Negara: Palestina

  • Israel Rencanakan Pemecahan Suriah: Strategi dan Pertentangan – Halaman all

    Israel Rencanakan Pemecahan Suriah: Strategi dan Pertentangan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Israel tengah merencanakan langkah strategis untuk membagi Suriah menjadi beberapa provinsi dalam waktu dekat.

    Rencana ini muncul setelah para menteri dan pejabat Israel mengadakan pertemuan penting pada minggu ini.

    Dalam diskusi tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengusulkan pembagian Suriah menjadi tiga wilayah provinsi atau kanton yang berbeda.

    Apa Saja Provinsi yang Direncanakan?

    Rencana tersebut mencakup pembagian Suriah menjadi tiga wilayah utama:

    1. Wilayah Kurdi di Timur Laut

    2. Wilayah Druze di Selatan

    3. Wilayah Rezim Assad di Damaskus

    Menurut laporan dari Middle East Monitor, meskipun para politisi Israel menyadari bahwa setiap inisiatif semacam ini akan menghadapi perlawanan yang signifikan di Suriah, mereka percaya bahwa langkah ini dapat membantu menjaga keamanan Israel dan melindungi hak semua kelompok etnis Suriah, termasuk penduduk Druze dan Kurdi.

    Apa yang Mendorong Rencana Ini?

    Rencana pemecahan Suriah ini juga dipandang sebagai respons terhadap meningkatnya pengaruh Turki di kawasan tersebut.

    Turki, yang kini menjadi pemain utama setelah mendukung kelompok-kelompok pemberontak yang melawan rezim Assad, berpotensi memengaruhi stabilitas di Suriah.

    Media Israel Hayom melaporkan bahwa pemerintah Israel berusaha mengantisipasi keterlibatan Turki dan kekhawatiran mengenai kekuasaan baru di Suriah yang kini dipegang oleh pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Ahmed Al-Shara.

    Apakah Israel Memanfaatkan Ketidakstabilan di Suriah?

    Sebelum merencanakan pembagian wilayah, Israel telah meluncurkan serangkaian serangan udara yang menyasar berbagai lokasi di Suriah, termasuk ibu kota Damaskus.

    Menurut laporan media lokal Qatar, sejumlah ledakan terdengar di sekitar gudang senjata dan pusat penelitian milik pasukan Suriah di Distrik Kafr Sousa, Damaskus.

    Rami Abdel Rahman, yang mengepalai Syrian Observatory for Human Rights, mengonfirmasi bahwa serangan tersebut menyasar depot senjata dan posisi-posisi yang dikuasai rezim Assad serta kelompok yang didukung Iran di Provinsi Deir Ezzor.

    Banyak pihak berspekulasi bahwa serangan ini merupakan kesempatan bagi Israel untuk mengambil alih wilayah Suriah, terutama jika kekuasaan rezim Assad runtuh.

    Peta Provokatif Diterbitkan Israel

    Di tengah meningkatnya ketegangan, Israel juga menerbitkan peta provokatif yang mengeklaim wilayah Palestina, Yordania, Lebanon, dan Suriah sebagai bagian dari Israel.

    Peta ini dipublikasikan oleh akun berbahasa Arab Kementerian Luar Negeri Israel pada 6 Januari 2025.

    Dalam captionnya, mereka menyebutkan bahwa Kerajaan Israel telah berdiri sejak 3.000 tahun yang lalu.

    Bagaimana Reaksi Dunia terhadap Peta Ini?

    Tindakan tersebut memicu kecaman dari banyak pihak, termasuk Hamas, yang menggambarkan peta itu sebagai bukti lebih lanjut dari sifat kolonial Israel.

    Negara-negara Arab juga secara tegas mengecam penerbitan peta ini dan menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengekang ambisi ekspansionis Israel.

    Rencana Israel untuk memecah Suriah menjadi beberapa provinsi bukan hanya mencerminkan kepentingan nasionalnya, tetapi juga menyoroti dinamika kompleks yang terjadi di Timur Tengah.

    Meskipun Israel berupaya untuk mempertahankan keamanan dan hak-hak kelompok etnis di Suriah, langkah ini berpotensi memicu lebih banyak konflik dan ketegangan di kawasan yang sudah rapuh.

    Seiring dengan respons internasional yang muncul, masa depan Suriah tetap dipenuhi ketidakpastian.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • PBB Laporkan Krisis Kelaparan di Jalur Gaza Palestina Semakin Memburuk

    PBB Laporkan Krisis Kelaparan di Jalur Gaza Palestina Semakin Memburuk

    JAKARTA – Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA) melaporkan pada Hari Jumat melaporkan, krisis kelaparan di Gaza terus memburuk, diperparah dengan kekurangan pasokan, pembatasan akses yang ketat dan penjarahan bersenjata yang brutal.

    Dalam laporan hariannya, OCHA menyatakan mitra kemanusiaan di Gaza tengah telah menghabiskan semua persediaan pasokan mereka hingga Minggu, dikutip dari WAFA 10 Januari.

    Di sisi lain, otoritas Israel terus memblokir sebagian besar permintaan untuk mengizinkan bantuan pangan melalui pos pemeriksaan Erez, yang terletak di barat, untuk mencapai wilayah selatan Lembah Gaza.

    Lebih jauh laporan itu menyoroti, sekitar 120.000 metrik ton bantuan pangan — cukup untuk menyediakan jatah penuh bagi penduduk Gaza selama lebih dari tiga bulan — masih tertahan di luar wilayah tersebut.

    Mitra kemanusiaan memperingatkan, tanpa pengiriman pasokan tambahan, distribusi paket makanan kepada keluarga yang kelaparan akan tetap sangat terbatas.

    Lebih dari 50 dapur umum yang menyediakan lebih dari 200.000 makanan setiap hari di Gaza bagian tengah dan selatan juga berisiko ditutup dalam beberapa hari mendatang.

