.

    (kp/rs/as)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini