Negara: Palestina

  • Iran & Houthi Buka Suara soal Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza

    Iran & Houthi Buka Suara soal Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza

    Jakarta, CNBC Indonesia – Iran dan Houthi Yaman buka suara soal gencatan senjata Israel dan Hamas di Gaza, Palestina. Sebelumnya pengumuman kesepakatan gencatan senjata ditegaskan mediator perdamaian Qatar, Rabu, dan akan mulai berlaku Minggu, 19 Januari.

    Mengutip laman Iran, Mehr News Agency, Garda Revolusi Iran (IRGC) memuji kelompok Hamas karena “berdiri teguh melawan para pembunuh rakyat Palestina yang tertindas”. Meskipun, tambahnya, “ada kejahatan biadab dan genosida yang dilakukan oleh rezim Zionis yang kejam”.

    “Mereka yang, dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat (AS), sekutu Eropa dan regional berusaha mencapai tujuan yang mereka nyatakan seperti membebaskan tahanan tanpa membayar biaya apa pun dan melalui operasi militer, menghancurkan Hamas sepenuhnya, dan mengembalikan para pemukim ke utara,” ujar IRGC dikutip Kamis (16/1/2025).

    “Sekarang- setelah 463 hari kekejaman yang mengakibatkan lebih dari 50.000 orang yang tidak bersalah dan tidak berdaya menjadi martir, ratusan ribu orang lainnya terluka di Gaza, dan hancurnya lebih dari 80% infrastruktur vital dan perumahan Gaza- (Israel) telah menyerah pada kesabaran dan ketahanan yang tak tertandingi dari orang-orang Gaza yang heroik dan tekad baja dari Perlawanan,” tambahnya.

    Iran juga mengatakan pemberlakuan gencatan senjata adalah kemenangan yang jelas bagi Palestina dan kekalahan Israel. Kemenangan, ujarnya, membawa kegembiraan dan kekuatan baru bagi orang-orang Gaza untuk kembali ke rumah mereka, sementara pemimpin Israel kini menghadapi badai kritik, protes, dan perpecahan internal.

    “Saat ini, rezim Zionis yang merampas kekuasaan telah bertekuk lutut di hadapan ketahanan dan kegigihan rakyat Gaza,” ujar IRGC lagi seraya menambahkan bahwa Israel kini menghadapi keruntuhan militer dan sosial, kebangkrutan ekonomi, dan isolasi politik.

    “Yakin warga Palestina nantinya akan bisa membebaskan Masjid Al-Aqsa dan al-Quds yang diduduki Israel,” ujarnya.

    Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memuji “perlawanan” Palestina setelah kesepakatan gencatan senjata Gaza antara Israel dan Hamas yang didukung Teheran diumumkan. Ini ditegaskannya di akun X.

    “Hari ini, dunia menyadari bahwa kesabaran rakyat Gaza dan keteguhan perlawanan Palestina memaksa rezim Zionis untuk mundur,” tulisnya di sebuah postingan menambahkan bahwa Israel “kalah”.

    Houthi Yaman

    Juru bicara Houthi Mohammed Abdul Salam juga buka suara soal gencatan senjata Gaza. Tetapi ia tidak mengindikasikan apakah serangan terhadap pengiriman komersial akan berakhir.

    “Dengan pertempuran ini mencapai kesimpulannya dengan deklarasi gencatan senjata di Gaza, perjuangan Palestina adalah dan akan tetap menjadi perjuangan pertama yang harus dipertanggungjawabkan bangsa ini, mengingat entitas musuh Zionis sebagai entitas yang berbahaya bagi semua orang, dan pendudukan Palestina yang terus berlanjut merupakan ancaman bagi keamanan dan stabilitas kawasan,” katanya dimuat News.Usni.

    “Dan bahwa tidak akan ada perdamaian sejati bagi kawasan ini kecuali dengan lenyapnya entitas darurat ini yang ditanam dengan paksa oleh pasukan Amerika Barat yang menyediakan sarana untuk bertahan hidup dengan mengorbankan rakyat Palestina dan rakyat di kawasan ini,” ujarnya.

    Sebelumnya hari ini, Brigjen Yahya Sare’e, juru bicara Houthi lainnya, mengunggah di X bahwa Houthi menyerang Grup Serangan Kapal Induk Harry S. Truman. Komando Pusat AS tidak menanggapi klaim tersebut. Sare’e tidak mengunggah sejak menuduh serangan terhadap Grup Serangan Kapal Induk Harry S. Truman.

    (sef/sef)

  • Menlu Sugiono Apresiasi Gencatan Senjata Israel dan Hamas di Gaza

    Menlu Sugiono Apresiasi Gencatan Senjata Israel dan Hamas di Gaza

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono mengapresiasi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza, Palestina usai perundingan yang digelar di Qatar baru-baru ini.

    Dia mengatakan bahwa upaya ini telah didorong selama ini oleh Indonesia agar ada penurunan tendensi ketegangan dari kedua belah pihak.

    “Indonesia mengapresiasi kesepakatan gencatan senjata sesuai dengan yang selama ini terus kita dorong bersama dengan masyarakat internasional,” ujarnya dikutip melalui akun twitter atau X @Menlu_RI, Kamis (16/1/2025).

    Lebih lanjut, Sugiono menilai bahwa perang yang telah terjadi sejak Oktober 2023 itu telah memberikan kekejaman dan menewaskan puluhan ribu warga Palestina.

    “Kekejaman Israel di Palestina telah memakan korban puluhan ribu nyawa warga Palestina. Ini bukan statistik semata, setiap angka adalah nyawa manusia,” katanya.

    Selanjutnya, dia menyebut bahwa penting agar kesepakatan gencatan senjata Gaza dilaksanakan segera dan secara komprehensif sehingga dapat mencegah bertambahnya jumlah korban.

    Termasuk, kata Sugiono, agar gencatan senjata bisa menjadi momentum mendorong perdamaian di Palestina. Dia juga menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mendukung Palestina yang merdeka dan berdaulat.

    “Saya tegaskan juga bahwa perdamaian tersebut hanya dimungkinkan, jika Palestina telah merdeka dan berdaulat, sesuai dengan solusi dua negara yang telah disepakati masyarakat internasional,” imbuhnya.

    Menurutnya, selain mendoroang upaya dengan two-state solution atau solusi dua negara yang telah disepakati masyarakat internasional. Indonesia juga siap berkontribusi kepada upaya pemulihan kehidupan bermasyarakat di Gaza, seperti bantuan kemanusiaan, dukungan terhadap peran badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), hingga upaya rekonstruksi Gaza.

    “Indonesia juga siap berkontribusi kepada upaya pemulihan kehidupan bermasyarakat di Gaza, baik itu melalui bantuan kemanusiaan, dukungan terhadap peran UNRWA, ataupun upaya rekonstruksi Gaza,” pungkas Sugiono.

    Hamas dan Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata Gaza pada Rabu malam, yang menurut mediator akan berlaku pada Minggu (19/1/2025)

    Nantinya, kesepakatan ini termasuk pembebasan sandera yang ditahan di sana selama 15 bulan pertumpahan darah yang menghancurkan Gaza dan mengobarkan Timur Tengah.

    Kesepakatan bertahap yang kompleks itu menguraikan gencatan senjata awal selama enam pekan dengan penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Jalur Gaza, di mana puluhan ribu orang telah tewas. Sandera yang diambil oleh kelompok pejuang Hamas, yang menguasai Gaza, akan dibebaskan dengan imbalan ribuan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.

  • PIJ: Perlawanan Palestina Harus Tetap Siaga, Pastikan Gencatan Senjata Terlaksana – Halaman all

    PIJ: Perlawanan Palestina Harus Tetap Siaga, Pastikan Gencatan Senjata Terlaksana – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) memuji pengumuman kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

    Menurut PIJ, Palestina berhasil mengamankan ‘kesepakatan yang bermartabat’ untuk mengakhiri agresi Israel di Gaza.

    “Hari ini, rakyat dan perlawanan kita memberlakukan perjanjian yang bermartabat untuk menghentikan agresi, memastikan penarikan pasukan, dan melaksanakan pertukaran tahanan yang terhormat, yang dimungkinkan oleh ketangguhan legendaris mereka dan para pejuang pemberani kita,” katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Anadolu Anjansi.

    PIJ menekankan komitmennya untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan dalam melayani kebutuhan warga Palestina, khususnya di Jalur Gaza. 

    Meski begitu, PIJ juga meminta agar kelompok perlawanan untuk tetap waspada dalam masa gencatan senjata ini.

    “Perlawanan akan tetap waspada untuk memastikan implementasi penuh perjanjian ini,” ujar pernyataan resmi tersebut, dikutip dari Al Mayadeen.

    Hal ini menunjukkan bahwa meskipun perjanjian telah tercapai, kesiapsiagaan tetap menjadi prioritas utama demi menjaga keamanan dan keberlangsungan perdamaian.

