Negara: Palestina

  • Menteri Israel Ancam Keluar Kabinet Jika Gencatan Senjata Disetujui

    Menteri Israel Ancam Keluar Kabinet Jika Gencatan Senjata Disetujui

    Jakarta

    Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, yang berhaluan sayap kanan mengatakan bahwa ia dan rekan-rekan partainya akan keluar kabinet jika gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera disetujui. Namun, mereka tidak akan meninggalkan koalisi yang berkuasa di negara itu.

    “Jika perjanjian yang tidak bertanggung jawab ini disetujui dan dilaksanakan, partai Jewish Power tidak akan menjadi bagian dari pemerintahan dan akan meninggalkannya,” katanya pada konferensi pers sambil tetap membuka kemungkinan untuk balik arah jika gencatan senjata gagal seperti dilansir AFP, Jumat (17/1/2024).

    “Jika perang melawan Hamas berlanjut, dengan intensitas, untuk mencapai tujuan perang yang belum tercapai, kami akan kembali ke pemerintahan.”

    Ben Gvir duduk di kabinet Israel bersama dua anggota parlemen Jewish Power lainnya, dan menyumbangkan enam anggota, termasuk dirinya sendiri, ke koalisi Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu yang terdiri dari 68 anggota parlemen di Knesset. Tetapi ketika ia mengancam akan keluar dari kabinet, ia mengatakan partainya “tidak akan menggulingkan Netanyahu”.

    Ben Gvir juga meminta Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich, yang memimpin partai Zionisme Religius, untuk mengundurkan diri. Smotrich sebelumnya mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata itu “berbahaya” bagi keamanan Israel.

    Menyusul pernyataan Ben Gvir, partai Likud milik Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Siapa pun yang membubarkan pemerintahan sayap kanan akan selamanya dipermalukan.”

    Baik Ben Gvir maupun Smotrich telah berulang kali menyerukan agar perang Gaza dilanjutkan, dan yang pertama bahkan mengatakan bahwa ia berulang kali menghalangi upaya sebelumnya untuk mencapai gencatan senjata.

    Kesepakatan yang disetujui pada Rabu (17/1) dan dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat pada awalnya mengatur pembebasan 33 sandera yang diculik selama serangan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober 2023, dengan imbalan ratusan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

    “Hanya dengan begitu Hamas akan membebaskan sandera kami tanpa membahayakan keamanan Israel.”

    Israel saat ini sedang menghadapi kasus di Mahkamah Internasional, yang diajukan oleh Afrika Selatan, yang menuduhnya melakukan “genosida” di Jalur Gaza. Israel dengan keras membantah tuduhan tersebut.

    Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah menunjuk pernyataan serupa oleh tokoh-tokoh seperti mantan menteri pertahanan Yoav Gallant, yang dirinya sendiri dicari oleh Mahkamah Kriminal Internasional atas tuduhan kejahatan perang, sebagai bukti potensial adanya niat genosida.

    (rfs/rfs)

  • Dari Gaza hingga Bulan: Daftar 25 Situs yang Terancam Punah Versi World Monuments Watch 2025 – Halaman all

    Dari Gaza hingga Bulan: Daftar 25 Situs yang Terancam Punah Versi World Monuments Watch 2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bulan masuk dalam daftar 25 situs yang terancam punah versi World Monuments Watch (WMW) untuk tahun 2025, bersama dengan warisan budaya Gaza dan patung terakota di sebuah biara di Portugal.

    World Monuments Watch adalah program advokasi unggulan dari organisasi nirlaba swasta berbasis di New York, World Monuments Fund (WMF), yang menyerukan perhatian internasional terhadap warisan budaya di seluruh dunia yang terancam oleh kelalaian, vandalisme, konflik, atau bencana.

    Dikutip dari Euronews, World Monuments Watch menerbitkan daftar dua tahunan situs-situs yang terancam punah, yang menyoroti tidak hanya tempat-tempat di Bumi tetapi, untuk pertama kalinya, satu tempat di luar Bumi, yaitu Bulan.

    Sejak didirikan pada 1996, inisiatif nirlaba ini telah menyoroti 904 situs di 135 negara, termasuk Antartika.

    Daftar yang dikeluarkan WMW bertujuan meningkatkan kesadaran dan menggalang dana guna melindungi tempat-tempat budaya dan sejarah yang terancam.

    Tambahan paling mengejutkan dalam Daftar Pantauan 2025 adalah Bulan.

    Menurut WMF, Bulan kini menghadapi potensi risiko dari aktivitas manusia di masa mendatang, terutama karena semakin diminatinya perjalanan ruang angkasa komersial.

    Misi ke Bulan SpaceX

    “Meskipun Bulan mungkin tampak berada di luar isu-isu ini, Bulan mewakili warisan manusia bersama yang signifikan, mulai dari kehadirannya dalam narasi budaya hingga perannya dalam sejarah terkini. Namun, Bulan kini menghadapi tekanan yang meningkat dari kepentingan pribadi,” kata Presiden dan CEO World Monuments Fund (WMF), Bénédicte de Montlaur, dalam sebuah pernyataan.

    Peringatan ini muncul saat SpaceX meluncurkan dua wahana robotik pribadi ke Bulan pada 15 Januari, hari yang sama saat WMW merilis laporannya.

    Program Artemis NASA juga bertujuan membawa manusia ke Bulan dalam dekade ini, dengan rencana membangun pangkalan permanen di Bulan guna mendukung misi ke Mars.

    Ancaman ini diperparah dengan meningkatnya akumulasi “sampah antariksa” yang mengorbit Bulan, serta maraknya pariwisata antariksa.

    Situs apa lagi yang masuk dalam daftar terancam punah tahun 2025?

    Daftar tahun ini menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi warisan global, termasuk konflik manusia, perubahan iklim, urbanisasi yang cepat, dan pariwisata yang berlebihan.

    Beberapa situs yang terancam perubahan iklim, antara lain Pantai Swahili di Afrika, di mana naiknya permukaan air laut dan cuaca ekstrem membahayakan lanskap budaya berusia berabad-abad, termasuk masjid dan makam.

    Selain itu, ada 67 mercusuar bersejarah di garis pantai Maine, yang menghadapi risiko serupa akibat erosi pantai dan badai yang semakin kuat.

