Negara: Palestina

  • Besok Kamis Resmi Kesepakatan Senjata Israel-Hamas? Mustafa: Gaza Harus Dikelola Palestina – Halaman all

    Besok Kamis Resmi Kesepakatan Senjata Israel-Hamas? Mustafa: Gaza Harus Dikelola Palestina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Laporan yang muncul pada hari Rabu (15/1/2025) menyebutkan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas akan terjadi paling lambat pada besok Kamis (16/1/2025).

    Koresponden Urusan Global untuk Axios dan analis CNN Barak Ravid telah mengunggah di akun X miliknya pada hari Rabu, pejabat Israel telah memberitahunya bahwa perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas akan terjadi untuk konflik di Gaza “paling lambat besok.”

    Sumber Palestina KAN News juga menyatakan: “Sebuah terobosan telah dicapai dalam pembicaraan, pengumuman kesepakatan diharapkan besok,” seperti diberitakan miamiherald.

    Otoritas Palestina harus menjadi satu-satunya kekuatan pemerintahan di Gaza setelah perang, Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa mengatakan, karena harapan tumbuh bahwa kesepakatan untuk menghentikan pertempuran dan mulai memulangkan sandera Israel sudah dekat.

    Siapa yang akan memimpin Gaza setelah perang tetap menjadi salah satu pertanyaan besar yang belum terjawab dalam negosiasi tersebut, yang berfokus pada gencatan senjata segera dan pertukaran tahanan yang masih ditahan di daerah kantong yang terkepung itu dengan warga Palestina di penjara Israel.

    Berbicara pada sebuah konferensi di Norwegia pada hari Rabu, Mustafa mengatakan tekanan harus terus berlanjut untuk menyetujui gencatan senjata di Gaza dan memungkinkan masuknya lebih banyak bantuan kemanusiaan untuk lebih dari 2 juta orang yang menghadapi krisis kemanusiaan parah setelah 15 bulan perang.

    Hanya warga Palestina yang secara sah ditempatkan untuk mengambil alih pemerintahan di Gaza setelah pertempuran berakhir dan tidak boleh ada upaya untuk memisahkan Gaza dari Tepi Barat yang diduduki sebagai bagian dari negara Palestina, katanya, menurut laporan TRTWorld.

    “Sementara kita menunggu gencatan senjata, penting untuk ditegaskan bahwa tidak akan dapat diterima jika entitas lain memerintah Gaza, kecuali kepemimpinan Palestina yang sah dan pemerintah negara Palestina,” katanya dalam konferensi tersebut, menurut teks pidatonya.

    PA, yang didominasi oleh faksi Fatah yang dibentuk oleh mantan pemimpin Palestina Yasser Arafat, juga menghadapi pertentangan dari faksi saingannya Hamas, yang mengalahkan Fatah dalam pemilu 2006 .

    Ia mengatakan pengakuan Norwegia tahun lalu terhadap negara Palestina di bawah Otoritas Palestina merupakan langkah penting menuju solusi dua negara yang didukung pada prinsipnya oleh sebagian besar masyarakat internasional.

    Israel menolak keterlibatan apa pun oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas. Namun, Israel juga menentang keras pemerintahan Otoritas Palestina, badan yang dibentuk berdasarkan Perjanjian Perdamaian Sementara Oslo tiga dekade lalu yang membatasi kekuasaan pemerintahan di Tepi Barat yang diduduki.

    Harap-harap Cemas

    Warga Israel dan Gaza dengan cemas menunggu kesepakatan gencatan senjata yang telah lama dicari.

    Keluarga sandera Israel menyerukan pembebasan mereka.

    Sementara itu, warga Palestina yang mengungsi berdoa agar diberi kesempatan untuk pulang.

    Beberapa pejabat dari negara-negara mediasi yang terlibat dalam negosiasi tersebut mengatakan, kesepakatan mengenai gencatan senjata dan pertukaran sandera-tahanan semakin dekat dari sebelumnya.

    Bahkan, Qatar mengatakan negosiasi tersebut berada pada “tahap akhir.”

    Di Israel, keluarga sandera dan pendukung mereka berkumpul di luar parlemen dan kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menuntut agar segala upaya dilakukan untuk mengamankan kesepakatan setelah berbulan-bulan kekecewaan.

    “Waktu adalah hal yang terpenting, dan waktu tidak berpihak pada para sandera,” kata Gil Dickmann, sepupu mantan sandera Carmel Gat, yang jasadnya ditemukan dari terowongan Gaza pada bulan September, Selasa (14/1/2025), dilansir Arab News.

    “Sandera yang masih hidup akan berakhir dengan kematian.”

    “Sandera yang sudah meninggal mungkin akan hilang,” tegas Dickmann pada sebuah rapat umum di Yerusalem.

    Pertukaran Sandera dengan Warga Palestina yang Dipenjara

    Selama tahap pertama, Hamas akan membebaskan 33 sandera sebagai imbalan atas pembebasan ratusan warga Palestina yang dipenjara oleh Israel.

    Pada tahap akhir, semua wanita, anak-anak, dan orang tua yang masih hidup yang ditahan oleh militan harus dibebaskan.

    Dikutip dari AP News, sekitar 100 sandera masih ditawan di dalam Gaza, campuran warga sipil dan tentara, dan militer yakin sedikitnya sepertiga dari mereka tewas.

    Pada hari pertama gencatan senjata, Hamas akan membebaskan tiga sandera, kemudian empat sandera lainnya pada hari ketujuh.

    Setelah itu, Hamas akan membebaskan sandera setiap minggu.

    Berikut draf kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas terkait perang Gaza:

    Fase 1: (42 hari)

    Hamas membebaskan 33 sandera, termasuk warga sipil dan tentara perempuan, anak-anak dan warga sipil berusia di atas 50 tahun
    Israel membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera sipil dan 50 untuk setiap tentara wanita
    Hentikan pertempuran, pasukan Israel bergerak keluar dari daerah berpenduduk ke pinggiran Jalur Gaza
    Warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke rumah, lebih banyak bantuan memasuki Jalur Gaza

    Fase 2: (42 hari)

    Deklarasi “ketenangan berkelanjutan”
    Hamas membebaskan sandera laki-laki yang tersisa (tentara dan warga sipil) dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina yang belum dinegosiasikan dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.

    Fase 3:

    Mayat sandera Israel yang tewas ditukar dengan mayat pejuang Palestina yang tewas
    Pelaksanaan rencana rekonstruksi di Gaza
    Penyeberangan perbatasan untuk pergerakan masuk dan keluar Gaza dibuka kembali

    Ke-33 sandera akan mencakup wanita, anak-anak, dan mereka yang berusia di atas 50 tahun — hampir semuanya warga sipil, tetapi kesepakatan itu juga mewajibkan Hamas untuk membebaskan semua tentara wanita yang masih hidup.

    Warga Palestina di Gaza di samping Tank Merkava Israel yang hangus dalam serangan Banjir Al-Aqsa Hamas pada 7 Oktober 2023. (khaberni/tangkap layar)

    Hamas akan membebaskan sandera yang masih hidup terlebih dahulu, tetapi jika yang masih hidup tidak memenuhi jumlah 33 sandera, jenazah akan diserahkan.

    Tidak semua sandera ditahan oleh Hamas, jadi meminta kelompok militan lain untuk menyerahkan mereka bisa menjadi masalah.

    Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan 30 wanita, anak-anak, atau lansia Palestina untuk setiap sandera sipil yang masih hidup yang dibebaskan.

    Untuk setiap tentara wanita yang dibebaskan, Israel akan membebaskan 50 tahanan Palestina, termasuk 30 orang yang menjalani hukuman seumur hidup.

    Sebagai imbalan atas jenazah yang diserahkan oleh Hamas, Israel akan membebaskan semua wanita dan anak-anak yang telah ditahannya di Gaza sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.

    Puluhan pria, termasuk tentara, akan tetap ditawan di Gaza, sambil menunggu tahap kedua.

    Diketahui, perang di Gaza meletus setelah serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

    Serangan itu, yang paling mematikan dalam sejarah Israel, mengakibatkan kematian 1.210 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP dari angka resmi Israel.

    Pada hari itu, militan juga menyandera 251 orang, yang 94 di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 34 yang menurut militer Israel telah tewas.

    Kampanye pembalasan Israel di Gaza sejak itu telah menewaskan 46.645 orang, sebagian besar warga sipil, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas, yang angkanya dianggap dapat diandalkan oleh PBB.

    Serangan militer yang ekstensif telah meninggalkan sebagian besar Gaza dalam reruntuhan, mengungsikan sebagian besar penduduknya selama lebih dari 15 bulan perang.

    (Tribunnews.com/ Chrysnha, Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Tolak Gencatan Senjata, Menteri Garis Keras Israel Ancam Netanyahu

    Tolak Gencatan Senjata, Menteri Garis Keras Israel Ancam Netanyahu

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengancam akan keluar dari pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, Selasa (14/1/2025). Hal ini disebabkan progres gencatan senjata antara Israel dengan milisi penguasa Gaza Palestina, Hamas.

    Dalam laporan Reuters, Ben-Gvir, yang kepergiannya belum bisa menjatuhkan Netanyahu, mendesak Menteri Keuangan sayap kanan lainnya, Bezalel Smotrich, untuk bergabung dengannya dalam upaya mencegah kesepakatan gencatan senjata. Ia menggambarkan kesepakatan itu sebagai penyerahan diri kepada Hamas.

    “Langkah ini adalah satu-satunya kesempatan kita untuk mencegah (kesepakatan) itu terlaksana, dan mencegah Israel menyerah kepada Hamas, setelah lebih dari setahun perang berdarah, yang mengakibatkan lebih dari 400 tentara IDF (Pasukan Pertahanan Israel) gugur di Jalur Gaza, dan untuk memastikan bahwa kematian mereka tidak sia-sia,” kata Ben-Gvir di X.

    Smotrich sendiri telah mengatakan pada hari Senin bahwa ia menolak kesepakatan tersebut tetapi tidak mengancam akan membubarkan koalisi Netanyahu. Mayoritas menteri diperkirakan akan mendukung kesepakatan gencatan senjata bertahap, yang merinci penghentian pertempuran dan pembebasan sandera.

    Ben-Gvir menggemakan pernyataan Smotrich. Ia sempat mengatakan pada hari Senin bahwa Israel harus melanjutkan kampanye militernya di Gaza hingga kelompok militan Palestina Hamas menyerah sepenuhnya.

    Israel memulai serangannya di Gaza setelah para pejuang yang dipimpin Hamas menyerang komunitas-komunitas Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang. Israel mengatakan sekitar 100 sandera masih ditahan, tetapi tidak jelas berapa banyak yang masih hidup.

    Pihak berwenang di Gaza mengatakan kampanye Israel telah menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina dan membuat sebagian besar penduduk yang berjumlah 2,3 juta orang mengungsi. Sebagian besar daerah kantong pesisir itu juga dilaporkan hancur.

    Sejauh ini, para mediator belum berhasil menyelesaikan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Sumber yang dekat dengan diskusi tersebut mengatakan bahwa Qatar dan Mesir telah mampu menyelesaikan beberapa perbedaan antara pihak-pihak yang bertikai tetapi masih ada titik-titik yang mengganjal.

     

    (luc/luc)

  • Perjanjian Gencatan Senjata di Gaza Sudah Tercapai, Pengumuman Resmi Ditunda Gegara Netanyahu Curang – Halaman all

    Perjanjian Gencatan Senjata di Gaza Sudah Tercapai, Pengumuman Resmi Ditunda Gegara Netanyahu Curang – Halaman all

    Perjanjian Gencatan Senjata Sudah Tercapai, Tapi Pengumuman Resmi Ditunda Gegara Netanyahu

    TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah laporan yang diterima dari ibu kota Qatar, Doha, menunjukkan bahwa perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza telah tercapai, khaberni melaporkan, Rabu (15/1/2025).

    Meski demikian, pengumuman resmi tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Gaza tersebut tertunda.

    Sebuah narasumber utama dalam kelompok pembebasan Palestina, Hamas, mengaitkan penundaan pengumuman resmi “Sampai tercapainya kesepakatan mengenai mekanisme penerapan gencatan tersebut.”

    Pihak Hamas mengatakan kalau Perdana Menteri pemerintah pendudukan Israel, Benjamin Netanyahu, mencoba mencurangi perjanjian tersebut dan menghalanginya di saat-saat terakhir.

    Manuver itu dilakukan Netanyahu dengan meminta agar tahanan berstatus militer Israel ditambahkan ke dalam daftar 33 tahanan yang akan dibebaskan pada fase pertama. 

    Dari draft pertukaran sandera demi gencatan senjata yang sudah disepakati, disebutkan kalau kategori tahanan yang diklasifikasikan secara khusus, termasuk mereka yang merupakan anggota militer, dijadwalkan akan dibebaskan pada tahap-tahap berikut pertukaran sandera.

    Fase-fase ini menjadi syarat dari pendudukan Israel untuk membebaskan seribu tahanan pada tahap pertama, menurut surat kabar Al-Arabi Al-Jadeed.

    Sumber Hamas, mengungkapkan kalau delegasi perundingan Israel mencoba mempersulit perundingan, dengan mengklaim kalau mereka menginginkan pada tahap pertama pertukaran sandera untuk membebaskan semua kategori tahanan Israel, termasuk warga sipil, personel militer, pria dan wanita.

    Menurut perjanjian tersebut, tahap pertama adalah Hamas membebaskan 33 tahanan Israel, termasuk anak-anak, wanita, tentara wanita, orang tua, dan orang sakit.

    Sumber Hamas tersebut juga mengungkapkan, kategori tentara Israel yang ditangkap berseragam militer pada 7 Oktober 2023, termasuk sejumlah petugas dari Dinas Keamanan Umum, “Shin Bet,” dan petugas dari Unit Intelijen Israel 8200, akan dibebaskan pada tahap berikutnya dalam pertukaran.

    Fase berikut pertukaran sandera juga akan membebaskan mereka yang berkategori sebagai petinggi militer Israel.

    “Draft kesepakatan mencatat bahwa kategori-kategori sandera ini akan ditangani dalam transaksi dalam kunci khusus yang akan disepakati pada saat itu,” kata laporan Khaberni.

    Pasukan Israel (IDF) dari divisi cadangan infanteri menyerbu ke sebuah pemukiman warga Palestina di Jalur Gaza dalam agresi militer yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 silam. (rntv/tangkap layar)

    Jaminan Sepihak Penarikan Pasukan oleh Israel

    Sumber Hamas tersebut juga menunjukkan bahwa di antara mekanisme implementasi yang menghalangi pengumuman resmi kesepakatan perjanjian gencatan senjata tersebut adalah pelanggaran perjanjian penyerahan peta untuk proses penarikan pasukan yang akan menyertai tahapan implementasi oleh Israel (pembebasan tahanan Palestina).

    Sumber tersebut menambahkan, delegasi Israel berusaha untuk membenarkan hal ini dengan mengatakan kalau mereka sendiri yang akan menjamin terjadinya penarikan pasukan (IDF), termasuk tetap berada di lokasi-lokasi penting di Jalur Gaza sampai semua hak perjanjian diselesaikan.

    Jaminan sepihak dari Israel ini yang masih menjadi hambatan.

    Pembukaan Kembali Penyeberangan Rafah

    Dalam konteks yang sama, para pejabat dari Badan Intelijen Umum Mesir mengunjungi perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza, Selasa (14/1/2025).

    Kunjungan itu dilaporkan untuk menyiapkan laporan mengenai status dan persyaratan pembukaan kembali penyeberangan di perbatasan Mesir-Palestina tersebut.

    Dalam assesmentnya, para pejabat tersebut menginspeksi kelengkapan dokumen dan fisik dari perusahaan transportasi “Hala” yang terafiliasi dengan pengusaha Sinai, Ibrahim Al-Arjani.

    Perusahaan ini ditunjuk sebagai penyedia jasa angkutan di perbatasan.

    “Selain perusahaan itu, ada pula perusahaan lain milik Al-Arjani yang terkait dengan penyelenggaraan dan koordinasi proses masuknya bantuan, di untuk melakukan persiapan pada tahap selanjutnya,” kata laporan Khaberni.

    IDF berupaya menguasai setidaknya 4 wilayah besar. Salah satu yang paling menonjol adalah koridor Netzarim. (X/Twitter)

    Hamas Minta Rincian Penarikan Mundur Pasukan Israel

    Sebelumnya kemarin, Selasa, sebuah sumber yang mengetahui perundingan tidak langsung antara Hamas dan Israel mengungkapkan kalau Hamas telah memberikan persetujuannya terhadap rancangan perjanjian tersebut kepada para mediator sejak malam Senin-Selasa.

    “Ketika Hamas menyampaikan tanggapannya, Hamas meminta tanggapan dari Israel melalui mediator untuk memberikan peta dengan rincian yang jelas untuk seluruh wilayah geografis di Jalur Gaza di mana tentara pendudukan akan mundur, dengan menentukan waktu setiap penarikan,” kata laporan itu.

    Sumber tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, menambahkan:

     “Hamas khawatir Israel akan mengakali penarikan bertahap jika mediator tidak memiliki peta yang jelas yang dapat dijadikan acuan jika terjadi pelanggaran oleh Israel.”

    Dampak Suram Bagi Israel

    Peluang besar terciptanya gencatan senjata yang dilakukan lewat proses pertukaran sandera dan tahanan antara gerakan Hamas Palestina dan Israel disambut secara tidak antusias oleh sejumlah entitas Zionis.

    Analis Yossi Yehoshua dalam tulisannya di surat kabar Yedioth Ahronoth, menyatakan, kalau draft perjanjian gencatan senjata di Gaza sejatinya merugikan pihak Israel.

    Kerugian itu khususnya karena dengan begitu, target utama perang yaitu pembubaran Hamas, tidak tercapai.

    Ditambah, penarikan mundur pasukan Israel dari titik-titik simpul di Jalur Gaza, adalah puncak dari kesia-siaan agresi militer darat pasukan Israel yang telah berlangsung lebih dari 15 bulan dan menelan banyak korban dan biaya.

    “Hal ini tidak membebaskan kita dari menghadapi masa depan suram yang menanti kita di sisi lain, mengingat banyaknya kesenjangan (perbedaan dengan keinginan Israel) dalam perjanjian yang sedang dirancang,” kata Yossi, dikutip dari Khaberni, Selasa (14/1/2025).

    Berikut tulisan Yossi soal peluang gencatan di Gaza:

    Kita tidak perlu menutup-nutupi kenyataan yang ada. Perjanjian yang muncul ini berdampak buruk bagi Israel, namun Israel tidak punya pilihan selain menerimanya.

    Israel mempunyai kewajiban moral terhadap warga negaranya yang ditangkap dan tentara yang dibiarkan tanpa perlindungan.

    Lima belas bulan setelah dimulainya perang, tentara belum mampu membongkar kekuatan militer Hamas, dan kepemimpinan politik belum melakukan upaya untuk mencari alternatif pemerintahan di Gaza.

    Sebuah kesepakatan dicapai di mana kita membayar harga yang tinggi, yang seharusnya dibayar untuk kesepakatan yang komprehensif, dan bukan kesepakatan parsial yang setelah itu alat-alat tekanan yang bertujuan untuk memastikan tahap selanjutnya akan hilang.

    Pasukan Israel (IDF) dari divisi infanteri melakukan agresi militer darat ke Jalur Gaza. (khaberni/tangkap layar)

    Detail Draft Gencatan Senjata

    Berikut draf rancangan perjanjian gencatan senjata di Gaza, menurut apa yang diterbitkan oleh Hebrew Broadcasting Corporation:

    Tahap Pertama (42 hari):

    1. Penghentian sementara operasi militer timbal balik antara kedua pihak, dan penarikan pasukan Israel ke arah timur dan menjauh dari daerah berpenduduk ke daerah sepanjang perbatasan di seluruh wilayah Jalur Gaza, termasuk Lembah Gaza (poros Netzarim dan Alun-Alun Kuwait) .

    2. Penghentian sementara aktivitas udara (untuk tujuan militer dan pengintaian) di Jalur Gaza selama 10 jam setiap hari, dan 12 jam pada hari pembebasan korban penculikan dan tahanan.

    3. Pengembalian pengungsi ke daerah tempat tinggalnya, dan penarikan diri dari Lembah Gaza (poros Netzarim dan Alun-Alun Kuwait):

    • A. Pada hari ketujuh (setelah pembebasan 7 tahanan), pasukan Israel mundur sepenuhnya dari Jalan Al-Rashid ke arah timur ke Jalan Salah Al-Din, membongkar seluruh situs dan instalasi militer di daerah ini, dan mengembalikan para pengungsi ke daerah dan tempat tinggal mereka (tanpa membawa senjata selama kepulangan), dengan kebebasan bergerak warga di seluruh wilayah Jalur Gaza, dan masuknya bantuan kemanusiaan melalui Jalan Al-Rashid, dimulai dari hari pertama, tanpa hambatan.

    • B. Pada hari kedua puluh dua, pasukan Israel mundur dari pusat Jalur Gaza (terutama poros Netzarim dan poros Kuwait Square) di sebelah timur Jalan Salah al-Din ke daerah dekat perbatasan, dan situs serta instalasi militer sepenuhnya dihancurkan dan dibongkar, dan para pengungsi terus kembali ke tempat tinggal mereka (tanpa membawa senjata selama mereka kembali) di Jalur Gaza Utara, dengan kebebasan bergerak bagi penduduk di seluruh wilayah Jalur Gaza.

    • C. Mulai dari hari pertama, bantuan kemanusiaan, bahan bantuan dan bahan bakar dalam jumlah yang cukup dan intensif telah disalurkan (600 truk per hari, termasuk 50 truk bahan bakar, termasuk 300 untuk wilayah utara), termasuk bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pembangkit listrik, perdagangan dan peralatan yang diperlukan untuk menghilangkan puing-puing dan merehabilitasi wilayah yang hancur. 

    Mengoperasikan rumah sakit, pusat kesehatan dan toko roti di seluruh wilayah Jalur Gaza, dan melanjutkannya di seluruh tahap perjanjian.

    4. Pertukaran sandera dan tawanan antara kedua belah pihak:

    A. Pada tahap pertama, Hamas membebaskan 33 tahanan Israel (hidup atau mati), termasuk wanita (warga sipil dan tentara wanita), anak-anak (di bawah usia 19 tahun selain tentara), orang tua (di atas usia 50 tahun), serta orang-orang yang terluka dan warga sipil yang sakit, dengan imbalan sejumlah tahanan di penjara dan pusat penahanan Israel, sesuai dengan ketentuan berikut:

    • Hamas membebaskan semua tahanan Israel yang masih hidup, termasuk perempuan dan anak-anak sipil (di bawah usia 19 tahun, bukan tentara). 

    Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 30 anak-anak dan perempuan untuk setiap tahanan Israel yang dibebaskan, berdasarkan daftar yang diberikan oleh Hamas berdasarkan senioritas dalam tahanan.

    B. Hamas membebaskan semua tentara wanita Israel yang masih hidup.

    Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 50 tahanan dari penjaranya untuk setiap tentara wanita Israel yang dibebaskan.

    5. Penjadwalan pertukaran korban penculikan dan tawanan antara kedua pihak pada tahap pertama:

    • Pada hari pertama perjanjian, Hamas membebaskan tiga sandera Israel (warga sipil).

    • Pada hari ketujuh perjanjian, Hamas kembali membebaskan empat sandera Israel (warga sipil).

    • Setelah itu, Hamas membebaskan lagi tiga sandera Israel setiap tujuh hari, dimulai dari perempuan (warga sipil dan tentara).

    Semua orang yang diculik akan dibebaskan hidup-hidup.

    • Pada minggu keenam, Hamas membebaskan seluruh tahanan sipil yang termasuk dalam fase ini. Sebagai imbalannya, Israel membebaskan sejumlah tahanan Palestina dari penjara sesuai dengan daftar yang disediakan oleh Hamas.

    • Pada hari ketujuh, Hamas mengirimkan informasi tentang jumlah warga Israel yang diculik dan akan dibebaskan pada tahap ini.

    • Pada minggu keenam (setelah pembebasan Hisham al-Sayyid dan Avra ​​​​Mengistu di antara total 33 penculik Israel setuju untuk dibebaskan pada tahap pertama perjanjian), Israel membebaskan 47 tahanan yang ditangkap kembali setelah kesepakatan.

    •  Jika jumlah korban penculikan Israel yang masih hidup yang dijadwalkan untuk dibebaskan tidak mencapai 33 orang, jumlah tersebut akan ditambah dengan jenazah dari kategori yang sama. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan semua wanita dan anak-anak (di bawah usia 19 tahun) pada minggu keenam ditangkap dari Jalur Gaza setelah 7 Oktober 2023.

    • Proses pertukaran ini terkait dengan sejauh mana kepatuhan terhadap ketentuan perjanjian, termasuk penghentian operasi militer di kedua belah pihak, penarikan pasukan Israel, kembalinya pengungsi, dan masuknya bantuan kemanusiaan.

    • Tahanan Palestina yang dibebaskan tidak akan ditangkap lagi atas tuduhan yang sama seperti sebelumnya, dan Israel tidak akan mengambil inisiatif untuk menangkap kembali tahanan Palestina yang dibebaskan untuk menjalani sisa masa hukumannya.

    • Tahanan Palestina yang akan dibebaskan tidak diharuskan menandatangani dokumen apapun sebagai syarat pembebasan mereka.

    6. Pertukaran korban penculikan dan tahanan pada tahap pertama yang disebutkan di atas tidak akan dianggap sebagai dasar kriteria pertukaran pada tahap kedua.

    7. Selambat-lambatnya pada hari keenam belas, perundingan tidak langsung akan dimulai antara kedua pihak mengenai kesepakatan tentang syarat-syarat pelaksanaan perjanjian tahap kedua ini, termasuk yang berkaitan dengan kriteria pertukaran tawanan antara kedua belah pihak (tentara dan lain-lain).

    Kesepakatan mengenai hal ini harus dicapai sebelum akhir minggu kelima fase ini.

    8. Perserikatan Bangsa-Bangsa, badan-badannya dan organisasi internasional lainnya melanjutkan pekerjaan mereka dalam menyediakan layanan kemanusiaan di seluruh wilayah Jalur Gaza, dan akan terus melakukan hal tersebut sepanjang tahapan perjanjian.

    9. Memulai rehabilitasi infrastruktur (listrik, air, limbah, komunikasi, dan jalan) di seluruh wilayah Jalur Gaza, memperbolehkan penggunaan peralatan pertahanan sipil yang diperlukan, dan menghilangkan puing-puing, dan ini akan berlanjut di semua tahap perjanjian.

    10. Menyediakan perbekalan yang diperlukan untuk membangun tempat penampungan bagi para pengungsi yang kehilangan tempat tinggal selama perang (setidaknya 60.000 unit rumah sementara – karavan – dan 200.000 tenda).

    11. Setelah pembebasan seluruh tentara Israel, jumlah tentara yang terluka yang akan dipindahkan untuk perawatan medis melalui penyeberangan Rafah akan ditingkatkan, jumlah orang sakit dan terluka yang diizinkan menyeberang akan ditingkatkan, dan pembatasan terhadap pergerakan barang dan perdagangan akan dihilangkan.

    12. Mulai melaksanakan pengaturan dan rencana yang diperlukan untuk membangun kembali rumah, bangunan sipil, dan infrastruktur yang hancur akibat perang dan memberikan kompensasi kepada mereka yang terkena dampak, di bawah pengawasan sejumlah negara dan organisasi, termasuk Mesir, Qatar, dan PBB .

    13-Semua tindakan dalam fase ini, termasuk penghentian sementara operasi militer di kedua belah pihak, upaya pemberian bantuan dan perlindungan, penarikan pasukan, dll., akan berlanjut selama fase kedua seiring dengan berlanjutnya negosiasi mengenai syarat-syarat fase kedua dan pelaksanaannya.

    Tahap kedua (42 hari):

    14. Pengumuman kembalinya ketenangan berkelanjutan (penghentian permanen operasi militer dan semua aktivitas permusuhan) akan berlaku sebelum dimulainya pertukaran korban penculikan dan tahanan antara kedua pihak – semua pria Israel yang masih hidup (warga sipil dan tentara) – sebagai imbalan atas jumlah tahanan yang disepakati di penjara dan pusat penahanan Israel, Penarikan total pasukan Israel dari Jalur Gaza.

    Tahap ketiga (42 hari):

    15. Jenazah dan jenazah akan dipertukarkan antara kedua pihak setelah mereka ditemukan dan diidentifikasi.

    16. Melaksanakan rencana rekonstruksi Jalur Gaza selama jangka waktu 3 sampai 5 tahun, termasuk perumahan, bangunan sipil, dan infrastruktur sipil, dan memberikan kompensasi kepada semua yang terkena dampak, di bawah pengawasan sejumlah negara dan organisasi, termasuk Mesir, Qatar , dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    17. Membuka perlintasan dan memperbolehkan pergerakan orang dan barang.

     

    Penjamin perjanjian:

    Qatar, Mesir, Amerika Serikat

     

     

     

    (oln/khbrn/*)
     

     

     

  • Apa Perbedaan Isra dan Miraj? Ini Penjelasan Arti Kata dan Maknanya

    Apa Perbedaan Isra dan Miraj? Ini Penjelasan Arti Kata dan Maknanya

    Jakarta

    Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW adalah sala satu peringatan hari penting keagamaan bagi umat Islam. Istilah Isra Mikraj sendiri terdiri atas dua kata, yaitu Isra dan Mikraj, yang memiliki arti dan makna berbeda.

    Lantas, apa perbedaan antara Isra dan Mikraj? Berikut ini penjelasannya:

    Arti Isra dan Mikraj

    Secara istilah, mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI V Kemdikbud), kata ‘Isra’ artinya perjalanan Nabi Muhammad SAW pada malam hari dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Baitul Mukadas (Yerusalem/Palestina) dengan kendaraan burak.

    Sementara kata ‘Mikraj’ artinya perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW pada malam hari dari Masjidil Aqsa di Yerusalem hingga langit ke tujuh dan berakhir di Sidratul Muntaha (di atas langit ke tujuh), yang intinya menerima perintah salat lima waktu dari Allah SWT.

    Sehingga jika digabungkan, maka kata ‘Isra Mikraj’ artinya perjalanan Nabi Muhammad SAW pada malam hari dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem kemudian ke langit ke tujuh sampai di Sidratul Muntaha untuk menerima perintah salat lima waktu.

    Adapun kata Isra dan Mikraj dalam bahasa Arab terdiri dari dua kata yang ditulis dengan al-‘Isra’ wal-Mi’raj (الإسراء والمعراج). Kata ‘Isra’ berasal dari kata ‘Sara’ yang diartikan sebagai ‘perjalanan malam’. Kata ‘Mikraj’ yang diartikan sebagai ‘kenaikan’ atau ‘kendaraan untuk naik’.

    Makna Isra Mikraj

    Mengutip dari Kemenag RI, dalam peristiwa Isra, Nabi Muhammad SAW “diberangkatkan” oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam peristiwa Mikraj, Nabi Muhammad SAW “dinaikkan” oleh Allah SWT ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini, Nabi mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.

    Lantas, mengapa Nabi Muhammad SAW diperjalankan ke Masjidil Aqsa terlebih dahulu dan tidak langsung diangkat ke langit? Berikur ini penjelasannya:

    Kedua, Allah SWT ingin menunjukkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam Surah An-Najm ayat 12, terdapat kata ‘yaro’ yang dalam bahasa Arab berarti menyaksikan langsung. Hal ini berbeda dengan kata ‘syahida’, yang artinya menyaksikan, tetapi tidak harus secara langsung. Allah SWT ingin memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya itu secara langsung, karena pada saat itu dakwah Nabi SAW sedang pada masa sulit dan penuh duka cita.

    (wia/imk)

  • Ketua MPR: Dukungan RI pada Palestina diberikan dari semua sisi

    Ketua MPR: Dukungan RI pada Palestina diberikan dari semua sisi

    Sekarang semua negara Asia dan Afrika sudah merdeka, tinggal Palestina yang belum merdeka. Itulah janji kita

    Jakarta (ANTARA) – Ketua MPR RI Ahmad Muzani menegaskan bahwa dukungan Indonesia terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina hampir dicurahkan dari semua sisi, mulai dari politik hingga kemanusiaan.

    “Support yang diberikan oleh bangsa Indonesia terhadap Palestina itu hampir semua sisi kita berikan, dari sisi politik tidak pernah kurang, dari sisi kemanusiaan tidak pernah luntur, dan dari sisi kemanusiaan tidak pernah berkurang,” tutur Muzani.

    Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan dalam kegiatan public expose “Membasuh Luka Palestina” yang diprakarsai oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.

    “Yang hari ini kita saksikan itu adalah bantuan yang diberikan oleh Baznas, belum lembaga-lembaga lain yang diberikan secara mandiri, dan berbagai macam lembaga-lembaga yang ada di Indonesia juga memberi bantuan kemanusiaan terhadap Palestina,” ujarnya.

    Dia lantas melanjutkan, “Kita tidak pernah bosan, kita tidak pernah lelah, dan kita tidak pernah merasa kalah dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan Palestina”.

    Dia menjelaskan alasan bangsa Indonesia begitu bersemangat dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Hal itu menjadi dilatari sejarah politik karena Palestina menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

    “Palestina adalah salah satu negara yang pertama kali mengakui Republik Indonesia merdeka setelah Mesir, dari sisi itu kita sudah memiliki hubungan kesejarahan yang cukup bagus. Kita memiliki hutang sejarah yang bagus,” ucapnya.

    Selain itu, dia menyebut dasasila Bandung yang menjadi hasil dari konferensi Asia Afrika tahun 1955 mengamanatkan agar Indonesia memberikan dukungan terhadap negara-negara Asia dan Afrika untuk bebas dan merdeka dari penjajahannya.

    “Sekarang semua negara Asia dan Afrika sudah merdeka, tinggal Palestina yang belum merdeka. Itulah janji kita,” katanya.

    Untuk itu, dia menegaskan dukungan Indonesia terhadap Palestina tidak hanya dibalut oleh faktor keagamaan, melainkan juga kemanusiaan.

    “Bukan hanya karena keagamaan, tetapi karena kemanusiaan. Itulah yang membalut bagaimana kita memiliki emosi yang begitu dalam terhadap perjuangan Palestina,” imbuhnya.