    Selain itu, PIJ menyampaikan penghormatan mendalam kepada seluruh rakyat Palestina, baik yang berada di Jalur Gaza maupun diaspora di luar negeri.

    Penghormatan serupa juga diberikan kepada para pejuang perlawanan yang setia mendukung perjuangan rakyat Palestina dari waktu ke waktu. 

    Dukungan ini, menurut PIJ, adalah bukti solidaritas yang menguatkan semangat perlawanan.

    Pernyataan ini juga diiringi ucapan terima kasih kepada Qatar dan Mesir atas peran penting mereka dalam menengahi proses perjanjian gencatan senjata.

    Perdana Menteri Qatar sekaligus Menteri Luar Negeri, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, mengumumkan keberhasilan upaya mediasi tersebut dalam konferensi pers. 

    Ia mengonfirmasi bahwa pihak Palestina dan Israel telah menyetujui persyaratan gencatan senjata yang akan mulai diberlakukan pada Minggu, 19 Januari.

    Kesepakatan itu mencakup pertukaran tahanan dan ketenangan berkelanjutan, yang bertujuan untuk gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

    Al Thani mengatakan perjanjian tersebut terdiri dari tiga tahap, dimulai hari Minggu dengan tahap pertama selama 42 hari.

    Kesepakatan Gencatan Senjata

    Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar telah mengumumkan kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri pertempuran di Gaza. 

    Kesepakatan ini mencakup pembebasan sandera dan penarikan bertahap pasukan Israel dari daerah kantong tersebut.

    Kesepakatan gencatan senjata ini berlaku selama enam minggu dan mulai berlaku pada Minggu, 19 Januari 2025

    Berikut rincian kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas:

    1. Pertukaran Tahanan dan Sandera

    Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera Israel, dan 50 tahanan Palestina lainnya untuk setiap tentara wanita Israel yang ditahan di Gaza.

    Untuk tahapan ini, yang akan menjadi prioritas adalah sandera perempuan dan mereka yang berusia di bawah 19 tahun, dikutip dari Al-Arabiya.

    Dalam 42 hari pertama kesepakatan, 33 warga Israel diperkirakan akan dibebaskan.

    Sebagai informasi, jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan bisa mencapai 1.650.

    2. Negosiasi tentang Koridor Philadelphia

    Israel akan secara bertahap menarik diri dari Koridor Netzarim dan Philadelphi.

    Awalnya, Israel menginginkan peran pengawasan di Koridor Philadelphia, tetapi permintaan ini ditolak dalam kesepakatan akhir.

    Tuntutan Israel untuk perwakilan tetap di Penyeberangan Rafah juga tidak diterima.

    3. Fase Kedua

    Negosiasi untuk tahap kedua kesepakatan akan dimulai pada hari keenam belas gencatan senjata.

    Tahap ini mencakup pembebasan semua sandera yang tersisa dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.

    4. Bantuan Kemanusiaan

    Sebanyak 600 truk bantuan kemanusiaan akan memasuki Gaza setiap hari selama periode enam minggu gencatan senjata.

    Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyambut baik kesepakatan ini dan menekankan pentingnya menghilangkan hambatan dalam pengiriman bantuan.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Gencatan Senjata di Gaza

  • Iran Puji Gencatan Senjata di Gaza: Kekalahan Bagi Israel!

    Iran Puji Gencatan Senjata di Gaza: Kekalahan Bagi Israel!

    Jakarta

    Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada hari Kamis (16/1) memuji “perlawanan” rakyat Palestina setelah kesepakatan gencatan senjata di Gaza antara Israel dan kelompok Hamas diumumkan.

    “Hari ini, dunia menyadari bahwa kesabaran rakyat Gaza dan kegigihan perlawanan Palestina memaksa rezim Zionis mundur,” demikian sebuah postingan di akun Khamenei di media sosial X, seraya menambahkan bahwa Israel “dikalahkan”.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (16/1/2025), Garda Revolusi Iran juga menyambut kesepakatan gencatan senjata di Gaza tersebut. Garda menyebut kesepakatan tersebut sebagai “kemenangan” bagi Palestina dan “kekalahan” bagi Israel.

    “Akhir perang dan pemberlakuan gencatan senjata… adalah kemenangan yang jelas dan kemenangan besar bagi Palestina dan kekalahan yang lebih besar bagi rezim Zionis yang mengerikan,” kata Korps Garda Revolusi Islam dalam sebuah pernyataan.

