Negara: Palestina

  • Meleset dari Prediksi, Sayap Kiri Prancis Unggul dalam Pemilu

    Meleset dari Prediksi, Sayap Kiri Prancis Unggul dalam Pemilu

    Selamat hari Senin! Selalu sehat dan semangat memulai pekan yang baru ini.

    Berikut sejumlah informasi pilihan dari berbagai negara yang terjadi selama 24 jam terakhir yang telah kami rangkumkan untuk Anda.

    Dunia Hari Ini, edisi 8 Juli 2024, kami awali dari benua Eropa.

    Kejutan dari Pemilu Prancis

    Pemungutan suara di Prancis sudah ditutup, dengan proyeksi koalisi sayap kiri yang tak terduga memenangkan kursi parlemen terbanyak dalam pemilihan putaran kedua.

    Proyeksi mengejutkan ini menempatkan aliansi tengah Presiden Emmanuel Macron di posisi kedua dan sayap kanan di posisi ketiga.

    Partai sayap kanan Nasional secara drastis meningkatkan jumlah kursi di parlemen, namun masih jauh dari harapan.

    Tidak adanya suara mayoritas dalam aliansi mana pun diprediksi akan menempatkan Prancis ke dalam kekacauan politik dan ekonomi.

    Serangan Israel tewaskan petinggi Hamas

    Layanan Darurat Sipil Gaza mengatakan pejabat senior Hamas Ehab al-Ghussein tewas bersama tiga orang lainnya dalam serangan udara di sebuah sekolah, yang dikelola gereja di bagian barat Kota Gaza, juga tempat menampung keluarga-keluarga pengungsi.

    Ehab, usia 45 tahun, adalah wakil menteri tenaga kerja yang ditunjuk Hamas di wilayah kantong Palestina.

    Sebelumnya ia adalah juru bicara kementerian dalam negeri yang dikelola Hamas, dan tetap menjadi tokoh administratif utama.

    Istri dan anak Ehab juga dilaporkan tewas akibat serangan Israel pada bulan Mei.

    Sepuluh Polisi diduga aniaya warga di Bali

    Kepala Bidang Humas Polda Bali Jansen Avitus Panjaitan mengatakan laporan terhadap 10 polisi tersebut bermula ketika jajaran Satreskrim Polres Klungkung membongkar dugaan jaringan pencurian atau penggelapan kendaraan bodong, dengan menyita 30 kendaraan bodong dan menangkap dua orang tersangka yang berperan membuat STNK palsu.

    Dalam operasi tersebut, polisi juga mendalami keterlibatan seseorang berinisial IWS, yang di rumahnya ditemukan 5 unit mobil.

    “Namun dalam proses interogasi mungkin ada perlakuan yang tidak sesuai prosedur terhadap IWS, hingga IWS mengaku disekap dan mendapatkan kekerasan hingga mengalami cacat permanen pada telinga sebelah kiri,” kata Jansen.

    Direktur LBH Bali Rezky Pratiwi mengatakan saat diperiksa, korban mengaku polisi memperlakukannya secara tidak manusiawi, mulai dari pakaiannya dilucuti, mata ditutupi lakban, dan tindakan penyiksaan lainnya.

    Jansen mengatakan pihaknya telah mendalami laporan IWS dengan memeriksa sejumlah saksi termasuk korban, dan telah meminta keterangan dokter serta meneliti hasil Visum Et Repertum, juga mendatangi tempat kejadian perkara untuk memproses kasus ini.

    Inggris dan Belanda bertemu di semifinal Euro 2024

    Kesebelasan Inggris mengalahkan Swiss 5-3 melalui adu penalti setelah bermain imbang 1-1 membawa tim itu ke semifinal Euro2024 dan selangkah lagi ke final luar negeri pertama mereka.

    “Luar biasa. Banyak latihan yang dilakukan untuk mencapai momen itu,” kata Alexander-Arnold tentang penalti yang dia lakukan ke sudut atas gawang.

    Di semifinal yang akan berlangsung di Dortmund, Inggris akan bertemu tim oranye, Belanda.

    Dalam pertandingan Turki melawan Belanda, Turki sebenarnya memimpin pada menit ke-35 setelah Belanda gagal menyapu tendangan sudut.

    Tapi gol yang dicetak oleh Mert Muldur berhasil membawa Belanda ke babak selanjutnya setelah mengalahkan Turki 2-1, hari Sabtu kemarin.

    “Kami selangkah lebih dekat,” kata kapten Belanda, Virgil van Dijk.

  • Memanas! Hizbullah Kirim Drone Peledak ke Pangkalan Militer Israel

    Memanas! Hizbullah Kirim Drone Peledak ke Pangkalan Militer Israel

    Jakarta

    Kelompok Hizbullah kembali melancarkan serangan dengan mengirimkan drone-drone peledak ke pangkalan intelijen militer Israel di puncak gunung yang berada di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi. Kelompok perlawanan di Lebanon itu menyebut serangan tersebut sebagai operasi udara “terbesar” mereka.

    Ini adalah insiden terbaru di tengah meningkatnya saling serang lintas batas yang telah memicu kekhawatiran global.

    Hizbullah, sekutu Hamas yang didukung Iran, hampir setiap hari saling serang dengan pasukan Israel sejak serangan kelompok milisi Palestina itu ke Israel yang memicu perang di Jalur Gaza.

    Mengumumkan “operasi terbesar” yang dilakukan oleh pasukan udaranya, Hizbullah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para petempurnya mengirim “beberapa skuadron drone berturut-turut untuk menargetkan pusat pengintaian” di Gunung Hermon pada Minggu (7/7) waktu setempat.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (8/7/2024), militer Israel mengatakan sebuah drone peledak “jatuh di area terbuka di kawasan Gunung Hermon”, tetapi “tidak ada korban luka”.

    Serangan dan retorika meningkat dalam beberapa pekan terakhir, memicu kekhawatiran akan konflik besar-besaran antara Israel dan Hizbullah. Kedua pihak terakhir kali berperang pada tahun 2006.

    Hizbullah mengatakan serangan drone tersebut adalah bagian dari “respons” mereka terhadap tewasnya seorang anggota Hizbullah dalam serangan hari Sabtu lalu di Lebanon timur sekitar 100 kilometer (60 mil) dari perbatasan.

    Hizbullah mengatakan serangan drone tersebut memicu kerusakan dan kebakaran besar.

    Diketahui bahwa Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah pada tahun 1967, dan kemudian mencaploknya dalam sebuah tindakan yang sebagian besar tidak diakui oleh komunitas internasional.

    Kelompok Hizbullah juga telah menembakkan lebih dari 200 roket dan meluncurkan drone-drone ke sedikitnya 10 posisi militer Israel pada Kamis (4/7) waktu setempat.

    Disebutkan oleh Hizbullah bahwa rentetan serangan roket dan drone itu merupakan pembalasan atas pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap seorang komandan Hizbullah bernama Mohammed Nasser di selatan Lebanon pada Rabu (3/7) waktu setempat.

    Nasser disebut sebagai salah satu komandan Hizbullah paling senior yang tewas dibunuh oleh militer Israel selama ketegangan di perbatasan meningkat sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Gempuran Israel di Sekolah Gaza Tewaskan Wakil Menteri Hamas

    Gempuran Israel di Sekolah Gaza Tewaskan Wakil Menteri Hamas

    Gaza City

    Seorang wakil menteri pemerintahan Hamas tewas akibat serangan militer Israel yang menghantam sebuah sekolah yang menjadi tempat penampungan pengungsi di Jalur Gaza pada Minggu (7/7) waktu setempat. Tiga orang lainnya tewas dalam serangan yang sama.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (8/7/2024), badan pertahanan sipil Gaza, yang dikuasai Hamas, melaporkan bahwa serangan terbaru Israel pada Minggu (7/7) terhadap sebuah sekolah di Gaza City telah menewaskan sedikitnya empat orang.

    Militer Israel, yang sejak lama menuduh militan Palestina menggunakan sekolah dan infrastruktur sipil lainnya sebagai tempat persembunyian, membenarkan pasukannya melancarkan serangan terhadap “area sekolah” di Gaza City.

    Diklaim oleh Tel Aviv bahwa kompleks sekolah itu digunakan sebagai tempat persembunyian militan dan merupakan “fasilitas manufaktur senjata Hamas”.

    Badan pertahanan sipil Gaza, dalam pernyataannya, juga menyebut serangan Israel itu telah menewaskan seorang pejabat bernama Ihab al-Ghusain, yang merupakan Wakil Menteri Tenaga Kerja pada pemerintahan Hamas.