    Bencana alam juga meninggalkan dampak signifikan.

    Kota bersejarah Antakya di Turki termasuk dalam daftar tersebut, yang rusak parah akibat gempa bumi dahsyat berkekuatan M 7,8 pada 2023.

    Daftar ini juga mencakup beberapa lokasi yang terkena dampak konflik manusia, seperti Rumah Guru di Kyiv, Ukraina.

    Bangunan berkubah besar ini, yang menaungi Museum Pedagogis, mengalami kerusakan parah ketika rudal Rusia menghancurkan jendela, pintu, dan kubah kaca ikoniknya pada 2022.

    “Itu adalah salah satu dari ribuan situs budaya Ukraina yang rusak atau hancur sejak perang dengan Rusia dimulai pada tahun 2022,” catat WMF di situs webnya.

    Gaza juga masuk dalam daftar, sebuah wilayah yang hancur akibat konflik.

    Tenda-tenda pengungsian di Gaza (Instagram @anasjamal44 @anas.jamal33)

    Setelah perang pecah pada 7 Oktober 2023, warisan budaya Gaza berada di bawah ancaman besar.

    Namun, kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang diumumkan pada 15 Januari memberikan harapan akan adanya jeda dalam permusuhan dan pembebasan sandera.

    “Seperti yang kita semua tahu, Timur Tengah adalah tempat lahir peradaban. Dan di Gaza, Anda memiliki contoh-contoh dari berbagai komunitas dan warisan mereka yang telah tinggal di sana,” kata Bénédicte de Montlaur.

    Situs terkenal lainnya dalam daftar tersebut adalah patung terakota Biara Alcobaça di Portugal, Kapel Sorbonne yang bersejarah di Prancis, dan Ruang Pertemuan Belfast di Irlandia Utara, Inggris.

    Berikut daftar lengkapnya:

    Biara Lembah Drino, Albania
    Studio Sinema Namibe, Angola
    Qhapaq Ñan, Sistem Jalan Andes, Argentina, Bolivia, Cile, Kolombia, Ekuador, Peru
    Gua Buddha Maijishan dan Yungang, Tiongkok
    Situs Warisan Pantai Swahili, Komoro, Kenya, Mozambik, Tanzania
    Kapel Sorbonne, Prancis
    Bentang Alam Pertambangan Bersejarah Serifos, Yunani
    Sistem Air Bersejarah Bhuj, India
    Bangunan Bersejarah Sungai Musi, India
    Situs Warisan Semenanjung Noto, Jepang
    Biara Buddha Erde Zuu, Mongolia
    Warisan Yahudi Debdou, Maroko
    Rumah Kepala Suku Ogiamien, Nigeria
    Jaringan Perkotaan Bersejarah Gaza, Palestina
    Ladang Pertanian Waru Waru, Peru
    Patung Terakota Biara Alcobaça, Portugal
    Reruntuhan Belchite Lama, Spanyol
    Waduk Air Tunis Medina, Tunisia
    Kota Bersejarah Antakya, Turki
    Rumah Guru Kyiv, Ukraina
    Ruang Pertemuan Belfast, Irlandia Utara, Inggris Raya
    Jalur Perdagangan Besar, Amerika Serikat
    Mercusuar Bersejarah Maine, Amerika Serikat
    Pemandangan Budaya Dataran Banjir Barotse, Zambia
    Bulan

    (Tribunnews.com)

  • Kabinet Israel Akan Voting Hari Ini, AS Yakin Gencatan Senjata Tetap Lanjut

    Kabinet Israel Akan Voting Hari Ini, AS Yakin Gencatan Senjata Tetap Lanjut

    Jakarta

    Kabinet Israel dijadwalkan bertemu hari ini untuk memberikan suara mengenai kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata di Gaza, menurut seorang pejabat Israel. Amerika Serikat (AS) yakin kesepakatan gencatan senjata di Gaza berlanjut.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (17/1/2025), ketika ditanya apakah kabinet akan bertemu pada Jumat (17/1) untuk memberikan suara mengenai kesepakatan tersebut, pejabat tersebut berkata: “Ya”.

    Ketika para menteri mempertimbangkan apakah akan menyetujui kesepakatan yang rapuh tersebut, serangan baru Israel menewaskan puluhan orang, kata penyelamat Gaza pada Kamis (16/1), dan militer Israel melaporkan telah menyerang sekitar 50 target di seluruh wilayah tersebut selama sehari terakhir.

    Setidaknya dua anggota kabinet telah menyuarakan penentangan terhadap gencatan senjata tersebut, dengan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben Gvir mengatakan bahwa ia dan rekan-rekan partainya akan keluar dari pemerintahan–tetapi tidak dari koalisi yang berkuasa–jika menyetujui kesepakatan yang “tidak bertanggung jawab” tersebut.

    Gencatan senjata, yang diumumkan oleh mediator Qatar dan Amerika Serikat pada Rabu (15/1), akan dimulai pada Minggu (19/1)dan melibatkan pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina, setelah itu persyaratan untuk mengakhiri perang secara permanen akan dirampungkan.

    Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menuduh Hamas pada Kamis (16/1) mengingkari “sebagian dari perjanjian… untuk memeras konsesi pada menit-menit terakhir”, dan berjanji untuk menunda pemungutan suara kabinet hingga masalah tersebut ditangani.

    Namun seorang pejabat Israel kemudian mengatakan bahwa kabinet akan bertemu pada Jumat (17/1) untuk memutuskan kesepakatan tersebut. Anggota biro politik Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan “tidak ada dasar” untuk tuduhan Israel.

    “Saya yakin, dan saya sepenuhnya berharap bahwa implementasi akan dimulai, seperti yang kami katakan, pada hari Minggu,” katanya.

    (rfs/rfs)

  • Ketua F-PKS: Gencatan Senjata Israel-Hamas Harus jadi Langkah Penghentian Segala Bentuk Agresi – Page 3

    Ketua F-PKS: Gencatan Senjata Israel-Hamas Harus jadi Langkah Penghentian Segala Bentuk Agresi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini menyambut, baik gencatan senjata Israel-Hamas yang akan resmi berlaku mulai 19 Januari 2025. Dia berharap, agar gencatan tersebut sebagai upaya penghentian permanen agresi Israel di seluruh wilayah Palestina.

    Menurutnya, sudah terlalu banyak korban jiwa warga sipil orang tua, perempuan dan anak-anak yang terbunuh oleh mesin perang penjajah Israel.

    Dia menilai, gencatan senjata yang diserukan oleh PBB dan berbagai negara di dunia ini harus diletakkan dalam kerangka penghentian permanen penjajahan Israel di seluruh wilayah Palestina. Agar episode kekejaman dan kebiadaban Israel benar-benar bisa diakhiri.

    “Sikap Indonesia sangat jelas sejak awal mendesak Israel menghentikan segala bentuk agresi dan penjajahan atas wilayah Palestina. Sebaliknya Indonesia mendukung penuh kemerdekaan rakyat Palestina. Inilah perjuangan kita yang merupakan amanat konstitusi, amanat konferensi Asia-Afrika di Bandung sekaligus utang sejarah bangsa Indonesia,” kata Jazuli, dalam keterangan resmi, Kamis (16/1/2025).

    Oleh karena itu, dia berharap, diplomasi yang dilakukan tidak berhenti pada gencatan senjata antara Israel dan Hamas tapi bagaimana Palestina merdeka sebagai negara berdaulat dan Israel menghentikan penjajahannya.

    “Apa yang terjadi di Gaza Palestina sejatinya bukan konflik atau perang antara dua negara tapi bentuk penjajahan di era modern. Rakyat Palestina dan para pejuangnya hanya mempertahankan wilayahnya dari penjajahan yang selama puluhan tahun direnggut paksa,” tegas dia.

     

  • Beri Pesan Perpisahan sebelum Trump Menjabat, Biden: Ada Orang Ultra Kaya yang Ancam Demokrasi AS – Halaman all

    Beri Pesan Perpisahan sebelum Trump Menjabat, Biden: Ada Orang Ultra Kaya yang Ancam Demokrasi AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pernyataan kontroversial dibagikan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam pidato perpisahannya pada hari Rabu (15/1/2025).

    Di dalam pidatonya sebelum digantikan Donald Trump pada Senin, 20 Januari 2025 mendatang, Biden memberikan peringatan keras agar warga AS mewaspadai munculnya “oligarki” dari orang-orang kaya ekstrem yang mulai mengakar di AS.

    Biden juga memperingatkan potensi terjadinya “kompleks industri-teknologi” yang melanggar hak-hak rakyat Amerika dan masa depan demokrasi di periode pemerintahan AS yang akan datang..

    “Hari ini, sebuah oligarki sedang terbentuk di Amerika, yang terdiri dari kekayaan ekstrem, kekuasaan, dan pengaruh yang benar-benar mengancam seluruh demokrasi kita, hak dasar kita, dan kebebasan, serta kesempatan yang adil bagi setiap orang untuk maju,” kata Biden dalam pidatonya dari Ruang Oval Gedung Putih,

    “Konsentrasi kekuasaan ini berbahaya karena hanya segelintir orang kaya yang memilikinya dan ini akan berakibat buruk jika penyalahgunaan kekuasaan ini dibiarkan tanpa pengawasan.” lanjut Biden seperti yang dikutip dari ABC News.

    Biden kemudian mengutip peringatan Presiden Dwight Eisenhower tentang munculnya kompleks industri-militer ketika ia meninggalkan jabatannya pada tahun 1961

    “Saya juga sangat khawatir tentang potensi munculnya kompleks industri-teknologi yang bisa menimbulkan bahaya nyata bagi negara kita.” lanjut Biden

    Biden menggunakan pidato selama 15 menit itu untuk menawarkan model transfer kekuasaan yang damai tanpa menyebut Trump sama sekali dalam pidatonya.

    Peringatan ini sepertinya digunakan Biden untuk menyindir sejumlah individu terkaya di dunia dan tokoh-tokoh besar industri teknologi yang baru-baru ini menyatakan dukungannya kepada Trump

    Satu di antaranya yang menjadi sorotan adalah sosok manusia terkaya di dunia yakni Elon Musk yang menghabiskan lebih dari $100 juta untuk membantu Trump terpilih.

    Tak hanya Musk , pidato tersebut juga dinilai banyak pengamat sebagai sindiran kepada Mark Zuckerberg dari Meta dan Jeff Bezos dari Amazon yang mulai banting setir mendukung Donald Trump setelah ia memastikan diri menang di Pilpres AS.

    Langkah pendekatan tersebut begitu terlihat saat keduanya tiba-tiba melakukan kunjungan ke kediaman Trump di Mar-A-Lago dan menyumbangkan dana fantastis untuk komite pelantikan capres dari Partai Republik tersebut.

    Biden dan Trump Rebutan Klaim soal Gencatan Israel-Hamas

    Sebelum menyampaikan pidato perpisahannya, Biden sempat bertemu dengan sejumlah wartawan untuk membahas kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Palestina.

    Ketika seorang jurnalis bertanya siapa yang dianggap bertanggung jawab atas gencatan senjata dan mengajukan pertanyaan, Biden dengan nada terkejut menjawab, “Apakah itu lelucon?”

    “Rencana ini dikembangkan dan dinegosiasikan oleh tim saya. Sebagian besar akan dilaksanakan oleh pemerintahan yang akan datang. Itulah sebabnya saya meminta tim saya untuk terus memberi informasi kepada pemerintahan yang baru,” kata Biden yang dikutip dari APNews.

    Tak ingin kalah dengan Joe Biden, Presiden terpilih AS ke-47, Donald Trump, dalam unggahan di media sosialnya mengklaim bahwa negosiasi kesepakatan senjata di Gaza merupakan terobosan terbarunya.

    Trump mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengutus utusannya, Steve Witkoff, untuk bergabung dalam negosiasi di Timur Tengah.

    Witkoff berada di sana selama 96 jam terakhir pembicaraan menjelang kesepakatan.

    “Perjanjian gencatan senjata ini hanya dapat terjadi sebagai hasil dari Kemenangan Bersejarah kita di bulan November, karena perjanjian ini memberi isyarat kepada seluruh dunia bahwa pemerintahan saya akan berupaya menciptakan perdamaian dan merundingkan kesepakatan untuk menjamin keselamatan semua warga Amerika, serta sekutu-sekutu Amerika,” katanya.