    Juru bicara parlemen Iran Mohammad Bagher Ghalibaf juga menyambut baik kesepakatan yang “membuat rezim Zionis gagal dalam mencapai tujuan strategisnya.”

    Ia menyerukan “tindakan untuk menghukum rezim kriminal dan menyembuhkan luka bangsa Palestina.”

    Sebelumnya Pada hari Rabu (15/1), Qatar dan Amerika Serikat mengumumkan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas.

  • Muhammadiyah Sambut Gembira Gencatan Senjata Hamas-Israel

    Muhammadiyah Sambut Gembira Gencatan Senjata Hamas-Israel

    loading…

    Warga Palestina di seluruh Jalur Gaza menyambut gembira atas kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Foto/Abed Rahim Khatib/Anadolu Agency

    JAKARTA – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyambut gembira gencatan senjata antara pejuang rakyat sipil Palestina, Hamas dan Israel . Gencatan senjata dicapai setelah 460 hari berkonflik.

    “Kami menyambut gembira gencatan senjata itu, karena menjadi peluang untuk perdamaian dan kemaslahatan rakyat Gaza secara keseluruhan dan juga Palestina secara keseluruhan,” kata Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Syafiq Mughni dalam keterangannya, Kamis (16/1/2025).

    Syafiq mengatakan upaya damai melalui gencatan senjata juga harus disertai catatan untuk bersungguh-sungguh menghentikan kekerasan terhadap rakyat Palestina di sepanjang jalur Gaza.

    Gencatan senjata yang akan dimulai pada 19 Januari 2024 itu harus ditaati. Sebab seringkali sejak lama kesepakatan yang dibuat dilanggar oleh Israel. “Dan kadang kesepakatan-kesepakatan multilateral pun dilanggar oleh Israel,” katanya.

    Di tengah skeptisisme perdamaian di Palestina, kata Syafiq, Muhammadiyah dan bahkan dunia internasional menaruh harapan besar untuk terus ikut mendukung perdamaian.

    Sementara, dunia internasional, khususnya Amerika Serikat (AS) yang kerap menjadi kunci ketidakadilan dan terkatung-katungnya Palestina. AS diharapkan mengurangi keterlibatannya karena kerap memperumit proses kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.

    Muhammadiyah, kata Syafiq, berharap pemerintah Indonesia bisa terlibat lebih kuat dalam proses kemerdekaan Palestina, serta mendukung Palestina sebagai anggota sah dari PBB.

    Syafiq menuturkan, Muhammadiyah juga tidak diam dalam usaha membangun resiliensi bagi rakyat Palestina bukan hanya dalam menghadapi serangan dari luar, tapi juga dari internal harus ada perdamaian dan persatuan.

    “Secara internal di kalangan bangsa Palestina sendiri harus ada perdamaian dan persatuan sikap untuk isu Palestina dan Israel ini,” imbuhnya.

    (abd)

  • Hamas dan Israel Sepakat Gencatan Senjata, Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya? – Halaman all

    Hamas dan Israel Sepakat Gencatan Senjata, Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hamas dan Israel akhirnya mencapai kata sepakat atas gencatan senjata di Gaza setelah 15 bulan berperang.

    Kesepakatan gencatan senjata ini akan mulai berlaku pada Minggu (19/1/2025) mendatang.

    Meski telah mencapai kata sepakat, namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan rincian akhir kesepakatan masih dalam tahap pengerjaan.

    Akan tetapi, Netanyahu berterima kasih kepada Presiden AS, Joe Biden karena telah “mempromosikan” kesepakatan itu.

    Lantas, apa yang akan terjadi selanjutnya setelah Hamas dan Israel damai?

    Setelah Hamas dan Israel sepakat untuk melaksanakan gencatan senjata, ada beberapa rencana pascaperang di Gaza.

    Rencana pascaperang di Gaza ini sempat diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken pada Selasa (14/1/2025) lalu.

    Dalam pernyataan publik terakhirnya sebagai Menteri Luar Negeri, Blinken berusaha membela kebijakan pemerintahan Biden terkait Gaza – sebuah kebijakan yang telah menuai kritik tajam dari sejumlah anggota parlemen Demokrat dan pejabat AS saat ini dan sebelumnya, serta organisasi hak asasi manusia yang mengatakan Israel melakukan genosida.

    Dalam pidatonya, diplomat tinggi AS itu mengakui adanya perpecahan mendalam atas kebijakan pemerintah di Gaza.