    Dia pun berharap pada akhirnya Palestina dapat meraih kemerdekaannya sebagaimana bangsa-bangsa lainnya di dunia

    “Mudah-mudahan mereka akan menikmati kemerdekaan seperti kita semuanya. Inilah janji kemerdekaan kita, inilah janji dari alinea pembukaan Undang-Undang Dasar 45, kitaa ingin berbagi kemerdekaan kepada seluruh bangsa-bangsa yang ada di dunia,” kata dia.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Chandra Hamdani Noor
    Copyright © ANTARA 2025

  • BKSAP Sepakat RI-Malaysia Harus Dorong Minyak Sawit Tembus Pasar Eropa

    BKSAP Sepakat RI-Malaysia Harus Dorong Minyak Sawit Tembus Pasar Eropa

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) menyepakati kerja sama antara Indonesia-Malaysia guna mendorong minyak sawit kedua negara dalam menembus pasar Eropa.

    Wakil Ketua BKSAP DPR RI Ravindra Airlangga menyatakan bahwa kedua negara perlu mendorong upaya bersama sebagai produsen minyak nabati terbesar di dunia untuk menembus pasar Benua Biru itu.

    Hal ini disampaikannya usai menerima kunjungan delegasi Public Account Committee Parlemen Malaysia dalam pertemuan bertajuk Friendly Talk di Ruang Diplomasi, Lantai 6, Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (14/1/2025).

    “Indonesia dan Malaysia menghadapi tantangan bersama dalam memastikan produk minyak sawit kita dapat diterima di pasar Eropa. Kami telah memiliki standar keberlanjutan yang cukup kuat, dan hal ini menjadi fokus utama yang kami perjuangkan bersama,” ujar Ravindra.

    Selain itu, Ravindra menjelaskan bahwa topik lain yang menjadi perhatian adalah pentingnya peran Asean, terutama menjelang Malaysia menjabat sebagai Ketua Asean pada 2025.

    “Kami sepakat untuk mendorong misi-misi perdamaian, termasuk mengawal implementasi Five-Point Consensus untuk Myanmar agar dapat berjalan sesuai tujuan,” ucapnya

    Tidak hanya itu, legislator Fraksi Partai Golkar tersebut juga mengatakan bahwa isu internasional lain yang turut dibahas adalah Palestina.

    Indonesia dan Malaysia berkomitmen mengedepankan dan mendukung tercapainya solusi Two-State Solution untuk mewujudkan perdamaian di wilayah tersebut.

    “Kerja sama seperti ini memperlihatkan solidaritas kedua negara dalam mengatasi tantangan global maupun regional yang menjadi perhatian bersama,” tambahnya.

    Delegasi Parlemen Malaysia yang hadir dalam pertemuan ini antara lain Chairperson of Public Account Committee Datuk Wira Mas Ermieyati binti Samsudin, Deputy Chairperson Teresa Kok Suh Sim, serta anggota Public Account Committee lainnya seperti Syahredzan bin Johan, Vivian Wong Shir Yee, Dato’ Mohd Isam bin Mohd Isa, dan Sim Tze Tzin. Wakil Ketua BKSAP DPR RI Muhammad Husein Fadlulloh turut hadir mendampingi Ravindra dalam pertemuan tersebut.

  • Israel Peringatkan Warganya Ada Pancingan-Jebakan dari Iran Agar ke Luar Negeri Berujung Penculikan – Halaman all

    Israel Peringatkan Warganya Ada Pancingan-Jebakan dari Iran Agar ke Luar Negeri Berujung Penculikan – Halaman all

    Israel Peringatkan Warganya Ada Pancingan-Jebakan dari Iran untuk ke Luar Negeri

    TRIBUNNEWS.COM – Otoritas keamanan Israel dilaporkan mengeluarkan peringatan kepada warganya agar waspada terhadap meningkatnya upaya Iran untuk memikat mereka ke luar negeri dengan tujuan menyakiti atau menculik mereka.

    Dalam sebuah pernyataan, Dewan Keamanan Nasional Israel (NSC) mengatakan pasukan Iran menargetkan warga Israel secara daring dan mencoba meyakinkan mereka untuk menghadiri pertemuan di luar negeri di mana mereka akan diserang.

    Baru-baru ini, NSC mengatakan, seorang pengusaha Israel dihubungi oleh seseorang di Telegram yang menyamar sebagai karyawan kantor berita Al Arabiya versi Persia dan berusaha mengatur pertemuan di Dubai untuk melakukan wawancara. 

    Setelah merasa curiga, pengusaha itu memberi tahu NSC, yang menemukan bahwa kontak tersebut telah menginfeksi ponselnya dengan malware untuk meretas ponselnya.

    NSC memperingatkan warga Israel agar tidak membagikan informasi dengan kontak yang tidak dikenal secara daring dan membocorkan informasi pribadi atau rencana perjalanan dengan calon mitra bisnis atau akademis tanpa memverifikasi identitas mereka. 

    Warga Israel didesak untuk waspada dan menghubungi Kementerian Luar Negeri atau NSC tentang aktivitas yang mencurigakan.

    Ilustrasi: Seorang pakar keamanan siber berbicara tentang teknik peretasan Iran, di Dubai, Uni Emirat Arab, 20 September 2017.

    Iran Rencanakan Operasi Janji Sejati 3, Peringatkan Israel dan AS

    Penasihat Tertinggi Panglima Garda Revolusi Iran (IRGC), Hussein Taeb, menekankan perlunya memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan pertahanan dan pencegahan negaranya.

    Ia mengatakan, Iran sedang merencakan Operasi Janji Sejati 3 yang dampaknya akan lebih besar daripada Operasi Janji Sejati 2 dan 1.

    Hussein Taeb kemudian mengungkap apa yang terjadi ketika Iran meluncurkan Operasi Janji Sejati 1 yang menargetkan Israel, dengan 200 drone sebagai balasan atas serangan Israel di kedutaan besar Iran di Damaskus pada April 2024.

    “Ketika Operasi Janji Sejati 1 akan dilaksanakan, Amerika mengirimkan pesan melalui Menteri Luar Negeri Inggris kepada Menteri Luar Negeri Iran di mana mereka mengatakan: Jangan serang Israel,” katanya, Kamis (9/1/2025).

    “Menanggapi permintaan Amerika, Iran mengatakan mereka akan melakukan segala daya untuk menyelamatkan rakyat Palestina yang tertindas,” lanjutnya, seperti diberitakan IRNA.

    “Amerika ingin menunda operasi “Janji Sejati 1”, namun kami menggagalkan permainan mereka dan menerapkannya.”

    Hussein Taeb kemudian membahas Operasi Janji Sejati 2 ketika AS membela Israel.

    “Dalam Operasi Janji Sejati 2, Amerika juga mengirim pesan ke Iran, tetapi ketika mereka merasa kecewa dan berkata: Jangan serang pangkalan kami, kami tidak akan berperang dengan Israel,” ungkapnya.

    Sebelumnya pada Senin (6/1/2025), juru bicara IRGC, Brigadir Jenderal Ali Mohammad Naeini, mengatakan langit Israel tidak terlindungi.

    “Langit Israel terbuka dan tidak terlindungi bagi pasukan kami,” katanya, sambil menekankan Iran siap menghadapi pertempuran besar dan kompleks, menurut laporan Mashreq.

    “Iran telah sepenuhnya siap menghadapi pertempuran besar dan kompleks dalam skala apa pun sejak lama. Kami mengandalkan kekuatan ilahi, kekuatan kami sendiri, dan kekuatan pencegahan rakyat, dan kami telah mengatasi konfrontasi keamanan dan perang budaya serta jenis pertikaian yang berbahaya,” lanjutnya.

    Pernyataan tersebut, menanggapi perkataan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan yang menganggap fasilitas nuklir Iran sebagai ancaman.

    Sebelumnya, Israel meratakan konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024.

    Dua jenderal IRGC termasuk Mohammad Reza Zahedi dan lima penasihat militernya tewas dalam serangan itu.

    Iran meluncurkan Operasi Janji Sejati 1 pada 13 April 2024 untuk membalas serangan tersebut.

    Pada 31 Juli 2024, Israel membunuh Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, dan pada 27 September 2024 Israel membunuh Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, yang dianggap sebagai sekutu Iran.

    Iran meluncurkan Operasi Janji Sejati 2 pada 1 Oktober 2024 untuk membalas kematian kedua pemimpin tersebut.

    Israel kemudian meluncurkan serangan ke Iran pada 26 Oktober 2024 yang menargetkan fasilitas militer Iran.

     

  • Kejahatan Perang, Nenek Usia 80 Ditembak 6 Kali Oleh Tentara Israel Saat Berbelanja Bahan Makanan – Halaman all

    Kejahatan Perang, Nenek Usia 80 Ditembak 6 Kali Oleh Tentara Israel Saat Berbelanja Bahan Makanan – Halaman all

    Kejahatan Perang, Nenek Usia 80 Ditembak 6 Kali Oleh Tentara Israel Saat Berbelanja Bahan Makanan

    TRIBUNNEWS.COM- Pembunuhan nenek berusia 80 tahun oleh IDF kemungkinan merupakan ‘kejahatan perang’, Kata utusan PBB.

    Sebuah video viral memperlihatkan pasukan khusus Israel menggunakan ambulans sebagai kedok untuk menyusup ke kamp Balata di Nablus. Rekaman tersebut memperlihatkan saat mereka melepaskan tembakan dan secara brutal mengeksekusi warga Palestina berusia 80 tahun, Halima Abu Liel. 

    “Bukankah penggunaan ambulans untuk operasi militer merupakan kejahatan perang—atau apakah Israel memiliki pengecualian?” tulis pengguna akun X, Ihab Hassan.

    Video itu menunjukkan pasukan Israel membunuh seorang warga Palestina lanjut usia dalam sebuah penggerebekan yang menggunakan kendaraan yang disamarkan sebagai ambulans.

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang menewaskan seorang warga sipil lanjut usia selama serangan Tepi Barat mungkin telah melakukan kejahatan perang, Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese mengatakan kepada Sky News.

    Halima Abu Leil, wanita berusia 80 tahun, sedang berbelanja bahan makanan pada tanggal 19 Desember ketika ia ditembak enam kali oleh pasukan IDF selama “kegiatan kontraterorisme” di kamp pengungsi Balata dekat Nablus. Ia meninggal tak lama kemudian.

    “Ketika saya melihat rekamannya, yang tampak jelas adalah tidak ada tindakan pencegahan yang diambil – dalam operasi yang legalitasnya masih diperdebatkan – untuk menghindari atau menyelamatkan nyawa warga sipil. Tidak ada prinsip proporsionalitas karena ada tembakan liar yang diarahkan ke target yang ditentukan dan pada akhirnya tidak ada penghormatan terhadap prinsip pembedaan,” kata Francesca Albanese kepada media Inggris tersebut pada hari Senin.

    “Jadi ini adalah pembunuhan berdarah dingin, dan bisa menjadi kejahatan perang sebagai pembunuhan di luar hukum,” tambahnya.

    Sky News telah memperoleh rekaman CCTV dari insiden tersebut dan menganalisisnya untuk mengetahui apa yang terjadi. 

    Rekaman tersebut menunjukkan bahwa pasukan IDF juga menggunakan kendaraan yang ditandai sebagai ambulans, yang berpotensi melanggar Konvensi Jenewa.

    Keluarga Abu Leil mengatakan kepada Sky bahwa mereka ingin video tersebut ditonton.

    “Mereka melihat bahwa dia adalah seorang wanita tua, tetapi mereka menembaknya enam kali – di kaki dan di dada,” tutur putrinya kepada media tersebut, seraya menunjukkan bahwa Halima sudah tergeletak di tanah setelah tembakan pertama.

    Analisis Sky terhadap video tersebut menunjukkan bahwa IDF mungkin telah menargetkan sekelompok pria Palestina yang mungkin bersenjata. Namun, mereka berhasil menyelinap ke dalam gedung ketika Halima ditembak.

    “IDF berkomitmen dan beroperasi sesuai dengan hukum internasional. Insiden yang disebutkan sedang ditinjau,” kata militer Israel kepada Sky News dalam sebuah pernyataan. 

    “Peninjauan tersebut akan memeriksa penggunaan kendaraan yang ditunjukkan dalam video dan klaim adanya korban jiwa pada orang yang tidak terlibat selama baku tembak antara teroris dan pasukan kami.”

    Baik penggunaan kendaraan medis yang ditandai untuk operasi keamanan maupun pembunuhan Abu Leil dapat dikualifikasikan sebagai kejahatan perang.

    Israel mendeklarasikan perang terhadap Hamas di Gaza setelah serangan mematikan pada 7 Oktober 2023. Bersamaan dengan serangan militer terhadap daerah kantong tersebut, pasukan keamanan dan pemukim Israel telah menewaskan 813 warga Palestina yang “kebanyakan tidak bersenjata” di Tepi Barat sejak saat itu, termasuk 15 wanita dan 177 anak-anak, menurut Kantor Hak Asasi Manusia PBB di wilayah Palestina yang diduduki.

    “Setiap pembunuhan yang disengaja oleh pasukan keamanan Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki yang tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap kehidupan adalah melanggar hukum menurut hukum hak asasi manusia internasional dan merupakan kejahatan perang dalam konteks pendudukan Israel atas Wilayah Palestina,” kata kantor tersebut kepada Sky News.

    SUMBER: RT.COM

  • 2 Serangan Houthi di Israel, Targetkan Tel Aviv dan Eilat Pakai Drone dan Rudal – Halaman all

    2 Serangan Houthi di Israel, Targetkan Tel Aviv dan Eilat Pakai Drone dan Rudal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Kelompok Houthi Yaman mengumumkan telah melancarkan dua serangan ke Israel, Selasa (14/1/2025).

    Dua serangan itu menargetkan Tel Aviv dan Eilat, menurut Juru Bicara Brigadir Jenderal Yahya Saree, dilansir Al Mayadeen.

    Saree menambahkan, serangan terhadap Tel Aviv menggunakan beberapa drone.

    Sementara, serangan di Eilat menargetkan pembangkit listrik Israel menggunakan rudal jelajah.

    Saree mengklaim kedua operasi itu berhasil mencapai tujuannya.

    Ia mengatakan operasi tersebut merupakan bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina dan perlawanannya.

    Saree menggarisbawahi, Houthi akan melaksanakan operasi militer tambahan terhadap Israel.

    Operasi itu dikatakan akan menargetkan lebih banyak posisi militer Israel.

    Saree juga menegaskan operasi Houthi tidak akan berhenti sampai agresi terhadap Gaza berakhir dan pengepungan yang dilakukan di wilayah kantong itu dicabut.

    Sebagai informasi, sirene di beberapa wilayah Israel berbunyi pada Selasa pagi.

    Sirene-sirene itu termasuk di wilayah pemukiman Tel Aviv, Herzliya, Rishon LeZion, Beit Shemesh, dan Petach Tikva.

    Setidaknya 11 pemukim Israel terluka saat berlarian ke tempat perlindungan bom, menurut media Israel.

    Sementara itu, komando militer Israel mengatakan, beberapa upaya intersepsi dilakukan untuk menjatuhkan rudal balistik yang diluncurkan dari Yaman.

    Kemudian, Saree mengonfirmasi Houthi telah menembakkan rudal balistik hipersonik Palestine-2 yang ditujukan ke Kementerian Keamanan Israel di Tel Aviv, seraya menunjukkan rudal itu melampaui pertahanan musuh dan mencapai sasarannya.

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

  • Abu Ubaida: Perlawanan Hamas Meraih Kemenangan Sementara Israel Menargetkan Warga Sipil – Halaman all

    Abu Ubaida: Perlawanan Hamas Meraih Kemenangan Sementara Israel Menargetkan Warga Sipil – Halaman all

    Abu Obeida: Perlawanan Hamas Meraih Kemenangan Sementara Israel Menargetkan Warga Sipil

    TRIBUNNEWS.COM- Di Gaza utara, militer Israel menghadapi kerugian besar saat faksi Perlawanan Palestina melanjutkan perlawanan sengit mereka.

    Juru bicara militer Brigade Al-Qassam Hamas, Abu Obeida, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa meskipun lebih dari 100 hari penghancuran dan genosida yang meluas oleh militer Israel di Gaza utara, pejuang Perlawanan terus menimbulkan kerugian yang signifikan di antara pasukan Israel. 

    Ia mengumumkan bahwa lebih dari 10 tentara tewas dan puluhan lainnya terluka dalam 72 jam terakhir.

    Abu Obeida juga mengatakan bahwa kerugian Israel jauh lebih besar daripada yang diakui secara publik dan meramalkan bahwa militer Israel pada akhirnya akan menarik diri dari Gaza utara “dengan malu” tanpa mengatasi Perlawanan. 

    Ia mengkritik tindakan militer Israel, dengan menyatakan bahwa hasil utama dari tindakan tersebut adalah “kehancuran, kehancuran, dan pembantaian warga sipil yang tidak bersalah.”

    Sementara itu, kelompok Perlawanan Palestina terus terlibat dalam pertempuran sengit melawan pasukan Israel di Gaza utara dan tengah pada hari ke-465 Operasi Banjir Al-Aqsa. 

    Bentrokan dan operasi yang ditargetkan telah dilaporkan di berbagai zona pertempuran.

    Politikus Israel dan mantan perwira militer senior Yair Golan mengkritik penanganan pemerintah terhadap perang di Gaza, dengan menyatakan perang seharusnya diakhiri lebih awal. 

    Dalam postingannya di X, ia menuduh pemerintah memperpanjang konflik karena fokusnya pada mempertahankan kekuasaan dan masalah pemukiman Gaza. 

    Dalam sebuah wawancara televisi, Golan menggambarkan hilangnya banyak tentara Israel di Gaza sebagai “tidak masuk akal” dan menyerukan agar konflik segera diakhiri untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.

    Surat kabar Israel Haaretz juga menyatakan kekhawatirannya dalam tajuk rencananya, mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memprioritaskan negosiasi pembebasan tahanan Israel di Gaza. 

    Surat kabar tersebut menyoroti perlunya menghentikan perang untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan meningkatnya korban di antara pasukan Israel. 

    Haaretz memperingatkan bahwa kegagalan mengakhiri perang akan membuat tentara dan tawanan menghadapi bahaya yang lebih besar.

    Selain itu, media Israel melaporkan tewasnya 46 tentara dan perwira selama operasi yang sedang berlangsung di Gaza utara, khususnya di Jabaliya, Beit Hanoun, dan Beit Lahia. 

    Kampanye yang telah berlangsung selama tiga bulan itu dilaporkan telah menelan biaya yang sangat besar, dengan kritik yang ditujukan pada pendekatan militer untuk memasuki dan keluar Gaza tanpa mencapai kendali penuh. 

    Taktik ini, menurut media, telah memungkinkan Hamas untuk memasang perangkap mematikan bagi pasukan Israel.

    Genosida yang Sedang Berlangsung

    Serangan Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza, yang dimulai pada 7 Oktober 2023, telah menyebabkan krisis kemanusiaan dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

    Karena jumlah korban tewas di antara warga sipil Palestina yang terkepung dan kelaparan terus meningkat setiap hari, Israel saat ini menghadapi tuduhan genosida terhadap warga Palestina di hadapan Mahkamah Internasional (ICJ).

    Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 46.584 warga Palestina telah terbunuh , dan 109.731 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza yang dimulai pada 7 Oktober 2023.

    Jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat, dengan sedikitnya 11.000 orang masih hilang, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di Gaza.

    Perang tersebut, yang oleh warga Palestina disebut sebagai “Operasi Banjir Al-Aqsa,” dimulai setelah operasi militer yang dilakukan oleh Hamas di wilayah Israel. 
    Israel melaporkan bahwa 1.139 tentara dan warga sipilnya tewas selama serangan awal pada tanggal 7 Oktober. 

    Namun, media Israel telah menyuarakan kekhawatiran bahwa sejumlah besar korban Israel disebabkan oleh ‘tembakan kawan’ selama serangan tersebut.

    Organisasi hak asasi manusia, baik Palestina maupun internasional, telah melaporkan bahwa mayoritas korban di Gaza adalah perempuan dan anak-anak. 

    Kekerasan yang terus berlangsung juga telah memperburuk bencana kelaparan akut, dengan ribuan anak-anak di antara yang tewas, menyoroti parahnya bencana kemanusiaan tersebut.

    Perang telah menyebabkan hampir dua juta orang mengungsi dari rumah mereka di Gaza, dengan mayoritas pengungsi terpaksa pindah ke wilayah selatan Jalur Gaza yang sudah padat penduduk. 

    Penduduk di Gaza masih terjebak dalam konflik yang sedang berlangsung, dengan sedikit akses ke kebutuhan dasar seperti makanan, air, dan perawatan medis.

    SUMBER: Palestine Chronicle, Al Mayadeen