    Aksi saling klaim antara Biden dan Trump diduga dilakukan untuk menjadikan kesepakatan gencatan senjata Gaza sebagai warisan kepresidenan mereka.

    Selama beberapa bulan terakhir, pemerintah Biden telah melakukan berbagai upaya untuk menangani perdamaian melalui perundingan yang hampir berhasil, namun akhirnya gagal.

    Sementara itu, Trump mendapatkan sorotan baru-baru ini setelah memberikan peringatan bahwa “ada harga yang harus dibayar” jika gencatan senjata tidak tercapai sebelum pelantikannya pada 20 Januari 2025.

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • Mesir Desak Gencatan Senjata di Gaza Harus Segara Dimulai

    Mesir Desak Gencatan Senjata di Gaza Harus Segara Dimulai

    Jakarta

    Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan bahwa penerapan gencatan senjata di Gaza harus “dimulai tanpa penundaan”. Desakan ini sehari setelah mediator mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah mencapai gencatan senjata.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (17/1/2025), kesepakatan tersebut, yang diumumkan oleh mediator Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir, akan mulai berlaku pada Minggu (19/1) dan melibatkan pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina, setelah itu persyaratan untuk mengakhiri perang secara permanen akan dirampungkan.

    Sejak kesepakatan tersebut diumumkan, badan pertahanan sipil Gaza mengatakan sedikitnya 80 orang telah tewas dan ratusan lainnya terluka dalam serangan oleh militer Israel, yang mengatakan pada Kamis (16/1) telah menyerang sekitar 50 target selama sehari terakhir.

    Dalam panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, menyerukan dimulainya gencatan senjata segera dan menekankan “perlunya para pihak untuk mematuhi ketentuan-ketentuannya dan bekerja untuk melaksanakan tahapan-tahapannya pada tanggal yang ditentukan”.

    Dalam pernyataan terpisah, kementerian tersebut mengatakan Mesir siap menjadi tuan rumah konferensi internasional tentang rekonstruksi Jalur Gaza, di mana PBB mengatakan akan memakan waktu lebih dari satu dekade untuk membangun kembali infrastruktur sipil.

    Pada Kamis (16/1), Kairo menyerukan penyaluran bantuan kemanusiaan yang cepat, aman, dan efektif, serta “proyek pemulihan dini sebagai persiapan untuk rekonstruksi”.

    (rfs/rfs)

  • Menlu Tegaskan Solusi 2 Negara usai Gencatan Senjata Israel-Hamas Tercapai

    Menlu Tegaskan Solusi 2 Negara usai Gencatan Senjata Israel-Hamas Tercapai

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono menyatakan pemerintah Indonesia mengapresiasi kesepakatan atas gencatan senjata antara Israel dan Hamas. 

    Melalui akun X @Menlu_RI, Menteri Sugiono menyampaikan bahwa kekejaman Israel di Palestina telah memakan puluhan ribu nyawa Palestina. Dia menegaskan bahwa setiap angka adalah nyawa, bukan statistik semata. 

    Usai gencatan senjata disepakati, Sugiono menekankan perlunya agar kesepakatan tersebut segera dilaksanakan secara menyeluruh. 

    “Oleh karena itu, Indonesia apresiasi kesepakatan gencatan senjata, sesuai dengan yang selama ini terus kita dorong bersama dengan masyarakat internasional. Langkah penting berikut adalah memastikan kesepakatan tersebut dilaksanakan segera & secara komprehensif, untuk mencegah jatuhnya korban lebih banyak,” ujarnya, dikutip Bisnis, Kamis (16/1/2025).

    Sugiono lalu menyampaikan harapannya agar gencata senjata itu bisa menjadi momentum mendorong perdamaian di Palestina. Dia lalu menegaskan bahwa perdamaian itu hanya akan terwujud dengan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Palestina. 

    “Saya tegaskan juga, bahwa perdamaian tersebut hanya dimungkinkan, jika Palestina telah merdeka dan berdaulat, sesuai dengan solusi dua negara yang telah disepakati masyarakat internasional,” ucap politisi Partai Gerindra itu. 

    Dari sisi Indonesia, terang Sugiono, pemerintah disebut siap berkontribusi kepada upaya pemulihan kehidupan bersmayarakat di Gaza. Hal itu dilakukan dengan bantuan kemanusiaan, dukungan terhadap UNRWA maupun upaya rekonstruksi Gaza. 

    Proses Gencatan Senjata

    Sebelumnya, dilansir Reuters, pihak mediator dari Qatar telah mengirimkan proposal gencatan senjata masing-masing ke Israel dan Hamas. Proposal yang diajukan yakni untuk menghentikan serangan dan pertukaran tawanan warga Israel oleh Hamas dengan warga Palestina yang ditahan. 

    Terobosan proposal gencatan senjata itu dikabarkan tercapai di Doha, Qatar dan kesepakatan antara kedua belah pihak diperkirakan bisa tercapai.

    Di antara poin-poin proposal gencatan senjata itu adalah pengembalian warga Israel yang ditawan oleh kelompok Hamas. Pada tahap pertama, 33 orang tawanan akan dibebaskan. Mereka meliputi tentara perempuan, laki-laki berumur 50 tahun ke atas, korban luka-luka dan sakit. 

    Apabila tahap pertama berjalan lancar, pada hari ke-16 kesepakatan itu tercapai, maka akan dilanjutkan dengan pengembalian sisa tawanan yakni tentara laki-laki dan pria dengan umur prajurit. Mayat dari tawanan yang sudah meninggal dunia juga akan dikembalikan. 

    Kesepakatan dari pihak Israel akan berlangsung dalam beberapa fase. Namun, tentara negara itu akan tetap berada di batas wilayah perkotaan dan pedesaan Israel.

    Tentara Israel juga akan mundur dari sebagian wilayah di koridor Philadelphi serta ujung Selatan Gaza. Penduduk Gaza yang tak bersenjata akan diperbolehkan kembali, dan tentara Israel akan mundur dari koridor Netzarim di Gaza tengah. 

    Sementara itu, kelompok militan Palestina yang dinyatakan bersalah dalam pembunuhan dan serangan mematikan juga akan dibebaskan. Namun, jumlahnya akan tergantung dengan jumlah tawanan Hamas yang masih hidup. 

    Meski demikian, para tahanan tersebut tidak akan dilepaskan ke Tepi Barat. Tahanan kelompok Hamas yang terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023 tidak akan dilepaskan.

    Dari segi bantuan, Israel akan memperbolehkan masuknya bantuan ke Jalur Gaza dengan peningkatan jumlah yang signifikan. 

    Terkait dengan masa depan Gaza, para pihak belum sampai ke pembahasan siapa yang memerintah di wilayah tersebut. Israel menegaskan bahwa Hamas dan Otoritas Palestina atau Palestinian Authority (PA) tidak boleh mengendalikan Gaza. Mereka menegaskan bahwa akan mempertahankan kendali bahkan setelah selesainya pertarungan. 

    Sementara itu, komunitas internasional menegaskan bahwa pemerintahan di Gaza harus dijalankan oleh bangsa Palestina kendati belum ditemukan faksi mana yang akan diberi mandat.

    Kendati demikian, ada pembahasan yang berlangsung di antara Israel, Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat (AS) terkait dengan pemerintahan sementara untuk Gaza di bawah pengawasan sampai setelah adanya reformasi di tubuh PA. 

  • 8 Fakta Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza

    8 Fakta Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Israel dan Hamas dilaporkan telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata di Gaza mulai hari Minggu mendatang. Hal ini disampaikan oleh mediator Qatar, Kamis (16/1/2025).

    Pertukaran sandera dan tahanan setelah 15 bulan perang akan dilakukan. Sebanyak 33 sandera Israel akan dibebaskan pada tahap pertama. Perjanjian gencatan senjata itu bahkan disebut bisa menjadi perdamaian permanen.

    “Kedua pihak yang bertikai di Jalur Gaza telah mencapai kesepakatan tentang tahanan dan pertukaran sandera, dan (para mediator) mengumumkan gencatan senjata dengan harapan mencapai gencatan senjata permanen antara kedua belah pihak,” kata kata Perdana Menteri (PM) Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, dikutip AFP.

    “Kami berharap ini akan menjadi halaman terakhir perang, dan kami berharap semua pihak akan berkomitmen untuk melaksanakan semua ketentuan perjanjian ini,” tegasnya.

    Berikut sejumlah fakta yang masih meliputi perdamaian ini, sebagaimana dikutip berbagai sumber:

    1. Detail Kesepakatan

    Perjanjian gencatan senjata sendiri akan berlangsung tiga tahap dalam waktu 42 hari. Pada tahap pertama kesepakatan, sebanyak 33 sandera Israel yang diculik Hamas ke Gaza akan dibebaskan. Mereka yang dibebaskan adalah perempuan sipil dan rekrutan militer perempuan, anak-anak, orang tua, termasuk warga sipil yang sakit dan terluka.

    Sebagai gantinya, ratusan warga Palestina yang ditahan Israel akan dibebaskan. Namun, seorang pejabat Israel mengatakan angka itu tergantung berapa banyak dari 33 sandera yang masih hidup.

    Negosiasi tahap kedua akan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata tahap awal. Tahap ini, merujuk laporan Times of Israel, akan mencakup pembebasan tawanan yang tersisa, termasuk “tentara pria, pria usia militer Israel, dan jenazah sandera yang terbunuh”.

    Selama gencatan senjata awal yang berlangsung 42 hari, pasukan Israel akan mundur dari daerah padat penduduk Gaza. Menurut Sheikh Mohammed, ini untuk “memungkinkan pertukaran tahanan, serta pertukaran jenazah dan pemulangan orang-orang yang mengungsi”.

    Israel nantinya akan mempertahankan zona penyangga di Gaza selama tahap pertama. Pasukan Israel diperkirakan akan tetap berada hingga 800 meter di dalam Gaza yang membentang dari Rafah di selatan hingga Beit Hanun di utara.

    “Pasukan Israel tidak akan sepenuhnya mundur dari Gaza sampai semua sandera dikembalikan”, kata pejabat Israel.

    Media Haaretz mengatakan Israel menginginkan pergerakan penduduk dari Gaza selatan ke utara. Sumber yang dekat dengan Hamas mengatakan pasukan Israel akan mundur dari koridor Netzarim ke arah barat menuju Jalan Salaheddin di timur, yang memungkinkan orang-orang yang mengungsi untuk kembali melalui pos pemeriksaan elektronik yang dilengkapi dengan kamera.

    “Tidak akan ada pasukan Israel yang hadir, dan militan Palestina akan dilarang melewati pos pemeriksaan selama pemulangan para pengungsi,” katanya.

    2. Sikap Netanyahu

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Kabinetnya tidak akan bertemu untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata Gaza. Hal ini disebabkan pihaknya menuduh kelompok perlawanan Palestina Hamas menciptakan krisis menit terakhir.

    Tanpa menjelaskan lebih lanjut, kantor Netanyahu menuduh Hamas mengingkari beberapa bagian perjanjian dalam upaya “memeras konsesi menit terakhir”. Diketahui,, hal ini terjadi saat kabinet Israel akan meratifikasi kesepakatan tersebut pada hari Kamis.

    Di sisi lain, pemimpin senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan pada hari Kamis bahwa ‘tidak ada dasar’ untuk tuduhan Israel bahwa kelompok militan Palestina itu menarik kembali unsur-unsur gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera yang diumumkan sehari sebelumnya.

    “Tidak ada dasar untuk klaim (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu tentang gerakan itu yang menarik kembali ketentuan-ketentuan dalam perjanjian gencatan senjata,” kata Abu Zuhri kepada AFP.

    3. Israel Terus Bombardir Gaza

    Israel masih terus melancarkan serangan ke wilayah Gaza, Palestina, untuk menyerang milisi bersenjata Hamas, Kamis (16/1/2025). Hal ini terjadi saat keduanya sudah menyepakati poin gencatan senjata yang akan berlaku pada hari Minggu pekan ini.

    Serangan udara Israel terus berlanjut sepanjang malam dan Kamis dini hari. Pejabat kesehatan Gaza menyebut serangan ini menewaskan sedikitnya 46 warga Palestina.

    Di sisi lain, pada hari Kamis, militan Gaza menembakkan roket ke Israel. Serangan ini tidak menimbulkan korban jiwa.