    “Saya berharap dapat berdiri di sini hari ini dan memberi tahu Anda dengan pasti bahwa kami telah mengambil setiap keputusan dengan benar. Saya tidak bisa,” kata Blinken, dikutip dari CNN.

    “Saya berharap dapat memberi tahu Anda bahwa para pemimpin di kawasan ini selalu mengutamakan kepentingan rakyatnya di atas kepentingan mereka sendiri.”

    “Namun, mereka tidak melakukannya,” lanjutnya.

    Blinken mengatakan rencana tersebut akan mengharuskan “semua pihak untuk mengumpulkan kemauan politik untuk membuat keputusan yang sulit, untuk membuat kompromi yang sulit”.

    Hal itu, ujar Blinken, termasuk reformasi dari Otoritas Palestina (PA) dan penerimaan oleh pemerintah Israel atas aturan PA atas negara Palestina yang bersatu.

    “Kami percaya bahwa Otoritas Palestina harus mengundang mitra internasional untuk membantu mendirikan dan menjalankan pemerintahan sementara yang bertanggung jawab atas sektor-sektor sipil utama di Gaza, seperti perbankan, air, energi, kesehatan, koordinasi sipil dengan Israel,” jelas Blinken.

    Blinken mengatakan bahwa pemerintahan sementara akan mencakup warga Palestina dari Gaza dan anggota PA.

    “Mereka akan menyerahkan tanggung jawab penuh kepada pemerintahan PA yang telah direformasi sepenuhnya segera setelah memungkinkan,” katanya.

    Tanpa menyebut nama negara tertentu, Blinken mengatakan bahwa “beberapa mitra AS telah menyatakan kesediaan mereka untuk menyumbangkan pasukan dan polisi untuk misi tersebut”.

    “Tetapi jika dan hanya jika disepakati bahwa Gaza dan Tepi Barat disatukan kembali di bawah PA yang direformasi sebagai bagian dari jalan menuju negara Palestina yang merdeka,” ujar Blinken.

    Blinken mengatakan bahwa jalur tersebut harus “terikat waktu” dan “berdasarkan kondisi,” dan mengatakan bahwa “prinsip-prinsip tersebut saling memperkuat”.

    “Terbatas waktu, karena tidak seorang pun akan percaya atau menerima proses yang tidak ada habisnya,” katanya.

    “Berdasarkan kondisi karena meskipun warga Palestina memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri, hak tersebut disertai dengan tanggung jawab.”

    “Tidak seorang pun boleh mengharapkan Israel untuk menerima negara Palestina yang dipimpin oleh Hamas atau ekstremis lainnya,” ungkap Blinken.

    Diplomat tertinggi AS itu mengangkat prospek kesepakatan normalisasi Israel-Saudi yang sulit dipahami sebagai “peluang terbaik untuk mencapai tujuan yang telah lama dicari yakni integrasi Israel yang lebih besar di kawasan tersebut”.

    Blinken menyetujui ekstremisme pejabat sayap kanan Israel seperti Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich.

    “Israel harus meninggalkan mitos bahwa mereka dapat melakukan aneksasi de facto tanpa biaya dan konsekuensi bagi demokrasi Israel, kedudukannya, dan keamanannya.”

    “Kami sungguh berharap para pihak akan siap untuk membuat pilihan sulit di masa mendatang, namun, kenyataan yang tak terbantahkan adalah bahwa hingga saat ini, mereka gagal membuat keputusan sulit atau bertindak dengan cara yang membuat kesepakatan dan perdamaian jangka panjang semakin sulit dicapai,” lanjutnya.

    Pemerintah Israel, kata Blinken, secara sistematis telah merusak kapasitas dan legitimasi satu-satunya alternatif yang layak bagi Hamas, yakni Otoritas Palestina.

    Blinken mengungkapkan bahwa Israel terus menahan pendapatan pajak PA yang dikumpulkannya atas nama Palestina, dana yang merupakan milik Palestina dan yang dibutuhkan PA untuk membayar orang-orang yang menyediakan layanan penting.

    “Israel memperluas permukiman resmi dan menasionalisasi tanah dengan kecepatan lebih cepat daripada sebelumnya dalam satu dekade terakhir, sambil menutup mata terhadap pertumbuhan permukiman ilegal yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

    “Serangan kekerasan oleh pemukim ekstremis terhadap warga sipil Palestina telah mencapai rekor tertinggi,” ungkap Blinken.

