Negara: Palestina

  • 26 Warga Palestina Tewas karena Serangan Israel ke Gaza pada 1 Januari

    26 Warga Palestina Tewas karena Serangan Israel ke Gaza pada 1 Januari

    Jakarta, CNN Indonesia

    Militer Israel masih terus saja menggempur sejumlah wilayah Gaza, Palestina, di hari pertama tahun 2025, Rabu (1/1).

    Mengutip dari Aljazeera, total setidaknya ada 26 warga Palestina terbunuh, termasuk anak-anak, dalam serangan militer ISrael ke Gaza pada awal tahun 2025 ini.

    Serangan itu ke wilayah pengungsian al Bureijdan Jabalia di sentral dan Gaza utara. Serangan militer Israel juga dilaporkan terjadi di wilayah Gaza selatan, yakni kota Khan Younis.

    Sebelumnya mengutip dari Reuters, dalam unggahan di akun media sosial X, jubir militer Israel memberikan peringatan kepada warga di Al-Bureij untuk melakukan evakuasi karena serangan udara akan dilakukan ke wilayah tersebut.

    Untuk di Jabalia, Kemenkes di Gaza menyatakan ada 15 korban tewas, dan 20 korban luka. 

    “Sebanyak 15 orang telah martir dan lebih dari 20 lainnya terluka dalam sebuah pembantaian setelah tengah malam di sebuah rumah yang menjadi tempat tinggal pengungsi di kota Jabalia,” ujar juru bicara badan pertahanan Gaza, Mahmoud Basai.

    Sementara itu, Reuters melansir–berdasarkan keterangan tenaga medis di lokasi–militer Israel terus menggempur wilayah gaza utara pada Rabu siang. Serangan-serangan udara Israel menargetkan wilayah suburban Gaza City.

    Salah satunya serangan ke Shejaia yang merupakan suburban Gaza City. Di wilayah itu ada delapan warga Palestina yang tewas.

    Serangan-serangan ke Gaza itu, diklaim militer Israel untuk mencegah kelompok milisi Hamas bersatu dan menyusun rencana penyerangan balik lagi.

    Sejak Oktober 2023 lalu serangan udara maupun darat Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 45.500 orang, termasuk di antaranya petugas kemanusiaan PBB, jurnalis, perempuan, dan anak-anak. Selain itu lebih dari 2,3 juta orang harus menjadi pengungsi karena gempuran Israel yang tiada henti ke Gaza.

    (kid)

    [Gambas:Video CNN]

  • Nestapa Warga Gaza Hadapi Badai Musim Dingin Tanpa Air dan Makanan

    Nestapa Warga Gaza Hadapi Badai Musim Dingin Tanpa Air dan Makanan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Bertelanjang kaki dengan wadah kosong di tangan dan sembari mengantri air di atas tanah berlumpur, Alaa Al-Shawish khawatir akan nasib keluarganya di tengah Gaza yang kini masuk musim dingin dan krisis air bersih.

    Keluarga Alaa Al-Shawish tinggal di tenda darurat di Deir Al-Balah, setelah mengungsi dari Kota Gaza yang digempur habis-habisan oleh tentara Israel. Namun kediaman yang tak layak disebut rumah baru ini tak sepenuhnya aman bagi mereka.

    “Kami sekarat karena kedinginan. Ini bukan kehidupan, ini bukan kehidupan – saya berdoa setiap hari agar kami mati agar terbebas dari kehidupan ini,” kata Alaa sambil menahan tangis.

    “Tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada kehidupan.”

    Sejumlah warga Palestina, termasuk setidaknya lima bayi, meninggal dunia dalam beberapa hari terakhir karena cuaca dingin yang parah.

    Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, memperingatkan pada 31 Desember bahwa akan “lebih banyak lagi bayi yang akan meninggal” dalam beberapa hari mendatang akibat situasi ini.

    Musim dingin di Gaza bukan cuma membawa suhu yang anjlok, tetapi juga hujan lebat yang menyebabkan banjir di kawasan tenda pengungsian warga Palestina, menambah beban penderitaan setelah kehilangan rumah dan keluarga karena serangan Israel. (AFP/OMAR AL-QATTAA)

    Para bayi berusia di bawah setahun tersebut tak bisa bertahan karena mengalami hipotermia, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Namun pejabat kesehatan setempat juga mengatakan seorang anak berusia dua tahun juga mengalami hal yang sama.

    “Saya melihat anak-anak saya meninggal di depan mata saya,” kata Yahya Al-Batran, ayah dari Jumaa yang berusia 20 hari dan meninggal pada 28 Desember 2024. Yahya menggendong sendiri anaknya yang meninggal membeku ke rumah sakit.

    “Dia meninggal karena kedinginan, dia kedinginan,” teriak Yahya Al-Batran sembari membopong jenazah anaknya di rumah sakit.

    Bukan cuma anak-anak. Pada 27 Desember 2024, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan seorang perawat ditemukan meninggal di tendanya di Al-Mawasi karena kedinginan akut.

    Suhu di Gaza dapat mencapai 10 derajat Celcius, dan ditambah dengan angin serta hujan. Suhu itu setara dengan suhu terendah di Dieng, Jawa Tengah, tapi dihadapi warga Palestina dengan tinggal di tenda-tenda pengungsian.

    Musim dingin di Gaza bukan cuma membawa suhu yang anjlok, tetapi juga hujan lebat yang menyebabkan banjir di kawasan tenda pengungsian warga Palestina, menambah beban penderitaan setelah kehilangan rumah dan keluarga karena serangan Israel.

    Sejumlah tenda-tenda pengungsian warga Palestina yang mengungsi di seluruh Gaza selama beberapa hari terakhir kebanjiran. Pertahanan Sipil Gaza pun menerima ratusan panggilan darurat pada 30-31 Desember 2024.

    Panggilan darurat itu datang dari keluarga-keluarga Palestina di tenda pengungsian yang terendam banjir di Al-Mawasi, Rafah, Deir Al-Balah, dan pusat Kota Gaza, serta di antara lokasi-lokasi lain di seluruh jalur tersebut.

    Sejumlah warga Palestina, termasuk setidaknya lima bayi, meninggal dunia dalam beberapa hari terakhir karena cuaca dingin yang parah. (AFP/OMAR AL-QATTAA)

    Pertahanan Sipil Gaza menyatakan lebih dari 1.500 tenda terendam banjir dengan ketinggian lebih dari 30 centimeter karena hujan. Banjir itu pun merusak barang-barang yang dimiliki, membasahi tempat tidur, hingga merusak tenda hingga tak bisa lagi digunakan.

    CNN melaporkan pada 31 Desember 2024, genangan air memenuhi jalan-jalan di antara tenda-tenda pengungsian di Deir Al-Balah. Anak-anak dan orang dewasa pun berjibaku menyekop lumpur.

    Kasur, karpet, dan pakaian mereka basah kuyup di dalam tenda-tenda dari kain pakaian dan nilon yang tidak tahan air. UNRWA menyatakan lebih dari 100 tenda di Khan Younis rusak parah karena hujan lebat.

    “Orang-orang yang mengungsi, yang sudah hidup dalam kondisi yang tidak layak huni akibat perang, kini berjuang melawan hujan badai yang lebat,” kata UNRWA.

    “Selimut, kasur, dan pakaian hangat ditaruh di luar Gaza menunggu persetujuan [Israel] untuk masuk,” kata UNRWA. “Bantuan kemanusiaan yang lebih banyak dan teratur harus masuk ke Gaza untuk membantu orang-orang tetap hangat di musim dingin ini.”

    Menurut badan Israel yang berwenang memberikan persetujuan untuk pemberian bantuan kepada warga Gaza, COGAT, mereka sudah memberikan lampu hijau untuk 1.290 truk berisi bantuan kemanusiaan untuk masuk ke Gaza pada pekan lalu.

    Namun jumlah itu jauh di bawah rata-rata yang mestinya 500 truk sehari, atau setara 3.500 truk seminggu, saat sebelum perang pecah pada 7 Oktober 2023.

    CNN melaporkan pada 31 Desember 2024, genangan air memenuhi jalan-jalan di antara tenda-tenda pengungsian di Deir Al-Balah. Anak-anak dan orang dewasa pun berjibaku menyekop lumpur. (AFP/OMAR AL-QATTAA)

    Salem Abu Amra termasuk di antara warga sipil yang menanggung beban cuaca dingin dan kekurangan pasokan di Gaza. Ia mengatakan keluarganya “berjuang untuk bertahan hidup” di tenda darurat mereka di Deir Al-Balah.

    “Kami menderita karena hujan, kami kebanjiran,” katanya. “Saya punya tiga anak yang kedinginan di kamp semalaman karena cuaca seperti ini. Mereka butuh pakaian, tenda, tenda yang layak untuk kami tinggali.”

    (CNN/end)

    [Gambas:Video CNN]

  • Hari Pertama Tahun Baru 2025, Drone Israel Bantai 17 Warga Palestina di Jalur Gaza – Halaman all

    Hari Pertama Tahun Baru 2025, Drone Israel Bantai 17 Warga Palestina di Jalur Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Israel kembali melakukan serangan militer menggunakan drone di hari pertama tahun baru 2025 dan menewaskan 17 warga Palestina di Jalur Gaza, Rabu, 1 Januari 2025.

    Data sedikitnya 17 warga Palestina yang tewas dalam serangan ini dikutip Anadolu Agency dari sumber petugas medis di Gaza.

    Drone Israel menghantam sebuah rumah di kamp pengungsi Bureij di Gaza tengah, menewaskan seorang wanita dan anak-anak serta melukai beberapa orang, kata sumber itu.

    Artileri Israel juga menembaki bagian timur dan utara kamp Bureij dan Nuseirat, namun belum ada informasi mengenai korban jiwa.

    Lima belas orang juga kehilangan nyawa dan beberapa lainnya terluka, termasuk anak-anak, dalam serangan udara terhadap sebuah rumah di kota utara Jabalia, kata sumber medis lainnya.

    Saksi mata mengatakan pasukan Israel terus meledakkan rumah dan bangunan tempat tinggal di Beit Lahia dan Jabalia di Gaza utara.

    Di Gaza selatan, beberapa orang terluka dalam serangan udara terhadap sebuah rumah di daerah al-Fukhari di timur Khan Younis.

    Tentara Israel terus melancarkan perang genosida di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45.500 korban, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Dewan Keamanan PBB sudah menerbitka resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera namun tak digubris Israel.

    Pada bulan November, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan adi Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional karena perangnya di wilayah kantong tersebut.

