Negara: Palestina

  • Turki Sampaikan Belasungkawa Atas Kematian Yahya Sinwar

    Turki Sampaikan Belasungkawa Atas Kematian Yahya Sinwar

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Hakan Fidan menyampaikan belasungkawa kepada para pejabat Hamas dalam sebuah pertemuan di Istanbul, Turki setelah kematian pemimpin kelompok militan Palestina tersebut, Yahya Sinwar.

    Hakan Fidan menerima presiden Dewan Syura Hamas Mohammed Ismail Darwish dan anggota biro politik dalam pertemuan yang berlangsung pada Jumat (18/10) waktu setempat. Fidan pun menyampaikan belasungkawa atas kematian Yahya Sinwar,” kata kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (19/10/2024).

    Dalam pertemuan tersebut, mereka juga membahas “kondisi negosiasi terkini untuk kesepakatan gencatan senjata yang memungkinkan pertukaran sandera dan tahanan”, kata kementerian tersebut.

    “Fidan menegaskan kembali bahwa Turki akan menggunakan semua cara diplomatik untuk memobilisasi masyarakat internasional melawan bencana kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza,” imbuh kementerian.

    Sebelumnya, media-media internasional, antara lain BBC, Reuters, Aljazeera, CNN, dan lain-lain, melaporkan bahwa Yahya Sinwar terbunuh oleh serangan tentara Israel (IDF) di Rafah, Gaza bagian selatan, Palestina, pada Rabu (16/10) lalu.

    Rekaman-rekaman video terkait kematian Yahya Sinwar beredar viral di media sosial. Dari salah satu video yang diklaim berasal dari drone Israel, terlihat Yahya Sinwar yang mengenakan kefiyeh masih sempat memberikan perlawanan terakhir ke drone tentara Zionis dengan cara melempar tongkat.

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memuji para tentara Israel dan menegaskan bahwa betapapun besarnya kemenangan, ini bukanlah akhir dari perang.

    “Hari ini kita kembali memperjelas apa yang terjadi pada mereka yang menyakiti kita. Hari ini kita sekali lagi menunjukkan kepada dunia kemenangan kebaikan atas keburukan.

    Militer Israel mengatakan telah melakukan pengejaran terhadap Sinwar selama setahun terakhir. Israel meyakini Sinwar sebagai dalang utama serangan 7 Oktober ke Israel yang memicu perang di Gaza.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Kata Trump Soal Kematian Yahya Sinwar: Akan Memudahkan Perdamaian

    Kata Trump Soal Kematian Yahya Sinwar: Akan Memudahkan Perdamaian

    Jakarta

    Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump memuji pembunuhan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dengan mengatakan kematiannya telah meningkatkan kemungkinan solusi damai untuk perang di Gaza. Trump juga mengatakan Washington seharusnya tidak mengekang Israel.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (19/10/2024), ketika ditanya oleh wartawan apakah pembunuhan Sinwar oleh pasukan Israel telah membuat perdamaian lebih mudah atau lebih sulit, Trump menjawab: “Saya pikir itu membuatnya lebih mudah. Saya senang bahwa Bibi (Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) memutuskan untuk melakukan apa yang harus dia lakukan.”

    Namun, Trump mengatakan Presiden AS Joe Biden telah “berusaha mengekangnya,” mengacu pada Netanyahu.

    “Dia mencoba mengekangnya dan dia mungkin seharusnya melakukan yang sebaliknya, sebenarnya,” kata Trump yang menjadi calon presiden dari partai Republik untuk pemilihan presiden AS pada November mendatang.

    Sebelumnya, media-media internasional, antara lain BBC, Reuters, Aljazeera, CNN, dan lain-lain, melaporkan bahwa Yahya Sinwar terbunuh oleh serangan tentara Israel (IDF) di Rafah, Gaza bagian selatan, Palestina, pada Rabu (16/10) lalu.

    Rekaman-rekaman video terkait kematian Yahya Sinwar beredar viral di media sosial. Dari salah satu video yang diklaim berasal dari drone Israel, terlihat Yahya Sinwar yang mengenakan kefiyeh masih sempat memberikan perlawanan terakhir ke drone tentara Zionis dengan cara melempar tongkat.

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memuji para tentara Israel dan menegaskan bahwa betapapun besarnya kemenangan, ini bukanlah akhir dari perang.

    “Hari ini kita kembali memperjelas apa yang terjadi pada mereka yang menyakiti kita. Hari ini kita sekali lagi menunjukkan kepada dunia kemenangan kebaikan atas keburukan.

    Militer Israel mengatakan telah melakukan pengejaran terhadap Sinwar selama setahun terakhir. Israel meyakini Sinwar sebagai dalang utama serangan 7 Oktober ke Israel yang memicu perang di Gaza.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Kematian Yahya Sinwar Pukulan ke Hamas, Tapi Bukan Berarti Perang Berakhir

    Kematian Yahya Sinwar Pukulan ke Hamas, Tapi Bukan Berarti Perang Berakhir

    Jakarta

    Kematian Yahya Sinwar adalah kemenangan terbesar Israel sejauh ini dalam perang melawan Hamas di Gaza. Kematiannya menjadi pukulan telak bagi Hamas, kelompok milisi Palestina yang membuat kekalahan terparah bagi Israel sepanjang sejarah.

    Alih-alih tewas dalam operasi khusus yang telah direncanakan sebelumnya, Sinwar tewas dalam sebuah operasi pasukan Israel di Rafah, Gaza selatan.

    Sebuah foto yang diambil di tempat kejadian perkara menunjukkan Sinwar, mengenakan perlengkapan tempur, tergeletak tewas di reruntuhan bangunan yang dihantam tembakan tank.

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memuji para tentara Israel dan menegaskan bahwa betapapun besarnya kemenangan, ini bukanlah akhir dari perang.

    “Hari ini kita kembali memperjelas apa yang terjadi pada mereka yang menyakiti kita. Hari ini kita sekali lagi menunjukkan kepada dunia kemenangan kebaikan atas keburukan.

    “Namun, saudara-saudara terkasih, ini belum berakhir. [Perang] ini sulit dan sangat merugikan kita.”

    Netanyahu dan sebagian besar warga Israel yang mendukung perang di Gaza membutuhkan kemenangan.

    Netanyahu telah berulangkali mengungkapkan tujuannya menghancurkan Hamas sebagai kekuatan militer dan politik dan membawa pulang para sandera.

    Belum satu pun tujuan ini tercapai, meski perang telah berlangsung selama setahun dan telah menewaskan sedikitnya 42.000 warga Palestina dan menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza.

    Hingga kini, sandera yang tersisa belum berhasil dibebaskan, sementara Hamas terus melawan dan kerap kali membunuh tentara Israel.

    Membunuh Sinwar adalah kemenangan yang diinginkan Israel. Namun, hingga Netanyahu dapat mengeklaim bahwa tujuannya telah tercapai, perang di Gaza sesuai yang dia katakan akan terus berlanjut.

    Baca juga:

    Yahya Sinwar lahir pada 1962 di sebuah kamp pengungsi di Khan Younis, Jalur Gaza. Dia berusia lima tahun ketika kamp tersebut direbut oleh Israel dari Mesir dalam perang Timur Tengah pada 1967.

    Keluarganya termasuk di antara 700.000 warga Palestina yang melarikan diri dari rumah mereka oleh pasukan Israel dalam perang pada 1948.

    Keluarganya berasal dari kota yang kini dikenal sebagai Ashkelon, yang berdekatan dengan perbatasan utara Jalur Gaza.

    Ketika berusia sekitar 20 tahun, dia dihukum oleh Israel atas pembunuhan empat informan Palestina. Selama 22 tahun di penjara, dia belajar bahasa Ibrani dan mempelajari seluk-beluk Israel.

    Waktu yang dia habiskan di penjara membuat Israel memiliki catatan gigi dan sampel DNA, yang berarti mereka dapat mengidentifikasi jasadnya.

    Yahya Sinwar lahir pada 1962 di sebuah kamp pengungsi di Khan Younis, Jalur Gaza. (Reuters)

    Sinwar dibebaskan pada 2011, sebagai bagian dari pertukaran 1.000 tahanan Palestina dengan seorang tentara Israel, Gilad Shalit.

    Pada 7 Oktober tahun lalu dalam rangkaian serangan yang direncanakan dengan cermat, Sinwar dan anak buahnya menyerang Israel, menimbulkan kekalahan terparah dalam sejarah Israel dan trauma kolektif yang masih sangat terasa hingga kini.

    Pembunuhan sekitar 1.200 warga Israel dan penyanderaan mengingatkan banyak orang Israel pada holokos yang dilakukan Nazi.

    Pengalaman Sinwar dalam pertukaran tahanan pasti telah meyakinkannya mengenai nilai dan kekuatan penyanderaan.

    ReutersYahya Sinwar saat tiba bersama tahanan Palestina di perbatasan Rafah dengan Mesir di Jalur Gaza selatan pada 18 Oktober 2011.

    Di Tel Aviv, keluarga dari 101 orang yang hingga kini masih disandera Hamas di Gaza, Israel mengatakan setengah dari mereka mungkin sudah meninggal melakukan demonstrasi di alun-alun tempat mereka biasa berkumpul selama setahun terakhir.

    Mereka mendesak pemerintah Israel untuk meluncurkan negosiasi baru demi memulangkan kerabat mereka.

    “Netanyahu, jangan kubur para sandera. Pergilah sekarang ke mediator dan ke publik dan sampaikan inisiatif baru Israel,” ujar Einav Zangauker, ibu Matan Zangauker yang disandera Hamas.

    “Jika Netanyahu tidak memanfaatkan momen ini dan tidak tergerak sekarang untuk mengeluarkan inisiatif baru Israel, itu berarti dia telah memutuskan untuk meninggalkan para sandera dalam upaya untuk memperpanjang perang dan memperkuat kekuasaannya.”

    “Kami tidak akan menyerah sampai semua orang kembali.”

    Getty ImagesWarga Israel di Netanya bersorak dan melambaikan bendera nasional Israel saat merayakan kematian Sinwar

    Banyak warga Israel yakin bahwa Netanyahu ingin memperpanjang perang di Gaza demi menunda hari perhitungan atas kegagalannya memperketat keamanan Israel sehingga memungkinkan Sinwar dan anak buahnya masuk ke Israel.

    Selain itu, Netanyahu diduga menunda dimulainya kembali sidang terhadapnya atas tuduhan korupsi serius.

    Dia membantah tuduhan-tuduhan tersebut, menegaskan bahwa hanya apa yang disebutnya ‘kemenangan total’ di Gaza atas Hamas yang akan memulihkan keamanan Israel.

    Sama seperti organisasi berita lainnya, Israel tidak mengizinkan BBC berada di Gaza kecuali dalam kesempatan langka yang diawasi militer.

    Namun, kepada wartawan lepas setempat yang melaporkan untuk BBC, warga Palestina di Khan Younis, tempat kelahiran Sinwar, menegaskan perang akan terus berlanjut.

    “Perang ini tidak bergantung pada Sinwar, Haniyeh, atau Mishal, atau pada pemimpin atau pejabat mana pun,” kata Dr. Ramadan Faris.

    Baca juga:

    “Ini adalah perang pemusnahan terhadap rakyat Palestina, seperti yang kita semua tahu dan pahami. Masalahnya jauh lebih besar daripada Sinwar atau siapa pun.”

    Adnan Ashour mengatakan sebagian orang bersedih, sebagian lainnya acuh tak acuh terhadap Sinwar.

    “Mereka tidak hanya mengincar kita. Mereka menginginkan seluruh Timur Tengah. Mereka berperang di Lebanon, Suriah, dan Yaman… Ini adalah perang antara kita dan orang-orang Yahudi sejak 1919, lebih dari 100 tahun.”

    Ketika ditanya apakah kematian Sinwar akan mempengaruhi Hamas, dia menjawab: “Saya harap tidak, insyallah. Biar saya jelaskan: Hamas bukan hanya Sinwar… Hamas adalah perjuangan rakyat.”

    ReutersKeluarga dan pendukung sandera yang diculik selama serangan mematikan 7 Oktober 2023 berunjuk rasa di Tel Aviv

    Perang masih berlangsung di Gaza.

    Dua puluh lima warga Palestina tewas dalam serangan di Gaza utara. Israel mengatakan serangan itu mengenai pusat komando Hamas.

    Dokter di rumah sakit setempat mengatakan banyak korban luka yang dirawat adalah warga sipil.

    Pengiriman bantuan melalui parasut dilanjutkan setelah Amerika mengatakan Israel harus mengizinkan masuknya lebih banyak makanan dan pasokan bantuan.

    Setiap pemimpin Hamas sejak tahun 1990-an kecuali satu orang telah dibunuh oleh Israel, tetapi selalu ada penggantinya.

    Sementara Israel merayakan pembunuhan Sinwar, Hamas masih memiliki sandera dan masih melawan.

    (ita/ita)

  • Terpopuler, pertemuan Megawati-Prabowo hingga pimpinan baru Hamas

    Terpopuler, pertemuan Megawati-Prabowo hingga pimpinan baru Hamas

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita terpopuler Sabtu pagi yang menarik untuk disimak, mulai tiga faktor penghambat pertemuan Megawati-Prabowo hingga Khaled Meshaal jadi pemimpin sementara Hamas. Berikut rangkuman berita selengkapnya :

     

    1.Pengamat sebut tiga faktor hambat pertemuan Megawati dan Prabowo

    Pengamat politik yang juga Direktur Program Studi Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Kupang Dr. Ahmad Atang mengatakan ada tiga faktor yang menjadi penghambat pertemuan Megawati Soekarnoputri dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Selengkapnya di sini.

     

     

    2.AFC tanggapi permintaan Bahrain terkait laga netral lawan Indonesia

    Federasi Sepak Bola Asia atau AFC menanggapi permintaan Federasi Sepak Bola Bahrain atau Bahrain Football Association (BFA) terkait dengan laga di tempat netral saat melawan Indonesia pada pertandingan leg kedua ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada 25 Maret mendatang. Selengkapnya di sini.

     

     

    3.Mengenal Teguh Setyabudi, Pj. Gubernur DKI Jakarta yang baru

    Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Dukcapil Kemendagri) Teguh Setyabudi resmi ditunjuk menggantikan Heru Budi Hartono sebagai Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta pada hari ini, Jumat. Selengkapnya di sini.

     

     

    4.Polisi selidiki kasus pria yang diduga tontonkan video porno ke anak

    Kepolisian menyelidiki kasus seorang pria yang merupakan pedagang mainan di Cengkareng, Jakarta Barat, karena diduga mempertontonkan video porno ke anak-anak. Selengkapnya di sini.

     

     

    5.Khaled Meshaal jadi pemimpin sementara Hamas gantikan Yahya Sinwar

    Salah satu pemimpin gerakan Palestina, Hamas, Khaled Meshaal mengambil alih peran sebagai kepala sementara kelompok tersebut setelah Yahya Sinwar diduga meninggal akibat serangan Israel. Selengkapnya di sini.

     

     

    Pewarta: Indriani
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2024

  • Israel Serang Kamp Pengungsi Jabalia Gaza, 33 Orang Tewas

    Israel Serang Kamp Pengungsi Jabalia Gaza, 33 Orang Tewas

    Jakarta

    Israel menyerang kamp pengungsi Jabalia di Gaza Utara, Palestina. Serangan itu menewaskan 33 orang warga sipil.

    Dilansir Al Jazeera dan AFP, Sabtu (19/10/2024), otoritas Gaza melaporkan 21 dari mereka yang tewas adalah perempuan. Rumah Sakit Al-Awda kewalahan usai serangan militer Israel di Jabalia.

    Rumah sakit itu merawat sekitar 70 korban terluka, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Namun, masih banyak korban yang terjebak di bawah reruntuhan.

    Ruang operasi di rumah sakit tersebut kewalahan karena banyaknya korban luka, termasuk luka bakar dan luka di perut, yang memerlukan penanganan yang rumit.

    Militer Israel telah mengeluarkan perintah evakuasi kepada staf rumah sakit tersebut, tetapi mereka tidak akan meninggalkan mereka yang sangat membutuhkan perawatan di wilayah utara Jalur Gaza.

    (taa/taa)

  • Pernyataan Israel, AS, hingga Iran Usai Yahya Sinwar Tewas Dibunuh

    Pernyataan Israel, AS, hingga Iran Usai Yahya Sinwar Tewas Dibunuh

    Jakarta

    Yahya Sinwar telah syahid. Kubu pro-penjajah dan pendukung perlawanan terhadap Zionis sama-sama telah angkat bicara. Berikut adalah pernyataan pihak negara-negara mengenai tewasnya pemimpin Hamas itu.

    Sebagaimana diberitakan berita-berita internasional, antara lain BBC, Reuters, Aljazeera, CNN, dan lain-lain, Yahya Sinwar terbunuh oleh serangan tentara Israel (IDF) di Rafah, Gaza bagian selatan, Palestina, pada Rabu (16/10) lalu.

    Rekaman-rekaman video terkait kematian Yahya Sinwar beredar viral di media sosial. Dari salah satu video yang diklaim berasal dari drone Israel, terlihat Yahya Sinwar yang mengenakan kefiyeh masih sempat memberikan perlawanan terakhir ke drone tentara Zionis dengan cara melempar tongkat.

    Israel sudah mengincar pembunuhan terhadap Sinwar, pemimpin Hamas suksesor Ismail Haniyeh yang sudah dibunuh Israel pada waktu sebelumnya. Israel meyakini Sinwar sebagai dalang utama serangan 7 Oktober, peristiwa yang selalu dijadikan dalih Israel untuk menggenosida warga Gaza dan kini malah menjalar ke penyerangan negara lainnya.

    Berikut adalah pernyataan sejumlah negara terkait kematian Yahya Sinwar:

    1. Israel

    Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netayahu mengatakan kematian Sinwar akan mengawali berakhirnya perang di Gaza. Sebagaimana diketahui, Israel telah menghancur-leburkan Gaza sekitar setahun belakangan ini.

    “Meskipun ini bukanlah akhir dari perang di Gaza, ini adalah awal dari akhir,” kata Netanyahu seperti dilansir AFP, Jumat (18/10/2024).

    PM Israel, Benjamin Netanyahu Foto: Reuters

    Dia menyebut kematian Sinwar sebagai “peristiwa penting dalam kemunduran pemerintahan jahat Hamas”. Meski begitu, Netanyahu juga sempat mengucapkan bahwa ini bukanlah akhir perang. Perang masih belum berakhir.

    Halaman selanjutnya, Amerika Serikat hingga Iran:

    2. Amerika Serikat

    Amerika Serikat (AS), sohib kentalnya Israel, menganggap kematian Sinwar sebagai hal yang baik. AS menganggap Hamas sebagai kelompok teroris, Sinwar juga teroris, dan Israel berhak membunuh pemimpin Hamas itu. Padahal, Hamas adalah kelompok perlawanan pendudukan Israel terhadap Palestina.

    “Ini adalah hari yang baik bagi Israel, bagi Amerika Serikat, dan bagi dunia,” kata Biden dilansir Al Arabiya, Jumat (18/10/2024).

    Biden mengatakan saat ini ada peluang untuk mengakhiri perang di Gaza. Diketahui, serangan Israel meningkat di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

    “Hari ini, sekali lagi membuktikan bahwa tidak ada teroris di mana pun di dunia yang bisa lolos dari keadilan, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan,” kata Biden.

    U.S. President Joe Biden stands onstage during Day 1 of the Democratic National Convention (DNC) at the United Center, in Chicago, Illinois, U.S., August 19, 2024. REUTERS/Mike Segar Purchase Licensing Rights Foto: REUTERS/Mike Segar Purchase Licensing Rights

    AS menegaskan tidak terlibat dalam operasi serangan yang menewaskan Sinwar itu. Juru bicara Pentagon, Mayjen AU Patrick Ryder menyampaikan bahwa tidak ada pasukan AS yang terlibat langsung atas kematian Sinwar.

    3. Iran

    Iran, negara Islam anti-Zionis dan pendukung Hamas, menilai kematin Sinwar justru mengobarkan semangat perlawanan terhadap israel. Iran menyebut Sinwar sebagai martir alias syuhada atau orang yang mati syahid.

    “Semangat perlawanan akan diperkuat. Dia akan menjadi teladan bagi pemuda dan anak-anak yang akan meneruskan jalannya menuju pembebasan Palestina,” kata misi Iran untuk PBB dalam sebuah postingan di X yang dilansir Al Arabiya dan AFP, Jumat (18/10/2024).

    “Selama kependudukan dan agresi masih ada, perlawanan akan bertahan, karena para martir yang menjadi sumber inspirasi masih hidup,” imbuhnya.

    Suasana sudut kota Tehran di Iran, 15 April 2024, terdapat bendera Palestina. (REUTERS/Majid Asgaripour)

    4. Hizbullah di Lebanon

    Kelompok politik dengan sayap bersenjata di Lebanon, Hizbullah, tidak terima dengan kelakuan Israel yang telah membunuh rekan mereka di Hamas Palestina, Yahya Sinwar. Sebagaimana diketahui, pemimpin Hizbullah juga sudah dibunuh oleh Israel sebelumnya. Hizbullah akan bergerak ke fase baru dan meningkatkan perang melawan Israel.

    Dilansir Reuters, Jumat (18/10/2024). Hizbullah menegaskan lewat pernyataannya bahwa kelompoknya akan melakukan “transisi ke fase baru dan semakin meningkatkan konfrontasi dengan Israel”.

    Halaman 2 dari 2

    (dnu/dnu)

  • Yahya Sinwar Tewas karena Tertembak di Kepala

    Yahya Sinwar Tewas karena Tertembak di Kepala

    Jakarta

    Israel membeberkan hasil autopsi jenazah pemimpin Hamas, Yahya Sinwar. Israel menyebut Sinwar tewas akibat tembakan di kepala.

    Dilansir dari AFP, Sabtu (19/10/2024), Dr Chen Kugel selaku Direktur Lembaga Forensik Nasional Israel sekaligus pengawas autopsi mengatakan kepada surat kabar New York Times bahwa Sinwar awalnya terluka di bagian lengan. Luka itu kemungkinan akibat terkena pecahan peluru dari rudal maupun peluru tank.

    Pemimpin Hamas itu kemudian mengikat lengannya dengan kabel. Namun, Kugel mengatakan kabel itu tak cukup kuat mengikat dan kondisi lengan bawahnya telah hancur.

    Kugel mengatakan tembakan menewaskan Sinwar. Namun, New York Times tak jelas merinci siapa yang melepaskan tembakan, kapan mereka melakukannya, dan senjata apa yang digunakan.

    Menurut militer Israel, Sinwar menemui ajalnya di tangan patroli rutin pada hari Rabu.

    Dikatakan bahwa sekelompok tentara sedang bergerak melalui kota Rafah ketika mereka bertemu dengan tiga militan Palestina.

    Saat tentara mengejar mereka, Sinwar berpisah dari dua rekan lainnya.

    Media Israel dan pejabat militer mengatakan tidak ada intelijen sebelumnya yang menunjukkan keberadaan Sinwar di daerah tersebut.

    Rekaman yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan Sinwar yang tertutup debu duduk di kursi berlengan sambil menatap ke arah pesawat tanpa awak saat perangkat itu memasuki rumah yang hancur akibat serangan.

    Rekaman buram menunjukkan Sinwar sendirian dengan satu tangan terluka parah dan kepalanya ditutupi syal tradisional, melemparkan tongkat ke pesawat tanpa awak yang mendekat di saat-saat terakhirnya.

    Militer Israel melakukan pengujian DNA bersama dengan pemeriksaan gigi dan penyelidikan forensik lainnya yang membantu mengonfirmasi identitas Sinwar.

    Ia tidak terlihat di depan publik sejak perang meletus dengan serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang didalanginya.

    Kematian Sinwar merupakan pukulan telak bagi Hamas, gerakan militan Palestina yang telah melancarkan perang dengan pasukan Israel di Jalur Gaza selama lebih dari setahun.

    (taa/taa)

  • Retno Marsudi, perempuan kapten diplomasi

    Retno Marsudi, perempuan kapten diplomasi

    Saya seorang perempuan, saya seorang ibu, saya juga seorang nenek, dan saya seorang Muslim. Namun saya punya kebebasan, akses setara untuk banyak halJakarta (ANTARA) – Sehari sebelum dilantik menjadi menteri pada 27 Oktober 2014, Retno Marsudi diperkenalkan kepada publik oleh Presiden Jokowi sebagai seorang diplomat karier yang saat itu menjabat Duta Besar RI untuk Belanda.

    Dalam perkenalan itu juga disebutkan bahwa Retno menjadi perempuan pertama menteri luar negeri dalam sejarah Bangsa Indonesia.

    Sepuluh tahun berselang, dua periode pemerintahan dijalani Retno sebagai kapten diplomasi, di tengah situasi tak banyak perempuan yang mencapai posisi pengambil keputusan.

    “Dulu waktu saya masuk ke Kementerian Luar Negeri, masih sarat dengan sebuah anggapan bahwa diplomasi ini adalah dunia laki-laki, kalau perempuan masuk pasti kita akan tertinggal,” ucap Retno.

    Retno menepis anggapan seksis itu melalui cara dan hasil kerja. Kisah Retno menjadi contoh bahwa perempuan dapat berkontribusi untuk terlibat menyelesaikan permasalahan global, asalkan diberikan akses yang cukup.

    Perempuan diplomat di Kementerian Luar Negeri RI jumlahnya kian bertambah. Ketika Retno awal bergelut di dunia diplomasi pada 1986, hanya ada sekitar 10 persen perempuan diplomat.

    Pada periode pertama ia memimpin, jumlah diplomat perempuan tercatat 36 persen pada 2019. Kini, pada akhir masa jabatannya, Retno mengaku bahwa komposisi perempuan diplomat setiap kali perekrutan dibuka sudah menyentuh 50 persen.
     

    Perempuan dan perdamaian

    Dalam perjalanan 10 tahun terakhir, Retno melihat kondisi perempuan di berbagai belahan dunia ternyata tak semua serupa. Ada sisi yang memberikan perkembangan menggembirakan, namun ada pula sisi suram bagi perempuan.

    Retno mengunjungi kamp pengungsi Rohingya di Cox Bazar, Bangladesh, pada 2016. Dia juga bertemu dengan para pengungsi Palestina pada 2019. Tak sedikit pula pertemuannya dengan orang-orang yang terdampak perang dan konflik.

    Banyak perang dan konflik itu berimbas luar biasa, terutama dirasakan oleh perempuan dan anak-anak. Wujud krisis kemanusiaan ini jadi perhatian besar bagi Retno.

    “Dan di situlah, setiap kali melihat mereka, saya berjanji bahwa saya harus melakukan hal yang baik. Do the right thing, untuk membantu manusia. Karena bagaimana kita memperlakukan manusia merupakan isu sentral dari semua pekerjaan kita, termasuk sebagai diplomat,” kata dia.

     

    Editor: Achmad Zaenal M
    Copyright © ANTARA 2024

  • Nestapa Pemuda Palestina Tewas Terbakar Gara-gara Israel Incar RS Gaza

    Nestapa Pemuda Palestina Tewas Terbakar Gara-gara Israel Incar RS Gaza

    Gaza

    Israel terus menggempur Jalur Gaza di Palestina dan menyebabkan korban berguguran. Terbaru, serangan Israel menyebabkan pemuda Palestina terbakar hidup-hidup.

    Perang pecah di Gaza sejak Oktober 2023. Israel melakukan serangan besar-besaran dengan dalih memusnahkan Hamas yang menyerang wilayah mereka dan menyebabkan 1.200 orang tewas serta ratusan orang menjadi sandera pada 7 Oktober 2023.

    Serangan Israel selama setahun telah menyebabkan bencana kemanusiaan mengerikan di Gaza. Korban tewas mencapai lebih dari 42 ribu orang dan melukai puluhan ribu warga Palestina lainnya.

    Selain itu, serangan Israel telah menyebabkan jutaan warga Gaza mengungsi. Israel juga melakukan blokade yang memicu kelaparan parah, bahkan perang menyebabkan virus polio merebak lagi di Gaza.

    Israel pun belum menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan serangannya di Gaza. Dilansir ABC Australia, otoritas Gaza mengatakan serangan Israel menewaskan sedikitnya 15 orang orang dan melukai puluhan lainnya di sebuah sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan warga Palestina di kawasan Nuseira, Gaza Tengah, pada Senin (14/10/2024).

    “Sekolah itu dibombardir dengan tembakan artileri Israel, mengakibatkan korban tewas awal sebanyak 15 orang, termasuk anak-anak, perempuan dan seluruh keluarga, dan 50 orang terluka,” kata juru bicara badan pertahanan sipil di Gaza, Mahmud Bassal.

    Empat orang juga dipastikan tewas dan sekitar 70 orang terluka setelah pesawat Israel mengebom sebuah kamp tenda yang menampung warga Palestina di halaman Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir el-Balah.

    Pemuda Palestina Terbakar Hidup-hidup

    Sebuah video viral menunjukkan seorang pemuda Palestina terbakar hidup-hidup setelah serangan udara Israel menghantam halaman sebuah rumah sakit (RS) di Jalur Gaza. Pemuda Palestina yang tewas terbakar itu baru berusia 20 tahun.

    Peristiwa mengerikan itu terjadi saat serangan udara Israel pada Senin (14/10) pagi memicu kobaran api besar yang melalap tenda-tenda pengungsi yang penuh sesak di halaman RS Syuhada Al-Aqsa. Rumah sakit itu menampung warga sipil yang mengungsi dari perang.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Sedikitnya, empat orang tewas dan beberapa orang lainnya mengalami luka bakar parah. Sebuah video yang beredar luas dan menjadi viral, seperti dilansir Associated Press dan Al Arabiya, Rabu (16/10/2024), menunjukkan detik-detik terakhir seorang pemuda Palestina terbakar hidup-hidup di area kamp pengungsi itu.

    Video itu memperlihatkan orang-orang berteriak sambil berjuang memadamkan api. Pemuda Palestina itu, menurut laporan media, tewas dalam kebakaran tersebut bersama dengan ibundanya.

    Pemuda itu diidentifikasi sebagai Shaaban Al-Dalou, yang baru berusia 20 tahun. Dia disebut sebagai mahasiswa teknik software.

    Laporan lainnya menyebut Al-Dalou sebelumnya berhasil selamat dari serangan udara Israel yang menghantam sebuah masjid di Jalur Gaza pekan lalu. Serangan itu menewaskan banyak orang.

    Al-Dalou juga disebut telah mengungsi bersama keluarganya dari rumah mereka setelah perang berkecamuk di daerah kantong Palestina tersebut setahun lalu.

    Dalam pernyataan pada Senin (14/10), militer Israel mengklaim serangannya menargetkan militan Hamas yang mereka tuding bersembunyi di antara warga sipil di Jalur Gaza. Namun, Israel tak memberikan bukti apapun terkait klaimnya itu.

    Militer Tel Aviv, dalam beberapa bulan terakhir, berulang kali menyerang tempat penampungan dan kamp tenda yang ramai pengungsi perang. Israel terus menuduh para petempur Hamas menggunakan area-area tersebut untuk bersembunyi sebagai alibi melakukan serangan.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/fas)

  • Kaum Muda Jerman Khawatir Perang dan Kemiskinan

    Kaum Muda Jerman Khawatir Perang dan Kemiskinan

    Jakarta

    Menurut studi terbaru, perang yang tiada henti, dampak perubahan iklim yang dramatis dan polarisasi politis yang semakin nyata, jadi kekhawatiran banyak orang muda di Jerman. Studi itu berjudul “Pragmatism Between Disillusionment and Embracing Diversity” dari Shell Youth Study 2024. Mereka mengadakan survei atas 2.509 orang muda, antara usia 12 hingga 25 tentang politik, masyarakat dan lingkungan hidup. Penulis studi yang diadakan setiap lima tahun mengatakan, hasil survei memberikan gambaran jelas generasi yang “melihat masalah dan perlunya tindakan konkret.”

    Walaupun banyak orang muda dapat menerima posisi kaum populis di Jerman, mereka tidak menolak demokrasi dan masyarakat luas. Mayoritas dari mereka bahkan optimis tentang masa depan dan prospek yang ditawarkan kepada mereka oleh negara dan masyarakat. “Ini adalah hasil yang paling menarik, paling membingungkan, dan tidak kami sangka,” kata Mathias Albert, ahli ilmu politik dari Universtas Bielefeld dan salah seorang penulis studi.

    Kaum muda tetap percaya pada institusi negara, sistem politik dan demokrasi, walaupun mereka mengkritik kurangnya solusi dan kekhawatiran akan perang dan ekonomi. Albert mengungkap, penjelasan yang paling masuk akal adalah, generasi muda mengalami sendiri krisis saat pandemi COVID-19, dan melihat bahwa masyarakat yang demokratis mampu melalui masa sulit itu.

    Studi menunjukkan, dari mereka yang berusia antara 15 hingga 25 tahun, minat dalam politik meningkat signifikan sebagai bagian tren jangka panjang dalam dua dekade terakhir. 55% dari mereka yang ikut survei berminat dalam politik. Sedangkan tahun 2002 lalu, hanya 34%. Sekarang, untuk pertama kalinya, jumlah remaja perempuan dan perempuan yang tertarik pada politik sama seperti pria. Minat kaum muda untuk aktif dalam politik juga meningkat. Menurut penulis studi, ini bukan sekedar efek jangka pendek pada apa yang disebut ‘Generation Greta.’

    Kekhawatiran terbesar: perang di Eropa dan kemiskinan

    Kekhawatiran akan perang di Eropa diakibatkan agresi Rusia atas Ukraina. 81% orang muda berpendapat perang bisa meluas ke seluruh Eropa, dan ini merupakan peningkatan tajam dibanding survei tahun 2019. 67% khawatir akan kemiskinan. Namun demikian, hanya 35% yang khawatir akan pengangguran. Ini jumlah terendah sejak Shell Youth Study memulai publikasi data tahun 1953.

    Perubahan iklim dan polusi lingkungan hidup tetap jadi kekhawatiran besar bagi mayoritas orang muda, tetapi jumlah mereka yang khawatir tentang polusi lingkungan jumlahnya berkurang dibanding tahun 2019. 64% dari mereka khawatir akan meningkatnya kekerasan. Tahun 2019 hanya 56%. 58% dari peserta studi khawatir akan xenofobia yang sering disinggung di Jerman, sementara yang khawatir akan bertambahnya jumlah imigran di Jerman hanya 34%.

    “Orang muda sadar bahwa politik dunia tidak berada di luar sana, dan tidak bisa dihindari lagi,” kata Albert. “Walaupun orang tidak terlalu tertarik pada politik, begitu pengungsi dari Ukraina atau negara lain hadir di kelas mereka, orang mulai memikirkan masalah ini.”

    60% dari mereka yang berusia antara 15 dan 25 tahun setuju “Rusia menyerang Ukraina sehingga harus dihukum.” Hanya 13% dari mereka tidak sependapat. Namun demikian, kecaman terhadap Rusia bukan berarti dukungan sepenuhnya bagi bantuan militer bagi Ukraina. 50% setuju Jerman membantu Ukraina secara militer, sementara 24% menolak sokongan bagi Ukraina.

    Konflik Israel dan Gaza adalah topik kontroversial

    Warga muda berusia 15 hingga 25 tahun memiliki pendapat berbeda-beda berkaitan dengan reaksi militer Israel atas serangan Hamas tanggal 7 Oktober 2023. Sekitar 30% setuju dengan langkah Jerman yang memihak Israel. Tapi jumlah yang menolak juga sama, sementara 27% tidak memberikan pendapat. 52% peserta survei ingin Jerman lebih mengakui kesengsaraan warga Palestina di Gaza. Hanya 11% memiliki pendapat berbeda, dan 26% tidak memberikan pendapat.

    Sekitar sepertiga menekankan kewajiban khusus Jerman terhadap Israel. Namun sekitar sepertiga berpendapat berbeda, dan jumlah sama tidak memberikan pendapat.

    Di samping itu, 26% kaum muda yang berlatar belakang Arab atau Turki setuju, bahwa Jerman punya kewajiban istimewa terhadap Israel, sementara 42% dari mereka menolak.

    Artikel ini diadaptasi dari bahasa Inggris.

    (ita/ita)