    Tangisan Warga Gaza

    Setelah Hamas dan Israel sepakat untuk melaksanakan gencatan senjata, warga di Jalur Gaza bersorak sambil menangis kegirangan.

    “Saya bahagia, ya, saya menangis, tetapi itu adalah air mata kebahagiaan,” kata salah seorang warga Gaza, Ghada, dikutip dari Middle East Monitor.

    “Kami terlahir kembali, dengan setiap jam penundaan, Israel melakukan pembantaian baru, saya harap semuanya segera berakhir,” lanjut Ghada.

    Para pemuda menabuh rebana, meniup terompet, dan menari di jalan di Khan Yunis di bagian selatan daerah kantong tersebut beberapa menit setelah mendengar berita tentang perjanjian yang dicapai di Ibu Kota Qatar, Doha.

    Kesepakatan tersebut, yang belum diumumkan secara resmi, menguraikan fase gencatan senjata awal selama enam minggu dan mencakup penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza.

    Kesepakatan itu juga mengatur pembebasan sandera yang ditahan Hamas dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan Israel, kata seorang pejabat yang diberi pengarahan mengenai negosiasi tersebut kepada Reuters.

    (Tribunnews.com/Whiesa)

  • Iran Puji Gencatan Senjata di Gaza: Kekalahan Bagi Israel!

    Kabinet Israel Akan Setujui Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta

    Kabinet Israel dijadwalkan akan bertemu pada Kamis (16/1) untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas dan pembebasan sandera di Gaza. Ini dilakukan sehari setelah mediator mengumumkan kesepakatan gencatan senjata yang diharapkan akan mengarah pada akhir permanen perang Gaza.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (16/1/2025), gencatan senjata akan mulai berlaku pada hari Minggu (19/1) dan melibatkan pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina. Setelah itu persyaratan kesepakatan perdamaian yang lebih luas akan diselesaikan, kata pemerintah Qatar selaku mediator gencatan senjata.

    Ini akan mengakhiri negosiasi yang sia-sia selama berbulan-bulan untuk mengakhiri perang paling mematikan dalam sejarah Gaza tersebut. Gencatan senjata ini diharapkan akan menghentikan permusuhan Hamas dan Israel, hanya beberapa hari sebelum pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara dengan Presiden AS Joe Biden dan Trump pada hari Rabu (15/1). Kantor Netanyahu mengatakan bahwa dalam pembicaraan tersebut, Netanyahu berterima kasih atas bantuan mereka untuk mengamankan kesepakatan gencatan senjata itu.

    Presiden Israel Isaac Herzog, yang memegang peran seremonial, mengatakan kesepakatan itu adalah “langkah yang tepat” untuk membawa kembali para sandera yang ditawan selama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Para demonstran di Tel Aviv, Israel yang menyerukan pembebasan para sandera bersukacita saat berita tentang kesepakatan itu menyebar. Ribuan orang di seluruh Gaza juga merayakan kesepakatan tersebut.

    Kelompok Hamas mengatakan gencatan senjata tersebut adalah “hasil dari keteguhan legendaris rakyat Palestina yang hebat dan perlawanan gagah berani kami di Jalur Gaza”.

    (ita/ita)

  • Iran Puji Gencatan Senjata di Gaza: Kekalahan Bagi Israel!

    Usai Gencatan Senjata, 7 Orang Tewas dalam Serangan Israel di Gaza

    Jakarta

    Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan bahwa sedikitnya tujuh orang tewas dalam serangan Israel terbaru di wilayah Palestina tersebut. Serangan ini terjadi hanya beberapa jam sebelum kabinet Israel bersiap untuk memberikan suara pada kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

    “Kru kami mengeluarkan 5 orang yang tewas dan lebih dari 10 orang yang terluka dari bawah reruntuhan rumah… yang dibom oleh tentara Israel di daerah Al-Rimal di sebelah barat Kota Gaza,” kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Kamis (16/1/2025).

    Ditambahkannya, mereka telah menemukan jenazah dua orang lainnya yang tewas dalam sebuah serangan di “persimpangan Al-Sha’biya di pusat Kota Gaza”.

    Serangan itu terjadi sehari setelah Qatar dan Amerika Serikat mengumumkan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas. Kesepakatan gencatan senjata ini diharapkan akan membuka jalan bagi berakhirnya perang di Gaza secara permanen.

    Gencatan senjata tersebut akan dimulai pada hari Minggu (19/1) mendatang, bersamaan dengan pertukaran sandera dan tahanan. Pada tahap awal gencatan senjata, seperti disepakati Israel dan Hamas, baru 33 orang sandera yang akan dibebaskan.