     

  • Tahun Baru, Warga Turki Gelar Aksi Solidaritas untuk Palestina

    Tahun Baru, Warga Turki Gelar Aksi Solidaritas untuk Palestina

    Jakarta, CNN Indonesia

    Ribuan warga turun ke Jembatan Galatin di Istanbul, Turki pada hari pertama tahun baru, Rabu (1/1).

    Aksi ini dilakukan oleh 308 organisasi sipil Truki dan menyerukan aksi solidaritas terhadap Palestina.

    Mereka membawa atribut seperti bendera Palestina dan memakai Kaffiyeh, simbol nasionalisme Palestina.

    Agresi Israel ke Gaza telah berlangsung selama 15 bulan dan menewaskan setidaknya 45 ribu warga Palestina.

  • ‘Digusur’ Hizbullah, Pemukim Israel Utara Akan Diminta Balik, Dijanjikan Rp66 Juta Per Kepala – Halaman all

    ‘Digusur’ Hizbullah, Pemukim Israel Utara Akan Diminta Balik, Dijanjikan Rp66 Juta Per Kepala – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Para pemukim di Israel utara yang mengungsi karena serangan Hizbullah akan diminta kembali ke rumah masing-masing.

    Sejak perang di Jalur Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2024, Hizbullah mulai rajin menyerang Israel utara sebagai bentuk dukungan kepada warga Palestina di Gaza yang diinvasi Israel.

    Adapun saat ini Israel dan Hizbullah sedang memberlakukan gencatan senjata selama 60 hari.

    Surat kabar Israel Hayom pada hari Selasa, (31/12/2024), menyebut pemerintah Israel telah mengungkapkan rencana untuk mengembalikan para pemukim itu.

    Mereka akan mulai dikembalikan ke rumah masing-masing apa akhir Februari 2025 ketika gencatan itu berakhir dan jika situasi keamanan memungkinkan.

    Dikutip dari The Cradle, saat ini ada sekitar 60.000 pemukim Israel yang mengungsi dari pemukiman di dekat perbatasan Israel-Lebanon. Mereka lari menyelamatkan diri dari serangan roket, rudal, dan drone Hizbullah.

    Asap membumbung di Kota Safed, Israel Utara, setelah kota itu dibombardir Hizbullah. (Khaberni/HO)

    Meski sudah ada pengumuman gencatan senjata lima minggu lalu, media Israel menyebut baru seperempat pemukim yang kembali ke Israel utara.

    Jumlah yang kembali ke pemukiman dekat pagar perbatasan lebih sedikit lagi. Adapun di pemukiman Metula baru ada 20 pemukim yang kembali.

    Karena hanya sedikit yang ingin kembali, pemerintah Israel memutuskan memberikan bantuan bagi pemukim yang bersedia balik.

    Pertama, setiap keluarga akan menerima 15.000 shekel atau sekitar Rp66 juta sebagai kompensasi atas kerusakan rumah mereka akibat perang.

    Kedua, setiap orang dewasa akan menerima Rp66 juta, lalu setiap anak akan menerima Rp35,6 juta.

    Sejak perang meletus, keluarga pengungsi mendapat bantuan akomodasi tinggal di hotel-hotel.

    Keluarga yang anak-anaknya berada di sekolah dan enggan kembali ke rumah hingga tahun ajaran rampung akan terus menerima bantuan tempat tinggal.

    Adapun keluarga yang tinggal di tiga pemukiman dekat perbatasan, yakni Metula, Manara, dan Avivim, akan tetap tinggal di luar area itu hingga infrastruktur diperbaiki dan layanan setempat dipulihkan.

    Di sisi lain, kemungkinan berlanjutnya pertempuran antara Israel dan Hizbullah sesudah gencatan senjata membuat para pemukim enggan bergegas kembali ke rumah.

    “Mereka tidak berbicara kepada kami. Kami bahkan tidak tahun apa sedang terjadi,” kata salah satu pemukim.

    Ribuan bangunan dihancurkan Hizbullah

    Pada bulan November 2023 surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan ada lebih dari 9.000 bangunan dan 7.000 kendaraan di Israel utara yang rusak atau dihancurkan Hizbullah.

    “Hampir tidak ada bangunan yang tidak memerlukan renovasi atau penghancuran dan pembangunan kembali,” kata media itu.

    “Sekitar 140 juta shekel telah dibayarkan untuk kompensasi atas kerusakan.”

    Di samping itu, media tersebut juga mengatakan ada banyak korban luka di utara yang belum dilaporkan karena korban sedang dievakuasi atau karena korban berada di area yang tidak bisa dimasuki.

    Kiryat Shmona, Manara, Shtula, Zarit, Nahariya, dan Shlomi menjadi kota dan pemukiman yang terdampak paling parah. Sebagian besar kerusakan terjadi pada bangunan tempat tinggal.

    Yedioth Ahronoth menyebut kerusakan di Israel utara tidak terdokumentasi dengan baik dan “diselimuti kabut tebal”.

    Wali Kota Kiryat Shmona, Avichai Stern, menyebut kerusakan di daerahnya bahkan sampai “tidak terbayangkan”.

    Dia menyebut setiap rumah di Kiryat Shmona memerlukan renovasi yang menelan waktu hingga berbulan-bulan. Bangunan masyarakat juga rusak. Renovasi sekolah memerlukan waktu sekitar 4 bulan.

