Negara: Palestina

  • Israel Bombardir Gaza 24 Jam, Gencatan Senjata Tak Ngaruh

    Israel Bombardir Gaza 24 Jam, Gencatan Senjata Tak Ngaruh

    Jakarta, CNBC Indonesia – Serangan militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 70 orang selama 24 jam terakhir. Petugas medis Palestina melaporkan jumlah korban tewas akibat serangan di Gaza kini menjadi 70 orang, saat para mediator meluncurkan gencatan senjata baru di Qatar, Sabtu (4/1/2025).

    Melansir Reuters, para mediator meluncurkan upaya gencatan senjata baru untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 15 bulan.

    Warga dan petugas medis mengatakan sedikitnya 17 orang berada di rumah keluarga Al-Ghoula saat serangan udara terjadi dini hari, yang menghancurkan bangunan tersebut.

    “Sekitar pukul 2 pagi kami terbangun oleh suara ledakan besar,” kata Ahmed Ayyan, seorang tetangga, seraya menambahkan bahwa 14 atau 15 orang telah tinggal di rumah tersebut.

    “Sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, mereka semua warga sipil, tidak ada seorang pun di sana yang menembakkan rudal, atau dari pihak perlawanan,” kata Ayyan kepada Reuters.

    Orang-orang menyisir puing-puing untuk mencari kemungkinan korban selamat yang terjebak di bawah puing-puing. Petugas medis mengatakan beberapa anak termasuk di antara mereka yang tewas. Beberapa api dan jejak asap terus mengepul dari perabotan yang terbakar di reruntuhan beberapa jam setelah serangan.

    Sayangnya, belum ada komentar langsung dari pihak militer Israel mengenai insiden tersebut.

    Selain itu, ada pula serangan lain terhadap sebuah rumah di Kota Gaza yang menewaskan lima orang pada Sabtu malam (4/1), kata Dinas Darurat Sipil Palestina. Menurutnya, ada 10 orang lainnya dikhawatirkan terjebak di bawah reruntuhan.

    Militer Israel sebelumnya mengatakan pasukannya telah melanjutkan operasi mereka minggu ini di kota Beit Hanoun di tepi utara daerah kantong itu, tempat tentara telah beroperasi selama tiga bulan, dan telah menghancurkan kompleks militer yang telah digunakan oleh Hamas.

    Setidaknya enam warga Palestina lainnya tewas dalam serangan Israel di Jabalia di utara dan dekat kota Deir Al-Balah, kata petugas medis.

    Kematian pada hari Sabtu membuat jumlah korban tewas menjadi 70 sejak Jumat, kata pejabat kesehatan Palestina.

    Gencatan Senjata Masih Berlangsung

    Dorongan baru sedang dilakukan untuk mencapai gencatan senjata dalam perang antara Israel dan Hamas serta memulangkan sandera Israel sebelum Presiden terpilih AS Donald Trump menjabat pada tanggal 20 Januari.

    Mediator Israel dikirim untuk melanjutkan pembicaraan di Doha yang ditengahi oleh mediator Qatar dan Mesir, dan pemerintahan Presiden AS Joe Biden, yang membantu menengahi pembicaraan, mendesak Hamas pada hari Jumat untuk menyetujui kesepakatan.

    Hamas mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mencapai kesepakatan sesegera mungkin, tetapi tidak jelas seberapa dekat kedua belah pihak.

    Kelompok bersenjata itu merilis sebuah video pada hari Sabtu yang memperlihatkan sandera Israel Liri Albag yang menurut media lokal adalah seorang tentara. Mereka mendesak Israel untuk berbuat lebih banyak untuk mengamankan pembebasan para sandera.

    Dia mengatakan hidup mereka dalam bahaya karena aksi militer Israel di Gaza. Keluarga Albag mengatakan video itu telah mencabik-cabik.

    “Ini bukan putri dan saudara perempuan yang kita kenal. Tekanan psikologisnya yang parah terlihat jelas,” kata sebuah pernyataan keluarga, menyerukan kepada pemerintah Israel dan para pemimpin dunia untuk tidak melewatkan kesempatan untuk membawa kembali semua sandera yang tersisa hidup-hidup.

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dalam menanggapi video itu bahwa Israel terus bekerja tanpa lelah untuk membawa pulang para sandera. “Siapa pun yang berani menyakiti sandera kami akan bertanggung jawab penuh atas tindakan mereka,” katanya.

    Israel melancarkan serangannya ke Gaza sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, di mana militan menyerbu komunitas perbatasan dari Gaza, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut penghitungan Israel.

    Kampanye militernya, dengan tujuan yang dinyatakan untuk membasmi Hamas, telah meratakan sebagian besar wilayah kantong itu, mengusir sebagian besar orang dari rumah mereka, dan telah menewaskan 45.717 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan Gaza.

    (fab/fab)

  • Drakor When The Phone Rings Dikecam karena Singgung Konflik Palestina dan Israel, Netizen: Propaganda Zionis

    Drakor When The Phone Rings Dikecam karena Singgung Konflik Palestina dan Israel, Netizen: Propaganda Zionis

    Jakarta, Beritasatucom – Drama Korea (drakor) populer When The Phone Rings mendapat kecaman tajam setelah menayangkan episode terakhirnya pada Sabtu, (4/1/2024).  Kontroversi episode 12 ini bermula dari sebuah adegan di mana karakter Na Yu Ri (diperankan oleh Jang Gyu Ri) melaporkan tentang insiden yang melibatkan dua negara fiksi, “Paltima” dan “Izmael,” yang dengan cepat diidentifikasi oleh penonton sebagai alusi terhadap Palestina dan Israel.

    “Serangan udara Paltima berlangsung di Izmael di mana warga negara Korea diculik oleh militan bersenjata,” sebut karakter Na Yu Ri dalam episode tersebut. 

    Penggambaran konflik fiksi ini memicu kemarahan di dunia maya, dengan banyak penonton di dalam negeri dan luar negeri mengkritik acara tersebut karena dinilai salah menggambarkan situasi Israel-Palestina. Netizen yang mengkritik berpendapat bahwa acara ini memutarbalikkan peran pihak-pihak yang terlibat dalam serangan udara yang terjadi di dunia nyata, dan menyebutnya sebagai upaya untuk menyebarkan propaganda Zionis. 

    Salah satu adegan di episode terakhir When the Phone Rings dikritik karena menyinggung konflik Palestina dan Israel. – (When The Phone Rings/Screencapture)

    “Sengaja banget zionis menyimpan adegan ini di episode terakhir karena kalau ditaruh di tengah sudah langsung diboikot,” sindir pemilik akun X @tanyarlfes yang dikutip Beritasatu.com, Minggu (5/1/2025). 

     “Licik banget, mereka sengaja nyimpen di episode akhir.  Padahal kata yang baca novel atau webtoon-nya enggak ada tuh nyinggung-nyinggung soal ini,” tulis pemilik akun X @nonoyoourbabe. 

    “Kenapa harus nyenggol Palestina sish,mereka udah kesakitan di sana,tanahnya diambil warga sipilnya disakiti banyak anak kecil yang gak berdosa dibunuh,” ungkap pemilik akun X @beauty960205. 

    Sementara Koreaboo menyebutkan penggunaan penderitaan nyata masyarakat di Timur Tengah hanya sebagai titik plot juga membuat penonton merasa tidak nyaman. Kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia yang telah berlangsung di Gaza, yang selama lebih dari setahun mengalami serangan udara brutal oleh Israel, menjadi sorotan. 

    Pengadilan Internasional (ICJ) dan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengungkapkan kekhawatiran tentang tindakan Israel di Gaza, dengan ICJ menyatakan bahwa situasi ini bisa jadi merupakan genosida.

    “Penonton merasa terganggu dengan apa yang mereka anggap sebagai penggunaan penderitaan nyata rakyat Timur Tengah hanya untuk kepentingan alur cerita. Sebagian dari mereka bahkan menyerukan untuk memboikot acara tersebut,” tulis Koreaboo. 

     

  • Pengadilan Brasil Perintahkan Selidiki Tentara Israel soal Kejahatan di Gaza

    Pengadilan Brasil Perintahkan Selidiki Tentara Israel soal Kejahatan di Gaza

    Brasilia

    Pengadilan Brasil memerintahkan kepada pihak kepolisian untuk menyelidiki seorang tentara Israel. Penyelidikan ini terkait dengan tuduhan kejahatan perang di Gaza yang dilakukan tentara tersebut.

    Dilansir Anadolu, Minggu (5/1), kelompok sipil, Hind Rajab Foundation (HRF) menuduh tentara ini ikut serta dalam kampanye genosida Israel terhadap warga Palestina dengan menghancurkan rumah warga sipil di Gaza. Tentara ini disinyalir sedang berada di Brasil sebagai turis.

    “Orang ini secara aktif berkontribusi terhadap penghancuran rumah dan mata pencaharian,” kata pengacara HRF, Maira Pinheiro. Pinheiro mengutip bukti video dan foto yang menjadi bukti kejahatan perang oleh tentara Israel di Gaza.

    HRF menyerukan penangkapan tentara Israel itu. Pengadilan Brasil dengan mengacu pada Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana Brazil, memerintahkan tindakan investigasi segera terkait tentara Israel tersebut. Ini adalah peristiwa bersejarah.

    “Ini adalah momen bersejarah,” kata ketua HRF Dyab Abou Jahjah.

    “Ini menjadi preseden yang kuat untuk meminta pertanggungjawaban para penjahat perang,” lanjutnya.

    (isa/isa)

  • Pengadilan Brasil Perintahkan Selidiki Kejahatan Perang Israel di Gaza

    Pengadilan Brasil Perintahkan Selidiki Kejahatan Perang Israel di Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok sipil Hind Rajab Foundation (HRF) menyebut langkah bersejarah telah ditunjukkan Pengadilan Brazil pada pekan ini., Jumat (3/1).

    Pengadilan Brazil memerintahkan polisi untuk menyelidiki seorang tentara Israel yang diduga terlibat kejahatan perang di Gaza, Palestina.

    Langkah bersejarah itu bermula dari pengaduan yang dilayangkan HRF ke pengadilan Brazil.

    Dalam keterangannya, seperti dikutip dari Anadolu, HRF menuduh seorang tentara Israel–yang saat ini sedang jadi turis di Brazil– telah terlibat dalam penghancuran rumah-rumah warga sipil sebagai bagian dari aksi genosida zionis.

    “Orang ini secara aktif berkontribusi terhadap penghancuran rumah-rumah dan mata pencaharian warga,” kata pengacara HRF, Maira Pinheiro.

    Dia pun mengutip rekaman-rekaman video dan foto-foto yang menjadi bukti atas tindakan-tindakan tentara Isrel itu di Gaza.

    Pengadilan yang mengacu pada Kode Prosedur Pidana Brazil kemudian memerintahkan tindakan investigasi mendesak terhadap tentara Israel yang sedang berada di Negeri Samba itu. Ketua HRF Dyad Abou Jahjah keputusan pengadilan itu menandai momen bersejarah di mana sebuah negara penandatangan Statuta Roma melaksanakan ketentuan tersebut di tingkat domestik.

    “Ini adalah momen bersejarah. Ini menciptakan preseden yang kuat untuk menuntut pertanggungjawaban para pelaku kejahatan perang,” ujar Jahjah.

    HRF adalah organisasi yang memperjuangkan keadilan, HAM, dan akuntabilitas atas pelanggaran hukum internasional, khususnya dalam konteks konflik bersenjata dan dugaan kejahatan perang.

    Sebelumnya didampingi HRF, keluarga korban diduga aksi tentara Israel tersebut mencari keadilan ke Pengadilan Federal Distrik Federal Brazil. HRF meminta penangkapan segera terhadap tersangka, dengan alasan adanya risiko melarikan diri dari Brazil dan kemungkinan manipulasi bukti.

    (kid)

    [Gambas:Video CNN]

  • Israel Serang Fasilitas Kesehatan di Jalur Gaza, PBB Gelar Pertemuan Khusus – Halaman all

    Israel Serang Fasilitas Kesehatan di Jalur Gaza, PBB Gelar Pertemuan Khusus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan untuk membahas serangan Israel terhadap fasilitas kesehatan di Jalur Gaza.