  • Dubes RI untuk Mesir-Yordania Bakal Fasilitasi Baznas Salurkan Bantuan ke Palestina

    Dubes RI untuk Mesir-Yordania Bakal Fasilitasi Baznas Salurkan Bantuan ke Palestina

    loading…

    Dubes RI untuk Mesir Lutfi Rauf dan Dubes RI untuk Yordania, Ade Padmo Sarwono berkomitmen memfasilitasi Baznas RI menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina. Foto/istimewa

    JAKARTA – Duta Besar (Dubes) RI untuk Mesir Lutfi Rauf dan Dubes RI untuk Yordania, Ade Padmo Sarwono menyampaikan komitmennya mendukung dan memfasilitasi penyaluran bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina bersama Baznas RI.

    Dukungan ini dikemukakan keduanya dalam acara Public Expose ‘Membasuh Luka Palestina’ di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta.

    Menurut Rauf, Indonesia tidak akan lelah untuk terus mendukung dan membantu rakyat Palestina hingga mencapai kemerdekaannya. “Bagi Indonesia, masalah Palestina sudah merupakan kewajiban konstitusi,” ucap Rauf, Kamis (16/1/2025).

    Rauf menuturkan, sejak agresi militer Israel di Gaza pada Oktober 2023, rakyat Indonesia tidak pernah lelah ataupun berhenti untuk terus memberikan dukungan kemanusiaan bagi rakyat Palestina. Segala cara pengiriman bantuan telah ditempuh, baik pengiriman bantuan langsung ke Gaza melalui Mesir sebanyak 4 tahap, melalui udara dan laut dengan total bantuan sebanyak 1.100 ton, ataupun bantuan yang dikirimkan melalui kerja sama dengan otoritas LSM di Mesir.

    “Oleh karena itu Indonesia sekali lagi menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada pemerintah Mesir yang telah memfasilitasi, membantu, dan mendistribusikan bantuan kemanusiaan dari Indonesia ke Gaza,” ujar Rauf.

    Menurut Rauf, pemerintah Mesir memiliki peran yang sangat penting dalam merespons krisis yang terjadi di Gaza. Rauf juga berharap, agar kerja sama yang baik ini dapat terus berlanjut untuk masa rehabilitasi dan rekonstruksi Palestina pascaperang.

    “Tentu harapan kita semua, agar kerja sama, dukungan dan bantuan Mesir untuk pengiriman dan operasi bantuan kemanusiaan selanjutnya ke Gaza akan terus dilaksanakan, mengingat misi kemanusiaan ini akan berjalan dalam waktu yang cukup lama ke depan,” tambahnya.

    Senada, Duta Besar (Dubes) RI untuk Yordania Ade Padmo Sarwono mengapresiasi MoU Baznas dengan ketiga lembaga kemanusiaan United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA), Jordan Hashemite Charity Organization (JHCO), dan Yayasan Kanker Raja Hussein (KHCF) sebagai bentuk dukungan berkelanjutan untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina.

  • Gencatan Senjata Gaza Belum Dimulai, Tentara Israel Tetap Lanjutkan Pemboman, Serangannya Mengerikan – Halaman all

    Gencatan Senjata Gaza Belum Dimulai, Tentara Israel Tetap Lanjutkan Pemboman, Serangannya Mengerikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Qatar mengatakan Israel dan Hamas telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata di Gaza, Rabu (15/1/2025).

    Namun, perjanjian gencatan senjata akan berlaku mulai Minggu (19/1/2025) mendatang.

    Diberitakan The Guardian berdasarkan laporan dari lapangan di Gaza, menunjukkan bahwa tentara Israel telah melanjutkan pemboman wilayah tersebut untuk sementara waktu.

    Pertahanan Sipil Palestina yang dikelola Hamas mengatakan, serangan udara Israel telah menewaskan lebih dari 20 orang sejak kesepakatan itu diumumkan, termasuk serangan yang menargetkan blok permukiman di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza yang menewaskan 12 orang dan melukai 20 lainnya.

    Meski begitu, militer Israel belum mengomentari laporan tersebut.

    Jurnalis Palestina Anas Al-Sharif mengatakan “laju pengeboman telah meningkat secara dramatis dalam beberapa jam terakhir”.

    Ia menggambarkan serangan Israel “mengerikan”.

