Negara: Palestina

  • Tangis Bahagia Warga Palestina Saat Hamas Setujui Gencatan Senjata di Gaza

    Tangis Bahagia Warga Palestina Saat Hamas Setujui Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta

    Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan pihaknya menyetujui gencatan senjata di Gaza, Palestina. Warga Palestina menangis bahagia menyambut kabar itu.

    Dilansir AFP, Selasa (7/5/2024), kabar soal Hamas menyetujui gencatan senjata di Gaza disambut sorak sorai warga Palestina. Warga bahkan sampai menembakkan kembang api ke udara di jalan-jalan kota Rafah di Gaza selatan.

    “Orang-orang menangis bahagia, melantunkan ‘Allahu Akbar’ (Allah Maha Besar) dan menembak kembang api ke udara untuk merayakan berita tersebut,” kata koresponden AFP.

    Ismail Haniyeh sebelumnya mengatakan telah menerima proposal gencatan senjata di Gaza, Palestina dari mediator Mesir dan Qatar. Ismail mengatakan Hamas menyetujui proposal tersebut.

    Dilansir, AFP dan BBC, Ismail pada Senin (6/5) telah memberi tahu mediator Qatar dan Mesir bahwa Hamas telah menerima proposal mereka untuk gencatan senjata di Gaza.

    Ismail Haniyeh menelepon Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dan dengan Menteri Intelijen Mesir, Abbas Kamel. Ismail memberi tahu mereka tentang persetujuan Hamas soal proposal gencatan senjata.

    Rincian lebih lanjut belum diumumkan, termasuk berapa lama hal ini akan berlangsung dan apa dampaknya bagi para sandera yang ditahan di Gaza.

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hamas Setujui Proposal Gencatan Senjata di Gaza

    Hamas Setujui Proposal Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta

    Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan telah menerima proposal gencatan senjata di Gaza, Palestina dari mediator Mesir dan Qatar. Ismail mengatakan Hamas menyetujui proposal tersebut usai peperangan berlangsung selama tujuh bulan.

    Dilansir, AFP dan BBC, Selasa (7/5/2024), Ismail pada Senin (6/5) telah memberi tahu mediator Qatar dan Mesir bahwa Hamas telah menerima proposal mereka untuk gencatan senjata di Gaza.

    Ismail Haniyeh menelepon Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dan dengan Menteri Intelijen Mesir, Abbas Kamel. Ismail memberi tahu mereka tentang persetujuan Hamas soal proposal gencatan senjata.

    Rincian lebih lanjut belum diumumkan, termasuk berapa lama hal ini akan berlangsung dan apa dampaknya bagi para sandera yang ditahan di Gaza.

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hizbullah Menyerang saat Israel Gempur Rafah

    Hizbullah Menyerang saat Israel Gempur Rafah

    Jakarta

    Kelompok Hizbullah melontarkan serangan puluhan roket ke sebuah pangkalan militer Israel di Dataran Tinggi Golan. Serangan roket itu disebut sebagai pembalasan atas serangan Israel di timur Lebanon.

    Dilansir kantor berita AFP, Kelompok milisi Lebanon yang didukung Iran itu melontarkan “puluhan roket Katyusha” ke pangkalan militer Israel pada Senin (6/5/2024).

    Hizbullah mengaku merespons serangan Israel pada Senin (6/5) dini hari waktu setempat di timur negara itu. Terkait serangan itu, militer Israel mengatakan mereka menyerang sebuah “kompleks militer” Hizbullah.

    Media resmi Lebanon melaporkan tiga orang terluka akibat serangan Israel.

    Para petempur Hizbullah lalu meluncurkan “puluhan roket Katyusha” yang menargetkan “markas besar Divisi Golan…di pangkalan Nafah”, kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (6/5).

    Hizbullah menyebut hal itu “sebagai respons terhadap serangan musuh yang menargetkan wilayah Bekaa”.

    Israel dan Hizbullah Lebanon telah saling baku tembak secara rutin di lintas perbatasan sejak serangan kelompok Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel selatan, yang memicu perang di Jalur Gaza.

    Dalam beberapa minggu terakhir, sekutu Hamas, Hizbullah, telah meningkatkan serangannya terhadap Israel utara, dan militer Israel telah menyerang lebih jauh ke dalam wilayah Lebanon.

    “Pesawat tempur musuh melancarkan serangan sekitar pukul 01.30 dini hari tadi terhadap sebuah pabrik di Sifri, melukai tiga warga sipil dan menghancurkan bangunan tersebut,” lapor kantor berita resmi Lebanon, National News Agency.

    Sifri terletak di Lembah Bekaa Lebanon, dekat kota Baalbek, sekitar 80 kilometer dari perbatasan Israel-Lebanon.

    Militer Israel mengatakan pesawat-pesawat tempurnya “menyerang struktur militer Hizbullah… jauh di dalam Lebanon,” menyebut lokasi tersebut sebagai “Safri”.

    Di Lebanon, setidaknya 390 orang tewas dalam hampir tujuh bulan kekerasan lintas batas. Sebagian besar dari mereka adalah militan tetapi juga termasuk lebih dari 70 warga sipil, menurut penghitungan AFP.

    Sementara Israel mengatakan 11 tentara dan sembilan warga sipil tewas di sisi perbatasannya. Puluhan ribu orang telah mengungsi di kedua sisi.

    Israel Gempur Rafah Palestina

    Gempuran Israel yang menargetkan sebuah rumah di Rafah di Gaza Selatan menewaskan sembilan warga Palestina. Dengan demikian, jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel di Rafah kini bertambah menjadi 19 orang.

    Serangan Israel itu terjadi hanya beberapa jam setelah sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam, pada Minggu (5/5) mengaku bertanggung jawab atas serangan roket di penyeberangan Kerem Shalom ke Gaza, yang menurut Israel menewaskan tiga tentaranya.

    Dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (6/5/2024), petugas medis Palestina mengatakan, tak lama setelah serangan Hamas itu, Israel melancarkan serangan udara balasan yang menghantam sebuah rumah di Rafah yang menewaskan tiga orang dan melukai beberapa lainnya.

    Militer Israel mengkonfirmasi serangan balasan tersebut. Militer Israel mengatakan bahwa serangan tersebut mengenai peluncur tempat proyektil Hamas ditembakkan, serta “struktur militer” di dekatnya.

    “Peluncuran yang dilakukan oleh Hamas di dekat Penyeberangan Rafah… adalah contoh nyata eksploitasi sistematis yang dilakukan organisasi teroris terhadap fasilitas dan ruang kemanusiaan, dan mereka terus menggunakan penduduk sipil Gaza sebagai tameng manusia,” katanya.

    Hamas membantah pihaknya menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.

    Serangan udara Israel pada Minggu (5/5) waktu setempat menewaskan sembilan warga Palestina, termasuk seorang bayi, di sebuah rumah lainnya di Rafah, kata para pejabat kesehatan Gaza. Mereka mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel di Rafah pada hari Minggu menjadi sedikitnya 19 orang.

    Halaman 2 dari 2

    (jbr/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Hentikan Siaran Al Jazeera di Negaranya

    Israel Hentikan Siaran Al Jazeera di Negaranya

    Jakarta

    Jaringan TV Al Jazeera tidak lagi mengudara di Israel pada Minggu (05/05), setelah Kabinet Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu memutuskan untuk menangguhkan lembaga penyiaran tersebut.

    Keputusan itu menyusul adanya undang-undang (UU), yang disebut sebagai “UU Al Jazeera”, yang disahkan oleh Knesset Israel (parlemen Israel) untuk mengizinkan penutupan lembaga penyiaran asing yang dianggap menimbulkan ancaman keamanan negara di tengah konflik perang Israel-Hamas di Gaza.

    “Pemerintahan saya memutuskan dengan suara bulat: saluran penghasut Al Jazeera akan ditutup di Israel,” unggah Netanyahu di akun X/Twitter.