    Sebelumnya, Program Pangan Dunia (WFP) melaporkan, hingga Senin, hanya lima dari 20 toko roti yang didukungnya di sektor tersebut yang masih beroperasi, semuanya di Kota Gaza. Toko roti ini bergantung pada pengiriman bahan bakar yang berkelanjutan dari mitra di Gaza selatan agar tetap buka.

    OCHA juga memperingatkan, kekurangan bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengoperasikan generator melumpuhkan sistem kesehatan Gaza yang sudah hancur, membahayakan nyawa pasien.

    Serangan yang sedang berlangsung di Gaza utara telah sangat mengganggu layanan kesehatan bagi para penyintas yang tersisa, dengan akses ke Rumah Sakit Al-Awda di Jabalia, saat ini satu-satunya rumah sakit yang berfungsi sebagian di Gaza utara, sangat terbatas.

    Selain itu, PBB telah melanjutkan upayanya untuk mencapai Gaza utara, termasuk upaya misi kemarin, tetapi otoritas Israel secara konsisten menolak upaya ini, yang semakin memperparah krisis.

  • Rencana Rahasia Israel Terungkap, Pecah Suriah Jadi 3 Provinsi Dalih Jaga Keamanan Negara – Halaman all

    Rencana Rahasia Israel Terungkap, Pecah Suriah Jadi 3 Provinsi Dalih Jaga Keamanan Negara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Israel berencana memecah belah Suriah menjadi beberapa blok-blok provinsi dalam waktu dekat. 

    Hal ini terungkap setelah para menteri dan pejabat Israel menggelar pertemuan di minggu ini. 

    Selama pertemuan tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan menteri Israel berencana membagi Suriah menjadi 3 wilayah provinsi, atau kanton. 

    Tiga wilayah tersebut yakni Kurdi di timur laut, Druze di selatan dan rezim Assad di Damaskus, sebagaimana dikutip dari Middle East Monitor.

    Meski politisi Israel tahu setiap inisiatif yang terkait dengan negara mereka kemungkinan akan menghadapi perlawanan yang signifikan di Suriah.

    Akan tetapi menurut media Israel Hayom, rencana yang diusulkan pemerintah Israel dapat mengantisipasi keterlibatan Turki di Suriah dan kekhawatiran mengenai pemimpin de-facto baru Suriah yang saat ini dikendalikan pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Ahmed Al-Sharaa.

    Selain itu dengan cara ini Israel mengklaim pihaknya dapat menjaga keamanan negara, serta hak-hak semua kelompok etnis Suriah, termasuk penduduk Druze dan Kurdi.

    Namun para analis menilai rencana untuk membagi Suriah mencerminkan kekhawatiran Israel terhadap pengaruh Turki, yang kini menjadi pemain utama di kawasan tersebut setelah mendukung pejuang yang membebankan Assad.

    Terlebih pasca rezim Assad runtuh, Turki memperoleh keuntungan berkat dukungannya terhadap HTS dan kelompok pejuang lainnya.

    Israel Curi Kesempatan Caplok Suriah

    Sebelum Israel berencana memecah belah Suriah, negara zionis ini telah lebih dulu melancarkan serangkaian serangan udara. 

    Membombardir sejumlah wilayah di Suriah termasuk ibu kota Damaskus bahkan menyasar gudang senjata milik pasukan Suriah yang berada di Provinsi Daraa, sekitar 70 kilometer dari selatan Damaskus.

    Hal itu turut dikonfirmasi media lokal Qatar, mereka melaporkan telah mendengar sebuah ledakan di sekitar area gudang senjata serta pusat penelitian milik Suriah di Distrik Kafr Sousa, Damaskus.

    “Israel telah melancarkan serangan udara terhadap depot senjata dan posisi milik rezim yang sudah tidak berkuasa dan kelompok yang didukung Iran di provinsi Deir Ezzor bagian timur,” kata Rami Abdel Rahman yang mengepalai Syrian Observatory for Human Rights mengutip dari Barrons.

    Banyak pihak berspekulasi bahwa serangan sengaja dilakukan Israel untuk mengambil alih wilayah Suriah pasca kekuasaan rezim Bashar al-Assad yang telah memimpin Suriah selama 50 tahun terakhir dilengserkan secara paksa oleh kelompok pemberontak.

    Mengingat sabotase seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Israel.

    Negara Zionis tersebut sebelumnya pernah merebut Golan dari Suriah pada tahap akhir Perang Enam Hari tahun 1967 dan mencaploknya secara sepihak pada tahun 1981.

    Meski sebagian Golan berhasil diduduki Israel namun, tindakan tersebut tidak diakui secara internasional.

    Israel Terbitkan Peta Provokatif

    Di tengah memanasnya konflik Timur Tengah, otoritas Israel merilis peta provokatif mengklaim wilayah Palestina, Yordania, Lebanon, dan Suriah sebagai bagian dari Israel.

    Peta itu diterbitkan Instagram dan X oleh akun berbahasa Arab Kementerian Luar Negeri Israel pada 6 Januari 2025. 

    ”Tahukah Anda bahwa Kerajaan Israel didirikan 3000 tahun yang lalu?” tulis akun tersebut sebagai caption dari unggahan peta “Israel Raya”.

    Merespon postingan tersebut, Hamas mengatakan bahwa peta tersebut merupakan bukti lebih lanjut dari sifat kolonial Israel, dan rencananya untuk meningkatkan agresi guna menaklukkan wilayah tersebut dan merebut sumber dayanya.

    Sementara itu Dunia Arab dengan tegas mengecam penerbitan peta “Israel Raya” tersebut. 

    Negara-negara Arab menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengendalikan ambisi ekspansionis Israel dan mencegahnya untuk merebut lebih banyak wilayah Palestina dan Arab.

    Kecaman serupa juga dilontarkan Kementerian Luar Negeri Yordania menggambarkan peta tersebut sebagai ilusi yang dipromosikan oleh kubu sayap kanan Israel untuk mencegah berdirinya Negara Palestina.

    (Tribunnews.com / Namira) 

  • Kunjungan Komandan IRGC ke Pangkalan Rudal Rahasia, Kesiapan Strategis Ditunjukkan – Halaman all

    Kunjungan Komandan IRGC ke Pangkalan Rudal Rahasia, Kesiapan Strategis Ditunjukkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Jenderal Hossein Salami, melakukan kunjungan ke pangkalan rudal bawah tanah rahasia Iran yang terletak di pegunungan.

    Kegiatan ini disiarkan oleh televisi pemerintah Iran dan menunjukkan kesiapan negara tersebut dalam menghadapi ancaman dari Israel.

    Pangkalan yang ditinjau Salami dilaporkan menyimpan puluhan jenis rudal yang berbeda.

    Menurut laporan dari Al Mayadeen, pangkalan ini berperan penting dalam serangan langsung Iran terhadap Israel pada bulan Oktober lalu, yang dipicu oleh pembunuhan pemimpin militan pro-Iran dan seorang jenderal IRGC oleh Israel.

    Salami menegaskan bahwa Iran siap menghadapi segala ancaman regional.

    Kunjungan ini berlangsung menjelang pelantikan Presiden terpilih AS, Donald Trump, yang dikenal dengan kebijakan keras terhadap Iran, termasuk pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani dan penerapan kembali sanksi ekonomi.

    Pada hari yang sama, ribuan relawan paramiliter Basij menggelar parade di Teheran.

    Dalam parade tersebut, mereka menampilkan berbagai kendaraan berat bersenjata, peluncur roket, serta pasukan komando angkatan laut.

    Beberapa peserta bahkan menyeret peti mati yang dihiasi bendera Israel, sementara bendera Hizbullah juga tampak berkibar di antara spanduk Iran dan Palestina.

    Demonstrasi ini bertujuan untuk menunjukkan kesiapan Iran dalam menghadapi ancaman dari musuh-musuhnya.

    Dalam pidato yang disampaikan oleh Jenderal Mohammadreza Naghdi, ia mengecam keras Amerika Serikat dan Israel, menyatakan bahwa AS bertanggung jawab atas berbagai krisis di dunia Muslim.

    Naghdi menekankan bahwa prioritas utama Iran adalah menghancurkan rezim Zionis dan mengusir pangkalan militer AS dari wilayah Iran.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Serangan Udara Gempur Pembangkit Listrik Hezyaz Yaman

    Serangan Udara Gempur Pembangkit Listrik Hezyaz Yaman

    JAKARTA – Serangan udara menargetkan pembangkit listrik Hezyaz, Sanaa, Yaman. Belum ada laporan mengenai pihak penyerang.

    Perusahaan keamanan Inggris Ambrey sebelummya mengatakan pihaknya menerima laporan tentang serangan udara yang sedang berlangsung di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi termasuk pelabuhan Ras Issa, terminal ekspor minyak utama Yaman.

    Dilansir Reuters, Jumat, 10 Januari, Houthi telah berulang kali menembakkan drone dan rudal ke arah Israel dan melancarkan serangan terhadap pelayaran internasional di perairan dekat Yaman sejak November 2023, untuk mendukung Palestina atas perang Israel dengan Hamas.

    Israel membalasnya dengan serangan udara, begitu pula Inggris dan Amerika Serikat.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bulan lalu Israel baru memulai operasi militernya melawan Houthi.

  • Bak Karma! Kebakaran di LA usai Trump Ancam Buat Neraka di Gaza, Warganet: Ketika Allah Berkehendak

    Bak Karma! Kebakaran di LA usai Trump Ancam Buat Neraka di Gaza, Warganet: Ketika Allah Berkehendak

    GELORA.CO – Kebakaran hutan Los Angeles disebut seperti karma usai presiden terpilih Donald Trump mengancam akan “melepaskan neraka ke Gaza” jika sandera Israel tak dilepaskan.

    Peristiwa kebakaran hutan di Los Angeles, California, Amerika Serikat pada Selasa, 7 Januari 2025 semakin meluas hingga merambat ke permukiman elit, yakni Pacific Palisades dan Hollywood Hills.

    Dikutip dari BBC, 10 orang tewas akibat kebakaran di Los Angeles dan 180 ribu penduduk di evakuasi.

    Hingga saat ini, ribuan petugas pemadam kebakaran telah berupaya keras untuk memadamkan api.

    Kebakaran dipicu oleh angin kencang. Para penyelidik masih berusaha mencari tahu pemicu pasti dari badai api terburuk yang pernah ada, tetapi kombinasi berbagai faktor mungkin telah menciptakan kondisi yang optimal untuk terjadinya kebakaran. 

    California umumnya mengalami kebakaran hutan pada bulan Juni dan Juli, dan kebakaran tersebut dapat berlangsung hingga Oktober, tetapi kali ini justru terjadi pada Januari. 

    Tahun lalu, kurang dari empat persen wilayah California terkena dampak kekeringan dibandingkan dengan hampir 60 persen tahun ini, menurut pemantau kekeringan AS.

    Perubahan iklim telah berkontribusi terhadap peningkatan frekuensi, lamanya musim, dan area kebakaran hutan, menurut sebuah laporan oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA).

    Jadi, kondisi kering yang dipicu oleh angin Santa Ana kemungkinan besar menyebabkan kebakaran hutan.

    Di media sosial, kondisi akibat kebakaran hutan yang meluas di Los Angeles sangatlah mengerikan.

    Kobaran api yang besar disertai angin kencang membuat sejumlah rumah hingga restoran dilalap si jago merah.

    Kawasan permukiman elit Pacific Palisades dan Hollywood Hills hangus terbakar.

    Bahkan, langit Los Angeles pun tampak berwarna oranye.

    Peristiwa kebakaran di Los Angeles pun menuai beragam komentar. Tak sedikit dari mereka yang kembali menyoroti genosida di Palestina.