    Sementara itu, Moshe Davidovitz yang menjadi Ketua Forum Pemukiman di Jalur Konflik mengatakan pemerintah Israel tak punya bayangan tentang seberapa besar kerusakan di sana.

    “Negara Israel tak punya ide tentarang seberapa besar kerusakannya dan apa yang yang harus diselesaikan dan dilakukan setelah perang,” kata Davidovitz.

    (Tribunnews/Febri)

  • Jokowi Pemimpin Korup Versi OCCRP, Haidar Alwi: Kejahatan Tak Bisa Dibuktikan dengan Polling

    Jokowi Pemimpin Korup Versi OCCRP, Haidar Alwi: Kejahatan Tak Bisa Dibuktikan dengan Polling

    Jakarta, Beritasatu.com – Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI) R Haidar Alwi memberikan kritikan keras terhadap hasil riset Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang merilis daftar finalis pemimpin yang terlibat dalam kejahatan terorganisasi dan paling korup di dunia, termasuk Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).  

    Menurut Haidar, riset tersebut lemah karena segala bentuk tindak kejahatan tidak dapat dibuktikan dengan polling atau jajak pendapat.

    Dari sejumlah nama yang dirilis OCCRP, Jokowi menjadi salah satu dari lima finalis dengan suara terbanyak tahun ini. Nama-nama yang masuk nominasi dan perolehan suara diusulkan serta berasal dari para pembaca, jurnalis, dewan juri, dan pihak lain dalam jaringan global OCCRP.

    “Pembuktian kejahatan atau pelanggaran hukum adalah melalui persidangan di pengadilan. Bukan melalui polling atau jajak pendapat,” ujar Haidar Alwi kepada wartawan, Rabu (1/1/2025).

    Haidar menegaskan, hingga saat ini tidak ada satu pun putusan pengadilan yang memvonis Jokowi bersalah telah melakukan tindak pidana korupsi. Bahkan, kata dia, tuduhan kejahatan terorganisasi dalam pilpres untuk memenangkan salah satu paslon tidak terbukti di Mahkamah Konstitusi (MK).

    “Jika metodologinya benar, seharusnya dewan juri OCCRP tidak meloloskan usulan nama Jokowi. Sebab, bagaimana bisa memasukkan nama seseorang ke dalam daftar tersebut, sementara tidak ada satu pun putusan pengadilan yang memvonisnya bersalah atas kejahatan yang dituduhkan? Jelas sekali ini merupakan suatu kesalahan nyata,” jelas Haidar.

    Haidar mengatakan, predikat yang disematkan OCCRP terhadap Jokowi hanya usulan yang tidak berdasar dari para pemegang hak suara dalam polling atau jajak pendapat. Menurut dia, hal tersebut dapat merusak reputasi dan nama baik Jokowi di mata masyarakat Indonesia bahkan dunia.

    “OCCRP harus meralat rilisnya dan meminta maaf kepada Jokowi. Jika tidak, OCCRP yang berisi para jurnalis investigasi sama saja dengan mencoreng kredibilitasnya sendiri,” tutur Haidar.

    Selain itu, lanjut Haidar, yang menjadi perhatian adalah tidak masuknya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dalam daftar tersebut. Padahal, kata dia,  Netanyahu selama ini sering dikaitkan dengan berbagai tindakan kejahatan kemanusiaan, terutama terkait kebijakannya terhadap Palestina. Ia menghadapi sejumlah dakwaan pidana, termasuk kasus penipuan, penyalahgunaan kekuasaan, dan korupsi dalam pengadilan domestik Israel.

    “Netanyahu yang sudah diperintahkan untuk ditangkap oleh Pengadilan Kriminal Internasional justru luput dari riset OCCRP. Sedangkan Jokowi yang tanpa vonis kejahatan malah masuk. Ini semakin menunjukkan kelemahan OCCRP dalam melakukan risetnya,” terang Haidar.

    Tak hanya itu, kata Haidar, OCCRP dalam rilis profil organisasinya menyatakan bahwa partner penerbitan mereka di Indonesia adalah Tempo. Menurut Haidar, Tempo dikenal sering menyudutkan Jokowi dengan kritik-kritik yang dianggap tidak proporsional oleh sebagian pihak. “Dari kelemahan-kelemahan yang ada, masyarakat bisa menilai apakah riset OCCRP layak dipercaya atau tidak,” pungkas Haidar.

  • Layanan Kesehatan Gaza Nyaris Hancur Total Akibat Serangan Israel

    Layanan Kesehatan Gaza Nyaris Hancur Total Akibat Serangan Israel

    Tel Aviv

    Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menemukan serangan Israel di Jalur Gaza, Palestina, telah menyebabkan layanan kesehatan hampir hancur total. Laporan kantor hak asasi manusia PBB itu menimbulkan kekhawatiran serius tentang kepatuhan Israel terhadap hukum internasional dan potensi kejahatan perang.

    “Pola serangan mematikan Israel di dan dekat rumah sakit di Gaza, dan pertempuran terkait, mendorong sistem perawatan kesehatan ke ambang kehancuran total, dengan dampak bencana pada akses warga Palestina ke perawatan kesehatan dan medis,” kata kantor hak asasi manusia PBB dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP, Rabu (1/1/2025).

    Laporan setebal 23 halaman berjudul ‘Serangan terhadap rumah sakit selama eskalasi permusuhan di Gaza’ itu berisi peninjauan dari 7 Oktober 2023 hingga 30 Juni 2024. Dalam periode itu, setidaknya ada 136 serangan terhadap 27 rumah sakit dan 12 fasilitas medis lainnya.