    Media Al Jazeera pada Minggu (05/05), telah kembali menolak tuduhan Israel yang menyebut laporannya tentang Gaza itu bias. “Pemerintah Netanyahu telah memutuskan langkah yang begitu menyesatkan dan memfitnah untuk mendorong perintah penutupan kantor Al Jazeera di Israel,” ungkap media tersebut.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Pihak Al Jazeera menyebut langkah tersebut sebagai “tindakan kriminal” yang melanggar hak asasi manusia dalam mengakses informasi.

    “Kami mengonfirmasi bahwa kami akan menempuh semua jalur di organisasi internasional dan hukum untuk melindungi hak-hak kami dan para staf kami,” ucap Al Jazeera tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Apa isi larangan tersebut?

    Menurut media Israel, perintah itu akan menghentikan penyiaran media tersebut selama 45 hari. Perintah ini juga yang akan memungkinkan pihak berwenang untuk menyita peralatan penyiaran.

    Koresponden senior Al Jazeera berbahasa Inggris di Israel, Imran Khan, mengatakan bahwa selain saluran TV, situs web media itu juga diblokir.

    Dia juga mengungkapkan bahwa perangkatnya yang digunakan untuk menyediakan konten bagi Al Jazeera juga dilarang. Itu berarti, ponsel miliknya dapat disita, jika dia menggunakan itu untuk meliput berita.

    “Ini adalah larangan yang berdampak luas dan kami tidak tahu berapa lama larangan ini akan berlaku,” tambah Khan, dalam pernyataannya di situs web Al Jazeera.

    “Latar belakang keputusan ini bukan dari sisi profesional atau jurnalistik … ini politis,” kata Waleed Omari, kepala biro Al Jazeera di Israel dan wilayah Palestina, seraya menambahkan bahwa media ini sedang mempersiapkan tanggapan secara hukum.

    Bagaimana hubungan Israel dengan lembaga penyiaran Qatar itu?

    Israel memiliki hubungan yang cukup memanas dengan media berita yang berbasis di Qatar itu. Al Jazeera secara intens telah meliput konflik perang yang sedang berlangsung di Gaza dengan fokus khusus pada pihak Palestina.

    Sebagai salah satu dari sedikitnya kantor media yang masih beroperasi di Gaza sejak ekskalasi konflik pada 7 Oktober tahun lalu, Al Jazeera telah menyiarkan foto dan video dari dampak serangan-serangan udara yang mematikan dan kondisi rumah sakit yang penuh sesak setelah serangan tembakan Israel.

    Israel bahkan menuduh Al Jazeera bekerja sama dengan Hamas, kelompok militan Palestina yang dianggap sebagai organisasi teror oleh Israel, Amerika Serikat (AS), Jerman, dan negara Barat lainnya.

    Qatar, pemilik lembaga penyiaran tersebut, telah terlibat dalam berbagai mediasi upaya gencatan senjata antara Israel-Hamas. Sejumlah wartawan telah terbunuh di Gaza dalam serangan militer Israel, termasuk beberapa jurnalis yang bekerja untuk Al Jazeera.

    Kematian reporter Palestina-AS, Shireen Abu Akleh, pada Mei 2022 lalu juga telah memicu kemarahan global. Akleh tewas tertembak saat meliput serangan Israel di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki. Al Jazeera menyalahkan militer Israel atas kematian repoternya itu dan membawa kasus ini ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Namun, Israel telah menolak tuduhan tersebut.

    kp/pkp/ (Reuters, AP, AFP)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pendiri Twitter Dukung Protes Anti Israel di Kampus AS

    Pendiri Twitter Dukung Protes Anti Israel di Kampus AS

    Jakarta

    Sedang merebak protes anti Israel dan pro Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat. Pendiri Twitter, Jack Dorsey, mengutarakan dukungannya terhadap demonstrasi mahasiswa itu, khususnya yang berlangsung sengit di Columbia University.

    Kabar terbaru, sekitar 300 mahasiswa ditangkap oleh aparat kepolisian karena demonstrasi anti Israel itu, di mana mahasiswa menduduki kampus. Dorsey, yang mundur dari jabatan CEO Twitter di tahun 2021, tampak mengkritik tindakan aparat yang berlebihan.