    Terlebih, saat Donald Trump sempat berpidato di kediamannya di Florida yang mengancam akan membuat neraka di Gaza.

    Genosida Israel di Gaza telah terjadi sejak 7 Oktober 2024. Dalam genosida yang dilakukan, Israel menjatuhkan bom-bom di wilayah Gaza hingga membakar warga hidup-hidup di tenda pengungsian.

    Warganet pun menyebut bahwa kini Los Angeles tengah mengalami hal yang serupa dengan warga-warganya yang harus kehilangan tempat tinggal dan mengalami bencana dahsyat.

    “Karma benar-benar menyebalkan. Mereka tidak menginginkan gencatan senjata agar api tidak padam,” cuit @oi****.

    “LA tampak seperti seperti Gaza, orang bertanya-tanya bagaimana rumah bisa menguap sepenuhnya sementara pohon-pohon berdiri tidak hancur menjadi debu,” kata @so******.

    “Api raksasa sedang melahap California, Amerika Serikat. Ada 130.000 warga terdampak yg harus dievakuasi. Semoga setelah ini Amerika fokus untuk merehabilitasi para korban, memperbaiki infrastruktur yg rusak, dan stop membiayai kehancuran di Gaza,” komentar @er*****.

    “negara Penyandang dana terbesar untuk genosida di palestina sekarang tidak bisa berkutik melawan kekuasaan Allah subhanahuwataa’ala. ingat ini belum seberapa,” ucap @jo****.

    “Ketika Allah Swt sudah berkehendak, nggak perlu rudal, pesawat tempur atau bom, hanya dengan api dan angin jadi gosong dalam waktu sekejap,” komentar @iw****.

    “Mereka mengirimkan bantuan dan persenjataan. Allah mengirimkan api dan angin,” cuit @ma***.

    “Baru ngeliat kebakaran kek gini, Amerika dibikin neraka duluan, Mungkin karma atas dukungan genosida di Palestina,” ujar @qb***.

    “Karma AS, bagai neraka di Hollywood Hills,” kata @YB******.

  • Tentara Zionis Alami Kendala di Medan Perang, sementara Hamas Pakai Taktik Baru yang Mematikan – Halaman all

    Tentara Zionis Alami Kendala di Medan Perang, sementara Hamas Pakai Taktik Baru yang Mematikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tentara Israel rupanya mengalami tantangan di medan perang.

    Hal ini menurut pengamatan Analis militer Israel, Avi Ashkenazi.

    Dirinya mencatat kondisi cuaca saat ini menghadirkan tantangan di medan perang, dikutip dari Palestine Chronicle.

    Bahkan, disebutkan Ashkenazi buldoser militer Israel tidak dapat mengeruk tanah cukup dalam.  

    Namun, di sisi lain pejuang perlawanan Palestina malah dapat menggali dengan cepat dan dalam untuk menempatkan alat peledak.

    Diberitakan sebelumnya. Hamas telah memperkenalkan taktik baru dan mematikan.

    Termasuk menanam alat peledak di bawah tanah untuk menargetkan tentara Israel di Gaza dan Tepi Barat.

    Alat peledak yang ditanam Hamas tersebut diledakkan dari jarak jauh, menurut laporan surat kabar Israel Maariv.

    Analis militer Israel, Avi Ashkenazi, menyoroti tentara Israel telah mengidentifikasi pergeseran taktik tempur Hamas dalam beberapa hari terakhir, khususnya di Jalur Gaza utara.

    Laporan lebih lanjut mencatat, lebih banyak alat peledak, yang biasa disebut sebagai ‘bom perut’.

    Para pejuang memantau pergerakan tentara Israel dari posisi tersembunyi.

    Terkadang, mereka menjebak Tentara Zionis ke arah peledak tersebut.

    Taktik ini telah berada di bawah pengawasan oleh pasukan Israel untuk beberapa waktu, dengan metode serupa dilaporkan di Tepi Barat yang diduduki.

    Ashkenazi mengeklaim, tiga warga Palestina yang tewas di desa Tamoun pada Rabu (8/1/2025), termasuk dua anak berusia 8 dan 10 tahun.

    Bahkan, bocah-bocah tersebut diklaim Israel sedang menanam perangkat bom untuk memikat tentara ke dalam perangkap mematikan tersebut.

    “Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah besar pejuang dari Brigade Kfir, Nahal, unit teknik tempur, dan divisi baju besi telah tewas di Jalur Gaza utara karena jenis perangkap kematian ini,” tambah laporan itu.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

  • BAZNAS RI bersama Nobby Official salurkan sedekah penjualan produk Ghazia Collection untuk Palestina

    BAZNAS RI bersama Nobby Official salurkan sedekah penjualan produk Ghazia Collection untuk Palestina

    Foto: Istimewa

    BAZNAS RI bersama Nobby Official salurkan sedekah penjualan produk Ghazia Collection untuk Palestina
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 10 Januari 2025 – 18:39 WIB

    Elshinta.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI bekerja sama dengan Nobby Official dalam program sedekah penjualan produk Ghazia Collection dan menghasilkan infak sebesar Rp1.002.749.683 yang akan disalurkan bagi masyarakat Palestina.

    Sebelumnya, BAZNAS RI bersama Nobby Official meluncurkan Program Sedekah Penjualan Produk selama periode bulan Desember 2024. Seluruh keuntungan hasil program sedekah penjualan produk Ghazia Collection tersebut didonasikan 100 persen kepada masyarakat Palestina melalui BAZNAS RI.

    Secara simbolis penyerahan bantuan kemanusiaan tersebut diselenggarakan di Gedung BAZNAS RI, Jakarta, Kamis (9/1/2024). Turut hadir Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH Noor Achmad MA., Komisaris Nobby Official, Sapari, serta Direktur & Founder Nobby Official Unilahwati.