    Serangan tersebut menelan korban yang signifikan di kalangan dokter, perawat, petugas medis, dan warga sipil lainnya. Serangan itu juga menyebabkan kerusakan yang signifikan, bahkan ada yang menghancurkan sepenuhnya infrastruktur sipil.

    Laporan tersebut juga mencatat personel medis dan rumah sakit secara khusus dilindungi berdasarkan hukum humaniter internasional. Asalkan, mereka tidak melakukan atau tidak digunakan untuk melakukan tindakan yang merugikan musuh di luar fungsi kemanusiaan mereka.

    Laporan tersebut menemukan klaim berulang Israel bahwa rumah sakit Gaza digunakan secara tidak benar untuk tujuan militer oleh kelompok Hamas adalah ‘tidak jelas’.

    “Sejauh ini, informasi yang tersedia untuk umum tidak memadai untuk mendukung tuduhan ini, yang masih samar dan luas, dan dalam beberapa kasus tampaknya bertentangan dengan informasi yang tersedia untuk umum,” kata laporan tersebut.

    Kantor hak asasi manusia PBB juga mengatakan serangan Israel terhadap rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara pada hari Jumat dan Sabtu lalu mendatangkan ‘kehancuran yang mengerikan’ dan mencerminkan pola serangan yang didokumentasikan dalam laporan tersebut. Laporan tersebut mengatakan serangan terhadap rumah sakit biasanya melibatkan serangan rudal terhadap gedung-gedung rumah sakit, penghancuran fasilitas, penembakan warga sipil, pengepungan, serta pengambilalihan sementara gedung-gedung rumah sakit.

    PBB menyebut serangan militer Israel terhadap kompleks medis Al-Shifa telah membuatnya ‘hancur total’. Tiga kuburan massal kemudian ditemukan di rumah sakit tersebut.

    Beberapa mayat yang ditemukan masih memiliki kateter dan kanula yang terpasang, yang menunjukkan bahwa mereka adalah pasien. Laporan itu juga mengungkap penembakan terhadap perawat di Rumah Sakit Al Awda pada bulan Desember 2023.

    “Seorang perawat sukarelawan di rumah sakit tersebut ditembak mati di dada saat melihat ke luar jendela,” demikian laporan itu.

    Israel berulang kali mengklaim perang di Gaza dilakukan untuk menghancurkan Hamas yang menyerang wilayah mereka pada 7 Oktober 2023. Serangan Hamas itu mengakibatkan 1.208 orang tewas.

    Serangan militer Israel telah menewaskan lebih dari 45.500 orang di Gaza. Sebagian besar dari mereka adalah warga sipil. Serangan Israel juga menyebabkan ratusan ribu orang terluka dan jutaan orang di Gaza terancam kelaparan akut.

    Laporan tersebut mengatakan Israel dengan sengaja mengarahkan serangan terhadap rumah sakit, serangan terhadap warga sipil, dan dengan sengaja melancarkan serangan yang tidak proporsional. Hal itu merupakan kejahatan perang.

    “Beberapa dari tindakan ini, jika dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematis yang ditujukan terhadap penduduk sipil dapat juga merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan,” katanya.

    Laporan tersebut diakhiri dengan seruan untuk investigasi yang kredibel atas insiden yang dirinci dan mengatakan investigasi tersebut harus independen dari sistem peradilan Israel. Israel menolak laporan yang mereka sebut ‘cacat’. dan mengatakan kantor hak asasi PBB memiliki ‘obsesi yang melekat untuk menjelek-jelekkan Israel’. Israel terus beralasan Hamas adalah ‘penyebab utama penderitaan warga sipil di Gaza’.

    “Israel beroperasi sesuai dengan hukum internasional, dan tidak akan pernah menargetkan warga sipil yang tidak bersalah,” kata misi Israel di Jenewa.

    Lihat juga video: Lagi-lagi! Israel Serang Rumah Sakit di Gaza

    (haf/imk)

  • Belum Pulih Pasca Operasi Prostat, Netanyahu Nekat Ikut Voting soal Anggaran di Knesset – Halaman all

    Belum Pulih Pasca Operasi Prostat, Netanyahu Nekat Ikut Voting soal Anggaran di Knesset – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (75) terpaksa meninggalkan rumah sakit untuk berpartisipasi dalam pemungutan suara di Knesset mengenai rancangan undang-undang mengenai anggaran pemerintah.

    Netanyahu menduduki kursinya di Knesset meskipun ada keberatan dari para dokter dalam upaya meloloskan anggaran.

    Koalisi pemerintahannya berhasil memperoleh suara mayoritas dalam voting tersebut.

    “Pemungutan suara itu penting karena Selasa (31/12/2024) adalah hari terakhir tahun pajak 2024. Jika pemungutan suara tidak berhasil, pemerintah harus mencari sumber pendanaan lain untuk menutupi defisit sekitar 10 miliar shekel Israel (2,7 miliar dolar),” lapor Al Jazeera, Selasa.

    Selain itu, jika anggaran tidak disahkan secara penuh pada bulan Maret, hal itu akan memaksa diadakannya pemilu dadakan.

    Perdana Menteri Israel akan kembali ke rumah sakit setelah pemungutan suara dan diperkirakan akan tetap di sana malam ini juga.

