Negara: Palestina

  • Bus Angkut Warga Israel Ditembaki di Tepi Barat, 3 Orang Tewas

    Bus Angkut Warga Israel Ditembaki di Tepi Barat, 3 Orang Tewas

    “Saat pemeriksaan awal untuk mencari korban, kami menemukan dua perempuan berusia sekitar 60 tahun di dalam kendaraan, tidak sadarkan diri tanpa denyut nadi atau tanpa bernapas, dengan luka tembak,” tuturnya.

    “Sayangnya, setelah pemeriksaan medis, luka-luka mereka tergolong parah dan kami harus menetapkan mereka telah meninggal dunia,” sebut Zruya.

    Militer Israel mengatakan pasukannya telah memasang sejumlah pembatas jalan dan mengepung beberapa kota terdekat untuk menangkap para pelaku penembakan tersebut.

    Belum ada kelompok atau pihak tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut.

    Namun rentetan tindak kekerasan di wilayah Tepi Barat semakin meningkat sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober 2023. Sejak saat itu, menurut data Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 818 warga Palestina tewas dibunuh di Tepi Barat oleh pasukan militer atau pemukim Israel.

    Dalam periode yang sama, rentetan serangan dilakukan warga Palestina terhadap warga Israel di Tepi Barat, yang menurut penghitungan resmi Tel Aviv, telah merenggut 25 nyawa warganya.

    Israel telah menduduki wilayah Tepi Barat sejak penaklukannya dalam perang Arab-Israel tahun 1967 silam. Sekitar 3 juta warga Palestina tinggal di Tepi Barat di bawah kekuasaan militer Israel, dengan Otoritas Palestina mengelola pusat-pusat populasi.

    Lihat Video: Korban Tewas di Gaza Akibat Israel Capai 45 Ribu Orang

    (nvc/idh)

  • Israel Bantah Hamas Serahkan Daftar 34 Nama Sandera untuk Dibebaskan

    Israel Bantah Hamas Serahkan Daftar 34 Nama Sandera untuk Dibebaskan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah Hamas telah menyerahkan daftar nama sandera sebagai bagian negosiasi gencatan senjata.

    Kantor PM Israel menyatakan nama-nama yang beredar merupakan daftar di masa lalu.

    “Hamas belum mengirim daftar apapun,” demikian menurut mereka, dikutip Times of Israel, Sein (6/1).

    Sebelumnya media Arab Saudi, Al Sharq, merilis 34 nama sandera yang akan dibebaskan Hamas dalam negosiasi kesepakatan gencatan senjata di fase pertama.

    Hamas menolak siapa saja dari daftar tersebut yang masih hidup.

    Menurut Al Sharq, anggota Hamas menyatakan akan memakan waktu sekitar seminggu untuk menentukan masing-masing sandera.

    Selama Israel melancarkan agresi ke Palestina, baru sekali mereka dan Hamas sepakat gencatan senjata yakni pada November 2023.

    Saat itu, total 80 sandera Israel dibebaskan dan 240 tawanan Palestina dilepas pemerintahan Netanyahu.

    Dalam serangan dadakan Hamas ke Israel pada Oktober 2023, mereka dilaporkan menangkap sekitar 251 orang.

    (isa/dna)

    [Gambas:Video CNN]

  • Profil Pemain Utama Drakor When The Phone Rings yang Singgung Konflik Palestina-Israel

    Profil Pemain Utama Drakor When The Phone Rings yang Singgung Konflik Palestina-Israel

    Jakarta, Beritasatu.com –  Drama Korea (drakor) When The Phone Rings mencuri perhatian publik, tidak hanya karena alur ceritanya yang mendalam, tetapi juga karena menyinggung konflik Palestina-Israel. Lalu, siapa pemain utama drakor When The Phone Rings?

    Kontroversi episode 12 ini bermula dari sebuah adegan yang menampilkan karakter Na Yu Ri (diperankan oleh Jang Gyu Ri) melaporkan tentang insiden yang melibatkan dua negara fiksi, “Paltima” dan “Izmael” yang dengan cepat diidentifikasi oleh penonton sebagai alusi terhadap Palestina dan Israel.

    “Serangan udara Paltima berlangsung di Izmael di mana warga negara Korea diculik oleh militan bersenjata,” ujar Na Yu Ri dalam episode tersebut.

    Penggambaran konflik fiksi ini memicu kemarahan warganet, dengan banyak penonton di dalam negeri dan luar negeri mengkritik serial drama tersebut karena dinilai salah menggambarkan situasi Israel-Palestina.

    Di balik kontroversinya, para pemain utama drakor When The Phone Rings, Yoo Yeon-seok (memerankan Baek Sa-eon) dan Chae Soo-bin (memerankan Hong Hee-joo), membawa karakter-karakter ini hidup dengan akting yang memukau.

    Sebagai pemeran utama, mereka berhasil membuat drama ini penuh makna. Berikut ini profil pemeran utama drakor When The Phone Rings, Yoo Yeon-seok dan Chae Soo-bin.

    Profil Yoo Yeon-seok
    Yoo Yeon-seok, yang lahir di Seoul pada 11 April 1984, adalah salah satu aktor Korea Selatan yang serba bisa. Ia menempuh pendidikan sarjana dan magister di Universitas Sejong, dengan fokus pada bidang perfilman. Bergabung dengan agensi KingKong by Starship, dia dikenal karena kemampuannya untuk membawakan berbagai genre peran dengan sangat baik.

    Debut Yoo Yeon-seok dimulai pada 2003 dalam film Oldboy sebagai pemeran kecil. Setelah menyelesaikan wajib militernya pada 2007, dia kembali aktif di dunia seni peran. Pada 2008, dia tampil di drama General Hospital 2, yang membuka jalan untuk kariernya di dunia televisi. Penampilannya di film, seperti Re-encounter (2011), Architecture 101 (2012), dan A Werewolf Boy (2012) semakin memperlihatkan bakat aktingnya.

    Titik balik kariernya terjadi pada 2013 melalui peran Chilbong di drama Reply 1994. Kesuksesan drama tersebut menjadikannya salah satu aktor papan atas di Korea. Ia kemudian tampil di berbagai proyek besar, seperti film The Royal Tailor (2014), Perfect Proposal (2015), dan The Beauty Inside (2015). Dia juga pernah menjadi pemeran utama drama Warm and Cozy. Ia juga semakin terkenal berkat aktingnya yang memukau sebagai dokter pada drama Hospital Playlist (2020) dan Dr Romantic (2016).

    Selain di layar kaca dan layar lebar, Yoo Yeon-seok juga aktif dalam teater musikal dan acara varietas, termasuk menjadi pembawa acara Blue Dragon Awards selama lima tahun berturut-turut.

    Dalam drakor When The Phone Rings, Yoo Yeon-seok memerankan karakter yang kompleks dan penuh emosi, beradu akting dengan aktris berbakat, Chae Soo-bin.

    Profil Chae Soo-bin
    Chae Soo-bin, yang memiliki nama lahir Bae Soo-bin, lahir di Anyang-si, Gyeonggi-do pada 10 Juli 1994. Ia dikenal karena pesona wajahnya yang memikat dan kemampuan aktingnya yang luar biasa. Chae Soo-bin adalah lulusan Universitas Konkuk, dengan jurusan teater dan film.

    Chae Soo-bin memulai kariernya pada 2012 di dunia musikal. Namanya mulai dikenal setelah ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang sutradara saat dia sedang berjalan di jalan. Kesempatan itu membawanya ke debut film My Dictator (2014). Sejak itu, kariernya terus berkembang, dan pada 2015, dia sukses membintangi tiga drama sekaligus dalam satu tahun.

    Namanya semakin melejit setelah membintangi drama Rebel: Thief Who Stole the People (2017), yang membawanya meraih penghargaan Excellence Award di MBC Drama Awards. Drama lain yang memperkuat reputasinya termasuk I’m Not a Robot (2017) dan Where Stars Land (2018). Kini, Chae Soo-bin kembali menjadi sorotan berkat perannya di When The Phone Rings, di mana dia berhasil menunjukkan kemampuan akting yang matang dan mendalam.