    Dalam unggahan di media sosial, sejumlah warga Gaza juga mendesak warga lainnya untuk lebih berhati-hati karena yakin Israel dapat meningkatkan serangan dalam beberapa hari ke depan untuk memaksimalkan keuntungan sebelum gencatan senjata dimulai.

    4. Respon Hamas

    Wakil kepala Biro Politik Hamas, Khalil al-Hayya mengucapkan terima kasih kepada Iran dan Front Perlawanan- Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan gerakan perlawanan Irak- setelah tercapainya gencatan senjata itu. Ia menyebut ketiganya terus memberi dukungan terhadap wilayah pesisir itu, termasuk selama “perang genosida yang dilakukan rezim Israel”.

    “Terima kasih kepada Republik Islam, gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon, Angkatan Bersenjata Yaman, dan Perlawanan Irak,” katanya dimuat Press TV, dikutip Kamis (16/1/2025).

    Secara khusus, ia memuji Hizbullah karena kelompok itu, katanya, telah “mempersembahkan ratusan martir, pemimpin, dan pejuang” di perang yang menurutnya “jalan menuju (pembebasan kota suci yang diduduki) al-Quds”. Menurutnya, hal suci telah dipimpin Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah sebelum tewas.

    Pejabat itu juga merujuk pada ribuan operasi pembalasan yang dilancarkan oleh kelompok itu, pasukan Yaman, dan pejuang Irak untuk menanggapi serangan militer di Gaza dan agresi mematikan yang meningkat secara bersamaan terhadap Lebanon. Ia juga berterima kasih kepada para pejuang perlawanan Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

    “Terutama di kamp [pengungsi] Jenin yang heroik, di al-Quds, dan wilayah pedalaman yang diduduki, yang juga memberikan tekanan kepada para penjajah selama kekejamannya (rezim),” tegasnya lagi menyebut Israel.

    5. Komentar Iran

    Iran menjadi salah satu negara yang sangat vokal dalam menentang serangan Israel ke Gaza. Teheran bahkan sempat terlibat baku tembak rudal dengan Tel Aviv akibat isu Gaza, yang menimbulkan kekhawatiran perang besar di Timur Tengah.

    Sejauh ini, Negeri Persia telah menyambut baik kesepakatan gencatan senjata. Mereka menyebut pemberlakuan gencatan senjata terhadap rezim Zionis (Israel) merupakan kemenangan yang jelas dan besar bagi Palestina dan kekalahan yang lebih besar bagi rezim Zionis.

    “Perlawanan tetap hidup, berkembang, kuat … dan memiliki keyakinan yang lebih dalam pada janji Ilahi untuk membebaskan Masjid Al Aqsa dan Yerusalem,” kata Garda Revolusi, memperingatkan terhadap pelanggaran gencatan senjata oleh Israel dan mengatakan mereka mempertahankan persiapan lapangan untuk menghadapi “perang dan kejahatan baru.”

    6. Tanggapan Rusia

    Rusia ikut buka suara terkait kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza. Negeri Beruang Merah berharap hal itu dapat membawa “stabilisasi jangka panjang” dan menciptakan kondisi untuk “penyelesaian politik yang komprehensif” antara Israel dan Palestina.

    Dilansir AFP, Kamis (16/1/2025), Kremlin mengatakan bahwa pihaknya “menyambut” kesepakatan tersebut, meskipun menunjukkan sikap hati-hati setelah tuduhan Israel bahwa Hamas mundur dari kesepakatan yang rapuh ini.

    “Setiap penyelesaian yang mengarah pada gencatan senjata, mengakhiri penderitaan rakyat Gaza, dan meningkatkan keamanan Israel hanya bisa disambut,” kata juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov. “Tetapi mari kita tunggu finalisasi dari proses tersebut,” tambahnya.

    Juru bicara kementerian luar negeri, Maria Zakharova, mengatakan kepada wartawan bahwa kesepakatan tersebut adalah “langkah praktis penting menuju stabilisasi jangka panjang di zona konfrontasi Palestina-Israel”. Dia juga berharap bahwa ini dapat menjadi dasar bagi “pembentukan proses penyelesaian politik yang komprehensif atas masalah Palestina.”

    7. Sikap Trump dan Kelanjutan Normalisasi Arab-Israel

    Perdamaian ini sendiri terjadi saat Donald Trump kembali akan dilantik sebagai presiden AS pada 20 Januari mendatang. Trump, yang pernah memimpin AS pada 2017-2021, merupakan motor normalisasi antara dunia Arab dengan Israel.

    Trump sendiri mengaku ‘sangat gembira’ dengan kesepakatan itu seraya menyatakan timnya akan ‘terus bekerja sama erat dengan Israel dan sekutu kami’ untuk memastikan Gaza bebas teror, memperluas perdamaian Timur Tengah (Timteng).

    Mengutip Reuters dan laman Times of Israel, ia bahkan sesumbar akan menggunakan momentum itu untuk memperluas kesepakatan Abraham Accords (Perjanjian Abraham), yang membuka hubungan normalisasi antara Israel dengan sejumlah negara Arab.

    “Dengan kesepakatan ini, tim Keamanan Nasional saya, melalui upaya Utusan Khusus untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, akan terus bekerja sama dengan Israel dan sekutu kami untuk memastikan Gaza TIDAK PERNAH lagi menjadi tempat berlindung yang aman bagi teroris,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya, dikutip Kamis (16/1/2025).

    “Kami akan terus menggalakkan PERDAMAIAN MELALUI KEKUATAN di seluruh kawasan, seraya kami membangun momentum gencatan senjata ini untuk lebih memperluas Perjanjian Abraham yang bersejarah,” imbuhnya, merujuk pada perjanjian yang menormalisasi hubungan Israel dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko.

    “Perjanjian gencatan senjata EPIC ini hanya dapat terjadi sebagai hasil dari Kemenangan Bersejarah kita pada bulan November, karena hal itu memberi isyarat kepada seluruh Dunia bahwa Pemerintahan saya akan mencari Perdamaian dan menegosiasikan kesepakatan untuk memastikan keselamatan semua orang Amerika, dan Sekutu kita,” lanjut Trump.

    Perlu diketahui, Abraham Accords sendiri telah berupaya memperluas kesepakatan dengan menggaet Arab Saudi. Tetapi upaya tersebut terhenti oleh pecahnya perang, dan Riyadh mengatakan tidak akan mempertimbangkan normalisasi hubungan sampai Yerusalem berkomitmen pada “jalur yang kredibel” menuju negara Palestina.

    Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan telah berulang kali menekankan bahwa “normalisasi dan stabilitas sejati hanya akan terwujud dengan memberikan Palestina sebuah negara”. Menurut sumber, beberapa pemerintah Arab kini memang menunggu untuk melihat apakah Trump akan menghidupkan kembali upaya normalisasi itu, termasuk kesepakatan Israel-Saudi.

    “Ajudan Trump melakukan lebih banyak hal untuk memengaruhi perdana menteri (Israel Benjamin Netanyahu) dalam satu kali pertemuan daripada yang dilakukan Presiden Joe Biden yang akan lengser sepanjang tahun,” tulis The Times of Israel merujuk dua pejabat Arab.

    8. Respon RI

    Dalam unggahan di akun X resmi Kementerian Luar Negeri RI, @Kemlu_RI, pemerintah menyatakan menyambut baik kesepakatan gencatan senjata tersebut. Menurutnya, hal itu sesuai dengan tuntutan Indonesia dan masyarakat internasional.

    “Implementasi kesepakatan tersebut harus dilaksanakan segera dan secara menyeluruh demi terhentinya korban jiwa di Gaza,” tulis Kemlu, Kamis (16/1/2025).

    Pemerintah menambahkan penting untuk memulihkan kehidupan masyarakat di Gaza melalui akses penuh penyaluran bantuan kemanusiaan, termasuk pemulihan peran UNRWA, serta rekonstruksi Gaza.

    “Perdamaian di Palestina tidak dapat dicapai tanpa penghentian penjajahan Israel, serta berdirinya Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, sesuai solusi dua negara berdasarkan parameter internasional yang telah disepakati,” pungkas Kemlu.

    (luc/luc)

  • Hamas Bantah Tuduhan Netanyahu Ingkari Kesepakatan Gencatan Senjata

    Hamas Bantah Tuduhan Netanyahu Ingkari Kesepakatan Gencatan Senjata

    Jakarta

    Dua pemimpin Hamas membantah tuduhan Israel bahwa kelompok Palestina itu mengingkari unsur-unsur kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera yang diumumkan sehari sebelumnya. Media Israel mengatakan pengesahan perjanjian oleh pemerintah mungkin tertunda sebagian karena ketidaksepakatan dalam koalisi yang berkuasa.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (16/1/2024), dua anggota biro politik Hamas menolak pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel (PM) Benjamin Netanyahu yang mengatakan kelompok itu mengingkari unsur-unsur kesepakatan untuk “memeras konsesi pada menit-menit terakhir”.

    “Tidak ada dasar bagi klaim Netanyahu tentang gerakan yang mengingkari ketentuan dalam perjanjian gencatan senjata,” kata pejabat Hamas, Sami Abu Zuhri, kepada AFP.

    Anggota biro politik lainnya, Izzat al-Rishq, mengatakan secara terpisah dalam sebuah pernyataan: “Hamas berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata, yang diumumkan oleh para mediator.”

    Kantor Netanyahu sebelumnya mengatakan kabinet Israel tidak akan bersidang untuk memberikan suara pada kesepakatan itu sampai para mediator memberi tahu Israel bahwa Hamas telah menerima semua unsur kesepakatan.

    Kesepakatan tersebut, yang dicapai setelah berbulan-bulan negosiasi berakhir gagal, dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat.

    Pada tengah malam Rabu (15/1) waktu setempat, kantor Netanyahu mengatakan bahwa “rincian akhir” masih dinegosiasikan dan bahwa perdana menteri tidak akan berkomentar sampai kesepakatan penuh disetujui.

    Mengutip sumber yang dekat dengan pembicaraan tersebut, penyiar publik Kan mengatakan bahwa Netanyahu ingin melindungi integritas pemerintahannya tetapi Smotrich menghadirkan “ancaman nyata”.

    Pada Rabu (15/1), Smotrich menyebutnya sebagai “kesepakatan berbahaya” bagi keamanan Israel. Partai Smotrich, Zionisme Religius, pada Kamis (16/1) mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka mendukung menteri keuangan dan “sangat menentang kesepakatan tersebut”.

    Perjanjian gencatan senjata diharapkan dapat menghentikan perang yang telah berlangsung selama lebih dari 15 bulan, dengan para mediator mengatakan bahwa perjanjian ini melibatkan tiga tahap.

    Pada tahap pertama, gencatan senjata akan dimulai pada Minggu (19/1) dan 33 sandera akan ditukar dengan 1.000 tahanan Palestina selama 42 hari, sementara bantuan untuk Jalur Gaza yang hancur akan meningkat.

    (rfs/eva)

  • Apa isi kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas dan tiga hal lain yang perlu diketahui – Halaman all

    Apa isi kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas dan tiga hal lain yang perlu diketahui – Halaman all

    Israel dan Hamas telah menyepakati sebuah kesepakatan yang dapat menghentikan perang di Gaza dan membebaskan sandera Israel dan tahanan Palestina, kata Amerika Serikat (AS) dan tim mediator Qatar.

    Kesepakatan ini akan menjadi terobosan paling dramatis saat kecamuk perang yang sudah berlangsung 15 bulan perang, yang diawali serangan kelompok bersenjata Hamas ke wilayah Israel pada Oktober 2023.

    Apa isi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas?

    Rincian kesepakatan yang dilaporkan disetujui oleh kedua belah pihak sejauh ini belum diumumkan.

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan masih ada beberapa klausul yang belum terselesaikan, yang diharapkannya akan dituntaskan pada Rabu malam.

    Kesepakatan ini akan menghentikan perang di Gaza dan dilakukan pertukaran sandera dan tahanan.

    Kelompok Hamas menangkap 251 sandera ketika menyerang Israel pada Oktober 2023.

    Hamas masih menyandera 94 orang, meskipun Israel yakin hanya 60 orang yang masih hidup.

    Israel diperkirakan akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina, beberapa di antaranya dipenjara selama bertahun-tahun, sebagai imbalan atas pengembalian para sandera.

    Bagaimana gencatan senjata bisa berjalan?

    Gencatan senjata ini diharapkan terjadi dalam tiga tahap, setelah kesepakatan nanti diumumkan.