    Dorsey menyetujui pendapat podcaster Kylie Kulinsky yang membandingkan protes anti Israel dengan demonstrasi anti perang Irak dan Vietnam dulu. “Dulu, pemrotes perang Irak dibenci. Sama dengan pengkritik perang Vietnam. Saat ini, orang dengan otak berfungsi menyadari bahwa mereka 100% benar,” tulisnya.

    Postingan itu di-retweet oleh Dorsey dengan perkataan ‘yes’ yang berarti ia mendukung pendapat Kylie. Dorsey punya sekitar 6,4 juta follower di X, nama baru untuk X semenjak dinakhodai oleh Elon Musk.

    [Gambas:Twitter]

    Tidak hanya itu, Dorsey yang sekarang memimpin perusahaan keuangan Block Inc yang juga ia dirikan, juga mengomentari video pengerahan kendaraan berat oleh kepolisian NYPD untuk menghadapi protes para mahasiswa.

    “Level peralatan militer oleh polisi lokal cukup menggelisahkan,” tulis seorang user X bernama Luke Rudkowski. Dorsey menyebut hal semacam itu sudah biasa terjadi. “Ini sudah terjadi di seluruh negeri salam lebih dari satu dekade,” tulisnya.

    Dorsey menyetujui postingan lain yang menyatakan keheranan mengapa banyak orang senang dengan kekuatan negara semacam itu. Dia kemudian memposting kicauan yang menilai Amerika Serikat pada saat ini sudah berubah menjadi negara polisi.

    (fyk/fay)

  • Nyaris 2.200 Orang Ditangkap dalam Aksi Pro-Palestina di Kampus AS

    Nyaris 2.200 Orang Ditangkap dalam Aksi Pro-Palestina di Kampus AS

    Washington DC

    Total hampir 2.200 orang ditangkap polisi selama unjuk rasa pro-Palestina yang digelar di kampus-kampus di seluruh wilayah Amerika Serikat (AS) dalam beberapa minggu terakhir. Dalam aksinya, para demonstran yang kebanyakan mahasiswa itu mendirikan kemah dan menduduki bangunan di kampus mereka.

    Seperti dilansir Associated Press, Jumat (3/5/2024), para personel kepolisian di berbagai wilayah AS yang dikerahkan untuk menangani aksi mahasiswa itu terkadang menggunakan peralatan antihuru-hara, kendaraan taktis, bahkan perangkat flash-bang untuk membersihkan lokasi demo.

    Satu polisi secara tidak sengaja menembakkan senjatanya di dalam gedung administrasi Universitas Columbia di New York saat membersihkan para demonstran yang berkemah di dalam gedung. Universitas Columbia menjadi perintis aksi pro-Palestina yang kini meluas ke kampus-kampus lainnya di AS.

    Untungnya, menurut laporan Departemen Kepolisian New York (NYPD), tidak ada yang terluka akibat tembakan yang tidak sengaja dilepaskan oleh polisi di dalam Hamilton Hall di kampus Universitas Columbia pada Selasa (30/4) malam waktu setempat.

    Disebutkan oleh NYPD dalam pernyataannya bahwa polisi itu berusaha menggunakan senter yang terpasang pada senjata api yang dibawanya pada saat itu dan malah menembakkan satu peluru yang mengenai bingkai di dinding.

    Menurut pejabat kepolisian setempat, terdapat beberapa polisi lainnya di sekitar lokasi kejadian, namun tidak ada mahasiswa sama sekali. Rekaman bodycam atau kamera yang terpasang pada tubuh polisi itu menunjukkan momen saat pistol yang dibawa polisi itu meletus.

    Namun kantor kejaksaan setempat sedang melakukan peninjauan, yang menjadi praktik standar untuk insiden semacam itu.

    Lebih dari 100 orang ditahan selama penindakan keras terhadap aksi pro-Palestina di Universitas Columbia beberapa waktu terakhir. Namun angka itu hanya sebagian kecil dari total penangkapan yang terjadi akibat aksi memprotes perang Israel di Gaza yang marak di kampus-kampus AS.