    Pertemuan ini diadakan atas undangan Algeria, yang saat ini menjabat sebagai presiden Dewan Keamanan PBB.

    Dewan Keamanan PBB mendengarkan kesaksian dari berbagai narasumber, termasuk Komisaris Hak Asasi Manusia PBB dan perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Tepi Barat dan Gaza, serta Dr. Tania Haj Hassan, seorang dokter dari Masyarakat Bantuan Medis Palestina.

    Bencana Hak Asasi Manusia

    Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, menyatakan bahwa “bencana hak asasi manusia terus berlanjut di Gaza di hadapan mata dunia.” Ia menyoroti bahwa metode peperangan Israel telah menyebabkan kematian puluhan ribu orang serta pengungsian massal, yang menimbulkan kekhawatiran besar mengenai kepatuhan terhadap hukum internasional.

    Dalam laporannya, Turk merujuk pada pola serangan yang menargetkan rumah sakit, di mana serangan udara Israel diikuti oleh serangan darat, yang mengakibatkan penahanan pasien dan karyawan.

    “Sengaja melancarkan serangan terhadap rumah sakit merupakan kejahatan perang,” tambahnya.

    Kondisi Fasilitas Kesehatan

    Perwakilan WHO, Rick Pepperkorn, mengungkapkan bahwa sekitar 7 persen populasi Jalur Gaza telah terbunuh atau terluka sejak Oktober 2023.

    “Hanya 16 dari 36 rumah sakit di Gaza yang masih beroperasi sebagian, dengan kapasitas tempat tidur yang jauh di bawah kebutuhan,” kata Pepperkorn.

    Ia juga mencatat bahwa lebih dari 12.000 pasien membutuhkan perawatan darurat dan harus dipindahkan ke luar Jalur Gaza.

    Namun, jika laju evakuasi medis tidak meningkat, diperkirakan akan memakan waktu 5-10 tahun untuk mengevakuasi mereka.

    WHO menghadapi banyak hambatan dalam menyediakan pasokan medis akibat serangan yang terus berlangsung.

    Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah kematian warga Palestina telah meningkat menjadi lebih dari 45.658 jiwa, dengan 108.583 lainnya terluka sejak 7 Oktober 2023.

    Di sisi lain, terdapat 1.147 kematian di wilayah Israel akibat konflik ini.

    Israel memulai serangan di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, sebagai respons terhadap pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa.

    Saat ini, Israel mengeklaim ada 101 sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza setelah pertukaran sandera yang terjadi pada akhir November 2023.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Israel Kurangi Bantuan untuk Gaza, Apa Dampaknya? – Halaman all

    Israel Kurangi Bantuan untuk Gaza, Apa Dampaknya? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM Israel berencana untuk mengurangi pasokan bantuan kemanusiaan kepada warga Jalur Gaza yang sudah terpuruk akibat konflik berkepanjangan.

    Rencana ini akan mulai diberlakukan setelah Donald Trump dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

    Israel saat ini masih mendistribusikan bantuan sesuai kebijakan Presiden Joe Biden.

    Jika keputusan untuk mengurangi pasokan bantuan diambil, Israel akan berkoordinasi dengan pemerintahan baru, tetapi dengan pemahaman bahwa Hamas akan tetap berkuasa di Gaza.

    Israel sebelumnya juga mempertimbangkan untuk menggunakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) atau perusahaan swasta untuk mengambil alih distribusi makanan kepada warga Palestina.

    Menurut Koordinator Kegiatan Pemerintah Israel di Wilayah (COGAT), hingga 30 Desember 2024, Israel telah memfasilitasi pengiriman 1.262.106 ton bantuan ke Jalur Gaza, menggunakan 63.416 truk dan 10.272 palet.

    Pembicaraan Gencatan Senjata

    Sementara itu, delegasi Israel tiba di Doha, Qatar pada Jumat (3/1/2025) untuk melanjutkan pembicaraan mengenai gencatan senjata dengan Hamas.

    Hamas menegaskan keseriusannya untuk mencapai kesepakatan yang mencakup penarikan pasukan Israel dari Gaza dan pemulangan para pengungsi.

    Meskipun negosiasi resmi menemui jalan buntu selama berbulan-bulan, sumber diplomatik yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada CNN bahwa kesepakatan yang sedang dibahas mirip dengan proposal yang diajukan oleh Biden pada awal tahun 2024.

    Usulan tersebut mencakup tiga tahap, dengan tahap pertama berlangsung selama enam minggu yang meliputi penarikan pasukan Israel dari wilayah berpenduduk di Gaza dan pembebasan sejumlah sandera sebagai imbalan atas pembebasan ratusan tahanan Palestina.

    Namun, tantangan besar tetap ada.

    Pasukan Israel kemungkinan akan tetap berada di jalur tanah di perbatasan Gaza, yang dikenal sebagai koridor Philadelphia, saat fase pertama kesepakatan dimulai.

    Tuntutan Israel untuk mempertahankan kehadiran pasukan di koridor tersebut dan desakan Hamas untuk mundur menjadi alasan utama kegagalan perundingan sebelumnya.

    Forum Sandera dan Keluarga Hilang yang mewakili keluarga sandera mengapresiasi dimulainya kembali perundingan, namun mendesak agar proses ini tidak ditunda lebih lama lagi.

    “Kita tidak boleh melewatkan kesempatan ini. Ke-100 sandera yang ditawan di terowongan Hamas di Gaza tidak punya waktu untuk menunda perundingan,” ujar forum tersebut.

    Dengan situasi yang semakin kompleks, nasib warga Gaza dan proses perdamaian tetap menjadi perhatian utama di tengah ketegangan yang terus berlanjut.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Serangan Truk di New Orleans AS Jadi Tanda ISIS Kembali?

    Serangan Truk di New Orleans AS Jadi Tanda ISIS Kembali?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kota New Orleans di Amerika Serikat sempat menjadi perhatian usai seorang pengendara bernama Shamsud Din Jabbar menabrakkan truk ke kerumunan warga saat Tahun Baru dan menyebabkan 15 orang meninggal pada Rabu (1/1).

    Di belakang truk yang dikendarai Jabbar ada bendera ISIS terpasang. Tanda ini lantas memicu penyelidikan dan perbincangan kekhawatiran kebangkitan kembali ISIS.

    Biro Investigasi Federal (FBI) juga sedang menyelidiki keterkaitan serangan tersebut dengan ISIS. Lalu apakah insiden truk tabrak massa di New Orleans menjadi salah satu tanda kebangkitan kelompok teror itu?

    ISIS luluh lantak akibat serangan koalisi militer pimpinan Amerika Serikat di Suriah dan Irak beberapa tahun lalu.

    Namun, ISIS tetap melakukan beberapa operasi sembari berupaya membangun kembali dan mengilhami serangan lone wolf (tunggal), seperti yang terjadi di New Orleans.

    “ISIS berusaha membangun kembali kekuatan mereka setelah beberapa tahun mengalami penurunan kemampuan,” demikian menurut komando pusat AS, CENTCOM.

    Penilaian itu berdasarkan 153 serangan ISIS di Suriah dan Iran selama paruh waktu 2024.

    Penjabat Direktur AS untuk Pusat Kontra Terorisme Nasional Brett Holmgren juga mengatakan meski ada tekanan pembasmian kelompok teroris, ISIS tetap menyusun kekuatan.

    “[Mereka] memperbaiki operasi media, dan mulai kembali rencana eksternal,” kata Holmgren pada Oktober 2024, dikutip Reuters.

    Mantan Duta Besar AS untuk Irak dan Turki, Jim Jeffrey, juga mengatakan ISIS sudah lama memotivasi serangan tunggal dalam agenda mereka.

    Selain memakai taktik lone wolf, faktor geopolitik turut membantu dan menguntungkan ISIS. Mereka memanfaatkan kemarahan global atas agresi Israel di Palestina untuk merekrut anggota baru.

    Ribuan tahanan ISIS yang dipenjara di Suriah juga menciptakan peluang baru bagi mereka. Terlebih saat ini, rezim Bashar Al Assad tumbang.

    Salah satu pejabat AS bahkan kian khawatir ISIS akan menguat usai pemerintahan Assad jatuh.

    ISIS juga disebut-sebut akan memanfaatkan transisi kekuasaan di Suriah untuk membangun kembali kemampuan mereka di sana.

    Pada Juli 2024, tim PBB yang memantau aktivitas ISIS juga melaporkan soal “risiko kebangkitan kembali” kelompok itu di Timur Tengah.

    Mereka juga khawatir soal kemampuan afiliasi ISIS yang berbasis di Afghanistan ISIS Khorasan (ISIS-K). Setelah Taliban menguasai negara ini, serangan bom kerap terjadi.

    Taliban padahal sebelumnya berjanji akan memberi keamanan dan menjamin tak ada serangan teroris di Afghanistan.

    Pemerintah Eropa memandang ISIS-K sebagai ancaman teroris eksternal terbesar bagi Eropa.

    ISIS juga terus fokus di wilayah Afrika. Para analisis keamanan mengatakan ISIS di Somalia tumbuh pesat karena banyak pejuang asing yang masuk ke sana.

    Meski demikian pakar studi Timur Tengah dan peneliti senior di Royal United Services Institute for Defence and Security Studies, HA Hellyer, mengatakan kecil kemungkinan ISIS mendapat wilayah yang cukup besar lagi.

    Ia mengatakan ISIS dan aktor non-negara lain terus menimbulkan bahaya karena kemampuan mereka melakukan kekerasan secara acak.

    “Bukan di Suriah atau Irak, tetapi ada tempat lain di Afrika yang mungkin bisa dikontrol secara terbatas untuk sementara waktu,” kata Hellyer.

    Dia lalu berujar, “tetapi saya tak melihat kemungkinan itu, tidak sebagai pertanda kebangkitan yang serius.”

    (isa/dna)

    [Gambas:Video CNN]

  • 59 Orang Tewas Akibat Gempuran Israel di Gaza dalam 24 Jam

    59 Orang Tewas Akibat Gempuran Israel di Gaza dalam 24 Jam

    Gaza City

    Otoritas kesehatan Jalur Gaza, yang dikuasai Hamas, melaporkan sedikitnya 59 orang tewas akibat rentetan gempuran Israel di daerah kantong Palestina itu dalam waktu 24 jam terakhir.

    Tambahan kematian itu, seperti dilansir AFP, Sabtu (4/1/2025), menjadikan total korban tewas akibat perang yang terus berkecamuk antara militan Hamas dan militer Israel bertambah menjadi sedikitnya 45.717 orang.

    Kementerian Kesehatan Gaza juga melaporkan pada Sabtu (4/1) bahwa setidaknya 108.856 orang mengalami luka-luka selama hampir 15 perang berkecamuk di wilayah tersebut.

    Dalam pernyataan terpisah, badan pertahanan sipil Gaza melaporkan sekitar 30 orang tewas dalam pengeboman Israel pada Jumat (3/1) waktu setempat. Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, menyebut beberapa anak termasuk di antara korban tewas.

    “Jumat merupakan hari yang berat bagi warga Gaza, khususnya Gaza City, karena pengeboman Israel yang terus-menerus,” sebutnya saat berbicara kepada AFP.

    Bassal melaporkan sedikitnya tujuh orang tewas dalam serangan Israel yang menghantam area Shujaiya di Gaza City.

    “Mereka telah menghancurkan segala sesuatu yang bergerak di muka Bumi ini, bahkan pepohonan, lalu bagaimana dengan manusia? Ini adalah perang pemusnahan,” ujarnya kepada AFP.

    Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

  • Gebrakan Baru Israel Rugikan Warga Gaza, Berencana Kurangi Pasokan Bantuan saat Trump Berkuasa – Halaman all

    Gebrakan Baru Israel Rugikan Warga Gaza, Berencana Kurangi Pasokan Bantuan saat Trump Berkuasa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gebrakan terbaru Israel bakal membuat warga Gaza yang dilanda perang semakin terpuruk.

    Israel baru-baru ini berencana untuk mengurangi pasokan bantuan kepada warga Gaza.

    Pengurangan aliran bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza ini bakal mulai diberlakukan ketika Donald Trump resmi dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat (AS).

    Hingga hari ini, Israel masih terus mendistribusikan bantuan sesuai keinginan Presiden Joe Biden.

    Namun, pihak Israel mengatakan kebijakan itu dapat berubah setelah Donald Trump dilantik.

    “Sangat diragukan apakah jumlah bantuan yang dibawa ke Gaza hari ini akan sama dengan jumlah yang akan masuk di bawah pemerintahan Trump,” kata sumber politik Israel, dikutip dari The Jerusalem Post.

    Sumber tersebut mengatakan, jika keputusan pengurangan pasokan bantuan itu diambil, maka nantinya Israel akan melakukan koordinasi dengan pemerintah baru.

    Akan tetapi dengan pemahaman, jika situasi di Gaza tidak berubah, Hamas akan tetap berkuasa.

    Israel sebelumnya mempertimbangkan untuk menggunakan IDF atau perusahaan swasta untuk mengambil alih pembagian makanan kepada warga Palestina guna mengambil alih kendali pasokan makanan Gaza dari Hamas.

    Menurut Koordinator Kegiatan Pemerintah Israel di Wilayah (COGAT), hingga 30 Desember 2024, Israel telah memfasilitasi pengiriman 1.262.106 ton bantuan ke Jalur Gaza sejak dimulainya perang.

    COGAT adalah unit Kementerian Pertahanan yang mengawasi pelaksanaan kebijakan sipil pemerintah di Tepi Barat dan Gaza.

    Bantuan ini dibawa ke Gaza dengan 63.416 truk dan 10.272 palet, menurut COGAT.

    Pembicaraan Gencatan Senjata Kembali Digelar

    Delegasi Israel  tiba di Ibu Kota Qatar, Doha, pada Jumat (3/1/2025), untuk melanjutkan pembicaraan mengenai gencatan senjata dengan Hamas.

    Hamas juga mengatakan negosiasi tidak langsung akan dilanjutkan di Doha, Qatar, pada hari Jumat, menekankan “keseriusannya” untuk mencapai kesepakatan.

    Hamas menegaskan keseriusannya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.

    Menurut Hamas, putaran pembicaraan ini akan difokuskan pada kesepakatan yang mengarah pada gencatan senjata penuh, penarikan pasukan Israel dari Gaza, dan pemulangan para pengungsi ke rumah mereka.

    Pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas terus berlanjut meskipun negosiasi resmi menemui jalan buntu selama berbulan-bulan karena pemerintahan Biden mendorong agar kesepakatan dicapai.

    Sumber diplomatik yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada CNN pada bulan Desember, kesepakatan itu secara umum sama dengan proposal yang diajukan oleh Biden pada awal tahun 2024.

    Usulan tiga tahap yang diajukan Biden pada akhir bulan Mei 2024 menggabungkan pembebasan sandera yang ditawan di Gaza dengan “gencatan senjata penuh dan menyeluruh.”

    Tahap pertama akan berlangsung selama enam minggu dan meliputi “penarikan pasukan Israel dari semua wilayah berpenduduk di Gaza” dan “pembebasan sejumlah sandera, termasuk wanita, orang tua, dan yang terluka sebagai imbalan atas pembebasan ratusan tahanan Palestina,” kata presiden AS.

    “Yang berubah adalah pasukan Israel kemungkinan akan tinggal di Gaza untuk sementara waktu, ketika fase pertama kesepakatan dimulai,” kata sumber diplomatik tersebut, dikutip dari CNN.

    Nantinya, para pasukan Israel akan tinggal di jalur tanah di perbatasan Gaza-Mesir, yang disebut koridor Philadelphia, dan di area yang membelah jalur tersebut, yang dikenal sebagai koridor Netzarim.

    Tuntutan Israel agar pasukannya tetap berada di sepanjang koridor Philadelphia – dan desakan Hamas agar mereka mundur – merupakan alasan utama gagalnya perundingan pada bulan Agustus 2024.

    Beberapa bulan kemudian, pada bulan November 2024, Qatar mengumumkan bahwa mereka telah menghentikan perannya sebagai mediator gencatan senjata karena kurangnya kemauan kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan.

    Kedua pihak saling menyalahkan atas macetnya perundingan ketika Hamas mengatakan Israel telah menetapkan “masalah dan persyaratan baru” pada ketentuan kesepakatan dan Netanyahu menuduh Hamas “mengingkari kesepahaman”.

    Namun, sumber-sumber di dalam Hamas dan Israel telah menyuarakan optimisme yang hati-hati pada bulan Desember tentang prospek tercapainya kesepakatan.

    Forum Sandera dan Keluarga Hilang, yang mewakili keluarga sandera, memuji berita tentang dimulainya kembali perundingan, tetapi juga mendesak agar segera dilakukan.

    “Kita tidak boleh melewatkan kesempatan ini! Ke-100 sandera yang ditawan di terowongan Hamas di Gaza tidak punya waktu untuk menunda perundingan,” kata forum tersebut pada hari Kamis.

    (Tribunnews.com/Whiesa)

  • Biden Kirim Senjata ke Israel: Mengabaikan Kritik Internasional – Halaman all

    Biden Kirim Senjata ke Israel: Mengabaikan Kritik Internasional – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berencana untuk memberikan tambahan senjata senilai 8 miliar dollar AS kepada Israel.

    Langkah ini diambil meskipun Biden menghadapi kritik internasional terkait pengiriman senjata ke Israel di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza.

    AS Terus Dukung Israel

    Meskipun adanya protes global yang menuntut embargo senjata terhadap Israel, kebijakan AS tetap konsisten dalam mendukung negara tersebut selama serangan terhadap Gaza.

    Pada Agustus 2024, AS juga telah menyetujui penjualan jet tempur dan peralatan militer lainnya senilai 20 miliar dollar AS kepada Israel.

    Menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), AS menyuplai 69 persen dari impor senjata konvensional utama Israel antara tahun 2019 dan 2023.

    Selain itu, AS memberikan bantuan militer tahunan sebesar 38 miliar dollar AS berdasarkan perjanjian 10 tahun, yang bertujuan untuk mempertahankan keunggulan militer Israel atas negara-negara tetangga.

    Bantuan Militer dan Sistem Pertahanan

    Sebagian dari bantuan tersebut, sekitar 500 juta dollar AS per tahun, dialokasikan untuk program pertahanan rudal, termasuk sistem Iron Dome, Arrow, dan David’s Sling.

    Sistem-sistem ini sangat penting bagi Israel untuk mempertahankan diri dari serangan roket dan pesawat nirawak oleh kelompok bersenjata Palestina di Gaza, serta kelompok bersenjata lain yang didukung oleh Iran di wilayah Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman.

    Setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, Presiden Biden menyatakan bahwa AS akan memberikan bantuan militer tambahan kepada Israel.

    SIPRI melaporkan bahwa AS dengan cepat mengirimkan ribuan bom berpemandu dan rudal ke Israel pada akhir tahun 2023, meskipun total volume impor senjata Israel dari AS pada tahun itu hampir sama dengan tahun sebelumnya.

    Depot Senjata AS di Israel

    Israel juga menjadi lokasi bagi depot senjata besar yang didirikan oleh AS pada tahun 1984, yang berfungsi untuk menyediakan persediaan bagi pasukan AS jika terjadi konflik regional, serta memberikan akses cepat bagi Israel terhadap senjata dalam keadaan darurat.

    Selain itu, Pentagon telah mengirimkan sekitar 300.000 peluru artileri 155mm dari War Reserve Stockpile Ammunition ke Ukraina setelah invasi Rusia, dan amunisi yang ditimbun di depot tersebut juga dilaporkan telah dipasok ke Israel sejak dimulainya perang Gaza.

    Dengan langkah ini, pemerintah AS menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung Israel meskipun kritik internasional terus berdatangan.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).