    Dan walaupun kedua pihak sekarang dikatakan telah menyetujuinya, Kabinet Israel perlu menyetujui kesepakatan tersebut sebelum dapat dilaksanakan.

    Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani mengatakan kesepakatan ini akan mulai berlaku pada hari Minggu, 19 Januari 2025, jika disetujui.

    Berikut ini adalah hal-hal yang kemungkinan diatur dalam kesepakatan tersebut.

    Tahap pertama

    Tahap pertama akan berlangsung selama enam minggu dan digelar “gencatan senjata secara penuh dan menyeluruh”, kata Presiden AS Joe Biden saat dia mengonfirmasi kesepakatan yang dicapai pada Rabu.

    “Sejumlah sandera” yang ditahan oleh Hamas, termasuk kaum perempuan, para orang tua dan orang-orang sakit, akan dibebaskan dengan imbalan ratusan tahanan Palestina, kata Biden.

    Ia tidak menyebutkan berapa banyak sandera yang akan dibebaskan selama tahap pertama ini—tetapi Al Thani dari Qatar mengatakan pada konferensi pers sebelumnya bahwa jumlahnya adalah 33 orang.

    Juru bicara pemerintah Israel, David Mencer sebelumnya mengatakan sebagian besar, tetapi tidak semua, dari 33 sandera yang diharapkan akan dibebaskan, termasuk anak-anak, diperkirakan masih hidup.

    Tiga sandera akan segera dibebaskan, kata seorang pejabat Palestina sebelumnya kepada BBC, dengan sisanya akan dibebaskan selama enam minggu ke depan.

    Selama tahap ini, pasukan Israel akan ditarik keluar dari “semua” wilayah berpenduduk di Gaza, kata Biden, sementara “warga Palestina [dapat] juga kembali ke lingkungan mereka di semua wilayah Gaza”.

    Hampir semua dari 2,3 juta penduduk Gaza harus meninggalkan rumahnya.

    Ini terjadi setelah ada perintah evakuasi dari Israel, akibat serangan Israel, serta pertempuran di lapangan.

    Setelah kesepekatan ini, akan ada lonjakan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, dengan ratusan truk diizinkan masuk setiap hari.

    Pejabat Palestina sebelumnya mengatakan negosiasi terperinci untuk tahap kedua dan ketiga akan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata.

    Biden mengatakan gencatan senjata akan terus berlanjut “selama negosiasi berlanjut”.

    Tahap kedua

    Tahap kedua akan menjadi “berakhirnya perang secara,” menurut Biden.

    Sandera yang masih hidup, termasuk kaum pria, akan dibebaskan sebagai imbalan atas lebih banyak tahanan Palestina.

    Dari 1.000 tahanan Palestina yang diperkirakan telah disetujui Israel untuk dibebaskan secara keseluruhan, sekitar 190 orang menjalani hukuman 15 tahun atau lebih.

    Seorang pejabat Israel sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa mereka yang dihukum karena pembunuhan tidak akan dibebaskan ke Tepi Barat yang diduduki.

    Penarikan secara penuh pasukan Israel dari Gaza juga akan dilakukan.

    Tahap ketiga

    Tahap ketiga dan terakhir akan melibatkan pembangunan kembali Gaza—sesuatu yang dapat memakan waktu bertahun-tahun—dan pengembalian jenazah para sandera yang tersisa.

     

    Apa saja pertanyaan yang belum terjawab dalam kesepakatan Israel-Hamas?

    Untuk mencapai titik ini, diperlukan waktu berbulan-bulan upaya negosiasi tak langsung yang melelahkan, terlebih karena Israel dan Hamas sama sekali tidak percaya satu sama lain.

    Hamas menginginkan perang diakhiri sepenuhnya sebelum membebaskan para sandera, sesuatu yang tidak dapat diterima oleh Israel.

    Gencatan senjata pada dasarnya akan menghentikan perang sementara saat ketentuan-ketentuannya dilaksanakan.

    Namun, tidak jelas apakah ini berarti perang berakhir untuk selamanya.

    Salah satu tujuan utama perang Israel adalah menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas.

    Meskipun Israel telah menghancurkannya, Hamas masih memiliki sejumlah kapasitas untuk beroperasi dan bangkit kembali.

    Masih belum jelas sandera mana yang masih hidup, atau yang sudah meninggal, atau apakah Hamas mengetahui keberadaan semua orang yang masih belum diketahui keberadaannya.

    Sementara itu, Hamas telah menuntut pembebasan beberapa tahanan yang menurut Israel tidak akan dibebaskan.

    Diyakini bahwa ini termasuk mereka yang terlibat dalam serangan 7 Oktober.

    Juga tidak diketahui apakah Israel akan sepakat untuk menarik diri dari zona penyangga pada tanggal tertentu, atau apakah kehadirannya di sana akan berlangsung tanpa batas waktu.

    Gencatan senjata seperti ini kemungkinan akan rapuh.

    Sebelumnya, gencatan senjata serupa antara Israel dan Hamas telah direcoki pertempuran-pertempuran kecil dan akhirnya gagal.

    Jadwal waktu pelaksanaan dan kompleksitas gencatan senjata seperti ini dapat berubah menjadi ancaman besar apabila terjadi insiden sekecil apapun.

    Apa yang terjadi pada 7 Oktober 2023 dan apa yang terjadi di Gaza?

    Ratusan orang bersenjata yang dipimpin kelompok Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah selatan Israel, 7 Oktober 2023.

    Mereka menerobos pagar pembatas perbatasan dan menargetkan masyarakat, kantor polisi, dan pangkalan militer.

    Sekitar 1.200 orang tewas dan lebih dari 250 sandera dibawa kembali ke Gaza.

    Kelompok Hamas juga menembakkan ribuan roket ke Israel.

    Israel menanggapi dengan kampanye militer besar-besaran, diawali serangan udara dan kemudian invasi darat.

    Sejak itu, Israel telah menyerang target di seluruh Gaza melalui darat, laut, dan udara, sementara Hamas menyerang Israel dengan roket secara berulang.

    Serangan Israel telah menghancurkan Gaza dan menyebabkan kekurangan pangan yang parah, dengan tim bantuan berjuang untuk mencapai mereka yang paling terdampak.