    Pengumuman Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

    Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, mengumumkan Israel dan Hamas telah sepakat pada hari Rabu untuk melakukan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang ditawan di Gaza.

    Ia berharap kesepakatan itu akan membuka jalan bagi berakhirnya pertempuran secara permanen.

    Setelah mediator sebelumnya mengatakan bahwa kesepakatan telah dicapai, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa beberapa masalah dalam kerangka kerja tersebut masih “belum terselesaikan”.

    Meskipun kantor Netanyahu berharap “rinciannya akan diselesaikan malam ini.”

    Perdana Menteri Qatar mengatakan dalam konferensi pers bahwa gencatan senjata akan berlaku pada hari Minggu.

    “Kedua pihak yang bertikai di Jalur Gaza telah mencapai kesepakatan tentang tahanan dan pertukaran sandera, dan (para mediator) mengumumkan gencatan senjata dengan harapan mencapai gencatan senjata permanen antara kedua belah pihak,” katanya, Rabu, dikutip dari Arab News.

    Tahap Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

    Saat ini kesepakatan apa pun masih perlu disetujui oleh Kabinet Israel, meskipun mereka kemungkinan besar akan menyetujuinya.

    Jika kesepakatan itu disetujui, kesepakatan itu akan berlangsung dalam tiga tahap:

    Tahap Pertama

    Tahap pertama dimulai pada Minggu (19/1/2025), menurut mediator Qatar.

    Dilansir AP News, berikut ini hal-hal terkait kesepakatan gencatan senjata:

    Penghentian pertempuran selama enam minggu akan dimulai, membuka negosiasi untuk mengakhiri perang.
    Sebanyak 33 dari hampir 100 sandera akan dibebaskan selama periode tersebut, meskipun tidak jelas apakah lebih dari separuhnya masih hidup.
    Amerika Serikat mengatakan fase ini juga mencakup penarikan pasukan Israel dari daerah berpenduduk padat di Gaza. Itu akan memungkinkan banyak warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke rumah-rumah mereka yang tersisa. Banyak lingkungan telah hancur menjadi puing-puing.
    Bantuan kemanusiaan akan melonjak, dengan ratusan truk memasuki Gaza setiap hari.
    Rincian akhir yang masih dikerjakan termasuk daftar ratusan tahanan Palestina yang akan dibebaskan.

    Tahap Kedua

    Tahap kedua lebih sulit, berikut rinciannya:

    Negosiasi untuk fase ini akan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata.
    Tahap ini akan mencakup pembebasan semua sandera yang masih hidup, termasuk tentara pria.
    Pasukan Israel akan mundur dari Jalur Gaza.
    Namun, Israel mengatakan tidak akan menyetujui penarikan penuh sampai kemampuan militer dan politik Hamas dihilangkan.
    Hamas mengatakan pihaknya tidak akan menyerahkan sandera terakhir sampai Israel menarik semua pasukannya.

    Tahap Ketiga

    Tahap ketiga menyerukan pemulangan jenazah para sandera yang masih berada di Gaza dan dimulainya pembangunan kembali besar-besaran di Gaza, yang masih harus dibangun kembali selama puluhan tahun.

    Belum jelas pula siapa yang akan menanggung biayanya.

    Ilustrasi – Perempuan lanjut usia di wilayah Gaza Utara duduk di antara lingkungan yang hancur karena serangan dan bombardemen buta Israel. (haarezt/tangkap layar)

    Diketahui, Hamas melancarkan serangan paling mematikan yang pernah ada di Israel pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan kematian 1.210 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP dari angka resmi Israel.

    Militan Palestina juga menyandera 251 orang selama serangan itu, 94 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 34 orang yang menurut militer Israel telah tewas.

    Serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan 46.707 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut angka dari Kementerian Kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas yang dianggap dapat dipercaya oleh PBB.

    Terbaru, Hamas mengatakan gencatan senjata itu adalah “hasil dari keteguhan legendaris rakyat Palestina kita yang hebat dan perlawanan gagah berani kita di Jalur Gaza selama lebih dari 15 bulan.”

    Tekanan untuk mengakhiri pertempuran meningkat dalam beberapa hari terakhir, karena mediator Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat mengintensifkan upaya untuk memperkuat kesepakatan.

    Demonstran di Tel Aviv yang menyerukan pembebasan para sandera menyambut gembira berita tentang kesepakatan itu menyebar.

    Sementara, ribuan orang di seluruh Gaza merayakan kesepakatan untuk menghentikan permusuhan yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Palestina.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel