Negara: Palestina

  • Israel Perintahkan Evakuasi Warga Usai Pembantaian di Sekolah Gaza

    Israel Perintahkan Evakuasi Warga Usai Pembantaian di Sekolah Gaza

    Jakarta

    Israel memperluas perintah evakuasi di Khan Younis, Jalur Gaza selatan. Seruan Israel itu memaksa puluhan ribu penduduk Palestina dan keluarga pengungsi untuk pergi dalam kegelapan saat ledakan dari penembakan tank bergema di sekitar mereka.

    Dilansir Reuters, Minggu (11/8/2024), militer Israel mengatakan mereka menyerang militan kelompok Hamas yang menggunakan daerah tersebut untuk melancarkan serangan dan menembakkan roket.

    Pada hari Sabtu, serangan udara Israel di sebuah sekolah tempat pengungsi Palestina berlindung di Kota Gaza menewaskan sedikitnya 90 orang, menurut dinas pertahanan sipil. Serangan ini memicu kecaman internasional.

    Militer Israel mengatakan telah menyerang pos komando militan Hamas dan Jihad Islam, sebuah tuduhan yang ditolak oleh kedua kelompok sebagai dalih. Serangan itu disebut menewaskan 19 militan.

    Di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, perintah evakuasi mencakup distrik-distrik di bagian tengah, timur, dan barat, menjadikannya salah satu perintah evakuasi terbesar dalam konflik yang telah berlangsung selama 10 bulan, dua hari setelah tank-tank kembali ke bagian timur kota.

    Pengumuman tersebut diunggah di X dan dalam pesan teks dan audio ke penduduk.

    “Demi keselamatan Anda sendiri, Anda harus segera mengungsi ke zona kemanusiaan yang baru dibuat. Daerah tempat Anda berada dianggap sebagai zona pertempuran yang berbahaya,” bunyi pernyataan itu.

    “Beberapa orang hanya mampu membawa anak-anak mereka, beberapa orang membawa barang mereka dalam satu tas kecil. Mereka akan pergi ke tempat-tempat yang penuh sesak di mana tempat penampungan sudah dipenuhi keluarga. Mereka telah kehilangan segalanya dan membutuhkan segalanya,” katanya.

    Tentara Israel mengatakan telah menyerang sekitar 30 target militer Hamas dalam 24 jam sebelumnya, termasuk bangunan militer, pos peluncuran rudal anti-tank, dan fasilitas penyimpanan senjata. Sayap bersenjata Jihad Islam mengatakan para pejuang menembakkan bom mortir terhadap pasukan Israel yang berkumpul di wilayah timur Khan Younis.

    Israel memerintahkan lebih banyak evakuasi di Gaza setelah serangan di tempat penampungan sekolah menewaskan banyak orang.

    Israel memperluas perintah evakuasi di Khan Younis di Jalur Gaza selatan semalam, memaksa puluhan ribu penduduk Palestina dan keluarga pengungsi untuk pergi dalam kegelapan saat ledakan dari penembakan tank bergema di sekitar mereka.

    Militer Israel mengatakan bahwa mereka menyerang militan dari kelompok Hamas – yang memerintah Gaza sebelum perang – yang menggunakan daerah tersebut untuk melancarkan serangan dan menembakkan roket.

    Pada hari Sabtu, serangan udara Israel di sebuah sekolah tempat pengungsi Palestina berlindung di Kota Gaza menewaskan sedikitnya 90 orang, menurut dinas pertahanan sipil, yang memicu kecaman internasional.

    Militer Israel mengatakan telah menyerang pos komando militan Hamas dan Jihad Islam, sebuah tuduhan yang ditolak oleh kedua kelompok sebagai dalih, dan menewaskan 19 militan.

    Di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, instruksi evakuasi mencakup distrik-distrik di bagian tengah, timur, dan barat, menjadikannya salah satu perintah evakuasi terbesar dalam konflik yang telah berlangsung selama 10 bulan, dua hari setelah tank-tank kembali ke bagian timur kota.

    Pengumuman tersebut diunggah di X dan dalam pesan teks dan audio ke telepon penduduk: “Demi keselamatan Anda sendiri, Anda harus segera mengungsi ke zona kemanusiaan yang baru dibuat. Daerah tempat Anda berada dianggap sebagai zona pertempuran yang berbahaya.”

    Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA, mengatakan orang-orang di Gaza terjebak dan tidak punya tempat untuk pergi.

    “Beberapa orang hanya mampu membawa anak-anak mereka, beberapa orang membawa seluruh hidup mereka dalam satu tas kecil. Mereka akan pergi ke tempat-tempat yang penuh sesak di mana tempat penampungan sudah dipenuhi keluarga. Mereka telah kehilangan segalanya dan membutuhkan segalanya,” katanya.

    Tentara Israel mengatakan telah menyerang sekitar 30 target militer Hamas dalam 24 jam sebelumnya, termasuk bangunan militer, pos peluncuran rudal anti-tank, dan fasilitas penyimpanan senjata. Sayap bersenjata Jihad Islam mengatakan para pejuang menembakkan bom mortir terhadap pasukan Israel yang berkumpul di wilayah timur Khan Younis.

    Kemudian pada hari Minggu, serangan udara Israel di dekat pasar Khan Younis di pusat kota menewaskan empat warga Palestina dan melukai beberapa lainnya, kata petugas medis.

    (yld/idn)

  • Mesir hingga Arab Saudi Kutuk Serangan Israel ke Sekolah di Gaza

    Mesir hingga Arab Saudi Kutuk Serangan Israel ke Sekolah di Gaza

    Jakarta

    Sejumlah pemimpin dunia ramai-ramai mengutuk pengeboman oleh Israel terhadap sekolah di Gaza yang menewaskan 100 orang. Serangan itu mengakibatkan beberapa lainnya terluka.

    Dilansir Anadolu, Minggu (11/8/2024), serangan pesawat Israel menargetkan warga Palestina yang sedang melaksanakan salat Subuh di Sekolah Al-Taba’een di lingkungan Al-Daraj.

    Mesir

    Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Mesir mengutuk serangan tersebut dan menuduh Tel Aviv memiliki kurangnya niat yang tulus untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung. Kementerian tersebut mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan pengabaian terang-terangan terhadap hukum internasional dan kemanusiaan.

    “Serangan skala besar yang terus-menerus dan tingginya korban sipil meningkat setiap kali upaya untuk menegosiasikan gencatan senjata meningkat,” ujar pernyataan Kemenlu Mesir.

    Mesir menegaskan kembali komitmennya untuk melanjutkan upaya diplomatik guna memastikan bantuan kemanusiaan mencapai Gaza dan untuk bekerja menuju kesepakatan gencatan senjata.

    Yordania

    Sementara itu Juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, Sufyan Qudah, juga menyatakan kecaman negaranya atas pelanggaran hukum internasional dan norma kemanusiaan yang terus dilakukan Israel.

    Juru bicara Yordania menyerukan diakhirinya “pelanggaran hukum internasional yang terus dilakukan Israel”. Yordania juga mendesak agar “mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman tersebut dimintai pertanggungjawaban.”

    Arab Saudi

    Lebih lanjut Kementerian Luar Negeri Saudi juga mengutuk serangan pasukan pendudukan Israel terhadap Sekolah Al-Taba’een.

    Dalam sebuah pernyataan, kementerian tersebut menekankan kebutuhan mendesak untuk menghentikan pembantaian di Jalur Gaza. Arab Saudi juga mengutuk “kelambanan masyarakat internasional dalam meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatannya.”

    Pakistan

    Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif menyebut pengeboman sekolah oleh Israel sebagai agresi terbuka.

    “Kami sekali lagi menegaskan kembali tuntutan kami agar para pemimpin dan pasukan keamanan Israel diadili atas genosida warga Palestina dan kejahatan perang yang dilakukan di Palestina,” kata Sharif.

    Irak

    Irak juga mengutuk serangan Israel tersebut. Irak menyebut serangan tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional.

    “Serangan yang terus-menerus terhadap warga sipil ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap norma dan konvensi internasional,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Irak.

    “Serangan tersebut juga menunjukkan Israel mengabaikan upaya global yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza,” tambahnya.

    Kementerian Luar Negeri Irak juga mendesak masyarakat internasional, khususnya dunia Islam, untuk mengambil sikap tegas untuk menghentikan agresi Israel terhadap warga Palestina.

    Qatar

    Lebih lanjut, Qatar juga mengutuk keras serangan tersebut. Qatar menggambarkannya sebagai pembantaian yang mengerikan dan kejahatan brutal terhadap warga sipil yang tidak berdaya dan pelanggaran mencolok terhadap prinsip dasar hukum humaniter internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB 2601.

    Kementerian Luar Negeri negara Teluk itu menegaskan kembali seruan Doha untuk “melaksanakan investigasi internasional yang mendesak dengan mengirimkan penyelidik independen PBB untuk menyelidiki penargetan yang sedang berlangsung oleh pasukan pendudukan Israel terhadap sekolah dan tempat penampungan bagi orang-orang yang mengungsi.”

    Kementerian tersebut menggarisbawahi posisi tegas Qatar pada “keadilan perjuangan Palestina, hak-hak sah rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka mereka di perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.”

    UEA

    Secara terpisah, Uni Emirat Arab (UEA) juga mengutuk keras penargetan Israel terhadap sekolah Al-Taba’een. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Emirat menekankan “penolakan tegas UEA terhadap penargetan warga sipil dan fasilitas sipil.”

    Kementerian tersebut menegaskan kembali perlunya “gencatan senjata segera untuk mencegah jatuhnya korban jiwa lebih lanjut.”

    UEA meminta masyarakat internasional untuk “mengintensifkan upaya untuk menghindari semakin memanasnya situasi di Wilayah Palestina yang Diduduki, dan untuk memajukan semua upaya untuk mencapai perdamaian yang komprehensif dan adil.”

    Berdasarkan data Anadolu, dengan pengeboman sekolah Al-Taba’een, jumlah total sekolah yang menjadi sasaran tentara Israel di Kota Gaza selama seminggu terakhir telah meningkat menjadi enam.

    Meskipun ada seruan pada hari Kamis dari para mediator, termasuk Mesir, AS, dan Qatar, untuk menghentikan permusuhan, gencatan senjata, dan perjanjian pertukaran sandera, Israel tetap melanjutkan serangan mematikannya di Jalur Gaza.

    Serangan Israel terhadap Jalur Gaza telah menewaskan hampir 39.800 orang sejak Oktober lalu menyusul serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas.

    Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada tanggal 6 Mei.

    (yld/idn)

  • Hizbullah Luncurkan Serangan Drone ke Pangkalan Militer Israel

    Hizbullah Luncurkan Serangan Drone ke Pangkalan Militer Israel

    Beirut

    Kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran meluncurkan pesawat nirawak atau drone bermuatan peledak ke pangkalan militer Israel utara. Serangan itu dilancarkan usai komandan Hamas di Lebanon selatan tewas sehari sebelumnya.

    Pejuang Hizbullah meluncurkan “skuadron pesawat nirawak bermuatan peledak” di pangkalan Michve Alon dekat kota Safed di Galilea, pada Sabtu (10/8) waktu setempat.

    “Sebagai tanggapan atas serangan dan pembunuhan yang dilakukan oleh musuh Israel di kota Sidon” kata Hizbullah, dilansir AFP, Minggu (11/8/2024).

    Kantor media setempat mengatakan bahwa ini adalah kali pertama Hizbullah menargetkan pangkalan itu.

    Pada hari Jumat lalu, serangan Israel terhadap sebuah kendaraan di kota Sidon, Lebanon selatan menewaskan seorang komandan Hamas, kata kelompok militan Palestina dan militer Israel. Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Samer al-Hajj tewas dalam serangan di kota Sidon.

    Militer Israel mengatakan bahwa pesawatnya menyerang wilayah Sidon dan “melenyapkan” Hajj, yang diidentifikasi sebagai komandan senior Hamas di Lebanon.

    Ini merupakan serangan pertama di Sidon sejak Hamas melancarkan serangannya pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel, yang memicu perang di Gaza dan mendorong Hizbullah mulai kontak senjata hampir setiap hari dengan tentara Israel dalam upaya untuk mengikat pasukannya.

    Di pihak Israel, termasuk korban serangan di Dataran Tinggi Golan, sebanyak 22 tentara dan 26 warga sipil dinyatakan tewas.

    (taa/taa)

  • Mesir hingga Arab Saudi Kutuk Serangan Israel ke Sekolah di Gaza

    Pembantaian Israel ke Sekolah Gaza Tewaskan Nyaris 100 Orang, AS Prihatin

    Jakarta

    Israel melancarkan serangan udara terhadap bangunan sekolah di Gaza hingga menewaskan nyaris 100 orang. Gedung Putih (White House) mengaku sangat prihatin atas serangan tersebut.

    Dalam rekaman video dari lokasi yang beredar, tampak potongan-potongan tubuh berserakan di antara puing-puing. Mayat manusia dibawa pergi sambil ditutupi selimut.

    “Sekali lagi, terlalu banyak warga sipil yang terbunuh,” Wakil Presiden dan kandidat presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris dilansir Reuters, Sabtu (11/8/2024). Kamala sambil menegaskan kembali seruan untuk gencatan senjata Gaza.

    “Kami sangat prihatin dengan laporan korban sipil di Gaza menyusul serangan oleh Pasukan Pertahanan Israel di kompleks yang mencakup sebuah sekolah,” tambah Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

    Washington telah menghadapi kritik domestik dan internasional yang meningkat, termasuk dari kelompok hak asasi manusia, atas dukungan militernya terhadap Israel.

    Serangan udara hari Sabtu terjadi sehari setelah juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan AS akan memberikan Israel $3,5 miliar untuk dibelanjakan persediaan senjata serta peralatan militer AS.

    “Kami tahu Hamas telah menggunakan sekolah sebagai lokasi untuk berkumpul dan beroperasi, tetapi kami juga telah mengatakan berulang kali dan secara konsisten bahwa Israel harus mengambil tindakan untuk meminimalkan kerugian warga sipil,” Gedung Putih menambahkan.

    Puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi telah mencari perlindungan di sekolah-sekolah Gaza, yang sebagian besar telah ditutup sejak perang dimulai 10 bulan lalu.

    Serangan tersebut menandai serangan mematikan terbaru dalam serangan Israel terhadap Gaza. Berdasarkan data Kementerian kesehatan, serangan Israel menewaskan nyaris 40.000 warga Palestina sekaligus menggusur 2,3 juta orang warga Palestina dari negaranya sendiri.

    Serangan Israel Tewaskan Nyaris 100 orang di Sekolah Gaza

    Sekolah yang diserang Israel menampung keluarga Palestina yang tengah mengungsi. Merujuk data dari Layanan Darurat Sipil Gaza, serangan tersebut menewaskan sekitar 100 orang, kata Layanan Darurat Sipil Gaza pada Sabtu. Israel menepis data tersebut, namun diketahui 19 orang korban meninggal merupakan militan Palestina.

    Kantor media pemerintah yang dikelola Hamas melaporkan kompleks tersebut telah diserang saat para pengungsi sedang melaksanakan ibadah salat subuh.

    “Sejauh ini, ada lebih dari 93 martir, termasuk 11 anak-anak dan enam wanita. Ada jenazah yang tidak teridentifikasi,” kata juru bicara pertahanan sipil Palestina Mahmoud Bassal dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.

    Sekitar 350 keluarga telah berlindung di kompleks tersebut,sebagian dari ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi akibat serangan Israel di Gaza. Lantai atas yang dihuni keluarga dan lantai bawah, yang digunakan sebagai masjid, diserang. Namun, pihak Militer Israel menyatakan jumlah korban tewas dibesar-besarkan.

    “Serangan itu dilakukan dengan menggunakan tiga amunisi presisi, yang tidak dapat menyebabkan jumlah kerusakan yang dilaporkan,” kata militer dalam sebuah pernyataan.

    Lihat juga Video: Penampakan Rentetan Rudal Lebanon Hantam Israel, Sebabkan Kebakaran Hutan

    (taa/taa)

  • Jenderal Militer Israel Bersumpah Memburu-Lenyapkan Yahya Sinwar

    Jenderal Militer Israel Bersumpah Memburu-Lenyapkan Yahya Sinwar

    Tel Aviv

    Seorang jenderal militer Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, bersumpah untuk memburu dan melenyapkan pemimpin politik Hamas yang baru, Yahya Sinwar. Sosok Sinwar yang sebelumnya menjabat pemimpin Hamas di Jalur Gaza, diyakini sebagai dalang utama serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu.

    Kelompok Hamas, yang berperang melawan Israel di Jalur Gaza, mengumumkan pada Selasa (6/8) waktu setempat bahwa Sinwar ditunjuk menggantikan Ismail Haniyeh, yang tewas dalam serangan di Iran pekan lalu, sebagai pemimpin biro politik mereka.

    “Kita akan berusaha menemukannya, menyerangnya dan meminta mereka mengganti kepala biro politik lagi,” tegas Halevi, yang menjabat Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, saat berbicara kepada barisan tentara Israel, seperti dilansir AFP, Kamis (8/8/2024).

    “Kita telah melakukan operasi yang sangat penting dalam beberapa pekan terakhir, kita telah membunuh komandan paling senior dari musuh paling berbahaya kita, dan kita tidak akan berhenti,” cetusnya.

    Sosok Sinwar dikenal lebih misterius dibandingkan mendiang Haniyeh, yang menjadi wajah Hamas dalam upaya diplomasi internasional. Sinwar diyakini selalu bersembunyi di jaringan terowongan bawah tanah Hamas yang luas di Jalur Gaza sejak perang melawan Israel berkecamuk tahun lalu.

    Sinwar dilaporkan tidak terlihat di depan umum sejak perang Gaza meletus pada Oktober tahun lalu.

    Militer Israel bahkan menawarkan imbalan uang sebesar US$ 400 ribu, atau saat ini setara dengan Rp 6,4 miliar, untuk warga Gaza yang mampu memberikan informasi soal keberadaan Sinwar.

    Sinwar mengambil alih kendali atas Hamas di Jalur Gaza sejak tahun 2017 lalu, atau beberapa tahun setelah dia dibebaskan dari penjara Israel bersama lebih dari 1.000 tahanan Palestina lainnya. Pembebasan itu merupakan bagian dari pertukaran dengan pembebasan tentara Israel, Gilad Shalit, yang ditahan Hamas.

    Sinwar juga dikenal dengan retorika yang berapi-api dan dukungannya atas rentetan serangan teror di Israel juga Tepi Barat. Dia dituduh mengawasi persiapan dan perencanaan serangan mengejutkan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu, yang memicu perang tanpa henti di Jalur Gaza.

    Laporan otoritas Israel menyebut sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan Hamas pada Oktober tahun lalu, dengan lebih dari 250 orang lainnya disandera di Jalur Gaza.

    Sementara laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 39.677 orang tewas akibat rentetan serangan Israel selama 10 bulan terakhir.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Tangkal Kerusuhan, Demonstran Anti-Rasisme Turun ke Jalanan Inggris

    Tangkal Kerusuhan, Demonstran Anti-Rasisme Turun ke Jalanan Inggris

    London

    Ribuan demonstran anti-rasisme dan pro-Palestina turun ke jalanan berbagai wilayah Inggris pada Rabu (7/8) untuk menantang kelompok sayap kanan yang memicu kerusuhan selama sepekan terakhir di negara tersebut. Aksi protes sayap kanan yang diperkirakan akan berlangsung pada hari yang sama tidak terjadi.

    Seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (8/8/2024), Inggris dilanda rentetan kerusuhan sejak awal pekan lalu setelah tiga bocah perempuan tewas dalam penikaman di Southport, yang diikuti dengan informasi palsu yang beredar secara online soal pelaku yang secara keliru disebut sebagai seorang migran Muslim.

    Beberapa postingan online yang beredar menyebut para demonstran sayap kanan yang anti-Muslim dan anti-imigrasi akan kembali beraksi untuk menargetkan sejumlah pusat imigrasi, pusat dukungan migran dan firma hukum spesialis pada Rabu (7/8) waktu setempat.

    Postingan itu mendorong banyak bisnis tutup lebih awal dan beberapa toko menutup jendela mereka. Ribuan polisi antihuru-hara juga dipersiapkan oleh otoritas Inggris sebagai langkah antisipasi. Namun hingga waktu pelaksanaan aksi tiba, tidak ada tanda-tanda massa mengamuk dan merusuh seperti sebelumnya.

    Justru ribuan demonstran anti-rasisme dan pro-Palestina yang hadir di jalanan London sambil membawa poster bertuliskan “Lawan rasisme” dan “Hentikan kelompok sayap kanan”, serta “Akan menukar rasis dengan pengungsi”.

    Para demonstran dengan seruan serupa juga berkumpul Bristol, Birmingham, Liverpool dan Hastings. Aksi para demonstran yang menyebut dirinya Stand Up to Racism” ini berlangsung damai, riuh dan mirip karnaval.

    Para demonstran anti-rasisme dan pro-Palestina yang dikawal ribuan personel kepolisian bersorak dan bertepuk tangan setelah tidak melihat keberadaan massa sayap kanan yang sepekan terakhir mendalangi serangan rasis menargetkan warga Muslim dan para migran.

    Demonstran yang turun ke jalanan pada Rabu (7/8) waktu setempat terdiri atas beragam kelompok, mulai dari kelompok warga Muslim, anti-rasisme, anti-fasis, hingga anggota serikat pekerja, organisasi sayap kiri, dan warga lokal yang terkejut dengan kerusuhan yang melanda negaranya.

    “Saya tinggal di wilayah ini dan kami tidak ingin orang-orang ini muncul di jalanan kami… mereka tidak mewakili kami,” ucap salah satu warga lokal bernama Sara Tresilian (58) yang bergabung dengan kerumunan demonstran anti-rasisme di Walthamstow pada Rabu (7/8) malam.

    Demonstran pro-Palestina juga ikut turun ke jalanan Inggris menentang para perusuh yang menyerang masjid-masjid selama sepekan terakhir Foto: AFP/BENJAMIN CREMEL

    “Anda harus hadir untuk menyampaikan pesan itu… Saya pikir penting bagi Anda untuk tampil di depan teman dan tetangga Anda,” imbuhnya.

    Maz (40) yang menolak untuk memberitahukan nama keluarganya, menuturkan dirinya turut serta sembari membawa bendera Palestina bersama ratusan warga Muslim lainnya dari area sekitar.

    “Kami warga lokal, kami ada di sini untuk satu sama lain karena para rasis ini menyatakan mereka akan menghancurkan komunitas kami. Jadi kami berada di sini untuk menjaga perdamaian,” tuturnya.

    Hingga pukul 21.00 waktu setempat, pada Rabu (7/8), tidak ada laporan adanya gangguan serius. Kepolisian setempat menyebut sekitar 50 orang di Croydon, London selatan, melemparkan botol dan berupaya memicu keributan.

    Stetson Matthew (64) yang berprofesi sebagai pengumpul sampah, turut bergabung dengan ribuan demonstran di Walthamstow dan mengatakan bahwa orang-orang memiliki hak untuk melakukan aksi protes tapi penyerangan terhadap kelompok minoritas telah membuat Inggris dalam bahaya.

    “Setiap orang memiliki hak untuk melakukan apa yang perlu mereka lakukan, tetapi yang seharusnya mereka lakukan adalah menyuarakan pendapat mereka secara damai, tanpa tekanan, atau kekerasan apa pun,” sebutnya.

    Para perusuh dalam aksinya sejak pekan lalu terlibat bentrokan dengan polisi dan menyerang hotel-hotel yang menampung para pencari suaka. Para perusuh juga melempari masjid-masjid setempat dengan batu, yang membuat organisasi Muslim merilis imbauan keselamatan masyarakat.

    Perdana Menteri (PM) Keir Starmer, yang mantan kepala jaksa, telah memperingatkan para perusuh bahwa mereka akan menghadapi hukuman penjara yang lama ketika dia berupaya meredakan kerusuhan, yang tercatat sebagai kekerasan terburuk dalam 13 tahun terakhir di Inggris.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • AS Desak Israel Selidiki Video Pelecehan Seks Tahanan Palestina

    AS Desak Israel Selidiki Video Pelecehan Seks Tahanan Palestina

    Washington DC

    Amerika Serikat (AS) mendesak Israel untuk menyelidiki sepenuhnya sebuah video yang menunjukkan tentara-tentara Tel Aviv melakukan pelecehan seksual terhadap tahanan Palestina. Washington menyerukan Tel Aviv menuntut pertanggungjawaban terhadap tentaranya yang melakukan pelecehan seksual tersebut.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (8/8/2024), menegaskan bahwa “tidak ada toleransi” bagi para pelaku tindak pelecehan seksual.

    Sebuah video CCTV yang bocor dan disiarkan oleh televisi lokal Israel, Channel 12, menunjukkan sejumlah tentara Israel memilih-milih tahanan di pangkalan Sde Teiman, di mana Tel Aviv menahan para tahanan Palestina selama perang berkecamuk di Jalur Gaza.

    Tentara-tentara Israel itu, menurut video tersebut, tampak melakukan tindakan seksual terhadap tahanan di balik perisai, dengan setidaknya salah satu tentara meletakkan tangannya di selangkangannya sendiri.

    Ketika ditanya soal video tersebut, Miller mengatakan para pejabat AS telah melihatnya dan sedang melakukan peninjauan. “Kami telah melihat videonya, dan laporan pelecehan seksual terhadap para tahanan sangat mengerikan,” ucap Miller saat berbicara kepada wartawan setempat.

    “Video itu harus diselidiki sepenuhnya oleh pemerintah Israel, oleh IDF (Angkatan Bersenjata Israel)” cetusnya.

    Miller menyerukan Israel untuk menuntut tentara-tentaranya yang terlibat untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka.

    “Seharusnya tidak ada toleransi terhadap pelecehan seksual, pemerkosaan terhadap tahanan mana pun, titik,” tegasnya.

    “Jika ada tahanan yang mengalami pelecehan seksual atau pemerkosaan, pemerintah Israel, IDF perlu menyelidiki sepenuhnya tindakan tersebut dan meminta pertanggungjawaban siapa pun sesuai dengan hukum yang berlaku,” ujar Miller.

    Para tahanan Palestina yang dibebaskan sering melontarkan tuduhan penyiksaan, pemerkosaan dan pelanggaran lainnya di dalam tahanan Israel. Tuduhan-tuduhan semacam itu selalu dibantah oleh Tel Aviv.

    Video pelecehan seksual oleh tentara Israel itu muncul saat Tel Aviv sedang menyelidiki dugaan pelecehan terhadap tahanan Palestina oleh tentara-tentaranya. Sedikitnya sembilan tentara Israel ditahan atas tuduhan penganiayaan parah terhadap seorang tahanan yang ditangkap di Jalur Gaza dan ditahan di Sde Teiman.

    “Sangat tepat jika IDF dalam kasus ini mengumumkan penyelidikan, telah menangkap sejumlah orang yang diduga terlibat,” ucap Miller.

    Dia menambahkan bahwa penyelidikan yang dilakukan militer Israel “harus dilakukan dengan cepat”.

    “Saya tidak akan berbicara mengenai hasil penyelidikan tersebut, namun penyelidikan itu harus dilakukan dengan cepat, dan jika mereka dinyatakan melanggar hukum pidana atau melanggar kode edit IDF, maka tentu saja, mereka harus dimintai pertanggungjawaban,” ujarnya.

    Belum ada tanggapan dari militer Israel atas desakan AS tersebut. Juru bicara Kedutaan Besar Israel di Washington belum memberikan komentarnya.

    Namun militer Israel, yang mengelola beberapa fasilitas penahanan di mana para tahanan Palestina ditahan, mengatakan sebagai tanggapan atas tuduhan sebelumnya bahwa mereka beroperasi sesuai dengan aturan hukum dan klaim pelecehan tertentu telah diselidiki.

    Sementara itu, laporan kelompok HAM Israel B’Tselem pada Senin (5/8) waktu setempat menyebut Israel telah melakukan kebijakan sistematis untuk pelecehan dan penyiksaan tahanan sejak dimulainya perang Gaza pada Oktober tahun lalu, menargetkan tahanan Palestina dalam tindakan mulai dari kekerasan sewenang-wenang hingga pelecehan seksual.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Israel Bertanggung Jawab Penuh Atas Pembunuhan Ismail Haniyeh

    Israel Bertanggung Jawab Penuh Atas Pembunuhan Ismail Haniyeh

    Jeddah

    Para diplomat Muslim terkemuka dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sepakat menyebut Israel “bertanggung jawab penuh” atas pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran pekan lalu. OKI memperingatkan hal itu bisa mengganggu stabilitas kawasan.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Kamis (8/8/2024), pernyataan itu dimuat dalam deklarasi bersama yang dirilis oleh negara-negara OKI pada akhir pertemuan luar biasa yang digelar di Arab Saudi pada Rabu (7/8) waktu setempat. Pertemuan itu juga dihadiri oleh Iran yang bersumpah akan membalas kematian Haniyeh.

    Israel belum memberikan komentar apa pun terkait kematian Haniyeh, yang selama ini tinggal di Qatar dan menjadi pemain utama dalam perundingan untuk mengakhiri perang yang berkecamuk di Jalur Gaza.

    Setelah para Menteri Luar Negeri (Menlu) negara-negara OKI bertemu di Jeddah, organisasi negara-negara Muslim itu merilis pernyataan bersama yang menyatakan mereka “menuntut Israel, kekuatan pendudukan ilegal, bertanggung jawab penuh atas serangan keji”.

    Pernyataan negara-negara OKI itu menyebut pembunuhan Haniyeh di Teheran sebagai “pelanggaran serius” terhadap kedaulatan wilayah Iran.

    Dalam seremoni pembukaan, Menlu Gambia Mamadou Tangara yang kini memegang posisi Ketua OKI menyebut kematian Haniyeh berisiko memperdalam dan memperluas pertumpahan darah yang sedang berlangsung di kawasan Timur Tengah.

    “Tindakan keji ini hanya akan meningkatkan ketegangan yang sudah ada dan berpotensi mengarah pada konflik yang lebih luas, yang bisa melibatkan seluruh kawasan,” sebutnya.

    Ditegaskan juga oleh Tangara bahwa pembunuhan Haniyeh “tidak akan memadamkan perjuangan Palestina, namun justru memperkuat perjuangan tersebut, menggarisbawahi pentingnya keadilan dan hak asasi manusia bagi rakyat Palestina”.

    Sementara pelaksana tugas (Plt) Menlu Iran Ali Bagheri-Kani, yang hadir dalam pertemuan OKI itu, menegaskan kembali pandangan Teheran bahwa negaranya perlu merespons.

    “Saat ini, dengan tidak adanya tindakan yang tepat oleh Dewan Keamanan (Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB) terhadap agresi dan pelanggaran oleh rezim Israel, Republik Islam Iran tidak memiliki pilihan selain menggunakan hak yang melekat pada mereka untuk melegitimasi pertahanan terhadap agresi rezim ini,” cetusnya.

    Dalam forum yang sama, Wakil Menlu Arab Saudi Walid al-Khuraiji mengecam pembunuhan Haniyeh sebagai “pelanggaran terang-terangan” terhadap kedaulatan Iran dan terhadap hukum internasional. Ini menjadi komentar pertama yang disampaikan Riyadh sejak pembunuhan Haniyeh pada 31 Juli lalu.

    “(Pembunuhan Haniyeh) Merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional,” tegas al-Khuraiji dalam pernyataannya.

    Haniyeh tewas dalam serangan rudal yang menghantam wisma tamu yang ditinggalinya saat berada di Teheran pada 31 Juli lalu, setelah dia menghadiri seremoni pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian sehari sebelumnya.

    Israel belum memberikan komentar apa pun terhadap kematian Haniyeh, yang menjadi salah satu pemimpin Hamas yang diburunya sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza akhir tahun lalu. Namun baik Hamas maupun Iran bersumpah untuk melancarkan pembalasan terhadap Israel atas kematian Haniyeh.

    Situasi ini semakin meningkatkan kekhawatiran bahwa perang yang awalnya berkecamuk di Jalur Gaza akan meluas menjadi perang regional di Timur Tengah.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • Arab Saudi Kecam Pembunuhan Ismail Haniyeh: Langgar Kedaulatan Iran!

    Arab Saudi Kecam Pembunuhan Ismail Haniyeh: Langgar Kedaulatan Iran!

    Jeddah

    Arab Saudi mengecam pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran pekan lalu. Riyadh menyebutnya sebagai “pelanggaran terang-terangan” terhadap kedaulatan Iran dan terhadap hukum internasional.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Kamis (8/8/2024), kecaman yang disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Saudi Walid al-Khuraiji ini menjadi komentar pertama yang disampaikan Riyadh sejak pembunuhan Haniyeh di Teheran, yang diduga didalangi oleh Israel, memicu kecaman banyak negara.

    Kecaman Saudi ini disampaikan al-Khuraiji saat menghadiri pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang digelar di Jeddah pada Rabu (7/8) waktu setempat.

    “(Pembunuhan Haniyeh) Merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan, integritas wilayah, dan keamanan nasional Republik Islam Iran… dan merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional,” tegas al-Khuraiji dalam pernyataannya.

    Kecaman yang berikan Riyadh ini dinilai menggarisbawahi parahnya pelanggaran yang terjadi. Saudi sama sekali tidak menyebut Israel dalam kecamannya atas pembunuhan pemimpin politik Hamas tersebut.

    Haniyeh tewas dalam serangan rudal yang menghantam wisma tamu yang ditinggalinya saat berada di Teheran pada 31 Juli lalu, setelah dia menghadiri seremoni pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian sehari sebelumnya.

    Israel belum memberikan komentar apa pun terhadap kematian Haniyeh, yang menjadi salah satu pemimpin Hamas yang diburunya sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza akhir tahun lalu. Namun baik Hamas maupun Iran bersumpah untuk melancarkan pembalasan terhadap Israel atas kematian Haniyeh.

    Situasi ini semakin meningkatkan kekhawatiran bahwa perang yang awalnya berkecamuk di Jalur Gaza akan meluas menjadi perang regional di Timur Tengah. Upaya-upaya diplomatik sedang dilakukan untuk mencegah semakin meluasnya konflik.

    Al-Khuraiji dalam pernyataannya, menyebut nama Israel saat melontarkan kritikan untuk negara Yahudi itu terkait peningkatan tindak kekerasan terhadap warga sipil Palestina, Dia menyoroti pengabaian perjanjian dan resolusi internasional oleh Israel, yang memperburuk krisis kemanusiaan di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

    Ditekankan juga oleh al-Khuraiji dalam pernyataannya soal situasi mengerikan yang dihadapi warga Palestina, termasuk kekurangan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, serta beban berat pada sektor kesehatan.

    Dia mengulangi kembali kecaman Saudi atas serangan Israel terhadap warga sipil dan seruannya kepada komunitas internasional untuk menuntut pertanggungjawaban pasukan Israel atas tindakan mereka.

    Tidak hanya itu, al-Khuraiji dalam pernyataannya juga menegaskan kembali dukungan Saudi terhadap resolusi komprehensif terhadap masalah Palestina, mengadvokasi diakhirinya pendudukan Israel dan tercapainya solusi yang memungkinkan pembentukan negara Palestina yang merdeka sejalan dengan legitimasi internasional dan Inisiatif Perdamaian Arab.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • AS Bicara Peluang Gencatan Senjata Gaza Usai Pembunuhan Ismail Haniyeh

    AS Bicara Peluang Gencatan Senjata Gaza Usai Pembunuhan Ismail Haniyeh

    Washington

    Amerika Serikat (AS) meyakini Israel dan Hamas masih berpeluang mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza, Palestina. Namun, AS tetap khawatir perang meletus menyusul pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.

    Dilansir AFP, Rabu (7/8/2024), AS menegaskan masih terlibat dalam ‘diplomasi intensif’ untuk mencegah eskalasi lebih lanjut setelah Iran mengancam akan membalas dendam atas pembunuhan Haniyeh.

    Hamas telah menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin barunya. Dia disebut dalang serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Serangan itu kemudian dijadikan alasan Israel menyerang Gaza habis-habisan hingga menewaskan sekitar 40 ribu warga Palestina.

    “Kita hampir mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby kepada wartawan.

    Para pejabat AS mengatakan kesepakatan telah tercapai dan mendesak Israel seta Hamas untuk menerima proposal saat ini yang akan mengarah pada gencatan senjata awal selama enam minggu.

    Pada Selasa kemarin, Gedung Putih menyebut negosiasi telah ‘mencapai tahap akhir’ dalam pembacaan percakapan telepon antara Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin Qatar dan Mesir, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.

    AS kini berupaya mencegah perang habis-habisan di wilayah tersebut. AS telah mengerahkan pesawat serta kapal perang ke wilayah tersebut untuk membantu membela Israel jika diperlukan.

    Kirby mengatakan dia ‘tidak akan berbicara tentang penilaian intelijen’ mengenai kapan atau apakah Iran dan sekutunya di Lebanon, Hizbullah, akan menyerang Israel. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia telah memberi tahu Iran dan sekutu AS, Israel, untuk menghindari eskalasikonflik.

    (fas/haf)