    Dalam sambutannya, Ketua BAZNAS RI Prof. Dr. KH Noor Achmad MA. menyampaikan apresiasinya kepada Nobby Official dan seluruh masyarakat yang telah berpartisipasi dalam pengumpulan donasi Kemanusiaan untuk rakyat Palestina.

    “Kami sangat berterima kasih kepada Nobby Official atas kepercayaan yang diberikan kepada BAZNAS. Insya Allah, donasi ini akan kami distribusikan secara amanah untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina,” kata Kiai Noor, seperti dalam rilis yang diterima redaksi elshinta.com.

    Kiai Noor menggambarkan penderitaan rakyat Palestina akibat kekejaman agresi penjajahan yang dilakukan oleh Israel, yang menutup hampir semua celah bantuan untuk Palestina.

    “Bantuan teman-teman di Indonesia sangat dibutuhkan, bukan berarti karena besar kecilnya tapi dorongan moralnya itu luar biasa,” ujar Kiai Noor.

    Dalam kesempatan tersebut, Kiai Noor juga menjelaskan, baru-baru ini BAZNAS telah bekerja sama menyalurkan bantuan sebesar Rp7 miliar dengan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), juga melakukan kerja sama penyaluran bantuan untuk pengungsi Palestina di Yordania sebesar Rp2 miliar dengan King Hussein Cancer Center (KHCC).

    Kiai Noor menyebut, total bantuan yang telah disalurkan oleh BAZNAS untuk membantu masyarakat Palestina sebesar Rp120 miliar, dan masih akan terus bertambah.

    Lebih lanjut Kiai Noor mengatakan, BAZNAS akan terus berusaha memastikan setiap bantuan yang diterima dapat tersalurkan meski di situasi yang penuh tantangan ini, hingga segala bantuan benar-benar bisa bermanfaat dan tersalurkan bagi masyarakat Palestina.

    Sementara itu, Komisaris Nobby Official, Sapari menyebutkan, seluruh donasi yang terkumpul merupakan hasil keuntungan dari penjualan Ghazia Collection selama periode Desember 2024 yang tersedia di 49 outlet Nobby di seluruh Indonesia.

    “Akhirnya kesempatan ini datang di mana kami bisa menyerahkan bantuan secara simbolis untuk saudara-saudara kita di Palestina lewat program Hope For Palestine lewat penjualan Ghazia Collection di mana keuntungan penjualan selama bulan Desember alhamdulillah sudah terkumpul,” kata Sapari.

    Sapari mengatakan, penyerahan donasi kemanusiaan ini juga merupakan bentuk pertanggungjawaban Nobby Official kepada para konsumen di seluruh wilayah tanah air.

    Sapari berharap, donasi yang terkumpul dapat meringankan penderitaan yang dirasakan masyarakat Palestina.

    “Mudah-mudahan dana yang terkumpul ini bisa membantu meringankan beban dan penderitaan saudara-saudara kita di Palestina,” harapnya.

    Turut hadir dalam penyerahan bantuan tersebut, Pimpinan BAZNAS RI, Bidang Perencanaan, Kajian, dan Pengembangan, Prof (HC). Dr. Zainulbahar Noor, SE, M.Ec, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Transformasi Digital Nasional, Prof. Ir. H. Muhammad Nadratuzzaman Hosen, MS. M.Ec., Ph.D, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pengumpulan H. Rizaludin Kurniawan M.Si, CFRM, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan, M.A, serta Deputi 1 BAZNAS RI M. Arifin Purwakananta.

    Sumber : Sumber Lain

  • Media Israel: Mesin Bubut Masuk Terowongan, Hamas Kembali Bisa Bikin Roket di Gaza, Jumlah Ratusan – Halaman all

    Media Israel: Mesin Bubut Masuk Terowongan, Hamas Kembali Bisa Bikin Roket di Gaza, Jumlah Ratusan – Halaman all

    Media Israel: Mesin Bubut Masuk Terowongan, Hamas kembali Bikin Roket di Gaza, Ada Ratusan

     

    TRIBUNNEWS.COM – Majalah Israel, Epoch mengutip sumber keamanan negara pendudukan tersebut mengabarkan kalau gerakan pembebasan Palestina, Hamas kembali mampu membuat roket di Gaza.

    Roket-roket ini kemudian diluncurkan ke Israel, merujuk insiden kian intensifnya serangan ke wilayah pendudukan Israel dalam beberapa pekan belakangan dari Gaza yang sudah dibombardir pasukan Israel (IDF) selama 15 bulan lebih sejak 7 Oktober 2023.

     
    “Penembakan roket Hamas ke Israel merupakan indikasi pemulihan kekuatan militernya,” kata laporan tersebut dilansir Khaberni, Jumat (10/1/2025).
     
    Laporan menambahkan, pulihnya kekuatan militer Hamas itu ditunjang oleh supporting unit, unit teknis pembuat dan perakit peledak dan persenjataan di dalam jaringan terowongan di Gaza.

    “Hamas memiliki ratusan roket baru yang diproduksi setelah memasukkan “mesin bubut” ke dalam terowongan,” kata laporan tersebut.

    Gerakan perlawanan Palestina memamerkan roket dan persenjataan mereka dalam sebuah parade militer sebelum terjadinya Perang Gaza.

    Jumlah Roket Hamas Masih Ratusan

    Pada tanggal 6 Januari, milisi perlawanan di Gaza utara diketahui menembakkan tiga roket ke Sderot, Ibim, dan Nir Am, yang salah satunya dicegat oleh Angkatan Udara Israel.

    Adapun dua roket lainnya menyebabkan kerusakan tetapi tidak ada korban luka.

    “Serangan itu terjadi setelah berhari-hari sirene berbunyi di Israel selatan, hanya beberapa di antaranya yang merupakan alarm palsu,” tulis laporan media Israel JNS, menggambarkan tingginya intensitas serangan ke wilayah pendudukan Israel dari Gaza dalam beberapa pekan belakangan. 

    Laporan itu mengulas, serangan ini menggarisbawahi ancaman yang sangat berkurang namun terus-menerus yang ditimbulkan oleh Hamas dan Jihad Islam Palestina (PIJ).

    Ulasan media tersebut mengklaim kalau persenjataan roket dan kemampuan operasional Hamas dan PIJ telah menurun secara signifikan sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023.

    Pada awal perang, Hamas dan PIJ dilaporkan memiliki 15.000 roket dan pasukan penyerang yang terdiri dari lima brigade dan satu divisi yang mampu merebut wilayah Israel dan melakukan serangan (Banjir Al-Aqsa 7 Oktober). 

    “Saat ini, sisa-sisa mereka terdiri dari sel-sel gerilya yang tersebar dengan senjata ringan, granat berpeluncur roket, dan bahan peledak—serta beberapa proyektil. Penilaian Israel menunjukkan bahwa kelompok-kelompok ini secara kolektif memiliki tidak lebih dari puluhan roket yang tersisa,” kata laporan itu menunjukkan hasil assesment militer Israel (IDF) terhadap kekuatan milisi perlawanan Palestina.

    Namun, profesor Kobi Michael, peneliti senior di Institut Studi Keamanan Nasional yang berpusat di Tel Aviv dan Institut Misgav untuk Keamanan Nasional dan Strategi Zionis di Yerusalem, meyakini jumlah roket milisi perlawanan Palestina kemungkinan lebih dari ‘cuma’ segelintir.

    “Saya kira jumlahnya lebih dari puluhan. Saya kira jumlahnya sekitar beberapa ratus roket. Kita harus ingat bahwa Hamas telah mempersiapkan diri sebelumnya untuk meluncurkan rentetan serangan besar-besaran ke Israel, dan karenanya, banyak roket yang dipersiapkan sebelumnya, termasuk di lokasi bawah tanah dan di kebun buah,” katanya dilansir JNS. 

    Michael menjabarkan peluncuran roket baru-baru ini sebagai ‘penampilan terakhir’ kelompok perlawanan Gaza.

    Dia menyatakan kalau setelah perang mereka tidak akan bisa lagi membanjiri langit Israel dengan roket, mereka hanya akan mempertahankan kemampuan meluncurkan proyektil secara sporadis. 

    “Saat ini, sebagian besar persenjataan Hamas dan PIJ telah dihancurkan,” kata Michael.

    Ia juga mencatat bahwa beberapa roket berharga yang tersisa diluncurkan saat pasukan IDF mendekatinya.

    Sementara Hamas masih memiliki senjata ringan, TNT, dan, mungkin, kapasitas untuk produksi roket yang sangat terbatas, “Dibandingkan dengan apa yang mereka miliki pada bulan Oktober, dan bahkan setelah 7 Oktober, kita berbicara tentang kemampuan yang benar-benar minim,” katanya.

    Operasi IDF di Gaza utara sejak operasi darat dimulai pada 27 Oktober difokuskan pada pembersihan area-area penting seperti Beit Hanoun dan Jabalia dari sisa-sisa elemen Hamas.

    Pada 5 Januari, Radio Angkatan Darat Israel melaporkan bahwa roket yang ditembakkan ke Persimpangan Erez berasal dari Beit Hanoun, tempat Brigade Nahal IDF beroperasi.

    Serangan roket dari wilayah Gaza ke wilayah pendudukan Israel di Yerusalem. (khaberni/tangkap layar)

    Pernyataan bersama oleh IDF dan Badan Keamanan Israel (Shin Bet) pada tanggal 5 Januari merinci serangan baru-baru ini terhadap lebih dari 100 target Hamas.

    Diklaim, serangan IDF mengakibatkan tewasnya puluhan anggota Hamas dan hancurnya lokasi peluncuran roket.

    Pihak Palestina mengonfirmasi, korban-korban yang muncul dari serangan Israel yang katanya presisi ini adalah warga sipil. 

    Sementara IDF telah membuat kemajuan substansial di Gaza utara, tantangan baru muncul di Kota Gaza, sebelah selatan wilayah tersebut, kata Michael.

    “Mereka akan mencoba menyusun kembali dan membangun kembali kemampuan di wilayah-wilayah yang kurang kita tangani, dan kita harus waspada,” katanya dilansir  JNS. 

    Respons IDF akan mencakup pemantauan intelijen berkelanjutan dan operasi yang ditargetkan, tambahnya.

    Roket diluncurkan oleh milisi perlawanan Palestina dari Gaza ke wilayah pendudukan Israel pada Agustus 2022, silam. (khaberni/tangkap layar/kredit foto: Reuters)

    Serangan ke Wilayah Israel Akan Tetap Ada Meski Perang Berakhir

    Meskipun persenjataan milisi pembebasan Palestina berkurang, serangan roket sporadis diperkirakan masih terus berlanjut ke Israel.

    Michael menyatakan, serangan dari milisi Palestina tetap menjadi ancaman yang harus ditanggapi dengan serius oleh Israel. 

    “Bahkan satu roket yang tidak dicegat dapat menyebabkan kerusakan dan korban, seperti yang kita lihat di Sderot,” katanya. 

    “Kita perlu bersiap menghadapi serangan roket sesekali bahkan setelah perang berakhir,” ia memperingatkan. Ia menekankan bahwa kebebasan intelijen dan operasional akan memungkinkan Israel untuk mempertahankan tekanan dan menanggapi dengan cepat setiap ancaman baru.

    Dalam panggilan telepon pada tanggal 2 Januari yang diselenggarakan oleh Institut Yahudi untuk Keamanan Nasional Amerika (JINSA) yang berpusat di Washington DC, Mayor Jenderal (purn.) Amikam Norkin, mantan komandan Angkatan Udara Israel, menekankan perlunya operasi militer di Gaza, dengan menyatakan, “IDF akan melancarkan operasi militer terhadap milisi perlawanan di Gaza setiap beberapa minggu.”

    Mayjen (purn.) Yaakov Amidror, mantan penasihat keamanan nasional Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menyatakan dalam panggilan yang sama, “Saya pikir kita berhasil menetralkan Hamas sebagai organisasi perlawanan militer, tetapi Hamas masih kuat di dalam Gaza.”

    Amidror menyarankan bahwa menetralkan Hamas sepenuhnya akan membutuhkan setidaknya satu tahun upaya berkelanjutan, termasuk menargetkan kepemimpinan dan infrastrukturnya.

    Amidror juga mengangkat isu tata kelola pascakonflik, dengan menegaskan, “Jika tidak relevan di dalam Gaza, kita dapat memanggil pihak ketiga untuk datang ke Gaza dan mengambil alih kendali pihak sipil. Hingga saat itu, tidak ada seorang pun [dari luar] yang siap bertanggung jawab.”

    Pada tanggal 4 Januari, unit teknik IDF mengklaim menemukan dan menghancurkan terowongan Hamas di Gaza tengah yang berisi fasilitas produksi amunisi dan bahan peledak. 

    Operasi tersebut menggarisbawahi upaya yang sedang berlangsung untuk membongkar infrastruktur produksi roket yang tersisa milik kelompok tersebut.

    Belakangan, temuan yang dilaporkan majalah Epoch  di atas, mengindikasikan kalau assessment IDF lagi lagi salah dan Hamas secara nyata kembali mampu memproduksi roketnya di dalam terowongan.

     

    (oln/khbrn/JNS/*)

  • Peringatan Terakhir Israel ke Otoritas Palestina: Tuntaskan Operasi di Jenin atau IDF Turun Tangan – Halaman all

    Peringatan Terakhir Israel ke Otoritas Palestina: Tuntaskan Operasi di Jenin atau IDF Turun Tangan – Halaman all

    Israel Keluarkan Peringatan Terakhir ke Otoritas Palestina Soal Operasi Militer di Kamp Jenin
     

    TRIBUNNEWS.COM – Israel dilaporkan mengeluarkan peringatan terakhir kepada Otoritas Palestina (PA) mengenai pelaksanaan operasi militer di kamp Jenin, khaberni melaporkan, Jumat (10/1/2025).

    Ultimatum Israel ke PA itu menuntut agar laju operasi militer di Jenin, Tepi Barat dipercepat dan kemajuan nyata dibuat.

    “Jika tidak, tentara Israel akan turun tangan langsung untuk mengambil kendali,” kata laporan tersebut mengutip bunyi peringatan Israel ke PA.

    Channel 12 Israel mengungkapkan bahwa selama pembicaraan tertutup, para pejabat Israel mengatakan ke pihak Otoritas Palestina kalau operasi militer yang sedang berlangsung dianggap defensif, bukan ofensif.

    Israel menginginkan personel keamanan PA lebih agresif, yang artinya aksi represif yang ditunjukkan PA di Jenin, dianggap masih kurang galak oleh Israel.

    Israel menilai, operasi militer personel keamanan PA berjalan lambat serta belum mencapai hasil yang diinginkan.

    “Israel mendesak PA untuk meningkatkan kecepatan operasi, jika tidak, Israel tidak akan menunggu lama dan terpaksa membubarkan pasukan keamanan Palestina dan tentara Israel akan mengambil kendali,” kata laporan tersebut.

    Menurut media tersebut, pesan dari pihak Israel adalah, “Israel tidak akan menerima kerugian apa pun demi Otoritas Palestina dan operasinya di Jenin.”

    Seorang perwira Otoritas Palestina memegang senjatanya saat pasukan keamanan melancarkan serangan di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki, 16 Desember 2024. (tangkap layar aljazeera/Majdi Mohammed/AP)

    Hasil Operasi PA di Jenin

    Sejak awal operasi keamanan di kamp Jenin, juru bicara resmi Pasukan Keamanan Otoritas Palestina, Brigadir Jenderal Anwar Rajab, mengatakan kalau sejak dimulainya kampanye “Lindungi Tanah Air” di Jenin pada 14/12/2024, 3 militan terbunuh, dan 247 penjahat ditangkap, 41 di antaranya terungkap. 

    Mereka terluka saat menolak penangkapan dan bentrok dengan aparat keamanan. Dia menunjukkan bahwa personel keamanan PA menjinakkan 17 bom mobil, dan kami mengambil kendali atas 3 pabrik yang memproduksi bom dan bahan peledak.

    Channel 12 menambahkan bahwa operasi keamanan Palestina di Jenin terjadi sekitar sebulan yang lalu, setelah bertahun-tahun Otoritas Palestina tidak memiliki pijakan di sana.

    “Hamas dan Iran memanfaatkan kekosongan tersebut dan mengalirkan banyak uang ke kamp tersebut,” kata laporan media Israel tersebut.

    Sejak pertengahan Desember, operasi militer Otoritas telah maju, dipimpin oleh Unit Keamanan Nasional ke-101, yang mencakup para pejuang terampil.

    Pasukan Elite PA, yang didirikan lebih dari 15 tahun lalu, memiliki kendaraan lapis baja yang dipersenjatai senapan mesin, senjata modern, dan anjing polisi untuk mendeteksi bahan peledak.

    Kesabaran Hamas dan Faksi Milisi Palestina Sudah Habis

    Di sisi lain, sebelumnya Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, dan Brigade Al-Aqsa, dari kelompok Fatah, juga sudah mengeluarkan pernyataan bersama yang berisi ultimatum terhadap pihak Otoritas Palestina (PA).

    Mereka mengutuk tindakan yang mereka sebut “sistematis” oleh Otoritas Palestina di kamp Jenin, Tepi Barat.

    Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Aqsa mengatakan kalau pihak PA “melanggar garis merah dan membunuh orang-orang yang tidak bersalah dengan sengaja dan sistematis,”.

    Faksi-faksi milisi Perlawanan Palestina itu juga menuduh PA melakukan pengepungan yang mencekik di kamp tersebut dengan mencegah akses terhadap air, listrik, dan pendidikan bagi penduduk.

    Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Aqsa menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap situasi di kamp tersebut.

    “Otoritas Palestina telah mencegah semua kebutuhan dasar yang dibutuhkan Kamp Jenin, ​​​​yang meningkatkan penderitaan para penghuninya,” kata pernyataan itu dilansir Khaberni, Selasa (7/1/2025). 

    Pasukan Keamanan Otoritas Palestina (PA) melakukan tindakan represif terhadap demonstran Palestina yang menentang pendudukan Israel di Tepi Barat. (tangkap layar BBC)

    Faksi perlawanan juga menyerukan, “setiap pejabat PA di Palestina untuk menjalankan tanggung jawabnya dan mengakhiri ketidakadilan yang menimpa kamp tersebut.”

    Dalam peringatan yang tegas, faksi milisi perlawanan Palestina menegaskan, kesabaran mereka sudah habis.

    “Jangan paksa kami mencapai titik tidak bisa kembali, yang konsekuensinya tidak diinginkan,” kata mereka.

    Al-Qassam dan Brigade Al-Aqsa juga memperingatkan kalau situasi eskalasi antar-entitas Palestina seperti ini “adalah kepentingan musuh kita bersama (Israel).

    Sebelum sampai ke fase menghancurkan, Al-Qassam dan Brigade Al-Aqsa juga menekankan kalau senjata mereka akan tetap diarahkan terhadap pendudukan Israel dan bukan terhadap entitas Palestina.

    PA Anggap Faksi Perlawanan Palestina Adalah Kriminal

    Seperti diketahui, konflik antar-entitas Palestina berkembang menjadi perang saudara di Jenin, Tepi Barat antara personel keamanan Otoritas Palestina dan kelompok milisi perlawanan, khusunya dari faksi Brigade Al-Quds, sayap militer Palestine Islamic Jihad (PIJ).

    Otoritas Palestina, dianggap kelompok milisi Perlawanan Palestina justru bertindak untuk membela kepentingan Israel dalam hal pemberangusan gerakan pembebasan Palestian dari pendudukan Israel.

    Di sisi lain, Otoritas Palestina mengklaim tindakan mereka bertujuan untuk menciptakan stabilitas dan keamanan di wilayah Tepi Barat, termasuk sejumlah wilayah ‘merah’ seperti Jenin, Tulkarm, dan Tubas.

    Tindakan ini diterjemahkan lewat aksi-aksi penangkapan sejumlah orang yang dianggap sebagai tokoh dan personel

    Belakangan, konflik ini berkembang hebat menjadi bentrokan langsung yang berhias baku tembak di antara entitas-Palestina tersebut.

    Dalam, bentrokan terbaru, baku tembak bahkan dilaporkan menewaskan seorang komandan milisi Brigade Jenin, sayap Brigade Al-Quds.

    Batalyon Tulkarm, cabang tempur Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan PIJ. (khaberni)

    Anggap Milisi Palestina Adalah Kriminal

    Juru bicara pasukan keamanan Otoritas Palestina Anwar Rajab mengatakan kalau mereka yang berada di Jenin bukanlah pejuang perlawanan.

    Juru bicara resmi pasukan keamanan Otoritas Palestina mengatakan itu apa yang terjadi di Jenin adalah kampanye keamanan yang menargetkan kriminal.

    “Para penjahat ini adalah mereka yang membunuh anak-anak, dan mereka yang menembak pasukan keamanan,” katanya dilansir Khaberni.

    Ia melanjutkan: “Kami mempunyai strategi, yaitu melindungi Palestina dari kehancuran.”

    “Kami bergerak di Tepi Barat dengan cara kami sendiri dan menghindari konfrontasi demi mempertahankan tujuan kami.”

    Ia menyimpulkan, “Apa yang terjadi di Gaza tidak akan terjadi di Tepi Barat, dan kami akan mencegahnya”.

    Kendaraan militer Israel berpatroli di kamp pengungsi Jenin, di Tepi Barat yang diduduki pada 29 November 2023, selama operasi militer yang sedang berlangsung di kamp tersebut. (Zain JAAFAR / AFP)

    Brigade Jenin: Kami Hanya Targetkan Israel

    Adapun Juru bicara Brigade Jenin dari Brigade Al-Quds – sayap militer Gerakan Jihad Islam – menyatakan dalam sebuah pernyataan kepada saluran satelit Al-Jazeera kalau pedoman mereka jelas, hanya menentang pendudukan.

    Pernyataan itu menunjukkan kalau mereka melakuka perlawanan terhadap entitas Israel di seluruh Tepi Barat.

    Terkait tudingan kalau mereka adalah kelompok kriminal dan bukan pejuang pembebasan Palestina, dia justru menyatakan pihak Otoritas Palestina juga melakukan kejahatan.

    “Dinas keamanan membunuh seorang pelaku Israel beberapa tahun lalu dan dua anak yang tidak bersalah,” kata dia dilansir Khaberni.

    Dia juga menunjukkan hipokrasi Otoritas Palestina di mana mereka meminta agar milisi perlawanan Palestina untuk menyerahkan diri di sisi lain meminta agar anggotanya dilindungi dari pendudukan Israel.

    “Juru bicara batalion mengatakan bahwa mereka menghormati hukum, namun dia bertanya-tanya: “Di mana hukum selama penyerbuan (oleh) pendudukan Israel?”,” kata dia dilansir Khaberni.

    Seperti dilaporkan, bentrokan kembali terjadi pada Minggu (15/12/2024), di kamp Jenin antara pasukan keamanan Palestina dan pejuang perlawanan, sebagai bagian dari operasi “Lindungi Tanah Air” yang diluncurkan oleh Otoritas Palestina.

    Operasi ini mengakibatkan terbunuhnya pemimpin Brigade Jenin, Yazid Ja’ aysa, yang sedang dikejar oleh pendudukan Israel.

     

    (oln/khbrn/*)