    Serangan di Gaza City itu tercatat sebagai serangan kedua terhadap sekolah di Jalur Gaza dalam dua hari terakhir. Serangan tersebut terjadi sehari setelah serangan militer Israel lainnya menewaskan 16 orang di sebuah sekolah di area Al-Nuseirat, Jalur Gaza bagian tengah, pada Sabtu (6/7) waktu setempat.

    Dalam serangan di Al-Nuseirat, Tel Aiv juga mengklaim pasukannya menargetkan para militan bersenjata yang bersembunyi di kompleks sekolah, yang juga menjadi tempat penampungan para pengungsi Palestina tersebut.

    Kelompok Hamas telah berulang kali membantah tuduhan Israel soal militannya bersembunyi di infrastruktur sipil yang ada di Jalur Gaza.

    Sebagian besar dari total 2,4 juta jiwa penduduk Jalur Gaza telah mengungsi akibat perang yang kini memasuki bulan ke-10 sejak meletus pada Oktober tahun lalu. Kebanyakan pengungsi Palestina itu berlindung di sekolah-sekolah, yang kebanyakan dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di Jalur Gaza.

    Sedikitnya 38.153 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat rentetan serangan Israel terhadap Jalur Gaza selama beberapa bulan terakhir. Gempuran Tel Aviv itu dimaksudkan untuk membalas Hamas yang melancarkan serangan mengejutkan pada 7 Oktober tahun lalu hingga menewaskan 1.200 orang di wilayahnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Netanyahu Ingin Lanjut Perang Lawan Hamas Meski Ada Gencatan Senjata

    Netanyahu Ingin Lanjut Perang Lawan Hamas Meski Ada Gencatan Senjata

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menginginkan agar kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza masih memungkinkan pasukan Tel Aviv melanjutkan pertempuran melawan Hamas sampai tujuan perang tercapai.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (8/7/2024), pernyataan terbaru Netanyahu itu disampaikan saat pembicaraan akan dimulai kembali untuk membahas tawaran Amerika Serikat (AS), sekutu Israel, yang bertujuan mengakhiri perang yang berkecamuk selama sembilan bulan terakhir di Jalur Gaza.

    Sekitar lima hari setelah kelompok Hamas mengumumkan pihaknya menyetujui bagian penting dari tawaran Washington itu, dua pejabat kelompok militan Palestina itu mengatakan pihaknya sedang menunggu respons Israel terhadap usulan terbaru mereka.

    Netanyahu dijadwalkan melakukan konsultasi pada Minggu (7/7) malam soal langkah selanjutnya dalam merundingkan proposal gencatan senjata tiga fase yang diumumkan Presiden AS Joe Biden pada akhir Mei lalu dan dimediasi oleh Qatar dan Mesir.

    Proposal itu bertujuan mengakhiri perang dan membebaskan sekitar 120 sandera Israel yang masih ditahan di Jalur Gaza.

    Hamas, pekan lalu, mencabut atau membatalkan tuntutan utamanya yang menuntut Israel terlebih dahulu berkomitmen pada gencatan senjata permanen sebelum menandatangani perjanjian dengan kelompoknya.

    Sebaliknya, menurut sumber Hamas yang dikutip Reuters, Hamas akan mengizinkan dilakukannya perundingan lanjutan untuk mencapai tujuan itu selama enam pekan fase pertama — merujuk pada gencatan senjata fase pertama yang diatur dalam proposal Washington tersebut.

    Namun ternyata, Netanyahu bersikeras menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata tidak boleh menghalangi pasukan Israel untuk melanjutkan pertempuran melawan Hamas hingga tujuan-tujuan perangnya tercapai. Tujuan perang yang dimaksud mencakup penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, serta pemulangan para sandera.

    “Rencana yang telah disetujui Israel dan disambut baik oleh Presiden Biden akan memungkinkan Israel memulangkan para sandera tanpa melanggar tujuan perang lainnya,” tegas Netanyahu dalam pernyataannya pada Minggu (7/7) waktu setempat.

    Lebih lanjut, Netanyahu juga menegaskan bahwa kesepakatan harus melarang penyelundupan senjata ke Hamas melalui perbatasan Jalur Gaza-Mesir dan tidak mengizinkan ribuan militan bersenjata untuk kembali ke Jalur Gaza bagian utara.

    Direktur Badan Intelijen Pusat AS, William Burns, dijadwalkan bertemu PM Qatar dan kepala intelijen Israel dan Mesir pada Rabu (10/7) mendatang di Doha. Menurut sumber, Burns juga akan mengunjungi Kairo pekan ini, bersama delegasi perunding Israel.

    Perundingan gencatan senjata dilanjutkan kembali sejak pekan lalu, setelah mengalami kebuntuan selama berbulan-bulan dengan upaya diplomasi para mediator terhenti dan tidak menghasilkan apa pun.

    Seorang pejabat Palestina yang enggan disebut namanya menyebut tawaran AS itu bisa menghasilkan kesepakatan kerangka kerja jika diterima oleh Israel dan akan mengakhiri perang di Jalur Gaza.

    “Kami telah menyerahkan respons kami kepada mediator dan menunggu untuk mendengar respons pendudukan (Israel-red),” ujar salah satu dari dua pejabat Hamas yang berbicara kepada Reuters, namun enggan disebut namanya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Arab Saudi Kutuk Serangan Israel Tewaskan 16 Orang di Sekolah Gaza

    Arab Saudi Kutuk Serangan Israel Tewaskan 16 Orang di Sekolah Gaza

    Riyadh

    Pemerintah Arab Saudi mengutuk serangan militer Israel yang menewaskan sedikitnya 16 orang di sebuah sekolah di Jalur Gaza bagian tengah, yang dialihfungsikan sebagai penampungan para pengungsi Palestina. Riyadh menyerukan perlindungan untuk warga sipil Palestina di Jalur Gaza.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Senin (8/7/2024), militer Israel berdalih serangannya pada Sabtu (6/7) waktu setempat menargetkan militan-militan bersenjata di area tersebut.

    Namun Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa serangan Israel terhadap sekolah di area Al-Nuseirat menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai lebih dari 50 orang lainnya.

    Kecaman disampaikan Kementerian Luar Negeri Saudi, dalam pernyataan yang dikutip Saudi Press Agency (SPA).

    “Menegaskan penolakan sepenuhnya Kerajaan terhadap penargetan sistematis terhadap warga sipil, sambil menuntut gencatan senjata segera,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi.

    Riyadh dalam pernyataannya menyerukan “perlindungan warga sipil dan fasilitas bantuan serta para pekerjanya” dan menekankan “perlunya mengaktifkan mekanisme akuntabilitas internasional dalam menghadapi pelanggaran terus-menerus oleh Israel terhadap hukum kemanusiaan internasional dan resolusi legitimasi internasional”.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut pasukannya mengambil tindakan pencegahan untuk meminimalkan risiko terhadap warga sipil sebelum menargetkan orang-orang bersenjata yang menggunakan area tersebut sebagai tempat persembunyian.

    Diklaim oleh Tel Aviv bahwa para militan bersenjata di area itu merencanakan dan melancarkan serangan terhadap pasukannya. Kelompok Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, membantah para petempurnya ada di area pengungsi tersebut.

    Di lokasi kejadian, salah satu warga setempat bernama Ayman al-Atouneh menuturkan dirinya melihat anak-anak di antara korban tewas.

    “Kami ke sini berlari untuk melihat area yang menjadi sasaran, kami meliat mayat anak-anak, hancur berkeping-keping, ini taman bermain, di sini ada trampolin, ada ayunan, dan para pedagang kaki lima,” tuturnya.

    Juru bicara Dinas Urusan Darurat Gaza, Mahmoud Basal, mengatakan secara terpisah bahwa jumlah korban tewas masih mungkin bertambah karena banyak korban luka-luka yang kini dalam kondisi kritis.

    Serangan tersebut, sebut Bassal, menunjukkan tidak ada tempat aman bagi keluarga-keluarga Palestina yang mengungsi dari rumah mereka untuk mencari perlindungan selama perang berlanjut.

    Area Al-Nuseirat yang merupakan salah satu dari delapan kamp pengungsi bersejarah di Jalur Gaza, menjadi lokasi pengeboman Israel yang terus meningkat pada Sabtu (6/7) waktu setempat. Sebelumnya, serangan udara dilaporkan menghantam sebuah rumah di area itu hingga menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai banyak orang lainnya.

    Dalam laporan harian soal korban tewas selama sembilan bulan perang berkecamuk, Kementerian Kesehatan Gaza menyebut serangan militer Israel di daerah kantong Palestina itu telah menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai 100 orang lainnya dalam 24 jam terakhir.

    Dengan tambahan itu, maka sejauh ini lebih dari 38.000 orang tewas akibat rentetan serangan Israel di Jalur Gaza. Kementerian Kesehatan Gaza tidak membedakan antara kombatan dan non-kombatan dalam laporannya, namun menyebut sebagian besar korban tewas merupakan warga sipil Palestina.

    Sepertiga dari total korban tewas di Jalur Gaza itu disebut sebagai petempur atau militan.

    Sementara di kubu Israel, dilaporkan sedikitnya 323 tentara tewas dalam operasi militer di Jalur Gaza sejak perang berkecamuk pada Oktober tahun lalu.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Kembali Serang Sekolah di Gaza, 4 Orang Tewas

    Israel Kembali Serang Sekolah di Gaza, 4 Orang Tewas

    Gaza

    Israel kembali melancarkan serangan ke sebuah sekolah di Gaza. Badan pertahanan sipil di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan 4 orang tewas karena serangan itu.

    Dilansir AFP, Senin (8/7/2024), militer Israel, yang telah lama menuduh militan Palestina menggunakan sekolah untuk berlindung, membenarkan serangan tersebut berada “di area sekolah” Kota Gaza.

    Israel menuding sekolah itu digunakan sebagai tempat persembunyian militan Palestina. Selain itu, sekolah tersebut, kata pihak Israel, menjadi “fasilitas manufaktur senjata Hamas”.

    Badan pertahanan sipil melaporkan Wakil Menteri Tenaga Kerja di pemerintahan Hamas termasuk salah satu di antara korban tewas.

    Serangan itu terjadi sehari setelah sekolah yang dikelola PBB di kamp pengungsi Nuseirat diserang Israel. Serangan itu menewaskan 16 orang dan menuai kecaman dari PBB.

    Israel lagi-lagi berdalih militan Palestina bersembunyi di sana. Hamas telah berulang kali membantah tuduhan Israel bahwa militant Palestina bersembunyi di infrastruktur sipil.

    (isa/isa)

  • Israel Akan Kirim Delegasi untuk Negosiasi Pembebasan Sandera di Gaza

    Israel Akan Kirim Delegasi untuk Negosiasi Pembebasan Sandera di Gaza

    Yerusalem

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa telah menyetujui mengirim delegasi untuk melakukan pembicaraan mengenai pembebasan sandera yang ditangkap dalam serangan 7 Oktober. Akan tetapi belum diketahui ke mana delegasi itu akan dikirim.

    Dilansir AFP, Jumat (5/7/2024), dalam sebuah pernyataan setelah pembicaraan telepon dengan Presiden AS Joe Biden, kantor Netanyahu mengatakan bahwa PM Israel itu telah menyampaikan keputusan tersebut ke Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

    “Perdana Menteri menyampaikan informasi terbaru kepada Presiden Biden tentang keputusannya untuk mengirim delegasi yang akan melanjutkan negosiasi untuk membebaskan para sandera,” kata kantor Netanyahu dalam pernyataannya.

    Akan tetapi, tidak ada indikasi ke mana delegasi tersebut akan pergi atau kapan akan berangkat.

    Dalam pernyataannya melalui panggilan telepon, Gedung Putih mengatakan Biden menyambut baik keputusan untuk meminta para perunding Israel terlibat dengan mediator dalam upaya untuk mencapai kesepakatan.

    Sementara dalam laporan media, Netanyahu mengadakan pertemuan kabinet keamanannya pada Kamis (4/7) malam untuk membahas proposal baru yang dikirim oleh Hamas melalui mediator Qatar. Hamas menuntut diakhirinya pertempuran dan penarikan pasukan Israel sebagai awal dari kesepakatan penyanderaan.

    Israel mengatakan bahwa perang tidak akan berakhir tanpa pembebasan sandera di wilayah Palestina. Netanyahu juga berulang kali bersumpah bahwa kampanye di Gaza tidak akan berakhir sampai kemampuan militer dan pemerintahan Hamas dihancurkan.

    Qatar, Mesir dan Amerika Serikat telah melakukan mediasi antara kedua belah pihak dan sumber-sumber yang dekat dengan upaya mereka mengatakan ada dorongan baru untuk menjembatani ‘kesenjangan’ antara kedua belah pihak dalam beberapa pekan terakhir.

    Biden mengumumkan jalan menuju kesepakatan gencatan senjata pada bulan Mei yang menurutnya telah diusulkan oleh Israel dan mencakup gencatan senjata enam minggu untuk memungkinkan perundingan dan pada akhirnya sebuah program untuk membangun kembali Gaza yang hancur.

    “Ada perkembangan penting dalam proposal terbaru dengan opsi positif bagi kedua belah pihak,” kata seorang diplomat yang menjelaskan proposal terbaru tersebut.

    “Kali ini Amerika sangat serius mengenai hal ini,” imbuhnya.

    Diketahui perang dimulai dengan serangan Hamas tanggal 7 Oktober di Israel selatan yang mengakibatkan kematian 1.195 orang, sebagian besar warga sipil. Hal ini menurut penghitungan AFP berdasarkan angka Israel.

    Militan Hamas juga menyandera 251 sandera, 116 di antaranya masih berada di Gaza termasuk 42 orang yang menurut tentara tewas.

    Sementara serangan balasan Israel secara terus-menerus telah menewaskan sedikitnya 38.011 orang, sebagian besar warga sipil, menurut angka dari kementerian kesehatan wilayah yang dikelola Hamas.

    (lir/lir)

  • Pengakuan Tahanan Palestina Setelah Dibebaskan Israel

    Pengakuan Tahanan Palestina Setelah Dibebaskan Israel

    Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, yang merangkum sejumlah laporan utama dari penjuru dunia.

    Edisi Rabu, 3 Juli 2024 kami awali dengan perkembangan dari perang di Gaza.

    Pengakuan tahanan yang dibebaskan Israel

    Israel membebaskan puluhan tawanan yang ditahan selama perang Israel-Gaza, termasuk direktur Al-Shifa Muhammad Abu Selmeyah, yang ditangkap bulan November.

    Ia menuduh Israel melakukan penyiksaan psikologis dan fisik, dengan mengatakan para tahanan kekurangan gizi dan diabaikan secara medis.

    “Kami mengalami penyiksaan berat, dan jari kelingking saya patah. Saya berulang kali dipukul di kepala, menyebabkan pendarahan berkali-kali,” ujarnya.

    Human Rights Watch menyerukan agar semua korban memiliki hak mendapat ganti rugi atas pelanggaran berdasarkan hukum internasional, sementara Israel belum memberikan komentar.

    Presiden Korea Selatan diminta mundur

    Lebih dari 811.000 orang menandatangani petisi daring yang menyerukan agar Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dimakzulkan.

    Petisi tersebut menuduh Presiden Yoon melakukan korupsi, memicu risiko perang dengan Korea Utara, dan membahayakan kesehatan warga Korea Selatan dengan tidak menghentikan Jepang untuk melepaskan air radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima.

    Secara hukum di Korea Selatan, parlemen harus menyerahkan petisi yang ditandatangani oleh lebih dari 50.000 orang kepada sebuah komite, yang kemudian akan memutuskan apakah akan menyerahkannya kepada majelis untuk pemungutan suara di parlemen.

    Andy Jackson dari Pusat Penelitian Studi Korea di Monash University mengatakan petisi tersebut penting karena “mencerminkan ketidakpuasan di seluruh negeri terhadap presiden dan kinerjanya.”

    Aktivis lingkungan dipenjara

    Pengadilan Kamboja menjatuhkan hukuman penjara hingga delapan tahun terhadap sepuluh aktivis lingkungan yang berkampanye menentang proyek infrastruktur yang dianggap merusak lingkungan, Selasa kemarin.

    Tiga anggota dari kelompok aktivis Mother Nature Cambodia juga dihukum karena dianggap sudah menghina Raja Kamboja Norodom Sihamoni, sehingga hukuman penjara mereka ditambah dua tahun penjara.

    Kelompok hak asasi manusia Kamboja Licadho menyebut putusan itu “sangat mengecewakan.”

    “Hari ini, pengadilan memutuskan aktivis muda yang memperjuangkan perlindungan lingkungan dan prinsip-prinsip demokrasi, pada dasarnya, bertindak melawan negara,” katanya.

    Ikan pari terkenal mati

    Charlotte, ikan pari yang sempat terkenal di internet awal tahun ini setelah dilaporkan hamil tanpa pejantan, dinyatakan mati oleh pihak Aquarium Shark Lab di Carolina Utara.

    Ikan pari yang berasal dari pantai California selatan, tadinya diperkirakan akan melahirkan hingga empat ekor anak pada akhir Februari tahun ini.

    Namun, tidak ada anak yang lahir, dan pihak akuarium mengatakan “para pakar medis mengonfirmasi Charlotte tidak lagi hamil” karena penyakit reproduksi.

    “Dengan sedih kami umumkan, setelah melanjutkan perawatan dengan tim perawatan medis dan spesialisnya, ikan pari kami Charlotte mati hari ini,” dalam unggahan akun Facebook akuarium tersebut.

  • Serangan Udara Israel Tewaskan 4 Orang di Tepi Barat

    Serangan Udara Israel Tewaskan 4 Orang di Tepi Barat

    Jakarta

    Serangan udara Israel menewaskan empat orang di Tepi Barat yang diduduki. Militer Israel mengklaim mereka adalah “sel teroris” yang memasang alat peledak.

    Serangan tersebut terjadi di kamp Nur Shams, yang mengalami peningkatan kekerasan dalam beberapa pekan terakhir, seiring dengan peningkatan serangan tentara Israel dan para pemukim Israel.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (3/7/2024), Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina mengatakan empat orang “tewas akibat bombardir pendudukan terhadap kamp Nur Shams” di dekat kota Tulkarem di Tepi Barat utara.

    Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan di Telegram bahwa salah satu pesawatnya “menyerang sel teroris di daerah Nur Shams saat mereka memasang alat peledak”.

    Menurut kantor berita resmi Palestina Wafa, korban tewas semuanya adalah laki-laki, berusia 20 hingga 25 tahun, yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel di dekat pusat kamp.

    Kekerasan di Tepi Barat sebelumnya memang telah meningkat. Kekerasan tersebut semakin meningkat setelah serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober yang memicu perang di Gaza.

    Sebelumnya pada hari Senin lalu, menurut pejabat-pejabat Palestina, seorang wanita dan anak-anak tewas dalam serangan Israel di kamp Nur Shams, dan empat orang lainnya terluka.

    Pada bulan April lalu, serangan Israel selama dua hari menyebabkan 14 orang tewas di Nur Shams, kata Bulan Sabit Merah Palestina pada saat itu.

    Setidaknya 556 warga Palestina telah dibunuh oleh tentara dan pemukim Israel di Tepi Barat sejak konflik di Gaza dimulai, menurut penghitungan Kementerian Kesehatan Palestina.

    Setidaknya 15 warga Israel tewas dalam serangan warga Palestina di Tepi Barat pada periode yang sama, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Pejabat AS Ramai-ramai Mundur karena Dukungan Biden untuk Israel

    Pejabat AS Ramai-ramai Mundur karena Dukungan Biden untuk Israel

    Washington DC

    Dukungan yang diberikan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kepada Israel, selama hampir sembilan bulan perang berkecamuk di Jalur Gaza, telah mendorong belasan pejabat AS mengundurkan diri.

    Sejumlah pejabat Washington itu bahkan menuduh Biden menutup mata terhadap kekejaman Israel di daerah kantong Palestina tersebut. Demikian seperti dilansir Reuters, Rabu (3/7/2024).

    Pemerintahan Biden menyangkal tuduhan tersebut, merujuk pada kritikan yang dilontarkan Washington terhadap jatuhnya banyak korban sipil di Jalur Gaza dan upaya meningkatkan bantuan kemanusiaan ke wilayah yang dilanda perang tersebut.

    Otoritas kesehatan Gaza, dalam laporan terbaru, menyebut nyaris 38.000 orang tewas akibat rentetan serangan Israel sejak Oktober tahun lalu. Gempuran tanpa henti militer Tel Aviv itu memicu kehancuran dan kelaparan yang meluas di Jalur Gaza.

    Israel melancarkan rentetan serangan terhadap Jalur Gaza untuk membalas serangan mengejutkan Hamas terhadap bagian selatan wilayahnya pada 7 Oktober tahun lalu, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang dan membuat lebih dari 250 orang lainnya disandera.

    Berikut daftar para pejabat AS yang mengundurkan diri sejauh ini:

    1. Maryam Hassanein – Asisten Khusus pada Departemen Dalam Negeri AS

    Hassanein mengundurkan diri dari jabatannya sebagai asisten khusus pada Departemen Dalam Negeri AS pada Selasa (2/7) waktu setempat. Dia mengecam kebijakan luar negeri Biden, yang digambarkannya sebagai kebijakan yang memungkinkan terjadinya genosida dan tidak manusiawi terhadap orang Arab dan Muslim. Israel telah membantah tuduhan genosida.

    2. Mohammed Abu Hashem – Angkatan Udara AS

    Abu Hashem yang merupakan warga AS keturunan Palestina, mengatakan bulan lalu bahwa dirinya mengakhiri kariernya selama 22 tahun di Angkatan Udara AS. Dia mengakui kehilangan kerabat-kerabatnya di Jalur Gaza dalam perang yang sedang berlangsung, termasuk seorang bibi yang terbunuh dalam serangan udara Israel pada Oktober tahun lalu.

    3. Riley Rivermore – Insinyur Angkatan Udara AS

    Livermore mengumumkan dirinya mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai insinyur Angkatan Udara AS pada pertengahan Juni lalu.

    “Saya tidak ingin mengejarkan sesuatu yang bisa berbalik dan digunakan untuk membantai orang-orang yang tidak bersalah,” ucapnya kepada situs berita Intercept.

    Saksikan juga ‘Gedung Putih Akui Biden Tampil Buruk di Debat, Bahas Faktor Medis’:

    4. Stacy Gilbert – Departemen Luar Negeri AS

    Gilbert yang bertugas di Biro Kependudukan, Pengungsi dan Migrasi pada Departemen Luar Negeri AS, mengundurkan diri pada akhir Mei lalu. Dia mengaku pengunduran dirinya didasari atas laporan pemerintah kepada Kongres AS, yang menurutnya, secara keliru menyatakan Israel tidak memblokir bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

    5. Alexander Smith – Kontraktor USAID

    Smith mengundurkan diri dari posisinya sebagai kontraktor untuk USAID pada akhir Mei lalu.

    Pada saat itu, dia menuduh otoritas AS melakukan penyensoran setelah badan bantuan luar negeri AS membatalkan publikasi presentasinya tentang kematian ibu dan anak di kalangan warga Palestina. Badan tersebut mengatakan presentasi itu belum melalui peninjauan dan belum mendapat persetujuan yang tepat.

    6. Lily Greenberg Call – Pejabat Departemen Dalam Negeri AS

    Greenberg Call yang merupakan seorang pejabat politik Yahudi, mengundurkan diri pada Mei lalu dari jabatannya sebagai asisten khusus kepala staf di Departemen Dalam Negeri AS.

    “Sebagai seorang Yahudi, saya tidak bisa mendukung malapetaka di Gaza,” tulisnya dalam pernyataan yang dikutip The Guardian.

    7. Anna Del Castillo – Pejabat Gedung Putih

    Del Castillo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai wakil direktur pada Kantor Manajemen dan Anggaran Gedung Putih pada April lalu. Dia menjadi pejabat Gedung Putih pertama yang meninggalkan pemerintahan karena kebijakan AS terhadap Jalur Gaza.

    8. Hala Rharrit – Jubir Departemen Luar Negeri AS

    Rharrit mundur dari jabatannya sebagai juru bicara bahasa Arab pada Departemen Luar Negeri AS pada April lalu. Dalam pernyataan pada halaman LinkedIn-nya, Rharrit secara terang-terangan menyatakan dirinya menentang kebijakan AS di Jalur Gaza.

    9. Annele Sheline – Pejabat Departemen Luar Negeri AS

    Sheline mengundurkan diri dari biro hak asasi manusia (HAM) pada Departemen Luar Negeri AS pada akhir Maret lalu. Dalam tulisannya yang dimuat media terkemuka CNN, Sheline menyatakan dirinya tidak bisa mengabdi pada pemerintah yang “memungkinkan kekejaman seperti itu”.

    10. Tariq Habash – Pejabat Departemen Pendidikan AS

    Habash yang seorang warga AS keturunan Palestina, mundur dari jabatannya sebagai asisten khusus pada kantor perencanaan Departemen Pendidikan AS pada Januari lalu. Dia mengatakan pada saat itu bahwa pemerintahan Biden menutup mata terhadap kekejaman yang terjadi di Jalur Gaza.

    11. Harrison Mann – Angkatan Darat AS dan Badan Intelijen Pertahanan

    Mann yang berpangkat Mayor pada Angkatan Darat AS dan merupakan pejabat Badan Intelijen Pertahanan, mengundurkan diri pada November tahun lalu. Dia baru mengumumkan alasannya mengundurkan diri pada Mei lalu, yakni karena kebijakan pemerintah AS di Jalur Gaza.

    12. Josh Paul – Pejabat Departemen Luar Negeri AS

    Paul mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direktur biro urusan politik dan militer pada Departemen Luar Negeri AS pada Oktober tahun lau. Paul menjadi pejabat AS yang pertama mengundurkan diri dengan diketahui publik.

    Pada saat itu, dia menyebut apa yang digambarkannya sebagai “dukungan buat” AS untuk Israel sebagai alasannya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)