    Kolaborasi Yoo Yeon-seok dan Chae Soo-bin
    Kolaborasi Yoo Yeon-seok dan Chae Soo-bin pada drakor When The Phone Rings menjadi daya tarik utama drama ini. Keduanya berhasil membawakan karakter dengan emosi yang kuat. Dengan pengalaman mereka dalam berbagai genre, penampilan mereka membawa drama ini menjadi salah satu karya yang layak untuk dinikmati.

    Sebagai pemain utama When The Phone Rings, Yoo Yeon-seok dan Chae Soo-bin membuktikan kualitas akting mereka dengan menghadirkan cerita yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan dampak emosional bagi penonton. Drama ini mempertegas posisi mereka sebagai aktor dan aktris papan atas Korea Selatan.

  • Hizbullah Ungkap Detail Baru Pembunuhan Hassan Nasrallah oleh Israel

    Hizbullah Ungkap Detail Baru Pembunuhan Hassan Nasrallah oleh Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Detail baru terkait operasi pembunuhan mendiang Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah yang tewas dalam serangan udara Israel di Beirut, Lebanon, pada September lalu kembali terkuak.

    Melansir The Middle East Eye, pejabat keamanan senior Hizbullah, Wafiq Safa, mengungkapkan Nasrallah tewas imbas bom penghancur bunker yang dilemparkan tentara Israel ke ruang operasi (operation room) markas Hizbullah di selatan Beirut.

    Safa menyampaikan pernyataan itu dalam konferensi pers pada Minggu (5/1) dekat lokasi serangan yang menewaskan Nasrallah. Konferensi pers digelar bertepatan dengan 100 hari sejak kematian Nasrallah.

    “Yang Mulia (Hassan Nasrallah) biasanya memimpin pertempuran dan perang dari lokasi ini,” ujar Safa dalam konferensi pers tersebut seperti dikutip The Irish News.

    Meski begitu, Safa tidak menjelaskan detail kronologi serangan Israel itu dan bagaimana akhirnya jasad Nasrallah ditemukan.

    Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel ke selatan Beirut pada 27 September 2024. Saat itu, Israel dan Hizbullah memang sedang panas-panasnya saling serang.

    Kementerian Kesehatan Lebanon saat itu melaporkan enam orang tewas bersama Nasrallah.

    Menurut laporan media, Nasrallah dan pejabat senior lainnya sedang mengadakan pertemuan di ruang operasional yang terletak di bawah tanah saat serangan Israel menggempur mereka.

    Pembunuhan pemimpin Hizbullah selama 32 tahun ini pun semakin meningkatkan eskalasi peperangan antara Israel dan Hizbullah hingga menghancurkan sebagian besar wilayah selatan dan timur Lebanon selama dua bulan.

    Amerika Serikat pun turun tangan hingga akhirnya memediasi kesepakatan gencatan senjata yang berlaku pada 27 November.

    Hizbullah makin getol melancarkan serangan udara ke Israel sejak Tel Aviv melancarkan agresi brutal ke Jalur Gaza Palestina pada Oktober 2023 lalu. Hizbullah menuturkan serangan ke Israel merupakan bentuk solidaritas terhadap bangsa Palestina.

    Dalam pidatonya pada Sabtu (4/1), pemimpin Hizbullah saat ini, Naim Kassem, menyatakan para pejuangnya siap menyerang Israel jika pasukan Zionis tidak meninggalkan wilayah selatan Lebanon hingga akhir Januari mendatang.

    (rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis

    Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis

    Anda sedang membaca rangkuman Dunia Hari Ini, yang menyajikan laporan yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Edisi Senin, 6 Januari 2024, kami awali dari Australia.

    Etihad Airways batal lepas landas

    Petugas pemadam kebakaran bandara bergegas ke landasan pacu setelah penerbangan Etihad Airways EY461 ke Abu Dhabi yang membawa hampir 300 orang “tidak bisa lepas landas”, Minggu malam kemarin.

    “Layanan Penyelamatan dan Pemadam Kebakaran Penerbangan menanggapi permintaan dari pesawat dan mengerahkan busa pemadam kebakaran sebagai tindakan pencegahan,” kata juru bicara Bandara Melbourne.

    “Semua penumpang turun dari pesawat dan diangkut dengan bus ke terminal kemarin malam,” tambahnya.

    Pesawat tetap berada di landasan pacu hingga Senin pagi, sementara penyelidikan masih dilakukan untuk mengetahui penyebab gangguan roda.

    Perselisihan Israel dan Hamas soal sandera

    Pihak Israel dan Hamas berselisih soal perincian kesepakatan untuk menghentikan perang di Jalur Gaza dan memulangkan para sandera ke rumah mereka.

    Pejabat Palestina mengatakan selama akhir pekan kemarin setidaknya 100 orang tewas akibat serangan Israel yang intensif.

    Pihak Hamas mengatakan mereka menyetujui daftar 34 sandera Israel untuk dikembalikan sebagai bagian dari kesepakatan, yang bisa mengarah pada gencatan senjata.

    Namun, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan cepat mengeluarkan pernyataan yang mengatakan Hamas belum memberikan daftar sandera.

    Upaya penahanan presiden Korsel terus berlangsung

    Badan antikorupsi Korea Selatan meminta pihak kepolisian mengambil alih upaya penahanan Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan setelah para penyelidiknya gagal menahannya.

    Pekan lalu, upaya menahan Presiden Yoon gagal, setelah hampir 5 jam bersitegang dengan petugas keamanan presiden.

    Para penyelidik Korea Selatan yang mencoba menangkap Yoon mengatakan mereka akan meminta perpanjangan surat perintah penangkapan.

    Pengadilan Distrik Barat Seoul mengeluarkan surat perintah penahanan untuk presiden Yoon pada tanggal 31 Desember, setelah ia menghindari beberapa permintaan penyidik untuk diinterogasi terkait tuduhan pemberontak dengan sempat memberlakukan darurat militer meski hanya sebentar.

    Salju lebat di Eropa dan Amerika

    Salju lebat dan hujan es menyebabkan gangguan di seluruh Eropa pada hari Minggu, khususnya di Inggris dan Jerman, sehingga beberapa bandara terpaksa menangguhkan penerbangan.

    Di Inggris utara, ada kekhawatiran jika akses ke sejumlah kawasan dan komunitas akan terputus karena salju yang lebat.

    Salju dan es juga menyebabkan gangguan di Jerman, hingga pihak otoritas mengeluarkan peringatan bagi pengemudi dan pejalan kaki, serta meminta warga tinggal di rumah.

    Sementara itu, salju tebal, es, disertai angin, dan suhu yang sangat rendah menimbulkan kondisi perjalanan yang berbahaya di sebelah tengah Amerika Serikat pada hari Minggu.

  • Israel Serbu Kamp Pengungsi di Tepi Barat, Tewaskan Remaja Palestina

    Israel Serbu Kamp Pengungsi di Tepi Barat, Tewaskan Remaja Palestina

    Tepi Barat

    Pasukan militer Israel menyerbu kamp pengungsi yang ada di dekat kota Nablus, Tepi Barat. Dalam penyerbuan itu, tentara Israel menewaskan seorang remaja Palestina yang berusia 17 tahun.

    Kementerian Kesehatan Palestina yang berkantor di Tepi Barat, seperti dilansir AFP, Senin (6/1/2025), mengatakan bahwa seorang remaja laki-laki bernama Mutaz Ahmad Abdul Wahab Madani, yang berusia 17 tahun, tewas dalam penyerbuan pasukan Israel pada Minggu (5/1) waktu setempat.

    “Dia (remaja 17 tahun-red) tewas dan dua orang lainnya mengalami luka-luka akibat tembakan pasukan pendudukan dalam penyerbuan di dekat Kamp Askar di sebelah timur Nablus,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Palestina yang berbasis di Ramallah.

    Militer Israel belum memberikan komentarnya atas laporan tersebut.

    Kantor berita resmi Palestina, WAFA, melaporkan bahwa Madani tewas terkena tembakan ketika pasukan Israel menembakkan peluru, suar dan gas air mata dalam penyerbuan tersebut.

    Laporan petugas medis setempat menyebut Madani ditembak di bagian dada, dengan pasukan Israel awalnya sempat menahannya sebelum menyerahkan remaja itu kepada petugas medis Palestina.

    Dia kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Rafidia dalam kondisi kritis, namun akhirnya meninggal dunia akibat luka-lukanya.

    Lihat Video ‘Korban Tewas di Gaza Akibat Israel Capai 45 Ribu Orang’:

  • Hampir 1.000 Masjid di Jalur Gaza Hancur Imbas Agresi Brutal Israel

    Hampir 1.000 Masjid di Jalur Gaza Hancur Imbas Agresi Brutal Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Agresi brutal Israel ke Jalur Gaza Palestina sejak 7 Oktober 2023 lalu telah menghancurkan dan merusak hampir 1.000 masjid.

    Melalui sebuah pernyataan, Kementerian Awqaf dan Urusan Agama menyebutkan bahwa 815 masjid hancur total, sementara 151 lainnya mengalami kerusakan sebagian.

    Dikutip kantor berita Turki, Anadolu Agency, Kementerian juga melaporkan bahwa 19 pemakaman dan tiga gereja turut hancur dalam perang genosida Israel di Gaza pada tahun 2024.

    Di Tepi Barat yang diduduki, kementerian mencatat 256 kali serangan oleh pemukim ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki selama tahun lalu.

    Menurut kementerian, sekitar 2.567 pemukim ilegal memaksa masuk ke kompleks masjid untuk merayakan perayaan Hanukkah, yang berlangsung dari 25 Desember hingga 2 Januari.

    Kementerian juga mendokumentasikan serangan Israel terhadap 20 masjid di Tepi Barat yang diduduki.

    Ketegangan terus meningkat di seluruh wilayah Palestina yang diduduki akibat perang genosida Israel di Jalur Gaza. Sejauh ini, agresi brutal Israel ke Jalur Gaza sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 45.800 orang.

    Sebagian besar korban tewas merupakan perempuan dan anak-anak.

    Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi gugatan genosida di Pengadilan Keadilan Internasional (ICJ) atas perang mematikan di Gaza tersebut.

    (rds/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Hamas Siap Bebaskan 34 Sandera, Penarikan Pasukan Israel Jadi Syarat Utama – Halaman all

    Hamas Siap Bebaskan 34 Sandera, Penarikan Pasukan Israel Jadi Syarat Utama – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok pejuang Palestina, Hamas telah menyetujui untuk terlibat dalam pertukaran tawanan dengan Israel.

    Seorang pejabat Hamas mengatakan bahwa pihaknya siap memulangkan daftar 34 sandera yang diajukan oleh Israel.

    Pembebasan sandera ini akan dilakukan dalam tahap pertama kesepakatan gencatan senjata Gaza.

    “Hamas telah setuju untuk membebaskan 34 tahanan Israel dari daftar yang disajikan oleh Israel sebagai bagian dari tahap pertama dari kesepakatan pertukaran tahanan,” kata pejabat Hamas itu, dikutip dari Arab News.

    Ia menjelaskan bahwa pertukaran awal akan mencakup semua wanita, anak-anak, orang tua, dan tawanan sakit yang masih ditahan di Gaza.

    Namun ia menjelaskan beberapa tawanan mungkin sudah meninggal.

    Oleh karena itu, Hamas membutuhkan waktu untuk memastikan kondisi mereka.

    “Hamas telah setuju untuk membebaskan 34 tahanan, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Namun, kelompok itu membutuhkan waktu seminggu untuk berkomunikasi dengan para penculik dan mengidentifikasi mereka yang masih hidup dan yang sudah meninggal,” kata pejabat itu

    Pejabat tersebut menegaskan bahwa pertukaran sandera hanya akan dapat terjadi apabila persyaratan kesepakatan terpenuhi.

    Di antaranya, penarikan pasukan Israel sepenuhnya dari Gaza, gencatan senjata dan pembebasan tahanan Palestina.

    Akan tetapi, pejabat Hamas tersebut mengatakan bahwa meski pihaknya telah menyetujui pembebasan sandera, Israel belum menanggapi tuntutan Hamas untuk menghentikan serangannya ke Gaza. 

    Pejabat senior Hamas yang tidak disebutkan namanya ini mengatakan bahwa kesepakatan akan kembali gagal apabila persyaratan utama ini ditolak oleh Israel.

    Mediator Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat telah mencoba selama berbulan-bulan untuk mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang. 

    Upaya pembicaraan kesepakatan Hamas-Israel ini kembali terjadi berapa hari sebelum Donald Trump menjabat sebagai presiden Amerika Serikat pada tanggal 20 Januari.

    Pembicaraan itu terjadi ketika Israel menggempur Jalur Gaza pada Minggu (5/1/2025).

    Sebagai informasi, Hamas telah mengumumkan kematian 33 tahanan Israel yang ditahannya, sebagian besar tewas dalam serangan udara Israel di berbagai bagian Gaza sejak dimulainya serangan pada Oktober 2023.

    Sementara Israel telah menahan lebih dari 10.300 sandera Palestina.

    Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

    Mereka mengabaikan resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata segera dan terus melancarkan serangan tanpa henti hingga saat ini.

    Serangan Israel ini telah menewaskan lebih dari 45.800 warga Palestina.

    Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

    Sejak saat itu, militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, mengusir hampir seluruh penduduknya yang berjumlah 2,3 juta orang dari rumah mereka.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel 

  • Diselidiki soal Kejahatan di Gaza, Tentara Israel Kabur dari Brasil

    Diselidiki soal Kejahatan di Gaza, Tentara Israel Kabur dari Brasil

    Jakarta, CNN Indonesia

    Seorang tentara Israel yang sedang tersangkut proses hukum di Brasil atas tindakannya melakukan kejahatan perang di Jalur Gaza Palestina dilaporkan melarikan diri dari negara tersebut.

    Media lokal Brasil melaporkan Yayasan Hind Rajab (HRF), sebuah organisasi advokasi pro-Palestina, mengajukan pengaduan pidana pekan lalu terhadap tentara Israel ini. Tentara itu sedang berada di Brasil sebagai Turis.

    HRF melayangkan tuntutan pidana dengan menuduh tentara tersebut terlibat dalam penghancuran sistematis rumah-rumah sipil dalam agresi brutal Israel di Gaza. Pada Sabtu (4/1) pekan lalu, pengadilan Brasil pun memerintahkan polisi untuk menyelidiki tentara tersebut atas tuduhan kejahatan perang.

    Dalam pernyataannya, HRF menuduh Israel membantu tentara itu kabur untuk menghalangi proses peradilan di Brasil. HRF bahkan menduga “terdapat indikasi adanya upaya penghancuran bukti” terkait proses hukum tentara Israel ini.

    HRF telah menyerahkan lebih dari 500 halaman bukti ke pengadilan, termasuk rekaman video, data geolokasi, dan foto yang menunjukkan tersangka menanam bahan peledak serta berpartisipasi dalam penghancuran seluruh lingkungan di Gaza.

    “Individu ini secara aktif berkontribusi pada penghancuran rumah dan mata pencaharian, sementara pernyataan dan tindakannya secara jelas sejalan dengan tujuan genosida di Gaza,” kata pengacara HRF, Maira Pinheiro, seperti dikutip The Middle East Eye.

    Keluarga Palestina yang rumahnya dihancurkan oleh tentara Israel telah bergabung dalam kasus HRF ini sebagai penggugat.

    Kasus ini menjadi pertama kalinya sebuah negara pihak Statuta Roma secara independen menerapkan ketentuannya tanpa bergantung pada Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

    “Ini adalah momen bersejarah,” ujar Ketua HRF, Dyab Abou Jahjah.

     “Langkah ini menciptakan preseden kuat bagi negara-negara untuk mengambil tindakan berani dalam meminta pertanggungjawaban pelaku kejahatan perang,” paparnya menambahkan.

    HRF juga telah mengajukan pengaduan serupa di negara lain, termasuk terhadap atase militer Israel di Brussel dan seorang tentara Israel yang bepergian di Sri Lanka.

    Kekhawatiran di Israel meningkat bahwa keputusan ICC dapat menyebabkan penangkapan dan penyelidikan terkait kejahatan perang.

    Bulan lalu, militer Israel menyarankan puluhan tentara untuk tidak bepergian ke luar negeri setelah dilaporkan memantau sekitar 30 pengaduan dan tindakan hukum terkait kejahatan perang yang menargetkan personel militernya atas peran mereka dalam operasi di Gaza.

    Para perwira dan tentara juga diinstruksikan untuk menghapus foto atau video yang mendokumentasikan keterlibatan mereka di Gaza dari platform media sosial.

    Selain itu, mereka diminta untuk tidak membagikan lokasi mereka saat berada di luar negeri di tengah kekhawatiran terhadap pembalasan dari organisasi pro-Palestina, yang kabarnya telah menyusun daftar hitam individu-individu yang terlibat dalam perang.

    (rds/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Bayi-bayi di Gaza Meninggal Kedinginan di Tengah Gempuran Israel

    Bayi-bayi di Gaza Meninggal Kedinginan di Tengah Gempuran Israel

    GELORA.CO  – Gaza di Palestina sepertinya terus dirundung masalah.

    Korban tewas warga Gaza tak hanya karena serangan tentara Israel.

    Namun juga korban tewas disebabkan cuaca dingin yang mulai menerjang Gaza.

    Akibatnya sejumlah warga meninggal kedinginan terutama bayi.

    Mereka kedinginan karena pakaian dan selimut yang tidak memadai.

    Jumlah bayi yang meninggal dunia akibat suhu dingin di Jalur Gaza yang digempur Israel sejak 7 Oktober 2023, bertambah menjadi delapan.

    Anak-anak di wilayah Palestina yang telah diblokade Israel sejak 2007 tersebut menderita karena kurangnya tempat berlindung yang layak.

    Bayi kedelapan yang meninggal karena suhu dingin di Gaza, bernama Yousef.

    Ibu Yousef menyebut blokade dan serangan Israel menyebabkan anaknya meninggal kedinginan.

    “Dia meninggal karena cuaca yang sangat dingin. Dia tidur di samping saya dan pagi harinya saya mendapatinya membeku dan meninggal. Saya tidak tahu harus mengatakan apa,” kata sang ibu kepada Al Jazeera, Minggu (5/1/2025).

    “Tidak ada yang bisa merasakan penderitaan saya. Tidak ada orang di dunia ini yang bisa mengerti malapetaka kami. Yousef lahir dalam kondisi sehat dan baik. Saya telah kehilangan Yousef untuk selamanya.”

    Keluarga-keluarga di Gaza terpaksa mengungsi di tenda-tenda tak layak dan tidak punya selimut atau pakaian musim dingin.

    Blokade Israel membuat bantuan kemanusiaan, termasuk makanan dan pakaian, tidak bisa masuk.

    Obat-obatan Minim

    Selain itu, terdapat kekurangan obat dan pasokan alat medis yang parah di Gaza akibat blokade Israel.

     Pejabat Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Wael Al-Sheikh, mengaku kehabisan pasokan untuk pasien.

    “Stok 120 obat, termasuk 20 untuk perawatan kanker, telah habis di gudang kementerian,” kata Al-Sheikh.

    Pembicaraan Gencatan Senjata Dilanjutkan

    Sementara itu,  Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi  telah memberi wewenang kepada delegasi yang terdiri dari anggota badan intelijen Mossad, dinas keamanan dalam negeri Shin Bet, dan militer untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata dengan Hamas di Qatar.

    Delegasi tersebut dijadwalkan berangkat ke Doha pada hari Jumat.

    Perundingan yang dipimpin AS telah mengalami kemunduran berulang selama 15 bulan perang.

    Perang Masih Berkecamuk

    Situasi kekurangan pangan dan obat-obatan di Gaza pun diperparah dengan serangan intens Israel. 

    Dalam tiga hari terakhir, Israel disebut telah mengebom Gaza lebih dari 100 kali.

    Serangan-serangan Israel telah menewaskan lebih dari 200 warga Palestina dalam tiga hari terakhir. Sebagian besar korban adalah anak-anak dan perempuan.

    Menurut data terkini Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, lebih dari 46.000 orang terbunuh serangan Israel sejak Oktober 2023 lalu. Setidaknya 17.492 korban terbunuh adalah anak-anak.

    Lebih dari 109.064 orang juga terluka akibat serangan Israel. Sedangkan lebih dari 11.160 orang dinyatakan hilang, kemungkinan tertimbun reruntuhan