    Penghitungan yang dilakukan Associated Press mencatat setidaknya 56 insiden penangkapan di 43 perguruan tinggi atau universitas berbeda di AS sejak 18 April lalu. Angka tersebut didasarkan pada laporan Associated Press dan pernyataan dari universitas juga lembaga penegak hukum AS.

    Pada Kamis (2/5), polisi menyerbu kerumunan demonstran di Universitas California di Los Angeles (UCLA) dan menahan 200 demonstran setelah ratusan orang mengabaikan perintah untuk meninggalkan lokasi. Beberapa demonstran membentuk rantai manusia saat polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan massa.

    Kepolisian merobohkan barikade kayu, palet, pagar besi dan tempat sampah yang disusun para demonstran, kemudian merobohkan kanopi juga tenda.

    Seperti di UCLA, para demonstran yang berkemah yang menyerukan pihak universitas untuk menghentikan bisnis dengan Israel atau perusahaan yang mereka sebut mendukung perang di Jalur Gaza telah menyebar ke kampus-kampus lainnya di AS.

    Israel melabeli aksi pro-Palestina itu sebagai antisemitisme, sedangkan para pengkritik Tel Aviv menyebut tuduhan semacam itu dimaksudkan untuk membungkam oposisi. Para penyelenggara aksi, beberapa di antaranya adalah orang Yahudi sendiri, menyebutnya sebagai gerakan damai untuk membela hak Palestina dan memprotes perang.

    Presiden Joe Biden, pada Kamis (2/5) waktu setempat, membela hak para mahasiswa untuk menggelar aksi protes damai, namun mengecam kekacauan yang terjadi beberapa hari terakhir.

    Aksi pro-Palestina ini dimulai di Universitas Columbia pada 17 April lalu, dengan para mahasiswa menyerukan diakhirinya perang di Gaza yang menewaskan lebih dari 34.000 orang sejauh ini.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • PBB Prediksi Pembangunan Kembali Gaza Butuh Biaya Rp 643 T

    PBB Prediksi Pembangunan Kembali Gaza Butuh Biaya Rp 643 T

    Gaza City

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa pembangunan kembali Jalur Gaza yang dilanda kehancuran akibat perang antara Israel dan Hamas akan memakan biaya sekitar US$ 30 miliar (Rp 482,5 triliun) hingga US$ 40 miliar (Rp 643,3 triliun).

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (3/5/2024), PBB juga menyebut bahwa pembangunan kembali Jalur Gaza akan memerlukan upaya besar-besaran dalam skala yang belum pernah terjadi sejak Perang Dunia II.

    “Program Pembangunan PBB untuk rekonstruksi … Jalur Gaza melampaui US$ 30 miliar dan bisa mencapai hingga US$ 40 miliar,” sebut Asisten Sekretaris Jenderal PBB, Abdallah al-Dardari, saat berbicara dalam konferensi pers di Amman, Yordania, pada Kamis (2/5) waktu setempat.

    “Skala kehancurannya sangat besar dan belum pernah terjadi sebelumnya… Ini adalah misi yang belum pernah ditangani oleh komunitas global sejak Perang Dunia II,” ucapnya.

    Al-Dardari menambahkan bahwa jika rekonstruksi Jalur Gaza dilakukan melalui proses normal, bisa memakan waktu beberapa dekade. “Itu akan memakan waktu puluhan tahun, dan rakyat Palestina tidak bisa menunggu selama beberapa dekade,” ujarnya.

    “Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bertindak cepat untuk menempatkan kembali masyarakat di perumahan yang layak dan memulihkan kehidupan mereka menjadi normal — secara ekonomi, sosial, dalam hal kesehatan dan pendidikan,” cetus Al-Dardari dalam pernyataannya.

    “Ini adalah prioritas utama kami, dan hal ini harus dicapai dalam tiga tahun pertama setelah penghentian permusuhan,” tegasnya.

    Lebih lanjut, dia memperkirakan total puing akibat pengeboman dan ledakan di Jalur Gaza mencapai 37 juta ton.

    “Kita berbicara soal angka yang sangat besar, dan angka ini terus meningkat setiap harinya. Data terakhir menunjukkan jumlahnya sudah mendekati 40 juta ton,” ujarnya.

    Disebutkan juga oleh Al-Dardari bahwa “72 persen dari seluruh bangunan tempat tinggal telah hancur seluruhnya atau sebagian”.

    “Rekonstruksi harus direncanakan dengan hati-hati, efisien dan sangat fleksibel karena kita tidak tahu bagaimana perang akan berakhir,” kata Al-Dardari.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

    Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

    Gaza City

    Seorang dokter bedah ternama asal Gaza dilaporkan meninggal dunia saat ditahan di penjara Israel. Kelompok advokasi Palestina yang melaporkan kematian sang dokter, mencurigai dokter Palestina itu disiksa selama dalam penahanan Israel.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (3/5/2024), dokter Palestina bernama Adnan Ahmed Atoiya al-Barsh yang berusia 50 tahun itu merupakan seorang dokter bedah ternama dan menjabat kepala ortopedi pada Rumah Sakit Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza.

    Dia ditangkap bersama sekelompok dokter lainnya pada Desember tahun lalu, saat berada di Rumah Sakit Al-Awda yang terletak dekat kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza bagian utara.

    Kematian dokter Barsh dilaporkan oleh dua kelompok advokasi Palestina, Komite Urusan Tahanan Palestina dan Klub Tahanan Palestina, yang merilis pernyataan bersama pada Kamis (2/5) waktu setempat.

    Disebutkan kedua kelompok itu bahwa dokter Barsh meninggal bulan lalu di dalam penjara Ofer yang dikelola Israel di wilayah Tepi Barat.

    Saat ditanya AFP soal laporan kematian dalam tahanan, militer Israel menjawab: “Kami saat ini tidak mengetahui adanya insiden seperti itu.”

    Menurut kedua kelompok advokasi Palestina tersebut, yang mengutip otoritas Palestina, dokter Barsh meninggal dunia pada 19 April lalu. “Jenazahnya masih ditahan,” sebut kedua kelompok tersebut.

    Dalam pernyataannya, kedua kelompok advokasi Palestina itu juga menyebut bahwa seorang tahanan lainnya dari Gaza yang bernama Ismail Abdel Bari Rajab Khadir, yang berusia 31 tahun, juga tewas dalam tahanan Israel.

    Lihat Video ‘PBB: 72 Persen Perumahan di Gaza Telah Hancur’:

    Namun jenazah Khadir telah dikembalikan ke Gaza pada Kamis (2/5) waktu setempat, sebagai bagian dari pemulangan rutin para tahanan oleh militer Israel melalui perlintasan perbatasan Kerem Shalom.

    Lebih lanjut disebutkan oleh kedua kelompok advokasi Palestina tersebut bahwa bukti-bukti menunjukkan dokter Barsh dan Khadir meninggal “akibat penyiksaan”.

    Kedua kelompok itu menyebut kematian dokter Barsh sebagai “bagian dari penargetan sistematis terhadap dokter dan sistem kesehatan di Gaza”.

    Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikuasai Hamas, menyebut kematian dokter Barsh sebagai “pembunuhan”.

    Disebutkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza bahwa kematian dokter Barsh menambah jumlah tenaga medis yang terbunuh di Jalur Gaza menjadi 492 orang sejak perang berkecamuk hampir tujuh bulan lalu.

    Menurut dua kelompok advokasi Palestina itu, kematian terbaru ini menjadikan jumlah kematian dalam tahanan Israel menjadi 18 orang sejak perang dimulai pada Oktober tahun lalu.

    Operasi militer Israel yang dilakukan tanpa henti banyak melanda rumah-rumah sakit di Jalur Gaza hingga memicu kerusakan parah. Fasilitas medis dilindungi berdasarkan hukum kemanusiaan internasional, namun militer Israel menuduh Hamas menjadikan rumah sakit sebagai markas operasi mereka. Tuduhan itu telah dibantah oleh Hamas, yang menguasai Jalur Gaza.

    Rumah Sakit Al-Shifa, yang menjadi tempat dokter Barsh sebelum ditahan Israel, telah hancur menjadi puing-puing akibat operasi militer Israel berulang kali. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan rumah sakit terbesar di Jalur Gaza itu bagaikan “cangkang kosong”.

    Lihat Video ‘PBB: 72 Persen Perumahan di Gaza Telah Hancur’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS-Saudi Akan Sepakati Pakta Keamanan, Bagian dari Normalisasi Israel

    AS-Saudi Akan Sepakati Pakta Keamanan, Bagian dari Normalisasi Israel

    Washington DC

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan pihaknya “sangat dekat” dalam mencapai kesepakatan bilateral dengan Arab Saudi, mengenai jaminan keamanan dari Washington dan bantuan nuklir sipil. Kesepakatan itu diperlukan karena menjadi bagian dari upaya normalisasi Saudi dengan Israel, yang didorong AS.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (3/5/2024), kesepakatan itu diatur dalam rancangan kerja yang menguraikan prinsip dan proposal yang bertujuan memulihkan upaya AS membentuk kembali kawasan yang bergejolak, yang terhenti oleh serangan Hamas terhadap Israel dan pecahnya perang di Jalur Gaza.

    Tampaknya ini menjadi strategi jangka panjang yang menghadapi banyak kendala, salah satunya adalah ketidakpastian mengenai bagaimana perang Gaza akan berakhir.

    Para perunding AS dan Saudi, untuk saat ini, memprioritaskan perjanjian keamanan bilateral yang kemudian akan menjadi bagian dari paket perjanjian lebih luas yang diajukan kepada Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, yang nantinya harus memutuskan apakah akan mencapai konsesi untuk mengamankan hubungan bersejarah dengan Riyadh.

    “Menteri Luar Negeri telah bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi pekan ini ketika dia berada di Riyadh… dan kami hampir mencapai kesepakatan mengenai bagian bilateral dari perjanjian normalisasi,” ucap juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller pada Kamis (2/5) waktu setempat, merujuk pada kunjungan Menlu AS Antony Blinken ke Riyadh baru-baru ini.

    Lebih lanjut, Miller memperkirakan bahwa rinciannya bisa diselesaikan “dalam waktu yang sangat singkat”.

    Namun seperti disinggung oleh Miller, Saudi bersikukuh bahwa setiap perjanjian potensial harus mencakup jalur, yang tidak bisa diubah dan tidak bisa dibatalkan, menuju ke pembentukan negara Palestina.

    Sebagai bagian dari kesepakatan yang lebih besar, ada perjanjian bilateral antara Washington dan Riyadh, yang sedang diupayakan mencakup pakta pertahanan, kerja sama di bidang kecerdasan buatan, serta program nuklir sipil Saudi.

    “Ada beberapa detail yang harus terus kami kerjakan, namun kami pikir kami bisa mencapai kesepakatan mengenai detail tersebut dalam waktu yang sangat singkat,” ucap Miller saat berbicara kepada wartawan setempat.

    Dia menambahkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan pada bagian terpisah, seperti proposal soal jalur menuju negara Palestina dan jaminan keamanan bagi Israel. Diketahui bahwa Israel yang dipimpin oleh Netanyahu telah berulang kali menolak pembentukan negara Palestina.

    Lebih lanjut, Miller mengatakan bahwa kesepakatan yang lebih luas hanya akan tercapai jika semua perjanjian sejalan. Dia juga merujuk pada sikap tegas Saudi soal negara Palestina dan bahwa tidak akan ada kesepakatan normalisasi dengan Israel selama perang masih berkecamuk di Jalur Gaza.

    “Mengajukan proposal, itu satu hal, proposal yang bisa membawa kita kepada Israel (untuk normalisasi),” ucapnya.

