Negara: Palestina

  • Ratusan Orang Ditangkap Usai Kerusuhan di Inggris, WNI Diminta Waspada

    Ratusan Orang Ditangkap Usai Kerusuhan di Inggris, WNI Diminta Waspada

    Jakarta

    Hampir 400 orang telah ditangkap setelah kerusuhan yang meluas di sejumlah wilayah di Inggris dan Irlandia Utara enam hari terakhir, kata polisi. Warga negara Indonesia (WNI) di Inggris diimbau untuk “meningkatkan kewaspadaan”.

    Dirjen perlindungan WNI di Kementerian Luar Negeri Indonesia, Judha Nugraha, mengungkapkan bahwa KBRI London telah menyampaikan imbauan kepada WNI di Inggris, menyusul kerusuhan yang terjadi di beberapa kota di Inggris yang dipicu penikaman dalam sebuah kelas tari di Southport pada Senin (29/07).

    “Masyarakat WNI diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, mempertimbangkan urgensi jika beraktivitas di luar rumah, hindari kerumunan massa dan lokasi-lokasi yang berpotensi jadi tempat berkumpulnya demonstran,” ujar Judha Nugraha dalam keterangan tertulis yang diterima BBC News Indonesia, Selasa (06/08).

    Merujuk data Kementerian Luar Negeri, tercatat ada ribuan WNI di Inggris, di antaranya 3.279 orang di London, 134 orang di Liverpool, 228 orang di Bristol, 290 orang di Nottingham, 467 orang di Leeds, 532 orang di Manchester, dan 18 orang di Sunderland.

    Pada Senin (05/08) malam, polisi diserang oleh massa di Plymouth ketika mereka berupaya memisahkan pengunjuk rasa, sementara bom molotov dilemparkan ke petugas polisi di Belfast dan polisi menghadapi demonstrasi di Birmingham.

    Selama sepekan terakhir puluhan aparat polisi terluka, sedangkan toko-toko dan rumah rusak parah di Inggris.

    Kerusuhan ini terjadi pada malam setelah tiga anak terbunuh di Southport dalam serangan penikaman Senin (29/08) silam. Kerusuhan ini menyusul rumor yang menyebar secara online bahwa tersangka penikaman seorang pencari suaka muslim.

    Anjing polisi dikerahkan untuk menghalau massa di Plymouth. (Getty Images)

    Akhir pekan silam, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengutuk kerusuhan tersebut dengan menyebut kerusuhan itu sebagai “premanisme sayap kanan” dan pada Senin (05/08) dia berjanji “meningkatkan” undang-undang untuk menangani kekerasan seksual.

    Pada Senin (05/08) polisi di Plymouth mengatakan telah terjadi “peningkatan kekerasan” terhadap petugas dan sebuah mobil polisi telah dirusak.

    “Kami mengambil tindakan terhadap individu yang berniat melakukan kriminalitas,” ujar Inspektur Polisi Devon dan Cornwall, Russ Dawe.

    Dawe menambahkan “beberapa” petugas terluka dan sejumlah penangkapan telah dilakukan karena “berbagai pelanggaran ketertiban umum dan penyerangan”.

    Getty ImagesDemonstrasi di Plymouth pada Senin, 5 Agustus 2024.

    Berbicara dalam konferensi pers, Dawes mengatakan dia ingin meyakinkan masyarakat bahwa pasukannya “bersumber daya penuh saat ini, dengan kehadiran polisi yang kuat”.

    Dawe kemudian menambahkan bahwa mereka yang berniat melakukan kejahatan dan melanggar ketertiban umum akan “ditangani dengan tegas”.

    Dia melanjutkan sejumlah penangkapan telah dilakukan karena “berbagai pelanggaran dan penyerangan ketertiban umum”.

    Sementara itu, pada Senin (05/08) malam di Birmingham terjadi keributan setelah ratusan orang berkumpul di kawasan Bordesley Green, menyusul laporan palsu bahwa demonstrasi sayap kanan telah direncanakan digelar di sana.

    Bendera Palestina dikibarkan dan nyanyian anti-Liga Pertahanan Inggris terdengar.

    Sekelompok pemuda kemudian memisahkan diri dari kerumunan dan melakukan serangan terhadap beberapa kendaraan dan sebuah pub.

    Aktivis sayap kanan mengadakan demonstrasi “Enough is Enough” pada 2 Agustus 2024 di Sunderland, Inggris. Setelah pembunuhan tiga gadis di Southport, misinformasi menyebar melalui media sosial dan memicu aksi kerusuhan yang dilakukan oleh kelompok sayap kanan di seluruh Inggris. (Getty Images).

    Kepolisian West Midlands merilis pernyataan pada Senin (05/08) malam yang menyatakan petugas sedang menyelidiki laporan penyerangan dan kerusakan pada sebuah pub.

    Kepolisian mengatakan: “Belum ada penangkapan yang dilakukan pada tahap ini tapi ada sejumlah insiden yang sporadis dan kami sedang menyelidiki laporan penyerangan, tindakan kriminal yang merusak sebuah pub di Stoney Lane, sebuah mobil yang jendelanya pecah di Alcombe Grove, Stechford, dan kerusakan akitab tindakan kriminal pada kendaraan yang bannya rusak di Belchers Lane, Bordesley Green.

    “Kami juga menyelidiki laporan tentang seorang pria yang memiliki senjata ofensif.”

    Kepala Inspektur Richard North menambahkan: “Untungnya rumor tentang aktivitas demonstrasi di kota tidak menjadi kenyataan.

    “Ada beberapa insiden kriminalitas yang sporadis pada malam hari dan kami akan bekerja keras untuk menangkap mereka yang bertanggung jawab.”

    Di Belfast Selatan, petugas petugas kepolisian Irlandia Utara diserang saat tim anti huru hara dikerahkan di Sandy Row.

    Hal ini menyusul kericuhan yang terjadi pada akhir pekan silam yang menyebabkan tempat usaha rusak setelah demonstrasi anti-imigrasi di kota tersebut pada Sabtu (03/08).

    Pada Senin (05/08), sedikitnya satu bom molotov dan batu dilemparkan ke arah petugas.

    Polisi kemudian membubarkan diri tepat setelah tengah malam.

    Pada Senin (05/08), sepekan setelah serangan di Southport di Merseyside, massa berkumpul untuk memperingati kematian tiga anak perempuan yang tewas terbunuh.

    Bebe King, Elsie Dot Stancombe, dan Alice Dasilva Aguiar masing-masing berusia 6,7 dan 9 tahun diserang saat mereka menghadiri kelas tari bertema Taylor Swift. Sebanyak 10 orang lainnya terluka parah.

    Chris Rimmer, sepupu Leanne Lucas guru yoga yang menggelar kelas dansa tersebut mengatakan kepada BBC bahwa kerusuhan harus dihentikan dan hal itu “menjijikkan”.

    Dia mengatakan kepada BBC: “Mengapa terjadi kerusuhan, itu tidak akan membantu,” seraya menambahkan bahwa dia akan meminta para perusuh untuk “menghentikannya. Menyedihkan Pulang saja”.

    Sebaliknya dia mengatakan bahwa penghormatan, bunga, peringatan dan dukungan telah memberikan “kekuatan” kepada keluarganya dan telah membuat dia “tersenyum”.

    Kerusuhan di Belfast, Plymouth dan Birmingham pada Senin (05/08) terjadi satu hari setelah sejumlah orang yang didakwa terkait kerusuhan tersebut muncul di pengadilan.

    Di antara mereka adalah Leanne Hodgson, 43, dari Holborn Road, Sunderland, dan Josh Kellett, 29, dari Southcroft, Washington, yang mengaku bersalah atas kekacauan kekerasan di Sunderland dalam sidang di Pengadilan Magistrat South Tyneside.

    Andrew Smith, 41, dari High Street East di Sunderland, juga mengakui pelanggaran yang sama di Pengadilan Newcastle Crown. Ketiganya akan dijatuhi vonis bulan depan.

    Menyusul kekacauan di Liverpool pada Sabtu (04/08), seorang anak laki-laki berusia 14 tahun termasuk di antara mereka yang juga hadir di pengadilan pada Senin (05/08).

    Dia mengaku bersalah atas kekacauan kekerasan di pengadilan pemuda di Liverpool.

    Sebanyak 378 penangkapan sejauh ini telah dilakukan secara nasional sejak kerusuhan bermula pada Selasa (30/08), menurut Dewan Kepolisian Nasional Inggris.

    Polisi mengatakan mereka bekerja “sepanjang waktu” untuk mengidentifikasi dan menangkap lebih banyak orang. Berikut ini adalah sejumlah penangkapan yang dilakukan di sejumlah wilayah di Inggris:

    Southport: Sepuluh tersangka telah hadir di Pengadilan Magistrat Liverpool sehubungan dengan kekacauan di Southport pada 30 Juli dan di Liverpool selama akhir pekan.London: Polisi Metropolitan mengatakan 111 orang ditangkap di pusat kota London pada Rabu malam selama demonstrasi di Whitehall. Pelanggaran yang dilakukan termasuk kekacauan akibat kekerasan, penyerangan terhadap petugas, kepemilikan pisau dan senjata ofensif, dan pelanggaran ketentuan protes.Middlesbrough: Polisi Cleveland mengonfirmasi pada Senin (05/08) bahwa total 43 penangkapan telah dilakukan sejauh ini sehubungan dengan kekacauan di daerah tersebut.Sunderland: Polisi mengatakan 14 orang telah ditangkap. Enam orang telah hadir di Pengadilan Hakim Tyneside Selatan.Manchester: Polisi Greater Manchester mengonfirmasi bahwa 19 orang ditangkap dan delapan orang, termasuk remaja, telah didakwa, setelah demonstrasi saingan diadakan pada akhir pekan. Dakwaan tersebut termasuk kepemilikan senjata dan penyerangan.Bristol: Polisi mengatakan sedikitnya 16 orang telah ditangkap. Dua pria telah didakwa dengan pelanggaran ketertiban umum Bagian 4 , satu orang didakwa tambahan atas kepemilikan obat kokain Kelas A.Hartlepool: Setidaknya 11 orang dilaporkan telah ditangkap. Seorang pria telah mengaku bersalah atas kekacauan kekerasan di Pengadilan Magistrat Teeside, sementara seorang perempuan yang didakwa melakukan pelanggaran yang sama tidak mengajukan pembelaan.Rotherham: Setidaknya enam orang telah ditangkap. Satu orang telah didakwa, dan enam orang masih ditahan.Hull: Polisi Humberside mengkonfirmasi pada Senin (05/08) bahwa 29 orang telah ditangkap sejauh ini. Seorang pria telah hadir di pengadilan dengan dakwaan kekerasan, tiga dakwaan perampokan, dua dakwaan perampokan dan tindak pidana pengrusakan.Hampshire: Polisi mengatakan pada akhir pekan bahwa lima pria ditangkap karena kekacauan selama protes di sebuah hotel yang menampung pencari suaka di Aldershot pada Rabu (31/07).Belfast: Empat pria telah ditangkap dan didakwa dengan serangkaian pelanggaran.

    Getty ImagesSebuah mobil polisi dibakar saat aktivis sayap kanan menggelar demonstrasi pada 2 Agustus 2024 di Sunderland, Inggris.

    Perdana Menteri Keir Starmer telah mengumumkan pada Senin bahwa “pasukan tetap” yang terdiri dari petugas polisi spesialis akan siap dikerahkan jika terjadi kerusuhan lebih lanjut.

    Berbicara setelah rapat kabinet darurat, Starmer mengatakan dia ingin nama tersangka diungkap “sedini mungkin”, dan sistem peradilan pidana akan “ditingkatkan”.

    “Apapun motivasinya, ini bukan demonstrasi, ini murni kekerasan dan kami tidak akan mentolerir serangan terhadap masjid atau komunitas Muslim kami,” katanya.

    Sir Keir tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan pasukan tetap.

    Juru bicara pemerintah Inggris kemudian mengatakan tidak ada rencana untuk melibatkan militer dalam perisitiwa ini.

    Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan media sosial untuk memastikan misinformasi dan disinformasi dihilangkan, kata juru bicara tersebut.

    Neil Basu mantan kepala kontra-terorisme di Kepolisian Metropolitan mengatakan kepada BBC bahwa menurutnya sebagian dari kerusuhan tersebut merupakan “tindakan kekerasan serius yang dirancang untuk menimbulkan teror pada sebagian komunitas”.

    Basu menambahkan bahwa dia merasa beberapa tindakan telah “melewati batas dan menjadi teror”.

    (ita/ita)

  • Pemimpin Hamas Dibunuh untuk Perpanjang Perang Gaza

    Pemimpin Hamas Dibunuh untuk Perpanjang Perang Gaza

    Jakarta

    Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dimaksudkan untuk memperpanjang konflik di Gaza, dan akan mempersulit pembicaraan untuk menyelesaikan krisis tersebut. Hal ini disampaikan Abbas kepada kantor berita Rusia, RIA dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan pada hari Selasa (6/8).

    “Tidak diragukan lagi bahwa tujuan pembunuhan Haniyeh adalah untuk memperpanjang perang dan memperluas cakupannya,” lapor RIA mengutip pernyataan Abbas, dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (6/8/2024).

    “Ini akan berdampak negatif pada negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengakhiri agresi dan menarik pasukan Israel dari Gaza,” imbuh pemimpin Otoritas Palestina itu.

    Haniyeh tewas di ibu kota Iran, Teheran, minggu lalu, dalam sebuah serangan yang memicu ancaman balas dendam terhadap Israel. Pembunuhan ini pun memicu kekhawatiran bahwa konflik di Gaza akan berubah menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas.

    “Kami menganggap ini sebagai tindakan pengecut dan perkembangan berbahaya dalam politik Israel,” kata Abbas dalam pernyataan yang dipublikasikan dalam bahasa Rusia oleh kantor berita RIA.

    “Otoritas pendudukan Israel harus meninggalkan ambisi mereka dan menghentikan tindakan agresif mereka terhadap rakyat kami dan tujuan kami, mematuhi hukum internasional dan melaksanakan Inisiatif Perdamaian Arab, serta gencatan senjata dan penarikan pasukan dari Jalur Gaza segera dan berkelanjutan,” tandas Abbas.

    Sementara itu, terkait memanasnya situasi di Timur Tengah, militer Amerika Serikat memindahkan sedikitnya dua kapal perangnya yang sudah berada di Timur Tengah, menjadi lebih dekat ke Israel. Ini dilakukan di tengah ancaman Iran akan aksi pembalasan atas pembunuhan Haniyeh.

    Dilansir Al Arabiya, Selasa (6/8/2024), Presiden AS Joe Biden juga memimpin rapat dengan tim keamanan nasionalnya di Gedung Putih pada hari Senin (5/8) waktu setempat untuk membahas perkembangan terbaru di Timur Tengah. Para pejabat AS tidak dapat memperkirakan kapan Iran dan proksi-proksinya di Lebanon, Irak, Yaman, atau Suriah akan melakukan serangan terhadap Israel untuk membalas pembunuhan Ismail Haniyeh dan seorang komandan tinggi kelompok Hizbullah beberapa hari lalu.

    Pemindahan kapal perusak USS Cole dan USS Laboon dari Teluk Oman ke Laut Merah dilakukan setelah Pentagon atau Departemen Pertahanan AS pada hari Jumat lalu, memerintahkan untuk mengerahkan jet tempur tambahan beserta kapal penjelajah dan kapal perusak berkemampuan pertahanan rudal balistik ke Eropa dan Timur Tengah sebagai tanggapan atas ancaman Iran dan sekutunya.

    Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga memerintahkan kapal induk USS Abraham Lincoln dan kelompok penyerangnya untuk menggantikan kapal induk USS Theodore Roosevelt guna mempertahankan keberadaan kapal perang di wilayah tersebut.

    Pentagon juga mengambil langkah-langkah untuk mengirimkan skuadron jet tempur lainnya.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • 9 Staf UNRWA Dipecat Atas Dugaan Terlibat Serangan Hamas ke Israel

    9 Staf UNRWA Dipecat Atas Dugaan Terlibat Serangan Hamas ke Israel

    Gaza City

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut sembilan staf Badan Bantuan dan Pekerja untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mungkin memang terlibat dalam serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. PBB menegaskan sembilan staf UNRWA itu akan dipecat.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (6/8/2024), hal tersebut diungkapkan dalam laporan Kantor Layanan Pengawasan Internal PBB atau OIOS yang dirilis pada Senin (5/8) waktu setempat. OIOS telah menyelesaikan penyelidikan terhadap dugaan keterlibatan 19 anggota staf UNRWA dalam serangan Hamas tersebut.

    “Untuk sembilan orang, buktinya cukup untuk menyimpulkan bahwa mereka mungkin terlibat dalam serangan 7 Oktober,” sebut wakil juru bicara PBB, Farhan Haq, dalam pernyataannya.

    “OIOS membuat temuan terkait 19 anggota staf UNRWA yang diduga terlibat dalam serangan tersebut,” katanya.

    “Dalam satu kasus, OIOS tidak memperoleh bukti yang mendukung tuduhan keterlibatan staf, sedangkan dalam sembilan kasus lainnya, bukti yang diperoleh OIOS tidak cukup untuk mendukung keterlibatan staf,” jelas Haq dalam pernyataannya.

    Disebutkan oleh Haq bahwa sembilan staf UNRWA, yang menurut penyelidikan terbukti mungkin terlibat dalam serangan Hamas tersebut, semuanya berjenis kelamin laki-laki. Dia tidak memberikan informasi detail soal apa yang mungkin telah mereka lakukan atau apa peran mereka.

    “Bagi kami, partisipasi apa pun dalam serangan ini adalah pengkhianatan besar terhadap pekerjaan yang seharusnya kami lakukan atas nama rakyat Palestina,” tegasnya.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut UNRWA telah mencapai “level terendah baru”.

    “Badan ‘bantuan’ Anda secara resmi telah mencapai titik terendah, dan inilah saatnya dunia melihat wajah Anda yang sebenarnya,” sebut juru bicara internasional militer Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani, dalam pernyataan via media sosial X.

    PBB meluncurkan penyelidikan setelah Israel menuduh 12 staf UNRWA terlibat dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang menewaskan 1.200 orang di Israel dan memicu perang tanpa henti di Jalur Gaza.

    Israel meningkatkan tuduhannya pada Maret lalu, dengan menyebut lebih dari 450 staf UNRWA merupakan anggota militer dalam kelompok-kelompok teroris Gaza. UNRWA mempekerjakan 32.000 orang di seluruh wilayah operasinya, dengan 13.000 orang di antaranya bertugas di wilayah Jalur Gaza.

    UNRWA mengatakan pada Maret lalu bahwa beberapa staf yang dibebaskan dari tahanan Israel ke Jalur Gaza, dilaporkan telah ditekan oleh otoritas Israel untuk menyampaikan pernyataan palsu soal badan tersebut memiliki hubungan dengan Hamas dan bahwa staf badan tersebut ikut serta dalam serangan 7 Oktober.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Macron Minta Negara-negara di Timur Tengah Hindari Eskalasi Konflik

    Macron Minta Negara-negara di Timur Tengah Hindari Eskalasi Konflik

    Paris

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menyuarakan agar Uni Emirat Arab dan Arab Saudi menahan diri meski Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tewas dibunuh. Macron berharap semua pihak mengindari eskalasi konflik.

    Dilansir AFP, Selasa (6/8/2024), seruan tersebut disampaikan Macron ketika bertemu Presiden Mohamed bin Zayed dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Dia menyampaikan betapa pentingnya para pemimpin Uni Emirat Arab dan Arab Saudi untuk menghindari eskalasi di Timur Tengah.

    “Saya telah berbicara dengan Presiden Mohamed bin Zayed dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengenai situasi di Timur Tengah. Kami menyerukan semua pihak untuk bertanggung jawab dan menahan diri untuk menghindari konflik regional,” tulisnya dalam postingan media sosial.

    Dia memastikan eskalasi konflik bukan keinginan siapapun. “Eskalasi bukanlah kepentingan siapa pun,” imbuh dia.

    Sebagai informasi, kekhawatiran akan adanya pembalasan terhadap Israel semakin meningkat setelah pembunuhan pemimpin politik kelompok militan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh, pada pekan lalu di Teheran. Iran dan sekutunya pun menyalahkan Israel terkait tewasnya Haniyeh.

    Pembunuhan Haniyeh terjadi hampir 10 bulan setelah serangan militer Israel yang menghancurkan Jalur Gaza, dan dipicu oleh serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan.

    (maa/maa)

  • Pemakaman Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Digelar di Qatar

    Pemakaman Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Digelar di Qatar

    Jakarta

    Pemakaman pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh berlangsung di Doha, Qatar pada hari Jumat (2/8), setelah pembunuhannya dua hari lalu di ibu kota Iran, Teheran.

    Dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Jumat (2/8/2024), para pelayat berkumpul di masjid besar Imam Muhammad ibn Abd al-Wahhab di sebelah utara Doha, tempat berlangsungnya prosesi pemakaman. Mereka yang hadir termasuk Khaled Meshaal, yang diperkirakan akan menjadi pemimpin politik baru Hamas. Para pejabat senior Hamas lainnya dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani juga hadir.

    Haniyeh akan dimakamkan di sebuah pemakaman di kota Lusail, sebelah utara Doha.

    Peti jenazah Haniyeh, yang dibungkus bendera Palestina, dibawa melintasi masjid melewati ratusan orang bersama dengan peti jenazah pengawalnya, yang tewas dalam serangan yang sama di Teheran, ibu kota Iran pada hari Rabu lalu.

    Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kepada Reuters melalui telepon saat menghadiri pemakaman: “Pesan kami kepada pendudukan (Israel) hari ini adalah bahwa kalian tenggelam dalam lumpur dan akhir kalian semakin dekat dari sebelumnya. Darah Haniyeh akan mengubah semuanya.”

    Sebelumnya, pejabat senior Hamas, Khalil Al-Hayya mengatakan dalam konferensi pers bahwa Haniyeh tewas karena rudal yang menghantamnya di wisma tamu negara di Teheran, tempat ia menginap. Saat itu, Haniyeh berada di Iran untuk menghadiri pelantikan presiden baru negara tersebut.

    Pemerintah Iran dan Hamas sama-sama menuduh Israel melakukan pembunuhan itu, dan telah bersumpah untuk membalas dendam. Israel sendiri, hingga kini tidak mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut ataupun membantahnya.

    Serangan itu adalah salah satu dari beberapa serangan yang telah menewaskan tokoh senior di Hamas atau gerakan Hizbullah di Lebanon. Rentetan serangan tersebut memicu kekhawatiran bahwa perang di Gaza antara Israel dan Hamas bisa berubah menjadi konflik regional yang membentang dari Laut Merah hingga perbatasan Lebanon-Israel dan sekitarnya.

    Di Amerika Serikat, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan pembunuhan Haniyeh tidak membantu upaya internasional untuk mencapai gencatan senjata dalam perang di Gaza, yang kini telah berlangsung selama 10 bulan.

    “Itu tidak membantu,” kata Biden kepada wartawan pada hari Kamis (1/8) waktu setempat, ketika ditanya apakah tindakan tersebut merusak peluang gencatan senjata.

    Haniyeh telah menjadi wajah diplomasi internasional Hamas saat perang berkecamuk di Gaza, dan telah mengambil bagian dalam perundingan gencatan senjata tidak langsung.

    Haniyeh dipandang oleh banyak diplomat sebagai seorang moderat dibandingkan dengan anggota kelompok garis keras Hamas di Gaza. Meskipun menurut beberapa komentator Israel, ia dianggap oleh beberapa pihak di Israel sebagai hambatan untuk mencapai sebuah kesepakatan.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Iran dan Kawan-kawan Bertemu Bahas Pembalasan untuk Israel

    Iran dan Kawan-kawan Bertemu Bahas Pembalasan untuk Israel

    Teheran

    Para pejabat tinggi Iran menggelar pertemuan dengan perwakilan sekutu regional Teheran dari Lebanon, Yaman dan Irak. Pertemuan itu dimaksudkan untuk membahas potensi pembalasan terhadap Israel, setelah pembunuhan pemimpin biro politik kelompok Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran.

    Seperti dilansir Reuters, Jumat (2/8/2024), kawasan Timur Tengah menghadapi risiko konflik yang meluas antara Israel, Iran dan proksi-proksinya usai pembunuhan Haniyeh di Teheran pada Rabu (31/7) dan pembunuhan komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr, dalam serangan di pinggiran Beirut pada Selasa (30/7).

    Lima sumber yang dikutip Reuters mengungkapkan bahwa para perwakilan dari sekutu-sekutu Iran di Palestina, Hamas dan Jihad Islam, kemudian dari kelompok Houthi di Yaman, kelompok Hizbullah di Lebanon, dan kelompok perlawanan Irak menghadiri pertemuan di Teheran pada Kamis (1/8) waktu setempat.

    “Iran dan para anggota perlawanan akan melakukan penilaian menyeluruh setelah pertemuan di Teheran untuk menemukan cara terbaik dan paling efektif untuk membalas rezim Zionis (Israel),” sebut seorang pejabat senior Iran yang enggan disebut namanya, tapi mengetahui secara langsung pertemuan itu.

    Seorang pejabat Iran lainnya, yang juga tidak bersedia disebut namanya, mengatakan bahwa pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan anggota senior Garda Revolusi Iran akan turut hadir dalam pertemuan tersebut.

    “Bagaimana respons Iran dan kelompok perlawanan saat ini sedang ditinjau… Ini sudah pasti akan terjadi dan rezim Zionis (Israel) pasti akan menyesalinya,” tegas Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Mohammad Baqeri, saat berbicara kepada televisi pemerintah Teheran pada Kamis (1/8).

    Iran dan Hamas menuduh Israel mendalangi serangan yang menewaskan Haniyeh, hanya beberapa jam setelah dia menghadiri seremoni pelantikan Masoud Pezeshkian sebagai Presiden baru Teheran. Namun Tel Aviv belum memberikan komentar, bahkan mengaku bertanggung jawab, atas kematian Haniyeh.

    Hal itu memicu ancaman balas dendam terhadap Israel dari Hamas, Iran dan proksi-proksinya, yang semakin menambah kekhawatiran meluasnya perang yang berkecamuk di Jalur Gaza menjadi perang besar-besaran di kawasan Timur Tengah.

    “Semua front perlawanan akan membalas dendam untuk darah Haniyeh,” tegas Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Akbar Ahmadian, saat berbicara kepada kantor berita Mehr.

    Pada 13 April lalu, Iran melancarkan rentetan serangan rudal dan drone terhadap Israel untuk membalas dugaan serangan mematikan Tel Aviv terhadap kompleks kedutaannya di Damaskus, Suriah, pada 1 April. Namun hampir semua serangan rudal dan drone Teheran diklaim berhasil ditembak jatuh oleh Tel Aviv.

    “Respons Iran terhadap pembunuhan Haniyeh yang mati syahid akan lebih kuat dari sebelumnya,” cetus mantan komandan senior Garda Revolusi Iran, Esmail Kosari, saat berbicara kepada televisi pemerintah Teheran.

    Sementara itu, Panglima Angkatan Udara Israel, Tomer Bar, saat berbicara dalam seremoni wisuda militer di Israel pada Rabu (31/7) malam, memperingatkan bahwa Tel Aviv akan mengambil tindakan terhadap siapa saja yang berencana melukai warganya.

    “Kita juga sangat siap dalam pertahanan. Ratusan tentara pertahanan udara, bersama dengan para personel kendali udara, ditempatkan di seluruh negeri dengan sistem terbaik, siap menjalankan misinya,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Hizbullah-Israel Memanas, WNI di Lebanon Bingung Bertahan atau Pulang

    Hizbullah-Israel Memanas, WNI di Lebanon Bingung Bertahan atau Pulang

    Jakarta

    Serangan ke arah Kota Beirut yang dilakukan pasukan Israel membuat sejumlah warga negara Indonesia (WNI) yang bertahan di Lebanon “lumayan terkejut” dan “bingung memilih bertahan atau pulang”.

    Kedutaan Besar Indonesia di Beirut mencatat setidaknya terdapat 203 WNI yang tinggal di Lebanon, belum termasuk 1.232 personel tentara nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di UNIFIL (Pasukan sementara PBB di Lebanon). KBRI Beirut mengatakan telah menyiapkan langkah darurat jika ketegangan semakin meningkat.

    Pengamat Timur-Tengah menilai saling serang antara Hizbullah dan Israel akan terus berlanjut, namun kemungkinan kecil akan pecah perang terbuka antara kedua pihak.

    Suara ‘petir’ di suatu senja

    Jelang adzan Magrib, Ilham Akbar dikejutkan dengan suara “petir” dari luar tempat tinggalnya. Bergegas ia menuju ke balkon dan memastikan apakah itu benar-benar petir seperti yang tergambar dalam pikirannya.

    “Cuma saya lihat ke langit itu seperti tidak ada tanda-tanda hujan atau apa. Dari situ saya langsung mengira bahwa terjadi pengeboman,” kata Ilham kepada BBC News Indonesia, Rabu (31/07), mengenang kejadian yang terjadi sehari sebelumnya.

    Kata dia, lokasi pengeboman ini hanya berjarak satu kilometer dari rumah yang ditempatinya di Dahie pinggiran Kota Beirut bagian selatan.

    Sesaat setelah gemuruh itu berlalu, pria yang sedang menyelesaikan studi S2 di Lebanon mengaku melihat warga berhamburan keluar rumah.

    EPASerangan udara Israel yang terjadi hanya 1 kilometer dari gedung yang ditinggali Ilham Akbar.

    Belakangan, Israel mengeklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut dengan dalih menargetkan seorang komandan Hizbullah yang mereka klaim berada di balik serangan di Dataran Tinggi Golan pada Sabtu lalu bernama Fuad Shukr.

    Dalam keterangan terbaru, i.

    Pada Rabu (31/07) malam, kelompok yang didukung Iran mengatakan jasad Fuad Shukr ditemukan di reruntuhan bangunan yang dihantam serangan udara.

    Empat orang lainnya tewas dalam serangan itu, termasuk dua anak-anak.

    Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menyebut serangan itu sebagai “tindakan kriminal”.

    ReutersSerangan roket baru-baru ini di Majdal Shams, salah satu dari empat desa di Dataran Tinggi Golan, menewaskan menewaskan 12 anak.

    Dalam serangan di Dataran Tinggi Golan, Israel mengeklaim 12 orang tewas dalam serangan roket Hizbullah. Namun kelompok milisi di Lebanon ini dengan tegas membantah keterlibatannya.

    Menurut Ilham, serangan Israel yang jarang terjadi ke wilayah pusat Lebanon baru-baru ini adalah kedua kalinya, setelah wakil pemimpin Hamas, Saleh al-Arouri, tewas dalam serangan Israel pada 2 Januari lalu di Dahieh. Dalam serangan itu, enam orang lainnya juga tewas.

    “Saya lumayan terkejut karena sebelumnya pejabat Amerika sudah memperingatkan ke Israel supaya enggak menyerang wilayah-wilayah kota yang padat penduduk. Kami juga nggak ekspektasi akan ada serangan di Beirut,” katanya.

    Ilham Akbar, WNI yang sedang menyelesaikan studi S2 jurusan Fiqih Perbandingan Mahzab di Beirut Islamic University, berharap eskalasi tidak semakin meluas menjadi perang terbuka.

    “Kalau misalkan betul-betul terjadi perang, kemudian kita mengevakuasi diri, yang kami takutkan itu untuk kembali ke sini lagi susah.”

    “Untuk mendapatkan visa Lebanon agak sulit. Jadi ya sebisa mungkin kami mempertahankan diri di sini sampai benar-benar selesai,” kata pria asal Aceh itu.

    Sejauh ini, Ilham Akbar mengikuti anjuran dari Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk menghindari wilayah-wilayah rawan konflik, termasuk menyiapkan satu tas khusus dokumen penting agar bisa segera dibawa jika situasi semakin mencekam.

    Ia juga mengaku sudah berkali-kali mendapat surat pengumuman “kewaspadaan” dan “kehati-hatian” dari pihak KBRI Beirut. “

    “Ya mohon doanya dari teman-teman. Mudah-mudahan tidak sampai meluas eskalasi perang secara besar,” kata Ilham.

    BBC

    Rahmatul Ula, WNI lainnya yang tinggal di Beirut, Lebanon, mengaku sudah mendapat empat surat pengumuman dari KBRI. Terakhir, KBRI Beirut mengeluarkan pengumuman pada 30 Juli 2024.

    “Ya tentunya bingung. Dalam artian, apa harus tetap bertahan di sini atau memilih pulang saja,” kata ibu tiga anak tersebut.

    Ia mengatakan, “sedikit terguncang” dalam serangan Israel baru-baru ini di Dahieh.

    “Jadi pertimbangannya jadi makin berat untuk bertahan di sini. Karena kan makin melebar ya. Kemarin hanya daerah perbatasan. Sekarang sudah melebar ke daerah biru (aman),” katanya.

    Namun, baik Ilham dan Ula, melihat aktivitas masyarakat di pusat kota masih berjalan seperti biasanya. Toko-toko masih buka. Aktivitas pendidikan berjalan dan kantor pemerintahan berjalan rutin.

    “Kalau daerah kita masih terbilang normal, kegiatan masyarakat juga masih kayak biasa,” kata Ula.

    BBC

    KBRI Beirut siapkan langkah darurat

    Kepala Humas KBRI Beirut di Lebanon, Asrarudin Salam, mengatakan tidak ada laporan WNI yang terluka selama konflik Hizbullah dan Israel, termasuk dalam serangan terbaru di wilayah pada penduduk pada Selasa (30/07) malam.

    “Dari komunikasi kami dengan mereka melalui WhatsApp Group, dalam kondisi selamat tidak ada yang terluka atas serangan yang dilakukan oleh Israel di Kota Beirut maupun di daerah lainnya di Lebanon,” kata Asrarudin kepada BBC News Indonesia.

    Setelah serangan di kawasan Haret Hreik, Dahieh, Beirut selatan, KBRI Beirut juga telah menetapkan status Siaga 1 ke Jakarta.

    “Upaya-upaya pelindungan WNI telah dilakukan dan saat ini masih menunggu keputusan lebih lanjut dari pusat,” tambah Asra.

    Menurutnya, hari-hari setelah serangan terbaru di bagian selatan Beirut, warga setempat sudah kembali beraktivitas seperti biasa meskipun sempat diwarnai “semacam kepanikan” di sejumlah wilayah.

    ReutersWarga sipil Lebanon mengatakan bahwa rumah mereka telah dihantam oleh Israel sebagai balasan atas roket-roket Hizbullah.

    Sejumlah maskapai di Bandara Internasional Rafiq Hariri, kata Asrarudin, sempat ditunda penerbangannya tapi saat ini mulai beroperasi kembali.

    “Hari ini, itu penerbangan-penerbangan yang sempat tertunda karena khawatir eskalasi meninggi di Beirut, namun kemudian masuk kembali ke Beirut seperti biasa, menurunkan penumpang,” kata pria yang bertugas sebagai Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya di KBRI Beirut.

    Asrarudin menambahkan, terdapat 203 WNI yang saat ini berada di Lebanon. Jumlahnya mulai berkurang karena sebagian “memutuskan pulang” atau pindah ke negara lain yang lebih aman.

    “Sehingga jumlah WNI semakin berkurang setiap harinya,” katanya.

    Dalam pengumuman yang dikeluarkan KBRI Beirut pada Selasa (30/07) disebutkan agar WNI “terus meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian” sebagai antisipasi eskalasi konflik Israel dan Hizbullah.

    Getty ImagesAsap mengepul menyusul serangan udara Israel di desa perbatasan selatan Lebanon, Chihine, pada 28 Juli 2024.

    Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu) mengimbau seluruh WNI di Lebanon untuk memastikan sudah memproses lapor diri kepada KBRI Beirut dan mempertimbangkan untuk dapat keluar dari Lebanon untuk sementara waktu secara mandiri hal yang diklaim Asrarudin sudah dilakukan oleh KBRI Beirut.

    Selain itu, pihak Kemenlu juga meminta WNI menunda rencana perjalanan ke Lebanon “hingga kondisi keamanan telah membaik”.

    Selain 203 WNI, KBRI Beirut juga melaporkan terdapat 1.232 personel TNI yang bergabung dalam UNIFIL. Sebagian besar dari mereka berada di bagian selatan Lebanon – dekat perbatasan Israel.

    “Jadi ada yang bertugas di laut, Marine Task Force, KRI Diponegoro 365, itu personilnya kurang lebih 120 orang. Sisanya itu, seribuan itu adanya di wilayah selatan, yang sampai saat ini masih diserang terus oleh IDF Israel,” kata Asra.

    Kata Asrarudin, sejauh ini tidak ada laporan terkait dengan personel TNI yang terluka selama konflik berlangsung.

    “Mereka sudah punya SOP sendiri yang ditetapkan oleh PBB, oleh UNIFIL. Sementara kami dari KBRI Beirut itu menetapkan rencana kontingensi khusus untuk masyarakat sipil,” katanya.

    Namun, sambung Asra, dalam praktiknya jika eskalasi semakin tinggi, maka KBRI Beirut akan berkolaborasi dengan TNI di UNIFIL untuk mengevakuasi WNI keluar dari Lebanon baik jalur udara, darat maupun laut.

    “Nah kalau lewat jalur laut, TNI UNIFIL sudah menyatakan kesiapannya, KRI Diponegoro dalam hal ini, akan mengangkut seluruh WNI untuk dibawa ke tempat yang lebih aman. Misalnya ke Siprus atau ke Turki Jadi langkah kontingensinya sudah sangat siap,” lanjut Asra.

    Mengapa terjadi eskalasi konflik Hizbullah-Israel, dan bagaimana kerusakannya?

    Hizbullah dan Israel sudah saling serang sehari setelah serangan Hamas ke Tel Aviv pada 07 Oktober 2023. Hizbullah mengatakan serangan ini sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.

    Saling serang antara pasukan Hizbullah dengan Israel lebih banyak terjadi di wilayah perbatasan Lebanon bagian Selatan dan telah berlangsung berbulan-bulan, meskipun tidak memasuki perang secara terbuka.

    Puncaknya yang membuat konflik makin mencekam adalah serangan di lapangan olahraga di Dataran Tinggi Golan pada akhir pekan lalu.

    Pihak Israel mengeklaim kelompok milisi Hizbullah yang berbasis di Lebanon berada di balik serangan yang menewaskan 12 anak-anak dan remaja tersebut. Sebaliknya, Hizbullah dengan tegas membantah keterlibatannya.

    Getty ImagesKeluarga korban dan orang-orang terdekat menangisi kematian salah-seorang korban serangan rudal di Dataran Tinggi Golan.

    Sejumlah kalangan mengkhawatirkan serangan yang menewaskan 12 orang ini memicu terjadi perang terbuka.

    Israel merebut sekitar 1.200 km Dataran Tinggi Golan tempat Suriah menyerangnya dalam perang Timur Tengah tahun 1967.

    Israel kemudian mencaplok wilayah tersebut pada tahun 1981, sebuah tindakan yang tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.

    Dataran Tinggi Golan yang sejak dulu diduduki warga Suriah ini juga berbatasan dengan Lebanon dan menjadi pangkalan dan pos militer Israel.

    Baca juga:

    Serangan yang terjadi hampir tiap hari antara Hizbullah dan Israel telah menyebabkan kehancuran bagi kedua belah pihak.

    BBC menganalisis data dari Armed Conflict Location and Event Data (ACLED) yang menunjukkan kedua pihak secara total melancarkan 7.491 serangan lintas batas udara pada periode 8 Oktober 2023 – 5 Juli 2024.

    PBB mengatakan serangan-serangan ini memaksa 90.000 orang di Lebanon mengungsi, serta 100 warga sipil, dan 366 pejuang Hizbullah tewas dalam serangan Israel.

    Di sisi Israel, pejabat setempat mengatakan serangan Hizbullah telah memaksa 60.000 warga sipil mengungsi, dan 33 orang tewas termasuk 10 warga sipil.

    Kota Lebanon yang paling parah terdampak serangan adalah Aita el Shaab, Kfar Kila dan Blida dengan 3.200 bangunan kemungkinan mengalami kerusakan.

    Di sisi lain, media Israel melaporkan lebih dari 1.000 bangunan telah rusak sejak Oktober 2023.

    BBC

    Apakah ketegangan di Lebanon akan semakin memburuk?

    Pengamat Timur-Tengah dari Universitas Gadjah Mada, Siti Mutiah Setiawati, mengatakan “Lebanon memang negara yang termasuk istimewa atau unik di Timur Tengah”.

    Hal ini disebabkan penduduknya memiliki ragam keyakinan, atau tidak dikuasai sepenuhnya oleh kelompok Hizbullah.

    Mutiah menyinggung Pakta Nasional 1943 yang menjadi dasar pendirian Lebanon sebagai negara multi-keyakinan.

    Perjanjian tak tertulis yang masih berlaku hingga kini mendistribusikan kekuasaan pemerintahan Lebanon pada kelompok Kristen Maronit, Sunni, Syiah, Druze hingga Ortodoks Yunani.

    BBC

    Sistem politik Lebanon

    Jabatan politik di Lebanon dibagi berdasarkan perjanjian pembagian kekuasaan untuk memastikan bahwa tiga blok agama utama Syiah, Sunni dan Kristen terwakiliPakta Nasional tahun 1943 menetapkan pembagian ini, yang menyatakan bahwa presiden harus beragama Kristen, perdana menteri beragama Islam Sunni, dan ketua parlemen beragama Islam Syiah.Presiden dipilih oleh dua pertiga mayoritas parlemen, atau 85 dari 128 anggota legislatifBeberapa upaya di parlemen telah gagal untuk menyepakati presiden secara konsensus, beberapa di antaranya karena boikot dari anggota parlemen.

    BBC

    “Maka warnanya itu memang beda dengan negara-negara Arab lain. Jadi kemudian kalau ada serangan dari Lebanon itu memang bukan mewakili negara. Tapi Hizbullah itu mewakili gerakan politik Islam,” kata Mutiah.

    Sejauh ini serangan yang dilancarkan Israel ke Lebanon lebih pada tokoh-tokoh Hizbullah yang didominasi Islam Syiah. Dan, perang antara Hizbullah dan Israel sudah terjadi sejak lama, termasuk konflik yang terjadi pada 2006.

    “Jadi ini kalau sikap Israel yang kemudian menjadikan Hizbullah itu menjadi target,” kata Mutiah.

    Menurutnya, perang Hizbullah dengan Israel akan terus berlanjut tapi belum tentu pecah sampai perang antar negara.

    “Kalau Lebanon mungkin karena penguasanya Kristen Maronit itu saya pesimis,” katanya.

    Lebanon juga sedang didera krisis ekonomi dalam satu dekade terakhir.

    Ia justru lebih khawatir pecah perang antara Iran dengan Israel setelah kematian pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran.

    “Dan yang paling mengkhawatirkan Iran ya sejauh ini ya karena kedaulatannya merasa diguncang setelah serangan pimpinan Hamas. Mengkhawatirkan bagi Israel. Karena dia (Iran) punya nuklir,” kata Mutiah.

    (ita/ita)

  • Pemimpin Hamas Tewas, Presiden Iran Bersumpah Akan Buat Israel Menyesal!

    Pemimpin Hamas Tewas, Presiden Iran Bersumpah Akan Buat Israel Menyesal!

    Jakarta

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian yang baru dilantik, berang atas pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, ibu kota Iran. Dia bersumpah akan membuat Israel “menyesali” pembunuhan tersebut.

    “Republik Islam Iran akan mempertahankan integritas teritorial, kehormatan, kebanggaan, dan martabatnya, serta membuat para penyerbu teroris menyesali tindakan pengecut mereka,” kata Pezeshkian dalam sebuah postingan di media sosial X, dilansir kantor berita AFP, Rabu (31/7/2024). Dia berduka atas kepergian Haniyeh yang disebutnya sebagai “pemimpin yang pemberani”.

    Media Iran melaporkan bahwa Haniyeh tewas akibat serangan rudal pada Rabu (31/7) yang menghantam kediaman yang ditinggalinya selama berada di Teheran. Serangan ini terjadi setelah Haniyeh menghadiri pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian sehari sebelumnya.

    Seperti dilansir AFP, Rabu (31/7/2024), kantor berita Iran, Fars News Agency, melaporkan bahwa Haniyeh yang sedang berada di Teheran usai menghadiri seremoni pelantikan Pezeshkian pada Selasa (30/7), tewas akibat “serangan rudal yang diluncurkan dari udara” pada Rabu (31/7).

    “Haniyeh, yang datang ke Iran untuk menghadiri seremoni pelantikan presiden, sedang tinggal di salah satu kediaman khusus veteran perang di Teheran bagian utara, ketika dia menjadi martir oleh sebuah rudal yang diluncurkan dari udara,” kata berita Fars dalam laporannya.

    Sejumlah media lokal Iran lainnya menyampaikan laporan serupa.

    Tidak disebutkan lebih lanjut soal siapa dalang utama di balik serangan rudal yang menewaskan Ismail Haniyeh tersebut. Tidak disebutkan juga dari mana asal serangan rudal tersebut.

    Namun, kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza, dalam pernyataannya seperti dilansir Associated Press, menyebut Haniyeh tewas akibat “serangan udara Zionis” yang merujuk pada Israel.

    Laporan Associated Press menyebut bahwa Hamas menyatakan Haniyeh terbunuh “dalam serangan udara Zionis di kediamannya di Teheran” setelah dia menghadiri pelantikan Pezeshkian sebagai Presiden baru Iran, bersama dengan para pejabat Hamas lainnya dan para pejabat dari kelompok Hizbullah.

    “Hamas menyatakan kepada rakyat besar Palestina dan rakyat negara-negara Arab dan negara-negara Islam, serta seluruh rakyat yang bebas di dunia, saudara pemimpin Ismail Haniyeh telah menjadi martir,” demikian pernyataan singkat Hamas mengonfirmasi kematian Haniyeh pada Rabu (31/7).

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Pemimpin Hamas Tewas karena Serangan Rudal ke Kediamannya di Iran

    Pemimpin Hamas Tewas karena Serangan Rudal ke Kediamannya di Iran

    Teheran

    Pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, dilaporkan tewas akibat serangan rudal yang menghantam kediaman yang ditinggalinya selama berada di Teheran, ibu kota Iran, pada Rabu (31/7). Serangan ini terjadi setelah Haniyeh menghadiri pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian sehari sebelumnya.

    Seperti dilansir AFP, Rabu (31/7/2024), kantor berita Iran, Fars News Agency, melaporkan bahwa Haniyeh yang sedang berada di Teheran usai menghadiri seremoni pelantikan Pezeshkian pada Selasa (30/7), tewas akibat “serangan rudal yang diluncurkan dari udara” pada Rabu (31/7).

    “Haniyeh, yang datang ke Iran untuk menghadiri seremoni pelantikan presiden, sedang tinggal di salah satu kediaman khusus veteran perang di Teheran bagian utara, ketika dia menjadi martir oleh sebuah rudal yang diluncurkan dari udara,” kata berita Fars dalam laporannya.

    Sejumlah media lokal Iran lainnya menyampaikan laporan serupa.

    Tidak disebutkan lebih lanjut soal siapa dalang utama di balik serangan rudal yang menewaskan Haniyeh tersebut. Tidak disebutkan juga dari mana asal serangan rudal tersebut.

    Namun, kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza, dalam pernyataannya seperti dilansir Associated Press, menyebut Haniyeh tewas akibat “serangan udara Zionis” yang merujuk pada Israel.

    Laporan Associated Press menyebut bahwa Hamas menyatakan Haniyeh terbunuh “dalam serangan udara Zionis di kediamannya di Teheran” setelah dia menghadiri pelantikan Pezeshkian sebagai Presiden baru Iran, bersama dengan para pejabat Hamas lainnya dan para pejabat dari kelompok Hizbullah.

    “Hamas menyatakan kepada rakyat besar Palestina dan rakyat negara-negara Arab dan negara-negara Islam, serta seluruh rakyat yang bebas di dunia, saudara pemimpin Ismail Haniyeh telah menjadi martir,” demikian pernyataan singkat Hamas mengonfirmasi kematian Haniyeh pada Rabu (31/7).

    Dalam pernyataan lainnya, Hamas mengutip pernyataan Haniyeh sebelumnya yang menyebut perjuangan Palestina memiliki “harga” dan “kami siap menanggung harga ini: mati syahid demi Palestina, dan demi Tuhan Yang Maha Kuasa, dan demi martabat bangsa ini”.

    Sejauh ini, pemerintah dan militer Israel maupun kantor Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu belum secara resmi mengomentari kematian Haniyeh.

    Tapi diketahui bahwa Tel Aviv pernah bersumpah untuk membunuh Haniyeh dan para pemimpin Hamas lainnya terkait serangan mematikan kelompok militan itu pada 7 Oktober tahun lalu terhadap Israel, yang menewaskan 1.200 orang dan membuat lebih dari 250 orang lainnya disandera.

    Serangan Hamas itu memicu perang tanpa henti di Jalur Gaza, yang dilaporkan telah menewaskan lebih dari 39.000 orang.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Netanyahu Tak Punya Niat Perdamaian

    Netanyahu Tak Punya Niat Perdamaian

    Jakarta

    Pemerintah Turki mengutuk pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh yang merupakan sekutu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

    “Kami mengutuk pembunuhan pemimpin kantor politik Hamas, Ismail Haniyeh, dalam pembunuhan tercela di Teheran,” kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Rabu (31/7/2024). Kementerian menambahkan bahwa “serangan ini juga bertujuan untuk menyebarkan perang Gaza ke dimensi regional”.

    “Kami menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Palestina yang telah mengorbankan ratusan ribu martir seperti Haniyeh agar dapat hidup damai di tanah air mereka di bawah atap negara mereka sendiri,” tambah kementerian Turki tersebut.

    “Sekali lagi pemerintahan (Benjamin) Netanyahu telah menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki niat untuk mencapai perdamaian,” cetus kementerian.

    “Jika masyarakat internasional tidak mengambil tindakan untuk menghentikan Israel, kawasan kita akan menghadapi konflik yang jauh lebih besar,” imbuh kementerian.

    Haniyeh, yang menghabiskan banyak waktu di Turki sebelum serangan 7 Oktober yang dilancarkan Hamas terhadap Israel, terakhir kali bertemu Erdogan di Istanbul pada bulan April lalu.

    Sebelumnya, kelompok Hamas mengumumkan pada hari Rabu (31/7) bahwa pemimpin politiknya, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan Israel di Iran. Haniyeh berada di Iran untuk menghadiri pelantikan presiden baru negara tersebut.

    “Saudara, pemimpin, mujahid Ismail Haniyeh, kepala gerakan, tewas dalam serangan Zionis di markas besarnya di Teheran setelah ia berpartisipasi dalam pelantikan presiden baru (Iran),” kata kelompok Hamas dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Rabu (31/7/2024).

    Garda Revolusi Iran juga mengumumkan kematian tersebut, dengan mengatakan kediaman Haniyeh di Teheran, ibu kota Iran “diserang” dan ia terbunuh bersama seorang pengawalnya.

    “Kediaman Ismail Haniyeh, kepala kantor politik Perlawanan Islam Hamas, diserang di Teheran, dan akibat dari insiden ini, dia dan salah satu pengawalnya mati syahid,” sebut Garda Revolusi Iran dalam pernyataannya.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)