    Sebuah klip video mendokumentasikan penampilan pertama Netanyahu setelah menjalani operasi pengangkatan prostat pada Minggu (29/12/2024).

    Sebelumnya, Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan Netanyahu akan tetap berada di rumah sakit untuk observasi dalam beberapa hari mendatang pasca operasi.

    Karena alasan tersebut, ia juga tidak muncul di pengadilan untuk memberikan pernyataan mengenai tuduhan korupsi terhadapnya minggu ini.

    “Prostat Netanyahu berhasil diangkat setelah tumor jinak ditemukan,” lapor Perusahaan Penyiaran Israel, Minggu.

    Selama operasi dan berada di bawah pengaruh bius total, Menteri Kehakiman Yariv Levin menggantikan Netanyahu dalam bertugas, sebelum kekuasaan kembali padanya pasca operasi.

    Jumlah Korban di Jalur Gaza

    Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 45.541 jiwa dan 108.338 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (30/12/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

    Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.

    Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Pemakaman Kenegaraan Jimmy Carter di Katedral Nasional Washington Dilaksanakan 9 Januari 2025 – Halaman all

    Pemakaman Kenegaraan Jimmy Carter di Katedral Nasional Washington Dilaksanakan 9 Januari 2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Upacara pemakaman kenegaraan untuk Presiden Amerika Serikat (AS) ke-39, Jimmy Carter, dijadwalkan akan dilaksanakan pada Kamis (9/1/2025) di Katedral Nasional Washington DC.

    Pemakaman ini akan menjadi momen penting untuk mengenang jasa dan warisan besar yang ditinggalkan Carter, seorang pemimpin yang dikenal karena dedikasinya dalam bidang perdamaian, hak asasi manusia, dan kemanusiaan.

    Carter, yang tercatat sebagai presiden AS dengan usia terpanjang dalam sejarah negara itu, meninggal dunia pada Minggu (29/12/2024) di rumahnya di Plains, Georgia, pada usia 100 tahun.

    Ia meninggal dengan tenang dikelilingi oleh keluarga setelah menjalani perawatan di rumah sejak Februari 2023, Anadolu Ajansi melaporkan.

    Pemakaman kenegaraan di Katedral Nasional Washington ini akan dihadiri oleh pejabat tinggi negara, keluarga, dan rekan-rekan yang telah lama mendampingi Carter.

    Ini akan menjadi kesempatan bagi bangsa Amerika untuk memberikan penghormatan terakhir kepada seorang pemimpin yang telah berbakti pada negara dan dunia.

    Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa 9 Januari 2025 juga akan ditetapkan sebagai Hari Berkabung Nasional untuk menghormati Carter, ABC News melaporkan.

    Dalam pernyataannya, Biden menggambarkan Carter sebagai “orang yang berprinsip, beriman, dan rendah hati” yang memberikan kontribusi besar bagi dunia, terutama dalam hal perdamaian dan kemanusiaan.

    “Jimmy Carter menjalani kehidupan yang tidak diukur dari kata-kata, tetapi dari tindakannya,” imbuh Biden.

    Dia juga menyoroti sumbangsih besar Carter dalam berbagai isu global, termasuk perdamaian, hak-hak sipil, hak asasi manusia, dan pembangunan perumahan untuk tunawisma.

    Selama masa kepresidenannya (1977-1981), Carter dikenal sebagai pejuang hak asasi manusia dan demokrasi global.

    Ia memimpin inisiatif besar seperti Perjanjian Camp David yang mengakhiri perang antara Mesir dan Israel, serta menciptakan lembaga-lembaga internasional yang berfokus pada pemecahan konflik dan pengentasan kemiskinan.

    Selain itu, warisan Carter juga meliputi karya kemanusiaannya melalui Carter Center, yang telah berfokus pada penyelesaian masalah kesehatan global dan pembangunan perumahan bagi tunawisma.

    Biden juga mengenang hubungan pribadi yang telah terjalin lebih dari 50 tahun dengan Carter, menggambarkannya sebagai seorang sahabat yang tulus.

    Carter memberikan dukungan tak tergoyahkan dalam kampanye-kampanye politik Biden, bahkan dalam masa-masa sulit, termasuk saat putranya, Beau Biden, meninggal dunia.

    Ucapan Belasungkawa

    Dirangkum dari Al Jazeera, The Independent, dan CNN, berikut adalah beberapa ucapan belasungkawa dari para pemimpin dunia:

    Presiden AS Joe Biden mengenang Carter sebagai pemimpin yang penuh belas kasih dan kejernihan moral, yang berjuang untuk hak-hak sipil, hak asasi manusia, serta menciptakan perdamaian.
    Wakil Presiden Kamala Harris menyebut Carter dibimbing oleh iman yang mendalam dan menunjukkan kekuatan dalam kesopanan serta kasih sayang.
    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji Carter atas komitmennya terhadap nilai-nilai demokrasi dan dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia.
    Presiden Prancis Emmanuel Macron mengenang Carter sebagai pejuang hak-hak orang rentan dan perdamaian.
    Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengungkapkan duka citanya atas kepergian Carter, yang dikenal melalui Perjanjian Camp David serta pengabdiannya pada masyarakat.
    Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau memuji Carter sebagai pemimpin yang penuh belas kasih, empati, dan kerja keras.
    Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menghormati Carter sebagai pembawa perdamaian dan pejuang hak asasi manusia.
    Kepala Operasi Angkatan Laut AS Laksamana Lisa Franchetti menyampaikan penghormatan kepada Carter yang juga pernah menjabat sebagai perwira angkatan laut.
    Para mantan presiden AS juga memberikan penghormatan.

    Bill Clinton mengenang Carter sebagai seorang yang bekerja keras untuk dunia yang lebih baik.

    Sementara Barack Obama memuji Carter yang mengajarkan arti hidup dengan martabat dan keadilan.

    George W Bush menghargai dedikasi Carter untuk perdamaian dan hak asasi manusia.

    Donald Trump mengakui kontribusi Carter meskipun ada perbedaan pandangan politik antara mereka.

    lihat foto
    Jimmy Carter di ulang tahunnya yang ke-90

    Masa Kepresidenan yang Bergejolak

    Walau masa kepresidenan Jimmy Carter penuh tantangan, termasuk krisis sandera di Iran dan kesulitan ekonomi dalam negeri, ia tetap dikenang sebagai seorang pemimpin yang berupaya keras menciptakan perdamaian.

    Selain itu, Carter juga dikenal karena komitmennya untuk memajukan hak asasi manusia dan memperjuangkan kebebasan di seluruh dunia.

    Carter meninggalkan jejak yang mendalam melalui upaya-upaya kemanusiaan dan diplomatiknya, termasuk perjanjian damai Camp David antara Mesir dan Israel pada 1978, meski masa jabatannya sebagai presiden hanya berlangsung satu periode,

    Ia juga meraih Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2002 atas kerja The Carter Center yang memerangi penyakit dan mempromosikan pemilihan umum yang bebas dan adil.

    Di luar politik, Carter dikenal dengan dedikasinya dalam membangun rumah bersama Habitat for Humanity, yang mencerminkan pengabdiannya terhadap masyarakat.

    Peran Carter dalam mediasi perdamaian, termasuk peranannya dalam Perjanjian Camp David dan upayanya dalam menciptakan perdamaian di Timur Tengah, terus dikenang oleh banyak pemimpin dunia.

    Carter tetap teguh dengan posisinya tentang hak-hak Palestina dan keadilan global.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Lembaga HAM Euro-Med: Tentara Israel Paksa Suster RS Kamal Adwan Lepas Jilbab dan Baju  – Halaman all

    Lembaga HAM Euro-Med: Tentara Israel Paksa Suster RS Kamal Adwan Lepas Jilbab dan Baju  – Halaman all

    Lembaga HAM Euro-Med: Tentara Israel Paksa Suster RS Kamal Adwan Lepas Jilbab dan Baju 

     

    TRIBUNNEWS.COM – Kesaksian terkini yang dikumpulkan oleh Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Med, mengungkap pelanggaran berat yang dilakukan oleh Pasukan Pendudukan Israel (IDF) terhadap warga sipil selama serangannya ke Rumah Sakit Kamal Adwan dan daerah sekitarnya di Gaza utara.

    “Catatan-catatan dari kesaksian ke Euro-Med ini merinci pelanggaran berat, termasuk pembunuhan yang ditargetkan, eksekusi di luar hukum, serta serangan seksual dan fisik terhadap wanita dan anak perempuan di kalangan staf medis dan warga sipil yang mengungsi,” kata laporan RNTV, Selasa (31/12/2024).

    Seperti diketahui, pada Jumat pekan lalu, pasukan infanteri dan lapis baja Israel menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan dan sekitarnya setelah pengepungan brutal selama berminggu-minggu.

    Pengepungan ini berhias serangan artileri dan udara yang menargetkan personel medis rumah sakit.

    Serangan tersebut juga sangat mengganggu kemampuan rumah sakit untuk beroperasi dengan merusak peralatan penting seperti generator listrik dan fasilitas produksi oksigen.

    Aksi Mengerikan Pasukan IDF, Pasien Pun Dieksekusi

    Menurut keterangan saksi mata yang didokumentasikan oleh tim lapangan Euro-Med Monitor, serangkaian tindakan mengerikan terjadi selama serangan IDF.

    Kesaksian menunjukkan kalau pasukan IDF meledakkan robot peledak di dekat rumah-rumah penduduk, yang menyebabkan rumah-rumah tersebut runtuh dan mengakibatkan korban sipil.

    Tentara IDF dilaporkan mengeksekusi warga sipil di tempat, termasuk beberapa yang terluka atau memegang bendera putih.

    Pasukan pendudukan Israel menahan banyak perempuan dan anak perempuan, memperlakukan mereka dengan sangat buruk, yang merupakan pelecehan seksual dan perlakuan yang merendahkan martabat mereka.

    Perlakuan ini termasuk pemukulan fisik dan pemaksaan melepas jilbab dan pakaian.

    Dalam eskalasi lebih lanjut, IDF secara paksa mengevakuasi warga sipil dari daerah tersebut, memaksa mereka melarikan diri dari Gaza utara.

    Selama operasi ini, beberapa orang, termasuk tenaga medis seperti Dr. Hussam Abu Safiya, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, dan jurnalis Islam Ahmed, diculik.

    Seorang saksi, yang diidentifikasi sebagai “AA,” seorang paramedis sukarelawan berusia 41 tahun, menceritakan pengalaman mengerikannya. 

    “Saya seorang paramedis sukarelawan. Saya tinggal di sebuah rumah dekat Rumah Sakit Kamal Adwan (rumah residen) bersama 11 warga sipil. Sekitar pukul 12.30 dini hari pada hari Jumat, kami mendengar suara kendaraan di pintu,” kata AA.

    “Saya memberi tahu mereka yang bersama saya bahwa sepertinya tentara Israel sedang menempatkan robot peledak. Saat melihat ke luar jendela, saya melihat beberapa robot di depan rumah-rumah di daerah tersebut.”

    Ia melanjutkan, “Kami meninggalkan rumah kami dan pindah ke rumah lain di dekatnya, berharap dapat selamat dari ledakan tersebut. Sekitar setengah jam kemudian, robot-robot itu mulai meledak. Suaranya sangat keras dan mengerikan, seperti bom nuklir mini.”

    “Saat itu, seorang pemuda yang telah mencapai rumah lain di daerah tersebut memberi tahu kami bahwa tempat mereka berlindung telah dibom, melukai beberapa orang. Saya bergegas bersama yang lain untuk membantu, tetapi saat kami mendekati rumah tersebut, sebuah pesawat Israel menembakkan rudal lagi ke rumah tersebut.”

    “Kami berhasil mengevakuasi salah satu yang terluka dan menemukan satu orang tewas. Namun, kami juga terluka dalam proses tersebut. Pada saat itu, kami mendengar teriakan dari rumah di dekatnya yang juga terkena bom. Kami berada dalam kondisi yang mengerikan, terluka, dan tidak dapat memberikan pertolongan.”

    “Kemudian, tentara Israel mengirim seorang warga sipil (seorang tahanan Palestina) untuk memberi tahu kami agar menyerah,” kenang AA.

    “Kami mengaku sebagai warga sipil dan mengibarkan bendera putih. Mereka membawa kami ke area terbuka dekat pemakaman, tempat kami dipaksa untuk menanggalkan pakaian hingga hanya mengenakan pakaian dalam dan berdiri dalam udara dingin yang menusuk. Ketika anak dengan gangguan psikologis itu keluar, ia berlari ke arah tank Israel.”

    “Saya memanggilnya, tetapi ia tidak menanggapi. Mereka langsung menembaknya hingga tewas. Ada pengangkut personel lapis baja dan tank di area tersebut. Seorang tentara memerintahkan kami untuk berkumpul di tempat tertentu. Di antara kami ada lima orang yang terluka yang dipaksa berjalan di depan tank. Tiba-tiba, mereka ditembak mati tanpa diinterogasi.”

    Ia menyimpulkan dengan mengatakan, “Kami kemudian diperintahkan untuk berhenti di dekat tank, dan saya pikir tank itu akan menghancurkan kami. Setelah beberapa saat, mereka membawa kami ke daerah Al-Fakhoura, di mana mereka membiarkan kami terekspos dan hampir telanjang hingga pukul 8:00 malam.”

    ” Kami berjumlah sekitar 300 orang, dan mereka menahan beberapa di antara kami. Selama waktu ini, seorang petugas melepaskan tembakan di atas kepala kami dan memerintahkan kami untuk menuju Jabalia. Pesawat nirawak terbang di atas kepala hingga kami tiba.”

    Paksa Suster Lepas Jilbab dan Pakaian

    Selain itu, Euro-Med Monitor melaporkan kesaksian dari para perawat, pasien, dan pendamping mereka di Rumah Sakit Kamal Adwan, yang merinci tindakan yang merupakan kekerasan seksual.

    Tentara IDF dilaporkan memaksa perempuan dan anak perempuan untuk menelanjangi diri di bawah ancaman dan pelecehan verbal.

    Beberapa korban menceritakan pengalaman pelecehan seksual.

    Seorang perawat menceritakan, “Seorang tentara memaksa seorang perawat untuk melepas celananya, lalu meletakkan tangannya di atasnya. Ketika perawat itu mencoba melawan, tentara itu memukulnya dengan keras di wajah, menyebabkan hidungnya berdarah.”

    Korban lain menceritakan bagaimana seorang tentara mengancam seorang wanita dalam kelompoknya, “Take it off (Lepaskan), atau kami akan memaksamu melepaskannya.”

    Dalam insiden terpisah, seorang tentara merobek pakaian seorang wanita setelah ia menolak melepas jilbabnya, sehingga dadanya terlihat.

    Seorang korban menceritakan cobaan yang dialaminya, mengatakan bahwa ia ditarik oleh seorang tentara yang memaksanya untuk melawannya, sambil bersikeras, “Lepaskan sekarang,” sambil melontarkan komentar-komentar cabul.

    “Para tentara memerintahkan kami untuk melepas jilbab, tetapi kami menolak,” kata seorang staf rumah sakit kepada Euro-Med Monitor.

    “Mereka kemudian meminta gadis-gadis di bawah usia 20 tahun untuk melepas jilbab mereka, tetapi mereka juga menolak. Para tentara memutuskan untuk menghukum kami dengan mengambil dua wanita sekaligus dan memaksa mereka untuk mengangkat pakaian dan menurunkan celana mereka di bawah ancaman dan paksaan.”

    Serangan itu juga mengakibatkan kerusakan dan pembakaran sebagian besar bagian Rumah Sakit Kamal Adwan akibat penembakan.

    Laporan awal menunjukkan bahwa beberapa anggota staf tewas saat mencoba memadamkan api di salah satu bagian rumah sakit, yang kini tidak dapat dioperasikan lagi.