    “Arab Saudi telah memperjelas bahwa sebagai bagian dari kesepakatan normalisasi dengan Israel, mereka memiliki dua persyaratan: 1) Ketenangan di Gaza, dan 2) Jalan menuju negara Palestina yang merdeka,” ungkap Miller dalam pernyataannya.

    Dalam pernyataannya, Miller menilai bahwa kesepakatan normalisasi akan menjadi yang tepat untuk dilakukan bagi rakyat Palestina dan untuk tujuan jangka panjang Israel dalam menjalin hubungan normal dengan negara-negara tetangganya.

    “Hal ini akan mengisolasi Iran, dan secara signifikan, hal ini akan mengatasi beberapa tantangan nyata yang akan dihadapi Israel di Gaza ketika Anda melihat akhir konflik ini dengan memikirkan bagaimana membangun kembali Gaza, dengan memikirkan bagaimana memberikan keamanan kepada Gaza,” jelasnya.

    “Jadi pada akhirnya, pemerintah Israel harus membuat pilihan mengenai apa yang terbaik bagi rakyatnya,” imbuh Miller.

    “Tetapi bagi Amerika Serikat, kami akan berupaya menyelesaikan proposal yang sedang kami kerjakan dengan mitra-mitra Arab kami, dan kami akan mengedepankan sudut pandang tersebut, dan Israel bisa mengambil keputusan,” ucapnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Marak Demo Perang Gaza di Kampus AS, Biden Bilang Gini

    Marak Demo Perang Gaza di Kampus AS, Biden Bilang Gini

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Joe Biden buka suara mengenai maraknya aksi-aksi protes di kampus-kampus negara tersebut atas perang di Gaza. Biden mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak otoriter tetapi bersikeras bahwa “ketertiban harus ditegakkan.”

    Dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih pada Kamis (2/5) waktu setempat, Biden mengatakan bahwa “tidak ada tempat” untuk anti-Semitisme di kampus-kampus, yang telah diguncang oleh demonstrasi pro-Palestina di tengah perang Israel melawan Hamas di Gaza.

    Politisi Demokrat berusia 81 tahun itu mengatakan harus ada keseimbangan antara hak untuk melakukan protes damai dan kebutuhan untuk mencegah kekerasan.

    “Kita bukan negara otoriter yang membungkam orang atau membungkam perbedaan pendapat,” kata Biden dari podium di Ruang Roosevelt Gedung Putih.

    “Tetapi kita juga bukan negara tanpa hukum,” tambah Biden. “Kita adalah masyarakat sipil, dan ketertiban harus ditegakkan,” imbuhnya seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (3/5/2024).

    Presiden AS tersebut juga mengatakan aksi protes tidak boleh dibiarkan mengganggu perkuliahan dan wisuda ribuan mahasiswa di kampus-kampus di seluruh Amerika Serikat.

    Biden telah menghadapi kritik dari semua sisi spektrum politik atas aksi-aksi protes tersebut, beberapa di antaranya telah dibubarkan oleh polisi dalam beberapa hari terakhir dan puluhan orang ditangkap.

    Partai Republik menuduhnya bersikap lunak terhadap apa yang mereka sebut sebagai sentimen anti-Semit di antara para pengunjuk rasa. Sementara Biden juga menghadapi kritikan luas dari partainya sendiri atas dukungan kuatnya terhadap serangan militer Israel di Gaza.

    “Seharusnya tidak ada tempat di kampus mana pun, tidak ada tempat di Amerika untuk anti-Semitisme, atau ancaman kekerasan terhadap mahasiswa Yahudi,” tambah Biden.

    “Tidak ada tempat untuk ujaran kebencian atau kekerasan dalam bentuk apa pun, baik itu anti-Semitisme, Islamofobia, atau diskriminasi terhadap orang Arab Amerika atau orang Amerika Palestina,” ujarnya.

    “Itu salah,” tegasnya.

    Komentarnya ini disampaikan Biden setelah presiden Israel mengatakan universitas-universitas AS yang dilanda aksi protes tersebut “terkontaminasi oleh kebencian dan anti-Semitisme.”

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini