Negara: Palestina

  • Dana yang Berhasil Dihimpun Lazisnu PBNU di 2024 Naik 157 Persen – Halaman all

    Dana yang Berhasil Dihimpun Lazisnu PBNU di 2024 Naik 157 Persen – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) PBNU menutup tahun 2024 dengan menghimpun dana mencapai Rp105.823.262.242.

    Angka ini mengalami kenaikan signifikan hingga 157 persen dibanding tahun 2023.

    Demikian disampaikan Ketua Lazisnu  PBNU, Ali Hasan Bahar di kantor NU Care-Lazisnu  PBNU, Jakarta, Selasa (24/12/2024).

    “Selain itu, pada tahun ini NU Care-Lazisnu di tingkat pusat telah memberikan manfaat kepada 1.693.170 penerima manfaat yang tersebar di lima program utama Lazisnu  yakni pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, serta dakwah dan kemanusiaan,” jelas Habib Ali Hasan.

    Menurutnya, pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat semakin mempercayakan NU Care-Lazisnu sebagai lembaga filantropi yang amanah dan berdedikasi tinggi dalam menjalankan misi sosial-kemanusiaan.

    Keberhasilan itu, katanya, tidak lepas dari peran seluruh pihak yang mendukung, dari kalangan muzakki, munfiq, serta semua mitra strategis.

    “Alhamdulillah, ini adalah hasil kerja sama yang luar biasa. Kepercayaan yang diberikan kepada kami adalah amanah besar yang akan terus kami jaga dengan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi umat,” ungkapnya.

    Dirinya melanjutkan, program unggulan seperti NU Peduli Palestina tetap menjadi perhatian utama di tahun 2024, selain penyaluran bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya di Aceh dan aksi global lainnya seperti dukungan pembangunan Masjid dan Pesantren NU di Jepang.

    “NU Care-Lazisnu dalam program NU Peduli Palestina terus memberikan dukungan kepada saudara-saudara kita di Palestina yang tengah menghadapi berbagai kesulitan. Juga bantuan untuk pengungsi Rohingya dan bantuan untuk Masjid NU Jepang. Selain itu, respons cepat terhadap bencana alam di dalam negeri juga menjadi bagian dari komitmen NU Care-Lazisnu  seperti bantuan untuk korban banjir di Jawa dan Sumatera, erupsi gunung Lewotobi di NTT serta penanganan bencana yang melanda Sukabumi, Cianjur, dan daerah sekitarnya,” papar Habib Ali Hasan.

    Selain bantuan dalam pilar program dakwah dan kemanusiaan, NU Care-Lazisnu  PBNU juga menyalurkan bantuan di bidang pendidikan seperti beasiswa santri duafa, renovasi sekolah terdampak kebakaran, dan bantuan fasilitas pendidikan.

    “Di bidang ekonomi ada bantuan modal usaha untuk duafa dan penyintas kebakaran, serta pelatihan bagi penggerak UMKM. Kemudian di bidang kesehatan ada kegiatan cek kesehatan gratis untuk santri duafa, dan alat bantu bagi difabel. Sementara di bidang lingkungan hidup, ada program penanaman pohon dan bantuan MCK untuk pesantren di Banten,” terangnya.

    Pihaknya menegaskan bahwa sebagai lembaga zakat nasional, NU Care-Lazisnu  berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan program yang dijalankan.

    “Dengan adanya konsolidasi dan kerja sama yang semakin solid, NU Care-Lazisnu optimis akan mampu menjawab berbagai kebutuhan masyarakat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” katanya.

    Ia juga menyebut, sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas lembaga, NU Care-Lazisnu dari tahun ke tahun mendapatkan predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Kantor Akuntan Publik (KAP) atas audit laporan keuangan NU Care-Lazisnu.

    “Terakhir, Lazisnu kembali mendapat predikat WTP dari KAP Mansur Arifin Suharyono dan Rekan atas Laporan Keuangan Lazisnu  Tahun 2023. Sementara untuk audit KAP tahun 2024 ini masih dalam proses,” ujar Habib Ali Hasan. 

    Belum lama ini, sambungnya, NU Care-Lazisnu yang merupakan mitra program kemaslahatan dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) RI juga mendapat penghargaan.

    “Penghargaan NU Care-Lazisnu  sebagai Juara Kategori GRC (Governance, Risk, and Compliance) dalam kegiatan ‘Awarding Mitra Kemaslahatan BPKH 2024’ yang digelar pada 19 Desember 2024,” katanya.

    Selama tahun 2024, lanjutnya, NU Care-Lazisnu juga aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk memperkuat lembaga dan memperluas jangkauan kemanusiaan. Salah satunya adalah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) NU Care-LAZISNU yang digelar pada 6-8 September 2024.

    “Rakernas ini bertujuan untuk memastikan bahwa program-program NU Care-Lazisnu dapat tekonsolidasi dengan baik, berjalan dengan lancar dan tepat sasaran, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah,” jelas mubalig dan akademisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

    Pihaknya juga menyebut, tahun 2024 juga menjadi momentum penting dalam merayakan Harlah ke-20 Lazisnu yang jatuh pada 1 Desember 2024.

    “Perayaan Harlah 2 DekadeLazisnu dirayakan dengan kegiatan Maulidan bersama Gen-Z, satu acara yang melibatkan generasi muda untuk mengenalkan nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian sosial. Tidak hanya itu, berbagai perlombaan juga digelar untuk masyarakat, sebagai bentuk apresiasi atas dukungan mereka terhadap lembaga filantropi ini,” bebernya.

    Menjelang akhir tahun, NU Care-Lazisnu kembali menunjukkan komitmennya untuk terus bergerak maju dengan menyelenggarakan Raker Lazisnu PBNU.

    “Rapat kerja ini bertujuan untuk merumuskan berbagai program strategis yang akan dijalankan di tahun 2025. Program-program tersebut dirancang untuk menjawab berbagai tantangan Lazisnu  ke depannya, terutama dalam mewujudkan   sebagai Lembaga Filantropi Islam Terkemuka,” jelasnya.

    Menyambut tahun baru 2025, ia pun mengajak masyarakat untuk terus merawat kepedulian dan membangun kemandirian umat.

    “Mari kita sambut tahun 2025 dengan optimisme dan semangat baru untuk terus menebar manfaat. Dan jangan lupa untuk menunaikan zakat akhir tahun saudara semua, sebagai kewajiban dan wujud rasa syukur kita kepada Allah,” tegasnya.

  • Rudal Israel Hantam Truk TV Palestina di Gaza, 5 Orang Tewas

    Rudal Israel Hantam Truk TV Palestina di Gaza, 5 Orang Tewas

    Gaza City

    Serangan rudal Israel menghantam sebuah truk siaran milik televisi Palestina, Al-Quds Today, yang berafiliasi dengan kelompok Jihad Islam di Jalur Gaza. Sedikitnya lima orang, yang semuanya staf televisi itu, tewas dalam serangan tersebut.

    Keterangan pihak Al-Quds Today, seperti dilansir AFP, Kamis (26/12/2024), menyebut serangan rudal Israel menghantam truk siaran mereka yang sedang diparkir di area kamp Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah pada Kamis (26/12) waktu setempat.

    Pihak Al-Quds Today mengidentifikasi kelima staf yang tewas sebagai Faisal Abu Al-Qumsan, Ayman Al-Jadi, Ibrahim Al-Sheikh Khalil, Fadi Hassouna dan Mohammed Al-Lada’a.

    Disebutkan lebih lanjut oleh televisi Palestina tersebut bahwa para staf itu terbunuh “saat sedang menjalankan tugas jurnalistik dan kemanusiaan mereka”.

    “Kami menegaskan komitmen kami untuk melanjutkan pesan perlawanan kami di media,” tegas Al-Quds Today dalam pernyataannya.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyatakan pasukannya telah melancarkan “serangan presisi terhadap sebuah kendaraan yang berisi sel teroris Jihad Islam di dalam area Nuseirat” pada dini hari.

    Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

  • Pesan Natal Paus Fransiskus: Seruan untuk Perdamaian di Ukraina dan Gaza – Halaman all

    Pesan Natal Paus Fransiskus: Seruan untuk Perdamaian di Ukraina dan Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Paus Fransiskus telah mendesak dunia untuk membungkam suara senjata dan mengatasi perpecahan dalam pesan Natalnya pada Rabu (25/12/2024).

    Dalam pidatonya pada Hari Natal “Urbi et Orbi” (kepada kota dan dunia), menyerukan pembicaraan antara Ukraina dan Rusia untuk mengakhiri perang.

    “Semoga suara senjata dibungkam di Ukraina yang dilanda perang!” kata Paus Fransiskus, dikutip dari Al-Arabiya.

    Menurut Paus Fransiskus, untuk menggelar negosiasi antara Ukraina dan Rusia dibutuhkan keberanian.

    “Gestur dialog dan pertemuan, untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi,” katanya.

    “Keberanian yang dibutuhkan untuk membuka pintu bagi negosiasi,” tambahnya.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebelumnya tak ingin terlibat dalam pembicaraan pedamaian tanpa pemulihan perbatasan Ukraina sebelum perang.

    Akan tetapi belakangan ini, Zelensky mulai melunak dan menginginkan perundingan segera terjadi.

    Paus Fransiskus juga menggunakan pesannya pada Hari Natal untuk membahas konflik di Timur Tengah.

    Pada pidatonya, ia mengatakan bahwa situasi di Gaza saat ini ‘sangat serius’.

    Oleh karena itu, ia menyerukan pembicaraan agar “pintu-pintu dialog dan perdamaian dibuka lebar-lebar”.

    “Saya memikirkan masyarakat Kristen di Israel dan Palestina, khususnya di Gaza, di mana situasi kemanusiaan sangat buruk,” katanya.

    Ia berharap, perdamaian di Gaza segera terjadi agar tak ada lagi korban jiwa dan para sandera bisa dibebaskan.

    “Semoga ada gencatan senjata, semoga para sandera dibebaskan dan bantuan diberikan kepada orang-orang yang kelelahan karena kelaparan dan perang,” tambahnya.

    Konflik telah berlangsung selama hampir 15 bulan, sementara upaya gencatan senjata yang berulang kali dilakukan menemui jalan buntu.

    Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu bahwa lebih dari 45.361 warga Palestina telah tewas

    Sementara itu, Fransiskus membuka “pintu suci” Basilika Santo Petrus pada Malam Natal.

    Ini menandai dimulainya tahun Yubelium perayaan Katolik yang diperkirakan akan menarik lebih dari 30 juta peziarah ke Roma.

    Paus mengatakan tahun Yubelium seharusnya menjadi waktu bagi setiap individu, dan semua orang serta negara untuk menjadi peziarah harapan, untuk membungkam suara senjata dan mengatasi perpecahan, dikutip dari Yahoo News.

    Fransiskus juga mengatakan bahwa sekaranglah saatnya untuk meruntuhkan semua tembok pemisah.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Paus Fransiskus

  • Perayaan Natal yang Sunyi di Bethlehem Saat Perang Gaza Belum Berakhir

    Perayaan Natal yang Sunyi di Bethlehem Saat Perang Gaza Belum Berakhir

    Tepi Barat

    Kota kelahiran Yesus, Bethlehem, selalu menjadi pusat perayaan Natal. Namun dua tahun terakhir, penduduk kota kecil di Tepi Barat ini tak merasakan semangat Natal akibat perang berkepanjangan di Gaza.

    Tidak banyak orang mengunjungi Bethlehem pada jam-jam yang biasanya sibuk dengan perayaan Natal. Dekorasi yang biasanya membuat jalanan semarak juga tidak terlihat.

    Pohon Natal raksasa yang biasanya berdiri tegak di depan Gereja Kelahiran yang dibangun persis di tempat kelahiran Yesus, menurut keyakinan umat Kristen.

    Ini adalah kali kedua Bethlehem tak merayakan suka cita hari kelahiran Yesus sejak perang di Gaza dimulai Oktober 2023 silam.

    Umat Kristen Palestina hanya menghadiri ibadah dan acara-acara keluarga.

    “Seharusnya ini menjadi momen kebahagiaan dan selebrasi,” ujar pendeta Lutheran setempat, Munther Isaac.

    “Namun, Bethlehem adalah kota yang berduka dan bersolidaritas dengan saudara-saudara kami di Gaza.”

    Ibadah menjelang Natal juga difokuskan ke situasi bencana di Gaza.

    Pendeta Munther Isaac menyalakan lilin di dekat instalasi yang memperlihatkan sosok melambangkan bayi Yesus tergeletak di tengah reruntuhan gua menjelang Natal di Gereja Evangelis Lutheran, di Bethlehem di Tepi Barat yang diduduki Israel 25 November 2024 (Reuters)

    “Sulit dipercaya Natal telah tiba lagi dan genosida belum berhenti,” ujar Isaac dalam khotbahnya.

    “Para pembuat kebijakan membiarkan ini semua terjadi. Bagi mereka, Palestina tidak ada nilainya.”

    Israel berkeras menyangkal genosida di Gaza. Para hakim di pengadilan tinggi PBB masih belum mengeluarkan putusan atas tudingan genosida yang diajukan Afrika Selatan.

    Penderitaan warga Palestina tercermin dari sebuah palungan yang dipasang di Gereja Kelahiran, Bethlehem, pada perayaan Natal 2023 silam (Getty Images)

    Banyak umat Kristen di Bethlehem merasa putus asa. Mereka berpendapat komunitas Kristen di seluruh dunia gagal untuk angkat bicara.

    Komunitas Kristen Palestina yang jumlahnya kecil memiliki ikatan yang erat antar satu sama lain.

    Ini artinya banyak warga Tepi Barat yang memiliki sanak saudara dan teman-teman di Gaza.

    “Ibu saya bilang apa yang kita lihat di televisi bahkan tidak menangkap satu persen dari apa yang sebenarnya terjadi,” ujar pakar teologi, Dr Yousef Khouri, yang berasal dari Kota Gaza.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Kedua orang tua Khouri dan adik perempuannya masih ada di Gaza.

    Mereka dan ratusan umat Kristen lainnya mencari perlindungan di dua gereja Gaza selama 14 bulan terakhir.

    “Seperti penduduk Gaza umumnya, mereka juga dibuat kelaparan. Mereka juga nyaris tidak tidur akibat bombardir.”

    “Drone-drone ada di atas mereka setiap saat dan layanan medis begitu minim,” imbuhnya.

    “Kami kehilangan begitu banyak sahabat dan sanak saudara.”

    Di Gaza, lebih dari 45.000 orang tewas akibat perang berkepanjangan setelah kelompok milisi Hamas menyerang Israel bagian selatan (Getty Images)

    Kendati jumlah korban jiwa ini bersumber dari data kementerian kesehatan Hamas, PBB dan pihak-pihak lain menilai data ini dapat dipercaya.

    Serangan 7 Oktober 2023 menewaskan sekitar 1.200 orang, baik warga Israel maupun warga asing. Sementara 250 orang lainnya menjadi sandera Hamas.

    Sejalan dengan perang di Gaza, ketegangan pun meningkat di Tepi Barat.

    Israel mengeluarkan pembatasan-pembatasan baru terhadap pergerakan orang-orang Palestina.

    Israel juga membatalkan puluhan ribu izin para pekerja yang biasanya menyeberang ke Yerusalem atau kawasan pendudukan Yahudi setiap harinya.

    Baca juga:

    Perekonomian pun berada dalam keadaan sulit, khususnya di Bethlehem yang bergantung pada wisatawan.

    Sektor pariwisata hampir seluruhnya mati. Para pemandu hanya bisa termangu di Gereja Kelahiran atau memberi makan burung-burung dara.

    “Kalau ada wisatawan, semua orang akan bekerja baik itu di perhotelan, transportasi, akomodasi, dan lain-lain,” ujar Abdullah, salah satu pemandu wisata.

    “Begitu turis tidak ada, maka Bethlehem pun kehilangan nyawa.”

    “Saya bangkrut! Tidak ada bisnis! Lebih dari satu tahun kami tinggal di rumah,” ujar Adnan Subah, penjual cinderamata di Jalan Bintang.

    “Anak laki-laki saya bekerja sebagai pemandu wisata di gereja. Tapi sekarang dia dan semua anak saya diam di rumah. Tidak ada pekerjaan, bisnis, dan turis.”

    Banyak dari keluarga Kristen dan Muslim yang bermigrasi dalam satu tahun terakhir.

    Penduduk Palestina khawatir akan masa depan mereka di tengah ancaman kekerasan yang tiada hentinya.

    Selain itu, perluasan permukiman terus menerus terjadi di tempat-tempat dimana warga Palestina telah lama mengupayakan sebuah negara merdeka.

    Baca juga:

    Namun suatu komunitas di Bethlehem, Palestine Lions Club, berusaha membuat perbedaan: mengemas makanan bagi yang membutuhkan.

    Tidak ada bantuan pemerintah di sini. Para relawan mengumpulkan sumbangan secara mandiri, termasuk dari para diaspora.

    “Natal menyerukan semangat memberi, kasih sayang, dan sukacita,” ujar Wael Shaer, kepala Palestine Lions Club.

    “Kami berharap paket-paket ini bisa memberikan sedikit harapan dan sukacita kepada keluarga-keluarga di daerah kami.”

    Wael mengirim bingkisan pertama untuk seorang perempuan yang tinggal di apartemen terdekat.

    Suaminya sakit dan kehilangan pekerjaan.

    Dengan penuh rasa terima kasih, perempuan itu membuka parsel yang diberikan kepadanya. Dia juga menerima amplop berisi uang tunai.

    Dia dan Wael saling bertukar ucapan selamat hari Natal dan harapan tahun depan yang damai.

    “Misi tercapai!” kata Wael.

    “Menebarkan sedikit keceriaan pada Natal.”

    Yolande Knell melaporkan dari Bethlehem

    Baca juga:

    (nvc/nvc)

  • Bungkam Suara Senjata, Atasi Perpecahan

    Bungkam Suara Senjata, Atasi Perpecahan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Paus Fransiskus dalam pesan natal 2024 menyerukan seluruh pihak “membungkam suara senjata” di seluruh dunia, dan mengimbau perdamaian di Timur Tengah, Ukraina, dan Sudan.

    Dalam pidato kepada 1,4 miliar umat Katolik di dunia pada 25 Desember 2024, Paus Fransiskus menyerukan perundingan demi perdamaian yang adil di Ukraina.

    “Saya mengundang setiap individu, dan semua orang dari semua negara … untuk menjadi peziarah harapan, untuk membungkam suara senjata, dan mengatasi perpecahan,” kata Paus.

    Pesan tersebut datang bersamaan dengan serangan Rusia ke Ukraina tepat pada har natal yang menghancurkan jaringan listrik di kawasan utara negara itu.

    Sri Paus dalam pidato Urbi er Orbi atau Untuk Kota dan Dunia tersebut, ia juga mengimbau gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera yang dilakukan para pihak yang bertikai.

    “Saya memikirkan komunitas Kristen di Israel dan Palestina, khususnya di Gaza, di mana situasi kemanusiaan sangat serius,” katanya kepada ribuan orang yang berkumpul di depan Basilika Santo Petrus.

    “Semoga ada gencatan senjata, semoga para sandera dibebaskan dan bantuan diberikan kepada orang-orang yang kelelahan karena kelaparan dan perang,” lanjutnya, seperti diberitakan AFP.

    Paus juga menyerukan perdamaian di Sudan yang sudah dilanda perang saudara yang brutal selama 20 bulan terakhir dan mengancam jutaan orang kelaparan.

    Dalam khotbah Misa Malam Natal 2024, Paus Fransiskus menyerukan umat manusia untuk berani mengubah sesuatu yang salah sebagai bentuk nyata dari harapan sehingga bisa berdampak pada dunia.

    Paus memimpin Misa Malam Natal yang berlangsung khidmat di Basilika Santo Petrus dan membuka Tahun Suci Katolik 2025. Natal tahun ini jadi natal ke-25 pemimpin umat Katolik Roma seluruh dunia itu.

    “Harapan adalah panggilan untuk tidak menunda, tertahan pada kebiasaan lama, atau berkubang dalam keadaan biasa-biasa saja atau bermalas-malasan,” kata Sri Paus.

    “Harapan memanggil kita… untuk tergerak dengan hal yang salah dan menemukan keberanian untuk mengubahnya,” lanjutnya.

    (AFP/end)

    [Gambas:Video CNN]

  • Lengkap! Pesan Natal Paus Fransiskus di Tengah Gonjang-ganjing Dunia

    Lengkap! Pesan Natal Paus Fransiskus di Tengah Gonjang-ganjing Dunia

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Paus Fransiskus menyerukan agar “senjata didiamkan” di seluruh dunia. Hal itu diungkapkan dalam pidato Natal tradisionalnya yang dikenal sebagai “Urbi et Orbi” di hadapan ribuan umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Roma, Rabu (25/12/2024),

    Pesan ini disampaikan dengan fokus utama pada perdamaian di Timur Tengah, Ukraina, dan Sudan, sambil mengecam situasi kemanusiaan yang “sangat parah” di Gaza.

    “Saya memikirkan komunitas Kristen di Israel dan Palestina, terutama di Gaza, di mana situasi kemanusiaan sangat parah,” kata Paus, dilansir dari AFP.

    Ia mendesak adanya gencatan senjata, pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas, serta pemberian bantuan kepada rakyat yang menderita kelaparan dan perang.

    Seruan Perdamaian di Tengah Perang

    Paus juga mengajak untuk mengupayakan perdamaian yang adil di Ukraina, yang pada pagi Natal itu dihantam oleh 170 rudal dan drone Rusia. Serangan tersebut, yang disebut sebagai tindakan “tidak manusiawi” oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menewaskan seorang pekerja energi dalam serangan ke-13 terhadap sistem energi negara itu tahun ini.

    Zelensky mengecam Rusia dengan mengatakan, “Putin sengaja memilih Natal untuk menyerang. Apa yang lebih tidak manusiawi dari ini?”

    Ukraina, yang telah memindahkan perayaan Natalnya ke 25 Desember sebagai bentuk penolakan terhadap pengaruh Moskow, juga mengungkap bahwa serangan itu menghancurkan lebih banyak infrastruktur energi.

    Paus Fransiskus menggunakan momen ini untuk menyerukan dialog demi perdamaian yang adil di Ukraina, menekankan pentingnya mengakhiri konflik.

    Tragedi dan Tantangan Natal di Gaza dan Betlehem

    Di Gaza, tempat sekitar 1.100 umat Kristen tinggal, perayaan Natal tahun ini dibayangi oleh kehancuran akibat perang antara Hamas dan Israel.

    Ratusan orang berkumpul di sebuah gereja di Gaza untuk berdoa agar perang segera berakhir, sementara George al-Sayegh, seorang warga yang telah berlindung selama berminggu-minggu di Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius, mengatakan bahwa “Natal tahun ini membawa aroma kematian dan kehancuran.”

    Kondisi yang sama juga dirasakan di Betlehem, tempat kelahiran Yesus di Tepi Barat yang diduduki Israel.

    Kota ini memutuskan untuk tidak memasang pohon Natal raksasa atau dekorasi megah seperti tahun-tahun sebelumnya, sebagai bentuk solidaritas dengan penderitaan di Gaza. Walikota Bethlehem, Anton Salman, mengatakan, “Tahun ini kami membatasi kegembiraan kami.”

    Meskipun demikian, parade kecil dari kelompok pramuka di Alun-Alun Manger menjadi simbol perlawanan dan harapan. Dengan spanduk bertuliskan “Kami menginginkan kehidupan, bukan kematian,” mereka membawa pesan perdamaian yang menggema di tengah kesunyian.

    Krisis di Sudan

    Paus Fransiskus juga memperluas seruannya ke Sudan, yang telah dilanda perang saudara selama 20 bulan. Ia menyoroti ancaman kelaparan yang mengancam jutaan warga Sudan, mendesak agar konflik segera dihentikan.

    Sementara itu, di tingkat global, para pemimpin dunia turut menyuarakan pesan perdamaian di tengah perayaan Natal.

    Presiden AS Joe Biden mengungkapkan harapannya untuk kebebasan, cinta, dan kebaikan di negaranya, seraya menyoroti awal perayaan Hanukkah di komunitas Yahudi.

    Di Inggris, Raja Charles III berterima kasih kepada tenaga medis yang telah membantu perjuangan keluarganya melawan kanker, sambil menyerukan perdamaian di seluruh dunia.

    Perayaan Natal di Tengah Duka dan Harapan

    Natal tahun ini juga diwarnai tragedi lain, seperti jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan yang menewaskan 38 orang. Di Paris, umat Kristiani berkumpul untuk misa Natal pertama di Katedral Notre Dame setelah kebakaran besar pada tahun 2019, membawa harapan baru di tengah masa sulit.

    Dengan mengakhiri pidatonya, Paus Fransiskus menggarisbawahi pesan utamanya: “Semoga damai di bumi, dan semoga umat manusia bersatu untuk membawa akhir dari penderitaan yang disebabkan oleh perang dan konflik.”

     

    (luc/luc)

  • Hamas Tuding Syarat Baru Israel Tunda Gencatan Senjata di Gaza

    Hamas Tuding Syarat Baru Israel Tunda Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Hamas menuding Israel membuat syarat baru yang menunda gencatan senjata terkait serangan di Jalur Gaza. Namun, Hamas tidak merinci syarat yang diberlakukan oleh Israel.

    Sementara itu, Israel tak mengeluarkan pernyataan resmi apapun terkait hal tersebut.

    “Negosiasi gencatan senjata dan pertukaran tahanan terus berlanjut di Doha di bawah mediasi Qatar dan Mesir dengan cara yang serius… tetapi pendudukan telah menetapkan syarat baru mengenai penarikan (pasukan), gencatan senjata, tahanan, dan pemulangan orang-orang terlantar, yang telah menunda tercapainya kesepakatan,” kata Hamas dalam pernyatan mereka, dilansir AFP, Kamis (26/12).

    Pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas, yang dimediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS), telah berlangsung di Doha dalam beberapa hari terakhir.

    Negosiasi menghidupkan kembali harapan untuk kesepakatan gencatan senjata, tetapi ternyata sulit dicapai.

    Pada Senin (23/12), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada parlemen bahwa ada “beberapa kemajuan” dalam negosiasi dengan Hamas. Lalu, pada Selasa (24/12), perwakilan Israel diklaim telah kembali dari Qatar setelah “negosiasi yang signifikan”.

    Minggu lalu, Hamas dan dua kelompok militan Palestina lainnya, Jihad Islam dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina, mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa kesepakatan gencatan senjata lebih dekat dari sebelumnya asalkan Israel tidak memberlakukan persyaratan baru.

    Upaya untuk mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera telah berulang kali gagal karena berbagai hambatan.

    Meskipun telah melakukan banyak perundingan tidak langsung, Israel dan Hamas hanya menyetujui satu gencatan senjata, yang berlangsung selama seminggu yaitu pada akhir tahun 2023.

    (tim/tsa)

    [Gambas:Video CNN]

  • Israel Terus Gempur Gaza Palestina, 23 Orang Tewas dalam 24 Jam Terakhir

    Israel Terus Gempur Gaza Palestina, 23 Orang Tewas dalam 24 Jam Terakhir

    Jakarta

    Israel terus menggempur Gaza. Sebanyak 23 orang tewas di wilayah Palestina dalam 24 jam terakhir.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (26/12/2024), Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan pada Rabu (25/12) bahwa 23 orang tewas di wilayah Palestina dalam 24 jam terakhir. Jumlah korban tewas perang secara keseluruhan kini menjadi 45.361.

    Kementerian Kesehatan mengatakan setidaknya 107.803 orang terluka dalam lebih dari 14 bulan perang antara Israel dan Hamas, yang dipicu oleh serangan kelompok Palestina itu pada 7 Oktober 2023.

    Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Semakin Dekat

    Sementara itu baru-baru ini, Hamas dan dua kelompok Palestina lainnya mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata Gaza dengan Israel “lebih dekat dari sebelumnya”. Asalkan Israel tidak memberlakukan persyaratan baru.

    Seperti dilansir AFP, Minggu (22/12), minggu lalu negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat diadakan di Doha, yang menghidupkan kembali harapan akan tercapainya kesepakatan.

    “Kemungkinan tercapainya kesepakatan (untuk gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan) lebih dekat dari sebelumnya, asalkan musuh berhenti memberlakukan persyaratan baru,” kata Hamas, Jihad Islam, dan Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina yang berhaluan kiri dalam sebuah pernyataan bersama yang langka yang dikeluarkan setelah perundingan di Kairo pada Jumat (20/12).

    Seorang pemimpin Hamas mengatakan bahwa perundingan telah membuat “kemajuan yang signifikan dan penting” dalam beberapa hari terakhir.

    (whn/whn)

  • Hamas: Israel Beri Syarat Baru yang Tunda Kesepakatan Gencatan Senjata – Halaman all

    Hamas: Israel Beri Syarat Baru yang Tunda Kesepakatan Gencatan Senjata – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan perlawanan Islam, Hamas, mengatakan Israel menetapkan syarat baru yang menunda kesepakatan perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza.

    “Israel menetapkan isu dan kondisi baru terkait penarikan diri, gencatan senjata, tahanan, dan pemulangan pengungsi, menekankan bahwa hal ini menyebabkan penundaan mencapai tujuan perjanjian yang telah tersedia,” kata Hamas dalam pernyataannya, Rabu (25/12/2024).

    Hamas mengatakan negosiasi gencatan senjata tersebut sedang berlangsung di ibu kota Qatar, Doha, dengan ditengahi oleh Qatar dan Mesir.

    Sementara itu, surat kabar Israel Hayom melaporkan kemajuan yang lambar dan rumit dalam negosiasi tersebut.

    “Solusi sedang dibahas mengenai tuntutan Hamas agar Israel menarik diri dari poros Netzarim dan Philadelphia,” lapor Israel Hayom.

    Sebelumnya surat kabar Haaretz melaporkan pendudukan Israel setuju untuk membebaskan 200 tahanan Palestina yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, namun Hamas dan Israel masih berbeda pendapat mengenai daftar tahanan yang akan dibebaskan.

    Channel13 Israel sebelulmnya melaporkan Israel kemungkinan akan menolak untuk membebaskan Marwan Barghouti, salah satu anggota senior perlawanan yang berada di penjara Israel.

    Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 45.361 jiwa dan 107.803 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (25/12/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

    Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.

    Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Israel Tantang Hizbullah Lanjutkan Perang, Bombardir Bekaa Pertama Kalinya Sejak Gencatan Senjata – Halaman all

    Israel Tantang Hizbullah Lanjutkan Perang, Bombardir Bekaa Pertama Kalinya Sejak Gencatan Senjata – Halaman all

    Israel Tantang Hizbullah Lanjutkan Perang, Bombardir Bekaa Pertama Kalinya Sejak Gencatan Senjata

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Israel terindikasi hendak melanjutkan perang melawan gerakan Hizbullah Lebanon dan mengakhiri gencatan senjata yang mulai berlaku November lalu. 

    Indikasi itu tampak saat Israel, untuk kesekian ratus kalinya sejak gencatan senjata, melancarkan serangan udara di wilayah Bekaa di Lebanon timur pada Rabu (25/12/2024).

    Media Lebanon menginsyaratkan, pelanggaran gencatan senjata ini merupakan serangan terdalam pertama Israel ke teritorial Lebanon sejak perjanjian gencatan senjata bulan lalu.

    Serangan Israel menargetkan wilayah antara kota Talia dan Hizzine di distrik Baalbek, kantor berita Lebanon, NNA melaporkan.

    Belum ada informasi tersedia mengenai cedera atau kerusakan yang ditimbulkan dari serangan Israel ini.

    Pihak berwenang Lebanon telah melaporkan sekitar 300 pelanggaran Israel sejak perjanjian gencatan senjata berlaku pada 27 November untuk mengakhiri lebih dari 14 bulan pertempuran antara tentara Israel dan kelompok Hizbullah yang menyatakan mendukung perjuangan Palestina di Gaza.

    Belakangan, Israel memang menarik mundur sejumlah besar pasukannya dari desa-desa di Lebanon Selatan, namun tetap mempertahankan keberadaan mereka di sejumlah titik.

    Israel kemudian memanfaatkan pergolakan di Suriah untuk merebut Puncak Gunung Hermon, diduga untuk dijadikan sentral operasi militer demi menghadapi front utara, termasuk menghadapi Hizbullah.

    Perdana Menteri Libanon Najib Mikati meminta komite pemantau gencatan senjata pada hari Selasa untuk menekan Israel agar menghentikan pelanggarannya terhadap perjanjian tersebut.

    Data dari Kementerian Kesehatan Lebanon menunjukkan bahwa sejak serangan Israel ke Lebanon dimulai pada 8 Oktober 2023, setidaknya 4.063 orang telah tewas, termasuk wanita, anak-anak, dan pekerja kesehatan, sementara 16.663 lainnya terluka.

    Belum Mau Pulangkan Pemukim Yahudi di Utara ke Rumah Mereka

    Tudingan kalau Israel cuma basa-basi menjalankan gencatan senjata di Lebanon dalam perang melawan Hizbullah, makin kencang seiring aksi semaunya tentara pendudukan negara Zionis tersebut (IDF).

    Belakangan, sejumlah indikasi menunjukkan kalau Israel memang berniat melanjutkan perang dengan Hizbullah, bahkan meski gencatan senjata baru berjalan beberapa hari dari 60 hari yang disepakati.

    Satu di antaranya indikasi itu adalah Israel belum mau memulangkan para pemukim Yahudi wilayah Utara mereka ke rumah masing-masing.

    “Tentara Israel mengatakan bahwa perintah untuk tidak memulangkan penduduk daerah terbuka di utara di Galilea Barat dan Galilea Atas masih berlaku,” kata laporan Khaberni, Sabtu (30/11/2024) lalu.

    Tentara Israel (IDF) juga mengumumkan larangan kembalinya pengungsi Lebanon ke rumah-rumah mereka sendiri di berbagai daerah di Lebanon Selatan.

    “Adapun pihak pemerintah Lebanon menyatakan kalau Israel beberapa kali melanggar gencatan senjata,” tulis laporan tersebut.

    Sebagai rincian, Tentara Israel mengumumkan larangan kembalinya pengungsi Lebanon ke 10 kota di Lebanon selatan, yaitu: Shebaa, Al-Habbariyeh, Marjayoun, Arnoun, Yahmar, Al-Qantara, Shaqra, Baraashit, Bater, dan Al-Mansouri, hingga pemberitahuan lebih lanjut.

    Larangan pemulangan warga, menurut pengumuman tentara Israel, juga meluas ke sejumlah desa di Lebanon selatan, termasuk Khiam, Al-Adisa, Naqoura, dan kota-kota lainnya.

    Tentara Israel mengatakan, “Telah memantau operasi mencurigakan yang merupakan ancaman bagi Israel oleh Hizbullah, yang dianggap sebagai pelanggaran gencatan senjata,”.

    IDF menambahkan – dalam sebuah pernyataan – kalau mereka melihat dua militan yang tiba di infrastruktur militer di Lebanon selatan tempat rudal diluncurkan, dan menargetkan mereka dari udara.

    Ini, klaim IDF, menjadi pembenaran kalau tentara-tentara Israel harus terus ditempatkan di Lebanon selatan untuk melindungi Israel dan pemukimnya, khususnya di Utara.

    Situs web Israel, Walla mengutip sumber keamanan Israel yang mengatakan kalau pengurangan pasukan IDF di Lebanon selatan akan mempengaruhi kemampuan untuk menerapkan gencatan senjata.

    Pasukan Israel (IDF) dari Divisi Lapis Baja melancarkan agresi militer di Lebanon Selatan. (khaberni/HO)

    Serangan Israel

    Dalam konteks yang sama, Kantor Berita Nasional Lebanon mengatakan pada Jumat (29/11/2024) kalau 4 tank Israel “menembus lingkungan barat kota perbatasan Khiam di Lebanon.”

    Tentara Lebanon mengatakan pada hari Rabu dan Kamis, Israel beberapa kali melanggar perjanjian gencatan senjata, melalui pelanggaran udara dan pemboman wilayah Lebanon dengan berbagai senjata.

    Pihak pemerintah Lebanon menambahkan kalau mereka menindaklanjuti pelanggaran Israel terhadap gencatan senjata dengan berkoordinasi dengan otoritas terkait.

    Tentara Lebanon sebelumnya mengatakan bahwa mereka telah mulai menjalankan misinya di selatan, Bekaa, dan pinggiran selatan, bersamaan dengan memperkuat penempatannya di selatan Sungai Litani setelah mulai menerapkan perjanjian gencatan senjata.

    Dalam sebuah pernyataan, Tentara Lebanon menjelaskan kalau tugasnya di wilayah ini termasuk memasang penghalang sementara, membuka jalan, dan meledakkan persenjataan yang tidak meledak.

    Pihak militer Lebanon menambahkan, apa yang dilakukannya bertujuan untuk mengimbangi pergerakan para pengungsi, membantu mereka kembali ke desa dan kota, serta menjaga keamanan dan keselamatan mereka.

    Layanan darurat Lebanon tiba saat kebakaran terjadi di lokasi serangan Israel yang menargetkan sebuah gedung di jalan Mar Elias, Beirut, pada 17 November 2024. (Photo by Ibrahim AMRO / AFP) (AFP/IBRAHIM AMRO)

    Israel Targetkan Warga Sipil Lebanon

    Di sisi lain, tentara Israel menembaki penduduk kota Khiam dekat perbatasan di Lebanon selatan saat pemakaman seorang penduduk kota tersebut, menurut laporan Kantor Berita Nasional Lebanon.

    Seorang juru bicara militer Israel mengatakan kepada Agence France-Presse, sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang penembakan terhadap warga, bahwa “selama beberapa jam terakhir, pasukan militer Israel berupaya untuk mengusir orang-orang (terduga anggota Hizbullah) dari daerah Khiam di Lebanon selatan.”

    Pada hari Kamis, komandan Komando Utara di Israel, Uri Gordin, melakukan tur di Lebanon selatan dan menilai situasi, didampingi oleh sejumlah komandan pasukan.

    Menurut pernyataan militer, Gordin menekankan pentingnya kehadiran pasukan di lapangan dan menjaga kesiapan yang tinggi untuk mempertahankan pelaksanaan perjanjian gencatan senjata.

    Gordin sekali lagi menyebutkan kepada pasukannya pencapaian militer yang telah dicapai dalam kerangka operasi militer baru-baru ini di Lebanon, yang menurutnya menghasilkan serangan yang kuat terhadap berbagai sistem Hizbullah.

    Dalam konteks terkait, surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan kalau beberapa pejabat di lembaga keamanan Israel memperkirakan kemungkinan kembalinya pertempuran di Lebanon sebesar 50 persen, situasi riskan untuk sebuah gencatan senjata.

    Surat kabar tersebut menambahkan bahwa kemungkinan ini adalah salah satu alasan mengapa pemerintah Israel tidak mengembalikan pemuim wilayah utara untuk kembali ke rumah mereka.

    Belakangan, Israel memang menarik mundur sejumlah besar pasukannya dari desa-desa di Lebanon Selatan, namun tetap mempertahankan keberadaan mereka di sejumlah titik.

    Israel kemudian memanfaatkan pergolakan di Suriah untuk merebut Puncak Gunung Hermon, diduga untuk dijadikan sentral operasi militer demi menghadapi front utara, termasuk menghadapi Hizbullah.

    Tangkap layar lokasi pemukiman Avivim, Galilea, wilayah pendudukan Israel yang dihajar rentetan rudal Hizbullah dari Lebanon Selatan. (tangkap layar twitter)

    Para Pemukim Israel Takut untuk Kembali ke Rumah

    Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth menggarisbawahi bahwa Hizbullah tidak hampir dikalahkan oleh Israel di utara karena para pemukim Israel berteriak-teriak tentang kekalahan.

    Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth menggambarkan perjanjian gencatan senjata baru-baru ini dengan Lebanon sebagai “implementasi luas Resolusi 1701 di bawah kepemimpinan AS,” sembari mengakui tantangan yang dihadapi oleh pendudukan Israel selama perang.

    Dalam sebuah laporan, surat kabar tersebut menyatakan bahwa para pengkritik perjanjian di Israel mengabaikan kenyataan mendasar, khususnya bahwa ” Hizbullah tidak dikalahkan , dan tidak juga hampir dikalahkan.” 

    Meskipun kelompok tersebut mengalami pukulan yang signifikan, mereka “terus bertempur” selama konflik tersebut, demikian yang dicatat dalam laporan tersebut.

    Artikel tersebut menyoroti sentimen umum di kalangan orang Israel yang mempertanyakan mengapa superioritas militer pendudukan Israel tidak berhasil menciptakan status quo baru yang bebas dari ancaman atau memaksa Lebanon untuk melucuti senjata Hizbullah dan membangun zona penyangga keamanan.

    “Siapa pun yang benar-benar memahami Lebanon tahu bahwa hasil tertentu tidak dapat dicapai melalui tank, roket, atau bahkan dengan menghancurkan infrastruktur,” tambah laporan itu.

    Mantan kepala intelijen militer Israel, Tamir Hayman, menyuarakan rasa frustrasi ini, dengan mengakui bahwa militer Israel “gagal mencapai satu pun tujuannya dalam agresi terhadap Lebanon.” 

    Hayman mengakui bahwa tujuan pasukan pendudukan Israel untuk memastikan pemulangan cepat dan aman para pemukim utara tidak terwujud.

    Hayman juga memuji para pejuang Hizbullah, dengan menyatakan bahwa “pertempuran berani mereka melawan militer Israel memperkuat prinsip bahwa persamaan ditentukan di medan perang saja.”

    Gencatan senjata tersebut telah membuat banyak pemukim Israel, khususnya di pemukiman utara, merasa kecewa. 

    Ketika penduduk desa Lebanon bersuka cita kembali ke rumah mereka , beberapa pemukim Israel berpendapat bahwa perjanjian tersebut tidak menghasilkan kemenangan yang menentukan melawan Hizbullah maupun mencapai tujuan perang. 

    Rasa frustrasi ini telah memicu seruan di dalam pendudukan Israel untuk menghentikan gencatan senjata dan melanjutkan permusuhan.

    ‘Para pemukim Israel takut dan frustrasi’

    Hal ini menggemakan sentimen serupa yang dibuat oleh media Israel, di mana mereka mengatakan penduduk di Lebanon selatan kembali ke rumah mereka setelah penerapan perjanjian gencatan senjata antara Lebanon dan pendudukan Israel.

    Sementara ketakutan dan frustrasi tersebar luas di kalangan pemukim Israel di pemukiman perbatasan utara.  

    Saluran 12 Israel melaporkan adanya “rasa tidak percaya yang mendalam” antara para pemukim utara dan pasukan pendudukan Israel, dengan menyatakan bahwa “tidak seorang pun yang membahas kenyataan di utara selama lebih dari setahun.” 

    Jaringan tersebut mengutip seorang penduduk Metula, sebuah pemukiman perbatasan utara, yang mengatakan, “Sebagai tetangga Lebanon , militer Israel harus berbuat lebih banyak untuk memulihkan rasa aman kami.”   

    Meskipun pemerintah menyerukan agar para pemukim kembali, banyak yang menyatakan keraguan, dengan Channel 12 menambahkan bahwa “tidak ada tempat untuk kembali.” 

    Penggusuran tersebut juga mengganggu kehidupan sehari-hari, termasuk pendidikan, karena keluarga berjuang untuk kembali menjalani rutinitas normal.  

    Penasihat strategis Eyalet Frisch mengkritik evakuasi massal sekitar 100.000 pemukim utara selama perang, menggambarkannya sebagai “kesalahan strategis” yang didorong oleh “histeria atas Hizbullah.” 

    Mantan juru bicara militer Israel Avi Benayahu menyuarakan pandangan ini, dengan menyatakan bahwa militer berada dalam keadaan panik setelah evakuasi dari utara. 

     

    ‘1-0 untuk kemenangan Hizbullah’

    Channel 14  memperingatkan bahwa jika pemerintah meneruskan pendekatannya saat ini, wilayah utara berisiko menjadi “batas perbatasan Lebanon” mirip dengan situasi genting yang dihadapi masyarakat di dekat Gaza.

    Moshe Davidovich, kepala “Forum Pemukiman Garis Depan,” menyebut hari kesepakatan itu sebagai “hari yang menyedihkan bagi para pemukim utara dengan mengklaim bahwa kesepakatan itu gagal memberikan kepulangan yang aman. 

    Ia menolak kesepakatan itu sebagai “bukan kemenangan,” dan menggambarkannya sebagai “1-0 untuk Hizbullah.”

    Mantan juru bicara militer Israel, Ronen Manelis, semakin membantah klaim pemerintah bahwa Hizbullah telah didorong mundur 15 kilometer dari perbatasan, dan menyebut pernyataan tersebut sebagai “omong kosong belaka.”